Anda di halaman 1dari 55

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) merupakan perguruan tinggi
swasta yang menekankan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk mendukung era industrialisasi. Sebagai mahasiswa Universitas 17
Agustus 1945 (UNTAG) Jurusan Teknik Sipil semester VII, kami diwajibkan
untuk mengikuti program Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama 1 Bulan pada
awal semester VII yaitu dari 16 November 2020 sampai 16 Desember 2020 yang
mana merupakan salah satu persyaratan bagi mahasiswa semester VII untuk
memenuhi mata kuliah atau SKS sebelum melaksakan skripsi. Banyak manfaat
yang di dapat dalam praktek kerja lapangan ini yaitu, memberi gambaran pada
mahasiswa tentang dunia kerja yang sesungguhnya, merubah pola pikir
mahasiswa, menambah ilmu pengetahuan dan yang terpenting adalah menjadikan
mahasiswa siap berkerja pada saat ia telah lulus kuliah karena bekal yang dimiliki
mempuni untuk modal dasar ia bekerja.
Kebutuhan fasilitas penunjang pengajar (pendidik) di Jawa Timur atau di
Banyuwangi khususnya terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi
dalam dunia pendidikan. Hal ini menyebabkan perlu adanya pembanguan fasilitas
yang dapat menjadi sarana tenaga pengajar (pendidik) untuk menunjang proses
pembekalan tenaga pengajar dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang terus
berkembang untuk meningkatkan kemumpuan guru dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
Dengan tujuan pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar (pendidik)
khususnya di Kabupaten Banyuwangi akan fasilitas penunjang pembelajaran
tenaga ajar (pendidik), maka dibuatlah proyek pembangunan gedung baru yang
didukung oleh Kementrian Pendidikan dengan melibatkan kalangan ahli dalam
bidangnya kerena pembangunan fasilitas ruang belajar ini juga harus
mempertimbangkan kenyamanan dan keamanan para penggunanya. Salah satu
fasilitas pendukung yang ada dalam gedung adalah struktur dan arsitekturny

1
2

Dengan adanya pembangunan gedung ini merupakan peluang bagi kami


mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) untuk melakukan pengamatan
dengan kata lain Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang di programkan oleh jurusan
kami, program ini merupakan salah satu pembelajaran bagi mahasiswa UNTAG
sendiri, khususnya Teknik sipil , penepatan mahasiswa pada suatu proyek
kontruksi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan
pengetahuan praktis lapangan yang lebih luas.
Praktek kerja lapangan yang biasa disebut dengan PKL ini adalah salah
satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkronis antara program
pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan kerja secara lansung di dunia kerja untuk mencapai tingkat
keahlian tertentu. Pada praktek kerja lapangan (PKL) kami sebagai mahasiswa
teknik sipil di tuntut memahami dan mengetahui proses pelaksanaan pengerjaan
yang sesungguhnya sebagai pengaplikasian ilmu yang kami peroleh ketika berada
kampus, sehingga ilmu yang kami dapatkan dapat berguna setelah lulusnya kami
dari Universitas 17 Agustus 1945.

1.2 Lokasi Proyek


Proyek pembanguann gedung praktikum SMK N 1 Glagah berletak di
Jalan Kuntulan nomor 1, kelurahan Banjarsari kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi.

Gambar 1.1 Layout Gedung Pembelajaran sektor Pemesinan dan Kontruksi SMK
N 1 Glagah

2
3

Gambar 1.2 Lokasi pembangunan gedung pembelajaran

1.3 Tujuan Praktek Lapangan


1.3.1 Tujuan umum
Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Teknik Sipil S1
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi secara umum bertujuan untuk:
1. Dapat memahami dan menjelaskan proses pelaksanaan suatu kegiatan
proyek/industri konstruksi.
2. Agar mahasiswa memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas.
3. Dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan dunia industri konstrusi.

1.3.2 Tujuan khusus


Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Teknik Sipil S1
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi secara khusus bertujuan untuk:
1. Menjelaskan proses pelaksanaan kegiatan proyek/industri konstruksi.
2. Menjelaskan struktur organisasi proyek/industri konstruksi.
3. Menjelaskan pembagian tugass (Job Description) semua orang yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek/industri konstruksi.
4

4. Menerapkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan yang diperoleh selama


mengikuti perkuliahaan
5. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak proyek konstruksi sesuai
dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.
6. Membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai dengan tata cara penulisan
ilmiah.

1.3.3 Manfaat Kerja Praktek


Didalam Praktek Kerja Lapangan ini terdapat beberapa manfaat, yaitu:
1. Dapat menguasai dengan baik dari fungsi dan cara pelaksanaan
pembuatan konstruksi bangunan dengan pekerjaan yang dimulai dari
pembesian kolom hingga pengecorannya.
2. Mengetahui manajemen dan bagian tenaga kerja tertentu yang ada di
lapangan selama pelaksanaan pekerjaan.
3. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan ini, maka diharapkan kami
dapat menjadi tenaga siap pakai setelah menutut ilmu di Universitas 17
Agustus 1945 Banyuwangi.

1.4 Materi Kerja Praktek

Ruang lingkup pekerjaan lapangan yang dibahas pada laporan ini tidak
mencakup seluruh pekerjaan proyek. Pekerjaan-pekerjaan yang diamati selama
masa kerja praktek dari tanggal 16 November 2020 sampai 16 Desember 2020
adalah sebagai berikut:
a) Pekerjaan Pasangan
1) Pemasangan Batu - Bata 15 x 20 polos
b) Pekerjaan Beton dan Pembesian
1) Kolom K1 25/20
2) Balok B1 30/20
3) Plat Atap & Plat Konsol Beton, t = 12cm
1.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber
yaitu:
5

1. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung di lapangan


2. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pembimbing di
lapangan dari pihak pelaksana di lapangan
3. Gambar kerja dan data-data lain diperoleh dari pelaksana yang dimana
pengelola adalah dari guru SMK N 1 Glagah sendiri atau SWAKELOLA
4. Literatur
5. Dokumentasi berupa foto

Perijinan

6.
Pengamatan Wawancara Studi Data proyek
Data proyek

Diskusi dengan7.
8.
pembimbing lapangan
lapangan

Laporan dan asistensi


dosen

Gambar 1.3 Diagram alur metodologi kerja praktikum

1.6 Sistematika Penulisan Laporan


Laporan Kerja Praktek proyek Pembangunan sarana pembelajaran di SMK N
1 Glagah ini disusun dalam 5 bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi proyek, data proyek,
materi kerja praktek, manfaat kerja praktek, metode pengumpulan data serta
sistematika penulisan laporan
BAB II LINGKUP TEMPAT KERJA PRAKTEK
Bab ini berisi uraian umum manajemen proyek dan unsur-unsur yang terlibat
dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek
6

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK


Berisi tentang jadwal kerja praktek, teknik pelaksanaan kerja praktek, data-
data alat dan bahan, serta tugas khusus dari dosen pembimbing
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Memuat gambaran, perhitungan, analisa dan evaluasi terhadap topik dan
bagaimana hasil tersebut dicapai dari setiap aktivitas yang dilakukan selama kerja
praktek serta pembahasan hasil aktivitas yang diperoleh selama melakukan kerja
praktek
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran sebagai bagian akhir dari
laporan kerja praktek ini
BAB II LINGKUP TEMPAT KERJA PRAKTEK

2.1 Sejarah Pelaksana


Dalam pelaksanaan pembanguna gedung pembelajaran yang di laksanakan
di SMK N 1 Glagah tidak menggunakan jasa kontraktor atau tidak melakukan
kerja sama dengan kontraktor luar, melainkan dikerjakan oleh tim guru jurusan
teknik sipil yang dikepalai oleh kepala sekolah SMK N 1 Glagah yaitu bapak H.
Panuri, SPd, MM yang lalu disebut sebagai SWAKELOLA

2.2 Bidang Pekerjaan Departemen Tempat Kerja Praktek


Kegiatan yang dijadikan tujuan penulis untuk praktek kerja lapangan (PKL)
yaitu kegiatan pembangunan ruang pembelajaran di SMK N 1 Glagah.
Terselenggaranya kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran atau menjadikan SMK N 1 Glagah seagai sekolah percontohan di
wilayah kabupaten Banyuwangi sebagai sekolah kejuruan yang dapat
meningkatkan mutu pendidikan serta ketrampilan setiap siswanya.

2.3 Bidang Pekerjaan Pelaksana


Pelaksana pekerjaan ini berfokus pada bidang bangunan konstruksi gedung
khususnya bangunan untuk pendidikan seperti missal adalah bangunan lingkungan
sekolahan.

