DISUSUN OLEH :
Nama : Syaptudin
Nim : 5202111004
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2021
Menurut Nomor Bahasa Presiden 16 Tahun 2018, Sedangkan di luar program pemerintah,
penawaran dapat diartikan sebagai penawaran formal dan teratur untuk mentransfer harga,
membeli pekerjaan, atau menyediakan barang dan jasa yang diberikan oleh perusahaan
swasta besar kepada perusahaan lain. Di sektor publik, tenda pemerintah diatur secara ketat
oleh Peraturan Presiden (Perpres) dan peraturannya untuk memastikan bahwa proyek-
proyek nasional dilakukan secara bebas, setara dan tanpa suap atau kerja sama.
Proses seleksi dilakukan dengan cara mengundang penjual (supplier atau pemasok) untuk
menyediakan jumlah dan jenis barang/jasa yang dibutuhkan dengan menggunakan sistem
standar atau sistem online. Harga terbaik (ingat, tidak murah!) Dan kualitas yang baik akan
menjadi pemenangnya. Berkenaan dengan jenis perusahaan yang dapat ditender, semua
organisasi usaha kecil, menengah, atau besar diatur secara hukum. Menyusul keluarnya
Proklamasi Presiden saat ini, keadaan proyek saat ini telah memprioritaskan pemasok dan
usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produk lokal.
Menurut Alfian Malik, penawaran adalah serangkaian peristiwa penagihan yang bertujuan
untuk memilih, menemukan, mengidentifikasi, dan mengidentifikasi perusahaan yang cocok
dan tepat untuk mengoperasikan paket layanan.
Dalam Kamus Hukum, pembelian adalah urusan yang berhubungan dengan bisnis
pembelian pekerjaan atau memerintahkan orang lain untuk membeli atau melakukan
sebagian atau seluruh pekerjaan sesuai dengan kesepakatan.
Sementara itu, Guritno menggambarkan Proyek Tender dalam Kamus Ekonomi Bisnis
Perbankan Inggris-Indonesia-nya sebagai perjanjian tawar-menawar dengan penjual atau
kontrak untuk pembelian (penyerahan) barang/jasa tertentu yang dapat dilakukan melalui
dua saluran, katakanlah telepon terbuka. untuk tender. harga) dan penawaran sampul (cap
disediakan bahwa peserta tidak dapat mengurangi harga). Dari definisi yang telah dijelaskan
oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Tender adalah penawaran suatu pekerjaan
kepada perusahaan atau badan usaha lain yang berkompetensi untuk mengerjakannya guna
mendapatkan satu badan usaha yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan kontrak
bisnis sebagai kontraktor proyek tersebut.
Perbedaan Lelang Dan Tender
Lelang biasa disebut untuk lelang proyek, lelang aset, dan lelang barang. Misalkan lelang
barang sitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sedangkan tender biasanya hanya
untuk pekerjaan proyek baik di Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah (K/L/PD) maupun
proyek pada perusahaan swasta. Misalnya pengadaan lampu taman di Ruang Terbuka Hijau
(RTH).
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa definisi“Lelang” adalah
lelang/le·lang/ /lélang/ n penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-
mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang. Sedangkan definisi lelang berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang bahwa
lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi,
yang didahului dengan pengumuman lelang.
Sedangkan pengertian tender itu sendiri? Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
disebutkan bahwa definisi “Tender” adalah tender1/ten·der/ /ténder/ n Dag tawaran untuk
mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan barang. Seperti penjelasan pada
paragraf sebelumnya, jika instansi pemerintah/perusahaan swasta membutuhkan barang atau
jasa, maka untuk memenuhinya dilaksanakanlah pengadaan barang/jasa dengan tujuan untuk
mendapatkan barang/jasa yang sesuai harapan dengan harga terbaik dan wajar. Artinya
selama ini penyebutan “lelang” untuk Pengadaan Barang Jasa Pemerintah kurang tepat.
