TINGKAT DASAR
1
Ucapan terima kasih, disampaikan kepada segenap
kontributor hingga tersusunnya modul ini. Guna
memperkaya pengertian dan pemahaman pada modul ini,
saran dan kritik membangun dari para stakeholder sangat
diharapkan.
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................... 1
BAB I ............................................................................................... 5
PENDAHULUAN ............................................................................. 5
A. Latar Belakang ........................................................................... 5
B. Deskripsi Singkat ................................................................... 8
C. Tujuan Pembelajaran ........................................................... 11
D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan ........................... 11
BAB II ............................................................................................ 13
REKAYASA DAN TEKNOLOGI .................................................... 13
Rekayasa .................................................................................. 13
Teknologi .................................................................................. 15
Gambar 2BAB III ........................................................................... 19
PROFESI PEREKAYASA ............................................................. 20
Bidang Keilmuan ...................................................................... 22
Bidang Keahlian ....................................................................... 24
Gambar 3BAB IV .......................................................................... 25
KEGIATAN PEREKAYASAAN ..................................................... 26
Tahap Kegiatan Perekayasaan ................................................ 26
Kategori Kegiatan Perekayasaan ............................................. 32
Tugas Pokok Perekayasa......................................................... 36
BAB V............................................................................................ 38
SISTEM TATA KERJA PEREKAYASAAN ................................... 38
BAB VI........................................................................................... 46
ORGANISASI FUNGSIONAL PEREKAYASAAN ......................... 46
Tujuan ....................................................................................... 46
Manfaat ..................................................................................... 48
Karakteristik .............................................................................. 49
Tipe Organisasi Fungsional Perekayasaan.............................. 50
2. Tipe B ............................................................................... 52
3
3. Tipe C ............................................................................... 54
Pola Matriks Organisasi fungsional perekayasaan .................. 56
Legalitas dan Ekivalensi ........................................................... 57
BAB VII.......................................................................................... 61
PERAN DAN JENJANG PEREKAYASA ...................................... 61
Peran Perekayasa .................................................................... 61
1) Enjinir/ES (Engineering Staff) ................................... 61
2) Ketua Sub Kelompok/L (Leader) .............................. 61
3) Ketua Kelompok/GL (Group Leader) ........................ 61
4) Manajer Program/PM (Program Manager) ............... 62
5) Insinyur Kepala/CE (Chief Engineer) ........................ 62
6) Kepala Program/KP (Program Director) ................... 62
Jenjang Perekayasa ................................................................. 63
Jenjang dan Peran Perekayasa ............................................... 65
Rangkap Peran ......................................................................... 67
BAB VIII......................................................................................... 69
SISTEM INFORMASI DAN PELAPORAN .................................... 69
Sistem Informasi ....................................................................... 69
Sistem Pelaporan ..................................................................... 70
BAB IX........................................................................................... 74
PENUTUP ..................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 76
GLOSARI ...................................................................................... 78
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
Dalam Keppres Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil Republik
Indonesia, disebutkan bahwa Jabatan Fungsional Peneliti
dan Perekayasa adalah satu rumpun. Rumpun yang
dimaksud adalah salah satu perangkat dari pemerintah
yang diberikan tugas dan tanggung jawab dalam bidang
perkembangan iptek. Peneliti yang akan menghasilkan
penemuan-penemuan baru menuangkannya dalam bentuk
Karya Tulis Ilmiah. Perekayasa mengimplementasikan
penemuan-penemuan baru menjadi sebuah inovasi
teknologi. Keduanya tidak bisa dipisahkan dalam
mengembangkan iptek untuk mendorong kemandirian,
nilai tambah dan daya saing bangsa, yang bertujuan
meningkatkan perekonomian nasional.
6
2004 dengan Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi sebagai Instansi Pembina;
3) Tahun 2005, BPPT dan BAKN menerbitkan Peraturan
Bersama Nomor 161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor 19B
Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya;
4) Tahun 2007, BPPT mengeluarkan Keputusan Nomor
150/Kp/BPPT/V/2007 tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya;
5) Tahun 2008, melalui PerMenpan Nomor 219 Tahun
2008, Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya disempurnakan dengan menggunakan
Sistem tata kerja perekayasaan (STKP);
6) Tahun 2016, melalui PermenpanRB Nomor 2 Tahun
2016, Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya disempurnakan kembali dengan
menggunakan maintenance pada setiap jenjang
jabatan dengan meniadakan Bebas Sementara (BS)
karena kurang angka kredit.
