untuk
Pekerjaan :
BAB I
UMUM
A.
Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).
B.
Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan dokumen penawaran.
C.
Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai berikut:
Pekerjaan
Konstruksi
- Kontrak
Harga Satuan
:
:
- HEA
- LDP
- LDK
- APIP
- Penyedia
- Sub penyedia
:
:
- Kemitraan/Kerja
Sama Operasi
(KSO)
Surat Jaminan
- Hari
- Daftar kuantitas
dan harga
- Harga Perkiraan
Sendiri (HPS)
Pekerjaan
Utama
- Mata Pembayaran
Utama
- Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)
Harga Satuan
Dasar (HSD)
- Metode
pelaksanaan
pekerjaan
- Personil inti
- Bagian peker
jaan yang disub
kontrakan
- Masa Pelaksa
naan (jangka
waktu
pelaksanaan)
- K/L/D/I
- PA
- KPA
- ULP
- Pokja ULP
- PPK
- SPPBJ
- TKDN
- RK3K
- LPSE
- Aplikasi SPSE
- Form Isian
Elektronik
- Form Isian
Elektronik Data
Kualifikasi
: Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yg digunakan penyedia barang/jasa untuk
menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi.
D.
Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam
LDP.
E.
Pelelangan Umum ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usahatunggal
atau kemitraan/KSO.
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
1.1
1.2
2. Sumber Dana
Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP
3. Peserta
3.1
Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan penawaran atas
paket pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.
3.2
Pelelangan Umum pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
penyedia pelaksana konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang memenuhi kualifikasi.
3.3
Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai diatas Rp.2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha Menengah yang
kemampuan dasarnya (KD) memenuhi syarat.
3.4
Pelelangan paket pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada 3.3 dapat dikerjakan
oleh penyedia jasa dengan kualifikasi besar apabila:
a.
b.
pelelangan gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi menengah yang
mendaftar; dan/atau
peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan dilelangkan tidak dapat
dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi menengah.
3.5
Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dan harus melakukan kerja sama usaha
dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, dalam hal terdapat perusahaan
nasional yang memiliki kemampuan dibidang yang bersangkutan.
3.6
3.7
Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO, baik dengan perusahaan nasional maupun
asing maka peserta harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut.
3.8
3.9
3.10 Penyedia jasa yang bermitra/KSO untuk memenuhi jenis pekerjaan yang dilelangkan dapat
terdiri dari penyedia jasa konstruksi umum (general), spesialis, mekanikal/elektrikal,
dan/atau keterampilan tertentu.
3.11 Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan nasional dalam
bentuk kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
4. Larangan Korupsi,
Kolusi, dan
Nepotisme (KKN),
Penyalahgunaan
4.1
Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi
etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:
Wewenang serta
Penipuan
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil Pelelangan
Umum, sehingga mengurangi/ menghambat/memperkecil/ meniadakan persaingan
yang sehat dan/atau merugikan pihak lain sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan pekerjaan, dan/atau spesifkasi
teknis/barang yang ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/ Jasa yang berada dalam 1
(satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak
benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.
4.2
Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses Pelelangan Umumatau
pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.
5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan
5.1
Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang memiliki/
melakukan peran ganda atau terafiliasi.
Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana/pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya;
d. Pengurus koperasi pegawai dalam suatu Kementerian/ Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti
Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota
Pokja ULP atau pejabat yang berwenang menetapkanpemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun
tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh per seratus)
pemegang saham.
6.
6.1
Alih Pengalaman
dan Pendayagunaan Produksi
Dalam Negeri
5.2
Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) penyedia jasa pelaksana konstruksi
diwajibkan memberikan alih pengalaman/keahlian kepada peserta didik bidang konstruksi
melalui sistem kerja praktek/magang sesuai dengan jumlah peserta didik
yang
diusulkan dalam dokumen penawaran.`
6.2
6.3
6.4
7. Satu Penawaran
Tiap Peserta
7.1
Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/ KSO hanya
boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.
7.2
8.1
8.2
Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan yang ditentukan dalam pengumuman.
8.3
Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam pendaftaran dan
pengambilan dokumen.
9.1
Dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi terdiri dari dokumen pemilihan dan dokumen
kualifikasi
9.2
B. Dokumen Pengadaan
8. Pengambilan
Dokumen
Pengadaan
9. Isi Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi
a.
b.
c.
d.
Umum
Instruksi Kepada Peserta;
Lembar Data Pemilihan;
Contoh Bentuk Dokumen Penawaran meliputi:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO);
4) DokumenPenawaranTeknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran Asli;
7) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik Satuan Pekerjaan pada saat
klarifikasi kewajaran harga terhadap penawaran di bawah 80% HPS akan
diminta,untuk kepentingan evaluasi dan tidak menjadi bagian dari ketentuan
kontrak.
9.4
9.5
Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis mengenai isi Dokumen Pengadaan
kepada Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
9.6
Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan penjelasan yang diajukan peserta
secara tertulis.
11. Pemberian
Penjelasan
11.1
11.2
11.3
11.4
Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum dalam
LDP serta dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.
Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP menjelaskan kepada peserta mengenai:
a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan;
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f.
tata cara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i.
jenis kontrak yang akan digunakan;
j.
ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan
preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l.
risiko K3 yang mungkin timbul akibat pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan tentang asuransi.
12. Perubahan
Dokumen
Pengadaan
11.5
Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan dan keperluan peserta
ditanggung masing- masing peserta.
11.6
11.7
Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir atau yang bersedia menandatangani
BAPP, maka BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir.
11.8
Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada 11.6 terdapat hal- hal/ketentuan baru
atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke
dalam Adendum Dokumen Pengadaanyang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.
11.9
Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pengadaan.
11.10
Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam Dokumen
Pengadaan awal.
11.11
Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pengadaan (apabila ada).
11.12
11.13
11.14
Dalam hal pemberian penjelasan secara elektronik dilakukan sesuai dengan petunjuk
penggunaan aplikasi SPSE pada website LPSE.
12.1
Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir pemasukan penawaran, Pokja
ULP dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru
yang mempengaruhi ketentuan pemilihan maupun substansi Dokumen Pengadaan.
12.2
Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.
12.3
Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk mengambil salinan Adendum Dokumen
Pengadaan.
Peserta dapat mengambil salinan Adendum Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh
Pokja ULP atau mengunduhnya melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE)sebagaimana tercantum dalam LDP.
12.4
13.Tambahan Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran
Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat memberikan tambahan waktu untuk
memasukkan Dokumen Penawaran.
14.1
14.2
Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang ditanggung oleh peserta.
15.1
16.Dokumen
Penawaran
15.2
15.3
Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia
16.1
16.2
17.Harga Penawaran
Penawaran Administrasi;
Penawaran Teknis;
Penawaran Harga; dan
Data Kualifikasi.
surat penawaran;
Jaminan Penawaran asli;
daftar kuantitas dan harga;
surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila
dikuasakan);
surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
dokumen penawaran teknis. g. RK3K;
rekapitulasi perhitungan TKDN;
data kualifikasi; dan
Daftar Barang yang diimpor (apabila impor).
17.1
17.2
17.3
18.1
Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dalam LDP.
Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaandilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak
18.2
19. Masa
Berlaku 19.1
Penawaran
19.2
19.3
20. Bentuk Dokumen Dokumen Penawaran disampaikansecara elektronik, dan penyerahan dokumen penawaran asli
Penawaran
hanya dilakukan terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan (apabila ada).
21.Pakta Integritas
22. Pengisian
Kualifikasi
21.1
Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan dan akan melaporkan
terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk penyalahgunaan wewenang
dalam pengadaan pekerjaan konstruksi serta akan mengikuti proses pengadaan secara
bersih, transparan, dan profesional.
21.2
Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket pekerjaan melalui aplikasi
SPSE, maka peserta telah menandatangani Pakta Integritas, kecualiuntuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan usaha yang
ditunjuk mewakili Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta
integritas melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik data kualifikasi di
aplikasi SPSE.
Data 22.1
22.2
Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi form isian elektronik
data kualifikasi dalam aplikasi SPSE.
22.3
Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan ditandatangani oleh
peserta pengadaan, kecuali untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO) Pakta Integritas dan dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat
yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili
Kemitraan/KSO.
22.4
Peserta mengirimkan Data Kualifikasi melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP sesuai
jadwal yang ditetapkan.
22.5
Peserta dapat mengirimkan kekurangan data kualifikasi melalui fasilitas pengiriman data
kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE sebelum batas akhir pemasukan data
kualifikasi.
23.Jaminan Penawaran
22.6
Data Kualifikasi harus disampaikan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP paling
lambat pada waktu yang ditentukan oleh Pokja ULP.
22.7
Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas akhir waktu
pemasukan penawaran
22.8
Data Kualifikasi dapat dibuka pada saat Data Kualifikasi diterima Pokja ULP pada
aplikasi SPSE.
23.1
23.2
Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang mengikuti pengadaan secara elektronik
wajib diterima Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
23.3
23.4
nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja
ULP yang mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i.
23.5
Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan pemenang cadangan akan dikembalikan
setelah pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani
kontrak.
23.6
Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai pemenang pelelangan
dan pemenang cadangan akan dikembalikan setelah penandatanganan kontrak.
23.7
D. Dokumen Penawaran
24. Pemasukan dan
Cara Penyampaian Dokumen
Penawaran
24.1
24.2
24.3
24.4
Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui aplikasi sistem pengadaan secara
elektronik (SPSE) pada melalui website LPSE paling lambat pada waktu yang ditentukan
dalam LDP
26.1
Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta pada waktu dan tempat sebagaimana
tercantum dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi.
26.2
26.3
Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP
menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam.
26.4
Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta
sebagai saksi, maka pembukaan DokumenPenawaran tetap dilanjutkan dengan
menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
26.5
26.6
Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) maka dilanjutkan dengan
klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya terhadap penawaran yang masuk.
26.7
26.8
26.9
Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan penawaran.
26.10
Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran yang paling kurang memuat:
a.
b.
c.
d.
26.11
Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka penyebab penundaan
tersebut harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.
26.12
Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota Pokja ULP
yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
26.13
26.14
Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen
Penawaran dan Pokja ULP dapat mengunggah Salinan tersebut melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE) sebagaimana tercantum dalam LDP yang dapat
diunduh oleh masing-masing peserta.
26.15
Tata cara pembukaan dokumen penawaran sesuai petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.
27.1
27.2
27.3
28. Hak Menolak atau
Menerima
Penawaran
29.Evaluasi
Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan proses pelelangan, menerima atau
menolak penawaran atau semua penawaran setiap saat sebelum penandatanganan kontrak, dan
tidak dapat diminta bertanggung jawab apapun kepada penawar atau berkewajiban untuk
menginformasikan kepada penawar alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan, semua
penawaran khususnya jaminan penawaran segera dikembalikan kepada penawar.
29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.
29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi dokumen penawaran adalah data yang
diunggah (upload) pada aplikasi system pengadaan secara elektronik, sesuai dengan
data syarat-syarat yang tertulis dalam dokumen pengadaan.
29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen elektronik berbeda isi dan tidak saling
melengkapi serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian, pengubahan, atau
penambahan dokumen, maka dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah dokumen
yang diupload paling akhir. Tetapi jika waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling akhir.
29.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat
kesalahan pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang mengakibatkan dokumen
tersebut tidak dapat dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen elektronik
tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat.
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan:
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga
tetap dibiarkan kosong;
29.6
29.7
28.8
29.9
29.10
29.11
29.12
29.13
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol serta sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain.
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan berbeda dengan daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
dan harga satuan pekerjaan menggunakan harga yang tercantum dalam penawaran.
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a sampaidengan huruf e dilakukan klarifikasi
kepada penyedia.
Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai penawaran sehingga urutan peringkat
dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat semula.
Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.
Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP menyusun urutan dimulai dari nilai
penawaranterendah terkoreksi.
Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
sebagaimana tercantum dalam LDP.
Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai dari penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik.
Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang menawar
harga di bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.
Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi mengganti dan/atau mengubah kriteria
dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh penawar yang berhak,pada waktu yang telah
ditentukan, untuk paket pekerjaanyang dilelangkan, memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan meliputi syarat administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan dan harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan yang mempengaruhi lingkup, kualitas
dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang
memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
b.
c.
d.
e.
f.
29.15
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari
Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan persyaratan
yaitu:
(a) peserta terlibat KKN (yang dilakukan oleh badan usaha non kecil);
(b) peserta menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
harga penawarannya di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam
hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran telah
diklarifikasi dan dikonfirmasi secara tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminan.
c) surat kuasa (apabila dikuasakan):
(1) Harus ditandatangani direktur utama/ pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum dalam akte pendirian/anggaran
dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh anggota
kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja sama.
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan data kualifikasi;
(2) mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
(3) mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
(4) mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta kemitraan/ KSO.
e) dokumen penawaran teknis. (akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan
kriteria persyaratan teknis pada tahap evaluasi teknis)
Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secaratertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah substansi;
peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi, Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi administrasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila ada);
apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
pelelangan dinyatakan gagal.
Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan ini;
1)
2)
3)
1
HEA
HP
1 KP
HEA =
KP =
28.17
31. Pembuktian
Kualifikasi
30.1
Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang pelelangan dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 (apabila ada).
30.2
30.3
Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta anggota kemitraan/KSO
sebelum pemasukan penawaran, apabila tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih
lanjut.
30.4
Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kualifikasi.
30.5
Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan
gagal.
31.1
31.2
Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dari dokumen
asli atau Salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan
meminta salinan dokumen tersebut.
31.3
Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila
dokumen yang digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih diragukan kebenarannya.
31.4
Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dan telah diberikan kesempatan
serta tenggang waktu yang cukup, maka peserta digugurkan dan Jaminan Penawaran
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.
31.5
31.6
apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.
Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga) dilakukan dengan ketentuan:
a. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar dari urutan terendah pertama setelah
koreksi aritmatik yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga
untuk dilakukan negosiasi;
c. Apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaran terendah pertama tidak tercapai
kesepakatan, maka penawarannya dinyatakan gugur dan dilanjutkan negosiasi terhadap
penawaran terendah kedua, apabila ada.
F. Penetapan Pemenang
33. Penetapan
Pemenang
33.1
33.2.
33.3
Dalam hal hasil evaluasi peserta akan diusulkan sebagai pemenang pada beberapa
paket pekerjaan, dan sisa kemampuan menangani paket (SKP) tidak mencukupi maka
dilakukan klarifikasi untuk memilih paket pekerjaan berdasarkan pilihan penyedia jasa
setelah mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan personil.
33.4
Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam
waktu penetapan pemenang bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur;
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat dikecualikan dengan syarat waktu
penggunaan alat tidak tumpeng tindih (overlap), ada peralatan candangan yang
diusulkan dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat, dan/atau kapasitas
dan produktifitas peralatan secara teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu)
paket pekerjaan;
c. menawarkan personil yang sama pada masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur;
d. Ketentuan pada huruf c hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan konstruksi, dikecualikan apabila personil yang diusulkan
penugasannya sebagai Kepala Proyek atau ada personil cadangan yang diusulkan
dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat;
e. menawarkan personil yang sedang bekerja di paket lain, maka pada saat
akan ditetapkan sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat pada paket lain.
33.5
33.6
33.7
34. Pengumuman
Pemenang
Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada
masyarakat di website layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) sebagaimana tercantum
dalam LDP dan papan pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya:
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi untuk seluruh peserta
yang dievaluasi dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran yang dinyatakan
gugur dari substansi yang dievaluasi (alasan gugur administrasi/teknis/harga/ kualifikasi)
35.Sanggahan
35.1
35.2
35.3
35.4
35.5
35.6
Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK atau disampaikan dan diterima
diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.
36.1
Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan
tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2
36.3
36.4
36.5
Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukan pemenang dapat
dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa
surat penawaran dan Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.
36.6
36.7
36.8
a. pada Pelelangan Umum, paling lambat 6 (enam) hari kalender setelah pengumuman
penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan;
b. pada Pemilihan Langsung, paling lambat 4 (empat) hari kalender setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan; atau
c. Dalam hal Pemilihan Langsung, paling lambat 2 (dua) hari kalender setelah semua
sanggahan dijawab.
Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa penyedia harus menyiapkan
Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.
37.Kerahasiaan Proses
H. Pelelangan Gagal
38. Pelelangan Gagal
37.1
Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh pokja ULP
secara independen.
37.2
37.3
Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses evaluasi dokumen penawaran atau
keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.
37.4
Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang.
38.3
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi
dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.
38.4
Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh
peserta.
38.5
Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti
(apabila diganti) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan gagal, untuk
menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;
39.3
Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat Jaminan Pelaksanaan diatur dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak.
J. Penandatanganan Kontrak
40. Penanda- tanganan
Kontrak
40.1
40.2
40.3
penyedia
menyerahkanJaminan
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi antara 80% (delapan
puluh perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) nilai total HPS adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai total HPS.
40.4
40.5
Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas tahun anggaran,
penandatanganan kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.
40.6
PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen
Kontrak.
40.7
40.8
40.9
Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia adalah Direksi
yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP dan
Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP)
dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan pada
Lembar Data Pemilihan (LDP)
LDP
B. Lingkup Pekerjaan
1.
a. Pokja ULP
b. Alamat
Website
: http://www.pu.go.id
3.
4.
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender/9
bulan.
C. Sumber Dana
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN Tahun Anggaran 2017
D. Pendayagunaan
Produksi Dalam
Negeri
E. Pemberian
Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan
2
F. Dokumen
Penawaran
1.
2.
2.
3.
4.
3.
4.
5.
5.
Identifikasi bahaya
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis/Tipe Pekerjaan
Tertimbun, tertimpa
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pemasangan Pipa Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit
Limbah
Tertimbun, tertimpa, terjatuh
Pekerjaan Grease Trap
Pekerjaan Bak Kontrol
Pekerjaan Manhole
Pekerjaan House Inlet
Pekerjaan Pengolahan Limbah
Pekerjaan pembongkaran dan
Rekondisi Jalan
Pengembalian bekas galian
6.
7.
Penyedia wajib menyampaikan dukungan pabrik untuk Pengadaan Pipa Air Limbah,
Manhole dan bangunan tangki aerator
G. Mata Uang
Penawaran dan
Cara Pembayaran
1.
