Anda di halaman 1dari 36

RESUME PENYUSUNAN DOKUMEN TENDER DAN

PELAKSANAAN KONTRAK KERJA

DISUSUN OLEH :

Nama : Syaptudin

Nim : 5202111004

Kelas : Ptb A 2020

Mata Kuliah : Estimasi Biaya Konstruksi

Dosen Pengampu : Bapak Syahreza Alvan, S.T., M.Si., Ipm.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2021
Menurut Nomor Bahasa Presiden 16 Tahun 2018, Sedangkan di luar program pemerintah,
penawaran dapat diartikan sebagai penawaran formal dan teratur untuk mentransfer harga,
membeli pekerjaan, atau menyediakan barang dan jasa yang diberikan oleh perusahaan
swasta besar kepada perusahaan lain. Di sektor publik, tenda pemerintah diatur secara ketat
oleh Peraturan Presiden (Perpres) dan peraturannya untuk memastikan bahwa proyek-
proyek nasional dilakukan secara bebas, setara dan tanpa suap atau kerja sama.

Proses seleksi dilakukan dengan cara mengundang penjual (supplier atau pemasok) untuk
menyediakan jumlah dan jenis barang/jasa yang dibutuhkan dengan menggunakan sistem
standar atau sistem online. Harga terbaik (ingat, tidak murah!) Dan kualitas yang baik akan
menjadi pemenangnya. Berkenaan dengan jenis perusahaan yang dapat ditender, semua
organisasi usaha kecil, menengah, atau besar diatur secara hukum. Menyusul keluarnya
Proklamasi Presiden saat ini, keadaan proyek saat ini telah memprioritaskan pemasok dan
usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produk lokal.

Pengertian Tender Menurut Para Ahli

Menurut Alfian Malik, penawaran adalah serangkaian peristiwa penagihan yang bertujuan
untuk memilih, menemukan, mengidentifikasi, dan mengidentifikasi perusahaan yang cocok
dan tepat untuk mengoperasikan paket layanan.
Dalam Kamus Hukum, pembelian adalah urusan yang berhubungan dengan bisnis
pembelian pekerjaan atau memerintahkan orang lain untuk membeli atau melakukan
sebagian atau seluruh pekerjaan sesuai dengan kesepakatan.
Sementara itu, Guritno menggambarkan Proyek Tender dalam Kamus Ekonomi Bisnis
Perbankan Inggris-Indonesia-nya sebagai perjanjian tawar-menawar dengan penjual atau
kontrak untuk pembelian (penyerahan) barang/jasa tertentu yang dapat dilakukan melalui
dua saluran, katakanlah telepon terbuka. untuk tender. harga) dan penawaran sampul (cap
disediakan bahwa peserta tidak dapat mengurangi harga). Dari definisi yang telah dijelaskan
oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Tender adalah penawaran suatu pekerjaan
kepada perusahaan atau badan usaha lain yang berkompetensi untuk mengerjakannya guna
mendapatkan satu badan usaha yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan kontrak
bisnis sebagai kontraktor proyek tersebut.
Perbedaan Lelang Dan Tender

Lelang biasa disebut untuk lelang proyek, lelang aset, dan lelang barang. Misalkan lelang
barang sitaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sedangkan tender biasanya hanya
untuk pekerjaan proyek baik di Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah (K/L/PD) maupun
proyek pada perusahaan swasta. Misalnya pengadaan lampu taman di Ruang Terbuka Hijau
(RTH).

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa definisi“Lelang” adalah
lelang/le·lang/ /lélang/ n penjualan di hadapan orang banyak (dengan tawaran yang atas-
mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang. Sedangkan definisi lelang berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang bahwa
lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara
tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi,
yang didahului dengan pengumuman lelang.
Sedangkan pengertian tender itu sendiri? Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
disebutkan bahwa definisi “Tender” adalah tender1/ten·der/ /ténder/ n Dag tawaran untuk
mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan barang. Seperti penjelasan pada
paragraf sebelumnya, jika instansi pemerintah/perusahaan swasta membutuhkan barang atau
jasa, maka untuk memenuhinya dilaksanakanlah pengadaan barang/jasa dengan tujuan untuk
mendapatkan barang/jasa yang sesuai harapan dengan harga terbaik dan wajar. Artinya
selama ini penyebutan “lelang” untuk Pengadaan Barang Jasa Pemerintah kurang tepat.

Sebelum pelaksanaan tender, langkah pertama yang akan dilakukan pemilik proyek adalah
membuat rencana dan anggarannya terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar mendapat
gambaran bentuk maupun besarnya biaya belanja modal yang diperlukan. Selanjutnya yang
perlu dilakukan oleh pemilik proyek adalah merencanakan kebutuhan barang/jasa yang
dibutuhkan secara lengkap, baik berbentuk gambar atau tulisan, sampai pada tata cara
pelaksanaannya, termasuk jumlah volume yang akan dilaksanakan yang nantinya akan
dituangkan dalam dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Jika dalam proyek pemerintahan, tender penyediaan barang/jasa dilakukan setelah adanya
penyusunan APBN atau APBD, berbeda halnya dengan pengadaan barang/jasa swasta yang
dilakukan setelah adanya penyusunan rencana dan anggaran rencana.

Secara umum pengadaan barang/jasa yang akan ditenderkan dibagi dalam beberapa
golongan, yaitu

1. Pengadaan barang. Barang yang dibutuhkan oleh pemilik proyek biasanya bersifat
bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi. Contohnya, belanja modal
kendaraan dinas, pengadaan alat tulis kantor (ATK), pengadaan seragam pegawai atau
mahasiswa, pengadaan alat kesehatan (Alkes), dan lain sebagainya.
2. Pengadaan jasa konsultasi. Tender proyek ini dilaksanakan untuk instanasi
pemerintah/swasta yang membutuhkan keahlian seseorang yang mencakup
jasa konsultasi konstruksi (perencana atau pegawasan), misalnya arsitek, mechanical
engineering serta jasa konsultasi non-konstruksi (pelayanan jasa keahlian lainnya di
luar perencanaan atau pengawasan), misalnya, jasa kesehatan, training/pelatihan, dan
sebagainya.
3. Pengadaan jasa pemborongan. Pengadaan jasa ini berhubungan dengan barang-barang
yang tidak bergerak. Contohnya, belanja modal pembangunan perumahan, gedung,
jembatan, perbaikan jalan raya, penggalian kabel, dan sebagainya.
4. Pengadaan jasa lainnya. Pengadaan jasa yang ditenderkan bukan hanya pengadaan
jasa konsultasi saja, namun ada juga jasa lainnya yang bisa ditenderkan, misalnya
belanja modal service komputer, periklanan, percetakan dan penjilidan, cleaning
service, dan sebagainya.

