PENDAHULUAN
Barang dan Jasa oleh Kementerian, Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah,
dan kesepakatan lainnya .Agar hakikat atau esensi pengadaan barang dan jasa
tersebut dapat dilaksanakan sebaikbaiknya, maka kedua bela pihak yaitu pihak
1
2
barang dan jasa ;tunduk pada etika dan norma pengadaan barang dan jasa yang
peraturan yang berlaku dalam proses pegadaan barang dan jasa tentang
dan besaran nilai pengadaan yang dapat dikelompokan sebagai metode dalam
meminta atau memberi tugas kepada pihak penyedia untuk memasok atau
dihadapkan pada suatu kondisi darurat di luar rencana dan perkiraan manusia
ideal/normal, salah satunya adalah adanya pandemi corona virus disease 2019.
(COVID-19).
3
Hugh Collns, op. cit., p. 63.
3
barang miliknya.
(COVID-19) yang telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh world health
4
Inri Januar, Pelaksanaan Prestasi Dalam Keadaan Memaksa Yang Terjadi Pada Masa Pandemi,
Jurnal Hukum: HUKUM UNTUK MENGATUR DAN MELINDUNGI MASYARAKAT Fakultas Hukum
Universitas Kristen Indonesia, Hal. 224.
4
langkah cepat, tepat, fokus, terpadu, dan sinergi antar kementerian/ lembaga
dan mencapai titik impas, yakni dengan upaya mengubah metode finansial
5
World Health Organization, WHO Timeline – Covid-19, diakses tanggal 25 Juli 2020.
6
Tauratiya. Overmacht: Analisis Yuridis Penundaan Pelaksanaan Prestasi Akibat Pandemi
COVID-19. Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi, dan Keagamaan. Volume 7 No.1, 2020, hlm.2.
5
stay at home atau work from home menunjukkan fakta bahwa Pandemi
indonesia. Suatu prestasi dalam perjanjian yang sulit bahkan menjadi tidak
mampu dilakukan sama sekali membuat pihak debitur gagal untuk memenuhi
keadaan darurat dapat segera teratasi dan terkendali. Salah satu penanganan
sebelumnya baik dari sisi jenis, jumlah dan waktu yang tidak dapat ditunda
bagi tenaga medis maupun masyarakat dan berbagai barang dan jasa kesehatan
Menyikapi status keadaan darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah maka
langkah lebih lanjut dalam rangka percepatan pengadaan barang dan jasa
peningkatan peran usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah serta
pembangunan berkelanjutan.
kesepakatan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam kontrak kerja karena
hal-hal yang tidak dapat diduga maupun peristiwa tak terduga oleh para pihak.
jasa yang dapat mengakibatkan kerugian bagi para pihak dalam kontrak kerja.
Dalam hukum kontrak, peristiwa tak terduga tersebut dapat dikatakan sebagai
force majeure.
timbul peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya serta di luar kesalahan
dalam KUHPerdata, yakni termuat dalam Pasal 1244 dan 1245 KUHPerdata.
Ketentuan kedua pasal tersebut menyebutkan, dalam hal terjadi force majeure,
barang dan jasa yang mengalami pembatalan. hal ini tidak hanya terjadi di
8
Virus 2019 (Covid-19) yang ditemukan di Wuhan, Cina pada akhir 2019 lalu
Maret 2021, pandemi Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 218 negara
8
World Health Organization, WHO Coronavirus Disease (Covid19),https://covid19.who.int/,
diakses pada 1 Maret 2021
9
World Health Organization, WHO Director-Generals opening remarks at the Media Briefing on
Covid-19, https://www.who.int/dg/speeches/detail/whodirector-general-s-opening-remarks-at-the-
mediabriefing-on-covid-19---11-march-2020diakses pada 25 Desember 2020
9
Berskala Besar (PSBB) berdampak besar bagi industri Pengadaan Barang dan
diimpor dari negara asing yang terinfeksi Covid-19 atau negara yang tidak
seperti pandemi Covid-19. Oleh karena itu, klausul force majeure harus selalu
diatur dan sempat ditunda akibat Pandemi Covid-19. Dalam setiap Kontrak
konsekuensi bagi para pihak ketika peristiwa force majeure terjadi. Klausul
force majeure adalah ketentuan kontraktual yang memberi hak kepada salah
tertentu yang terjadi yang tidak diduga dan menyebabkan pelaksanaan prestasi
jika klausul force majeure tidak menyebutkan wabah atau pandemi sebagai
dan jasa tidak dapat terlaksana sesuai isi kontrak. Hal inilah, yang membuat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu, “Untuk menjelaskan dari
19.”