Sebelum pelaksanaan tender, langkah pertama yang akan dilakukan pemilik proyek adalah
membuat rencana dan anggarannya terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar mendapat
gambaran bentuk maupun besarnya biaya belanja modal yang diperlukan. Selanjutnya yang
perlu dilakukan oleh pemilik proyek adalah merencanakan kebutuhan barang/jasa yang
dibutuhkan secara lengkap, baik berbentuk gambar atau tulisan, sampai pada tata cara
pelaksanaannya, termasuk jumlah volume yang akan dilaksanakan yang nantinya akan
dituangkan dalam dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Jika dalam proyek pemerintahan, tender penyediaan barang/jasa dilakukan setelah adanya
penyusunan APBN atau APBD, berbeda halnya dengan pengadaan barang/jasa swasta yang
dilakukan setelah adanya penyusunan rencana dan anggaran rencana.
Secara umum pengadaan barang/jasa yang akan ditenderkan dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu
1. Pengadaan barang. Barang yang dibutuhkan oleh pemilik proyek biasanya bersifat
bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Contohnya, belanja modal
kendaraan dinas, pengadaan alat tulis kantor (ATK), pengadaan seragam pegawai atau
mahasiswa, pengadaan alat kesehatan (Alkes), dan lain sebagainya.
2. Pengadaan jasa konsultasi. Tender proyek ini dilaksanakan untuk instanasi
pemerintah/swasta yang membutuhkan keahlian seseorang yang mencakup
jasa konsultasi konstruksi (perencana atau pegawasan), misalnya arsitek, mechanical
engineering serta jasa konsultasi non-konstruksi (pelayanan jasa keahlian lainnya di
luar perencanaan atau pengawasan), misalnya, jasa kesehatan, training/pelatihan, dan
sebagainya.
3. Pengadaan jasa pemborongan. Pengadaan jasa ini berhubungan dengan barang-barang
yang tidak bergerak. Contohnya, belanja modal pembangunan perumahan, gedung,
jembatan, perbaikan jalan raya, penggalian kabel, dan sebagainya.
4. Pengadaan jasa lainnya. Pengadaan jasa yang ditenderkan bukan hanya pengadaan
jasa konsultasi saja, namun ada juga jasa lainnya yang bisa ditenderkan, misalnya
belanja modal service komputer, periklanan, percetakan dan penjilidan, cleaning
service, dan sebagainya.
Dalam penyelenggaran pengadaan barang/jasa, ada beberapa pihak yang terlibat di dalamnya
dan saling berhubungan. Mereka adalah:
1. Pengguna adalah pihak perorangan atau badan hukum atau pemerintah sebagai
pemilik pekerjaan atau yang membutuhkan pengadaan barang/jasa, serta menyediakan
semua biaya yang diperlukan.
2. Perancang/Perencana adalah pihak perorangan atau badan hukum atau pemerintah
yang pekerjaannya serta usahanya membuat perencanaan secara teknis atas
permintaan pengguna. Biasanya tenaga perancang digunakan untuk proyek bangunan
dengan perancang yang telah ditunjuk oleh pengguna atau melalui tender/seleksi.
3. Kontraktor atau konsultan adalah pihak perorangan atau badan hukum yang
pekerjaannya serta usahanya mewujudkan barang atau melaksanakan pekerjaan atau
melaksanakan layanan jasa berdasarkan permintaan pengguna, sesuai dengan kontrak
yang telah ditetapkan dalam tender.
Dokumen lelang adalah seperangkat dokumen yang berisi informasi dan petunjuk
tentang ketentuan atau peraturan dalam penyelenggaraan pelelangan supaya para pihak yang
terkait saling mengetahui, memahami dan mematuhi pelaksanaan pelelangan dengan baik,
serta mengetahui hak atau kewajiban dalam pelaksanaan kontrak.