Dalam penyelenggaran pengadaan barang/jasa, ada beberapa pihak yang terlibat di dalamnya
dan saling berhubungan. Mereka adalah:

1. Pengguna adalah pihak perorangan atau badan hukum atau pemerintah sebagai
pemilik pekerjaan atau yang membutuhkan pengadaan barang/jasa, serta menyediakan
semua biaya yang diperlukan.
2. Perancang/Perencana adalah pihak perorangan atau badan hukum atau pemerintah
yang pekerjaannya serta usahanya membuat perencanaan secara teknis atas
permintaan pengguna. Biasanya tenaga perancang digunakan untuk proyek bangunan
dengan perancang yang telah ditunjuk oleh pengguna atau melalui tender/seleksi.
3. Kontraktor atau konsultan adalah pihak perorangan atau badan hukum yang
pekerjaannya serta usahanya mewujudkan barang atau melaksanakan pekerjaan atau
melaksanakan layanan jasa berdasarkan permintaan pengguna, sesuai dengan kontrak
yang telah ditetapkan dalam tender.

Dalam kegiatan tender pengadaan barang/jasa, biasanya pengguna membentuk panitia


pengadaan. Panitia pengadaan tersebut merupakan sekelompok orang yang telah ditunjuk
oleh pengguna atau divisi pengadaan (UKBJ untuk K/L/PD) untuk melaksanakan seluruh
proses pengadaan, mulai dari penyusunan dokumen pengadaan, menyelesaikan dan memilih
para calon kontraktor atau konsultan, meminta penawaran dan mengevaluasikannya,
mengusulkan calon kontraktor dan konsultan, serta menyediakan dokumen kontrak.
Keterangan :

SPB : Surat Pesanan Barang

SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja

Nb : Tidak boleh tanda tangan kontrak sebelum dana tersedia

Dokumen lelang adalah seperangkat dokumen yang berisi informasi dan petunjuk
tentang ketentuan atau peraturan dalam penyelenggaraan pelelangan supaya para pihak yang
terkait saling mengetahui, memahami dan mematuhi pelaksanaan pelelangan dengan baik,
serta mengetahui hak atau kewajiban dalam pelaksanaan kontrak.

Dokumen lelang adalah dasar hukum yang mengikat para pihak dalam rangka
pelelangan (antara penyedia barang/jasa dan pengguna barang/jasa telah sepakat pada waktu
pemberian penjelasan dokumen lelang)

Isi dokumen lelang antara lain :

1. Pengumuman atau undangan


2. Instruksi kepada penawar atau data lelang
3. Syarat umum kontrak
4. Syarat khusus kontrak
5. Daftar kualitas dan harga
6. Spesifikasi teknis dan gambar
7. Bentuk surat penawaran
8. Bentuk jaminan penawaran
9. Bentuk kontrak (surat perjanjian)
10. Bentuk jaminan pelaksanaan
11. Bentuk jaminan pemeliharaan

Proses Tender : Tender dapat artikan lelang atau sistem jual beli yang dilakukan suatu pihak
dengan cara mengundang vendor (penjual atau penyedia) untuk mempresentasikan harga dan
kualitas yang dibutuhkan. Harga dan kualitas yang terbaiklah, nantinya yang akan menjadi
pemenang.

Sekitar sepuluh tahun lalu atau lebih, lelang pengadaan barang dan jasa pemerintah
dilakukan secara manual. Penawar membuat dokumen penawaran didalam satu amplop
tertutup yang dikunci dengan lak bakar berwarna merah, lalu mendatangi tempat pelelangan
dan memasukkan amplop coklat tersebut ke dalam kotak kayu yang telah disediakan.
Dengan format tersebut, dibutuhkan beratus-ratus lembar kertas dan belasan materai.
Dapat dibayangkan, brsaran biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti lelang: biaya
pengambilan dokumen lelang, penyusunan dokumen penawaran, materai dan biaya
mendatangi tempat lelang bersangkutan yang kadang kala berada di lain kota.
Ada baiknya perhatikan delapan langkah berikut, jika anda mengikuti lelang
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pertama, mempunyai identitas pengguna di portal LPSE. Cara untuk mendapatkan
user-id cukup mudah, hanya dengan mengisi data perusahaan di portal dan membuktikan
kebenaran dokumen pada LPSE tempat domisili perusahaan berada.

Kedua, sesuai klasifikasi dan kualifikasi. Saat berselancar di portal LPSE, pastikan
perusahaan anda memenuhi klasrifikasi dan kualifikasi paket pekerjaan yang jelas
terpampang pada portal. Apakah perusahaan yang dibutuhkan adalah golongan kecil atau
non-kecil? Apakah kelengkapan perusahaan telah memenuhi klasifikasi, kewajiban
perpajakan, pengalaman dan lain-lain disyaratkan.
Ketiga, menghitung harga penawaran. Bill of quantity atau Rancangan Anggaran
Biaya (RAB) yang sudah diunduh biasanya hanya berisi ruang lingkup dan kuantitas
pekerjaan, sedangkan harga masing-masing pekerjaan masih kosong. Cara membuat harga
satuan masing- masing pekerjaan tersebut bisa dilihat pada artikel sebelumnya. RAB berubah
judul menjadi Daftar Kuantitas dan Harga (DKH).
Harga penawaran harus berada dibawah Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang tertera
di portal. Kalau yakin tidak ada pesaing, maka penurunan nilai penawaran hanya sebesar 1 %
(satu prosen) bisa dilakukan. Tapi peristiwa ini sangatlah langka.
Umumnya penawar berani menurunkan harga sebanyak 3 - 15 % tergantung tingkat
persaingan yang diperkirakan. Lebih dari itu dimungkinkan, bila penawar bisa membuktikan
perolehan harga bahan baku utama di bawah harga pasar. Biasanya panitia pengadaan
barang/jasa akan melakukan verifikasi atas pembuktian itu.
Keempat, menyusun kelengkapan dokumen penawaran berdasarkan dokumen lelang.
Cara menyusunnya bisa dibaca disini. Terutama, yang mesti sangat diperhatikan, sesuai
dengan Bab yang menyatakan Lembar Daftar Pemilihan (LDP) dan Lembar Data Kualifikasi
(LDK). Kurang satu persyaratan saja akan menyebabkan gugur.
Isi dokumen lelang antara lain :

 Pengumuman atau undangan.


 Instruksi kepada penawar atau data lelang.
 Syarat umum kontrak.
 Syarat khusus kontrak.
 Daftar kualitas dan harga.
 Spesifikasi teknis dan gambar.
 Bentuk surat penawaran.
 Bentuk jaminan penawaran.
Pedoman Penyusunan Dokumen Pengadaan atau Dokumen Tender

Dokumen Pengadaan/Tender adalah dokumen yang berisi gambar serta petunjuk


teknis dan administrasi yang dipakai dalam proses pengadaan barang dan jasa yang
mengatur prosedur dan ketentuan yang berlaku untuk pelaksanaan proyek.

