Anda di halaman 1dari 41

Laporan Praktik Kerja

(HSBB-704)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik Kerja merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan
merupakan bagian dari kurikulum Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat. Untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja disyaratkan harus
memperoleh jumlah satuan kredit semester (SKS) minimal 100 SKS. Praktik
Kerja dilakukan agar mahasiswa dapat mengenal, mengetahui, melihat serta
memahami hal-hal yang terjadi di lapangan sehingga akan menjadi bahan
masukan dan perbandingan dari penerapan teori-teori yang didapat di kampus.
Tahap Praktik Kerja yang harus dilakukan oleh mahasiswa berlangsung selama 2
bulan kerja (setelah diterbitkannya surat penunjukan asisten pembimbing).
Praktik Kerja adalah pengamatan terhadap suatu proyek di lapangan, agar
mahasiswa dapat mengenal, mengetahui, melihat serta memahami kegiatan di
lapangan secara langsung dan menjadi masukan serta perbandingan dengan teori
di perkuliahan. Selain itu juga dapat meningkatkan disiplin dan profesionalisme
serta wawasan tentang dunia kerja. Dengan adanya pengalaman di lapangan
diharapkan mahasiwa mempunyai bekal pengetahuan ketika bekerja pada suatu
pekerjaan konstruksi teknik sipil.
Pada Praktik Kerja ini, proyek yang ditinjau adalah konstruksi bangunan
bertingkat Duta Mall 2 Pada Jalan A. Yani km. 2, yang berlokasi di Kota
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, seperti yang dilihat pada Gambar 1.1.
Pekerjaan tersebut berfungsi agar memenuhi kebutuhan ruang parkir seiring
dengan berkembangnya kontruksi bangunan dan jumlah pengunjung yang
semakin bertambah.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 1.1 Lokasi Pembangunan Parkir Duta Mall 2


Tahap yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa selama berlangsungnya
Praktik kerja pada pekerjaan pembangunan tersebut adalah:
1. Melakukan Praktik kerja dengan adanya bukti absensi atau jadwal hadir ke
lokasi Praktik kerja yang ditandatangani oleh pengawas proyek atau pihak
yang berwenang.
2. Melakukan kegiatan asistensi dengan dosen pembimbing Praktik kerja.
3. Membuat laporan kegiatan Praktik kerja.
4. Melaksanakan seminar Praktik kerja.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja


Adapun tujuan Praktik Kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengamati pekerjaan yang dilaksanakan di Proyek Pembangunan Gedung
Duta Mall 2 Banjarmasin.
2. Mengetahui metode pelaksanaan yang digunakan dalam pekerjaan yang
diamati di Proyek Pembangunan Gedung Duta Mall 2 Banjarmasin.
3. Mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dibangku kuliah, yang mana
pelaksaan di lapangan merupakan aplikasi teori yang didapat dibangku
kuliah.
4. Mengerti dan memahami berbagai teknik dan kendala dalam pelaksanaan
proyek.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

1.3 Lingkup Praktik Kerja


Kegiatan yang dilaksanakan pada Praktik kerja adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui prosedur mendapatkan suatu proyek yang akan dijadikan
objek kerja Praktik.
2. Mengetahui teknik atau metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi
bangunan, yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan.
3. Mengumpulan data-data yang berkaitan dengan proyek yang ditinjau.
4. Membuat laporan tertulis dari kegiatan-kegiatan diatas.

1.4 Data Umum Proyek


Nama Proyek : Duta Mall 2
Nama Pekerjaan : Proyek Pembangunan Duta Mall 2 Banjarmasin
Lokasi : Jl. A. Yani km. 2, Banjarmasin
Sumber Dana : PT. Govindo Utama
Pelaksana : PT. Duta Bangun Properti
Konsultan Perencana
- Struktur : PT. Wijaya Multi Konstruksi
- Arsitektur : CV. Adhi Cipta Laras
Nilai Kontrak : Rp 800.000.000.000,-
Waktu Penyelesaian : 1560 hari kalender (s/d 2020)

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

BAB II
TINJAUAN PROYEK

2.1 Penetapan Pelaksana


Menurut Peraturan Presiden Nomor 04 Tahun 2015 yang kemudian
mengikuti Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah, penetapan pelaksanaan pemborongan dapat dilakukan
melalui:
a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat
diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang
memenuhi syarat. Pelelangan yang dilakukan secara terbuka artinya dapat
diikuti oleh rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM)
sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup atau kualifikasi kemampuannya.
Rencana kegiatan pelelangan diumumkan secara luas di media massa, media
cetak. Papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga
masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan Penyedia
Barang/Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu
melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
Pelelangan yang hanya diikuti oleh rekanan tertentu sekurang-kurangnya
lima rekanan yang tercantum dalam DRT (Daftar Rekanan Terseleksi) yang
terpilih dari DRM, sesuai bidang usaha atau ruang lingkup serta kualifikasi
kemampuannya. Pengumumannya dilakukan secara luas melalui media
massa, media cetak, papan pengumuman resmi untuk penerangan umum
sehingga masyarakat luas dan dunia usaha dapat mengetahuinya.
c. Pemilihan Langsung
Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