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
yang berhubungan kontrak pengadaan barang dan jasa dan juga menambah
10
Hansen, Seng.Op.Cit. hlm. 201
11
2. Secara praktis
A. Konsep Perjanjian
1. Pengertian Perjanjian
kepada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk
dalam Pasal 1313 KUH Perdata, yaitu “Suatu perjanjian adalah suatu
terhadap satu orang lain atau lebih”. Menurut Herlien Budiono, perjanjian
sepakat antar dua pihak atau lebih sebagai bentuk pernyataan kehendak
bebas.
11
Subekti. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT.intermasa, 2012.
12
Ibid. hlm.17
12
13
macam, yaitu:
a. Pembayaran;
c. Kompensasi;
e. Pembebasan utang;
13
Sudjana. Akibat Hukum Wanprestasi dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam Transaksi Anjak
Piutang. Jurnal Ilmu Hukum Veritas et Justitia (VeJ). Vol.5 No.2, 2019, hlm.380
14
keseimbangan.
yang membuatnya”
b. Asas Konsensualisme
itu sudah sah apabila sudah sepakat mengenai hal yang pokok dan
lazim, bahwa perjanjian itu sudah sah dalam arti sudah mengikat,
c. Asas Kepercayaan
satu sama lain akan memegang janjinnya, dengan kata lain akan
16
d. Asas kekuatan
f. Asas Keseimbangan
16
Subekti, Hukum Perjanjian, Op cit, hlm. 15
17
3. Jenis-Jenis Perjanjian
17
Abdul kadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni, 2014. Hlm. 36
18
KUHPerdata yaitu:
sebagai berikut:
bahwa para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada
masing, yang dilahirkan oleh para pihak dengan tidak ada paksaan,
yaitu:18
18
R.Joni bambang, Hukum Ketenagakerjaan, (bandung: Pustaka Setia, 2013), hllm. 87
20
secara otomatis.
atau diperhitungkan.
19
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Perjannjian, Cetakan VII, (Bandung: Sumur Bandung,
2014), hlm 29
22
kekuatan
karena buku III KUH Perdata yang menganut suatu sistem terbuka
kepastian hukum.
5. Akibat Perjanjian
(dua ) kategori, yakni syarat objektif dan subjektif. Dari keempat syarat sah
20
Ifada Quratta A’yun Amalia. Akibat Hukum Pembatalan Perjanjian Dalam Putusan Nomor
1572 K/PDT/2015 Berdasarkan Pasal 1320 dan 1338 KUH Perdata. Jurnal Hukum Bisnis Bonum
Commune. Vol.I No 1, 2018, hlm.65.
23
perjanjian
tersebut tetap mengikat para pihak sampai adannya keputusan dari hakim
Lain halnya jika para pihak tidak memenuhi syarat objektif, maka
perjanjian tersebut akan dianggap batal demi hukum atau null and void.
Artinya, perjanjian ini dianggatp tidak pernah ada sehingga tidak akan
6. Berakhirnya Perjanjian
a. Pembayaran;
e. Pencampuran hutang;
24
f. Pembebasan hutang;
Perjanjian ini dapat pula berakhir karena hal-hal yang telah diautr
dalam isi perjanjian itu. Isi perjanjian akan berakhir apabila telah
memperoleh barang/jasa.22
pelayanan publik baik pusat maupun daerah. Adapun tujuan dalam sistem
2018, yaitu:
menengah;
21
https://www.pengadaanbarang.co.id/2020/01/pengadaan-barang-dan-jasa.html
22
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Preseiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018, Pengadaan
Barang/Jasa, hlm. 2
26
hasil penelitian;
dasar merupakan hal mendasar yang harus menjadi acuan, pedoman dan
a. Efisien
b. Efektif
yang dimaksud.