Dokumen Pengadaan Terdiri Dari

1. Gambar – gambar Rencana

 Gambar Lokasi Proyek

 Gambar Situasi/Denah

 Gambar Tampak (Depan, Samping kanan/kiri , Belakang)

 Gambar potongan-potongan (Melintang, memanjang, potongan setiap jarak


tertentu)
 Gambar Detail

2. RKS
a. Syarat Umum
 Keterangan mengenai Pemberi Tugas
 Keterangan mengenai Perencana (Pembuat design)
 Keterangan mengenai Direksi
 Syarat-syarat peserta pelelangan
 Bentuk Surat Penawaran dan cara penyampaiannya
 Besarnya jaminan penawaran
b. Syarat Administrasi
 Besarnya jaminan pelaksanaan
 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
 Denda atas kelambatan
c. Syarat Teknis

 Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan

 Jenis dan mutu bahan

 Peralatan yang harus digunakan

 Jenis dan kemampuan tenaga kerja

 Metode pelaksanaannya

 Pengendalian mutu hasil pekerjaan

 Pengukuran dan Pembayara

3. BQ

Daftar kuantitas yang dikalikan dengan harga satuan pekerjaan merupakan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) proyek yang disusun oleh Perencana. RAB proyek yang disusun
Perencana setelah disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi Pemilik Proyek untuk
melakukan pelelangan akan ditetapkan sebagai ”Harga Perkiraan Sendiri” (HPS). HPS akan
dipakai pedoman oleh pemilik proyek (owner) dalam mengevaluasi penawaran dari
Kontraktor.

Bila BQ diberikan kepada Kontraktor : akan menjadi pedoman bagi Kontraktor dalam
menyusun RAB penawaran dan akan memudahkan panitia dalam evaluasi penawaran
karena uraian jenis pekerjaan akan sama dan volumenya sama sehingga hanya perlu
mengevaluasi harga satuan dan total harga. Waktu yang diperlukan untuk pengajuan
penawaran juga lebih singkat. Umumnya untuk jenis kontrak Unit Price.

Bila BQ tidak diberikan kepada Kontraktor maka tiap kontraktor akan menghitungnya
langsung dari gambar rencana yang diberikan sehingga konsekwensinya akan ada perbedaan
interpretasi yang akhirnya akan menghasilkan perbedaan volume tiap-tiap jenis pekerjaan.
Panitia harus mengevaluasi volume, harga satuan dan total harga. Harus diberikan waktu
yang cukup untuk kontraktor dalam mengajukan penawaran. Umumnya untuk jenis kontrak
lump sum.

4. Keterangan Lainnya

Berupa Berita Acara penjelasan mengenai Dokumen Tender yang diberikan saat
pemberian penjelasan pekerjaan (Aanwyzing). Keterangan ini bisa berupa gambar,
tambahan/pengurangan keterangan tentang syarat-syarat Administrasi maupun Teknis.

Isi Dokumen Pengadaan

1. Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.

2. Dokumen Pemilihan terdiri dari :

a. Umum.

b. Pengumuman.

c. Instruksi Kepada Peserta.

d. Lembar Data Pemilihan.

e. Bentuk Surat Perjanjian, Syarat-Syarat Khusus Kontrak, Syarat-Syarat


Umum Kontrak.

f. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar.

g. Daftar Kuantitas dan harga.

h. Tata Cara Evaluasi Penawaran.

i. Bentuk Dokumen Penawaran.

1) Surat Penawaran.

2) surat perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila peserta


berbentuk Kemitraan/KSO).
3) Dokumen Penawaran Teknis.
4) [Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (Apabila diberikan
preferensi harga)].

j. Bentuk Dokumen Lain.

1) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

2) Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

3) Jaminan Pelaksanaan.

4) Jaminan Uang Muka (apabila dipersyaratkan).

5) Jaminan Pemeliharaan (apabila dipersyaratkan).

k. Dokumen Kualifikasi meliputi.

1) Lembar Data Kualifikasi.

2) Pakta Integritas.

3) Isian Data Kualifikasi.

4) Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi.

5) Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

6) Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen Pengadaan


ini. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini
sepenuhnya merupakan risiko peserta.

3. Bahasa Dokumen Pengadaan

Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses


pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.

4. Pemberian Penjelasan

1) Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi SPSE


sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.
2) Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat
dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran.
3) Apabila diperlukan Pokja ULP dapat memberikan informasi yang
dianggap penting terkait dengan dokumen pengadaan.
4) Apabila dipandang perlu, Pokja ULP melalui tim atau tenaga ahli pemberi
penjelasan teknis yang ditunjuk dapat memberikan penjelasan lanjutan
dengan cara melakukan peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan
ditanggun oleh peserta.
5) Pokja ULP menjawab setiap pertanyaan yang masuk, kecuali untuk
substansi pertanyaan yang telah dijawab.
6) Apabila diperlukan Pokja ULP pada saat berlangsungnya pemberian
penjelasan dapat menambah waktu batas akhir tahapan tersebut sesuai
dengan kebutuhan.
7) Dalam hal waktu tahap penjelasan telah berakhir, perserta tidak dapat
mengajukan pertanyaan namun Pokja ULP masih mempunyai tambahan
waktu untuk menjawab pertanyaan yang masuk pada akhir jadwal.
8) Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan (ulang).
9) Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam aplikasi
SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).
10) Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita Acara
Pemberian Penjelasan Lanjutan dan diunggah melalui aplikasi SPSE.
5. Perubahan Dokumen Pengadaan
1) Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-hal/ketentuan baru
atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP
menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian
tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

2) Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, KAK, gambar dan/atau


nilai total HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan
dalam Adendum Dokumen Pemilihan.

3) Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan


dalam Adendum Dokumen Pemilihan, maka ketentuan baru atau perubahan
tersebut dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah Dokumen
Pemilihan awal.

4) Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu pemasukan


penawaran, Pokja ULP dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan,
berdasarkan informasi baru yang mempengaruhi substansi Dokumen
Pengadaan.

5) Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari Dokumen Pengadaan.

6) Pokja ULP mengumumkan Adendum Dokumen Pemilihan dengan cara


mengunggah (upload) file adendum dokumen Pemilihan melalui aplikasi
SPSE paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan
penawaran. Apabila Pokja ULP akan mengunggah (upload) file Adendum
Dokumen Pemilihan kurang dari 2 (dua) hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran, maka Pokja ULP wajib mengundurkan batas akhir
pemasukan penawaran.

7) Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen Pemilihan yang


diunggah (upload) Pokja ULP pada aplikasi SPSE (apabila ada).
6. Tambahan Waktu Pemasukkan Dokumen Penawaran

1) Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan


penambahan waktu penyiapan dokumen penawaran maka Pokja ULP
memperpanjang batas akhir pemasukan penawaran.

PENGISIAN DATA PERUSAHAAN OLEH LPSE (LEMBAGA


PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK)
Setelah berhasil log in maka langkah selanjutnya melakukan pengisian data perusahaan pada
website LPSE, yang harus diisi yaitu :
1. Identitas perusahaan
2. Izin usaha
3. Akta perusahaan
4. Pemilik perusahaan
5. Tenaga ahli
6. Pengalaman perusahaan
7. Pajak bulanan/tahunan perusahaan
8. Integritas SIKaP
9. Pendaftaran Lelang ( Jasa Konsultasi )
1. Buka website http://www.lpse.lkpp.go.id

Setelah melakukan pengisian data perusahaan maka kita sudah bisa melakukan pendaftaran
untuk lelang yang sesuai dengan klasifikasi SBU Perusahaan. Klasifikasi SBU Perusahaan
terdiri dari 3 kelas yaitu :
1. Kelas kecil, klasifikasi SBU kelas kecil hanya dapat mendaftar lelang dengan nilai
PAGU maksimal Rp1.000.000,-
2. Kelas menengah, klasifikasi SBU kelas menengah dapat mendaftar lelang dengan nilai
PAGU Rp1.000.000,- sampai dengan maksimal Rp2.500.000,-
3. Kelas besar, klasifikasi SBU kelas besar dapat mendaftar lelang dengan nilai PAGU
Rp2.500.000,- sampau dengan nilai maksimal.

Dari masing-masing klasifikasi SBU tidak dapat mendaftar pada lelang yang nilai PAGU
nya lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sudah diklasifikasikan tersebut. Apabila tetap
dipaksakan mendaftar pada klasifikasi yang tidak sesuai maka akan otomatis gugur dan
tidak bisa mengikuti langkah selanjutnya untuk memenangkan tender tersebut.

2. Melihat tab “paket baru”


Untuk melakukan pendaftaran tender dapat dilihat pada tab “paket baru”
3. Setelah mendaftar akan muncul di BERANDA
Setelah melakukan pendaftaran maka lelang pekerjaan yang telah kita daftar akan
muncul pada tab “Beranda”
4. Mendownload dokumen kualifikasi dan mengupload dokumen kualifikasi
Setelah muncul di beranda maka kita harus mendownload dokumen kualifikasi yang
terlampir pada link paket pekerjaan yang sudah kita daftar. Kemudian kita menyiapkan
dokumen kualifikasi yang sesuai untuk diupload.
5. Menunggu undangan pembuktian dokumen kualifikasi
Setelah mengupload dokumen kualifikasi maka kita menunggu apakah dokumen yang
diupload sudah sesuai dan memenuhi kriteria untuk lelang yang sudah kita daftar.
Apabila dokumen sudah sesuai maka kita akan menerima undangan untuk melakukan
pembuktian dokumen kualifikasi secara langsung. Pada tahap ini perwakilan dari
perusahaan harus menghadiri undangan tersebut untuk menunjukkan semua dokumen
yang sudah diupload.
Bagaimana cara penyedia mendaftar agar bisa mengikuti proses pengadaan langsung di
aplikasi SIMPeL?

a) Registrasi Online
Badan Usaha dan Perorangan (Jasa Konsultansi)

1. Buka website LPSE www.simpel.lpse.kemenkeu.go.id , kemudian klik mendaftar


sebagai penyedia barang/jasa. Isi alamat e-mail yang akan dipakai untuk
pengadaan secara elektronik;
2. Mengisi formulir daftar penyedia online, dan mengisi kode verifikasi ;
3. Klik “daftar”;
4. Buka inbox atau spam pada alamat email yang telah didaftarkan sebelumnya (poin
no.2) dan ikuti perintahnya;

b) Mengisi data isian kualifikasi

Badan Usaha dan Perorangan (Jasa Konsultansi)

1. Login menggunakan user ID dan Password yang terdaftar di aplikasi SIMPeL.


2. Melengkapi data penyedia
3. Mengisi data kualifikasi elektronik (mengunggah file softcopy scan hitam putih)
4. Mengisi data kualifikasi lainnya
5. Memilih bidang usaha sesuai dengan SIUP/SIUJK perusahaan.
6. Memasukan Company Profile.

c) Registrasi Offline

1). Penyedia diminta datang kepada admin agency LPSE Kementerian Keuangan dengan
membawa dokumen-dokumen asli yang tercantum dalam syarat kualifikasi.

Pada saat pendaftaran offline penyedia wajib datang ke kantor LPSE Kemenkeu terdekat
(alamat kantor lihat di “kontak kami”) dan membawa berkas asli dokumen persyaratan,
sebagai berikut :

Badan Usaha

1. Formulir Keikutsertaan;
2. Surat Penunjukan Admin;
3. Surat Kuasa;
4. KTP untuk seluruh Direksi/Komisaris/Pemilik Perusahaan/Pejabat yang
berwenang di perusahaan yang tercantum dalam akte pendirian dan/atau
perubahannya;
5. NPWP;
6. Surat Ijin Usaha Perusahaan yang masih berlaku sesuai dengan bidang masing-
masing;
7. Tanda Daftar Perusahaan;
8. Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan Terakhir;
9. Surat Keterangan Domisili;
10. Surat Keterangan Fiskal tahun terakhir atau Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak
Penghasilan (PPh) tahun terakhir;

Perorangan

1. Formulir Keikutsertaan;
2. Surat Penunjukan Admin;
3. KTP;
4. NPWP;
5. Sertifikat Keterampilan/keahlian:
6. Surat Keterangan Domisili;
7. Ijazah Terakhir.
8. Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir;

3. Apabila penyedia sudah mendaftar online di aplikasi SIMPeL, apakah sudah bisa
mengikuti pengadaan langsung di aplikasi SIMPeL ?

Belum bisa, penyedia diharuskan melakukan verifikasi dokumen terlebih dahulu oleh admin
agency Pusat LPSE Kementerian Keuangan.

TUJUAN UMUM

Melakukan proses pemilihan dokumen pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan pengadaan
yang dilakukannya dan menyiapkan serta menetapkan seluruh kelengkapan dokumen
tersebut.
TUJUAN KHUSUS

Melakukan pemilihan dokumen pengadaan barang/jasa yang meliputi kegiatan memahami


ketentuan umum dokumen pengadaan barang/jasa,  Menyusun semua jenis dokumen
pengadaan barang/jasa

TUJUAN PENYUSUNAN DOKUMEN TENDER/ PBJ (PENGADAAN BARANG


JASA)

• Sebagai ketentuan dan informasi bagi para pihak

• Menginformasikan lingkup kerja (Scope Of Works)

• Menginformasikan hak dan kewajiban para pihak


• Mendapatkan calon penyedia yang valid & responsif

• Mendefinisikan kriteria pemilihan dan tata cara evaluasi yang adil

• Menyediakan pedoman yang standar dan konsisten kepada para pihak

Manfaat Penyusunan Dokumen Tender/ Pbj (Pengadaan Barang Jasa)

 Mengurangi resiko kesalahan penawaran

 Publikasi rencana kebutuhan/ spesifikasi dari organisasi secara terbuka

 Mengurang resiko sanggah atau protes dari calon penyedia/penawar

 Meminimalisir resiko terjadinya pelelangan ulang/pelelangan gagal

 Mencegah fraud (kecurangan) para pihak.

 Menumbuhkan minat bagi calon penyedia

Jenis Dokumen Pengadaan Berdasarkan :


Standar Pemerintah/SKKNI Bidang PBJ Tahun 2016
Dokumen Kualifikasi

Dokumen Pemilihan

Rancangan Surat Perjanjian (sesuai dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan)

Praktek Pengadaan Internasional


Invitation to Bid (ITB)/Invitation For Bid (IFB)

Request for Quotation/RFQ

Request for Proposal/RFP

Kompleksitas Pekerjaan
Dokumen Pengadaan Pekerjaan Kompleks

Dokumen Pengadaan Bukan Pekerjaan Kompleks (organisasi non pemerintah)

Sistem Pengadaan (secara elektronik/non


elektronik)
Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP mengikuti standar dokumen pengadaan
pada SPSE
Dokumen pengadaan dibuat oleh Pokja ULP menggunakan form isian elektronik
dokumen pengadaan yang melekat pada aplikasi SPSE

Isi Dokumen Pengadaan (1/2)

Dokumen pengadaan secara umum berisi paling tidak mencakup bagian tentang:

a. Undangan Lelang atau Permohonan Proposal

b. Instruksi, persyaratan, dan pemberitahuan untuk penawar

c. Kriteria kualifikasi dan kriteria evaluasi

d. Rancangan perjanjian/kontrak
e. Lampiran/dokumen pendukung

f. Kerangka Acuan Kerja (mencakup informasi harga/biaya)/TOR (Term Of Refference)

h. Formulir Isian (Response Forms)

i. Informasi kepada Penawar :

j. Persyaratan Penawaran, •Definisi •Masa berlaku penawaran •Instruksi tentang


penyampaian penawaran/proposal •Kepatuhan •Lain-lain •Persyaratan Eligibilitas •Hak-hak
Pemerintah (Entitas pengadaan) •Instruksi Untuk Penyiapan Penawaran/Proposal •Rapat
penjelasan (aanwijzing) dan kunjungan lapangan •Perincian pengadaan tentang evaluasi dan
proses pengumuman pemenang •Prosedur penyampaian sanggahan

Dokumen PBJ Organisasi Pemerintah


1.Dokumen Kualifikasi

• Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi

• Formulir Isian Kualifikasi

• Instruksi kepada peserta, termasuk tata cara penyampaian dokumen kualifikasi

1. Ketentuan Umum

2. Dokumen Kualifikasi

3. Penyiapan Dokumen Kualifikasi

4. Penyampaian Dokumen Kualifikasi

5. Evaluasi Pasca-Kualifikasi

6. Hasil Kualifikasi
• Lembar Data Kualifikasi
• Pakta Integritas;

• Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

• Informasi Umum

• Pengumuman Lelang/Seleksi

2.Dokumen Pemilihan
• Undangan/Pengumuman

• Instruksi Kepada Peserta

1. Umum

2. Dokumen pengadaan/pemilihan

3. Penyiapan dokumen penawaran

4. Pemasukan dokumen penawaran

5. Evaluasi Pasca-Kualifikasi

6. Pembukaan penawaran dan evaluasi

7. Penetapan pemenang pelelangan

8. Penetapan pemenang pelelangan

9. Penunjukan pemenang

10. Pelelangan gagal

11. Jaminan pelaksanaan

12. Penandatanganan kontrak


3. Rancangan Surat Perjanjian • Rancangan Kontrak/Perjanjian

• Daftar Kuantitas dan Harga

• Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau


Gambar, Brosur • Bentuk Surat Penawaran

• Bentuk Jaminan
Prosedur Pengadaan Barang / Jasa

1. PA/KPA masing-masing SKPD menetapkan PPK untuk setiap kegiatan dan


mengirimkannya kepada LPSE untuk meminta user ID dan Pasword
2. LPSE memberikan User ID dan Pasword kepada PA/KPA/PPK
3. PPK menyusun rencana pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa (RKA/DPA, HPS,
KAK, dan Spec teknis) dan menyampaikan kepada PA, setelah itu membuat Surat
permohonan yang dilengkapi dokumen pengadaan.
4. Kepala ULP menerima surat permohonan dari SKPD beserta kelengkapan dokumen
rencana pengadaan
5. Kepala ULP menetapkan anggota ULP yang akan menjadi kelompok kerja (Pokja)
untuk paket yang akan dilelangkan dan mengirimkannya kepada LPSE untuk
mendapatkan user ID dan Password
6. Pokja menerima berkas rencana pelaksanaan pengadaanan Barang/Jasa, serta
menentukan metode pelelangan dan besaran HPS dan mendapatkan User ID dan
Password
7. Jika dokumen tidak lengkap, maka Pokja mengembalikan kepada PPK untuk
dilengkapi dan jika lengkap maka di lakukan penyusunan dokumen
pengadaan
8. Pokja Menyusun dokumen pengadaan dan meminta persetujuan PPK
9. Pokja mengumumkan pelelangan melalui media yang telah di tetapkan (LPSE
Provinsi NTB, Website Pemerintah Provinsi NTB)
10. Pokja menyelenggarakan aanwijzing dan menjawab pertanyaan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan Apabila ada perubahan dalam dokumen pengadaan maka pokja
menyampaikan berita acara penjelasan kepada PPK sebelum melanjutkan proses
lelang ke tahap selanjutnya
11. apabila ada perubahan dalam dokumen pengadaan maka Pokja menyusun
dan menyampaikan rancangan adendum pengadaan apabila ada kepada PPK
12. Apabila PPK menyetujui rancangan adendum dokumen pengadaaan maka proses
berlanjut dan pokja mengesahkan adendum dokumen pengadaan. Apabila PPK tidak
menyetujui adendum maka keberatan tersebut disampaikan oleh ULP pada PA/ KPA
13. Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK maka tidak ada perubahan di dalam
dokumen pengadaan dan pokja langsung melakukan proses selanjutnya . Apabila
PA/KPA sependapat dengan Pokja, maka Pokja mengesahkan Adendum
dokumen pengadaan
14. Penyedia barang/jasa memasukan dokumen penawaran melalui LPSE
sesuai ketentuan yang berlaku
15. Pokja mengunduh Dokumen Penawaran dari LPSE
16. Pokja melakukan evaluasi dokumen penawaran
17. Pokja melakukan expose hasil evaluasi di hadapan ULP dan jika
diperlukan dihadapan tim ahli
18. Pokja menetapkan pemenang lelang dan mengumumkannya melalui LPSE
19. Masa sanggah terhadap hasil lelang/seleksi selama 5 hari kerja setelah pengumuman
hasil lelang/seleksi. Jika tidak ada sanggahan hasil penetepan pemenang maka
proses akan berlanjut dan pokja akan menyampaikan laporan proses pengadaan B/J
kepada PPK.
20. Jika Ada Sanggahan maka, Pokja menerima sanggahan yang disampaikan
penyedia Barang/Jasa.
21. Pokja menjawab sanggahan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
22. Jika tidak ada sanggah banding, maka Pokja membuat laporan proses pengadaan
dan mengirimkan kepada PPK
23. Jika penyedia Barang/Jasa tidak puas dengan jawaban sanggah maka penyedia
Barang/Jasa dapat melakukan sanggah banding yang disampaikan kepada Gubernur
dengan memberikan jaminan sanggah banding. ( Dalam hal menjawab sanggah
banding Gubernur dapat membentuk tim untuk menjawab sanggah banding dan Pokja
dapat melakukan pendampingaan kepada Gubernur dalam menjawab sanggah
banding)
24. Jika sanggah banding diterima oleh Gubernur maka diadakan evaluasi ulang atau
lelang ulang dan Jika sanggah banding tidak diterima maka proses berlanjut dan
SPPBJ diterbitkan paling lambat 2 hari kerja setelah jawaban sanggah banding.
25. PPK menerima Berita Acara hasil pelelangan sebagai dasar penerbitan SPPBJ Jika
PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak sependapat atas penetapan
pemenang, maka diberitahukan kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan
( Apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, maka dilakukan evaluasi ulang atau
pelelangan dinyatakan gagal, Apabila PA/KPA sependapat dengan ULP, maka
PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh ULP bersifat Final dan PA/KPA
memerintahkan PPK untuk mengeluarkan SPPBJ, Jika PPK menyetujui Berita Acara
Hasil Pelelangan, maka PPK menerbitkan SPPBJ).
26. PPK menunjuk penyedia barang dan jasa yang diusulkan oleh ULP
27. Penyedia barang dan jasa menyampaikan jaminan pelaksanaan
28. PPK dan penyedia barang dan jasa melakukan kontrak pelaksanaan pekerjaan

Administrasi Pelaksanaan Konstruksi


Administrasi pelaksanaan proyek merupakan suatu sistem instruksi laporan evaluasi koreksi
secara terus menerus dari suatu proyek dan juga merupakan media kontrol pekerjaan selama
proses pelaksanaan berlangsung dan akan ditangani secara khusus. Bersifat teknis san
berhubungan dengan masalah pelaksanaan pekerjaan termasuk surat, menyurat, kontrak dan
segala perubahannya akan ditangani oleh bagian kontrak.

Proses administrasi proyek dimulai setelah salah satu penyedia jasa (kontraktor) dinyatakan
sebagai pemenang dilanjutkan dengan penandatanganan kontrak dan penerbitan Surat
Perintah Kerja (SPMK) oleh pemberi jasa (Owner)
Berikut ini adalah tahapan kegiatan pelaksanaannya :

1. Preconstruction Meeting (PCM) atau Kick Off Meeting


Merupakan kegiatan yang menjelaskan bahwa telah dilakukannya penjelasan lapangan/lokasi
pekerjaan untuk diserah terimkaan kepada kontraktor pelaksana yang dihadiri oleh pengelola
proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Bukti fisiknya
adalah dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Lokasi Pekerjaan.
Tujuannya : Mempersiapkan koordinasi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka mencapai
kesepakatan mengenai : 1. dapat menyebutkan dan menjelaskan urutan persiapan pelaksanaan
konstruksi, 2. pasal-pasal dalam kontrak, 3. gambar-gambar dan rencana kerja, 4. metode
pelaksanaan kerja, 5. penjadwalan, 6. prosedur administrasi, dll.

2. Request
Merupakan pemberitahuan oleh kontraktor pelaksana kepada konsultan pengawas sewaktu
akan memulai suatu pekerjaan yang bersifat prinsip dan berisikan metode pelaksanaan,
alokasi tenaga kerja, jenis material dan peralatan yang digunakan.

3. Rapat Lapangan (Site Meeting)


Merupakan rapat koordinasi lapangan yang dipimpin oleh konsultan pengawas yang
membahas tentang permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil rapat lapangan
dituangkan dalam Notulen Rapat dan Berita Acara Rapat Lapangan yang memuat uraian
permasalahan, tanggapan dan kesimpulan penyelesaian permasalahan terhadap pelaksanaan
pekerjaan. Laporan ini juga memuat keterangan hari, tanggal, bulan, dan tahun
dilaksanakannya rapat lapangan serta daftar hadir dan tanda tangan dari peserta rapat.

4. Laporan Kemajuan Pekerjaan (LKP)


Merupakan laporan yang menerangkan tentang kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan
dalam bentuk Rekapitulasi Bobot Persentase pelaksanaan kegiatan yang tercapai sebagai
pedoman untuk pembayaran angsuran kontrak pelaksana. Laporan ini ditanda tangani oleh
konsultan pengawas, kontraktor pelaksana dan pengelola kegiatan (pengguna jasa)

5. Mutual Check Nol (MC-O)


Merupakan salah satu kelengkapan yang wajib dibuat dan dilaksanakan karena ini akan
berpengaruh terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan apakah mengalami perubahan, misal
volume bertambah atau berkurang dan apakah tetap. Garis besar adri pembuatan mutual
check adalah berupa laporan persentase (%) dari semua item pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Pada mutual check nol (MC 0%) memiliki beberapa bagian yang perlu
diketahui yaitu:
- Nama paket pekerjaan dan alamat
- Jenis uraian pekerjaan
- Harga satuan
- Volume Kontrak

6. Perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang


Merupakan kontrak anak dari kontrak pemborong yang berisikan perubahan-perubahan dari
kontrak induk beserta kelengkapan pendukung sehingga kontrak tersebut harus dibuat dan
dikeluarkan. Pekerjaan tambah kurang tersebut dituangakan dalam bentuk Addendum
ataupun Amandemen Kontrak.