(lima miliar rupiah). Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan


barang dan jasa tanpa melalui pelelangan umum dan pelelangan terbatas
yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar
dan melakukan negosiasi. Negosiasi baik teknis maupun harga sehingga
mendapatkan harga yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan, dari
rekanan yang tercatat dari DRM sesuai dengan bidang usaha dan ruang
lingkup, serta kemampuan kualifikasi kemampuannya.
d. Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung
kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan / Seleksi /
Penunjukan Langsung. Pengadaan langsung adalah pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan di antara rekanan yang termasuk golongan
perusahaan ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan umum, pelelangan
terbatas atau pemilihan langsung
e. Swakelola
Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya
direncanakan, dikerjakan, dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok
masyarakat. Berdasarkan Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 terdapat
Tipe Swakelola sebagai berikut :
1) Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi
oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab
anggaran;
2) Tipe II yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
3) dan dilaksanakan oleh Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah lain
pelaksana Swakelola;
4) Tipe III yaitu Swakelola yang direncanakan dan diawasi oleh
Kementerian/ Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran
dan dilaksanakan oleh Ormas pelaksana Swakelola; atau
5) Tipe IV yaitu Swakelola yang direncanakan oleh Kementerian/
Lembaga/ Perangkat Daerah penanggung jawab anggaran dan/atau

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

berdasarkan usulan Kelompok Masyarakat, dan dilaksanakan serta


diawasi oleh Kelompok Masyarakat pelaksana Swakelola.
Pada proyek pembangunan Duta Mall 2, cara penetapan pelaksana proyek
menggunakan sistem swakelola, yang mana pada proyek pembangunan Duta Mall
2 ini pekerjaannya direncanakan oleh konsultan perencana (PT Wijaya Multi
Konstruksi & CV Adhi Cipta Laras), pekerjaannya dikerjakan oleh kontraktor
yang ditunjuk (PT Duta Bangun Properti) dan diawasi sendiri oleh pemilik proyek
(PT Govindo Utama).

2.2 Organisasi Proyek


Agar pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dapat berjalan secara efektif dan
efesien, maka pada suatu proyek mutlak adanya suatu pengaturan yang jelas
mengenai berbagai hal yang dianggap perlu. Salah satunya adalah pengaturan
hubungan kerja antar instansi yang terlibat dalam proyek. Hal ini diatur dalam
suatu kesepakatan agar setiap unsur dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan baik sebagai bagian dari teamwork. Secara umum, unsur-unsur
pelaksanaan serta hubungan kerja pembangunan proyek dapat dilihat pada
Gambar 2.1.

PEMILIK PROYEK

KONSULTAN KONSULTAN
KONTRAKTOR PERENCANA PENGAWAS

Keterangan :
Garis Tanggung Jawab :
Garis Konsultasi :
Garis Perintah :

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.1 Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pelaksanaan Pembangunan


Dalam proyek pembangunan Duta Mall 2, tidak terdapat konsultan
pengawas. Akan tetapi, peran tersebut digantikan oleh pemilik proyek, yang mana
dalam struktur organisasi pemilik proyek terdapat divisi yang bertugas mengawasi
jalannya proyek konstruksi. Untuk lebih jelas, hubungan kerja unsur-unsur
pelaksanaan pada proyek Duta Mall 2 dapat dilihat pada Gambar 2.2.

PEMILIK PROYEK
(PENGAWAS PROYEK)

KONSULTAN
KONTRAKTOR PERENCANA

Gambar 2.2 Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pelaksanaan Proyek


Pembangunan Duta Mall 2
Hubungan tiga pihak yang terjadi antara pemilik proyek, konsultan
perencana dan kontraktor diatur sebagai berikut:
a. Konsultan dengan pemilik proyek
Ikatan berdasarkan kontrak (Hubungan Kontraktual). Konsultan
memberikan layanan konsultasi di mana produk yang dihasilkan berupa gambar-
gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
b. Kontraktor dengan pemilik proyek
Ikatan berdasarkan kontrak (Hubungan Kontraktual). Kontraktor
memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari
keinginan pemilik proyek yang telah dituangkan ke dalam gambar rencana dan
peraturan serta syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya jasa profesional kontraktor.
c. Konsultan dengan kontraktor

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan (Hubungan Pelaksanaan).


Konsultan perencana memberikan gambar rencana dan peraturan serta syarat-
syarat, kemudian kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.
2.2.1 Pemilik Proyek
Pemilik proyek/pemberi tugas pada proyek ini adalah perusahaan swasta
yang mempunyai prakarsa memborong bangunan sesuai dengan dokumen
kontrak. Pemilik proyek berkewajiban memberi tugas kepada unsur pelaksana
proyek lainnya dan sebaliknya unsur tersebut bertanggungjawab kepada pemilik
proyek atas tugas yang diberikan. Adapun yang bertindak sebagai pemilik dari
proyek Duta Mall 2 pada Jalan A. Yani km 2, Banjarmasin ini adalah PT Govindo
Utama. Pada proyek tersebut, PT Govindo Utama juga bertindak sebagai
konsultan pengawas proyek.