2.4 Struktur Organisasi Pelaksana


Merupakan garis hiraki atau bertigkat yang mendeskripsikan
komponen-komponen yang menyusun perusahaan

7
8

Pengguna Anggaran (PA)

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

Konsultan Pengawas Konsultan Perencana Pelaksana Lapangan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pembangunan ruang pembelajaran SMK N 1


Glagah
Keterangan:
: Garis komando
: Garis koordinasi

2.4.1 Pemilik Kegiatan


Pemilik kegiatan adalah orang atau badan instansi pemerintah maupun
swasta yang memberi pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak kerja
sebelumnya dan telah disepakati kedua belah pihak. Yakni pemilik kegiatan
dengan pelaksana kegiatan. Baik melalui proses pelelangan umum maupun
penunjukan secara langsung. Dalam kegiatan Pembangunan ruang pembelajaran
SMK N 1 Glagah ini yang bertindak sebagai pemilik kegiatan adalah SMK N 1
Glagah. Pemilik kegiatan sendiri mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan
yaitu membiayai seluruh anggaran biaya untuk proses pelaksanaan pekerjaan
kegiatan pembangunan. Dimana untuk perencanaan kegiatan dilapangan
menunjuk konsultan perencana untuk merealisasikan ide atau gagasan kedalam
bentuk perencanaan pelaksana. Adapun tugas dan wewenangnya :
a. Memberi tugas kegiatan pembangunan kepada pelaksana kegiatan
b. Mempunyai hal melakukan perubahan atau Adendum sesuai dengan yang
diinginkan. Yang terlebih dahulu dikoordinasikan dengan pihak pelaksana
dengan perencana kegiatan.
9

c. Mengeluarkan surat perintah mulai kerja melaksanakan kegiatan pekerjaan


pembangunan.
d. Mengeluarkan semua instruksi melalui pengawasan resmi dan administrasi
yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan pembangunan.
e. Pengalokasian dana anggaran yang diperlukan untuk kegiatan
pembangunan.

2.4.2 Penggunaan Anggaran (PA)


Karena Pembangunan ruang pembelajaran merupakan kegiatan APBN dan
sumber dananya berasal dari dari APBN tahun 2020, maka Penggunaan Angaran
(PA) yang dimaksud disini adalah Pemerintah Pusat yang nantinya akan
menyerahkan kegiatan pembangunan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).

2.4.3 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah orang yang bertugas
sebagai kuasa pengguna anggaran dan berwenang untuk menandatangani kontrak
perjanjian dan mengurusi segala kegiatan yang terkait dengan kemajuan fisik
kegiatan.

2.4.4 Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas


Pengawas Lapangan adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk
mengawasi segala kegiatan dan pelaksanaan pembangunan. Pengawas lapangan
menawasi semua kegiatan pelaksanaan pembangunan secara langsung dan
mengontrol sampai sejauh mana kemampuan fisik setiap harinya, setiap
minggunya, bahkan setiap bulannya melalui laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan.
Tugas dan kewenangan pengawas atau direksi adalah:
a. Mengawasi pekerjaan, menguji setiap bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Direksi tidak mempunyai wewenang untuk membebaskan kontraktor dari
tugas-tugas yang akan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan kecuali
diperintahkan secara tertulis oleh Kuasa Pengguna Anggaran.
10

c. Dalam keadaan darurat yang membahayakann keselamatan jiwa manusia,


pekerjaan dan harta benda, direksi berwenang mengambil tindakan dengan
memerintahkan kontraktor melaksanakan pekerjaan yang menurut pendapat
direksi harus segera melapor tertulis kepada Kuasa Pengguna Anggaran.
d. Direksi hanya dapat mengubah syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang
tercantum dalam kontrak secara tertulis dari Kuasa Pengguna Anggaran.

2.4.5 Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk utuk mengerjakan semua
perencanaan mulai dari design/gambar,perhitungan-perhitungan yang
berhubungan dengan konstruksi bangunan, dan lain-lain.

2.4.6 Pelaksana
Pelaksana adalah teknisi yang bertugas untuk mengkoordinasi pelaksanaan
kegiatan pekerjaan di lapangan. Tugas dan wewenang pelaksana yaitu :
a. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai bidangnya agar
dapatberjalan sesuai dengan rencana kerja. Pelaksanaan adalah orang yang
bertugas untuk mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan yang ada
dilapangan.
b. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan fisik dan keselamatan kerja
c. Membuat rencan pekerjaan harian, mingguan, bulanan serta sumber daya
dan material
d. Mengatur penempatan dan distribusi sumber daya agar di capai hasil yang
optimal
e. Pelaksanaan pekerjaan yang sesuai rencana (gambar, spesifikasi teknik,
metode kerja, prosedur/petunjuk kerja).
f. Mendeteksi dan memonitor tindakan perbaikan yang sesuai disposisi
direktur
g. Memberi petunjuk kepada mandor berdasarkan gambar kerja dan
memberikan
h. penjelasan kepada mandor kerja yang seharusnya di kerjakan
11

i. Menjaga dan memelihara hasil produksi terhadap gangguan alam dan


pihak luar
j. Mengawasi secara langsung pemakaian bahan-bahan dan pelaksanaan
dilapangan
Wewenang
a. Menolak gambar kerja yang tidak berstatus controled dan alat yang tidak
terkalibrasi dan juga bersertifikat
b. Menyetujui permintaan bahan dari sub kontraktor/mandor kepada petugas
gudang sebelum dimintakan persetujuan site engineer bertujuan untuk
menghentikan pekerjaan jika ada indikasi penyimpangan (gambar,
spesifikasi,metode dll)
c. Meminta perbaikan atas pelaksanaan pekerjaan yang tidsk sesuai prosedur
dan rencana mutu
d. Menyetujui cek opname pekerjaan sub kontraktor dan mandor sebelum
dimintakan persetujuan Direktur

2.4.7 Direktur
Direktur adalah orang yang mengelola dan memimpin suatu perusahaan
serta secara tidak langsung ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan
dilapangan,dalam perusahaan-perusahaan kecil direktur biasanya merangkap
sebagai pemilik kegiatan. Dalam menkalankan tugasnya dilapangan direktur
menunjuk seorang pelaksana untuk melaksanakan tugasnya mengawasi dan
mengkoordinir tenaga kerja dilapangan agar tenaga kerja tersebut nantinya dapat
melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi, bakat dan kemampuan. Tugas dari
direktur adalah :
a. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan dilapangan agar tercapai proses dan
hasil usaha yang sesuai dengan rencana.
b. Mengelola keselamatan kerja dan kesehatan kerja di kegiatan pekerjaan.
c. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan di lapangan.
d. Membuat laporan pertanggung jawaban tentang proses pelaksanaan kegiatan
dari awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan.
12

2.4.8 Logistik
Staf logistik adalah bagian yang mengatur pengadaan, penyimpanan dan
pengeluaran barang-barang atau bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan. Tugas dan wewenang dari staf logistik adalah :
a. Terlaksananya kegiatan perencanaan produksi untuk mendukung kelancaran
kegiatan
b. Mengkoordinir penyusunan buku perencanaan kegiatan pelaksaan
c. Mengkoordinir penyiapan sumber daya yang diperlukan (personil, dana,
material, peralatan)
d. Terlaksananya kegiatan pelaksanaan dan pengendalian proses produksi
sesuai dengan spesifikasi dan kontrak serta project plan book yang telah
ditetapkan
e. Melakukan pencegahan atas ketidaksesuaian pada setiap tahapan,serta
peningkatan mutu cara kerja dan hasil kerja
f. Memastikan dan mendorong sub kontraktor /pemasok menerapkan
pelaksanaan sesuai proses tahapan pekerjaan
Wewenang
a. Menyetujui kontrak kerja staf kegiatan, mandor, dan pekerja serta
penempatannya
b. Pengadaan dan evaluasi Sub Kontraktor/Pemasok sebatas wewenangnya atau
memberi rekomendasi penunjukannya kepada manager produksi
c. Menyetujui pembayaran, berita acara sisa bahan, berita acara prestasi
pekerjaan, berita acara preastasi sub kontraktor
d. Melakukan revisi sisa RAP sebatas masih dalam batasann project plan book
e. Melakukan negosiasi dan menindaklanjuti pekerjaan tambah/kurang

2.4.9 Administrasi & Keuangan


Administrasi keuangan adalah fungsi kerja diberbagai bidang perusahaan
dan industri yang secara umum bertangungjawab pada penyusunan anggaran,
pembukuan dan laporan keuangan. Tugas dan tanggung jawab staff keuangan
adalah :
13

a. Mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan keuangan (perencanaan,


pengadaan, penggunaan, pengendlian, pencatatan dll) dan untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan kegiatan
b. Terselenggaranya kegiatan perencanaan (planning) dan pengadaan keuangan
(cash flow)
c. Menyusun renacana cash flow berdasarkan rencana pelaksanaan pekerjaan
d. Menyusun rencana pembayaran kepada pihak ketigas secara periodik
berdasarkan penerimaan keuangan di kegiatan pembangunan praktikum SMK
N 1 Glagah
e. Memverifikasi dan memastikan berkas tagihan yang masuk memenuhi
persyaratan administasi keuangan
f. Menyusun pengajuan realisasi pembiayaan kegiatan pembangunan secara
periodik dan laporan pajak yang dikelola di kegiatan pelaksanaan
pembangunan ruang praktikum SMK N 1 Glagah
g. Membandingkan realisasi cash out dengan rencana cash out sesuai rencana
cash flow
h. Mendistribusikan dana sesuai rencana pembayaran dan kebutuhan dengan
optimal atas persetujuan kepala kegiatan
i. Mengevaluasi realisasi cash flow terhadap rencana cash flow
j. Melakukan kontrol atas pencatatan/pembukuan pemasukan dan pengeluaran
kas
k. Melaksanakan opname kas rutin
l. Membuat laporan keuangan
m. Terselenggaranya kegiatan administrasi umum
n. Melaksanakan kegiatan surat menyurat dan penarsipan untuk menunjang
kepentingan kegiatan
o. Melakukan pendekatan, mengurus perijinan dan pembayaran retribusi daerah
kepada pejabat setempat
p. Memonitor kedisiplinan staf kegiatan dan mengurus segala permasalahan yang
berkaitan dengan ketenagakerjaan (hubungan industrial)
Wewenang
a. Menolak kwitansi dan tagihan dari pihak ketiga yang tidak lengkap/tidak sesuai
14

b. Menyetujui pembayaran atau menolak permintaan dana yang tidak sesuai


2.5 Site Engineer
Site engineer adalah seorang yang membantu tugas manager proyek dalam
perencanaan teknis, material, perhitungan konstruksi dan menentukan data teknis
bahan volume pekerjaan. Tugas dari site engineer adalah:
a. Terselenggranya kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana.
b. Membuat prosedur/petunjuk kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan melakukan revisi jika diperlukan.
c. Melengkapi serta menyiapkan metode konstruksi serta program mingguan.
d. Membuat gambar rencana untuk pekerjaan di lapangan
e. Membuat laporan evaluasi berkala hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan

Wewenang
a. Menyetujui permintaan bahan dari pelaksana lapangan/mandor kepada
petugas gudang
b. Menghentikan pekerjaan jika ada indikasi penyimpangan.
c. Meminta perbaikan atas pelaksanan pekerjaan yang tidak sesuai prosedur dan
rencana mutu
d. Menyetujui cek opname pekerjaan sub kontraktor dan mandor

2.6 Mandor
Mandor adalah orang yang di tunjuk plaksana untuk mengatur dan
mengkoordinasi tenaga kerja untuk melaksanakan tugas untuk sesuai dengan
fungsinya, baik bakat maupun kemampuan masing-masing.
Tugas mandor adalah sebagai berikut :
a. Melakukan peninjauan dan pengukuran lapangan (setting out)
b. Menghitung perkiraan volume pekerjaan, kebutuhan tenaga kerja, bahan dan
alat.
c. Menghitung harga satuan ongkos kerja.
d. Merundingkan harga borongan pekerjaan.
e. Menyiapkan dan mengatur pembagian tugas para tukang dan pekerjaan.
f. Mengawasi kegiatan para tukang dan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan.
g. Mengukur dan menghitung hasil kerja.
15

h. Melaporkan hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan.


2.6.1 Tenaga Kerja
Yang dimaksud tenaga kerja adalah orang yang bekerja sesuai dengan
keahlian dan keterampilannya dibidang masing-masing. Tenaga kerja berdasarkan
pengalaman pendidikannya dapat diklasifikaskan sebagai berikut:
a. Pekerja tetap
Yaitu pekerja yang merupakan karyawan tetap dari perusahaan tersebut dan
memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
b. Pekerja Harian
Yaitu pekerja yang mempunyai status harian atau tetap, artinya bila ada
kegiatan telah selesai tenaga kerja tersebut tidak dibutuhkan lagi, atau bahkan
dapat diberhentikan sewaktu-sewaktu apabila di nilai oleh ketua pelaksana jika
pekerjaanya tidak bagus atau terlambat.
16
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK

3.1 Jadwal Kerja Praktek


Kegiatan kerja praktek terdiri dari beberapa proses. Diawali dengan praktek
kerja lapangan yaitu mengikuti kegiatan pelaksanaan pembangunan di lapangan.
Diikuti dengan penyusunan laporan kerja praktek yang mencakup seluruh
kegiatan pembuatan laporan beserta asistensi ke dosen. Lalu dilanjutkan dengan
pengisian formulir penilaian dari dan presentasi kerja praktek. Dan diakhiri
dengan pengumpulan laporan.
Untuk praktek kerja lapangan membutuhkan waktu minimal 30 hari. Pada
kegiatan pembangunan ruang pembelajaran di SMK N 1 Glagah yang
dilaksanakan oleh SWAKELOLA guru SMK N 1 Glagah, pekerjaan dilakukan
hanya 6 hari setiap minggunya. Sehingga secara total telah memenuhi kriteria
mengikuti kegiatan praktek selama kurang lebih 1 bulan.

3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek


Metode yang saya gunakan dalam kerja praktek ini yaitu pengamatan dan
analisa. Metode pengamatan yaitu dengan melihat dan mengamati seluruh
kegiatan pekerjaan di lapangan secara langsung. Hal ini akan berguna dalam
membangun pengalaman mahasiswa. Tujuan lain dapat membangun karakter
“Pengawas” yang terikat erat dengan dunia sipil, dimana pengawas menjadi salah
satu faktor utama didala pelaksanaan pekerjaan.
Metode analisa dilakukan setelah pengamatan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Hasil yang kita dapati dari pengamatan dapat kita bandingkan dengan data-data
yang kita miliki untuk menentukan kelengkapan pekerjaan. Jika ditemui adanya
perbedaan maka dapat kita buat sebagai salah satu kelemahan pekerjaan dan dapat
dianalisa cara penyelesaiannya.

3.3 Data Kerja Praktek


Adapun data-data yang diperoleh dan digunakan dalam analisa topik
permasalahan adalah sebagai berikut:

17
18

Time schedule sesuai lampiran


Gambar perencanaan bangunan sesuai lampiran
Daftar analisa satuan pekerjaan sesuai lampiran
Rekapitulasi anggaran biaya sesuai lampiran
Kurva S sesuai lampiran
Laporan Mingguan sesuai lampiran
Analisa Upah dan Bahan sesuai lampiran
Laporan Cuaca sesuai lampiran

3.4 Standarisasi Perencanaan


Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tercantum dalam Normalisasi Indonesia (NI),
Standart Nasional Indonesia (SNI), dan peraturan-peraturan nasional maupun
peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku termasuk segala perubahan-
perubahan dan peraturan pembaharuan terkini, ialah:
1. Pedoman Pelaksanaan APBD/KEPRES No.17 tahun 2000 dan KEPRES
No.18 tahun 2000
2. Peraturan Beton IndonesiamSK SNI T15-1991-03
3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1984
4. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970)
5. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972)
6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5)
7. Peraturan Plumbing Indonesia
8. Peraturan Umum Instalasi Listrik Standart Industri Indonesia

3.5 Bahan dan Material Pembangunan


Dalam pelaksanaan pembangunan suatu bangunan baik bangunan air,
jalan raya maupun gedung dan jembatan, salah satu komponen penting adalahh
material atau bahan bangunan. Material atau bahan-bahan bangunan yang sering
digunakan dalam pembangunan suatu bangunan antara lain semen, pasir, kerikil,
19

batu kali, batu bata, dan lain sebagainya. Material-material inii membutuhkan
penelitian dan pemeriksaan dengan seksama sebelum digunakan. Pemeriksaan
bahan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sudah memenuhi syarat atau
belum terhadap persyaratan yang telah ditetapkan, dilihat dari segi keamanan,
penghematan, ataupun keindahan.
Pengadaan material bangunan juga harus diperhatikan dan diperlukan
koordinasi yang baik antara pemborong bangunan, untuk mennghindari
kemungkinan adanya material yang ditolak di lapangan oleh pengawas lapangan
karena dianggap tidak sesuai dengan rencana kerja dan ssyarat-syarat.mengingat
bahan bangunan merupakan salah satu unsur pokok dalam pelaksanaan
pembangunan yang berpengaruh pada kualitas bangunan. Oleh karena itu bahan
banguna yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan oleh
perencana, yang tercantum dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat).
Pengadaan tempat penyimpanan dan tata cara aturan dalam penumpukan dan
penyimpanan bahan banguna juga harus diperhatikan agar terhindar dari
kerusakan.

