Oleh :
Kelompok 10
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2023
BAB II
dan tanggung jawab pemerintah dalam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan
yang prosesnya diawali dengan need assessment, itu memainkan peran penting sampai
pelayanan publik dan pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Juga, PBJP
diharapkan juga dapat menawarkan pemenuhan nilai maksimum layanan (nilai uang) dan
meningkatkan penggunaan produk Memperkuat peran usaha mikro, usaha kecil dan
membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan internal dan/atau organisasi
eksternal. Oleh karena itu, hampir semua organisasi, baik organisasi dalam bisnis
(organisasi laba), di sektor nirlaba (nirlaba), dan administrasi publik melaksanakan proses
pengadaan untuk memenuhinya perlu melakukan tugas mereka sendiri. Meskipun Oleh
ketiga Organisasi adalah tujuan utamanya, yaitu perolehan barang dan layanan dengan
nilai terbaik untuk uang (mendapatkan nilai). Pengadaan barang/jasa pemerintah (PBJP)
yang dibiayai oleh APBN /APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
Riyanto menyatakan bahwa dalam proses pengadaan barang dan jasa ini, ada
beberapa istilah yang perlu diketahui agar tidak menimbulkan ambiguitas dan
1
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2018)
a. Barang, merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut benda, baik dalam bentuk
bahan baku, setengah jadi, maupun barang jadi yang menjadi objek dari pengadaan
barang pemerintah.
b. Jasa, terbagi menjadi Jasa Konsultasi, Jasa Pemborongan dan Jasa lainnya.2
jawab atas pelaksaan proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, yang diangkat
Kontrak standar disebut juga dengan perjanjian baku atau kontrak baku/kontrak
adhesi, dirumuskan secara berbeda-beda oleh para ahli. Menurut Hondius perjanjian baku
merupakan konsep janji-janji tertulis, disusun tanpa membicarakan isinya dan lazimnya
dituangkan ke dalam sejumlah perjanjian tak terbatas yang sifatnya tertentu. Sementara
menurut Sutan Remi Sjahdeini kontrak standar adalah perjanjian yang hampir seluruh
klausul-klausulnya dibakukan oleh pemakainya dan pihak yang lain pada dasarnya tidak
prinsipiil (PPK) dan pemasok barang/jasa atau badan pemerintahan sendiri. Kontrak
tersebut pada hakikatnya lahir dari penerapan prinsip kebebasan berkontrak antar negara.
Pihak yang terlibat dalam perjanjian. Agar kebebasan berkontrak tidak disalahgunakan
2
Hendrick Haluruk, Tesis:” Diskresi Pemerintah Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah” (Ambon:
UNPATTI.2017), Hal 28.
3
Dr.H.Purwosusilo, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa, KENCANA, Jakarta, 2017, Hal 217- 218.
sebagai kegiatan para pihak yang tidak dibatasi, perkembangan desain kontrak
yurisprudensi.
satu sisi dikategorikan sebagai kontrak standar/ baku, dengan alasan format, klausula dan
ruang lingkupnya sudah diatur dengan jelas dalam Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Barang/Jasa Pemerintah.
mencapai kesepakatan tentang hal tersebut. menentukan apa yang adil bagi kedua belah
pihak.
Syarat kontrak dalam pengadaan barang/jasa publik adalah ketentuan umum yang harus
dicantumkan dalam kontrak kerja dengan tujuan memberikan pemahaman, petunjuk dan
batasan kepada pengguna (pemerintah) dan penyedia jasa (supplier) atas pelaksanaan
kontrak.