2.
H. Masa Berlakunya
Masa berlaku penawaran selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.
Penawaran
I. Jaminan Penawaran
1.
2.
Jaminan Penawaran Asli berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari kalender yang
beraku sejak batas akhir pemasukan penawaran.
J. Penyampaian
L. Pembukaan
Dokumen
Penawaran
Pemasukan
Penawaran
Penawaran
M. Sanggahan, Dan
1.
2.
Sanggahan Banding
BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A.
B.
Lingkup Kualifikasi
Persyaratan
Kualifikasi
1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki surat izin usaha jasa konstruksi dan
sertifikat badan usaha dengan klasifikasi Bangunan Sipil sub klasifikasi Jasa
No
1
Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3
Pengalaman
Kerja Profesional
(tahun)
4
Profesi/
Keahlian
5
Ahli Madya Manajeman Proyek
(602)
Ahli Muda Manajeman Proyek
(602)
Ahli Muda Manajeman
Konstruksi (601)
1.
S1 Teknik Sipil
Project Manager
5 tahun
S1 Teknik Sipil
Site Manager
3 Tahun
S1 Teknik Sipil
Site Engineer
3 Tahun
Pelaksana
Perpipaan
3 tahun
Pelaksana
Perpipaan
3 tahun
S1 Teknik Sipil/
Teknik
Lingkungan
S1 Teknik Sipil/
Teknik
Lingkungan
4
5
6.
S1 Teknik Sipil
7.
S1 Teknik Sipil
8.
S1
9.
S1 Geodesi
Pelaksana
Bangunan
Pelaksana Jalan
Pelaksana
Keselamatan Kerja
Surveyor
3 tahun
3 tahun
3 tahun
3 tahun
Jumlah
1.
No
Excavator
Jenis
3 unit
2.
Dump Truck
Min 10 ton
5 unit
3.
Dump Truck
5 unit
3.
Vibrator Roller
3 unit
4.
Vibro Hammer
1 unit
5.
Wheel Loader
2 unit
6.
Truck Crane
10-11 T
3 unit
7.
Genset
15 KVA
3 unit
8.
Water Jet
1 unit
9.
Tandem Roller
2 unit
10.
P. Tyre Roller
2 unit
11.
Aspal Sprayer
2 unit
12.
Aspal Finisher
2 unit
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.
Nomor
:
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi
Satker Pengembangan Sistem PLP Provinsi Bali
di
......................................................
Perihal
Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor: ................................... tanggal
......................dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum
Dokumen Pengadaan, apabila ada], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten
Tabanan sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................) termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. [Surat Kuasa, apabila ada];
4. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan; dan
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
7. RK3K; dan
8. Dokumen isian kualifikasi; dan
9. Pakta Integritas
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang.
Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran,
maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO).........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan
Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)
..................................
(nama dan jabatan)
Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
10
CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha KSO]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
1.
Nama
Alamat Perusahaan
Jabatan
: ..................................
: ..................................
: .................................[Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]...[nama PT/CV/Firma]
2.
Nama
Alamat Perusahaan
Jabatan
: ..................................
: ..................................
: .................................[Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]...[nama PT/CV/Firma]
3. (dst.)
masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)] berdasarkan [Akta Notaris No.
...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No ......... tanggal
..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:
Nama (lead firm) : .................................... Alamat
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. .............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Pemberi Kuasa 1
....................................
(nama dan jabatan)
Pemberi Kuasa 2
Dst...
....................................
(nama dan jabatan)
...................................
(nama)
3.
Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam
hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4.
Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran maupun sepanjang masa
kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan
bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.
5.
Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan
penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah
pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
6.
Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada ..................................
[nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama
peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran) dari seluruh anggota
kemitraan/KSO.
7.
8.
Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan
kemitraan/KSO.
9.
Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di .. pada hari
.. tanggal .. bulan .., tahun ..
[Peserta 1]
(....)
[Peserta 3]
(....)
[Peserta 2]
(....)
[dst]
(....)
SURAT KUASA1
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: ..................................... [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan] .................. [nama
PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal
.................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada),
yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas nama kemitraan.. untuk
pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)
Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)
Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada yang mewakili
kemitraan
1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak, realistik dan tahapannya dapat
dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utamadan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir
dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
2. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum dalam LDP];
3. spesifikasi teknis[apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang ditetapkan]; dan
4. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan:
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa spesialis;
b. penawaran di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa
Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; atau
c. penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia
penyedia jasa yang dimaksud.
CONTOH
BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN
No.
1.
......
1. ......
2. ......
Dst.
2.
......
1. ......
2. ......
Dst.
Dst.
Dst.
Dst.
Catatan:
*) peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa lokasi
setempat untuk penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
Uraian Pekerjaan
TKDN
KDN
KLN
Total
Barang/Jasa
Gabungan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1A)
(1B)
(1C)
(1D)
(2A)
(2B)
(2C)
(2D)
(3A)
(3B)
(3C)
(3D)
(4A)
(4B)
(4C)
(4D)
(5A)
(5B)
(5C)
(5D)
(6A)
(6B)
(6C)
(6D)
(7A)
(7B)
(7C)
(7D)
(8A)
(8B)
(8C)
(8D)
(9A)
(9B)
(9C)
(9D)
(1)
Barang2
I.
(9E)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek
dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek
dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :
1.
% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)
2
3
X 100%
A.
NO
NAMA
BARANG/URAIAN
SPESIFIKASI
SATUAN
JUMLAH
TOTAL HARGA
diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.
HARGA
NEGARA ASAL
B.
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko
dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus menyampaikan
pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya
K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]
Nama Perusahaan
Kegiatan
: ..................
: ..................
halaman : .. / ..
NO
URAIAN PEKERJAAN
(1)
1
(2)
Pekerjaan galian pada basement
bangunan gedung dengan kondisi
tanah labil
IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun
SASARAN K3 PROYEK
(4)
Nihil kecelakaan fatal
PENGENDALIAN RISIKO K3
(5)
1.1 Penggunaan turap
(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja, dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah SDM
yang diperlukan dan kualifikasi
sesuai dengan yang dibutuhkan)
(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM
BIAYA (Rp)
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang digunakan sebagai acuan
..........................
Jabatan
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan
perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer proyek/kepala
proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
Emergency/
P3K
Kebakaran
kedaruratan
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat
: ..................
: ..................
: ..................
: ..................
halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO
NO
(1)
1
URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada basement
bangunan gedung dengan kondisi
tanah labil
IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun
KEKERAPAN
KEPARAHAN
(4)
3
(5)
3
TINGKAT
RISIKO
SKALA PRIORITAS
(6)
9
(Tinggi)
(7)
1
PENGENDALIAN
RISIKO K3
PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)
(8)
(9)
Dst.
Pengawas
lapangan/ quality
engineer
Kolom (9)
: Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang digunakan sebagai acuan
: ..................
: ..................
: ..................
: ..................
SASARAN KHUSUS
NO
URAIAN PEKERJAAN
(1)
1
(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan
gedung dengan kondisi
tanah labil
PENGENDALIAN
RISIKO
PROGRAM
INDIKATOR
PENCAPAIAN
MONITORING
PENANGGUNG
JAWAB
URAIAN
TOLOK UKUR
SUMBER DAYA
JANGKA WAKTU
(3)
1.1. Penggunaan
turap
(4)
Seluruh pekerjaan
galian dipastikan
memenuhi prinsip
keselamatan
(5)
Penggunaan
turap memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan quality
enginering)
(6)
- Bahan (Turap,
peralatan kerja,
dll yang terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan
(7)
Sebelum bekerja
harus
sudah
lengkap
(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi
(9)
Checklist
(10)
Pengawas
/petugas terkait
1.2. Menggunakan
metode
pemancangan
Tersedianya
metode
Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan
Dokumen
(manual
instruction/petu
njuk kerja
Sesuai jadwal
pelaksanaan
Tertib
melaksanakan
sesuai metode
Checklist
Quality Enginering
1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian
Tersedianya
instruksi kerja
Sesuai dengan
instruksi kerja
Dokumen
petunjuk kerja
Sesuai jadwal
pelaksanaan
Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja
Checklist
Quality Enginering
SASARAN KHUSUS
NO
URAIAN PEKERJAAN
(1)
(2)
PENGENDALIAN
RISIKO
URAIAN
TOLOK UKUR
PROGRAM
SUMBER DAYA
JANGKA WAKTU
INDIKATOR
PENCAPAIAN
MONITORING
PENANGGUNG
JAWAB
(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan dan
barikade
(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade standar
(5)
Rambu dan
barikade standar
(Dicari contor dari
jasa marga,
NFPA)
(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan
(7)
Sebelum bekerja
harus
sudah
lengkap
(8)
100% sesuai
standar
(9)
Checklist
(10)
Petugas K3
1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan
Instruktur,
program,
materi/modul,
tes
pemahaman,
dan peserta.
Sebelum bekerja
harus
sudah
terlatih
Evaluasi hasil
penyuluhan/pelatih
an
Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar
- SNI helm,
masker & sepatu
(Dicari)
- Jumlah pekerja
Masker, sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala
Sebelum bekerja
harus
sudah
lengkap
100% sesuai
standar
Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama pekerjaan
galian berlangsung
Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel
2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D.
(Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2.
(sasaran dan program K3).
F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur
sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk
diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]
( )
Penyedia Jasa
C.
CONTOH
Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran
No.
: ....................
: ....................
Uraian
(1)
(2)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum5
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)
Satuan
Kuantitas/
Koefisien
(3)
(4)
Harga Satuan
Dasar
(Rp)
(5)
Harga
(Rp)
(6)
.........
.........
.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........
Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80% dari HPS
URAIAN
SATUAN
HARGA
KETERANGAN
Catatan:
1. Hanya satuan dasar yang disampaikan harus sesuai dengan daftar analisa harga satuan pekerjaan
2. Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80% dari HPS
Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
I.
Yang bertanda tangan dibawah ini: . dalam jabatan selaku .... dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama .. [nama bank] berkedudukan di ......... [alamat] untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat : ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ....(terbilang .......) sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk
pelelangan pekerjaan ......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat : ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender, dan efektif mulai dari tanggal
.... [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang
Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
5.
6.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih
dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
: ....
Pada tanggal: ....
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]
....
[Nama dan Jabatan]
J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN (Hanya Untuk Badan Usaha
Kecil)
CONTOH
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan : ....
Nilai : ....
1.
Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : [nama],.... [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan [nama penerbit jaminan],...... [alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada [nama Pokja ULP], . [alamat] sebagai
pelaksana pelelangan pekerjaan .........., selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
.... (terbilang .................)
2.
Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut
di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. Terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
3.
Surat Jaminan ini berlaku selama . (..) hari kalender dan efektif mulai tanggal [diisi sesuai
dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
4.
PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan secara
tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.
5.
Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak
istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
6.
Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
Jabatan
Bertindak
untuk dan atas
nama
Jabatan
Bertindak
untuk dan atas
nama
2. Nama
[Nama Penyedia]
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
Jabatan
Bertindak untuk
dan atas nama
Alamat
No. Telepon
...............
No. Fax
...............
...............
A. Data Administrasi
1.
Nama (PT/CV/Firma/
lainnya)
atau
2. Status
3.
4.
Pusat
Cabang
No. Telepon
No. Fax
No. Telepon
No. Fax
B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha
: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:
: a. Nomor
b. Tanggal
:
3. Instansi pemberi
D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
4. Surat Izin .........
5. Masa berlaku izin
: c. Nomor
d. Tanggal
:
Nama
No. KTP
No. KTP
G.
Nama
Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)
No.
Nama
No. KTP
Persentase
2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c
H. Data Personil Inti (Tenaga ahli badan usaha)
I.
No
Nama
Tgl/bln/thn
lahir
Tingkat
Pendidikan
Jabatan dalam
pekerjaan
(posisi)
5
Pengalaman
Kerja (tahun) 6
Profesi/
keahlian
Tahun
Sertifikat/
Ijazah
8
Data Peralatan
No.
Jenis
Peralatan
Jumlah
Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4
Merk
dan
tipe
Tahun
pembuatan
Kondisi
(%)
Lokasi
Sekarang
Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/ Lainnya)
pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan
Tahun Anggaran)
J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai klasifikasi/subklasifikasi yang
dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)
No.
Nama
Paket
Pekerjaan
Klasifikasi/Sub
klasifikasi
Pekerjaan
Lokasi
Tanggal Selesai
Menurut
Kontrak
Nama
Alamat dan
Telepon
Nomor
dan
Tanggal
Nilai
(Rp)
Kontrak
BA
Serah
Terima
(PHO)
10
K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N
bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas / Pejabat
Pembuat Komitmen
No.
Nama Paket
Pekerjaan
Lokasi
Kontrak/Subkontrak
Tanggal Selesai
Menurut
Nama
Alamat dan
Telepon
Nomor dan
Tanggal
Nilai (Rp)
Kontrak
BA Serah
Terima
(PHO)
L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (untuk perhitungan SKP = KP - jumlah paket yang sedang
dikerjakan)
Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
No.
Nama Paket
Pekerjaan
Lokasi
Kontrak
Nama
Alamat
/Telepon
Nomor dan
Tanggal
Nilai
(Rp)
Rencana
tanggal kontrak
berakhir
8
M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
:
Tanggal
:
Nama Bank :
Nilai
: Rp . (
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui
bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang
saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan
secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
PT/CV/Firma/ atau lainnya
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI
bukan
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib mengisi
formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian
formulir kualifikasi sebagai berikut:
A.
Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta
berstatus kantor cabang.
B.
Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
C.
D.
Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
E.
F.
G.
Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa
dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak.
H.
Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan
yang diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.
I.
Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan,
kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/ dukungan sewa (dapat diisi sebagai
milik sendiri/ sewa beli/ sewa/ kontrak atau lainnya yang tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masingmasing fasilitas/ peralatan/ perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan utama yang dilelangkan
sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti
status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.
J.
K.
L.
M.
Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan serta nilai dukungan
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.
N.
Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian
kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A.
Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi. Data Kualifikasi yang akan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi disampaikan oleh pejabat yang
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO.
2.
memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;
3.
4.
salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;
5.
memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat Keterangan Fiskal (SKF);
6.
memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi Penyedia
Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
7.
Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai/sejenis untuk badan usaha non
kecil;
8.
memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan;
9.
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan
pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam hal kemitraan yang
menyampaikan surat dukungan keuangan hanya lead firm;
11. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/ kompleksitas yang setara,
dengan ketentuan :
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh)
tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan, nilai kontrak dan status peserta pada saat
menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang (present value)
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
NPs
Npo
Io
Is
a.
B.
SKP
KP
=
=
C.
Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk membubuhi materai
senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).
D.
Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat meminta peserta untuk
menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.
E.
Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran.
F.
Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan, yang selanjutnya
disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan ......................
tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.
tanggal . dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c.q Direktorat Jeneral Cipta Karya c.q Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor Tanggal. Tentang..
[nama satuan kerja PPK] selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
: ...................... [nama wakil penyedia]
Jabatan
:....................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ......................
[alamat penyedia]
Akta Notaris
Nomor
:...................... [sesuai akta notaris]
Tanggal
:...................... [tanggal penerbitan akta]
Notaris
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]
yang bertindak untuk dan atas nama ......... [nama Badan Usaha] selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2015 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c)
Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta
telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang
diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini masingmasing pihak :
1)
2)
3)
4)
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket
pekerjaan.. (ditulis nama paket pekerjaan) dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam
lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.
(ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut)
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga penawaran
terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas nama penyedia : ...............;
(Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-masing Tahun Anggarannya).
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan
dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
a.
b.
7)
8)
9)
menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam
Kontrak;
meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
yang dirinci dalam Kontrak;
memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas
dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
kerja PPK maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]
[nama lengkap]
[jabatan]
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan, yang selanjutnya
disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan ......................
tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.
tanggal . dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c.q Direktorat Jeneral Cipta Karya c.q Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor Tanggal. Tentang..
[nama satuan kerja PPK] selanjutnya disebut PPK, dengan:
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua kewajiban
terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ......... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil
kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di ......... [alamat Penyedia wakil kemitraan],
berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2015 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a)
telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b)
PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c)
Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta
telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrak ini;
(d)
PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang
diwakili;
(e)
PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini masingmasing pihak :
4)
telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan semua ketentuan
dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam
lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
(ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut)
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga penawaran
terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ....... atas nama penyedia : ......;
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan
dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada
Penyedia;
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam
Kontrak;
meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ........ (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas
dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
kerja PPK maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]
[nama lengkap]
[jabatan]
[nama lengkap]
[jabatan]
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1.
Definisi
1.1
1.2
1.3
1.4
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
1.5
1.6
1.7
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada Institusi lain
yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
1.8
1.9
1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional
maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
1.12 Kontrak Pengadaan Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
(dapat dijabat oleh PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara tertulis kepada
Penyedia), terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan
dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan
yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang
terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP.
1.20 Mata Pembayaran Utama adalah Mata pembayaran yang pokok dan penting
yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per seratus) dari
seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam Dokumen Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satuan jenis pekerjaan tertentu per
satu satuan tertentu.
1.22 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode/cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap
pelaksanaan yang sistimatis dari awal sampai akhir dan dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan ditempatkan secara
penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
penawaran serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang diterbitkan oleh PPK kepada
penyedia barang/jasa untuk memulai melaksanakan pekerjaan
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah jangka waktu untuk
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka waktu yang sudah terinci
berdasarkan masa pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan lapangan
bersama dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai melaksanakan pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik
sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau
penyedia dalam periode pelaksanaan kontrak.
1.33 Kegagalan
2.
Penerapan
SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak
dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat Perjanjian.
3.
3.1
3.2
3.3
4.1
4.
Larangan Korupsi,
Kolusi dan
Nepotisme (KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan
4.2
4.3
5.
6.
Asal Material/
Bahan
Korespondensi
4.4
4.5
PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5.1
5.2
6.1
6.2
7.
Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini
oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang
disebutkan dalam SSKK.
8.
Pembukuan
9.
Perpajakan
10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini.
10.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.
11. Pengabaian
Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan tertentu
Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi pengabaian
terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika
dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang
melakukan pengabaian.
Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil dan
subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.
Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam Surat
Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.
14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan
15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu ada
pekerjaan sementara yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan (no objection) untuk
dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara ini tidak
melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah
17. Penemuanpenemuan
Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang berwenang
semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan
kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundang-undangan dikuasai
oleh negara.
18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK,
Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi
kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan jalur
akses menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau
jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:
c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak tersedianya jalur akses untuk
digunakan oleh penyedia, harus ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain
penggunaan jalur akses tersebut.
A.
19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian
oleh Para Pihak atau yang ditetapkan dalam SSKK.
19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.
20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan
penyedia yang tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh
para pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada hambatan kepada
penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan
dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.
20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan penyedia
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
23. Rencana
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K)
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
program mutu;
rencana K3 Kontrak;
organisasi kerja;
tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja
yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.
25. Mobilisasi
25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai kebutuhan dan rencana
kerja.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.
26. Pemeriksaan
Bersama
26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat membentuk Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam
27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri
dalam negeri pada setiap Barang/ Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam negeri secara
periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan yang
ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan sanksi
sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya,
dan ditetapkan dalam SSKK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.
28.3 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan
Waktu
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam
berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak
yang menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas Pekerjaan
dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan
tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu
oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian pekerjaan (secara parsial)
yang ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara parsial, maka cara
pembayaran dan kewajiban pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.
34. Pengambilalihan
PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu
setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.
35. Pedoman
Pengoperasian dan
Perawatan/
Pemeliharaan
B.4 Adendum
36. Perubahan Kontrak
37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.
38. Perubahan
Kuantitas dan Harga
38.2 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk membayar
prestasi pekerjaan.
38.3 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah
lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka pembayaran
volume selanjutnya dengan menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.
38.4 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang, maka
harga satuan timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang
38.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus
a.
b.
c.
d.
e.
pekerjaan tambah;
perubahan disain;
keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
keadaan kahar.
39.4 PPK dapat menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti
kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani.
h) Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga terendah antara indeks harga jadwal awal dengan indeks
harga jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i)
41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat
PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar,
dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang
berwenang.
41.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban
Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan
Kahar.
41.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara
42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar.
42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia
sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:
ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada
PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;
dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan Pengawas Pekerjaan;
i.
j.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pelaksanaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:
43. Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis
43.3
a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan penanganan kontrak pada 43.2a
dan 43.2b, penanganan kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)
1)
2)
3)
4)
5)
Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
1)
2)
44. Peninggalan
B.
Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PPK
dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi :
g.
h.
i.
Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang
disebabkan penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat
tindakan atau kelalaian penyedia.
49. Perlindungan
Tenaga Kerja
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.
50. Pemeliharaan
Lingkungan
51. Asuransi
51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk :
52.2
53.4
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.
54. Kepemilikan
Dokumen
55.3 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam Kontrak
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan dilarang
diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.3
Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 25.000.000.000 (dua puluh lima
miliar) diwajibkan mengalokasikan alih pengalaman/keahlian dengan merekrut tenaga
magang dan/atau fresh graduante.
59.1 Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak
di lokasi kerja.
59.2 Penyedia setiap saat harus mengambil langkah-langkah yang patut diambil
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para personilnya.
59.5 Petugas yang bersangkutan harus memenuhi aturan dan persyaratan K3.
59.6 Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan tingkat resiko pekerjaan : diperlukan
Ahli K3 untuk pekerjaan beresiko tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk
pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
61. Jaminan
a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus
61.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan uang
muka sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;
61.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai dengan
pencapaian prestasi pekerjaan;
C.
62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Penawaran.
62.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali
atas persetujuan tertulis PPK.
62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/ penggantian personil inti
dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.
62.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka
D.
Kewajiban PPK
63. Fasilitas
PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau kemudahan
lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.
64. Peristiwa
Kompensasi
64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.
E.
65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak
sebesar harga kontrak.
65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya
65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
66. Pembayaran
c. Untuk usaha non kecil, Uang muka dapat diberikan paling tinggi 20%
(dua puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
d. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan :
1)
2)
66.2
66.4
1)
1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan (sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2)
67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja
dan dapat diperiksa oleh PPK.
67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah
formulir upah ditandatangani.
67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.
68. Perhitungan Akhir
69. Penangguhan
F.
Pengawasan Mutu
71.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan.
PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan
dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh
74.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang
75. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan
75.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung
semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun.
G.
Penyelesaian Perselisihan
76. Penyelesaian
Perselisihan
76.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak
77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi
....................
....................
....................
....................
....................(Project Manager)
C. Jenis Kontrak
D. Tanggal Berlaku
Kontrak
E.
Masa
Pelaksanaan
Masa Pelaksanaan selama: 240 (dua ratus empat puluh) hari terhitung sejak
tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK
F.
Masa
Pemeliharaan
Masa Pemeliharaan berlaku selama: 365 [tiga ratus enam puluh lima] hari
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi.
G. Perbaikan Cacat
Mutu
Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari keterlambatan adalah
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu
perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.
H. Umur Konstruksi
I.
Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan
Gambar
As
built
dan/atau
pedoman
pengoperasian
dan
perawatan/pemeliharaan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh)
hari kalender/bulan/tahun setelah tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan awal.
J.
Pembayaran
Tagihan
Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK untuk
pembayaran tagihan angsuran adalah 14 (empat belas) hari kalender terhitung
sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan
diterima oleh PPK.
K. Pencairan
Jaminan
L.
Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan
M. Kepemilikan
Dokumen
N. Fasilitas
O. Peristiwa
Kompensasi
P.
Sumber
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN.
Pembiayaan
Q. Pembayaran Uang Uang muka diberikan sebesar 20 % (dua puluh persen) dari Nilai Kontrak
Muka
R. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
S.
Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan
3.
4.
5.
6.
7.
T.
Serah Terima
sebagian
pekerjaan
Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan sebagian atau secara
parsial untuk bagian sebagai berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera dimanfaatkan (apabila ada)]
U. Denda
V.
Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil
W. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa
Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para pihak, para pihak terlebih
dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak
menetapkan BADAPSKI (Badan Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
Konstruksi Indonesia) Divisi Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstrksi
Indonesia sebagai lembaga penyelesaian perselisihan/sengketa yang berlokasi
di Jakarta.
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah
orang bulan]
- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan
pekerjaan]
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanan nya alat dan perkakas
dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi bahaya dari setiap jenis proses
atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang
harus dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan
diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap
pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
f.
Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator
yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
f.
Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan data
teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Keterangan
1.
Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.
2.
Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual yang
dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.
Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead (termasuk
biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.
4.
Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan
harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk
dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud
harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.
6.
Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran
maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara satuan dengan kuantitas)
dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah;
dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan dilakukan klarifikasi dan
penilaian untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi penawaran.
Uraian Pekerjaan
Satuan
Ukuran
Kuantita
s
CONTOH
Harga
Satuan
Total Harga8
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
7
8
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum
PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
106
No.
Uraian Pekerjaan
Satuan
Ukuran
Kuantitas
Harga
Satuan
Total Harga10
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
9
10
Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
107
Uraian Pekerjaan
Satuan
Ukuran
Kuantitas
CONTOH
Harga
Satuan
Total
Harga12
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
11
12
Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).
108
Daftar Rekapitulasi
Mata Pembayaran
Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI
CONTOH
Harga
109
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)
[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]
Nomor
: ....................
Lampiran : ....................
Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal .................... perihal ....................
dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp.................... (.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja
ULP/Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor ....................
tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian. Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi
terhadap penawaran Saudara tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst
110
111
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ....... (........dalam huruf.........) hari kalender, dari tanggal ...... s.d. ........
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
: .....................
Pada tanggal: .....................
112
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
113
Nilai : ...................................
1.
Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : .............. [nama], ...............[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ................. [nama penerbit jaminan], ............ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ......... [nama PPK], .............[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp .............. (terbilang ..............................)
2.
Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas
dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
.......... tanggal .............................
3.
Surat Jaminan ini berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal
sampai dengan tanggal
4.
5.
PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6.
Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa
untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7.
Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke [Penerbit
Jaminan]
114
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang sudah diterima Yang
Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama (dalam huruf...) hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka
yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
: .
Pada tanggal: .
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
115
116
Nilai : ..................................
1.
Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ............... [nama], ........... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ................... [nama penerbit jaminan], .............. [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada .............. [nama PPK], ........... [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ............... (terbilang ......................... )
2.
Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas
dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan .................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
................... tanggal .................................
3.
4.
5.
PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang
belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.
6.
Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa
untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7.
Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
......................................
......................................
117
PENJAMIN
PENERIMA JAMINAN
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ....s.d. .............
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
: ..........................
Pada tanggal: ..........................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
118
3.
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]
119
Nilai : ..............................
1.
Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ................ [nama], ................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan ..................[nama penerbit jaminan], ..................... [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ............. [nama PPK], ............ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ..............(terbilang ..........................)
2.
Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas
dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ....................... yang
telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ......................... tanggal .............................
3.
4.
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5.
PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.
6.
Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa
untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
7.
Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN
PENJAMIN
Materai Rp.6000,00
......................................
......................................