3.5.1 Besi
Besi pada proyek pembangunan kolom gedung pembelajaran, yaitu besi
yang digunakan untuk pembuatan beton tulangan konstruksi yang mempunyai
fungsi sangat penting dalam membuat konstruksi bangunan.
Material besi dan beton cor merupakan dua bahan yang saling melengkapi
karena dengan keduanya bangunan yang dibuat akan mempunyai kekuatan yang
baik. Dengan perhitungan yang tepat bangunan akan memiliki gaya tarik yang
baik dan mampu menahan gaya tekan. Dua gaya ini bisa didapatkan dengan
pencampuran besi dan beton yang baik.
20

Gambar 3.1 Rangka Plat dan Kolom

3.5.2 Semen
Dinamakan portland cement, karena semen yang dihasilkan mempunyai
warna serupa dengan tanah liat alam di pulau portland. Semen portland adalah
bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan konstruksi
bangunan. Semen merupakan bahan pengikat yang sangat diperlukan dan sering
digunakan dalam pembangunan fisik di sektor kontruksi sipil. Supaya menjadi
pasta semen perlu penambahan air dan semen.
Semen portland adalah bahan perekat hidrolis yaitu bahan perekat yang
dapat mengeras bila bersenyawa dengan air dan berbentuk benda padat yang tidak
larut dalam air. Semen sebagai bahan perekat yang berfungsi merekatkan agregrat
agar menjadi satu kesatuan yang kuat dan cocok untuk mengecor karena
campurannya bisa mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Portland semen dibuat dengan melalui beberapa langkah, bahan dasar terdiri
dari kapur, silikat dan ahamina. Ketiga bahan dasar tadi dicampur dan dibakar
dengan suhu 1550 ºC dan menjadi klinker. Klinker tersebut kemudian dikeluarkan
dan ditumbuk sampai halus seperti bubuk. Biasanya ditambahkan ke istri kira-kira
2 – 4 % sebagai bahan pengotrol waktu pengikat. Bahan tambahan lain yang
21

kadang-kadang ditambahkan ulang untuk membentuk semen khusus, misal


kalsium klorida ditambahkan untuk menjadi semen yang cepat mengeras.
Kemudian dimasukkan dalam kantong dengan berat tiap-tiap kantong terdiri dari
40 dan 50 kg. Kekuatan semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air
yang dipakai pada waktu proses proses hidrasi berlangsung. Pada dasarnya jumlah
air yang diperlukan untuk proses hidrasi kira-kira hanya 35% dari berat semuanya.
Kelebihan air akan mengurangi kekuatan semen setelah mengeras dan akan
mengakibatkan jarak butir – butir Semua menjadi lebih jauh, sehingga hasilnya
kurang kuat dan juga lebih berongga.
Sifat semen portland dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisik dan sifat kimia:
1. Sifat fisik semen portland meliputi kehalusan butir, waktu pengikat,
kekekalan, kekuatan tekan, pengikatan semu, panas hidrasi, dan hilang pijar.
2. Sifat kimia semen portland meliputi kesegaran semen, sisa yang tak larut,
panas hidrasi, kekuatan pasta semen dan air semen.
Syarat-syarat penyimpanan semen antara lain:
1. Semen harus didatangkan yang disimpan dalam kantong atau sak yang utuh
dan berat semen harus sama dengan yang tercantum.
2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh
cuaca dan lantai yang bebas dari tanah.
3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian mulai
mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan tanpa alat
jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak boleh lebih dari 5% dari berat
semen.
Terdapat 5 jenis semen portland, yaitu :
1. Jenis semen tipe I
Semen portland yang biasa digunakan untuk konstruksi bangunan umum
yang tidak memerlukan persyaratan khusus dan memiliki kadar sulfat yang rendah
yaitu 0,0 % - 0,10%. Biasanya digunakan untuk rumah permukiman, gedung
bertingkat, dan jalan raya.
2. Jenis semen tipe II
22

Semen portland pada umumnya sebagai material bangunan yang


penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat 0,10 % - 0,20 % dan panas
hidrasi sedang biasanya terletak dipinggir laut, dermaga, saluran irigasi,
bendungan, dan tanah rawa.
3. Jenis semen tipe III
Semen portland untuk konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal
yang tinggi dan atau segera dilakukan penyelesaian secepatnya. Digunakan pada
struktur-struktur bangunan yang bekistingnya harus cepat dibuka dan akan segera
dipakai kembali, juga untuk pembuatan bangunan tingkat tinggi, jalan beton atau
jalan raya bebas hambatan, bandar udara, yang tidak memerlukan ketahanan asam
sulfat.
4. Jenis semen tipe IV
Semen portland dalam penggunaannya membutuhkan panas hidrasi rendah.
Diminimalkan pada fase pengerasan sehingga tidak terjadi keretakkan, biasanya
digunakan pada konstruksi dam/bendungan.
5. Jenis semen tipe V
Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi
terhadap sulfat, karena digunakan untuk beton yang lingkungannya mengandung
sulfat tinggi, seperti rawa-rawa, air laut, kawasan tambang, konstruksi dalam air,
hingga pembangkit tenaga nuklir.

Gambar 3.2 Semen Portland


23

3.5.3 Kawat Bendrat


Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan
berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tigas lapis kawat agar
lebih kuat dalam mengikat besi tulangan.

Gambar 3.3 Kawat bendrat


3.5.4 Pasir
Pasir adalah salah satu bahan material yang berbentuk butiran. Butiran pada
pasir, umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 mm. Materi pembentuk pasir
adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya
dibentuk dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas
pasir, karena pasir memiliki rongga-rongga yang cukup besar. Pasir memiliki
warna sesuai dengan asal pembentukannya. Fungsi pasir digunakan sebagai :
a. Material urugan/pasir urug, yaitu pasir urug bawah pondasi, pasir urug bawah
lantai.
b. Material mortar atau spesi/pasir pasangan, yaitu digunakan sebagai adukan
untuk lantai kerja, pasangan pondasi batu kali, pasangan dinding bata, spesi
untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pasangan
batu alam, plesteran dinding.
24

c. Material campuran beton/pasircor, yaitu untuk campuran beton bertulang


maupun tidak bertulang, bisa dijumpai dalam struktur pondasi beton bertulang.

Gambar 3.4 Pasir

3.5.5 Agregat Kasar


Agregat kasar disebut sebagai omponen utama beton. Nilai kekuatan serta
daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari banyak faktor, diantaranya
ialah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan
pengecoran, pelaksanaan finishing temperatur dan kondisi pengerasannya.
25

Gambar 3.5 Agregat Kasar


3.5.6 Batu Bata Merah
Batu bata merah merupakan salah satu bahan material pembuat dinding,
batau bata terbuat dari tanah liat yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu
tinggi sehingga menjadi keras. Umumnya batu bata merah memiliki ukuran :
panjang 17-23 cm, lebar 7-11 cm, dan tebal 3-5 cm.

Gambar 3.6 Batu Bata Merah

3.5.7 Pipa PVC


26

Pipa PVC adalah pipa yang berbahan dasar resin PVC (Polyvinyl
Chloride) yang multi fungsi,pipa jenis ini digunakan untuk mengalirkan air bersih,
saluran udara dan dapat juga digunakan untuk pembuangan limbah. Penggunaan
pipa PVC di Indonesia sangatlah tinggi biasanya untuk bangunan rumah tinggal,
gedung, bahkan taman.

Gambar 3.7 Pipa PVC


3.5.8 Papan Kayu
Papan kayu digunakan sebagai beton bekisting karena akan menghasilkan
permukaan beton yang halus. Papan kayu yang digunakan adalah kayu dengan
ketebalan permukaan sebesar 16-22 mm.
27

Gambar 3.8 Papan Kayu


3.5.9 Air
Air diperlukan pada campuran adukan dan dalam pembuatan beton agar
terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk
melumasi campuran agar mudah dalam proses pengerjaannya. Air yang
mengandung senyawa-senyawa berbahaya yang tercemar garam, minyak, gula
atau bahan-bahan kimia lain bila dipakai untuk campuran beton akan sangat
menurunkan dan dapat juga menambah sifat-sifat semen.
Syarat air yang digunakan untuk mencampur beton adalah:
1. Air yang dapat diminum.
2. Air bersih yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam NI-2 Bab 3.6.
3. Sebelum air digunakan hal diperiksa dulu, pada laboratorium penelitian
masalah air.

3.6 Peralatan
Peralatan adalah sesuatu yang dapat membantu manusia dalam melakukan
kegiatan baik yang bertenaga mesin maupun yang dijalankan oleh manusia. Pada
suatu kegiatan tersedia peralatan kerja sangat mempengaruhi jalannya
pelaksanaan pekerjaan kegiatan tersebut. Pemilihan dan pemakaian peralatan kerja
dalam suatu proyek pembangunan harus disesuaikan dengan kondisi kerja tanpa
mengurangi faktor efisiensi dan faktor ekonomis.
28

Semakin canggih alat yang dipergunakan, pekerjaan akan semakin mudah


dan cepat diselesaikan. Hari ini juga ditunjang operator alat yang terampil dalam
menggunakan alat tersebut dengan cermat. Agar pemakainanya, benar-benar
effesien, kebutuhan alat harus direncanakan dengan baik, sebab alat juga
membutuhkan perawatan yang cukup mahal. Peralatan yang digunakan dalam
Proyek Pembangunan Gedung Pembelajaran SMK N 1 Glagah adalah sebagai
berikut :

3.6.1 Beton Molen


Seluruh pekerjaan struktural dalam proyek pembangunan gedung sarana
pembelajaran SMK N 1 Glagah ini menggunakan beton molen selain
menggunakan beton molen juga menggunakan mobil molen untuk mempercepat
pengecoran karena membtuhkan volume yang juga banyak. Adapun keuntungan
menggunakan beton molen ini adalah:

a) Jaminan keseragaman mutu beton


b) Efektifitas dan efisiensi kerja dalam pelaksanaan

Gambar 3.9 Beton Molen

3.6.2 Scaffolding / Perancah


29

Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekisting balok


dan plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
beberapa bagian antara lain:
1) Jack base, bagian paling bawah yang dilengkapi dengan ulir untuk mengatur
ketinggian.
2) Main frame, portal besi yang dirangkai diatas jack base.
3) Cross brace, penghubung dua main frame dipasang arah melintang.
4) Ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami kekurangan.
5) Joint pin, penghubung main frame dan ladder
6) U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk
penyangga kayu pada bagian bekisting.

