Anda di halaman 1dari 76

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

SEKRETARIAT DAERAH
BAGIAN LAYANAN PENGADAAN
Alamat: Jalan Rahadi Oesman No. 3 Pontianak

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi

- Metode e-Lelang Pemilihan Langsung


dengan Pascakualifikasi Metode Satu File Sistem Gugur-
Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

Kegiatan:
Penataan TPA Tahap 2
Pekerjaan:
Pembuatan Jalan dan Penataan Sel di Lingkungan TPA
DOKUMEN PENGADAAN
Nomor: 027/01/DOK/JALAN DAN PENATAAN SEL TPA/POKJA IV BLP-ULP-
JAKON/2017

Tanggal: 25 Agustus 2017

untuk
Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi :
Pembuatan Jalan dan Penataan Sel di Lingkungan TPA

Kelompok Kerja Bagian Layanan Pengadaan:


Pokja IV BLP/ULP-JAKON

Perangkat Daerah (PD):


Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
Tahun Anggaran: 2017
BAB I. UMUM

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan turunannya,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 beserta perubahannya.

B. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada
Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan
adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

C. Dalamdokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

Pekerjaan : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi


Konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;

Kontrak : Kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
Gabungan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan;
Lumpsum
dan Harga
Satuan

HPS : perhitungan perkiraan biaya seluruh volume pekerjaan dikalikan


dengan Harga Satuan yang disusun dan ditetapkan oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan sudah termasuk biaya umum, keuntungan
pekerjaan, dan beban pajak, serta digunakan oleh Pokja BLP/ULP
untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;

HEA : Harga Evaluasi Akhir yang merupakan penyesuaian atau normalisasi


harga terhadap harga penawaran dalam proses pengadaan dimana
unsur preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan capaian
TKDN dan status perusahaan;

LDP : Lembar Data Pemilihan yang memuat ketentuan dan informasi yang
spesifik sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara penilaian dokumen
penawaran, pengumuman pemenang, dan sanggahan;

LDK : Lembar Data Kualifikasi yang memuat ketentuan dan informasi yang
spesifik sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan penyedia
barang/jasa antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

Pokja : Kelompok Kerja BLP/ULP perangkat dari BLP/ULP yang dibentuk dan
BLP/ULP ditetapkan oleh WalikotaPontianak untuk melaksanakan Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa;

Kemitraan/K : kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional maupun
erja Sama penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
Operasi dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
(KSO)

APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang selanjutnya disebut


Inspektorat Kota Pontianak bertugas melakukan pengawasan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;

PPKom : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang bertanggung jawab


atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

Penyedia : badan usaha yang menyediakan/melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;

TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri.

PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over

FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan berakhir/Final


Hand Over.

BAPL : Berita Acara Penjelasan Lanjutan

LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja Pemerintah


Kota Pontianak yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

Sistem Gugur : menilai persyaratan minimal yang harus dipenuhi dengan


membandingkan pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan

Aplikasi SPSE : Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui
website LPSE.

Pengguna : Perorangan/badan usaha yang memiliki hak akses kepada Aplikasi


SPSE SPSE, direpresentasikan oleh user ID dan password yang diberikan oleh
LPSE, antara lain Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pokja BLP/ULP, dan
Penyedia Barang/Jasa

File : Sekumpulan rekaman (records) yang saling berhubungan. Setiap


rekaman memiliki nomor yang disesuaikan dengan posisinya dalam
file

Satu File : Metode penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari


persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang
dimasukkan dalam 1 (satu) file .rhs. Dalam lelang non e-procurement
dikenal dengan satu sampul.

User ID : Nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari pengguna yang
digunakan untuk beroperasi di dalam Aplikasi SPSE

Password : Kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh pengguna untuk
memverifikasi User ID kepada Aplikasi SPSE

APENDO : Aplikasi Pengaman Dokumen yang dikembangkan oleh Lembaga Sandi


Negara
Form Isian : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk
Elektronik grafis berisi komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna
aplikasi.

E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan


tahapan sesuai Perpres 54/2010 dan perubahannya serta aturan
turunannya. Semua istilah pelelangan pada dokumen ini merujuk
pada pengertian e-lelang.
BAB II. PENGUMUMAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI

- Pengumuman pelelangan tercantum pada :


- aplikasi SPSE Pemerintah Kota Pontianak dengan alamat www.lpse.pontianakkota.go.id;
- Papan Pengumuman Resmi Pemerintah Kota Pontianak;
- Website Pemerintah Kota Pontianak dengan alamat www.pontianakkota.go.id
BAB III.INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. UMUM

1. Lingkup 1.1 Pokja BLP/ULPmengumumkan kepada para peserta untuk


Pekerjaan menyampaikan penawaran atas paket Pekerjaan Konstruksi
sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2 Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum


dalam LDP.

1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan


pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak
dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum
dalam LDP.

3. Peserta 3.1 Pemilihan Langsung Pekerjaan Konstruksi ini terbuka dan dapat
Pemilihan diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha
Langsung (perusahaan/ koperasi), kemitraan/KSO atau peserta perorangan
yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing maka peserta
harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasiyang
memuat persentase kemitraan/ KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Peserta Kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian


Kemitraan/Kerja Sama Operasi.

3.4 Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai diatas


Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan
kualifikasi Usaha Menengah yang kemampuan dasarnya (KD)
memenuhi syarat.

3.5 Pelelangan paket pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud


pada 3.3 dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi
besar apabila:
a. pelelangan gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan
kualifikasi menengah yang mendaftar; dan/atau
b. peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan
dilelangkan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia
jasa dengan kualifikasi menengah.

3.6 Penyedia jasa yang mendukung atau mensponsori alat-alat


proyek, tidak diperbolehkan/tidak diperkenankan menjadi
peserta pelelangan pada paket pekerjaan konstruksi yang sama.

4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Korupsi, Kolusi, berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak
dan Nepotisme melakukan tindakan sebagai berikut:
(KKN) serta a. berusaha mempengaruhi anggotaPokja BLP/ULP dalam
Penipuan bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta
yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau
peraturan perundang-undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk
mengatur hasil pelelangan sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil/ meniadakan
persaingan yang sehat dan/atau merugikan pihak lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana


dimaksudpadaangka4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses
pelelangan atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. gugatan secara perdata; dan/atau
e. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja BLP/ULP kepada


PA/KPA

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para
Kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5.2 Pertentangan kepentingansebagaimana dimaksud pada angka


5.1 antara lain meliputi:
a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi atau dewan
komisaris merangkap sebagai anggota direksi atau dewan
komisaris pada badan usaha lainnya yang menjadi peserta
pada Pelelangan yang sama;
b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan perencana/pengawas
bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pelaksanaan
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana dan/atau Konsultan Pengawas;
d. pengurus koperasi pegawai Pemerintah Kota Pontianak atau
anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti
Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja BLP/ULP atau pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang Pelelangan;
e. PPK dan/atau anggota Pokja BLP/ULP, baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;
f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu
lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham
dan/atau salah satu pengurusnya sama.

5.3 Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar
tanggungan Negara.

6. Pendayagunaan 6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang


Produksi Dalam mengutamakan material/ bahan produksi dalam negeri dan
Negeri tenaga kerja Indonesia serta Pekerjaan Konstruksi yang
dilaksanakan di Indonesia.

6.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dimungkinkan


menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak
yang berasal dari luar negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar
mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat
diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang
masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam
negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang
diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya
sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada
di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat
diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang
nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga
ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor
yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga
yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3 Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal:


a. barang/jasa tersebut belum dapat diproduksi/dihasilkan di
dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau kualifikasi
teknis tenaga ahli dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi
kebutuhan.

7. Satu Penawaran 7.1 Setiap peserta,baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
Tiap Peserta kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO DILARANG


menjadi peserta baik secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan yang sama.

B. DOKUMEN PENGADAAN

8. Isi Dokumen 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan
Pengadaan Dokumen Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pemilihan terdiri dari:


a. Umum
b. Pengumuman
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Bentuk Surat Perjanjian/SPK;
h. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan harga;
j. Tata Cara Evaluasi Penawaran
k. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
3) Dokumen Penawaran Teknis;
4) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila
diberikan preferensi harga);
5) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik Satuan Pekerjaan
pada saat klarifikasi kewajaran harga terhadap penawaran
dibawah 80% HPS akan diminta, untuk kepentingan
evaluasi dan tidak menjadi bagian dari ketentuan kontrak.
l. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka;
5) Jaminan Pemeliharaan;
8.3 Dokumen Kualifikasi meliputi:
a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Isian Data Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi;

8.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen


Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran
yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaanini sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9. Bahasa Dokumen Pengadaanbeserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses


Dokumen pengadaanmenggunakan Bahasa Indonesia.
Pengadaan

10. PemberianPenje 10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi
lasan SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.

10.2 Pesertayang tidak aktif/membuka SPSE dan/atau tidak bertanya


pada saat pemberian penjelasan, tidak dapat dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.

10.3 Apabila diperlukan Pokja BLP/ULP dapat memberikan informasi


yang dianggap penting terkait dengan dokumen pengadaan.

10.4 Apabila dipandang perlu, Pokja BLP/ULP melalui tim atau tenaga
ahli pemberi penjelasan teknis yang ditunjuk dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan
lapangan. Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta.

10.5 Pokja BLP/ULPmenjawab setiap pertanyaan yang masuk, kecuali


untuk substansi pertanyaan yang telah dijawab.

10.6 Apabila dipandang perlu, Pokja BLP/ULP dapat memberikan


penjelasan (ulang).

10.7 Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam


aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP).

10.8 Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita Acara


Pemberian Penjelasan Lanjutan dan diunggah melalui aplikasi
SPSE.

11. Perubahan 11.1 Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
Pengadaan ditampung, maka Pokja BLP/ULP menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, KAK, gambar


dan/atau nilai total HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK
sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan.
11.3 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak
dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan, maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal.

11.4 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu


pemasukan penawaran, Pokja BLP/ULP dapat menetapkan
Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru
yang mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.

11.5 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.6 Pokja BLP/ULP dapat mengumumkan Adendum Dokumen


Pemilihan dengan cara mengunggah (upload) file adendum
dokumen Pemilihan melalui aplikasiSPSE paling lambat 2 (dua)
hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Apabila Pokja
BLP/ULP akan mengunggah (upload) file Adendum Dokumen
Pemilihan kurang dari 2 (dua) hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran, maka Pokja BLP/ULP wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran.

11.7 Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen


Pemilihan yang diunggah (upload) Pokja BLP/ULP pada aplikasi
SPSE (apabila ada).

12. Tambahan Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan


Waktu penambahan waktu penyiapan dokumen penawaran maka Pokja BLP/ULP
Pemasukan memperpanjang batas akhir pemasukan penawaran.
Dokumen
Penawaran

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN

13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
13.2 Pokja BLP/ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.

14. Bahasa 14.1 SemuaDokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa


Penawaran Indonesia.

