Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktik Kerja

(HSBB-704)

BAB II
TINJAUAN PROYEK

2.1 Kondisi Proyek


Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di
AirNav Banjarmasin (Lanjutan) seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1
dengan batas-batas proyek yang meliputi:

 Sebelah utara : Parkir Bandar Udara Syamsudin Noor


 Sebelah barat : Direksi Keet
 Sebelah selatan : Runway Bandar Udara Syamsudin Noor
 Sebelah timur : Lahan Kosong
Pada Gambar 2.1 di bawah ini menunjukkan peta lokasi Proyek
Pembangunan Gedung Tower di AirNav Banjarmasin (Lanjutan).

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Tower Bandar Udara
Syamsudin Noor
Waktu : Sabtu, 29 Februari 2020
Sumber: Data Google Maps

I Kadek Permadi (1710811110019) 7


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

2.2 Penetapan Pelaksana


Metode pemilihan (pengadaan) adalah tata cara untuk melakukan pemilihan
penyedia barang atau jasa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan
Peraturan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
Nomor 2 Tahun 2010 metode pemilihan dapat dilaksanakan melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektonik (LPSE) instansi yang terkait. Menurut Peraturan
Presiden No.54 Tahun 2010 yang kemudian mengikuti Peraturan Presiden Nomor
04 Tahun 2015 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, penetapan pelaksanaan
pemborongan dapat dilakukan melalui:

a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa pekerjaan
konstruksi untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa pekerjaan konstruksi yang memenuhi syarat. Pelelangan yang
dilakukan secara terbuka artinya dapat diikuti oleh rekanan yang tercantum dalam
Daftar Rekanan Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, atau
kualifikasi kemampuannya. Rencana kegiatan pelelangan diumumkan secara luas
di media massa atau media cetak, biasanya berupa papan pengumuman resmi
sehingga masyarakat luas yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
Pemilihan penyedia barang/jasa pekerjaan konstruksi pada prinsipnya
dilakukan melalui metode pelelangan umum dengan pascakualifikasi.
Pascakualifikasi merupakan proses penilaian kualifikasi yang dilakukan setelah
pemasukan penawaran. Pemilihan penyedia barang/jasa pekerjaan konstruksi
melalui metode pelelangan umum diumumkan paling kurang di website
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi, papan pengumuman resmi
untuk masyarakat, dan portal pengadaan nasional melalui LPSE, sehingga
masyarakat luas dan dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya. Dalam pelelangan umum tidak ada negosiasi teknis dan harga.

I Kadek Permadi (1710811110019) 8


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas
dan untuk pekerjaan yang kompleks. Karakteristik jasa lainnya adalah jasa yang
mengutamakan skillware. Penyedia untuk pekerjaan ini relatif cukup banyak dan
pada umumnya tidak kompleks maka dari itu pada jasa lainnya tidak perlu
menggunakan pelelangan terbatas. Barang/jasa yang kompleks yaitu pekerjaan
yang memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, menggunakan
peralatan yang didesain khusus dan/atau pekerjaan yang bernilai di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
Pekerjaan yang memiliki teknologi tinggi antara lain pekerjaan yang
pengoperasian atau pemeliharaannya memerlukan keahlian khusus atau peralatan
yang didesain khusus. Risiko tinggi antara lain pekerjaan yang apabila mengalami
kegagalan memiliki efek fatal bagi organisasi. Di samping itu, melalui penelitian
yang memadai oleh personil yang memiliki kompetensi yang cukup, ternyata
disimpulkan jumlah penyedianya terbatas maka digunakan metode pelelangan
terbatas. Apabila jumlah penyedianya diyakini cukup banyak meskipun temasuk
barang/jasa kompleks maka digunakan metode pelelangan umum. Mengingat
tingkat kompleksitas dan jumlah penyedia seperti telah diuraikan di atas, maka
dengan pelelangan terbatas proses pemilihan bisa lebih fokus dan efisien untuk
menghasilkan penyedia terbaik dibanding dengan pelelangan umum.

c. Pemilihan Langsung
Pemilihan langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah). Pemilihan langsung dalam pelaksanaannya mirip dengan proses
pelelangan, bahkan secara substansi. Pemilihan langsung adalah pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum dan pelelangan
terbatas yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga
penawar dan melakukan negosiasi. Baik negosiasi teknis maupun harga sehingga
mendapatkan harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan, dari rekanan
yang tercatat di DRM sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup, serta kualifikasi

I Kadek Permadi (1710811110019) 9


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

kemampuannya. Dengan demikian, ciri-ciri khusus dalam metode pemilihan


langsung yaitu:
 Hanya untuk pekerjaan konstruksi.
 Untuk pekerjaan sederhana dengan batasan nilai sampai dengan 5 miliar
rupiah.
 Bukan merupakan proses pelelangan, sehingga tidak ada persaingan di
dalamnya. Dalam pelelangan tidak ada proses negosiasi, dan ini berbeda
dengan pengadaan langsung dan penunjukan langsung yang perlu proses
negosiasi karena tidak ada persaingan harga di dalamnya. 

