PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
berkembang pesat seiring dengan bertambahnya zaman.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dalam
melaksanakan kegiatan dan pekerjaan sehari–
hari.Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa
dituntut untuk membekali diri dengan kemampuan
akademis untuk bisa menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sudah berkembang pada saat ini.
Kemampuan akademis juga membutuhkan
kemampuan praktis untuk mengaplikasikan kemampuan
akademis secara langsung di lapangan pada suatu
proyek kontruksi.Proyek kontruksi bangunan ada
beberapa jenis dalam ilmu ketekniksipilan, seperti
perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan.
Dalam rangka pengembangan ilmu
ketekniksipilan, maka mahasiswa Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
mewajibkan dalam studinya untuk melaksanaan dua kali
Praktik Kerja Lapangan (PKL)sebagai penerapan ilmu
yang telah diperoleh dibangku kuliah secara langsung
dilapangan.PKL 1 dikhususkan untuk perencanaan
proyek di kantor konsultan sedangkan PKL 2
dikhususkan untuk pelaksanaan proyek dengan
kontraktor dilapangan. Praktik Kerja Lapangan (PKL)
merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh sebagai syarat untuk menyelesaikan Program
Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Surabaya.
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa manfaat yang diperoleh adalah dapat
menempuh mata kuliah wajib yaitu PKL 2 sebagai
salah satu syarat kelulusan, dapat pengalaman yang
lebih di lapangan dalam proyek pembangunan yang
cukup luas serta tinggi, dan dapat memiliki jaringan
kerja yang lebih luas untuk bekal dalam dunia
pekerjaan.
2. Bagi lembaga pendidikan
Bagi lembaga pendidikan (program studi, jurusan,
dan fakultas) manfaat yang diperoleh setelah
penyusunan laporan ini adalah selain sebagai
referensi wacana baca di perpustakaan juga
bermanfaat dalam menhasilkan lulusan yang memiliki
kemampuan sesuai bidangnya khususnya
ketekniksipilan untuk berkembang dan mampu
bersaing secara terampil dan kreatif di dunia kerja.
3. Bagi masyarakat umum
Bagi masyarakat umum manfaat yang diperoleh
setelah penyusunan laporan ini adalah sebagai salah
satu bahan referensi tambahan yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan gedung khususnya
pelaksanaan pekerjaan dinding geser (shear wall) yang
5
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup penyusunan laporan ini berdasarkan
pengamatan di lapangan selama kurang lebih tiga bulan,
yaitu:
1. Pemahaman pelaksanaan proyek secara langsung
pada pembangunan proyek yang sedang berjalan.
2. Pengamatan dan pemahaman pelaksanaan kegiatan
padapembangunan proyek, seperti :
a. Pemahaman gambar site plan perencanaan dan
detail struktur proyek
b. Pemahaman pelaksanaan pekerjaan
pembangunan proyek di lapangan
c. Pemahaman pelaksanaan surveyor pengukur
d. Pemahaman pelaksanaan teknik dalam proyek
e. Prosedur pengontrolan kualitas dalam proyek
Pengamatan pada unsur – unsur yang terkait dalam
proses pelaksanaan pembangunan proyek.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Interview
2. Metode Dokumentasi
3. Metode Praktis
Pelaksanaan Lapangan
Pengumpulan Data
LIteratur
Data Literatur Data
DataProyek
Proyek
Analisa Data
Analisa Data
Penyusunan Laporan
KAJIAN PUSTAKA
13
14
Owner
2. Konsultan Perencana
3. Kontraktor
4. Konsultan Pengawas
1. Beton struktural
5.10.4 Beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah
dicampur ulang setelah pengikatan awal tidak boleh
digunakan kecuali bila disetujui oleh insinyur profesional
bersertifikat.
22
6.4.6 Balok, gelagar, atau slab yang ditumpu oleh kolom atau
dinding tidak boleh dicor atau dipasang hingga beton pada
komponen struktur tumpuan vertikal tidak lagi bersifat
plastis.
7.3 Pembengkokan
7.3.1 Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan
dingin, kecuali bila diizinkan lain oleh insinyur profesional
bersertifikat.
7.3.2 Tulangan yang sebagian sudah tertanam di dalam
beton tidak boleh dibengkokkan di lapangan, kecuali seperti
yang ditunjukkan dalam dokumen kontrak, atau diizinkan
oleh insinyur profesional bersertifikat.