14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran


dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai


penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.

15. Dokumen 15.1 Dalam metode penyampaian penawaran 1 file (sampul),


Penawaran dokumen Penawaran meliputi:
a. surat penawaran yang didalamnya mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) total harga penawaran;
b. daftar kuantitas dan harga;
c. surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila
peserta berbentuk Kemitraan/KSO);
d. Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari:
1) File metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan serah terima pertama Pekerjaan (PHO);
3) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik Satuan
Pekerjaan pada saat klarifikasi kewajaran harga terhadap
penawaran dibawah 80% HPS akan diminta, untuk
kepentingan evaluasi dan tidak menjadi bagian dari
ketentuan kontrak;
4) daftar harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan;
5) daftar personil inti yang ditugaskan secara penuh;
6) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal;
7) scan surat dukungan pabrikan mengenai ketersediaan
material/bahan untuk pekerjaan yang menggunakan
material/bahan yang ditetapkan dalam lampiran
material/bahan (jika ada). Surat dukungan dikeluarkan
oleh supplier/agen/distributor yang masih aktif.
8) spesifikasi teknis dan;
e. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila memenuhi
syarat untuk diberikan preferensi harga);
f. Data Kualifikasi(wajib diisikan pada formulir isian kualifikasi
pada aplikasi SPSE). Untuk data kualifikasi yang diminta
tetapi tidak tersedia, penyedia wajib mengupload pada
fasilitas pengunggah lain yang tersedia pada aplikasi SPSE
yang terdapat pada menu formulir isian kualifikasi.

16. Harga 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
Penawaran
16.2 Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan lump sum
dan harga satuan, peserta mencantumkan harga satuan dan
harga total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis nol atau tidak
dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang
lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.

16.3 Biaya overheadtermasuk untuk penyelenggaraan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3), keuntungan, semua pajak, bea,
retribusi, tenaga ahli, tenaga terampil dan tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan
konstruksi ini telah diperhitungkan dalam total harga
penawaran.

16.4 Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua


belas) bulan, penyesuaian harga diberlakukan sebagaimana
diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Cara
Pembayaran 17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan
dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana tercantum dalam
Penawaran LDP.
dan Jangka
Waktu 18.2 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
Pelaksanaan melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

18.3 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir masa


berlakunya penawaran, Pokja BLP/ULP dapat meminta kepada
seluruh peserta secara elektronik maupun non elektronik untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam
jangka waktu tertentu. Konfirmasi perpanjangan dapat
dilakukan secara elektronik, Peserta Pengadaan dapat
menyampaikan konfirmasi secara elektronik melalui e-mail.

18.4 Apabila penetapan pemenang telah disampaikan dan tidak ada


sanggah, tetapi DIPA belum disahkan atau DIPA masih diblokir,
Pokja BLP/ULP dapat meminta secara tertulis kepada pemenang
lelang untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran
dalam jangka waktu tertentu

18.5 Berkaitan dengan pasal 18.2 dan 18.3, maka peserta dapat:
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah
penawaran;
b. menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan
diri secara tertulis dengan tidak dikenakan sanksi.

18.6 Apabila proses pelelangan belum selesai dilaksanakan dan waktu


yang tersisa tidak memungkinkan untuk melaksanakan
pekerjaan maka proses pengadaan yang telah dilakukan batal
demi HUKUM dan peserta tidak dapat menuntut ganti rugi
dalam bentuk apapun.

19. PengisianData 19.1 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan
Kualifikasi mengisi form isian elektronik datakualifikasi dalam aplikasi SPSE.

19.2 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan, kecuali untuk peserta
yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) Pakta
Integritas dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat yang
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO.
19.3 Data isian kualifikasi yang dievaluasi hanya data kualifikasi yang
terdapat pada form isian elektronik data kualifikasi dalam
aplikasi SPSE. Jika penyedia tidak mengisi data kualifikasi pada
formulir isian elektronik data kualifikasi dalam aplikasi SPSE
maka dianggap tidak menyampaikan data kualifikasi walaupun
data kualifikasi diupload kedalam dokumen penawaran.

20. Pakta 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
Integritas melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), serta akan
mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional.

20.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket


pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah
menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(KSO), badan usaha yang ditunjuk mewakili Kemitraan/Kerja
Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta integritas
melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik
data kualifikasi di aplikasi SPSE.

D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN

21. Penyampulan 21.1 File penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 1 (satu)
dan Penandaan file penawaran yang telah disandikan/dienkripsi yang terdiri dari:
Sampul a. Penawaranadministrasi;
Penawaran b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga;

21.2 File penawaran disandikan/dienkripsi dengan Aplikasi Pengaman


Dokumen (APENDO).
21.3 Peserta mengirimkan file penawaran yang telah
disandikan/dienkripsi melalui aplikasi SPSE.

21.4 Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian


elektronik data kualifikasi pada SPSE.

22. Pemasukkan 22.1 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja BLP/ULP
/Penyampaian dengan ketentuan:
Dokumen a. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik
Penawaran kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE.
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan
Pokja BLP/ULP, maka data kualifikasi tersebut diunggah (upload)
pada fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada aplikasi
SPSE.
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik, peserta
menyetujui pernyataan sebagai berikut:
1) Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan;
2) Yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak
masuk dalam daftar hitam;
3) Perorangan yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4) Data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian
hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala cabang, atau
pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
badan usaha yang bekerja sama dan badan usaha yang
diwakili bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara
perdata,dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
5) Pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Negeri Sipilatau pimpinan dan pengurus badan usaha sebagai
pegawai Negeri Sipilyang sedang mengambil cuti diluar
tanggungan Negara.
6) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang
tercantum dalam dokumen pengadaan
d. Untuk penyedia barang/jasa yang berbentuk
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain, pemasukan
kualifikasi dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
e. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
Data kualifikasi yang dikirmkan terakhir akan menggantikan
data kualifikasi yang telah terkirim sebelumnya.

22.2 metode 1 (satu) file (sampul):


1) Setelah File penawaran administrasi, teknis dan harga dienkripsi
menggunakan Apendo.
2) peserta mengunggah (upload) file penawaran administrasi,
teknis dan harga yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi
SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan.
3) Peserta dapat mengunggah file penawaran secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
File penawaran terakhir akan menggantikan file penawaran
yang telah terkirim sebelumnya

22.3 Surat/form penawaran dan/atau surat/form lain sebagai bagian dari


dokumen penawaran yang diunggah (upload) ke dalam aplikasi
SPSE dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan telah
ditandatangani secara elektronik oleh pemimpin/direktur
perusahaan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik atau pejabat
yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
23. Batas Akhir perusahaan yang bekerjasama.
Waktu
Pemasukan 23.1 Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi
Penawaran SPSE kepada Pokja BLP/ULP paling lambat pada waktu yang
ditentukan oleh Pokja BLP/ULP.

23.2 Pokja BLP/ULP tidak diperkenankan mengubah waktu batas akhir


pemasukan penawaran kecuali:
a. Keadaan kahar;
b. Terjadi gangguan teknis; atau
c. Perubahan dokumen pengadaan dalam addendum dokumen
pengadaan yang mengakibatkan diperlukan penambahan waktu
pemasukan penawaran;
d. Tidak ada peserta yang memasukkan penawaran setelah batas
akhir pemasukan penawaran.

23.3 Dalam hal Pokja BLP/ULP mengubah waktu batas akhir pemasukan
penawaran maka harus menginputkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan pada aplikasi SPSE.

23.4 Dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pokja BLP/ULP dapat
memperpanjang batas akhir jadwal pemasukkan penawaran.

23.5 Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 24.4


dilakukan pada hari yang sama dengan batas akhir pemasukan
24. Penawaran penawaran.
Terlambat
Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas
akhir waktu pemasukan penawarankirim.
E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN

25. Pembukaan 25.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja BLP/ULP mengunduh
Penawaran (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan
menggunakan Apendo sesuai waktu yang telah ditetapkan.
25.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Pokja
BLP/ULP menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk
mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat
dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file
penawaran tersebut kepada LKPP.

25.3 Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP, apabila file penawaran
tidak dapat dibuka/didekripsi maka Pokja BLP/ULP dapat
menetapkan bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat
sebagai penawaran dan penyedia barang/jasa yang mengirimkan file
penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran.
Apabila dapat dibuka, maka Pokja BLP/ULP akan melanjutkan proses
atas penawaran yang bersangkutan

25.4 File yang dianggap sebagai penawaran paling sedikit berisi: Harga
penawaran, daftar kuantitas dan harga, jangka waktu penawaran,
dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.

25.5 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
Pokja BLP/ULP tetap melanjutkan proses pemilihan dengan
melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga kepada peserta
yangmemasukkan penawaran.
26. Evaluasi 26.1 dokumen penawaran dengan 1 (satu) file (sampul)Sistem Gugur:
Penawaran 26.1.A) Sebelum evaluasi penawaran,dilakukan koreksi aritmatik
dengan ketentuan:
a Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan
Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian Harga Satuan:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan
dan harga satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol;
dan
5) hasil koreksi aritmatik pada bagian harga satuan dapat
mengubah nilai total harga penawaran sehingga
urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah dari urutan peringkat semula;
26.1.B) Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang
melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.

26.1.C) apabila semua total harga penawaran setelah koreksi


aritmatik untuk kontrak harga satuan atau kontrak
gabungan lump sum dan harga satuan di atas nilai total
HPS, pelelangan dinyatakan gagal.

26.1.D) Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja BLP/ULP


menyusun urutan dari penawaran terendah.

26.1.E) Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh


Pokja BLP/ULP untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran
yang memenuhi syarat yang dimulai dengan penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik.

26.1.F) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3


(tiga) penawar yang menawar harga kurang dari HPS
maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi penawaran.
26.1.G) Pokja BLP/ULP melakukan evaluasi penawaran yang
meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis;
c. evaluasi harga; dan
d. evaluasi kualifikasi
26.2 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasisebagai berikut:
a. Pokja BLP/ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah kriteria dan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan ini;
b. Pokja BLP/ULP dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai
dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan;
dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang
akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. Pokja BLP/ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan
alasan:
1) ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau
pembukaan penawaran; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya kesalahan
pengetikan, penyebutan sebagian nama atau keterangan, surat
penawaran tidak berkop perusahaan .
f. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
kepada Pokja BLP/ULP selama proses evaluasi;
g. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha
yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta
lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta
lainnya yang tidak terlibat; dan
3) bagaimana dimaksud pada angka 2), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
h. Indikasi persekongkolan antar penyedia barang/jasa adalah
terpenuhinya sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi dibawah ini:
1) Terdapat kesamaan dokumen teknis, antara lain: metode kerja,
bahan, alat, analisa pendekatan teknis, harga satuan, dan/atau
spesifkasi barang yang ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/atau
dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari Penyedia mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang
berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara
lain kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan, dan format
penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama
dengan nomor seri yang berurutan.
i. Apabila indikasi persekongkolan terpenuhi, maka peserta
digugurkan pada tahap evaluasi administrasi, teknis, atau
kualifikasi.
j. Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja BLP/ULP dapat
melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
dokumen penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan atas
klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan harga
penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus
dilakukan secara tertulis.
k. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen
penawaran, Pokja BLP/ULP dapat melakukan
konfirmasikebenarannya termasuk peninjauan lapangankepada
pihak-pihak/instansi terkait.
l. Undangan klarifikasi terhadap penyedia disampaikan melalui e-
mail penyedia yang terdapat pada isian kualifikasi pada aplikasi
SPSE.
m. Pokja BLP/ULP menyampaikan undangan Klarifikasi melalui
alamat elektroni(e-mail) peserta (setiap peserta diharapkan
mengecek inbox atau spam e-mailnya)/pengumuman di
LPSE/Undangan ke alamat penyedia, ketidak tahuan peserta
terhadap undangan Klarifikasi yang disampaikan serta gagalnya
pengiriman undangan yang diakibatkan alamat elektronik/e-
mailpeserta sudah tidak aktif (baca: tidak berlaku lagi) menjadi
resiko dan tanggung jawab peserta pelelangan.
n. Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan penawaran.

26.3 Evaluasi Administrasi:


a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen
Pemilihan ini dipenuhi/dilengkapi, yaitu dengan
dilampirkannya:
a) Scan Surat Penawaran;
b) Daftar Kuantitas dan Harga;
c) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila
bermitra)
d) Dokumen Penawaran Teknis;
2) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang
dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP dengan
ketentuan:
(1) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan
huruf maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(2) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai yang tertulis dalam angka; atau
(3) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam
huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
b) bertanggal;
c) apabila terdapat kesalahan pada tanggal surat penawaran
yang menyebabkan jangka waktu berlaku surat penawaran
menjadi kurang dari waktu yang ditetapkan dalam LDP,
maka surat penawaran dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan administrasi.
d) Kesalahan tujuan surat, nama paket, dan/atau penulisan
tanggal yang tidak mempengaruhi masa berlaku surat
penawaran tidak menggugurkan pada evaluasi
administrasi.
c. Pokja BLP/ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan. Hasil klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran.
d. Ketidakhadiran peserta atas undangan klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran.
e. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang tidak
memenuhi persyaratan administrasi maka Pokja BLP/ULP
melakukan evaluasi administrasi terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada)
f. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi teknis; dan
g. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal
26.4 Evaluasi Teknis:
Dokumen penawaran dengan 1 (satu) file (sampul)Sistem Gugur
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan:
1) Pokja BLP/ULP menilai persyaratan teknis minimal yang
harus dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana tercantum dalam LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila:
a) metode pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi
ketentuan:
- metode pelaksanaan harus menjelaskan/menguraikan
item-item pekerjaan utama yang tertuang dalam Bill
Of Quantity (BQ) dan menggambarkan cara kerja
yang layak, efektif, efisien, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan utama
dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan
yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis. Apabila metode pelaksanaan yang
disampaikan tidak memenuhi ketentuan diatas maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- metode pelaksanaan pekerjaan harus disampaikan
secara spesifik dengan menjelaskan spesifikasi yang
ditawarkan (contoh: pekerjaan beton K225 (Ready
Mix), K175 (Manual), pekerjaan latasir manual,
latasir AMP) dan menjelaskan peralatan yang
diperlukan untuk setiap item pekerjaan yang
dilaksanakan (contoh: Ready Mix, Tandem Roller dll.
Apabila mutu spesifikasi pekerjaan yang terdapat
dalam metode pelaksanaan tidak sesuai dengan mutu
yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- Metode pelaksanaan dilengkapi metode kerja untuk
jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang
atau pekerjaan sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan penawar untuk
melaksanakan pekerjaan, misalnya:
(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion channel);
(2) Pengeringan tempat pekerjaan
(dewatering/unwatering) yang berat;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman (protection
construction);
(4) Pengaturan lalu lintas (traffic management).
(5) Pembuatan jalan sementara menuju lokasi
pekerjaan;
(6) Jalan pengalihan/jembatan sementara;
(7) Pekerjaan pengukuran lokasi pekerjaan.
- Yang diteliti dalam evaluasi metode pelaksanaan
adalah tahapan dan cara pelaksanaan yang
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan item-item
pekerjaan utamadan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis. Metode pelaksanaan yang tidak
menggambarkan seluruh item pekerjaan, menjelaskan
metode pelaksanaan yang tidak adadalam item
pekerjaan yang ditawarkan dinyatakan tidak
menguasai pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- Metode Pelaksanaan tidak sama dengan Spesifikasi
Teknis, jika menyampaikan Metode Pelaksanaan yang
sama dengan spesifikasi teknis maka dianggap tidak
menyampaikan metode pelaksanaan dan dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan teknis;
- Tahapan atau urutan pelaksanaan pekerjaan yang
logis dari awal hingga akhir tidak dinilai dari metode
pelaksanaan tetapi dinilai dari jadwal pelaksanaan
pekerjaan (time schedule).
b) Jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan memenuhi ketentuan:
- time schedule dalam bentuk Bar chat, kurva S dan
memiliki progress mencapai 100%. Jika time schedule
yang dibuat tidak berbentuk bar chat/kurva S atau
jumlah kumulatif progress tidak mencapai 100% maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- progress/kemajuan pekerjaan dibuat per minggu
(1minggu=7hari kalender) dan per item pekerjaan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan daftar
kuantitas harga yang ditawarkan. Jika
progress/kemajuan pekerjaan dibuat perbulan atau
perdivisi pekerjaan (bukan per item) maka dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan teknis;
- jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai serah
terima pertama Pekerjaan (PHO) yang ditawarkan
tidak melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam
LDP. Jika jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
melebihi jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan
dalam LDP maka dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan teknis;
- bentuk/format jadwal pelaksanaan sesuai dengan
lampiran dalam dokumen pengadaan ini, jika bentuk
jadwal pelaksanaan tidak sesuai dengan lampiran
dokumen pengadaan maka dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan teknis;
- menggambarkan urutan tahapan pelaksanaan
pekerjaan/rencana kerja untuk menyelesaikan
pekerjaan yang disusun secara logis, realistik dan
dapat dilaksanakan. Jika tahapan pelaksanaan
pekerjaan dalam time schedule terbalik/tidak
berurutan yang mengakibatkan cara pelaksanaan
pekerjaan tidak logis dan tidak dapat dilaksanakan
maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
yang disediakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam LDP.
jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
yang ditawarkan memenuhi ketentuan:
- Untuk mempermudah penyampaian dataperalatan,
data peralatan cukup disampaikanpada formulir isian
kualifikasi yang terdapatpada SPSE. Untuk bukti
kepemilikan peralatan akan diminta pada saat
klarifikasi teknis.
- Dalam evaluasi Pokja BLP/ULP akan memeriksa
kesesuaian daftar peralatan yang diajukan baik
kapasitas dan kinerja, jumlah dan jenis sesuai LDP dan
melihat bukti kepemilikan peralatan (jika milik
sendiri) berupa kuitansi/BPKB serta jika sewa harus
ada bukti perjanjian sewa dan bukti kepemilikan alat
dari pemberi sewa yang diminta pada saat klarifikasi
teknis. Jika daftar peralatan yang diajukan tidak sesuai
baik dari kapasitas, kinerja dan jumlah dan/atau bukti
kepemilikan peralatan tidak dapat dibuktikan pada
saat klarifikasi teknis maka dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan teknis serta dapat digugurkan
pada tahap evaluasi teknis.
- Dalam hal jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang ditawarkan berbeda dengan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan, maka
Pokja BLP/ULP akan membandingkan produktifitas
alat tersebut berdasarkan metode pelaksanaan
pekerjaan yang ditawarkan. Apabila perbedaan
peralatan menyebabkan metode tidak dapat
dilaksanakan atau produktifitas yang diinginkan tidak
tercapai sesuai dengan target, jumlah SDM yang akan
mengoperasikan, serta waktu yang dibutuhkan, maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan dapat
digugurkan pada tahap evaluasi teknis.
- Dalam hal Penyedia Jasa mengikuti beberapa paket
pekerjaan konstruksi dalam waktu penetapan
pemenang bersamaan dengan menawarkan peralatan
yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan
dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan
peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan
untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan
tidak ada dan dinyatakan gugur.
- Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang
pada 1 (satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat diatas, dapat dikecualikan dengan syarat
waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih
(overlap), ada peralatan cadangan yang diusulkan
dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat,
dan/atau kapasitas dan produktifitas peralatan secara
teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket
pekerjaan.
- Pokja BLP/ULP akan melakukan klarifikasi lapangan
dengan melihat kondisi alat tersebut apakah masih
baik, terawat, dan dapat dioperasikan. Jika peralatan
tersebut ada dan berfungsi baik maka dinyatakan
lulus, jika tidak ada atau tidak berfungsi maka
dinyatakan gugur.
- Penyedia jasa yang mendukung atau mensponsori
alat-alat proyek, tidak diperbolehkan/tidak
diperkenankan menjadi peserta pelelangan pada paket
pekerjaan konstruksi yang sama.
- Penyedia jasa yang mendukung atau mensponsori
alat-alat proyek, tidak diperbolehkan/tidak
diperkenankan memberikan dukungan lebih dari 1
(satu) peserta pelelangan yang akan berkompetisi
untuk paket pekerjaan konstruksi yang sama.
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan. Bagi penawar yang
menyampaikan spesifikasi teknis yang berbeda dari yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan maka spesifikasi
teknis tidak boleh kurang dari yang disyaratkan, dan bagi
penawar yang tidak menyampaikan perubahan spesifikasi
teknis dianggap sama dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta posisinya dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan. Dan pengalaman personil inti
mulai dihitung berdasarkan tanggal ditandatanganinya
ijazah yang dipersyaratkan. Data personil inti yang
ditawarkan memenuhi ketentuan:
- Untuk memudahkan penyampaian datapersonil inti,
penyedia cukup menyampaikanpada formulir isian
kualifikasi yang terdapatpada aplikasi SPSE. Bukti
kepemilikan Ijazah, Sertifikat Keahlian, Sertifikat
Ketrampilan personil yang asli akan dilihat pada saat
klarifikasi teknis.
- Ijazah personil inti yang disampaikan pada saat
klarifikasi adalah ijazah asli atau fotocopy ijazah asli
(legalisir asli) yang telah disahkan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
11 Tahun 2014 untuk jenjang Perguruan Tinggi dan/
atau Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 29 Tahun 2014 untuk jenjang pendidikan
Dasar dan Menengah.
- Sertifikat Keahlian dan Sertifikat Ketrampilan yang
dianggap sah dan dapat digunakan pada pelelangan
ini yaitu sertifikat yang tercantum dalam Sistem
Informasi LPJK dan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
- Dalam hal Penyedia Jasa mengikuti beberapa paket
pekerjaan konstruksi dalam waktu penetapan
pemenang bersamaan dengan menawarkan personil
yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan
dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan
personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk
paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada
dan dinyatakan gugur.
- Ketentuan pada ayat diatas hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
konstruksi, dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai Kepala Proyek atau
ada personil cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang memenuhi syarat;
- Jika dalam hal terdapat personil yang mengikuti satu
atau lebih paket pekerjaan pada saat bersamaan untuk
perusahaan yang berbeda maka personil yang
bersangkutan harus memilih salah satu perusahaan
tempat ditugaskan.
- Personil yang diusulkan dalam penawaran yang sudah
terikat kontrak tidak dapat digunakan lagi pada paket
pekerjaan lainnya.
- Personil yang diusulkan wajib menyampaikan Surat
Pernyataan Personil sebagaimana terlampir. Surat
pernyataan tidak wajib dilampirkan pada saat
pemasukan penawaran, tetapi wajib dibawa pada saat
klarifikasi dokumen penawaran teknis.
- Untuk daftar personil tenaga ahli yang diragukan
Pokja BLP/ULP dapat meminta personil tenaga ahli
untuk dihadirkan pada saat klarifikasi teknis. Personil
yang tidak dapat dihadirkan pada saat klarifikasi
teknis dianggap tidak ada dan dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan teknis.
f) Analisa teknis satuan pekerjaan (untuk penawaran <80%).
Untuk menilai konsistensi dan kewajaran antara metode
pelaksanaan, jadwal waktu pelaksanaan, penggunaan
peralatan dan bahan (material konstruksi), tenaga kerja,
maupun pencapaian produktivitas dan spesifikasi teknis,
Pokja BLP/ULP dapat melakukan klarifikasi dengan menilai
rincian/uraian Analisa Teknis Satuan Pekerjaan untuk
pekerjaan utama meliputi komponen tenaga kerja,
peralatan, dan bahan (material konstruksi) terhadap jenis
pekerjaan yang perlu dinilai konsistensinya. Selanjutnya
meneliti dan melakukan analisis terhadap uraian Analisa
Teknis Satuan Pekerjaan tersebut, apabila dinilai tidak
konsisten dan/atau tidak wajar maka penawaran tidak
memenuhi syarat dan dalam evaluasi penawaran harus
dinyatakan gugur teknis.
g) Scan Surat dukungan material/bahan dari pabrikan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Nama penyedia yang didukung sama dengan
penyedia yang memasukkan penawaran;
- Paket pekerjaan yang didukung sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
- Pernyataan kesediaan stock untuk pekerjaan yang
akan dilelangkan.