B. Deskripsi Singkat
8
kerja fungsional pada bidang Penelitian Terapan,
Pengembangan, Perekayasaan dan Pengoperasian yang
diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang
(Peraturan MenPAN&RB Nomor 2 Tahun 2016).
9
• addresses the total lifecycle of a system
• considers the definition of requirements early, followed
by design, analysis, manufacturing, test & verification,
system support, and disposal
• Employs a team approach
C. Tujuan Pembelajaran
11
Bab IV Kegiatan Kerekayasaan
A. Tahap Kegiatan Kerekayasaan
B. Kategori Kegiatan Kerekayasaan
C. Tugas Pokok Perekayasa
12
BAB II
REKAYASA DAN TEKNOLOGI
Rekayasa
Rekayasa adalah pasangan kata dari engineering yang
selama ini kita kenal dengan kata teknik. Arti kata teknik
itu sendiri adalah penerapan sains untuk kesejahteraan
umat manusia (Zen, 1981: 10).
13
• is an interdisciplinary approach
• addresses the total lifecycle of a system
• considers the definition of requirements early, followed
by design, analysis, manufacturing, test & verification,
system support, and disposal
• employs a team approach
14
kerja fungsional pada bidang Penelitian Terapan,
Pengembangan, Perekayasaan dan Pengoperasian yang
diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban yang
diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang.
Teknologi
Teknologi berasal dari kata “techne” yang bermakna
wacana seni, sedangkan menurut Djoyohadikusumo
(1994: 222), teknologi merupakan satu ciri yang
mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari
sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah, dan berkaitan
erat dengan sains (science) dan perekayasaan
(engineering).
15
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang
menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia.
(UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sisnas Iptek).
Gambar 1
18
PROSES • Science (Ilmu
• Pengetahuan Pengetahuan)
(Knowledge ) • Observasi
• Pengumpulan/
Pengolahan
INPUT
Data
OUTPUT
PROSES
• Ilmu • Teknologi
• Perekayasaan
Pengetahuan • Software/
• Desain
/Rancang
Hardware
bangun
INPUT OUTPUT
Gambar 2
19
BAB III
PROFESI PEREKAYASA
20
disertai dengan sistem switching besar menggunakan
komponen-komponen elektronik. Sejak ditemukannya
transistor pada 1947, peranti-peranti semikonduktor telah
banyak digunakan untuk menggantikan tabung vakum
sebagai alat untuk memperkuat sinyal elektronik.
Transistor dan dioda jauh lebih kecil. Kehadiran rangkaian
terpadu (integrated circuit) yang murah, diproduksi secara
masal di atas kepingan-kepingan (chip) silicon, telah
mengakbatkan terjadinya revolusi dalam desain peralatan
elektronik. Seiring dengan ukurannya yang dapat
diperkecil, peranti-peranti semacam ini membuat transmisi
sinyal ke seluruh bagian rangkaian dapat berlangsung
lebih cepat dan andal dan ini berujung pada dibuatnya
rangkaian switching yang lebih cepat dan komputer digital.
Dewan Akreditasi untuk Engineering dan Teknologi
(ABET), salah satu lembaga akreditasi di Amerika Serikat,
mendefinisikan engineering sebagai “profesi di mana di
dalamnya pengetahuan matematika dan ilmu alam yang
diperoleh melalui pendidikan, pengalaman dan praktik
diaplikasikan dengan semestinya untuk menemukan cara-
cara yang ekonomis dalam memanfaatkan bahan-bahan
dan kemampuan alam demi kemaslahatan umat
manusia”.
21
Di dalam definisi ini terkadang elemen-elemen
fundamental tertentu yang menggambarkan esensi dari
disiplin ilmu engineering. Engineering adalah sebuah
profesi. Sebagaimana layaknya hukum, kedokteran,
arsitektur, pendidikan dan manajemen/administrasi,
profesi engineering menuntut standard sikap yang tinggi
serta memiliki tanggung-jawab kepada klien, mitra, dan
masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh. Proses ini
membutuhkan bidang pengetahuan yang spesifik, dan
para anggotanya mendapatkan status professional setelah
melalui jalur-jalur pendidikan dan pelatihan yang jelas.
Bidang Keilmuan
Kegiatan kerekayasaan dapat dilakukan oleh personel
yang memiliki latar belakang keilmuan (academic
background) di bidang yang diklasifikasikan berdasarkan
unsur teknologi yaitu, antara lain:
22
2. Ilmu Pengetahuan (Science)
• Sains Matematika dan Alam
• Sains Hayati
• Sains Kemanusiaan
• Sains Kebumian
3. Teknik (Engineering)
• Teknologi Agro, Proses dan Pertambangan
• Teknologi Farmasi, Medika dan Hayati
• Teknologi Kebumian dan Atmosfer
• Teknologi Infrastruktur
• Teknologi Manufaktur dan Transportasi
• Teknologi Komunikasi dan Informatika
• Teknologi Energi
• Manajemen Keindustrian dan Faktor Manusia
4. Ekonomi (Economics)
• Ekonometrik
• Financial Engineering
• Akuntansi
• Engineering Economics
23
5. Bisnis (Business)
• Operation Research
• Management
• Marketing
Bidang Keahlian
Di samping bidang keilmuan yang menjadi dasar akademik,
para perekayasa dalam kegiatannya dapat diklasifikasikan
dalam bidang keahlian (professional background) sebagai
berikut:
1. Desain: Sintesa, desain konseptual, desain awal &
desain rinci;
2. Analisis: Analisa desain, Kebijakan Sistem teknologi,
Strategi Bisnis, Audit & Standardisasi, Sales &
Distribution, Marketing;
3. Experimental: Pengujian Komponen, Subskala (sub-
scale), Skala Penuh (fullscale), serta Survei,
Observasi, dan Eksplorasi;
4. Komputasional: Penurunan, Pengembangan,
Diskritisasi & Simulasi Model Numerik;
24
5. Produksi & Konstruksi: Pembuatan, Perakitan
komponen (Sub-assembly) & Integrasinya menjadi
produk teknologi lengkap (general assembly);
6. Maintenance & Operation: Perawatan, Perbaikan &
Modifikasi serta pengoperasian Produk Teknologi.
Gambar 3
25
BAB IV
KEGIATAN KEREKAYASAAN
26
Gambar 4
Tahap Kegiatan Kerekayasaan
27
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah
dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh
informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan pembuktian kebenaran atau
ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan
ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (UU 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi).
28
Pengembangan (Development/D) adalah kegiatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan
kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada
atau menghasilkan teknologi baru (UU 11/2019 tentang
Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).
29
desain dan rancang bangun untuk menghasilkan nilai,
produk, dan/atau proses produksi dengan
mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang, dan atau
konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya, dan
estetika (UU 11/2019 tentang Sistem Nasional Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi).
30
Pengoperasian (Operation/O) suatu produk
perekayasaan adalah kegiatan yang meliputi uji
operasional & evaluasi, produksi, pemasaran, penjualan
serta pelayanan purna jual, modifikasi & perawatan untuk
tujuan non komersial maupun komersial.
31
O. Sedangkan Perekayasa yang bekerja di industri lebih
menekankan kegiatannya pada D, E dan O.
Gambar 5
33
Yang dimaksud dengan Desain adalah suatu proses
perencanaan dengan memperhitungkan aspek fungsi,
estetika, dan berbagai macam aspek lainnya dengan
sumber data yang didapatkan dari riset, pemikiran,
brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada
sebelumnya dimana hasil akhirnya dapat berupa rencana,
proposal atau benda nyata.
34
persyaratan teknis (rencana kerja dan syarat teknis) yang
harus dilakukan dalam pembuatan/pembangunan suatu
produk.
35
dalam bentuk dokumen, seperti: model/perumusan
matematik, konsepsi teknologi/kebijakan teknologi,
perangkat lunak (algorithm), konsepsi strategi bisnis,
pendidikan dan pelatihan; konsepsi perencanaan program.
36
diharapkan agar bangsa Indonesia lebih mandiri. Mandiri
dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Menjadi bangsa yang tak bisa didikte oleh negara
lain. Setidaknya ada 3 program Nawa Cita yang terkait
secara langsung dengan tugas pokok perekayasa:
37
BAB V
SISTEM TATA KERJA KEREKAYASAAN
38
diperlukan untuk melaksanakan bidang tugas yang
dimaksud;
3. Menetapkan skill atau kecakapan dan keterampilan
sdm yang diperlukan untuk penyelesaian bidang tugas
dimaksud;
4. Dalam penetapan tahap demi tahap dalam rangkaian
pekerjaan maka antara tahap yang satu dengan tahap
berikutnya harus benar-benar terdapat saling
hubungan yang sangat erat yang keseluruhannya
menuju ke arah satu tujuan, dan tiap-tiap tahap itu
harus benar-benar merupakan suatu kerja yang nyata
dan perlu untuk pelaksanaan dan penyelesaian
seluruh tugas atau pekerjaan yang dimaksud.
39
engineering, organizational studies, and project
management”.
40
pengkajian dan penerapan teknologi harus dilakukan,
mengingat beban kerja yang harus dilakukan seorang
perekayasa agar dapat diukur dan dinilai tidak hanya
secara kuantitatif namun juga kualitatif.
41
perekayasa yang ikut dan berperan dalam suatu kegiatan
atau program.
42
Sebagai implementasi Reformasi Birokrasi dalam Jabatan
Fungsional Perekayasa, maka pola kerja teamwork
berdasar STKK yang terstruktur dalam Organisasi
Fungsional Kerekayasaan (OFK) telah dilaksanakan sejak
tahun 2008, untuk membentuk profesionalisme PNS,
kejelasan peran yang harus dijalankan dan produk yang
harus dicapai oleh setiap PNS, kejelasan dan kepastian
karier melalui jenjang yang ada, serta memberikan ukuran
yang jelas terhadap kinerja dengan penetapan bobot
angka kreditnya.
43
Jabatan perekayasa terdiri dari: Perekayasa Ahli Pertama,
Perekayasa Ahli Muda, Perekayasa Ahli Madya dan
Perekayasa Ahli Utama. Masing-masing mernpunyai
peran yang saling melengkapi satu dengan lainnya untuk
menciptakan jaringan kerjasama yang erat sebagai dalam
pola teamwork untuk menghasilkan inovasi teknologi.
44
Gambar 6
45
BAB VI
ORGANISASI FUNGSIONAL KEREKAYASAAN
Tujuan
Organisasi Fungsional Kerekayasaan merupakan
organisasi kerja yang memiliki hierarki untuk mewadahi
pelaksanaan pekerjaan perekayasa yang bersifat
teamwork dengan pola matriks berdasarkan bidang
keilmuan/keahlian dengan kegiatan. Organisasi ini
mendeskripsikan secara jelas peran dan tugas seorang
pejabat perekayasa yang didefinisikan dalam struktur
pekerjaan yang terbagi dalam beberapa bagian menurut
bidang keilmuan atau kegiatan yang berbeda.
46
Hierarki dalam pekerjaan perekayasa difasilitasi oleh
peran-peran Kepala Program (Program Director/PD),
Insinyur Kepala (Chief Engineer/CE). Manajer Program
(Program Manager/ PM), Ketua Kelompok (Group Leader/
GL), Ketua Sub Kelompok (Leader/L) dan Staf Perekayasa
(Engineering Staff/ES) yang masing-masing mempunyai
tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang telah
dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara (PerMENPAN) Nomor
PER/219/M.PAN/7/2008.
47
WBS dikepalai oleh seorang Group Leader (GL). GL
memimpin beberapa Ketua Sub Kelompok atau Leader
yang bertanggungjawab terhadap Paket Kerja. Setiap
Ketua Sub Kelompok memimpin sejumlah Engineering
Staff dan sejumlah Staf Teknisi (Technical Staff/TS).
Manfaat
Melalui OFK ini, peran dan tugas Perekayasa akan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Pertanggungjawaban (accountability) jelas karena
peran dan tugas setiap Perekayasa terdefinisi
dengan jelas.
48
2) Ketertelusuran (traceability) jika terdapat
permasalahan yang timbul dalam program, maka
dapat dilakukan secara sistematik baik dalam
pengevaluasian kinerja maupun dalam
penggunaan dana.
3) Kesempatan (opportunity) untuk pembinaan dan
penjenjangan karier Perekayasa secara sistematik
dan terprogram.
4) Memberikan informasi tentang ketersediaan
sumberdaya manusia yang terlibat dalam kegiatan
program secara riil.
Karakteristik
Adapun karakteristik OFk ini, diantaranya adalah:
1) Bersifat non permanen (ad hoc), khusus untuk
menjalankan suatu program/kegiatan tertentu,
dibentuk saat program/kegiatan dipersiapkan dan
dibubarkan saat program/kegiatan dinyatakan
selesai.
2) Dilaksanakan oleh personel-personel dari satu
atau beberapa lembaga atau kementerian dan
dapat pula mengikutsertakan personel khusus
karena pertimbangan keahliannya.
3) Dipimpin oleh seorang Kepala Program yang
bertanggung jawab penuh kepada Kepala Unit
49
Organisasi Struktural yang memberikan
program/kegiatan tersebut.
4) Dapat diubah-ubah bentuk dan pelakunya
tergantung kepada kebutuhan program/kegiatan.
50
Gambar 7. OFK TIPE A
51
2. Tipe B
Organisasi fungsional kerekayasaan tipe B terdiri dari
minimal dua WBS. Dengan demikian Organisasi tipe B
terdiri dari 2 (dua) atau lebih kegiatan kerekayasaan
atau disiplin keilmuan yang berbeda. Organisasi tipe B
dapat bekerja sama dengan institusi luar yang
diwujudkan dalam bentuk Kesepakatan Bersama
(Memorandum of Understanding) atau Perjanjian Kerja
Sama (Technical Agreement) dengan total WBS
berjumlah 2 atau lebih.
52
Gambar 8. OFK TIPE B
53
3. Tipe C
Organisasi fungsional Kerekayasaan tipe C terdiri
hanya dari satu WBS yang terdiri dari beberapa WP.
Organisasi Program tipe C, dipimpin oleh seorang
Group Leader yang sekaligus bertindak sebagai Chief
Engineer. Dalam organisasi tipe C, Group Leader
dibantu oleh seorang Program Manager. Dengan
demikian dalam organisasi ini, Kepala Program dan
Chief Engineer, setingkat dan dijabat rangkap oleh
Group Leader pada WBS tersebut.
54
Group Leader
…(nama)…
Manajer Program
…(nama)…
WP 1 : WP 2 : WP m :
L1 :
…………………. L2 :
…………………. Lm :
………………….
…(nama)…….. …(nama)…….. …(nama)……..
Es 1.1 : Es 2.1 : Es m.1 :
…(nama)… …(nama)… …(nama)…
Es 1.2 : Es 2.2 : Es m.2 :
…(nama)… …(nama)… …(nama)…
Es 1... : Es 2... : Es m.n :
…(nama)… …(nama)…
Gambar 9. OFK TIPE C
…(nama)…
55
Pola Matriks Organisasi Fungsional Kerekayasaan
Secara umum, pola matriks dalam OFK menempatkan
WBS sebagai kolom yang merupakan kegiatan
kerekayasaan dan WP sebagai baris yang merupakan
bidang keilmuan, atau sebaliknya. Bentuk pola matriks
yang dipilih, diserahkan kepada pelaku Perekayasa sesuai
dengan tujuan kegiatan/program masing-masing.
Pembagian WBS yang didasarkan pada tahap kegiatan
kerekayasaan, dan WP sebagai bidang keilmuan.
56
Contoh Pola matriks kegiatan dan keilmuan dalam OFK
Program Bahan bakar nabati:
57
1) Peran dan Tugas Perekayasa dinilai secara
individual menurut kedudukannya di dalam
Organisasi fungsional perekayasaan.
2) Organisasi fungsional Kerekayasaan mutlak perlu
agar seorang Perekayasa jelas kedudukannya
dalam melaksanakan profesinya, sehingga dapat
dinilai secara adil.
58
2) Menilai peran dan tugas perekayasa tersebut
sesuai dengan aturan Jabatan Fungsional
Perekayasa, pada kedudukannya tersebut.
3) Ekivalensi Perekayasa:
• Jika penanggung jawab seluruh kegiatan
program, maka ekivalensi dengan Kepala
Program.
• Jika penanggung jawab seluruh kegiatan teknis,
maka ekivalensi dengan Chief Engineer.
• Jika penanggung jawab seluruh pendanaan dan
penjadwalan, maka ekivalensi dengan Program
Manager.
• Jika penanggung jawab sekelompok bidang
teknik, maka ekivalensi dengan Group Leader.
• Jika penanggung jawab bagian dari suatu
kelompok teknik, maka ekivalensi dengan
Leader.
• Jika Perekayasa tersebut bekerja sendirian
(secara individual) tanpa terkait dengan
kegiatan program apapun, maka ekivalensi
dengan Engineering Staff.
4) Ekivalensi disesuaikan dengan type organisasi
fungsional perekayasaan dengan kriteria:
• Type C: terdiri dari 1 disiplin ilmu/ keahlian
/kegiatan kerekayasaan
59
• Tipe B: terdiri dari minimal 2 disiplin ilmu/
keahlian/kegiatan kerekayasaan
• Tipe A: terdiri dari minimal 5 disiplin ilmu/
keahlian/kegiatan kerekayasaan
5) Penentuan ekivalensi ditentukan oleh Instansi
Pengusul dan divalidasi oleh Instansi Pembina.
60
BAB VII
PERAN DAN JENJANG PEREKAYASA
Peran Perekayasa
Peran Perekayasa dalam OFK dapat dirinci dari jenjang
Perekayasa yang paling rendah hingga jenjang
Perekayasa yang paling tinggi, sebagai berikut:
1) Enjinir/ES (Engineering Staff)
Melaksanakan kegiatan penelitian terapan,
pengembangan, perekayasaan & pengoperasian
seperti diinstruksikan dalam Program Manual, di
bawah koordinasi L.
61
4) Manajer Program/PM (Program Manager)
Melaksanakan tugas manajemen program yang
meliputi perencanaan program termasuk jadwal
pencapaian sasaran serta aliran pendanaan. PM
bertanggung jawab kepada KP. Untuk OFP tipe A,
PM dapat mempunyai asisten PM dalam program
maksimal 4 orang asisten.
62
diperlukan dapat didampingi oleh beberapa asisten
yang disebut sebagai Assistant Program Manager
dan Assistant Chief Engineer.
Untuk Organisasi Program tipe A paling banyak 4
(empat) asisten untuk CE, dan beberapa asisten
untuk PM sesuai dengan penjelasan sebelumnya.
Sedangkan untuk Organisasi tipe B, paling banyak
ada 2 (dua) asisten CE. Untuk Organisasi tipe C
tidak diperlukan Assistant Program Manager dan
Assistant Chief Engineer.
Jenjang Perekayasa
Jenjang Perekayasa terbagi menjadi 4 (empat) jenjang,
yang terdiri dari dan dengan persyaratan sebagai berikut:
63
fungsi utamanya bersifat taktis operasional yang
mensyaratkan kualifikasi profesional tingkat
lanjutan dengan kepangkatan mulai dari Penata,
golongan ruang III/c sampai dengan Penata Tingkat
I, golongan ruang III/d.
64
1) Pengalaman, yang diperoleh mulai dari tingkat
kesulitan rendah sampai tingkat kesulitan tinggi
dalam memecahkan persoalan kegiatan
kerekayasaan;
2) Peran, yang diperoleh mulai dari peran anggota
program sebagai ES sampai ke tingkat pimpinan
kelompok sebagai L, GL dan akhirnya ke tingkat
pimpinan program sebagai PM, CE dan KP.
65
dalam bentuk teamwork, dengan demikian peran
Perekayasa dalam suatu program ditentukan oleh
kedudukannya dalam OFK. Melalui peran tersebut
Perekayasa dapat meningkatkan kariernya untuk naik pada
jenjang Jabatan dari yang terendah ke jenjang yang lebih
tinggi. Semakin tinggi jenjang jabatan yang dipegang,
diharapkan semakin tinggi pula perannya dalam OFK.
66
Penilaian Angka Kredit untuk satu tingkat di atas jenjang:
80% x AK, sedangkan penilaian untuk satu tingkat di
bawah jenjang: 100% x AK.
Rangkap Peran
Apabila pada suatu program/kegiatan seorang Perekayasa
ditugaskan pada peran 2 (dua) tingkat di bawah atau di
atas jenjangnya, maka yang bersangkutan tidak dapat
mengklaim butir kegiatan pada peran dimaksud untuk
unsur utama kegiatan kerekayasaan dan RDEO sedangkan
klaim unsur lainnya, yaitu pendidikan, pengembangan
profesi, dan penunjang (kecuali sebagai Pengajar dan Tim
Penilai) tetap dapat diklaim angka kreditnya.
67
c. GL dapat merangkap L atau ES pada WBS yang
berbeda, dan sebaliknya.
d. ES yang terlibat dalam suatu WP bisa merangkap
dalam WP yang lain.
2. OFK tipe C:
a. GL merangkap peran sebagai KP dan CE, namun
tidak semua butir kegiatan terkait peran tersebut
dapat diklaim.
b. GL tidak dapat merangkap L dan atau ES.
c. L dapat merangkap peran sebagai ES pada WP yang
lain dan sebaliknya.
68
BAB VIII
PENGANTAR SISTEM INFORMASI DAN
PELAPORAN
Sistem Informasi
Sistem informasi Kerekayasaan merupakan sistem yang
mengatur mekanisme aliran dokumen informasi
Kerekayasaan yang harus dibuat oleh perekayasa pada
perannya dalam pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan
Kerekayasaan.
69
Dokumen-dokumen tersebut dibuat secara tertulis yang
berisi narasi atau data tabulasi sesuai dengan format
standar yang sudah ditetapkan sesuai dengan periode atau
suatu kegiatan kerekayasaan tertentu. Dokumen informasi
kerekayasaan mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
● Media komunikasi tertulis antar perekayasa sesuai
perannya di dalam OFK.
● Bukti dan rekaman kerja yang sedang, telah dan akan
dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan kerekayasaan.
● Sebagai rujukan yang obyektif untuk mendukung
penyusunan laporan kegiatan Kerekayasaan.
▪ Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari perekayasa
pada perannya kepada dirinya dan pihak-pihak terkait
atas pelaksanaan Kerekayasaan.
Sistem Pelaporan
Sistem laporan Kerekayasaan adalah sistem yang
mengatur mekanisme aliran dokumen laporan
kerekayasaan yang dibuat oleh perekayasa pada perannya
setelah menyelesaikan kegiatan kerekayasaan pada
70
periode tertentu. Laporan merujuk pada spesifik periode
dan kegiatan, yang dapat dikomunikasikan atau disajikan
dalam bentuk lisan maupun tertulis.
71
Laporan kerekayasaan dibuat berdasarkan tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan program dilaksanakan dengan mengacu pada
petunjuk program yang ditulis dalam bentuk Manual
Program (Program Manual) yang dipersiapkan oleh Kepala
Program (Program Director), Chief Engineer dan Program
Manager pada awal program. Selain itu, tergantung pada
sifat kegiatan, dapat pula dipersiapkan manual manual lain
seperti Design Manual, Testing Manual, Product Manual
dan sebagainya.
2. Tahap Berjalan
Pada tahap berjalan, sistem pelaporan jalannya kegiatan
program dilaksanakan secara bertahap melalui Technical
Notes (TN) yang ditulis oleh para Engineering Staff,
Technical Report (TR)/Memorandum (TM) yang ditulis oleh
para Leader, Technical Document (TD) yang ditulis oleh
para Group Leader dan Disamping itu ditulis pula laporan
Progress Control & Monitoring (PCM) yang ditulis oleh
Program Manager.
72
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir, sistem pelaporan akhir kegiatan program
disajikan secara tertulis pada Program Document (PD)
yang ditulis oleh Chief Engineer.
73
BAB IX
PENUTUP
75
DAFTAR PUSTAKA
76
The American Engineers' Council for Professional
Development (ECPD, the predecessor of ABET).
(1932).
https://lostsystem696.weebly.com/blog/oxford-advanced-
learner-dictionary-10th-edition
77
GLOSARI
78
dapat dilanjutkan melalui kegiatan pengembangan dan
perekayasaan.
7) Pengembangan (Development/D) adalah kegiatan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang
telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi,
manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru.
8) Perekayasaan (Engineering/E) adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bentuk desain dan
rancang bangun untuk menghasilkan sistem, model,
nilai, produk dan/atau proses produksi dengan
mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang
dan/atau konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial
budaya dan estetika, dalam suatu kelompok kerja
fungsional.
9) Pengoperasian (Operation/O) adalah kegiatan yang
meliputi uji operasional, evaluasi, difusi, inovasi
teknologi dalam rangka pencapaian output, outcome
dan impact.
10) Organisasi fungsional perekayasaan (OFP) adalah
kelompok kerja fungsional yang dibentuk secara
temporer (ad hoc) untuk pelaksanaan kegiatan
kerekayasaan.
79
11) Struktur Rincian Kerja (Work Breakdown
Structures/WBS) adalah struktur pembagian pekerjaan
dalam Organisasi fungsional perekayasaan
berdasarkan jenis kegiatan kerekayasaan atau bidang
keilmuan.
12) Paket Pekerjaan (Work Package/WP) merupakan
rincian kerja dari struktur rincian kerja (WBS) tertentu
yang disusun berdasarkan jenis kegiatan kerekayasaan
atau disiplin keilmuan.
13) Kepala Program (Program Director) adalah pegawai
ASN yang diangkat dan ditugaskan oleh Penanggung
Jawab Program Kerekayasaan atau Penanggung
Jawab Kegiatan Kerekayasaan untuk melakukan
Pengelolaan Program dengan memberikan arahan
kepada Insinyur Kepala dan Manajer Program tentang
garis-garis besar kegiatan termasuk status keterkinian
teknologi (state of the art technology), strategi
keuangan program, maupun eksekusinya, dan
mempertanggungjawabkan hasil tugasnya kepada
Penanggung Jawab Program Kerekayasaan atau
Penanggung Jawab Kegiatan Kerekayasaan.
14) Insinyur Kepala (Chief Engineer) adalah Pegawai
ASN yang ditugaskan oleh Program Director untuk
melakukan pengelolaan program dari segi kualitas
teknis, sumber daya manusia dan fasilitas program,
80
serta mempertanggungjawabkan hasil tugasnya kepada
Program Director.
15) Asisten Insinyur Kepala (Assistant Chief Engineer)
adalah Pegawai ASN yang ditugaskan oleh Insinyur
Kepala untuk melakukan bagian pekerjaan dari Insinyur
Kepala, dan mempertanggungjawabkan hasil tugasnya
kepada Insinyur Kepala.
16) Manajer Program (Program Manager) adalah
Pegawai ASN yang ditugaskan oleh Program Director
untuk melakukan perencanaan, pengelolaan
pendanaan dan jadwal pencapaian sasaran, serta
mempertanggung-jawabkan hasil tugasnya kepada
Program Director.
17) Asisten Manajer Program (Assistant Program
Manager) adalah Pegawai ASN yang ditugaskan oleh
Manajer Program untuk melakukan pengelolaan
administratif pendanaan program, dan memper-
tanggungjawabkan hasil tugasnya kepada Manajer
Program.
18) Ketua Kelompok (Group Leader) adalah Pegawai
ASN yang memimpin sebuah WBS yang terdiri dari
beberapa WP sesuai instruksi dan arahan dari Insinyur
Kepala serta mengacu pada Program Manual, dan
mempertanggungjawabkan hasil tugasnya kepada
Insinyur Kepala.
81
19) Ketua Sub-kelompok (Leader) adalah Pegawai ASN
yang memimpin sebuah WP dan melakukan supervisi
pada staf perekayasa yang ditugaskan dan
bertanggung jawab kepada Ketua Kelompok.
20) Staf Perekayasa (Engineering Staff/ES) adalah
Pegawai ASN yang ditugaskan oleh Ketua Sub-
kelompok untuk melaksanakan kegiatan penelitian
terapan dan/atau pengembangan dan/atau
perekayasaan dan/atau pengoperasian, serta
bertanggung jawab kepada Ketua Sub-kelompok.
21) Technical Notes (TN) adalah laporan teknis dalam
pelaksanaan Kegiatan aR/D/E/O yang dibuat oleh
Engineering Staff, berisikan hasil pelaksanaaan tugas
beserta pengolahan data dan hasil analisis awal.
22) Technical Report (TR) adalah laporan teknis dalam
pelaksanaan Kegiatan aR/D/E/O yang dibuat oleh
Leader, berisikan hasil pelaksanaaan supervisi seluruh
Engineering Staff dalam Paket Kerja (Work Package)
yang dipimpinnya pada fase tertentu, mencakup
metode, interpretasi hasil, monitoring, evaluasi dan
hasil analisis lanjutan.
23) Technical Document (TD) adalah laporan teknis dalam
pelaksanaan aR/D/E/O yang dibuat oleh Group Leader
berisikan hasil koordinasi, monitoring, evaluasi,
integrasi, analisis dan optimasi seluruh Paket Kerja
82
(WP) dalam Kelompok Kerja (WBS) yang dipimpinnya
pada fase tertentu.
24) Progress Control & Monitoring Report (PCMR)
adalah laporan hasil pemantauan dan pengendalian
jadwal serta pendanaan kegiatan pada fase tertentu
dalam pelaksanaan aR/D/E/O yang dibuat oleh
Program Manager untuk mencapai tujuan secara tepat
waktu sesuai dengan hasil yang direncanakan.
25) Program Manual (PM) adalah dokumen yang dibuat
pada awal kegiatan, berupa Manual dari grand strategy
pelaksanaan teknis dan budgeting kegiatan aR/D/E/O,
yang dibuat oleh Program Director berdasarkan hasil
koordinasi dengan Chief Engineer dan Program
Manager dengan persetujuan Pimpinan Tinggi.
26) Program Document (PDoc) adalah laporan akhir
teknis dan manajerial dalam pelaksanaan aR/D/E/O
yang dibuat oleh Program Director berisikan hasil
analisis, kesimpulan dan rekomendasi dalam
pencapaian hasil kegiatan.
27) Working Sheet adalah Merupakan lembaran yang
berisi pernyataan dan menguraikan secara umum
tentang apa yang telah dikerjakan oleh Perekayasa
mulai dari ES, L, GL, PM, CE, sampai KP.
28) Instruction Sheet adalah lembaran yang berisi
pernyataan perintah dan menguraikan secara umum
83
terkait dengan cara, metode atau formula tertentu dan
lain-lain sesuai dengan kegiatan kerekayasaannya.
29) Decision Sheet adalah lembaran yang berisi
pernyataan dan menguraikan secara umum tentang
keputusan rapat kegiatan kerekayasaan yang sedang
dilaksanakan baik pada rapat tingkat WP, tingkat
WBS, antar WBS, atau tingkat Pimpinan Program. DS
ini harus dilampiri dengan daftar hadir.
84