SISTEM KONEKSI
PENDAHULUAN
Proses penyatuan komponen-komponen struktur beton pracetak menjadi sebuah struktur
bangunan yang monolit merupakan hal yang amat penting dalam mengaplikasikan teknologi
beton pracetak. Material yang harus disatukan terdiri dari dua jenis. Yang pertama adalah
penyatuan material beton dan yang kedua adalah penyatuan material baja. sambungan
antarkomponen pracetak tidak hanya berfungsi sebagai penyalur beban tetapi juga harus
mampu secara efektif mengintegrasi komponen-komponen tersebut sehingga struktur secara
keseluruhan dapat berperilaku monolit. Gaya-gaya yang harus disalurkan dalam struktur
bangunan adalah gaya horizontal, yaitu gaya yang timbul akibat beban horizontal (beban
angina, beban gempa) dan gaya vertikal, yaitu gaya yang dutimbulkan akibat beban gravitasi
(berat sendiri komponen).
Penempatan sambungan antarkomponen beton pracetak harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga terletak pada suatu tempat dimana momen yang terjadi relatif kecil dan hanya
sedikit komponen yang harus disatukan. Mengingat mahalnya biaya dan waktu yang
dibutuhkan untuk proses penyambungan, sebaiknya diusahakan sesedikit mungkin melakukan
penyambungan karena hal tersebut akan menambah durasi keseluruhan suatu proyek. Salah
satu cintihnya adalah komponen beton pracetak kolom. Jika memungkinkan (tergantung tinggi
bangunan), sebaiknya kolom diproduksi secara menerus (tanpa sambungan) dari kolom lantai
dasar sampai dengan lantai paling atas.
PEMILIHAN SAMBUNGAN
Metode yang digunakan dalam usaha menyatukan komponen-komponen beton pracetak
dibedakan menjadi dua. Yang pertama, dengan menggunakan sambungan kering. Sedangkan
yang kedua adalah dengan sambungan basah. Metode sambungan kering adalah metode
penyambungan komponen beton pracetak di mana sambungan tersebut dapat berfungsi secara
efektif. Yang termasuk dalam metode ini adalah alat sambung berupa las dan baut. Sambungan
basah adalah metote penyambungan komponen beton pracetak di mana penyambungan
tersebut baru akan berfungsi secara efektif setelah beberapa waktu tertentu. Yang termasuk
dalam jenis ini adalah sambungan in-situ concrete joint. Masing-masing metode tersebut di atas
mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga pemanfaatannya disesuaikan dengan kondisi
yang ada.
Pemilihan metode dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:
Sistem Struktur
Rangka bangunan yang terbentuk oleh kolom tanpa ada sambungan di sepanjang kolom
biasanya dengan ketinggian tidak lebih dari 30 meter. Hal ini disebabkan karena berat
sendiri komponen tersebut. Dengan bertambah panjangnya kolom maka akan
bertambah pula beratnya. Jika ini terjadi maka diperlukan peralatan dengan kapasitas
angkat yang lebih besar (belum tentu peralatan tersebut tersedia). Dengan demikian
dimensi ukuran komponen beton pracetak tergantung dari peralatan yang tersedia di
daerah di mana lokasi proyek tersebut berada.
Metode Erection
Dalam penyatuan komponen beton pracetak dikenal dua metode erection, yaitu
metode vertikal dan metode horizontal. Metode vertikal adalah penyatuan komponen
beton pracetak pada arah vertikal ke atas sehingga sambungan-sambungan yang
dilaksanakan harus segera berfungsi secara efektif karena akan segera menerima dan
menyalurkan beban yang dipikul. Berbeda dengan metode horizontal, cara ini
memberikan kelonggaran waktu sebelum sambungan tersebut menerima beban.
Dengan demikian pemilihan alat sambung dipengaruhi oleh metode erection yang
digunakan.
Sebuah sambungan diharapkan dapat menyalurkan beban-beban yang bekerja
dengan sempurna. Hal tersebut dapat dicapai apabila sambungan bersifat kaki (rigid)
SAMBUNGAN BASAH
Sambungan basah dapatdibedakan menjadi dua, yaitu:
1. In-situ concrete joint
Sambungan jenis ini dapat diaplikasikan pada komponen-komponen beton
pracetak:
Kolom dengan kolom
Kolom dengan balok
Plat dengan balok
Metode pelaksanaannya adalah dengan melakukan pengecoran pada pertemuan dari
komponen-komponen tersebut. Diharapkan hasil dari tiap komponen tersebut dapat
menyatu. Sedangkan untuk cara penyambungan tulangan dapat digunakan coupler
ataupun overlapping.
2. Pre-Packed Aggregate
Cara penyambungan jenis ini adalah dengan menempatkan aggregate pada
bagian yang akan disambung dan kemudian dilakuan injeksi air semen pada
bagian tersebut dengan menggunakan pompa hidrolis sehingga air semen
tersebut akan mengisi rongga dari aggregate terebut.
SAMBUNGAN KERING
Jenis sambungan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Sambungan Las
Alat sambung jenis ini menggunakan plat baja yang ditanam dalam beton
pracetak yang akan disambung. Kedua plat ini selanjutnya disambung dengan
bantuan las. Melalui plat baja inilah gaya-gaya akan diteruskan ke komponen
yang terkait. Setelah pekerjaan pengelasan dilanjutkan dengan menutup plat
sambung tersebut dengan adukan beton yang bertujuan untuk melidungi plat
dari korosi.
2) Sambungan Baut
Pada penyambungan dengan cara ini juga diperlukan plat baja di kedua elemen
beton pracetak yang akan disatukan. Kedua komponen tersebut disatukan
melalui plat tersebut dengan cara sambung berupa baut dengan kuat Tarik
tinggi. Selanjutnya plat tersebut di cor dengan adukan beton guna melindungi
dari kososi.
SAMBUNGAN PRESTRESSED
Sambungan komponen beton pracetak dapat dilakukan dengan
prestressed.