Gambar 3.9.1 Scafolding / Perancah


3.7 Laporan Harian
Laporan harian proyek dibuat oleh pelaksana lapangan untuk mengetahui dan
mengendalikan kegiatan - kegiatan proyek yang terjadi pada hari itu juga dan
mengetahui pengawas lapangan.
Pelaksanaan proyek yang telah terjadwal sedemikian, diharapkan tidak
mendapatkan halangan / hambatan – hambatan yang berarti dalam pelaksaan
sehari - hari, dan selesai dengan waktu yang di rencankan tersebut. Untuk itulah
dibuat laporan harian proyek yang mana memuat secara menyeluruh kegiatan –
30

kegiatan yang dilakukan setiap harinya, sebagai pertanggung jawaban kepada


manajer proyek. Secara umum laporan proyek berisi tentang :
a. Jenis Pekerjaan
Pada laporan harian jenis pekerjaan diisi dengan data – data pekerjaan yang
telah dilakukan pada hari itu, dimana data – data tersebut mencangkup jenis
pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh para pekerja dan sampai tujuan mana
pekerjaan tersebut dapat terselesaikan. Sehingga nantinya pelaksanan dapat
mengkoordinasikan pekerjaan – pekerjaan apa saja yang harus didahulukan dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut
nantinya.
b. Material dan Bahan Bangnan
Pada laporan harian material dan bahan bangunan terdapat tiga kolom yang
harus diisi yaitu kolom utama berisi jenis bangunan yang harus didatangakan,
kolom ini diisi dengan jenis atau macam–macam bahan bangunan yang
didatangkan atau dibeli. Kolom kedua berisi tentang jumlah bahan bangunan yang
diterima, kolom ini diisi dengan berapa jumlah bahan bangunan yang diterima
atau didatangakan. Kolom yang ketiga berisi tentang jumlah bahan bangunan yang
ditolak, kolom ini diisi dengan berapa jumlah banguan yang ditolak atau
dikembaliakan dengan alasan bahan bangauna tersebut jelek/rusak/ tidak
memenuhi syarat.
Selain ketiga kolom di atas, pada laporan material dan bahan bangunan juga
diisi dengan berapa banyak/berapa jumlah material/bahan bangunan yang
digunakan dan telah terpakai pada hari itu. Sehingga nanti pelaksana dapat
mengetahui dan mengontrol pengguanaan material/bahan bangunan agar dalam
pelaksanaan sesuai dengan porsi/takaran yang seharusnya dan tidak terlalu boros
dalam penggunaan material/bahan yang nantinya akan merugikan pemborong.
c. Peralatan
Pada kolom peralatan pada laporan harian diisi dengan data jenis-jenis atau
macam–macam peralatan yang digunakan dalam pengerjaan pekerjaan pada hari
itu. Sehingga pelaksanaan dapat mengkoordinir dan mengawasi penggunaan
peralatan yang digunakan pada hari itu, agar nantinya tidak terjadi hal–hal diluar
31

kendali yang tidak diinginkan serta memudahkan pelaksanaan untuk menyiapkan


peralatan yang akan digunaknan pada hari berikutnya.
d. Tenaga Kerja
Pada kolom tenaga kerja pada laporan harian berisi tentang data – data
pekerja atau tenaga kerja yang mengerjakan pekerjaan pada hari itu. Kolom
tenaga kerja pada laporan harian dibagi menjadai dua yaitu : yang pertama kolom
jumlah tenaga kerja, kolom ini diisi dengan berapa jumlah tenaga kerja, kolom ini
diisi dengan jenis–jenis/macam–macam keahlian yang dimiliki oleh para tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan pada hari itu. Dengan begitu akan memudahkan
pelaksana untuk mengkoordinir dan menempatakan para tenaga kerja sesuai
dengan keahliannya masing–masing, sehingga dapat diketahui berapa jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan dan apa saja keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk melakukan suatu pekerjaan agar pekerjaan tersebut nantinya dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
e. Keadaan Cuaca
Pada laporan harian juga terdapat kolom yang menjelaskan tentang keadaan
cuaca. Kolom ini diisi dengan keterangan cuaca yang terjadi pada saat pengerjaan
pekerjaan pada hari itu. Sehingga apabila pengerjaan suatu pekerjaan terhambat
akibat cuaca yang tidak mendukung misalnya karena hujan, maka pelaksana dapat
melaporkan keadaan tersebut kepada pemilik proyek atau pengawas lapangan
dengan mengisi kolom tersebut dan pelaksanaan dapat menanggung pengerjaan
pekerjaan tersebut dan mengalihkan pada pekerjaan yang sekiranya dapat
dikerjaan pada kondisi atau cuaca yang baik.

3.7.1 Laporan Mingguan


Prestasi kegiatan proyek setiap harinya dihitung dan direkam setiap akhir
pekan. Hal ini sangat penting untuk mengetahui sejauh mana prestasi yang dicapai
setap minggunya/akhir pekan. Nilai atau angka prestasi kerja dinyatakan dalam
presentase dari keseluruhan nilai proyek berdasarkan setiap proyek berdasarkan
setiap volume–volume pekerjaan.
Laporan mingguan ini nantinya akan diberikan kepada pemilik proyek dan
pengawas lapangan untuk diketahui dan ditandai tangani dengan tujuan agar
32

pemilik proyek dan pengawas lapangan mengetahui sampai sejauh mana


kemajuan fisik dapat dicapai setiap minggunya.
Dalam proyek pembangunan gedung sarana pembelajaran SMK N 1
Glagah ini, pengesahan laporan mingguan dilakukan oleh beberapa pihak antara
lain : kepala bidang, pengawas lapangan dan pelaksana.
Secara umum laporan mingguan proyek berisi tentang :
a. Rekapitulasi Laporan Kemajuan Fisik
Rekapitulasi laporan kemajuan fisik adalah merupakan rangkaian
rekapitulasi laporan pekerjaan–pekerjaan harian yang telah dilaksanakan selama
satu minggu. Rekapitulasi laporan kemajuan fisik berisi tentang realisasi
kemajuan fisik setiap mingguannya mulai dari awal pengerjaan sampai dengan
terakhir, apakah kemajuan fisik itu nantinya sesuai dengan yang direncanakan
(sesuai time schedule) atau malah mengalami keterlambatan.
b. Laporan Mingguan Tenaga Kerja
Laporan mingguan tenaga kerja adalah merupakan rangkaian laporan yang
berisi tentang data–data keahlian dan juga absensi masing – masing tenaga kerja
setiap harinya selama dua minggu. Sehingga nantinya pelaksana dan pengawas
lapangan dapat dengan mudah mengetahui siapa saja yang berkerja setiap harinya
dan apa keahlian mereka masing–masing.
Selain berisi tentang data–data dan absensi para pekerja, dalam laporan
maingguan tenaga kerja juga dicantumkan keadaan cuaca yang terjadi setiap
harinya apakah cerah, berawan, ataukah hujan. Keadaan cuaca ini dipanatau dan
ditulis untuk nantinya dilaporkan oleh pelaksana kepada pengawas lapangan.

3.7.2 Laporan Bulanan


Laporan bulanan dibuat untuk mengetahui sampai sejauh mana prestasi
pembangunan suatu proyek dapat tercapai, apakah selama satu bulan itu
pengerjaan pekerjaan pembanguan itu mengalamai kemajuan fisik sesuai dengan
yang telah direncanakan ataukah mengalamai kerlambatan.
Laporan bulanan dibuat atau direkap dan dihitung pada setiap akhir bulan.
Isi dari pada laporan bulanan mengacu pada laporan kegiatan setiap minggunya.
Laporan mingguan mulai dari minggu ke-1 hingga minggu ke-4 nantinya akan
33

direkap dan disusun sedemikian rupa menjadi laporan bulanan. Sehingga nantinya
pemilik proyek dapat dengan mudah memantau hasil kerja prestasi pembanagunan
yang dicapai setiap bulannya.

