Anda di halaman 1dari 236

DOKUMEN PENGADAAN

Nomor :.......................................................
Tanggal:.......................... 2020

Untuk
Pengadaan
REHABILITASI UPB BBWS Pemali Juana
(PMJ-CW-8)

Digunakan dalam pengadaan dengan metode Pelelangan Nasional (National Competitive


Bidding/NCB) pada proyek yang dibiayai oleh Bank Dunia di Indonesia

Kelompok Kerja (POKJA) Pemilihan ........BP2JK Wilayah Jawa Tengah


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tahun Anggaran: 2020
2

DAFTAR ISI

BAB I. UMUM.......................................................................................................................................... 3
BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN ................................................................................................. 5
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)........................................................................................ 6
BAB IV. LEMBAR DATA PENAWARAN (LDP)..................................................................................... 43
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)........................................................................................ 52
BAB VI. BENTUK-BENTUK PENAWARAN STANDAR ........................................................................ 58
BAB VII. Bentuk-Bentuk Kontrak Standar ......................................................................................... 88
BAB VIII. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK) .....................................................................95
BAB IX. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ...................................................................146
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR ........................................... Error! Bookmark not defined.
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB XII. Bentuk-Bentuk Dokumen Standar Lain ................................... Error! Bookmark not defined.
2. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ....................... Error! Bookmark not defined.
3. Jaminan Pelaksanaan dari Bank ...................................................... Error! Bookmark not defined.
4. Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan ..... Error! Bookmark not defined.
5. Bentuk Jaminan Uang Muka dari Bank .......................................... Error! Bookmark not defined.
6. Jaminan Pemeliharaan dari Bank .................................................... Error! Bookmark not defined.
7.Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/PerusahaanPenjaminan...............................................231
3

BAB I. UMUM

 Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun


2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya serta ketentuan
teknis operasional pengadaan barang/jasa secara elektronik, dan dimodifikasi
untuk perjanjian pinjaman/kredit/hibah Proyek pada proyek-proyek yang dibiayai
oleh Bank Dunia diIndonesia.

 Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai


berikut:

Pekerjaan : Seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


Konstruksi pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan
wujud fisik lainnya;

HPS : Harga Perkiraan Sendiri;

HEA : Hasil Evaluasi Akhir

Kemitraan/ : kerja sama usaha antar penyedia yang masing- masing


Kerja Sama mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang
Operasi jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
(KSO)/Joint
Venture

LDP : Lembar Data Pemilihan;

LDK : Lembar Data Kualifikasi;

Pokja Pemilihan : Kelompok Kerja UKPBJ yang berfungsi untuk


melaksanakan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi;

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang


bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa;

SPPB : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;


4

PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over

FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan


berakhir/FinalHandOver

LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja


K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik

Aplikasi SPSE : Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara


Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di
server LPSE yang dapat diakses melalui website LPSE

Form Isian LPSE : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi


komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna
aplikasi

Form Isian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang digunakan
Elektronik Data oleh peserta lelang untuk menginput dan mengirimkan
Kualifikasi data kualifikasi.

E-Lelang : Proses Pelelangan sesuai dengan ketentuan dalam


Perpres 54/2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden 4/2015 beserta petunjuk teknisnya serta
ketentuan teknis operasional pengadaan barang/jasa
secara elektronik, dan dimodifikasi untuk perjanjian
pinjaman/kredit/hibah Proyek pada proyek-proyek yang
dibiayai oleh Bank Dunia di Indonesia.Semua istilah
“pelelangan” pada dokumen ini merujuk pada
pengertian “e-lelang”.

Bank : Bank adalah Bank Dunia.

Executing : K/L/D/I atau BUMN/BUMD yang menerim


Agency pinjaman/hibah dari Bank Dunia.

 Pokja Pemilihan mengumumkan pelaksanaan pelelangan ini melalui website


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Portal Pengadaan
Nasional melalui LPSE.
5

BAB II. PENGUMUMAN PELELANGAN


Pengumuman pelelangan tercantum dalam aplikasi SPSE
6

BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. UMUM

1. Lingkup 1.1. Pokja Pemilihan mengumumkan kepada para


Pekerjaan peserta untuk menyampaikan penawaran atas
paket Pekerjaan Konstruksi sebagaimana
tercantum dalam LDP.

1.2. Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana


tercantum dalam LDP.

1.3. Peserta yang ditunjuk berkewajiban untuk


menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak dengan
mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga
sesuaikontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan


sebagaimana tercantum dalam LDP.

3. Persyaratan 3.1. Perusahaan yang dapat menjadi peserta adalah


(Eligibility) badan usaha swasta, Badan Usaha Milik Negara
sesuai dengan ketentuan IKP angka 3.5 atau
gabungan kedua badan usaha tersebut dalam
bentuk KSO. Dalam hal peserta akan atau sedang
melakukan kemitraan/KSO dengan perusahaan
nasional atau asing maka peserta harus memiliki
Perjanjian Kemitraan/KSO yang memuat
persentase dalam kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO
tersebut. Peserta Kemitraan/KSO dilarang
mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi.
7

3.2. Peserta tidak diwajibkan membentuk KSO atau


mensubkontrakkan sebagian Pekerjaan. Dalam
hal ini, peserta asing juga tidak diwajibkan
membentuk KSO atau mensubkontrakkan
sebagian Pekerjaan kepada perusahaan lokal.
Dalam hal dibentuk KSO, seluruh anggotanya
bersama-sama maupun sendiri-sendiri
bertanggung jawab atas pelaksanaan Kontrak
sesuai dengan syarat-syarat Kontrak. KSO harus
menunjuk Wakil yang berwenang melaksanakan
segala urusan untuk dan atas nama setiap dan
seluruh anggota KSO selama proses pelelangan
dan, dalam hal KSO ditetapkan sebagai
pemenang, selama pelaksanaan kontrak. Jumlah
anggota KSO maksimal adalah sebagaimana
yang disebutkan dalamLDP.

3.3. Peserta dapat memiliki kewarganegaraan dari


suatu negara dengan memperhatikan
pembatasan dalam ketentuan IKP angka 3.6.
Peserta dianggap memiliki kewarganegaraan
suatu Negara jika Peserta itu dibentuk, didirikan
atau didaftarkan di dan beroperasi berdasarkan
ketentuan perundang-undangan Negara
tersebut sebagaimana dibuktikan dengan akta
pendirian perusahaan (atau dokumen
pembentukan usaha atau asosiasi lain yang
dipersamakan) dan dokumen pendaftaran
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kriteria ini juga digunakan untuk
menentukan kewarganegaraan dari subpenyedia
atau subkonsultan yang diusulkan atas sebagian
Pekerjaan termasuk Jasa-Jasa terkait. Untuk
kepentingan ini, kewarganegaraan adalah negara
dimana peserta, subkontraktor, subkonsultan
(baik individual maupun perusahaan) terdaftar.

3.4. Peserta yang dikenakan sanksi oleh Bank sesuai


8

dengan ketentuan IKP 4 dan ketentuan Pedoman


Bank untuk “Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi dalam Proyek-Proyek yang Dibiayai
dengan Pinjaman International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) serta
Kredit dan Hibah International Development
Association (IDA) (“Pedoman Anti Korupsi”)”
tidak memenuhi syarat untuk mengikuti
prakualifikasi, mengajukan penawaran atau
ditetapkan sebagai pemenang kontrak yang
dibiayai Bank atau mendapatkan manfaat dari
kontrak yang dibiayai Bank secara keuangan
atau lainnya selama jangka waktu yang
ditetapkan oleh Bank. Daftar badan usaha dan
orang perseorangan (individu) yang dilarang
dapat dilihat pada website Bank
http://www.worldbank.org/debarr.

3.5. Badan Usaha Milik Negara di Indonesia dapat


menjadi peserta hanya apabila mereka dapat
membuktikan bahwa mereka:
(i) mandiri secara hukum dan keuangan;
(ii) beroperasi berdasarkan undang-undang
perseroan terbatas, dan
(iii) bukan lembaga yang bergantung pada
Executing Agency.
Agar memenuhi syarat, badan usaha milik
negara wajib memberikan bukti yang
meyakinkan bagi Bank, melalui semua dokumen
yang relevan, termasuk Anggaran Dasarnya dan
informasi lain yang diminta oleh Bank bahwa
badan usaha milik negara tersebut: (i)
merupakan badan hukum yang terpisah dari
pemerintah; (ii) saat ini tidak mendapatkan
subsidi atau dukungan anggaran dalam jumlah
yang besar; (iii) beroperasi sebagai badan usaha
komersial yang tidak wajib menyerahkan
kelebihan/surplusnya kecuali dalam bentuk
9

dividen kepada pemerintah, dapat memperoleh


hak dan kewajiban, meminjam dana dan
bertanggung jawab atas pengembalian utang-
utangnya, dan dapat dinyatakan pailit; dan (iv)
tidak mengajukan penawaran atas kontrak yang
akan diberikan oleh departemen atau lembaga
pemerintah yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku merupakan
instansi penanggung jawab atau pengawas dari
badan usaha atau dapat mempengaruhi atau
mengendalikan jalannya badan usaha atau
institusi.

3.6. Badan usaha atau orang perseorangan (individu)


tidak memenuhi syarat menjadi peserta apabila
sebagaimana dimaksud dalam Bab IV.1 yaitu:
(a) sesuai dengan Undang-Undang atau
peraturan resmi, negara Peminjam
melarang diadakannya hubungan komersial
dengan Negara tersebut, dengan ketentuan
Bank merasa yakin bahwa
ketidakikutsertaan itu tidak menghilangkan
persaingan yang efektif untuk penyediaan
barang atau pengadaan kontrak pekerjaan
atau jasa yang dibutuhkan; atau
(b) tindakan yang sesuai dengan keputusan
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-
Bangsa berdasarkan Bab VII Piagam PBB,
Negara Peminjam melarang impor barang
atau pengadaan kontrak pekerjaan atau
jasa dari Negara tersebut, atau pembayaran
ke suatu negara, orang atau badan di
Negara tersebut.

3.7. Peserta wajib menyampaikan seluruh


persyaratan yang diminta oleh Pokja Pemilihan
yang sesuai dengan ketentuan dalam dokumen
pengadaan.
10

3.8. Material, peralatan dan jasa yang diadakan


berdasarkan Kontrak ini dan dibiayai oleh Bank
dapat berasal dari suatu negara yang terkena
pembatasan sebagaimana dimaksud dalam Bab
IV.1 Dokumen Pengadaan ini mengenai Negara-
Negara yang Memenuhi Syarat, dan semua
pengeluaran biaya berdasarkan Kontrak ini tidak
melanggar pembatasan tersebut. Atas
permintaan PPK, Peserta dapat disyaratkan untuk
menyampaikan bukti asal usul material,
peralatan dan jasa yangdiadakan.

4. Larangan 4.1. Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Dunia


Korupsi, Kolusi, mensyaratkan kepatuhan terhadap kebijakannya
dan Nepotisme mengenai praktek korupsi dan penipuan
(KKN) serta sebagaimana dimaksud dalam Bab IV.2
Penipuan Dokumen Pengadaan ini.

4.2. Selanjutnya, sesuai dengan kebijakan Bab IV.2,


Peserta meminta, dan mengharuskan agennya
(baik dinyatakan maupun tidak), subpenyedia,
subkonsultan, penyedia jasa atau pemasok
beserta personilnya untuk mengizinkan,
Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Dunia
untuk melakukan pemeriksaan terhadap segala
buku, catatan dan dokumen lain yang berkaitan
dengan proses prakualifikasi, pemasukan
penawaran, dan pelaksanaan kontrak (dalam hal
penunjukan pemenang) dan meminta agar
setiap buku, catatan dan dokumen tersebut
diaudit oleh auditor yang ditunjuk oleh
Pemerintah Indonesia dan/atau Bank Dunia,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4.3. Terkait adanya indikasi praktek korupsi, kolusi


dan nepotisme dapat dilaporkan langsung
kepada Bank Dunia melalui alamat yang tertera
pada LDP.
11

5. Larangan 5.1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi


Pertentangan dan perannya, harus menghindari dan mencegah
Kepentingan pertentangan kepentingan para pihak yang
terkait, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Setiap peserta yang diketahui
mempunyai pertentangan kepentingan harus
digugurkan.

5.2. Pertentangan kepentingan sebagaimana


dimaksud pada angka 5.1 antara lain meliputi :
a. anggota direksi atau dewan komisaris dalam
suatu badan usaha merangkap sebagai
anggota direksi atau dewan komisaris pada
badan usaha lainnya yang menjadi peserta
pada Pelelangan yang sama;
b. konsultan perencana/ pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/ diawasinya, kecuali dalam
pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan
Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai Konsultan Perencana dan/atau
KonsultanPengawas;
d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu
K/L/D/I atau anak perusahaan pada
BUMN/BUMD yang mengikuti Pengadaan
dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja Pemilihan
atau pejabat yang berwenang menetapkan
pemenang Pelelangan;
e. PPK dan/atau anggota Pokja Pemilihan,
secara langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan
perusahaan peserta dan/atau peserta, secara
langsung maupun tidak langsung,
dikendalikan oleh atau berada di bawah
kendali bersama dengan peserta lain;
12

f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang


dikendalikan, baik langsung maupun tidak
langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih
dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang
saham dan/atau salah satu pengurusnya
sama dan/atau menerima atau telah
menerima subsidi langsung maupun tidak
langsung dari peserta lain;
g. secara langsung atau tidak langsung
mengendalikan, dikendalikan oleh, berada di
bawah kendali bersama dengan peserta lain;
h. peserta menerima atau telah menerima
subsidi langsung maupun tidak langsung dari
peserta lain;
i. peserta mempunyai wakil resmi yang sama
dengan peserta lain;
j. peserta mempunyai hubungan dengan
peserta lain, secara langsung maupun melalui
pihak ketiga sehingga peserta mempunyai
kedudukan yang dapat mempengaruhi
penawaran Peserta lain, atau mempengaruhi
keputusan Pemilik Pekerjaan mengenai
proses pelelangan;
k. pengajukan lebih dari satu penawaran dalam
proses pelelangan ini. Pengajuan lebih dari
satu penawaran oleh satu Peserta
akanmengakibatkan digugurkannya semua
Penawaran dari Peserta bersangkutan.
Namun, hal ini tidak membatasi keikutsertaan
satu subpenyedia yang sama dalam lebih dari
satu penawaran;
l. atau salah satu afiliasinya pernah menjadi
konsultan dalam penyusunan desain atau
spesifikasi teknis pekerjaan yang menjadi
subyek penawaran;
m. atau salah satu afiliasinya telah dipekerjakan
(atau diusulkan untuk dipekerjakan) oleh PPK
sebagai tenaga ahli untuk pelaksanaan
13

Kontrak;
n. akan menyediakan barang, pekerjaan atau
jasa non-konsultan yang berasal dari atau
berkaitan langsung dengan jasa konsultasi
untuk persiapan atau pelaksanaan proyek
yang disebutkan dalam ketentuan IKP 1.2;
atau menyediakan atau disediakan oleh
afiliasi yang secara langsung maupun tidak
langsung mengendalikan, dikendalikan oleh,
atau berada di bawah kendali bersama
dengan perusahaan bersangkutan; atau
o. mempunyai hubungan bisnis atau keluarga
yang dekat dengan pegawai Pemerintah
Indonesia yang bekerja pada lembaga
pelaksana proyek, atau penerima sebagian
pinjaman yang: (i) secara langsung maupun
tidak langsung terlibat dalam penyusunan
dokumen lelang atau spesifikasi kontrak,
dan/atau proses evaluasi penawaran dari
kontrak tersebut; atau (ii) akan terlibat dalam
pelaksanaan atau pengawasan pelaksanaan
kontrak kecuali apabila pertentangan
kepentingan yang berasal dari hubungan
tersebut telah diselesaikan dengan cara yang
dapat diterima oleh Bank selama
berlangsungnya proses pengadaan dan
pelaksanaan kontrak.

5.3. Pegawai K/L/D/I dilarang menjadi peserta kecuali


cuti diluar tanggunganK/L/D/I.

6. Satu Penawaran Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai
Tiap Peserta anggota kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu
penawaran untuk satu paket pekerjaan.
14

B. DOKUMEN PENGADAAN

7. Isi Dokumen 7.1. Dokumen Pengadaan terdiri dari :


Pengadaan a. Bab I - Umum
b. Bab II - Pengumuman
c. Bab III - Instruksi Kepada Peserta;
d. Bab IV - Lembar Data Penawaran (LDP);
e. Bab IV.1 – Negara-Negara Yang Memenuhi
Syarat;
f. Bab IV.2 – Kebijakan Bank Dunia – Praktek
Korupsi dan Penipuan;
g. Bab V – Lembar Data Kualifikasi (LDK);
h. Bab VI – Bentuk-Bentuk Pelelangan
Standar :
(i). Bentuk Surat Penawaran,
(ii). [Bentuk Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO), bila ada],
(iii). Bentuk Informasi Penawaran Teknis;
(iv). Bentuk Informasi Penawaran Kualifikasi,
(v). Bentuk Pakta Integritas,
(vi). Bentuk Jaminan Penawaran
(Bank/Asuransi),
i. Bab VII – Bentuk Standar Kontrak:
(i) Bentuk Perintah Kerja
(ii) Bentuk Kontrak
j. Bab VIII - Syarat-Syarat Umum Kontrak;
k. Bab IX - Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
l. Bab X - Spesifikasi Teknis dan Gambar;
m. Bab XI - Daftar Kuantitas dan harga;
n. Bab XII – Bentuk Dokumen
Standar Lainnya :
(i). Bentuk Surat Penunjukan Penyedia
Pekerjaan;
(ii). Bentuk Surat Perintah Mulai Kerja;
o. Bentuk Jaminan Sanggahan Banding;
(i). Bentuk Jaminan Pelaksanaan dari Bank;
(ii). Bentuk Jaminan Pelaksanaan dari
perusahaan asuransi/penjaminan;
15

(iii). Jaminan Uang Muka dari Bank


(iv). Jaminan Pemeliharaan dari perusahaan
asuransi/Penjaminan

7.2. Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi


Dokumen Pengadaan ini. Kelalaian
menyampaikan Dokumen Penawaran yang tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan ini sepenuhnya merupakan
risiko peserta.

8. Bahasa Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi


Dokumen tertulis dalam proses pengadaan menggunakan Bahasa
Pengadaan Indonesia

9. Klarifikasi 9.1. Peserta yang membutuhkan klarifikasi mengenai


Dokumen Dokumen Pengadaan dapat mengirimkan
Pengadaan, permintaan klarifikasi secara tertulis kepada
Pemberian Pokja Pemilihan melalui aplikasi SPSE dengan
Penjelasan dan menggunakan fungsi pemberian penjelasan
Peninjauan dalam SPSE. Masa klarifikasi berlangsung mulai
Lapangan dari tanggal pengumuman pelelangan sampai
dengan 7 hari kalendar sebelum batas akhir
pemasukan penawaran. Peserta dapat meminta
klarifikasi setiap waktu selama masa ini. Pokja
Pemilihan akan memberikan jawaban tertulis
dalam hari kerja yang sama terhadap setiap
permintaan klarifikasi. Jawaban dari Pokja
Pemilihan akan diberikan dan diunggah melalui
aplikasi SPSE.

9.2. Pemberian penjelasan (aanwijzing) dilakukan


secara online melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal
dalam aplikasi SPSE.

9.3. Ketidakikutsertaan peserta pada saat pemberian


penjelasan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menolak/menggugurkan penawaran.
16

9.4. Apabila ditentukan dalam aplikasi SPSE, Pokja


Pemilihan melalui tim atau tenaga ahli pemberi
penjelasan teknis yang ditunjuk dapat
mengadakan peninjauan lapangan. Biaya yang
dikeluarkan oleh peserta untuk peninjauan
lapangan ditanggung oleh peserta.

9.5. Kumpulan pertanyaan dari peserta, dan jawaban


dari Pokja Pemilihan pada saat pemberian
penjelasan (aanwijzing) dalam SPSE merupakan
Berita Acara Pemberian Penjelasan (BAPP).

9.6. Dalam hal dilaksanakan peninjauan lapangan


maka Berita Acara Peninjauan Lapangan akan
dibuat dan diunggah melalui aplikasi SPSE.

10.1. Apabila terdapat ketentuan baru atau perubahan


10. Perubahan
penting sebelum batas akhir pemasukan
Dokumen
penawaran, maka Pokja Pemilihan
Pengadaan
menuangkannya ke dalam Adendum Dokumen
Pengadaan yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

10.2. Apabila ketentuan baru atau perubahan penting


tersebut tidak dituangkan dalam Adendum,
maka ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku
adalah Dokumen Pengadaan awal.

10.3. Pokja Pemilihan mengumumkan Adendum


Dokumen Pengadaan dengan cara mengunggah
(upload) file Adendum melalui aplikasi SPSE
paling lambat 2 (dua) hari sebelum batas akhir
pemasukan penawaran. Apabila Pokja Pemilihan
akan mengunggah (upload) fileAdendum kurang
dari 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan
penawaran, maka Pokja Pemilihan wajib
mengundurkan batas akhir pemasukan
penawaran.
17

10.4. Peserta dapat mengunduh (download) Adendum


Dokumen Pengadaan yang diunggah (upload)
Pokja Pemilihan pada aplikasi SPSE (apabila ada).

11. Tambahan Apabila addendum dokumen pengadaan mengakibatkan


Waktu kebutuhan penambahan waktu penyiapan dokumen
Pemasukan penawaran maka Pokja Pemilihan memperpanjang batas
Dokumen akhir pemasukan penawarannagar peserta mendapatkan
Penawaran waktu yang cukup untuk mencantumkan addendum ke
dalam penawaran mereka.

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN

12. Biaya dalam 12.1 Peserta menanggung semua biaya dalam


Penyiapan penyiapan dan penyampaian penawaran.
Penawaran
12.1. Pokja Pemilihan tidak bertanggung jawab atas
kerugian apapun yang ditanggung oleh peserta.

13. Bahasa 13.1. Semua Dokumen Penawaran harus


Penawaran menggunakan BahasaIndonesia.

13.2. Dokumen penunjang yang terkait dengan


Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau bahasaasing.

13.3. Dokumen penunjang yang berbahasa asing


perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia.

14. Dokumen- 14.1. Dokumen Penawaran dimasukan dalam satu file


Dokumen yang yang meliputi :
Termasuk a. Surat Penawaran yang mencantumkan :
18

dalam 1) Tanggal;
Penawaran 2) Masa Berlaku Penawaran;
3) Total harga penawaran;
4) Tandatangan wakil yang sah.
b. Konfirmasi tertulis seperti surat kuasa, yang
memberikan kewenangan kepada orang yang
menandatangani Penawaran untuk
melakukan perikatan atas nama Peserta.
c. Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah
dilengkapi.
d. Softcopy hasil pemindaian Surat Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi dan Jaminan
Penawaran (apabila peserta berbentuk
Kemitraan/KSO),
e. Penawaran teknis yang terdiri dari :
1) Metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan serah terima
pertama Pekerjaan (PHO); dan jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan;
3) daftar personil inti;
4) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan (apabila ada bagian
pekerjaan yang akan disubkontrakkan);
5) data teknis (seperti brosur, spesifikasi
dsb.) untuk bahan/barang tertentu apabila
ditetapkan dalam LDP.
6) Strategi Pengelolaan dan Rencana
Pelaksanaan terhadap Lingkungan, Sosial,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3).
f. Penawaran kualifikasi: Lihat Bab V – Lembar
Data Kualifikasi dan Form Isian Elektronik
Data Kualifikasi dalam aplikasi SPSE (untuk
peserta tunggal/single bidders) dan dalam
Bab VI (untuk peserta Kemitraan/Kerja Sama
Operasi/KSO) dalam dokumen pengadaan ini.
g. Pakta Integritas (peserta yang berbentuk
19

Kemitraan/Kerja Sama Operasi/KSO harus


mengisi dan Formulir Pakta Integritas yang
ditetapkan dalam Bab VI dokumen
pengadaan ini bersama dengan
penawarannya. Semua peserta lain dianggap
telah menandatangani Pakta Integritas ketika
mendaftarkan diri sebagai peserta lelang
paket pekerjaan melalui aplikasi SPSE).
h. Peserta Lelang harus menyerahkan Strategi
Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan
terhadap Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (LSK3) yang komprehensif
dan singkat (SPRP - LSK3) sebagaimana
disyaratkan oleh IKP butir e.6) pada Lembar
Data Penawaran (LDP). Strategi dan rencana
ini harus menguraikan secara rinci tindakan,
bahan, peralatan, proses pengelolaan,
biaya,dll. yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor dan Sub-kontraktornya,
sebagaimana dokumen ESMP terlampir.

15. Harga 15.1. Surat Penawaran dan semua dokumen yang


Penawaran disebutkan dalam ketentuan IKP butir 14.1 harus
dipersiapkan dengan menggunakan bentuk-
bentuk yang sesuai dalam Bab VI dokumen
pengadaan ini.

15.2. Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam


angka dan huruf.

15.3. Peserta mencantumkan harga satuan dan harga


total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jika harga
satuan ditulis nol atau tidak dicantumkan maka
pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan pekerjaan tersebut tetap
harus dilaksanakan.
20

15.4. Biaya overhead dan keuntungan serta semua


pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang sah
serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket Pekerjaan
Konstruksi ini diperhitungkan dalam total harga
penawaran.

15.5. [Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih


dari 12 (dua belas) bulan, penyesuaian harga
diberlakukan sebagaimana diatur dalam Syarat-
Syarat Umum/Khusus Kontrak].

15.6. Peserta Harus Memberikan Jaminan Penawaran


dengan besaran Rp [ditulis angka] [ditulis dalam
huruf], dan berlaku selama [ditulis angka] [ditulis
dalam huruf] Hari Kalender.

15.7. Jaminan Penawaran Asli dikirimkan melalui pos


tercatat/kurir kepada Pokja Pemilihan dengan
alamat yang tercantum dalam LDP. Dokumen
tersebut harus diterima sebelum batas akhir
pemasukan penawaran. Apabila dokumen
tersebut tidak diterima dalam waktu yang
ditentukan, maka penawaran dianggap tidak
responsif secara substansial. Dalam hal terdapat
perbedaan antara dokumen asli dengan
dokumen yang diunggah maka yang berlaku
adalah dokumenasli.

15.8. Jaminan Penawaran Harus Memenuhi


Persyaratan Sebagai Berikut :
a. Jaminan tanpa syarat, dan dikeluarkan oleh
Bank Umum, atau konsorsium perusahaan
asuransi umum/ Lembaga Penjaminan
/perusahaan penajaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship)
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri
Keuangan,
21

b. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan


tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja Pemilihan
diterima oleh Penerbit Jaminan; nama peserta
sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
c. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak
kurang dari nilai nominal sebagaimana
tercantum dalam15.5;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf
e. nama Pokja Pemilihan yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan nama
Pokja Pemilihan yang mengadakan
pelelangan;
f. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang dilelangkan;
g. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan
tanpa syarat sesuai dengan jumlah dalam
jaminan penawaran, Jaminan Penawaran atas
nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO.

15.9. Semua Penawaran yang tidak disertai dengan


jaminan penawaran Asli sesuai dengan pasal
15.5, maka penawaran akan ditolak sebagai tidak
responsive.

15.10. Jaminan Penawaran dari peserta yang ditetapkan


sebagai pemenang pelelangan akan
dikembalikan setelah penandatanganan kontrak
dan memberikan Jaminan Pelaksanaan.

15.11. Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak


ditetapkan sebagai pemenang pelelangan
22

akandikembalikan setelah pemenang


memberikan Jaminan Pelaksanaan.

15.12. Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan ke


kas Negara apabila :
a. peserta menarik kembali penawarannya
selama masa berlakunya surat penawaran,
atau perpanjangan yang di sediakan oleh
peserta;
b. calon pemenang gagal untuk menerima hasil
dari perjanjian dan tanda tangan kontrak.

16. Mata Uang 16.1. Semua harga dalam penawaran harus dalam
Penawaran dan bentuk mata uang Rupiah.
Cara
Pembayaran 16.2. Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan
dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

17. Masa Berlaku 17.1. Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana


Penawaran dan tercantum dalam LDP.
Jangka Waktu
Pelaksanaan 17.2. Apabila evaluasi penawaran belum selesai
dilaksanakan, sebelum akhir masa berlakunya
penawaran, Pokja Pemilihan meminta kepada
seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran
dalam jangka waktu tertentu dan diperhitungkan
paling kurang sampai perkiraan tanggal
penandatanganan kontrak.

17.3. Apabila penetapan pemenang telah disampaikan


dan tidak ada sanggah/sanggah banding, tetapi
DIPA belum disahkan, Pokja Pemilihan meminta
secara tertulis kepada pemenang lelang untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran
dalam jangka waktu tertentu dan diperhitungkan
23

paling kurang sampai perkiraan tanggal


penandatanganan kontrak.

17.4. Berkaitan dengan 17.2 dan 17.3, maka peserta


dapat :
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran; atau
b. menolak permintaan tersebut dan dapat
mengundurkan diri secara tertulis dengan
tidak dikenakan sanksi.

17.5. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang


ditawarkan tidak melebihi jangka waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP.

18. Pengisian Data 18.1. Peserta dapat mengunggah hasil pemindaian


Kualifikasi dokumen administrasi kualifikasi pada fasilitas
unggahan Dokumen Penawaran.
18.2. Dengan mengirimkan data kualifikasi melalui
SPSE:
a. dalam hal peserta tunggal, Data Kualifikasi
dan pernyataan yang menjadi bagian
kualifikasi dianggap telah ditandatangani
dan disetujui.
b. dalam hal peserta pemilihan ber-KSO, data
Kualifikasi dan pernyataan yang menjadi
bagian kualifikasi dianggap telah
ditandatangani dan disetujui oleh pejabat
yang menurut perjanjian KSO berhak
mewakili/ leadfirm KSO.

19. Pakta 19.1. Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan
Integritas tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme
(KKN), serta akan mengikuti proses pemilihan
secara bersih, transparan, dan professional.

19.2. Dengan mendaftar sebagai peserta lelang


melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah
24

menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk


peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi
(KSO), maka badan usaha yang ditunjuk
mewakili/ leadfirm KSO wajib menyampaikan
pakta integritas anggota KSO-nya melalui
fasilitas unggahan lainnya pada formulir isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi SPSE.

D. PEMASUKANPENAWARAN

20. Persiapan Data 20.1. Dokumen Penawaran disampaikan oleh peserta


Kualifikasi dan terdiri atas 1 (satu) Dokumen Penawaran yang
Dokumen telah disandikan/dienkripsi dan terdiri atas :
Penawaran a. Penawaran administrasi;
b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga;
d. Dokumen Kualifikasi.

20.2. Dokumen Penawaran disandikan/dienkripsi


dengan sistem pengaman dokumen.

20.3. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran


yang telah disandikan/dienkripsi sesuai jadwal
yang ditetapkan.

20.4. Peserta menyampaikan Data Kualifikasi


bersamaan dengan penyampaian Dokumen
Penawaran.

21. Penyampaian 21.1. Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran


Data Kualifikasi kepada Pokja Pemilihan, dengan jadwal
dan Dokumen sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
Penawaran ketentuan peserta mengunggah Dokumen
Penawaran terenkripsi hanya melalui aplikasi
SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan.

21.2. Peserta menyampaikan Data Kualifikasi kepada


25

Pokja Pemilihan, dengan jadwal sebagaimana


tercantum dalam LDP, dengan
ketentuanpesertamenggunggahDokumenPenaw
aranterenkripsihanyamelaluiaplikasi SPSE
sesuaijadwal yang ditetapkan.

21.3. Dokumen Penawaran administrasi, teknis, harga


dan dokumenkualifikasi dienkripsi menggunakan
sistem pengaman dokumen.

21.4. Peserta mengunggah (upload) Dokumen


Penawaran administrasi, teknis, harga dan
dokumenkualifikasi yang telah terenkripsi sesuai
jadwal yang ditetapkan.

21.5. Peserta dapat mengunggah Dokumen


Penawaran secara berulang sebelum batas akhir
waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
Dokumen Penawaran terakhir akan
menggantikan Dokumen Penawaran yang telah
terkirim sebelumnya.

21.6. Surat Penawaran dan/atau dokumen lain sebagai


bagian dari Dokumen Penawaran yang diunggah
(upload) ke dalam aplikasi SPSE dianggap sah
sebagai dokumen elektronik dan dianggap telah
disetujui dan ditandatangani secara elektronik
oleh pemimpin/direktur perusahaan atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor
pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik
atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama
adalah yang berhak mewakili perusahaan yang
bekerja sama atau pihak yang diberi kuasa oleh
pemimpin atau direktur perusahaan yang nama
pemberi kuasanya tercantum dalam akta
pendirian/perubahan.

21.7. Pengguna SPSE wajib mengetahui dan


melaksanakan ketentuan penggunaan sistem
26

pengaman dokumen yang melekat pada SPSE.

21.8. Untuk Peserta yang berbentuk KSO, pemasukan


penawaran dilakukan oleh badan usaha yang
ditunjuk mewakili KSO/leadfirm. KSO.

22. Batas Akhir 22.1. Penawaran harus disampaikan secara elektronik


Waktu melalui aplikasi SPSE kepada Pokja Pemilihan
Pemasukan paling lambat pada waktu yang ditentukan oleh
Penawaran dan Pokja Pemilihan sebagaimana tercantum dalam
Penawaran LDP.
Terlambat
22.2. Pokja Pemilihan tidak diperkenankan mengubah
waktu batas akhir pemasukan penawaran kecuali
:
a. keadaan kahar;
b. terjadi gangguan teknis;
c. perubahan dokumen pemilihan yang
mengakibatkan kebutuhan penambahan
waktu penyiapan Dokumen Penawaran; atau
d. tidak ada peserta yang memasukkan
penawaran sampai dengan batas akhir
pemasukan penawaran.

22.3. Dalam hal Pokja Pemilihan mengubah waktu


batas akhir pemasukan penawaran maka harus
menyampaikan/menginformasikan pada SPSE
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

22.4. Aplikasi SPSE menolak setiap Dokumen


Penawaran yang dikirimkan setelah batas akhir
waktu pemasukan penawaran
27

E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN

23. Pembukaan 23.1. Jadwal pembukaan penawaran sebagaimana


Penawaran tercantum dalam LDP.

23.2. Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja


Pemilihan mengunduh (download) dan
melakukan dekripsi Dokumen Penawaran
dengan menggunakan sistem pengaman
dokumen sesuai waktu yang telah ditetapkan.

23.3. Terhadap Dokumen Penawaran yang tidak dapat


dibuka (didekripsi), Pokja Pemilihan
menyampaikan Dokumen Penawaran tersebut
kepada LPSE untuk mendapat keterangan bahwa
Dokumen yang bersangkutan tidak dapat dibuka
dan bila dianggap perlu LPSE dapat
menyampaikan Dokumen Penawaran tersebut
kepada LKPP.

23.4. Berdasarkan keterangan dari LPSE, apabila


Dokumen Penawaran tidak dapat
dibuka/didekripsi maka Pokja Pemilihan dapat
menetapkan bahwa Dokumen Penawaran
tersebut tidak memenuhi syarat sebagai
penawaran dan penyedia barang/jasa yang
mengirimkan Dokumen Penawaran tersebut
dianggap tidak memasukkan penawaran. Apabila
dapat dibuka, maka Pokja Pemilihan akan
melanjutkan proses atas penawaran yang
bersangkutan.

23.5. Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk


apabila Dokumen Penawaran sebagaimana
dimaksud pada IKP 14.1 terpenuhi. Surat
pengunduran diri (misalnya) tidak termasuk
sebagai penawaran.
28

23.6. Pokja Pemilihan tidak boleh menggugurkan


penawaran pada waktu pembukaan penawaran,
kecuali untuk Dokumen Penawaran yang sudah
dipastikan tidak dapat dibuka berdasarkan
keterangan LPSE.

24. Klarifikasi 24.1. Untuk membantu pemeriksaan, evaluasi dan


Penawaran pembandingan penawaran dan kualifikasi
Peserta maka Pokja Pemilihan atas
kebijaksanaannya sendiri dapat meminta
klarifikasi dari Peserta mengenai penawarannya.

24.2. Setiap klarifikasi yang disampaikan oleh Peserta


yang tidak sesuai dengan permintaan Pokja
Pemilihan tidak akandipertimbangkan.

24.3. Permintaan Klarifikasi oleh Pokja Pemilihan dan


jawabannya harus dibuat secara tertulis dalam
surat yang dikirim melalui jasa kurir, faksimili
atau email. Perubahan pada harga atau substansi
penawaran tidak diminta, dilakukan atau
diizinkan kecuali untuk mengkonfirmasi hasil
koreksi atas kesalahan aritmatik yang ditemukan
oleh Pokja Pemilihan dalam evaluasi penawaran
sesuai dengan ketentuan IKP butir 25 atau untuk
mengkonfirmasi informasi yang tidak jelas atau
tidak lengkap sehubungan dengan kualifikasi
peserta sesuai denganIKP butir 27.3.

24.4. Apabila Peserta tidak menyampaikan klarifikasi


atas penawarannya pada tanggal dan waktu
yang ditetapkan dalam permintaan klarifikasi
dari Pokja Pemilihan maka penawarannya dapat
ditolak.

25. Koreksi atas 25.1. Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi


kesalahan aritmatik oleh Pokja Pemilihan dengan ketentuan
aritmatik sebagai berikut :
29

a. apabila terdapat perbedaan antara harga


satuan dan total harga sebagai hasil dari
perkalian antara harga satuan dengan
kuantitas maka yang berlaku adalah harga
satuan sehingga total harganya harus
dikoreksi;
b. Apabila terdapat kesalahan perhitungan
yang berkaitan dengan penjumlahan atau
pengurangan subtotal maka yang berlaku
adalah subtotal sehingga totalnya harus
dikoreksi;
c. Apabila terdapat perbedaan antara penulisan
huruf dan angka maka yang berlaku adalah
jumlah dalam huruf, kecuali jika jumlah dalam
huruf berkaitan dengan kesalahan aritmatik
sehingga yang berlaku adalah jumlah dalam
huruf berdasarkan ketentuan butir (a) dan (b)
diatas;
d. Apabila Peserta yang memasukkan
penawaran harga evaluasi terendah menolak
hasil koreksi atas kesalahan maka
penawarannya dinyatakan tidak responsif dan
dinyatakan gugur.

25.2. Berdasarkan hasil koreksi aritmatik, Pokja


Pemilihan menyusun daftar penawaran dan
peringkatnya mulai dari penawaran harga
terkoreksi terendah.

26. Evaluasi 26.1. Pokja Pemilihan melakukan evaluasi penawaran


Penawaran yang meliputi :
a. Evaluasia dministrasi;
b. Evaluasi teknis;
c. evaluasi harga; dan
d. evaluasi kualifikasi

26.2. Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi


penawaran adalah sebagai berikut :
30

a. Pokja Pemilihan menggunakan kriteria dan


metodologi evaluasi yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan. Kriteria evaluasi lain
tidak boleh digunakan;
b. Pokja Pemilihan dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran
kecuali memberikan informasi kualifikasi
apabila diminta secara tertulis oleh Pokja
Pemilihan;
c. penawaran yang responsif secara substansial
adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi
teknis yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan ini, tanpa ada penyimpangan
yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok
atau penawaran bersyarat adalah :
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan
ini yang mempengaruhi lingkup, kualitas
dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak
sehat dan/atau tidak adil di antara peserta
yang memenuhi syarat.
e. Pokja Pemilihan dilarang menggugurkan
penawaran dengan alasan :
1) ketidakhadiran peserta dalam pemberian
penjelasan dan/atau pembukaan
penawaran;dan/atau
2) penyimpangan, kondisi, kesalahan atau
kelalaian yang tidak signifikan/tidak
penting.
f. Peserta dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja Pemilihan
selama proses evaluasi. Komunikasi dengan
31

cara lain tidak dilakukan antara peserta dan


Pokja Pemilihan kecuali dilakukan secara
tertulis, selama proses evaluasi penawaran
sampai pengumuman pemenang;
g. Pokja Pemilihan membatalkan pemenang
apabila pemenang tersebut termasuk
karyawannya atau agennya atau
subkonsultan, subpenyedia, penyedia jasa,
pemasok dan/atau karyawannya secara
langsung maupun tidak langsung terlibat
dalam praktek korupsi, penipuan, kolusi,
pemaksaan atau penghalangan dalam
bersaing untuk mendapatkan kontrak.

