Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

Pencapaian pekerjaan yang optimal pada suatu proyek sangat tergantung dari
perencanaan hingga pelaksanaannya. Suatu pekerjaan proyek akan berjalan dengan lancar
apabila didukung oleh adanya unsur – unsur organisasi proyek, di mana masing – masing
unsur yang terlibat di dalamnya bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan hingga
selesainya proyek. Hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya adalah saling
berkaitan, sehingga diharapkan dapat saling berinteraksi dan saling menunjang sesuai dengan
fungsi dan wewenangnya masing – masing agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.1 Manajemen Proyek


Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran
organisasi atau perusahaan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan proses
adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis. Sedangkan sumber
daya perusahaan terdiri dari tenaga, keahlian, dana, dan informasi. Dalam melaksanakan
suatu manajemen dikenal suatu langkah-langkah pokok dalam melaksanakan fungsi
manajemen yang baik. Langkah-langkah itu dikenal dengan fungsi manajemen yaitu
(Sudipta, 2013: 74) :
 Merencanakan (Planning)
 Mengorganisasi (Organizing)
 Mengisi jabatan (Staffing)
 Mengarahkan (Directing)
 Mengendalikan (Controling)

2.1.1 Proyek Pemerintah


Proyek Pemerintah adalah Proyek yang didanai oleh pemerintah, penunjukan
penyedia jasa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pelelangan atau penunjukan
langsung, Kelebihan dari proyek pemerintah ini adalah terjaminnya pembayaran yang
akan diberikan kepada kontraktor, sehingga tidak akan ada terjadinya terbengkalainya
proyek di pertengahan jalan. (Anonim,2019: 3)

5
2.1.2 Proyek Swasta
Proyek Swasta adalah proyek yang didanai oleh perusahaan swasta atau seseorang
yang tidak terkait dengan pemerintah, penunjukan penyedia jasa dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu pelelangan atau penunjukan langsung, pembayaran untuk proyek
swasta ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan. (Anonim,2019: 3)

2.2 Pengadaan Barang dan Jasa

2.2.1 Ketentuan Umum


Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya berbagai fasilitas baru, berbagai
bangunan, jalan, rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis yang dilaksanakan
disebuah instansi pemerintah. Pengadaan barang dan jasa sering di sebut tender ini
sebenarnya bukan hanya terjadi di instansi pemerintah. Pengadaan barang dan jasa
bisa terjadi di BUMN dan perusahaan swasta nasional maupun internasional. Intinya
pengadaan barang dan jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau
instansi pemerintah akan barang dan jasa yang dapat menunjang kinerja dan performa
mereka (Yahya, 2012:3).

2.2.2 Prakualifikasi dan Pasca Kualifikasi


Prosedur pemilihan penyedia barang/jasa dengan metode pelelangan umum menurut
Perpres No. 16 Tahun 2018 meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Kualifikasi;
2. Pengumuman dan/atau Undangan;
3. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan;
4. Pemberian Penjelasan;
5. Penyampaian Dokumen Penawaran;
6. Evaluasi Dokumen Penawaran;
7. Penetapan dan Pengumuman Pemenang; dan Sanggah.

2.2.3 Tender
Jenis Pengadaan / jasa menurut Perpres no 16 tahun 2018 adalah sebagai berikut :
 Pengadaan Barang

6
 Pekerjaan Konstruksi
 Jasa Konsultasi
 Jasa Lainnya

2.3 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran
termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk
melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997).

2.4 Pengadaan Kontraktor


Pengadaan kontraktor dilakukan dengan cara pelelangan, Pelelangan adalah suatu
sistem penawaran dimana setiap rekanan yang di undang diberi kesempatan untuk
mengajukan besarnya anggaran biaya pelaksanaan untuk proyek yang ditawarkan.
Pelelangan ini dilaksanakan melalui persaingan yang sehat di antara para kontraktor
yang benar-benar mampu dan memenuhi syarat administratif, teknis dan keuangan
(financial) untuk melaksanakan pembangunan suatu proyek. Penentuan pelaksanaan
proyek pada dasar nya dapat dilakukan dengan cara (Anonim,2019:12) :
1. Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum, sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dapat
mengikutinya.
2. Pelelangan terbatas adalah pelelangan yang diikuti oleh sekurang-kurangnya lima
rekanan yang termasuk dalam daftar rekanan terseleksi (DRT) yang dipilih.
3. Pemilihan langsung adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dengan
membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercantum dalam daftar
rekanan mampu (DRM) dan melakukan negosiasi penawaran secara teknis dan
administratif serta perhitungan harga yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan
rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan
terbatas dan pemilihan langsung.