d. Pengadaan Langsung
Pengadaan langsung adalah pengadaan barang/jasa langsung kepada
penyedia barang/jasa, tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung.
Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang dan jasa yang
dilakukan di antara rekanan yang termasuk golongan perusahaan ekonomi lemah
tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung.
Pada dasarnya metode pengadaan langsung ini untuk pekerjaan yang memang
nilainya sampai dengan 200 juta rupiah untuk barang, pekerjaan konstruksi dan
jasa lainnya, serta untuk pekerjaan konsultansi dengan nilai sampai dengan 50 juta
rupiah. Dengan adanya pembatasan nilai, metode pengadaan langsung memang
diarahkan untuk pekerjaan yang memang sederhana, nilainya kecil dan/atau untuk
kejadian yang insidental tapi tidak berisiko tinggi, misalnya:
 Perbaikan atap gedung yang bocor.
 Pengadaan ATK.
 Pengadaan jamuan rapat. 
Dalam pelaksanaannya, proses pengadaan langsung cukup sederhana.
Pejabat pengadaan cukup mengumpulkan dua informasi harga kemudian
memanggil penyedia barang/jasa yang mampu untuk memberikan penawaran
harga. Berdasarkan informasi harga yang dikumpulkan dan HPS dari PPK (jika
ada), pejabat pengadaan melakukan negosiasi dan jika dicapai kesepakatan, maka
penyedia barang/jasa bisa bekerja. Mirip seperti jual beli pada umumnya, ada

I Kadek Permadi (1710811110019) 10


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

perkiraan harga, kita memilih penjual yang mampu, kita tanya harga, kita tawar,
kesepakatan dicapai, kemudian dilakukan transaksi. Dalam pengadaan langsung
tidak seperti proses pelelangan yang ada persaingan harga antar penyedia
barang/jasa. Disini pejabat pengadaan cukup memilih penyedia yang mampu dan
melakukan negosiasi lalu penyedia bekerja dan dibayar.

e. Penunjukan Langsung
Jika pengadaan langsung dibatasi oleh harga, maka penunjukan langsung
tidak ada batasan maksimal nilai paket pengadaan. Namun yang membatasi adalah
karakter barang/jasa yang khusus dan keadaan tertentu. Jika suatu barang/jasa
memiliki kekhususan, atau dalam keadaan tertentu, maka bisa menggunakan
metode penunjukan langsung berapapun nilainya. Penunjukan langsung ini bukan
metode yang umum, dan dapat dilakukan dalam keadaan tertentu dan atau apabila
pengadaan barang/jasa pekerjaan konstruksinya bersifat khusus.
Penunjukan langsung dilakukan dengan mengundang satu penyedia
barang/jasa pekerjaan konstruksi yang dinilai mampu melaksanakan pekerjaan
dan/atau memenuhi kualifikasi. Penunjukan langsung dilakukan dengan negosiasi
baik teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang sesuai dengan harga
pasar yang berlaku dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria
keadaan tertentu yang memungkinkan dilakukan penunjukan langsung terhadap
penyedia barang/jasa pekerjaan konstruksi meliputi penanganan darurat yang
tidak bisa direncanakan sebelumnya dan waktu penyelesaian pekerjaannya harus
segera/tidak dapat ditunda untuk pertahanan negara, keamanan dan ketertiban
masyarakat, keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan
pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera, termasuk akibat bencana
alam dan/atau bencana non alam dan/atau bencana sosial dalam rangka
pencegahan bencana dan/atau akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat
menghentikan kegiatan pelayanan publik. Kriteria barang khusus/pekerjaan
konstruksi khusus/jasa lainnya yang bersifat khusus yang memungkinkan
dilakukan penunjukan langsung, meliputi barang/jasa lainnya berdasarkan tarif
resmi yang ditetapkan pemerintah.

I Kadek Permadi (1710811110019) 11


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

f. Swakelola
Swakelola adalah pengadaan barang/jasa di mana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi (K/L/D/I) sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok
masyarakat. Swakelola dalam pengadaan barang jasa dapat dilakukan dengan 3
(tiga) tipe swakelola, yaitu:
 Swakelola oleh pengguna anggaran sendiri.
 Swakelola oleh instansi pemerintah lain.
 Swakelola oleh kelompok masyarakat.

Pada Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di


Airnav Banjarmasin (Lanjutan) dalam Proyek Pengembangan Bandar Udara
Syamsudin Noor-Banjarmasin, dengan pemilik proyek Perusahaan Umum
Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum
LPPNPI), menetapkan pelaksana proyek menggunakan sistem pelelangan umum,
yang mana pekerjaannya direncanakan oleh konsultan perencana PT. Arkonin,
pekerjaannya dikerjakan oleh kontraktor yang ditunjuk yaitu PT. Candra
Adyalaksana dan diawasi oleh PT. Ciriajasa Cipta Mandiri.

I Kadek Permadi (1710811110019) 12


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

2.3 Data Umum Proyek


 Nama proyek : Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta
Sarana Pendukungnya di AirNav Banjarmasin
(Lanjutan)
 Satuan Kerja : Kantor Pusat Perum LPPNPI
 No. Kontrak : PROC. 072/T/00/LPPNPI/PGD02.01/XII/2019
 Lokasi : Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin
 Lingkup Pekerjaan : - Pekerjaan Tower
- Pekerjaan Pos Keamanan
- Pekerjaan Pagar
- Pekerjaan Drainase
- Pekerjaan Perkerasan
 Pemilik proyek : PERUM LPPNPI (AirNav Indonesia)
 Konsultan Perencana : PT. Arkonin
 Konsultan Pengawas : PT. Ciriajasa Cipta Mandiri
 Kontraktor utama : PT. Candra Adyalaksana
 Sub kontraktor : PT. Nusantara Jaya Mix (Ready Mix Concrete)

2.4 Data Teknis Proyek


 Jenis struktur bawah : Pile metode HSPD (Hydraulic Static Pile
Driver)
 Jenis struktur atas : Struktur Beton Bertulang
 Jenis struktur atap : Baja
 Jumlah lantai :9
 Mutu beton
- Kolom : 30 MPa
- Balok, sloof dan pelat : 30 MPa
 Mutu baja : A-36 / ST-37
 Mutu Las : AWS E-70 XX
 Mutu Baut : ASTM A-325

I Kadek Permadi (1710811110019) 13


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

2.5 Data Administrasi dan Pendanaan Proyek

 Pemilik Proyek : PERUM LPPNPI (AirNav Indonesia)


 Nilai Kontrak (Include PPN) : Rp. 23.617.669.000,00
 Sumber Pendanaan : Anggaran BUMN 2017
 Masa Pelaksanaan : 12 Desember 2019 – 08 Juli 2020
(Dua Ratus Sepuluh) Hari Kalender
 Pengawas : PT. Ciriajasa Cipta Mandiri
 Sifat Kontrak : Gabungan (Lumpsump Fixed Price &
Unit Price)

2.6 Struktur Organisasi Proyek


Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai aktivitas yang dikerjakan oleh
tiap-tiap bagian yang terlibat sesuai dengan lingkup pekerjaannya masing-masing.

1. Pemilik Proyek (Owner).


Owner pada proyek ini adalah PERUM LPPNPI (AirNav Indonesia)
merupakan satu-satunya instutisi yang diberi mandat oleh Pemerintah untuk
memberikan layanan navigasi penerbangan di seluruh Indonesia (Single Air
Traffic Service/ATS Provider), sebagaimana amanan UU no. 1 tahun 2009
tentang Penerbangan. Sebagai single ATS Provider di Indonesia, perum ini
mempunyai maksud dan tujuan melaksanakan penyediaan jasa pelayanan navigasi
penerbangan sesuai dengan standar yang berlaku untuk mencapai efesiensi dan
efektivitas penerbangan dalam lingkup nasional dan internasional. Seperti pemilik
proyek pada umumnya, PERUM LPPNPI (AirNav Indonesia), bertanggungjawab
dan memiliki kekuasaan penuh, serta membiayai perencanaan dan pelaksanaan
Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di AirNav
Banjarmasin (Lanjutan). Melakukan kesepakatan yang berupa kontrak
(kesepakatan perikatan secara hukum) dengan tiap-tiap badan usaha penyedia jasa
yang terlibat dalam pembangunan proyek ini. Secara garis besar, kontrak tersebut
memuat tentang persyaratan, larangan, tanggung jawab, hak dan kewajiban, serta

I Kadek Permadi (1710811110019) 14


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

wewenang yang disepakati oleh pihak PERUM LPPNPI (AirNav Indonesia) dan
pihak penyedia jasa.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang membuat perencanaan bangunan
secara lengkap, baik pada bidang struktur, arsitektur, MEP (Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing) serta bidang lain yang membentuk suatu sistem bangunan. Pada proyek
ini, PT. Arkonin bertindak sebagai konsultan perencana. Data dari konsultan
perencana yaitu meliputi gambar rencana, syarat-syarat hitungan struktur,
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB).

3. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah badan usaha atau perorangan yang ditunjuk
oleh owner yang bertindak dalam mengawasi pelaksanaan proyek yang
dilaksanakan oleh kontraktor. PT. Ciriajasa Cipta Mandiri adalah konsultan
pengawas pada proyek ini. Seperti yang diketahui selama proses pelaksanaan
studi, konsultan pengawas bertindak mengawasi dan memberi ijin pada setiap
kegiatan dari pelaksana atau kontraktor. Mulai dari tahap pembuatan shop
drawing, metoda pelaksanaan yang akan dilakukan, tahap pelaksanaan di
lapangan, hingga pekerjaan tersebut mencapai finish. Hal tersebut dilakukan agar
pekerjaan dapat sesuai dengan yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS), sesuai dengan gambar rencana, dan selesai pada waktu yang telah
ditetapkan.

4. Kontraktor Utama
Kontraktor utama dalam Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta
Sarana Pendukungnya di AirNav Banjarmasin (Lanjutan) adalah PT. Candra
Adyalaksana, yakni merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi. Pemilihan kontraktor dilakukan dengan tender terbuka oleh pihak
pemilik proyek. Seperti kontraktor pada umumnya, PT. Candra Adyalaksana
melaksanakan tugas untuk mewujudkan secara fisik bangunan berdasarkan
gambar kerja dan dalam setiap pelaksanaannya selalu mendapat pengawasan dari

I Kadek Permadi (1710811110019) 15


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

pihak konsultan pengawas. Kontraktor bertanggungjawab atas mutu bangunan


yang mencakup seluruh lingkup pekerjaan berdasarkan kontrak, dan berkewajiban
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan waktu rencana. Dengan
demikian, pihak kontraktor dituntut untuk dapat mengelola mutu, biaya dan waktu
dengan metoda pelaksanaan yang tepat dan efisien.