26.3. Evaluasi Administrasi :


a. evaluasi terhadap data administrasi hanya
dilakukan terhadap hal-hal yang tidak
dievaluasi pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan responsif secara
administrasi, apabila :
1) syarat-syarat administrasi dalam
ketentuan butir (2) di bawah ini secara
substansial dipenuhi/dilengkapi;
2) surat penawaran memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
a) jangka waktu berlakunya surat
penawaran tidak kurang dari 90
(sembilan puluh) hari setelah batas
akhir pemasukan penawaran yang
ditetapkan;
b) bertanggal;
c) ditandatangani oleh wakil yang sah
dari peserta.
c. apabila tidak ada penawaran yang responsif
secara substansial, maka pelelangan
dinyatakan gagal.
32

26.4. Evaluasi Teknis :


a. evaluasi teknis dilakukan terhadap
penawaran yang secara substansial responsif
terhadap syarat-syarat administrasi;
b. unsur-unsur evaluasi teknis sesuai dengan
yang ditetapkan dalam Bab X tentang
Spesifikasi Teknis dan Gambar;
c. evaluasi teknis harus dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Pokja Pemilihan harus mengevaluasi
terpenuhinya persyaratan teknis secara
substansial seperti yang ditetapkan dalam
Bab X tentang SpesifikasiTeknis dan
Gambar;
2) Penawaran dinyatakan responsif secara
teknis dan substansial terhadap
persyaratan teknis apabila :
a) Metode pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan menggambarkan
kemampuan dalam penyelesaian
pekerjaan;
b) jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan serah terima pertama
Pekerjaan (PHO) yang ditawarkan tidak
melampaui batas waktu yang
tercantum dalam LDP;
c) spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam
Bab X tentang Spesifikasi Teknis
danGambar;
d) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP;
e) personil inti yang akan ditempatkan
secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam
LDP serta posisinya dalam manajemen
33

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan


organisasi pelaksanaan yang diajukan;
f) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang disediakan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam
LDP.
d. Apabila tidak ada penawaran yang responsif
secara substansial terhadap persyaratan
teknis maka pelelangan dinyatakan gagal.

26.5. Evaluasi Harga


a. Evaluasi harga akan dilakukan terhadap
penawaran yang responsif secara substansial
terhadap persyaratan teknis;
b. Evaluasi harga dilakukan berdasarkan harga
yang terkoreksi secara aritmatik terhadap
penawaran yang responsif secara substansial
terhadap persyaratan administratif dan teknis
untuk menentukan penawaran terendah hasil
evaluasi;
c. Berdasarkan evaluasi harga di atas, apabila
penawaran dengan harga terkoreksi terendah
melebihi perkiraan biaya dengan selisih yang
substansial maka pelelangan dinyatakan
gagal;
d. Penawaran harga secara berulang (e- reverse
auction) tidak diijinkan.

27. Evaluasi 27.1. Pokja Pemilihan harus menentukan apakah


Kualifikasi Peserta yang terpilih adalah peserta dengan
harga terkoreksi terendah dan secara
administratif dan teknis responsif secara
substansial dengan syarat-syarat yang
ditentukan dalam kualifikasi seperti yang tertera
pada Lembar Data Kualifikasi (LDK) pada
dokumen pengadaan Bab V Dokumen
Pengadaan ini.
34

27.2. Apabila peserta dengan harga terkoreksi


terendah gagal untuk memenuhi kualifikasi yang
sudah ditentukan pada Lembar Data Kualifikasi
(LDK), Pokja Pemilihan akan melanjutkan ke
penawaran evaluasi terendah berikutnya untuk
membuat keputusan serupa mengenai kualifikasi
Peserta.

27.3. Apabila ditemukan informasi yang kurang jelas


dan/atau tidak lengkap sehubungan dengan
kualifikasi peserta, maka Pokja Pemilihan akan
meminta klarifikasi secara tertulis (melalui surat
yang dikirim via jasa kurir, faks atau email)
kepada peserta dan memberikan waktu yang
cukup (tidak kurang dari satu minggu) kepada
peserta untuk menjawab. Informasi kualifikasi itu,
baik yang bersifat faktual maupun historis, tidak
boleh mengubah substansi penawaran dan akan
diperhitungkan dalam evaluasi.

27.4. Apabila dianggap perlu, Pokja Pemilihan


akanmelakukan verikasi secara tertulis kepada
pemilik pekerjaan sebelumnya dan/atau bank
umum peserta terhadap informasi kualifikasi
yang disampaikan dalam penawaran peserta
Setiap komunikasi lisan tidak akan
diperhitungkan.

27.5. Klarifikasi dan pembuktian kualifikasi secara


tatap muka tidak diijinkan.
28. Hak Pokja
Pemilihan Pokja Pemilihan berhak menerima atau menolak
untuk setiap penawaran dan membatalkan proses lelang
Menerima dan serta menolak semua penawaran setiap saat sebelum
Menolak penetapan pemenang, tanpa menimbulkan kewajiban
Penawaran apapun bagi Peserta. Penolakan dan pembatalan
proses pelelangan dilakukan apabila proses
pelelangan dilakukan tidak sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Dalam hal terjadi pembatalan, semua
35

penawaran yang dimasukkan harus segera


dikembalikan kepada peserta berserta alasan
pembatalan lelang tersebut.

F. PENETAPAN PEMENANG

29. Penetapan Pokja Pemilihan harus menetapkan pemenang yang


Pemenang menawar dengan harga terkoreksi terendah dan yang
penawarannya dinyatakan responsif secara substansial
dalam evaluasi administrasi, teknis dan harga, serta
memenuhi ketentuan kualifikasi yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan ini.

30. Pengumuman Pokja Pemilihan harus mengumumkan hasil proses


lelang melalui aplikasi SPSE di website sebagaimana
tercantum dalam LDP dan melalui papan pengumuman
resmi. Informasi yang diumumkan harus mencakup: (a)
nama setiap peserta yang memasukkan penawaran; (b)
harga penawaran sebagaimana yang dibacakan pada
pembukaan penawaran; (c) harga terkoreksi setiap
penawaran yang dievaluasi; (d) nama peserta yang
penawarannya ditolak karena tidak responsif secara
substansial atau tidak memenuhi kriteria kualifikasi atau
tidak dievaluasi, beserta alasannya; dan (e) nama
pemenang, total nilai kontrak final maupun durasi dan
ringkasan dari cakupan kontrak.

31. Sanggahan 31.1. Peserta yang memasukkan penawaran dapat


menyampaikan sanggahan secara elektronik
melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang
kepada Pokja Pemilihan dalam waktu yang telah
ditetapkan dengan disertai bukti terjadinya
penyimpangan dan harus ditembuskan secara
offline (di luar aplikasi SPSE) kepada PPK, PA/KPA
dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.

31.2. Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi


36

penyimpangan prosedur meliputi :


a. penyimpangan terhadap ketentuan dan
prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden
No. 4 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya
dan yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja
Pemilihan dan/atau pejabat berwenang
lainnya.

31.3. Pokja Pemilihan wajib memberikan jawaban


secara elektronik atas semua sanggahan paling
lambat 5 (lima) hari kalender setelah menerima
surat sanggahan melalui aplikasi SPSE.

31.4. Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja


Pemilihan harus merevisi evaluasi penawaran
dan rekomendasi penetapan pemenang. Alasan
atas keputusan itu harus dicatat dalam evaluasi
hasil revisi tersebut. Dengan demikian, jika hal ini
menyebabkan revisi terhadap rekomendasi
penetapan pemenang, maka Pokja Pemilihan
harus mengumumkan ulang hasil revisi
penetapan pemenang sesuai dengan IKP butir 32
Dokumen Pengadaan ini.

31.5. Peserta yang mengajukan sanggahan terhadap


hasil penetapan pemenangyang diumumkan
ulang dapat mengajukan sanggahan paling
lambat 5 (lima) hari calendar.

31.6. Sanggahan yang disampaikan secara offline


namun bukan karena keadaan kahar atau
37

gangguan teknis, atau sanggahan yang


disampaikan kepada PA/KPA, PPK, atau
sanggahan yang disampaikan bukan kepada
Pokja Pemilihan atau sanggahan yang
disampaikan di luar masa sanggah, dianggap
sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti.

G. PENUNJUKAN PEMENANG

32. Penunjukan 32.1. PPK harus menerbitkan Surat Penunjukan


Penyedia Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ )apabila :
a. Tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan terbukti tidak benar;
c. masa sanggah berakhir.

32.2. PPK harus memasukkan data SPPBJ dan


mengunggah hasil pemindaian SPPBJ yang telah
diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan
SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada
Peserta yang ditunjuk.

32.3. Peserta yang ditunjuk sebagai pemenang wajib


menerima keputusan tersebut.

32.4. Kegagalan pemenang untuk menyerahkan


Jaminan Pelaksanaan atau menandatangani
kontrak menjadi dasar yang cukup untuk
pembatalan penetapan pemenang. Dalam hal ini,
Pokja Pemilihan dapat menetapkan pemenang
kepada peserta yang menawarkan harga
terkoreksi terendah berikutnya dan yang
penawarannya telah dinyatakan responsif dalam
evaluasi administrasi, teknis dan harga serta
memenuhi syarat-syarat kualifikasi yang
tercantum dalam dokumen pengadaan selama
surat penawaran masih berlaku atau sudah
38

diperpanjang.

32.5. SPPBJ harus diterbitkan paling lambat [6 (enam)


hari kerja setelah pengumuman penetapan
pemenang, apabila tidak ada sanggahan.

32.6. SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua)


hari kerja setelah semua sanggahan dan
sanggahan banding dijawab.

32.7. Dalam SPPBJ disebutkan bahwa peserta harus


menyiapkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan kontrak.

32.8. Kontrak harus ditandatangani paling lambat 14


(empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya
SPPBJ.

32.9. PPK harus memasukkan data kontrak dan


mengunggah dokumen kontrak yang telah
ditandatangani pada aplikasi SPSE.

33. BAHP, Berita 33.1. Pokja Pemilihan harus menuangkan ke dalam


Acara Lainnya, BAHP atau Berita Acara tambahan lainnya segala
dan hal terkait proses pemilihan peserta secara
Kerahasiaan elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Proses difasilitasi aplikasi SPSE.

33.2. Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana


dimaksud pada angka 33.1 diunggah oleh Pokja
Pemilihan menggunakan menu upload informasi
lainnya pada aplikasi SPSE.
33.3. Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam
Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) oleh Pokja
Pemilihan bersifat rahasia sampai dengan saat
pengumuman pemenang.
39

H. PELELANGAN GAGAL

34. Pelelangan 34.1. Pokja Pemilihan menyatakan pelelangan gagal,


Gagal apabila tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;

34.2. Apabila pelelangan dinyatakan gagal atau


dihentikan maka Pokja Pemilihan wajib
memberitahukan kepada semua peserta secara
elektronik melalui SPSE.

I. JAMINAN PELAKSANAAN

35. Jaminan 35.1. Pemenang akan menyerahkan Jaminan


Pelaksanaan Pelaksanaan dengan nilai yang ditetapkan dalam
IKP 36.1 Dokumen Pengadaan ini, dalam waktu
14 hari sejak tanggal diterbitkannya SPPBJ.

35.2. Jaminan Pelaksanaan harus dikembalikan setelah :


a. Penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan
terakhir/sekaligus telah dikurangi uang
retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak (apabila diperlukan).

35.3. Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan


sebagai berikut :
a. diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship) yang sebagaimana ditetapkan
oleh Pihak Yang Berwenang;
b. Jaminan Pelaksanaan berlaku sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan
40

serah terima pertama pekerjaan berdasarkan


Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum
dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak
kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan ditulis
dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan
Pelaksanaan sama dengan nama PPK yang
tercantum dalam LDP;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan
paket pekerjaan yang tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan dapat dicairkan tanpa
syarat (unconditional) sebesar nilai jaminan
dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit
Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama
Kemitraan/KSO harus ditulis atas nama
Kemitraan/KSO atau masing-masing anggota
Kemitraan/KSO (apabila masing – masing
mengajukan Jaminan Pelaksanaan secara
terpisah); dan
j. memuat nama, alamat dan tanda tangan
pihak penjamin.

35.4. Kegagalan pemenang untuk menyerahkan


Jaminan Pelaksanaan sama dengan penolakan
untuk menandatangani Kontrak.

35.5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan


Jaminan Pelaksanaan harus diatur dalam Syarat-
Syarat Umum Kontrak.
41

J. PENANDATANGANAN KONTRAK

36. Penanda- 36.1. Penandatanganan kontrak dilakukan paling


tanganan lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
Kontrak diterbitkan SPPBJ dan setelah Peserta
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan
ketentuan :
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari harga penawaran terkoreksi;
dan
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan dimulai
sejak tanggal penandatanganan Kontrak sampai
serah terima pertama Pekerjaan.

36.2. PPK dan pemenang tidak diperkenankan


mengubah substansi konsep kontrak yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan, kecuali
untuk mengisi informasi kontrak tertentu yang
sesuai dengan penawaran.

36.3. PPK dan pemenang wajib memeriksa konsep


kontrak yang meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta
membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.

36.4. Hirarki dari bagian-bagian Dokumen Kontrak


ditetapkan agar apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian
yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut :
a. adendum Surat Perjanjian, jika ada;
b. Perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
42

h. gambar-gambar;
i. daftar kuantitas; dan
j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan,
SPPBJ, BAHP.

36.5. Kontrak digandakan sesuai kebutuhan, yaitu :


a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli,
terdiri dari :
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh peserta; dan
2) kontrak asli kedua untuk peserta dibubuhi
materai pada bagian yang ditandatangani
oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi
materai, apabila diperlukan.

36.6. Pihak yang berwenang menandatangani kontrak


atas nama peserta adalah direktur utama
/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi yang
disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

36.7. Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan


perusahaan/pengurus koperasi atau yang
namanya tidak disebutkan dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, dapat
menandatangani Kontrak Pengadaan, sepanjang
pihak tersebut adalah pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus
sebagai tenaga kerja tetap dan mendapat kuasa
atau pendelegasian wewenang yang sah dari
direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus
atau pihak yang sah berdasarkan Akta
Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani Kontrak.
43

BAB IV. LEMBAR DATA PENAWARAN (LDP)

Acuan
Ketentuan Uraian
IKP
IKP 1.1 Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi Pemilihan.......... BP2JK WilayahJawa Tengah
Alamat Pokja Pemilihan : Jl. Ngesrep Timur V/100
Sumurboto, Banyumanik, Semarang
Email : .........................................
Website :www.pu.go.id
IKP 1.2 Nama paket pekerjaan : Rehabilitasi UPB BBWS Pemali
Juana (PMJ-CW-8)

Uraian singkat pekerjaan terdiri dari :


i. Pekerjaan Persiapan
ii. Pekerjaan Tanah
iii. Pekerjaan Pondasi
iv. Pekerjaan Beton
v. Pekerjaan Pasangan
vi. Pekerjaan Kusen
vii. Pekerjaan Atap
viii. Pekerjaan Pengecatan
ix. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
x. Pekerjaan Sanitasi
xi. Pengadaan Kelengkapan Gedung
IKP 2 Pekerjaan ini dibiayai dengan dana Bank DuniaLoan No. IBRD
No.8711-ID dan AIIB No.000010-IDN – Dam Operational
Improvement and Safety Project – Phase 2 (DOISP-2)
IKP 3.2 Jumlah anggota Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) adalah
maksimal 2 (dua)
IKP 4.3 Aduan terkait adanya indikasi praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme dapat dialamatkan melalui the World Bank’s Integrity
Vice Presidency (INT) website:
https://wbgcmsprod.microsoftcrmportals.com/en-
US/anonymous-users/int-fraud-management/create-new-
complaint;
44

IKP 9.2 Pemberian penjelasan lelang akan diadakan pada :


Hari : sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full e
procurement
Tanggal : sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full e
procurement
Waktu : sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full e
procurement
Tempa : lpse.pu.go.id
IKP 9.6 Peninjauan Lapangan akan diadakan oleh Pemilik Pekerjaan
pada :
Hari : sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full e
procurement
Tanggal : sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full e
procurement
Waktu : sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full e
procurement
Tempat : Lokasi Proyek
IKP 14.1.e Peserta Lelang harus menyampaikan tambahan dokumen
berikut dalam penawarannya:
a. Kode Etik (Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja)
Peserta Lelang harus menyampaikankan Kode Etiknya yang
akan berlaku bagi seluruh karyawan dan subkontraktornya,
untuk memastikan kepatuhan pada tanggung jawab
terhadap Lingkungan, Sosial, Kesehatan, dan Keselamatan
(LSK3) dalam pelaksanaan kontrak.

[Catatan: Lengkapi dan sertakan risikonya untuk ditangani


(serta rencana mitigasi risiko tersebut) oleh Kode sesuai
dengan kontrak (SSUK, SSKK, Spesifikasi), dan risiko lainnya,
sesuai dengan dokumen ESMP terlampir, mis. Risiko yang
terkait dengan : masuknya tenaga kerja pendatang,
diskriminasi tenaga kerja, penyebaran penyakit menular,
pelecehan seksual, kekerasan berbasis gender, perilaku
terlarang dan kejahatan, dan menjaga lingkungan yang
aman, dll, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan skala dan
jenis dampak].
45

Selain itu, Peserta Lelang harus menjelaskan bagaimana


Kode Etik ini akan dilaksanakan. Ini akan mencakup :
bagaimana itu akan diperkenalkan atau rencana sosialisasi,
pemahaman, dan peningkatan kepedulian secara terus
menerus kepada seluruh karyawan/pihak-pihak yang terlibat
(pemasok dan subkontraktor), pelatihan yang akan
diberikan, pembiayaan, bagaimanahal tersebut akan
dipantau dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan
Penyedia Jasa untuk menangani setiap pelanggaran.

Kontraktor wajib menerapkan Kode Etik yang disetujui pada


saat pelaksanaan kontrak.

b. Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan (SPRP) untuk


mengelola risiko Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (LSK3)
Peserta Lelang harus menyampaikan Strategi Pengelolaan
dan Rencana Pelaksanaan (SPRP) beserta pembiayaan untuk
mengelola risiko utama Lingkungan, Sosial, Kesehatan, dan
Keselamatan Kerja (LSK3), sebagai berikut :
[Catatan: masukkan nama rencana dan risiko tertentu, sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan jenis dan skala dampak];
• Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
(RMKL);
• Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(RKPPL);
• Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
(RK3K), termasuk antara lain larangan penggunaan
pekerja dibawah umur dan/atau pekerja paksa sesuai
dengan peraturan perundang-undangan Indonesia.
• Rencana Pengelolaan Pekerja, termasuk rencana
perekrutan, pengelolaan basecamps, asuransi pekerja,
hak-hak dan kewajiban pekerja, skema perekrutan, dan
lain-lain.
• Rencana untuk memperoleh Persetujuan/Perizinanyang
relevan sesuai peraturan perundang-undangansebelum
dimulainya pekerjaan seperti Izin Lingkungan,
pembukaan Basecamp, Quarry atau Borrow Pit.
46

• Rencana Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Masyarakat terdampak, antara lain strategi pendekatan
dan sosialisasi dengan masyarakat terdampak,
penyuluhan mengenai HIV/AIDS dan Penyakit Seksual
Menular serta penyuluhan pencegahan Kekerasan
Berbasis Gender (Gender Based Violence/GBV) dan
Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against
Children/VAC), demarkasi lokasi dan akses warga yang
memiliki resiko kesehatan dan keselamatan, manajemen
polusi dan limbah,dll.
• Mekanisme penanganan keluhan bagi pekerja konstruksi
dan masyarakat yang terdampak.
• Rencana manajemen resiko lingkungan dan sosial lain
yang mungkin timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor harus mengajukan persetujuan, kemudian


menerapkan, rencana maupun risiko diatas, sesuai dengan
Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) pasal 16.4, yang tercakup
dalam Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan yang
disepakati dan dijelaskan disini.
IKP 15.5 Besar jaminan penawaran Rp.89.999.500,-(Delapan Puluh
Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan
Ribu Lima Ratus Rupiah ) dan berlaku 90 (Sembilan Puluh)
Hari Kalender
IKP 15.6 Jaminanpenawaranasliharusditujukankepada:
Nama :Pokja Pemilihan ... BP2JK Wilayah Jawa Tengah
Alamat :Jl. Ngesrep Timur V/100 Sumurboto,
Banyumanik, Semarang 50269
IKP 16.2 Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil pengukuran bersama
atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan
secara bulanan (monthly certificate)
IKP 17.2 Masa berlaku penawaran 90 (Sembilan puluh) hari kalendar
sejak batas akhir pemasukan penawaran yang ditetapkan dalam
aplikasi SPSE.
IKP 17.5 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan : 300 (Tiga Ratus ) hari
kalender.
IKP 22.1 Tanggal dan waktu batas akhir pemasukan penawaran adalah
sesuai yang tercantum dalam portal LPSE Full eprocurement
47

IKP 23.1 Tanggal dan waktu pembukaan penawaran adalah sesuai yang
tercantum dalam portal LPSE Full eprocurement
IKP 26.4 Bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan tidak melebihi
20 % dari total harga penawaran.
IKP 31.1 Sanggahan disampaikan melalui aplikasi SPSE.
Tembusan sanggahan disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline)
kepada:
a. PPK :PPK OPSDA III BBWS Pemali Juana..
Alamat :.Jl. Brigjen S. Sudiarto 375 Semarang..
b. Kepala Satuan Kerja :Satker OPSDA Pemali Juana.
Alamat : Jl. Brigjen S. Sudiarto 375 Semarang..
c. Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Aduan terkait dengan indikasi praktek korupsi, kolusi dan


nepotisme sebagaimana diatur di IKP 4.3
IKP 35.3 Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 314 ( Tiga Ratus
Empat Belas) hari kalender sejak penandatanganan kontrak.
Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPK : PPK Operasi dan
Pemeliharaan SDA III BBWS Pemali Juana
Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.
48

BAB IV.1 NEGARA – NEGARA YANG MEMENUHI


SYARAT

Persyaratan untuk Penyediaan Barang, Pekerjaan Konstruksi, dan Jasa Non-


Konsultasi dalam Pengadaan yang Dibiayai oleh Bank Dunia.

Dengan mengacu kepada IKP 3.6(b) dan 3.8, sebagai informasi bagi Peserta, sampai saat
ini, badan usaha, barang dan jasa dari negara-negara berikut tidak boleh ikut dalam
proses pelelangan ini :TIDAK ADA
49

BAB IV.2. KEBIJAKAN BANK DUNIA – PRAKTEK


KORUPSI DAN PENIPUAN

Pedoman Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Non-Konsultasi yang


Dibiayai dengan Pinjaman IBRD serta Kredit & Hibah IDA oleh Negara-Negara
Peminjam Bank Dunia, tertanggal Januari 2011.

“Penipuan dan Korupsi:

1.16 Kebijakan Bank adalah mewajibkan Peminjam (termasuk penerima manfaat


pinjaman Bank), peserta lelang, pemasok, penyedia dan kuasa mereka (dinyatakan
maupun tidak dinyatakan), subpenyedia, subkonsultan, penyedia jasa atau
pemasok, dan personil-personilnya menaati standar etika tertinggi dalam
menyelenggarakan pengadaan dan melaksanakan kontrak-kontrak yang dibiayai
Bank.1 Selaras dengan kebijakan ini, Bank:
(a) dalam ketentuan ini, di bawah ini adalah definisi dari istilah- sebagai berikut :
(i) “Praktek korupsi” adalah menawarkan, memberikan, menerima atau
meminta, secara langsung atau tidak langsung, segala sesuatu yang
bernilai untuk mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lain secara tidak
patut;2
(ii) “Praktek penipuan” adalah suatu tindakan atau pengabaian, termasuk
misinterpretasi yang secara sadar ataupun secara ceroboh menyesatkan
atau berupaya menyesatkan suatu pihak untuk mendapatkan manfaat
finansial atau manfaat lain atau menghindari kewajiban;3

1
Dalam konteks ini, setiap tindakan untuk mempengaruhi proses pengadaan atau
pelaksanaan kontrak demi keuntungan yang tidak sebagaimana mestinya adalah tidak
patut.
2
Dalam ayat ini, “pihak lain” memaksudkan pejabat publik yang bertindak sehubungan
dengan proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak. Dalam konteks ini, “pejabat publik”
termasuk didalamnya staf Bank Dunia dan karyawanorganisasi lain yang membuat atau
memeriksa keputusan-keputusan pengadaan.
3
Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan pejabat publik; istilah “manfaat” dan “kewajiban”
berkaitan dengan prosespengadaan atau pelaksanaan kontrak; dan “tindakan” atau
“pengabaian” dimaksudkan untuk mempengaruhi proses pengadaan atau pelaksanaan
kontrak.
50

(iii) “Praktek kolusi” adalah pengaturan antara dua pihak atau lebih yang
dirancang untuk mencapai tujuan yang tidak patut, termasuk untuk
mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lain secara tidak patut;4
(iv) “Praktek pemaksaan (koersif)” adalah merusak atau merugikan, atau
mengancam untuk merusak atau merugikan, secara langsung maupun
tidak langsung, suatu pihak atau properti pihak tersebut guna
mempengaruhi tindakan-tindakan suatu pihak secara tidak patut;5
(v) “Praktek obstruktif” adalah :
(aa) secara sengaja merusak, memalsukan, mengubah atau
menyembunyikan barang bukti investigasi, atau membuat
pernyataan palsu kepada petugas penyelidik untuk secara material
menghalangi investigasi Bank terhadap tuduhan praktek korupsi,
penipuan, pemaksaan ataukolusi; dan/atau mengancam,
mengganggu atau mengintimidasi suatu pihak untuk
menghalanginya dalam menyingkapkan apa yang diketahuinya
sehubungan dengan investigasi atau dalam melakukan investigasi,
atau
(bb) Perbuatan yang ditujukan untuk secara material menghalangi
pelaksanaan hak Bank dalam melakukan pemeriksaan dan audit yang
ditetapkan berdasarkan butir 1.16(e) di bawah ini.
(b) menolak usulan penetapan pemenang apabila Bank memutuskan bahwa
peserta yang direkomendasikan sebagai pemenang atau personilnya atau
kuasanya atau subkonsultan, subpenyedia, penyedia jasa, pemasok dan/atau
karyawan-karyawannya secara langsung maupun tidak langsung telah terlibat
dalam praktek korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif dalam
bersaing memenangkan kontrak bersangkutan;

4
Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan mereka yang berpartisipasi dalam proses pengadaan
(termasuk pejabat publik) yang berupaya, baik oleh mereka sendiri maupun melalui pihak
atau entitas lain yang tidak berpartisipasi dalam proses pengadaan atau seleksi, untuk
mendorong persaingan atau menetapkan harga penawaran pada tingkat yang tidak
kompetitif atau direkayasa atau membocorkan harga penawaran atau syarat-syarat lain
kepada satu sama lain.
5
Dalam ayat ini, “pihak” memaksudkan pihak yang berpartisipasi dalam proses pengadaan
atau pelaksanaan kontrak.
51

(c) menyatakan proses pengadaan tidak sesuai dengan ketentuan Bank


(misprocurement) dan membatalkan sebagian pinjaman yang dialokasikan
untuk kontrak apabila Bank memutuskan pada waktu kapan pun bahwa
perwakilan dari Peminjam atau penerima sebagian hasil pinjaman telah
melakukan praktek korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif
selama proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak bersangkutan tanpa ada
tindakan yang cepat dan tepat dari pihak Peminjan yang dianggap
memuaskan oleh Bank untuk menanggulangi praktek-praktek tersebut ketika
praktek-praktek itu dilakukan, termasuk lalai untuk segera memberitahukan
Bank pada waktu mereka mengetahui adanya praktek-praktek tersebut;
(d) menjatuhkan sanksi atas suatu badan usaha atau orang (individu) pada saat
kapan pun sesuai dengan prosedur sanksi Bank yang berlaku, 6 termasuk
dengan menyatakan secara terbuka bahwa badan usaha atau orang tersebut
tidak memenuhi syarat selama jangka waktu tertentu atau jangka waktu tidak
tertentu: (i) untuk diberikan kontrak yang dibiayai oleh Bank; dan (ii) untuk
diusulkan7;
(e) mewajibkan agar suatu ketentuan dicantumkan dalam dokumen pengadaan
dan dalam kontrak yang dibiayai dengan pinjaman Bank yang mengharuskan
peserta, pemasok dan penyedia, dan subpenyedia, kuasa/agen, personil,
konsultan, penyedia jasa atau pemasoknya untuk mengizinkan Bank
memeriksa semua pembukuan, catatan dan dokumen-dokumen lain berkaitan
dengan pemasukan penawaran dan pelaksanaan kontrak, dan meminta agar
pembukuan, catatan dan dokumen-dokumen lain tersebut diaudit oleh auditor
yang

6 Suatu badan usaha atau seseorang dapat dinyatakan tidak memenuhi syarat menjadi
pemenang kontrak yang dibiayai oleh Bank setelah: (i) selesainya proses penjatuhan sanksi
oleh Bank menurut prosedur sanksi Bank, antara lain termasuk cross- debarment (larangan
lintas lembaga untuk mengikuti lelang) sebagaimana disepakati dengan Lembaga-Lembaga
Keuangan Internasional lain, termasuk Bank-Bank Pembangunan Multilateral, dan melalui
penerapan prosedur sanksi administratif pengadaan korporat Grup Bank Dunia atas
penipuan dan korupsi; dan (ii) akibat penangguhan sementara atau penangguhan
sementara dini sehubungan dengan proses penjatuhan sanksi yang sedang berlangsung.
Lihat catatan kaki 14 dan ayat 8Apendiks 1 dalam Pedomanini.
7 Subpenyedia, konsultan, manufaktur atau pemasok atau penyedia jasa yang diusulkan
(sebutan yang berbeda digunakanbergantung pada dokumen pengadaan tertentu) adalah
yang telah: (i) diikutsertakan oleh peserta dalam permohonan prakualifikasi atau
penawarannya karena mempunyai pengalaman dan pengetahuan spesifik yang penting
sehingga peserta dapat memenuhi persyaratan kualifikasi untuk penawaran tertentu; atau
(ii) ditunjuk oleh Peminjam.
52

BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

Lembar Data Kualifikasi (LDK)

A. Lingkup Nama Pokja Pemilihan : Pokja Pemilihan ... BP2JK


Kualifikasi Wilayah Jawa Tengah
Alamat Pokja Pemilihan : Jl. Ngesrep Timur V/100
Sumurboto, Banyumanik,
Semarang 50269
Email Website: https://lpse.pu.go.id
Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi UPB BBWS
Pemali Juana (PMJ-CW-8)

B. Persyaratan 1. Perusahaan wajib memiliki izin usaha di bidang


Kualifikasi konstruksi di negara asal atau yang setara.

Untuk perusahaan atau badan usaha dalam negeri


peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki surat ijin
usaha jasa konstruksi, sertifikat badan usaha, dan
sertifikat lainnya dengan Kualifikasi Usaha Non Kecil
Bidang Bangunan Gedung Subbidang: Jasa Pelaksana
untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya (BG009) dan
Bidang Instalasi Mekanikal dan Elektrikal Subbidang:Jasa
Pelaksanaan Pipa Air atau Plumbing (dalam bangunan
dan salurannya (MK002) , memiliki Sertifikat Manajemen
Mutu atau hasil lulus audit yang dkeluarkan oleh
lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat
Manajemen Mutu (ISO), memiliki Sertifikat Lingkungan
atau hasil lulus audit yang dikeluarkan oleh Lembaga
yang berhak mengeluarkan Sertifikat Lingkungan (ISO)
dan memiliki Sertifikat Audit Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan (SMK3) dari Kementerian
Tenaga Kerja atau hasil lulus audit yang dikeluarkan oleh
Lembaga yang berhak mengeluarkan.

2. Belum pernah terjadi kegagalan pelaksanaan kontrak


53

(Non- performance) akibat wanprestasi yang disebabkan


oleh penyedia dalam kurun waktu 4 tahun sebelum
tanggal batas akhir pemasukan penawaran.
Untuk keperluan persyaratan kualifikasi ini, non-
performance sebagaimana diputuskan oleh PPK
mencakup semua kontrak di mana (a) nonperformance
tidak ditentang oleh penyedia, termasuk melalui rujukan
ke mekanisme penyelesaian sengketa berdasarkan
kontrak bersangkutan, dan (b) kontrak ditentang tetapi
sepenuhnya diselesaikan terhadap penyedia.
Nonperformance tidak mencakup kontrak-kontrak di
mana keputusan PPK dibatalkan melalui mekanisme
penyelesaian sengketa. Nonperformance harus
didasarkan atas segala informasi mengenai sengketa
atau gugatan, yaitu sengketa atau gugatan yang telah
diselesaikan sesuai dengan mekanisme penyelesaian
sengketa berdasarkan kontrak masing-masing dan di
mana semua kasus banding yang tersedia bagi Peserta
telahdiselesaikan.

3. Peserta lelang memiliki minimal 1 (satu) pengalaman


kontrak kerja dengan sifat pekerjaan serupa/sejenis
Bidang Bangunan Gedung Subbidang: Jasa Pelaksana
untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya (BG009)
yang telah diselesaikan sebagai penyedia utama,
anggota KSO, penyedia manajemen atau subpenyedia
dengan minimal nilai kontrak Rp. 3.599.980,000- (Tiga
Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta
Sembilan Ratus Delapan Puluh Ribu
Rupiah)[umumnya 80% dari HPS], atau minimal 2 (dua)
kontrak kerja dengan sifat pekerjaan serupa/sejenis
(Bidang Bangunan Gedung Subbidang: Jasa Pelaksana
untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya (BG009))
denganminimal nilai kontrak masing-masing Rp.
1.799.990.000,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Sembilan
Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Ribu Rupiah)[umumnya 40% dari HPS], dalam5 (Lima)
tahun terakhir terhitung sejak batas akhir pemasukan
54

penawaran.
Pemenuhan persyaratan kontrak kerja harus dibuktikan
dengan referensi dan perjanjian KSO (jika KSO) yang
memuat porsi masing-masing anggota KSO, nilai
pengalaman kontrak akan diperhitungkan berdasarkan
porsi dari KSO kontrak kerja sebelumnya. Dalam hal
peserta lelang adalah joint venture/KSO, persyaratan
dapat dipenuhi oleh salah satu anggota joint
venture/KSO atau gabungan dari anggota joint venture.

4. Memiliki Tenaga Ahli dengan kualifikasi keahlian* :

No. Jabatan Jumlah Pengalaman Kualifikasi/


Pekerjaan yang (orang) Kerja Tingkat
Diusulan Minimal Pendidikan
(Tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
S1 – Sipil/
1 Project Manager 1 8
S1- Arsitektur
2 Site Manager 1 6 S1 - Sipil

Quality Control
3 1 3 D3 - Sipil
Engineer
Mechanical
4 Electrical 1 3 D3 - Mesin
Engineer
5 Pelaksana 1 3 D3 - Sipil

6 Ahli SMK3 1 3 D3

7 Surveyor 2 3 D3

Keterangan (*):
a. isi daftar tenaga ahli (3-4 posisi utama) beserta
kualifikasi dan pengalaman minimum dan
persyaratan ini tidak bersifat menggugurkan
b. Untuk tenaga ahli yang diusulkan wajib melampirkan
daftar riwayat hidup (CV) dan surat referensi
pengalaman dari pemberi pekerjaan,
c. Untuk tenaga ahli asing sertifikat keahlian dibuktikan
dengan sertifikat sejenis yangekuivalen.

5. Calon Penyedia Jasa harus menunjukan kemampuan


untuk mendapatkan akseske, atau memiliki sumber
55

keuangan yang memadai untuk memenuhi perkiraan


kebutuhan cashflow pelaksanaan layanan jasa Kontrak
Rehabilitasi UPB BBWS Pemali Juana (PMJ-CW-8)
terkait di luar kewajiban-kewajiban lainnya dari Calon
Penyedia Jasa. Sumber-sumber keuangan dimaksud
minimum Rp 899.995.000,- (Delapan Ratus Sembilan
Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Lima Ribu Rupiah), dan harus dapat dibuktikan dalam
bentuk: i) Rekening koran Bank dari penyedia jasa.
[Dalamhal penyedia jasa mengikuti pelelangan lebih dari
satu paket pekerjaan Rekening koran yang disampaikan
harus diberi keterangan untuk masing-masing paket yang
diikuti]; dan atau ii) Fasilitas kredit (diluar dana untuk
pembayaran Uang Muka Kontrak)dalam bentuk surat
pernyataanyang dikeluarkan oleh Bank Umum
Pemerintah/Swasta yang menyatakan ketersedian dana
sebesar yang dinyatakan dalam fasilitas kredit tersebut
untuk paket pekerjaan Rehabilitasi UPB BBWS Pemali
Juana (PMJ-CW-8), apabila nantinya Calon Penyedia
Jasa ditetapkan sebagai pemenang lelang.

[Catatan untuk Pokja Pemilihan : isi nilai minimum yang


dituliskan dapat ditetapkan berdasarkan nilai HPS dibagi
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan (dalam bulan), dan
dikalikan dengan 3 (tiga) bulan atau 4 (empat) bulan
awal pelaksanaan pekerjaan atau sebesar 20% dari nilai
total HPS].

6. Peserta harus mempunyai omzet tahunan rata-rata


senilai Rp 10.124.943.750,-(Sepuluh Milyar Seratus
Dua Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Empat Puluh
Tiga Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah)dalam 3
tahun terakhir (dihitung berdasarkan nilai total
pembayaran yang sah yang diterima untuk kontrak yang
sedang berlangsung dan/atau telah selesai berdasarkan
Laporan Tahunan Keuangan Perusahaan yang sudah
diaudit dalam 3 tahun terakhir dijumlahkan dan dibagi
3).
56

[Catatan untuk Pokja Pemilihan:


nilaiomsetberdasarkannilai HPS dibagi masa
konstruksidalamtahun, dikalidengan factor antara 1
sampai 2].

7. Mampu menyediakan peralatan utama untuk


melaksanakan Pekerjaan Konstruksi ini (peralatan boleh
milik sendiri/sewa beli/sewa:
Dengan status sebagai berikut :
a. MILIK SENDIRI : dengan bukti pembelian
(kuitansi/invoice) dan bukti lainnya status terkait
peralatan tersebut, dan/atau
b. SEWA : dengan bukti sewa (jangka panjang) berupa
surat perjanjian sewa.

Status
No. Jenis Kapasitas Jumlah Milik/
Sewa
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Molen portable 350 ltr 2 Sendiri

2 Concrete vibrator Standar 1 Sendiri


Alat potong
3 Standar 2 Sendiri
keramik dan granit
Alat bor mesin
4 10 mm 2 Sendiri
(tangan)
Alat potong besi
5 Standar 1 Sendiri
tulangan
6 Peralatan gali Standar 5 Sendiri

7 Katrol dan Tripod 5 ton 1 Sendiri

8 Genset 10 kVa 1 Sewa

8. Dalam hal Peserta Lelang adalah sebuah Joint Venture


(JV)/ Konsorsium maka untuk setiap anggota
JV/Konsorsium harus dijumlahkan untuk menentukan
terpenuhinya kriteria kualifikasi minimum peserta dalam
butir B(5) dan B(6) Bab V, di samping itu dipersyaratkan
untuk anggota penanggungjawab (Lead Partner) dari JV
lainnya harus memenuhi minimal 40% dari yang
dipersyaratkan dan untuk anggota JV/KSO lainnya harus
57

memenuhi minimal 25% dari yang dipersyaratkan untuk


kriteria butir B(5) dan B(6) Bab V. Tidak terpenuhinya
persyaratan ini akan menyebabkan penolakan
penawaran dari JV/KSO. Pengalaman dan sumber daya
sub-kontraktor tidak diperhitungkan dalam menentukan
apakah peserta memenuhi criteria kualifikasi, kecuali
ditentukan lain dalam LDP.