c. Transparansi
d. Bersaing
KKN.
e. Adil/tidak diskriminatif
f. Akuntabel
pengadaan barang/jasa.
kontrak pengadaan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Oleh karena itu,
merpakan jenis kontrak yang prestasinya tidak dapat diganti. Oleh sebab
itu, dalam jenis kontrak ini subkontrak dapat dilakukan. Tetapi dalam
dan jasa dengan demikian harus dicegah. Prinsip dasar dalam memberikan
jelas yaitu untuk mencegah agar prestasi dari pihak yang menerima tidak
lebih rendah dari prestasi yang telah ditentukan dalam kontrak pokoknya
mandatory.
ditandatangani, yaitu proses pemilihan (ex ante screening) dan pada tahap
sengketa antara penyedia dan pembeli, terkait dengan tiga hal, yaitu:
jelas dan akurat agar penyedia dapat menyesuaikan diri dengan seluruh
Dalam beberapa kasus gambar ada yang tidak sesuai dengan kondisi
menemukan bahwa warranty yang dibuat oleh pihak lain keliru atau tidak
apabila ditemukan unsur fraud atau penipuan dalam klausul ini maka pihak
dan ini dapat menimbulkan sengketa. Hal ini pada umumnya berkaitan
23
W. Noel Keyes, op. cit., p. 395.
31
desain, kondisi lingkungan dan lokasi pekerjaan yang tak terduga, serta
para pihak.
32
evaluasi dasar.
Pengawas Lapangan;
yang diperlukan;
dilaksanakan;
bersalah dan akibat dari kesalahan itu PPK berhak untuk memutuskan
berakhirnya kontrak;
berwenang.
penyedia barang/jasa:
24
Jurnal Analogi Hukum, Volume 1, Nomor 2, 2019
34
1. Konsep Covid-19
gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus.
bantuan medis.25
droplet yang lebih besar dari saluran pernapasan hingga aerosol yang
lebih kecil.
Anda juga dapat tertular jika menyentuh mata, hidung, atau mulut
Kondisi Darurat
darurat yang sudah masuk dalam kategori keadaan kahar atau force
tersebut. 27
bahwa keadaan mamaksa atau force majeur alias overmacht ini bisa
wanprestasi.28
27
Instruksi Menteri PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Lampiran
I.A.2.b.
28
HS, Salim. (2011). Hukum Kontrak Teori &Teknik Penyusunan Kontrak. Jakarta: Sinar Grafika.
36
tersebut. 29
berdebat bahwa Covid-19 ini overmacht atau bukan. Jika semua pihak
dengan jelas berdasarkan aturan yang berlaku salah satunya yaitu Pasal
Untuk keadaan kahar yang bersifat sementara atau temporer ini, maka
penyedia tidak wajib membayar ganti rugi dan dalam perjanjian timbal
30
Sihotang, Taufik Hasudungan, dkk, Perlindungan Hukum Terhadap Debitur (Pelaksana
Pekerjaan) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Upah Borong (Partisipatif) Dalam Proyek Swakelola
Di Lingkungan Pekerjaan Umum Kabupaten Deli Serdang, USU Law Journal, Vol.5.No.1, Januari
2017.
BAB III
METODE PENELITIAN
hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi”.31 Metode penelitian hukum
adalah sebagai cara kerja ilmuan yang salah satunya ditandai dengan penggunaan
metode. Secara hardiah mula-mula metode diartikan sebagai suatu jalan yang
A. Jenis Penelitian
pendapat para ahli dan lain-lain yang bersangkutan dengan penelitian ini.
31
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Perdana Media Group, Jakarta, 2011, hlm.
35
32
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatof, Bayu Publlshing, Malang,
2016, hlm. 26
33
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, ctk Ketiga, UI Press, Jakarta, 2012, jlm. 42
40
41
bahan untuk mengawali sebagai dasar sudut pandang dan kaerangka berpikir
Untuk itu peneliti aharus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang
34
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum. Jakarta: Prenada Media. hlm. 1
42
dari hal-hal yang particular. Salah satu fungsi logis dari konsep ialah
peruses pikiran.
sebagai acuan.
terpenting dalam penelitian ini yang berupa sumber hukum primer dan sumber
hukum sekunder.
dalam Penelitian ini adalah studi pustaka yang meliputi Peraturan PerUndang-
Udangan, Buku, Jurnal, Artikel, Skipsi dan berita di media online yang
45
Jasa.
Dan Jasa dan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 Tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang Dan Jasa. Bahan hukum yang telah didapatkan melalui
karena keadaan kahar (force majeure), tentang penambahan masa kerja karena
keadaan kahar atau force majeure. Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dalam kontrak dan tidak dapat diperkirakan
tidak dapat dipenuhi. Perpres No. 16/2018 mengatur bahwa dalam hal
35
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
46
47
3P’s, yaitu predict, provide, dan protect yang digunakan dalam penuyusan
atur/cukup diatur dalam kontrak. Hal ini juga nerlaku dalam kontrak
Melalui klausul perubahan kontrak, para pihak yang terlibat dalam hubungan
para pihak sebagaiamana diatur dalam pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata.
sesauai dengan pertimbangan yang sah dan sesaui dengan prosedur yang
negara. Oelh sebab itu, para prinsipnya berlaku larangan untuk mengubah isi
dan syarat kontrak. Namun di sisi lain, perubahan kontrak sejatinya juga dapat
karena menggunakan metode kerja yang lebih baik dan efektif. Dengan
hanya dilakukan jika terdapat alasan yang sah dan tidak merugikan keuangan
pokok dengan kata lain perubahan kontrak tidak boleh mengatur hal-hal diluar
37
Subekti, pokok-pokok Hukum Perdata, PT intermasa, Jakarta, 2012, h. 120.
49
keadaan kahar. Butir 7.15 Peraturan LKPP No. 9 Tahun 2018 menjelaskan
anggaran.
sebagai berikut.
melebihi 10% dari harga yang tercantum dalam kontrak awal dan tersedia
hukum force majeure.38 Hal ini dapat kita perhatikan poin Kesatu Keputusan
nasional.
kahar. Force majeure merupakan keadaan yang melepaskan debitur yang tidak
38
Rahmat S.S. Soemadipradja, Penjelasan Hukum tentang Keadaan Memaksa, Nasional Legal
Reform Program, Jakarta, 2010.
51
memberi ganti rugi, biaya dan bunga, dan/atau tanggung jawab untuk
diperjanjikan.
permanen yang sifat kejadiannya paten dan berlangsung dalam periode yang
lama, seperti tsunami, gempa bumi. Untuk peristiwa kahar temporer, maka
ditangguhkan. Dalam hal ini yang tidak bekerja hanyalah pelaksanaannya, tapi
39
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 (UU No.2/2020) tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang.
40
Y. Yogar Simamora, Pengantar Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa, Jawa Timur : Catur
Agung Cahyo Purnomo, 2021.
52
dilakukan;
diterimanya;
dengan itu;
pembayaran; dan
dengan di atas. Hanya saja dalam kasus ini tanpa perlu mencantumkan
kontraknya. Akibat hukum ini juga berlaku untuk penghentian kontrak yang
permanen. Intinya dalam hal kontrak dihentikan karena keadaan kahar, maka
1338 KUHPdt bahwa : “Kontrak yang dibuat dengan secara sah berlaku
dibatalkan sepihak” adalah bahwa setiap kontrak yang sah adalah hasil
41
J. Wiwoho, Pengantar Hukum Bisnis, Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2014, hlm.
134.
54
maksudnya itu kepada pihak lain secara lisan atau secara tertulis sehingga
pembatalan pun harus melalui sepakatan pula. Dengan kata lain, kontrak
kewajiban yang telah disepakati dalam kontrak wajib dipenuhi seperti apa
adanya yang tertulis dalam kontrak, tidak lebih dan tidak kurang. Apabila
adil.42 Oleh karena itu, ketika membuat kontrak, ketentuan yang disepakati
dilaksanakan.
Ada dua kemungkinan kontrak dinyatakan tidak sah, yaitu karena tidak
dan tujuan kontrak atau di luar diri subjek kontrak. Tidak sah objektif ini
bersifat mutlak, artinya kontrak yang dibuat dan tidak memenuhi syarat
42
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, Raja Grrafindo, 2011, hlm. 85.
55
objektif itu batal demi hukum (by law void), sejak perjanjan itu dibuat
dianggap tidak pernah ada karena tidak mungkin mencapai tujuan, atau
kontrak-kontrak yang telah dibuat pada saat virus Corona/ Corona Virus
baik nasional maupun global ikut menerima dampak yang sangat besar
yang sangat cepat, risiko kematian bagi orang dengan daya tahan tubuh
acapkali dapat dibenarkan oleh hukum jika orang yang tak memenuhi
56
hukum pandemik global ini dapat dijadikan alasan sebagai force majeur
nasional agar kejadian Covid-19 dapat disebut force majeur atau kahar?.
majeur, halangan itu tak harus bersifat permanen. Peristiwa yang terjadi
secara temporer pun masih bisa dikategorikan force majeur. Yang penting
unsur-unsur tadi terpenuhi. “Bila seluruh unsur itu menjadi satu kesatuan
Pertama, orang tidak pernah tahu kapan ini akan terjadi (tidak terprediksi).
ini. Ketiga, wabah corona memang suatu halangan dimana orang tidak bisa
mengesampingkannya.
43
Ricardo Simanjuntak (2020). Masalah Hukum Penundaan Kontrak Akibat Penyebaran Covid-
19. Artikel. Hukum Online, Jakarta..
57
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
force majeur bukan hanya semata-mata keadaan yang terjadi demi kontrak,
tapi juga terjadi demi hukum, dasar hukumnya tercantum pada Pasal 1245
KUHPerdata.
B. SARAN
kontrak yang karena adanya situasi keadaan kahar, maka sebaiknya kedua belah
sebagaimana diatur pada Pasal 1245 KUHPerdata, dimana diatur : “Semua pelaku
usaha harus mematuhi, kalaupun ada keberatan dari sisi teknis hukum terkait hak
dan kewajiban dalam kontrak, pihak tersebut tetap harus mengikuti upaya
Buku
Salim H.S, 2017, Hukum Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, cetakan ke-1,
Jakarta : Sinar Grafika.
Jurnal
Inri Januar, Pelaksanaan Prestasi Dalam Keadaan Memaksa Yang Terjadi Pada
Masa Pandemi, Jurnal Hukum: HUKUM UNTUK MENGATUR DAN
MELINDUNGI MASYARAKAT Fakultas Hukum Universitas Kristen
Indonesia, Hal. 224.
Tauratiya. Overmacht: Analisis Yuridis Penundaan Pelaksanaan Prestasi Akibat
Pandemi COVID-19. Mizani: Wacana Hukum, Ekonomi, dan Keagamaan.
Volume 7 No.1, 2020, hlm.2.
Sudjana. Akibat Hukum Wanprestasi dan Tanggung Jawab Para Pihak dalam
Transaksi Anjak Piutang. Jurnal Ilmu Hukum Veritas et Justitia (VeJ).
Vol.5 No.2, 2019, hlm.380
Peraturan Perundang-Undangan
Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Kepala LKPP Nomor
119/3039/SJ dan Nomor 11 Tahun 2020, tentang Tindak Lanjut Atas
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Terhadap Penyesuaian Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Sebagai Dampak Keadaan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Sebagai Bencana Nasional Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19).
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa dalam Penanganan
Keadaan Darurat, Lampiran I.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Preseiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 2018,
Pengadaan Barang/Jasa, hlm. 2
Instruksi Menteri PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Lampiran I.A.2.b.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 (UU No.2/2020) tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan
untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan
Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi
Undang-Undang.
Website