TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Balita
Anak balita merupakan salah satu golongan usia yang mendapatkan prioritas
utama oleh pemerintah dalam hal upaya perbaikan gizi karena kelompok anak pada
usia terbilang masih sangat membutuhkan gizi untuk progres dan pertambahan. Balita
yang kurang gizi memiliki ancaman berputih tulang lebih tinggi dibandingkan balita
Masa balita menjadi lebih berguna karena menjadi masa yang perseptif dalam
upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berbobot di masa depan. Terlebih lagi
triwulan kedua dan ketiga masa kehamilan dan dua tahun pertama sesudah kelahiran
menjadi masa emas (golden periode) dimana sel sel otak sedang menghadapi
kemajuan dan perkembangan yang maksimal (Nurmaliza, dkk, 2018). Masa balita
zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni, protein, karbohidrat,
mineral, lemk dan vitamin (termasuk air dalam yang cukup). (Susilowati Endang,
dkk, 2017).
Status gizi merupakan kondisi pada tubuh manusia yang mempunyai dampak
dari makanan dan pemakaian zat gizi yang dimakan seseorang. Status gizi dapat
menurut Umur (BB/U) sehingga dapat dibedakan menjadi 4 kategori yaitu gizi buruk,
9
gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih . (Puspasari Nindyna, dkk, 2017). Penilaian status
Bersumber pada sifat indeks berat badan menurut umur (BB/U) diatas, maka
dari itu penelitian ini memakai petunjuk berat badan menurut umur (BB/U) karena
petunjuk tersebut bisa menggambarkan status gizi seseorang sekarang. Selain itu,
penggunaan petunjuk berat badan menurut umur (BB/U) karena petunjuk tersebut
lebih gampang dan lebih cepat dipahami oleh masyarakat umum kemudian dengan
mudah dapat dilaksanakan, sensitif untuk melihat pergantian status gizi jangka
Masa balita usia 1-5 tahun ialah tahap pertumbuhan yang cepat jika tidak
dibantu dengan gizi yang seimbang maka anak terbuang pada kondisi gizi kurang.
Anak balita 1-5 tahun adalah kelompok umur yang sangat sering menderita resiko
kekurangan gizi atau yang dikenal dengan kekurangan energi protein yang termasuk
dalam salah satu kelompok masyarakat rentan gizi. Gizi kurang dan gizi buruk pada
Masalah gizi pada balita yang terjadi selama ini penanggulangannya hanya dilakukan
melalui pendekatan secara medis dan pelayanan kesehatan saja tanpa melihat aspek
Status gizi balita merupakan salah satu petunjuk kesehatan yang dinilai
ini menjadi berarti karena salah satu faktor risiko untuk kejadian kematian dan
kesakitan. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berdedikasi terhadap
10
kesehatannya dan juga terhadap kesanggupan dalam proses pemulihan. (Susilowati
Status gizi anak balita secara langsung maupun tidak langsung dapat
seorang ibu untuk merawat anak batita sejak dalam kandungan, pelayanan kesehatan,
Gizi kurang adalah suatu kondisi berat badan menurut umur (BB/U) tidak
sesuai dengan usia yang seharusnya. Perihal gizi kurang sering terjadi pada balita usia
2-5 tahun karena balita sudah mengaplikasikan pola makan sesuai makanan keluarga
dan mulai dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Kekurangan gizi pada masa
balita terkait dengan pertumbuhan otak sehingga dapat mengganggu kecerdasan anak
dan berdampak pada pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Masalah gizi kurang pada balita masih menjadi masalah kesehatan tertinggi di
dunia termasuk negara indonesia. Indonesia adalah negara berkembang yang masih
melawan masalah kekurangan gizi yang cukup besar. Permasalahan gizi secara
nasional saat ini merupakan balita gizi kurang dan balita gizi buruk. (Nasution Henna
Sultana, 2018). Balita hidup pengidap gizi buruk dapat mengakibatkan penurunan
kecerdasan (IQ) sampai 10 persen. Situasi ini memberikan petunjuk bahwa pada
sebenarnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada kemerosotan mutu
11
sumber daya manusia. Selain itu, penyakit sering yang dapat dialami balita gizi buruk
yaitu penyakit jantung koroner dan diabetes (kencing manis) (Kemenkes 2013).
itu gizi kurang juga berpengaruh atas progres, daya produksi dan perkembangan
intelektual. Anak yang kekurangan gizi pada usia balita akan tumbuh pendek, dan
rendahnya tingkat kecerdasan, karena tumbuh kembang otak 80% terjadi pada masa
dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Dampak lain dari gizi kurang adalah
dkk, 2017).
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung dari kejadian kurang gizi atau gizi
buruk yaitu: makanan, dan penyakit. sedangkan penyebab tidak langsung dari
kejadian kurang gizi atau gizi buruk yaitu: ketahanan pangan keluarga, pola
pengasuhan anak kurang memadai, serta pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terbagi dua yaitu faktor penutup
dan faktor pembuka, faktor penutup yang dapat mempengaruhi status gizi meliputi
pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan budaya, sedangkan faktor pembuka yaitu usia,
kondisi fisik dan penyakit infeksi. (Nasution Henna Sultana, dkk, 2018).
12
Terdapat beberapa hal mendasar yang mempengaruhi tubuh manusia akibat
1. Pertumbuhan
Akibat kekurangan asupan gizi pada masa pertumbuhan adalah anak tidak
dapat tumbuh optimal dan pembetukan otot terhambat. Protein berguna sebagai
dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga
dengan status social ekonomi menengah ke atas, rata-rata mempunyai badan lebih
tinggi dari pada anak-anak yang berasal dari sosial ekonomi rendah. (Par’i, Holil
Muhammad, 2014).
2. Produksi tenaga
tenaga untuk bergerak, bekerja, dengan melakukan aktifitas. Selain itu, orang
akan menjadi malas, merasa lelah, dan produktivitasnya menurun. (Par’i, Holil
Muhammad, 2014).
3. Pertahanan tubuh
menyebabkan kerja sistem imun dan antibodi menurun, akibat anak mudah
terserang penyakit seperti batuk, filek, diare, atau penyakit infeksi yang lebih
berat. Daya tahan terhadap tekanan atau stress juga menurun. (Par’i, Holil
Muhammad, 2014).
13
Kekurangan gizi pada masa janin dan balita dapat berpengaruh pada
pertumbuhan otak karena sel sel otak tidak dapat berkembang. Otak mencapai
pertumbuhan yang optimal pada usia 2-3 tahun. Setelah itu, pertumbuhan otak
menurun dan berakhir pada usia awal remaja. Kekurangan gizi mengakibatkan
berfikir setelah masuk sekolah dan usia dewasa menjadi berkurang. Sebaliknya,
anak dengan gizi baik memiliki pertumbuhan otak yang optimal sehingga setelah
memasuki usia dewasa memilki kecerdasan yang baik sebagai asset untuk
5. Perilaku
Anak-anak yang menderita kekurangan gizi akan memiliki prilaku yang tidak
tenang, cengeng, dan pada stadium lanjut bersifat apatis. Demikian pula dengan
orang dewasa, akan menunjukkan prilaku tidak tenang, mudah emosi, dan mudah
tersinggung.
dalam jaringan
Tingkat penurunan persediaan gizi Biokimia
14
pengaruhi zat gizi, terutama protein
Perubahan fungsi Kebiasaan atau fisiologis
Gejala klinis Klinis
Tanda-tanda anatomi Klinis
Sumber: Par’i, Holil Muhammad, 2014
1. Antropometri
dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah ukuran. Jadi
antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia, misalnya berat
badan, tinggi badan, ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada, ukuran lingkar
lengan atas, dan lainnya. Hasil ukuran antropometri kemudian dirujuk sesuai umur
2. Laboratorium
laboratorium mencakup 2 pengukuran, yaitu uji biokimia dan uji fungsi fisik.
laboratorium kimia. Tes biokimia mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau
jaringan tubuh atau ekskresi urin. Contohnya adalah mengukur status iodium
dan lainnya. Tes fungsi fisik merupakan kelanjutan dari tes biokimia atau tes
fisik. Sebagai contoh tes penglihatan mata (rabun senja) sebagai gambaran
3. klinis
15
pemeriksaan fisik dan riwayat medis merupakan metode klinis yang dapat
gigunakan untuk mendeteksi gejala dan tanda yang berkaitan dengan kekurangan
gizi. Gejala dan tanda yang muncul sering kurang spesifik untuk menggambarkan
kekurangan gizi diawali dari asupan gizi yang tidak cukup. Ketidakcukupan
method) asupan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dapat dapat
saat ini, akan menghasilkan status gizi kurang pada waktu yang akan datang.
Asupan gizi saat ini tidak langsung menghasilkan status gizi saat ini juga. Dalam
hal ini, hasil akhir status gizi memerlukan waktu karena zat gizi akan
2. faktor ekologi
dengan penyebab gizi kurang, baik pada individu maupun masyarakat, seperti
16
mencakup jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, budaya, agama, tingkat
lahan pertanian, dan informasi yang lain. Lingkungan fisik seperti kemarau
dan menyebabkan status gizi kurang. Data kesehatan dan data statistik vital juga
berkaitan dengan status gizi, seperti proporsi rumah tangga yang mendapat air
bersih, proporsi anak yang mendapat imunisasi, data persentase BBLR, proporsi
ibu yang memberikan Asi eksklusif, dan data spesifik angka kematian
RI tahun 2010
17
2.5 Angka kecukupan gizi
umur (gr)
0-5 bulan 550 9 36 59
6-11 bulan 800 15 40 105
1-3 tahun 1350 20 58 215
4-6 tahun 1400 25 61 220
7-9 tahun 1650 40 66 250
(kemenkes RI, 2019)
2.6 Analisis Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Kurang Pada
Balita
dan jenis pangan yang dikonsumsi. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi berpengaruh
terhadap perilaku ibu dalam memilih makanan meliputi jumlah dan jenis pangan yang
akan dikonsumsi untuk seluruh anggota keluarga khususnya anak balitanya yang
ibu untuk merawat anak batita sejak dalam kandungan, pelayanan kesehatan, dan
persediaan makanan di rumah. Malnutrisi pada anak anak sebagian besar disebabkan
18
oleh tingginya infeksi dan kesalahan pemberian makanan pada bayi dan anak-anak
Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan asupan makan seseorang ialah
pengetahuan gizi yang akan berdampak atas status gizi seseorang. Pengetahuan gizi
merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi. Sikap dengan perilaku ibu
dalam menentukan makanan yang akan dimakan oleh balita disebabkan oleh berbagai
faktor, diantaranya yaitu tingkat pengetahuan seseorang tentang gizi sehingga dapat
mengakibatkan status gizi individu tersebut. Pengetahuan gizi ibu yang minim dapat
menjadi salah satu faktor status gizi balita dikarenakan menentukan sikap atau
perilaku ibu dalam menetapkan makanan yang akan dimakan oleh balita serta pola
makan terkait jumlah, jenis dan frekuensi yang akan mengakibatkan asupan makan
pendapatan, Pekerjaan, dan pengetahuan. Selain itu, asupan makan pada balita juga
diakibatkan oleh adat istiadat setempat yang juga dapat mengakibatkan penetapan
makanan oleh ibu. Oleh karena itu, jika seorang ibu mempunyai pengetahuan gizi
yang minim maka asupan makanan yang akan dikasih kepada balita juga kurang tepat
dan dapat mengakibatkan status balita tersebut. (Puspasari Nindyna, dkk, 2017).
ASI terancang dari Lipid, Laktosa, asam amino dan Asam lemak tak-jenuh
ganda. Rasio protein dadih atas kasein dalam ASI menggunakanya siap dihancur.
terhadap mielinasi yang cocok untuk system saraf. Konsentrasi zat besi dalam ASI
19
lebih kecil dari susu formula, tetapi zat besi memiliki peningkatan bioavailabilitas
dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi di usia 4 sampai 6 bulan pertama
ibu ke bayi melalui ASI dan ikatan kasih sayang juga menjadi meningkat. (Rumbo
ASI merupakan sumber asupan nutrisi terhadap bayi baru lahir, yang mana
sifat ASI bertempramen individual sebab pemberiannya terjadi pada bayi berusia 0
bulan sampai 6 bulan. Dalam golongan ini harus diingat-ingat dengan benar
mengenai kontribusi dan kualitas ASI agar tidak menghalangi tahap pertumbuhan
bayi selama enam bulan pertama semenjak hari pertama lahir (HPL), mengingat fase
tersebut merupakan fase emas pertumbuhan anak sampai menginjak usia 2 tahun.
Pemberian ASI dapat mengurangi risiko Penyakit Infeksi Akut seperti Diare,
Meningitis. Bayi yang tidak diberi ASI akan sering mengalami penyakit infeksi.
Kejadian bayi dan balita menderita penyakit infeksi yang berulang akan
mengakibatkan terjadinya balita dengan gizi buruk dan kurus. (Rumbo Helmi, dan
Astin, 2019).
semua lapisan masyarakat secara terus menerus dan dunia usaha dan berkelanjutan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif, air susu ibu atau disingkat ASI merupakan cairan perolehan sekresi
kelenjar payudara ibu. ASI eksklusif ialah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
20
minuman atau makanan lain. Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI
pemerintah yang sama. Sistem pemberian makanan terbaik untuk bayi baru lahir
sampai usia 2 tahun meliputi: Memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6
bulan; Memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu satu jam setelah lahir;
makanan pendamping ASI (MP ASI) yang tepat sejak genap umur 6 bulan. (Rumbo
minuman maupun makanan lain seperti jus, air putih maupun susu formula.
dibantu. Edukasi orang tua waktu kehamilan adalah peran penting penentu
keberhasilan menyusui. Semangat dan dukungan dari ayah dapat berkontribusi besar
dalam menolong ibu menjalani proses inisiasi dan tahapan menyusui sberikutnya,
terutama pada saat terjadi masalah. (Rumbo Helmi, dan Astin, 2019).
Karbohidrat ialah sebagai zat gizi dalam nama golongan zat-zat organik yang
memiliki struktur molekul yang berbeda, meski memilki persamaan dari sudut kimia
dan fungsinya (Sediaoetama achmad djaeni, 2012). Sumber penting dari karbohidrat
adalah gula dan karbohidrat komples. Sejak glukosa dapat disintesa dari asam amino
dan gliserol dari lemak, tidak ada rekomendasi untuk asupan karbohidrat. Namun,
dianjurkan lebih dari setengah kecukupan energi pada bayi dipenuhi dari karbohidrat
21
kompleks. Menurut rekomendasi AKG 2013 bayi usia <6 bulan membutuhkan sekitar
tumbuhan, yakni cuma sedikit saja yang bersumber dari bahan makanan hewani. Di
dalam tumbuhan karbohidrat terbagi menjadi dua fungsi utama, yaitu untuk
mencakup sumber energi terutama yang ada dalam bentuk zat tepung (amylum) dan
zat gula (mono dan disakarida). Menurut Sediaoetama achmad djaeni, 2012,
Timbunan zat tepung berada didalam batang biji, dan akar. Gula yang ada didalam
daging buah maupun yang ada di dalam cairan tumbuhan didalam batang (tebu).
Kegunaan karbohidrat didalam tubuh ialah sebagai salah satu sumber utama
energi. Dari tiga sumber utama energi yaitu karbohidrat, protein,dan lemak.
karbohidrat yaitu sumber energi yang paling murah. Karbohidrat yang tidak dapat
dikomsumsi, rangsangan mekanis yang terjadi dan memberi volume kepada isi usus,
Protein ialah zat gizi yang sangat berguna, karena yang paling kuat ikatanya
a. protein hewani yaitu protein didalam bahan makanan yang bersumber dari
22
b. Protein nabati ialah protein yang bersumber dari bahan makanan tumbuhan,
seperti protein dari dari terigu, jagung (zein), dan lain-lainnya. (Sediaoetama
seseorang.
c) Pemberi tenaga ketika energi kurang tercukupi oleh karbohidrat dan lemak.
Protein adalah komponen dasar pada protoplasma dalam sel karena itu asupan
protein yang cukup penting untuk pertumbuhan normal bayi. Selama masa
pertama , hampir 50% dari kecukupan protein bayi digunakan untuk pertumbuhan.
Sedangkan pada bayi usia 6 bulan kedua ,sekitar 40% kecukupan protein untuk
Kebutuhan protein pada balita yakni sebanyak 2-3 g/kg berat badan dan 1,5- 2
jikamengandung asam amino esensial yang disajikan dalam jumlah yang sukup,
mudah dicerna saluran dan juga mudah diserap oleh tubuh . (Adriani dan Wirjatmadi
2012).
2.6.5 Lemak
23
Lemak merupakan golongan ikatan organik yang terdiri atas elemen-elemen
Hidrogen (H), Oksigen (O), dan carbon (C), yang mempunyai sifat ether, petroleum
benzene. Sumber lemak dibagikan menjadi dua yakni lemak hewani dan nabati.
lemak hewani bersumber dari binatang termasuk, telur, ikan dan susu, sedangkan
Lemak merupakan sumber energi utama bagi bayi. Kebutuhan lemak tidak
jenuh cukup tinggi terutama untuk sel saraf. ASI mengandung 50-55 % lemak dan
jumlah tersebut merefleksikan jumlah yang cukup untuk bayi. Jumlah konsumsi
lemak pada bayi tidak dibatasi berbeda dengan jumlah yang dibutuhkan orang
dewasa. Hal ini disebabkan paad masa bayi terjadi pertumbuhan otak yang
Αlinoleat merupakan asam lemak dengan rantai karbon 18 ( C18) dari golongan
omega tiga sedangkan linoleat yang berasal dari golongan dari omega enam.
2015).
Lemak terdiri dari short, medium dan long-chain-fats. Short dan medium-
chain-fats banyak terdapat pada ASI sedangkan long-chain-fat banyak terdapat pada
makanan formula bayi., namun lebih sulit dicerna oleh bayi . ASI mengandung asam
lemak rantai panjang dalam jumlah yang tepat. Perbandingan komsumsi omega enam
24
dan omega tiga adalah 4:1 setara komposisinya pada ASI. (Fikawati,Sandra,dkk
2015).
demikian sangat berdampak pada kelengkapan gizi dalam suatu keluaga. Keluarga
yang masuk dalam golongan miskin, sering terkena masalah kecukupan gizi. Hal ini
dimana pendapatan merupakan ukuran yang dipakai untuk melihat apakah kehidupan
seseorang itu layak atau tidak layak. Dengan pendapatan tinggi setidaknya semua
kebutuhan pokok terpenuhi sehingga dapat mencapai satu tingkat kehidupan yang
25
klinis
Status gizi
Survei Faktor
konsumsi ekologi
pangan
26