9. Peserta lelang agar membuat Pernyataan Pelaksanaan


Kontrak Pekerjaan Sipil yang telah ditangguhkan atau
dihentikan dan/atau Jaminan Pelaksanaannyadicairkan
oleh Pengguna Jasa karena alasan yang terkait dengan
ketidakpatuhan terhadap persyaratan lingkungan, atau
sosial, atau kesehatan, persyaratan ketenagakerjaan, atau
keselamatan kerja dalam waktu lima tahun terakhir.
58

BAB VI. BENTUK-BENTUK PENAWARAN


STANDAR

1. Bentuk Surat Penawaran (untuk Peserta tunggal atau Peserta Kemitraan/KSO)


2. [Bentuk Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO),apabila perlu],
3. Bentuk Informasi PenawaranTeknis;
4. Bentuk Informasi Penawaran Kualifikasi;
5. Bentuk Pakta Integritas (untuk Kemitraan/Kerja Sama Operasi–KSO).
6. Bentuk Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan terhadap Lingkungan,
Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
7. Bentuk Kode Etik Perusahaan (Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja)
8. Bentuk Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
9. Bentuk Pernyataan Kinerja Terkait Lingkungan, Sosial, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
10. Bentuk Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Matrik untuk
Laporan Kemajuan Pekerjaan.
59

1. Bentuk Surat Penawaran (Untuk Peserta tunggal atau Peserta Kemitraan/KSO)

[Kop Surat Badan Usaha]I

Nomor : ________,_________________ 20____


Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja UKPBJ
_______________[K/L/D/I][diisi oleh Pokja Pemilihan]

Di
______________________________

Perihal : Penawaran Pekerjaan Rehabilitasi UPB BBWS Pemali Juana

Sehubungan dengan pengumuman Pelelangan dan Dokumen Pengadaan nomor :


tanggal dan setelah kami pelajari dengan saksama
Dokumen Pengadaan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan
penawaran sesuai dengan Dokumen Pengadaan untuk Pekerjaan Rehabilitasi UPB BBWS Pemali
Juana (PMJ-CW-8) dengan nilai total sebesar Rp ( ).

Kami setuju dengan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan (dan Berita Acara Penjelasan Lelang serta Adendum yang diterbitkan sesuai dengan
Instruksi Kepada Peserta].

Penawaran ini berlaku selama 90 hari kalendar sejak batas akhir pemasukan penawaran
yang tercantum dalam aplikasi SPSE.

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:


1. Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah diisi;
2. Surat konfirmasi, seperti surat kuasa, yang memberikan wewenang kepada orang yang
menandatangani Penawaran untuk melakukan pengikatan terhadap Peserta Lelang.
3. [salinan hasil pindaian Jaminan Penawaran, apabila dipersyaratkan]
4. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila ada];
5. Informasi Penawaran Teknis yang terdiri dari:
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal dan Jangka Waktu Pelaksanaan sampai Penyerahan Awal;
c. [Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, apabila ada].
6. Bentuk Informasi Penawaran Kualifikasi
60

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, kami menegaskan dan menyatakan bahwa
kami memenuhi persyaratan dalam IKP Butir 3, kami tidak mempunyai Konflik Kepentingan
berdasarkan IKP Butir 5, dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan.

Nama:
Dalam Kapasitas sebagai:
Tanda tangan:
Diberi kuasa untuk menandatangani Penawaran untuk dan atas nama:
Tanggal:
61

2. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO) (bila perlu)

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/


KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan yang pembukaan


penawarannya akan dilakukan di ______________ pada tanggal 20, maka kami :
[nama peserta1]
[nama peserta2]
[nama peserta3]
[danseterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:


1. Secara bersama-sama, kami:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama
b. Menunjuk ________________________[nama peserta1] sebagai perusahaan
utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk
dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik
secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai
ketentuan dokumen kontrak.

2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSOadalah:


[nama peserta1] sebesar %( persen)
[nama peserta2] sebesar %( persen)
[nama peserta3] sebesar %( persen)
[dst]

3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai


sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian
dari kemitraan/KSO.

4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama
secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota


kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek
pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah
62

pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak,
surat-menyurat, dan lain-lain.

6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan


kepada____________ [nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur
utama/direktur pelaksana [nama peserta 1] berdasarkan
persetujuan tertulis dari seluruh anggota kemitraan/KSO.

7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan
tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.

9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ( ) yang masing-masing mempunyai


kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda


tangan di ______pada hari_______ tanggal bulan_____ ,tahun _____________

[Peserta1] [Peserta2]

( ) ( )

[Peserta3] [dst

( ) ( )]

Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi iniharus dibuat di atas kertas
segel/bermaterai dan ditandatangani oleh wakil yang sah dari setiap perusahaan peserta
Kemitraan/KSO.
63

3. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Informasi Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metode pelaksanaan pekerjaan [menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian


pekerjaan];
2. Jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai Penyerahan Awal
(PHO)[tidak melampaui batas waktu yang tercantum dalam LDP];
3. Data teknis (seperti brosur, dll) apabila dipersyaratkan untuk bahan/barang tertentu;
Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam LDP].
4. Bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan [sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam LDP].
64

4. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN KUALIFIKASI:

Diisi oleh setiap peserta. Bagi Peserta yang berbentuk Kemitraan/KSO,


setiap anggotanya wajib mengisi Formulir Kualifikasi dengan
kualifikasi perusahaan mereka masing-masing

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ________ ________ [nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : ____ _________ [diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi
untuk [pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
dan atas
nama

Alamat : _____________ _______

Telepon/Fax : _____________ _______

Email : _____________ _______

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama


perusahaan/koperasi/kemitraan/KSO berdasarkan ___________[akta
pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi,
disebutkan secara jelas nomor dan tanggal akta pendirian/anggaran dasar/surat
kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti
diluar tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai
K/L/D/I yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I”];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan
para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses
pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang
dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk
dalam Daftar Hitam;
7. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:
65

A. Data Administrasi

1. Nama Badan Usaha : _____________


2. Status : Pusat Cabang

Alamat Kantor Pusat : _____________


_____________
3. No. Telepon : _____________
No. Fax : _____________
E-Mail : _____________
Alamat Kantor Cabang : _____________
_____________
4. No. Telepon : _____________
No. Fax : _____________
E-Mail : _____________

B. Landasan Hukum Pendirian BadanUsaha

1. Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi


a.Nomor : ___________
b. Tanggal : ___________
c. Nama Notaris : ___________
: _______________
d. Nomor Pengesahan
Kementerian Hukum dan
HAM (untuk yang
berbentuk PT)
2. Akta/Anggaran Dasar
Perubahan Terakhir
a.Nomor : ___________
b. Tanggal : ___________
c. Nama Notaris : ___________
66

C. Pengurus Badan Usaha

Jabatan dalam Badan


No. Nama No. Identitas
Usaha

D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ______ : _____Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : ________
3. Instansi pemberi izin usaha : ________
4. Kualifikasi Usaha : _______
5. Klasifikasi Usaha : _______

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin _________ : _________Tanggal __________


2. Masa berlaku izin : _________
3. Instansi pemberi izin : _________

F. Riwayat Kegagalan Pelaksanaan Kontrak

Kegagalan Pelaksanaan Kontrak menurut Bab V – Lembar Data Kualifikasi (LDK)

 Kegagalan pelaksanaan kontrak tidak terjadi dalam 5 tahun terakhir terhitung sebelum tanggal batas
akhir pemasukan penawaran.
 Kontrak (-kontrak) yang gagal dilaksanakan sejak 5 tahun terakhir terhitung sebelum tanggal batas
akhir pemasukan penawaran

Tahun Bagian Kontrak Identifikasi Kontrak Nilai Total Kontrak


yang gagal dalam Rp
dilaksanakan

Identifikasi Kontrak:
Nama PPK:
Alamat PPK:
Alasan kegagalan pelaksanaan:
67

G. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. Identitas Alamat Persentase

H. Data Personil Utama

Jabatan
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam
lahir Pendidikan Kerja (tahun) keahlian
pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7

I. Data Peralatan

Kapasitas
atau Merk Status
Jenis Tahun Lokasi
No. Jumlah output dan Kondisi Kepemilikan/Dukungan
Peralatan pembuatan Sekarang
pada saat tipe Sewa
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
63

J. Data Pengalaman Perusahaan yang Sejenis dalam 4 tahun terakhir

Pemberi Tugas / Tanggal Selesai


Pejabat Pembuat Kontrak Pekerjaan
Nama Ringkasan Komitmen Berdasarkan
No. Paket Lingkup Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No /
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon Tanggal
Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Nama Bidang/Sub Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Kontrak Prestasi
Pekerjaan Pekerjaan Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L. Omzet Tahunan Rata-Rata


Peserta Lelang diminta untuk menyerahkan laporan keuangan 3 tahun terakhir yang
telah diaudit. Apabila laporan keuangan yang telah diaudit tidak ada untuk tahun
terakhir sebelum tanggal batas akhir pemasukan penawaran maka khusus untuk
tahun tersebut Peserta harus menyerahkan laporan keuangan yang ditandatangani
oleh wakil yang ditunjuknya.
64

Data omzet tahunan

Tahun Nilai dan mata uang Ekuivalen dalam US$

*Omzet
Tahunan Rata-
Rata

*Omzet tahunan rata-rata dihitung sebagai jumlah total pembayaran sah yang diterima
untuk pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung atau telah diselesaikan dalam 3
tahun terakhir, dibagi 3.

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika di kemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya
sampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya
wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam
Daftar Hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

____ _____ [tempat],[tanggal] [bulan] 20[tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi
____ _____ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


[jabatan pada badan usaha]
65

5. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
Sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No.

Yang bertanda tangan dibawah ini: ______________ ______________dalam jabatan selaku


_____________ ____ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama___________________________________ ___[nama bank] berkedudukan di
____________________________ [alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama _________________________________________ [Pokja Pemilihan]
Alamat :____________________________
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ____________ ____ (terbilang _______________)


Sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk lelang pekerjaan
_____________________________ dengan bentuk garansi bank,apabila:
Nama : ____________ ________________ [Peserta Lelang]
Alamat : _____________ _____
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu
berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu:
1. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya lelang;
3. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80%HPS;
66

4. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
5. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh yang dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama _____ __________ ____
(__________________) hari kalender, dan efektif mulai dari tanggal
_________________ [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat
belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagaimana
tercantum dalam butir1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai
pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi
kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
HukumPerdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihaklain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri____________________________

Dikeluarkan di :____________________________
Pada tanggal :____________________________

[Bank]

Meterai Rp 6000,00

[Nama dan Jabatan]


Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
inike ............. [bank]
67

BENTUK PAKTA INTEGRITAS (untuk Kemitraan/Kerja Sama Operasi-KSO)

Catatan: Dengan mendaftar sebagai peserta pada aplikasi SPSE maka peserta tunggal
telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas.
68

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO – disertahkan bersama


dengan penawaran]

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : __________ ___________ [nama wakil sah badan usaha]

No.Identitas : ________ [diisi dengan no.KTP/SIM/Paspor]

Jabatan : _____________ __

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang


untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atasnama

2. Nama : __________ ___________ [nama wakil sah badan usaha]

No.Identitas : ________ [diisi dengan no.KTP/SIM/Paspor]

Jabatan : _____________ __

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang


untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atasnama

3. .......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _______ [isi nama paket] pada ______ [isi sesuai dengan
K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. Kami tidak akanmelakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);


2. Kami akan mengikuti proses pengadaan dan selanjutnya pelaksanaan kontrak,
apabila ditetapkan sebagai pemenang, secara bersih, transparan, dan profesional
untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;
3. Apabila kami melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini,
kami bersedia menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman
dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

____ _____ [tempat],[tanggal] [bulan] 20[tahun]


69

[Nama Peserta] [Nama Peserta] [Nama Peserta]

[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],


[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]


70

6. BENTUK STRATEGI PENGELOLAAN DAN RENCANA PELAKSANAAN TERHADAP


LINGKUNGAN, SOSIAL, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan terhadap Lingkungan, Sosial,


Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SPRP-LSK3)

Peserta Lelang harus menyerahkan Strategi Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan


terhadap Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3) yang
komprehensif dan singkat (SPRP-LSK3) sebagaimana disyaratkan oleh IKP 14.1 butir e.6)
pada Lembar Data Penawaran (LDP). Strategi dan rencana ini harus menguraikan secara
rinci tindakan, bahan, peralatan, proses pengelolaan,dll. yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor dan Sub-kontraktornya.

Dalam mengembangkan strategi dan rencana ini, Peserta Lelang harus memperhatikan
ketentuan terkait LSK3 dalam kontrak termasuk rencana tindakan dalam upaya
pencegahan terhadap Kekerasan Berbasis Gender (Gender Based Violence/GBV),
Kekerasan Terhadap Anak (Violence Against Children/VAC), dan penggunaan tenaga
kerja dibawah umur dan pekerja paksa sesuai peraturan perundang-undangan
Indonesia. Persyaratan-persyaratan tersebut secara lengkap dijelaskan pada dokumen-
dokumen sebagai berikut:

1. Persyaratan Pekerjaan yang dijelaskan dalam SSUK, SSKK dan Spesifikasi Umum;
2. AMDAL atau UKL-UPL:
3. Prosedur Pengelolaan Pekerja (Labor Management Procedure)
4. Prosedur penemuan tak terduga atas warisan budaya (Chance find procedure for
cultural heritage)
5. LARAP
6. Indigenous Peoples Plan (IPP);
7. Persyaratan yang diminta dalam pengajuan perizinan, antaralain:
a. [Pemilik Pekerjaan menambahkan jenis-jenis perijinan yang diperlukan]
71

7. BENTUK KODE ETIK PERUSAHAAN

Kode Etik: Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3)

Peserta Lelang harus menyerahkan Kode Etik yang akan berlaku bagi karyawan dan
subkontraktornya sebagaimana disyaratkan oleh IKP 14.1 butir e.6) dari Lembar
Data Penawaran (LDP). Kode Etik/Pedoman Perilaku dimaksud termasuk
didalamnya Pedoman Perilaku serta rencana tindakan dalam upaya pencegahan
terhadap Kekerasan Berbasis Gender (Gender Based Violence/GBV) dan Kekerasan
Terhadap Anak (Violence Against Children/VAC)harus memastikan kepatuhan
terhadap ketentuan LSK3 dalam kontrak, serta yang secara lebih lengkap dijelaskan
dalam dokumen-dokumen dibawah ini:

1. Persyaratan Pekerjaan yang dijelaskan dalam SSUK, SSKK dan Spesifikasi Umum;
2. AMDAL;
3. Prosedur Pengelolaan Pekerja (Labor Management Procedure);
4. Prosedur penemuan tak terduga atas warisan budaya (Chance find procedure for
cultural heritage)
5. LARAP
6. Indigenous Peoples Plan (IPP);
7. Persyaratan yang diminta dalam pengajuan perizinan, antara lain:
a. [Pemilik Pekerjaan menambahkan jenis-jenis perijinan yang diperlukan]

Selain itu, Peserta Lelang harus memberikan garis besar tentang bagaimana Kode Etik
ini akan dilaksanakan, mencakup rencana sosialisasi/konsultasi dan pemahaman kepada
seluruh karyawan/pihak-pihak yang terlibat (pemasok dan subkontraktor), pelatihan apa
yang akan diberikan, bagaimana itu akan dipantau dan bagaimana Kontraktor
mengusulkan untuk menangani setiap pelanggaran.
72

8. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI


(RK3K)

I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

................. RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


[Logo & Nama KONSTRUKSI (RK3K)
Perusahaan] [digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI

A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3 dan Program
K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3

A. KebijakanK3
....................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3
yang dilaksanakan secara konsisten]

A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan


konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAANK3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia
jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan
identifikasi awal tersebut.
73

B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Dan


Program K3
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
dan Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3,


DAN PROGRAM K3.

[digunakan untuk usulan penawaran, Pokja harus mereview dan menyesuaikan aktivitas
table dibawah sesuai dengan lingkup pekerjaan fisik yang akan dilakukan dengan
identifikasi dampak/bahaya sesuai dengan yang ada di dokumen sosial/lingkungan,
yang dimiliki oleh Pemrakarsa pekerjaan, misal AMDAL atau UKL-UPL), Labor
Management Procedure (LMP) atau Prosedur Pengelolaan Pekerja, karena tabel dibawah
hanya contoh untuk kegiatan konstruksi jalan]

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................

SASARAN PROGRAM
URAIAN IDENTIFIKASI PENGENDALIAN
NO K3 SUMBER
PEKERJAAN BAHAYA RISIKO K3
PROYEK DAYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
- Lalu lintas rawan
terhadap kemacetan
Mobilisasi /
1 - Tertabrak,Terserempet
Demob Peralatan
- Terbalik
- Terjatuh dari alat Berat
- Terkena Besi Beton
- Terjatuh dari bangunan
2 Pekerjaan Beton
- Tertimpa Material
- Terkena Peralatan Kerja
- Terkena alat berat
- Tertimbun tanah
Pekerjaan Galian buangan
3
Tanah - Terkena Longsoran Batu
- Tertimpa material
- Terjatuh
- Terkena alat
- Tertimpa material
4 Pekerjaan Pintu Air - Terjatuh
- Tersetrum listrik
- Terkena percikan las
5 Pekerjaan Jalan - Terkena alat
Inspeksi - Tertimpa material
- Terjatuh
74

- Terkena alat
Pekerjaan - Tertimpa material
6 Jembatan - Tertabrak, Terserempet
Pelayanan - Terjatuh
- Terperosok
- Terkena alat
Pekerjaan
7 - Terjatuh
Landscape
- Tertimpa material

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasapada saat penawaran;

B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain
sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;

C. Pengendalian OperasionalK3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya:
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom(5)
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung
Jawab Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada
Tabel 1 kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;

PT/CV/Firma/Kemitraan(KSO)
........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan
75

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan
oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN


.................
KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
[Logo dan Nama Perusahaan]
[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI

A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]

A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan


konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3.
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
76

B. ORGANISASI K3

Contoh :
Penanggung jawab K3

Emergency / Kedaruratan P3 K Kebakaran

C. PERENCANAANK3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan
disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting
(PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.

C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian


Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada
Tabel 1.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA


PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN
PENANGGUNGJAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................

Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..


No Uraian Identifikasi Penilaian Risiko Skala Pengendalian Penanggung
Pekerjaan Bahaya Kekerapan Keparahan Tingkat Prioritas Resiko K3 Jawab
resiko (Nama
Petugas)

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang
di dalam dokumen pelelangan.
77

Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item
pekerjaan yang mempunyai risiko K3
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan
penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan
prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut
menjadi prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko
menggunakan hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, Substitusi,
Rekayasa, Administrasi, APD), diisi oleh Penyedia Jasa pada saat
penawaran (belum memperhitungkan penilaian risiko dan skala
prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti
material/ bahan sehingga bahaya dapat dihilangkan atau
dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja diketinggian
namun pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/
atau material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik
kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau
peralatan guna menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya
untuk menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur
untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk
mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja terhadap sumber
bahaya, larangan menggunakan telepon seluler di tempat tertentu,
pemasangan rambu-rambu keselamatan.
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus
dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada
pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.
78

C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain
sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU]

C.3. Sasaran dan Program K3


F.1.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
F.1.2. . Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator
pencapaian, monitoring, dan penanggung jawab, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
79

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

Uraian Pengendalian Sasaran


No Program
Pekerjaan Resiko khusus
Tolak Sumber Jangka Indikator Penanggung
Uraian Monitoring
Ukur Daya Waktu Pencapaian jawab
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Ketentuan Pengisian Tabel 2:


Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang
di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. Kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap
pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun
kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada kolom (4).
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja
atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom (5).
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program kerja
atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan
program
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka
memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi sepanjang waktu
pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
80

D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta UraianTugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh
Tabel2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera
pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.

E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatanyang dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai dengan
uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan
kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel
2.Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/TeamLeader]

( …………………………)
Penyedia Jasa
81

9. BENTUK PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL,


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA
[Tabel berikut harus diisi untuk Peserta, masing-masing anggota KSO dan masing-masing Sub
kontraktor]

Nama Peserta :[nama lengkap]


Tanggal : [hari, bulan,tahun]
Nomor dan judul Paket :[ nomor paket dan judul]
Halaman [nomor halaman] dari [jumlah total halaman] halaman

PERNYATAAN KINERJA TERKAIT LINGKUNGAN, SOSIAL, KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA
Tidak ada penangguhan atau penghentian kontrak : Pengguna Jasa tidak
menangguhkan atau menghentikan kontrak dan / atau mencairkan Jaminan
Pelaksanaan pada pelaksanaan kontrak pekerjaan karena alasan yang berkaitan
dengan kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan, atau Keselamatan Kerja (ESHS) sejak
tanggal yang ditentukan dalam Bagian V, Kriteria Kualifikasi, dan Persyaratan.
Penangguhan atau penghentian kontrak : Kontrak berikut telah /sedang
ditangguhkan atau dihentikan dan / atau dicairkan Jaminan Pelaksanaan oleh
Pengguna Jasa untuk alasan terkait Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan, atau
Keselamatan Kerja (LSK3) sejak tanggal yang ditentukan dalam Bagian V, Kriteria
Kualifikasi, dan Persyaratan.
Detail dijelaskan di bawah ini:
Tahun Bagian kontrak Indentifikasi kontrak Total
yang Nilai
ditangguhkan kontrak
atau di hentikan
[tahun] [masukan jumlah Nama/nomor kontrak, dan identifikasi lainnya [Nilai
dan persentase] Nama Pengguna Jasa: [masukkan nama lengkap] kontrak]
Alamat Pengguna Jasa: [masukkan jalan/kota /
negara]
Alasan untuk suspensi atau penghentian: [alasan
utama]
[tahun] [masukan jumlah Nama/nomor kontrak, dan identifikasi lainnya [Nilai
dan persentase] Nama Pengguna Jasa: [masukkan nama lengkap] kontrak]
Alamat Pengguna Jasa: [masukkan jalan / kota /
negara]
Alasan untuk suspensi atau penghentian: [alasan
utama ]
82

Jaminan Pelaksanaan Dicairkan Oleh Pengguna Jasa Karena Kegagalan Penyedia Jasa
Terkait Kinerja Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Tahun Identifikasi kontrak Nilai kontrak
[tahun] Identifikasi Kontrak : [nama kontrak/nomor [masukan jumlah]
kontrak yang lengkap, dan semua identifikasi
lainnya]
Nama Pengguna Jasa: [masukkan nama
lengkap]
Alamat Pengguna Jasa: [masukkan jalan / kota /
negara]
Alasan Pencairan Jaminan Pelaksanaan: [alasan
utama]
83

10. BENTUK MATRIK LSK3 PADA LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN

Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LSK3)

Matrik untuk Laporan Kemajuan

Matrik untuk pelaporan [harian/mingguan/bulanan]yang dibuat oleh Penyedia Jasa


dan diperiksa oleh Pengawas Pekerjaan:

a. Insiden terhadap lingkungan atau ketidaksesuaian dengan persyaratan kontrak,


termasuk kontaminasi, pencemaran atau kerusakan terhadap tanah atau sumber
daya air;

b. Insiden Kesehatan dan Keselamatan Kerja, kecelakaan, korban jiwa dan korban
cedera yang memerlukan perawatan;

c. Interaksi dengan pembuat peraturan: identifikasi instansi terkait, tanggal, subjek,


hasil (laporkan negatif jika tidak ada);

d. Status semua izin dan perjanjian :

i. izin kerja: jumlah yang diperlukan, jumlah yang diterima, tindakan yang
diambil untuk yang tidak diterima;

ii. status izin dan persetujuan, sebagaimana diperlukan, disesuaikan dengan


jenis pekerjaan:

 daftar lokasi / fasilitas dengan izin yang diperlukan (pertambangan, AMP


& batching plan), tanggal pengajuan, tanggal dikeluarkan (tindakan
untuk menindaklanjuti jika tidak dikeluarkan), tanggal diserahkan kepada
SE (atau yang setara), status area (menunggu izin, bekerja, ditinggalkan
tanpa reklamasi, rencana dekomisioning sedang dilaksanakan, dll.);
 daftar lokasi dengan perjanjian dengan pemilik lahan (lokasi untuk
penumpukan dan pembuangan, base camp), tanggal perjanjian, tanggal
diserahkan kepada SE (atau yang setara);
 daftar lokasi dengan perjanjian dengan pemerintahan desa untuk
penggunaan jalan akses bagi kendaraan yang mengangkut peralatan,
material dan tenaga kerja;
 daftar lokasi dengan perjanjian dengan masyarakat terkait dengan
kerusakan atau gangguan terhadap fasilitas umum, saluran irigasi,
saluran drainase yang terganggu selama masa konstruksi;
 mengidentifikasi kegiatan utama yang dilakukan di setiap lokasi bulan ini
dan focus utama perlindungan terhadap lingkungan dan sosial
(pembukaan lahan, penandaan batas, pengupasan lapisan tanah,
pemulihan lahan, penanganan debu, suara, manajemen lalu lintas,
84

rencana dekomisioning, pelaksanaan dekomisioning);


 Catatan: Penanganan masalah sosial (termasuk lingkungan) di quarry
biasanya dilakukan oleh kontraktor. Tugas Pemilik pekerjaan adalah
untuk memastikan bahwa penanganan sosial (kompensasi, relokasi dll) di
quarry mengikuti ESMP;

[Catatan untuk Pokja: Pokja perlu menyesuaikan jenis izin/persetujuan dan


menyesuaikan dengan lingkup pekerjaan fisik yang akan dilakukan, karena
contoh daftar perijinan diatas adalah untuk kegiatan konstruksi jalan]

e. Pengawasan terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja:

i. Petugas keamanan: jumlah hari bekerja, jumlah inspeksi penuh & inspeksi
parsial, laporan untuk konstruksi / manajemen proyek;

ii. jumlah pekerja, jam kerja, matrik penggunaan APD (persentase pekerja
dengan peralatan perlindungan pribadi lengkap (APD), sebagian, dll.),
pelanggaran pekerja yang diamati (berdasarkan jenis pelanggaran, APD atau
sebaliknya), peringatan yang diberikan, peringatan berulang diberikan,
tindak lanjut yang diambil (jika ada);

f. Akomodasi pekerja:

 jumlah tenaga kerja pendatang, jumlah tenaga kerja setempat;


 tanggal pemeriksaan terakhir, dan terutama pemeriksaan terhadap
kesesuaian akomodasi terhadap hukum nasional dan lokal serta kewajaran,
termasuk air bersih, sanitasi, ruang, dll;
 tindakan yang diambil untuk merekomendasikan / memerlukan perbaikan
kondisi, atau untuk memperbaiki kondisi.

g. HIV/AIDS: penyedia layanan kesehatan, informasi dan / atau pelatihan, lokasi


klinik, jumlah penyakit tidak aman atau perawatan penyakit dan diagnosis (tidak
ada nama yang disebutkan);
h. gender (untuk tenaga kerja pendatang dan pekerja setempat, secara terpisah):
jumlah pekerja wanita, persentase tenaga kerja, isu-isu gender yang diangkat
dan ditangani (keluhan referensi silang atau bagian lain yang diperlukan);
i. Pengawasan dan upaya pencegahan terkait Kekerasan Berbasis Gender (Gender
Based Violence/GBV) maupun Kekerasan Terhadap Anak (Violence against
Children/VAC), antara lain pencegahan terhadap: i. Pelecehan Seksual (misalnya
melarang penggunaan Bahasa atau perilaku yang tidak pantas, melecehkan,
kasar, pornoaksi, provokatif, merendahkan atau tidak pantas, khususnya
terhadap wanita dan anak-anak); ii. Kekerasan atau pemaksaan (misalnya
pelarangan segala bentuk kegiatan seks komersial termasuk didalamnya
imbalan secara seksual, atau bentuk perilaku lain yang memalukan,
85

merendahkan atau ada unsur pemaksaan); iii. Perlindungan terhadap anak-


anak (termasuk larangan terhadap pelecehan, menodai, atau perilaku
menyimpang terhadap anak-anak, membatasi interaksi dengan anak-anak, dan
memastikan keselamatan anak-anak disekitar lokasi kerja).
Sosialisasi prosedur aduan formal dan informal terhadap tindak kekerasan
terhadap anak-anak dan wanita, pelecehan seksual, penyebaran informasi atau
selebaran pelarangan tindak kekerasan dan pelecehan seksual di lokasi kerja,
pengaduan yang diterima dan pengaduan yang ditangani serta sanksi yang
dijatuhkan kepada pelaku tindak kekerasan maupun pelecehan.
j. Pelatihan:

 jumlah pekerja baru, jumlah pekerja yang mendapat pelatihan, tanggal


pelatihan;

 jumlah dan tanggal toolbox talks (pembicaraan terkait K3 rencana dan


review), jumlah pekerja yang menerima pelatihan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), pelatihan lingkungan dan sosial;

 jumlah dan tanggal penyuluhan HIV / AIDS maupun GBV dan VAC, jumlah
pekerja yang menerima pelatihan (bulan ini dan di masa lalu); pertanyaan
yang sama untuk sensitivitas gender, pelatihan flaglady/flagman.

k. Pengawasan terhadap lingkungan dan social :


Ahli Lingkungan Hidup (CTC/DSC): hari kerja, lokasi pemeriksaan dan
jumlah pemeriksaan/kunjungan(ruas jalan, basecamp, akomodasi, disposal
area, lokasi yang tercemar/rusak, lingkungan permukiman sekitar proyek
dll.), menyoroti kegiatan/temuan (termasuk pelanggaran terhadap
lingkungan dan/atausocial, tindakan yang diambil), laporan kepada Ahli
lingkungan/sosial/ Pengawas Pekerjaan /GS;

Ahli Sosial (CTC/DSC): hari kerja, jumlah pemeriksaan/kunjungan ke


lokasi(ruas jalan, basecamp, akomodasi, disposal area, lokasi yang
tercemar/rusak, lingkungan permukiman sekitar proyek dll.), menyoroti
kegiatan (termasuk pelanggaran persyaratan lingkungan dan/atau sosial
yang diamati, tindakan yang diambil, awareness campaign/penyuluhan),
laporan kepada ahli lingkungan dan/atau ahli sosial/ Pengawas Pekerjaan/
GS;
 Wakil Pengamat Masyarakat: hari kerja (jam buka pusat komunitas), jumlah
orang yang bertemu, menyoroti kegiatan (masalah yang diangkat, dll.),
melaporkan kepada ahli lingkungan/ sosial/ Pengawas Pekerjaan/GS.
l. Keluhan: daftar keluhan bulan ini dan keluhan yang belum terselesaikan
berdasarkan tanggal yang diterima, yang mengajukan keluhan (pelapor),
bagaimana diterima, kepada siapa yang dirujuk untuk tindak lanjut, resolusi dan
86

tanggal (jika selesai), resolusi data dilaporkan kepada pelapor, tindak lanjut apa
pun yang diperlukan (referensi silang dengan bagian lain sesuai kebutuhan):
 Keluhan pekerja;

 Keluhan masyarakat

 Keluhan terkait tindak kekerasan berbasis gender (GBV) dan kekerasan


terhadap anak (VAC)

m. Lalu lintas dan kendaraan /peralatan:


 kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan & peralatan proyek:
berikan tanggal, lokasi, kerusakan, penyebab, tindak lanjut;

 kecelakaan yang melibatkan kendaraan atau properti non-proyek (juga


dilaporkan dalam metrik segera): memberikan tanggal, lokasi, kerusakan,
penyebab, tindak lanjut;

 kondisi keseluruhan kendaraan / peralatan (penilaian subjektif oleh


pencinta lingkungan); perbaikan dan pemeliharaan non-rutin diperlukan
untuk meningkatkan keselamatan dan / atau kinerja lingkungan (untuk
mengendalikan asap, dll.).

n. Mitigasi dan masalah lingkungan dan sosial (apa yang telah dilakukan):
 debu: jumlah mobil tanki penyiram yang bekerja, jumlah penyiraman /
hari, jumlah keluhan, peringatan yang diberikan oleh pemerhati
lingkungan, tindakan yang diambil untuk menyelesaikan; highlights dari
pengendalian debu di lokasi proyek hingga disposal area (penutup,
semprotan, status operasional); % dari truk pengangkut material dengan
penutup, tindakan yang diambil untuk kendaraan yang tidak tertutup;

 pengendalian erosi: kontrol yang dilaksanakan pada tiap lokasi, status


pelintasan air, inspeksi dan hasil lingkungan hidup, tindakan yang
diambil untuk menyelesaikan masalah, perbaikan darurat yang
diperlukan untuk mengendalikan erosi /sedimentasi;

 quarry, lokasi penumpukan, lokasi pembuangan, AMP, batching plant:


identifikasi kegiatan utama yang dilakukan bulan ini di masing-masing
tempat, dan menyoroti perlindungan lingkungan dan sosial: pembukaan
lahan, penandaan batas, pengupasan lapisan tanah, manajemen lalu
lintas, perencanaan dekomisioning, pelaksanaan dekomisioning;

 peledakan: jumlah ledakan (dan lokasi), status pelaksanaan rencana


peledakan (termasuk pemberitahuan, evakuasi, dll.), insiden kerusakan
atau keluhan di luar lokasi (rujuk silang bagian lain sesuai kebutuhan);

 pembersihan tumpahan, jika ada: bahan tumpah, lokasi, jumlah, tindakan


87

yang diambil, pembuangan material (laporkan semua tumpahan yang


menghasilkan air atau kontaminasi tanah;

 pengelolaan limbah: jenis dan jumlah yang dihasilkan dan dikelola,


termasuk jumlah yang diambil di luar lokasi (dan oleh siapa) atau
digunakan kembali / didaur ulang / dibuang ditempat;

 rincian penanaman pohon dan mitigasi lainnya yang diperlukan


dilakukan bulan ini;

 perincian tentang mitigasi perlindungan air dan bendungan diperlukan


dilakukan bulan ini;

 mitigasi atau pemulihan terhadap resiko kecelakaan bagi warga,


gangguan atau kerusakan terhadap jalan akses yang dilalui kendaraan
proyek pengangkutan peralatan, material dan tenaga kerja;

 mitigasi gangguan suara terhadap lingkungan pemukiman;

 mitigasi atau pemulihan terhadap gangguan atau kerusakan terhadap


fasilitas umum, saluran irigasi, drainase

o. Kepatuhan terhadap peraturan, persyaratan perizinan dan komitmen terhadap


lingkungan dan sosial:
 status kepatuhan untuk kondisi semua persyaratan/perizinan yang relevan,
untuk Pekerjaan, termasuk kuari, dll.): pernyataan kepatuhan atau daftar
masalah dan tindakan yang diambil (atau diambil) untuk
mencapaikepatuhan;

 status kepatuhan persyaratan terhadap dokumen terkait lingkungan dan


sosial: pernyataan kepatuhan atau daftar masalah dan tindakan yang diambil
(atau diambil) untuk mencapai kepatuhan;

 isu-isu lain yang belum terselesaikan dari bulan-bulan sebelumnya yang


berkaitan dengan lingkungan dan sosial: pelanggaran lanjutan, kegagalan
peralatan lanjutan, terus kurangnya penutup kendaraan, tumpahan tidak
ditangani, masalah kompensasi atau peledakan terus, dll. Referensi silang
bagian lain yang diperlukan.
88

BAB VII. Bentuk-Bentuk Kontrak Standar

1. Bentuk Surat Perintah Kerja,


2. Bentuk Kontrak (Perjanjian).
89

1. BENTUK SURAT PERINTAH KERJA

[kop surat K/L/D/I]

SATUAN KERJA PPK:

SURAT PERINTAH KERJA


(SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK:

Halamandari
PAKETPEKERJAAN: NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN:

NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN:

NOMOR DAN TANGGAL BERITA ACARA HASIL


[NEGOSIASI/PELELANGAN]:

SUMBER DANA: [sebagai contoh, cantumkan ”dibebankan atasDIPA TahunAnggaran untuk mata anggaran
kegiatan

WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ( ) harikalender/bulan/tahun

NILAI PEKERJAAN

Uraian Satuan Harga Satuan (Rp) Subtotal (Rp)


No. Kuantitas Total (Rp)
Pekerjaan Ukuran Material Upah Material Upah

Jumlah
PPN 10%
NILAI
Terbilang :

INSTRUKSI KEPADA PESERTA: Penagihan hanya dapat dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan yang diperintahkan dalam
SPK ini dan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan atau kelalaian peserta maka peserta berkewajiban untuk membayar denda
kepada PPK sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai Kontrak atau sisa nilai bagian Kontrak untuk setiap hari
90

kalender keterlambatan. Selain tunduk kepada ketentuan dalam SPK ini, peserta berkewajiban untuk mematuhi Syarat
Umum SPK terlampir.

Untuk danatas nama Untuk dan atas nama peserta


Pejabat PembuatKomitmen

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk peserta [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
maka rekatkan materai Rp 6.000,- )] kerja Pejabat Pembuat Komitmen maka rekatkan
materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan] [nama lengkap]
[jabatan]
91

2. BENTUK KONTRAK
SURAT PERJANJIAN

untuk melaksanakan Paket Pekerjaan Konstruksi:


REHABILITASI UPB BBWS PEMALI JUANA (PMJ-CW-8)

Nomor:xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya (selanjutnya disebut “Kontrak”)


dibuat dan ditandatangani di SEMARANG padahari tanggal bulan
tahun [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf] antara_____[nama
Pejabat Pembuat Komitmen], selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak
untuk dan atas nama__________[nama satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen],
yang berkedudukan di ___________[alamat Pejabat Pembuat Komitmen], berdasarkan
Surat Keputusan______[pejabat yang menandatangani SK penetapan sebagai PPK]
No______________[No. SK penetapan sebagai Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya
disebut “PPK” dan

1. Untuk peserta perseorangan, maka: [_ [nama peserta], yang


berkedudukan di___________[alamat peserta], berdasarkan identitas No. [No.
KTP/SIM/ Paspor Peserta], selanjutnya disebut“Peserta”]

2. Untuk peserta badan usaha non KSO, maka:


[ __________dan [nama wakil Peserta], [jabatan wakil Peserta], yang
bertindak untuk dan atas nama _____[nama Peserta], yang berkedudukan di
________[alamat Peserta], berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran DasarNo.___
_______[No. Akta Pendirian/Anggaran Dasar] tanggal __tanggal
penerbitan Akta Pendirian/Anggaran Dasar], selanjutnya disebut “Peserta”]
3. Untuk peserta KSO/Kemitraan, maka:
Kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut:
1. [nama Peserta1];
2. [nama Peserta2];
dst

yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung


renteng atas semua kewajiban kepada PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah
menunjuk____________[nama anggota kemitraan/KSO yang ditunjuk sebagai wakil
kemitraan/KSO]untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO yang berkedudukan
di ________[alamat Peserta wakil kemitraan/KSO], berdasarkan surat
Perjanjian kemitraan/KSO No. tanggal (selanjutnya disebut “Peserta”).”]
92

MENGINGAT BAHWA:

(a) PPK telah meminta Peserta untuk menyediakan Pekerjaan Konstruksi


sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak yang terlampir
dalam Kontrak ini (selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”);

(b) Peserta sebagaimana dinyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,


personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk menyediakan
Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrakini;

(c) PPK dan Peserta menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani


Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;

(d) PPK dan Peserta mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh


advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta semua
fakta dan kondisi yang terkait.

MAKA OLEH KARENA ITU, PPK dan Peserta dengan ini bersepakat dan menyetujui
hal- hal sebagai berikut :

1. [untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan harga satuan dan lump
sum, ditulis sebagai berikut:
“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) yang diperoleh berdasarkan kuantitas dan harga satuan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar
Rp ( ________________rupiah);”]

[untuk kontrak lump sum, ditulis sebagai berikut:


“total harga Kontrak atau Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) adalah sebesarRp ( rupiah);”]

2. peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna
yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian ini;

3. dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak


terpisahkan dari Kontrak ini:
93

a. adendum Surat Perjanjian, apabila ada;


b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis;
g. gambar-gambar;
h. daftar kuantitas dan harga; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.

4. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada angka 3
diatas;

5. Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Peserta dinyatakan dalam Kontrak
yang meliputi khususnya:

a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:

1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Peserta;


2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Peserta;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Peserta untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Peserta;

b. Peserta mempunyai hak dan kewajiban untuk:


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
94

Kontrak;
6) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
7) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
8) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi
lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan
kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Peserta.

6. Kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan
dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak, dengan tanggal mulai dan
penyelesaian keseluruhan pekerjaan sebagaimana diatur dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak.

DEMIKIANLAH, Kontrak ini ditandatangani dan dilaksanakan oleh PPK dan Peserta
Lelang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik
Indonesia.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama Peserta/Kemitraan


PPK (KSO)

[tanda tangan dan cap (jika salinan asliini [tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini
untuk Peserta maka rekatkan materai Rp untuk satuan kerja PPK maka rekatkan
6.000,-)] materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
95

BAB VIII. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK


(SSUK)
A. KETENTUAN UMUM

1. Definisi Di bawah ini adalah arti atau tafsiran dari istilah-


istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum
Kontrak:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh
pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya.
1.2 Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi lain Pengguna
APBN/APBD.
1.3 Kuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
1.4 Pejabat Pembuat Komitmen yang
selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
1.5 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan.
1.6 Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau
pengawas intern pada Institusi lain yang
selanjutnya disebut APIP adalah aparat
yang melakukan pengawasan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsiorganisasi.
1.7 Penyedia adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan Pekerjaan
Konstruksi.
1.8 Subpenyedia adalah penyedia yang
96

mengadakan perjanjian kerja dengan


penyedia penanggung jawab kontrak, untuk
melaksanakan sebagian pekerjaan
(subkontrak).
1.9 Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO)
adalah kerja sama usaha antar penyedia,
baik penyedia nasional maupun
internasional, yang masing-masing pihak
mempunyai hak, kewajiban dan tanggung
jawab yang jelas berdasarkan perjanjian
tertulis.
1.10 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut
Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan (liquid) dan tidak
bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan
oleh Bank Umum/Perusahaan
Penjaminan/Perusahaan Asuransi yang
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban Penyedia.
1.11 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan
Penyedia yang mencakup Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat
Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.
1.12 Nilai Kontrak adalah total harga yang
tercantum dalam Kontrak.
1.13 Hari adalah hari kalender.
1.14 Direksi lapangan adalah tim pendukung
yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK, terdiri
dari 1 (satu) orang atau lebih, yang
ditentukan dalam syarat-syarat khusus
kontrak untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan.
1.15 Direksi teknis adalah tim pendukung yang
ditunjuk/ditetapkan oleh PPK untuk
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Daftar kuantitas dan harga (rincian harga
penawaran) adalah daftar kuantitas yang
telah diisi harga satuan dan jumlah biaya
97

keseluruhannya yang merupakan bagian


dari penawaran.
1.17 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah
perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang
ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan secara
keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggungjawabkan serta digunakan
oleh Pokja Pemilihan untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.18 Pekerjaan utama adalah;
1. Pekerjaan Pondasi
2. Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Pasangan
4. Pekerjaan Kusen
5. Pekerjaan Atap
6. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
7. Pekerjaan Sanitasi
1.19 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah
harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu
satuan tertentu;
1.20 Metode pelaksanaan pekerjaan adalah
cara kerja yang layak, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan
dengan tahap pelaksanaan yang sistimatis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki
penawar;
1.21 Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal
yang menunjukkan kebutuhan waktu yang
diperlukan untuk
menyelesaikanpekerjaan,terdiri atas tahap
pelaksanaan yang disusun secara logis,
realistik dan dapat dilaksanakan.
1.22 Personil intiadalah orang yang akan
ditempatkan secara penuh sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam LDP
serta posisinya dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
98

organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk


melaksanakanpekerjaan.
1.23 Bagianpekerjaanyangdisubkontrakkana
dalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan
utama yang ditetapkan dalam LDP, yang
pelaksanaannya diserahkan kepada
Penyedia lain dan disetujui terlebih dahulu
olehPPK.
1.24 Jasa Kontrak adalah jangka waktu
berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaanberakhir.
1.25 Tanggal mulai kerja adalah tanggal mulai
kerja Penyedia yang dinyatakan dalam Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang
diterbitkan olehPPK.
1.26 Tanggal penyelesaian pekerjaan adalah
tanggal penyerahan pertama pekerjaan
yang dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang
diterbitkan olehPPK.
1.27 Masa pemeliharaan adalah kurun waktu
kontrak yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak, dihitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan.
1.28 Kegagalan Konstruksi adalah keadaan hasil
pekerjaan yang tidak sesuai
denganspesifikasi pekerjaan sebagaimana
disepakati dalam kontrak baik sebagian
maupun keseluruhan sebagai akibat
kesalahan pengguna atauPenyedia.
1.29 Kegagalan Bangunan adalah keadaan
bangunan, yang setelah diserahterimakan
oleh Penyedia kepada PPK dan terlebih
dahulu diperiksa serta diterima oleh
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan,
menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau
tidak sesuai dengan ketentuan yang
99

tercantum dalam kontrak, dari segi teknis,


manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja,
dan/atau keselamatanumum.
1.30 Bank adalah BankDunia.

2. Penerapan Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK)


diterapkan secara luas dalam pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak dapat
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan
dalam Dokumen Kontrak lain yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hierarki dalam
Surat Perjanjian.

3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa


Hukum Indonesia.

3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum yang


berlaku diIndonesia.

4. Larangan 4.1 Apabila menurut penilaian PPK, berdasarkan


Korupsi, Kolusi bukti yang cukup, Penyedia telah melakukan
dan Nepotisme praktek korupsi, kolusi, penipuan atau
(KKN) serta pemaksaan dalam bersaing untuk
Penipuan mendapatkan atau dalam melaksanakan
Kontrak maka Pemilik Pekerjaan, setelah
menyampaikan pemberitahuan 14
harisebelumnya kepada Penyedia, dapat
memutuskan Kontrak dan memaksa
Penyedia untuk keluar dari Lokasi Kerja, dan
ketentuan Pasal 40.2 berlaku seolah-olah
pemutusan itu dilakukan karena wanprestasi
Penyedia [Pemutusan dan Pengakhiran
Kontrak].

4.2 Apabila berdasarkan bukti yang cukup


karyawan Penyedia dinilai telah melakukan
praktek korupsi, penipuan atau pemaksaan
selama pelaksanaan pekerjaan maka
karyawan tersebut harus diberhentikan dari
jabatannya sesuai dengan ketentuanPasal
63.5 [Personil Inti dan/atau Peralatan].

4.3 Dalam ketentuanini:


100

(i) “Praktek korupsi” adalah menawarkan,


memberikan, menerima atau meminta,
secara langsung atau tidak langsung,
segala sesuatu yang bernilai untuk
mempengaruhi tindakan-tindakan pihak
lain secara tidak patut;8
(ii) “Praktek penipuan” adalah suatu
tindakan atau pengabaian, termasuk
misinterpretasi yang secara sadar
ataupun secara ceroboh menyesatkan
atau berupaya menyesatkan suatu pihak
untuk mendapatkan manfaat finansial
atau manfaat lain atau menghindari
kewajiban;9
(iii)“Praktek kolusi” adalah pengaturan
antara dua pihak atau lebih yang
dirancang untuk mencapai tujuan yang
tidak patut, termasuk untuk
mempengaruhi tindakan-tindakan pihak
lain secara tidakpatut;10
(iv) “Praktekpemaksaan(koersif)”adalahmerus
ak atau merugikan, atau mengancam
untuk merusak atau merugikan, secara
langsung maupun tidak langsung, suatu
pihak atau properti pihak tersebut guna
mempengaruhi tindakan-tindakan suatu
pihak secara tidakpatut;11
(v) “Praktek obstruktif”adalah
(aa) secara sengaja merusak, memalsukan,
mengubah atau menyembunyikan
barang bukti investigasi, atau
membuat pernyataan palsu kepada
petugas penyelidik untuk secara
material menghalangi investigasi
Bank terhadap tuduhan praktek
korupsi, penipuan, pemaksaan atau
kolusi; dan/atau mengancam,
mengganggu atau mengintimidasi
suatu pihak untuk menghalanginya
dalam menyingkapkan apa yang
diketahuinya sehubungan dengan
investigasi atau dalam melakukan
investigasi,atau
(bb)Perbuatan yang secara material
101

menghalangi pelaksanaan hak Bank


dalam melakukan pemeriksaan dan
audit yang ditetapkan berdasarkan
Pasal 79 (Inspeksi dan Audit oleh
Bank).

5. Asal Material/ 5.1 Untuk kepentingan informasi penyedia


Bahan harus menyampaikan asal material/bahan
dengan details baik material dalam negeri
maupunimport.

5.2 Asal material/bahan merupakan tempat


material/bahan diperoleh, antara lain
tempat material/bahan ditambang, tumbuh,
ataudiproduksi.

6. Korespondensi 10.1 Semua korespondensi dapat berbentuk surat,


kee-mail dan/atau faksimili dengan alamat
alamat tujuan para pihak yang tercantum
dalam SSKK
10.2 Semua pemberitahuan, permohonan, atau
persetujuan berdasarkan Kontrak ini harus
dibuat secara tertulis dalam Bahasa
Indonesia, dan dianggap telah diberitahukan
jika telah disampaikan secara langsung
kepada wakil sah Para Pihak dalam SSKK,
atau jika disampaikan melalui surat tercatat,
e- mail, dan/atau faksimili yang ditujukan ke
alamat yang tercantum dalamSSKK.

8
“Pihak lain” memaksudkan pejabat publik yang bertindak sehubungan dengan proses pengadaan atau
pelaksanaan kontrak. Dalam konteks ini, “pejabat publik” adalah staf Bank Dunia dan karyawan organisasi
lain yang membuat atau memeriksa keputusan-keputusan pengadaan.
9
“Pihak” memaksudkan pejabat publik; istilah “manfaat” dan “kewajiban” berkaitan dengan proses
pengadaan atau pelaksanaan kontrak; dan “tindakan” atau “pengabaian” dimaksudkan untuk mempengaruhi
proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak.
10
“Pihak” memaksudkan mereka yang berpartisipasi dalam proses pengadaan (termasuk pejabat publik)
yangberupaya menetapkan harga penawaran pada tingkat yang tidak kompetitif atau direkayasa.
11
“Pihak” memaksudkan pihak yang berpartisipasi dalam proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak.
102

7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau


Pihak diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan
untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh PPK atau
Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh
pejabat yang disebutkan dalam SSKK. Khusus
untuk penyedia perseorangan, Penyedia tidak
bolehdiwakilkan.

8. Pembukuan Penyedia diharapkan melakukan pencatatan


keuangan yang akurat dan sistematis sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan
standar akuntansi yang berlaku.

9. Perpajakan Penyedia, Sub penyedia (jika ada), dan Personil


yang bersangkutan berkewajiban untuk membayar
semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain
yang dibebankan oleh peraturan perpajakan atas
pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran
perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam
NilaiKontrak.

10. Pengalihan 10.1 Pengalihan seluruh Kontrak hanya


dan/atau diperbolehkan dalam hal pergantian nama
Subkontrak Penyedia, baik sebagai akibat peleburan
(merger), konsolidasi,
pemisahan,maupunakibat lainnya.

10.2 Penyedia dapat bekerjasama dengan


Penyedia lain dengan mensubkontrakkan
sebagianpekerjaan.

10.3 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan


sebagian pekerjaan dan dilarang
mensubkontrakkan seluruhpekerjaan.

10.4 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan


pekerjaan apabila pekerjaan tersebut sejak
awal di dalam Dokumen Pengadaan dan
dalam Kontrak diijinkan untuk
disubkontrakkan.

10.5 Subkontrak sebagian pekerjaan utama hanya


diperbolehkan kepada Penyedia spesialis.
103

10.6 Penyedia hanya boleh mensubkontrakkan


pekerjaan setelah persetujuan tertulis dari
PPK. Penyedia tetap bertanggung jawab atas
bagian pekerjaan yang disubkontrakkan.

10.7 Jika ketentuan di atas dilanggar maka


Kontrakdiputuskan.

11. Pengabaian 11.1 Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak


terhadap pelanggaran ketentuan tertentu
dalam Kontrak oleh Pihak yang lain maka
pengabaian tersebut tidak menjadi
pengabaian yang terus-menerus selama
Masa Kontrak atau seketika menjadi
pengabaian terhadap pelanggaran
ketentuan yang lain. Pengabaian hanya
dapat mengikat jika dapat dibuktikan secara
tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah
Pihak yang melakukan pengabaian.

12. Penyedia Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung


Mandiri jawab penuh terhadap personil dan
subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu


anggota yang disebut dalam Surat Perjanjian untuk
bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam
pelaksanaan hak dan kewajiban terhadap PPK
berdasarkan Kontrak.

14. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan


penemuan kepada pihak yang berwenang semua penemuan
benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau
penemuan kekayaan di lokasi pekerjaan yang
menurut peraturan perundang-undangan dikuasai
oleh negara.
104

B. PELAKSANAAN, PENYELESAIAN, ADENDUM DAN PEMUTUSAN KONTRAK

15. Jangka Waktu 15.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal
Kontrak dan penandatanganan Surat Perjanjian oleh Para
Jadwal Pihak atau pada tanggal yang ditetapkan
Pelaksanaan dalamSSKK.
Pekerjaan
15.2 Jadwal pelaksanaan kontrak adalah jangka
waktu yang ditentukan dalam Syarat-Syarat
Khusus Kontrak dihitung sejak tanggal mulai
kerja yang tercantum dalamSPMK.

15.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan


sesuai dengan jadwal yang ditentukan
dalamSSKK.

15.4 Apabila Penyedia berpendapat tidak dapat


menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal
karena keadaan di luarpengendaliannyadan
Penyedia telah melaporkan kejadian
tersebut kepada PPK, maka PPK dapat
melakukanpenjadwalankembalipelaksanaant
ugasPenyedia denganaddendumkontrak.

B.1. Pelaksanaan Pekerjaan

16. Penyerahan 16.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan


Lokasi Kerja keseluruhan lokasi kerja kepada Penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan
dilakukan setelah sebelumnya dilakukan
pemeriksaan lapangan bersama. Hasil
pemeriksaan dan penyerahan dituangkan
dalam berita acara penyerahan lokasikerja.
16.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka
perubahan tersebut harus dituangkan
dalam addendumKontrak.

16.3 Jika penyerahan hanya dilakukan pada


bagian tertentu dari lokasi kerja maka PPK
dapat dianggap telah menunda
pelaksanaan pekerjaan tertentu yang terkait
105

dengan bagian lokasi kerja tersebut, dan


kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa
Kompensasi.

17. Surat Perintah 17.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya


Mulai Kerja 14 (empat belas) hari sejak tanggal
(SPMK) penandatanganankontrak.
17.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling
lambat dimulainya pelaksanaan kontrakoleh
Penyedia.

18. Program Mutu 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


program mutu pada rapat persiapan
pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh
PPK.

18.2 Program mutu disusun paling sedikitberisi:


a. informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
b. organisasi kerjaPenyedia;
c. jadwal pelaksanaanpekerjaan;
d. prosedur pelaksanaanpekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja;dan
f. pelaksanakerja.

18.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan


kondisi lokasipekerjaan.

18.4 Penyedia berkewajiban untuk


memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa
Kompensasi.

18.5 Pemutakhiran program mutu harus


menunjukkan perkembangan kemajuan
setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap
penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk
perubahan terhadap urutan pekerjaan.
Pemutakhiran program mutu harus
mendapatkan persetujuanPPK.

18.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu


tidak mengubah kewajiban kontraktual
Penyedia.
106

19. Strategi 19.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan


Pengelolaan Dokumen Stategi Pengelolaan dan Rencana
dan Pelaksanaan Terhadap
RencanaPelak Lingkungan,Sosial,Kesehatan dan
sanaan Keselamatan Kerja pada rapat persiapan
terhadap pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh
Lingkungan, Konsultan Supervisi, Direksi dan PPK.
Sosial,
Kesehatan 19.2 Program Stategi Pengelolaan dan Rencana
dan Pelaksanaan Terhadap Lingkungan, Sosial,
Keselamatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja disusun
Kerja paling sedikitberisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang
akandilaksanakan;
b. organisasi kerja Penyedia, pelaksana
dansubkontraktor;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal
bahan, jadwal peralatan dan proses
pengelolaan yangdilaksanakan.
d. Prosedur prosedur terkait Strategi
Pengelolaan dan Rencana
Pelaksanaan Terhadap Lingkungan,
Sosial, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang memperhatikan aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
aspek berbasis Gender, Pengelolaan
Lingkungan, Pengelolaan Sosial
masyarakat, Prosedur Pengelolaan
pekerja, Prosedur penemuan tak
terduga atas warisan budaya, prosedur
pemberdayaan masyarakat setempat.
e. Biaya pelaksanaan pengelolaan
lingkungan dansosial.

19.3 Program Stategi Pengelolaan dan Rencana


Pelaksanaan Terhadap Lingkungan, Sosial,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dapat
direvisi sesuai dengan kondisi
lokasipekerjaan.

19.4 Penyedia berkewajiban untuk


memutakhirkan program Stategi
Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan
Terhadap Lingkungan, Sosial, Kesehatan
107

dan Keselamatan Kerja jikaterjadiadendum


Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

19.5 Pemutakhiran program Stategi Pengelolaan


dan Rencana Pelaksanaan Terhadap
Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan
dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa
pekerjaan yang terkait dengan hal tersebut
diatas, termasuk perubahan terhadap
urutan pekerjaan. Pemutakhiran program
mutu harus mendapatkan persetujuanPPK.

19.6 Persetujuan Konsultan Supervisi, Direksi dan


PPK terhadap program Stategi Pengelolaan
dan Rencana Pelaksanaan Terhadap
Lingkungan, Sosial, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja tidak mengubah
kewajiban kontraktualPenyedia.

20. Rapat 20.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak


Persiapan diterbitkannya SPMK dan sebelum
Pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama
Kontrak dengan Penyedia, unsur perencanaan, dan
unsur pengawasan, harus sudah
menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaankontrak.

20.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati


dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak
meliputi:
a. Programmutu;
b. Organisasikerja;
c. tata cara pengaturan pelaksanaan
pekerjaan;
d. jadwal pelaksanaanpekerjaan;
e. jadwal pengadaan bahan/material,
mobilisasi peralatan danpersonil;
f. penyusunan rencana dan pelaksanaan
pemeriksaan lokasipekerjaan.
21. Mobilisasi 21.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah
mulaidilaksanakan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
108

21.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup


pekerjaan,yaitu:
a. mendatangkan peralatan-peralatan
terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaanpekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor,
rumah, gedung laboratorium, bengkel,
gudang, dan sebagainya;dan/atau
c. mendatangkanpersonil-personil.

21.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat


dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan.

22. Pengawasan 22.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan


Pelaksanaan pekerjaan, PPK, jika dipandang perlu, dapat
Pekerjaan mengangkat Pengawas Pekerjaan yang
berasal dari personil PPK atau manajemen
kosntruksi/konsultan pengawas. Pengawas
Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaanpekerjaan.

22.2 Dalam melaksanakan kewajibannya,


Pengawas Pekerjaan selalu bertindak untuk
kepentingan PPK. Jika tercantum dalam
SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat bertindak
sebagai Wakil Sah PPK.

23. Persetujuan 23.1 Semua gambar yang digunakan untuk


Pengawas mendapatkan Hasil Pekerjaan baik yang
Pekerjaan permanen maupun sementara harus
mendapatkan persetujuan Pengawas
Pekerjaan.

23.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini


diperlukan terlebih dahulu
adanyaHasilPekerjaan Sementara maka
Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
spesifikasi dan gambar usulan Hasil
Pekerjaan Sementara tersebut untuk
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Terlepas
dari ada tidaknya persetujuan Pengawas
109

Pekerjaan, Penyedia bertanggung jawab


secara penuh atas rancangan Hasil
Pekerjaan Sementara.

24. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua


perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan
kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak
ini.

25. Akses ke Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK,


Lokasi Kerja Wakil Sah PPK dan/atau Pengawas Pekerjaan ke
lokasi kerja dan lokasi lainnya di mana pekerjaan ini
sedang atau akan dilaksanakan.

26. Pemeriksaan 26.1 Apabila diperlukan, pada tahap awal


Bersama pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-sama
dengan Penyedia melakukan pemeriksaan
lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi
lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata
pembayaran.

26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA


dapat membentuk Panitia/Pejabat Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usulPPK.

26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan


dalam Berita Acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan
perubahan isi Kontrak, maka harus
dituangkan dalam addendumKontrak.

26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa


Personil dan/atau Peralatan
ternyatabelummemenuhi persyaratan
Kontrak maka Penyedia tetap dapat
melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti
dalam jangka waktu yang disepakati
bersama.
27. Waktu 27.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal,
Penyelesaian Penyedia berkewajiban untuk memulai
Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai
110

Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai


dengan program mutu, serta menyelesaikan
pekerjaan selambat-lambatnya sesuai
tanggal Penyelesaian yang ditetapkan
dalamSPMK.

27.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal


Penyelesaian bukan akibat Keadaan Kahar
atau Peristiwa Kompensasi atau karena
kesalahan atau kelalaian Penyedia maka
Penyedia dikenakandenda.

27.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata


disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi
maka PPK dikenakan kewajiban pembayaran
ganti rugi. Denda atau ganti rugi tidak
dikenakan jika Tanggal Penyelesaian
disepakati oleh Para Pihak
untukdiperpanjang.

27.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam


angka 27 ini adalah tanggal penyelesaian
semuapekerjaan.

28. Perpanjangan 28.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi


Waktu sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka
Penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan
pertimbanganPengawasPekerjaan
memperpanjang Tanggal Penyelesaian
Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan
Tanggal Penyelesaian harus dilakukan
melalui adendum Kontrak jika perpanjangan
tersebut mengubah Masa Kontrak.

28.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas


Pekerjaan harus telah menetapkan ada
tidaknya perpanjangan dan untuk berapa
lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh
satu) hari setelah Penyedia meminta
perpanjangan. Jika Penyedia lalai untuk
111

memberikan peringatan dini atas


keterlambatan atau tidak dapat bekerja
sama untuk mencegah keterlambatan maka
keterlambatan seperti ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang
TanggalPenyelesaian.

29. Penundaan 29.1 Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan


oleh Pengawas Penyedia secara tertulis untuk menunda
Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah
penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

30. Rapat 30.1 Pengawas Pekerjaan atau Penyedia dapat


Pemantauan menyelenggarakan rapat pemantauan, dan
meminta satu sama lain untuk menghadiri
rapat tersebut. Rapat pemantauan
diselenggarakan untuk membahas
perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatandini.

30.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan


oleh Pengawas Pekerjaan dalam berita
acara rapat, dan dokumennya diserahkan
kepada PPK dan pihak-pihak yang
menghadirirapat.

30.3 Mengenai hal-hal dalam rapat


yangperludiputuskan, Pengawas Pekerjaan
dapat memutuskan baik dalam rapat atau
setelah rapat melalui pernyataan tertulis
kepada semua pihak yang menghadiri
rapat.

31. Peringatan 31.1 Penyedia berkewajiban untuk


Dini memperingatkansedini mungkin Pengawas
Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi
tertentu yang dapat mempengaruhi mutu
pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau
menunda penyelesaian pekerjaan.
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
Penyedia untuk menyampaikan secara
tertulis perkiraan dampak peristiwa atau
112

kondisi tersebut di atas terhadap Nilai


Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera
mungkin disampaikan olehPenyedia.

31.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama


dengan Pengawas Pekerjaan untuk
mencegah atau mengurangi dampak
peristiwa atau kondisi tersebut.

B.2. Penyelesaian Kontrak

32. Serah Terima 32.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


Pekerjaan perseratus), Penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.

32.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK


menugaskan Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.

32.3 Apabila diperlukan, dalam melaksanakan


tugasnya sebagaimana dimaksud pada
angka 31.2, Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan dapat di bantu Tim/Tenaga Ahli
yang mempunyai keahliankhusus.

32.4 Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan


melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
Penyedia. Apabila terdapat kekurangan-
kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan,
Penyedia wajib memperbaiki/
menyelesaikannya, atas perintah PPK.

32.5 PPK menerima penyerahan pertama


pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat
Penerima HasilPekerjaan.

32.6 Pembayaran dilakukan sebesar 95%


113

(sembilan puluh lima perseratus) dari nilai


kontrak, sedangkan yang 5% (lima
perseratus) merupakan retensi selama masa
pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan
sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai
kontrak dan Penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilaikontrak.

32.7 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan


selama masa pemeliharaan sehingga kondisi
tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.

32.8 Setelah masa pemeliharaan berakhir,


Penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan
akhirpekerjaan.

32.9 PPK menerima penyerahan


akhirpekerjaansetelah Penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama
masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib
melakukan pembayaran sisa nilai kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.

32.10 Apabila Penyedia tidak melaksanakan


kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak menggunakan
uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan
JaminanPemeliharaan.

32.11 Jika Hasil Pekerjaan berupa bangunan maka


umur konstruksi bangunan ditetapkan dalam
SSKK.

33. Pengambilalih 33.1 PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil
an pekerjaan dalam jangka waktu tertentu
setelah dikeluarkan surat keterangan
selesai/pengakhiran pekerjaan.
114

34. Pedoman 34.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk


Pengoperasian kepada PPK tentang pedoman
dan Perawatan pengoperasian dan perawatan sesuai
dengan SSKK.

34.2 Apabila Penyedia tidak memberikan


pedoman pengoperasian dan perawatan,
PPK berhak menahan uang retensi atau
Jaminan Pemeliharaan.

B.3. Perubahan Kontrak

35. Perubahan 35.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui


Kontrak adendumkontrak.

35.2 Perubahan Kontrak dapat


dilaksanakanapabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
1) perubahan pekerjaan disebabkan oleh
sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga mengubah
lingkup pekerjaan dalamkontrak;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan
akibat adanya perubahan pekerjaan;
dan/atau;
3) perubahan nilai kontrak akibat adanya
perubahan pekerjaan perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan/atau
penyesuaianharga.

35.3 Perubahan kontrak sebagaimana dimaksud


pada angka 34.2 tidak dapat dilakukan untuk
bagian lump sum dari kontrak gabungan
lump sum dan hargasatuan.

35.4 Untuk kepentingan perubahan kontrak,


PA/KPA dapat membentuk Panitia/Pejabat
Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usulPPK.
115

36. Perubahan 36.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan


Lingkup antara kondisi lokasi pekerjaan/lapangan
Pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan
spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak,maka:
a. PPK bersama Penyedia dapatmelakukan
perubahan kontrak yang meliputi antara
lain:
1. menambah atau mengurangi
volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak;
2. mengurangi atau menambah jenis
pekerjaan;
3. mengubah spesifikasi teknis dan
gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan;
dan/atau;
4. melaksanakan pekerjaantambahyang
belum tercantum dalam kontrak
yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan.
b. Pekerjaantambahharusmempertimbang
kantersedianyaanggarandanpalingtinggi
10% (sepuluh perseratus) dari nilai
kontrak awal.
c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat
oleh PPK secara tertulis kepada
Penyedia kemudian dilanjutkan dengan
negosiasi teknis dan harga dengan
tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrakawal.
d. Hasil negosiasi tersebut dituangkan
dalam Berita Acara sebagaidasar
penyusunan addendum kontrak.

37. Perubahan 37.1 Perubahan jadwal dalam hal terjadi


Jadwal perpanjangan waktu pelaksanaan dapat
Pelaksanaan diberikan oleh PPK atas pertimbangan yang
Pekerjaan layak dan wajar untuk hal-hal sebagaiberikut:
a. Pekerjaantambah;
b. Perubahandesain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh
PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali
116

Penyedia;dan/atau
e. keadaankahar.]

37.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat


diperpanjang paling kurang sama dengan
waktu terhentinya kontrak akibat keadaan
kahar.

37.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu


pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan
penelitian terhadap usulan
tertulisyangdiajukan oleh Penyedia.

37.4 PPK dapat menugaskan Panitia/Pejabat


Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti
kelayakan usulan perpanjangan waktu
pelaksanaan.

37.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan


dituangkan dalam addendum kontrak.

B.4. Keadaan Kahar

38. Keadaan Kahar 38.1 Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang
terjadi di luar kehendak para pihak dan tidak
dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak
menjadi tidak dapatdipenuhi.

38.2 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka


Penyedia memberitahukan kepada PPK
paling lambat 14 (empat belas) hari sejak
terjadinya Keadaan Kahar, dengan
menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari
pejabat yang berwenang, sesuai ketentuan
peraturanperundang-undangan.

38.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam


Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak
yang tertimpa Keadaan Kahar harus
diperpanjang paling kurang sama dengan
jangka waktu terhentinya Kontrak akibat
KeadaanKahar.
117

38.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat


Keadaan Kahar yang dilaporkan paling
lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
Keadaan Kahar, tidak dikenakansanksi.

38.5 Pada saat terjadinya Keadaan


Kahar,Kontrakini akan dihentikan sementara
hingga Keadaan Kahar berakhir dengan
ketentuan, Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sesuai dengan prestasi atau
kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah
dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PPK
memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan
sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran sebagaimana
ditentukan dalam Kontrak dan mendapat
penggantian biaya yang wajar sesuai dengan
yang telah dikeluarkan untuk bekerja dalam
situasi demikian. Penggantian biaya ini harus
diatur dalam suatu addendum Kontrak.

B.5. Penghentian dan Pemutusan Kontrak


39.Penghentian 39.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena
Kontrak pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
39.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK
wajib membayar kepada penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah
dicapai,termasuk:
1) biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini. Bahan
dan Perlengkapan ini harus diserahkan
oleh Penyedia kepada PPK, dan
selanjutnya menjadi hak milikPPK;
2) biaya langsung pembongkaran dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan Sementara
danPeralatan;
3) biaya langsung demobilisasi Personil.
118

40. Pemutusan Pemutusan Kontrak dapat dilakukan oleh PPK atau


Kontrak Penyedia berdasarkan peristiwa dan keadaan yang
disebutkan masing-masing dalam Butir 40 dan
Butir41.

41. Pemutusan 41.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab
Kontrak oleh Undang-Undang Hukum Perdata, PPK dapat
PPK memutuskan Kontrak melalui
pemberitahuan tertulis kepada Penyedia
setelah terjadinya hal-hal sebagaiberikut
a. kebutuhan barang/jasa tidak dapat
ditunda melebihi batas berakhirnya
kontrak;
b. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
tidak akan mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikanpekerjaan;
c. Penyedia tanpa persetujuan pengawas
pekerjaan tidak memulai pelaksanaan
Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Butir
15;
d. Penyedia menghentikan pekerjaan selama
28 (dua puluh delapan) hari dan
penghentian ini tidak tercantum dalam
program mutu serta tanpa persetujuan
PengawasPekerjaan;
e. Penyedia berada dalam keadaanpailit;
f. Penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan olehPPK;
g. Penyedia tidak mempertahankan
keberlakuan JaminanPelaksanaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan
Penyedia untuk menunda pelaksanaan
atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah
tersebut tidak ditarik selama 28 (dua
puluh delapan)hari;
i. Penyedia, atau karyawan, agen atau
subpenyedianya, terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan sesuai
dengan SSUK Butir4.
119

41.2 Dalam hal terjadinya salah satu peristiwa


atau keadaan di atas, PPK setelah
menyampaikan pemberitahuan 14 hari
sebelumnya kepada Penyedia dapat
mengakhiri Kontrak dan meminta Penyedia
untuk keluar dari Lokasi Kerja. Namun,
untuk ketentuan subparagraf (g) atau (i),
PPK dapat langsung mengakhiri Kontrak
setelah menyampaikanpemberitahuan.

41.3 Pilihan PPK untuk mengakhiri Kontrak tidak


akan mengurangi hak-hak lain PPK
berdasarkan Kontrak ini atau ketentuanlain.

41.4 Selanjutnya, Penyedia wajib meninggalkan


lokasi kerja dan menyerahkan Barang-
Barang yang diminta, semua Dokumen
Penyedia dan dokumen desain lain yang
dibuat oleh atau untuknya kepada
Pengawas Pekerjaan. Namun, Penyedia
harus berupaya semaksimal mungkin untuk
segera memenuhi instruksi yang wajar yang
tercantum dalam surat pemberitahuan (i)
untuk pengalihan subkontrak, dan (ii)
perlindungan orang atau properti atau
keselamatanPekerjaan.

41.5 Setelah Kontrak diakhiri, PPK dapat


menyelesaikan Pekerjaan dan/atau
mengatur agar pihak lain melakukannya.
PPK dan pihak lain
tersebutdapatmemanfaatkan Barang,
Dokumen Penyedia dan dokumen-dokumen
desain lain yang dibuat oleh atau untuk
kepentingan Penyedia.

41.6 PPK kemudian memberitahukan bahwa


Peralatan dan Pekerjaan Sementara
Penyedia akan diserahkan kepada Penyedia
yang ada pada atau di sekitar Lokasi.
Penyedia harus segera mengatur
pembongkarannya, dengan tanggungan
dan beban Penyedia. Namun, apabila pada
120

saat itu Penyedia tidak melakukan


pembayaran yang jatuh tempo kepada PPK
maka peralatan dan pekerjaan sementara itu
dapat dijual oleh PPK untuk menutupi
pembayaran tersebut. Sisa hasil penjualan
akan dibayarkan kepadaPenyedia.

41.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan


karena kesalahan Penyediamaka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan olehPPK;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh
Penyedia kepada PPK atau Jaminan Uang
Muka dicairkan (apabilaada);
c. Penyedia membayar denda
keterlambatan sebagaimana tercantum
dalam SSKK (apabilaada).
d. Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam
PPK membayar kepada Penyedia sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan
yang telah diterima oleh PPK sampai
dengan tanggal berlakunya pemutusan
Kontrak dikurangi dengan denda
keterlambatan yang harus dibayar
Penyedia (apabila ada), serta Penyedia
menyerahkan semua hasil pelaksanaan
pekerjaan kepada PPK dan selanjutnya
menjadi hak milikPPK.

41.8 Sesegera mungkin setelah pemberitahuan


pemutusan berdasarkan ketentuanayat40.2
berlaku, Pengawas Pekerjaan selanjutnya
akan menyetujui atau menentukan nilai
Pekerjaan, Barang dan Dokumen Penyedia
dan nilai-nilai lain yang harus dibayar
kepada Penyedia atas pekerjaan yang
dilaksanakan sesuai dengan Kontrak.

41.9 Setelah pemberitahuan pemutusan yang


dimaksud dalam ayat 40.2 berlaku, PPK
dapat:
a. Menahan pembayaran lebih lanjut kepada
Penyedia sampai biaya pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan setiap cacat,
dan ganti rugi atas keterlambatan
121

penyelesaian (jika ada) serta semua biaya


lain yang dikeluarkan oleh PPK telah
ditetapkan, dan/atau
b. Mendapatkan penggantian dari Penyedia
atas kerugian dan kerusakan yang dialami
PPK dan biaya tambahan lain untuk
menyelesaikan Pekerjaan setelah
memperhitungkan jumlah yang harus
dibayar kepada Penyedia berdasarkan
ketentuan ayat 39.8. Setelah
mendapatkan penggantian atas kerugian,
kerusakan dan biaya tambahan, PPK harus
membayar sisanya kepadaPenyedia.

42. Pemutusan 42.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267


Kontrak Oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Penyedia Penyedia dapat memutuskan Kontrak
melalui pemberitahuan tertulis kepada PPK
apabila PPK tidak menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran sesuai
dengan yang
disepakatisebagaimanatercantum dalam
SSKK.

42.2 Penyedia dapat memutuskan Kontrak


apabila:
a. akibat keadaan kahar sehingga Penyedia
tidak dapat melaksanakan pekerjaan
sesuai ketentuan dokumenkontrak;
b. PPK gagal mematuhi keputusan akhir
penyelesaianperselisihan.
Dalam hal ini pemutusan Kontrak dilakukan
paling kurang 30 (tiga puluh) hari setelah
Penyedia menyampaikan pemberitahuan
rencana pemutusan Kontrak secara tertulis
kepada PPK.

42.3 Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak, PPK


membayar kepada Penyedia sesuai dengan
pencapaian prestasi pekerjaan yang telah
diterima oleh PPK sampai dengan tanggal
berlakunya pemutusan Kontrak dikurangi
dengan denda keterlambatan yang harus
dibayar Penyedia (apabila ada), serta
122

Penyedia menyerahkan semua hasil


pelaksanaan kepada PPK dan selanjutnya
menjadi hak milikPPK.

43. Keterlambatan 43.1 Apabila Penyedia terlambat melaksanakan


Pelaksanaan pekerjaan sesuai jadwal, maka PPK harus
Pekerjaan dan memberikan peringatan secara tertulis atau
Kontrak Kritis dikenakan ketentuan tentang kontrakkritis.

(Untuk 43.2 Kontrak dinyatakan kritisapabila:


Pekerjaan a. Dalam periode I (rencana fisik
Konstruksi pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak),
Bangunan)] realisasi fisik pelaksanaan terlambat
mencapai 10% darirencana;
b. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100%
dariKontrak),realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 5% darirencana.
c. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak),
realisasi fisik pelaksanaan terlambat
kurang dari 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaranberjalan.

43.3 Penanganan kontrakkritis


a. dalam hal keterlambatan padaangka
42.1 dan penanganan Kontrak pada
pasal kritis 42.2, penanganan Kontrak
Kritis dilakukan dengan Rapat
Pembuktikan (show cause meeting/SCM)
1) pada saat Kontrak dinyatakan krisis,
direksi pekerjaan menerbitkan surat
peringatan kepada Penyedia dan
selanjutnya menyelenggarakanSCM.
2) dalam SCM, direksi teknis dan
Penyedia membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh Penyedia
dalam periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam
Berita Acara SCM SampulI.
3) apabila Penyedia gagal pada uji coba
pertama, maka dilaksanakan SCM
Sampul II yang membahas dan
123

menyepakati besaran kemajuan fisik


yang harus dicapai oleh Penyedia
dalam periode waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM SampulII.
4) apabila Penyedia gagal pada uji coba
tahap kedua, maka diselenggarakan
SCM Sampul III yang membahas dan
menyepakati besaran
kemajuanfisikyang harus dicapai oleh
Penyedia dalam periode waktu
tertentu (uji coba ketiga) yang
dituangkan dalam Berita Acara SCM
SampulIII.
5) pada setiap uji coba yang gagal, PPK
harus menerbitkan surat peringatan
kepada Penyedia atas keterlambatan
realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
b. dalam hal terjadi keterlambatan pada
angka 41.2c, PPK, setelah dilakukan rapat
bersama atasannya dan sebelum tahun
anggaran berakhir, dapat langsung
memutuskan Kontrak secara sepihak
dengan mengesampingkan pasal 1266
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.]

44. Pemutusan Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena


Kontrak akibat PPK/Pokja Pemilihan terlibat dalam penyimpangan
lainnya prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggararan
persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan,
maka PPK/Pokja Pemilihan dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

45. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil


Pekerjaan Sementara yang masih berada di lokasi
kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian
atau kesalahan Penyedia, dapat dimanfaatkan
sepenuhnya oleh PPK tanpa kewajiban perawatan.
Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut
oleh Penyedia hanya dapat dilakukan setelah
mempertimbangkan kepentingan PPK.
124

C. HAK DAN KEWAJIBAN PENYEDIA

46. Hak dan 46.1 Penyedia memiliki hak dankewajiban:


Kewajiban a. menerima pembayaran untuk
Penyedia pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam
Kontrak;
b. meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk
sarana dan prasarana dari PPK untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuankontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan
secara periodik kepadaPPK;
d. melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalamkontrak;
e. melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, angkutan ke atau dari
lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
yang dirinci dalamkontrak;
f. memberikan keterangan-keterangan
yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukanPPK;
g. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai
dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;dan
h. mengambil langkah-langkah yang cukup
memadai untuk melindungi lingkungan
tempat kerja dan membatasi perusakan
dan gangguan kepada masyarakat
maupun miliknya akibat kegiatan
Penyedia.
125

47. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan


Dokumen menginformasikan dokumen kontrak atau
Kontrak dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan
Informasi kontrak untuk kepentingan pihak lain, misalnya
spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali
dengan ijin tertulis dariPPK.

48. Hak Atas Penyedia wajib melindungi PPK dari segala


Kekayaan tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang
Intelektual disebabkan oleh penggunaan Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI) olehPenyedia.

49.Penanggungan 49.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


dan Risiko membebaskan, dan menanggung tanpa
batas PPK beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau
kelalaian berat PPK) sehubungan dengan
klaim yang timbul dari hal-hal berikut
terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai
dengan tanggal penandatanganan berita
acara penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan
harta benda Penyedia, Subpenyedia (jika
ada), danPersonil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian
Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda,
dan cidera tubuh, sakit atau kematian
pihakketiga;

49.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai


dengan tanggal penandatanganan berita
acara penyerahan awal, semua risiko
kehilangan atau kerusakan Hasil Pekerjaan
ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko Penyedia, kecuali kerugian atau
kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaianPPK.
126

49.3 Pertanggunganasuransi yang


dimilikiolehPenyedia tidak membatasi
kewajiban penanggungan dalam angka 48
ini.

49.4 49.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap


Hasil Pekerjaan atau Bahan yang menyatu
dengan Hasil Pekerjaan selama jangka waktu
sejak Tanggal Mulai Kerja sampai akhir Masa
Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki
oleh Penyedia atas tanggungannya sendiri
jika kehilangan atau kerusakan tersebut
terjadi akibat tindakan atau kelalaian
Penyedia.

50. Perlindungan 50.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban


Tenaga Kerja atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan
Personilnya pada program BPJS
Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

50.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi


dan memerintahkan Personilnya untuk
mematuhi peraturan keselamatan kerja.
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia beserta Personilnya dianggap
telah membaca dan memahami peraturan
keselamatan kerja tersebut.

50.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri


untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil
Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan
memadai.

50.4 Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia


untuk melaporkan kecelakaan berdasarkan
hukum yang berlaku, Penyedia akan
melaporkan kepada PPK mengenai setiap
kecelakaan yang timbul sehubungan
dengan pelaksanaan Kontrak ini dalam
waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah
kejadian.
127

50.5 Penyedia berkewajiban tindakan dalam


upaya pencegahan terhadap Kekerasan
terhadap pekerja Berbasis Gender
penggunaan tenaga kerja dibawah umur
dan pekerja paksa sesuai peraturan
perundang-undangan Indonesia.

51. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-


Lingkungan langkah yang memadai untuk melindungi
lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat
kerja dan membatasi gangguan lingkungan,
masyarakat, sosial termasuk fisik dan material
terhadap pelaksanaan kontrak yang dilakukan oleh
penyedia jasa dan pihak ketiga.

52. Asuransi 52.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak


SPMK sampai dengan tanggal selesainya
pemeliharaanuntuk:
a. semua barang dan peralatan yang
mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta
pekerja, atas segala risiko terhadap
kecelakaan, kerusakan, kehilangan, serta
risiko lain yang tidak dapatdiduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di
tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan
bangunan.

52.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan


dalam penawaran dan termasuk dalam nilai
kontrak.

53. Tindakan 53.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan


Penyedia yang lebih dahulu persetujuan tertulis PPK
Mensyaratkan sebelum melakukan tindakan-tindakan
Persetujuan berikut:
PPK atau a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan;
Pengawas b. menunjuk Personil yang namanya tidak
Pekerjaan tercantum dalam Lampiran A SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program
mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
128

53.2 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan


lebih dahulu persetujuan tertulis Pengawas
Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-
tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar
dalam angka 15SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau
Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

54. Laporan Hasil 54.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama


Pekerjaan pelaksanaan kontrak untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah
dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil
pekerjaan.

54.2 Untuk kepentingan pengendalian dan


pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
kegiatan di lokasi pekerjaan dicatat dalam
buku harian sebagai bahan laporan harian
pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi
pekerjaan harian.

54.3 Laporan harian berisi:


a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di
lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap
macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir
dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain berkenaan dengan
pelaksanaan.

54.4 Laporan harian dibuat oleh Penyedia dan,


129

apabila perlu, diperiksa oleh konsultan dan


disetujui oleh wakil PPK.

54.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman


laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu minggu,
serta hal-hal penting yang perlu
ditonjolkan.

54.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman


laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu bulan,
serta hal-hal penting yang perlu
ditonjolkan.

54.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan


proyek, PPK membuat foto-foto
dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan.

55. Kepemilikan 55.1 Semua rancangan, gambar, spesifikasi,


Dokumen desain, laporan, dan dokumen-dokumen
lain serta piranti lunak yang dipersiapkan
oleh Penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK.
Penyedia paling lambat pada waktu
pemutusan atau akhir Masa Kontrak
berkewajiban untuk menyerahkan semua
dokumen dan piranti lunak tersebut beserta
daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia
dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap
dokumen dan piranti lunak tersebut.
Pembatasan (jika ada) mengenai
penggunaan dokumen dan piranti lunak
tersebut diatas dikemudian hari diatur
dalam SSKK.

56. Kerjasama 56.1 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan


Antara harus diatur dalam Kontrak dan disetujui
Penyedia dan terlebih dahulu oleh PPK.
Sub Penyedia
56.2 Penyedia tetap bertanggung jawab atas
bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
tersebut.
130

56.3 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak


harus mengacu kepada Kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.

57. Usaha Mikro, 57.1 Penyedia dapat bekerja sama dengan Usaha
Usaha Kecil Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, antara
dan Koperasi lain dengan mensubkontrakkan sebagian
Kecil pekerjaannya.

57.2 Dalam melaksanakan kewajiban di atas


penyedia terpilih tetap bertanggungjawab
penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut.

57.3 Bentuk kerjasama tersebut hanya untuk


sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama.

57.4 Membuat laporan periodik mengenai


pelaksanaan ketetapan diatas.

57.5 Apabila ketentuan tersebut di atas


dilanggar, maka penyedia dikenakan sanksi
yang diatur dalam SSKK.

58. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan


menggunakan lokasi kerja bersama dengan
penyedia yang lain (jika ada) dan pihak lainnya
yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal
kerja kepada penyedia lain yang bekerja di lokasi
kerja.

59. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan


semua pihak di lokasi kerja.

60. Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi


Denda finansial berupa Denda sebagai akibat wanprestasi
atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban
Penyedia dalam Kontrak ini. PPK mengenakan
Denda dengan memotong angsuran pembayaran
prestasi pekerjaan Penyedia. Pembayaran Denda
tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual
Penyedia.
131

61. Jaminan 61.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK


selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan
Penyedia Pekerjaan (SPPBJ) sebelum
dilakukan penandatanganan kontrak dengan
besar : 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.

61.2 Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan paling


kurang sejak tanggal penanda-tanganan
kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan (Provisional HandOver/PHO).

61.3 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah


pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus
perseratus) dan diganti dengan Jaminan
Pemeliharaan atau menahan uang retensi
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
kontrak;

61.4 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK


dalam rangka pengambilan uang muka
dengan nilai 100% (seratus perseratus) dari
besarnya uang muka;

61.5 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi


secara proporsional sesuai dengan
pencapaian prestasi pekerjaan;

61.6 Masa berlaku Jaminan Uang Muka paling


kurang sejak tanggal persetujuan pemberian
uang muka sampai dengan tanggal
penyerahan pertama pekerjaan (PHO).

61.7 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK


setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
(seratus perseratus).

61.8 Pengembalian Jaminan Pemeliharan


dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan diterima dengan baik sesuai
dengan ketentuan kontrak;

61.9 Masa berlaku Jaminan Pemeliharaan paling


132

kurang sejak tanggal serah terima pertama


pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal
penyerahan akhir pekerjaan (Final Hand
Over/FHO);

D. HAK DAN KEWAJIBAN

62. Hak PPK memiliki hak dan kewajiban :


danKewajiban a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang
PPK dilaksanakan oleh Penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga
yang tercantum dalam kontrak yang telah
ditetapkan kepada Penyedia;
d. mengenakan denda keterlambatan (apabila
ada);
e. membayar uang muka (apabila diberikan);
f. memberikan instruksi sesuai jadwal;
g. membayar ganti rugi, melindungi dan
membela Penyedia terhadap tuntuan hukum,
tuntutan lainnya dan tanggungan yang
timbul karena kesalahan, kecerobohan dan
pelanggaran kontrak yang dilakukan PPK; dan
h. mengusulkan penetapan sanksi Daftar Hitam
kepada PA/KPA (apabila ada).

63. Fasilitas 63.1 PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana


dan prasarana atau kemudahan lainnya (jika
ada) yang tercantum dalam SSKK untuk
kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.

64. Peristiwa 64.1 Peristiwa Kompensasi dapat diberikan kepada


Kompensasi Penyedia dalam hal sebagai berikut:
a. PPK mengubah jadwal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada
Penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar,
spesifikasi dan/atau instruksi sesuai
jadwal yang dibutuhkan;
133

d. Penyedia belum bisa masuk ke lokasi


sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak
Penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan
pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi
kondisi tertentu yang tidak dapat diduga
sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.

64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan


pengeluaran tambahan dan/atau
keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka
PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi
dan/atau memberikan perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan.

64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika


berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
Penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan
kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.

64.4 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga


penyelesaian pekerjaan akan melampaui
Tanggal Penyelesaian maka Penyedia berhak
meminta perpanjangan waktu Penyelesaian
berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh
Penyedia kepada PPK. Perpanjangan Tanggal
Penyelesaian harus dilakukan melalui
adendum Kontrak jika perpanjangan tersebut
mengubah Masa Kontrak.

64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi


dan/atau perpanjangan waktu penyelesaian
pekerjaan jika Penyedia gagal atau lalai untuk
memberikan peringatan dini dalam
mengantisipasi atau mengatasi dampak
Peristiwa Kompensasi.
134

E. PERSONIL DAN/ATAU PERALATAN PENYEDIA

65. Personil Inti 65.1 Personil inti dan/atau peralatan yang


dan/atau ditempatkan harus sesuai dengan yang
Peralatan tercantum dalam Dokumen Penawaran.

65.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan


tidak boleh dilakukan kecuali atas
persetujuan tertulis PPK.

65.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh


Penyedia dengan mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada PPK dengan
melampirkan riwayat hidup/pengalaman
kerja personil inti yang diusulkan beserta
alasan penggantian.

65.4 PPK dapat menilai dan menyetujui


penempatan/penggantian personil inti
dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang
dibutuhkan.

65.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti:


a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik;atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya;
maka Penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin
personil inti tersebut meninggalkan lokasi
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
diminta oleh PPK.

65.6 Jika penggantian personil inti dan/atau


peralatan perlu dilakukan, maka Penyedia
berkewajiban untuk menyediakan pengganti
dengan kualifikasi yang setara atau lebih
baik dari personil inti dan/atau peralatan
yang digantikan tanpa biaya tambahan
apapun.

65.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga


kerahasiaan pekerjaannya. Jika diperlukan
135

oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu


disyaratkan untuk menjaga kerahasiaan
pekerjaan di bawah sumpah.

F. PEMBAYARAN KEPADA PENYEDIA

66. Harga Kontrak 66.1 PPK membayar kepada Penyedia atas


pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak
sebesar harga kontrak.

66.2 Harga kontrak telah memperhitungkan


keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead serta biaya asuransi yang meliputi
juga biaya keselamatan dan kesehatan kerja.

66.3 [Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian


yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
harga.]

67. Pembayaran 67.1 Uangmuka


a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada
pemasok bahan/material dan persiapan
teknis lain;
b. besaran uang muka ditentukan dalam
SSKK dan dibayar setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai
uang muka yang diterima;
c. dalam hal PPK menyediakan uang muka
maka Penyedia harus mengajukan
permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai
dengan rencana penggunaan uang muka
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
Kontrak;
d. PPK harus mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Pajabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar
(PPSPM) untuk permohonan tersebut
pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari
136

kerja setelah Jaminan Uang Muka


diterima;
e. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh
bank umum; perusahaan penjaminan,
atau Perusahaan Asuransi Umum yang
memiliki izin untuk menjual produk
jaminan (suretyship) yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
f. pengembalian uang muka harus
diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran
prestasi pekerjaan dan paling lambat
harus lunas pada saat pekerjaan
mencapai prestasi 100% (seratus
perseratus).

67.2 Prestasi pekerjaan


a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan
yang disepakati dilakukan oleh PPK,
dengan ketentuan:
1) Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai
ketentuan dalam SSKK;
3) pembayaran dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, tidak
termasuk bahan/material dan
peralatan yang ada di lokasi pekerjaan;
4) pembayaran harus dipotong angsuran
uang muka, denda (apabila ada), pajak
dan uang retensi; dan
5) untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran
harus dilengkapi bukti pembayaran
kepada seluruh subpenyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan.
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan Berita Acara penyerahan
pertama pekerjaan diterbitkan;
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
137

kerja setelah pengajuan permintaan


pembayaran dari Penyedia harus sudah
mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada Pejabat
Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam
perhitungan angsuran, tidak akan
menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. PPK dapat meminta
Penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang
menjadi perselisihan.

67.3 Denda dan gantirugi


a. denda merupakan sanksi finansial yang
dikenakan kepada Penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial
yang dikenakan kepada PPK karena
terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan kepada
Penyedia atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari
keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa
harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan, apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan dapat
berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak, apabila bagian pekerjaan
yang sudah dilaksanakan belum
berfungsi.
Sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;
d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh
PPK atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga dari nilai tagihan
yang terlambat dibayar, berdasarkan
tingkat suku bunga yang berlaku pada
saat itu menurut ketetapan Bank
Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi
138

diperhitungkan dalam pembayaran


prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada
peserta dituangkan dalam adendum
kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi
dilakukan oleh PPK, apabila Penyedia
telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data.

68. Hari Kerja 68.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan
datanya disimpan oleh Penyedia. Daftar
pembayaran ditandatangani oleh masing-
masing pekerja dan dapat diperiksa oleh
PPK.

68.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja


kepada tenaga kerjanya setelah formulir
upah ditandatangani.

68.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja


harus dilampirkan.

69. Perhitungan 69.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan


Akhir terakhir dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus persen) dan berita acara
penyerahan awal telah ditandatangani oleh
kedua belah Pihak.

69.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan,


Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
kepada Pengawas Pekerjaan rincian
perhitungan nilai tagihan terakhir yang jatuh
tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian
tagihan oleh Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran terakhir
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
139

70. Penangguhan 70.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran


setiap angsuran prestasi pekerjaan Penyedia
jika Penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajiban kontraktualnya, termasuk
penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

70.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada


Penyedia tentang penangguhan
pembayaran, disertai alasan-alasan yang
jelas mengenai penangguhan tersebut.
Penyedia diberi kesempatan untuk
memperbaiki dalam jangka waktu tertentu.

70.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus


disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau
kelalaian Penyedia.

70.4 Jika dipandang perlu oleh PPK,


penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan dapat
dilakukan bersamaan dengan pengenaan
denda kepada Penyedia.

71. [Penyesuaian 71.1 [Harga yang tercantum dalam kontrak dapat


Harga] berubah akibat adanya penyesuaian harga
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

71.2 Penyesuaian harga diberlakukan pada


Kontrak Tahun Jamak yang masa
pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas)
bulan dan diberlakukan mulai bulanke-13
(tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.

71.3 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan


terhadap kegiatan/mata pembayaran kecuali
komponen keuntungan dan biaya overhead
sebagaimana tercantum dalam penawaran.

71.4 Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan


sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang
tercantum dalam kontrak awal/adendum
kontrak.
140

71.5 Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen


pekerjaan yang berasal dari luar negeri,
menggunakan indeks penyesuaian harga dari
negara asal barang tersebut.

71.6 Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan


baru sebagai akibat adanya adendum
kontrak dapat diberikan penyesuaian harga
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak adendum
kontrak tersebut ditandatangani.

71.7 Kontrak yang terlambat pelaksanaannya


disebabkan oleh kesalahan Penyedia
diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga terendah antara jadwal awal
dengan jadwal realisasi pekerjaan.

71.8 Penyesuaian harga satuan, ditetapkan


dengan rumus sebagai berikut:
Hn =Ho(a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+ ...... )
Hn = Harga Satuan pada saat pekerjaan
dilaksanakan;
Ho =Harga Satuan pada saat
penawaran harga;
a = Koefisien tetap yang terdiri atas
keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak
mencantumkan besaran komponen
keuntungan dan overhead maka a
= 0,15.
b, c, d = Koefisien komponen kontrak seperti
tenaga kerja, bahan, alat kerja, dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+ dst
adalah 1,00.
Bn, Cn, Dn = Indeks harga komponen pada
saat pekerjaan dilaksanakan (mulai
bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo, Co, Do = Indeks harga komponen pada
bulan ke-12 setelah penandatanganan
kontrak.

71.9 Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja dan


alat kerja ditetapkan dalam SSKK.
141

71.10 Indeks harga yang digunakan bersumber dari


penerbitan BPS.

71.11 Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam


penerbitan BPS, digunakan indeks harga
yang dikeluarkan oleh instansi teknis.

71.12 Rumusan penyesuaian nilai kontrak


ditetapkan sebagai berikut:
Pn= (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.......dst
Pn= Nilai Kontrak setelah dilakukan
penyesuaian Harga Satuan;
Hn=Harga Satuan baru setiap jenis
komponen pekerjaan setelah
dilakukan penyesuaian harga
menggunakan rumusan penyesuaian
Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen
pekerjaan yang dilaksanakan.

71.13 Pembayaran penyesuaian harga dilakukan


oleh PPK, apabila Penyedia telah
mengajukan tagihan disertai perhitungan
dan data-data;
71.14 Penyedia dapat mengajukan secara berkala
selambat-lambatnya setiap 6 (enam) bulan.]

G. PENGAWASAN MUTU

72. Pengawasan 72.1 PPK berwenang melakukan pengawasan dan


dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan
Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Penyedia. Apabila
diperlukan, PPK dapat memerintahkan
kepada pihak ketiga untuk melakukan
pengawasan dan pemeriksaan atas semua
pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh Penyedia.
142

73. Penilaian 73.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan


Pekerjaan dapat melakukan penilaian atas hasil
Sementara pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia.
oleh PPK
73.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan
terhadap mutu dan kemajuan fisik pekerjaan.

74. Cacat Mutu 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa
setiap Hasil Pekerjaan dan memberitahukan
Penyedia secara tertulis mengenai
setiapCacat Mutu yang ditemukan. PPK atau
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
Penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji
Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh PPK atau
Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat
Mutu. Penyedia bertanggung jawab atas
perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak
dan Masa Pemeliharaan.

75. Pengujian 75.1 Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan


memerintahkan Penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum
dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan
hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat
Mutu maka Penyedia berkewajiban untuk
menanggung biaya pengujian tersebut. Jika
tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji
coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.

76. Perbaikan 76.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan


Cacat Mutu menyampaikan pemberitahuan Cacat Mutu
kepada Penyedia segera setelah ditemukan
Cacat Mutu tersebut. Penyedia bertanggung
jawab atas cacat mutu selama Masa Kontrak
dan Masa Pemeliharaan.

76.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu


tersebut, Penyedia berkewajiban untuk
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu
yang ditetapkan dalam pemberitahuan.
143

Jika Penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu


dalam jangka waktu yang ditentukan maka
PPK, berdasarkan pertimbangan dari
Pengawas Pekerjaan, berhak untuk secara
langsung atau melalui pihak ketiga yang
ditunjuk oleh PPK melakukan perbaikan
tersebut. Penyedia segera setelah menerima
klaim PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK
dapat memperoleh penggantian biaya
dengan memotong pembayaran atas tagihan
Penyedia yang jatuh tempo (jika ada) atau
uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya
penggantian akan diperhitungkan sebagai
utang Penyedia kepada PPK yang telah jatuh
tempo.

76.3 76.4 PPK dapat mengenakan Denda


Keterlambatan untuk setiap keterlambatan
perbaikan Cacat Mutu, dan mendaftar
hitamkan Penyedia.

77. Kegagalan 77.1 Jika Hasil Pekerjaan sebagaimana ditetapkan


Bangunan dalam SSKK berupa bangunan maka PPK
dan/atau Penyedia terhitung sejak tanggal
penandatanganan berita acara penyerahan
akhir bertanggung jawab atas kegagalan
bangunan sesuai dengan kesalahan masing-
masing selama umur konstruksi yang
tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun.

77.2 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,


membebaskan, dan menanggung tanpa
batas PPK beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta instansinya
(kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian
PPK) sehubungan dengan klaim kehilangan
144

atau kerusakan harta benda, dan cidera


tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga yang
timbul dari kegagalan bangunan.

77.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh


Penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan Penyedia dalam angka 76 ini.

Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan


memelihara semua dokumen yang digunakan
dan terkait dengan pelaksanaan ini selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.

H. PENYELESAIAN PEKERJAAN

78. Penyelesaian 78.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


Perselisihan sungguh-sungguh menyelesaikan secara
damai semua perselisihan yang timbul dari
atau berhubungan dengan Kontrak ini atau
interpretasinya selama atau setelah
pelaksanaan pekerjaan ini.

78.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa


antara para pihak dalam Kontrak dapat
dilakukan melalui musyawarah, arbitrase,
mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

79. Itikad Baik 79.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas


saling percaya yang disesuaikan dengan
hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

79.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan


perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak.

79.3 Apabila selama kontrak, salah satu pihak


merasa dirugikan, maka diupayakan
tindakan yang terbaik untuk mengatasi
keadaan tersebut.
145

80. Pemeriksaan 80.1 Penyedia mensyaratkan agennya


dan Audit oleh (dinyatakan maupun tidak), subpenyedia,
Lembaga subkonsultan, beserta personilnya untuk
Penanggung mengizinkan Lembaga Penanggung Jawab
Jawab dan (Executing Agency) dan/atau Bank Dunia
atau Bank atau pihak yang ditunjuk oleh executing
Dunia agency atau Bank untuk melakukan
pemeriksaan terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kontrak dan
pemasukan penawaran. Buku dan catatan
yang terkait dengan pelaksanaan kontrak
atau pemasukan dokumen penawaran, jika
diperlukan, dapat di audit oleh auditor
yang ditunjuk oleh executing agency dan /
atau Bank. Penyedia harus memperhatikan
ketentuan butir 4 mengenai Larangan
Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta
Penipuan yang mengatur, antara lain,
bahwa perbuatan-perbuatan yang secara
material menghalangi pelaksanaan hak
Lembaga Penanggung Jawab dan/atau
Bank untuk melakukan pemeriksaan dan
audit berdasarkan butir 40 merupakan hal-
hal yang dilarang yang dapat
mengakibatkan pemutusan kontrak.
146

BAB IX. SYARAT-SYARAT KHUSUS


KONTRAK (SSKK)

[Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) berikut ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK). Apabila terdapat pertentangan maka ketentuan
SSKK lebih tinggi daripada ketentuan SSUK]

Kondisi Ayat Data


Korespondensi 6.1 Alamat Para Pihak sebagai berikut:
Satuan Kerja PPK:
Nama : PPK Operasi dan Pemeliharaan
SDA III, Satker Operasi dan
Pemeliharaan SDA Pemali
Juana
Alamat : Jl. Brigjen S. Sudiarto No. 375
Semarang __________
Telepon :024-6720516
Website : www.pu.go.id
Faksimili : 024-6720516
e-mail : ppkoptiga@gmail.com

Penyedia:
Nama : ...................................
Alamat :...................................
Telepon : ..................................
Website : ..................................
Faksimili : ..................................
e-mail : ..................................
Wakil Sah Para 7.1 Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:
Pihak Untuk PPK : .......................

Untuk Penyedia:........................................

Pengawas Pekerjaan ..................................... sebagai


wakil sah PPK (akan ditentukan kemudian)
Masa Berlaku 15.1 Kontrak mulai berlaku sejak:
Kontrak ...........................s.d.....................................

Jadwal 15.2 Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan selama:


Pelaksanaan 300 (tiga ratus) hari kalender
Pekerjaan
147

Masa Pemeliharaan 32.7 Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180


(seratus delapan puluh) hari kalender
Umur Konstruksi 32.11 Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur
konstruksi: 10 (sepuluh tahun) tahun sejak
tanggal penandatanganan Berita Acara penyerahan
akhir.
Pedoman 34.1 Gambar ”As-built” dan/atau pedoman
Pengoperasian dan pengoperasian dan perawatan harus diserahkan
Perawatan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)hari kalender
setelah tanggal penandatanganan Berita Acara
penyerahan awal.
Tindakan Penyedia 53.1 Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
yangMensyaratkan persetujuan PPK adalah:
Persetujuan PPK
1. Menambahkan dan/atau mengurangi volume
atau Pengawas
pekerjaan yang menimbulkan perubahan nilai
Pekerjaan
kontrak;
2. Menambah jenis item pekerjaan baru;
3. Menambah dan/atau mengurangi nilai kontrak;
4. Merubah jadwal pelaksanaan pekerjaan;
5. Persetujuan pembayaran prestasi pekerjaan.
6. adanya pekerjaan yang tidak sesuai dengan
construction drawing

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah:
1. Merubah dan merevisi spesifikasi teknis;
2. Metode dan izin pelaksanaan pekerjaan;
3. Pengesahan rancangan mutu kerja;
4. Pengujian mutu bahan dan hasil kerja;
5. Pengesahan perbaikan cacat mutu pekerjaan;
6. Pengesahan hasil prestasi pekerjaan di
lapangan.

Penyedia tidak boleh memulai suatu pekerjaan,


termasuk mobilisasi dan / atau kegiatan pra-
konstruksi (misalnya izin terbatas untuk jalan
angkut, akses lokasi dan penyiapan lokasi kerja,
penyelidikan geoteknik atau investigasi untuk
pemilihan lokasi untuk Quarry dan BorrowPits),
kecuali PPK dapat menerima bahwa langkah-
langkah yang tepat dilakukan untuk mengatasi
risiko dan dampak terhadap Lingkungan, Sosial,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Minimal,
Kontraktor akan menerapkan Strategi Pengelolaan
dan Rencana Pelaksanaan serta Kode Etik, yang
diajukan sebagai bagian dari Penawaran dan
disetujui sebagai bagian dari Kontrak. Penyedia
148

harus menyerahkan, secara berkelanjutan, dengan


persetujuan terlebih dahulu oleh PPK, Strategi
Pengelolaan dan Rencana Pelaksanaan tambahan
sebagaimana diperlukan untuk mengelola risiko
dan dampak terhadap LSK3 dari pekerjaan yang
sedang berlangsungberdasarkan Environmental
and Social Codes of Practices dan/atau
rekomendasi mitigasi dari hasil kajian lingkungan
dan social (ESIA/AMDAL/UKL-
UPL/LARAP/IPP/SocialAssessment) yang dilakukan
oleh Pemrakarsa Proyek (lihat Lampiran Syarat-
Syarat Khusus). Strategi Pengelolaan dan Rencana
Pelaksanaan ini secara kolektif terdiri dari Rencana
Kerja Pengelolaan dan Pemantauan (RKPPL). RKPPL
harus disetujui sebelum dimulainya kegiatan
konstruksi (misalnya penggalian, pekerjaan tanah,
pekerjaan jembatan dan struktur, pengalihan aliran
dan jalan serta jalan akses, penggalian atau
ekstraksi bahan, pembuatan beton dan pembuatan
aspal). RKPPL yang disetujui, harus ditinjau secara
berkala (tetapi tidak kurang dari setiap enam (6)
bulan), dan diperbarui secara tepat waktu,
sebagaimana diperlukan, oleh Penyedia untuk
memastikan bahwa itu berisi langkah-langkah yang
sesuai dengan kegiatan Pekerjaan yang akan
dilakukan. RKPPL yang diperbarui harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari PPK.

“Selain laporan kemajuan, Penyedia juga harus


memberikan laporan tentang matrik Lingkungan,
Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja(LSK3)).
Selain laporan LSK3, Penyedia juga akan segera
memberikan pemberitahuan kepada PPK tentang
insiden dalam kategori berikut. Rincian lengkap
insiden tersebut harus diberikan kepada PPK dalam
jangka waktu yang disepakati dengan PPK.
i. konfirmasi atau kemungkinan pelanggaran
apapun terhadap hukum atau perjanjian
internasional;
ii. setiap kematian atau cedera serius (cacat
total);
iii. efek merugikan yang signifikan atau kerusakan
pada milik pribadi (mis. kecelakaan kendaraan,
kerusakan akibat fly rock, bekerja di lua rbatas)
iv. polusi utama terhadap sumber air minum atau
kerusakan atau perusakan habitat langka atau
terancam punah (termasuk kawasan lindung)
atau spesies; atau
149

v. setiap tuduhan pelecehan seksual atau


perilaku seksual yang salah, pelecehan anak,
pencemaran, atau pelanggaran lain yang
melibatkan anak-anak.

Kepemilikan 55.1 Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan


Dokumen dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan dari
Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan
sebagai berikut: penelitian dan riset
Pencairan Jaminan 61 Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara
Fasilitas 63.1 PPK akan memberikan fasilitas berupa : Tidak ada

Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini


Pembiayaan dibiayai Pemerintah Indonesia (APBN) dan IBRD Loan
No. 8711 – ID dan Loan AIIB No. 000010 – 1 –IDN–
Dam Operasional Improvement and Safety Project
Phase 2 (DOISP-2)
Pembayaran Uang 67.1 Penyedia Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan
Muka uang muka.
Uang muka diberikan sebesar : 20% (dua puluh
persen) dari Nilai Kontrak
Pembayaran 67.2 Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan
Tagihan SPP oleh PPK untuk pembayaran tagihan angsuran
adalah 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang
yang tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.
Pembayaran 67.2 Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan
Prestasi Pekerjaan dengan cara : Monthly Certificate.

Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas


dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
Pembayaran sesuai dengan hasil opname
pekerjaan.

Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk


mengajukan tagihan pembayaran prestasi
pekerjaan: hasil pengukuran, hasil tes lapangan,
sertifikat barang dll.

Batas akhir waktu yang disepakati untuk


penerbitan SPP oleh PPK untuk pembayaran
tagihan angsuran adalah 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan
diterima oleh PPK.
150

Peristiwa 64.1 Ketentuan selain yang diatur dalam SSUK


Kompensasi mengenai pemberian peristiwa kompensasi
adalah: Tidak ada.

Denda 67.3 Untuk pekerjaan ini, besar denda


keterlambatan untuk setiap hari keterlambatan
adalah 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak

[Penyesuaian 71 Untuk pekerjaan ini tidak ada penyesuaian


Harga] harga

Penyelesaian 78.2 Jika perselisihan Para Pihak mengenai


Perselisihan pelaksanaan Kontrak tidak dapat diselesaikan
secara damai maka Para Pihak menetapkan
lembaga penyelesaian perselisihan tersebut di
bawah sebagai Pemutus Sengketa :

[Pengadilan Republik Indonesia yang


berkompeten/Badan Arbritase Nasioal
Indonesia]

[Jika BANI yang dipilih sebagai Lembaga


Pemutus Sengketa maka cantumkan klausul
arbitrase berikut tepat di bawah pilihan yang
dibuat di atas:
“Semua sengketa yang timbul dari Kontrak ini,
akan diselesaikan dan diputus oleh Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut
peraturan-peraturan administrasi dan
peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI,
yang keputusannya mengikat kedua belah
pihak yang bersengketa sebagai keputusan
tingkat pertama dan terakhir. Para Pihak setuju
bahwa jumlah arbitrator adalah 3 (tiga) orang.
Masing-masing Pihak harus menunjuk seorang
arbitrator dan kedua arbitrator yang ditunjuk
oleh Para Pihak akan memilih arbitrator ketiga
yang akan bertindak sebagai pimpinan
arbitrator.”]
151

Lampiran A – Syarat – Syarat Khusus Kontrak


Personil Inti, Subpenyedia dan Peralatan

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut


uraian personilnya seperti uraian personil Penyedia diatas]

- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang


disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan]
152

BAB X. SPESIFIKASI TEKNIK DAN GAMBAR


REHABILITASI UPB BBWS PEMALI JUANA
(PMJ-CW-8)

PASAL 1. UMUM
1. Lingkup pekerjaan meliputi :
a. Penyediaan bahan berikut pelaksanaan pembangunan gedung sesuai dengan
gambar, persyaratan dan lain-lain sesuai dengan apa yang tercantum dalam
gambar dan syarat teknis pelaksanaan.
b. Pekerjaan atau bagian-bagian yang walaupun tidak disebutkan dalam bestek
tetapi masih berada dalam lingkungan pekerjaan haruslah dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk Direksi.

2. Pembangunan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :


a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Pasangan
f. Pekerjaan Kusen
g. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
h. Pekerjaan Sanitasi

PASAL 2. LOKASI PROYEK


Pekerjaan ini dilaksanakan/dilakukan di Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana,
selanjutnya akan ditunjukkan pada saat aanwijzing.

PASAL 3. PEKERJAAN PEMBONGKARAN


1. Kontraktor harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan
dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor Administrasi Lapangan,
Los Kerja, dan Gudang.
2. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu
pelaksaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap
sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian bangunan lainnya.
153

PASAL 4. PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Pembersihan Lapangan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, lapangan harus dibersihkan dahulu dari
rumput, semak, dan akar-akar pohon.
b. Sampah-sampah bekas dari pembersihan harus dibuang keluar dari lokasi
proyek.

2. Pengukuran Tapak/Lapangan
a. Penyedia jasa diwajibkan mengukur kembali lokasi, batas-batas kavling dengan
alat-alat yang dapat dipercaya kebenarannya, bila tidak ada kecocokan yang
mungkin terjadi di lapangan dengan gambar rencana, Penyedia jasa wajib
melaporkan kepada Direksi pekerjaan.
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat
theodolith/optic. Penyedia jasa wajib menyediakan peralatan dan petugasnya.

3. Pembuatan Tugu Patokan Dasar


a. Tugu patokan dasar dibuat dari beton bertulang dengan ukuran 15 x 15 cm2.
b. Ditanam kokoh ke dalam tanah  1 m dengan bagian yang muncul di atas
muka tanah secukupnya diberi tanda untuk mempermudah pengukuran
selanjutnya.

4. Bouwplank
a. Bouwplank terbuat dari kayu Borneo ukuran 2 x 20 cm diserut halus dibagian
atasnya dan terpasang kokoh/kuat pada patok kayu yang tertanam di tanah
sehingga tidak bisa dirubah-rubah.
b. Bouwplank dipasang sejarak 1 m dari as tepi lapangan dan dinding luar
bangunan.

5. Direksi Keet dan Gudang


a. Kantor Direksi pekerjaan lapangan merupakan bangunan sementara dengan
konstruksi utama dari rangka kayu, dinding dari multipleks, dan lantai dari
semen.
b. Kantor Direksi pekerjaan dengan gudang, dibuat dengan ukuran minimal 3 x 6
m2
c. Penempatan Direksi Keet dan gudang harus mendapat persetujuan Direksi
pekerjaan.
d. Pembongkaran Direksi Keet dan gudang dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan.
e. Meja ½ biro dan kursi.
154

f. Meja rapat dan kursi.


g. White board.
h. Ruangan dengan penghawaan yang optimal.
i. Failing cabinet.

6. Air Kerja dan Listrik Kerja


a. Air kerja harus disediakan sendiri oleh Penyedia jasa dan sebaiknya
didatangkan dari luar.
b. Air kerja harus bersih, tidak berlumpur dan tidak mengandung kimia yang
merusak.
c. Pada kantor Direksi / Penyedia jasa, los-los kerja, gudang, dan halaman serta
tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu harus diberi
penerangan yang cukup.
d. Listrik kerja harus disediakan oleh Penyedia jasa.

7. Pagar Pengaman
a. Pagar pengaman dibuat sebagai batas bangunan (satu sisi) setinggi 2 meter
terbuat dari seng gelombang dan diperkuat oleh tiang-tiang dolken dengan
jarak 80 cm – 80 cm. Pada jalan keluar dibuat pintu yang kuat dan dapat
dibuka dengan sempurna, serta dibuat pos penjagaan pada bagian
tertentu.Pagar pengaman ini dibuat dan dibiayai oleh Penyedia jasa.
b. Pagar proyek harus dijaga keutuhannya selama pembangunan, pembongkaran
pagar dilakukan setelah mendapat persetujuan Direksi pekerjaan.
c. Bekas bongkaran pagar proyek menjadi milik Penyedia jasa.

8. Kecelakaan dan Bahaya Kebakaran


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
maka Penyedia jasa diwajibkan mengambil segala tindakan guna kepentingan
dari si korban.
b. Penyedia jasa bertanggung jawab atas kecelakaan yang ditimbulkan, baik yang
menimpa karyawan dari Penyedia jasa sendiri maupun orang lain yang berada
di lapangan pembangunan dan sekitarnya sesuai dengan peraturan-peraturan
hukum mengenai perawatan dan tunjangan dari si korban/ keluarga.
c. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dengan isi yang selalu
lengkap harus berada ditempat pekerjaan.
d. Penyedia jasa harus menyediakan alat-alat untuk pemadam kebakaran untuk
penanggulangan kebakaran bila terjadi kebakaran pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
155

PASAL 5. PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah
a. Galian tanah untuk pondasi batu kali, saluran, dinding penahan, dan lain-lain, lebar
dan kedalamannya harus dilaksanakan sesuai dengan yang ditentukan gambar.
Dasar galian harus bebas dari lumpur, humus, air, dan akar tanaman.
b. Dalam keadaan tanah dapat longsor terutama yang berbatasan dengan kavling
tetangga, maka Penyedia jasa harus memasang penahan tanah yang
kekokohannya dapat dipertanggung-jawabkan.
c. Penyedia jasa harus melaporkan hasil galian kepada Direksi pekerjaan, dimintakan
persetujuannya untuk ijin melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
d. Hasil galian harus dibuang di luar bouwplank.

2. Urugan Pasir
a. Lapisan pasir urug harus bersih dari segala kotoran, pasir dipadatkan dan disiram
dengan air, hasil akhir harus rata, padat, sesuai dengan peil yang dikehendaki.

3. Urugan Tanah Kembali


a. Bekas galian pondasi diurug dengan tanah yang dipadatkan, dikeringkan secara
berlapis dengan setiap lapisan setebal 20 cm kemudian dipadatkan.
b. Tanah urug yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang dapat
membusuk atau mempengaruhi kepadatan urugan.
c. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian apabila tidak diperlukan
didalam proyek harus secepatnya dikeluarkan dari lokasi proyek.

PASAL 6. PEKERJAAN PONDASI

1. Pondasi Dangkal
a. Pada pondasi batu kali menggunakan adukan campuran 1 pc : 4 ps karena adukan
harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang
keropos dan untuk pondasi digunakan batu yang baik dan memenuhi syarat-
syarat dan sesuai persetujuan direksi.
b. Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton, dan sebagainya harus
disediakan stek-stek tulangan kolom yang tertanam dengan baik pada pondasi
sedalam 20 cm dan terlihat dari luar sepanjang 40 cm diatas sloof dengan
diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton.
156

2. Pondasi tiang pancang


a. Tiang yang dipakai pada pekerjaan ini adalah tiang pancang persegi, ukuran
25 x 25 cm.
Bahan :
 Beton untuk tiang pancang kecil / mini pile adalah beton prategang
pracetak dengan mutu beton minimal fc’ = 36 Mpa (setara dengan K.
450) dan kawat baja prategang diameter 9 mm dengan mutu kawat baja
fy = 1600 Mpa dan spiral diameter 5 mm dengan mutu baja U 32 fy =
320 Mpa dan harus mengikuti syarat-syarat yang tertera dalam pasal-
pasal peraturan Standar Beton 1991.

Pengujian Tiang Pancang :


 Tiap tiang pancang harus diambil 1 test kubus beton umur 14 hari untuk
pengujian dilaboratorium dengan mutu setelah dikolerasikan mencapai
kekuatan karakteristik 500 kg/cm2.
 Kubus beton yang akan diujikan sebelumnya harus harus diberi kode
yang jelas serta disimpan oleh Direksi Lapangan.
 Pengangkatan harus dilakukan pada tempat-tempat yang telah
ditentukan dan hati-hati guna menghindari terjadinya lenturan-lenturan
maupun kejutan-kejutan yang mungkin terjadi.

