DOKUMEN PENGADAAN
JASA KONSTRUKSI
BAB I
A. Pengertian Istilah :
1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
3. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan Barang dan/atau Jasa milik
Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.
4. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga
Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada
Institusi lain Pengguna APBN/APBD.
6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
8. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi
pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I
yang bersifat permanen,dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
10. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
11. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
12. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
13. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa.
14. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak,
yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
15. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.
16. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang
keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware).
17. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan
keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang telah dikenal luas di dunia
usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan
jasa selain Jasa Konsultansi, pelaksanaanPekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
18. Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, gagasan orisinal,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta.
19. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari pemerintah
atas kompetensi dan kemampuan profesi dibidang Pengadaan Barang/Jasa.
21. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa.
22. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
24. Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
25. Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa Lainnya untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
26. Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk
pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
27. Seleksi Umum adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk pekerjaan yang
dapat diikuti oleh semua Penyedia Jasa Konsultansi yang memenuhi syarat.
28. Seleksi Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi untuk Jasa
Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
29. Sayembara adalah metode pemilihan Penyedia Jasa yang memperlombakan gagasan
orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan.
30. Kontes adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang memperlombakan Barang/benda
tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harga/biayanya tidak dapat
ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.
31. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara
menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
33. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perseorangan dan/atau badan
usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
34. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah.
35. Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan oleh Bank
Umum/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang diserahkan oleh Penyedia
Barang/Jasa kepada PPK/ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia
Barang/Jasa.
36. Pekerjaan Kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi,mempunyai risiko
tinggi, menggunakan peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai
diatas Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
37. Pengadaan secara elektronik atau E-Procurement adalah Pengadaan Barang/Jasa yang
dilaksanakan dengan menggunakan teknologi informasi dan transaksi elektronik sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
38. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah unit kerja
K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa
secara elektronik.
39. E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan secara
terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang terdaftar pada sistem
pengadaan secara elektronik dengan cara menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam
waktu yang telah ditentukan.
C. Pendaftaran.
4.Rekanan yang tidak hadir pada waktu penjelasan pekerjaan, tidak menjadi alasan
untuk tidak diperkenankan mengajukan penawaran.
F. Penawaran .
a. Penawaran yang diminta adalah penawaran menurut ketentuan-ketentuan di dalam RKS dan gambar-
gambar pekerjaan serta berita acara penjelasan pekerjaan.
b. Tata cara pemasukan penawaran Menggunakan Metode Satu Sampul.
c. Dokumen penawaran mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administrasi,
teknis, dan perhitungan harga yang ditanda tangani oleh penyedia barang/jasa sebagaimana
tercantum dalam dokumen pengadaan,
berisi :
1. Daftar isi dari berkas penawaran
2. Ijin usaha jasa konstruksi ( IUJK)
3. Akte pendirian perusahaan
4. Neraca keuangan terakhir per 31 Desember 2011
5. Sisa kemampuan keuangan (SKK) minimal 10% dari penawaran yang dibuktikan dengan
surat keterangan / pernyataan dari Bank dan sisa kemampuan paket (SKP)
6. Surat referensi Bank
7. Surat Jaminan dari Bank atau Lembaga Keuangan lain yang ditujukan oleh Menteri
Keuangan
8. NPWP dan NPWPD
9. SIG atau SITU
10. Pengalaman Kerja selama 4 tahun terakhir
11. Stuktur Organisasi dan Daftar Personil Perusahaan
12. Daftar Tenaga Kerja Personel Lapangan Lengkap dengan kopi Ijazah
13. Daftar Peralatan Perusahaan (bagi yang disewakan agar dilampiri bukti sewa )
14. Bagi Kuasa Direktur atau Kuasa Usaha agar disahkan oleh Notaris atau Pengadilan Negeri
15. Time Schedule
16. Surat Pernyataan tentang Keabsaan Dokumen
17. Surat Penawaran Harga, di atas kertas kop perusahaan bermeterai Rp.6000,
18. Rencana Anggaran Biaya ( R A B )
19.Daftar Harga Satuan Upah dan Bahan
20.Analisa Pekerjaan
Keseluruhan dokumen penawaran dimasukan kedalam satu sampul, yang mencakup semua persyaratan
dan dokumen sebagaimana diminta dalam dokumen pengadaan.