7. Addendum dan Amandemen Kontrak


Addendum biasanya digunakan dalam istilah perubahan pada suatu perikatan atau perjanjian
atau kontrak, sedangkan Amandemen biasanya digunakan untuk perubahan suatu undang-
undang atau dasar hukum tertulis. Addendum adalah terdapatnya perubahan yang harus
dilakukan dengan melakukan penambahan pada alinea, paragraf atau pasal atas suatu
pernyataan, peraturan, undang-undang, perjanjian dll. Amandemen adalah perubahan atas isi
kontark/perjanjian yang sudah ada sebelumnya, sifatnya hanya melakukan perubahan yang
bisa dalam bentuk menambah atau mengurangi pada alinea atau paragraf yang sudah ada
sebelumnya.

8. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan


Berita acara yang memuat tentang penyempurnaan pekerjaan yang harus dilakukan dalam
masa pemeliharaan dalam rangka persiapan serah terima pertama pekerjaan.

9. Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan / PHO


Berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah 100% untuk
dilakukannya serah terima pertama pekerjaan kepada pengelola kegiatan (Pengguna Jasa),
yang memuai uraian tentang pemeliharaan terhadap bagian pekerjaan jika ditemukan ccat
pekerjaan yang masih dapat diterima oleh pihak pengelola kegiatan.
10. Berita Acara Pemeriksaan Akhir Pekerjaan
Berita acara yang memuat tentang penyempurnaan pekerjaan yang telah dilakukan dalam
masa pemeliharaan dalam rangka persiapan serah terima kedua pekerjaan.

11. Berita Acara Penyerahan II (Dua) Pekerjaan / Final Hand Over ( FHO)
Berupa berita acara yang menerangkan bahwa pelaksanaan pekerjaan telah 100% untuk
dilakukannya serah terima ke dua pekerjaan kepada pengelola kegiatan (Pengguna
Jasa), berita acara ini dibuat setelah jaminan masa pemeliharaan selesai.

12. Dokumentasi Pelaksanaan Merupakan rangkuman dokumentasi


pelaksanaan pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.

13. As Built Drawing


Merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan pekerjaan (Shop Drawing) yang dibuat
oleh kontraktor pelaksana dan telah disetujui untuk dilaksanakan.

14.Final Quantity (Laporan Akhir)


Merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan yang berisikan proses pelaksanaan
pekerjaan, perubahan-perubahan yang dapat dijadikan batasan pekerjaan yang telah
dilaksanakan pada tahap tersebut untuk tahap berikutnya jika ada.

Tahap Pelaksanaan Kontrak

Dalam aturan turunan Peraturan Presiden nomor 16 Tahun 2018 yaitu Peraturan Lembaga
nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa melalui
Penyedia

a. Penetapan SPPBJ

b. Penandatanganan Kontrak

c. Penyerahan Lokasi Kerja

d. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/Surat Perintah Pengiriman(SPP)

e. Pemberian Uang Muka

f. Penyusunan Program Mutu

g. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak

h. Mobilisasi
i. Pemeriksaan Bersama

j. Pengendalian Kontrak

k. Inspeksi Pabrikasi

l. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

m. Perubahan Kontrak

n. Penyesuaian Harga

o. Keadaan Kahar

p. Penghentian Kontrak atau Berakhirnya Kontrak

q. Pemutusan Kontrak

r. Pemberian Kesempatan

s. Denda dan Ganti Rugi

1. Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)

Pejabat Penandatangan Kontrak sebelum menetapkan SPPBJ melakukan reviu atas laporan
hasil pemilihan Penyedia dari Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan untuk memastikan:

a. bahwa proses pemilihan Penyedia sudah dilaksanakan berdasarkan prosedur yang


ditetapkan; dan

b. bahwa pemenang pemilihan/calon Penyedia memiliki kemampuan untuk melaksanakan


Kontrak.
Berdasarkan hasil review, Pejabat Penandatangan Kontrak memutuskan untuk menerima atau
menolak hasil pemilihan Penyedia tersebut.

2. Penandatanganan Kontrak

Sebelum penandatanganan Kontrak dilakukan rapat persiapan penandatanganan Kontrak


antara Pejabat Penandatangan Kontrak dengan Penyedia yang membahas hal-hal sebagai
berikut:

a. finalisasi rancangan Kontrak;


b. kelengkapan dokumen pendukung Kontrak, seperti Jaminan Pelaksanaan telah diterima
sebelum penandatanganan Kontrak, asuransi, dsb;

c. rencana penandatanganan Kontrak; dan/atau

d. hal-hal yang telah diklarifikasi dan/atau dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran.

Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang kompleks dilakukan setelah


memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.

Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia wajib memeriksa kembali rancangan Kontrak
meliputi substansi, bahasa, redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada
setiap lembar Dokumen Kontrak.

Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia adalah Direktur
Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan atau Penyedia perorangan. Selain pihak yang disebut di atas, pihak lain yang
dapat menandatangani Kontrak adalah pihak yang mendapat kuasa atau pendelegasian
wewenang yang sah dari Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi atau
pihak yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak
sepanjang pihak lain tersebut merupakan pengurus/karyawan perusahaan/karyawan koperasi
yang berstatus sebagai tenaga kerja tetap. Kontrak dibuat sesuai dengan kebutuhan,
sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli.

Penandatangan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkan SPBBJ, kecuali apabila DIPA/DPA belum disahkan.

3. Penyerahan Lokasi Kerja

Pejabat Penandatangan Kontrak menyerahkan lokasi kerja kepada Penyedia. Penyerahan


lokasi kerja dilakukan setelah sebelumnya dilakukan peninjauan lapangan oleh para pihak
dan pihak terkait yang dituangkan dalam Berita Acara Peninjauan Lokasi Kerja.

Penyerahan lokasi kerja dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Lokasi Kerja yang
ditandatangani oleh para pihak.
4. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) adalah surat perintah dari Pejabat Penandatangan
Kontrak kepada Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk segera memulai pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak. SPMK diterbitkan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja sejak penyerahan lokasi pekerjaan. Dalam SPMK dicantumkan seluruh lingkup
pekerjaan dan tanggal mulai kerja yang merupakan waktu dimulainya pelaksanaan
pekerjaan sesuai Kontrak.

5. Pemberian Uang Muka

Penyedia dapat mengajukan permohonan uang muka secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak disertai dengan rencana penggunaan uang muka untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak dan rencana pengembaliannya.

Pengembalian uang muka dapat dilakukan dengan diperhitungkan berangsur-angsur secara


proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan atau sesuai kesepakatan yang diatur
dalam Kontrak dan paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus persen).