120
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]
121
122
SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN
DAFTAR ISI
1. INFORMASI UMUM
1.1 Lokasi Proyek ..........................................................................................
1.2 Lingkup Pekerjaan ..................................................................................
1.3 Gambar-gambar .....................................................................................
1.4 Satuan-satuan Pengukuran dan Standar-Standar Umum .......................
1.5 Standar-Standar Bahan .........................................................................
1.5.1 Identitas Barang dan Sertifikat Pabrik ...........................................
1.5.2 Peninjauan Spesifikasi dan Kesiapan bahan/Barang ke Pabrik .....
1.5.3 Pengadaan Spesifikasi Standard dan Brosur ................................
1.5.4 Contoh contoh Bahan .................................................................
1.6 Program dan Urutan Konstruksi ...............................................................
1.7 Personil Kontraktor di Lapangan ..............................................................
1.7.1 Wakil Kontraktor ............................................................................
1.7.2 Kehadiran untuk Direksi Teknik .....................................................
1.8 Kontraktor-kontraktor lain .........................................................................
1.9 Penyediaan Listrik, Air Bersih dan Telepon ..............................................
1.10 Rapat-Rapat Lapangan ..........................................................................
1.11 Informasi Kepada Direksi Teknik ............................................................
1.12 Lembur dan Waktu Tak Produktif ...........................................................
1.13 Kerja Menerus........................................................................................
1.14 Pengunjung Pengunjung Resmi ..........................................................
1.15 Keamanan dan Kenyamanan Umum .....................................................
1.16 Pembongkaran, Kerusakan tak Sengaja dan Perbaikan ........................
1.17 Hak atas Benda-Benda yang Diketemukan di Pekerjaan .......................
1.18 Perlintasan dan Pekerjaan pada Jalan-Jalan Utama ..............................
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................................
LAMPIRAN : (SPESIFIKASI TEKNIK)
I-1
I-1
I-1
I-2
I-3
I-3
I-3
I-3
I-4
I-4
I-4
I-4
I-5
I-5
I-5
I-5
I-5
I-5
I-6
I-6
I-6
I-7
I-7
I-7
I-7
2. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN UMUM
2.1 Asuransi .................................................................................................. II-1
2.2 Ijin-Ijin Pelaksanaan ................................................................................. II-1
2.3 Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. II-2
3. PEKERJAAN SEMENTARA
3.1 Lokasi ..................................................................................................... III-1
3.2 Pemeliharaan .......................................................................................... III-1
3.3 Pekerjaan Pembongkaran ....................................................................... III-2
3.4 Sarana-Sarana dalam Tanah yang ada ................................................... III-2
3.5 Dewatering Sistem ................................................................................... III-3
3.6 Pengukuran dan Pembayaran.................................................................. III-3
4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1 Mobilisasi dan Demobilisasi .....................................................................
4.1.1 Program Pengangkutan ................................................................
4.1.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................
4.2 Bangunan Kantor Kontraktor dan Fasilitas Lainya....................................
4.2.1 Lokasi ...........................................................................................
4.2.2 Fasilitas .........................................................................................
IV-1
IV-1
IV-1
IV-2
IV-2
IV-2
IV-3
IV-3
IV-3
IV-3
IV-3
IV-4
IV-4
IV-4
IV-4
IV-4
IV-4
IV-6
IV-6
IV-6
IV-6
IV-7
IV-7
IV-8
IV-8
IV-8
IV-9
IV-9
IV-9
IV-9
IV-9
IV-9
IV-11
5. PEKERJAAN TANAH
5.1 Pekerjaan Galian .....................................................................................
5.1.1 Galian ...........................................................................................
5.1.2 Prosedur Penggalian .....................................................................
5.1.3 Pengeluaran Air ............................................................................
5.1.4 Sistem Sumuran ...........................................................................
5.2 Urugan (Timbunan) .................................................................................
5.2.1 Umum ..........................................................................................
5.2.2 Material .........................................................................................
5.2.3 Pemasangan dan Pemadatan Urugan ..........................................
5.2.4 Jaminan Mutu................................................................................
5.3 Pengukuran dan Pembayaran .................................................................
V-1
V-1
V-5
V-7
V-8
V-8
V-8
V-11
V-12
V-14
V-15
6. PEKERJAAN PERPIPAAN
6.1 Umum ...................................................................................................
6.2 Manhole ..................................................................................................
6.2.1 Beton Pracetak Shaft dan Aksesories ...........................................
6.2.2 Cover dan Frame ..........................................................................
6.2.3 Beton Cor .....................................................................................
6.3 Pipa PVC .................................................................................................
6.3.1 Persyaratan Material .....................................................................
6.3.2 Pengadaan Pipa ............................................................................
VI-1
VI-1
VI-1
VI-2
VI-2
VI-2
VI-2
VI-3
VI-3
VI-3
VI-3
VI-4
VI-4
VI-4
VI-5
VI-5
VI-5
VI-5
VI-6
VI-6
VI-6
VI-6
VI-7
VI-7
VI-7
VI-7
7. PEKERJAAN BETON
7.1 Beton Cor ................................................................................................
7.1.1 Umum ...........................................................................................
7.1.2 Material ..........................................................................................
7.1.3 Pencampuran dan Penakaran ........................................................
7.1.4 Pengecoran ....................................................................................
7.1.5 Pengerjaan Akhir............................................................................
7.1.6 Pengendalian Mutu di Lapangan ....................................................
7.2 Baja Tulangan untuk Beton ......................................................................
7.2.1 Umum ............................................................................................
7.2.2 Material ..........................................................................................
7.2.3 Pembuatan dan Penempatan .........................................................
7.3 Pekerjaan Pondasi Sumuran....................................................................
7.3.1 Lingkup Pekerjaan ..........................................................................
7.3.2 Persyaratan Umum .........................................................................
7.3.3 Prosedur Umum ..............................................................................
7.3.4 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan ..............................................
7.4 Pengukuran dan Pembayaran ..................................................................
7.4.1 Pekerjaan beton cor untuk pekerjaan pipa manhole,HI dan IC ........
7.4.2 Pekerjaan beton cor untuk struktur lainnya......................................
7.4.3 Pekerjaan baja tulangan untuk pekerjaan pipa, manhole, HI dan IC
7.4.4 Pekerjaan baja tulangan untuk struktur ...........................................
VII-1
VII-1
VII-6
VII-7
VII-11
VII-15
VII-17
VII-18
VII-18
VII-20
VII-21
VII-22
VII-22
VII-23
VII-23
VII-23
VII-28
VII-28
VII-28
VII-28
VII-28
8. PEKERJAAN ARSITEKTUR
8.1 Penyiapan Permukaan Jalan .................................................................. VIII-1
8.1.1 Umum ............................................................................................. VIII-1
8.2 Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan Pondasi ........................................ VIII-1
8.2.1 Pekerjaan tanah ............................................................................. VIII-1
8.2.2 Urugan dan Penimbunan Tanah ..................................................... VIII-1
8.2.3 Pekerjaan Urugan ........................................................................... VIII-2
8.3 Pekerjaan POndasi Batu kali.................................................................... VIII-3
I -1
BAB I
INFORMASI UMUM
1.1
LOKASI
Pekerjaan ini dilaksanakan di Desa Dauh Peken dan Desa Dajan Peken,
Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Titik koordinat terletak pada-8,5373585
Ls, 115,1167715 BT.
1.2
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah kontrak ini adalah:Pembangunan
IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan. Dalam teknis pelaksanaan pekerjaan
kontraktor wajib menerapkan prinsip clean construction
secara bersungguh-
1.3
GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar
perencanaan
yang
merupakan
bagian
tak
terpisahkan
mengenai
gambar-gambar
tersebut,
maka
kontraktordapat
meminta
I -2
1.4
terdapat
singkatan-singkatan
seperti
tercantum
di
bawah
ini,
American
Association
State
of
Highway
and
TransportationOfficials
ACI
ANSI
ASA
ASTM
AWS
AWWA
BS
British Standard
DIN
ISO
IEC
SNI
SII
JIS
SPLN
I -3
dan ia menyediakan versi resmi dalam bahasa inggris dari standar tersebut untuk
digunakan oleh Direksi Teknik.
1.5
STANDAR-STANDAR BAHAN
yang
Pekerjaansementara
digunakan
yang
dalam
Pekerjaan
direncanakan/dirancang
oleh
Permanen
dan
Perencana
harus
mengikutiSpesifikasi Standar yang tepat selama persiapan pekerjaan. Bahanbahanyang digunakan adalah jenis dan kualitas yang sama dengan yang
telahdiajukan pada saat penawaran.
Kontraktor wajib menyediakan identitas bahan dan sertifikat dari pabrikyang
menyatakan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi standard yangdisyaratkan.
Apabila suatu Standar menyediakan pilihan bagi pembeli untukmenyaksikan
pengujian bahan pada pekerjaan, Direksi Teknik akanmengeluarkan instruksi
kepada Kontraktor, dan Kontraktor akanmengaturnya dengan pihak pabrik.
Apabila ditetapkan produk dari suatu pabrik maka hanya produk yangdisebutkan
namanya yang digunakan. Bilamana persyaratan ataupersetujuan lain diperlukan,
maka Kontraktor dengan persetujuan tertulisdari PPK boleh menggunakan suatu
produk alternatif yang disetujui.
I -4
1.5.4 Contoh-Contoh Bahan
Apabila
ditentukan
Teknik,Kontraktor
secara
harus
khusus
dan
menyerahkan
bilamana
diminta
contoh-contoh
oleh
bahan
yang
Direksi
akan
1.6
dan
penduduk
Penguasa
setempat
Wilayah
tempat
mengetahui
akan
pekerjaan
adanya
dilangsungkan,sehingga
kegiatan
konstruksi
serta
Peralatan
instalasi
kerja
(construction
plant)
yang
akan
dipakai
Rancangan
detail
metode
pelaksanaan
pekerjaan
sementara
parit-parit
dan
sebagainya,
termasuk
juga
Rencana
pengeluaran
biaya
dalam
bentuk
grafik
yang
1.7
Kontraktor
di
yangditawarkan.
lapangan
harus
sesuai
dengan
struktur
organisasi
I -5
1.8
harus
menyediakan/memasok
listrik,
air
dan
telepon
selamapelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut harus sudahtermasuk
kedalam harga satuan penawaran.
1.9
RAPAT-RAPAT LAPANGAN
Selama pelaksanaan pekerjaan, harus diadakan rapat-rapat kemajuanpekerjaan di
lapangan secara teratur dan berkala dengan dihadiri olehDireksi Teknik. Risalahrisalah rapat lapangan tersebut akan disimpan dansalinan-salinannya dibagikan
kepada semua peserta rapat yangberkepentingan dan semua keputusan yang
dibuat sepenuhnyadipengaruhi oleh hasil rapat-rapat lapangan ini.
1.10
1.11
I -6
Kontraktor harus menanggung semua biaya yang dikeluarkan akibat waktutak
produktif dan semua pengeluaran yang berhubungan dengan kerjalembur.
1.12
KERJA MENERUS
Apabila menurut pendapat Direksi Teknik perlu demi keselamatanpekerjaan atau
untuk mempercepat pekerjaan struktur atau perlintasan - perlintasanjalan-jalan
utama atau sungai dan saluran, Kontraktor harusmelakukan sebagian pekerjaan
secara menerus tersebut siang dan malam.
1.13
atas
setiap
bagian
Pekerjaan
ataumaterial
yang
termasuk
didalamnya.
Kontraktor harus menyediakan buku tamu dan buku direksi agar sewaktuwaktudireksi
Teknis
dapat
memberikan
tanggapan
atas
pekerjaan
yangdilaksanakan kontraktor.
1.14
I -7
1.15
harus
bertanggung
jawab
untuk
keselamatan
Kontraktor
harus
menyerahkan
perhitungan-perhitungan
1.16
1.17
1.18
I -8
baik sebelum pekerjaan dimulai, dengan mengacu kepadaperaturan menteri
pekerjaan umum no : 05/PRT/M/2014 tentang pedomansistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK 3) konstruksibidang pekerjaan umum, dan
peraturan lain yang terkait. Pada metodapelaksanaan keselamatan ditekankan
persyaratan sebagai berikut :
1. Semua galian harus ditopang secukupnya untuk mencegah longsor danharus diberi
sekat-sekat pelindung keselamatan serta tanda-tandaperingatan dan bendera.
2. Sebelum memulai setiap pekerjaan di jalan raya, terlebih dahulu harusditempatkan
tanda-tanda peringatan, pengalihan dan pengendalian lalulintas kendaraan dan
pejalan kaki yang harus mendapat persetujuanDireksi Teknik dan kepolisian
setempat.
3. Semua pekerjaan di jalan raya dan jalan setapak umum harus dilengkapidengan
lampu pada malam hari yang harus dipelihara oleh petugaspatroli malam dan/atau
penjaga malam.
4. Untuk pekerjaan perlintasan jalan, Kontraktor mungkin diminta untukmelakukan
pekerjaannya pada malam hari dan harus disediakan penutupparit sementara
sehingga lalu lintas pada siang hari dapat berjalandengan lancar diatasnya tanpa
terganggu.
5. Semua pekerja, personil-personil yang melakukan peninjauan ataupemeriksaan
setiap
bagian
pekerjaan
harus
dilengkapi
dan
diwajibkanmengenakan
Semua bagian dari roda gigi (working gear) baik yang permanenterpasang maupun
yang dapat dipindahkan termasuk penerapan danpemasangan setiap crane dan
mesin pengangkat harus mempunyaikonstruksi, bahan dan kekuatan yang baik dan
SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN
I -9
harus dipelihara denganbaik dan benar. Semua bagian/komponen dan roda gigi
harus diuji olehorang yang cakap/kompeten sekurang-kurangnya sekali setiap 12
(duabelas) bulan.
II -1
BAB II
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN UMUM
2.1. ASURANSI
Kontraktor harus mengasuransikan hal-hal sebagai berikut :
1. Asuransi pekerjaan dan peralatan Kontraktor
Kontraktor harus mengasuransikan pekerjaan termasuk juga bahan-bahandan
peralatan yang digunakan dengan biaya penggantian penuh.Disamping itu
kontraktor juga harus mengadakan asuransi untuk setiapkerusakan dan
kehilangan peralatan termasuk saat mobilisasi dandemobilisasi ke lapangan.
Kontraktor
juga
harus
danperlengkapan
yang
mengasuransikan
disediakan
harta
oleh
milik
termasuk
Pemerintah
material
terhadap
semua
harus
menerusterhadap
mengasuransikan
setiap
orang
secara
yang
keseluruhan
dan
terus
dipekerjakannya
dan
juga
harus
mendapat
mempunyaikekuatan
hukum
yangmenimbulkan
gangguan,
jaminan
mengenai
dari
ijin-ijin
membuat
lembaga-lembaga
untuk
galian
melakukan
apabila
yang
kegiatan
diperlukan
dimulai.
Peraturan-peraturan
dan
persyaratan-persyaratansemua
II -2
Kontraktor
juga
bertanggung
jawab
atas
segala
ijin-ijin
untuk
tetap
serta
semua
pekerjaan
lain
yang
dibutuhkan
Kontraktor tidak boleh melakukan setiap pekerjaan yang akanmempengaruhi pipapipa minyak, gas, air limbah atau air minum, jalurtransmisi telepon, telegraf, atau
listrik, pagar atau struktur lain dan ataumemulai kegiatan pekerjaan yang termasuk
dalam Kontrak, sampai DireksiPekerjaan mendapat pemberitahuan bahwa Instansi
yang mempunyaiwewenang telah menjamin atas hal tersebut. Setelah mendapat
jaminan,Kontraktor
harus
memberitahu
Instansi
tersebut
bahwa
ia
bermaksudmemulai pekerjaan.
III -1
BAB III
PEKERJAAN SEMENTARA
3.1. LOKASI
Area yang digunakan Kontraktor untuk pengoperasian, yang merupakan areauntuk
bangunan-bangunan di lapangan, kantor, bengkel, gudang,penyimpanan material,
bangsal dan sarana-sarana lain yang perlu untukkegiatan administrasi, pemeriksaan
dan pelaksanaan pekerjaan yangtercantum dalam kontrak, harus direncanakan dan
diusulkan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan usulan dan Direksi Teknik akan memeriksausulannya
maupun area yang disediakan untuk berbagai kegiatan. ApabilaKontraktor tidak
membatasi dirinya untuk merencanakan semua fasilitas didalam batas area yang
disediakan, maka semua biaya yang timbul karenanyaharus ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus mengetahui sepenuhnya tentang kondisi umum di lokasiproyek dan
jalan-jalan masuk menuju ke lokasi proyek, informasi mengenaisituasi geologi dan
meteorologi dan semua karakteristik lain yangberhubungan dengan tempat-tempat
dimana pekerjaan dan pelayanan akandilaksanakan dan karena itu tidak dapat
menuntut ganti rugi ataumenempuh jalur hukum yang disebabkan karena kesalah
pahaman.
Setelah penyelesaian pekerjaan, seluruh instalasi termasuk semua strukturdan
instalasi yang bersifat sementara di lokasi-lokasi pekerjaan yangberbeda, seperti
pondasi-pondasi untuk crane, harus dipindahkan darilapangan. Hal ini tidak hanya
berlaku untuk bahan-bahan dan instalasi - instalasiyang dapat digunakan lagi oleh
Kontraktor,
tetapi
juga
untukreruntuhan,
puing-puing,
limbah/buangan,
dan
3.2. PEMELIHARAAN
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas pemeliharaan semuaperalatan dan
instalasinya serta harus mempunyai staf teknis yang mampumelakukan setiap
pekerjaan perbaikan. Oleh sebab itu, Kontraktor harusmemasok semua peralatan
dan perlengkapannya dengan banyak sukucadang, alat-alat khusus untuk pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SEMENTARA
III -2
perbaikan dan cadangan lengkapunit-unit bagian yang vital/penting untuk menjamin
pengoperasian terusmenerus tanpa terlambat sebelum waktunya. Kontraktor
bertanggung jawabpenuh atas setiap keterlambatan yang disebabkan oleh ketidak
pedulian ataskeperluan tersebut. Setiap perlengkapan yang tidak cocok atau tidak
cukupkapasitasnya untuk satu unit, apabila diperintahkan oleh Direksi Teknik
harusdiganti tanpa tambahan pembayaran kepada Kontraktor.
akanterganggu
dengan
dilaksanakannya
pembangunan
harus
sambungan-sambungan
pelayanan
bertentangan
denganpekerjaan-
lain
olehbadan
yang
berwenang.
