Anda di halaman 1dari 22

DOKUMEN LELANG

JASA PEMBORONGAN ( KONSTRUKSI )

RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )


DAFTAR VOLUME PEKERJAN
GAMBAR KERJA

SATUAN KERJA : DINAS KESEHATAN KAB. FAKFAK

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS TYPE 135

LOKASI : SEKBAN DISTRIK FAKFAK

TAHUN ANGGARAN : 2012


DOKEN PELELANGAN

DOKUMEN PENGADAAN
JASA KONSTRUKSI

RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )


DAFTAR VOLUME PEKERJAN
GAMBAR KERJA

SATUAN KERJA : DINAS KESEHATAN KAB. FAKFAK

KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS TYPE 135

LOKASI : SEKBAN DISTRIK FAKFAK

TAHUN ANGGARAN : 2012


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
(RKS)

SATUAN KERJA : DINAS KESEHATAN KABUPATEN FAKFAK


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS TYPE 135
LOKASI : SEKBAN DISTRIK FAKFAK
T. ANGGARAN : 2012

BAB I

SYARAT – SYARAT UMUM

A. Pengertian Istilah :

1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya

2. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya, yang selanjutnya disebut


K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik
Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.

4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga
Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada
Institusi lain Pengguna APBN/APBD.

6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

8. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I
yang bersifat permanen,dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.

9. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian


Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.

10. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

11. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

12. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.

13. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa.

14. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak,
yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.

15. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

16. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang
keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).

17. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan
keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia
usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan
jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaanPekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.

18. Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, gagasan orisinal,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta.

19. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari pemerintah
atas kompetensi dan kemampuan profesi dibidang Pengadaan Barang/Jasa.

20. Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan


dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat.

21. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa.

22. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.

23. Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa


Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.

24. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

25. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

26. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

27. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat.

28. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

29. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan.
30. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barang/benda
tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat
ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

31. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara
menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

32. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia


Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan Langsung.

33. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan
usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

34. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah.

35. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada PPK/ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia
Barang/Jasa.

36. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,mempunyai risiko
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai
diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).

37. Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa yang
dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.

38. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah unit kerja
K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa
secara elektronik.

39. E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara
terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem
pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam
waktu yang telah ditentukan.

B. Persyaratan Peserta pelelangan :

 Peserta Pelelangan tidak dibatasi oleh wilayah

C. Pendaftaran.

Pendaftaran sudah dilakukan pada:


Hari : …….. s/d ………
Tanggal : ……………… – ……………. 2012
Waktu : Pkl. ……… WIT.
Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak

D. Pengembalian Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) dan Gambar.

RKS dan Gambar diambil pada :


Hari : ………. – ………….
Tanggal : ………….. – ………….. 2012
Waktu : Pkl ………….. WIT.
Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak

E. Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ).

1. Penjelasan pekerjaan diadakan pada:


Hari : ……………
Tanggal : …………………. 2012
Waktu : Pkl. ………… WIT
Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak

2.Hasil penjelasan Pekerjaan tersebut akan dimuat dalam Berita Acara


Penjelasan Pekerjaan yang dapat diambil pesaerta pelengkapan pada :
Hari : …………….
Tanggal : ……………… 2012
Waktu : Pkl…………. WIT
Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak

3.Berita Acara penjelasan Pekerjaan tersebut ditandatangani oleh panitia.


Pengadaan dan sekurang-kurangnya 2 (dua) wakil rekanan peserta pelelang yaitu :
a. PT / CV. ………………
b. PT / CV. ………………

4.Rekanan yang tidak hadir pada waktu penjelasan pekerjaan, tidak menjadi alasan
untuk tidak diperkenankan mengajukan penawaran.

F. Penawaran .

a. Penawaran yang diminta adalah penawaran menurut ketentuan-ketentuan di dalam RKS dan gambar-
gambar pekerjaan serta berita acara penjelasan pekerjaan.
b. Tata cara pemasukan penawaran Menggunakan Metode Satu Sampul.
c. Dokumen penawaran mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi,
teknis, dan perhitungan harga yang ditanda tangani oleh penyedia barang/jasa sebagaimana
tercantum dalam dokumen pengadaan,
berisi :
1. Daftar isi dari berkas penawaran
2. Ijin usaha jasa konstruksi ( IUJK)
3. Akte pendirian perusahaan
4. Neraca keuangan terakhir per 31 Desember 2011
5. Sisa kemampuan keuangan (SKK) minimal 10% dari penawaran yang dibuktikan dengan
surat keterangan / pernyataan dari Bank dan sisa kemampuan paket (SKP)
6. Surat referensi Bank
7. Surat Jaminan dari Bank atau Lembaga Keuangan lain yang ditujukan oleh Menteri
Keuangan
8. NPWP dan NPWPD
9. SIG atau SITU
10. Pengalaman Kerja selama 4 tahun terakhir
11. Stuktur Organisasi dan Daftar Personil Perusahaan
12. Daftar Tenaga Kerja Personel Lapangan Lengkap dengan kopi Ijazah
13. Daftar Peralatan Perusahaan (bagi yang disewakan agar dilampiri bukti sewa )
14. Bagi Kuasa Direktur atau Kuasa Usaha agar disahkan oleh Notaris atau Pengadilan Negeri
15. Time Schedule
16. Surat Pernyataan tentang Keabsaan Dokumen
17. Surat Penawaran Harga, di atas kertas kop perusahaan bermeterai Rp.6000,
18. Rencana Anggaran Biaya ( R A B )
19.Daftar Harga Satuan Upah dan Bahan
20.Analisa Pekerjaan

G. Ketentuan- ketentuan mengenai surat penawaran dengan metode satu sampul :

Keseluruhan dokumen penawaran dimasukan kedalam satu sampul, yang mencakup semua persyaratan
dan dokumen sebagaimana diminta dalam dokumen pengadaan.
1. Dokumen pengadaan mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan Persyaratan administrasi
(Administration Proposal ), teknis (Technical Proposal ) dan perhitungan harga ( Cost Proposal )
yang ditanda tangani oleh penyedia barang/jasa sebagaimana disyaratkan dalam dokumen
pengadaan.

2. Pada sampul luar hanya dicantumkan alamat pengguna barang / jasa yang mengadakan barang /
jasa dan kata-kata “ Dokumen penawaran pengadaan barang/jasa ……. ( yang
mencantumkan : jenis pekerjaan, tempat,hari, tanggal, bulan, tahun dan waktu pemasukan) “.
3. Apabila penawaran disampaikan melalui pos,sampul tersebut pada anggka 3 dimasukkan kedalam
sampul luar yang hanya mencantumkan alamat pengguna barang/jasa yang mengadakan pengadaan
barang / jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan waktu pemasukan.
4. Harga penawaran dalam dokumen penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf.
5. Dokumen penawaran bersifat rahasia. oleh sebab itu, dilarang dikirim oleh kepada anggota panitia
pengadaan atau perseorangan, melainkan kepada alamat sebagaimana disebutkan pada angka 4.
6. Jika disampaikan kepada langsung, maka dokumen penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang
bersangkutan kedalam tempat / kotak yang telah disediakan oleh penitia /pejabat pengadaan.
Jila dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia / pejabat pengadaan
mencatat tanggal dan waktu penerimaannya,serta memasukkannya ketempat / kotak yang tertutup,
yang terkunci dan tersegel yang telah ditentukan. dokumen penawaran yang diterima setalah batas
waktupe masukan penawaran tidak diikutsertakan.
7. Apabila yang menandatangani surat penawaran bukan penanggungjawab perusahaan yang
bersangkutan, maka yang dikuasakan harus dilampirkan surat kuasa dari Penanggungjawab
perusahaan tersebut diatas surat berkop perusahaan dan bermeteraikan serta disahkan oleh Notaris
atau Panitera Pengadilan Negeri Fakfak.
8. Perubahan atau susulan pemberian bahan, demikian pula penjelasan lisan atau tertulis atas
dokumen penawaran yang telah disampaikan tidak dapat diterima.
9. Surat penawaran yang belum bermeterai cukup, bertanggal dan ditanda tangani dapat dipenuhi
kekurangannya pada saat pembukaan surat penawaran harga (pelelangan).

H. Penawaran yang tidak sah.

1. Disampaikan setelah batas waktu yang ditetapkanoleh panitia pengaadaan


2. Disampaiakn melalui anggota panitia atau pejabat pada instansi yang bersangkutan.
3. Penawaran tidak melampirkan daftar susunan pemilik modal, susunan pengurus perusahaan serta
akkte pendiriannya.
4. Surat ijin usaha yang dilampirkan tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilelangkan.
5. Tidak melampirkan referensi pengalaman dalam usahanya.
6. Harga penawaran yang tercantum dalam angka tidak sesuai dengan yang tercantum dalam huruf.

I. Pemasukan dan Pembukaan Surat penawaran

1. Surat penawaran dimasukan dalam kotak penawaran yang telah disediakan


Oleh Panitia Pengadaan, yang ditutup pada :
Hari : …………..
Tanggal : …………………. 2012
Pukul : Pkl. ……… WIT
Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak

2. Pembukaan Surat Penawaran


a. Panitia pengadaan membuka kotak dan sampul dokumen penawaran yang berisi dokumen
administrasi,dokumen teknis dan dokumen harga di hadapan peserta lelang.

b. Panitia pengadaan memeriksa,menunjukkan dan membacakan di hadapan para peserta


pelelangan mengenai kelengkapan dokumen penawaran,yang terdiri atas : data administrasi,
data teknis dan usulan harga untuk menetapkan kelengkapan atau tidak lengkapnya usulan
dari peserta pelelangan.
c. Apabila data administrasi, data teknis dan usulan harga tidak lengkap, maka dinyatakan
gugur dan tidak diikutsertakan dalam tahap evaluasi.
d. Hasil dari pemeriksaan dokumen tersebut di atas setelah dibacakan dengan jelas dituangkan
dalam berita acara pembukaan dokumen penawaran yang ditanda tangani oleh panitia
pengadaan yang hadir dan ( 2 ) orang wakil peserta lelang yang sah yang ditunjuk oleh para
peserta lelang yang hadir.
3. Evaluasi Penawaran.
a. Kriteria dan Tata Cara Evaluasi Penawaran menggunakan Sistem Nilai ( Merit Point
System )
b. Evaluasi Administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi syarat pada
pembukaan penawaran yang dinyatakan “lengkap” syarat administrasi.
c. Evaluasi teknis dan harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang dinyatakan
memenuhi syarat administrasi, dengan memberikan penilaian (skor ) terhadap unsur-unsur
teknis dan harga penawaran.
d. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, panitia pengadaan membuat daftar urutan penawaran,
yang dimulai dari urutan penawaran yang memiliki nilai skor tertinggi sampai dengan yang
terendah.
e. Pada saat evaluasi administrasi, teksi dan harga apabila dianggap perlu panitia pengadaan
akan melakukan klarifikasi dan atau negosiasi.

J. Pengumuman Pemenang Lelang.

1. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang pelelang diumumkan oleh panitia
pengadaan kepada para peserta pelelang selambat-lambatnya 2 (dua ) hari kerja setelah diterimanya
keputusan tersebut.
2. Penetapan pemenang pelelang selanjutnya diumumkan di papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum.
3. Kepada peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelang diberikan kesempatan untuk
mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 5 ( lima ) hari kerja setelah
pengumuman pemegang lelang.
4. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemegang lelang, deisertai
bukti-bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan disampaikan sekurang-kurangnya kepada
unit pengawasan internal.
5. sanggahan wajib diajukan oleh peserta lelang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan
peserta lelang lain apabila telah terjadi penyimpangan prosedura yang merugikan negara atau
masyarakat.
6. Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang memberikan jawaban tertulis selambat-
lambatnya dalm lima ( 5 ) hari kerja atas sanggahan tersebut secara proposional sesai dengan
masalahnya.
7. Apabila peserta lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan banding
kepada Bupati Kabupaten Fakfak,selambat-lambatnya lima (5) hari sejak diterimanya jawaban
sanggahan tersebut. Sedangkan proses pengadaan dapat dilanjutkan tanpa harus menunggu hasil
keputusan tersebut.

K. Penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang / Jasa.

1. Pengunaan barang/jasa mengeluarkan surat penunjukan penyedia barang/jasa ( SPPBJ ) sebagai


pelaksana pekerjaan yang dilelangkan, dengan ketentuan :
 Tidak ada sanggahan dari peserta lelang; atau
 Sanggahan yang diterima pejabat yang berwenang menetapkan dalam masa sanggahan
ternyata tidak benar, atau sanggahan diterima melewati waktu masa sanggahan.
2. Peserta lelang yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa wajib menerima keputusan tersebut.
Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih berlaku maka
pengunduran diri tersebut hanya dapat dilakukan berdasarkan alasan yang dapat diterima secara
obyektif oleh pengguna barang / jasa,dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran peserta lelang
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah Kabupaten Fakfak.

3. Terhadap penyediaan barang/jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana pekerjaan mengundurkan diri
dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa penawarannya masih berlaku, disamping jaminan
penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah Kabupaten Fakfak,
penyedia barang/jasa tersebut juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan
pengadaan barang/jasa diinstansi pemerintahan selama 2 (dua) tahun.
4. Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa
mengundurkan diri, maka penetapan penyediaan barang/jasa dapat dilakukan kepada calon lelang
urutan kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan :
 Penetapan pemegang lelang urutan kedua tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan/ penetapan pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang.
 Masa penawaran calon pemenang lelang urutan kedua masih berlaku atau sudah diperpanjang
masa berlakunya.
5. Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri, maka penetapan penyediaan
barang/jasadapat dilakukan kepada calon pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga
penawarannya , dengan ketentuan :
 Penetapan pemenang lelang tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/penetapan
pejabat yang berwenang mendapatkan pemenang lelang;
 Masa berlakunya penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga masih berlaku atau sudah
diperpanjang;
 Jaminan penawaran dari pemenang lelang urutan kedua dicairkan dan disetorkan pada kas
Daerah Kabupaten Fakfak;
 Bila calon pemenang kedua mengundurkan diri,dengan alasan yang tidak dapat diterima,
dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada butir 3 diatas.
6. Apabila calon pemenang ketiga mengundurkan diri,dengan alasan yang
Tidak dapat diterima, maka dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada butir 3 diatas. Kemudian
panitia pengadaan melakukan pelelangan ulang,dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran dari
calon pemenang lelang urutan ketiga dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah Kabupaten Fakfak.
7. SPPBJ harus dibuat paling lambat lima ( 5 ) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang
lelang dan segera disampaikan kepada pemenang lelang.
8. Sala satu tembusan SPPBJ disampaikan ( tampa lampiran perjanjian/konrak ) sekurang – kurangnya
kepada unit pengawasan internal.

BAB II

SYARAT – SYARAT ADMINISTRASI

1. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

a. Jangka waktu pelaksanaan adalah ………. hari kalender, terhitung sejak


tanggal yang telah ditentukan,dengan masa pemeliharaan ……. hari kalender.
b. Adanya pekerjaan tambahan tidak boleh dijadikan alasan sebagai
penyebab keterlambatan penyelesaian pekerjaan,tetapi direksi dapat mempertimbangkan
untuk pekerjaan – pekerjaan tertentu.
c. Jangka waktu pelaksanaannya hanya dapat diperpanjang apabila terjadi
Force Majeure dan hal-hal lain diluar kekuasaan pemborong berdasarkan bukti-bukti yang
syah dari instansi yang berwenang.

2. SISTEM KONTRAK

Sistem kontrak yang dipakai adalah “ Lump Sump “ adalah kontrak


Pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan
jumlah harga yang pasri dan tetap,dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.

3. ATURAN PEMBAYARAN

Cara-cara pembayaran / termyn mengikuti Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 dan , dapat
dibayarkan atas dasar suatu berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditanda tangani oleh
kedua belah pihak.

4. DENDA

a. Apabila jangka waktu pelaksanaan seperti tersebut dalam pasal 1


dilampaui,maka Kontrak dikenakan denda sebesar 1 % ( Permnil ) dari harga borongan
keseluruhan untuk setiap hari keterlambatan penyerahan.
Keterlambatan tersebut dihitung sejak tanggal berakhirnya jadwal yang telah ditentukan oleh
kontrak.
b. Apabila pemborong lalai dalam memenuhi bestek, dikenakan denda berupa penggantian
barang atau volume yang memenuhi bestek tersebut.

5. FORCE MAJEURE

a. Yang dimaksud dengan Force Majeure ialah hal-hal yang menghambat jalannya pelaksanaan
pekerjaan yang tidak dapat diatasi / diluar kemampuan. yang termasuk dalam Force adalah
pemogokan, gempa bumi,banjir, sabotase, huru-hara akibat politik,tindakan pemerintah
dalam ekonomi pada umumnya, sehingga Pemborong tidak mampu melanjutkan
pekerjaannya.
b. Bilamana terjadi Force Majeure, Pemborong harus memberitahukan secara tertulis kepada
pemberi tugas disertai dengan bukti-bukti yang nyata dan syah dari Pemerintah Daerah
setempat atau instansi yang berwenang dimana force majeure tersebut terjadi dan dalam
waktu selambat-lambatnya sepuluh ( 10 ) hari setelah peristiwa terjadi.
c. Jika batas waktu pada angka 5.b diatas dilampau, maka pemberi tugas berhak menolak
pengajuan Force Majeure tersebut.

6. PENYERAHAN PEKERJAAN KEPADA PEMBORONG LAIN

a. Pemberi tugas berhak membatalkanperjanjian pemborong ini dan mencabut tugas serta
kewajiban pemborong apabila ternyata Pemborong yang ditunjuk telah menyerahkan,
menjual atau pemborongkan sebagaiman atau seluruh pekerjaan kepada pemborong lain.
b. Pemborong dapat menyerahkan sebagian dari pekerjaannya kepada pemborong lainn apabila
telah mendapat ijin tertulis dari pihak pemberi tugas.
c. Apabila pemborong adalah pemborong yang tidak termasuk golongan ekonomi lemah, maka
pemborongdiwajibkan untuk bekerja sama dengan pemborong golongan ekonomi lemah
setempat.

7. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG

a. Untuk perhitungan pekerjaan tambah atau kurang dipergunakan harga satuan dalam
kontrak.
b. Perhitungan perkerjaan tambah atau kurang dilakukan menurut peratauran-peraturan yang
berlaku.
c. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak dapat berubah karena adanya pekerjaan tambah
yanga dianggap pantas oleh Pemberi Tugas.
d. Pemborong tidak dapat menimpakan kelambatan penyelesaian pekerjaan akibat adanya
pekerjaan tambahan tersebut.

7. JAMINAN PENAWARAN / JAMINAN PELAKSANAAN

( Bagi pekerjaan bernilai diatas Rp. 50.000.000,-)


a. Setiap peserta pelelangan harus menyerahkan jaminan penawaran
Sebesar 1 % berupa bukti surat setoran jaminan penawaran dari bank Pemerintah beserta
aslinya yang dilampirkan dalam surat penawaran.
b. Jaminan penawaran tersebut segera akan dikembalikan apabila yang bersangkutan tidak
menjadi pemenang dalam pelelangan.
c. Jaminan penawaran menjadi milik Negara apabila peserta mengundurkan diri setelah
memasukan surat penawarannya.
d. Peserta yang menang wajib menerima penunjukan sebagai pemenang pelelangan untuk
melaksanakan pekerjaan.
e. Pemborong yang telah ditunjuk sebelum menanda tangani kontrak wajibkan menyerahkan
jaminan pelaksanaan berupa surat jaminan Bank Pemerintah senilai 5 % dari nilai
kontrak.
f. Dalam hal pemborong yang telah ditunjuk dalam waktu yang telah ditentukan tidak
melaksanakan pekerjaan, maka jaminan pelaksanaan menjadi milik negara.
g. Dalam hal pemborong mengundurkan diri setelah ditunjuk / menandatangani
kontrak,maka jaminan penawaran atau jaminan pelaksanaan menjadi milik negara.
h. Jaminan pelaksanaan akan dikembalikan kepada pemborong setelah pekerjaan selesai
sesuai kontrak.

9. BEA METERAI / BIAYA – BIAYA LAINNYA

a. Bea materai menjadi tanggungan pemborong sesuai peraturan Perundang-undangan yang


berlaku.
b. Segala resiko pajak-pajak serta biaya lainnya yang dikarenakan oleh adanya pekerjaan ini
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, menjadi tanggungan pemborong.

10. GAMBAR

a. Bila ada perbedaan antara pesyaratan teknik tertulis dengan gambar maka
pemborong mengikuti persyaratan yang tertulis.

b. Gambar dan persyaratan teknik tertulis tidak boleh diberikan kepada pihak / orang
lain yang tidak ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini atau dengan
tujuan akan dipergunakan dengan maksud-maksud lain.

c. Gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh direksi dibuat oleh
pemborong dan dilaksanakan bila disetujui oleh direksi.