2.2.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah divisi yang diberi tanggung jawab oleh
pemilik proyek berupa konsultasi dalam perencanaan bangunan dan berfungsi
membantu mengelola proyek untuk membuat semua dokumen perencanaan yang
diperlukan oleh proyek.
Dokumen yang direncanakan oleh pihak divisi perencana teknis adalah:
1. Mengadakan penelitian mengenai kondisi lahan atau laporan hasil
penelitian lapangan
2. Melakukan survey proyek sejenis atau laporan hasil survey
3. Laporan pendahuluan dan membuat analisa harga awal (RAB)
4. Rencana kerja dan syarat pekerjaan (RKS)
5. Pembuatan gambar rencana
6. Membuat perhitungan teknis sesuai dengan TOR (Term Of Reference)
Adapun konsultan perencana dalam proyek Duta Mall 2 sebagai berikut:
- Struktur = PT Wijaya Multi Konstruksi
- Arsitektur = CV Adhi Cipta Laras

2.2.3 Kontraktor

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Kontraktor atau pemborong adalah perusahaan, baik perorangan atau


badan hukum yang bidang usahanya adalah menerima tugas, melaksanakan
pengadaan barang, melaksanakan pekerjaan dan menerima pembayaran yang telah
disetujui bersama dalam kontrak. Dalam proyek ini kontraktor yang diberi
wewenang untuk melaksanakan pekerjaan adalah PT Duta Bangun Properti.
a. Tugas kontraktor/pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan apa yang telah dirancang oleh konsultan perencana sesuai
dengan perjanjian kontrak.
2. Menjalankan metode-metode teknik, tahapan-tahapan pekerjaan dan
prosedur kerja sesuai dengan dokumen kontrak dalam melaksanakan
pekerjaan.
3. Membuat jadwal pelaksanaan (time schedule) secara terperinci sesuai
dengan jenis kegiatan yang ada serat mengevaluasinya.
4. Menyediakan bahan-bahan, tenaga kerja, alat-alat, listrik dan segala apa
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
5. Menyusun strategi untuk mempercepat pekerjaan dan menjaga ketepatan
waktu pelaksanaan sesuai dengan perjanjian.
b. Kewajiban kontraktor/pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab atas selesainya bangunan yang dibuat dengan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
2. Mengikuti ketentuan-ketentuan yang yang ada dalam dokumen kontrak.
3. Mengikuti dan menaati petunjuk yang diberikan oleh konsultan maupun
stafnya.
4. Memeriksa dan meneliti semua gambar dan ketentuan-ketebtuan dalam
kontrak pekerjaan. Apabila diperkirakan ada kesalahan, maka harus
menyampaikan kepada pemberi tugas untuk mendapatkan penyelesaian
lebih lanjut.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan atau pengadaan barang wajib menaati
semua peraturan yang berlaku, di antaranya perturan tentang keselamatan
kerja dan peraturan tentang perburuhan.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Pada proyek ini, kontraktor utama membagi tugas pekerjaan menjadi sub-
sub kontraktor sebagai berikut :
1. Tiang Pancang : PT Wahana Cipta Concreteindo (Surabaya)
2. Pengadaan Beton Ready Mix : PT Nusantara Jaya Mix (Banjarmasin)

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT Duta Bangun Properti

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049) 11
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Uraian secara garis besar mengenai tugas dan tanggung jawab struktur
organisasi diatas adalah seperti berikut ini:
1. Project Manager (PM)
Dalam struktur organisasi, pimpinan merupakan kunci utama keberhasilan,
begitu pula dengan Project Manager. Seperti pimpinan pada umumnya, Project
Manager mempunyai tanggung jawab penuh atas kegiatan yang berada dibawah
keorganisasian PT. Govindo Utama dalam Pembangunan gedung parkiran Proyek
Duta Mall 2. Tugas dari seorang Project Manager adalah mengatur keseluruhan
pelaksanaan kegiatan proyek agar target yang dihasilkan dapat sesuai dengan
biaya, mutu dan waktu yang telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen
kontrak. Selain itu, Project Manager bertanggung jawab membina dan
mengarahkan seluruh manajer sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing
agar tujuan dapat tercapai.
Secara rinci tugas Project Manager adalah sebagai berikut :
a. Membuat petunjuk pelaksanaan termasuk RAP (Rencana Anggaran
Pembangunan) dan kegiatan perencanaan yang lain (Review Doc,
Spec hitung kembali dan metode pelaksanaan).
b. Mempresentasikan RAP untuk disahkan.
c. Menangani tugas-tugas :
1) Engineering (termasuk Administrasi Kontrak)
2) Administrasi keuangan, personalia dan umum.
3) Operasi lapangan (Quality Plan, Production Plan dan Safety
Plan).
d. Membina hubungan kerja dengan :
1) Owner
2) Konsultan Perencana/Pengawas
Mitra Kerja seperti Supplier ,Sub Kontraktor, Mandor
e. Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal dan
eksternal.
f. Mengadakan evaluasi terhadap :
1) Progress fisik
2) Biaya

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

3) Quality
4) Standard
5) Moral dan Maintenance
g. Membuat rencana tindak lanjut/corrective action terhadap
penyimpangan yang terjadi..

2. Safety dan K3
Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (K3)
dilakukan untuk menuju sasaran kondisi zero accident, menjamin agar dalam
pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta agar
produktivitas tidak terganggu. Pada divisi tersebut terdiri dari Chief K3 dan
Assistant K3

3. General Affair/ Umum


Divisi atau bagian dalam perusahaan yang mengurus segala hal tentang
keperluan rutin dan mendadak dalam perusahaan adalah General Affair (GA).
General Affair sebenarnya lebih berfokus untuk memberikan pelayanan kepada
seluruh bagian perusahaan demi kelancaran kerja perusahaan secara menyeluruh
melalui supporting unit.
Biasanya, GA memiliki beberapa fokus pelayanan yaitu aset dan
pembelian yang dimana keduanya mencakup maintenance serta pemesanan
melalui vendor terpercaya. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai tugas
dan tanggung jawab General Affair di dalam perusahaan.
Divisi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Mekanik dan Albes
b. Security
c. Logistic
d. Purchasing
e. Operator

