PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek dilaksanakan untuk memenuhi tugas
studi sebagai mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Abdurrab. Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Jalan serta
membandingkan ilmu yang didapatkan selama masa perkuliahan dengan
kondisi di lapangan.
2. Mengembangkan kemampuan komunikasi dan menambah pengalaman
serta wawasan yang didapatkan selama melaksanakan kegiatan kerja
praktek.
3. Memenuhi mata kuliah wajib yang tertera pada program studi S1 Teknik
Sipil Universitas Abdurrab.
2
2. Metode Studi Literatur
Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur yaitu studi
kepustakaan dengan memaparkan dan menelaah buku-buku teori dasar dan
rumus-rumus serta table yang berkaitan dari berbagai sumber untuk
menunjang pembuatan laporan kegiatan kerja praktek.
3. Asistensi
Asistensi dilakukan kepada dosen pembimbing mulai dari minggu pertama
dimulai kerka praktek sampai selesai. Tujuan asistensi yaitu untuk
melaporkan progress pekerjaan proyek dilapangan serta laporan yang
sudah dibuat dari observasi di lapangan dan studi literatur.
4. Penulisan Laporan
Penulisan laporan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan pekerjaan yang
sedang berlangsung selama kerja praktek yang nantinya akan disetujui ileh
dosen pembimbing.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK
4
Gambar Lokasi Segemen I
5
Gambar Lokasi Segmen II
6
Nilai Kontrak : Rp. 9.463.030.273,00
Penyedia Jasa : PT. VIRAJAYA RIAU PUTRA
Konsultan Supervisi : PT. SEECONS KSO PT. DAKSINAPATI
KARSA KONSULTINDO
7
1. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya:
Penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk
menindaklanjuti komitmen internasional yang dihadiri oleh
Presiden/Wakil Presiden;
Barang/Jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan Negara atau
barang/jasa lain bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan;
Pekerjaan kontruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan system
kontruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan
bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat
direncanakan/diperhitungkan sebelumnya;
Barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya yang hanya dapat disediakan
oleh 1 pelaku usaha yang mampu;
Pengadaan dan penyaluran benih unggul meliputi benih padi, jagung,
dan keledai, serta pupuk yang meliputi urea, NPK, dan ZA kepada
petani;
Pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan
perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang dilaksanakan
oleh pengembang;
Barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya yang spesifik dan hanya dapat
dilaksanakan oleh pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi
pemenang tender untuk mendapatkan izin dari pemerintah;
Barang/pekerjaan kontruksi/jasa lainnya yang setelah dilakukan tender
ulang mengalami kegagalan; atau
Pemeilihan penyedia untuk melanjutkan pengadaan barang/pekerjaan
kontruksi/jasa lainnya dalam hal terjadi pemutusan kontrak.
2. Pemilihan Penyedia Jasa Konsultasi
Jasa konsultasi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 pelaku usaha yang
mampu;
8
Jasa konsultasi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 pemegang hak cipta
yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin pemegang hak
cipta;
Jasa konsultasi dibidang hukum meliputi konsultan hukum/advokasi
atau pengadaan arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk
menghadapi gugatan dan/atau tuntutan hukum dari pihak tertentu, yang
sifat pelaksana pekerjaan dan/atau pembelaannya harus segera dan
tidak dapat ditunda;
Permintaan berulang (repeat order) untuk penyedia jasa konsultasi
yang sama;
Jasa konsultasi yang setelah dilakukan seleksi ulang mengalami
kegagalan;
Pemilihan penyedia untuk melanjutkan jasa konsultasi dalam hal
terjadi pemutusan kontrak;
Jasa konsultasi yang bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; atau
Jasa ahli Dewan Sengketa Kontruksi
9
2. Hanya terdapat satu penyedia barang dan jasa yang dapat melaksanakan
pekerjaan sesuai kebutuhan pengguna (user requirement) atau sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