11. PERUBAHAN DOKUMEN

a. Apabila pemberi tugas memandang perlu untuk mengadakan perubahan


dalam gambar dan persyaratan teknik tertulis maka pemborong wajib melaksanakannya
dan diperhitungkan dalam pekerjaan tambah kurang.
b. Gambar perubahan diserahkan dalam rangkap tiga ( 3 ) kepada direksi atas biaya
pemborong.

12. RENCANA KERJA

a. Setelah surat perjanjian pemborongan ditanda tangani, pemborong wajib segera


mengajukan rencana kerja kepada pemberi tugas untuk dipertimbangkan dan disetujui.
Rencana kerja tersebut harus sedapat-dapatnya memuat sebanyak mungkin data-data
mengenai cara dan urutan pekerjaan, alat-alat penolong yang diperlukan, Time schedule
dan lain-lain.
b. Apabila karena sesuatu hal rencana kerja tersebut tidak dapat diikuti lagi,
maka pemborong wajib mengajukan rencana kerja yang baru kepada direksi dengan
memberikan alasan-alasan yang wajar.

13. PHOTO DOKUMENTASI DAN LAPORAN


a. Pemborong diwajibkan membuat fhoto-fhoto sebelum dan sesudah pekerjaan konstruksi
dilaksanakan pada bagian yang dianggap penting.
b. Fhoto-fhoto tersebut diserahkan kepada pelaksana kegiatan pada waktu
penyerahan pekerjaan dan pada setiap waktu pengajuan termyn pembayaran.
c. Pemborong di wajibkan membuat gambar yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
di dilapangan / as built drawing.
d. Selama pelaksanaan,pemborong / kontraktor diharuskan membuat
laporan- laporan yang berupa:
1. Laporan bobot prestasi pekerjaan setiap bulan
2. Laporan kegitan dalam satu ( 1 ) bulan kerja
3. Laporan back up data setiap bulan.
e. Laporan pekerjaan setiap hari, minggu dan bulan serta fhoto dokumentasi diserahkan
sebelum mengajukan penagihan dan sebagai salah satu syarat mengajukan tagihan.

14. PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN / MATERIAL

a. Penyimpanan bahan-bahan bangunan yang telah diperiksa dan disetujui


oleh direksi harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pengambilan dan
memenuhi syarat-syarat penyimpanan untuk
menghindari kerusakan atau menurunnya mutu bahan bangunan tersebut.
b. Tempat penimbunan bahan bangunan ditunjuk oleh direksi.
c. Bila ada perubahan material yang dipakai, harus diadakan penelitian terhadap material
tersebut untuk menentukan dapat tidaknya material dipergunakan.
d. Tes tehadap hasil pekerjaan konstruksi harus segera dilakukan setelah
konstruksi dilaksanakan.

15. TUGAS UMUM DIREKSI

a. Mengusahakan agar pemborong mengenal dan menguasai lapangan


dimana pekerjaan akan dilaksanakan.
b. Memberi petunjuk kepada pemborong mengenai tempat dimana bahan /
material ditempatkan serta penyimpanannya, tempat dimana tanah harus
digali / dibuang, ditimbun ditempat dimana bahan-bahan bangunan yang
ditolak karena tidak memenuhi syarat / bongkaran harus dibuang.
c. Memberikan bimbingan kepada pemborong agar pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktunya.
d. Mengawasi agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan gambar beserta
persyaratan teknik tertulis dan meneliti kemungkinan terdapat kekeliruan-
kekeliruan didalamnya.
e. Memeriksa dan menyetujui atau menolak bahan-bahan / material yang akan
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan.

f. Memeriksa hasil pekerjaan dan membuat berita acara opname nilai bobot
serta berita acara pemeriksaan pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
g. Memeriksa dan menadatangani laporan harian, mingguan dan bulanan.
h. Membantu Penanggung jawab kegiatan membuat laporan pelasanaan
teknis.

16. TUGAS UMUM PEMBORONG

a. Wajib meneliti / mempelajari / melaksanakan pekerjaan sesuai dengan


gambar dan persyaratan teknik tertukis secara bagian – bagian maupun keseluruhan
pekerjaan, sehingga dicapai suatu hasil yang sesuai dengan rencana,baik kualitas,
kuantitas, waktu.
b. Wajub melaksanakan perintah perintah dari direksi yang sesuai dengan
persyaratan teknik tertulis, gambar serta menjamin agar dilasanakan oleh pelaksananya.
c. Wajib memberikan kepada direksi mengenai waktu, tempat dan cara
pelaksanaan yang belum tercantum dalam rencana kerja.
d. Wajib menyampaikan kepada direksi untuk kemudian diputuskan, apabila
ada ketidak cocokan antara gambar dengan rencana teknik tertuli atau bila
terdapat kekliruan.
e. Wajib membuat laporan tertulis,berupa laporan harian dan mingguan
mengenai:
1. Perincian jumlah pekerjaan setiap hari.
2. Jenis dan jumlah bahan / peralatan yang tersedia ditempat pekerjaan
atau yang dipergunakan setiap hari.
3. Kemajuan dari pekerjaan dan hambatan / masalah yang dihadapi.
Apabila menurut pendapat direksi ternyata ada hal-hal yang tidak
benar maka direksi berhak memberikan teguran / peringatan.
f. Wajib memberikan kepada direksi apabila menurut pelaksana ada
petunjuk atau keputusan - keputusan dari direksi yang mengakibatkan
perubahan – perubahan dalam pembiayaan, rencana kerja dan sebagianya
selama hal-hal tersebut belum diatur dalam surat perjanjian pemborongan /
kontrak.
g. Selama melaksanakan pekerjaan, pemborong wajib membuat foto
dokumentasi berwarna dalam postcard, waktu dan tempat pemotretan tersebut yaitu:
a. Sebelum pekerjaan dimulai
b. Saat pekerjaan dalam prestasi 0 %, 50 % , 100 % serta setelah
masa pemeliharaan atau pada waktu pekerjaan diserah
terimakan pada yang terakhir kalinya.
c. Fhoto dokumen dicetak masing-masing minimal 3
buah,kemudian disimpan dalam albun dan disehkan kepada:
1. Pihak pemberi tugas 1 ( satu ) album
2. Konsultan pengawas 1 ( satu ) album
3. Arsip pemborong 1 ( satu ) album

17. BUKU HARIAN

a. Pelaksana / pemborong wajib menyediakan buku harian ditempat pekerjaan


Segala kegiatan yang menyangkut pelaksanan pekerjaan harus dicatat
setiap harinya. Catatan itu meliputi antara lain :
1. Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.
2. Hari – hari dan huja.
3. Bahan bahan bangunan yang datang yang telah dipergunakan
Dan yang ditolak atau diterima.
4. Kemajuan dari pekerjaan.
5. Kejadian – kejadian ditempat pekerjaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan.
b. Buku harian tersebut harus di tanda tangani bersama antar pemborong dan
pengawasan harian sebagai tanda persetujuan.
c. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing – masing dapat
mengajukan persolan kepada direksi harian / kepada pelaksana untuk
mendapat penyelesaian.