4. QA Manager dan Civil Engineer

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Quality Assurance (QA) adalah secara umum mencakup monitoring, uji-


tes dan memeriksa semua proses produksi yang terlibat dalam produksi suatu
produk. Memastikan semua standar kualitas dipenuhi oleh setiap komponen dari
produk atau layanan yang disediakan oleh perusahaan untuk memberikan jaminan
kualitas sesuai standar yang diberikan oleh perusahaan.
Jadi Quality Assurance mempunyai tugas dan tanggung jawab pokok
terkait dengan peran jaminan kualitas. Meskipun sifat yang tepat dari pekerjaan
jaminan kualitas akan berbeda berdasarkan pada industri tertentu, tugas utama dan
kompetensi terkait dengan memastikan bahwa produk tersebut memenuhi standar
kualitas yang diperlukan atau diberikan sesuai standar perusahaan.
Divisi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Drafter
b. Cost Control
c. QS & Tech. Admin.
d. Engineering & QS

5. Site Manager Structure


Fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan bidang struktur, dengan
memperhatikan metode kontsruksi, sistematika dan tahapan pelaksanaan.
Pengambil keputusan tertinggi dilapangan, memegang tanggung jawab penuh,
posisi-posisi ini seringnya di tempati oleh orang-orang yang sudah berpengalaman
memegang kendali proyek juga paham di bidang proyek yang di kerjakan. Tidak
hanya bertanggung jawab terhadap kelancaran proyek akan tetapi terhadap team/
anak buahnya juga.
Divisi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Pelaksana Struktur
b. Surveyor

6. Site Manager Finishing


Fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan bidang finishing, dengan
mengatur kegiatan pekerjaan finishing dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan
finishing. Pengambil keputusan tertinggi dilapangan, memegang tanggung jawab

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

penuh, posisi-posisi ini seringnya di tempati oleh orang-orang yang sudah


berpengalaman memegang kendali proyek juga paham di bidang proyek yang di
kerjakan. Tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelancaran proyek akan tetapi
terhadap team/ anak buahnya juga.
Divisi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Pelaksana Finishing
b. Suveyor

7. Senior Pelaksana MEP


MEP (Mekanikal, Elektrikal Plumbing) adalah suatu pekerjaan drafter
yang bertugas membuat sistem kontrol mekanikal, elektrikal, Sistem plumbing
adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan
(air kotor dan air bekas), sistem venting (sirkulasi pembuangan gas, udara atau
uap air), air hujan dan penyediaan air bersih.
Divisi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Chief Pelaksana EL (Elektrikal) dan ELK
b. Pelaksana EL(Elektrikal) dan ELK
c. Pelaksana Plumbing
d. Pelaksana MVAC (Mechanical Ventilation & Air Conditioning)

2.3 Penjadwalan
Pembahasan pada laporan ini mengacu pada awal sampai berakhirnya
observasi Praktik Kerja di lapangan, yaitu sejak 7 Februari 2020 sampai dengan
April 2020.

2.4 Data Kontrak Proyek


Data-data kontrak atau dokumen kontrak adalah ketentuan yang bersifat
mengikat, yang dibuat oleh pemilik proyek atau pejabat pembuat komitmen dan
kontraktor pelaksana, dengan tujuan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat
merugikan salah satu pihak. Oleh karena itu, dalam dokumen kontrak biasanya
terdapat ketentuan hak dan kewajiban kedua belah pihak. Dokumen kontrak (surat
perjanjian) pada pekerjaan pembangunan Duta Mall 2 ini berupa Surat perjanjian

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Pemborongan antara PT Govindo Utama dengan PT Duta Bangun Properti yang


menyatakan pada hari Kamis tanggal 19 April 2015 dibuat dan ditandatangani
Surat Perjanjian Pemborongan bahwa PT Govindo Utama yang dalam hal ini
diwakili oleh Dicky Gunawan selaku Direktur Utama sebagai Pihak Pertama dan
PT Duta Bangun Properti yang dalam hal ini diwakili oleh Ir. Bahar Waluyo
selaku Direktur Utama sebagai Pihak Kedua. Dimana selanjutnya Pihak Pertama
dan Pihak Kedua secara bersama-sama untuk selanjutnya disebut Para Pihak
setuju dan semufakat untuk membuat Perjanjian tersebut dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku. (No. 001/SPP/GU – DBP/IV/2015).

2.4.1 Jenis Konstruksi


Jenis konstruksi dari pembangunan Parkiran Proyek Duta Mall 2 pada
Jalan A. Yani km 2 adalah struktur beton bertulang. Penggunaan struktur rangka
beton lebih dominan pada proyek tersebut dengan jumlah lantai 10 tingkat dan
total luasan + 1000 m2.
Adapun jenis dan macam pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek
pembangunan Duta Mall 2 pada Jalan A. Yani km 2 adalah :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan pemancangan
3. Pekerjaan galian
4. Pekerjaan pemasangan tulangan kolom
5. Pekerjaan pemasangan bekisting kolom, balok, dan pelat
6. Pekerjaan pemasangan tulangan balok dan pelat
7. Pekerjaan pengecoran kolom, balok, dan pelat
Penulis melakukan observasi pada tanggal 7 Februari 2020 sampai April
2020. Dimana penulis melakukan observasi praktik kerja pada proyek parkir
mobil (kapasitas mobil berjumlah kurang lebih 1000 unit) tersebut dengan
pekerjaan yang ditinjau yaitu Pekerjaan struktur parkir mobil yang berupa
metode pekerjaan kolom, balok, pelat, dan ramp.

2.4.2 Peralatan dan Tenaga Kerja

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

A. Peralatan
Agar pelaksanaan pekerja proyek berjalan lancar dan sesuai dengan
rencana kerja, perlu adanya peralatan atau alat-alat berat dan tenaga kerja.
Peralatan itu berdaya guna tinggi jika peralatan tersebut dapat menghasilkan
produksi yang maksimal tetapi menggunakan biaya yang minimal. Adapun alat-
alat yang menunjang dalam pelaksanaan proyek adalah :
1. Excavator adalah sebuah jenis alat berat yang terdiri dari mesin di atas roda
khusus yang dilengkapi dengan lengan dan alat pengeruk yang digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan berat berupa penggalian tanah yang tidak bisa
dilakukan secara langsung oleh tangan manusia. Excavator yang digunakan
pada proyek tersebut bermerk Kobelco SK200-8. Bisa dilihat pada Gambar
2.4.

Gambar 2.4 Excavator


2. Tower Crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki
mekanisme gerakan yang cukup lengkap, yakni kemampuan mengangkat
muatan, menggeser, menahannya tetap di atas dan membawa muatan ke
tempat yang ditentukan. Pada proyek ini terdapat 1 buah Tower Crane yang
beroperasi dan muatan yang seragam yang diangkutnya, memungkinkan
fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk
memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower Crane
bisa dilihat pada Gambar 2.5

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.5 Tower Crane


3. Truck Mixer berfungsi untuk mengangkut beton dari pabrik semen ke
lokasi kontruksi sambil menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak
mengeras dalam perjalanan yang berkapasitas 4-6 m3. Truck berasal dari
pengadaan Beton Ready Mix oleh PT Nusantara Jaya Mix. Truck Mixer
bisa dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Truck Mixer


4. Concrete pump adalah sebuah mesin/alat yang digunakan untuk menyalurkan
adonan beton segar dari bawah ke tempat pengecoran atau tempat pengecoran
yang letaknya sulit dijangkau oleh truck mixer. Concrete pump jenis LiuGong
HBT60-13-130R berupa alat pompa beton yang menjadi satu kesatuan
dengan truk sehingga lebih mudah untuk berpindah tempat. Alat ini mampu
memompa sampai lantai 11 dengan kecepatan pompa yang memiliki 3 tingkat
kecepatan. Concrete Pump bisa dilihat pada Gambar 2.7.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.7 Concrete Pump


5. Bar Bender adalah alat/mesin yang di gunakan untuk menekuk besi ulir atau
beton dengan diameter yang sesuai dengan kapasitas mesin dan dalam
berbagai macam sudut sesuai dengan perencanaan. Bar Bender mempunyai
batas pembengkokkan besi tulangan maksimal diameter besi 32 mm. Bar
Bender bisa dilihat pada Gambar 2.8

Gambar 2.8 Bar Bender


6. Bar Cutter merupakan pemotong baja tulangan yang digerakkan oleh tenaga
listrik sehingga pemotongan dapat dilakukan dengan jauh lebih cepat dan
hemat tenaga. Selain itu diameter baja atau besi yang dapat dipotong juga
jauh lebih besar daripada pemotongan menggunakan gunting beton manual.
Bar cutter bisa dilihat pada Gambar 2.9

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.9 Bar Cutter


7. Total station adalah alat ukur survei yang digunakan untuk mengukur sudut,
jarak, arah, menetukan koordinat, dan perbedaan ketinggian secara elektronik
dalam satu alat. Alat ukur survei ini dilengkapi dengan komputer untuk
mempermudah proses data, juga dilengkapi dengan reflektor sebagai target
dan pengganti sumbu ukur. Pada proses pembangunan jumlah yang
digunakan berjumlah 1 buah Total Station, yang dapat dilihat pada Gambar
2.10

Gambar 2.10 Total Station


8. Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong yang dilengkapi
dengan nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat berputar ke
arah horizontal. Pada proses konstruksi alat yang dipersiapkan dengan prinsip
menyipat datar, maka alat ini dapat digunakan untuk memperoleh pandangan
mendatar atau mendapatkan garis bidikan yang sama tinggi, sehingga titik-
titik yang tepat dengan garis bidik/bidikan akan mempunyai ketinggian yang

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

sama. Pada proyek pembangunan ini waterpass yang dipakai berjumlah 1


buah, bisa dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Waterpass


9. Kompressor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor
biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai
tenaga penggeraknya. Dalam pekerjaan kontruksi terdapat 4 buah kompressor
yang digunakan untuk pembersihan area yang akan dicor. Kompressor bisa
dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Kompressor


10. Power trowel berfungsi untuk meratakan permukaan beton atau acian pada
permukaan lantai. Selain itu mesin ini juga dapat menghaluskan permukaan
batuan keras/jenis lantai andesit. Terdapat 3 buah Power Towel pada proyek
tersebut. Alat ini digunakan pada saat pengecoran dilakukan sesudah beton
segar dituangkan mesin power trowel digunakan untuk meratakan permukaan

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

beton sesuai ketebalan yang diinginkan. Power trowel bisa dilihat pada
Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Power trowel


11. Vibrator merupakan alat pemadat pada cor beton yang befungsi
menghilangkan udara yang terjebak dalam cor-coran beton yang dapat
mengakibatkan keropos beton dengan cara pengetaran atau penusuk-nusukan
cor-coran beton. Pada proyek ini terdapat 3 Vibrator Pemadatan digunakan
segera setelah campuran beton dituang, dimana pada keadaan tersebut sifat
beton masih plastis. Selain untuk menghasilkan beton yang kuat dan tahan
lama, pemadatan beton juga akan memberikan hasil permukaan beton halus.
Vibrator bisa dilihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Vibrator


12. Concrete bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete
sampai ke tempat pengecoran. Beton dari truck mixer concrete dituangkan
kedalam Concrete bucket, kemudian pengangkutan dilakukan dengan bantuan

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

tower crane. Dalam pengerjaannya dibutuhkan satu orang sebagai operator


concrete bucket yang bertugas untuk membuka atau mengunci agar cor-an
beton tidak tumpah pada saat dibawa ke area pengecoran dengan tower crane.
Concrete bucket bisa dilihat pada Gambar 2.15

Gambar 2.15 Concrete bucket


13. Scaffolding atau juga dikenal sebagai perancah merupakan alat yang
berfungsi untuk menopang konstruksi atau pekerja yang ada diatasnya.
Biasanya scaffolding digunakan untuk menyangga beton diatasnya setelah
dilakukan pengecoran sehingga tetap pada posisinya. Selain itu juga untuk
menyangga manusia dan material yang ada di konstruksi. Bagian-bagian dari
Scaffolding:
a. Jack base
Jack base berfungsi sebagai tumpuan atau kaki dari rangkaian yang terletak
paling bawah. Digunakan untuk menopang beban-beban saat pelaksanaan
pekerjaan. Jack Base dapat dilihat pada Gambar 2.16

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.16 Jack Base


b. Main frame
Main frame Merupakan rangka utama pada rangkaian atau digunakan
sebagai tubuhnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.17

Gambar 2.17 Main frame


c. Cross Brace
Cross Brace berfungsi sebagai pengaku dan pengikat antar main frame.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.18

Gambar 2.18 Cross Brace


d. Join pin
Join pin adalah bagian yang berada pada atas main frame atau rangka atas
dari scaffolding. Biasa digunakan untuk menyambung agar lebih tinggi dan
lebih kokoh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.19.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 2.19 Join Pin


e. U-head
U-head berfungsi sebagai penyangga balok suri-suri. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 U-head

B. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang bekerja pada pihak kontraktor, bila dilihat dari
statusnya terbagi atas:
a. Tenaga kerja ahli
Tenaga kerja ahli adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan penting
terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja
lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

pekerjaan. Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana,


sarjana muda, dan memiliki pengalaman di bidang masing-masing.
b. Mandor
Mandor dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan-bahan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan penggalian, pembuatan drainase, pembesian dan
pengecoran drainase, serta mengawasi pekerjaan tenaga kerja di bawahnya.
c. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja dengan dilatih khusus sesuai dengan
bidangnya seperti
- Tukang kayu
- Tukang besi.
Pada proyek ini jumlah tenaga kerja terlatih sebanyak orang.
d. Tenaga kerja kasar
Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang langsung bekerja di lapangan
dan melakukan pekerjaan kasar dengan petunjuk tenaga ahli. Biasanya yang
dibutuhkan dari tenaga kerja kasar adalah tenaganya saja. Dalam
pekerjaannya pekerja kasar dikepalai oleh mandor. Pada proyek ini tenaga
kerja kasar berjumlah orang

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi


Pekerjaan di lapangan tidak hanya dikerjakan oleh satu orang tetapi oleh
banyak orang (team) sehingga memerlukan koordinasi dan kerjasama yang baik
agar pekerjaan lancar dan sesuai target yakni dapat selesai pada waktu yang telah
ditentukan. Untuk itu diperlukan manajemen yang benar agar semua pihak dapat
melaksanakan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Pelaksanaan kegiatan harus
menuju kearah tujuan yang ingin dicapai dan tetap dalam arah kebijaksanaan yang
telah ditetapkan. Dalam pelaksanaanya, pimpinan memiliki peranan yang
dominan dalam menggerakan organisasi menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam penulisan laporan ini pembahasan dibatasi dengan hanya memuat
tahap pelaksanaan dan pengawasasan selama kurang lebih terhitung mulai tanggal
7 Februari 2020 sampai dengan April 2020, dengan rincian pekerjaan
pemasangan tulangan pelat, balok, kolom dan ramp, mulai penentuan titik-titik
acuan menggunakan total station digital sampai dengan pemasangan perancah
besi, bekisting menggunakan kayu hingga pembetonan dilanjutkan sampai
dengan lantai 5.

3.1.1 Pekerjaan Konstruksi Kolom


Pada proyek Duta Mall 2, kolom yang digunakan berbentuk persegi
panjang dan lingkaran. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini
secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-
masing tipe kolom berbeda-beda. Kolom yang digunakan pada proyek ini terdiri
dari beberapa tipe, yaitu K1 (90x90), K2 (D90), (Lihat Gambar), menggunakan
tulangan utama jenis ulir dengan diameter 25 mm, dan sengkang ukuran Ø10-15
cm. Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
A. Penentuan As Kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan.
Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

menentukan as kolom membutuhkan alat-alat seperti, meteran, spidol tinta, dll.