Pada Gambar 2.2 di bawah ini menunjukkan struktur organisasi pada


Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di AirNav
Banjarmasin (Lanjutan) dalam Proyek Pengembangan Bandar Udara Syamsudin
Noor-Banjarmasin.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek


Sumber: PT. Candra Adyalaksana

Hubungan empat pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan


perencana, konsultan pengawas dan kontraktor diatur sebagai berikut:

a. Konsultan Perencana dengan pemilik proyek


Ikatan berdasarkan kontrak (Hubungan Kontraktual). Konsultan Perencana
memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-

I Kadek Permadi (1710811110019) 16


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek


memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan perencana.
b. Konsultan Pengawas dengan pemilik proyek
Ikatan berdasarkan kontrak (Hubungan Kontraktual). Konsultan Pengawas
bertanggung jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemberi
tugas. Pemberi tugas memberi imbalan berupa fee atas jasa pengawasan yang
dilakukan oleh Konsultan Pengawas..

c. Kontraktor dengan pemilik proyek


Ikatan berdasarkan kontrak (Hubungan Kontraktual). Kontraktor
memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari
keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan kedalam gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.

d. Konsultan dengan kontraktor


Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan (Hubungan Pelaksanaan).
Konsultan memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat,
kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.

2.7 Struktur Organisasi Kontraktor


Pada studi ini, peninjauan pada Proyek Pembangunan Gedung Tower
Beserta Sarana Pendukungnya di Airnav Banjarmasin (Lanjutan) lebih
dikhususkan pada pekerjaan yang dilakukan oleh PT. Candra Adyalaksana, yakni
sebagai kontraktor utama. Adapun struktur organisasi PT. Candra Adyalaksana
dalam Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di
Airnav Banjarmasin (Lanjutan) dapat dilihat pada Gambar 2.3. Dengan
terbentuknya organisasi tersebut, diharapkan aktivitas yang dikerjakan akan
sinkron dengan tujuan proyek, serta dapat diselesaikan dengan efisien, tepat waktu
dan sesuai dengan kualitas rencana. Pada Gambar 2.3 menunjukkan struktur
organisasi PT. Candra Adyalaksana Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana
Pendukungnya di AirNav Banjarmasin (Lanjutan).

I Kadek Permadi (1710811110019) 17


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Kontraktor PT. Candra Adyalaksana Pada Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana
Pendukungnya di Airnav Banjarmasin (Lanjutan) Proyek Pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor-Banjarmasin
Sumber: PT. Candra Adyalaksana

I Kadek Permadi (1710811110019) 18


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Uraian secara garis besar mengenai tugas dan tanggung jawab struktur
organisasi diatas adalah seperti berikut ini:

1. Project Manager (PM)


Dalam struktur organisasi, pimpinan merupakan kunci utama keberhasilan,
begitu pula dengan Project Manager. Seperti pimpinan pada umumnya, Project
Manager mempunyai tanggung jawab penuh atas kegiatan yang berada dibawah
keorganisasian PT Candra Adyalaksana dalam Pembangunan Gedung Tower
Beserta Sarana Pendukungnya di Airnav Banjarmasin (Lanjutan) Proyek
Pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor-Banjarmasin. Tugas dari seorang
Project Manager adalah mengatur keseluruhan pelaksanaan kegiatan proyek agar
target yang dihasilkan dapat sesuai dengan biaya, mutu dan waktu yang telah
direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Selain itu, Project Manager
bertanggung jawab membina dan mengarahkan seluruh manajer sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-masing agar tujuan dapat tercapai. Secara rinci tugas
Project Manager adalah sebagai berikut :
1. Membuat petunjuk pelaksanaan termasuk RAPK dan kegiatan perencanaan
yang lain (Review Doc, Spec hitung kembali dan metode pelaksanaan).
2. Mempresentasikan RAPK untuk disahkan.
3. Menangani tugas-tugas :
a. Engineering (termasuk Administrasi Kontrak)
b. Administrasi keuangan, personalia dan umum.
c. Operasi lapangan (Quality Plan, Production Plan dan Safety Plan).
4. Membina hubungan kerja dengan :
a. Owner
b. Konsultan Perencana/Pengawas
c. Mitra Kerja :
 Supplier
 Sub Kontraktor
 Mandor
5. Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal dan eksternal.
6. Mengadakan evaluasi terhadap :
I Kadek Permadi (1710811110019) 19
I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

a. Progress fisik
b. Biaya
c. Quality
d. Standard
e. Moral dan Maintenance
7. Membuat rencana tindak lanjut/corrective action terhadap penyimpangan
yang terjadi.
8. Membina SEM, SOM, SAM guna peningkatan kinerjanya dalam
mendukung visi perusahaan.

2. Deputy Project Manager (DPM)


Deputy Project Manager merupakan wakil dari Project Manager yang
bertugas membantu Project Manager dalam mengendalikan jalannya proyek di
lapangan. DPM bertanggung jawab kepada Project Manager yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam
pelaksanaan proyek.
b. Membantu Project Manager menyusun bahan/Materi Rencana Mutu
Proyek.
c. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek.
d. Menyusun Schedule mingguan/bulanan berdasarkan master schedule
kontrak kerja, menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai
schedule yang dibuat.
e. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai.
f. Menjamin tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh mandor/sub
kontraktor.
g. Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname mandor.
h. Memimpin/mengarahkan secara langsung Koordinator Lapangan untuk
memenuhi persyaratan mutu, waktu, dan biaya yang telah disepakati.
i. Menyusun detail/materi progress claim untuk disetujui oleh Project
Manager dan Pemberi Tugas.
j. Tertib administrasi sesuai dengan sistem administrasi perusahaan.

I Kadek Permadi (1710811110019) 20


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

k. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager.

3. Quality Control (QC)


Terdapat tiga aspek pencapaian pada pelaksanaan proyek, yakni tepat biaya,
mutu dan waktu. Dari ketiganya, pencapaian mutu merupakan hal yang
mempengaruhi eksistensi dari perusahaan penyedia jasa. Dengan melakukan
pengawasan mutu atau kualitas yang ketat, diharapkan dapat dihasilkan produk
terbaik sehingga mampu memberikan kepuasan bagi pemilik proyek. Pengawasan
proyek yang berkaitan dengan aspek mutu tersebut merupakan tugas dari seorang
Quality Control (QC). Pengawasan yang dilakukan yaitu meliputi pemeriksaan
kualitas seluruh material dalam proyek, mengikuti jalannya pelaksanaan sehingga
penyimpangan yang dapat mengurangi mutu pekerjaan dapat dicegah, melakukan
pengecekan kualitas saat material telah terpasang, serta membuat laporan dan
data-data yang dibutuhkan perusahaan yang berhubungan dengan pekerjaan
quality control.

4. Safety, Healthy and Environment Officer (SHEO)


Tujuan dan sasaran terbentuknya Safety, Healthy and Environment Officer
(SHEO) adalah untuk menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta menjamin produktivitas tidak
terganggu. Implementasi yang dilakukan dalam pelaksanaan Safety, Healthy and
Environment (SHE) adalah dengan membentuk tim safety patrol yang secara
periodik melakukan inspeksi, memasang safety sign board & slogan K3,
memasang railing pengaman sebagai batas akses, melakukan tindakan langsung di
lapangan saat ditemukannya hal-hal yang membahayakan, dan membuat laporan
hasil safety patrol untuk dibahas dalam rapat lapangan (Safety Talk) yang biasa
dilakukan satu minggu sekali setiap hari Selasa pagi. Selain mengenai safety
target, SHEO juga betugas untuk melakukan perencanaan mengenai house
keeping target.

I Kadek Permadi (1710811110019) 21


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

5. Safety Supervisors (SS)


SS (Safety Supervisor) adalah bagian dari SHEO yang bertugas untuk
berpatroli setiap harinya untuk memastikan semua yang berkaitan dengan
keselamatan kerja dilaksanakan atau diterapkan di lapangan. Seperti mengecek
pagar railing di pinggiran gedung, pengaman lobang pada shaft, safety net, dan
alat keselamatan pekerja.

6. Site Engineer Manager (SEM), Site Operational Manager (SOM) dan


Site Administration Manager (SAM)
Dalam struktur organisasi seperti yang terlihat pada Gambar 2.4, terdapat
tiga divisi utama yakni SEM yang bertugas melakukan pengelolaan dibidang
engineering, SOM dibidang operasional dan pelaksanaan di lapangan, dan SAM
dibidang administrasi proyek. Seluruh divisi tersebut mempunyai staf yang
dipecah kembali berdasarkan pembagian tugas yang berbeda. Berikut ini
merupakan uraian mengenai tugas dan tanggung jawab masing-masing divisi
tersebut.

 Site Engineer Manager (SEM)


Tugas utama dari pihak engineering dalam struktur organisasi PT. Candra
Adyalaksana adalah merencanakan kegiatan proyek dan melakukan pengendalian
terhadap deviasi yang terjadi antara rencana dan realisasi di lapangan.
Perencanaan yang dilakukan yaitu meliputi metode pelaksanaan, gambar kerja,
sumber daya, biaya, mutu, dan waktu. Keandalan SEM sangat mempengaruhi
terhadap untung-rugi perusahaan tersebut, karena kualitas perencanaan akan
berimbas pada project final cost (yaitu rasio antara biaya yang telah dikeluarkan
dengan nilai kontrak).
Waktu adalah acuan utama dalam perencanaan kegiatan proyek. Dengan
demikian, divisi engineering bertugas merencanakan metoda seperti apa yang
akan dilakukan untuk mengejar pelaksanaan dengan target minimal yaitu tepat
waktu hingga proyek jatuh tempo. Karena jika terjadi keterlambatan, dapat
dipastikan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan, contohnya seperti

I Kadek Permadi (1710811110019) 22


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

penambahan waktu sewa alat berat. Berikut adalah staff yang membantu
terealisasinya semua tujuan dari Engineer :
o SEM Teknik
 SE STR dan ARS (Site Engineer Structure dan Arsitecture)
 SE MEP (Site Engineer Mekanikal, Elektrikal, Plumbing)
 SE ELBAN (Site Engineer Elektronika Bandara)

o SEM Biaya
 Logistik : PenBar (Penerimaan Barang)
 POP (Pengendalian Operasional Proyek)
 QS (Quality Surveyor)

 Site Operational Manager (SOM)


Seorang Site Operational Manager (SOM) harus mampu mengelola pekerja
di lapangan agar dapat bekerja secara efektif dengan produktivitas yang tinggi.
Tugas utama SOM yaitu memastikan pekerjaan sesuai dengan perencanaan
sebagaimana yang telah disiapkan oleh divisi engineering. SOM akan
berkoordinasi dengan Kepala Pelaksana (General Superintendant) dalam
mengendalikan dan mengontrol pekerjaan mandor dan subkontraktor. Berikut
adalah staff yang membantu terealisasinya semua tujuan dari Operasional :
o SOM (Blok 1 dan 2)
o SOM (Blok 3 dan 4)

 Site Administration Manager (SAM)


Kegiatan adiministrasi tidak dapat dipisahkan dari suatu interaksi yang
bersifat formal. Pada suatu proyek, seorang SAM bertanggungjawab mengenai
urusan administrasi penagihan kepada pemilik proyek, melakukan pencatatan
transaksi ke dalam jurnal, melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi
pembayaran, serta mengurus masalah perpajakan dan asuransi. Berikut adalah
staff yang membantu terealisasinya semua tujuan dari Administrasi :
o SAK (Standar Akuntansi Keuangan)
o PAJAK
I Kadek Permadi (1710811110019) 23
I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

o UMUM

2.8 Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L)


Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3L)
dilakukan untuk menuju sasaran kondisi zero accident, menjamin agar dalam
pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta agar
produktivitas tidak terganggu. Pelaksanaan K3L dirancang dan dilaksanakan oleh
SHEO (Safety, Healthy and Environment Officer) dari pihak kontaktor utama,
dengan perencanaan program kerja seperti berikut ini:

1. Perencanaan K3L, yaitu berupa Site Plan atau petunjuk/gambaran


pelaksanaan K3L di area proyek, seperti letak dan penempatan railling
pengaman, rambu-rambu K3 dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di
lokasi kerja.
2. Menerapkan peraturan dengan target untuk meminimalisir kecelakaan, yaitu
berupa kewajiban penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) dan apabila tidak
dilakukan akan dikenakan sanksi, pemasangan safety sign board, safety net
pada bangunan, serta railling pengaman. Pada Gambar 2.4 menunjukkan
alat pelindung diri yang seharusnya digunakan untuk pekerja.

Gambar 2.4 Alat Pelindung Diri (APD)


Sumber : Data Pribadi

I Kadek Permadi (1710811110019) 24


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

3. SHE Induction, yaitu berupa pendekatan dan pengarahan tentang K3L,


house keeping, dan ketertiban proyek kepada pekerja baru dan tamu
sebelum melakukan pekerjaan atau meninjau ke lapangan yang berpotensi
bahaya tinggi, baik kepada karyawan dan pekerja pada pihak owner,
konsultan pengawas, kontaktor, sub-kontraktor, dan pihak lain yang tekait
pada pelaksanaan di lapangan. SHE induction bertujuan untuk :
a. Mengenalkan aturan-aturan wajib diproyek.
b. Alat pelindung diri dan resiko-resiko Bahaya yang ada dalam area
proyek.
c. Menyampaikan fasilitas SHE yang ada di lingkungan proyek.
d. Mengetahui prosedur keadaan darurat.
4. SHE Patrol, yaitu berupa patroli rutin ke seluruh lokasi pekerjaan dengan
tujuan untuk memonitor kegiatan pekerjaan di lapangan, sehingga
konsistensi penerapan K3L di proyek dapat terjaga, seperti alat pelindung
diri (APD), alat pengaman kerja, rambu-rambu/slogan K3, Instalasi listrik,
pagar proyek, dll yang dilakukan secara bergiliran oleh SS, SOM, GSP, SP,
Sub-kontraktor plus mandor, dan peralatan. Gambar 2.5 menunjukkan
kegiatan SHE Patrol di lapangan.

Gambar 2.5 Kegiatan SHE Patrol


Waktu : Sabtu, 14 Maret 2020
Lokasi : Lantai 8 Bangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi

2.9 Site Management


Site Management yaitu berupa tata letak dari bangunan yang akan
dilaksanakan oleh PT. Candra Adyalaksana. Sebagai kontraktor, Site management

I Kadek Permadi (1710811110019) 25


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

dibuat sebagai gambaran umum mengenai tata letak bangunan dan fasilitas ketika
bangunan telah selesai dibuat dan perencanaan area penting dan penempatan
mobile crane.

2.10 Tenaga Kerja


Tenaga kerja yang bekerja pada pihak kontraktor, bila dilihat dari
statusnya terbagi atas:

a. Tenaga kerja ahli


Tenaga kerja ahli adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan
proyek yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan
penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja
lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan.
Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana, sarjana muda,
dan memiliki pengalaman di bidang masing-masing.

 Quantity Control, bertanggung jawab terhadap jumlah setiap item


pekerjaan
 Quality Control, bertanggung jawab terhadap mutu setiap item pekerjaan.
 Pelaksana Lapangan, bertanggung jawab atas pelaksanaan setiap item
pekerjaan di lapangan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.
Memberi petunjuk, pengarahan dan pengawasan pada mandor dan
pekerjanya.
 Surveyor, bertugas menentukan dan mengawasi elevasi lantai, pekerjaan
menggunakan waterpass.
 Pelaksana Utama / Site Engineer, bertugas memimpin dan
menggkoordinir seluruh kegiatan anggota Tim Kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dinyatakan pekerjaan selesai.

b. Mandor
Mandor dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan-bahan yang akan digunakan,

I Kadek Permadi (1710811110019) 26


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

menangani pekerjaan arsitektur, pembuatan drainase, pengerasan, pembesian


dan pengecoran, serta mengawasi pekerjaan tenaga kerja di bawahnya.

c. Tenaga kerja terlatih


Tenaga kerja ahli adalah tenaga kerja dengan dilatih khusus sesuai dengan
bidangnya seperti:
 Tukang baja
 Tukang kayu
 Tukang beton
d. Tenaga kerja kasar
Tenaga kerja kasar adalah buruh yaitu tenaga kerja yang langsung bekerja
di lapangan dan melakukan pekerjaan kasar dengan petunjuk tenaga ahli.
Biasanya yang dibutuhkan dari tenaga kerja kasar adalah tenaganya saja.
Dalam pekerjaannya pekerja kasar dikepalai oleh mandor.

2.11 Temporary Office Facility


Temporary Office Facility adalah perencanaan tata letak kantor sementara
dan fasilitas pendukung lainnya agar tercipta ketertiban bagi mobilisasi semua
pegawai maupun pekerja guna kelancaran pelaksanaan proyek. Gambar 2.6 di
bawah ini menunjukkan penempatan kantor dan fasilitas PT. Candra Adyalaksana
dan Fasilitas Penunjangnya Pada Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta
Sarana Pendukungnya di Airnav Banjarmasin (Lanjutan).

I Kadek Permadi (1710811110019) 27


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.6 Temporary Office Facility


Sumber: PT. Candra Adyalaksana
Legenda :
A. Kantor Konsultan PT. Ciriajasa Cipta Mandiri
B. Kantor Kontraktor PT. Candra Adyalaksana
C. Toilet
D. Gudang Penyimpanan
E. Lokasi Proyek Pembangunan Pos Security
F. Lokasi Proyek Pembangunan Tower ATC
G. Ruang Genset
H. Ruang Panel
I. Mess Pekerja
J. Pos Security
K. Parkir
L. Tiang Bendera
M. Pintu Masuk/Keluar

2.12 Stock Yard


Stock yard adalah perencanaan tata letak penempatan material konstruksi
dari sumber stock ke lokasi penempatan sementara sebelum material digunakan

I Kadek Permadi (1710811110019) 28


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

dalam pengerjaan konstruksi. Selain itu juga menunjukkan area kerja dan fasilitas
umum yang secara langsung berdampak pada pekerjaan konstruksi di lapangan.
Gambar 2.7 merupakan penempatan sementara material scaffolding.

Gambar 2.7 Stock Yard Scaffolding


Waktu : Sabtu, 29 Februari 2020
Lokasi : Area Proyek Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi
2.13 Data Kontrak
Data kontrak atau dokumen kontrak adalah ketentuan yang bersifat
mengikat, yang dibuat oleh pemilik proyek atau pejabat pembuat komitmen
dengan kontraktor pelaksana, dengan tujuan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat
merugikan salah satu pihak. Oleh karena itu, dalam dokumen kontrak biasanya
terdapat ketentuan hak dan kewajiban kedua belah pihak.

2.13.1 Jenis Konstruksi


Jenis konstruksi dari proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana
Pendukungnya di AirNav Banjarmasin (Lanjutan) adalah struktur beton bertulang
dan struktur rangka baja. Penggunaan struktur rangka beton lebih dominan pada

I Kadek Permadi (1710811110019) 29


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

proyek tersebut dengan jumlah lantai 9 tingkat sedangkan penggunaan struktur


baja digunakan sebagai rangka penutup pada atap.

2.13.2 Ruang Lingkup Pekerjaan


Adapun jenis dan macam pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek
konstruksi Proyek Pembangunan Gedung Tower Beserta Sarana Pendukungnya di
AirNav Banjarmasin (Lanjutan) adalah:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Perkuatan Bangunan Tower
3. Pekerjaan Tower
 Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Arsitektur
 Pekerjaan Mekanikal
 Pekerjaan Elektrikal
4. Pekerjaan Bangunan Kantor/Operasional
5. Pekerjaan Sarana Luar dan Utilitas Mechanical Electrical (ME)
 Pekerjaan Struktur dan Arsitektur
 Pekerjaan Bangunan Penunjang
 Pekerjaan Pagar
 Pekerjaan Pos Keamanan
 Pekerjaan Drainase
 Pekerjaan Utilitas M&E
6. Pekerjaan Penyambungan Daya PLN 555 KVA

I Kadek Permadi (1710811110019) 30


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

2.14 Peralatan
Agar pelaksanaan proyek berjalan lancar dan sesuai dengan rencana kerja,
perlu adanya peralatan atau alat-alat berat. Peralatan itu berdaya guna tinggi jika
peralatan tersebut dapat menghasilkan produksi yang maksimal tetapi
menggunakan biaya yang minimal. Untuk mendapat hasil tersebut perlu diadakan
survei lapangan secara cermat. Adapun alat-alat yang menunjang dalam
pelaksanaan proyek konstruksi Pembangunan Terminal dan Fasilitas
Penunjangnya (Paket 1) Proyek Pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor-
Banjarmasin adalah sebagai berikut:

2.14.1 Mobile Crane


Mobile Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi
dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan material secara vertikal dan memindahkannya
secara horizontal. Mobile Crane dilengkapi dengan beragai peralatan untuk
memudahkan pekerjaan atau pergerakan dari crane tersebut. Crane biasanya
digunakan pada industri transportasi untuk memuat atau membongkar muatan
barang, peti kemas dan lain sebagainya. Pada industri konstruksi bangunan
digunakan untuk memindahkan material bangunan atau memasang peralatan berat
diatas ketinggian tertentu. Pada proyek ini digunakan mobile crane Sany tipe STC
550, dengan jangkauan ketinggian maksimal 43 meter. Mobile crane Sany tipe
STC 550 dapat dilihat pada Gambar 2.8.

I Kadek Permadi (1710811110019) 31


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.8 Mobile crane (Sany Tipe STC 550)


Waktu : Jum’at, 13 Maret 2020
Lokasi : Area Proyek Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi

2.14.2 Concrete Pump Truck


Concrete pump truck adalah sebuah truk yang digunakan untuk men-
transfer beton segar dengan cara dipompa. Alat pompa adonan beton ini sangat
membantu dalam proses pembangunan struktur beton bertulang seperti pada
bangunan-bangunan tinggi dan bertingkat. Pada proyek ini digunakan Concrete
pump truck Sany tipe SYG5530THB 62, dengan jangkauan ketinggian maksimal
62 meter. Gambar 2.9 menunjukkan concrete pump truck Sany tipe
SYG5530THB 62 di lokasi proyek.

I Kadek Permadi (1710811110019) 32


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.9 Concrete pump truck (Sany tipe SYG5530THB 62)


Waktu : Jum’at, 13 Maret 2020
Lokasi : Area Proyek Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi

2.14.3 Concrete Mixer atau Truck Mixer


Concrete Mixer atau Truck Mixer (Truk Molen) adalah truk pengaduk
beton yang digunakan untuk mengaduk beton dan mengangkutnya ke lokasi
pengecoran. Mesin ini dapat berupa mesin statis, semi mobile maupun full
mobile (mixer truck). Truck mixer atau biasa juga disebut dengan truk molen
memiliki beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton dari pabrik
readymix ke lokasi kontruksi dengan menjaga konsistensi beton agar tetap cair
dan tidak mengeras dalam perjalanan. Truk jenis ini adalah alat transportasi
khusus untuk beton cor curah siap pakai (Ready mix concrete) yang dirancang
untuk mengangkut dari Batching Plant (Pabrik Olahan Beton) ke lokasi
pengecoran. Pada proyek ini digunakan Truck mixer Mitsubishi tipe Fuso FJ2528,
dengan daya tampung maksimal 8 m3. Truck mixer Mitsubishi tipe Fuso FJ2528
bisa dilihat pada Gambar 2.10.

I Kadek Permadi (1710811110019) 33


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.10 Truck mixer (Mitsubishi tipe Fuso FJ2528)


Waktu : Jum’at, 13 Maret 2020
Lokasi : Area Proyek Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi

2.14.4 Bar Cutter


Bar Cutter merupakan alat pemotong baja tulangan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Bar Cutter yang digunakan pada proyek ini merupakan Bar
Cutter listrik yang memiliki kelebihan dapat memotong tulangan dengan diameter
yang cukup besar dan mutu baja yang cukup tinggi. Di samping itu penggunaan
Bar Cutter listrik juga dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Pemotongan baja
tulangan dengan diameter besar dilakukan satu persatu, sedangkan untuk baja
tulangan dengan diameter kecil dapat dilakukan sekaligus tergantung dari
kapasitas alat yang digunakan.

Gambar 2.11 Bar Cutter


Waktu : Sabtu, 14 Maret 2020
Lokasi : Area Proyek Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi

I Kadek Permadi (1710811110019) 34


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

2.14.5 Vibrator
Vibrator merupakan alat yang digunakan saat pengecoran di mana
fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam bekisting. Hal
ini ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran beton dapat
keluar. Getaran yang dihasilkan oleh vibrator akan mengeluarkan gelembung
udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan mendapatkan kekuatan
yang merata dan menghindari tejadinya honeycomb pada beton. Untuk gambar
alat vibrator dapat dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Vibrator


Waktu : Jum’at, 20 Maret 2020
Lokasi : Area Proyek Pembangunan Tower Air Traffic Controller (ATC)
Sumber : Data Pribadi

I Kadek Permadi (1710811110019) 35


I Komang Tri Febi Astawa (1710811110020)

Anda mungkin juga menyukai