7.6.5 Pada dinding dan slab selain dari konstruksi balok jois
beton, tulangan lentur utama harus berspasi tidak lebih jauh
dari tiga kali tebal dinding atau slab, ataupun tidak lebih
jauh
dari 450 mm.
28
b. Fungsi
1. Kekuatan
a. Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang
diperlukan untuk melawan kekuatan gempa horizontal
b. Ketika dinding geser cukup kuat, maka gaya horizontal
akan ditransfer keelemen berikutnya dalam jalur beban
dibawah mereka, seperti dinding geser lainya, lantai,
pondasi dinding, lembaran atau footings.
2. Kekakuan
a. Dinding geser juga memberikan kekakuan lateral untuk
mencegah atap atau lantai diatas dari sisi goyangan
yang berlebihan.
b. Ketika dinding geser cukup kaku, maka dapat
mencegah pergerakan lantai atau atap disaat gempa.
29
c. Macam-macam
1. Survey / Marking
Survei Pemetaan merupakan sebuah ilmu, seni dan
teknologi untuk menentuan posisi relatif, suatu titik di atas,
atau di bawah permukaan bumi. Dalam arti yang lebih
umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah
disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur
dan mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan
lingkungan dan pengolahan informasi.
31
b. Slip Form
Slip formdalah formwork yang dikerjakan
vertikal keatas dengan jack bersamaan dengan
proses pengecoran. Jack bertumpu pada batang baja
bulat atau pipa baja yang tertanam dalam beton.
Jack/dongkrak dapat dioperasikan secara manual,
elektrik atau hidrolik. Penggunaan slipform pada
umumnya diaplikasikan untuk pelaksanaan
pengecoran struktur beton silo, pier, menara, dan
cerobong.
Tahap pelaksanaan slipform adalah sebagai
berikut :
1. Bagian bawah pada dinding dicor seperlunya
untuk dipergunakan sebagai pedoman as dan
menanam jack rod sejak dari dasar dinding.
2. Seluruh permukaan formwork yang berhubungan
langsung dengan beton, diolesi minyak formwork.
3. Slipform distel dan bertumpu pada jack rod
(setelah pemasangan tulangan dari blackout yang
dipasang).
4. Setelah semuanya diperiksa maka pengecoran
dapat dimulai dengan bantuan alat, misal concrete
pump. Bila pekerjaan telah dimulai, supply beton
dan besi harus dijamin lancar.
5. Selama proses pengecoran, slipform digerakkan ke
atas dengan jack dengan kecepatan 15-30 cm/jam.
6. Pekerja di working platform bawah memeriksa dan
memperbaiki permukaan beton yang baru.
35
3. Slump Test
Nilai slump juga dipakai sebagai salah satu penentu
kekuatan beton. Nilai slump yang terlalu besar menghasilkan
beton yang kurang baik, nilai slump yang terlalu kecil
menghasikan beton yang sukar dikerjakan. Maksud
pemeriksaan nilai slump adalah untuk mengukur konsistensi
campuran adukan beton secara pendekatan (tidak tepat).
Pengujian slump ini dilakukan dengan alat berbentuk
kerucut terpancung, yang diameter atasnya 10 cm dan
diameter bawahnya 20 cm dan tinggi 30 cm, dilengkapi
dengan kuping untuk mengangkat beton segar dan tongkat
pemadat diameter 16 mm sepanjang minimal 60 cm
(Mulyono, 2004).
Besarnya nilai slump bergantung pada:
a. Jenis dan banyaknya semen portland.
b. Jumlah air campuran.
c. Gradasi bahan batuan.
D. Tenaga Kerja
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat
dalam pelaksanaan suatu proyek, baik dari yang ahli/
profesional sampai tenaga kerja pemborong/ buruh.
Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan antara keahlian
tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan manjadi efisien
39
BAB III
Owner
4. Kontraktor
Kontraktor pelaksana adalah orang atau
badan usaha yang bergerak dibidang jasa
pembangunan dan melaksanakan pembangunan
sehingga proyek tersebut dapat terwujud sesuai
rencana. PT. Pembangunan Perumahan berperan
sebagai kontraktor proyek pembangunan
Tunjungan Plaza 6Surabaya yangmemiliki
wewenang sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab atas keseluruhan
pelaksanaan proyek di lapangan,
b. Menyediakan material, tenaga kerja dan
peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan,
c. Memulai proyek setelah menerima Surat
Perintah Kerja (SPK),
d. Memberikan usulan perubahan pekerjaan di
lapangan kepada pihak pengawas selama
diperlukan,
e. Mengatur dan mengkoordinir semua
pelaksanaan di lapangan sehingga dapat
disesuaikan dengan kontrak.