d. Pokja BLP/ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji


mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP ;
e. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang
jelas atau meragukan, Pokja BLP/ULP melakukan klarifikasi
dengan peserta. Dalam klarifikasi peserta tidak
diperkenankan mengubah substansi penawaran. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
f. Pokja BLP/ULP akan menyampaikan undangan klarifikasi
melalui e-mail Pokja BLP/ULP sesuai LDP kepada alat e-
mail penyedia yang terdapat pada formulir isian kualifikasi
yang disampaikan penyedia;
g. Ketidakhadiran peserta dapat menggugurkan penawaran;
h. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan
ke tahap evaluasi harga; dan
i. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik ada yang tidak memenuhi persyartan teknis maka
Pokja BLP/ULP dapat melakukan evaluasi terhadap
penawaran terendah berikutnya (apabila ada) dimulai dari
evaluasi administrasi;
j. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus
evaluasi teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi harga; dan
k. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi Teknis maka
pelelangan dinyatakan gagal
l. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan untuk dilakukan evaluasi harga.

26.5 Evaluasi Harga:


26.5.1 unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok
atau penting, dengan ketentuan:
a. Untuk kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan
Lumpsum dan Harga Satuan pada bagian harga satuan:
1) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar
dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga
satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan
klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi,
ternyata harga satuan tersebut dinyatakan timpang
maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang
berlaku sesuai dengan harga dalam HPS;
2) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau
tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan
tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya
dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan
lainnya;

26.5.2 Dilakukanklarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan


sebagai berikut:
1) untuk sistem gugur dilakukan klarifikasi terhadap
hasil koreksi aritmatik, apabila ada
koreksi/perubahan;
2) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam
negeri berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja
BLP/ULP dan/atau Daftar Inventarisasi Barang/Jasa
Produksi Dalam Negeri;
3) upah pekerja yang ditawarkan tidak boleh lebih
rendah dari Upah Minimum Kota yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pada tahun berjalan.
Sebagai acuan untuk upah pekerja ditetapkan bahwa
upah bulanan pekerjaan dikali 25 hari, dan dalam 1
hari 7 jam kerja efektif. Jika upah pekerja yang
ditawarkan oleh penyedia setelah dikonversikan
kedalam upah bulanan kurang dari upah minimum
kota yang ditetapkan maka penawaran dinyatakan
tidak wajar dan gugur harga;
4) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan
ketentuan:
a) meneliti dan menilai kewajaran harga satuan
dasar meliputi harga upah, bahan, dan peralatan
dari harga satuan penawaran, sekurang-
kurangnya pada setiap mata pembayaran utama;
b) meneliti dan menilai kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah, bahan, dan
peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
c) hasil penelitian huruf a. dan huruf b. digunakan
untuk menghitung harga satuan yang dinilai
wajar tanpa memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan;
d) harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk
menghitung total harga penawaran yang dinilai
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan; dan
e) total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d.
dihitung berdasarkan volume yang ada dalam
daftar kuantitas dan harga.
5) Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih
kecil dari hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), maka harga penawaran dinyatakan tidak
wajar dan gugur harga.
6) Apabila total harga penawaran lebih besar dan/atau
sama dengan dari hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), maka harga penawaran
dinyatakan wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.
7) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), penawarannya digugurkan
dan Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke
kas Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.

26.5.3 Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan


produksi dalam negeri dengan ketentuan:
a. rumus penghitungan sebagai berikut:
1
HEA HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang
memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
b. dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan
HEA yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;
c. pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga
Penawaran dan hanya digunakan oleh Pokja BLP/ULP
untuk keperluan perhitungan HEA guna menetapkan
peringkat pemenang pelelangan.
26.5.4 apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik ada yang tidak memenuhi evaluasi harga maka
Pokja BLP/ULP dapat melakukan evaluasi terhadap penawar
terendah berikutnya (apabila ada) dimulai dari evaluasi
administrasi;

26.5.5 apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus
evaluasi harga, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi kualifikasi; dan

26.5.6 apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi harga maka
pelelangan dinyatakan gagal.
26.5.7 Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar
akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan), maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

26.5.8 Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga


penawaran yang sama, maka Pokja BLP/ULP memilih
peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan
hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.

26.5.9 Pokja BLP/ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran


sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 (apabila ada), dengan ketentuandimulai dari
penawaran harga atau penawaran harga terkoreksi yang
terendah.

27 Klarifikasi dan 27.1 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dalam hal
Negosiasi dan peserta yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga);
Teknis dan
Harga 27.2 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan bersamaan
dengan evaluasi;
27.3 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dengan
ketentuan:
a. Dilakukan terhadap 2 (dua) peserta (jika ada) secara terpisah
untuk mendapatkan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
b. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga hanya dilakukan
terhadap pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan
atau Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian harga
satuan;
c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan terhadap pekerjaan
yang menggunakan Kontrak Lumpsum atau Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan pada bagian lumpsum;
d. Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan,
penawaran harga setelah koreksi aritmatik yang melebihi HPS
tidak dinyatakan gugur sepanjang hasil klarifikasi dan negosiasi
teknis dan harga tidak melampaui nilai total HPS.

27.4 Dalam hal seluruh peserta tidak menyepakati klarifikasi dan


negosiasi teknis dan harga maka pelelangan dinyatakan gagal.

28 Evaluasi 28.1 Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang


Kualifikasi serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

28.2 Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan


menggunakan metode sistem gugur.
28.3 Pakta integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta
sebelum pemasukan penawaran (untuk peserta yang melakukan
kemitraan/ KSO).

28.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan


dalam Bab VIII Dokumen Pengadaan ini.
28.5 Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila
memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Lembar Data
Kualifikasi (LDK) dokumen pengadaan ini.

28.6 Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas


makadilakukan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubahsubstansi formulir isian kualifikasi.

28.7 Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi


sudahmerupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak
dapatdilengkapi.

28.8 Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, pelelangan


dinyatakan gagal.

29 Pembuktian 29.1 Pokja BLP/ULP menyampaikan undangan pembuktian kualifikasi


Kualifikasi melalui alamat elektroni(e-mail) peserta (setiap peserta
diharapkan mengecek inbox atau spam e-mailnya)/pengumuman
di LPSE, ketidak tahuan peserta terhadap undangan pembuktian
kualifikasi yang disampaikan serta gagalnya pengiriman
undangan yang diakibatkan alamat elektronik/e-mailpeserta
sudah tidak aktif (baca: tidak berlaku lagi) menjadi resiko dan
tanggung jawab peserta pelelangan.
29.2 Alamat e-mail pokja yang berlaku dalam proses pengadaan ini
sesuai yang tercantum dalam LDP.

29.3 Yang hadir pada pembuktian kualifikasi harus Direktur


Perusahaan atau Kuasa Direktur yang namanya tercantum dalam
akte perusahaan, apabila tidak hadir dalam undangan ini sesuai
jadwal dinyatakan gugur.

29.4 Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon


pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

29.5 Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline).


29.6 Apabila peserta tidak dapat menghadiri pembuktian kualifikasi
dengan alasan yang dapat diterima, maka Pokja BLP/ULP dapat
memperpanjang waktu evaluasi dan pembuktian kualifikasi
sekurang-kurangnya 1 (satu) hari kerja.
29.7 Alasan peserta untuk tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi,
harus disampaikan secara tertulis baik elektronik atau non
elektronik kepada Pokja BLP/ULP.
29.8 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen
asli dan meminta salinan dokumennya.
29.9 Pokja BLP/ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada
penerbit dokumen dan pemilik dokumen, apabila diperlukan.

29.10 Dalam pembuktian kontrak kerja asli yang terdapat pada


lembar data pengalaman kerja dalam isian kualifikasi, calon
pemenang lelang wajib menunjukan dokumen Berita Acara serah
Terima Pekerjaan Pertama/Provisional Hand Over (PHO) dan
Berita Acara Serah Terima Kedua/Final Hand Over (FHO).
29.11 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,
peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya atau
peserta perorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam, serta
dilaporkan kepada Kepolisian atas perbuatan pemalsuan tersebut.

29.12 Apabila calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan/atau


calon pemenang cadangan 2 yang tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan dianggap mengundurkan diri, maka:
a) Dibatalkan sebagai calon pemenang; dan
b) Dimasukkan dalam daftar hitam.

29.13 Apabila calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan/atau


calon pemenang cadangan 2 mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan maka:
a) Dibatalkan sebagai calon pemenang; dan
b) Dimasukkan dalam daftar hitam.