3. Barang dan jasa yang bersifat knowledge intensive dimana untuk
menggunakan dan memelihara produk tersebut membutuhkan
kelangsungan pengetahuan dari penyedia barang dan jasa;
4. Bila pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan cara
tender/seleksi umum atau tender terbatas/seleksi terbatas telah 2 kali
dilakukan dan tidak mendapatkan penyedia barang dan jasa yang
dibutuhkan atau tidak ada pihak yang memenuhi kriteria atau tidak ada
pihak yang mengikuti tender/seleksi;
5. Barang dan jasa yang dimiliki oleh pemegang ha katas kekayaan
intelektual (HAKI) atau yang memiliki jaminan (warranty) dari Original
Equipment Manufacture;
6. Penanganan darurat untuk keamanan, keselamatan masyarakat, dan asset
strategis perusahaan;
7. Barang dan jasa yang merupakan pembelian berulang (repeat order)
sepanjang harga yang ditawarkan menguntungkan dengan tidak
mengorbankan kualitas barang dan jasa;
8. Penanganan darurat akibat bencana alam, baik yang bersifat local maupun
nasional (force majeure);
9. Barang dan jasa lanjutan yang secara teknis merupakan satu kesatuan yang
sifatnya tidak dapat dipecah-pecah dari pekerjaan yang sudah dilaksanakan
sebelumnya;
10. Penyedia barang dan jasa adalah BUMN, Anak Perusahaan atau Perusahan
Terafiliasi BUMN sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat
dipertanggungjawabkan dan barang dan jasa yang dibutuhkan merupakan
produk atau layanan sesuai dengan bidang usaha dari penyedia barang dan
jasa bersangkutan;
11. Pengadaan barang dan jasa dalam jumlah dan nilai tertentu yang
ditetapkan direksi dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
Dewan Komisaris; dan/atau
10
12. Konsultan yang tidak direncanakan sebelumnya untuk menghadapi
permasalahan tertentu yang sifat pelaksanaan pekerjaannya harus segera
dan tidak dapat ditunda.
Pekerjaan Rehabilitasi Jalan yang dilakukan oleh PT. VIRAJAYA RIAU
PUTRA ini merupakan proyek yang ditunjuk langsung oleh Dinas Pekerjaan
Umum Provinsi Riau, untuk melaksanakan pekerjaan Rehabilitasi Jalan dari ruas
SP. KH. NASUTION (PASIR PUTIH) – SP. KAYU ARA (PEKANBARU).
11
awal (prelimary design), desain detail (detail engineering design), pengadaan
(procurement), konstruksi (construction), operasional dan perawatan (operation
and maintenance), dan yang terakhir demolish.
Dalam laporan kerja praktek ini akan dibahas 2 tahapan sebelum
konstruksi (pre-construction) yaitu tahapan persiapan yang berisi pelelangan dan
tahap konstruksi (construction) yaitu tahap pelaksanaan yang berisi pekerjaan
Rehabilitasi Jalan yang ada di lapangan.
12
metode pembayaran, asuransi, tanggung jawab tiap pihak yang terlibat
pada kontrak, dan lain-lain.
5. Berita Acara Penjelasan (Letter of Explanation, Classification, and
Aanwijzing), yang disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak
sebagai penegasan dari maksud yang telah disampaikan.
6. Penawaran atau tender (Tender-Bidding Proposal), yang diajukan dan
ditandatangani oleh kontraktor, merupakan penawaran finansial dari
kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian-uraian
diatas.
7. Perjanjian atau Persetujuan Kontrak (Legal/Formal Agreement), yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk mengesahkan dan
menguatkan keinginan mereka secara timbal balik dalam membuat kontrak
diantara mereka sebagaimana ditetapkan oleh semua dokumen diatas.
Fungsi dokumen kontrak dalam pelaksanaan proyek adalah:
1. Sebagai keterangan terhadap pekerjaan yang akan diborongkan.
2. Dokumen tersebut menjadi pegangan/pedoman (undang-undang) selama
masa pelaksanaan.
3. Dokumen yang dapat digunakan sebagai bukti kebenaran dalam kasus
proses perselisihan (arbitrase) atau bahkan dalam proses penyelesaian
perselisihan di pengadilan.
Dokumen pelaksanaan merupakan dokumen pengadaan yang dibuat oleh
ULP untuk melakukan proses pengadaan. Menurut Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018 pasal 46, yaitu mengenai Dokumen Pemilihan, terdiri atas:
1. Dokumen kualifikasi, yang terdiri dari:
a. Lembar data kualifikasi.
b. Pakta integritas.
c. Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi.
d. Formulir isian kualifikasi.
e. Tata cara kualifikasi.