46
d. Pengawasan Produksi
proses pengawasan dan pengendalian proyek
dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standart dan criteria sebagai acuan
dalam rangka mencapai sasaran.
58
1. Condotel
Total lantai : Lower Ground, Upper
Ground, 51 lantai, Lower
Roof, Roof, Upper Roof
60
2. Office
Total lantai : Lower Ground, Upper
Ground, 39 lantai, Lower
Roof, Roof, Upper Roof
3. Podium
Total lantai : Lantai Basement, Lower
Ground, Upper Ground, 14
lantai
61
b. Lokasi proyek
Lokasi proyek pembangunan Tunjungan
Plaza 6 yaitu di Jl. Embong Malang No. 25-31
Surabaya.Tepat bersebelahan dengan Hotel Seraton
Surabaya.Untuk lebih jelasnya dibawah ini adalah site
plan dari lokasi Proyek Tunjungan Plaza 6.
Embong Malang
C4 Ø 2500
CL 200 x 400
CL1 150 x 500
Pada daftar kolom di atas kami tidak
hanya mendaftar jenis kolom apa saja yang
terdapat pada pengerjaan proyek Tunjungan Plaza
6 melainkan juga ikut membantu menghitung
kebutuhan kolom tersebut. Di mana satiap
perhitungan kolom tersebut menghasilkan
kebutuhan besi, kebutuhan bekisting serta
kebutuhan beton secara keseluruhan atau global.
Dalam hal ini kami sebagai mahasiswa PKL
mendapat ijin dari pihak QS (Quantity Surve)
untuk membantu merekapitulasi kebutuhan
tersebut pada setiap bangunan dari lantai terendah
sampai tertinggi
Pekerjaan Balok yang dikerjaan pada
proyek Pembangunan Plaza 6 surabaya
diantaranya sebagai berikut :
3. Mixer Truck
Kendaraan proyek ini akan selalu berlalu
lintas keluar masuk proyek dikarenakan
karena kendaraan ini mengangkut campuran
beton yang dihasilkan bathcing plan ke tempat
pengecoran atau proyek. Pengamatan kami
pada proyek pembangunan Tunjungan Plaza
6 Surabaya menggunaka campuran beton
produksi dari Merak Jaya Beton. Truck ini
dilengkapo molen dengan kapasitas((±6,5-7
m3)tetapi karena akses yang kurang memadai
tidak semuanya mixer truck yang masuk
proyek lancar. Hal itu disebabkan sempitnya
atau terbatasnya akses masuk kendaraan di
proyek.Mixer Truck yang biasa beroperasi
pada proyek Tunjungan Plaza 6 dapat dilihat
seperti pada Gambar berikut ini:
71
4. Concrete Pumps
5. Bucket
Pada pengamatan kami pada Proyek
Pembangunan Tunjungan Plaza 6 alat ini
digunakan untu mengangkut campuran beton
yang dihasilkan oleh mixer truck ke tempat
pengecoran. Alat ini digunakan jika tempat
pengecoran tidak dapat dijangkau oleh
concrete pumps atau terlalu tinggi. Pada proyek
pembangunan Tunjungan Plaza 6 Surabaya
alat ini sering kali digunakan pada
pengecoran kolom dan shearwall karena
mempunyai elevasi yang tinggi untuk
dijangkau
6. Vibrator
8. Bar Bender
Berdasarkan pengamatan yang
kami lakukan alat ini digunakan untuk
membengkokkan bengsi sesuai dengan
permintaan atau sesuai dengan gambar. Alat
ini hanya digunakan pada besi yang
berdiamter besar seperti D 19, D 20, D 22, D
25. Dibawah ini adalah gambar mengenai
pembengkokanbesi berdiameter besar :
9. Mesin Bor
Pada pengamatan kami, seperti halnya bor
kebanyakan alat ini digunakan untuk
mengebor guna membuat lubang kecil
memanjang pada besi, baja dan kayu dan
dapat dilihat seperti pada Gambar 3.13.berikut
ini:
10. Theodolit
Berdasarkan pengalaman kami
saat mengikuti pelaksanaan pekerjaan
survey atau pengukuran di lapangan
Theodolit merupakan alat yang
terpenting pada pelaksaan survey ketika
melaksanakan pengukuran elevasi.