3.7.3 Time Schedule


Time schedule atau penjadwalan proyek adalah daftar yang berisikan
pembagian waktu pelaksanan suatu proyek mulai dari pekerjaan awal samapi
pekerjaan akhir sehingga urutan kerja dapat dilakukan secara efisien, sistematis,
dan tepat waktu. Selain itu agar pekerjaan–pekerjaan yang dilaksanakan nantinya
tidak menyimpang, baik mengenai waktu pelaksanana maupun bahan yang
diperlukan.
Dengan demikian sebuah rencana kerja memberikan gambaran tentang
kemajuan–kemajuan yang perlu dicapai oleh masing–masing kegiatan yaitu setiap
kesatuan waktu yang telah ditentukan. Rencana kerja juga digunakan sebagai
pedoman kerja bagi pimpinan dan pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui apa
yang belum, sedang dan dikerjakan.
Time schedule yang biasanya diistilahkan dengan jadwal rencana pekerjaan.
Dalam pelaksanaan Pembangunan Gedung sarana pembelajaran SMK N 1
Glagah, time schedule yang direncanakan terdiri dari dalam beberapa jenis
pekerjaan yang masing–masing pekerjaan tersebut mempunyai bobot sendiri
dimana bobot tersebut berdasarkan nilai pekerjaan dengan nilai kontrak dalam
perjanjian pemborong.
Untuk perhitungan dipakai rumus :
Harga volume tiap item
Bobot =
Harga kontrak
Apabila bagian–bagian pekerjaan, kondisi lapangan dan jumlah hari kerja
selama waktu pelaksanaan telah diketahui maka, yang pertama harus ditetapkan
dalam cara pelaksanaanya. Kemudian secara kasar, baru dapat ditentukan standart
yang akan digunakan, gamabar situasi pelaksanaan dan jenis alat berat yang akan
dioperasikan. Selajutnya ditentukan jumlah hari peleksanaan untuk setiap bagian
pekerjaan, cara pelaksanaan dan schedule.
Jumlah hari untuk pelaksanaan suatu pekerjaan dapat dihitung dengan
rumus berikut ini :
34

Vol. kerja pada tiap item ( m 3 )


Jumlah untuk pelaksanaan pekerjaan = m
3
Vol. hasil kerja perhari ( )
hari

Dimana :
Vol. hasil kerja perhari (m3/hr) =
Jml hasil kerja persatuan waktu operasi alat berat
3
( m /jam)
Waktu operasi perhari (jam/ hari )

Jumlah hari untuk pelaksanaan pekerjaan dihitung dengan rumus di atas


menghasilkan hari–hari bersih yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Jadi untuk memperoleh jumlah hari yang sebenarnya, maka hasil yang diperoleh
dari rumus di atas harus dikalikan dengan faktor pengali untuk memasukan pada
daftar schedule pekerjaan.

1
faktor jumlah hari yang dibutuhkan =
faktor jumlah hari kerja

Dimana :

Faktor hari kerja =


jml . hari untuk melaksanakan pek.selam jangka waktu pelaksanaan
jml hari yg dibutuhkan selama batas waktu pelaksanaan

Jumlah hari yang dibutuhkan selama jangka waktu pelaksanaan :


Jumlah hari kerja + jumlah hari tidak bekerja kerena hujan + jumlah hari tidak
bekerja setelah hujan + jumlah hari lainya.
Dengan demikian pekerjaan-pekerjaan tersebut dapat terkendali sesuai
dengan masing-masing rencana pekerjaan, time schedule ini berupa grafik yang
berbentuk “ S “ sehingga disebut “ kurva S “ .
Maksud dibuatnya rencana kerja adalah supaya pihak kontraktor atau
pemborong didalam melaksanakan pekerjaan nantinya dapat mencapai kapasitas
kerja yang sedikit menyamai atau bahkan lebih cepat dari jadwal penyelesaian.
Dengan memiliki jadwal atau rencana pekerjaan maka petugas lapangan dalam hal
ini kontraktor dan dereksi dapat menilai presentasi kerja yang tercapai setiap
35

harinya, apakah pekerjaan ini lebih lambat atau lebih cepat atau sama dengan
rencana kerjanya.
Jika pekerjaan tersebut lambat, maka pihak kontraktor harus mengambil
langkah–langkah untuk dapat mencegah mengejar ketinggalan tersebut,
masalahnya dengan menambah tenaga kerja, memperpajang jam/lembur,
macukupi kebutuhan material dan peralatan.
Bila pekerjaan tersebut kemajuan prestasinya lebih cepat dari rencana kerja
yang direncanakan, maka kontraktor hanya memusatkan masalah–masalah teknik
dan mutu atau kualitas pekerjaan ditinggkatkan.
Tujuan penjadwalan kegiatan proyek adalah :
a. Memberi pedoman kepada satuan–satuan peleksanaan bawahan, menguasai
batas waktu mulai dan berkhirnaya kegiatan pelaksanaan proyek.
b. Memberikan pedoman kepada pelaksana untuk mengkoordinir, terutama
mngenai pekerjaan prioritas yang dianggap perlu.
c. Menjadi ukuran untuk menilai kemajuan suatu pelaksanaan pekerjaan.
d. Mengontrol pekerjaan agar jangan sampai menyimpang dari urutan pekerjaan
yang dilakukan.
e. Menerangkan uraian tentang pekerjaan yang meliputi besar kecilnya volume
atau prosentase pekerjaan secara keseluruhan.
f. Menjalin kelangsungan keseimbangan pekerjaan.

Data–data yang diperlukan untuk membuat rencana kerja/time schedule adalah:


a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Daftar analisa bow atau analias “K”
c. Pengalaman-pengalaman dalam pelaksanaan untuk pekerjaan tafsiran yang
tidak terdapat dalam analisa.
d. Volume dan bobot masing-masing pekerjaan terhadap keseluruhan pekerjaan.
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
f. Jumlah tenaga yang dibutuhkan.
g. Jumlah peralatan yang dipakai.
Faktor–faktor yang mempengaruhi penyusunan jadwal :
36

1. Volume dan Jenis Pekerjaan.


Sebelum melaksanaan pekerjaan harus terlebih dahulu diketahui volume dan
jenis pekerjaannya, sehingga dapat dibuat rencana berupa biaya yang harus
dikeluarkan untuk pembangunan suatu proyek.
2. Keadaan Cuaca.
Sebagai orang lapangan harus biasa melihat cuaca, karena cuaca sangatlah
berpengaruh dalam kecepatan pembangunan suatau proyek.
3. Sumber Tenaga Kerja.
Hubungan tenaga kerja dengan kecepatan selesainya suatu proyek dapat
digambarkan dengan grafik. Dari grafik tersebut didapatkan suatu titik yang
kecepatanya menunjukan nilai optimum. Titik optimum berarti tercapainya suatu
efesiensi untuk mencapai pekerjaan dengan jumlah tenaga kerja tertentu.
4. Faktor Tak Terduga.
Faktor tak terduga ini sering mengganggu kelancaran suatu proyek. Bahkan
sering kali membuat terlambat atau macetnya suatu proyek seperti terjadinya
krisis moneter yang menimpa negara sejak dari tahun 1998 sampai sekarang ini.
5. Kelacaran Keuangan.
Kelancaran keuangan berpengaruh terhadap kelancaran suatu proyek, karena
uang adalah suatu modal/faktor yang tidak bisa lepas dan dipisahkan dari
pembangunan.
Macam–macam jadwal kegiatan time schedule proyek yang bisa digunakan pada
suatu proyek adalah sebagai berikut :
1. Bagian Balok atau Bar Chart
Bar chart merupakan suatu diagram rencana yang sederhana, mencakup
masalah waktu yang dapat menunjukkan kapan suatu aktifitas dimulai dan
berakhir. Isi Bar Chart pada umumnya adalah sebagai berikut :
a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
b. Waktu yang di perlukan oleh pekerjaan dan kapan mulai dan biaya untuk
masing–masing pekerjaan.
c. Bobot dari masing–masing pekerjaan yang dapat dinyatakan dengan
prosentase terhadap biaya keseluruhan kegiatan.
2. Network Planning ( NWP )
37

Network planning adalah alat manajemen yang memungkinkan dapat lebih luas
dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek, dimana digambarkan
saling ketergantungan antar suatu kegiatan dengan kegiatan yang lainnya. Faktor-
faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan NWP adalah:
a. Menentukan aktifitas pekerjaan proyek dan keterkaitan antara kegiatan yang
satu dengan yang lainnya.
b. Waktu dan masing–masing kegiatan.
c. Sumber daya yang digunakan, seperti tenaga manusia, peralatan dan
menyediakan bahan.
d. Biaya yang tersedia.
Manfaat utama dengan menggunakan NWP adalah :
a. Dengan digambarkannya logika ketergantungan dari tiap kegiatan dalam
sebuah network akan memaksa untuk merencanakan suatu proyek sampai
mendetail, sehingga dapat memperkirakan masalah yang mungkin timbul
dan dapat diperhitungkan alternatif pemecahannya.
b. Dalam network ditujukan dengan jenis waktu pekerjaan kritis, sehingga
memungkinkan adanya pengaturan pembagian perhatian yang lebih banyak
pada jenis pekerjaan tersebut.
c. Memungkinkan dapat tercapainya pelaksanaan proyek lebih ekonomis
dipandang dari sudut biaya, pemakaian tenaga kerja lain–lain.
3. Kurva S dalam Time Schedule
Cara pembuatan kurva S dalam time schedule adalah jenis Bar Chart sebagai
berikut :
a. Tentukan biaya tiap jenis (pos) pekerjaan.
b. Tentukan jumlah biaya seluruh proyek atau biaya total dari seluruh jenis
(pos) pekerjaan.
c. Tentukan Prosentase bobot tiap jenis (pos) pekerjaan dengan cara: Biaya
tiap jenis (pos) pekerjaan dibagi total biaya proyek dikalikan 100%
d. Rencana jangka waktu penyelesaian dari tiap (pos) pekerjaan berdasarkan
atas volume pekerjaan.
e. Tentukan jumlah prosen dari tiap jenis (pos) pekerjaan tersebut yang akan
diselesaikan dalam tiap selang waktu tertentu.
38

f. Jumlah prosen bobot dari tiap jenis (pos) pekerjaan tersebut yang akan
diselesaikan dalam waktu bersama.
g. Plot hasil (f) pada suatu grafik prosen bobot dengan waktu dan hasilnya
akan menjadi kurva yang menyerupai huruf S dan disebut dengan kurva.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Landasan Teori