2. Dokumen Tender/Seleksi/Penunjukan Langsung/Pengadaan Langsung,
terdiri dari:
a. Umum.
13
b. Pengumuman.
c. Intruksi kepada peserta.
d. Lembar data pemilihan.
e. Lembar kriteria evaluasi.
f. Rancangan kontrak.
g. Daftar kuantitas, Spesifikasi teknis, dan/atau Gambar.
h. Bentuk dokumen penawaran.
i. Bentuk dokumen lain.
14
a. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada
saat kontrak ditandatangani.
b. Pembayaran berdasarkan hasil pengukuran atas realisasi volume
pekerjaan.
c. Nilai akhir kontrak ditetapkan setelah pekerjaan diselesaikan.
3) Kontrak gabungan Lumsum dan Harga Satuan merupakan kontrak
gabungan lumsum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang telah
diperjanjikan.
4) Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan kontrak pengadaan
pekerjaan kontruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan.
b. Pembayaran data dilakukan berdasrkan termin sesuai kesepakatan
dalam kontrak.
3. Kontrak Payung dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu
tertentu yang belum dapat ditentukan volume dan/ atau waktu
pengirimannya pada saat kontrak ditandatangani.
4. Kontrak berdasarkan Waktu Penugasan merupakan Kontrak Jasa
Konsultasi untuk pekerjaan yang ruang lingkupnya belum bisa
didefinisikan dengan rinci dan/ atau waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya belum bisa dipastikan.
5. Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
membebani lebih dari satu Tahun Anggaran dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dapat berupa:
1) Pekerjaan yang penyelesainnya lebih dari 12 bulan atau lebih dari satu
Tahun Aggaran; atau
2) Pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila dikontrakkan untuk
jangka waktu lebih dari 1 Tahun Anggaran dan paling lama 3 Tahun
Anggaran.
15
2.5 Mobilisasi
2.5.1 Peralatan
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kontruksi, diperlukan alat-alat
penunjang yang turut menetukan keberhasilan suatu proyek kontruksi. Setiap
pekerjaan dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan peralatan berat.
Pengadaan peralatan kontruksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Pengadaan yang dilakukan sendiri oleh pihak kontraktor, yaitu dengan
menggunakan peralatan yang dimilikinya sendiri berupa inventaris
perusahaan atau sewa.
2. Pengadaan yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar, yaitu jika pihak
kontraktor tidak memiliki sendiri peralatan-peralatan kontruksi tertentu
yang perlu digunakan dalam pembangunan proyek, sehingga harus
menyewa dari pihak luar.
16
2. Asphalt Sprayer
Kedua adalah asphalt sprayer, alat ini berfungsi untuk menyemprotkan
cairan emulsi atau biasa kita sebut juga dengan perekat. Perekat ini berfungsi
sebagai lem atau pengikat antara lapisan pondasi dengan aspal yang akan kita
gelar. Tanpa perekat ini, maka aspal akan mudah mengelupas sehingga akan
menimbulkan lubang dan kerusakan jalan. Asphalt sprayer yang digunakan
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
3. Ashphalt Finisher
Ketiga adalah asphalt finisher. Alat ini berfungsi untuk proses gelaran
aspal dari dump truck ke atas aspal pondasi itu sendiri. Meskipun kita bisa
melakukannya dengan tenaga manual juga. Namun dengan menggunakan alat
asphalt finisher ini, proses gelaran asphalt dapat kita lakukan dengan lebih
cepat. Sehingga lebih efektif, efisien dan juga hemat waktu. Pada proyek ini
asphalt finisher yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
17
Gambar 2. Asphalt Finisher
Sumber: dokumentasi di lapangan
4. Tandem Roller
Selanjutnya adalah tandem roller. Alat ini mudah kita kenali dari rodanya.
Karena alat ini memiliki roda depan dan belakang berupa besi bulat dan
berukuran besar. Fungsi dari alat ini sendiri yaitu untuk memadatkan aspal
yang telah terhampar sebelumnya dengan bantuan asphalt finisher. Dengan
tandem roller ini, maka aspal yang telah terhampar akan terpadatkan secara
otomatis dengan alat ini. Baik melalui berat alat ini maupun getaran yang
memang ditimbulkan oleh alat ini. Tandem Roller yang digunakan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
18
Gambar 3. Tandem Roller
Sumber: dokumentasi di lapangan
19
Gambar 4. Pnuematic Tyred Roller
Sumber: dokumentasi di lapangan
6. Dump Truck
Dump truck juga yang kita gunakan dalam proses pengaspalan jalan.