1. Dokumen pengadaan mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan Persyaratan administrasi
(Administration Proposal ), teknis (Technical Proposal ) dan perhitungan harga ( Cost Proposal )
yang ditanda tangani oleh penyedia barang/jasa sebagaimana disyaratkan dalam dokumen
pengadaan.
2. Pada sampul luar hanya dicantumkan alamat pengguna barang / jasa yang mengadakan barang /
jasa dan kata-kata “ Dokumen penawaran pengadaan barang/jasa ……. ( yang
mencantumkan : jenis pekerjaan, tempat,hari, tanggal, bulan, tahun dan waktu pemasukan) “.
3. Apabila penawaran disampaikan melalui pos,sampul tersebut pada anggka 3 dimasukkan kedalam
sampul luar yang hanya mencantumkan alamat pengguna barang/jasa yang mengadakan pengadaan
barang / jasa serta tempat, hari, tanggal, bulan, tahun dan waktu pemasukan.
4. Harga penawaran dalam dokumen penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf.
5. Dokumen penawaran bersifat rahasia. oleh sebab itu, dilarang dikirim oleh kepada anggota panitia
pengadaan atau perseorangan, melainkan kepada alamat sebagaimana disebutkan pada angka 4.
6. Jika disampaikan kepada langsung, maka dokumen penawaran harus dimasukkan oleh peserta yang
bersangkutan kedalam tempat / kotak yang telah disediakan oleh penitia /pejabat pengadaan.
Jila dokumen penawaran disampaikan melalui pos, panitia / pejabat pengadaan
mencatat tanggal dan waktu penerimaannya,serta memasukkannya ketempat / kotak yang tertutup,
yang terkunci dan tersegel yang telah ditentukan. dokumen penawaran yang diterima setalah batas
waktupe masukan penawaran tidak diikutsertakan.
7. Apabila yang menandatangani surat penawaran bukan penanggungjawab perusahaan yang
bersangkutan, maka yang dikuasakan harus dilampirkan surat kuasa dari Penanggungjawab
perusahaan tersebut diatas surat berkop perusahaan dan bermeteraikan serta disahkan oleh Notaris
atau Panitera Pengadilan Negeri Fakfak.
8. Perubahan atau susulan pemberian bahan, demikian pula penjelasan lisan atau tertulis atas
dokumen penawaran yang telah disampaikan tidak dapat diterima.
9. Surat penawaran yang belum bermeterai cukup, bertanggal dan ditanda tangani dapat dipenuhi
kekurangannya pada saat pembukaan surat penawaran harga (pelelangan).
1. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang pelelang diumumkan oleh panitia
pengadaan kepada para peserta pelelang selambat-lambatnya 2 (dua ) hari kerja setelah diterimanya
keputusan tersebut.
2. Penetapan pemenang pelelang selanjutnya diumumkan di papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum.
3. Kepada peserta yang berkeberatan atas penetapan pemenang pelelang diberikan kesempatan untuk
mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 5 ( lima ) hari kerja setelah
pengumuman pemegang lelang.
4. Sanggahan disampaikan kepada pejabat yang berwenang menetapkan pemegang lelang, deisertai
bukti-bukti terjadinya penyimpangan, dengan tembusan disampaikan sekurang-kurangnya kepada
unit pengawasan internal.
5. sanggahan wajib diajukan oleh peserta lelang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama dengan
peserta lelang lain apabila telah terjadi penyimpangan prosedura yang merugikan negara atau
masyarakat.
6. Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang memberikan jawaban tertulis selambat-
lambatnya dalm lima ( 5 ) hari kerja atas sanggahan tersebut secara proposional sesai dengan
masalahnya.
7. Apabila peserta lelang yang menyanggah tidak dapat menerima jawaban atas sanggahan banding
kepada Bupati Kabupaten Fakfak,selambat-lambatnya lima (5) hari sejak diterimanya jawaban
sanggahan tersebut. Sedangkan proses pengadaan dapat dilanjutkan tanpa harus menunggu hasil
keputusan tersebut.
3. Terhadap penyediaan barang/jasa yang ditetapkan sebagai pelaksana pekerjaan mengundurkan diri
dengan alasan yang tidak dapat diterima dan masa penawarannya masih berlaku, disamping jaminan
penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah Kabupaten Fakfak,
penyedia barang/jasa tersebut juga dikenakan sanksi berupa larangan untuk mengikuti kegiatan
pengadaan barang/jasa diinstansi pemerintahan selama 2 (dua) tahun.