29.14 Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi,


pelelangan dinyatakan gagal.
30 Berita Acara Pokja BLP/ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Pelelangan
Hasil (BAHP) yang paling sedikit memuat:
Pelelangan a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari masing-
masing peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan (jika menggunakan sistem nilai);
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
i. Pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran yang
memenuhi syarat.

F. PENETAPAN PEMENANG

31 Penetapan 31.1 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket pekerjaan yang
Pemenang dilelangkan oleh beberapa Pokja BLP/ULP dalam waktu yang
bersamaan, dan beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
kemampuan menangani paket (SKP), akan ditetapkan sebagai calon
pemenang oleh Pokja BLP/ULP pada paket berdasarkan alasan yang
menguntungkan negara (berdasarkan selisih antara harga
penawaran dengan HPS/cost saving)

31.2 Pokja BLP/ULP melakukan penetapan pemenang melalui aplikasi


SPSEsetelah melalui pembahasan internal seluruh anggota Pokja
BLP/ULP, atau setelah ditetapkan PA secara offline untuk nilai paket
di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Pokja
BLP/ULP dapat menetapkan pemenang lebih dari 1 (satu) penyedia
sesuai ketentuan yang terdapat dalam pada informasi paket dalam
aplikasi SPSE.

31.3 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan


akan mengakibatkan Surat Penawaran dan Jaminan Penawaran
habis masa berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada calon
pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran secara
tertulis sampai dengan perkiraan jadwal penandatanganan kontrak.
31.4 Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dan Jaminan
Penawaran dianggap mengundurkan diri dantidak dikenakan sanksi.

32 Pengumuman Pokja BLP/ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2


Pemenang (apabila ada) melalui aplikasi SPSE, di website sebagaimana tercantum
dalam LDP.
33 Sanggahan 33.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan
sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan
pemenang kepada Pokja BLP/ULP dalam waktu yang telah ditetapkan
dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan dan dapat
ditembuskan secara offline (di luar aplikasi SPSE) kepada PPK,
PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.

33.2 Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan


prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan
turunannya serta yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
usaha yang sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja BLP/ULP dan/atau pejabat
yang berwenang lainnya.

33.3 Pokja BLP/ULP wajib memberikan jawaban secara elektronik atas


semua sanggahan paling lambat 3 (tiga)hari kalendersetelah
menerima surat sanggahan.

33.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja BLP/ULP


menyatakan pelelangan gagal.

33.5 Sanggahan dianggap sebagai pengaduan, dalam hal:


a) Sanggahan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE (offline);
b) Sanggahan ditujukan bukan kepada Pokja BLP/ULP; atau
c) Sanggahan disampaikan diluar masa sanggah.

33.6 Sanggahan yang dianggap sebagai pengaduan tetap harus


ditindaklanjuti.

G. PENUNJUKAN PEMENANG

34 Penunjukan 34.1 Pokja BLP/ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan


Penyedia (BAHP) kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai
Barang/Jasa dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).

34.2 PPK menerbitkan SPPBJ apabilapernyataan peserta pada formulir


isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan terbukti tidak benar; atau
c. masa sanggah berakhir.

34.3 PPK menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian


SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan
SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang
ditunjuk

34.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,


dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan
yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP dan
masa penawarannya masih berlaku, yang bersangkutan tidak
dikenakan sanksi;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja BLP/ULP
dan masa penawarannya masih berlaku, maka yang
bersangkutan dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa
penawarannya sudah tidak berlaku, maka peserta yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi.

34.5 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka


penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat
penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau sudah
diperpanjang masa berlakunya.

34.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri,


maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat
laporan dari PPK.

34.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan.

34.8 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab.

34.9 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan


Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.

34.10 Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak
sependapat atas penetapan pemenang, maka diberitahukan
kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan:
a. apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi
ulang atau pelelangan dinyatakan gagal; atau
b. apabila PA/KPA sependapat dengan Kelompok Kerja ULP,
PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh Kelompok
Kerja ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK
untuk menerbitkan SPPBJ
34.11 PPK menginputkan data kontrak dan mengunggah hasil
pemindaian dokumen kontrak yang telah ditandatangani pada
aplikasi SPSE.

34.12 Dana APBD TA.2017 belum disahkan. SPPBJ dikeluarkan


menunggu pengesahan DIPA APBD TA.2017

34.13 Apabila setelah pengesahan DIPA APBD TA.2017 anggaran dana


untuk pekerjaan ini tidak dialokasikan maka proses pengadaan
yang telah dilakukan batal demi HUKUM dan peserta tidak dapat
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

35 BAHP, Berita 35.1 Pokja BLP/ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara
Acara Lainnya, tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia
dan secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi
Kerahasiaan aplikasi SPSE
Proses
35.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada
angka 35.1 diunggah (upload) oleh Pokja BLP/ULP menggunakan
menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.

35.3 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) oleh Pokja BLP/ULP bersifat rahasia sampai
dengan saat pengumuman pemenang.

H. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL


36 Pelelangan 36.1 Pokja BLP/ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila:
Gagal a. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
b. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
c. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga
Satuan atau Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
lebih tinggi dari HPS;
d. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya dan aturan turunanya serta Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
e. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan
ternyata benar; atau
f. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2,
setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

36.2 PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:


a. PA/KPAsebagaimana tercantum dalam LDP sependapat dengan
PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses
Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan dan aturan turunannya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan
Pokja BLP/ULP dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran
atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahan dan aturan turunannya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari
Dokumen Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan dan aturan turunannya.

36.3 Walikota menyatakan pelelangan gagal, apabila Pengaduan


masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkanPA dan/atau KPA,
ternyata benar.

36.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja BLP/ULP


memberitahukan kepada seluruh peserta.
37 Tindak Lanjut 37.1 setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, PA/KPA, PPK
Pelelangan dan/atau PokjaBLP/ULP melakukan evaluasi penyebab terjadinya
Gagal pelelangan gagal, antara lain:
a. kemungkinan terjadinya persekongkolan;
b. adanya persyaratan yang diskriminatif;
c. spesifikasi teknis terlalu tinggi;
d. spesifikasi mengarah pada satu merk/produk tertentu, kecuali
suku cadang;
e. nilai total HPS pengadaan terlalu rendah;
f. nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu luas/besar;
dan/atau
g. kecurangan dalam pengumuman.

37.2 Pokja BLP/ULP berdasarkan hasil evaluasi menentukan langkah


selanjutnya, yaitu melakukan:
a. Evaluasi ulang;
b. Penyampaian ulang dokumen penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.

37.3 Apabila hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal,


mengharuskanadanyaperubahan Dokumen Pengadaan,
makadilakukan pelelangan ulangdengan terlebih dahulu
memperbaiki Dokumen Pengadaan.

37.4 Pokja BLP/ULPmenindaklanjuti pelelangan gagal dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Melakukan pelelangan ulang, apabila:
1) Semua penawaran terkoreksi yang disampaikan peserta
melampaui HPS;
2) Pelaksanaan pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 beserta perubahan dan aturan turunannya.
b. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan tidak sehat,
maka dilakukan evaluasi ulang atau pengumuman ulang untuk
mengundang peserta baru selain peserta yang telah
memasukkan penawaran. Peserta yang terlibat terjadinya
persaingan tidak sehat, dikenakan sanksi dimasukkan dalam
Daftar Hitam;
c. Apabila pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Pengadaan, maka dilakukan pelelangan ulang;
d. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran, maka
dilakukan penyampaian ulangDokumenPenawaran atau
pelelangan ulang;
e. Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Pengadaan atau sanggahan dari peserta yang
memasukan Dokumen Penawaran atas kesalahan evaluasi
penawaran ternyata benar, maka dilakukan evaluasi ulang;
f. Apabila Sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen
Penawaran atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan
ternyata benar, maka setelah memperbaiki Dokumen Pengadaan,
dilakukan pelelangan ulang dengan mengumumkan kembali dan
mengundang peserta baru selain peserta lama yang telah masuk
dalam daftar peserta;
g. Apabila calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
setelah dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat
diterima, maka Pokja BLP/ULP:
1) Mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam
daftar peserta kecuali peserta yang tidak hadir tersebut,
untuk mengajukanpenawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis, dan harga) dan/atau melakukan
pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru;
2) Memberikan sanksikepadapeserta yangtidakhadir tersebut
berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
h. Apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN dari calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 ternyata benar, diatur ketentuan sebagai
berikut:
1) Apabila PA, KPA, PPK, dan Kelompok Kerja ULP tidak terlibat
KKN, maka Kelompok Kerja ULP :
a) Mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam
daftar pesertayang tidakterlibatKKN, untukmengajukan
penawaran ulangsecaralengkap (administrasi, teknis dan
harga); dan/atau
b) Melakukan pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru.
2) Apabila PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok Kerja ULP terlibat
KKN,maka dilakukan penggantianpejabat dan/atau Pokja
BLP/ULP yang terlibat KKN, kemudian Pokja BLP/ULP
pengganti:
a) Mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam
daftar peserta yang tidak terlibat KKN, untuk mengajukan
penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan
harga); dan/atau
b) Melakukan pelelangan ulang untuk mengundang peserta
baru.
3) Dalam hal Pokja BLP/ULP menemukan indikasi kuat adanya
persekongkolan diantara para peserta, maka Pokja BLP/ULP:
a) Meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa
koefisien dan harga satuan dasar upah, bahan dan alat
serta membandingkan dengan harga satuan pekerjaan
sejenis terdekat;
b) Memeriksa dokumentasi yang mendukung
adanyapersekongkolan; dan
c) Menghentikan proses pelelangan, apabila hasil penelitian
dan pemeriksaan mengarah kepada terjadinya
persekongkolan.
4) Peserta yang terindikasi bersekongkol dikenakan sanksi
digugurkan dalam proses pelelangan;
5) Peserta yang terbukti bersekongkol dikenakan sanksi:
a) Dimasukkan dalam daftar hitam; dan
b) Pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6) PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok Kerja ULP yang terlibat
KKN/persekongkolan, dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
i. Apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas
terjadinya pelanggaran prosedur ternyata benar, maka dilakukan
penggantian pejabat dan/atau Pokja BLP/ULP yang terlibat,
kemudian:
1) Pokja BLP/ULP pengganti mengundang ulang semua peserta
untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis, dan harga); dan
2) PA, KPA, PPK, dan/atau anggota Pokja BLP/ULP yang terlibat,
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
j. Pelelangan gagal karena calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri, dilakukan pelelangan
ulang dengan cara sebagai berikut:
1) Mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk
menyampaikan penawaran harga yang baru, apabila yang
memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga)
peserta (tidak termasuk yang mengundurkan diri); atau
2) Mengundang peserta lama dan mengumumkan kembali untuk
mendapatkan peserta baru yang memenuhi syarat supaya
mengajukan penawaran, apabila yang memenuhi syarat
kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk yang
mengundurkan diri); dan
3) Memberikan sanksi kepada peserta yang mengundurkan diri
berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
k. Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga),
maka:
1) Proses pelelangan dilanjutkan dengan melakukan negosiasi
harga, dalam hal peserta yang memasukan penawaran hanya
2 (dua); atau
2) Proses pelelangan dilanjutkan seperti proses Penunjukan
Langsung, dalam hal peserta yang memasukan penawaran
hanya 1 (satu).
l. Dalam hal Pelelangan ulang gagal, maka Pokja BLP/ULP dapat
melakukan Penunjukan Langsung berdasarkan persetujuan PA,
dengan tetap memperhatikan prinsip efisisensi, efektivitas, dan
akuntabilitas, dengan ketentuan:
1) Hasil pekerjaan tidak dapat ditunda;
2) menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat; dan
3) tidak cukup waktu untuk melakukan proses Pelelangan dan
pelaksanaan pekerjaan.
m. Apabila pelelangan ulang mengalami kegagalan dan tidak
memenuhi kriteria yang dimaksud pada huruf l) untuk
dilakukan Penunjukan Langsung:
1) Anggaran dikembalikan ke negara dalam hal waktu
sudah tidak mencukupi;
2) Dapat dilakukan pelelangan kembali dengan terlebih dahulu
melakukan pengkajian ulang penyebab pelelangan ulang
gagal apabila waktu masih mencukupi; atau
3) PA/KPA mengusulkan perubahan alokasi dananya
(revisi anggaran) untuk pekerjaan lain.
n. PA/KPA, PPK dan/atau ULP dilarang memberikan ganti rugi
kepada peserta pelelangan apabila penawarannya
ditolak/digugurkan/pelelangan dinyatakan gagal.