18. PENGAMANAN

Pelaksanaan Pemborong :
a. Menjaga keamanan dan tata tertib ditempat pekerjaan.
b. Mengambil tindakan yang perlu untuk kepentingankeselamatan para pekerjadan
lingkungan pekerjaan.
c. Mentaati peraturan – peraturan setempat dan mengusahakan perijinan penggunaan
peralatan yang diperlukan, penggunaan jalan, bangsal sebagainya maka semua biaya
termasuk tanggungjawab pemborong.
d. Pemborong diharuskan mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepada berhubungan
dengan peraturan-peratauran pelaksanaan pekerjaan yang diadakan selama
penyelenggaraan semua akibat karena peraturan tersebut diatas pembiayaannya
dibebankan kepada pemborong.
e. Tempat pekerjaan harus senantiasa bersih.
f. Pemborong diwajibkan mengasuransikan tenaga kerja yang dipekerjakan.

19. KESELAMATAN KERJA

Pemborong berkewajiban:
a. Menyediakan segala alat-alat penolong untuk menghindari bahaya dan
memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan,
Biaya perawatan menjadi tanggung jawab pemborong.
b. Segera memberitahukan dengan tertulis kepada direksi mengenai
terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
c. Menyediakan tempat pekerjaan peralatan PPPK yang sesuai dengan peraturan kesehatan.
20. PEKERJAAN PEMBANTU

a. Pemborong bertanggung jawab atas kekuatan dan penggunaan secara


tepat alat pembantu ( konstruksi penolong ).
Dalam hal ini direksi akan memberikan petunjuknya dan pemborong bertanggung jawab
pada pelaksanaan dan pemeliharaan,misalnya profil dan kayu bouplank, bekesting, jalan
masuk, jembatan darurat,bedeng dan sebagainya.
b. Apabila deireksi kurang lengkap memberikan petunjuk kepada
pemborong, wajib mengajukan cara-cara penyempurnaan tampa
mengurangi tanggung jawab.
c. Pemborong harus membuat persiapan sendiri untuk membuat jalan kerja.
Sebelum memasuki persiapan tertentu, pemborong harus menyerahkan lay-out Yang
dikehendaki dan konstruksi dari fasilitas jalan kerja untuk mendapat persetujuan dari
penanggung jawab kegiatan.

21. JAM KERJA

a. Pemborong / pelaksana mengatur jam kerjanya yang disetujui direksi dengan


pertimbangan waktu kegiatan kantor apabila ada kaitannya.
b. Pekerjaan yang dilakukan malam hari,pemborong harus menyediakan /
menyiapkan hal-hal yang diprlukan, misalnya: penerangan lampu dan sebagainya, dami
untuk kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya pemborong.

21. GUDANG

a. Untuk mengajukan kelancaran / keamanan, apabila diperlukan,pemborong


diwajibkan membuat gudang.
b. Gudang tersebut memenuhi persyaratan keamanan dan letaknya akan
ditentukan oleh Direksi.

22. PEMBONGKARAN SEMENTARA

a. Apabila selama pelaksanaan berjalan diperlukan pembongkaran yang


bersifat sementara,maka pengamanan dan biaya pemasangan / perbaikan kembali untuk
diserahkan dalam keadaan baik, menjadi tanggungan pemborong, yang dapat
diperhitungkan dalam penawaran.
b. Cara-cara pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa tampa
mengakibatkan kerusakan-kerusakan konstruksi pada bangunan dan atas persetujuan
direksi.

23. PEMBERSIHAN LAPANGAN KERJA

a. Setelah pelaksanaan selesai,maka gudang / bangunan sementara dan pekerjaan


pembantu yang hanya diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung
harus dibongkar agar pekerjaan dapat diserahkan kepada pemberi tugas dengan
lapangan kerja yang bersih.
b. Biaya untuk pembongkaran dan pembersihan adalah tanggungan
pemborong.

24. PEKEJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai dengan gambar atau
persyaratan teknis tertulis, maka atas perintah direksi pihak pemborong harus membongkarnya
dalam waktu yang ditetapkan oleh direksi dan memperbaiki kembali atas tanggunan biaya pihak
pemborong.

25. KEWAJIBAN PEMBORONG SELAMA WAKTU PEMELIHARAAN


a. Jangka waktu pemeliharaan sama dengan bab II syarat-syarat
Administrasi pasal 1 ayat a.
b. Selama jangka waktu pemeliharaan ini pemborong berkewajiban untuk
menyempurnakan dan memprbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi disebabkan buruknya
bahan atau mutu pelaksanaan segera setelah direksi mengajukan secara tertulis kepada
pemborong.

26. OPNAME PEKERJAAN

a. Setiap akhir pekerjaan, diadakan opname dan pemeriksaan pekerjaan


yang dilaksanakan oleh direksi dan pemborong.
b. Selesai opname dibuat Berita acara, yang memuat hasil pekerjaan
tersebut diatas yang ditanda tangani oleh direksi dan pemborong.
c. Berita Acara tersebut dipakai sebagai dasar lampiran pembayaran.

27. PERSELISIHAN DAN PEMILIHAN TEMPAT PERADILAN

Setelah hasil-hasil pengujian dari lembaga penyelidikan yang dianggap sah,perselisihan lainnya
yang bersifat teknis dapat diselesaikan oleh sebuah Panitia Arbitrage.
Bila perselisihan bersifat yuridis, sehingga diperlukan suatu keputusan hakim, maka dalm
instansi pertama peradilan harus diadakan di Fakfak, berhubung dengan itu pemborong harus
memiliki tempat tinggal dan tidak perpindah-pindah (domisili tetap) pada almat Panitera
Pengadilan Negeri Fakfak.

28. PERATURAN – PERATURAN YANG BERLAKU

a. KEPPRES No.54 Tahun 2010, beserta penjelasan dan peraturan


pelaksanaannya;
b. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No. 45/PRT/2007
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
c. Pemborong harus sudah memahami dan menguasai semua peraturan-peraturan yang
tersebut dalam poin a dan b diatas, sehingga dengan demikian sanggup melakukan
koreksi bila terdapat kekeliruan di dalam gambar persyaratan teknik tertulis ini.

BAB III
URAIAN TEKNIS

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, penyedia jasa terlebih dahulu harus melakukan
segala persiapan yang dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
tidak terjadi hambatan dikemudian hari nanti.
2. Persiapan – persiapan yang dimaksud antara lain :
a. Pengecekan lokasi / situasi dimana pekerjaan tersebut akan dilaksanakan, serta
melaporkan segala sesuatunya atau mengkonsultasikan dengan direksi pekerjaan,
direksi lapangan.
b. Mendirikan direksi keet, gudang dan barak kerja yang dapat melindungi para
pekerja dan bahan - bahan bangunan.
c. Menyediakan peralatan penting dilokasi sesuai dengan sifat pekerjaan yang akan
dilaksananakan dalam keadaan baik dan siap pakai.
d. Pemasangan Papan Nama Proyek
Pemborong di minta membuat papan nama proyek yang terbuat dari tiang kayu dan papan
multyplek 9 mm atau papan kayu ukuran 2/20 cm dengan ukuran minimal 80 x 120 cm, di
cat dasar putih dengan tulisan berwarna hitam.Papan nama tersebut di tanam secara kuat di
halaman depan lokasi
Pada papan nama tersebut di tuliskan :
1 Proyek : ........................ Kab. Fakfak T.A 2012
2 Pekerjaan : .......................... Fakfak
3. Sumber Dana : ..............................
4. Waktu pelaksanaan : 120 ( Seratus dua puluh ) hari kalender
5. Kontraktor pelaksana : ………….
6. Konsultan Pengawas : ..................................