Mesin dan Alat Pancang :


 Mesin pancang yang digunakan adalah jenis Diesel Hammer dengan
berat pemukul / palu minimum 1500 kg untuk tiang persegi 25 x 25 mm.
 Pemborong harus dapat menunjukkan bahwa alat yang digunakan telah
tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan.
 Pada waktu pemancangan kepala tiang harus dilindungi dengan bantalan
yang cukup kuat dan tidak mudah lepas serta disetujui terlebih dahulu
oleh Direksi Lapangan.

Penetrasi tiang pancang


 Pada pekerjaan ini sebelum penetrasi tiang pancang harus dilakukan pre
boring, dengan diameter bor 20 cm. hal ini dilakukan untuk mengurangi
getran saat pemancangan, karena lokasi gedung berdekatan dengan
gedung lainnya, dan dikawatirkan akan merusak gedung di sekitarnya.
 Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat
dengan baik sesuai dengan pengarahan dari konstruktor / perencana
untuk menentukan daya dukung tiang.
 Pencatatan jumlah pukulan dilakukan sejak awal tiang pancang di pikul,
157

sampai dengan mencapai kedalaman yang telah di tentukan.


 Apabila tiang yang disambung terpancang masuk hanya ± 1.00 m dari
muka tanah, maka tiang pancang tersebut dapat dipotong pada
sambungan dan dapat digunakan untuk penyambungan akhir tiang lain
dengan posisi yang tidak baik berada dibagian atas.
 Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi total pertama lalu
pelenturan kembali ( rebound ) untuk mendapatkan penetrasi yang
permanen.
 Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai angka
penetrasi akan dilakukan kembali setelah penetrasi mencapai 30 cm, atau
setelah minimum 90 pukulan pasa waktu melanjutkan pemancangan.
 Pemancangan dapat dihentikan apabila penetrasi total 3 kali berturut-
turut menunjukkan penetrasi yang sama atau lebih kecil.
 Penetrasi akhir tiang pancang K35 < 10 mm / 10 pukulan untuk tiang 25
x 25.
 Panjang tiang pancang 12.00 m
 Penyambungan dengan las penuh 2x dengan kawat las > 3,2 mm

Pemancangan tiang
 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran lokasi daripada letak
tiang pancang dengan menggunakan alat ukur Theodoliteh.
 Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti
yang disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah terjadinya
gerakan-gerakan lateral horizontal.
 Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal dan
dianggap bisa membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang
pancang, maka tiang pancang tersebut harus diperbaiki atau harus
ditambah tiang pancang lain.
 Tiang-tiang pancang yang rusak / dianggap rusak sehingga mengurangi
kegunaannya, maka tiang-tiang tersebut harus diganti dengan yang
baik/baru atau diperbaiki pada bagian-bagian yang rusak dimana biaya
keseluruhan ditanggung Kontraktor.
 Perbaikan hanya diperkenankan apabila terdapat bagian yang rusak/retak
dari sebagian kecil dari penampang tiang, perbaikan harus sesuai dengan
prosedur dan material untuk perbaikan beton.
 Tiang pancang spun dia. 40 cm dengan Panjang tiang pancang yang
diperlukan 18.00 m dan mencapai lapisan tanah keras dengan qc > 250
kg/cm2.
158

 “Cut Off Level” minimum berada pada level – 1.525 m.


 Beton tiang pancang harus masuk minimum 7.5 cm dalam pilecap

PASAL 7. PEKERJAAN BETON DAN BAJA TULANGAN

1. Persyaratan Umum
a. Semua pekerjaan beton harus memenuhi Peraturan Beton Indonesia atau Standar
Nasional Indonesia (SNI), kecuali telah ditetapkan pada bagian lain.
b. Kontraktor harus memperhatikan semua pekerjaan mekanikal, sanitary, dan
pekerjaan listrik serta lubang-lubang untuk pipa atau pekerjaan ducting yang
harus ditanam di dalam beton, berdasarkan persyaratan dari gambar-gambar ME.
c. Beton harus terbuat dari semen, agregat, dan air. Bahan tambahan lain yang akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan dari “Direksi Pekerjaan”.

2. Referensi dan Standard


a. SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat
halus dan kasar.
b. SNI 03-2016-1992 : Metode pengujian kotoran organik dan pasir untuk
campuran mortar beton.
c. SNI 03-1973-1990 : Metoda pengujian berat isi beton.
d. SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton.
e. SNI 03-2491-1991 : Metode pengujian kuat tarik belah beton.
f. SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan & perawatan benda uji beton di
laboratorium.
g. SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
h. SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dlm pasir
untukcampuran mortar & beton.
i. SNI 03-3403-1994 : Metode pengujian kuat tekan beton inti pemboran
j. SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.
k. SNI 03-4141-1996 : Metode pengujian gumpalan lempung &butir mudah
pecah dlm agregat.
l. SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jml bahan dlm agregat lolos
saringanNo.200(0,075 mm).
m. SNI 03-4156-1996 : Metode pengujian bliding dari beton segar.
n. SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.
o. SNI 03-4807-1998 : Metode pengujian untuk menentukan suhu beton
segar semen portland.
159

p. SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di


lapangan.
q. SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
r. SNI 03-1972-2011 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan
cetakan silinder di dalam tempat cetakan.
s. SNI 03-6817-2002 : Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam
beton.
t. SNI 03-6889-2002 : Tata cara pengambilan contoh agregat.
u. SNI 15-2049-2004 : Semen portland.
v. SNI 2417-2008 : Keausan agregat dengan mesin LA (Lost Angles)
w. SNI 3407-2008 : Kekekalan bentuk agregat terhadap NASO4
x. SNI 1972-2008 : Cara uji slump beton
y. SNI 6880-2016 : Spesifikasi beton struktural

3. Lingkup Pekerjaan
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi
konstruksi, dan perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua
baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan lain yang ada
hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, diisyaratkan, atau
sebagaimana diperlukan.
b. Ukuran / dimensi dari bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-
gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar.
Ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-
gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dulu dengan Perencana atau Direksi pekerjaan guna mendapatkan ukuran
sesungguhnya yang disetujui.
c. Catatan-catatan pada gambar-gambar struktur adalah bagian dari pasal ini.

4. Semen
a. Semen portland harus memenuhi persyaratan semen Portland yang memenuhi
SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b. Semen harus disimpan ditempat yang kering, dengan lantai panggung, bebas dari
tanah, ditumpuk sesuai syarat penumpukan semen dan menurut urutan
pengiriman.
c. Semen yang telah rusak tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan.
d. Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan SNI,
atau standar Inggris BS.12.
160

e. Kontraktor harus menggunakan hanya satu merk semen untuk seluruh pekerjaan ,
seperti disetujui Direksi pekerjaan.
f. Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
 Terlindung dari segala cuaca.
 Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimum 20 cm dari dinding.
 Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja.
 Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan.
g. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor harus menggunakan semen tersebut menurut kronologis penerimaan
di lapangan.
h. Kontraktor harus menyediakan timbangan yang baik dan teliti untuk menimbang
semen dan atau material lain yang dianggap meragukan.
i. Kontraktor harus menyediakan penjaga gudang yang cakap, yang mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan pencatatan-pencatatan yang sesuai dari
penerimaan dan pemakaian semen secara keseluruhan.
j. Tebusan dari pencatatan-pencatatan mengenai jumlah semen yang digunakan
pada
1 (satu) dari ditiap bagian pekerjaan/selama pelaksanaan pada tiap pekerjaan,
harus diadakan apabila Konsultan/ Direksi lapangan menghendaki.

5. Pasir
Beberapa istilah pasir :
a. Pasir buatan, dihasilkan dari mesin pemecah batu.
b. Pasir alam, didapatkan dari sungai.
c. Pasir paduan, paduan pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan
campuran tertentu sehingga dicapai gradasi (susunan butiran) tertentu sesuai
dengan yang diinginkan.
 Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam, tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua bahan yang diambil dari sumber
tersebut.
 Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenisnya dari semua
bahan yang digunakan dalam pekerjaan.
 Kontraktor harus menyerahkan contoh kepada Konsultan/Direksi lapangan
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujan. Contoh cukup
seberat 50 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14
(empat belas) hari sebelum diperlukan.
 Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuh-
tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam
161

tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan
harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan.
 Bahan tersebut harus diayak dan dicuci untuk menghasilkan pasir alam yang
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam buku ini.
 Pasir harus halus, bersih, dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-
gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika, dan hal-hal lain yang dapat
merugikan akibat substansi yang merusak.
 Jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5%.
 Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat.
 Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dengan spesifikasi ini,
harus pasir alam dan bila terpaksa, boleh dipakai pasir paduan.

b. Tabel 4.1.2.(1) Ketentuan Gradasi Agregat


Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
Kasar
Inci Standar Halus Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran Ukuran
(in) (mm) maksimu maksimu maksimu maksimu maksimu
m 37,5 m 25 m 19 m 12,5 m 10
mm mm mm mm mm
2 50,8 - 100 - - - -
1½ 38,1 - 95 -100 100 - - -
1 25,4 - - 95 – 100 100 -
¾ 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
½ 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100 100
3/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70 95 - 100
#4 4,75 95 – 0-5 0 -10 0 - 10 0 - 15 30 - 65
100
#8 2,36 80 – - 0-5 0-5 0-5 20 - 50
100
#16 1,18 50 – - - - - 15 - 40
85
# 50 0,300 10 – - - - - 5 - 15
30
# 100 0,150 2– - - - - 0-8
10
162

Sifat-sifat Agregat
(1) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika
perlu) kerikil dan pasir sungai.

(2) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran mortar dan beton, dan harus memenuhi
sifat-sifat lainnya yang diberikan, bila contoh-contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

Tabel 4.1.(2) Ketentuan Mutu Agregat

Batas Maksimum yang diizinkan


Sifat-sifat Metode untuk Agregat
Pengujian Halus (pasir) Kasar (split)
Keausan agregat dengan SNI 2417:2008 -
40%
mesin Los Angeles
Kekekalan bentuk agregat SNI 3407:2008 10% - natrium 12% - natrium
terhadap larutan natrium 15% - 18% -
sulfat atau magnesium sulfat magnesium magnesium
Gumpalan lempung dan SNI 03-4141-
3% 2%
partikel yang mudah pecah 1996
Bahan yang lolos saringan SNI 03-4142- 5% untuk
No.200. 1996 kondisi umum,
3% untuk
1%
kondisi
permukaan
terabrasi

(3) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organik
dalam pasir untuk campuran.

(4) Batu Untuk Beton Siklop harus keras, awet, bebas dari retak, tidak
berongga dan tidak rusak oleh pengaruh cuaca. Batu harus bersudut
runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-bahan lain yang
mempengaruhi ikatan dengan beton. Ukuran batu yang digunakan untuk
163

beton siklop tidak boleh lebih besar dari 200 mm, batu hasil galian tanah
berbatu dapat dipergunakan, asal memenuhi ketentuan dan syarat-
syarat serta telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan
Konsultan Supervisi.Komposisi beton siklop 70 % mortar, 30 % batu
belah.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh semua pasir alam atau paduan yang akan
dipakai kepada Konsultan/Direksi lapangan untuk kemudian Konsultan/Direksi
lapangan menetapkan apakah pasir tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
e. Bila Konsultan/Direksi lapangan menghendaki untuk mendapat contoh-contoh
yang representatif untuk tujuan-tujuan penyelidikan, maka Kontraktor harus
menyediakan bantuan tanpa biaya tambahan.

6. Split / Batu Pecah


a. Split/Batu Pecah yang digunakan adalah butir-butir keras tidak berpori, warna
abu-abu, bersih, dan tidak mengandung zat-zat alkali aktif, dan diameter split
berukuran antara 2-3 cm.
b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering. Yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0,063 mm . Apabila
kadar lumpur melalui 1% maka agregat kasar harus dicuci.
c. Penyimpanan batu pecah sedemikian rupa agar terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.

7. Air
a. Air untuk campuran beton harus bersih dan bebas dari unsur yang merusak
seperti minyak, bahan-bahan organis, atau bahan lain yang dapat merusak beton
serta baja tulangan atau jaringan kawat lainnya.
b. Air harus diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002
tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton.
c. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, maka Penyedia jasa diharuskan
mengirimkan contoh air tersebut ke Lembaga Pemeriksaan Bahan-bahan untuk
menyelidiki air tersebut dengan biaya Penyedia jasa.

8. Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dipergunakan adalah batang-batang baja tegangan lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 (untuk diameter  13 mm) dan untuk mutu
baja U 32 (untuk diameter > 13 mm).
b. Penyimpanan baja tulangan harus sedemikian rupa sehingga mudah dikenali
ukurannya dengan jalan mengelompokkannya sesuai dengan ukurannya.
164

c. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar. Blok-blok penyangga


tulangan harus sesuai dengan tebal penutup beton, dan minimal berkekuatan
sama dengan beton yang dituang berdekatan.
d. Semua baja tulangan beton harus baru dari mutu dan ukuran yang sesuai dengan
standar nasional Indonesia atau ASTM Designation A-5 dan harus disetujui oleh
Konsultan / Direksipekerjaan. Kontraktor harus dapat memberikan surat
keterangan pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk disetujui Konsultan / Direksipekerjaan sesuai dengan persyaratan
mutu setiap bagian konstruksi seperti tercantum dalam Gambar Rencana.
e. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan- serpihan, karat,
minyak, oli dan lapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekat didalam
beton.
f. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada Gambar Konstruksi.
g. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan
cara yang dapat merusak.
h. Batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi beton
hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh Konsultan /
Direksi lapangan.
i. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan Gambar Rencana.
j. Agar tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat dengan kawat
beton (bindrat) dengan bantalan blok-blok cetak/beton decking atau kursi-kursi
besi/cakar ayam perenggang “spacer” atau logam gantung (“metal hangers”)
sesuai dengan kebutuhan.
k. Dalam segala hal, untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat sehingga tidak akan ada batang yang turun.
l. Penunjang ini harus dibuat dari logam-logam yang tidak dapat berkarat (non-
corrosible).
m. Jarak terkecil antara batang yang paralel harus sama dengan diameter dari
batang-batang, tetapi jarak yang terbuka tidak boleh kurang dari 1,2 kali ukuran
terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton.

9. Selimut
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak yang tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi tertentu, seperti :
a. Balok 2,5 cm.
b. Pelat beton 1,5 cm.
165

c. Kolom 3,0 cm.

10. Penyambungan
a. Jika diperlukan untuk penyambungan tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar, bentuk dari sambungan harus ditentukan oleh
Konsultan / Direksi lapangan.
b. Overlap pada sambungan untuk tulangan-tulangan dinding tegak (vertikal) dan
kolom, sedikitnya harus 40 (empat puluh) kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti pada Gambar Rencana dan harus mendapat persetujuan
dari Konsultan / Direksi lapangan.

11. Perlengkapan Mengaduk


a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menentapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton.
b. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaan selalu harus
mendapat persetujuan dari Konsultan / Direksi lapangan.

12. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” dan
sesudah merata dimasukkan air sambil diaduk selama 2 menit (waktu pemasukan
air dibatasi 25 detik), dalam hal ini harus dijaga adukan plastis merata dan tidak
boleh ada bagian yang tidak terikat bahan beton.
b. Waktu pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari
1,50 m3.
c. Konsultan / Direksi lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali jika dimintakan adanya
perubahan dalam komposisi dan konsistensi.
d. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
e. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki, tidak diperkenankan.
f. Truk pengaduk (”truck mixer”) hanya diperkenankan jika pengadukan dan
pengerjaan adalah sedemikian rupa, sehingga beton dari adukan ke adukan
mempunyai konsistensi dan mutu yang tinggi.
g. Pengaduk yang sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak
memuaskan, harus diperbaiki. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari
166

kapasitas yang telah ditentukan, kecuali apabila telah nyata diperkenankan oleh
Konsultan / Direksi lapangan. Tiap mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat
mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

13. Suhu
a. Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32C dan tidak kurang
dari 4,5C.
b. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 27C dan 32C maka beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
c. Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32C, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah dengan
mengecor pada waktu malam hari, bila perlu, atau mempertahankan suhu beton
agar dapat dicor pada suhu dibawah 32C.

14. Rencana Cetakan


Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar
rancangan cetakan dan perancah untuk mendapatkan persetujuan Direksi pekerjaan
atau yang ditunjuk sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Tetapi persetujuan
yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang
mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
Dalam gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakan / acuan,
sambungan-sambungan serta kedudukan dan sistem rangkanya, pemindahan dari
cetakan serta perlengkapan untuk struktur yang aman.
a. Bahan dan perlengkapan tambahan harus disediakan seperti disyaratkan untuk
mencetak/membentuk dan mendukung/menyokong pekerjaan, juga untuk
menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti disyaratkan.
b. Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian rupa agar praktis
penggunaannya , dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di atas tanah
sedemikian rupa agar memberi kesempatan untuk pengeringan udara secara
alamiah.

15. Konstruksi Cetakan


a. Cetakan untuk balok, pelat, kolom, listplank dan bagian konstruksi lain dibuat
dari papan terentang tebal minimal 2,5 cm dengan diperkuat dengan kaso
secukupnya sehingga menghasilkan beton yang lurus rata sesuai dengan gambar
tidak menggelembung.
b. Stut-stut untuk balok dan pelat harus dari dolken yang terbaik, ada dipasaran
atau bahan lain yang memenuhi syarat.
167

c. Multipleks hanya diperbolehkan dipakai 2 (dua) kali bolak-balik atau setiap


permukaan hanya 1 (satu) kali.
d. Harus tersedia alat-alat yang sesuai serta cocok untuk membuka cetakan-cetakan
tanpa merusak permukaan dari beton yang telah selesai.
e. Semua cetakan harus betul-betul teleiti dan aman pada kedudukannya sehingga
dapat mencegah pengembangan atau gerakan lain selama penuangan beton.
f. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan
dimensi komponen yang sesuai dengan yang dirunjukkan dalam gambar rencana
serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
g. Perancah harus dari kayu dengan ukuran minimum 5/7. Perancah harus
merupakan konstruksi yang kuat, kokoh teradap pembebanan yang akan
ditanggungnya, termasuk gaya prategang dan gaya sentuhan yang mungkin ada.

16. Pengangkutan Beton


Semua cara dan alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
rupa, sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai slump.

17. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan/bekesting selesai.
Ukuran dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, besi penggantung plafond
sesuai pola kerangka langit-langit, stek-stek angker penyokong dan pengikat
serta lain-lainnya yang telah selesai dikerjakan.
b. Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus disetujui Konsultan / Direksi lapangan.
c. Semua permukaan cetakan yang dilekati spesi/mortel dan adukan beton harus
dibersihkan dari adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan.
d. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton
(cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas.
e. Permukaan bekisting dari bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata, sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru dicor tidak akan diserap.
f. Pada pengecoran beton baru ke permukaan beton yang telah dicor terlebih
dahulu, permukaan beton lama tersebut harus bersih dari kotoran dan bahan
asing yang menutupinya.
g. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
masih berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
168

h. Koordinasi dengan pekerjaan Elektrikal, Sanitasi dan Mekanikal harus dilakukan


sebelum pengecoran dimulai terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing yang
menembus/tertanam dalam beton untuk keperluan setiap disiplin kerja.
i. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan / Direksi lapangan serta Direksi
pekerjaan Kontraktor ada ditempat kerja dan persiapan betul-betul telah
memadai.
j. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke posisi terakhir sependek mungkin sehingga tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesi pada waktu pengecoran.
k. Tidak diizinkan pemisahan yang berlelebihan agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu
besar, atau bertumpuk dengan baja tulangan-tulangan.
l. Jika diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor
harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang sesuai untuk mengontrol
jatuhnya beton.
m.Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus
menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter.
n. Pengecoran beton tidak diperkenankan dilaksanakan selama hujan deras atau
lama, sedemikian rupa sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
o. Selama hujan, air semen spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint
dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
p. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian tidak boleh terputus
sebelum bagian tersebut selesai.
q. Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syaraat campuran, mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang.
r. Ember beton harus mudah diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi terbatas.
s. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
t. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak dibawah, tanpa menyentuh tulangan dan bekisting.
u. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dari
airnya (maksimum 10 detik).
169

v. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar Type Immersion,


beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan dalam beton.

18. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
b. Beton baru diizinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari.
c. Cetakan dan permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan
yang tidak rata halu dan rapi harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan
/ Direksi lapangan.
d. Cetakan boleh dibukan apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul beban berat sendiri dan beban
pelaksanaan.

19. Perawatan (“Curing”)


a. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan.
b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14
(empat belas) hari terus menerus segera setelah beton cukup keras untuk
mencegah kerusakan, dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air
dan atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang.
c. Penyiraman mekanis, atau cara-cara yang dibasahi yang akan menjaga agar
permukaan selalu basah.
d. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud
spesifikasi air untuk campuran beton.

20. Perlindungan
a. Harus disediakam penutup selama pengecoran dan perawatan beton untuk
melindungi beton dari hujan dan terik matahari.
b. Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan / Direksi lapangan.
c. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung, paling sedikit 3 (tiga) hari setelah pengecoran.
d. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif secepatnya setelah pengecoran
dilaksanakan.

21. Perbaikan Permukaan Beton


170

a. Jika sesudah permukaan cetakan, ada beton yang tidak tercetak menurut gambar
atau di luar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu
dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri, kecuali bila Konsultan / Direksi
lapangan memberikan izin untuk menambal tempat yang rusak, maka
penambalan harus dikerjakan seperti yang tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lubang baut, ketidakrataan
atau bengkok, harus dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus
dipahat.
c. Lubang-lubang pahatan harus diberi pinggitan tajam dan dicor sedemikian
sehingga pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya.
d. Sebelum dicor semua lubang harus dibasahi sampai jenih, baru kemudian
dilakukan perbaikan.

22. Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsip harus dibuat
shop drawing untuk dimintakan persetujuan Konsultan / Direksi lapangan.

23. Bagian bangunan yang harus kedap air antara lain, lantai toilet, pelat atap,
minimum harus memakai adukan/campuran beton 1 pc : 1 ½ krl tanpa mengurangi
persyaratan mutu beton K-275 kedap air.
Bagian-bagian ini harus dilaksanakan secara terus-menerus tanpa putus sampai
meliputi 1 (satu) bagian penuh.
Jika terpaksa harus menghentikan pengecoran disebabkan teknis pelaksanaan yang
tidak memungkinkan, Kontraktor harus merencanakan penghentian pengecoran
tersebut dengan memasang water stop PVC.

24. Seluruh pelat atap terbuka dilapis dengan screed 1 pc : 3 ps tebal minimum 3 cm
dan tebal minimum 6 cm untuk atap. Kontraktor harus memperhatikan titik
tertinggi, titik terendah dan kemiringan kearah lubang drainase yang ada seperti
tertulis dalam Gambar Kerja.

25. Sparing
a. Sparing untuk pekerjaan sanitasi meliputi dan tidak terbatas pada :
 Lubang-lubang talang pada pelat beton atap dan lantai.
 Dan yang tidak tertulis di atas, akan tetapi tercantum dalam Gambar
Pelengkap dari Arsitektur dan Struktur pada Dokumen Lelang.
b. Ukuran pipa sparing harus sesuai dengan Gambar.
171

c. Sparing untuk listrik dipergunakan pipa Clipsal sesuai dengan gambar dan
dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel yang berada di dalam sparing
Elektrikal ini, Kontraktor harus memperhatikan dan meneliti pelengkap dari
Elektrikal pada Dokumen Lelang.

26. Pekerjaan Beton Tidak Bertulang


a. Komposisi campuran beton tidak berulang adalah 1 pc : 3 psr : 5 krl
b. Dalam pengecoran, permukaan harus rata dan kerikil tidak diperkenankan keluar,
kecuali dinyatakan lain dalam Gambar Kerja.
c. Untuk perataan harus menggunakan rooskam panjang.
d. Untuk lantai dengan kerikil timbul (beton sikat), digunakan kerikil kali yang halus
dan tidak runcing.
e. Kerikil yang digunakan untuk penyelesaian permukaan tipe pedestrian tersebut,
berdiameter antara 1 ½ cm sampai 3 cm.

27. Beton Kedap Air


Beton untuk tangki air, lubang galian (pit), dan pekerjaan beton lainnya yang
berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, antara lain dengan sistem
membrane sheet waterprofing dan atau menambahkan bahan aditive yang sesuai
dan atas persetujuan Direksi pekerjaan. Penggunaan bahan additive tersebut harus
sesuai dengan petunjuk pabrik serta ada jaminan bahwa bahan additive tersebut
tidak akan mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan betin apabila digunakan
sesuai petunjuk.

28. Mutu Beton


Mutu beton non struktural yang digunakan adalah :
 Sloof praktis K-175
 Kolom praktis K-175
 Balok praktis K-175
 Mutu beton Struktural K-400
 Sloof, Kolom, Balok, Plat lantai K-400

29. Test Mutu Beton


Test mutu beton harus dilakukan Penyedia jasa dengan diawasi Direksi lapangan.
Penyedia jasa harus menyiapkan segalanya agar semua proses Direksi pekerjaanan
dan pengambilan sample dapat diawasi dengan baik dan mudah selama periode
proyek. Semua prosedur pengambilan sample harus sesuai dan mengikuti
ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
172

a. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15 x 15 x 15 cm, dimana


cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga didapat benda uji
yang sempurna.
b. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan (crushing test)
dan slump test.
c. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan pengecoran.
Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI 1971
d. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya mutu yang
disyaratkan, maka Direksi lapangan berhak untuk memerintahkan hal-hal sebagai
berikut :
 Mengganti komposisi adukan untuk pekerjaan yang tersisa
 Non-destructive testing
 Core-drilling
 Test-test lain yang dianggap relevan dengan masalahnya.
e. Apabila setelah dilakukan langkah-langkah sebagaimana disebutkan diatas dan
ternyata mutu beton tetap tidak memenuhi syarat, maka Direksi lapangan berhak
memerintahkan pembongkaran beton yang dinyatakan tidak memenuhi syarat
tersebut segera mungkin.
f. Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran, pekerjaan
perbaikan dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi beton sepenuhnya
menjadi beban Penyedia jasa.
g. Pada penggunaan adukan beton ready mix, Penyedia jasa harus mendapat ijin
lebih dahulu dari Direksi Lapangan dengan terlebih dahulu mengajukan calon
nama dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Penyedia
jasa tetap bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupply benar-benar
memenuhi syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan
kwalitas yang kontinyu pada setiap pengiriman. Segala test kubus yang harus
dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan sesuai PBI 1971, dan Direksi
lapangan akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kwalitasnya.
Semua resiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

PASAL 8.PEKERJAAN PASANGAN


1. Pasangan Batu kali
a. Bahan
Batu kali yang dipergunakan adalah batu belah yang keras, padat tidak berongga-
rongga.
173

b. Pelaksanaan
 Ukuran pondasi/pasangan batu kali harus sesuai gambar dengan adukan 1 pc :
5 psr. Sisi pasangan batu kalu yang ditimbun tanah harus diplester kasar
(beraben) agar tidak terdapat celah-celah.
 Sebelum pondasi lajur yang dipasang, terlebih dahulu dibuat profil/ bentuk
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung, yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan Gambar Kerja dan telah disetujui oleh Konsultan / Direksi
lapangan.
 Permukaan dasar dari galian harus datar dan bersih dari segala kotoran,
kemudian harus diurug dengan pasir urug setebal minimum 10 cm, disiram dan
diratakan sampai benar-benar padat. Di atas lapisan pasir tersebut diberi
aanstamping batu belah yang dipasang sesuai Gambar Kerja.
 Adukan harus membungkus batu belah pada bagian tengah pondasi,
sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak
padat.
 Pada pondasi batu belah untuk peletakan kolom-kolom beton atau kolom
praktis beton, harus disediakan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan
jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok, yang tertanam dengan baik
dalam pondasi sedalam minimum 40 diameter tulangan pokok (sesuai dengan
ukuran-ukuran dan Gambar Detail).

2. Pasangan Batu bata


a. Bahan
 Batu bata
Batu bata yang dipergunakan harus matang pembakarannya, bila direndam di
dalam air tetap utuh, tidak pecah/hancur.
Ukuran bata 5 x 11 x 23 rusuk-rusuknya tajam dan ukurannya sama besar
berasal dari satu produk dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual.
 Semen/Portland Cement (PC)
Semen PC yang digunakan merk SEMEN GRESIK, TIGA RODA, atau HOLCIM.
Umur penyimpanan semen digudang tidak boleh lebih dari 30 hari sejak keluar
dari pabrik, penyimpanan dilakukan digudang yang lantainya kering dan
minimum 30 cm lebih tinggi dari muka tanah, semen yang membatu/lembab
tidak diijinkan untuk dipakai.
 Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton.Pasir harus bersih
dari segala macam kotoran, bahan-bahan kimia, dan bebas dari lumpur.
Khusus untuk plesteran, pasir yang digunakan pasir yang lebih lembut.
174

Setiap pekerjaan harus di dahului dengan contoh sebelum disetujui untuk


dipakai.

b. Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pasangan dimulai, batu bata direndam di
dalam air sampai jenuh dan permukaan yang akan dipasang harus basah. Bata
yang dipasang harus bata utuh/tidak pecah, kecuali untuk las-lasan.
 Pemasangan bata harus dipasang berselang-seling dengan perbedaan separuh
bata dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar/spesi
batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm dan maksimum 2 cm.
 Dalam satu hari pelaksana, pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari
satu meter dan pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun tidak tegak
bergigi. Semua pasangan bata harus waterpass dan tiap-tiap kali diukur rata
dengan lantai, dengan menggunakan benang. Pasangan benang tidak boleh
lebih dari 30 cm diatas pasangan dibawahnya.
 Untuk semua dinding mulai permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas
permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan trasraam dengan
campuran 1 pc : 3 psr, demikian juga untuk dinding kamar mandi dan wc mulai
dari permukaan sloof sampai setinggi 1,50 m menggunakan 1 pc : 3 psr.
 Untuk semua dinding batu bata yang bukan adukan trasraam atau
menggunakan adukan biasa, digunakan campuran 1 pc : 5 psr.
 Bidang dinding bata ½ batu dengan luas lebih dari 10 m2 harus ditambahkan
kolom dan balok penguat berupa kolom praktis dengan ukuran 12 x 12 cm
dengan tulangan pokok 4 10 mm, beugel 8 – 20 cm.
 Pasangan bata yang berhubungan dengan beton harus diberi stek-stek  8 mm
tiap jarak 60 cm yang terlebih dahulu ditanam pada bagian pekerjaan beton
dengan bagian yang tertanam pada bata sedalam 40 cm.
 Sebagai persiapan plesteran siar harus dikerok sedalam 1 cm supaya cukup
mengikat plesteran yang akan dipasang.
 Pemasangan gatar-gatar untuk berpijak tidak boleh menembus tembok.
 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pengukuran dilakukan
dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
 Pertemuan sudut antara 2 dinding harus siku, kecuali apabila pertemuan
tersebut memang tidak siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m
vertikal dan horizontal.
175

 Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar atau memperbaikinya, biaya untuk


pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambahan.
 Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
balok penguat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja, harus dipasang angker 10 mm tiap jarak 1,2 m.

PASAL 9.PEKERJAAN PLESTERAN

1. Bahan
a. Semen/Portland Cemen (PC)
Semen/PC yang digunakan sekualitas dengan produksi SEMEN GRESIK,TIGA
RODA, atau HOLCIM.
b. Pasir
Pasir yang digunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli.

2. Jenis Plesteran
a. Plesteran tahan air 1 pc : 3 psr digunakan untuk menutup dinding yang selalu
berhubungan dengan air, plesteran sudut dan plesteran beton.
b. Plesteran dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung digunakan plesteran 1
pc : 3 psr.
c. Plesteran 1 pc :6 psr digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan air.
d. Untuk plesteran/screed pelat atap (dak) menggunakan plesteran kedap air dengan
campuran 1 pc :3 psr.

3. Pelaksanaan
a. Semua siar di permukaan dinding baru harus dikerok sedalam  1 cm agar
plesteran dapat lebih merekat.
b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dimulai harus dalam keadaan basah.
c. Tebal plesteran harus sama di kedua sisi dan hasil akhir dari dinding tembok
setelah diplester adalah 15 cm.
d. Dinding di atas plafond diplester beraben.
e. Semua jenis aduk plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
f. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran
aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk
plesteran kedap air.
176

g. Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk melaksanakan


pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
h. Kecuali untuk beraben, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan.
i. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata,
tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
j. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
k. Sedangkan untuk permukaan yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian dikerek/scratched.
l. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa yang ada diseluruh bagian dinding bangunan.
m. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapisi dengan cat dipakai plesteran
halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
n. Untuk bidang dinding pasangan menggunakan bahan/material akhir lain,
permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan
ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut.
o. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar, harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5 cm.
p. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap area 2 m2.
q. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti
yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
r. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimal 2,5 cm.
s. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
dikaitkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.

4. Pemeliharaan
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar dan tidak secara tiba-tiba.
b. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
c. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut selama 7 (tujuh) hari setelah
pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
d. Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan
177

pengotoran dengan biaya adalah tanggungan Kontraktor, tidak dapat diclaim


sebagai pekerjaan tambah.
e. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
disyaratkan tersebut diatas.
f. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Konsultan/Direksi lapangan, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan/Direksi lapangan.
g. Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan
plesteran harus dikerjakan secara sempurna, tegak dan siku sudut bagian luar
hendaknya dibaut tumpul (bulat).
h. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaiki.
Bagian-bagian yang akan diperbaiki dibobok secara teratur dan plesteran baru
harus dibuat rata dengan sekitarnya.
i. Pekerjaan plesteran hanya bisa dilaksanakan setelah pekerjaan atap sudah selesai /
bangunan terlindungi.
j. Bilamana diperlukan pemasangan pipa/alat-alat yang ditanam pada dinding, maka
harus dibuat pahatan secukupnya. Pahatan tersebut setelah pipa terpasang harus
ditutup dengan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna.

PASAL 10.PEKERJAAN PELAPIS DINDING DAN LANTAI

1. Ketentuan Umum
a. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan.
b. Kontraktor menyerahkan spesifikasi dan persyaratan teknis operasional dari pabrik
sebagai informasi kepada perencana.
c. Bahan-bahan yang dipasang tidak boleh cacat, retak-retak/pecah dan sisinya
harus tajam, tidak bergigi.
d. Pekerjaan penyelesaian lantai tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan plafond dan
dinding selesai dikerjakan.
e. Hasil pemasangan harus rata tidak bergelombang, pertemuan naad-naadnya rata,
spesi harus padat tidak berongga dan permukaan harus bersih dengan warna dan
sesuai dengan peil yang tercantum dalam gambar.

2. Bahan
a. Keramik/pelapis dinding :
178

 Bahan pelapis dinding wc / kamar mandi menggunakan keramik granitukuran


40 x 40 cm sekualitasGranito atau Essenza, dari kualitas I (satu). Warna dan
tekstur ditentukan kemudian.
b. Keramik lantai yang akan digunakan :
 Bahan pelapislantai untuk seluruh lantai ruang kecuali kamar mandi
menggunakan keramik granit ukuran 60 x 60 cm sekualitasGranito atau
Essenza, dari kualitas I (satu). Warna dan tekstur ditentukan kemudian.
 Bahan pelapis lantai wc / kamar mandi menggunakan keramik granit anti slip
ukuran 40 x 40 cm sekualitasGranito atau Essenza, dari kualitas I (satu). Warna
dan tekstur ditentukan kemudian.

3. Pelaksanaan pemasangan Dinding Keramik


a. Pada permukaan dinding bata, sebelum pemasangan keramik terlebih dahulu
permukaan dinding diplester kasar dengan adukan 1 PC : 3 pasir, kemudian
keramik dipasang dengan menggunakan perekat pasta semen.
b. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai petunjuk
pabrik.
c. Pola keramik harus memperhatikan perletakan peralatan yang akan terpasang di
dinding.

4. Pelaksanaan Pemasangan Keramik Lantai


a. Lantai yang akan dipasang keramik harus dipersiapkan dengan baik dan disetujui
oleh Direksi pekerjaan, keramik yang akan dipasang harus direndam dalam air
bersih lebih dahulu.
b. Naad dibuat sesuai petunjuk gambar dan kemudian diisi semen pengisi.
c. Semua pemasangan lantai keramik memakai spesi 1 pc : 3 psr kecuali untuk
daerah-daerah basah memakai 1 pc : 2 psr.
d. Sebelum lantai keramik dipasang, terlebih dahulu diratakan dengan urugan pasir
setebal 5 cm.

PASAL 11. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Ketentuan Umum
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit pekerjaan lain yang terletak di
atas langit-langit harus sudah selesai dikerjakan.
b. Rangka penggantung langit-langit harus sesuai dengan pola langit-langit. Rangka
yang datar harus waterpass.
c. Permukaan plafond harus benar-benar rata, tidak bergelombang dan waterpass.
179

d. Naad-naad / sambungan harus lurus tepi/sudut bahan langit-langit tidak boleh


rusak/cacat.

2. Bahan
a. Menggunakan plafon akustikstandar ukuran 60 x 60 cm tebal 15mm untuk interior
sekualitas Armstrong atau Jayaboard.
b. Menggunakan papan kalsiboardstandar ukuran 100 x 100 cm tebal 4mm untuk
eksterior sekualitas Eternit Gresik, Jayaboard, atau Nusaboard.
c. Rangka plafond menyesuaikan gambar.

3. Pelaksanaan
a. Rangka penggantung harus dipasang benar-benar rata/datar dan waterpass.
b. Pemasangan rangka penggantung mengikuti petunjuk gambar, pada jarak
maksimum 2 m harus ada penggantung ke rangka atap/dak.
c. Pemasangan plafond hanya boleh dilaksanakan setelah pekerjaan rangka plafond
dan pekerjaan diatasnya selesai dan disetujui Direksi pekerjaan.
d. Panel lembaran fibre cement dan gypsum yang akan dipasang harus dalam
keadaan baik, bentuk dan ukuran haus tepat, tidak cacat dan sudah disetujui oleh
Konsultan/Direksi lapangan serta setiap panel harus dilengkapi cap dari pabrik
pembuatnya.
e. Pola dan cara pemasangan plafond sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
kerja atau petunjuk Konsultan/Direksi lapangan.
f. Finishing akhir yang dipakai sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk
Konsultan/Direksi lapangan.
g. Kerusakan yang terjadi merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk
memperbaikinya tanpa tambahan biaya dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambahan.

PASAL 12. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU, DAN DAUN JENDELA

1. Ketentuan Umum
a. Kusen, daun pintu / jendela dibuat dibengkel / pabrik oleh tukang yang ahli
hingga mendapatkan hasil baik, kokoh, dan rapi.
b. Setelah kusen-kusen terpasang dibidang permukaan kusen harus diwaterpass dan
kemudian dibersihkan.
c. Kusen-kusen dibuat sesuai dengan ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan
rencana gambar.
180

d. Pada pekerjaan pintu dan jendela setelah terpasang harus mudah dibuka dan
tidak ada yang cacat.

2. Bahan
a. Untuk kusen pintu, jendela, dan lain-lain menggunakan bahan aluminium Natural
Anodised sekualitas YKK atau Alexindo dengan ketebalan 1 mm.
b. Lem kualitas baik produksi Racol, Aica Aibon, Herferin, Pastola atau yang
sekualitas.
c. Kaca rayban / bening tebal 5 mm kualitas baik sekualitasproduksi Asahi Mas
menyesuaikan desain.
d. Accessories sekrup kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plat tebal
2-3 mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 micron sehingga dapat bergeser.
e. Bahan finishing treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finishing dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating varnish seperti asohaltic varnish atau bahan
insulation lainnya.

