LANDASAN TEORI
Suhendi (18101154330072) 6
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
2.1.2 Proyek swasta
Proyek swasta adalah salah satu bagian dalam sektor kontruksi suatu
negara yang terdiri dari kegiatan kontruksi di bidang badan usaha yang sebagian
besar modalnya dikuasai oleh pihak swasta dan tidak dikuasai oleh pemerintah.
Proyek swasta terbagi dari individu (rumah tangga) dan bisnis (badan usaha milik
swasta). Organisasi swasta maupun perusahaan swasta dapat termasuk ke dalam
proyek swasta. Beberapa di antaranya ialah perusahaan, bank, dan organisasi non-
pemerintah lainnya, termasuk juga karyawan yang tidak bekerja untuk
pemerintah. Dalam sektor ini, faktor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau
pribadi. Individu atau kelompok individu mengendalikan proyek dengan tujuan
utama untuk mendapat keuntungan.
2.2 Pengadaan
Menurut Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan barang
dan jasa pemerintahan atau biasa disebut perpres tenderisasi, menjelaskan definisi
dari pengadaan dalam pasal 1 ayat 1 adalah “Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang Jasa adalah kegiatan
Pengadaan Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Perangkat Daerah yang
dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan.”
Tender atau lelang adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau
Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dandapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam
proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan
dokumen penawaran. Acara pembukaaan dokumen penawaran dilakukan secar
resmi dalam suatu acara yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena
dokumen tersebut merupakan penentu dalam persaingan pemilihan penyedia
barang dan jasa pemerintah. Acara pembukaan selalu menjadi perhatian semua
peserta lelang karena dalam acara inilah panitia pengadaan barang dan jasa
pemerintah membeberkan seluruh data-data yang terdapat dalam setiap dokumen
penawaran kepada seluruh peserta lelang.
Sebelum pelaksanaan tender, langkah pertama yang akan dilakukan
pemilik proyek adalah membuat rencana dan anggarannya terlebih dahulu.
Suhendi (18101154330072) 7
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Tujuannya adalah agar mendapat gambaran bentuk maupun besarnya biaya
belanja modal yang diperlukan. Selanjutnya yang perlu dilakukan oleh pemilik
proyek adalah merencanakan kebutuhan barang/jasa yang dibutuhkan secara
lengkap, baik berbentuk gambar atau tulisan, sampai pada tata cara
pelaksanaannya, termasuk jumlah volume yang akan dilaksanakan yang nantinya
akan dituangkan dalam dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Jika dalam proyek pemerintahan, tender penyediaan barang/jasa dilakukan
setelah adanya penyusunan APBN atau APBD, berbeda halnya dengan pengadaan
barang dan jasa swasta yang dilakukan setelah adanya penyusunan rencana dan
anggaran rencana.
Suhendi (18101154330072) 8
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
barang dan jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis
maupun biaya dengan harga yang wajar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
B. Pelelangan Proyek Swasta
Ketentuan tender proyek swasta biasanya diatur sendiri oleh masing
masing pemilik dengan tetap mengacu pada standar kontrak tertentu
seperti misalnya standar Internasional. Pada umumnya dilakukan dengan
cara tender terbatas dengan mengundang beberapa kontraktor yang sudah
dikenal. Perkembangan saat ini, pemilik (owner) mengundang beberapa
calon kontraktor untuk melakukan presentasi kemampuan mereka dalam
melaksanakan proyek yang ditenderkan. Setelah itu owner menilai dan
bagi yang lulus akan diundang untuk mengikuti tender.
Suhendi (18101154330072) 9
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
j. Sanggahan oleh peserta lelang boleh dilakukan bila keputusan
pemenang lelang tidak sesuai dengan aturan – aturan yang telah
disepakati.
k. Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila
semua permasalahan selama pelelangan telah diselesaikan.
2.3 Perencanaan
Suhendi (18101154330072) 10
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
penyiapan Perangkat dan Penentuan peserta proyek dengan program
lelang. Tujuan tahap ini adalah menetapkan dokumen perencanaan
lengkap dan terperinci, secara teknis dan administratif unnrk
memudahkan Pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
d. Tahap Pengadaan
Tahapan ini adalah memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan
dokumen perencanaan, aturan teknis dan administrasi yang lengkap,
produk tahapan detail desain. Dari proses ini diperoleh penawaran yang
kompetitif dari kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi
yang baik.
e. Tahap Implementasi
Tahap ini terdiri atas kegiatan, yang rinci, pembuatan spesifikasi dan
kriteria, pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan konstruksi,
inspeksi mutu, uji coba, startup, demobilisasi dan laporan penurup
proyek. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu,
waktu dan keselamatan kerja paling maksimal, dengan melakukan
proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang
lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya.
f. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Tahap ini terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi
akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat
digunakan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Biaya
yang dikeluarkan pada tahap ini bersifat mtin dan nilainya cenderung
menurun dan pada tahap ini adanya pemasukan dana dari operasional
proyek.
2.4 Pengadaan Kontraktor
proses pengadaan jasa kontraktor adalah sistem hirarki mulai dari
prakualifikasi berkala untuk mendapatkan daftar panjang kontraktor,
prakualifikasi proyek untuk mendapatkan daftar pendek dan pelelangan untuk
mendapatkan pemenang pelelangan. Sistem hirarki ini dikembangkan untuk
sistem pengadaan kontraktor, dimana pengguna jasa datang dari pemerintah yang
membutuhkan jasa kontraktor kecil dan menengah cukup banyak setiap tahun.
Suhendi (18101154330072) 11
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Penyaringan secara bertingkat diperlukan mengingat pemerintah tidak
dapat menolak kontraktor kontraktor yang minim pengalaman untuk terlibat
dalam proyek proyek kecil. Sekaligus juga untuk membina dan mengembangkan
sistem jasa konstruksi yang sehat. Dengan adanya sistem hirarki pengembangan
kontraktor harus secara bertahap. Kontraktor menjadi besar harus melalui
kontraktor kecil terlebih dahulu.
Kemudian prakualifikasi berkala sebaiknya diserahkan ke pihak ketiga
untuk efiseinsi yang hanya memeriksa kemampuan kontraktor berdasarkan data
historis dan tidak untuk tujuan proyek yang spesifik nilai dan syaratsyaratnya,
tetapi hanya berdasarkan kemampuan jenis pekerjaan dan rentang nilai proyek.
Sedangkan pemerintah hanya kosentrasi pada persyaratan yang dikaitkan dengan
proyek yang akan dilaksanakan dan memeriksa kemampuan kontraktor yang nyata
pada saat proyek akan dilelang. Adapun Prakualifikasi pada pengadaan kontraktor
antara lain :
a. Prakualifikasi kontraktor
Prakualifikasi kontraktor adalah suatu proses seleksi kontraktor yang
mampu sebelum masuk ke dalam tahap perjanjian pemborongan dengan
menggunakan berbagai macam kriteria seleksi yang dapat menilai
kompetensi kontraktor, dimana kontraktor dapat memperlihatkan
kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi tertentu
sampai selesai dan dapat memuaskan pengguna jasa sesuai dengan
perjanjian pemborongan.
b. Prakualifikasi berkala
Prakualifikasi berkala adalah proses pembuatan daftar panjang dari
kontraktor yang mampu untuk periode waktu tertentu termasuk mampu
mengerjakan pekerjaan proyek konstruksi dengan jenis maupun rentang
nilai tertentu, dimana daftar panjang yang dibuat dapat digunakan untuk
membuat daftar pendek atau daftar peserta pelelangan.
c. Prakualifikasi Proyek
Prakualifikasi proyek adakah proses seleksi kontraktor untuk
membuat daftar calon peserta pelelangan atau untuk membuat daftar
Suhendi (18101154330072) 12
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
pendek kontraktor yang mampu mengerjakan pekerjaan proyek kontruksi
yang sudah jelas atau ditujukan untuk satu proyek konstruksi.
Suhendi (18101154330072) 13
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b) Mempunyai tanggung jawab terhadap mutu, kemampuan
dan kapasitas yang dibutuhakan.
c) Tidak curang, tidak melakukan kolusi dan tidak ada
catatan buruk.
d) Mempunyai reputasi baik dalam hal kerja sama.
2. Kontrak penawaran bersaing dilakukan untuk proyek publik an
pribadi.
3. Estimasi biaya dilakukan oleh ower, dengan ketentuan:
a) Lelang gagal bila penawaran terendah dari kontraktor
lebih besar dari estimasi owner.
b) Dapat dijadikan acuan untuk mengoreksi kesalahan
dalam penawaran/lelang seperti ketidakseimbangan
dalam unit price dan kesalahan pelaksanaan peserta
lelang.
4. pernyataan tentang penyerahan bukanlah wewenang
pernyataan untuk memulai pekerjaan.
Suhendi (18101154330072) 14
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
c) Kondisi yang diperhitungkan adalah dalam keadaan
force major.
d) Banyak dipakai karena resiko minmal bagi pemilik
proyek.
e) Biaya yang harus disediakan dapat diketahui lebih awal.
f) Banyak dipakai oleh pemilik proyek dengan harapan
pekerjaan tambahan kurang diminimalisir.
g) Kontrak ini tidak cocok untuk volume pekerjaan yang
tidak pasti seperti pekerjaan penggalian tanah dan
pekerjaan pondasi.
2. Kontrak unit price, didasarkan atas estimasi volume pekerjaan
yang telah diklarifikasi bersama – sama pemilik proyek dengan
jumlah perunit pekerjaan. Jenis kontrak ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a) Estimasi volume pekerjaan dihitung oleh wakil pemilik
proyek seperti konsultan pengawas bersama kontraktor.
b) Biaya pada awal proyek tidak dapat ditentukan secara
pasti karena volume pekerjaan juga tidak pasti.
c) Perlu pengawasan ketat karena pembayaran dilakukan
atas volume aktual yang harus disepakati bersama.
d) Biaya akhir yang tela ditetapkan dengan resikonya
ditanggung bersama berdasarkan kesepakatan yang telah
diperoleh.
e) Sangat baik dilakukan oleh quantity yang belum pasti,
seperti pekerjaan pondasi dan galian tanah.
Kontrak penawaran bersaing mempunai keuntungan – keuntungan,
seperti pelaksanaan dilakukan oleh kontrak dengan penawaran terendah
serta dengan criteria sebagai berikut.
1. Telah lulu kualifikasi, mempunyai tanggung jawab terhadap
mutu
2. Kemampuan andal serta kapasitas sesuai yang dibutuhkan.
Suhendi (18101154330072) 15
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3. Tidak pernah melakukan kecurangan atau catatan buruk
lainnya.
4. Mempunyai reputasi yang baik dalam koordinasi internal
proyek dan hasil akhir proyek selalu memuaskan pemilik
proyek.
2. Kontrak penawaran negoisasi biaya
kontrak penawaran negoisasi biaya adalah melakukan transasksi
dengan carapenawaran yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pemilik
proyek dengan kontraktor pelaksana yang dikenal pemilik, dengan harapan
diperolehharga penawaran yang sesuai dengan keinginan pihak – pihak
tersebut. Kontrak ini biasanya terdiri atas:
a. Kontrak lump sum, harga ditentukan dari negoisasi penawaran
yang dilakukan oleh
b. pemilik proyek dengan kontraktor dengan catatan harga
disepekati sesuai dengan volume pekerjaan yang dihitung
pemilik proyek berdasarkan klarifikasi kedua belah pihak.
c. Unit prce, jenis ini jugasama dengan cara kontrak penawaran
bersaing namun harga ditentukan berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak.
d. Kontrak cost plus fee, pembayaran oleh pemilik proyek
didasarkan atas daftar biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor
setelah proyek selesai ditambah dengan keuntungannya. Jenis
kontrak ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Kontrak pembayaran, prosedur dan metode kerja, hasil
akhir proyek serta jumlah keuntungan buat kontraktor
harus diuraikan secara jelas agar tidak terjadi
perselisihan di kemudian hari.
2. Diperlukan metode akunting, yang telah disetujui oleh
pemilik proyek, untuk perhitungan – perhitungan
pembiayaan oleh kontraktor.
3. Memakai prosedur sumbletting – contract.
Suhendi (18101154330072) 16
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
4. Resiko terbesar, yang ada pada pemilik proyek, terjadi
bila kontraktor melakukan kecurangan karena
pengawasan yang tidak ketat.
5. Daftar biayapekerja yang dibayar oleh pemilik proyek
kepada kontrator pelaksana berdasarkan hasil
kesepakatan.
6. Kontrak ini dapat memuaskan kedua belah pihak bila
kesepakatan – kesepakatan yang telah dibuat sebelum
dijalani sesuai wewenang dan tanggung jawab masing –
masing pihak.
7. Biasanya keuntungan yang diperoleh kontraktor sebesar
10% atau berdasarkan kesepakatan.
Suhendi (18101154330072) 17
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
dapat juga dengan skala lebh kecil seperti perusahaan, lembaga pendidikan,
lembaga kesehatan, lembaga penelitian, kumpulann dari kelompok kepentingan,
dan lainnya. Pengolahan proyek membutuhkan suatu organisasi yang kuat yang
kuat dengan program, visi dan misi dan tujuan yang selesai, sehingga kegiatan
dilakukan dengan batasan standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan
maksimal oleh personel penanggung jawab masing – masing kegiatan.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efesien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek.Dalam suatu proyek diperlukan unsur-unsur organisasi proyek
yang merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan bekerjasama. Unsur-
unsur yang terlibat dalam organisasi pengelolaan proyek tersebut terdiri dari :
A. Pemilik (Owner)
Pemilik proyek atau Pengguna jasa adalah orang atau badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya
pekerjaan.Adapun tugas dari pemilik proyek :
Suhendi (18101154330072) 18
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
dapat berupa perseorangan atau perseorangan berbadan hukum atau badan
hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan.
Adapun tugas dari konsultan perencana :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana
anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan
syarat-syarat.
C. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas atau Pengawas kontruksi adalah penyedia jasa
orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional dibidang pengawasan jasa kontruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan
kontruksi sampai selesai dan diserahterimakan.Adapun tugas dari
Konsultan Pengawas :
1. Melakukan pengawasan terhadap kualitas dan laju pencapaian
pekerjaan, misalnya :
a) Pengendalian waktu
b) Pengendalian mutu
c) Pengendalian keamanan
2. Melaporkan mengenai kegiatan dan kemajuan pekerjaan, baik itu
laporan harian, mingguan, bulanan maupun laporan akhir.
3. Melaporkan tingkat prestasi kemajuan pekerjaan yang dikerjakan
oleh kontraktor.
4. Meneliti kembali setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor
untuk dievaluasi dan berhak menyuruh kembali kontraktor untuk
memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaan yang telah di
kerjakan.
Suhendi (18101154330072) 19
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
D. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah orang/badan yang menerima pekerjaan
dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
yang ditetapkan.
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, spesifikasi teknis,
peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
3. Menyediakan material, tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan
jadwal yang ada.
4. Memanajemen biaya proyek sesuai dengan rencana anggaran dan
cash flow-nya.
5. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
6. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal material, jadwal
tenaga kerja dan peralatan.
7. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan
dan bulanan.
8. Menyerahkan hasil pekerjaan pada pemilik sesuai perjanjian.
9. Menerima seluruh pembayaran sesuai dengan perjanjian kontrak.
E. Subkontraktor
Subkontaktor adalah kontraktor yang memiliki kontrak khusus
dengan kontraktor utama untuk melaksanakan pekerjaan khusus.
Subkontraktor dipilih oleh kontraktor utama yang dikoordinasikan
dengan owner untuk pekerjaan- pekerjaan dengan volume kecil.
Subkonraktor bertanggung jawab kepada kontraktor utama.Tugas dan
wewenang dari subkontaktor adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontraktor utama
sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat yangtelah ditetapkan.
Suhendi (18101154330072) 20
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama tentang
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c. Menyerahkan hasilpekerjaan kepada kontraktor utama sesuai
dengan batas waktu yang telah ditetapkan.
d. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor
utama berdasarkan perjanjian yang telah disepakati keselamatan
kerja sesuai yang tercantum dalam perjanjian kontrak.
Suhendi (18101154330072) 21
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak
pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah
sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih
dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting
tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
g. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah
pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk
hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat
concreate vibrator.
Menurut Matondang dan Mulyana (2012), kolom beton atau tiang beton
adalah bagian struktur atas dalam posisi vertikal. Kolom beton ini berfungsi
sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas ke pondasi.
Jarak antar tiang beton atau kolom beton ini adalah 3 - 4 m. Sementara dimensi
kolom tergantung pada beban yang akan diterima. Kolom praktis (kolom yang
berfungsi sebagai pengaku dan tidak dihitung secara struktur) biasanya berukuran
13 cm x 13 cm atau setebal pasangan bata dengan empat buah tulangan
berdimensi 10 mm dan cincin berdimensi 6 - 8 mm. Jarak antar cincin 15 - 20 cm.
Namun, untuk rumah tinggal bertingkat dua dengan bentang antar kolom
sepanjang 4 - 5 m dapat digunakan kolom praktis berdimensi 20 x 25 cm dengan
enam buah besi -tulangan berdiameter 12 mm. Karena itu, bila ada rumah yang
bagian tengah temboknya mengalami keretakan maka pada bagian tersebut
biasanya kekurangan besi tulangan.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara
keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-
masingtipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah
sebagai berikut:
Suhendi (18101154330072) 22
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
a. Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk
menggambarkan bentuk konstruksinya dan menentukan letak kolom
struktur.
f. Pasang rangkaian besi tulangan yang sudah dibuat tadi pada lokasi
kolom sesuai dengan perencanaan.
g. Membuat bekisting dan cetakan yang bisa terbuat dari kayu, plat
alumunium atau media lain. Bahan apapun itu yang terpenting adalah
mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton berlangsung.
Suhendi (18101154330072) 23
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
k. Membuat adukan beton, selain itu Anda juga dapat memesannya
dengan kualitas yang telah diperhitungkan pada proses perencanaan.
Sebagai contohnya apakah akan menggunakan mutu beton K-250, K-
300, K-400 dan seterusnya.
Suhendi (18101154330072) 25
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Jembatan, dan pedoman perencanaan Baja untuk Gedung yang di
terbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang sekarang telah
diarahkan menjadi Standar Nasioanal Indonesia (SNI).
b. Standar Industtri Indonesia (SII) yang mengatur tetang standar uji,
klasifikasi, syarat mutu, syarat penandaan pengambilan sampel aterial
diterbitkan oleh Departemen Perindustrian.
c. Peraturan teknis bangunan dan proyek kelautan yang dikeluarkan oleh
Dirjen Perhungan Laut serta departemen Kelautan dan Perikanan.
d. Peraturan teknis bangunan dan proyek bangunan udara yang
dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Udara serta Lembaga terkait.
e. Peraturan – peraturan teknis dari negara lain yang telah diakui dan
banyak dipakai sebagai referensi dalam pelaksanaan proyek dan industri
Peraturan – peraturan teknis dari negara lain yang telah diakui dan
banyak dipakai sebagai referensi dalam pelaksanaan proyek dan industri
seperti:
1) Amerika Serikat: AISC untuk perencanaan baja, ACI untuk
perencanaan beton, ASTM untuk material, AASTHO untuk jalan,
dan sebagainya.
2) Jepang, Japan Industrial Standard (JIS), untuk perencanaan dan
persyaratan paterial.
3) Jerman, Deutsches Institute Fur Normung (DIN), untuk perencanaan
dan persyaratan teknis material.
4) Inggris, British Standard Institure (BSI), untuk perencanaan dan
persyaratan teknis material.
5) Eropa, mengeluarkan standar sistem yang relatif baru beberapa
desarwasa ini baru dipakai di Indonesia,seperti halnya ISO (
International Standard organization), seperti ISO 9000 untuk sistem
manajemen mutu, ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan,
ISO 18001 untuk sistem manajemen K3, dan sebagainnya.
6) Untuk proyek lapangan terbang aturan – aturan teknisnya masih
banyak mengacu kepada aturan ICAO (International Civil Aviation
Organization).
Suhendi (18101154330072) 26
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
7) Persyaratan teknisnya proyek kelautan dalam beberapa hal juga
mengacu ke negara lain, seperti Coastal Engineering Reserace.
Center (CERC) dari Amerika Serikat.
2.8.3 Peraturan Keselamatan Kerja
K3 merupakan faktor yang paling penring dalam pencapaian sasaran
tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada
artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa
tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal,
cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain kerugian materi yang
besar (Abrar Husen, 2010).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
struktur komposisi yang kompleks dengan personel, sumber daya, program
beserta kebijakan dan prosedurnya terintegrasi dalam wadah organisasi
perusahaan/badan atau lembaga. Integrasi diperlukan untuk memastikan bahwa
tugas menjalankan program K3 dapat dicapai sesuai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan karena alasan-
alasan berikut:
a. Perusahaan mempunyai tanggung jawab moral terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja, tenaga kerja, staf perusahaan, masyarakat
pengguna fasilitas proyek, pemilik proyek serta menjaga keawetan dan
umur dari fasilitas yang telah dibuat. Selain itu, program K3 yang
efektif akan meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja banyak
pihak.
b. Sebagai antisipasi perusahaan untuk pemenuhan aspek legal hukum
yang berlaku sebagaimana diatur dan dipersyaratkan dalam:
1) Undang-Undang Kerja tahun 1948-1951, yang mengan keselamatan
kerja beserta pencegahannya.
2) Undang-Undang No.14/1969, perlindungan keselamatan tenaga
kerja.
3) Undang-Undang No.l tahun 1970, menganlr tentang keselamatan
kerja.
Suhendi (18101154330072) 27
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
4) Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja No. Kep. 174/Men/1986/104/KPTS/1986 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja pada tempat dilakukan kegiatan konstruksi.
5) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 195/KPTS/1989,
mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di
lingkungan Departemen Pekeriaan Umum.
6) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum No.1/IN/M/1990, mengenai
Pelaksanaan Kampanye Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
lingkungan DPU.
c. Dengan menerapkan konsep keselamatan kerja, berarti perusahaan telah
menerapkan salah satu fungsi manajemen di mana kinerja program K3
dapat menampilkan hasil program dengan tingkat kecelakaan paling
minimal atau tidak ada sama sekali.
d. Secara ekonomis K3 mempunyai banyak manfaat, seperti:
1) Menghemat biaya yang tak terduga.
2) Meningkatkan moral dan produktivitas pekerja.
3) Mengurangi risiko dan menghemat biaya asuransi karena
premiumnya lebih rendah karena sejarah kecelakaan perusahaan
yang rendah.
4) Reputasi yang baik bagi perusahaan dalam hal keselamatan dan
kesehatan kerja dapat meningkatkan permintaan pasar terhadap
keahlian perusahaan.
5) Tingkat efisiensi dan efektif kerja bagi perusahaan menjadi lebih
tinggi dengan menekan risiko kecelakaan yang akan terjadi.
Suhendi (18101154330072) 28