PASAL 2

PEMBERSIHAN LAPANGAN

1. Daerah proyek yang keadaan lapanganya atau pada tempat – tempat lokasi bangunan
yang masih berupa hutan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, agar terlebih
dalulu pohon – pohon atau tanaman harus dibersihkan dari tempat - tempat itu bersama akar –
akarnya sebelum dimulai pelaksanaannya.
2. Daerah proyek yang kedaan lapanganya terdiri dari tegalan / rumput – rumput, maka
Tempat / lokasi pekerjaan harus bebas dari rerumputan tersebut.
3. Tanah Humus dikupas sedalam minimal 25 cm dari permukaan tanah tempat lokasi
pekerjaan, hasil galian / kupasan tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai timbunan,
harus dibuang atau dikeluarkan dari daerah pekerjaan. Tempat pembuangan hasil galian
/ kupasan tanah tersebut akan di tunjuk atau ditetapkan dilapangan oleh pengawas
lapangan.
4. Semua kerusakan-kerusakan terhadap pekerjaan ini serta milik umum / perorangan
yang diakibatkan oleh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, harus diperbaiki
kembali sesuai dengan semula dan diganti atas biaya dari kontraktor.

PASAL 3

DASAR UKURAN TINGGI DAN UKURAN–UKURAN POKOK

1. Sebagai dasar pengukuran tinggi lantai atau tinggi dasar ± 0,00 (titik duga) dipakai
tinggi lantai pada denah bangunan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya titik ditentukan
secara permanen dan oleh penyedia barang/jasa (kontraktor) diberi tanda jelas.
Ukuran–ukuran tinggi ini (tinggi dasar) diambil ± 30 cm diatas muka tanah atau disesuaikan
dengan keadaan lokasi dan bangunan yang telah ada atau sesuai gambar.
2. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran detail tertera pada gambar rencana (bestek),
diwajibkan penyedia barang/jasa (kontraktor) hendaknya meneliti kembali ukuran–
ukuran tersebut. Jika ada perbedaan dan ketidak cocokan, hendaknya segera
melaporkan dan memperbincangkan dengan direksi pekerjaan, dan pemilik proyek.
Penyedia jasa harus memperhatikan hal-hal sbb :
a. Ukuran yang tertera pada gambar konstruksi beton harus disesuaikan dengan
ukuran jadi.
b. Ukuran-ukuran pada konstruksi kusen harus disesuaikan dengan ukuran
jadi yang ada dipasaran.

PASAL 4

PENGUKURAN DAN PAPAN BANGUNAN

1. Penyedia barang/jasa (Kontraktor) wajib meneliti ukuran-ukuran dilapangan dan


melaporkan segala sesuatu kepada direksi pekerjaan, dan pemilik proyek.
2. Pasangan patok – patok untuk menentukan situasi harus dilakukan bersama dan atas
persetujuan direksi pekerjaan, dan pemilik proyek.
3. Segala pekerjaan pengukuran / persiapan adalah menjadi tanggung jawab
kontraktor.
4. Pengukuran – pengukuran sudut siku, ketinggian (peil), panjang dan lebar harus
menggunakan teropong waterpass, theodolite dan lain – lain.
Pengukuran siku dengan benang secara prinsip segitiga phytagoras hanya dibolehkan
untuk bagian - bagian kecil.
5. Ketidak cocokan yang mungkin ada dilapangan antara gambar dan kenyataan harus
segera dilaporkan kepada direksi pekerjaan, dan Pemilik proyek.
6. a. Pekerjaan pemasangan papan bouwplank adalah termasuk pekerjaan kontraktor dan
harus dibuat dari kayu, bambu tidak diperkenankan untuk digunakan.
b. Pekerjaan penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan bouwplank
dipasang, tinggi dasar (± 0,00) sumbu – sumbu dinding harus disetujui direksi

PASAL 5

PEKERJAAN TANAH

a. Umum
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, lokasi proyek yang akan dikerjakan hendaknya
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan yang sudah tidak terpakai lagi, semak – semak,
alang – alang dan tumbuhan lainnya serta diratakan.
Pekerjaan pembersihan dilakukan dengan hati – hati agar tidak merusakkan kondisi yang
ada. Kotoran dari hasil pembersihan harus dibersihakan, dibakar atau dibuat keluar dari
lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan pengawas.
Timbunan tanah batu dilaksanakan lapis demi lapis sampai mencapai tebal sesuai
gambar atau atas persetujuan Pengawas Proyek setiap lapis harus di padatkan dengan
mesin stamper sampai ketebalan yang di tentukan / sesuai dengan gambar kerja.
b. Bowplank
Papan bangunan harus dipasang pada petak – petak kayu yang nyata kuat tertancap
didalam tanah sehingga tidak bisa bergerak-gerak atau berubah – ubah.
Lebar papan bangunan sekurang kurangnya 20 cm tebal sekurang-kurangnya 2,5 cm.
Tinggi papan bangunan sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dahulu dan disetujui oleh direksi atau Ukuran Peil patok lantai
adalah +/- 0,00 atau setinggi minimal 30 cm dari rata-rata permukaan tanah. Dalam
penentuan tinggi Peil, Kontraktor harus berkonsultasi dengan konsultan Pengawas dan
sepengetahuan Pemberi Tugas
Segala pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti serta disarankan
menggunakan alat ukur Theodalit serta waterpass atau alat bantu lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.
Satuan atau ukuran yang dipakai pada seluruh pengukuran pekerjaan ini adalah satuan
metrik.

PASAL 6
PEKERJAAN URUGAN PASIR

- Urugan pasir dibawah alas pondasi setebal 0,05 m


- Urugan pasir dibawah lantai bangunan setebal 0,10 m
- Urugan pasir harus dipadatkan dengan cara ditumbuk dan disiram air sampai padat.

PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN

Pekerjaan Anstampang ( batu kosong ) di kerjakan pada pekerjaan di bawah pondasi


bangunan, dikerjakan dengan baik serta rapih dengan ketebalan 20 cm.
Pasangan pondasi batu gunung 1: 4 dipasang rapih dan bebas dari kotoran tanah dan
batu yang berlumut harus dibersihkan. Lebar bagian atas pondasi 30 cm dan lebar
bawahnya dari tinggi pondasi adalah di sesuaikan dengan gambar kerja pada bagian
bawah anstampang / pondasi diberikan lapisan pasir pasang dengan ketebalan 5 cm
sebagai lantai kerja.
Pasangan pondasi batu gunung berukuran tidak boleh lebih dari 0,30 m dan sebelum
dipasang dibasahkan dengan air.
Pasangan batu cetak 1: 4 dipasang tegak lurus rata terhadap lantai, sebelum dipasang
harus dibersihkan dan direndam dalam air sampai buihnya habis.
Bahan – bahan perekat sebelum diaduk harus diayak terlebih dahulu dengan ayakan
berukuran renggang 0,5 mm dan diletakkan dengan sudut miring 50  dengan bidang
horizontal.
Tebal plesteran dinding maksimum 1,5 cm, spesi untuk plesteran dinding 1: 4 dimana
plesteran dinding luar dalam tegak lurus dan rata terhadap lantai dan diaci air semen
dengan permukaan yang rata dan halus.
Seluruh plesteran trasram dan plesteran beton dikerjakan dengan campuran
1 pc : 3 psr, plesteran trasram di Km/Wc setinggi 1,5 m dan sebelum diplester terlebih
dahulu permukaan dinding disiram/dibasahi dengan air.
Untuk plesteran pada sudut – sudut tembok dipakai campuran 1 pc : 3 psr.
Semua pekerjaan plesteran yang telah mengering harus disiram/dibasahi dengan air
setiap hari.
Pekerjaan pasangan tegel keramik dengan spesi/campuran 1: 3 harus siku dan rata
terhadap tegel dinding , tegel yang dipasang permukaannya harus rata atau tegel yang
berkwalitas baik serta yang ada dipasaran.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON

UMUM
Pekerjaan beton meliputi Pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton baik beton
betulang maupun beton tidak bertulang, harus lengkap dengan acian ( betesting ) maupun
finising dan pekerjaan lainnya sesuai dengan gambar rencana.
Beton tidak bertulang dengan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl sedangkan untuk beton
bertulang dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl. Standar – standar yang dipakai untuk
pekerjaan beton harus mengikuti PBI 1971.

BAHAN – BAHAN
Semua bahan yang diperlukan dalam pekerjaan harus diambil dari sumber yang disetujui
ahli.
Semen ( Jenis Semen )
Jenis semen yang dipakai harus disetujui oleh direksi untuk semua pekerjaan,
penyimpanan semen harus ditempatkan dalam tempat rapat air dan ditumpuk sesuai
persyaratan tumpukan semen menurut urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tidak
memenuhi persyaratan tidak boleh dipakai lagi dan harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
Pasir
Pasir yang dipakai harus bersih dari lumpur tanah atau bahan organis dan harus memenuhi
persyaratan PBI 1971. Pasir harus ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dan
dilindungi terhadap kotoran.
Kerikil ( Batu Pecah )
Kerikil harus memenuhi persyaratan kekerasan, bentuk tidak bulat, licin dan pipih
berukuran maksimal 5 mm dan harus memenuhi persyaratan PBI 1971.
Air
Air yang dipakai harus jernih dan bersih dari lumpur, minyak, garam – garam, zat kimia,
zat organis dan tidak berbau. Air yang baik untuk campuran beton sesuai dengan
persyaratan air minum ( air PAM ) sesuai dengan persyaratan PBI 1971.
Baja ( Besi Tulangan )
Mutuh baja harus memenuhi ketentuan PBI 1971 dan memakai tulangan yang berkwalitas
U 24 diameter tulangan harus sesuai yang tercantum dalam gambar rencana.
Pemborong hanya diperkenankan mengganti dengan diameter lainnya setelah mendapat
persetujuan dari Direksi, Pasangan besi bertulang harus sesuai dengan gambar.
Pengganjalan tulangan cor ( tahu beton ) terhadap bekisting harus dipasang sesuai dengan
tebal selimut beton dan mempunyai mutu yang beton yang akan dicor.

KWALITAS BETON
Syarat kualitas memenuhi :
Beton harus syarat kwalitas K. 175 dan K. 225 dengan syarat – syarat di dalam PBI – 1971
dan kontraktor diharuskan membuat campuran untuk mendapatkan suatu campuran yang
memenuhi syarat kekuatan dan atas persetujuan ahli.
Pemeriksaan kwalitas harus dilakukan terus menerus selama pekerjaan berlangsung sesuai
dngan peraturan PBI – 1971.

ACIAN ( BETESTING )
Untuk beton yang tidak diplester maka bekisting dibuat dari plywood setebal 12 mm yang
dipekuat oleh rusuk – rusuk balok seperlunya. Jika tidak menggunakan plywood maka
harus dipergunakan papan kayu kelas II yang cukup tebal dan kering serta bagian
permukaan halus yang berhubungan dengan beton cor bekisting harus kuat untuk menahan
getaran – gataran yang akan terjadi akibat beban yang diterimahnya.

PENGECORAN BETON
Pengecoran boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan tertulis dari ahli /
Direksi. Ahli / Direksi menerimah pembertahuan tertulis minimal 2 x 24 jam sebelum
pengecoran dimulai agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pengadukan beton harus digunakan molen dengan cara pengecoran harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam PBI – 1971.
Campuaran beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 meter pada saat pengecoran
sementara berlangsung harus segera dipadatkan dengan alat penggetar mekanis (vibrator)
Tempat penghentian pengecoran harus disetujui oleh ahli / direksi, penyambungan harus
dibersihkan dan dikasarkan kemudian disiram semua dengan air.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan setelah ijin tertulis dari ahli / direksi.

PENGAWETAN BETON ( CURING )


Permukaan beton setelah dicor harus dilindungi terhadap pengeringan terlalu cepat atau
harus tetap lembab agar beton tetap awet maka permukaan beton harus ditutup dengan
karung goni yang dibasahi terus menerus selama 14 hari.

PASAL 9
PEKERJAAN KAYU DAN KUDA – KUDA

Pekerjaan Kosen pintu / jendela menggunakan kayu besi 5/10 diketam dan dikerjakan
dengan rapih serta memakai kayu yang berkwalitas baik. Kosen pintu dan jendela
dipasang dengan angker besi 10 mm tiap tiang 3 buah.
Untuk kuda – kuda menggunakan kayu besi 5/10 yang berkwalitas baik
Sedangkan Gording menggunakan kayu matoa berukuran 5/10 yang berkwalitas baik
tidak banyak mengandung mata kayu atau cacat kayu.
Papan lisplank memakai papan kayu besi 2x2,5/20 yang diketam dan dipasang dengan
baik dan rapih.
Papan jalusi memakai papan kayu besi 2,5/10 yang diketam dan dipasang dengan baik
dan rapih.
Daun pintu panil memakai papan kayu besi 3,5/30 cm dan papan 3,5/10, bingkai diketam
dengan rapih dan halus. Rangka daun pintu menggunakan kayu kelas I ( kayu besi) dan
dibuat sesuai dengan gambar kerja. Tiap daun pintu dipasang tiga buah engsel kuningan
ring plastik merk Arch ukuran 14 x 3 (sederajat) kunci pintu tanam 2 slaag merk Ses dan
dipasang sebaik-baiknya sehingga dapat ditutup/dikunci dengan baik.
Semua pekerjaan kayu yang akan dicat / dipolitur diketam halus, dimenie dan digosok
dengan kertas pasir.
Pekerjaan plafond memakai kayu 4/6 cm yang berkwalitas yang baik dan kuat serta
plafond tripleks tebal 3 mm harus dipasang siku dan lurus terhadap dinding ruangan, untuk
mengindari penurunan terhadap plafond dipasang balok gantung setiap bentangan yang
terjadi lendutan serta sepanjang pertemuan setiap pinggir tembok dan plafond dipasang
list dari kayu matoa ukuran 1,5/3,5 cm dipasang dengan rapih dan halus.
Semua sambungan kayu dibuat secara teknis yang rapih dan rapat sebelum sambungan
tersebut dimatikan terlebih dahulu dimanie.