Dokumen lelang adalah dasar hukum yang mengikat para pihak dalam rangka
pelelangan (antara penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa telah sepakat pada waktu
pemberian penjelasan dokumen lelang)
Proses Tender : Tender dapat artikan lelang atau sistem jual beli yang dilakukan suatu pihak
dengan cara mengundang vendor (penjual atau penyedia) untuk mempresentasikan harga dan
kualitas yang dibutuhkan. Harga dan kualitas yang terbaiklah, nantinya yang akan menjadi
pemenang.
Sekitar sepuluh tahun lalu atau lebih, lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah
dilakukan secara manual. Penawar membuat dokumen penawaran didalam satu amplop
tertutup yang dikunci dengan lak bakar berwarna merah, lalu mendatangi tempat pelelangan
dan memasukkan amplop coklat tersebut ke dalam kotak kayu yang telah disediakan.
Dengan format tersebut, dibutuhkan beratus-ratus lembar kertas dan belasan materai.
Dapat dibayangkan, brsaran biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti lelang: biaya
pengambilan dokumen lelang, penyusunan dokumen penawaran, materai dan biaya
mendatangi tempat lelang bersangkutan yang kadang kala berada di lain kota.
Ada baiknya perhatikan delapan langkah berikut, jika anda mengikuti lelang
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pertama, mempunyai identitas pengguna di portal LPSE. Cara untuk mendapatkan
user-id cukup mudah, hanya dengan mengisi data perusahaan di portal dan membuktikan
kebenaran dokumen pada LPSE tempat domisili perusahaan berada.
Kedua, sesuai klasifikasi dan kualifikasi. Saat berselancar di portal LPSE, pastikan
perusahaan anda memenuhi klasrifikasi dan kualifikasi paket pekerjaan yang jelas
terpampang pada portal. Apakah perusahaan yang dibutuhkan adalah golongan kecil atau
non-kecil? Apakah kelengkapan perusahaan telah memenuhi klasifikasi, kewajiban
perpajakan, pengalaman dan lain-lain disyaratkan.
Ketiga, menghitung harga penawaran. Bill of quantity atau Rancangan Anggaran
Biaya (RAB) yang sudah diunduh biasanya hanya berisi ruang lingkup dan kuantitas
pekerjaan, sedangkan harga masing-masing pekerjaan masih kosong. Cara membuat harga
satuan masing- masing pekerjaan tersebut bisa dilihat pada artikel sebelumnya. RAB berubah
judul menjadi Daftar Kuantitas dan Harga (DKH).
Harga penawaran harus berada dibawah Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang tertera
di portal. Kalau yakin tidak ada pesaing, maka penurunan nilai penawaran hanya sebesar 1 %
(satu prosen) bisa dilakukan. Tapi peristiwa ini sangatlah langka.
Umumnya penawar berani menurunkan harga sebanyak 3 - 15 % tergantung tingkat
persaingan yang diperkirakan. Lebih dari itu dimungkinkan, bila penawar bisa membuktikan
perolehan harga bahan baku utama di bawah harga pasar. Biasanya panitia pengadaan
barang/jasa akan melakukan verifikasi atas pembuktian itu.
Keempat, menyusun kelengkapan dokumen penawaran berdasarkan dokumen lelang.
Cara menyusunnya bisa dibaca disini. Terutama, yang mesti sangat diperhatikan, sesuai
dengan Bab yang menyatakan Lembar Daftar Pemilihan (LDP) dan Lembar Data Kualifikasi
(LDK). Kurang satu persyaratan saja akan menyebabkan gugur.
Isi dokumen lelang antara lain :
Gambar Situasi/Denah
2. RKS
a. Syarat Umum
Keterangan mengenai Pemberi Tugas
Keterangan mengenai Perencana (Pembuat design)
Keterangan mengenai Direksi
Syarat-syarat peserta pelelangan
Bentuk Surat Penawaran dan cara penyampaiannya
Besarnya jaminan penawaran
b. Syarat Administrasi
Besarnya jaminan pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
Denda atas kelambatan
c. Syarat Teknis
Metode pelaksanaannya
3. BQ
Daftar kuantitas yang dikalikan dengan harga satuan pekerjaan merupakan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) proyek yang disusun oleh Perencana. RAB proyek yang disusun
Perencana setelah disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi Pemilik Proyek untuk
melakukan pelelangan akan ditetapkan sebagai ”Harga Perkiraan Sendiri” (HPS). HPS akan
dipakai pedoman oleh pemilik proyek (owner) dalam mengevaluasi penawaran dari
Kontraktor.