4. Apabila pemenang lelang urutan pertama yang ditetapkan sebagai penyedia barang/jasa
mengundurkan diri, maka penetapan penyediaan barang/jasa dapat dilakukan kepada calon lelang
urutan kedua (jika ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan :
Penetapan pemegang lelang urutan kedua tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan/ penetapan pejabat yang berwenang menetapkan pemenang lelang.
Masa penawaran calon pemenang lelang urutan kedua masih berlaku atau sudah diperpanjang
masa berlakunya.
5. Apabila calon pemenang lelang urutan kedua juga mengundurkan diri, maka penetapan penyediaan
barang/jasadapat dilakukan kepada calon pemenang urutan ketiga (jika ada) sesuai dengan harga
penawarannya , dengan ketentuan :
Penetapan pemenang lelang tersebut harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/penetapan
pejabat yang berwenang mendapatkan pemenang lelang;
Masa berlakunya penawaran calon pemenang lelang urutan ketiga masih berlaku atau sudah
diperpanjang;
Jaminan penawaran dari pemenang lelang urutan kedua dicairkan dan disetorkan pada kas
Daerah Kabupaten Fakfak;
Bila calon pemenang kedua mengundurkan diri,dengan alasan yang tidak dapat diterima,
dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada butir 3 diatas.
6. Apabila calon pemenang ketiga mengundurkan diri,dengan alasan yang
Tidak dapat diterima, maka dikenakan sanksi sebagaimana tersebut pada butir 3 diatas. Kemudian
panitia pengadaan melakukan pelelangan ulang,dengan ketentuan bahwa jaminan penawaran dari
calon pemenang lelang urutan ketiga dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah Kabupaten Fakfak.
7. SPPBJ harus dibuat paling lambat lima ( 5 ) hari kerja setelah pengumuman penetapan pemenang
lelang dan segera disampaikan kepada pemenang lelang.
8. Sala satu tembusan SPPBJ disampaikan ( tampa lampiran perjanjian/konrak ) sekurang – kurangnya
kepada unit pengawasan internal.
BAB II
2. SISTEM KONTRAK
3. ATURAN PEMBAYARAN
Cara-cara pembayaran / termyn mengikuti Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 dan , dapat
dibayarkan atas dasar suatu berita acara pemeriksaan pekerjaan yang ditanda tangani oleh
kedua belah pihak.
4. DENDA
5. FORCE MAJEURE
a. Yang dimaksud dengan Force Majeure ialah hal-hal yang menghambat jalannya pelaksanaan
pekerjaan yang tidak dapat diatasi / diluar kemampuan. yang termasuk dalam Force adalah
pemogokan, gempa bumi,banjir, sabotase, huru-hara akibat politik,tindakan pemerintah
dalam ekonomi pada umumnya, sehingga Pemborong tidak mampu melanjutkan
pekerjaannya.
b. Bilamana terjadi Force Majeure, Pemborong harus memberitahukan secara tertulis kepada
pemberi tugas disertai dengan bukti-bukti yang nyata dan syah dari Pemerintah Daerah
setempat atau instansi yang berwenang dimana force majeure tersebut terjadi dan dalam
waktu selambat-lambatnya sepuluh ( 10 ) hari setelah peristiwa terjadi.
c. Jika batas waktu pada angka 5.b diatas dilampau, maka pemberi tugas berhak menolak
pengajuan Force Majeure tersebut.
a. Pemberi tugas berhak membatalkanperjanjian pemborong ini dan mencabut tugas serta
kewajiban pemborong apabila ternyata Pemborong yang ditunjuk telah menyerahkan,
menjual atau pemborongkan sebagaiman atau seluruh pekerjaan kepada pemborong lain.
b. Pemborong dapat menyerahkan sebagian dari pekerjaannya kepada pemborong lainn apabila
telah mendapat ijin tertulis dari pihak pemberi tugas.
c. Apabila pemborong adalah pemborong yang tidak termasuk golongan ekonomi lemah, maka
pemborongdiwajibkan untuk bekerja sama dengan pemborong golongan ekonomi lemah
setempat.
a. Untuk perhitungan pekerjaan tambah atau kurang dipergunakan harga satuan dalam
kontrak.
b. Perhitungan perkerjaan tambah atau kurang dilakukan menurut peratauran-peraturan yang
berlaku.
c. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan tidak dapat berubah karena adanya pekerjaan tambah
yanga dianggap pantas oleh Pemberi Tugas.
d. Pemborong tidak dapat menimpakan kelambatan penyelesaian pekerjaan akibat adanya
pekerjaan tambahan tersebut.
10. GAMBAR
a. Bila ada perbedaan antara pesyaratan teknik tertulis dengan gambar maka
pemborong mengikuti persyaratan yang tertulis.
b. Gambar dan persyaratan teknik tertulis tidak boleh diberikan kepada pihak / orang
lain yang tidak ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini atau dengan
tujuan akan dipergunakan dengan maksud-maksud lain.
c. Gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh direksi dibuat oleh
pemborong dan dilaksanakan bila disetujui oleh direksi.
f. Memeriksa hasil pekerjaan dan membuat berita acara opname nilai bobot
serta berita acara pemeriksaan pekerjaan untuk pembayaran angsuran.
g. Memeriksa dan menadatangani laporan harian, mingguan dan bulanan.
h. Membantu Penanggung jawab kegiatan membuat laporan pelasanaan
teknis.
18. PENGAMANAN
Pelaksanaan Pemborong :
a. Menjaga keamanan dan tata tertib ditempat pekerjaan.
b. Mengambil tindakan yang perlu untuk kepentingankeselamatan para pekerjadan
lingkungan pekerjaan.
c. Mentaati peraturan – peraturan setempat dan mengusahakan perijinan penggunaan
peralatan yang diperlukan, penggunaan jalan, bangsal sebagainya maka semua biaya
termasuk tanggungjawab pemborong.
d. Pemborong diharuskan mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepada berhubungan
dengan peraturan-peratauran pelaksanaan pekerjaan yang diadakan selama
penyelenggaraan semua akibat karena peraturan tersebut diatas pembiayaannya
dibebankan kepada pemborong.
e. Tempat pekerjaan harus senantiasa bersih.
f. Pemborong diwajibkan mengasuransikan tenaga kerja yang dipekerjakan.
Pemborong berkewajiban:
a. Menyediakan segala alat-alat penolong untuk menghindari bahaya dan
memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan,
Biaya perawatan menjadi tanggung jawab pemborong.
b. Segera memberitahukan dengan tertulis kepada direksi mengenai
terjadinya kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
c. Menyediakan tempat pekerjaan peralatan PPPK yang sesuai dengan peraturan kesehatan.
20. PEKERJAAN PEMBANTU
21. GUDANG
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat karena tidak sesuai dengan gambar atau
persyaratan teknis tertulis, maka atas perintah direksi pihak pemborong harus membongkarnya
dalam waktu yang ditetapkan oleh direksi dan memperbaiki kembali atas tanggunan biaya pihak
pemborong.
Setelah hasil-hasil pengujian dari lembaga penyelidikan yang dianggap sah,perselisihan lainnya
yang bersifat teknis dapat diselesaikan oleh sebuah Panitia Arbitrage.
Bila perselisihan bersifat yuridis, sehingga diperlukan suatu keputusan hakim, maka dalm
instansi pertama peradilan harus diadakan di Fakfak, berhubung dengan itu pemborong harus
memiliki tempat tinggal dan tidak perpindah-pindah (domisili tetap) pada almat Panitera
Pengadilan Negeri Fakfak.
BAB III
URAIAN TEKNIS
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, penyedia jasa terlebih dahulu harus melakukan
segala persiapan yang dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
tidak terjadi hambatan dikemudian hari nanti.
2. Persiapan – persiapan yang dimaksud antara lain :
a. Pengecekan lokasi / situasi dimana pekerjaan tersebut akan dilaksanakan, serta
melaporkan segala sesuatunya atau mengkonsultasikan dengan direksi pekerjaan,
direksi lapangan.
b. Mendirikan direksi keet, gudang dan barak kerja yang dapat melindungi para
pekerja dan bahan - bahan bangunan.
c. Menyediakan peralatan penting dilokasi sesuai dengan sifat pekerjaan yang akan
dilaksananakan dalam keadaan baik dan siap pakai.
d. Pemasangan Papan Nama Proyek
Pemborong di minta membuat papan nama proyek yang terbuat dari tiang kayu dan papan
multyplek 9 mm atau papan kayu ukuran 2/20 cm dengan ukuran minimal 80 x 120 cm, di
cat dasar putih dengan tulisan berwarna hitam.Papan nama tersebut di tanam secara kuat di
halaman depan lokasi
Pada papan nama tersebut di tuliskan :
1 Proyek : ........................ Kab. Fakfak T.A 2012
2 Pekerjaan : .......................... Fakfak
3. Sumber Dana : ..............................
4. Waktu pelaksanaan : 120 ( Seratus dua puluh ) hari kalender
5. Kontraktor pelaksana : ………….
6. Konsultan Pengawas : ..................................
PASAL 2
PEMBERSIHAN LAPANGAN
1. Daerah proyek yang keadaan lapanganya atau pada tempat – tempat lokasi bangunan
yang masih berupa hutan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, agar terlebih
dalulu pohon – pohon atau tanaman harus dibersihkan dari tempat - tempat itu bersama akar –
akarnya sebelum dimulai pelaksanaannya.
2. Daerah proyek yang kedaan lapanganya terdiri dari tegalan / rumput – rumput, maka
Tempat / lokasi pekerjaan harus bebas dari rerumputan tersebut.
3. Tanah Humus dikupas sedalam minimal 25 cm dari permukaan tanah tempat lokasi
pekerjaan, hasil galian / kupasan tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai timbunan,
harus dibuang atau dikeluarkan dari daerah pekerjaan. Tempat pembuangan hasil galian
/ kupasan tanah tersebut akan di tunjuk atau ditetapkan dilapangan oleh pengawas
lapangan.
4. Semua kerusakan-kerusakan terhadap pekerjaan ini serta milik umum / perorangan
yang diakibatkan oleh pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, harus diperbaiki
kembali sesuai dengan semula dan diganti atas biaya dari kontraktor.
PASAL 3
1. Sebagai dasar pengukuran tinggi lantai atau tinggi dasar ± 0,00 (titik duga) dipakai
tinggi lantai pada denah bangunan yang akan dilaksanakan. Selanjutnya titik ditentukan
secara permanen dan oleh penyedia barang/jasa (kontraktor) diberi tanda jelas.
Ukuran–ukuran tinggi ini (tinggi dasar) diambil ± 30 cm diatas muka tanah atau disesuaikan
dengan keadaan lokasi dan bangunan yang telah ada atau sesuai gambar.
2. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran detail tertera pada gambar rencana (bestek),
diwajibkan penyedia barang/jasa (kontraktor) hendaknya meneliti kembali ukuran–
ukuran tersebut. Jika ada perbedaan dan ketidak cocokan, hendaknya segera
melaporkan dan memperbincangkan dengan direksi pekerjaan, dan pemilik proyek.
Penyedia jasa harus memperhatikan hal-hal sbb :
a. Ukuran yang tertera pada gambar konstruksi beton harus disesuaikan dengan
ukuran jadi.
b. Ukuran-ukuran pada konstruksi kusen harus disesuaikan dengan ukuran
jadi yang ada dipasaran.
PASAL 4
PASAL 5
PEKERJAAN TANAH
a. Umum
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, lokasi proyek yang akan dikerjakan hendaknya
dibersihkan terlebih dahulu dari bahan yang sudah tidak terpakai lagi, semak – semak,
alang – alang dan tumbuhan lainnya serta diratakan.
Pekerjaan pembersihan dilakukan dengan hati – hati agar tidak merusakkan kondisi yang
ada. Kotoran dari hasil pembersihan harus dibersihakan, dibakar atau dibuat keluar dari
lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Konsultan pengawas.
Timbunan tanah batu dilaksanakan lapis demi lapis sampai mencapai tebal sesuai
gambar atau atas persetujuan Pengawas Proyek setiap lapis harus di padatkan dengan
mesin stamper sampai ketebalan yang di tentukan / sesuai dengan gambar kerja.
b. Bowplank
Papan bangunan harus dipasang pada petak – petak kayu yang nyata kuat tertancap
didalam tanah sehingga tidak bisa bergerak-gerak atau berubah – ubah.
Lebar papan bangunan sekurang kurangnya 20 cm tebal sekurang-kurangnya 2,5 cm.
Tinggi papan bangunan sama dengan titik nol atau apabila dikehendaki lain harus
dibicarakan dahulu dan disetujui oleh direksi atau Ukuran Peil patok lantai
adalah +/- 0,00 atau setinggi minimal 30 cm dari rata-rata permukaan tanah. Dalam
penentuan tinggi Peil, Kontraktor harus berkonsultasi dengan konsultan Pengawas dan
sepengetahuan Pemberi Tugas
Segala pengukuran harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti serta disarankan
menggunakan alat ukur Theodalit serta waterpass atau alat bantu lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.