7
Proses pelelangan ini dilakukan oleh panitia pelelangan. Menurut Perpres No 8 Tahun
2006 Panitia lelang mempunyai tugas dan kewajiban dalam pelaksanaan pelelangan,
yaitu :
a. Menyusun jadwal dan menetapkan
cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan;
b. Menyusun dan menyiapkan harga
perkiraan sendiri (HPS);
c. Menyiapkan dokumen pengadaan;
d. Mengumumkan pengadaan barang/
jasa;
e. Memberikan penjelasan tentang
syarat-syarat kerja;
f. Menetapkan tata cara penilaian
pelelangan;
g. Melaksanakan pelelangan;
h. Mengadakan penilaian dan penetapan
calon pemenang;
i. Membuat laporan dan pertanggung
jawaban proyek.

2.5 Dokumen Kontrak


Dokumen kontrak adalah dokumen perikatan antara pengguna barang / jasa dengan
penyedia barang / jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang / jasa. Dalam dokumen kontrak
berisikan pasal-pasal mengenai perjanjian yang di lakukan antara pengguna barang atau jasa
dengan penyedia barang atau jasa. Menurut Perpres Nomor 16 Tahun 2018, jenis kontrak
pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas :
 Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi /Jasa Lainnya Terdiri Atas :
 Lumsum
Kontrak lump sum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti
dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
 Harga Satuan

8
Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.
 Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Merupakan kontrak gabungan antara lumsum dan harga satuan dalam 1 pekerjaan
yang di perjanjikan .
 Terima Jadi ( Turnkey )
Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga
pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama
maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja
yang telah ditetapkan
 Kontrak Payung
Kontrak Payung (Framework Contract) adalah perjanjian dengan satu atau
sejumlah penyedia untuk melakukan pengadaan barang/jasa dengan menetapkan
harga satuan (syarat dan kondisi untuk dilakukan transaksi pembelian selama
masa perjanjian berlaku).
 Jenis Kontrak Penggadaan Jasa Konsultasi Terdiri Atas :
 Lumsum
 Waktu Penugasan
 Kontrak Payung

2.6 Organisasi Pengelola Proyek


Didalam suatu proyek, masing-masing unsur organisasi mempunyai fungsi dan tugas
yang berbeda, tetapi saling terkait antara satu dengan yang lainnya sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan diharapkan terbina hubungan baik agar hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan.
Unsur-unsur organisasi yang terlibat langsung dalam proyek konstruksi adalah:
a. Pemilik Proyek (Employer/Bouwheer/Owner/Client);

9
b. Konsultan Perencana (Consultant/Designer);
c. Manajemen Konstruksi (Supervior/Direksi);
d. Pelaksana (Contractor).

2.6.1 Pemilik proyek


Pemilik proyek (owner) adalah pihak yang mempunyai gagasan membangun baik
secara perorangan atau individu ataupun Wakil dari suatu perusahaan atau organisasi swasta,
maupun wakil dari suatu dinas.Menurut Rosidin (2006: 2), pemilik proyek mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
 Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas
fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
 Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai
prosedur.
 Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut.
 Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.
 Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.
 Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
 Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran
kepada kontraktor.
 Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.

2.6.2 Manajemen konstruksi (supervior/direksi)


Konsultan pengawas adalah jasa layanan profesional yang diberi tugas oleh pemilik
proyek untuk mengawasi seluruh proses konstruksi dengan cermat secara objektif pada tahap
pelaksanaan sampai selesainya konstruksi. Tugas dan tanggung jawab Konsultan Pengawas
adalah sebagai berikut (Riyadi, 2018: 61-62) :
 Mengawasi seluruh pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Termasuk melakukan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan
inspeksi serta memberikan arahan dan petunjuk kepada pelaksana konstruksi agar
pelaksanaan pekerjaan baik administrasi maupun teknis dapat berjalan dengan baik
 Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas terhadap penggunaan bahan
atau material bangunan ataupun komponen bangunan, peralatan dan
perlengkapan selama pelaksanaan pekerjaan
10
 Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan yang tepat dan
cepat agar batas waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana.
 Membuat laporan periodik (progres report) atas hasil tugas pengawasan yang telah
dilaksanakannya
 Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat,
agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
 Memberikan masukkan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan biaya
dan waktu pekerjaan .
 Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan
biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung
disampaikan kepada pemborong, dengan pemberitahuan tertulis kepada Pengelola
Proyek
 Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong dalam mengurus perizinan
sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

2.6.3 Konsultan perencana (consultant/designer)


Konsultan perencana (consultant/designer) adalah badan hukum atau perorangan yang
ditugaskan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan perencanaan dan memberikan saran-
saran yang diperlukan dalam perencanaan maupun pelaksanaan proyek. Tugas dan tanggung
jawab Konsultan Perencana adalah sebagai berikut (Rosidin, 2006 : 3-4) :

 Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek,Rencana Kerja dan


Syarat (RKS),perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya.
 Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.
 Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam
rapat pemberian pekerjaan,membuat berita acara penjelasan.
 Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner)
tentang pelaksanaan proyek.
 Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang
kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
 Membuat gambar revisi jika ada perubahan .
 Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.
 Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis,Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku sebagai pedoman kerja.