I. JAMINAN PELAKSANAAN

38 Jaminan 38.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya


Pelaksanaan SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak.

38.2 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah:


a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah
dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak (apabila diperlukan).

38.3 Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. diterbitkan oleh Bank Umum(tidak termasuk bank perkreditan
rakyat), perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum
dalam LDP;
c. nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat
Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan
nama PPK yang menandatangan kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan;
i. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

38.4 PPK mengkonfirmasi dan mengklarifikasi secara tertulis substansi


dan keabsahan/keaslian Jaminan Pelaksanaan kepada penerbit
jaminan.

38.5 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Jaminan


Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk
menandatangani Kontrak.

38.6 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Jaminan Pelaksanaan


diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

J. PENANDATANGANAN KONTRAK

39 Penanda- 39.1 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa apakah


tanganan pernyataan dalam Formulir Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila
Kontrak salah satu pernyataan tersebut tidak terpenuhi, maka
penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.

39.2 Sebelum dilaksanakan penandatangan kontrak, penyedia wajib


menyerahkan daftar seluruh tenaga ahli dan tenaga terampil sesuai
dengan yang telah di sampaikan pada dokumen penawaran dan
sesuai dengan persyaratan pada dokumen pengadaan. Apabila
penyedia tidak dapat menyampaikan daftar seluruh tenaga ahli dan
tenaga terampil sampai batas akhir penandatanganan kontrak, maka
PPK dapat membatalkan kontrak. Dan penyedia dapat diusulkan
masuk ke dalam daftar hitam.

39.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)


hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
penawaran atau penawaran terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS; dan
c. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai serah terima pertama
Pekerjaan Konstruksi.

39.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi


Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan
melewati batas tahun anggaran.

39.5 Dalam hal kontrak tahun tunggal perubahan waktu pelaksanaan


pekerjaan melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun
jamak.

39.6 PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi


substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan
paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

39.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam


Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar;
i. daftar kuantitas; dan
j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.
39.8 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila
diperlukan.

39.9 Penandatanganan kontrak yang kompleks dan/atau bernilai diatas


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah
draf kontrak memperoleh pendapat ahli hukum kontrak.

39.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia


adalah direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus
koperasiyang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran
Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
39.11 Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan
perusahaan/pengurus koperasi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani
Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja
tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus atau pihak
yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani Kontrak.
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. LINGKUP 1. Pokja BLP/ULP:Pokja IV BLP/ULP-JAKON


PEKERJAAN
2. Alamat Pokja BLP/ULP: Jalan Rahadi Oesman No. 3 Pontianak

3. Website Pemerintah Kota: http://pontianakkota.go.id

4. Website LPSE: http://lpse.pontianakkota.go.id

5. email Pokja: pokja4blp.ptk@gmail.com

6. Nama paket pekerjaan: Pembuatan Jalan dan Penataan Sel di


Lingkungan TPA

7. Nilai HPS: Rp. 2.864.310.000,00 (Dua Milyar Delapan Ratus Enam


Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Rupiah)

8. Uraian singkat pekerjaan: Sesuai dengan item pekerjaan yang


tercantum pada Bill of Quantity (BQ) dan spesifikasi teknis.

9. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 90 hari kalender sejak SPMK

B. SUMBER DANA 1. Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


APBD TA.2017.

C. JENIS KONTRAK 1. Kontrak berdasarkan cara pembayaran:


Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

2. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran:


Kontrak Tahun Tunggal

3. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan:


Kontrak Pengadaan Tunggal

4. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan:


Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal

D. JADWAL Sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE :


TAHAPAN
PEMILIHAN

E. PENINJAUAN Tidak dilakukan peninjauan lapangan.


LAPANGAN
F. MATA UANG 1. Mata uang yang digunakan Rupiah.
PENAWARAN
DAN CARA 2. Pembayaran dilakukan dengan cara Termin sesuai dengan bobot
PEMBAYARAN kemajuan fisik di lapangan.

G. MASA Masa berlaku penawaran selama 45 hari kalender sejak batas akhir
BERLAKUNYA waktu pemasukan penawaran.
PENAWARAN
H. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN
I. BATAS AKHIR Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN

J. PEMBUKAAN Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


PENAWARAN

K. DOKUMEN 1. Scan/File Surat Penawaran yang didalamnya mencantumkan:


PENAWARAN a. Tanggal; dan
b. Masa berlaku penawaran

2. File Metode Pelaksanaan;

3. File Jadwal dan Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan


serah terima pekerjaan pertama (PHO);

4. Spesifikasi Teknis;

5. Analisa harga satuan pekerjaan (untuk penawaran <80%);

6. Analisa Teknis Satuan Pekerjaan (untuk penawaran < 80%);

7. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang


ditugaskan penuh untuk pelaksanaan pekerjaan:
Lihat Lampiran 1 Dokumen Pengadaan ini.

8. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan:
Lihat Lampiran 2 Dokumen Pengadaan ini.

9. Surat Dukungan ketersediaan material/bahan dari supplier/pabrikan


untuk pekerjaan yang menggunakan material seperti:
Lihat Lampiran 3 Dokumen Pengadaan ini.

10. Uji mutu/teknis/fungsi diperlukan untuk:


a. Bahan Beton diperlukan uji mutu beton
b. Instalasi pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant,AMP) harus
mempunyai sertifikat laik operasi dan sertifikat kalibrasi dari
instansi yang berwenang untuk timbangan aspal, agregat dan
bahan pengisi (filler) tambahan yang masih berlaku
c. Untuk Instalasi Pencampur Aspal jarak maksimum 60 km dari
lokasi instalasi pencampur aspal ke titik 0 km Kota Pontianak. jika
jarak Instalasi Pencampur Aspal melebihi 60 km maka wajib
disertai surat pernyataan bersedia melakukan mobilisasi Instalasi
Pencampur Aspal mendekati lokasi pekerjaan dari pemilik
peralatan disertai lokasi Instalasi Pencampur Aspal yang baru
yang telah memiliki ijin pemerintah setempat.

L. AMBANG BATAS Tidak Menggunakan Ambang Batas Nilai Teknis


SISTIM GUGUR

M. SANGGAHAN, 1. Sanggahan disampaikan melalui aplikasi SPSE.


SANGGAHAN 2. Tembusan sanggahan dapat disampaikan di luar aplikasi SPSE
BANDING DAN (offline) ditujukan kepada:
PENGADUAN a. PPK: PPKom Kegiatan Penataan TPA Tahap II Dinas Lingkungan
Hidup Kota Pontianak
b. PA/KPA: Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak
c. APIP : Inspektorat Kota Pontianak
d. Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kota Pontianak
3. Pengaduan disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)ditujukan
kepada Inspektorat Kota Pontianak
N. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 104 hari kalender sejak
PELAKSANAAN penandatanganan kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPKom Kegiatan Penataan


TPA Tahap II Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak.

3. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah.

O. JAMINAN UANG 1. Nilai Jaminan Uang Muka sebesar 20% dari Nilai Kontrak.
MUKA
2. Jaminan Uang Muka ditujukan kepada PPKom Kegiatan Penataan TPA
Tahap II Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak.

3. Jaminan Uang Muka dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah.


BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A. Lingkup Nama Pokja BLP/ULP : Pokja IV BLP/ULP-JAKON
Kualifikasi
Alamat Pokja : Jalan Rahadi Oesman No. 3 Pontianak
BLP/ULP
WebsitePemerintah : http://pontianakkota.go.id
Kota Pontianak
Website LPSE : http://lpse.pontianakkota.go.id
Nama Paket : Pembuatan Jalan dan Penataan Sel di
Pekerjaan Lingkungan TPA

B. Persyaratan 1. peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat izin usaha yang
Kualifikasi dikeluarkan oleh instansi berwenang dan masih berlaku sesuai
peraturan perundang-undangan:
- SBU (Klasifikasi Bangunan Sipil Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana
Konstruksi Jalan Raya (kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta
Api, dan Landas Pacu Udara (SI003) )Kualifikasi Non Kecil
(Keabsahan SBU yang dapat digunakan pada pelelangan ini yaitu
yang tercantum dalam Sistem Informasi LPJK dengan alamat
www.lpjk.net dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
- IUJK (Ijin Usaha Jasa Konstruksi);

2. Memiliki Akte pendirian dan akte perubahan terakhir (jika ada);


3. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;

4. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun


terakhir (SPT Tahunan), yaitu Tahun 2016;

5. memperolehpaling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam


kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

6. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk


usaha Mikro, Usaha Kecil serta koperasi kecil serta kemampuan pada
sub bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil

7. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya


tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

8. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman (dibuktikan dengan surat keterangan domisili yang
dikeluarkan oleh kelurahan setempat);

9. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank


pemerintah/swasta sebesar Rp. 286.431.000,00 (Dua Ratus Delapan
Puluh Enam Juta Empat Ratus Tiga Puluh Satu Ribu Rupiah);

10. menyampaikan data pekerjaan yang sedang dikerjakan (apabila


ada).