Peraturan kontrak barang/jasa publik diatur dalam Peraturan Kepala LKPP No. 15
Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Publik, yang menggantikan Perka LKPP No.
dibiayai dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik yang dilakukan secara mandiri
maupun oleh penyedia barang atau jasa. Dalam pengertian ini, pengadaan barang/jasa
publik melibatkan dua faktor penting, baik perorangan maupun lembaga, yaitu
Penandatangan Kontrak
Penandatanganan kontrak adalah representasi yang benar dan penerimaan
kontrak untuk kedua belah pihak. Ketika kedua pihak yang berwenang
tersebut bersifat final dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
Jaminan Pelaksanaan
dari kontrak tersebut. Selain itu, adanya jaminan kinerja juga bertujuan
Pelaksanaan Kontrak
harga kontrak.
dokumen kontrak. Untuk barang yang mudah rusak atau berisiko tinggi.
mereka.
penerimaan kontrak, denda dan ganti rugi, keadaan luar biasa, dan perpanjangan
yang harus dijadikan dasar. prinsip-prinsip tersebut antara lain prinsip efisien, efektif,
Dasar Terkait pengadaan barang dan jasa yang didasarkan kewenangan diskresi
pemerintah yakni pengadaan barang dan jasa dengan metode penunjukan langsung
memiliki kekhasan tersendiri karena tidak seperti pengadaan barang/jasa pada umumnya
pejabat pemerintah untuk menggunakan dan menggunakan dana pemerintah dengan cara
yang harus dipandang sebagai tujuan kemanfaatan. Dalam pengadaan barang dan jasa
kontraktor pengadaan. Tanggung jawab untuk perolehan barang dan jasa adalah milik
badan-badan yang memiliki kekuatan hukum dan secara individu, dalam tugas dan
sebagai korporasi.
Pengadaan membutuhkan anggaran yang besar baik dari APBN maupun APBD.
Dalam melakukan pengadaan, pemerintah merupakan badan yang mengatur tata cara
pengadaan barang dan jasa. Barang dan jasa biasanya diperoleh melalui lelang. Lelang
sebagai suatu proses yang harus dilakukan pada saat perolehan barang dan jasa dalam
kondisi normal, dalam kondisi tertentu tidak digunakan mekanisme lelang, melainkan
jasa disediakan dengan metode alokasi langsung. Secara khusus, peraturan perundang-
undangan yang mengatur pengadaan barang dan jasa adalah Peraturan Presiden Nomor
70 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2012. Keputusan ini mengatur tentang
pengadaan barang dan jasa yang langsung dipesan. Booking appointment adalah
demikian, dapat diartikan bahwa barang/jasa yang dirahasiakan tidak lagi menjadi dasar
Pemilihan pemasok barang/jasa lainnya dilakukan melalui lelang yang terdiri dari lelang
Jika ada perbedaan dalam pemilihan kontraktor, jika dalam pengadaan barang/jasa
doelmatigheid, karena konsep diskresi ditujukan untuk tujuan kegunaan, bukan kepastian
baik4. Mengingat cara penunjukan langsung dalam pengadaan barang dan jasa merupakan
tindakan bebas pejabat pemerintah, maka tindakan tersebut harus didasarkan pada tujuan
untuk kepentingan umum dan memperhatikan asas dan etika pengadaan barang dan jasa.
adanya praktik tindakan bebas, baik prosedural maupun substantif, untuk mencegah
Penguasaan hukum atas perbuatan bebas dalam perolehan barang dan jasa merupakan
negara. Hal ini penting karena bertujuan agar konsep abuse of power dapat dipahami
keadilan dicapai dalam negara hukum yang memosisikan subjek hukum sesuai dengan
demikian juga dengan pegawai negeri yang menjalankan fungsi pemerintahan hukum.5
4
Hendrick Haluruk, Tesis:” Diskresi Pemerintah Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah” (Ambon:
UNPATTI.2017), Hal 91.
5
Ibid
DAFTAR PUSTAKA
Kencana.
Arsana, I Putu Jati. 2016. Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
Albert, Rian. 2011. Buku Pegangan Barang dan Jasa. Yogyakarta: Gradien
Mediatama.
Arsyad, Jawade Hafidz dan Dian Karisa. 2018. Sentralisasi Birokrasi Pengadaan
Kencana.