Bila BQ diberikan kepada Kontraktor : akan menjadi pedoman bagi Kontraktor dalam
menyusun RAB penawaran dan akan memudahkan panitia dalam evaluasi penawaran
karena uraian jenis pekerjaan akan sama dan volumenya sama sehingga hanya perlu
mengevaluasi harga satuan dan total harga. Waktu yang diperlukan untuk pengajuan
penawaran juga lebih singkat. Umumnya untuk jenis kontrak Unit Price.
Bila BQ tidak diberikan kepada Kontraktor maka tiap kontraktor akan menghitungnya
langsung dari gambar rencana yang diberikan sehingga konsekwensinya akan ada perbedaan
interpretasi yang akhirnya akan menghasilkan perbedaan volume tiap-tiap jenis pekerjaan.
Panitia harus mengevaluasi volume, harga satuan dan total harga. Harus diberikan waktu
yang cukup untuk kontraktor dalam mengajukan penawaran. Umumnya untuk jenis kontrak
lump sum.
4. Keterangan Lainnya
Berupa Berita Acara penjelasan mengenai Dokumen Tender yang diberikan saat
pemberian penjelasan pekerjaan (Aanwyzing). Keterangan ini bisa berupa gambar,
tambahan/pengurangan keterangan tentang syarat-syarat Administrasi maupun Teknis.
a. Umum.
b. Pengumuman.
1) Surat Penawaran.
3) Jaminan Pelaksanaan.
2) Pakta Integritas.
4. Pemberian Penjelasan
Setelah melakukan pengisian data perusahaan maka kita sudah bisa melakukan pendaftaran
untuk lelang yang sesuai dengan klasifikasi SBU Perusahaan. Klasifikasi SBU Perusahaan
terdiri dari 3 kelas yaitu :
1. Kelas kecil, klasifikasi SBU kelas kecil hanya dapat mendaftar lelang dengan nilai
PAGU maksimal Rp1.000.000,-
2. Kelas menengah, klasifikasi SBU kelas menengah dapat mendaftar lelang dengan nilai
PAGU Rp1.000.000,- sampai dengan maksimal Rp2.500.000,-
3. Kelas besar, klasifikasi SBU kelas besar dapat mendaftar lelang dengan nilai PAGU
Rp2.500.000,- sampau dengan nilai maksimal.
Dari masing-masing klasifikasi SBU tidak dapat mendaftar pada lelang yang nilai PAGU
nya lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sudah diklasifikasikan tersebut. Apabila tetap
dipaksakan mendaftar pada klasifikasi yang tidak sesuai maka akan otomatis gugur dan
tidak bisa mengikuti langkah selanjutnya untuk memenangkan tender tersebut.
a) Registrasi Online
Badan Usaha dan Perorangan (Jasa Konsultansi)
c) Registrasi Offline
1). Penyedia diminta datang kepada admin agency LPSE Kementerian Keuangan dengan
membawa dokumen-dokumen asli yang tercantum dalam syarat kualifikasi.
Pada saat pendaftaran offline penyedia wajib datang ke kantor LPSE Kemenkeu terdekat
(alamat kantor lihat di “kontak kami”) dan membawa berkas asli dokumen persyaratan,
sebagai berikut :
Badan Usaha
1. Formulir Keikutsertaan;
2. Surat Penunjukan Admin;
3. Surat Kuasa;
4. KTP untuk seluruh Direksi/Komisaris/Pemilik Perusahaan/Pejabat yang
berwenang di perusahaan yang tercantum dalam akte pendirian dan/atau
perubahannya;
5. NPWP;
6. Surat Ijin Usaha Perusahaan yang masih berlaku sesuai dengan bidang masing-
masing;
7. Tanda Daftar Perusahaan;
8. Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan Terakhir;
9. Surat Keterangan Domisili;
10. Surat Keterangan Fiskal tahun terakhir atau Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak
Penghasilan (PPh) tahun terakhir;
Perorangan
1. Formulir Keikutsertaan;
2. Surat Penunjukan Admin;
3. KTP;
4. NPWP;
5. Sertifikat Keterampilan/keahlian:
6. Surat Keterangan Domisili;
7. Ijazah Terakhir.
8. Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir;
3. Apabila penyedia sudah mendaftar online di aplikasi SIMPeL, apakah sudah bisa
mengikuti pengadaan langsung di aplikasi SIMPeL ?
Belum bisa, penyedia diharuskan melakukan verifikasi dokumen terlebih dahulu oleh admin
agency Pusat LPSE Kementerian Keuangan.
TUJUAN UMUM
Melakukan proses pemilihan dokumen pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan pengadaan
yang dilakukannya dan menyiapkan serta menetapkan seluruh kelengkapan dokumen
tersebut.
TUJUAN KHUSUS
Dokumen Pemilihan
Kompleksitas Pekerjaan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Kompleks
Dokumen pengadaan secara umum berisi paling tidak mencakup bagian tentang:
d. Rancangan perjanjian/kontrak
e. Lampiran/dokumen pendukung
1. Ketentuan Umum
2. Dokumen Kualifikasi
5. Evaluasi Pasca-Kualifikasi
6. Hasil Kualifikasi
• Lembar Data Kualifikasi
• Pakta Integritas;
• Informasi Umum
• Pengumuman Lelang/Seleksi
2.Dokumen Pemilihan
• Undangan/Pengumuman
1. Umum
2. Dokumen pengadaan/pemilihan
5. Evaluasi Pasca-Kualifikasi
9. Penunjukan pemenang
• Bentuk Jaminan
Prosedur Pengadaan Barang / Jasa
Proses administrasi proyek dimulai setelah salah satu penyedia jasa (kontraktor) dinyatakan
sebagai pemenang dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak dan penerbitan Surat
Perintah Kerja (SPMK) oleh pemberi jasa (Owner)
Berikut ini adalah tahapan kegiatan pelaksanaannya :
2. Request
Merupakan pemberitahuan oleh kontraktor pelaksana kepada konsultan pengawas sewaktu
akan memulai suatu pekerjaan yang bersifat prinsip dan berisikan metode pelaksanaan,
alokasi tenaga kerja, jenis material dan peralatan yang digunakan.
11. Berita Acara Penyerahan II (Dua) Pekerjaan / Final Hand Over ( FHO)
Berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah 100% untuk
dilakukannya serah terima ke dua pekerjaan kepada pengelola kegiatan (Pengguna
Jasa), berita acara ini dibuat setelah jaminan masa pemeliharaan selesai.
Dalam aturan turunan Peraturan Presiden nomor 16 Tahun 2018 yaitu Peraturan Lembaga
nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa melalui
Penyedia
a. Penetapan SPPBJ
b. Penandatanganan Kontrak
h. Mobilisasi
i. Pemeriksaan Bersama
j. Pengendalian Kontrak
k. Inspeksi Pabrikasi
m. Perubahan Kontrak
n. Penyesuaian Harga
o. Keadaan Kahar
q. Pemutusan Kontrak
r. Pemberian Kesempatan
Pejabat Penandatangan Kontrak sebelum menetapkan SPPBJ melakukan reviu atas laporan
hasil pemilihan Penyedia dari Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan untuk memastikan:
2. Penandatanganan Kontrak
d. hal-hal yang telah diklarifikasi dan/atau dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran.
Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib memeriksa kembali rancangan Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada
setiap lembar Dokumen Kontrak.
Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia adalah Direktur
Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atau Penyedia perorangan. Selain pihak yang disebut di atas, pihak lain yang
dapat menandatangani Kontrak adalah pihak yang mendapat kuasa atau pendelegasian
wewenang yang sah dari Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi atau
pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak
sepanjang pihak lain tersebut merupakan pengurus/karyawan perusahaan/karyawan koperasi
yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap. Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan,
sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli.
Penandatangan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkan SPBBJ, kecuali apabila DIPA/DPA belum disahkan.
Penyerahan lokasi kerja dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Lokasi Kerja yang
ditandatangani oleh para pihak.
4. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat perintah dari Pejabat Penandatangan
Kontrak kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk segera memulai pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. SPMK diterbitkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja sejak penyerahan lokasi pekerjaan. Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup
pekerjaan dan tanggal mulai kerja yang merupakan waktu dimulainya pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak.
Penyedia dapat mengajukan permohonan uang muka secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak dan rencana pengembaliannya.
Program mutu disusun oleh Penyedia sebelum rapat persiapan pelaksanaan Kontrak, yang
paling sedikit berisi:
f. pelaksana kerja.
7. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
Sebelum melaksanakan Kontrak yang bernilai besar atau kompleks, Pejabat Penandatangan
Kontrak dan Penyedia harus melakukan rapat secara tatap muka untuk mendiskusikan
kesamaan pemahaman dan administrasi Kontrak. Rapat tatap muka harus dilaksanakan
secara:
a. formal;
a. review kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak;
c. review rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi kemajuan
pekerjaan;
e. Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan yang disesuaikan dengan kondisi
pekerjaan;
f. melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan mendiskusikan prosedur untuk
manajemen perubahan; dan
g. melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan.
8. Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.
Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:
2) mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau
3) mendatangkan personil.
Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
9. Pemeriksaan Bersama
Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim teknis dan PPK dapat
menetapkan tim atau tenaga ahli.
Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.
c. Penyedia; dan/atau
d. pengguna akhir.
Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak atau terjadi
Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM).
Pejabat Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan
target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.
Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM maka Pejabat
Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada Penyedia.
Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu mencapai target
yang ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dan memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang
berlaku.
a. Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak.
Pembayaran termin terakhir hanya dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak dan para pihak
menandatangani Berita Acara Serah Terima pekerjaan. Untuk pekerjaan yang mensyaratkan
masa pemeliharaan, uang retensi dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir (serah
terima kedua/FHO). Dalam hal masa pemeliharaan berakhir pada tahun anggaran berikutnya
yang menyebabkan retensi tidak dapat dibayarkan, maka uang retensi dapat dibayarkan
dengan syarat Penyedia menyampaikan Jaminan Pemeliharaan senilai uang retensi tersebut.
Perubahan Kontrak Karena Perbedaan Kondisi Lapangan Pada Saat Pelaksanaan dengan
Gambar dan/atau Spesifikasi Teknis/KAK dalam Dokumen Kontrak
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan
gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, Pejabat
Penandatangan Kontrak bersama Penyedia dapat melakukan perubahan kontrak, yang
meliputi:
a. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak
awal; dan
Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat Penandatangan Kontrak dapat
menetapkan tim atau tenaga ahli. Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa
tambahan waktu penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir.
Ketika pekerjaan selesai, kontrak berakhir dan hak dan kewajiban para pihak berakhir.
Pemenuhan hak dan kewajiban para pihak terkait dengan pembayaran yang harus dilakukan
sebagai akibat dari pelaksanaan kontrak. Sekalipun kontrak diputus, misalnya karena 100%
(seratus persen) penyelesaian pekerjaan, kontrak tidak akan ada jika masih ada tunggakan
pembayaran yang belum dibayar oleh Kontraktor kepada pemasok. Misalnya, pembayaran
untuk pekerjaan yang masih belum diselesaikan karena keterlambatan di luar tahun
anggaran atau pembayaran untuk penyesuaian harga.
Sumber : http://www.sukrialmarosy.com/2018/08/tahapan-dan-tata-urutan-pelaksanaan.html