3. Pelaksanaan Kusen Pintu Jendela


a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar Kerja dan
kondisi lapangan.
b. Tipe pintu dan jendela yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang tertera dalam
Gambar Kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material,
detail, arah bukaan, perlengkapan pintu dan jendela, dan lain-lain.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat Shop Drawing dan
membuat contoh jadi detail hubungan bagian tertentu untuk disetujui Konsultan /
Direksi lapangan.
d. Di dalam Shop Drawing harus jelas tercantum semua informasi yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini.
e. Semua rangka dan kusen pintu, jendela dan lain-lain dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
f. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk, toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
g. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil
harus diseleksi secermat mungkin.
181

h. Pada waktu pabrikasi unit-unit pintu, jendela dan lain-lain, warna profil harus
diseleksi secermat mungkin, sehingga dalam tiap-tiap unit didapatkan warna yang
sama.
i. Daun pintu dan jendela harus dapat dibukan dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul
adalah tanggungan Kontraktor.
j. Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran.
k. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan kusen aluminium disyaratkan tebal
minimum 5 mm.
l. Bahan sealant yang tampak harus merupakan garis lurus, sejajar garis kusen,
bahan yang mengenai kaca terpasang tidak melebihi 5 mm dari dari kusen.
m. Kotor akibat noda-noda permukaan kusen, setelah pemasangan harus dibersihkan
dengan Volatile Oil.
n. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus
digunakan.
o. Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering dilap
dengan kain yang halus kemudian diberi material pelindung.

PASAL 13.PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA

1. Bahan
a. Engsel produksi Tesa / Dorma.
Untuk daun pintu utama dipakai engsel sekualitas Dorma dengan floor hinge.
Pintu km/wc dan pintu ruang rawat inap dengan engsel tipe swing.
b. Kunci-kunci.
Dipakai produksi sekualitas Tesa.
c. Cylinder
Dipakai produksi sekualitas Tesa sesuai dengan sistem penguncian yang dipilih
yaitu sistem anak kunci dari 2 arah.

2. Pemasangan
a. Kunci-kunci/pegangan pintu dipasang setinggi  100 cm dari lantai dan tidak
boleh mengenai ujung rangka horizontal daun pintu. Ketinggian pemasangan
kunci/pegangan daun pintu satu dengan yang lain harus sama.
b. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
182

c. Untuk pintu yang menggunakan engsel kupu-kupu, engsel atas dipasang  28 cm


(as) dari permukaan atas pintu, engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

3. Pemasangan Floor Hinge.


a. Dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur
dinding pada saat pintu dibuka.
b. Pemasangan seluruh “Hardware” pintu dan jendela harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan/ Direksi lapangan.
c. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
d. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
e. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak
yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
f. Di dalam Shop Drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja, sesuai dengan Standar
Spesifikasi pabrik. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Konsultan / Direksi lapangan.
g. Bila hasil pemasangan “Hardware” pada pintu dan jendela tidak sesuai dengan
yang disyaratkan oleh Konsultan / Direksi lapangan, Kontraktor wajib
membongkar dan memperbaiki kembali sampai sempurna dan disetujui oleh
Konsultan / Direksi lapangan. Biaya yang timbul menjadi tanggungan Kontraktor
dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 14.PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITARY

Semua material harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan merupakan
barang yang baru setelah terpasang peralatan tersebut dapat berfungsi baik dan tidak
cacat.
1. Bahan/Alat-alat Sanitary
a. Closet duduk / jongkok sekualitas TOTO warna putih.
b. Lavatory wastafel sekualitas TOTO putih.
c. Kran air sekualitas San Ei.
d. Floor Drain sekualitas San Ei/TOTO.
183

2. Pemasangan
a. Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada tempat-
tempat yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan murbaut yang
sesuai
b. Untuk pemasangan perlengkapan sanitair harus mengikuti metode pelaksanaan
yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya dan gambar kerja
c. Pada saat pemasangan, hendaknya semua fixture harus dihindari dari benturan-
benturan, serta dalam keadaan terpasang harus benar-benar bersih dari goresan-
goresan maupun kotoran-kotoran.
d. Pemasangan dilakukan sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles
dilaksanakan.

PASAL 15. PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan kaca dan cermin serta pemasangannya pada tempat-
tempat yang sesuai dengan gambar rencana.

2. Bahan
 Kaca Rayban 5 mm (30 % - 40 %), untuk bagian bangunan yang berhubungan
dengan sisi luar.
 Kaca bening 5 mm, untuk jendela dan pintu lainnya dengan kualitas sekualitas
Asahi Mas.
 Dan kaca es / buram sesuai desain dalam gambar kerja.

3. Pemasangan
a. Syarat dan Mutu
Dimensi
 Toleransi tebal :
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal
sebagai berikut :
Jenis : polos
Tebal : 5 mm
Toleransi :  0,3 mm
 Toleransi lebar dan panjang
Ukuran lebar dan panjang dari kaca dan cermin lembaran tidak boleh
melampaui toleransi sebagai berikut :
184

Jenis : polos
Tebal : 5 mm
Toleransi :  2,0 mm

b. Pekerjaan Pemasangan Kaca


 Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan Gambar Kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka
pemegang tersebut.
 Pemasangan kaca pada rangka pemegang harus sedemikian rupa sehingga
tidak bocor (watertight) dan harus sesuai dengan persyaratan pemasangan
yang dikeluarkan oleh pabrik.
 Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegangnya
harus diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam Gambar Kerja.
 Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.

PASAL 16. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Ketentuan Umum
a. Hasil pengecatan harus rata, tidak bergelombang, warna rata dan tidak berbinti-
bintik.
b. Tidak terdapat retak-retak rambut/cacat/noda kotoran pada bidang yang selesai
dicat.
c. Untuk dinding luar tidak menggunakan plamir.

2. Jenis Pekerjaan Cat


a. Bahan
 Cat dinding wheatershield untuk dinding bagian luar (eksterior) sedangkan
bagian dalam gedung (interior) dengan cat biasa. Semua cat baik eksterior
maupun interior sekualitas Mowilex/ Catylac.
 Bahan plamur yang digunakan sekualitas Skimkot atau Mortar Utama.
b. Pelaksanaan
 Pengecatan dinding dilakukan setelah dinding diplester dengan baik dan sudah
benar-benar kering, yaitu setelah kurang lebih 2 minggu sejak pengacian.
 Bagian dinding yang berlubang-lubang diisi dan diratakan dengan plamur.
 Pekerjaan plamur dilakukan dengan pisau plamur dari plat baja tipis, dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
185

 Setelah plamur kering, pekerjaan dilanjutkan dengan pekerjaan cat.


 Pemberian lapisan cat dan jumlah lapisan sesuai dengan syarat-syarat dan
petunjuk masing-masing pabrik.
 Pengecatan dilakukan dengan rol, untuk sudut-sudut dinding dan langit-langit
bagian bawah dinding menggunakan kuas.
 Untuk dinding bagian luar / eksterior digunakan prosedur pengecatan sesuai
standar spesifikasi pabrik cat yang digunakan (weathershield).

3. Cat Menie, untuk Rangka-Rangka Besi.


a. Bahan
 Meni yang dipergunakan meni kayu sekualitas merk PATNA.
 Pekerjaan meni dilakukan dengan kuas dilakukan lapis demi lapis, sedemikian
rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna dengan lapisan meni.
 Pekerjaan meni dilaksanakan setelah kayu yang akan dimeni disetujui oleh
Direksi pekerjaan dan pekerjaan dilakukan di area proyek.

4. Cat untuk langit-langit fibre cement dan Permukaan Beton


a. Bahan
 Cat yang dipakai adalah produk sekualitas Mowilex / Catylac dengan warna
standard.
b. Pelaksanaan
 Sebelum dicat semprot terlebih dahulu diberi cat dasar semprot dengan proses
semi duco.
c. Persyaratan Pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan atas semua
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan biaya percobaan ditanggung oleh
Kontraktor.
 Hasil percobaan tersebut diserahkan kepada Konsultan / Direksi lapangan untuk
persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
 Lakukan pengecatan dengan cara terbaik yang umum dilakukan, kecuali bila
disyaratkan lain.
 Urutan pengecatan, penggunaan lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan syarat yang dikeluarkan pabrik.
 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung seperti misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya,
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
186

 Pekerjaan pengecatan, tidak diperkenankan dilaksanakan dalam keadaan cuaca


lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
 Pada pelaksanaan pengecatan di dalam ruangan dengan cat yang bahan
dasarnya beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup agar pergantian udara dapat berlangsung
lancar.
 Khusus untuk semua cat dasar, pengerjaannya harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui oleh Konsultan / Direksi
lapangan.
 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering, terlebih dahulu harus mendapatkan pesetujuan tertulis dari Konsultan /
Direksi lapangan, kecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
 Hasil akhir pengecatan harus membentuk bidang cat yang utuh, rata tidak ada
bintik-bintik atau gelembung udara dan hasilnya harus dijaga terhadap kotoran
yang mungkin melekat.
 Bila hasil pekerjaan tidak disetujui oleh Konsultan / Direksi lapangan,
pengecatan harus diulangi dan diganti. Kontraktor harus melakukan
pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat “finish” yang kurang menutupi
atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan / Direksi lapangan.

PASAL 17. PEKERJAAN RANGKA ATAP, PENUTUP ATAP DAN TALANG AIR

1. Ketentuan Umum
a. Rangka atap/kuda-kuda dibuat oleh tukang yang ahli sehingga mendapatkan hasil
yang rapi dan kokoh.
b. Apabila pembuatan kuda-kuda dikerjakan diluar tempat pekerjaan, maka kuda-
kuda tersebut tidak boleh difinishing lebih dahulu sebelum mendapat persetujuan
Direksi pekerjaan.
c. Pemasangan penutup atap harus rapi, tidak bergelombang sedemikian rupa
sehingga tidak bocor pada waktu hujan.
d. Talang air terpasang rapi, tidak bocor, kemiringan mengikuti gambar dan tidak
ada air yang tergenang.

2. Bahan
a. Kuda-kuda dengan struktur rangka kombinasi konstruksi beton, baja profil, dan
baja ringan.
b. Penutup atap berupa genteng press tanah liat atau sesuai gambar.
c. Dilapis alumunium foil double sidedibawah genteng, atau sesuai gambar.
187

d. Vinyl tebal 2 mm untuk talang dan pipa PVC  3” type D sekualitas Wavin untuk
corong talang (sesuai desain).

PASAL 18. PEKERJAAN BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
a. Mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi baja sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
b. Kontraktor harus menyediakan semua material, peralatan dan tenaga, fabrikasi
baja struktur termasuk bagian-bagian penunjang seperti tercantum dalam
gambar spesifikasi.
c. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pengamatan pada seluruh bidang konstruksi
baja (pengamanan pada masa konstruksi di lapangan).
d. Melaksanakan pekerjaan “protective painting” dan pengecatan pada seluruh
bidang permukaan baja, kecuali permukaan cheker plate.
e. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan persiapan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
f. Semua prosedur las harus diajukan terlebih dahulu untuk dimintakan
persetujuannya oleh Direksi pekerjaan. Ukuran tebal dan panjang las tidak boleh
kurang dari yang dinyatakan dalam gambar detail, serta penyimpanan yang ada
harus dengan persetujuan Direksi pekerjaan.
g. Pengelasan tidak diperkenankan bila permukaan baja basah, terexpose hujan, atau
angin kencang.
h. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pembersihan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sudah selesai dan akan diikuti pekerjaan-pekerjaan yang lain.
i. Melaksanakan pemasangan dan penyetelan konstruksi baja di site dengan harus
memperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang terkait, keamanan, kebersihan dengan
spesifikasi dan gambar.

2. Syarat-syarat Umum dan Peraturan


Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, semua pekerjan baja harus sesuai dengan
standard terbaru dari standard-standard dibawah ini :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI-83).
b. American Institute of Steel Construction (AISO), “Spesification for Fabrication and
Erection”, 12 February 1996 dan Spesification for Structural Joints Bolts.
c. American Society for Testing and Materials (ASTM).
d. American Welding Society (AWS), code for Arc Welding in Building Construction
Section A.
e. Standard Industri Indonesia (SII).
188

3. Syarat-Syarat dan Bahan


a. Semua material/bahan harus baru, tidak boleh mengandung karat, bengkok,
sesuai ukuran tidak cacat. Profil baja dan plat baja ST-37 (DIN 1700-1966) atau
ASTM A-36 atau SS 41 (JIS G.3101-1970).
b. Baut ASTM A-307 kepala segi enam A-325 (8,8 standar DIN) 3,5.
c. Washer, tebal washer sesuai dengan diameter baut digunakan 2 washer, flat
washer dan spring washer.
d. Elektroda las AWS E-6010 atau sesuai ASTM A-233.
e. Cat khusus untuk baja dari pabrik pembuatannya dan dari merk yang berkualitas
baik.

4. Test Material
Jika dari Direksi pekerjaan ada keraguan dari mutu baja dan bahan bangunan lainnya,
maka perlu diadakan pengetesan di laboratorium yang akan ditentukan oleh Direksi
pekerjaan atas biaya Penyedia jasa.

5. Pengecatan
a. Semua bahan baja harus dicat.
b. Sebelum dicat semua permukaan harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak.
c. Pembersihan dapat dilakukan dengan cara “Mechanical Wire Brush” (sikat kawat
baja mekanis). Cat dasar dilakukan satu kali di “workshop” dan satu kali di
lapangan kecuali bagian yang akan dilas di lapangan tidak perlu dilas di
“workshop”.
d. Cat dasar yang rusak pada waktu pemasangan harus segera dicat ulang, untuk
lubang-lubang baut, permukaan baja dilapisi satu kali dengan cat dasar sebelum
pemasangan dan satu kali setelah baut terpasang.
e. Cat finishing dilakukan di lapangan setelah seluruh konstruksi terpasang.

6. Ketepatan Ukuran
a. Ukuran yang tertera pada gambar dianggap ukuran pada suhu 25C.
b. Penyedia jasa bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan levelling,
fabrikasi dan ketetapatan penyetelan semua bagian konstruksi baja.
c. Kekurang tepatan pemasangan akibat salah fabrikasi harus diperbaiki atau diganti
oleh Penyedia jasa.
d. Toleransi level dari plat (deck) = 1 mm.
e. Toleransi jarak pemasangan plat 1-3 mm, kecuali ditentukan lain dalam gambar.

7. Fabrikasi
189

a. Permukaan besi baja yang akan dicat “protective painting” harus dibersihkan
hingga permukaannya memperoleh warna metalic, demikian juga bekas las-lasan
dan profil harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatannya. Apabila
ditentukan pekerjaan galvanisasi celup panas.
b. Sebelum fabrikasi kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop
drawing) untuk disetujui oleh Perencana/dan Direksi pekerjaan.
c. Bagian konstruksi yang telah selesai harus bebas dari puntir, bengkok dan
sambungan-sambungan yang terbuka dengan beberapa ketentuan sebagai
berikut :
 Untuk bagian-bagian konstruksi yang lebih pendek dari 10 m, panjang
sebenarnya dari bagian konstruksi tidak boleh bervariasi dari = 1,5 mm
menurut detail.
 Bagian-bagian yang mengalami gaya tekanan tidak boleh mempunyai deviasi
dalam kelurusannya lebih dari 1/1000 panjang jarak tumpuan.

8. Detail Sambungan-sambungan Konstruksi


Detail sambungan-sambungan konstruksi menggunakan baut dan pengelasan
dimana pengelasan harus dilakukan di pabrik (workshop) dan hanya sambungan
dengan baut boleh dilaksanakan di site kecuali disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi
pekerjaan.

9. Pengelasan
a. Pengelasan harus menggunakan las listrik yang disetujui Direksi, untuk bagian-
bagian struktural dimana hasil pengelasannya harus sama dan rata serta terlihat
teratur. Ukuran-ukuran dan jenis pekerjaan harus sesuai dengan gambar detail
dengan rapi tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan.
b. Permukaan bidang las harus bebas kotoran dan bahan lain yang dapat
mengurangi mutu las. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari
cairan elektroda.
c. Las yang berlubang retak atau kurang tepat letaknya harus diperbaiki.
d. Las-las yang kurang baik harus diperbaiki atas biaya Kontraktor. Pengelasan
konstruksi baja harus sesuai dengan gambar konstruksi dan mengikuti prosedur
yang berlaku seperti AWS atau AISC specification. Welder harus berpengalaman
lebih dari 3 tahun dan mempunyai sertifikat.

10. Sambungan Baut


a. Lubang baut tidak boleh dibuat dengan las tapi harus dengan bor. Lubang baut
harus lebih besar 0,5 mm dari diameter luar baut. Jika lubang di “workshop”
maka boleh langsung dilubangi tembus dengan alat penggerak.
190

b. Jika dilaksanakan di lapangan maka harus dilubangi sebagian di “workshop”


dilanjutkan kemudian di lapangan.

11. Pemasangan/Erection
a. Penyedia jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan
untuk pekerjaan pemasangan. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati
dan teliti.
b. Tidak diperkenankan penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak
material. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan
pengepasan bagian-bagian pekerjaan dapat diatasi dengan cara yang disetujui
Direksi.
12. Lain-lain
Lain-lain baik mengenai prosedur, interpass, toleransi, dan koreksi harus selalu
berpegang pada standard yang dipakai pada spesifikasi ini dan harus dengan
persetujuan Direksi pekerjaan.

PASAL 19. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan konstruksi rangka atap dari baja ringan mutu tinggi,
termasuk penyelesaian, pengolahan dipabrik, dan pemasangan dilokasi pekerjaan
seperti yang ditentukan dalam spesifikasi ini atau didalam gambar rencana.

2. Bahan
Jenis baja yang dipergunakan dengan spesifikasi :
 Jenis baja berupa baja ringan tahan karat (smartruus), Zyncalume G550
 Komposisi kandungan bahan terdiri 55 % aluminium, 43,5 % zinc dan 1,5 % silicon.
 Tegangan tarik (Yields Strength) 550 MPA
 Material rangka C75 1,00 mm dan C75 0,75 mm
 Material rengU type 0.6 mm TCT

3. SyaratPelaksanaan
a. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedian Jasa diharuskan mengajukan Shop
Drawing dan perhitungan struktur kepada Direksi/Direksi pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Bahan/material konstruksi yang dipergunakan harus dari pabrik yang diajukan
oleh Penyedia Jasa sebagaimana yang disyaratkan dalam penawaran pekerjaan ini.
c. Pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan sistem pabrikasi.
191

d. Pelaksanaan pabrikasi dan pemasangan dilapangan harus dilakukan oleh tenaga-


tenaga kerja yang ahli dibidangnya.
e. Sistem pemasangan sambungan dan hubungan rangka menggunakan sekrup
khusus yang diproduksi dari pabrik yang sama dengan rangka baja yang
digunakan.
f. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas bahan, material dan hasil pekerjaan
ini, walaupun pekerjaan ini dilaksanakan oleh pihak ketiga.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

PASAL 1. UMUM

Gambar dan spesifikasi merupakan sesuatu kesatuan yang saling mengikat dan
melengkapi.
Pemborong harus menjalin hubungan yang baik dengan pemborong yang lain dalam
pekerjaan ini, sehingga didapat hubungan yang baik untuk secara bersama-sama
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan spesifikasi teknis yang
ditentukan.

PASAL 2. IJIN DAN PEMERIKSAAN


1. Pemborong bertanggungjawab penuh atas mutu instalasi dan peralatan yang
digunakan. Semua ijin dan pemerikasaan dari badan pemerintah merupakan
tanggung jawab pemborong, baik cara maupun biaya yang diperlukan untuk itu.
2. Pemborong wajib melengkapi segala yang diperlukan guna terlaksananya
pemeriksaan dan pengujian dari badan /instalasi pemerintah tsb.
3. Pemborong wajib menyelesaikan sertifikat yang menyatakan bahwa semua pekerjaan
yang telah dilakukan memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkam dalam
spesifikasi, ketentuan maupun peraturan pemerintah.

PASAL 3. STANDAR
1. Standar yang digunakan adalah SNI atau Standar PLN
2. Standar-standar yang lain yang akan digunakan harus disetujui pengawas lapangan.
3. Setiap pemborong harus memiliki Pas PLN golongan B.
4. Semua peralatan yang akan digunakan harus baru sesuai sertifikat pabrikdan
memenuhi standard yang telah ditetapkan.

PASAL 4. INSPEKSI
192

1. Pemborong wajib membuat gambar-gambar rencana kerja untuk pekerjaan yang


akan dilaksanakan.
2. Gambar serta rencana kerja ini harus tersedia di ruang pemborong dan mudah
diperiksa sewaktu-waktu oleh pengawas lapangan / pengawas pelaksana lapangan.
3. Setiap kemajuan laporan pelaksana harus dicantumkan pada gambar dan rencana
kerja tersebut.

PASAL 5. PERALATAN
1. Seluruh peralatan yang akan dipakai dan diadakan pengadaannya oleh pemborong
sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang telah ditentukan.
2. Daftar merk peralatan yang akan digunakan harus dilampirkan dalam dokumen
lelang.
3. Bila dikemudian hari ada kelainan antara daftar yang diajukan dengan yang akan
dipakai, pemborong wajib mengajukan persetujuan terlebih dahulu kepada pemberi
tugas.
4. Pemborong wajib mengganti semua peralatan yang telah dipasang bila peralatan
tersebut tidak sesuai dengan daftar yang diajukan atau disetujui Konsultan.
5. Semua penggantian merk/jenis dari peraltan yang telah disetujui dalam daftar yang
diajukan harus dilengkapi dengan perubahan biaya dari biaya kontrak.

PASAL 6. PENGUJIAN
1. Sebelum daya listrik dimasukkan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah selesai diuji
dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan dan disetujui oleh konsultan /
Badan pemerintah yang berwajib.
2. Pengujian tahanan isolasi dari kabel tegangan 220 V/380 V harus menggunakan
megger 500 Volt yang sudah dikalibrasi. Tahanan isolasi yang harus dipenuhi adalah
/= 1000 ohm / volt.
3. Pengujian harus disaksikan oleh pengawas pelaksana. Bila didapat hasil kurang
memuaskan pada suatu bagian instalasi, pemborong wajib memperbaikinya kembali,
kemudian pengujian diulang sampai mendapatkan hasil yang baik. Pengujan
dilakukan pada semua bagian (group) instalasi.
4. Pemborong wajib mengadakan peralatan dan tenaga serta biaya yang diperlukan
untuk pengujian tersebut paling lambat 48 jam sebelumnya.

PASAL 7. KOORDINASI DENGAN PEKERJAAN LAIN


193

1. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memeriksa gambar-


gambar/spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan, supaya didapat mutu
pekerjaan yang baik.
2. Bila terdapat kelainan baik dalam gambar maupun spesifikasi pekerjaannya dengan
pekerjaan lain, pemborng wajib melaporkan kepada konsultan.

PASAL 8. SUB PEMBORONG


1. Pemborong sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku, dapat
menggunakan tenaga pembantu sebagai sub pemborong, dengan persetujuan
pengawas lapangan.
2. Pemborong wajib melaporkan kepada pengawas pelaksana sub-sub pemborong
yang digunakan.

PASAL 9. PENGAWASAN
1. Pemborong wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaan
2. Pemborong wajib menempatkan tenaga pengawas untuk mengawasi pekerjaannya
sendiri.
3. Penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan harus selalu berada di tempat pekerjaan
dan dapat mengambil keputusan-keputusan penuh, demi kelancaran pekerjaan.

PASAL 10. LINGKUP PEKERJAAN


Termasuk dalam lingkup pekerjaan dalam Kontrak ini adalah :
1. Pengadaan dan pemasangan kabel tanah dari :
a. Meter PLN ke panel induk
b. Panel generator ke panel induk
c. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel dari panel induk ke sub-sub panel dan
sari sub-sub panel ke masing-masing perlatan /mesin, seperti dinyatakan dalam
gambar.
d. Pengadaan dan pemasangan lampu lengkap armatur (sesuai desain), fan, dan
exhaust fan
e. Pengadaan dan pemasangan sakelar dan stop kontak
f. Pengadaan dan pesangan sistem pertanahan
g. Pengadaan dan pemasangan alat bantu instalasi
h. Pengadaan dan pemasangan generator dengan segala peralatannya
i. Pengadaan dan pemasangan panel-panel lengkap dengan komponennya.
j. Pemborong wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan di ats sehingga setelah
dipasang dan diuji dengan baik, didapat mutu instalasi yang siap untuk dipakai.
194

PASAL 11. KABEL


1. Seluruh instalasi di dalam bangunan digunakan jenis kabel NYY 0,6/1 KV dan atau
NYM 0,6/1 KV dengan jumlah inti disesuaikan dengan gambar.
2. Seluruh instalasi ditanam dalam dinding dan yang berhubungan langsung dengan
tanah, harus digunakan jenis kabel tanah NYFGBY 0,6/1 KV
3. Tidak diperkenankan mengganti type/jenis kabel tersebut
4. Sambungan kabel didalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan konsultan.
Seandainya keadaan tidak memungkinkan dan telah ada ijin dari konsultan,
kontraktor harus menggunakan sambungan dengan resin dari merk 3M atau
sekualitas.
5. Kabel yang digunakan harus merk kabel metal, kabelindo atau yang sekualitas dan
telah lulus uji dari PLN (mendapatkan sertifikasi atau tanda uji LMK PLN).

PASAL 12. KANDUIT/CONDUIT


1. Kanduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain pada gambar.
2. Peralatan bantu untuk kanduit harus dilengkapi dan dipasang dengan cara yang
sebenarnya.
3. Pada beberapa tempat yang ditunjukkan dalam gambar, harus digunakan fleksibel
Kanduit lengkap dengan alat bantunya.
4. Kanduit yang digunakan dari merk Clipsal, EGA atau sekualitas.

PASAL 13. PANEL LISTRIK


1. Jumlah dari jenis komponen panel listrik ditunjukkan dalam gambar.
2. Tebal plat yang digunakan minimum 1,5 mm dengan warna cat sesuai persetujuan
direksi.
3. Bentuk panel listrik yang berdiri sendiri untuk panel utama dan panel tenaga, dan
tertanam dalam tembok untuk panel penerangan
4. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sisi sebelah atas panel
kecuali stop kontak lantai
5. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk
6. Kabel masuk dilengkapi dengan Cable Plug (Kabel Schoen) yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.
7. Panel harus dengan 5 bar termasuk 1 bar untuk pertanahan.

PASAL 14. KOMPONEN PANEL


1. Circuit Breaker
195

a. Circuit breaker untuk panel-panel utama harus menyuplai interupting capasity


min 22 KA dilengkapi dengan pengaman terhadap arus lebih, arus hubung
singkat dan tegangan di bawah nominal.
b. Circuit breaker untuk arus-arus cabang minimum mempunyai interupting capasity
5 KA
2. Fuse Load Break Switch
a. Fuse Load Break Switch yang digunakan harus dapat memutuskan arus pada saat
keluar.
b. Untuk fuse load break yang lebih besar dapat digunakan sepanjang fuse
pengaman yang dibutuhkan tetap sama seperti dinyatakan dalam gambar
3. Ampere meter
a. Ampere meter yang digunakan dari type sinsing untuk dipasang pada panel
b. Daerah ukur ampere meter ditunjukkan pada gambar
c. Dilengkapi dengan trafo arus dengan ratio arus disesuaikan dengan gambar
4. Volt meter
a. Volt meter yang digunakan harus dari type dinding untuk dipasang pada panel.
b. Daerah ukur Volt meter ditunjukkan pada gambar dilengkapi dengan selector
switch dengan 6 posisi + 0.
c. Pabrik asal komponen listrik adalah MG atau sekualitas.
5. Lampu Indikasi
Lampu indikasi dari jenis yang dapat dipasang pada panel :
 Warna lampu disesuaikan dengan tanda phase
 Merah untuk R
 Kuning untuk S
 Biru untuk T
 Dilengkapi dengan fuse pengaman

PASAL 15. PENANAMAN KABEL BAWAH TANAH


1. Penanaman kabel harus sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dilengkapi
dengan petunjuk seperti tersebut dalam bagian ini.
2. Sebelum kabel diletakkan dalam galian 1m lebar minimum 50 cm, harus diurug dan
dipadatkan dengan pasir urug setebal 10 cm.
3. Sesudah kabel digelar dan diletakkan denga syarat kabel tersebut tidak boleh
terpuntir, dilakukan pengurugan dengan pasir setebal 10 cm dari kabel yang ditanam
kemudian dipadatkan.
4. Di atas pasir tepat di atas kabel siberi batu bata sepanjang kabel tanam tersebut dan
tidak diurug sebelum konsultan menyaksikan barwa semua petunjuk di atas
dipenuhi.
196

5. Pengurugan berikutnya adalah dengan tanah asli sepanjang kabel tanam pada pada
tiap-tiap jarak maksimum 50 m dipasang patok beton di atas galian tersebut dengan
ukuran 20x20x60 cm dan ditulis petunjuk.
6. Pemborong wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula dengan
seluruh biaya ditanggung sendiri
7. Dalam keadaan tidak memungkinkan dan setelah ada ijin dari pemberi tugas dan
pengawas pelaksana, pemborong dapat melakukan penyambungan kabel denngan
CAST RXXX TYPE buatan3M atau sekualitas.
8. Patok tanda denga tulisan mof kabel, harus dipasang di atasnya sesuai ketentuan di
atas.

PASAL 16. SISTEM TEGANGAN


1. Sistem teganga listrik yang termasuk dalam lingkup pekerjaan adalah tegangan 220
Volt / 380 Volt.
2. Semua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak harus
disambungkan ke sistem pertanahan, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PASAL 17. PENTANAHAN


1. Pemborong wajib membuat suatu sistem pertanahan yang baik, sesuai dengan
peraturan yang berlaku serta syarat-syarat tersebut dalam pasal ini serta gambar-
gambar yang ada.
2. Seluruh panel harus ditanahkan dengan menggunakan kawat BCC.
3. Pada penyambungan di panel-panel listrik, harus dilengkapi dengan kabel SCHOEN /
kabel Plug yang ukurannya sesuai dibuat dengan baik.
4. Pada setiap percabangan di dalam tanah, harus digunakan sambungan bahan
(thermo weld) setiap penyambungan ini harus disaksikan oleh pengawas pelaksana.
5. Dalamnya pertanahan adalah sesuai dengan petunjuk dan gambar (minim 6m) dan
ujungnya diberi spit tembaga ukuran ¾ “ panjang 50 cm dihubungkan dengan kawat
tembaga.
6. Pada setiap penanaman pertanahan (grounding rood) dilengkapi dengan junction
box yang dapat dibuka untuk pengujian.
7. Hasil pengukuran tahanan tanah max 2 ohm
8. Pengujian dilakukan oleh pemborong dengan disaksikan pihak pengawas lapangan.
9. Pada setiap titik pertanahan, harus diberi patok tanda ukuran 20x20x60 cm terbuat
dari beton.
10. Jika hasil pengujian (pengukuran tahanan tanah) tidak baik, pemborong wajib
segera memperbaiki.
197

PASAL 18. INSTALASI TENAGA


1. Pemborong wajib melaksanakan sistem instalasi tenaga ke mesin-mesin / alat yang
membutuhkan , sesuai dengan petunjuk gambar dan uraian berikut :
2. Pemborong wajib memasang kabel dan instalasi sampai stop kontak
3. Sambungan ke meter tidak tugas pemborong kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
4. Kabel yang digunakan jenis NYY atau NYFGBY sesuai kebutuhan dan ditunjukkan
dalam gambar.
5. Pemborong wajib membuat penahan / bak pada tiap-tiap sambungan ke motor,
supaya konduit tidak goyang dengan biaya menjadi tanggungan pemborong.
6. Pada setiap belokan pipa dengan diameter lebih besar dari 1” harus digunakan
fleksibel Konduit dan seluruh peralatannya.
7. Sambungan pada panel-panel motor harus menggunakan fleksibel dan peralatannya.
8. Warna kabel disesuaikan dengan phasenya, sesuai dengan paraturan.
9. Kabel yang ada di atas, diletakkan pada kabel tray.

PASAL 19. PERALATAN INSTALASI


Peralatan bantu instalasi
1. Peralatan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi
tersebut supaya kelihatan baik dan memenuhi persyaratan.
2. Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat
sendiri.
3. Semua kabel yang terlihat (ekspose) harus diberi penahan dengan klem sehingga
kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
4. Doos/Junction box yang digunakan harus cukup besar dan diameternya minimum 10
cm. Setelah terpasang, doos-doos harus tertutup dengan baik dengan penutup yang
khusus untuk itu.
5. Semua sambungan kabel harus dipilin kawatnya dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi dengan isolasi PVC
dan terakhir diberi penutup atau dop dan disarankan buatan 3M.

PASAL 20. LAMPU DAN STOP KONTAK KHUSUS


1. Lampu TL dengan Armatur
a. Bentuk rumah lampu TL ini sesuai dalam gambar.
b. Ballast dilengkapi kapasitor sehingga menghasilkan cost phi minimum 0,85.
c. Tiap-tiap lampu dilengkapi dengan ballast
d. Fluorescent tubs yang digunakan dari jenis daylight.
e. Reflector dibuat dari besi plat dicat bukan putih, dilengkapi dengan terminal
pertanahan.
198

f. Lampu, fitting, ballast dan stater sekualitas buatan Philips.


g. Rumah lampu buatan artolite atau sekualitas.
2. Lampu dalam plafond (down light ) atau jenis armatur sesuai desain
a. Lampu ini jenis SL
b. Rumah lampu dibuat dari alluminium tahan karat sebelah luar yang melekat di
plafond diberi list alluminium, dilengkapi dengan penjepit ke plafond.
c. Lampu dan rumah lampu sekualitas buatan Phillips.
3. Lampu luar plafond / Surface Lighting Fixtures
a. Lampu ini jenis pijar biasa.
b. Rumah lampu dan komponen lainnya sekualitas buatan Phillips.

PASAL 21. PETUNJUK PEMELIHARAAN


1. Pemborong wajib melengkapi buku/brosur petunjuk pemeliharaan / perbaikan
peralatan yang diadakannya.
2. Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebut antara lain:
a. Komponen panel
b. Cara penanaman kabel
c. Lampu-lampu
3. Petunjuk-petunjuk tersebut harus diadakan sebanyak rangkap 3 (tiga) masing-
masing dimasukkan dalam satu map, disusun dengan baik dan diserahkan kepada
pemberi tugas.

PASAL 22. GAMBAR REVISI


1. Setelah seluruh instalasi dipasang dan diuji dengan baik, pemborong wajib membuat
gambar revisi, dengan keadaan sebenarnya.
2. Pemborong diwajibkan membuat 5 (lima) set cetak biru ditambah 1 set rekalkir untuk
diserahkan kepada pemberi tugas.

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN

PASAL 23. PENGADAAN DAN PEMASANGAN FIRE EXTINGHUISER


Fire extinghuiser yang dipasang dari jenis Multipurpose Dry Chemical dengan kapasitas:
a. Berat netto 3 kg
b. Jarak semprot 8m
Pemasangan fire extingusher tiap lantai 1 (satu) buah, sedangkan perletakan sesuai
dengan gambar.
199

PEKERJAAN PLUMBING

PASAL 24. PERSYARATAN DAN LINGKUP PEKERJAAN


1. Pedoman plumbing Indonesia 1979 berlaku sebagai persyaratan dalam sistem
plumbing ini.
2. Pemborong harus menyediakan tenaga untuk pemasangan sistem plumbing seperti
diuraikan di bawah ini atau tercantum pada gambar.
a. Sistem pembuangan air kotor
b. Sistem pembuangan air bekas
c. Sistem ventilasi
d. Sistem pembuangan air hujan
e. Sistem penyediaan air bersih
f. Alat plumbing

PASAL 25. GAMBAR RENCANA DAN GAMBAR KERJA


Susunan pemipaan plumbing tertera pada gambar dengan kondisi setempat/lapangan
pekerjaan atau sebab lainnya dapat diajukan oleh pemborong kepada pemberi tugas
untuk mendapatkan pengesahan.

PASAL 26. DEFINISI


1. Air buangan : semua cairan yang dibuang
2. Air kotor : air buangan yang berasal dari kamar mandi, peturasan,dan bak cuci
dapur atau outlet greas trap
3. Air bekas : air buangan yang berasal dari bak cuci tangan , service link dan
pengering lantai.
4. Pipa air bersih yang dianggap bagian dari gedung bersangkutan adalah dimulai dari
valve pada pipa pengisi elevated tank di ruang pompa sampai ke gate valve pada
pipa elevated tank, dan mulai pada gate valve distribusi dari elevated tank sampai ke
titik pemakaian di dalam gedung.
5. Pipa air bersih halaman dianggap dimulai dari meter PAM sampai ke gate valve inlet
ground reservoir dan dari flen pertama pipa distribusi dari elevated tank di luar
gedung sampai ke titik pemakaian di luar gedung.

PASAL 27. SAMBUNGAN KE PERLENGKAPAN DAN SEKAT PLUMBING


1. Pemborong harus menyediakan bahan dan tenaga yang diperlukan untuk
menyambung alat plumbing dan perlengkapan lainnya pada sistem pemipaan.
2. Semua lat plumbing atau perlengkapan lainnya yang dihubungkan dengan pipa air
kotor/air bekas harus dilengkapi dengan perangkap.
200

3. Sebagian pipa air bersih yang melayani sekat plumbing atau perlengkapan lainnya,
kecuali kran biasa, kran penggelontor atau katup lainnya yang dilengkapi dengan
penutup integral harus dilengkapi dengan katup penutup yang dapat digunakan
untuk menyetop aliran air pada waktu perbaikan dan pemeliharaan tanpa menunggu
kerja alat plumbing dan perlengkapan lainnya.

PASAL 28. PEMIPAAN


1. Bahan pemipaan dan perlengkapan yang dipasang dalam sistem plumbing harus
sesuai dengan tekanan yang dilayaninya.
2. Beberapa offset, fitting dan alat lainnya yang mungkin diperlukan namun tidak
tercantum dalam gambar, dianggap pemborong sudah mengetahui diperlukan
peralatan tersebut.
3. Pemborong diwajibkan mengatur pekerjaan dan menyediakan senua pemipaan,
fitting, perangkap, katup serta peralatan yang diperlukan.

PASAL 29. PEMBONGKARAN, PEMOTONGAN, DAN PERBAIKAN


1. Pembobokan tembok atau beton, pemotongan kabel, pemotongan pipa, ducting, dan
perlengkapan lainnya hanya dapat dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan
dari pelaksana lapangan.
2. Perbaikan di atas dikerjakan oleh ahli yang menguasai bidangnya.

PASAL 30. PENGAMANAN ALAT PLUMBING, BAHAN, DAN PERLENGKAPAN


1. Pada waktu pemasangan lubang pipa harus ditutup dengan dop, plug atau penutup
sejenis yang sesuai.
2. Alat plumbing dan perlengkapannya harus ditutup dan dilindungi terhadap karatan,
air bahan kimia atau kerusakan mekanis.
3. Pada saat penyelesaian pekerjaan, semua alat plumbing, bahan dan perlengkapan
harus dibersihkan, disetel dan diuji/dicoba.

PEKERJAAN PIPA AIR KOTOR, AIR BEKAS, DAN VENT

PASAL 31. BAHAN PIPA DAN FITTING


1. Pipa yang dipakai untuk sistem air kotor, air bekas dan vent adalah pipa Polyvinyl
Chlorida (PVC) klas D dari WAVIN.
2. Fitting yang dipergunakan adalah bahan yang sama dengan bahan pipa yang
disambungkan (PVC/UPVC).
201

PASAL 32. PEMASANGAN


1. Pipa air kotor dan air bersih dipasang dengan kemiringan sesuai tercantum pada
gambar perencana.
2. Bila karena sesuatu hal kemiringgan tsb tidak dapat memenuhi, pemborong dapat
mengusulkan kemiringan lain pada pengawas pelaksana lapangan.
3. Pipa vant dan cabangnya harus dipasang dengan kemiringan ke arah alat plumbing,
sehingga air pengembunan yang mungkin terjadi dapat mengalir.
4. Pada ujung pipa vant yang menembus atap atau dinding ditutup dengan kawat kasa
untuk menghindari masuk dan bersarangnya serangga.
5. Perubahan ukuran pada pipa air kotor, air bekas harus dilakukan dengan pesangan
‘reduser’ dan tidak boleh menggunakan bushing
6. Perubahan arah harus dilakukan dengan menggunakan 45 derajat way, kelokam 1/4,
1/6, 1/8, 1/16 atau kombinasi fitting ekuivalen.
7. Tee saniter dan belokan ¼ atau siku hanya dapat dipasang pada pipa air kotor atau
air bekas dengan perubahan arah dari tegak ke datar.
8. Pemasangan pipa dan fitting harus sesuai dengan petunjuk pabriknya.