PASAL 10

PEKERJAAN ATAP

Bahan penutup atap adalah seng gelombang BJLS 30”, pertindihan kesamping kiri dan
kanan minimal 1,5 gelombang, kebawah sebesar 15 cm pemakuan harus menggunakan
paku seng dan dipakukan pada gording , jumlah paku 6 buah untuk setiap lembar seng
gelombang.
Bubungannya menggunakan seng plat BJLS. 30 dengan lebar 30 cm kearah bawah dan
diperkuat dengan paku seng payung.serta dikerjakan dengan baik dan rapih.
Talang dengan salurannya dibuat dari seng plat Bjls.30”, pada sambungan tidak boleh
terdapat lubang atau kebocoran.
Papan talang/jurai dari kayu besi yang berkwalitas yang baik dengan tebal 2,5 cm dan
diawetkan dengan olie.

PASAL 11

PEKERJAAN KACA

Untuk jendela menggunakan Jendela jungkit kaca bening dengan tebal 5 mm, bingkai
jendela dari kayu besi ukuran 3,5 / 7 cm yang berkwalitas baik serta tidak cacat. Tiap
bingkai/daun jendela dipasang 2 buah engsel kuningan ring besi kuningan.
Jendela jungkit tidak boleh kandas diambang kosen dan harus dipasang dengan rapih
jangan sampai ada bidang gesekan dengan ambang kosen akhirnya menimbulkan
keretakan kaca.

PASAL 12

PEKERJAAN CAT

Semua kayu yang menempel / tertanam pada pasangan, sambungan kayu, besi bougel,
bout – bout harus dicat dengan dua kali, sedangkan permukaan talang bagian atas dicat
dengan cat besi.
Untuk cat dinding tembok dipakai cat sigmatex yang berkwalitas yang baik dan
dilaksanakan 3 x pengecetan dengan permukaan halus dan mengkilap. Dalam pelaksanaan
pengecetan tidak bisa kena abu – abu atau harus bebas dari kotoran sebelum dicat. Semua
permukaannya harus rata, bersih, halus dan diplamur dengan plamur yang setara dengan
cat.
Untuk cat kayu digunakan cat kayu yang mengkilat sesuai dengan merk dan warna yang
telah ditentukan oleh pengawas / direksi, pengecetan kayu dilakukan 3 x cat. Sebelum
pengecatan dimulai semua permukaan kayu didempul dan digosok dengan kertas gosok
sampai permukaan halus dan rata.
Untuk cat plafond dipakai cat sigmatex , dilakukan 3 x cat sampai halus dan rapih.
Cat yang kental dicampur dengan minyak cat sesuai dengan merk yang ada dipasaran dan
berkwalitas yang baik berdasarkan persetujuan pengawas / direksi.

PASAL 13

PEKERJAAN SANITASI
Pipa pembuangan kotoran dari kamar mandi / Wc dipakai pipa PVC diameter 3  yang
berkwalitas yang baik dan dipasang dengan kemiringan 3/ 1000 terhadap panjang
kesepticktank ( 3/1000 x L ).
Pipa pembuangan air cuci dari kamar mandi / Wc dipakai pipa PVC. Dengan diameter 3
“ yang berkwalitas baik dan dipasang dengan kemiringan maksimal 3/1000 terhadap
panjang ( 3/1000 x L ).
Pipa air bersih dipakai pipa besi/galvanis diameter 3 / 4 “ dan diameter 1/ 2 “ dimana
setiap sambungan dilengkapi dengan alat sambung, kran air yang dipasang harus
disetujui oleh Pengawas / Direksi.
Kloset, Wastafel yang dipakai harus yang berkwalitas baik atau dengan merk KIA atau
setara dan dipasang rapih.
Septictank dibuat dari pasangan batu gunung dengan spesi 1 : 4 diplester bagian dalam
dengan campuran 1 : 3 dan ditutup dengan plat beton bertulang setebal 8 cm lengkap
dengan pipa hawa diameter 1 / 2 “ tinggi 2 m dan diberi lubang pengontrol 40 x 40 cm
septictank dilengkapi dengan rembesan, detail gambar / ukuran – ukuran untuk keperluan
ini harus disediakan oleh pemborong dan terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas /
Direksi.

PASAL 14

PEKERJAAN INSTALASI
Sumber listrik diperoleh dari PLN, untuk pemasangan instalasi listrik harus dipasang oleh
PLN atau instalatir yang telah disetujui olen PLN setempat. Semua kabel / instalasi
dipasang dengan rapih dan tersembunyi atau tertanam serta pemasangan stopkontak dan
saklar harus direncanakan dengan matang sehingga muda dijangkau.
Pasangan lampu listrik dipakai lampu Hemat energi 7 watt dan 20 watt dilengkapi dengan
kabel stop kontak, saklar sesuai dengan kwalitas yang disetujui oleh pengawas / direksi.
Jumlah mata lampu, cuk dan saklar yang dipasang harus sesuai dengan yang tertera dalam
gambar rencana pekerjaan. pasangan kabel dan sambungan harus aman, memakai alat
isolasi untuk mengindari kebakaran / koslet.
Sekring Box untuk meteran harus dilengkapi dengan penangkal petir ( arde ) sesuai
dengan tegangan listrik yang diisinkan oleh PLN.

PASAL 15

PEKERJAAN HALAMAN

1. Pada waktu penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya semua bangunan sementara
harus sudah dibongkar, sisa-sisa bahan bangunan lainnya yang terdapat dilokasi
pekerjaan segera dibersihkan .
2. Pengurugan halaman dilaksanakan sesuai dengan kemiringan/keadaan yang dimaksud
(sesuai medan atau lokasi), agar tidak terdapat genangan air hujan.

PASAL 16
LAIN-LAIN

Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar bestek dengan
dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar bestek.
Perbedaan ini harus disampaikan kepada Direksi / Pengawas Teknis dan baru dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat tehnis ini akan diadakan penambahan
dalam penjelasan pelaksanaan pekerjaan ( aanwijzing ).

Fakfak, .......... Mei 2012

Menyetujui Di Buat
Pejabat Pembuat Komitmen POKJA – ULP Dinas Kesehatan Kab. Fakfak
Dinas Kesehatan Kab. Fakfak ( Ketua )

......................................................

Anda mungkin juga menyukai