Satuan atau ukuran yang dipakai pada seluruh pengukuran pekerjaan ini adalah satuan
metrik.
PASAL 6
PEKERJAAN URUGAN PASIR
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN
PASAL 8
PEKERJAAN BETON
UMUM
Pekerjaan beton meliputi Pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton baik beton
betulang maupun beton tidak bertulang, harus lengkap dengan acian ( betesting ) maupun
finising dan pekerjaan lainnya sesuai dengan gambar rencana.
Beton tidak bertulang dengan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl sedangkan untuk beton
bertulang dengan campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl. Standar – standar yang dipakai untuk
pekerjaan beton harus mengikuti PBI 1971.
BAHAN – BAHAN
Semua bahan yang diperlukan dalam pekerjaan harus diambil dari sumber yang disetujui
ahli.
Semen ( Jenis Semen )
Jenis semen yang dipakai harus disetujui oleh direksi untuk semua pekerjaan,
penyimpanan semen harus ditempatkan dalam tempat rapat air dan ditumpuk sesuai
persyaratan tumpukan semen menurut urutan pengiriman. Semen yang rusak atau tidak
memenuhi persyaratan tidak boleh dipakai lagi dan harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan.
Pasir
Pasir yang dipakai harus bersih dari lumpur tanah atau bahan organis dan harus memenuhi
persyaratan PBI 1971. Pasir harus ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dan
dilindungi terhadap kotoran.
Kerikil ( Batu Pecah )
Kerikil harus memenuhi persyaratan kekerasan, bentuk tidak bulat, licin dan pipih
berukuran maksimal 5 mm dan harus memenuhi persyaratan PBI 1971.
Air
Air yang dipakai harus jernih dan bersih dari lumpur, minyak, garam – garam, zat kimia,
zat organis dan tidak berbau. Air yang baik untuk campuran beton sesuai dengan
persyaratan air minum ( air PAM ) sesuai dengan persyaratan PBI 1971.
Baja ( Besi Tulangan )
Mutuh baja harus memenuhi ketentuan PBI 1971 dan memakai tulangan yang berkwalitas
U 24 diameter tulangan harus sesuai yang tercantum dalam gambar rencana.
Pemborong hanya diperkenankan mengganti dengan diameter lainnya setelah mendapat
persetujuan dari Direksi, Pasangan besi bertulang harus sesuai dengan gambar.
Pengganjalan tulangan cor ( tahu beton ) terhadap bekisting harus dipasang sesuai dengan
tebal selimut beton dan mempunyai mutu yang beton yang akan dicor.
KWALITAS BETON
Syarat kualitas memenuhi :
Beton harus syarat kwalitas K. 175 dan K. 225 dengan syarat – syarat di dalam PBI – 1971
dan kontraktor diharuskan membuat campuran untuk mendapatkan suatu campuran yang
memenuhi syarat kekuatan dan atas persetujuan ahli.
Pemeriksaan kwalitas harus dilakukan terus menerus selama pekerjaan berlangsung sesuai
dngan peraturan PBI – 1971.
ACIAN ( BETESTING )
Untuk beton yang tidak diplester maka bekisting dibuat dari plywood setebal 12 mm yang
dipekuat oleh rusuk – rusuk balok seperlunya. Jika tidak menggunakan plywood maka
harus dipergunakan papan kayu kelas II yang cukup tebal dan kering serta bagian
permukaan halus yang berhubungan dengan beton cor bekisting harus kuat untuk menahan
getaran – gataran yang akan terjadi akibat beban yang diterimahnya.
PENGECORAN BETON
Pengecoran boleh dilaksanakan apabila telah mendapat persetujuan tertulis dari ahli /
Direksi. Ahli / Direksi menerimah pembertahuan tertulis minimal 2 x 24 jam sebelum
pengecoran dimulai agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
Pengadukan beton harus digunakan molen dengan cara pengecoran harus sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam PBI – 1971.
Campuaran beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 meter pada saat pengecoran
sementara berlangsung harus segera dipadatkan dengan alat penggetar mekanis (vibrator)
Tempat penghentian pengecoran harus disetujui oleh ahli / direksi, penyambungan harus
dibersihkan dan dikasarkan kemudian disiram semua dengan air.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan setelah ijin tertulis dari ahli / direksi.