6. Penyusunan Program Mutu

Program mutu disusun oleh Penyedia sebelum rapat persiapan pelaksanaan Kontrak, yang
paling sedikit berisi:

a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;

b. organisasi kerja Penyedia;

c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;

d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;

e. prosedur instruksi kerja; dan/atau

f. pelaksana kerja.
7. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak

Sebelum melaksanakan Kontrak yang bernilai besar atau kompleks, Pejabat Penandatangan
Kontrak dan Penyedia harus melakukan rapat secara tatap muka untuk mendiskusikan
kesamaan pemahaman dan administrasi Kontrak. Rapat tatap muka harus dilaksanakan
secara:

a. formal;

b. agenda rapat diketahui secara bersama sebelum pelaksanaan rapat; dan

c. para pihak masing-masing harus menunjuk narahubung selama pelaksanaan kontrak;

Hal-hal yang dibahas dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak:

a. review kontrak, dan pembagian tugas dan tanggung jawab dari kedua belah pihak;

b. pemutakhiran/pembaharuan rencana pekerjaan seperti tanggal efektif pelaksanaan, dan


tahapan pelaksanaan kontrak;

c. review rencana penilaian kinerja pekerjaan sebagai dasar melakukan evaluasi kemajuan
pekerjaan;

d. diskusi bagaimana dan kapan dilakukan pelaporan pekerjaan;

e. Tata cara, waktu dan frekuensi pengukuran dan pelaporan yang disesuaikan dengan kondisi
pekerjaan;

f. melakukan klarifikasi hal-hal yang masih kurang jelas dan mendiskusikan prosedur untuk
manajemen perubahan; dan

g. melakukan klarifikasi rencana koordinasi antar para pihak selama pelaksanaan pekerjaan.
8. Mobilisasi

Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan sesuai waktu yang ditetapkan.
Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, meliputi:

1) mendatangkan bahan/material dan peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan


pekerjaan;

2) mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium, bengkel, gudang, dan
sebagainya; dan/atau

3) mendatangkan personil.

Mobilisasi bahan/material, peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

9. Pemeriksaan Bersama

Apabila diperlukan,pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, para pihak bersama-sama


melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan
detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap tahapan pekerjaan dan rencana mata
pembayaran.

Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat menetapkan tim teknis dan PPK dapat
menetapkan tim atau tenaga ahli.

Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam pemeriksaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus dituangkan dalam adendum
Kontrak.

10. Pengendalian Kontrak

Para pihak melakukan pengawasan/pengendalian terhadap pelaksanaan Kontrak baik secara


langsung atau melalui pihak lain yang ditunjuk. Pengawasan/pengendalian Kontrak dapat
dilaksanakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama oleh :

a. Pejabat Penandatangan Kontrak;

b. pihak ketiga yang independen;

c. Penyedia; dan/atau
d. pengguna akhir.

Dalam hal terjadi deviasi antara realisasi dengan target pelaksanaan Kontrak atau terjadi
Kontrak Kritis maka para pihak melakukan Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM).
Pejabat Penandatangan Kontrak memerintahkan Penyedia untuk melaksanakan perbaikan
target dan realisasi pelaksanaan pekerjaan.

Apabila Penyedia tidak mampu mencapai target yang ditetapkan pada SCM maka Pejabat
Penandatangan Kontrak mengeluarkan Surat Peringatan (SP) kepada Penyedia.

Dalam hal telah dikeluarkan SP ketiga dan Penyedia dinilai tidak mampu mencapai target
yang ditetapkan, maka Pejabat Penandatangan Kontrak dapat melakukan pemutusan
Kontrak secara sepihak dan memberikan sanksi kepada Penyedia sesuai ketentuan yang
berlaku.

11. Pembayaran Prestasi Pekerjaan


Penyedia mengajukan permohonan pembayaran prestasi pekerjaan secara tertulis kepada
Pejabat Penandatangan Kontrak disertai laporan kemajuan/output pekerjaan sesuai Kontrak.
Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan ketentuan:

a. Pembayaran dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam Kontrak dan tidak boleh melebihi
kemajuan hasil pekerjaan yang telah dicapai dan diterima oleh Pejabat Penandatangan
Kontrak.

b. Pembayaran dilakukan terhadap pekerjaan yang sudah terpasang, tidak termasuk


bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi pekerjaan.

Pembayaran termin terakhir hanya dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan selesai 100%
(seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Kontrak dan para pihak
menandatangani Berita Acara Serah Terima pekerjaan. Untuk pekerjaan yang mensyaratkan
masa pemeliharaan, uang retensi dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir (serah
terima kedua/FHO). Dalam hal masa pemeliharaan berakhir pada tahun anggaran berikutnya
yang menyebabkan retensi tidak dapat dibayarkan, maka uang retensi dapat dibayarkan
dengan syarat Penyedia menyampaikan Jaminan Pemeliharaan senilai uang retensi tersebut.

12. Perubahan Kontrak

Perubahan Kontrak Karena Perbedaan Kondisi Lapangan Pada Saat Pelaksanaan dengan
Gambar dan/atau Spesifikasi Teknis/KAK dalam Dokumen Kontrak
Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan
gambar dan/atau spesifikasi teknis/KAK yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, Pejabat
Penandatangan Kontrak bersama Penyedia dapat melakukan perubahan kontrak, yang
meliputi:

a. menambah atau mengurangi volume yang tercantum dalam Kontrak;

b. menambah dan/atau mengurangi jenis kegiatan;

c. mengubah spesifikasi teknis sesuai dengan kondisi lapangan; dan/atau

d. mengubah jadwal pelaksanaan.

Perubahan Kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang


disepakati kedua belah pihak. Masalah administrasi yang dimaksud antara lain pergantian
PPK, perubahan rekening penerima.

Pekerjaan tambah dilaksanakan dengan ketentuan:

a. tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam perjanjian/Kontrak
awal; dan

b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.

Untuk pemeriksaan dalam rangka perubahan kontrak, Pejabat Penandatangan Kontrak dapat
menetapkan tim atau tenaga ahli. Perubahan Kontrak tidak dapat dilakukan pada masa
tambahan waktu penyelesaian pekerjaan (masa denda) akibat dari keterlambatan setelah
waktu pelaksanaan kontrak berakhir.

13. Berakhirnya Kontrak

Ketika pekerjaan selesai, kontrak berakhir dan hak dan kewajiban para pihak berakhir.
Pemenuhan hak dan kewajiban para pihak terkait dengan pembayaran yang harus dilakukan
sebagai akibat dari pelaksanaan kontrak. Sekalipun kontrak diputus, misalnya karena 100%
(seratus persen) penyelesaian pekerjaan, kontrak tidak akan ada jika masih ada tunggakan
pembayaran yang belum dibayar oleh Kontraktor kepada pemasok. Misalnya, pembayaran
untuk pekerjaan yang masih belum diselesaikan karena keterlambatan di luar tahun
anggaran atau pembayaran untuk penyesuaian harga.

Sumber : http://www.sukrialmarosy.com/2018/08/tahapan-dan-tata-urutan-pelaksanaan.html

Anda mungkin juga menyukai