Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Proyek


Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014), Manajemen proyek merupakan
proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan
kegiatan anggota organisasi serta sumber daya lainnya sehingga dapat mencapai
sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya (Soeharto, 1999). Tujuan dari
manajemen proyek adalah untuk dapat mengelola fungsi-fungsi manajemen
hingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang ada dan telah
ditetapkan serta untuk dapat mengelola sumber daya yang seefisien dan seefektif
mungkin.
Menurut Koontz (1982) manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber
daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi perusahaan yang telah
ditentukan. Manajemen proyek sendiri terbagi menjadi bagian-bagian ilmu yaitu
manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen mutu, manajemen sumber
dayamanusia, manajemen lapangan, manajemen hubungan kerja, manajemen
resiko, manajemen usaha, dan manajemen kekompakan (Austen dan Neale, 1991).

2.1.1 Proyek Pemerintah


Proyek pemerintah adalah suatu tugas yang perlu didefenisikan dan terarah
ke suatu sasaran yang dituturkan secara kongkrit serta harus harus diselesaikan
dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan tenaga manusia terbatas dan
alat-alat terbatas pula, dan sedemikian rumit atau barunya, sehingga diperlukan
suatu jenis piminan dan bentuk kerja sama yang berlainan dari yang biasa
digunakan. Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan
untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan. Tugas disini, misalnya
dapat berupa membangun suatu fasilitas baru. Dengan demikian proyek dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
tertentu, dengan alokasi sumber daya terbatas dan dimaksudkan untuk
melaksanakan tugas yang telah digariskan.

Suhendi (18101154330072) 6
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
2.1.2 Proyek swasta
Proyek swasta adalah salah satu bagian dalam sektor kontruksi suatu
negara yang terdiri dari kegiatan kontruksi di bidang badan usaha yang sebagian
besar modalnya dikuasai oleh pihak swasta dan tidak dikuasai oleh pemerintah.
Proyek swasta terbagi dari individu (rumah tangga) dan bisnis (badan usaha milik
swasta). Organisasi swasta maupun perusahaan swasta dapat termasuk ke dalam
proyek swasta. Beberapa di antaranya ialah perusahaan, bank, dan organisasi non-
pemerintah lainnya, termasuk juga karyawan yang tidak bekerja untuk
pemerintah. Dalam sektor ini, faktor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau
pribadi. Individu atau kelompok individu mengendalikan proyek dengan tujuan
utama untuk mendapat keuntungan.

2.2 Pengadaan
Menurut Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan barang
dan jasa pemerintahan atau biasa disebut perpres tenderisasi, menjelaskan definisi
dari pengadaan dalam pasal 1 ayat 1 adalah “Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintah yang selanjutnya disebut Pengadaan Barang Jasa adalah kegiatan
Pengadaan Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Perangkat Daerah yang
dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan.”
Tender atau lelang adalah penawaran pekerjaan kepada Kontraktor atau
Konsultan untuk mendapatkan penawaran bersaing sesuai spesifikasi dandapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam
proses pemilihan penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan
dokumen penawaran. Acara pembukaaan dokumen penawaran dilakukan secar
resmi dalam suatu acara yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena
dokumen tersebut merupakan penentu dalam persaingan pemilihan penyedia
barang dan jasa pemerintah. Acara pembukaan selalu menjadi perhatian semua
peserta lelang karena dalam acara inilah panitia pengadaan barang dan jasa
pemerintah membeberkan seluruh data-data yang terdapat dalam setiap dokumen
penawaran kepada seluruh peserta lelang.
Sebelum pelaksanaan tender, langkah pertama yang akan dilakukan
pemilik proyek adalah membuat rencana dan anggarannya terlebih dahulu.

Suhendi (18101154330072) 7
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Tujuannya adalah agar mendapat gambaran bentuk maupun besarnya biaya
belanja modal yang diperlukan. Selanjutnya yang perlu dilakukan oleh pemilik
proyek adalah merencanakan kebutuhan barang/jasa yang dibutuhkan secara
lengkap, baik berbentuk gambar atau tulisan, sampai pada tata cara
pelaksanaannya, termasuk jumlah volume yang akan dilaksanakan yang nantinya
akan dituangkan dalam dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Jika dalam proyek pemerintahan, tender penyediaan barang/jasa dilakukan
setelah adanya penyusunan APBN atau APBD, berbeda halnya dengan pengadaan
barang dan jasa swasta yang dilakukan setelah adanya penyusunan rencana dan
anggaran rencana.

2.2.1 jenis – jenis pelelangan

Jenis – jenis pelelangan untuk dapat dikategorikan sebagai berikut:

A. Pelelangan Proyek Pemerintah


Metode pengadaan barang dan jasa pemerintah menurut pedoman
pelaksanaan tersebut dapat dilakukan melalui :
1. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang
dan jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi
sehingga masyarakat luas dan dunia usaha dapat mengikutinya.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang
dan jasa dimana jumlah penyedia barang dan jasa diyakini
terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks.
3. Pemilihan langsung
Pemilihan langsung adalah pemilihan penyedia barang dan jasa
yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak banyaknya
penawaran, dan sekurang kurangnya 3 (tiga) penawaran.
4. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah pemilihan penyedia barang dan
jasadengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia

Suhendi (18101154330072) 8
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
barang dan jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis
maupun biaya dengan harga yang wajar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.
B. Pelelangan Proyek Swasta
Ketentuan tender proyek swasta biasanya diatur sendiri oleh masing
masing pemilik dengan tetap mengacu pada standar kontrak tertentu
seperti misalnya standar Internasional. Pada umumnya dilakukan dengan
cara tender terbatas dengan mengundang beberapa kontraktor yang sudah
dikenal. Perkembangan saat ini, pemilik (owner) mengundang beberapa
calon kontraktor untuk melakukan presentasi kemampuan mereka dalam
melaksanakan proyek yang ditenderkan. Setelah itu owner menilai dan
bagi yang lulus akan diundang untuk mengikuti tender.

2.2.2 Tahapan – tahapan pelelangan

Tahap pelaksanaan dilakukan agar kegiatan pelelangan dilakukan dengan


urutan yang sitematis dan tertib. Tahap ini terdiri atas:

a. Pengumuman akan dilangsungkannya pelelangan melalui media


massa serta papan pengumuman di instansi bersangkutan.
b. Pendaftaran peserta lelang
c. Pengambilan dokumen penawaran dari panitia lelang
d. Penjelasan (aanwijsing), berupa penjelasan administratif dokumen
penawaran, tinjauan ke lokasi proyek dengan membuat berita
acaranya.
e. Pemasukan dokumen penawaran dari peserta lelang
f. Pembukaan dokumen penawaran
g. Penilaian penawaran oleh panitia yang mengusai secara profesional
mengenai harga penawaran proyek.
h. Usulan calon pemenang penawaran lelang, dan membuat rangking
penilaian yang terhadap tiga besar penawaran terendah
i. Penetapan pemenang, dilanjutkan pengumuman pemenang lelang,
setelah harga penawaran terendah dengan kualifikasi persyaratan.

Suhendi (18101154330072) 9
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
j. Sanggahan oleh peserta lelang boleh dilakukan bila keputusan
pemenang lelang tidak sesuai dengan aturan – aturan yang telah
disepakati.
k. Keputusan pemenang lelang oleh pemilik proyek dilakukan bila
semua permasalahan selama pelelangan telah diselesaikan.

2.3 Perencanaan

Perencanaan adalah Suatu tahapan dalam manajemen proyek yang


mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala
program teknis dan administratif agar dapat diimplementasikan (Abrar Husein,
2010). Perencanaan yang bagus akan menghasilkan konstruksi yang aman,
keselamatan pekerja terjamin, pekerjaan lebih efektif, produk perencanaan
berfungsi sesuai yang diharapkan, produk yang dihasilkan hemat biaya, mutu
terjamin dan tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan
Secara garis besar menyatakan perencanaan berfungsi untuk meletakkan
dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Pengertian di atas
menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, berarti perencanaan
tersebut mengalami tahap-tahap pekerjaan tertentu. Adapun tahapan yang dilalui
dalam menyusun suatu perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Tahap Konseptual Gagasan
Tahapan ini terdiri atas kegiatan, perumusan gagasan, kerangka acuan,
studi kelayakan awal, indikasi awal dimensi, biaya dan jadwal proyek.
b. Tahap Studi Kelayakan
Studi kelayakan dengan tujuan mendapatkan keputusan rentang
kelanjutan investasi pada proyek yang akan dilakukan. Informasi dan
data dalam implementasi perencanaan proyek lebih lengkap dari
langkah di atas, sehingga penentuan dimensi dan biaya proyek lebih
akurat lagi dengan tinjauan terhadap aspek sosial, budaya, ekonomi,
finansial, legal, teknis dan administratif yang , komprehensif.
c. Tahap Detail Desain
Tahapan ini terdiri atas kegiatan, pendalaman berbagai aspek persoalan,
design engineering dan pengembangan, pembuatan jadwal induk dan
anggaran serta menentukan perencanaan sumber daya, pembelian dini,

Suhendi (18101154330072) 10
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
penyiapan Perangkat dan Penentuan peserta proyek dengan program
lelang. Tujuan tahap ini adalah menetapkan dokumen perencanaan
lengkap dan terperinci, secara teknis dan administratif unnrk
memudahkan Pencapaian sasaran dan tujuan proyek.
d. Tahap Pengadaan
Tahapan ini adalah memilih kontraktor pelaksana dengan menyertakan
dokumen perencanaan, aturan teknis dan administrasi yang lengkap,
produk tahapan detail desain. Dari proses ini diperoleh penawaran yang
kompetitif dari kontraktor dengan tingkat akuntabilitas dan transparansi
yang baik.
e. Tahap Implementasi
Tahap ini terdiri atas kegiatan, yang rinci, pembuatan spesifikasi dan
kriteria, pembelian peralatan dan material, fabrikasi dan konstruksi,
inspeksi mutu, uji coba, startup, demobilisasi dan laporan penurup
proyek. Tujuan akhir proyek adalah mendapatkan kinerja biaya, mutu,
waktu dan keselamatan kerja paling maksimal, dengan melakukan
proses perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan dan pengendalian yang
lebih cermat serta terperinci dari proses sebelumnya.
f. Tahap Operasi dan Pemeliharaan
Tahap ini terdiri atas kegiatan operasi rutin dan pengamatan prestasi
akhir proyek serta pemeliharaan fasilitas bangunan yang dapat
digunakan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Biaya
yang dikeluarkan pada tahap ini bersifat mtin dan nilainya cenderung
menurun dan pada tahap ini adanya pemasukan dana dari operasional
proyek.
2.4 Pengadaan Kontraktor
proses pengadaan jasa kontraktor adalah sistem hirarki mulai dari
prakualifikasi berkala untuk mendapatkan daftar panjang kontraktor,
prakualifikasi proyek untuk mendapatkan daftar pendek dan pelelangan untuk
mendapatkan pemenang pelelangan. Sistem hirarki ini dikembangkan untuk
sistem pengadaan kontraktor, dimana pengguna jasa datang dari pemerintah yang
membutuhkan jasa kontraktor kecil dan menengah cukup banyak setiap tahun.

Suhendi (18101154330072) 11
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Penyaringan secara bertingkat diperlukan mengingat pemerintah tidak
dapat menolak kontraktor kontraktor yang minim pengalaman untuk terlibat
dalam proyek proyek kecil. Sekaligus juga untuk membina dan mengembangkan
sistem jasa konstruksi yang sehat. Dengan adanya sistem hirarki pengembangan
kontraktor harus secara bertahap. Kontraktor menjadi besar harus melalui
kontraktor kecil terlebih dahulu.
Kemudian prakualifikasi berkala sebaiknya diserahkan ke pihak ketiga
untuk efiseinsi yang hanya memeriksa kemampuan kontraktor berdasarkan data
historis dan tidak untuk tujuan proyek yang spesifik nilai dan syaratsyaratnya,
tetapi hanya berdasarkan kemampuan jenis pekerjaan dan rentang nilai proyek.
Sedangkan pemerintah hanya kosentrasi pada persyaratan yang dikaitkan dengan
proyek yang akan dilaksanakan dan memeriksa kemampuan kontraktor yang nyata
pada saat proyek akan dilelang. Adapun Prakualifikasi pada pengadaan kontraktor
antara lain :
a. Prakualifikasi kontraktor
Prakualifikasi kontraktor adalah suatu proses seleksi kontraktor yang
mampu sebelum masuk ke dalam tahap perjanjian pemborongan dengan
menggunakan berbagai macam kriteria seleksi yang dapat menilai
kompetensi kontraktor, dimana kontraktor dapat memperlihatkan
kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi tertentu
sampai selesai dan dapat memuaskan pengguna jasa sesuai dengan
perjanjian pemborongan.
b. Prakualifikasi berkala
Prakualifikasi berkala adalah proses pembuatan daftar panjang dari
kontraktor yang mampu untuk periode waktu tertentu termasuk mampu
mengerjakan pekerjaan proyek konstruksi dengan jenis maupun rentang
nilai tertentu, dimana daftar panjang yang dibuat dapat digunakan untuk
membuat daftar pendek atau daftar peserta pelelangan.
c. Prakualifikasi Proyek
Prakualifikasi proyek adakah proses seleksi kontraktor untuk
membuat daftar calon peserta pelelangan atau untuk membuat daftar

Suhendi (18101154330072) 12
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
pendek kontraktor yang mampu mengerjakan pekerjaan proyek kontruksi
yang sudah jelas atau ditujukan untuk satu proyek konstruksi.

2.5 Dokumen Kontrak


Dokumen Kontrak adalah dokumen perikatan antara dua belah pihak atau
lebih yang terlibat dalam kontrak, biasa dilakukan antara pemilik dengan
konsultan atau kontraktor, kontraktor dengan pemasok, dan lain sebagainya.
Kontrak bersifat mempunyai aspek hukum yang kuat serta mengikat, sehingga
para pihak yang terlibat mempunyai kewajibankewajiban yang harus dipenuhi,
ditulis dengan jelas dalam dokumen kontrak (Abrar Husein, 2010).

2.5.1 Jenis-Jenis Kontrak


Menurut Husein (2011), kontrak pada proyek menentukan hak dan
kewajiban antara dua belah pihak atau lebih yang terlibat dalam kontrak, biasa
dilakukan antara pemilik dengan konsulan atau kontraktor, kontraktor dengan
pemasok, dan lain sebagainya. Kontrak bersifat mempunyai aspek hukum yang
kuat serta mengikat, sehingga para pihak yang terlibat mempunyai kewajiban –
kewajiban yang harus dipenuhi, ditulis dengan jelas didalam dokumen kontrak.
Proyek konstruksi mempunyai dua jenis kontrak, yaitu kontrak penawaran
bersaing dan kontrak penawaran negoisasi, masing – masing penjelasan diuraikan
seperti di bawah ini :
1. Kontrak Penawaran Bersaing
Kontrak penawaran bersaing, setelah penawaran lelang dilakukan
dan didapat secara bertanggung jawab serta dengan studi dan evaluasi
penawaran diterima, proyekpun diserahkan kepada kontraktor terpilih lalu
diterbitkanlah surat perintah kerja (SPK).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam kontrak dengan penawaran
bersaing:
1. Pelaksanaan pekerjaan diserahkan pada peserta penawaran
yang bertanggung jawab dan mempunyai harga penaaran
terendah. Kontraktor yang bertanggung jawab adalah:
a) Lulus prakualifikasi dengan kriteria yang telah
ditentukan.

Suhendi (18101154330072) 13
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b) Mempunyai tanggung jawab terhadap mutu, kemampuan
dan kapasitas yang dibutuhakan.
c) Tidak curang, tidak melakukan kolusi dan tidak ada
catatan buruk.
d) Mempunyai reputasi baik dalam hal kerja sama.
2. Kontrak penawaran bersaing dilakukan untuk proyek publik an
pribadi.
3. Estimasi biaya dilakukan oleh ower, dengan ketentuan:
a) Lelang gagal bila penawaran terendah dari kontraktor
lebih besar dari estimasi owner.
b) Dapat dijadikan acuan untuk mengoreksi kesalahan
dalam penawaran/lelang seperti ketidakseimbangan
dalam unit price dan kesalahan pelaksanaan peserta
lelang.
4. pernyataan tentang penyerahan bukanlah wewenang
pernyataan untuk memulai pekerjaan.

Kontrak penawaran bersaing memiliki beberapa jenis yaitu sebagai


berikut :
1. Kontrak Lump Sump,
dimana biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik proyek
adalah suatu jumlah yang tetap didapat dari perhitungan seluruh
aspek pekerjaan sesuai dengan dokumen kontak, seperti gambar
desain, spesifikasi umum serta teknis serta aturan – aturan
administratif lainnya. Jenis kontrak yang mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
a) Jenis kontrak ini mekingkupi semua biaya yang tetap
terdiri dari semua aspek pekerjaan.
b) Jumlah biaya yang ditetapkan sudah memperhitungkan
kesulitan – kesulitan dilapangan serta biaya – biaya tak
terduga, sehingga tidak ada tambahan biaya lagi untuk
kondisi tersebut, sehingga perencanaan proyek
diusahakan dengan sempurna.

Suhendi (18101154330072) 14
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
c) Kondisi yang diperhitungkan adalah dalam keadaan
force major.
d) Banyak dipakai karena resiko minmal bagi pemilik
proyek.
e) Biaya yang harus disediakan dapat diketahui lebih awal.
f) Banyak dipakai oleh pemilik proyek dengan harapan
pekerjaan tambahan kurang diminimalisir.
g) Kontrak ini tidak cocok untuk volume pekerjaan yang
tidak pasti seperti pekerjaan penggalian tanah dan
pekerjaan pondasi.
2. Kontrak unit price, didasarkan atas estimasi volume pekerjaan
yang telah diklarifikasi bersama – sama pemilik proyek dengan
jumlah perunit pekerjaan. Jenis kontrak ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a) Estimasi volume pekerjaan dihitung oleh wakil pemilik
proyek seperti konsultan pengawas bersama kontraktor.
b) Biaya pada awal proyek tidak dapat ditentukan secara
pasti karena volume pekerjaan juga tidak pasti.
c) Perlu pengawasan ketat karena pembayaran dilakukan
atas volume aktual yang harus disepakati bersama.
d) Biaya akhir yang tela ditetapkan dengan resikonya
ditanggung bersama berdasarkan kesepakatan yang telah
diperoleh.
e) Sangat baik dilakukan oleh quantity yang belum pasti,
seperti pekerjaan pondasi dan galian tanah.
Kontrak penawaran bersaing mempunai keuntungan – keuntungan,
seperti pelaksanaan dilakukan oleh kontrak dengan penawaran terendah
serta dengan criteria sebagai berikut.
1. Telah lulu kualifikasi, mempunyai tanggung jawab terhadap
mutu
2. Kemampuan andal serta kapasitas sesuai yang dibutuhkan.

Suhendi (18101154330072) 15
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
3. Tidak pernah melakukan kecurangan atau catatan buruk
lainnya.
4. Mempunyai reputasi yang baik dalam koordinasi internal
proyek dan hasil akhir proyek selalu memuaskan pemilik
proyek.
2. Kontrak penawaran negoisasi biaya
kontrak penawaran negoisasi biaya adalah melakukan transasksi
dengan carapenawaran yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pemilik
proyek dengan kontraktor pelaksana yang dikenal pemilik, dengan harapan
diperolehharga penawaran yang sesuai dengan keinginan pihak – pihak
tersebut. Kontrak ini biasanya terdiri atas:
a. Kontrak lump sum, harga ditentukan dari negoisasi penawaran
yang dilakukan oleh
b. pemilik proyek dengan kontraktor dengan catatan harga
disepekati sesuai dengan volume pekerjaan yang dihitung
pemilik proyek berdasarkan klarifikasi kedua belah pihak.
c. Unit prce, jenis ini jugasama dengan cara kontrak penawaran
bersaing namun harga ditentukan berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak.
d. Kontrak cost plus fee, pembayaran oleh pemilik proyek
didasarkan atas daftar biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor
setelah proyek selesai ditambah dengan keuntungannya. Jenis
kontrak ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Kontrak pembayaran, prosedur dan metode kerja, hasil
akhir proyek serta jumlah keuntungan buat kontraktor
harus diuraikan secara jelas agar tidak terjadi
perselisihan di kemudian hari.
2. Diperlukan metode akunting, yang telah disetujui oleh
pemilik proyek, untuk perhitungan – perhitungan
pembiayaan oleh kontraktor.
3. Memakai prosedur sumbletting – contract.

Suhendi (18101154330072) 16
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
4. Resiko terbesar, yang ada pada pemilik proyek, terjadi
bila kontraktor melakukan kecurangan karena
pengawasan yang tidak ketat.
5. Daftar biayapekerja yang dibayar oleh pemilik proyek
kepada kontrator pelaksana berdasarkan hasil
kesepakatan.
6. Kontrak ini dapat memuaskan kedua belah pihak bila
kesepakatan – kesepakatan yang telah dibuat sebelum
dijalani sesuai wewenang dan tanggung jawab masing –
masing pihak.
7. Biasanya keuntungan yang diperoleh kontraktor sebesar
10% atau berdasarkan kesepakatan.

2.5.2 Sistem Pembayaran Kontrak


Sistem pembayaran kontrak adalah sebagai berikut, diantaranya :
a. Sesuai Kemajuan Pekerjaan.
Pembayaran hasil kerja dengan cara ini banyak diterapkan dalam
proyek besar dimana pengukuran hasil pekerjaan berdasarkan
kemajuan pekerjaan selain dilakukan dalam beberapa tahapan
kemajuan pekerjaan, bisa juga dilakukan sekaligus pada saat
pekerjaan fisik selesai 100%.
b. Secara Berkala
Pengukuran hasil pekerjaan secara berkala pada umumnya dilakukan
secara bulanan pada setiap akhir bulan. Dilaksanakan secara
swakelola, selalu melibatkan banyak pihak atau instansi. Setiap
instansi yang yang terlibat dalam proyek tersebut mempunyai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda, untuk itu perlu
kerjasama yang baik dan hubungan kerja yang harmonis demi
tercapainya pelaksanaan proyek yang efisien dan efektif.

2.6 Organisasi Pengolaan Proyek


Menurut Husein (2011), Organisasi proyek biasanya adalah bagian dari
organisasi yang lebih besar seperti pemerintah, institusi, badan atau lembaga atau

Suhendi (18101154330072) 17
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
dapat juga dengan skala lebh kecil seperti perusahaan, lembaga pendidikan,
lembaga kesehatan, lembaga penelitian, kumpulann dari kelompok kepentingan,
dan lainnya. Pengolahan proyek membutuhkan suatu organisasi yang kuat yang
kuat dengan program, visi dan misi dan tujuan yang selesai, sehingga kegiatan
dilakukan dengan batasan standar yang telah disepakati dan dilaksanakan dengan
maksimal oleh personel penanggung jawab masing – masing kegiatan.
Organisasi proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efesien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
kebutuhan proyek.Dalam suatu proyek diperlukan unsur-unsur organisasi proyek
yang merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan bekerjasama. Unsur-
unsur yang terlibat dalam organisasi pengelolaan proyek tersebut terdiri dari :
A. Pemilik (Owner)
Pemilik proyek atau Pengguna jasa adalah orang atau badan yang
memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya
pekerjaan.Adapun tugas dari pemilik proyek :

1. Memberikan tugas kepada perencana untuk membuat gambaran


rencana dan hitungan rencana serta menyetujuinya.
2. Menetapkan lokasi proyek dan menentukan harga borongan yang
disesuaikan dengan rencana dan pengadaan pelelangan.
3. Membayar seluruh biaya yang diperlukan untuk mewujudkan
rencana sesuai dengan persetujuan pemborongan.
4. Memberi surat perintah kepada pelaksana.
5. Menolak hasil kerja bila tidak sesuai dengan bestek (rencana kerja)
dan kontrak.
6. Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai dan menyetujui.
B. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap dalam semua bidang seperti
melakukan desain struktur, membuat gambar struktur lengkap dengan
dimensi dan gambar-gambar pelengkap lainnya. Konsultan perencana

Suhendi (18101154330072) 18
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
dapat berupa perseorangan atau perseorangan berbadan hukum atau badan
hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan.
Adapun tugas dari konsultan perencana :
1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana
anggaran biaya.
2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang
hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan
syarat-syarat.
C. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas atau Pengawas kontruksi adalah penyedia jasa
orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang
profesional dibidang pengawasan jasa kontruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan
kontruksi sampai selesai dan diserahterimakan.Adapun tugas dari
Konsultan Pengawas :
1. Melakukan pengawasan terhadap kualitas dan laju pencapaian
pekerjaan, misalnya :
a) Pengendalian waktu
b) Pengendalian mutu
c) Pengendalian keamanan
2. Melaporkan mengenai kegiatan dan kemajuan pekerjaan, baik itu
laporan harian, mingguan, bulanan maupun laporan akhir.
3. Melaporkan tingkat prestasi kemajuan pekerjaan yang dikerjakan
oleh kontraktor.
4. Meneliti kembali setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor
untuk dievaluasi dan berhak menyuruh kembali kontraktor untuk
memperbaiki atau menyempurnakan pekerjaan yang telah di
kerjakan.

Suhendi (18101154330072) 19
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
D. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah orang/badan yang menerima pekerjaan
dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat
yang ditetapkan.
1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, spesifikasi teknis,
peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam
peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
3. Menyediakan material, tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan
jadwal yang ada.
4. Memanajemen biaya proyek sesuai dengan rencana anggaran dan
cash flow-nya.
5. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh
konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.
6. Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal material, jadwal
tenaga kerja dan peralatan.
7. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan
dan bulanan.
8. Menyerahkan hasil pekerjaan pada pemilik sesuai perjanjian.
9. Menerima seluruh pembayaran sesuai dengan perjanjian kontrak.

E. Subkontraktor
Subkontaktor adalah kontraktor yang memiliki kontrak khusus
dengan kontraktor utama untuk melaksanakan pekerjaan khusus.
Subkontraktor dipilih oleh kontraktor utama yang dikoordinasikan
dengan owner untuk pekerjaan- pekerjaan dengan volume kecil.
Subkonraktor bertanggung jawab kepada kontraktor utama.Tugas dan
wewenang dari subkontaktor adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan oleh kontraktor utama
sesuai dengan gambar rencana, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat yangtelah ditetapkan.

Suhendi (18101154330072) 20
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
b. Bertanggung jawab langsung terhadap kontraktor utama tentang
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
c. Menyerahkan hasilpekerjaan kepada kontraktor utama sesuai
dengan batas waktu yang telah ditetapkan.
d. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor
utama berdasarkan perjanjian yang telah disepakati keselamatan
kerja sesuai yang tercantum dalam perjanjian kontrak.

2.7 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan


2.7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Slof
Sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horizontal di atas
pondasi berguna untuk meratakan beban yang diterima kolom menuju pondasi.
Sehingga setiap beban yang diterima suatu kolom, akan tersebar merata pada
seluruh pondasi dan tidak terjadi penurunan dan pergerakan yang menimbulkan
dinding retak dan pecah. Selain itu, sloof berfungsi sebagai pengikat antara
dinding pondasi dengan kolom.
Dalam pengerjaan sloof pada bangunan proyek, pengerjaan sloof
mempunyai metode pelaksanaan sesuai dengan gambar kerja. Berikut langkah-
langkah dalam pekerjaan sloof :
a. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan
Job Mix Formula untuk pekerjaan sloof.
b. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada
pada titik koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu
kolom biasanya menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
c. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
d. Memasang bekisting sloof, jangan lupa beton decking atau tahu beton
penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk menjaga
jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
e. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat.
Ukuran sloof yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing.
Untuk mengunci sloof tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod
bisa dibuat sendiri atau membeli yang sudah jadi. Jika ingin membuat
sendiri bisa menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm dan

Suhendi (18101154330072) 21
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak
pasangan kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah
sabuk sloof 2 dengan jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih
dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip semakin ke bawah jarak
sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di bawah.
f. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting
tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu
pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
g. Setelah komponen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan
dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah
pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk
hasil pengecoran merata harus dibantu dengan menggunakan alat
concreate vibrator.

2.7.2 Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Menurut Matondang dan Mulyana (2012), kolom beton atau tiang beton
adalah bagian struktur atas dalam posisi vertikal. Kolom beton ini berfungsi
sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban dari atas ke pondasi.
Jarak antar tiang beton atau kolom beton ini adalah 3 - 4 m. Sementara dimensi
kolom tergantung pada beban yang akan diterima. Kolom praktis (kolom yang
berfungsi sebagai pengaku dan tidak dihitung secara struktur) biasanya berukuran
13 cm x 13 cm atau setebal pasangan bata dengan empat buah tulangan
berdimensi 10 mm dan cincin berdimensi 6 - 8 mm. Jarak antar cincin 15 - 20 cm.
Namun, untuk rumah tinggal bertingkat dua dengan bentang antar kolom
sepanjang 4 - 5 m dapat digunakan kolom praktis berdimensi 20 x 25 cm dengan
enam buah besi -tulangan berdiameter 12 mm. Karena itu, bila ada rumah yang
bagian tengah temboknya mengalami keretakan maka pada bagian tersebut
biasanya kekurangan besi tulangan.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara
keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-
masingtipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah
sebagai berikut:    

Suhendi (18101154330072) 22
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
a. Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk
menggambarkan bentuk konstruksinya dan menentukan letak kolom
struktur.

b. Selanjutnya adalah proses perhitungan struktur bangunan, perhitungan


ini bertujuan mendapatkan dimensi kolom dan bahan bangunan yang
kuat. Dengan harapan agar bangunan aman untuk digunakan namun
tetap memiliki nilai ekonomis.

c. Kemudian melakukan pengukuran guna menetapkan posisi kolom


bangunan, hal ini harus dilakukan sesuai dengan gambar sketsa
bangunan yang telah dibuat. Terlebih lagi pada bangunan gedung
bertingkat tinggi, kesalahan 1 cm saja sudah cukup untuk menjadi
kesalahan fatal. Sehingga dapat membuat bangunan tersebut runtuh.

d. Menghitung kebutuhan besi baik untuk tulangan maupun dalam


bentuk potongan besi yang yang diperlukan atau sering disebut
dengan bestek besi.

e. Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah


direncanakan.

f. Pasang rangkaian besi tulangan yang sudah dibuat tadi pada lokasi
kolom sesuai dengan perencanaan.

g. Membuat bekisting dan cetakan yang bisa terbuat dari kayu, plat
alumunium atau media lain. Bahan apapun itu yang terpenting adalah
mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton berlangsung.

h. Memasang bekisting hingga membungkus besi tulangan.

i. Melakukan pengecekan posisi bekisting. Pengecekan ini berguna


untuk menentukan apakah posisinya sudah sesuai dengan ukuran yang
direncanakan dan apakah sudah benar – benar tegak.

j. Menghitung kebutuhan beton yang diperlukan dalam bangunan


bertingkat yang akan dibangun.

Suhendi (18101154330072) 23
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
k. Membuat adukan beton, selain itu Anda juga dapat memesannya
dengan kualitas yang telah diperhitungkan pada proses perencanaan.
Sebagai contohnya apakah akan menggunakan mutu beton K-250, K-
300, K-400 dan seterusnya.

l. Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa


dilakukan dengan berpedoman pada ukuran bekisting. Atau dapat
dengan mengukur sisa cor dari ujung atas bekisting.

m. Tunggu hingga beton tadi mengeras, kemudian untuk memastikan


kekuatan beton dapat dilakukan pengukuran kekuatan beton bertulang.
Alat yang digunakan adalah Uji NDT yang dapat mengukur kekerasan
beton tersebut.

n. Apabila semua dilakukan sesuai dengan rencana maka kekerasan


beton tersebut sesuai dengan yang telah direncanakan.

2.7.3 Pelaksanaan Pekerjaan Balok


Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai
dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban.Apabila suatu gelagar balok bentangan
sederhana menahan beban yang mengakibatkan timbulnya momen lentur akan
terjadi deformasi (regangan) lentur di dalam balok tersebut. Regangan-regangan
balok tersebut mengakibatkan timbulnya tegangan yang harus ditahan oleh balok,
tegangan tekan di sebelah atas dan tegangan tarik dibagian bawah. Agar stabilitas
terjamin, batang balok sebagai bagian dari sistem yang menahan lentur harus kuat
untuk menahan tegangan tekan dan tarik tersebut karena tegangan baja dipasang
di daerah tegangan tarik bekerja, di dekat serat terbawah, maka secara teoritis
balok disebut sebagai bertulangan baja tarik saja.

2.7.4 Pelaksanaan Pekerjaan Plat Lantai


Pelat lantai adalah bagian dari elemen gedung yang berfungsi sebagai
tempat berpijak. Perencanaan elemen pelat lantai tidak kalah pentingnya dengan
perencanaan balok, kolom, dan pondasi. Pelat lantai yang tidak direncanakan
dengan baik bisa menyebabkan lendutan dan getaran saat ada beban yang bekerja
pada pelat tersebut .
Suhendi (18101154330072) 24
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Media penyaluran beban pada bangunan secara umum biasanya melaui
tiang dan balok ataupun plat dinding pemikul, perkembangan dalam struktur
bangunan dalam berbentuk balok (susunan banyak balok yang diletakkan dekat,
struktur kotak-kotak atau struktur balok T) dan teknologi baru (beton bertulang)
memungkinkan struktur bangunan baru yaitu plat lantai.

2.8 Standar dan Peraturan

2.8.1 Standar Proyek Kontruksi


Untuk menjalankan sebuah proyek konstruksi, diperlukan standar bangun
gedung yang harus dipenuhi. Oleh karena itu pembangunan gedung harus
dilaksanakan oleh para pelaku pengadaan yang memiliki latar belakang
pengetahuan konstruksi. Hal lain yang harus diperhatikan di antaranya adalah
siapa pun pengelola proyek tersebut baik dari latar belakang apapun dan dari dinas
atau instansi manapun harus bisa menerima tanggung jawab pembangunan
gedung sesuai dengan standar yang ada. Adapun standar yang harus dipenuhi
sebagai berikut :
a. SNI dan peraturan bidang struktur.
b. SNI dan peraturan bidang tanah (geoteknik).
c. SNI dan peraturan bidang manajemen konstruksi.
d. SNI dan peraturan bidang mekanikal dan elektrikal.

2.8.2 Peraturan – peraturan yang berlaku


Menurut Husein (2011), guna menyelaraskan pelaksanaan proyek yang
aman , efektif, efesien dan mutu yang baik, beberapa persyaratan tekni dan legal
hukum harus dipenuhi dan produktif akhirnya dapat memberikan kontibusi yang
besar bagi kepentingan umum. Dibawah ini diuraikan auran hukum yang beraku
sebagai acuan untuk pelaksanaan proyek.
a. Persyaratan teknis dan administrasi hukum Indonesia telah memiliki
beberapa persyaratan teknis yang berkaitan dengan proyek konstruksi.
Persyaratan ini selalu diperbaharui secaraberkala mengikuti
perkembangan teknis perencanaan dan pelaksanaan proyek, teknologi
material serta efisiensi biaya, mutu dan waktu. Beberapa dianataranya
dalah Peraturan Beton Indonesia, Peraturan Perencanaan Teknik

Suhendi (18101154330072) 25
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
Jembatan, dan pedoman perencanaan Baja untuk Gedung yang di
terbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang sekarang telah
diarahkan menjadi Standar Nasioanal Indonesia (SNI).
b. Standar Industtri Indonesia (SII) yang mengatur tetang standar uji,
klasifikasi, syarat mutu, syarat penandaan pengambilan sampel aterial
diterbitkan oleh Departemen Perindustrian.
c. Peraturan teknis bangunan dan proyek kelautan yang dikeluarkan oleh
Dirjen Perhungan Laut serta departemen Kelautan dan Perikanan.
d. Peraturan teknis bangunan dan proyek bangunan udara yang
dikeluarkan oleh Dirjen Perhubungan Udara serta Lembaga terkait.
e. Peraturan – peraturan teknis dari negara lain yang telah diakui dan
banyak dipakai sebagai referensi dalam pelaksanaan proyek dan industri
Peraturan – peraturan teknis dari negara lain yang telah diakui dan
banyak dipakai sebagai referensi dalam pelaksanaan proyek dan industri
seperti:
1) Amerika Serikat: AISC untuk perencanaan baja, ACI untuk
perencanaan beton, ASTM untuk material, AASTHO untuk jalan,
dan sebagainya.
2) Jepang, Japan Industrial Standard (JIS), untuk perencanaan dan
persyaratan paterial.
3) Jerman, Deutsches Institute Fur Normung (DIN), untuk perencanaan
dan persyaratan teknis material.
4) Inggris, British Standard Institure (BSI), untuk perencanaan dan
persyaratan teknis material.
5) Eropa, mengeluarkan standar sistem yang relatif baru beberapa
desarwasa ini baru dipakai di Indonesia,seperti halnya ISO (
International Standard organization), seperti ISO 9000 untuk sistem
manajemen mutu, ISO 14001 untuk sistem manajemen lingkungan,
ISO 18001 untuk sistem manajemen K3, dan sebagainnya.
6) Untuk proyek lapangan terbang aturan – aturan teknisnya masih
banyak mengacu kepada aturan ICAO (International Civil Aviation
Organization).

Suhendi (18101154330072) 26
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
7) Persyaratan teknisnya proyek kelautan dalam beberapa hal juga
mengacu ke negara lain, seperti Coastal Engineering Reserace.
Center (CERC) dari Amerika Serikat.
2.8.3 Peraturan Keselamatan Kerja
K3 merupakan faktor yang paling penring dalam pencapaian sasaran
tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerja biaya, mutu dan waktu tiada
artinya bila tingkat keselamatan kerja terabaikan. Indikatornya dapat berupa
tingkat kecelakaan kerja yang tinggi, seperti banyak tenaga kerja yang meninggal,
cacat permanen serta instalasi proyek yang rusak, selain kerugian materi yang
besar (Abrar Husen, 2010).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu
struktur komposisi yang kompleks dengan personel, sumber daya, program
beserta kebijakan dan prosedurnya terintegrasi dalam wadah organisasi
perusahaan/badan atau lembaga. Integrasi diperlukan untuk memastikan bahwa
tugas menjalankan program K3 dapat dicapai sesuai sasaran dan tujuan yang
ditetapkan. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan karena alasan-
alasan berikut:
a. Perusahaan mempunyai tanggung jawab moral terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja, tenaga kerja, staf perusahaan, masyarakat
pengguna fasilitas proyek, pemilik proyek serta menjaga keawetan dan
umur dari fasilitas yang telah dibuat. Selain itu, program K3 yang
efektif akan meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja banyak
pihak.
b. Sebagai antisipasi perusahaan untuk pemenuhan aspek legal hukum
yang berlaku sebagaimana diatur dan dipersyaratkan dalam:
1) Undang-Undang Kerja tahun 1948-1951, yang mengan keselamatan
kerja beserta pencegahannya.
2) Undang-Undang No.14/1969, perlindungan keselamatan tenaga
kerja.
3) Undang-Undang No.l tahun 1970, menganlr tentang keselamatan
kerja.

Suhendi (18101154330072) 27
Laporan Kerja Praktek
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
4) Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja No. Kep. 174/Men/1986/104/KPTS/1986 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja pada tempat dilakukan kegiatan konstruksi.
5) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 195/KPTS/1989,
mengenai pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di
lingkungan Departemen Pekeriaan Umum.
6) Instruksi Menteri Pekerjaan Umum No.1/IN/M/1990, mengenai
Pelaksanaan Kampanye Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
lingkungan DPU.
c. Dengan menerapkan konsep keselamatan kerja, berarti perusahaan telah
menerapkan salah satu fungsi manajemen di mana kinerja program K3
dapat menampilkan hasil program dengan tingkat kecelakaan paling
minimal atau tidak ada sama sekali.
d. Secara ekonomis K3 mempunyai banyak manfaat, seperti:
1) Menghemat biaya yang tak terduga.
2) Meningkatkan moral dan produktivitas pekerja.
3) Mengurangi risiko dan menghemat biaya asuransi karena
premiumnya lebih rendah karena sejarah kecelakaan perusahaan
yang rendah.
4) Reputasi yang baik bagi perusahaan dalam hal keselamatan dan
kesehatan kerja dapat meningkatkan permintaan pasar terhadap
keahlian perusahaan.
5) Tingkat efisiensi dan efektif kerja bagi perusahaan menjadi lebih
tinggi dengan menekan risiko kecelakaan yang akan terjadi.

Suhendi (18101154330072) 28

Anda mungkin juga menyukai