Hal yang terpenting untuk pelaporan pertanggung jawaban adalah
bagaimana mengambil suatu kesimpulan dengan berbagai teori-teori yang
sudah ada dalam buku panduan. Praktek kerja lapangan pembngunn
gedung pembelajaran SMK N 1 Glagah menggunakan teori Komprehensif,
dimana penerapan ilmu yang diperoleh dapat diterapkan di lapangan dan
pengumpulan data–data yang sesuai dengan obyek Kerja Lapangan
sehingga memberikan rumusan dan juga batasan masalah yang dikaji tidak
terlalu luas atau lebih spesifik. Untuk Praktek Kerja Lapangan pada
Proyek Pembangunan Gedung sarana pembelajaran SMK N 1 Glgah ini
ada beberapa metode yang penulis gunakan sebagai bahan mencari teori
yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara
Sebagai langkah pertama untuk memulai suatu tahapan mencari teori-
teori yang akan diterapkan dilapangan dengan melakukan wawancara atau
semacam sharing dengan pelaksana proyek dengan konsultan pengawas
juga dengan pelaksana lapangan.
2. Pengambilan Data
Untuk memperkuat teori yang telah diambil melalui wawancara dengan
itu dilakukan pengambilan data-data dari pihak pelaksana pekerjaan
ditujukan untuk mempermudah dalam proses realita di lapangan. Oleh
sebab itu, gambar merupakan pedoman untuk mengetahui perhitungan
maupun beberapa item pekerjaan dan sebagai acuan dalam pekerjaan
sehingga semua item pekerjaan dapat terkendali dengan baik dan jelas.
Pengambilan data bisa berupa gambar, dokumen, maupun perhitungan di
lapangan. Pengambilan data juga dimaksudkan sebagai lampiran pelaporan
hasil praktek kerja lapang (PKL) yang telah kami laksanakan.
3. Realita (study langsung)

39
40

Untuk study langsung harus datang sendiri ke tempat praktek kerja lapangan
(PKL) dari wawancara dan pengambilan data maka dapat menggambarkan
bagaimana proses pelaksanaan Pembangunan Gedung Pembelajaran SMK N 1
Glagah ini dilaksanakan dan metode atau langkah–langkah yang digunakan apa
saja. Dengan datang langsung ke lokasi maka dapat mengetahui proses
pembangunan secara langsung sehingga dapat mempertanggungjawabkan laporan
dan hasil kerja praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan.

4.2 Proses Pekerjaan


Adapun kegiatan yang diamati dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
proyek Pembangunan Gedung Belajar SMK N 1 Glagah adalah sebagai berikut:

Pekerjaan Pengukuran

Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan Pengecoran

Gambar 4.1 Diagram alir pekerjaan ring balok

4.2.1 Pekerjaan Pengukuran


Hal pertama yang dilakukan yaitu melakukan pengukuran. Setiap titik-titik
yang sesuai dengan gambar rencana harus pada tempatnya di lapangan. Kemudian
titik-titik tersebut diberi patokan, yaitu marking berupa garis yang digunakan
sebagai dasar penentu jarak. Letak titik ini harus selalu dikontrol karena ada
kemungkinan satu dan lain hal dapat berubah dari yang telah dibuat agar tidak ada
kesalahan karena akan mempengaruhi letak kolom.
41

4.2.2 Pekerjaan Pembesian


Pembesian adalah bagian dari suatu struktur suatu bangunan, untuk
menahan gaya tarik pada beton. Pekerjaan pembesian adala pekerjaan perakitan
besi tulangan ring balok pada beton bangunan yang disesuaikan dengan shop
drawing sehingga didapat kekuatan bangunan yang sesuai dengan yang
direncanakan.
Tahapan pekerjaan pembesian:
1. Fabrikasi
Proses fabrikasi adalah pekerjaan perakitan besi di tempat yang disediakan. Mulai
dari pembengkokan, pemotongan, dan penyambungan.
Peralatan yang digunakan pada saat fabrikasi :
1. Mesin pembengkok besi (bar bender)
2. Mesin pemotong besi (bar cutter)
3. Alat bantu

Gambar 4.2 Fabrikasi besi tulangan

2. Pemasangan tulangan
Pelaksanaan pekerjaan penulangan merupakan salah asatu rangkaian
kegiatan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, di samping perencanaan dan
pengawasan untuk mendapatkan hasil yang maksimum, maka perlu diperhatikan
42

langkah-langkah pekerjaan yang hatus dilaksanakan sesuai peraturan yang


berlaku, sesuai dengan renana kerja dan syarat-syarat (RKS) yang telah dibuat
oleh konsultan perencana. Penulangan plat deker menggunakan besi ukuran 10
mm untuk bentang panjang dan besi ukuran 8 mm untuk bentang pendek. Adapun
metode pelaksanaan pekerjaan penulangan meliputi :
a. Alat pembengkokan tulangan
Berfungsi sebagai pembengkokan baja tulangan berupa metode kerja yang
terbuat dari kayu dan alat pembengkokan yang terbuat dari besi. Alat ini terdiri
dari 2 alat yaitu:
1. Kunci pembengkok tulangan
Kunci pembengkok tulngan dibuat dari batang baja perkakas yang kuat dan
kaku. Salah satu ujung agak tipis dengan lubang-lubang bulat dari beberapan
ukuran.
2. Bantalan pembengkok
Bantalan pembengkok yang terbuat dari kayu yang diberi potongan batang-
batang baja terutama sebagai paku tahan. Bantalan ini diberi kaki-kaki sehingga
menyerupai bangku kerja atau meja kerja. Langkah-langkah yang harus
dilakukan:
a. Batang-batang tulangan dibengkokkan sebelum batang-batang tulngan
tersebut dirakit.
b. Batang-batang tulngan yang karena pengangkutan atau lain hal yang tidak
lurus (melengkung) hatus diluruskan sehingga akan tercapai kekuatan yang
merata sepanjang konstruksi beton.
c. Pembengkokan dan pelurusan tersebut dilakukan dalam keadaan dingin
(tanpa pembakaran terlebih dahulu).
3. Alat pemotong baja tulangan
Berupa mata pisau, dipasang berhadap-hadapan diatas landasan. Suatu mata
pisau dalam keadaan paten dan yang satunya dapat digerakkan dengan tuas
penggesakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Batang-batang tulangan yang sudah lurus dipersiapkan untuk dipotong
sesuai ukuran rencana
43

b. Pemotongan dilakukan dalam keadaan dingin (tanpa pembakaran terlebih


dahulu)

Gambar 4.3 Pemasangan tulangan ring balok

4.2.3 Pekerjaan Bekisting


Pemasangan bekisting plat deker dibuat dengan cetakan plat besi yang
sudah dirancang dalam bentuk yang sudah ada dan menggunakan kayu sebagai
penyangga. Walaupun bekisting merupakan alat bantu sementara tetapi bekisting
memegang suatu peranan yang sangat sangat penting. Oleh karena itu bekisting
harus di buat dengan bahan yang mudah di dapat dan perlu direncanakan
sedemikian rupa sehingga konstruksi tidak mengalami kerusakan akibat
kelendutan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan bekisting adalah :
a. Cara pengerjaan bekisting adalah tiang–tiang penyangga harus selalu
diperhatikan serta kuat menahan getaran, kejutan daya yang diterima,
sehingga faktor penggetaran dan faktor penurunan tidak ada.
b. Sebelum dilakukan penegecoran, bidang–bidang yang akan di cor harus di
siram dengan air dan bebas dari segala jenis kotoran / benda–benda yang
44

tidak di perlukan, apabila pengecoran sudah kering dan di buka bekistingnya


akan menghasilkan bidang beton yang rata.
c. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan minimal 14 hari dari mulai
pengecoran.

Gambar 4.4 Pemasangan begesting

4.2.4 Pekerjaan Pengecoran


Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi
pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai
rencana.
Tahap-tahap pengecoran adalah sebagai berikut:
1. Pihak kontraktor akan dapat melaksanakan pengecoran jika telah
mendapatkan persetujuan dari pihak konsultan pengawas, jika pekerjaan
45

pembesian, pekerjaan bekisting, pekerjaan mekanikal dan elektrikal telah


selesai.
2. Semua pekerjaan pembesian yang dipasang harus sesuai dengan gambar
rencana, termasuk semua ikatan-ikatan dan sengkang yang telah terpasang
dengan baik.
3. Seluruh perlengkapan lain seperti instalasi mekanikal dan elektrikal
seluruhnya telah terpasang dengan baik.