Karena Theodolit merupakan alat
pengukuran yang digunakan untuk
pengukuran elevasi, enentuan titik
kolom, pengecekan kembali hasil
pekerjaan. Adanya alat ini akan
membatu pelaksanaan pekerjaan karena
alat ini dipergunakan sebagai langkah
76
12. Waterpass
Ketika kami mengikuti pelaksana
survey kami mengetahui bahwa
Waterpass adalah suatu alat untuk
mengetahui kemiringan suatu biadang
pekerjaan pada saat pengukuran
elevasi.Dibawah ini adalah waterpass saat
digunakan pada proyek Tunjungan Plaza
6 Surabaya.
13. Sipat
Pengamatan kami di lapangan
menemukan alat yang baru kami
lihat.Karena sebelumnya pada mata kuliah
78
15. Gergaji/Pemotong
Gergaji atau pemotong dibedakan
menjadi dua jenis yaitu gergaji yang
menggunakan mesin dan gergaji
manual.Pada pengamatan kami, proyek
pembangunan Tunjungan Plaza 6 ini
menggunakan kedua gergaji tersebut.
Berikut dibaha ini adalah gambar dari
gergaji yang ada di proyek tunjungan
Plaza 6 Surabaya :
16. Meteran
Dalam suatu pengukuran hal
yang tidak kalah penting adalah meteran
yang selalu menjadi acuan hitung untuk
mengukur sesuatu. Begitu juga pada
semua pekerjaan yang kami amati pada
saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
di Proyek Pembangunan Tunjungan Plaza
6 semua pelaksana lapangan pasti akan
memiliki alat kecil ini sebagai pegangan
mereka untuk memperkecil kesalahan
yang dilakukan oleh pekerja-pekerja.
17. Scaffolding
Seperti yang kami amati pada
proyek pembangunan tunjungan Plaza 6
ini scaffolding menggunakan sitem PCH.
Scaffolding berfungsi untuk menahan
beban diatasnya pada saat pengecoran
dan mempertahankan bentuk pada
balok,kolom dan plat. Scaffoling yang
digunakan pada proyek pembangunan
Tunjungan Plaza 6 dapat dilihat seperti
pada Gambar 3.23 berikut ini:
19. Truck
Truck merupakan bagian yang tidak
kalah penting, karena truck yang
mengangkut bahan atau material tersebut
kedalam proyek. Pada pengamatan kami
diDibawah ini adalah apangan truck yang
sering beroperasi pada proyek
pembangunan Tunjungna Plaza 6 terlihat
seperti dibawah ini.
c. Bahan/ Material
Pada pengamatan yang kami lakukan terhadap
bahan / material kami selalu mengecek setiap
harinya material masuk dan keluar yang
dikeluarkan oleh pihak logistik.Karena itu
merupakan salah satu tugas Quality Control (QC).
Selama satu minggu kami mengikuti petugas
Quality Control (QC) dan melaksanakan sebagian
tugas-tugasnya seperti berikut :
1. Semen Mortar
Jenis semen mortar yang dipakai
harus menuhi ketentuan-ketentuan dan
syarat-syarat yang telah
ditentukan.Dalam pelaksanaan pekerjaan
diharuskan memakai semen satu merk.
Untuk penyimpanannya dalam gudang
harus ditempatkan diatas lantai
panggung minimal 20 cm. Pada proyek
pembangunan Marvell Mall dan Hotel
semen yang digunakan bermerek Mortar
Utama dalam bentuk zak seperti pada
gambar 3.26. di bawah ini
3. Air
Air yang digunakan untuk
pembuatan dan perawatan beton tidak
boleh mengandung minyak, asam, alkali,
garam-garam, buahan-bahan organik atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak
beton atau baja tulangan. Berdasarkan
(PBBI 1971). Dalam percobaan
perbandingan antara kekuatan tekan
mortel semen + pasir dengan memakai air
85
4. Beton
5. Besi Hollow
Besi Hollow disini digunakan
sebagai penyokong pada saat membuat
bekisting pelat dan balok.Di mana besi
86
6. Besi Tulangan
Besi tulangan yang digunakan pada
proyek pembangunan Tunjungan Plaza 6
Surabaya ini diantaranya adalah D10, D13,
D16, D19, D22, D24,D26. Penggunaan jenis
besi dan diameternya disesuaikan dengan
gambar perencanaan yang sudah jadi.