Proses pelaksanaan sebagai berikut :
1. Penentuan as kolom dengan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench
Mark).
2. Buat as kolom dari garis pinjaman (lihat Gambar 3.1).
3. Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari spidol dan
benang).

Gambar 3.1 Penentuan Posisi Kolom

B. Pembesian Kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di
tempat lain yang lebih aman.
2. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja (lihat Gambar
3.2).
3. Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan
sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
4. Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan
utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
5. Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast diangkut
dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
6. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)
Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 3.2 Pembesian Tulangan Kolom

C. Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian
tulangan telah selesai dilaksanakan. Berikut ini adalah uraian mengenai proses
pembuatan bekisting kolom.
1. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
2. Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom
sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari
masing-masing as kolom.
3. Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai
dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan
dalam penempatan bekisting kolom.
4. Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
5. Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
6. Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
7. Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
8. Setelah tahapan diatas telah dikerjakan (lihat Gambar 3.3), maka kolom
tersebut siap dicor.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 3.3 Bekisting Kolom dengan Clamp Baja

D. Pengecoran Kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
1. Persiapan pengecoran. Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan
dicor harus benar-benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan
konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
2. Setelah persiapan selesai, pelaksanaan pengecoran dilakukan dengan
menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa dengan
kapasitas bucket sampai 0,9 m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower Crane seperti pada Gambar 3.4.
3. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan
beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 3.4 Proses pengecoran kolom dengan Concrete Bucket

E. Pembongkaran Bekisting Kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran
bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:
1. Setelah beton berumur minimal 12 jam, maka bekisting kolom sudah dapat
dibongkar.
2. Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar
lekatan beton pada plywood dapat terlepas.
3. Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
4. Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga
rangkaian/panel bekisting terlepas.
5. Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan Tower Crane ke lokasi pabrikasi awal.

3.1.2 Pekerjaan Konstruksi Pelat Lantai dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai
dikerjakan serta pekerjaan ramp hampir sama dengan pekerjaan pelat hanya saja
perbedaan pada sisi yang lebih miring pada setiap sudutnya. Pada proyek, sistem
balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan memiliki tipe
yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk)
dan balok anak. Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran


sampai pelepasan bekisting.

A. Tahap Persiapan
1. Pekerjaan Pengukuran. Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur
atau memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini
digunakan alat ukur waterpass.
2. Pembuatan Bekisting. Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu
kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan
panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai
dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan
langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso
5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
3. Pabrikasi besi. Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan
sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada
dilakukan dengan sistem pabrikasi di las besi dan ada yang dirakit diatas
bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan
di atas bekisting yang sudah jadi.

B. Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat


a. Pembekistingan Balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
1. Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai
dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
2. Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack
atau U-head jack nya.
3. Pada U-head dipasang balok kayu (girder) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu
5/7) dengan arah melintangnya (lihat Gambar 3.5), kemudian dipasang
pasangan plywood sebagai alas balok.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

4. Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang
dipasang di atas suri-suri.

Gambar 3.5 Pemasangan Bekisting Balok

b. Pembesian Balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
1. Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi
kemudian diangkat menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan
dipasang.
2. Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting
balok dan ujung besi balok dimasukkan ke kolom (lihat Gambar 3.6).
3. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping
balok lalu diikat.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 3.6 Pemasangan Tulangan Balok

c. Pembekistingan Pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
1. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok.
Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk
pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan joint pin. Perhitungan ketinggian scaffolding pelat
dengan mengatur base jack dan U-head jack nya.
2. Pada U-head dipasang balok kayu (gelagar) 6/12 sejajar dengan arah cross
brace dan diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
3. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat (lihat Gambar 3.7). Pasang
juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku.Plywood
dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat
menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran.
4. Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai
pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat
mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

Gambar 3.7 Pemasangan Bekisting Pelat Lantai

d. Pembesian pelat

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian


pelat, antara lain :
1. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap.
Besi tulangan diangkat menggunakan Tower Crane dan dipasang diatas
bekisting pelat.
2. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang
tulangan.
3. Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
4. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat.
Pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
Contoh hasil pekerjaan pembesian lihat Gambar 3.8.

Gambar 3.8 Pembesian pada pelat lantai dan balok

e. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan
checklist/ pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian
balok adalah diameter dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah
sengkang, ikatan kawat, dan beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang
diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap balok, jumlah dan jarak
tulangan ekstra, perkuatan pada lubang-lubang di pelat lantai, beton decking, kaki
ayam, dan kebersihannya. Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

selesai selanjutnya pengecekan elevasi pada bekisting balok dan pelat dengan
waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.

C. Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


a. Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat
dilakukan pengecoran. Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. dengan
menggunakan concrete pump dengan menggunakan beton Ready Mix. Sebelum
proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan. Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain
mengenai hal tersebut, sebelum dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan
dulu dengan menggunakan kompressor. Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat
adalah sebagai berikut:
1. Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete
pump yang menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi
pengecoran, dengan menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-
sambung, seperti pada Gambar 3.9.
2. Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
3. Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan perataan permukaan coran
dengan menggunakan alat-alat manual.
4. Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 3.9 Proses Pengecoran Balok dan Pelat Lantai

b. Pengecoran Pelat lantai


Pengecoran pelat lantai dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.
Peralatan pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu
Concrete Pump, truck mixer, vibrator, lampu kerja, papan perata. Adapun proses
pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan izin pengecoran disetujui, engineer menghubungi
pihak beaching plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang
dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air
compressor sampai benar – benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari
PT Nusantara Jaya Mix menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi
waktu keberangkatan, kedatangan, waktu selesai, volume.
4. Concrete Pump dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk
membersihkan isi pipa dari debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya.
Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong untuk mengambil
sampel dan test slump yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas.
5. Setelah dinyatakan OK, pengecoran siap dilaksanakan.
6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung
diambil Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket Concrete
pump lalu dipompa dan dialirkan melalui pipa ke lokasi pengecoran.
M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)
Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

7. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok


terlebih dahulu selanjutnya untuk plat diratakan oleh scrub secara. 1 pekerja
vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap
bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
8. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan
beton segar tersebut diratakan permukaan dengan menggunakan balok kayu
yang panjang dengan memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
9. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang
telah ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 5 sampai 7 jam.
D. Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran bekisting dilakukan setelah 14 hari pengecoran
sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan Minimal 7 hari setelah
pengecoran seperti pada Gambar 3.12. Sebagai penunjang sampai pelat benar –
benar mengeras.

Gambar 3.12 Proses Pelepasan bekisting

3.2 Pengendalian Mutu


Produk kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan mutu yang
dipersyaratkan. Untuk itu, diperlukan pengendalian terhadap mutu yang telah
dilakukan di lapangan. Pada proyek ini, pengadaan ready mix concrete dikerjakan
M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)
Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

oleh PT. Nusantara Jaya Mix. Setiap proses pengecoran beton di lapangan, akan
dilakukan Slump Test pada hari pengecoran, dapat dilihat pada Gambar 3.52.
Slump Test merupakan metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi
atau kekakuan dari campuran beton segar untuk menentukan tingkat workability
nya. Kekakuan dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang
digunakan. Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Hasil dari Slump Test yang dilakukan
adalah 10+ 2 cm. Selain itu juga akan diambil sampel uji secara acak dari setiap
truck mixer yang dibuat berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan
tinggi 30 cm seperti terlihat pada Gambar 3.53 untuk kemudian di uji kuat tekan
dengan umur beton 7, 14, dan 28 hari,. Pengertian kuat tekan beton adalah
besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila
dibebani gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Uji kuat tekan
bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton
sampai beton mengalami kehancuran.

Gambar 3.52 Uji Slump yang Dilakukan pada Hari Pengecoran

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

Gambar 3.53 Proses Pengambilan Sampel Benda Uji Silinder

3.3 Kendala yang terjadi


3.3.1 Kendala Dalam Pekerjaan Struktur Kolom
Dari pelaksanaan pekerjaan struktur kolom yang dilakukan terdapat
beberapa kendala yang terjadi, kendala tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan Bekisting yang kurang rapi mengakibatkan kolom tidak sesuai
ukuran rencana. Hal ini terjadi kemungkinan akibat pekerja kurang focus
atau pengawas yang kurang teliti mengawasi, Strategi yang dilakukan
dengan membuat clam besi pada begisting kayu agar begisting lebih rapi.
2. Pemadatan beton yang kurang sempurna sehingga mengakibatkan rongga-
rongga pori pada kolom. Maka dalam hal ini pemadatan menggunakan
vibrator.
3. Kendala cuaca yang tidak menentu saat pengecoran kolom juga menjadi
permasalahan dalam pengecoran kolom.
4. Pemasangan tulangan yang tidak rapi maka perlu pengecekan tulangan
sebelum pengecoran. Maka pengawas melakukan sebelum pengecoran.

3.3.2 Kendala Dalam Pekerjaan Pelat Lantai dan Balok


Dari pelaksanaan pekerjaan struktur plat dan balok yang dilakukan
terdapat beberapa kendala yang terjadi, kendala tersebut adalah sebagai berikut:

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)
Laporan Praktik Kerja
(HSBB-704)

1. Pemasangan Bekisting yang kurang rapi mengakibatkan plat dan balok tidak
sesuai ukuran rencana. Hal ini terjadi kemungkinan akibat pekerja kurang
focus atau pengawas yang kurang teliti mengawasi maka pengawas perlu
meningkatkan pengawsaannya.
2. Pemadatan beton yang kurang sempurna sehingga mengakibatkan rongga-
rongga pori pada kolom. Maka dalam hal ini pemadatan menggunakan
vibrator.
3. Mobil Ready-Mix Kesulitan masuk area pengecoran dikarenakan area
pelaksanaan proyek berada di area loading dock dan area masuk parkir
kendaraan roda dua, yang mengakibatkan banyak kendaraan pengangkut
barang maupun kendaraan roda 2 yang melewati area proyek serta
kendaraan pengangkut barang yang parkir disekitar area pelaksanaan
proyek. Untuk mengatasi kendala tersebut maka pihak kontraktor
melakukan pekerjaan pengecoran pada sore hingga malam hari saat area
proyek tidak terganggu oleh kendaraan yang lewat dan parkir.
4. Kendala cuaca yang tidak menentu saat pengecoran kolom juga menjadi
permasalahan dalam pengecoran kolom. Strategi yang dilakukan yaitu
dengan melemburkan pekerja dan menambah jumlah pekerja.
5. Pemasangan tulangan yang tidak rapi maka perlu pengecekan tulangan
sebelum pengecoran. Maka pengawas melakukan pengecekan sebelum
pengecoran.

M. Iqbal Cahyaningrat (1710811210033)


Rizqa Dillanisyia (1710811120049)

Anda mungkin juga menyukai