PASAL 9
PEKERJAAN KAYU DAN KUDA – KUDA
Pekerjaan Kosen pintu / jendela menggunakan kayu besi 5/10 diketam dan dikerjakan
dengan rapih serta memakai kayu yang berkwalitas baik. Kosen pintu dan jendela
dipasang dengan angker besi 10 mm tiap tiang 3 buah.
Untuk kuda – kuda menggunakan kayu besi 5/10 yang berkwalitas baik
Sedangkan Gording menggunakan kayu matoa berukuran 5/10 yang berkwalitas baik
tidak banyak mengandung mata kayu atau cacat kayu.
Papan lisplank memakai papan kayu besi 2x2,5/20 yang diketam dan dipasang dengan
baik dan rapih.
Papan jalusi memakai papan kayu besi 2,5/10 yang diketam dan dipasang dengan baik
dan rapih.
Daun pintu panil memakai papan kayu besi 3,5/30 cm dan papan 3,5/10, bingkai diketam
dengan rapih dan halus. Rangka daun pintu menggunakan kayu kelas I ( kayu besi) dan
dibuat sesuai dengan gambar kerja. Tiap daun pintu dipasang tiga buah engsel kuningan
ring plastik merk Arch ukuran 14 x 3 (sederajat) kunci pintu tanam 2 slaag merk Ses dan
dipasang sebaik-baiknya sehingga dapat ditutup/dikunci dengan baik.
Semua pekerjaan kayu yang akan dicat / dipolitur diketam halus, dimenie dan digosok
dengan kertas pasir.
Pekerjaan plafond memakai kayu 4/6 cm yang berkwalitas yang baik dan kuat serta
plafond tripleks tebal 3 mm harus dipasang siku dan lurus terhadap dinding ruangan, untuk
mengindari penurunan terhadap plafond dipasang balok gantung setiap bentangan yang
terjadi lendutan serta sepanjang pertemuan setiap pinggir tembok dan plafond dipasang
list dari kayu matoa ukuran 1,5/3,5 cm dipasang dengan rapih dan halus.
Semua sambungan kayu dibuat secara teknis yang rapih dan rapat sebelum sambungan
tersebut dimatikan terlebih dahulu dimanie.
PASAL 10
PEKERJAAN ATAP
Bahan penutup atap adalah seng gelombang BJLS 30”, pertindihan kesamping kiri dan
kanan minimal 1,5 gelombang, kebawah sebesar 15 cm pemakuan harus menggunakan
paku seng dan dipakukan pada gording , jumlah paku 6 buah untuk setiap lembar seng
gelombang.
Bubungannya menggunakan seng plat BJLS. 30 dengan lebar 30 cm kearah bawah dan
diperkuat dengan paku seng payung.serta dikerjakan dengan baik dan rapih.
Talang dengan salurannya dibuat dari seng plat Bjls.30”, pada sambungan tidak boleh
terdapat lubang atau kebocoran.
Papan talang/jurai dari kayu besi yang berkwalitas yang baik dengan tebal 2,5 cm dan
diawetkan dengan olie.
PASAL 11
PEKERJAAN KACA
Untuk jendela menggunakan Jendela jungkit kaca bening dengan tebal 5 mm, bingkai
jendela dari kayu besi ukuran 3,5 / 7 cm yang berkwalitas baik serta tidak cacat. Tiap
bingkai/daun jendela dipasang 2 buah engsel kuningan ring besi kuningan.
Jendela jungkit tidak boleh kandas diambang kosen dan harus dipasang dengan rapih
jangan sampai ada bidang gesekan dengan ambang kosen akhirnya menimbulkan
keretakan kaca.
PASAL 12
PEKERJAAN CAT
Semua kayu yang menempel / tertanam pada pasangan, sambungan kayu, besi bougel,
bout – bout harus dicat dengan dua kali, sedangkan permukaan talang bagian atas dicat
dengan cat besi.
Untuk cat dinding tembok dipakai cat sigmatex yang berkwalitas yang baik dan
dilaksanakan 3 x pengecetan dengan permukaan halus dan mengkilap. Dalam pelaksanaan
pengecetan tidak bisa kena abu – abu atau harus bebas dari kotoran sebelum dicat. Semua
permukaannya harus rata, bersih, halus dan diplamur dengan plamur yang setara dengan
cat.
Untuk cat kayu digunakan cat kayu yang mengkilat sesuai dengan merk dan warna yang
telah ditentukan oleh pengawas / direksi, pengecetan kayu dilakukan 3 x cat. Sebelum
pengecatan dimulai semua permukaan kayu didempul dan digosok dengan kertas gosok
sampai permukaan halus dan rata.
Untuk cat plafond dipakai cat sigmatex , dilakukan 3 x cat sampai halus dan rapih.
Cat yang kental dicampur dengan minyak cat sesuai dengan merk yang ada dipasaran dan
berkwalitas yang baik berdasarkan persetujuan pengawas / direksi.
PASAL 13
PEKERJAAN SANITASI
Pipa pembuangan kotoran dari kamar mandi / Wc dipakai pipa PVC diameter 3 yang
berkwalitas yang baik dan dipasang dengan kemiringan 3/ 1000 terhadap panjang
kesepticktank ( 3/1000 x L ).
Pipa pembuangan air cuci dari kamar mandi / Wc dipakai pipa PVC. Dengan diameter 3
“ yang berkwalitas baik dan dipasang dengan kemiringan maksimal 3/1000 terhadap
panjang ( 3/1000 x L ).
Pipa air bersih dipakai pipa besi/galvanis diameter 3 / 4 “ dan diameter 1/ 2 “ dimana
setiap sambungan dilengkapi dengan alat sambung, kran air yang dipasang harus
disetujui oleh Pengawas / Direksi.
Kloset, Wastafel yang dipakai harus yang berkwalitas baik atau dengan merk KIA atau
setara dan dipasang rapih.
Septictank dibuat dari pasangan batu gunung dengan spesi 1 : 4 diplester bagian dalam
dengan campuran 1 : 3 dan ditutup dengan plat beton bertulang setebal 8 cm lengkap
dengan pipa hawa diameter 1 / 2 “ tinggi 2 m dan diberi lubang pengontrol 40 x 40 cm
septictank dilengkapi dengan rembesan, detail gambar / ukuran – ukuran untuk keperluan
ini harus disediakan oleh pemborong dan terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas /
Direksi.
PASAL 14
PEKERJAAN INSTALASI
Sumber listrik diperoleh dari PLN, untuk pemasangan instalasi listrik harus dipasang oleh
PLN atau instalatir yang telah disetujui olen PLN setempat. Semua kabel / instalasi
dipasang dengan rapih dan tersembunyi atau tertanam serta pemasangan stopkontak dan
saklar harus direncanakan dengan matang sehingga muda dijangkau.
Pasangan lampu listrik dipakai lampu Hemat energi 7 watt dan 20 watt dilengkapi dengan
kabel stop kontak, saklar sesuai dengan kwalitas yang disetujui oleh pengawas / direksi.
Jumlah mata lampu, cuk dan saklar yang dipasang harus sesuai dengan yang tertera dalam
gambar rencana pekerjaan. pasangan kabel dan sambungan harus aman, memakai alat
isolasi untuk mengindari kebakaran / koslet.
Sekring Box untuk meteran harus dilengkapi dengan penangkal petir ( arde ) sesuai
dengan tegangan listrik yang diisinkan oleh PLN.
PASAL 15
PEKERJAAN HALAMAN
1. Pada waktu penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya semua bangunan sementara
harus sudah dibongkar, sisa-sisa bahan bangunan lainnya yang terdapat dilokasi
pekerjaan segera dibersihkan .
2. Pengurugan halaman dilaksanakan sesuai dengan kemiringan/keadaan yang dimaksud
(sesuai medan atau lokasi), agar tidak terdapat genangan air hujan.
PASAL 16
LAIN-LAIN
Apabila terdapat perbedaan ukuran atau keterangan antara gambar bestek dengan
dokumen ini, maka yang mengikat adalah gambar bestek.
Perbedaan ini harus disampaikan kepada Direksi / Pengawas Teknis dan baru dapat
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
Hal-hal yang belum tercantum dalam syarat-syarat tehnis ini akan diadakan penambahan
dalam penjelasan pelaksanaan pekerjaan ( aanwijzing ).
Menyetujui Di Buat
Pejabat Pembuat Komitmen POKJA – ULP Dinas Kesehatan Kab. Fakfak
Dinas Kesehatan Kab. Fakfak ( Ketua )
......................................................