LANDASAN TEORI
Pencapaian pekerjaan yang optimal pada suatu proyek sangat tergantung dari
perencanaan hingga pelaksanaannya. Suatu pekerjaan proyek akan berjalan dengan lancar
apabila didukung oleh adanya unsur – unsur organisasi proyek, di mana masing – masing
unsur yang terlibat di dalamnya bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan hingga
selesainya proyek. Hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya adalah saling
berkaitan, sehingga diharapkan dapat saling berinteraksi dan saling menunjang sesuai dengan
fungsi dan wewenangnya masing – masing agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
5
2.1.2 Proyek Swasta
Proyek Swasta adalah proyek yang didanai oleh perusahaan swasta atau seseorang
yang tidak terkait dengan pemerintah, penunjukan penyedia jasa dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu pelelangan atau penunjukan langsung, pembayaran untuk proyek
swasta ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan. (Anonim,2019: 3)
2.2.3 Tender
Jenis Pengadaan / jasa menurut Perpres no 16 tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Pengadaan Barang
6
Pekerjaan Konstruksi
Jasa Konsultasi
Jasa Lainnya
2.3 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran
termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk
melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997).
7
Proses pelelangan ini dilakukan oleh panitia pelelangan. Menurut Perpres No 8 Tahun
2006 Panitia lelang mempunyai tugas dan kewajiban dalam pelaksanaan pelelangan,
yaitu :
a. Menyusun jadwal dan menetapkan
cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan;
b. Menyusun dan menyiapkan harga
perkiraan sendiri (HPS);
c. Menyiapkan dokumen pengadaan;
d. Mengumumkan pengadaan barang/
jasa;
e. Memberikan penjelasan tentang
syarat-syarat kerja;
f. Menetapkan tata cara penilaian
pelelangan;
g. Melaksanakan pelelangan;
h. Mengadakan penilaian dan penetapan
calon pemenang;
i. Membuat laporan dan pertanggung
jawaban proyek.
8
Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.
Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Merupakan kontrak gabungan antara lumsum dan harga satuan dalam 1 pekerjaan
yang di perjanjikan .
Terima Jadi ( Turnkey )
Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga
pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama
maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja
yang telah ditetapkan
Kontrak Payung
Kontrak Payung (Framework Contract) adalah perjanjian dengan satu atau
sejumlah penyedia untuk melakukan pengadaan barang/jasa dengan menetapkan
harga satuan (syarat dan kondisi untuk dilakukan transaksi pembelian selama
masa perjanjian berlaku).
Jenis Kontrak Penggadaan Jasa Konsultasi Terdiri Atas :
Lumsum
Waktu Penugasan
Kontrak Payung
9
b. Konsultan Perencana (Consultant/Designer);
c. Manajemen Konstruksi (Supervior/Direksi);
d. Pelaksana (Contractor).
11
2.6.4 Pelaksana proyek (contractor)
Pelaksana proyek adalah pihak perorangan atau badan hukum yang dipercayakan
untuk melaksanakan pembangunan dan memiliki keahlian dalam pelaksanaannya. Pelaksana
juga disebut sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai
dengan surat penunjukan dan perintah kerja dari Owner proyek. Tugas dan tanggung jawab
kontraktor antara lain adalah sebagai berikut (Rosidin, 2006 : 4) :
13
menjadikan lapisan tanah tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung
beban bangunan yang direncanakan. Selain itu, grouting juga bertujuan untuk
memperkecil nilai permeabilitas batuan pada pondasi bendungan sehingga dapat
menurunkan potensi rembesan air pada area hilir bendungan.(Ardi, 2019: 3). Berikut
ini adalah uraian secara singkat mengenai tahap pelaksanaan grouting (Dwiyanto,
2005: 13-16 ) :
A. Penentuan titik grouting
Penentuan titik grouting berpatokan pada stasiun-stasiun yang ditentukan di
lapangan melalui penyelidikan oleh tenaga ahli. Jarak tiap-tiap titik grouting
disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Pemboran
Pelubangan titik grouting dilakukan dengan cara di bor. Dalam grouting ada 2
macam pemboran, yaitu pemboran dengan pengambilan core dan pemboran tanpa
core. Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk pemboran coring dan 46 mm untuk
pemboran non coring. Khusus untuk permboran dengan coring diperlukan mesin
dengan penggerak hidrolik agar kualitas core yang dihasilkan lebih bagus.
C. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon
Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeon pada tahun 1933, yang
bertujuan untuk mengetahui nilai lugeon (Lu) dari deformasi batuan. Nilai Lugeon
adalah suatu angka yang menunjukkan berapa liter air yang bisa merembes ke
dalam formasi batuan sepanjang satu meter selama periode satu menit, dengan
menggunakan tekanan standar 10 Bars atau sekitar 10 kg/cm2. Angka ini hampir
sama dengan koefisien kelulusan air sebesar 1 x 10-5 cm/detik. Nilai Lugeon dapat
memberikan informasi mengenai sifat aliran dalam batuan dan sifat batuan itu
sendiri terhadap aliran air yang melaluinya.
D. Injeksi Semen
Proses injeksi semen dilakukan dengan memompakan campuran semen kedalam
lubang grouting, komposisi campuran semen dan air di tentukan berdasarkan , hasil
pengujian tekanan air (water pressure test), pengujian grouting atau hasil grouting
sebelumnya, nilai nilai ini juga dapat dipergunakan untuk merencanakan tekanan
injeksi. Jika pada tes pengujian air menunjukan kondisi batuan yang rapat, maka
diawali dengan injeksi campuran encer. Apabila menunjukan kondisi batuan yang
terbuka diawali dengan campuran yang lebih kental.
14
Pekerjaan Galian dan Timbunan
Setiap tanah urugan akan dibersihkan terlebih dahulu dari akar-akar tumbuhan,
kotoran sampah lainnya. Tanah urugan berasal dari dari jenis tanah butir (tanah
ladang atau berpasir dan berupa bongkaran-bongkaran tanah. Setelah pekerjaan
struktur selesai maka timbunan kembali (backfilling) dari hasil galian sesuai
dengan batas timbunan yang ditentukan dalam gambar kerja. Pemadatan akan
dilaksanakan dengan vibro roller atau stamper tergantung pada luasan area yang
akan di back filling. Pelaksanaan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis
setebal ± 20 cm.
16