Gambar 4.5 Proses Pengecoran

4.3 Tugas Khusus


Penerapan ilmu yang diberikan dosen praktek dilapangan juga sangatlah
penting karena bila kita tahu bagaimana proses berlangsungnya pembangunan
Gedung praktikum SMK N 1 Glagah dengan pemasangan item-item pekerjaannya
46

sehingga apa yang kita peroleh diperkuliahan langsung bisa implikasikan untuk
ilmu dilapangan. Untuk praktek kerja lapangan kita mendapatkan himbauan dan
arahan dari pembimbing lapangan dimana hal tersebut lebih berspesifikasi
kedalam penerapan managemen kegiatan dimana kita mengatur waktu, tenaga dan
bahan untuk mendapatkann hasil maksimal dan juga kualitas yang bagus.
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan, harus mengerti dan tau
mengenai semua hal mulai dari perencanaan, pelaksanaan dilapangan dan semua
jenis bahan yang digunakan dalam proses pembangunan serta nominal upah
semua pekerja baik itu pekerja harian ataupun pekerja tetap. Selain itu kita juga
mempelajari bagaimana sistem pembuatan laporan proyek.

4.3.1 Permasalahan yang timbul


Dalam setiap pekerjaan pasti kita menemukan berbagai permasalahan.
Namun permasalahan itu bukan untuk dihindari, tapi harus dicari jalan keluarnya.
Segala sesuatau memang tidak sempurna, kita akan selalu dihadapkan pada suatu
bentuk permasalahan, hambatan, dan persoalan, hal ini juga terjadi pada prosses
pelaksanaan pada poyek ini.
Selama pelaksanaan pekerjaan, timbul beberapa masalah yang
menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek tersebut. Masalah-masalah yang
timbul dibagi dalam beberapa kategori,yaitu:

4.3.2 Faktor Cuaca


Faktor alam yang menyebabkan terhambatnya kemajuan proyek adalah
hujan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebagian besar proyek ini melalui musim
penghujan. Air hujan dapat mengakibatkan terjadinya genangan pada galian dan
menghambat pekerjaa lainnya, misalnya pengecoran, sedangkan pada musim
kemarau/panas akan mempercepat proses kehilangan air semen pada konstruksi
yang baru dicor sehingga dibutuhkan suatu perawatan beton berupa penyiraman
hasil pengecoran dengan air untuk memperlambat penguapan dan proses
kehilangan air semen yang cepat. Selain itu faktor cuaca seperti hujan juga dapat
menyebabkan berhentinya suatu pekerjaan dengan alasan keamanan.
47

4.3.3 Faktor Keselamatan Kerja


Seperti pada umumnya proyek-proyek di Indonesia, keselamatan kerja para
pekerja tukang kurang diperhatikan dapat dilihat dari perlengkapan perlindungan
keselamatan kerja yang tidak dipakai oleh hampir semua pekerja, baik itu sepatu,
rompi, maupun helm proyek ataupun saat memanjat bagian bangunan yang tinggi
mereka juga tidak menggunakan pengaman seperti body harmes.

4.3.4 Efisiensi Penggunaan Bahan


Pada proyek pembangunan Gedung praktikum SMK N 1 Glagah ini,
penulis menemukan material atau bahan yang terbuang sia-sia, hal ini terbukti dari
sisa semen di dalam sak yang terbengkalai dan mengeras. Lalu beberapa besi
tulangan yang tidak terpakai di lapangan juga tidak dikembalikan ke fabrikasi,
akan tetapi dibiarkan begitu saja oleh pekerja.

4.4 Pemecahan Permasalahan


Adanya permasalahan di proyek, selalu diusahakan untuk mencari jalan
keluar yang terbaik. Dalam hal ini ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan
oleh pihak kontraktor, antara lain sebagai berikut :

4.4.1 Faktor Cuaca


Untuk mengatasi jam kerja yang berkurang jika hujan turun, maka jam
kerja yang terpotong dialihkan hingga sore hari (pemberlakuan jam lembur), atau
hari minggu, namun perlu diperhatikan, pemberlakuan jam lembur tidak boleh
terlalu sering dilakukan karena dikhawatirkan akan mengurangi kualitas dari hasil
pekerjaan kemampuan tenaga para pekerja yang menurun akibat teralu capek.

4.4.2 Faktor Keselamatan Kerja


Perlunya penumbuhan kesadaran pada pekerja maupun kontraktor akan
pentingnya perlengkapan keselamatan kerja dalam setiap pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Hal ini dapat disosialisasikan dan diawasi oleh pemerintah melalui
48

departemen tenaga kerja/dinas terkait. Serta selalu menekankan pentingnya


keselamatan kerja.
4.4.3 Efisiensi Penggunaan Bahan
Pengawasan penggunaan bahan di lapangan harus lebih ketat untuk
menangani masalah efisiensi bahan ini. Sebenarnya jika semua komponen
pelaksana yang terlibat dapat bekerja sama dengan baik, hal ini tentu dapat
diminimalkan. Akan tetapi, para pekerja sering mengambil bahan bangunan yang
sebenarnya di lapangan masih ada. Untuk menangani masalah ini, pihak logistik
harus senantiasa mengawasi dan mencatat setiap bahan yang dipakai oleh pekerja
di lapangan.
49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan hasil pengamatan penulis dalam melaksanakan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Proyek pembanguann gedung
belajar di SMK N 1 Glagah, Penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal yang
dianggap perlu sekaligus mencoba memberikan masukan berupa saran-saran
untuk perbaikan, yaitu.:

1. Adanya koordinasi yang baik antar tukang, kepala tukang, mandor dan
pengawas lapangan yang sangat mambantu kelancaran dan menangani suatu
pekerjaan dilapangan.
2. Dalam pelaksanaan proyek ini, tidak melaksanakan K3 yang sesuai di dalam
kontrak.
3. Pengecekan material yang datang harus selalu diperhatikan karena pengadaan
alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan, perhitungan dan rencana sangat
mendukung di dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan pada proyek yang
sedang berjalan.
4. Tidak efesien dalam pengaturan tenaga kerja. Karena banyak tenaga kerja
yang hanya bersantai.
5. Gambar proyek tersedia dengan lengkap sesuai kontrak.
6. Dalam pelaksanaan proyek ini terjadi kesalahan pemasangan bekesting,
sehingga terjadi kebocoran pada bekesting Karena Tidak dilapisi dengan
plastic atau wire mesh.

Pada kenyataannya, perbandingan antara teori dan praktek dilapangan


tidak selamanya sama, hal ini disebabkan dalam pelaksanaannya banyak
didasarkan oleh pengalaman kontraktor sebagai pelaksana dalam menangani suatu
pekerjaan. Seringkali metode yang dilaksankan berdasarkan pengalaman lebih
praktis dibandingkan dengan teori, hanya saja perlu diperhatikan masalah kualitas
dan kuantitas tersebut.

50
51

5.2 Saran
Dalam Pelaksanaan Peraktek Kerja Lapangan (PKL), saran yang ingin
disampaikan oleh penulis sekitarnya dapat bermanfaat bagi Kampus dan
Perusahaan tempat melakukan praktek kerja lapangan (PKL) yang nantinya bisa
digunakan untuk suatu perbaikan dalam melaksanaan proyek.

Adapun saran yang ingin disampaikan penulis adalah:

1. Diutamakan para pekerja mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


(K3) yang berada pada proyek. Karena hal tersebut sudah diatur dalam
undang-undang Dasar 1945. Karena dilapangan perhatian terhadap
keselamatan kerja ini sangat kurang seperti missal tidak adanya tenaga kerja
yang sama sekali tidakmenggunakan safety gear atau alat keselamatan seperti
helm proyek atau saat berada di ketinggian tidak menggunakan Body Harness.
2. Perlu adanya pengatur para tenaga kerja didalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
3. Perlu SOP tenaga kerja, alat-alat dan bahan agar persediaaan Sebelum
menggunkan peralatan untuk pegerjaan proyek, dilakukan pengecekan pada
alat apakah masih dalam kondisi baik atau tidak, agar tidak memperlambat
pengerjaan bila terjadi kerusakan pada alat.
4. Selalu memeriksa hasil kerja ketika jam istirahat, agar apabila terjadi
kesalahan bisa langsung diperbaiki.
5. Perlu adanya absensi pekerja untuk memudahkan dalam pengaturan tenaga
kerja sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja.
6. Seharusnya dalam pemasangan bekesting menggunakan plastik dan perancah
yang kuat, kaku dan kokoh agar tidak terjadi kebocoran dan jebolnya
bekisting. Agar tidak terdapat rongga pada beton karena cairan semen
merembes keluar dari begesting.
7. Konsultan perencana hendaknya memberikaninformasi gambar kerja yang
jelas,lengkap, dan obyektif secara kualitas dan kuantitas kepada pihak proyek.
Dengan demikian diharapkan tidak ada tidak ada kekeliruan kecil sekalipun
yang akan menjadi masalah yang merugikan pihak pelaksana proyek baik
material maupun waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Ahadi. 2011. Konsultan Pengawas Dalam Pelaksanaan Proyek.


http://www.ilmusipil.com/konsultan-pengawas-dalam-pelaksanaan-
proyek. (diakses pada 30 Desember 2019)

Ahadi. 2011. Kontraktor Pelaksana Proyek. http://www.ilmusipil.com/kontraktor-


pelaksana-proyek. (diakses pada 30 Desember 2019)

Ahadi. 2011. Pekerjaan Bekisting. http://www.ilmusipil.com/pekerjaan-bekisting.


(diakses pada 30 Desember 2019)

Buku Pedoman Panduan Kerja Praktek.2018. Banyuwangi : Fakulltas Teknik


Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

52
53
39
55

Anda mungkin juga menyukai