Truck ini berfungsi untuk mengangkut aspal dari pabrik atau asphalt
mixing plant ke lokasi pengaspalan. Pada proyek ini dump truck yang
digunakan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
20
2.6 Hambatan Pekerjaan
Dalam sebuah proyek konstruksi pasti mengharapkan seluruh
pelaksanaanya berjalan dengan lancer. Akan tetapi ada hal-hal yang menjadi
penghambat atau menjadi permasalahan dalam sebuah proyek konstruksi.
Permasalahan yang timbul dalam sebuah proyek konstruksi sangatlah beragam.
Permasalahan tersebut biasanya terjadi karena kondisi alam, pelaksanaan teknis,
jumlah tenaga, keterlambatan pekerjaan dan lain sebagainya. Permasalahan yang
timbul harus segera mungkin diatasi agar pelaksanaan proyek dapat berjalan
sesuai rencana. Berikut ini adalah beberapa permasalahan dan pemecahnya yang
terjadi dalam proyek pengerjaan Rehabilitasi Jalan SP. KH. NASUTION (PASIR
PUTIH) – SP. KAYU ARA (PEKANBARU) :
1. Permasalahan Cuaca
Cuaca adalah kondisi alam yang tidak dapat diprediksi. Cuaca yang baik
atau buruk dapat terjadi sewaktu-waktu. Akan tetapi dengan terjadinya cuaca
yang buruk saat proses pelaksanaan kontruksi berlangsung, maka akan
menghambat jalannya pekerjaan. Permasalahan yang muncul ketika cuaca
buruk terjadi adalah:
Pengaspalan terpaksa terhenti sementara menunggu hujan reda.
Waktu pengaspalan dapat mundur dari jadwal rencana apabila hujan terus-
menerus diluar perkiraan sehingga menghambat berjalannya proyek.
Pengaspalan terpaksa dihentikan jika hijan menguyur deras.
Memungkinkan terjadinya banjir pada lokasi proyek jika hujan dalam
intensitas tinggi, sehingga menghambat berjalannya proyek.
Solusi penyelesain masalahnya adalah:
Bila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan tentang cuaca
buruk maka hal yang perlu dilakukan adalah pihak kontraktor meminta
toleransi kepada pihak tertentu untuk mengajukan perubahan rencana
pekerjaan. Dimana nanti ketika cuaca sudah membaik akan dilakukan
penambahan pekerja dan pekerja atau lembur. Agar rencana pekerjaan dapat
kembali berjalan dengan baik dan ketertinggalan pekerjaan dapat kembali
dikejar sesuai rencana.
21
2. Permasalahan Teknis dalam Pelaksanaan
Pelaksanaan teknis adalah pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan
sesuai teknis yang sudah ada. Pelaksanaan dari setiap pekerjaan menggunakan
metode kerja yang berbeda-beda. Dalam setiap proyek pembangunan tidak
semua pekerjaan dilaksanakan sesuai teknis atau metode yang ada (kesalahan).
Terkadang ada hal-hal dilapangan yang membuat itu terjadi. Biasanya
kesalahan tersebut bisa terjadi secara disengaja ataupun tidak sengaja. Apabila
terjadi kesalahan dalam pekerjaan, maka hasil yang dikerjakan tidak akan
memuaskan.
Solusi penyelesaian masalahnya adalah:
Bila sebuah proyek pembangunan mengalami permasalahan tentang
kesalahan teknis dalam pekerjaan maka hal yang perlu dilakukan adalah pihak
kontraktor meminta toleransi kepada pihak terkait untuk mengajukan
perbaikan. Supaya pihak kontraktor dapat langsung memperbaiki, agar nanti
hasil yang sudah diperbaiki sesuai dengan perencanaan.
22
pengganti sementara apabila banyak pekerja yang pulang sementara waktu.
Dapat juga mencari pekerja tambahan yang berada tidak jauh dari lokasi
proyek.
23