11. Memiliki pengalaman pada Klasifikasi Bangunan Sipil Sub


Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya (kecuali Jalan
Layang), Jalan, Rel Kereta Api, dan Landas Pacu Udara (SI003)
dengan Kemampuan Dasar (KD) sekurang-kurangnya sama
dengan nilai total HPS Rp. 2.864.310.000,00 (Dua Milyar Delapan
Ratus Enam Puluh Empat Juta Tiga Ratus Sepuluh Ribu Rupiah).
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA


CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja IV BLP/ULP-JAKON

di-
PONTIANAK

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pembuatan Jalan dan Penataan Sel di Lingkungan TPA

Sehubungan dengan pengumuman Pemilihan Langsungdengan Pascakualifikasi dan


Dokumen Pengadaan nomor: 027/01/DOK/JALAN DAN PENATAAN SEL TPA/POKJA IV BLP-
ULP-JAKON/2017 tanggal 25 Agustus 2017 dan setelah kami pelajari dengan saksama
Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen
Pengadaan], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Pembuatan Jalan dan
Penataan Sel di Lingkungan TPA sebesar Rp_______________ (__________________________).
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Penawaran ini berlaku selama ____ (________________) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan dokumen penawaran ini.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. File/scan Daftar Kuantitas dan Harga;
2. Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra;
3. File/scan Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Harga Satuan Dasar Upah, bahan, dan peralatan;
d. Analisa harga satuan pekerjaan;
e. Analisa teknis satuan pekerjaan;
f. Daftar Personil Inti;
g. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan;
h. Surat Dukungan Bahan/Material;
i. Spesifikasi teknis;
j. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan (jika disyaratkan).
4. Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),apabila
memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga; dan
5. Dokumen Kualifikasiyang dikirim melalui formulir elektronik isian kualifikasi pada aplikasi
SPSE;
6. Pakta Integritas (untuk penyedia yang bermitra)

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja BLP/ULP
tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam
dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam
DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)____________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

.........................
Jabatan
B. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan ________________ yang pembukaan penawarannya


akan dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 20__, maka kami:
______________________________[nama peserta 1]
______________________________ [nama peserta 2]
______________________________[nama peserta 3]
______________________________ [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam
bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:


1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ________________
b. Menunjuk ____________________________[nama peserta 1] sebagai perusahaan utama
(leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama
kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara
bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen
kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:
_______________ [nama peserta 1]sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 2]sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 3]sebesar _____ % (___________ persen)
_________________________________ [dst]
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing
tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari
kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama secara tertulis dari
masing-masing anggota kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan diatas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan
melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini,
termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar
peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada
_________________________[nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur
utama/direktur pelaksana _________________________ [nama peserta 1] berdasarkan
persetujuan tertulis dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak
dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di


_________ pada hari __________ tanggal __________ bulan ____________, tahun
________________________

[Peserta 1] [Peserta 2]

(_______________) (________________)

[Peserta 3] [dst
(________________) (________________)]
Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat d iatas kertas segel/bermaterai
C. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (UNTUK 1 (SATU) FILE)

Dokumen Penawaran Teknis

Bentuk dokumen penawaran teknis harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai bab III
point 15.1.f dokumen pengadaan ini.
D. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
(TKDN), apabila diberikan preferensi harga

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI


(TKDN)
Nilai Gabungan Barang/Jasa (Rp) TKDN
Uraian Pekerjaan Total Barang/
DN LN Ribu % Gabungan
Jasa
Rp KDN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1F)
II. Peralatan (Barang jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2F)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3F)
Jasa
III. Manajemen Proyek
dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4F)
IV. Alat Kerja / Fasilitas
Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5F)
V. Konstruksi dan
Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6F)
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7F)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8F)

C. TOTAL Biaya (A + B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9F)

Formulasi perhitungan:

Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)


Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
% TKDN (Gabungan
= +
Barang dan Jasa)
Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[tanda tangan]
[nama wakil sah badan usaha]
E. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)

CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONSTRUKSI(RK3K)
[Logo & Nama
[digunakan untuk usulan penawaran]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3

A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan
K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan
secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus
menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal
tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3.
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
halaman : .. / ..
(Contoh Pengisian)

PENGENDALIAN RISIKO
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA SASARAN K3 PROYEK PROGRAM SUMBER DAYA
K3

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 Pekerjaan galian pada Tertimbun Nihil kecelakaan fatal 1.1 Penggunaan turap 1. Bahan (Turap, peralatan kerja, dll)
basement bangunan gedung 2. SDM (diisi dengan jumlah SDM yang diperlukan dan
dengan kondisi tanah labil kualifikasi sesuai dengan yang dibutuhkan)

1.2 Menyusun instruksi 1. SDM menyusun instruksi kerja


kerja 2. Sosialisasi instruksi kerja (..... kali)
1.3 Menggunakan Pengadaan rambu dan barikade
rambu peringatan dan
barikade
1.4 Melakukan 1. Instruktur
pelatihan kepada pekerja 2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan (terlampir);
2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;
B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.

C. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab
Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1 kolom
(5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;

PT/CV/Firma.........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan
oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONSTRUKSI(RK3K)
[Logo & Nama
[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala
risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan
harus ditandatangani oleh manajer proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi
yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuatIdentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui
PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM)
sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.

C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : .. / ..

PENILAIAN RISIKO
PENANGGUNG
SKALA PENGENDALIAN
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA TINGKAT JAWAB
KEKERAPAN KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3
RISIKO (Nama Petugas)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


1 Pekerjaan galian pada Tertimbun 3 3 9 1 1.1. Penggunaan turap
basement bangunan gedung (Tinggi) Pengawas
dengan kondisi tanah labil 1.2. Menggunakan metode lapangan/ quality
pemancangan engineer
1.3. Menyusun instruksi
kerja pekerjaan galian

1.4. Menggunakan rambu


peringatan dan barikade

1.5. Melakukan pelatihan


kepada pekerja

1.6 Pengunaan APD yang


sesuai

Dst.
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam
dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item pekerjaan
yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan .
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan:
prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut menjadi
prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko menggunakan
hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD),
diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum memperhitungkan penilaian
risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/ bahan
sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun
pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau
material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil untuk
bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk
menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk
bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi
terpaparnya/ tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan
menggunakan telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu
keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus dipakai
oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan
pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.

C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan
konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang
disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana Tabel
2.Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian, monitoring, dan
penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

SASARAN KHUSUS PROGRAM


PENGENDALIAN JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR SUMBER DAYA INDIKATOR PENANGGUNG
RISIKO WAKTU MONITORING
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan galian 1.1. Penggunaan turap Seluruh Penggunaan - Bahan (Turap, Sebelum Turap terpasang Checklist Pengawas
pada basement pekerjaan galian turap peralatan kerja, bekerja harus sesuai gambar /petugas terkait
bangunan gedung dipastikan memenuhi dll yang terkait) sudah lengkap dan spesifikasi
dengan kondisi tanah memenuhi spesifikasi - SDM sesuai
labil prinsip (ditetapkan dengan
keselamatan quality kebutuhan
enginering)

1.2. Menggunakan Tersedianya Sesuai dengan Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality Enginering
metode pemancangan metode metode yang (manual pelaksanaan melaksanakan
telah ditetapkan instruction/petun sesuai metode
juk kerja

1.3. Menyusun Tersedianya Sesuai dengan Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality Enginering
instruksi kerja instruksi kerja instruksi kerja petunjuk kerja pelaksanaan melaksanakan
pekerjaan galian petunjuk kerja

1.4. Menggunakan Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
rambu peringatan dan galian diberikan barikade barikade bekerja harus standar
barikade rambu dan standar (Dicari - SDM sesuai sudah lengkap
barikade standar contor dari jasa dengan
marga, NFPA) kebutuhan
SASARAN KHUSUS PROGRAM
PENGENDALIAN JANGKA
NO URAIAN PEKERJAAN URAIAN TOLOK UKUR SUMBER DAYA INDIKATOR PENANGGUNG
RISIKO WAKTU MONITORING
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.5. Melakukan Seluruh pekerja Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus dan Evaluasi hasil Petugas K3, unit
pelatihan kepada terkait telah paham program, bekerja harus paham penyuluhan/pel pelatihan/HRD
pekerja mengikuti mengenai materi/modul, tes sudah terlatih atihan
pelatihan dan sistem pemahaman, dan
penyuluhan keselamatan peserta.
galian

1.6 Pengunaan APD Seluruh pekerja - SNI helm, Masker, sepatu Sebelum 100% sesuai Disediakan Inspektor
yang sesuai menggunakan masker & keselamatan, bekerja harus standar petugas yang K3/petugas
APD standar sepatu (Dicari) pelindung kepala sudah lengkap melakukan pengawas
- Jumlah pengawasan pelaksanaan
pekerja selama pekerjaan
pekerjaan galian
berlangsung
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap
pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun
kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program
kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program
kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan
program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka
memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi sepanjang waktu
pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program

D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab.

E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagianD. (Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian
pada bagianC (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan kategori
sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan Program
K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan
ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]

( )
Penyedia Jasa
F. BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
CONTOH
Jenis pekerjaan : ....................
Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran

Harga
Kuantitas/ Satuan Harga
No. Uraian Satuan
Koefisien Dasar (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
-
Sub jumlah I .........
II Bahan/Material
-
-
Sub jumlah II .........
III Peralatan
-
-
Sub jumlah III .........
Sub jumlah (I+II+III) .........
IV Lain-lain
- Biaya umum1 .....% x Sub jumlah
- Keuntungan (I+II+III)
.....% x Sub jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV .........
Jumlah Harga = I+II+III+IV .........
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80%
dari HPS

1 Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
1
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
G. BENTUK ANALISA TEKNIS SATUAN PEKERJAAN
Jenis pekerjaan : ....................
Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran

Kuantitas/
No. Uraian Satuan
Koefisien
(1) (2) (3) (4)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
-
II Bahan/Material
-
-
III Peralatan
-
-

Catatan:
Hanya diperlukan untuk evaluasi teknis, apabila harga penawaran di bawah 80% dari HPS
H. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas, kecuali untuk peserta dengan
Kemitraan/KSO

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi___________________[pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama : _____________________[nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi___________________[pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan
K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________[tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia][Nama Penyedia][Nama Penyedia]

[tanda tangan] ,[tanda tangan],[tanda tangan] ,


[nama lengkap][nama lengkap][nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]


I. DATA ISIAN KUALIFIKASI

Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian
Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE

[FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK KEMITRAAN/KSO]

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________[nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : _____________[diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi _______________________
untuk [pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
dan atas nama
Alamat : ___________________________________
Telepon/Fax : ___________________________________
Email : ___________________________________

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama perusahaan/ koperasi/kemitraan/KSO
berdasarkan_______________ [aktapendirian/ anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi, disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta
pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai K/L/D/I yang
sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I] ;
3. sayatidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak
yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar
Hitam;
7. data-data badan usahayang saya wakili adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi

1. Nama Badan Usaha : _____________________


2. Status : Pusat Cabang

Alamat Kantor Pusat : _____________________


_____________________

3. No. Telepon : _____________________


No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
Alamat Kantor Cabang : _____________________
_____________________
4. No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi


a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________
: _______________
d. Nomor Pengesahan
Kementerian Hukum dan
HAM (untuk yang
berbentuk PT)
2. Akta/Anggaran Dasar
Perubahan Terakhir
a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________

C. Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan Usaha

D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________

E. IzinLainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________


2. Masa berlaku izin : _______________
3. Instansi pemberi izin : _______________

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. Identitas Alamat Persentase

2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________


b. Bukti Laporan Pajak Tahun
: No. _______ Tanggal _______
terakhir
G. Data Personalia(Tenaga ahli/teknis/terampilbadan usaha)

Jabatan Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam Sertifikat/
lahir Pendidikan Kerja (tahun) keahlian
pekerjaan Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan[cantumkan jika disyaratkan oleh Pokja BLP/ULP]

Kapasita
Mer
Jenis s atau Tahun Kondis Lokasi Status
Jumla k
No. Fasilitas/Peralatan output pembuata i Sekaran Kepemilikan/Dukunga
h dan
/ Perlengkapan pada n (%) g n Sewa
tipe
saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Data Pengalaman Perusahaan


(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang dipersyaratkan dalam kurun waktu
10 tahun terakhir)

Pemberi Tugas / Tanggal Selesai


Pejabat Pembuat Kontrak Pekerjaan
Nama Sub Ringkasan Komitmen Berdasarkan
No. Paket Bidang Lingkup Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No /
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon Tanggal
Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)

Pemberi Tugas / Pejabat Tanggal Selesai


Kontrak
Pembuat Komitmen Pekerjaan Berdasarkan
Ringkasan
Nama Paket
No. Lingkup Lokasi
Pekerjaan Alamat/ No / BA Serah
Pekerjaan Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Nama Bidang/Sub Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
L. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung
jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa
sanksiadministratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

__________[tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi
__________[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]
(nama lengkap wakil sah badan usaha)
[jabatan pada badan usaha]
J. SURAT PERNYATAAN PERSONIL

SURAT PERNYATAAN PERSONIL

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : __________________________________________
No. KTP : __________________________________________
Alamat : __________________________________________
No. Telepon : __________________________________________

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia ditugaskan secara penuh pada posisi
_____________ untuk paket pekerjaan _____________ pada Perusahaan PT/CV _____________
dan saat ini tidak sedang terikat kontrak pada paket pekerjaan lain maupun perusahaan lain.
Jika dikemudian hari ditemukan data yang tidak benar maka saya bersedia dikenakan sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.

____________,_____20__

Yang membuat pernyataan,


Materai
Rp.6000

(__________)
[nama jelas]
Menyetujui:
__________[nama Perusahaan PT/CV]

(__________)
[nama direktur perusahaan]
NB:
- Disertai Fotocopy KTP Personil yang bersangkutan
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI

I. Petunjuk Pengisian untuk peserta mengikuti petunjuk dan penggunaan aplikasi SPSE
(User Guide).
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing masing kualifikasi badan usahanya
dengan petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang yang dapat
dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Landasan Hukum Pendirian Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
perusahaan/anggaran dasar koperasi serta untuk badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan
usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika terdapat perubahan nama
anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, pada Pembuktian Kualifikasi peserta
diminta menunjukan asli dan memberikan salinan Bukti Pemberitahuan dari Notaris
selaku Kuasa Direksi yang telah diajukan melalui Sisminbakum atas Akta Perubahan
Terakhir.
C. Pengurus Badan Usaha
Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.

D. Izin Usaha
(Jenis izin usaha disesuaikan dengan bidang usaha dan peraturan perundang-undangan,
contohnya : Izin Usaha di bidang Konstruksi adalah Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK).

Untuk persyaratan perizinan bagi Penyedia Asing disesuaikan dengan praktek bisnis
internasional dan/atau ketentuan negara asal Penyedia)

Tabel izin usaha:


1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
4. Diisi dengan kualifikasi usaha.
5. Diisi dengan klasifikasi usaha.

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)


1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

F. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik saham/pesero, dan
persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT
Tahunan.
c. Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT
Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat
Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dengan
tanggal penerbitan paling lama 1 (satu) bulan sebelum tanggal mulai pemasukan
dokumen kualifikasi.
G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/SLTA/S1/S2/S3),
jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja,
profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun
penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis/terampil yang diperlukan. Pada
saat pembuktian kualifikasi harus membawa Ijazah, Sertifikat Keahlian/ketrampilan.

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan
tipe, tahun pembuatan, kondisi(dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/dukungan sewa)dari masing-masing
fasilitas/peralatan/perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan asli harus dapat
ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

I. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, subbidang pekerjaan yang dipersyaratkan, ringkasan
lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai
paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima(PHO), untuk
masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Data ini digunakan
untuk menghitung Kemampuan Dasar (KD) pada paket pekerjaan usaha non kecil.

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan
tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO), untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau
lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini.
K. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, bidang/subbidang pekerjaan dan lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta persentase progres menurut kontrak, dan
prestasi kerja terakhir. Data ini digunakan untuk menghitung Sisa Kemampuan Paket (SKP).

L. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan
serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai paket (HPS).

M. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi
berhak mewakili Kemitraan/KSO;

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan


pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi
yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan atau peserta perorangan tidak sedang
dalam menjalani sanksi pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta perorangan
tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4
(empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak,kecuali bagi pesertaUsaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi
kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro, Usaha
Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk
usaha non-kecil;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk
mengikuti pengadaan Pekerjaan Konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus)
dari nilai total paket (HPS);

11. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:


a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO
tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10 dilakukan untuk setiap
perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO;
12. untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis
dan kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai dalam
10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan status
peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang
(present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat
serah terima pertama
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum
ada, dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-
bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalahindeks yang merupakan komponen terbesar dari
pekerjaan;

13. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:


a. SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP = 5
Untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua
perusahaan yang bermitra/KSO;

14. persyaratan kualifikasi lainnya yang disampaikan dalam LDK

B. Pokja BLP/ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam
Dokumen Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang tercantum pada aplikasi
SPSEdalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja BLP/ULP dapat
meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah dikirmkan melalui aplikasi SPSE.

D. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data kualifikasi yang kurang tidak
dapat dilengkapi.
Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Personil Inti, Subpenyedia dan Peralatan

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum
kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian personil Penyedia di atas]

- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk
pelaksanaan pekerjaan]
BAB IX. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan

Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan terlampir

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Teknis Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Pokja BLP/ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan bangunan konstruksi
yang akan digunakan untuk pekerjaan permanen maupun untuk pekerjaan sementara
atau penunjang, dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat mungkin dipilih
yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan cara penggunaan yang
benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan
beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus
diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur
dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;
d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan
Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau
dari sumber-sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Teknis Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:
a. Pokja BLP/ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan perkakas yang akan
digunakan untuk pelaksanaan konstruksi, maupun peralatan permanen kelengkapan
bangunan konstruksi dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus
digunakan tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah penggunaan dan perawatannya, dan
diberi penjelasan singkat cara penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan
atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara
langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanannya alat dan
perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari
pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

12. Spesifikasi Teknis Proses/Kegiatan:


a. PPK harus mengidentifikasi bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan
pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan
risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan
terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu peringatan dan
kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
potensi bahaya pada proses tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang berbeda,
harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan
harus dilakukan tindakan pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur ijin kerja lebih dulu
dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya
tersebut.

13. Spesifikasi Teknis Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode
pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai
dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator
yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan
metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas,
material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan
material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi
bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor
kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat menjamin
keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka metode
kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang
sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya harus
dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di
ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi,
tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara
lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk
pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja
untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar yang
berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat
ahli terkait yang independen.

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-
gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode
pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai
kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal,
elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan
lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang
terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode kerja/konstruksi tersebut
telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai
dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan,
pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang
berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan
standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang
terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 di atas harus mempunyai
kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap
sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko
telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja
dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko, sebelum
diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli K3
Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh Ahli K3
Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3 Konstruksi.

B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail
BAB X. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan
Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan


aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan
diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea,
keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang
diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah
kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga
untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam
harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap
telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait
tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran yang terkait.

6. Pokja BLP/ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan


dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada
Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan
tidak boleh diubah.
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan
Nilai).
Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________ 1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di antara
bagian-bagian pekerjaan lain.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan
Nilai).
Daftar 3: Mata Pembayaran ______________________1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak Pertambahan
Nilai).
Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran Harga


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran __________
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+___)
PPN 10%
TOTAL NILAI
LAMPIRAN I

Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang ditugaskan penuh untuk


pelaksanaan pekerjaan:

Tgl/Bln/ Tahun
Jabatan Pengalaman
Thn Tingkat Sertifikat
No Nama Dalam Kerja Profesi/ Keahlian
Lahir Pendidikan dan
Pekerjaan (tahun)
Ijazah

1. S-1 Teknik Site 10 Tahun


Sipil Manager SKA Madya Ahli
Teknik Jalan
(1 orang)

2. S-1 Teknik Site 4 Tahun


Sipil Engineer SKA Muda Ahli
Teknik Jalan
(1 orang)

3. D-4 Ahli K3 4 Tahun


Keselamatan Konstruksi
dan
SKA Muda Ahli K3
Kesehatan
Konstruksi
Kerja

(1 orang)

4. D-1 Teknik Juru Ukur 5 Tahun


SKTK Juru Ukur/
Sipil
Teknisi Survey
Pemetaan
(1 orang)

5. STM Pelaksana 5 Tahun


SKTK Tukang Cor
Bangunan Lapangan
Beton/ Concretor/
Concrete Operations
(1 orang)

6. STM Pelaksana 5 Tahun


SKTK Tukang Besi
Bangunan Lapangan
Beton/ Barbender/
Barbending
(1 orang)

Keterangan
- Ijazah personil inti yang disampaikan pada saat klarifikasi adalah ijazah asli atau fotocopy ijazah asli (legalisir asli) yang
telah disahkan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2014 untuk jenjang
Perguruan Tinggi dan/ atau Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 29 Tahun 2014 untuk jenjang
pendidikan Dasar dan Menengah.
LAMPIRAN II

Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:

Status
Jenis Fasilitas/ Kapasitas Merk
Tahun Kondisi Lokasi Kepemilikan/
No Peralatan/ Jumlah atau output dan
Pembuatan (%) Sekarang Dukungan
Perlengkapan pada saat ini tipe
Sewa

1. Excavator 2 unit

2. Dump truck 5 unit

3. Waterpass + 1 set
tripod

4. Peralatan 3 set
Tukang

5. Concrete Mixer 1 unit


LAMPIRAN III

Surat Dukungan ketersediaan material/bahan dari supplier/pabrikan untuk pekerjaan yang


dipersyaratkan :
1. Surat dukungan material/bahan Ready Mix dari pabrikan memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
- Nama penyedia yang didukung sama dengan penyedia yang memasukkan penawaran;
- Paket pekerjaan yang didukung sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan;
- Pernyataan kesediaan stock untuk pekerjaan yang akan dilelangkan.

Anda mungkin juga menyukai