11
2.6.4 Pelaksana proyek (contractor)
Pelaksana proyek adalah pihak perorangan atau badan hukum yang dipercayakan
untuk melaksanakan pembangunan dan memiliki keahlian dalam pelaksanaannya. Pelaksana
juga disebut sebagai rekanan yang bertugas melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai
dengan surat penunjukan dan perintah kerja dari Owner proyek. Tugas dan tanggung jawab
kontraktor antara lain adalah sebagai berikut (Rosidin, 2006 : 4) :

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah


ditetapkan dalam dokumen kontrak.
 Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
 Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada owner.
 Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
 Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
 Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian
selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya.
 Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

2.7 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan


 Pekerjaan Terowongan Intake
Terowongan Intake merupakan terowongan yang berfungsi untuk mengambil air baku
yang bersumber dari sungai. Konstruksi terowongan menggunakan beton bertulang
agar dapat bertahan jika dilewati oleh air dengan debit yang besar. Terowongan ini
dilengkapi dengan saring yang dapat menyaring benda benda kasar dengan
menggunakan bar screen (Anonim,2019: 9). Berikut metode pelaksanaan terowongan
intake menurut Lili (2017 : 9-25) :
1) Pekerjaan Survey
Pekerjaan survey pada terowongan intake adalah pekerjaan pengukuran dengan
alat total station untuk menentukan batas galian terowongan.
2) Pekerjaan Penggalian
Proses penggalian dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat Excavator
Breaker, alat ini dapat menggali lubang dengan produktivitas sekitas 2 m/hari.
12
3) Pekerjaan Mucking Out
Mucking atau pengangkutan material keluar adalah kegiatan yang harus
dikerjakan pada setiap pekerjaan tunnel excavation. Fungsi dari pekerjaan ini
adalah untuk mengangkut material hasil dari galian dengan bantuan alat berat
yaitu excavator, Wheel Loader dan Dump Truck.
4) Pekerjaan Shotcrete
Shotcrete adalah pekerjaan penyemprotan pada dinding galian yang berupa
campuran yang proporsional antara Portland Cement, air, dan zat admixture yang
ditempatkan dengan menggunakan udara bertekanan melalui spray nozzle.
Pekerjaan Shootcrete pada dinding terowongan ini di bagi menjadi 2 yaitu
sebagai berikut :
1. Shotcrete First Layer .
2. Shotcrete Second Layer.
5) Pekerjaan Pemasangan Rockbolt dan Wiremesh
Rockbolt adalah pekerjaan yang bertujuan untuk merapatkan formasi batuan yang
diprediksi masih saling terpisah pada dinding terowongan dan untuk memperkuat
koneksi antara lapisan beton dengan batuan dinding di dalam terowongan.
Sedangkan Wiremesh adalah jaring–jaring kawat yang di pasang pada dinding
terowongan,yang nantinya pemasangannya akan di kaitkan dengan Rockbolt.
6) Pekerjaan Pemasangan Steel Support
Steel Support/H-Beam merupakan baja yang berbentuk lengkung sesuai dengan
bentuk terowongan, bisa tapal kuda atau setengah lingkaran, dan berfungsi untuk
menopang beban batuan bersama dengan wiremesh shotcrete, serta meneruskan
beban batuan diatasnya ke permukaan batuan dibawahnya.
7) Pekerjaan Pemasangan Tie Rod
Tie rod merupakan besi yang diletakkan diantara 2 steelribs yang berdekatan dan
biasanya dibaut atau dilas sehingga menjadi struktur yang menyatu. Tujuannya
adalah sebagai pengikat antar steelribs agar lebih stabil dan tidak mengalami
pergeseran.
 Pekerjaan Grouting
Grouting merupakan perbaikan tanah dengan cara menginjeksikan campuran pasta
semen yang akan mengisi semua retakan dan lubang pada batuan atau tanah.
Grouting juga berfungsi untuk memperkuat formasi lapisan tanah dan sekaligus

13
menjadikan lapisan tanah tersebut menjadi padat, sehingga mampu untuk mendukung
beban bangunan yang direncanakan. Selain itu, grouting juga bertujuan untuk
memperkecil nilai permeabilitas batuan pada pondasi bendungan sehingga dapat
menurunkan potensi rembesan air pada area hilir bendungan.(Ardi, 2019: 3). Berikut
ini adalah uraian secara singkat mengenai tahap pelaksanaan grouting (Dwiyanto,
2005: 13-16 ) :
A. Penentuan titik grouting
Penentuan titik grouting berpatokan pada stasiun-stasiun yang ditentukan di
lapangan melalui penyelidikan oleh tenaga ahli. Jarak tiap-tiap titik grouting
disesuaikan dengan kebutuhan.

B. Pemboran
Pelubangan titik grouting dilakukan dengan cara di bor. Dalam grouting ada 2
macam pemboran, yaitu pemboran dengan pengambilan core dan pemboran tanpa
core. Diameter lubang bor adalah 76 cm untuk pemboran coring dan 46 mm untuk
pemboran non coring. Khusus untuk permboran dengan coring diperlukan mesin
dengan penggerak hidrolik agar kualitas core yang dihasilkan lebih bagus.
C. Uji Permeabilitas atau Test Lugeon
Uji permeabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Lugeon pada tahun 1933, yang
bertujuan untuk mengetahui nilai lugeon (Lu) dari deformasi batuan. Nilai Lugeon
adalah suatu angka yang menunjukkan berapa liter air yang bisa merembes ke
dalam formasi batuan sepanjang satu meter selama periode satu menit, dengan
menggunakan tekanan standar 10 Bars atau sekitar 10 kg/cm2. Angka ini hampir
sama dengan koefisien kelulusan air sebesar 1 x 10-5 cm/detik. Nilai Lugeon dapat
memberikan informasi mengenai sifat aliran dalam batuan dan sifat batuan itu
sendiri terhadap aliran air yang melaluinya.
D. Injeksi Semen
Proses injeksi semen dilakukan dengan memompakan campuran semen kedalam
lubang grouting, komposisi campuran semen dan air di tentukan berdasarkan , hasil
pengujian tekanan air (water pressure test), pengujian grouting atau hasil grouting
sebelumnya, nilai nilai ini juga dapat dipergunakan untuk merencanakan tekanan
injeksi. Jika pada tes pengujian air menunjukan kondisi batuan yang rapat, maka
diawali dengan injeksi campuran encer. Apabila menunjukan kondisi batuan yang
terbuka diawali dengan campuran yang lebih kental.
14
 Pekerjaan Galian dan Timbunan

Yang dimaksud galian dan timbunan adalah sebagai berikut :


 Galian Tanah

Sebelum pekerjaan dilaksanakan, daerah kerja dibersihkan lebih dahulu dari


pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan
semua material dibuang sesuai dengan tempat yang disepakati oleh Direksi,
peralatan yang diperlukan adalah bulldozer, chain saw, dump truck dan
peralatan bantu lainya. Setelah dilakukan pembersihan (land clearing) dan
pematokan batas galian, dilakukan penggalian dengan excavator. Tanah hasil
galian akan dikelompokkan menjadi dua macam yakni tanah yang memenuhi
persyaratan sebagai material timbunan dan material yang tidak memenuhi syarat
sebagai material timbunan.
 Timbunan Tanah Selektif dari Hasil Galian Dipadatkan

Setiap tanah urugan akan dibersihkan terlebih dahulu dari akar-akar tumbuhan,
kotoran sampah lainnya. Tanah urugan berasal dari dari jenis tanah butir (tanah
ladang atau berpasir dan berupa bongkaran-bongkaran tanah. Setelah pekerjaan
struktur selesai maka timbunan kembali (backfilling) dari hasil galian sesuai
dengan batas timbunan yang ditentukan dalam gambar kerja. Pemadatan akan
dilaksanakan dengan vibro roller atau stamper tergantung pada luasan area yang
akan di back filling. Pelaksanaan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis
setebal ± 20 cm.

2.8 Standar dan Peraturan


 Standar Mutu
Standar yang digunakan untuk perencanaan dan pengendalian mutu konstrusi
sebagai berikut :
 Standar Specification For Tunneling – 2006.
 JSCE. 2006. Standard Specifications for Tunneling: Mountain Tunnels.
 Standar Pelaksanaan
Standar yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan konstruksi di lapangan
sebagai berikut :
 Pedoman Grouting Untuk Bendungan Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Tahun 2005.
15
 Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Konstruksi Terowongan Untuk
Bendungan Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Tahun 2011.

16

Anda mungkin juga menyukai