Berikut dibawah ini adalah besi D24 yang
ada di proyek Tunjungan Plaza 6 Surabaya:
87
8. Batako
9. Beton Decking
d. Tenaga Kerja
a. Persiapan
d. Pembesian
f. Perawatan beton
g. Pembongkaran bekisting
98
6. Keselamatan Kerja
Dalam pelaksanaan suatu proyek
keselamatan kerja sangat penting. Dalam proyek
ini para staff perusahaan, pekerja, maupun tamu
diwajibkan memakai APD (Alat Pengaman Diri).
Keterlibatan mahasiswa dalam hal keselamatan
kerja adalah mahasiswa diwajibkan memakai
APD serta mentaati rambu-raambu yang
terdapat dalam proyek ini, selain itu mahasiswa
juga ikut memperingatkan apabila terdapat
pekerja yang tidak memakai APD lengkap.
Perlengkapan keselamatan kerja dalam
proyek ini adalah sebagai berikut:
100
a. Safety shoes
Sumber : www.google.com
b. Helm proyek
Sumber : www.google.com
c. Safety belt
Sumber : www.google.com
101
d. Body hardness
Sumber : www.google.com
e. Safety vest
Sumber : www.google.com
f. Masker
Sumber : www.google.com
102
g. P3K
Sumber : www.google.com
b. Faktor Penghambat
c. Inovasi
B. Pembahasan
tidak
Cek penulangan
ya
Pemasangan bekisting
tidak
Cek posisi beksiting
ya
Pembersihan lokasi
Selesai
108
- Tebal : 800 mm
- Gambar :
- Tebal : 700 mm
- Gambar :
- Tebal : 450 mm
- Gambar :
- Tebal : 650 mm
- Gambar :
- Tebal : 450mm
- Gambar :
- Tebal : 400 mm
- Gambar :
- Tebal : 550 mm
- Gambar :
c. Pekerjaan bekisting
5. Pengecekan
d. Pekerjaan pengecoran
f. Pekerjaan perawatan
3. Pekerjaan Pembesian
a. Pelaksana : 1 orang
b. Pengawas : 1 orang
c. Mandor : 1 orang
d. Tukang : 8-10 orang (pembesian)
e. Operator TC : 1 orang
4. Pekerjaan Pengecoran
a. Pelaksana : 1 orang
b. Pengawas : 1 orang
c. Mandor : 1 orang
d. Tukang : 4 orang
e. Operator TC : 1 orang
5. Pembongkaran Bekesting
a. Pelaksana : 1 orang
b. Pengawas : 1 orang
c. Mandor : 1 orang
d. Tukang : 4 orang
e. Operator TC : 1 orang
6. Pekerjaan Perawatan
a. Tukang : 4 orang
No. Perbandingan
Teori
Pembesian:
Teori
Bekisting:
Pelaksanaan di lapangan
Teori
Pengecoran
Pelaksanaan di lapangan
Teori
Perawatan
4.
5.11.1 Beton (selain beton kekuatan awal tinggi)
harus dirawat pada suhu di atas 10 oC dan dalam
kondisi lembab untuk sekurang-kurangnya selama
7 hari setelah pengecoran, kecuali jika dirawat
133
(SNI 2847-2013)
Pelaksanaan di lapangan
Teori
Pelaksanaan di Lapangan
Teori
(SESUAI)
A. Simpulan
Hasil Praktek Industri untuk pengamatan
pelaksanaan pekerjaan dinding geser selama 60 hari di
lapangan mulai tanggal 9 Juni 2015 s/d 30 Oktober 2015
pada proyek Pembangunan Office Tunjungan Plaza 6
Surabaya yang berlokasi di Jalan Embong Malang No. 25-
31 Surabaya, dapat saya ambil kesimpulan sebagai
berikut:
B. Saran
Dari kegiatan pengamatan pelaksanaan proyek,
berikut saran yang dapat disampaikan: