Anda di halaman 1dari 3

Kompleks Taman kanak-kanak dan Sekolah Dasar swasta di Yogyakarta 1.

Gambaran umum mengenai tipologi fungsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kantor pos didefinisikan sebagai balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan kirim-mengirim barang; surat; uang; dan sebagainya. Kantor Pos dan Giro Kantor Pos dan Giro adalah suatu unit usaha PT Pos Indonesia (Persero) yang berdiri sendiri dan membawahi satu atau beberapa kantor pos tambahan dan atau kantor pos pembantu. Kantor Pos Desa adalah fasilitas pelayanan pos di ibukota kecamatan yang belum ada kantor posnya, bertempat di kantor kecamatan atau tempat lain di ibukota kecamatan itu yang disediakan oleh pemerintah daerah dan diselenggarakan oleh pegawai pemerintah daerah. Kantor Pos Pembantu adalah unit usaha PT Pos Indonesia (Persero) di luar kota yang mempertanggungjawabkan penerimaan dan pengeluaran serta kepengurusan eksploitasinya kepada Kantor Pos dan Giro Kantor Pos Tambahan adalah suatu unit usaha PT Pos Indonesia (Persero) di suatu kota yang mempertanggung jawabkan penerimaan dan pengeluaran serta kepengurusan eksploitasinya kepada Kantor Pos dan Giro. Menurut website www.wbdg.org/design/buildingtypes.php , kantor pos termasuk dalam bangunan tipe community service . Tipe bangunan ini adalah bangunan yang menyediakan kepada masyarakat umum berdasar kebutuhan khusus. Kebutuhan khusus yang dimaksud membentuk fasilitas yang ada. Sehingga fasilitas yang terbentuk tidak bersifat umum tapi berfokus pada bidang tertentu. 2. Ciri-ciri bangunan Pada umunmya, kantor pos memiliki ruang utama yaitu lobi yang berfungsi sebagai ruang antre para pelanggan. Ruang umumnya berukuran besar dengan skala yang juga besar di depan. Sedangkan ruang servis dan pendukung berada di belakang. Karena kantor pos merupakan badan yang masih memiliki kedekatan dengan pemerintahan, ciri bangunan pemerintahan masih tergambar lewat beberapa bangunannya. Menurut Menurut Koesworo dalam Studi Tipologi Bangunan Pemerintahan (ITB, 1991), karakteristik bentuk yang harus dimiliki bangunan perkantoran adalah Monumental Formal Tidak Berkesan Angkuh

3.

Ruang dan Fasilitas yang Biasa Ada

a. Parkir, parkir dibagi menjadi dua yaitu parkir khusus pelanggan dan darkir khusus pegawai dan kendaraan pos. Kendaraan pos meliputi mobil pos keliling, mobil pengantar surat dan barang, motor pengantar surat dan barang, dll. b. Lobi, ruang dimana terdapat loket-loket pelayanan. Ruang ini juga berfungsi sebagai ruang ini bagi pelanggan. Ruang ini berfungsi sebagai ruang tunggu dan menyiapkan barang yang diperlukan untuk pengiriman (mengelem, menulis alamat, dll). Pada ruang ini biasanya diisi juga oleh stand-stand asuransi, kredit, dll. c. Ruang Perkantoran Umum. Ruang ini berisi para pegawai pos yang mengurus administrasi dan operasional kantor. d. Ruang Serbaguna. Ruang ini dapat difungsikan secara privat atau umum. Berfungsi sebagai ruang pertemuan, penyambutan, seminar, dll. e. Ruang Khusus Pengiriman. Ruang ini meliputi ruang sortir, ruang penyimpanan barang, ruang pengecapan, dll. f. Ruang Bongkar-muat. Ruang ini sebagai ruang transisi barang yang datang dari penjuru daerah. Barang yang datang terlebih dahulu disimpan di ruang ini sebelum dikelompokkan menurut wilayah pengiriman. g. Kafetaria dan Pusat ATM h. Ruang Penunjang (toilet, mushola, gudang, dll) 4. Issu yang Perlu Diperhatikan a. Isu Fungsi. Ruang yangdiperlukan dapat menjawab fungsi dan kebutuhan kegiatan. b. Isu Keamanan. Karena termasuk bangunan pelayanan jasa, keamanan barang yang dibawa pengunjung hingga sampai ke tempat tujuan menjadi penting. Kriminalisme dihindari dengan solusi desain aktif atau pasif. c. Isu Estetika. Nilai estetika menjadi penting karena menyangkut masyarakat umum. Nilai estetis dapat meningkatkan keinginan atau kesukaan masyarakat dalam mengunjungi kantor pos sampai menggunakan layanannya. Kantor pos juga dapat menjadi identitas suatu daerah. d. Isu Aksesibilitas. Sebagai bangunan yang berorientasi pada pelayanan publik, kemudahan akses bagi semua lapisan dan golongan masyarakat harus difasilitasi dengan baik. Tidak terkecuali bagi anggota masyarakat berkebutuhan khusus (difable). e. Isu Berkelanjutan. Sebagai bangunan publik, bangunan dapat menjadi contoh bangunan lain dan dapat dipelajari oleh masyarakat. Juga bangunan sebagai bagian dari bumi yang memberi kontribusi dalm menanggapi isu global. 5. Konsep Umum yang Biasa Dipakai a. Pendekatan Fungsi i. Konsep served dan sevice ii. Konsep tipologi (innercourt, memusat, tersebar, dll) b. Pendekatan Bentuk i. Konsep Bangunan Caconik (meniru, menyerupai bangunan yang sudah ada, dll) ii. Konsep Langgam (klasik, kolonial, minimalis,dll) c. Konsep mixed-use

Konsep ini digunakan di beberapa bangunan untuk menghidupkan kembali antusiasme kepada pelayanan pos. 6. Standar yang Digunakan a. Standar luasan ruang kantor b. Standar Funiture
Buku Acuan : Time Saver Standar, Data Architect; Facilities Standards for the Public Buildings

Service

7.

Preseden

a.

Gedung Wahana Bakti Pos Merupakan kantor pos pusat yang berda di Bandung. Kantor pos pusat ini memiliki fungsi campuran. Fungsi campurannya terdiri dari Kantor Pos pusat, retail STAMP, dan Kantor Sewa. Kantor administrasi pos di bangunan ini terletal di lantai tiga, namun fasilitas pengiriman barang dan fasilitas layanan publik PT. Pos lain seperti pembayaran kredit dan lainnya terdapat di lantai bawah.

b.

Gedung Pos Asia-Afrika Merupakan kantor pos pembantu yang mengatasi 57 kantor pos cabang di kawasan Bandung selatan. Bangunan sendiri merupakan bangunan kolonial sehingga memiliki ruang-ruang besar. Ruangruang tersebut di masa berjayanya berfungsi dengan maksimal. Namun menurut wawancara, sekarang terdapat 75-100 m2 luasan yang berstatus idle. Gedung pos ini memiliki ruang pelayanan di depan yang dilengkapi jalan sekunder (privat). Sedangkan parkir kendaraan diletakkan di belakang. Kendaraan yang difasilitasi di belakang juga termasuk kendaraan Pos Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai