Anda di halaman 1dari 14

“MAKALAH ASPEK HUKUM DALAM PEMBANGUNAN”

Pertemuan Ke-XIV
“PENENTUAN PERAN DALAM SIMULAI PENETAPAN PEMENANG
LELANG BARANG DAN JASA SEBAGAI PPK, KONSULTAN, DAN
KONTRAKTOR ”

Disusun Oleh :

NI NYOMAN AYU DIANTI (19 630 008)


Kelas: A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAU BAU
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa . Karena berkat
limpahan rahmat,karunia dan hidayah-Nya sehinga penulisan makalah yang
berjudul “Penentuan Peran Dalam Simulai Penetapan pemenang Lelang Barang
Dan Jasa sebagai PPK, Konsultan, Dan Kontraktor” ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah ini adalah bentuk tugas yang diberikan dosen
pengampuh mata kuliah Aspek Hukum Dalam Pembangunan dan sekaligus
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pembaca khususnya
mahasiswa Teknik Sipil mengenai Penentuan Peran Dalam Simulai Penetapan
pemenang Lelang Barang Dan Jasa sebagai PPK, Konsultan, Dan Kontraktor.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
beberapa kekurangan, yang luput dari pengamatan dan pemahaman baik dalam
penyajian materi maupun metode penulisannya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak sangatlah di harapkan untuk perbaikan
penulisan makalah selanjutnya.

BAU BAU, 4 Juli 2021

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran sebagai PPK dalam proses penentuan hasil lelang barang dan
jasa.....................................................................................................
B. Peran sebagai konsultan dalam proses penentuan hasil lelang barang
dan jasa ..............................................................................................
C. Peran sebagai kontraktor dalam proses penentuan hasil lelang barang
dan jasa...............................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tata pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih adalah segala
aspek yang berkaitan dengan pengendalian dan pengawasan kekuasaan yang
dimiliki oleh pemerintah dalam menjalankan fungsinya melalui lembaga
formal dan informal. Untuk melaksanakan prinsip Good Governance dan
Clean Government, Pemerintah harus melaksanakan prinsip akuntabilitas dan
pengelolaan sumber daya yang efisien, dan mewujudkannya melalui tindakan
dan peraturan yang baik dan tidak memihak (mandiri), serta menjamin
terjadinya ekonomi dan sosial. interaksi antara pihak-pihak terkait.
(stakeholder) secara adil, transparan, profesional dan akuntabel.
Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui good and clean
governance perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang efektif,
efisien, transparan dan akuntabel. Untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses
pengadaan pemerintah, diperlukan upaya untuk menciptakan keterbukaan,
transparansi, akuntabilitas, dan prinsip persaingan/kompetisi yang sehat
dalam proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai. baik melalui
dana APBN/APBD, sehingga diperoleh barang/jasa yang terjangkau dan
berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik,
finansial, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintahan dan
pelayanan publik.
Sehubungan dengan itu, Peraturan Presiden tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman
pengaturan mengenai tata cara Pengadaan Barang/Jasa yang sederhana, jelas,
dan menyeluruh, sesuai dengan tata kelola yang baik.
bahwa sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, dimana Gubernur membentuk LPSE untuk
memudahkan ULP/Pengadaan Perusahaan dalam melaksanakan pengadaan
barang dan jasa secara elektronik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Peran sebagai PPK dalam proses penentuan pemenang lelang barang
dan Jasa
2. Apa Peran sebagai konsultan dalam proses penentuan pemenang lelang
barang dan jasa
3. Apa Peran sebagai kontraktor dalam proses penentuan pemenang lelang
barang dan jasa
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Peran sebagai PPK dalam proses penentuan pemenang
lelang barang dan Jasa
2. Untuk Mengetahui Peran sebagai konsultan dalam proses penentuan
pemenang lelang barang dan jasa
3. Untuk mengetahui Peran sebagai kontraktor dalam proses penentuan
pemenang lelang barang dan jasa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peran sebagai PPK dalam pengumuman lelang pengadaan brang dan


jasa
1. Penetapan pemenang lelang
Pokja ULP akan mengumumkan pemenang cadangan 1 dan 2 (jika ada)
melalui aplikasi LPSE, pada website sebagaimana tercantum dalam LDP
dan pada papan pengumuman resmi untuk umum. Setelah itu, Pokja ULP
menyampaikan Berita Acara Hasil Lelang (BAHP) kepada PPK dengan
tembusan kepada ULP sebagai dasar penerbitan surat penunjukan
penyedia jasa. (Lamp.5.2.11.Penetapan Pemenang Penyedia Layanan)
2. Negosiasi dan Penetapan Pemenang Hasil Negosiasi
Setelah mendapatkan pemenang dari rangkaian proses lelang mulai dari
prakualifikasi hingga pascakualifikasi untuk selanjutnya dilakukan
klarifikasi, verifikasi, dan rapat negosiasi hasil harga penawaran dalam
penetapan pemenang lelang . (Lamp.5.2.12. Acara Negosiasi &

Penetapan Pemenang Hasil Negosiasi)


3. Surat Perjanjian Kontrak
Surat perjanjian tersebut memuat setiap hak dan kewajiban antara
penyedia jasa dengan pemilik/PPK seperti hal-hal mengenai pekerjaan,
pembayaran denda apabila terjadi keterlambatan kontrak. Surat
perjanjian ini bersifat mengikat, artinya penyedia jasa harus memenuhi
semua persyaratan dan peraturan yang tercantum dalam surat ini.
(Lamp.5.2.13. Perjanjian Kontrak) 5.2.14
4. Perintah Kerja
Perintah kerja diterima oleh penyedia jasa (pemenang lelang) setelah
selesainya persetujuan perjanjian kontrak. Penyedia jasa wajib
menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai
dengan spesifikasi dan kontrak harga yang tercantum dalam SPK.
(Lamp.5.2.14. Persyaratan Umum Perintah Kerja)
5. Surat Perintah Mulai Kerja
Surat perintah mulai kerja (SPMK) adalah Surat Perintah Kerja yang
dikeluarkan oleh pemilik kepada penyedia jasa sebagai perintah untuk
memulai pekerjaan dan bukti yang sah untuk memulai pekerjaan
konstruksi. Perintah memulai pekerjaan juga memuat syarat-syarat
pekerjaan, tanggal mulai pekerjaan, syarat-syarat memulai pekerjaan, dan
waktu penyelesaian pekerjaan. (Lamp.5.2.15. Perintah Mulai Kerja

Dalam hal PPK menyetujui hasil pemilihan, maka PPK menerbitkan


SPPBJ.
Dalam hal PPK tidak setuju dengan hasil pemilihan penyelenggara, PPK
mengajukan penolakan kepada Pokja Pemilihan disertai alasan dan alat bukti.
PPK dan Pokja Pemilu melakukan diskusi bersama tentang hasil seleksi
penyelenggara.
Dalam hal tidak tercapai kesepakatan, pengambilan keputusan hasil
Pemilu disampaikan kepada PA/KPA paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah tidak tercapai kesepakatan.
B. Peran sebagai konsultan dalam pengumuman pemenang lelang pengadaan
barang dan jasa
Penetapan pemenang lelang dilakukan oleh panitia lelang setelah
pengecekan dokumen administrasi di masing-masing penyedia barang/jasa
yang telah mengikuti dan menyerahkan dokumen penawaran. Pemenang
lelang adalah hak mutlak panitia lelang, jadi tidak bisa tidak dapat diganggu
gugat kecuali ada sanggahan yang kuat dari pihak lain, seperti bukti untuk
pemenang tender berulang. Pemenang lelang di sini harus sesuai dengan
kondisi yang ditentukan oleh pemilik proyek berikut ketentuannya

1. Proses pengadaan suatu paket selesai apabila PPK telah menetapkan


pemenang lelang dan Panitia Pengadaan mengirimkan pengumuman
pemenang lelang kepada Peserta lelang melalui SPSE serta masa sanggah
telah dilalui.
2. SPSE secara otomatis akan mengirim pemberitahuan kepada pemenang
lelang dan meminta untuk menyelesaikan proses selanjutnya yang
pelaksanaannya di luar SPSE.
3. Dengan selesainya proses pengadaan melalui SPSE, PPK wajib membuat
dan menyampaikan Surat Penetapan Pemenang kepada pemenang lelang
secara tertulis.
4. Disertai dengan asli dokumen penawaran paket pekerjaan tertentu,
pemenang lelang melakukan penandatanganan kontrak dengan pejabat
terkait yang dilakukan di luar SPSE.
5. Proses pengadaan belum resmi/sah menjadi transaksi pengadaan apabila
masing-masing pihak belum melakukan kewajiban dan haknya sesuai
ketentuan yang berlaku/di tetapkan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah terkait.
6. Pemenang lelang wajib menyelesaikan proses pengadaan di luar SPSE
dengan pejabat Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah terkait.
7. Setelah pemenang ditetapkan melalui website LPSE, pejabat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah terkait dapat menghubungi
pemenang untuk menyelesaikan transaksi pengadaannya segera setelah
berakhirnya proses pengadaan.
8. Pengguna dan masyarakat pada akhir proses pengadaan dapat mengetahui
pemenang lelang paket pekerjaan tertentu melalui website LPSE terkait.

C. Peran sebagai kontraktor dalam penentuan pemenang lelang pengadaan


barang dan jasa

Proses penentuan kontraktor pemenang tender terdiri dari beberapa


langkah tahapan. Tahapan tersebut terdiri dari berbagai penilaian dan evaluasi
dilakukan oleh panitia lelang sebagai wakil yang ditunjuk oleh pemilik
proyek. Penilaian dan evaluasi pada setiap tahapan tersebut digunakan
sebagai dasar bagi panitia lelang untuk menentukan pemenang dari sejumlah
kontraktor berpartisipasi dalam lelang. Penilaian/evaluasi merupakan salah
satu proses yang menentukan keberhasilan suatu proyek. Dalam proses ini,
apa pun jenis kontraknya digunakan, pemilik berkewajiban untuk memastikan
bahwa pelaksanaan fisik proyek tersebut dipegang oleh kontraktor yang
benar-benar cakap, dalam arti memiliki keterampilan dan sarana untuk
melaksanakan pekerjaan secara efisien dan ekonomis, tanpa ada kesulitan
yang akan menurunkan mutu dan kualitas pekerjaan.

1. Panitia menetapkan calon pemenang lelang yang memasukkan


penawaran yang menguntungkan bagi negara dalam arti:
a) Penawaran secara administratif dan teknis
dapatdipertanggungjawabkan
b) Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan
c) Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin hasil produksi
dalam negeri
d) Penawaran tersebut adalah terendah di antara penawaran yang
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam humf a angka 1)
sampai angka 3)
2. Calon pemenang lelang hams sudah ditetapkan oieh panitia
selambatlambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pembukaan penawaran
dalam sistem satu sampul, atu setelah pembukaan sampul II pada sistem
dua sampul atau dua tahap.
3. Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang mengajukan harga
penawaran yang sama, maka panitia meneliti kembali data kualifikasi
peserta yang bersangkutan, dan memilih peserta yang menumt
pertimbangannya mempunyai kemampuan yang lebih besar, dan hal ini
dicatat dalam berita acara.
4. Panitia membuat dan menyampaikan laporan kepada pengguna
barang/jasa atau kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan
untuk menetapkan pemenang lelang, melalui pengguna barang/jasa.
Laporan tersebut disertai usulan pemenang dan penjelasan atau keterangan
lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan.
a) Untuk pengadaan barang/jasa yang bemilai sampai dengan Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar mpiah), apabila pengguna
barang/jasa tidak sependapat dengan usulan panitia, maka pejabat yang
berwenang membahas hal tersebut dengan panitia untuk mengambil
keputusan sebagai berikut:
 Menyetujui usulan panitia, atau
 Meminta panitia untuk melakukan evaluasi ulang berdasarkan
ketentuan dalam dokumen pengadaan, atau
 Menetapkan keputusan yang disepakati bersama untuk melakukan
lelang ulang atau menetapkan pemenang lelang yang dituangkan
dalam berita acara yang memuat keberatan dan kesepakatan
masing-masing pihak.
b) Untuk pengadaan yang bemilai di atas Rp 50.000.000.000,00 (lima
puluh
miliar rupiah), apabila pengguna barang/jasa tidak sependapat dengan
usulan panitia, maka pengguna barang/jasa :38
 Meminta panitia untuk melakukan evaluasi ulang berdasarkan
ketentuan dalam dokumen lelang, atau
 Melaporkan kepada pejabat berwenang menetapkan pemenang
lelang dengan catatan keberatan dari pengguna barang/jasa.
5. Usulan penetapan pemenang lelang disusun sesuai dengan umtannya dan
hams memuat:
a) Nama dan alamat penyedia barang/jasa
b) Harga penawaran setelah dikoreksi
c) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6. Pemenang lelang ditetapkan oieh pejabat yang berwenang menetapkan
berdasarkan usulan dari panitia. Pejabat yang berwenang segera
menetapkan
pemenang lelang dan mengeluarkan Surat Penetapan Penyedia
Barang/Jasa
(SPPBJ), serta menyampaikannya kepada panitia selambat-lambatnya :
Lima hari kerja untuk penetapan oieh pengguna barang/jasa, Empat belas
hari kerja untuk penetapan oieh Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah
Non Departemen/Gubemur/Bupati/Walikota/Direktur Utama
BUMN/BUMD.
7. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang lelang
adalah :
a) Dokumen lelang beserta adendum (bila ada)
b) Berita acara pembukaan penawaran (BAPP)
c) Berita acara hasil pelelangan (BAHP)39
d) Ringkasan proses pelelangan dan hasil pelelangan
e) Dokumen penawaran dari calon pemenang pelelangan dan cadangan
calon pemenang yang telah diparaf panitia dan 2 (dua) wakil peserta lelang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pokja ULP akan mengumumkan pemenang cadangan 1 dan 2 (jika ada)


melalui aplikasi LPSE, pada website sebagaimana tercantum dalam LDP
dan pada papan pengumuman resmi untuk umum. Setelah itu, Pokja ULP
menyampaikan Berita Acara Hasil Lelang (BAHP) kepada PPK dengan
tembusan kepada ULP sebagai dasar penerbitan surat penunjukan penyedia
jasa.
Penetapan pemenang lelang dilakukan oleh panitia lelang setelah
pengecekan dokumen administrasi di masing-masing penyedia barang/jasa
yang telah mengikuti dan menyerahkan dokumen penawaran. Pemenang
lelang adalah hak mutlak panitia lelang, jadi tidak bisa tidak dapat diganggu
gugat kecuali ada sanggahan yang kuat dari pihak lain, seperti bukti untuk
pemenang tender berulang. Pemenang lelang di sini harus sesuai dengan
kondisi yang ditentukan oleh pemilik proyek berikut ketentuannya
Proses penentuan kontraktor pemenang tender terdiri dari beberapa
langkah tahapan. Tahapan tersebut terdiri dari berbagai penilaian dan
evaluasi dilakukan oleh panitia lelang sebagai wakil yang ditunjuk oleh
pemilik proyek. Penilaian dan evaluasi pada setiap tahapan tersebut
digunakan sebagai dasar bagi panitia lelang untuk menentukan pemenang
dari sejumlah kontraktor berpartisipasi dalam lelang. Penilaian/evaluasi
merupakan salah satu proses yang menentukan keberhasilan suatu proyek.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini disusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini saya sadari masih banyak kekurangan,
saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

 https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C11A/2015/C.131.15.0008/
C.131.15.0008-08-BAB-V-20190215011532.pdf
 file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/1285-Article%20Text-2251-1-10-
20190325.pdf
 file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/1285-Article%20Text-2251-1-10-
20190325.pdf
 https://www.academia.edu/35242606/
STUDI_PERAN_KONSULTAN_MANAJEMEN_KONSTRUKSI_PADA
_TAHAPAN_PROYEK_079K
 file:///C:/Users/hp/AppData/Local/Temp/137-Article%20Text-230-1-10-
20191216.pdf
 https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/1799

Anda mungkin juga menyukai