PASAL 33. PENGGANTUNG PIPA


Pipa horizontal dalam bangunan harus diberi penggantung dengan persyaratan sebagai
berikut :
1. Bahan penggantung pipa dari besi
2. Mampu menahan 5x kuat pipa berisi air
3. Menggunakan skrup pada konstruksi bangunan, yang dipasang pada saat
pengecoran beton atau dengan baut timbul.
4. Jarak antara penggantung maximum 3,5 m
5. Penggantung pipa sebelum dipasang harus dicat dengan zink Chromate.

PASAL 34. SELUBUNG PIPA


Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan selubung dengan persyaratan
sebagai berikut :
1. Bahan selubung adalah dari besi tulang/pipa baja.
2. Ukuran selubung dapat memberi kelonggaran minimal 25 mm di luar pipa.
3. Pipa yang tertanam beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap air, maka
rongga antara pipa dengan selubung harus dibuat kedap air
4. Pipa yang menembus atas harus diselubungi dengantimah hitam atau tembaga flants
integral yang cukup ukurannya, melebar tidak kurang dari 25mm kedagala arah
diukur dari pipanya dan penutup tap, sehingga terdapat hubungan yang rapat air.
202

5. Pipa yang menyeberang jalan, harus diselubungi pipa baja, dengan lebar celah antara
selubung dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
6. Kedalam celah diisi pasir, untuk menekan getaran.

PASAL 35. PENANAMAN PIPA


Pipa dalam tanah harus memenuhi penghanta sebagai berikut:
1. Kedalaman galian tanah minimal 75 cm dari permukaan tanah.
2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
tertumpu dengan baik.
3. Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm.
4. Sebelum dipasang pipa harus dicat flint hut (flincoat) minimum 3 lapis.
5. Pipa harus diberi tumpuan setiap jarak 3 meter.

PASAL 36. SAMBUNGAN PIPA


1. Untuk pipa berukuran < 4 inch dipasang dengan sistem penyambungan dengan
solvent cement.
2. Untuk pipa berukuran > 4 inch digunakan sistem penyambungan dengan ring karet.

PASAL 37. PERANGKAP


Setiap alat plumbing atau perlengkapannya yang perlu dihubungkan dengan sistem
pembuangan air kotor / air bekas harus dilengkapi dengan perangkap yang sesuai
dengan penggunaannya yang sudah dimiliki perangkap terpadu.

PASAL 38. PENGERING LANTAI


1. Pengering lantai harus mempunyai saringan kuningan berlapis krom yang dapat
dibuka dengan luas total lubang saringan sekurang-kurangnya harus sama dengan 3
kali luas penampang pipa yang disambungkan.
2. Dimensi jaringan sesuai dengan gambar rencana

PEKERJAAN PIPA AIR BERSIH, FITTING, DAN PENYAMBUNGAN

PASAL 39. BAHAN PIPA DAN FITING


1. Semua pipa air bersih dingin menggunakan PVC, sedangkan pipa air bersih panas
menggunakan GIP atau bahan pengganti lain yang disyaratkan.
2. Semua bahan-bahan yang dipakai harus baru, berkualitas baik, minimum kelas
medium, memenuhi spesifikasi bahan bangunan dan standar industri Indonesia (SII).
203

PASAL 40. PEMASANGAN


1. Pipa air bersih harus dipasang sedemikian rupa yaitu miring ke arah alat plumbing,
sehingga dapat dikosongkan sama sekali.
2. Pengosongan dapat dilakukan dengan pemasangan fitting pembuangan tertutup
pada titik tempat terendah, kecuali bila sudah ada kran.
3. Pemborong harus memotong pipa dengan cermat, pemotongan tidak boleh
dilakukan dengan paksa, harus diperhatikan pula agar tidak terjadi perlemahan
konstruksi sebagai akibat pemasangan pipa.
4. Pipa yang tampak (exposed) harus sejajar dengan garis-garis bangunan, kecuali bila
dinyatakan lain.
5. Percabangan pipa air bersih dapat dilakukan dari bagian atas, bawah atau samping
sesuai dengan kondisi dtruktur dan instalasi setempat.
6. Pipa, katup, dan fitting harus ditempatkan pada jarak yang cukup dari pekerjaan lain,
jarak terhadap pipa lain minimal adalah 25 mm.
7. Pipa air bersih tidak boleh ditempatkan di dalam pelat lantai atau di dalam dinding
beton.
8. Perubahan ukuran pipa dilakukan dengan fitting pengecil (reducting fitting) dan
pemakaian bushing tidak dibenarkan.
9. Perubahan arah aliran air harus dilakukan dengan fitting. Pemasangan pipa dan
fittingnya harus dilakukan sesuai dengan petunjuk pabriknya.
10. Sambungan harus berulir dgn pipa sesuai dengan ISO / R 7 dan dilapisi dengan
sealtape pada bagian ulir jantannya.

PASAL 41. PENGGANTUNG PIPA


Pipa horisontal dalam bangunan harus dibri penggantung sebgai berikut :
1. Bahan penggantung dari besi
2. Mampu menahan 5x berat pipa berisi air
3. Menggunakan sekrup pada konstruksi bangunan yang dipasang pada pengecoran
beton atau dengan baut tembak.
4. Jarak antara penggantung maksimum 3,5 meter.
5. Penggantung pipa sebelum dipasang harus dicat dengan zink chromat.

PASAL 42. SELUBUNG PIPA


Pipa yang menembus beton harus disediakan selubung dengan persyaratan sebagai
berikut :
1. Bahan selubung adalah besi tuang / pipa baja.
2. Ukuran selubung dapat memberi kelonggaran minimal 25 mm di luar pipa.
204

3. Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai lapisan kedap air, maka
rongga antara pipa dengan selubung harus dibuat kedap air.
4. Pipa yang menyebrang jalan harus diselubungi pipa baja, dengan lebar celah antara
selubung dengan dinding luar pipa minimal 25 mm.
5. Kedalam celah diisi pasir, untuk menekan getaran.

PASAL 43. PENANAMAN PIPA


Pipa dalam tanah harus memenuhi penghanta sebagai berikut:
1. Kedalaman galian tanah minimal 75 cm dari permukaan tanah.
2. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
tertumpu dengan baik.
3. Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm.
4. Sebelum dipasang pipa harus dicat flint hut (flincoat) minimum 3 lapis.
5. Pipa harus diberi tumpuan setiap jarak 3 meter.

PASAL 44. SAMBUNGAN PIPA


1. Penyambungan pipa baja digalbani 0<2,5 inch , harus menggunakan sambungan ulir.
Kedalaman ulir pada pipa yang akan disanbung harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan minimal 3 ulir. Sebelum
sambungan dipasang, pada ulir harus dicat meni sealtape. Pada setiap pipa sesudah
kran harus dipasang penyambung jenis drat Union.
2. Penyambungan pipa baja digalbani 0>2,5 inch, harus menggunakan sambungan
Flanges.

PASAL 45. KATUP/ VALVE


Katup harus dipasang pada pipa air bersih sebelum sampai ke alat plumbing atu
perlengkapan. Semua katup harus gate valve.

PEKERJAAN INSTALASI AC DAN SYSTEM VENTILASI MEKANIS

PASAL 46. KONDISI DALAM RUANGAN


Kondisi udara dalam ruangan ditentukan sebagai berikut:
 Suhu : 24°C + 2°C
 RH : 50% + 10%
Kondisi tersebut diatas harus dapat dicapai dan dipertahankan oleh instalasi AC pada
kondisi udara luar.
 Suhu : 32°C
205

 RH : 70%
Noise Level dalam ruangan yang dihuni yang disebabkan oleh instalasi AC tidak boleh
melampaui 40 Db atau kurang (ISO-NR 35)

PASAL 47. LINGKUP PEKERJAAN


Pada tempat-tempat seperti tertera pada gambar-gambar rencana, pemborong
pekerjaan instalasi ini melaksanakan pengadaan, pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan jalan dengan baik peralatan dan bahan-bahan.
Refrigerant piping system
 Semua refrigerant piping untuk refrigerant R-11, R-12, R-22 dan sebagainya harus
terbuat dari cpper tipe K atau equivalent yang dapat disetujui oleh direksi.
 Semua conection, fitting, valves, dan sebagainya pada refrigerant piping dengan
diameter sampai 1”, dilaksanakan dengan flare fittings atau silver soldering.
 Sedangkan connections, fitting dan valve dan sebagainya pada refrigerant piping
dengan diameter lebih besar dari ¾” hanya dilaksanakan dengan silver soldering.
 Semua fittings seperti elbow, tees, yang dipasang harus asli standart dan dengan
kwalitas yang terbaik. Semua refrigerant piping yang dibeli untuk dipakai harus
dehydrated dan dalam sealed condition untuk diameter yang lebih besar dari 1,5 “.
 Sizing dari refrigerant piping, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diuraikan di guide yang diterbitkan oleh ASHRAE.
 Untuk refrigerant piping yang dipergunakan harus sesuai juga dengan petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh supplier dari peralatan, demikian juga mengenai max
friction losser dalam piping system.
 Suction piping harus diisolir dengan armaflex hingga betul-betul kedap uap air.
 Untuk refrigerant piping yang ada diluar bangunan / ditanam didalam tanah perlu
dilindungi terhadap mechaical damage.

PASAL 48. CONTROL SYSTEM UNTUK INSTALASI AC


Pengaturan yang dikehendaki untuk instalasi AC ini pada garis besarnya adalah sebagai
berikut:
 Interlock antara evaporating dan condensing unit, condensing unit hanya dapat on
pada saat fan dari evaporating unit yang bersangkutan dalam keadaan running.
 Setiap system instalasi AC harus mempunyai pengaturan sendiri. Pengaturan suhu
didasarkan atas harga suhu ruangan rata-rata, untuk ini sensor dapat ditempatkan
pada main return-duct, atau disalah-satu tempat yang representatif. Thermostat
yang digunakan harus ada temperatur indicatornya.
206

PASAL 49. ELECTRICAL SYSTEM UNTUK INSTALASI AC


 Pekerjaan listrik yang termasuk perkerjaan instalasi AC ini adalah seluruh system
listrik secara lengkap dan pada garis besarnya sesuai dengan gambar electrical
wiring system, termasuk juga panel-panel, wiring dari panel ke peralatan-peralatan
AC pengaman dan lain-lain, hingga seluruh system AC dapat running dengan baik.
 Di tempat-tempat diperlukan power outlet untuk instalasi AC disediakan oleh
pemborong instalasi listrik.
 Selanjutnya untuk electrical system instalasi AC harus memenuhi syarat-syarat serta
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Semua perkerjaan listrik yang dilaksanakan harus memenuhi peraturan PUIL dan
persyaratan-persyaratan lainnya yang di tentukan oleh PLN serta instruksi dari
pabrik yang membuat peralatan yang digunakan.
2. Komponen-komponen listrik untuk panel AC dan lain-lain harus buatan siemens,
AEG atau sejenis yang dapat disetujui direksi.
3. Panel AC harus dibuat dari metal, tebal 1,6 mm model tertanam sebagian
didalam tembok dilengkapi dengan kunci yale atau sekualitasf, serta dengan
pilot lamp “on-off” panel-panel ini harus di meni dan di duco 2 kali warna
finishing ditentukan direksi
4. Tiap-tiap panel harus grounded, tahanan pentanahan harus lebih kecil dari 5
ohm, diukur setelah minimum tidak hujan 2 hari.
5. Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang di conduits.
6. Tegangan listrik yang tersedia adalah 220/380 V 50 cycle.
7. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan-peralatan
instalasi AC yang dipergunakan, karena kemungkinan power yang diperlukan
berbeda.
8. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGBY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas pelindung sebelum diurug
kembali, route kabel perlu diberi tanda.
9. Untuk kabel yang menyeberangi jalan, selokan atau instalasi lainnya harus
dilindungi dengan pipa galvanis.
10. Di tiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
11. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan kabel schoen, untuk
diameter 25 mm keatas memasang kabel schoen pada kabel harus
menggunakan timah patri, untuk ukuran yang lebih kecil boleh dengan press
tangan atau hydraaulis.
207

PASAL 50. TESTING, BALANCING, ADJUSTING, DAN MEASURING


 Untuk dinilai dan untuk dapat mendapatkan persetujuan direksi, instalasi AC ini
setelah selesai seluruhnya perlu dicoba dan diuji.
 Bagian-bagian dan peralatan tertentu diuji dan dilakukan pengukuran-pengukuran
untuk dapat mengetahui apakah telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan yang ada.
 Suara-suara yang ditimbulkan oleh peralatan-peralatan atau bagian-bagian dari
instalasi AC ini perlu diukur.
 Selanjutnya perlu dilakukan pengukuran-pengukuran udara serta pengaturan
pembagian udara sesuai dengan yang direncanakan.
 Setelah selesai disampaikan kepada direksi laporan dalam rangkap 3 yang memuat
a.l. jumlah udara untuk setiap fan, jumlah uadara yang diatur untuk setiap supply
diffusers, return dan exhaust grilles, serta data-data teknis lainnya.
 Sebelum dilakukan percobaan, pengujian dan pengukuran lain-lain, perlu terlebih
dahulu dirundingkan dengan direksi mengenai cara-cara, prosedure, metode fan
lain-lain yang akan dipakai dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas.
 Untuk pekerjaan testing, balancing, adjusting dan measuring seluruh kebutuhan
peralatan-peralatan serta tenaga-tenaga ahlinya harus disediakan oelh pemborong
instalasi AC.

PASAL 51. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN UMUM


 Sebelum pelaksanaan pemesanan dan pengadaan peralatan-peralatan, peralatan
pembantu dan bahan-bahan dan lain-lain yang diperlukan untuk instalasi AC,
pemborong harus mengajukan terlebih dahulu kepada direksi daftar dimana
tercantum data-data teknis, pabrik yang membuat dan lain-lain dari barang-barang
tersebut diatas, untuk mendapatkan persetujuannya.
 Sebelum dapat mulai dengan pekerjaan pelaksanaan instalasi ini, pemborong harus
membuat dahulu gambar-gambar kerja dan diajukan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuannya. Dalam membuat gambar kerja ini, pemborong
instalasi hendaknya bekerjasama dengan pemborong-pemborong instalasi listrik
dan bangunan.
 Pemasangan peralatan dan peralatan pembantu, accessories dan lain-lain harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang diberikan pabrik.
 Pemborong instalasi AC hendaknya dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bekerja sama
dengan pemborong-pemborong bidang lainnya agar seluruh pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Koordinasi yang baik
perlu untuk mencegah agar jenis pekerjaan yang satu tidak menghalangi jenis
pekerjaan yang lain.
208

 Pemborong harus membuat gambar revisi dan pada penyerahan pertama


menyerahkannya pada direksi dalam rangkap 3. Gambar-gambar revisi ini harus
dilengkapi dengan gambar-gmabar detail, dokumentasi dari semua peralatan yang
dipergunakan berikut instalation operating dan maintenance instruction, semua
dalam rangkap 3.
 Masa pemeliharaan pekerjaan instalasi ini ini adalah 3 (tiga) bulan terhitung saat
penyerahan pertama, selama ini pemborong diwajibkan memberikan service cuma-
Cuma untuk seluruh sistem sekali sebulan.
 Jangka waktu garansi dari peralatan-peralatan yang dipergunakan harus minimal
satu tahun, terhitung dari penyerahan pertama.
 Pemborong diwajibkan untuk mendidik petugas-petugas dari owner hingga
mengenali betul seluruh instalasi dengan baik dan dapat menjalankan dengan baik
seluruh system serta melakukan sendiri maintenance.
 AC yang rekomendasikan tipe split, merk Toshiba atau Panasonic.

SISTEM AIR BERSIH

PASAL 52. UMUM


1. Bila pemipaan air bersih sudah selesai dipasang dan alat plumbing belum dipasang,
seluruh sistem pipa air bersih harus diuji dengan tekanan hidrostatis 7kg/cm2 tanpa
bocor selama 30 menit, sebelum dilakukan pemeriksaan pada sambungannya.
2. Bila ada bagian pipa yang terpaksa harus ditutup sebelum penyelesaian, maka
bagian ini harus diuji lebih dahulu tersendiri.

PASAL 53. KERUSAKAN


Bila pada pemeriksaan atau pengujian ditemukan kerusakan, maka pekerjaan atau
bahan yang rusak harus diganti atau diperbaiki seperlunya. Kemudian harus dilakukan
pemeriksaan atau pengujian ulang.

PASAL 54. PEMBERSIHAN DAN PENYETELAN


1. Perlengkapan pipa, katup, fitting dan alat plumbing harus bersih dari lemah,
potongan logam dan lumpur yang mungkin terkumpul selama pengujian.
2. Pemborong harus mengadakan perbaikan karena adanya penyumbatan, perubahan
warna dan kerusakan lainnya pada bagian bangunan sebagai akibar kegagalannya
membersihkan pipa.
3. Katup pengglontor harus distel agar dapat bekerja dengan baik.
209

PASAL 55. DESINFEKSI


1. Setelah pengujian dengan tekanan selesai, seluruh sistem air bersih digelontor
dengan air, sehingga semua kotoran dan lumpur terkuras habis.
2. Kemudian diberikan Chlorinasi dengan bahan larutan Chlor atau Hypochloryde. Dosis
yang diberikan pada sistem air bersih ridak kurang dari 50 ppm dan harus dilakukan
dengan cara yang dibenarkan.
3. Air cholrinasi dalam pipa ditahan dalam waktu yang cukup, agar bakteri yang tidak
membentuk spora tersebut setelah waktu retensi berakhir.
4. Waktu retensi sekurang-kurangnya adalah 24 jam, chlor 10 ppm diberikan pada
ujung terjauh dari sistem tersebut setelah waktu retensi berakhir.
5. Semua katup pada saat chlorinasi harus dibuka dan ditutup beberapa kali. Semua
sistem tersebut harus digelontor dengan air, sehingga sisa chlor mencapai kurang
dari 1 ppm.
6. Waktu penggelontoran, semua katup dan keran tertutup dan dibuka beberapa kali.
7. Pengawas pelaksana lapangan akan mengambil contoh air dari berbagai titik
pengambilan untuk pemeriksaan bakterologis.
8. Desinfeksi harus diulangi selama 2 hari, sehingga tidak terdapat tanda polusi
terhadap seluruh sistem air bersih.

PASAL 56. GAMBAR TERPASANG (As Built Drawing)


1. Pemborong diwajibkan membuat gambar terpasang (as built drawing) dari seluruh
sistem.
2. Gambar terpasang dibuat selama pekerjaan pemasangan sistem. Pada gambar
terpasang harus terpasang jarak-jarak, kedalaman-kedalaman, tinggi-tinggi bagian
dari sistem terhadap bagian-bagian dari gedung atau struktur yang nyata sebagai
referensi.
3. Gambar terpasang harus disyahkan oleh pengawas pelaksana lapangan.

PASAL 57. CARA KERJA


1. Penjelasan Lisan
a. Pemborong harus memberikan penjelasan lisan mengenai cara kerja dari tiap
sistem kepada pengawas pelaksana lapangan dan pemilik secara terperinci.
b. Pemborong harus menyiapkan tenaga operator yang mengetahui dan melayani
setiap sistem, sehingga sistem bekerja semestinya.
2. Penjelasan Tertulis
a. Pemborong harus menyerahkan kepada pengawas pelaksana lapangan 5 (lima)
rangkap penjelasan atau uraian tertulis mengenai cara bekerja tiap sistem yang
210

meliputi, diagram-diagram, cara pemeliharaan dan perbaikan dari setiap sitem


secara terperinci.
b. Semua karakteristik pompa dan peralatan lainnya yang disiapkan oleh pabrik yang
bersangkutan harus pula diserahkan oleh pemborong kepada pengawas
pelaksana lapangan.

INSTALASI TELEPON

PASAL 58. LINGKUP PEKERJAAN


1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketetntuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau perlatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketetntuan tambahan biaya.
2. Uraian Singkat Sistem
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan instalasi
telepon ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
3. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan trunk line (co line), pengurusan ijin / sertifikat dari instalasi yang
berwenang setempat.
b. Pengadaan dan pemasangan pengkabelan pada beberapa titik sesuai dengan
gambar rencana.
c. Pengadaan instalsi konduit tanpa pengkabelan pada beberapa titik sesuai dengan
gambar rencana.
d. Pengadaan dan pemasangan kabel telepon (indoor) dari junction box sampai
masing-masing ruang sesuai desain.
e. Pengadaan dan pemasangan Main Distribution Frame
f. Pengadaan dan pemasangan Junction box pad tiap lantai
g. Melakukan pengurusan ijin / sertifikat dengan pihak PT. Telkom setempat
sehubungan dengan pekerjaan ini
h. Memberikan 1 set kalkir as built drawing dan 3 set blue print as built drawing.
i. Melakukan testing dan commisioning.
211

PASAL 59. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai meliputi :
1. Main Distribution Frame ( MDF )
2. Terminal Box
3. Outlet Telepon

PASAL 60. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


 Sistem penyambungan dalam main distribution frame dan junction box harus
menggunakan sistem slip (solderless) dengan alat connection / disconnection
(reference : Krone)
 Penyambungan kabel didalam junction box harus mempergunakan sistem slip
solderless, sesuai dengan persyaratan PT. Telkom (reference : Krone)
 Kabel yang masuk keluar ke / dari MDF, junction box harus memakai kabel gland
dan tanda untuk mengidentifikasikan route kabel dan nomor pesawat dengan
memakai ‘cable marking‘ sekualitasf merk 3M.
 Kotak hubung MDF, junction box dan terminal box harus dibuat dari plat baja
dengan tebal minimum 2 mm dan dilapisi dengan grey colour baked acrylic paint.
 Semua kotak hubung harus mendapat grounding dengan hambatan maksimum 1
ohm.
 Jarak antara grounding instalasi telepon dengan grounding instalasi listrik paling
dekat 10 m, sedangkan dengan grounding penangkal petir paling dekat 20 m.

Kabel :
 Kabel feeder yang digunakan adalah jenis indoor telephone cable, dengan
kapasitas sesuai gambar rencana.
 Kabel distribusi dari junction box tiap-tiap outlet memakai indoor telephone cable
sebanyak 2 pair diameter core 0,6 mm 1 pair dipakai untuk cadangan / spare, dan
dimasukkan dalam konduit.
 Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel / cable tray.
 Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel.
 Semua kabel yang dipasang diatas trunking kabel harus didalam konduit.
 Semua outlet kabel yang penempatan instalasinya hanya sampai di langit-langit
saja, harus memiliki spare panjang minimum 10 m dari titik instalasi outlet pada
gambar rencana.
 Isolasi antara urat-urat kabel, dan isolasi antara urat kabel terhadap grounding
minimum 20 M ohm.
212

Trunking Kabel dan Tangga Kabel :


 Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horisontal dan satu garis vertikal
 Tangga Kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran ½ “ X 2 “ pada jarak 75 cm.

Konduit :
 Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang
bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimum 1,5 X diameter
kabel.
 Untuk pemakaian konduit di dalam ruang yang memiliki ceiling ( langit-langit ) –
tidak tampak / Inbow cukup memakai konduit biasa.

Outlet Telepon :
 Instalasi outlet telepon menggunakan sistem wall mounting yang mana untuk
pemilihan warna harus mendapat persetujuan dari perencana / direksi.

PASAL 60. PENGUJIAN / JAMINAN


Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. Telkom Indonesia
dan dari pabrik pembuat. Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama 6
bulan untuk instalasi dan jaminan hasil pabrik untuk peralatan selama 1 tahun setelah
masa pemerliharaan.

PASAL 61. PRODUK


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang sekualitasf dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

PASAL 62. LAIN – LAIN


1. Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, pemborong / kontraktor
diwajibkan pula mengadakan pengurusan antara lain :
 Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat. Surat IMB
sudah harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima
Pekerjaan Pertama.
 Surat Bukti Keer Listrik/Pengetesan dari PLN dan pengetesan lainnya yang
diperlukan dan terkait.
213

2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong / kontraktor wajib meneliti semua


bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapi, dan semua barang yang tidak berguna
harus disingkirkan dari proyek.
3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
4. Selama masa pemeliharaan, pemborong / kontraktor wajib merawat,
mengamankan, dan memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum
penyerahan pekerjaan kedua dilaksanakan, pekerjaan benar-benar telah sempurna.
5. Semua yang belum tercantum dalam peraturan ini (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
/ RKS) akan ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
214

BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus
Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas


pekerjaan aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh
Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai
sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan
kewajiban yang diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari


apakah kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk
mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus


dianggap telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata
pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah
termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.

6. Pokja Pemilihan akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf
pada Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume
pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan
dan harga satuan tidak boleh diubah.
215

[Daftar kuantitas ini hanya sebagai referensi dan contoh]

BILL OF QUANTITY

PEKERJAAN : REHABILITASI UPB BBWS PEMALI JUANA


KOTA : SEMARANG
SATUAN KERJA : SATKER OPSDA PEMALI JUANA
TAHUN ANGGARAN : 2020

NO. URAIAN VOLUME SAT. HARGA SATUAN HARGA TOTAL

A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan dan perataan lapangan 173,25 m2 -
2 Pengukuran dan pemasangan bowplank 56,70 m -
3 Air dan listrik penunjang pekerjaan 1,00 ls -
4 Administrasi dan dokumentasi 1,00 ls -
5 Direksi keet 1,00 ls -
6 Biaya penyelenggaraan K3 1,00 ls -
7 Penyelidikan tanah 1,00 ls -
JUMLAH SUB - A -
B PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
1 Galian tanah pondasi footplat 150/150 54,00 m3 -
2 Galian tanah pondasi footplat 50/150 1,50 m3 -
3 Galian tanah pondasi lajur 58,38 m3 -
4 Galian tanah lantai 1 6,05 m3 -
5 Galian tanah tandon air bawah dia.1.440 cm 3,38 m3 -
6 Galian tanah bio septictank dia.90 cm 1,50 m3 -
7 Mini pile 25/25 panjang 12 m (pre boring+Pengadaan+pasang) 600,00 m -
8 Lantai kerja rabat beton 5 cm footplat 150/150 1,35 m3 -
9 Lantai kerja rabat beton 5 cm footplat 50/150 0,04 m3 -
10 Urugan pasir 5 cm di bawah pondasi lajur 3,43 m3 -
11 Aanstamping 20 cm 13,74 m3 -
12 Pasangan batu kali 36,06 m3 -
13 Footplat FP-150/150 :
- beton 13,50 m3 -
- tulangan 1.403,04 kg -
- bekisting 36,00 m2 -
14 Footplat FP-50/150 :
- beton 0,38 m3 -
- tulangan 28,44 kg -
- bekisting 1,00 m2 -
15 Kaki footplat KS-40/40 :
- beton 2,78 m3 -
- tulangan 775,36 kg -
- bekisting 27,84 m2 -
16 Sloof S-25/40 :
- beton 8,59 m3 -
- tulangan 1.717,74 kg -
- bekisting 90,14 m2 -
17 Sloof S-15/20 :
- beton 0,04 m3 -
- tulangan 5,53 kg -
- bekisting 0,72 m2 -
18 Urugan tanah kembali dipadatkan 58,63 m3 -
19 Urugan peninggian tanah dipadatkan 45,75 m3 -
20 Urugan pasir 10 cm di bawah lantai 15,25 m3 -
JUMLAH SUB - B -
216

C PEKERJAAN LANTAI - 1, LANTAI - 2, LANTAI - 3


C.1 PEKERJAAN BETON BERTULANG
1 Kolom praktis KP-15/15
- beton 6,59 m3 -
- tulangan 919,24 kg -
- bekisting 87,83 m2 -
2 Kolom struktur KS-40/40
- beton 25,10 m3 -
- tulangan 3.581,50 kg -
- bekisting 251,04 m2 -
3 Balok latiu BL-15/15
- beton 1,60 m3 -
- tulangan 229,33 kg -
- beksiting 31,95 m2 -
4 Balok parapet BL-15/20 di atas pintu
- beton 1,57 m3 -
- tulangan 251,45 kg -
- beksiting 28,71 m2 -
5 Balok struktur BS-15/30
- beton 2,41 m3 -
- tulangan 377,76 kg -
- beksiting 40,16 m2 -
6 Balok struktur BS-20/25
- beton 9,30 m3 -
- tulangan 1.479,50 kg -
- beksiting 130,20 m2 -
7 Balok struktur BS-25/45
- beton 34,63 m3 -
- tulangan 6.465,27 kg -
- bekisting 307,80 m2 -
8 Plat parapet + lisplank 10 cm di atas pintu
- beton 16,71 m3 -
- tulangan 812,39 kg -
- bekisting 110,09 m2 -
9 Plat lantai + tangga 12 cm
- beton 54,00 m3 -
- tulangan 7.440,00 kg -
- bekisting 464,64 m2 -
JUMLAH SUB - C.1 -
C.2 PEKERJAAN DINDING DAN LANTAI
1 Pasangan bata 437,68 m2 -
2 Plesteran 875,36 m2 -
3 Acian 875,36 m2 -
4 Dinding partisi papan gypsum 9 mm rangka hollow 202,18 m2 -
5 Pasang wallpaper 176,00 m2 -
6 Pasang lantai ubin granit 60/60 593,38 m2 -
7 Pasang lantai ubin granit anti slip 60/60 (teras) 5,25 m2 -
8 Pasang lantai ubin granit anti slip 40/40 (toilet) 9,12 m2 -
9 Pasang dinding ubin granit 40/40 (toilet) 33,70 m2 -
JUMLAH SUB - C.2 -
C.3 PEKERJAAN PINTU, JENDELA, DAN RAILING TANGGA
1 Kusen pintu & jendela aluminium 4" 529,10 m -
2 Daun pintu & jendela kaca dengan rangka aluminium 55,02 m2 -
3 Kaca 5 mm 94,70 m2 -
4 Kaca 8 mm 44,88 m2 -
5 Kaca tempered 10 mm 35,04 m2 -
6 Railing tangga tinggi 80 cm 48,00 m -
7 Pagar pembatas tinggi 80 cm 12,20 m -
JUMLAH SUB - C.3 -
217

C.4 PEKERJAAN PLAFON (LANGIT-LANGIT)


1 Rangka plafon besi hollow 774,84 m2 -
2 Papan gypsum 9 mm 774,84 m2 -
JUMLAH SUB - C.4 -
C.5 PEKERJAAN CAT
1 Cat dinding interior 669,63 m2 -
2 Cat dinding eksterior 407,90 m2 -
3 Cat plafon 774,84 m2 -
JUMLAH SUB - C.5 -
C.6 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
1 Biaya penyambungan listrik ke PLN 23.000,00 va -
2 Box MCB 5,00 bh -
3 MCB 36,00 bh -
4 Saklar tunggal 18,00 bh -
5 Saklar ganda 20,00 bh -
6 Stop kontak biasa 44,00 bh -
7 Stop kontak AC 42,00 bh -
8 Downlight LED 18 watt 104,00 bh -
9 Instalasi listrik 190,00 titik -
10 AC split 2 PK 42,00 bh -
11 Panel listrik dan pemasangan 1,00 bh -
JUMLAH SUB - C.6 -
C.7 PEKERJAAN SANITASI
1 PVC dia.1/2" 24,00 m -
2 PVC dia.3/4" 36,00 m -
3 PVC dia.3" 72,00 m -
4 PVC dia.4" 12,00 m -
5 Wastafel 3,00 bh -
6 Tandon air bawah 2.000 liter ditanam 1,00 bh -
7 Pompa air 1,00 bh -
8 Bio septictank 0,8 m3 (4 - 6 orang) ditanam 1,00 unit -
9 Rabat keliling tandon bawah 200/200 tebal 10 cm 0,40 m3 -
10 Rabat keliling bio septictank 150/150 tebal 10 cm 0,23 m3 -
11 Floordrain toilet 2,00 bh -
12 Kran air dia.1/2" 2,00 bh -
13 Kloset duduk 2,00 bh -
14 Roofdrain 5,00 bh -
15 Tandon air atas 1.000 liter 1,00 bh -
JUMLAH SUB - C.7 -
C.8 PEKERJAAN PELINDUNG KEBAKARAN
1 Alarm detektor panas 18,00 bh -
2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 1 kg 9,00 bh -
JUMLAH SUB - C.8 -
D PEKERJAAN ATAP
1 Kolom struktur KS-20/20
- beton 2,40 m3 -
- tulangan 247,60 kg -
- bekisting 24,00 m2 -
2 Balok struktur BS-20/25
- beton 6,55 m3 -
- tulangan 1.041,22 kg -
- beksiting 91,63 m2 -
3 Balok struktur BS-25/45
- beton 11,54 m3 -
- tulangan 2.155,09 kg -
- bekisting 102,60 m2 -
218

4 Balok struktur BS-20/50


- beton 6,86 m3 -
- tulangan 1.713,43 kg -
- bekisting 82,32 m2 -
5 Plat atap (daag) 12 cm
- beton 22,14 m3 -
- tulangan 3.050,81 kg -
- bekisting 191,25 m2 -
6 Pasangan bata 67,65 m2 -
7 Plesteran 135,30 m2 -
8 Acian 135,30 m2 -
9 Cat dinding eksterior 67,65 m2 -
10 Cat plafon 178,75 m2 -
JUMLAH SUB - D -
E PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Lift barang kapasitas Bruto 1.000 kg - 3 lantai, lengkap terpasang 1,00 unit -
2 Perangkat tata suara + loadspeaker 1,00 unit -
3 Perangkat CCTV + kamera 1,00 unit -
4 Pekerjaan interior & Accessories dinding lantai 1 30,00 m2 -
4 Pekerjaan interior & Accessories plafon lantai 1 100,00 m2 -
5 Penangkal petir :
- pipa GIP 60 cm + penangkal petir 2,00 bh -
- kabel tembaga 16 mm + aksesoris 20,00 m -
- grounding pipa tembaga 2 m + aksesoris 1,00 bh -
- sumur grounding 10,00 m -
JUMLAH SUB - E -
F PENGADAAN KELENGKAPAN GEDUNG
1 Vertical blind dengan bahan solar screen + aksesoris 84,00 m2 -
1 Meja komputer 4,00 unit -
2 Kursi komputer 4,00 unit -
3 Komputer 4,00 unit -
4 Printer A3 1,00 unit -
JUMLAH SUB - F -
219

BAB XII. Bentuk – Bentuk Dokumen Standar


Lain

1. Bentuk Surat Penunjukan Penyedia Pekerjaan (SPPBJ)


2. Bentuk Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
3. Bentuk Jaminan Pelaksanaan dari Bank
4. Bentuk Jaminan Pelaksanaan dari perusahaan asuransi/penjaminan
5. [Bentuk Jaminan Uang Muka dari Bank (apabila diperlukan)]
6. [Bentuk Jaminan Pemeliharaan dari bank (apabila diperlukan)]
7. [Bentuk Jaminan Pemeliharaan dari perusahaan asuransi/penjaminan]
220

4. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA PEKERJAAN (SPPBJ)

[kop surat K/L/D/I]

Nomor : _________________ ___________, _______________ 20___


Lampiran : _________________

Kepada Yth.
_____________
di ____________

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan ____________


____________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudaran omor _____________


tanggal __________ perihal _____________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi]
sebesar Rp ___________________ (___________________) kami nyatakan diterima/disetujui.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Pekerjaan (SPPBJ) ini Saudara
diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani
Kontrak/Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun
berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara, akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun
2015.

Satuan Kerja _____________


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ________________

Tembusan yth, :
1. ______________[PA/KPA K/L/D/]
2. ______________[APIP K/L/D/]
3. ______________[Pokja Pemilihan]
......... dst
221

5. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

[kop surat satuan kerja K/L/D/I]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor:
Paket Pekerjaan:

Yang bertanda tangan di bawah ini:

[nama Pejabat Pembuat Komitmen]


[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
[alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian nomor tanggal ,


bersama ini memerintahkan:

[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh:

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: ;

2. Tanggal mulai kerja: ;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan


Kontrak;
222

4. Waktu penyelesaian : selama ( ) hari kalender/bulan/tahun dan


pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal

5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan pelaksanaan/penyelesaian


pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar 1/1000
(satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak
sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Khusus Kontrak.

, 20

Untuk dan atas nama


Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP:

Menerima dan menyetujui: Untuk dan atas

nama

[tandatangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha] [jabatan]


223

6. Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai JAMINAN PELAKSANAAN
No.

Yang bertanda tangan dibawah ini: dalam


Jabatan selaku dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama _ [nama bank] berkedudukan di
[alamat]

Untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : [nama PPK]
Alamat :

Selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Pelaksanaan atas pekerjaan
berdasarkan Surat Penunjukan Penyedia Pekerjaan/Jasa (SPPBJ)No.
tanggal ,apabila:
Nama : [nama Penyedia]
Alamat :

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan
baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang
Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama ( ) hari kalender, dari tanggal
s.d.
224

Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan


melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
2. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari
Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
3. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
4. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
5. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor
Pengadilan Negeri .

Dikeluarkan di :
Pada tanggal :

[Bank]

Materai Rp. 6000,00

Sebagai konfirmasi, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
[bank]
[Nama dan Jabatan]
menghubungi
225

7. Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

NomorJaminan: Nilai:

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: [nama],


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada [nama PPK],
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
(terbilang )

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan
pekerjaan sebagaimana ditetapkan berdasarkan Surat
Penunjukan Penyedia Pekerjaan (SPPBJ) No. tanggal
untuk pelaksanaan pelelangan pekerjaan
yang diselenggarakan oleh PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan efektif mulai dari
tanggal sampai dengan tanggal

4. Jaminan ini berlaku apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan


baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahanTERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasarkan Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUHPerdata.
226

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di _
pada tanggal_

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp. 6000,00

[Nama dan Jabatan] [Nama dan Jabatan]

Sebagai konfirmasi, pemegang


Jaminan disarankan untuk
menghubungi [Penerbit
Jaminan]
227

8. Bentuk Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai JAMINAN UANG MUKA
No.

Yang bertanda tangan dibawah ini: dalam


Jabatan selaku dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama [nama bank] berkedudukan di
[alamat]

Untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : [nama PPK]
Alamat :

selanjutnya disebut: PENERIMAJAMINAN

sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama Penyedia]
Alamat :

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, Yang Dijamin lalai/tidak memenuhi
kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada Penerima Jaminan
atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen
Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama ( ) hari kalender, dari tanggal
s.d.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
228

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang
Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat
(Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasarkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak
memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang HukumPerdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .

Dikeluarkan di :
Pada tanggal :

[Bank]

Materai Rp. 6000,00

Sebagai konfirmasi, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk
menghubungi [bank]
[Nama dan Jabatan]
229

9. Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai JAMINAN PEMELIHARAAN
No.

Yang bertanda tangan dibawah ini: dalam


Jabatan selaku dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama [nama bank] berkedudukan di
[alamat]

untukselanjutnyadisebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : [nama PPK]
Alamat :

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp
(terbilang ) dalam bentuk
garansi bank sebagai Jaminan Pemeliharaan atas pekerjaan
berdasarkan Kontrak No. tanggal , apabila:
Nama : [nama Penyedia]
Alamat :

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya
kepada Penerima Jaminan untuk melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Berlaku selama ( ) hari kalender, dari tanggal
s.d.
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
230

tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari
Penerima Jaminan berdasarkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera
janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri .

Dikeluarkan di :
Pada tanggal :

[Bank]

Materai Rp. 6000,00

Sebagai konfirmasi, pemegang


Garansi Bank disarankan untuk

[Nama dan Jabatan]


menghubungi [bank]
231

7. Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan

[Kop Penerbit Jaminan]


JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: Nilai:

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: [nama],


[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
[nama penerbit jaminan], [alamat]
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada [nama PPK],
[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
(terbilang )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak
No. tanggal dari PENERIMA JAMINAN.
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ( ) hari kalender dan
efektif mulai dari tanggal sampai dengan tanggal
4. Jaminan ini berlaku apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUHPerdata.
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Sebagai konfirmasi, pemegang
Jaminan disarankan untuk
menghubungi [Penerbit
Dikeluarkan di _
Jaminan]
pada tanggal

TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp. 6000,00

[Nama & Jabatan] [Nama & Jabatan]

Anda mungkin juga menyukai