Direksi
Teknik
akan
III -3
kerusakan sarana-sarana pelayanan utama yang ada dalam tanah dansambungansambungan ke bangunan-bangunan. Setiap kerusakanyang menurut pendapat
Direksi Teknik dapat dihindari dengan wajarharus diperbaiki dengan biaya
Kontraktor.
Kontraktor harus menopang sementara semua sarana pelayanan dansambungan
yang tampak atau sebagian tampak agar tidak longsorakibat galian.
rencana
dan
gambar
kontraktor
telah
disetujui
oleh
Direksi
kerja
dan
bertanggung
jawab
untuk
setiap
kerusakan
IV -1
BAB IV
PEKERJAAN PERSIAPAN
mengurangi
dan/atau
merubah
peralatan
yang
harus
digunakankontraktor.
Kontraktor harus melengkapi peralatan yang diperlukan dan disyaratkanuntuk
pelaksanaan pekerjaan. Bila dipertimbangkan penting dalampelaksanaan pekerjaan
sesuai kontrak maka Direksi Teknik dapatmenginstruksikan kontraktor untuk
melengkapi peralatan tambahan.
Seluruh peralatan kontraktor harus dilengkapi dengan spare part dankontraktor harus
menjaga cadangan spare part yang cukup untukmenjamin pelaksanaan pekerjaan
yang efisien.
4.1.1.
Program Pengangkutan
Sesuai dengan jadwal konstruksi yang diajukan, kontraktor harusmelengkapinya
dengan program pengangkutan peralatan secara detail,urutan dan pengirimannya
ke lapangan untuk memenuhi jadwal konstruksiyang diusulkannya.
Kontraktor harus menuruti informasi Direksi mengenai kedatanganperalatan dan
material kontraktor ke lapangan.
4.1.2.
a)
IV -2
oleh Direksi Teknik bahwa mobilisasi telah lengkap untuksetiap jenis peralatan
dan perlengkapan yang diajukan kontraktor dalampenawarannya.
Perkiraan bulanan tentang kemajuan pekerjaan untuk pembayaranmobilisasi
harus didukung oleh salinan dan dokumen yang sesuai, yangmenunjukkan bahwa
mobilisasi untuk setiap peralatan yang disebutkandi atas sudah lengkap dalam
bulan yang direncanakan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sumyang
terdapat dalam Daftar Kuantitas.
b)
Demobilisasi
Pengukuran dan pembayaran untuk demobilisasi dibayarkan dalam harga satuan
yang sama dengan mobilisasisesuai dengan yang terdapat dalam daftar kuantitas.
4.2.
4.2.1.
Lokasi
Dalam waktu 2 minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja Kontraktorharus
menyerahkan denah yang memperlihatkan lokasi-lokasi yangdiusulkan untuk :
-
4.2.2.
Fasilitas
Kontraktor harus menyediakan, membuka dan memelihara bangunansementara
sebagai kantor Kontraktor, Workshop, Tempat tinggal staf dantenaga, fasilitas P3K
dan bangunan lain yang diperlukan untuk pelaksanaanpekerjaan.
Kontraktor juga harus melengkapi, memelihara dan menyediakan furnitureuntuk
kantor Kontraktor, kelengkapan akomodasi dan fasilitas tempattinggal untuk
tenaganya, termasuk penyediaan air bersih, penerangan,telepon, AC, drainase,
lampu-lampu, jalan, pagar dan tempat parkir sertatempat pembuangan sampah
sesuai persetujuan Direksi Teknik.
IV -3
4.2.3.
meliputi
kompensasi
untuk
seluruh
biaya
dan
dalampelaksanaan
seluruh
pekerjaan
pekerjaan
yang
termasuk
diperlukan
pemindahan
bagi
dan
kontraktor
pengembalian
OPERASIONAL
DAN
PEMELIHARAAN
KANTOR
KONTRAKTOR
DAN
FASILITASNYA
4.3.1.
4.3.2.
4.3.3.
ada
pembayaran
khusus
yang
terpisah
dilakukan
untuk
4.4.
IV -4
4.4.1. Pengadaan Papan Nama
Kontraktor harus mengadakan dan memasang papan nama proyek yangukuran
dan informasi yang tercantum pada papan nama tersebut sepertipetunjuk Direksi
Teknik. Papan nama dipasang pada tempat-tempat yangdiminta oleh Pengguna
Jasa. Biaya untuk pengadaan, pemasangan danpemasangan tersebut termasuk
dalam Daftar Kuantitas dan HargaPenawaran Pekerjaan.
4.4.2.
petunjuk
Direksi
Teknis.
Harga
satuan
ini
sudah
termasuk
adalah
peralatan,material,
merupakan
tenaga
kerja,
kompensasi
perlengkapan
penuh
dan
untuk
semua
kebutuhan
lainnya
4.5.
4.5.1.
IV -5
Kontraktor harus hati-hati dan melindungi seluruh struktur dan utilitas darikerusakan
maupun cacat. Setiap kerusakan yang diakibatkan karenapekerjaan kontraktor
harus diperbaiki atas biayanya sendiri. Sebaiknyakontraktor memindahkan setiap
struktur atau utilitas yang ada untukkenyamanannya bekerja, dan biaya yang timbul
ditanggung olehkontraktor.
(a) Utilitas di Bawah Tanah
Sebelum
memperbaiki
ataumemindahkannya
kontraktor
harus
IV -6
disebabkan oleh kontraktor selama melaksanakanpekerjaannya, harus diperbaiki
dengan biaya kontraktor sampai disetujuioleh Direksi Teknik.
4.5.3.
4.6.
4.6.1.
harus
menyediakan
dan
memelihara
alat-alat
berikut
ini
untukdigunakan oleh Engineer dari Direksi Teknik yaitu minimal : 1 levelling staff
(mistarukur) 4 m panjang, 1 theodolite, 1 tali/benang (string lines), 4 buah
rangingpole dan perlengkapan lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi
Teknikuntuk
memeriksa
setting
out
dan
mengukur
pekerjaan.
4.6.2.
Test Pit
Test Pit dibuat dengan ukuran minimal, lebar 1.0 m, panjang 2,0 m,dalam 1,5 m,
pada lokasi- lokasiyang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi Teknik.
Sebelum menentukan lokasi test pit, kontraktor diminta untukmengumpulkan data
ukuran, dalam dan lokasi utilitas secara langsung dariPerusahaan atau Instansi
yang terkait.
Pada saat menggali untuk test pit digunakan peralatan manual dan harusdiberi
perhatian khusus oleh kontraktor agar utilitas yang ada tidak rusak.
IV -7
Kontraktor harus mencatat kondisi yang ada dibawah tanah dan membuatcatatan
mengenai utilitas yang ditemukan, ukuran, lokasi dan dalamnyaharus dibuat
laporan untuk setiap test pit dan diajukan segera kepadaDireksi Teknik. Setelah
selesai test pit, harus diurug dan permukaannyadiratakan serta kondisi
permukaannya dikembalikan seperti semula.
4.6.3.
4.6.4.
Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan pada kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan petunjuk direksi teknis. Tujuan dari pemantauan
pengelolaan lingkungan ini adalah untuk melihat seberapa jauh efektivitas
pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan dalam kegiatan pembangunan ini
mulai dari tahap perencanaan, pengadaan tanah, pelaksanaan konstruksi,
pengoperasian dan pemeliharaan.
Lingkup pemantauan pengelolaan lingkungan hidup mencakup komponen
lingkungan yang terkena dampak yaitu: air, udara dan kebisingan.
Sampel Kualitas air yang dipantau adalah air drainase dan atau sungai meliputi
parameter :
Kekeruhan, TSS, Suhu, DO, COD, BOD, Coliform.
Sampel Kualitas udara meliputi parameter : SO2, CO, NO2, debu.
Tingkat kebisingan;
a. Lokasi dan Titik Pemantauan
Pemantauan yang tepat perlu ditetapkan dan dilengkapi dengan peta
berskala yang memadai dan menunjukkan lokasi pemantauan dimaksud.
Titik pemantauan ditetapkan minimal 3 titik pada lokasi proyek dan jalur lalu
IV -8
lintas kendaraan proyek.
b. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan ditetapkan dilaksanakan 1 (satu)
bulan sekali selama waktu kegiatan.
4.6.5.
4.7.
4.7.1.
harus
mengurus
pembuangan
sisa
galian/bongkaran
ijin
untuk
digunakan
sebagai
tempat
pembuangan
sisa
IV -9
4.7.2.
4.8.
SOSIALISASI
4.8.1.
Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebelum pelaksanaan konstruksi danselama
pelaksanaan konstruksi. Kontraktor menyediakan tenaga ahli sosialisasi / humas
selama pelaksanaan konstruksi.
Kegiatan sosialisasi meliputi pertemuan tatapmuka di tingkatdesa/kelurahan dan
tingkat banjar, koordinasi dengan aparatdesa/kelurahan, banjar serta tokoh tokoh
masyarakat
sebelum/pada
setempat,
waktu
sertatermasuk
mulaikonstruksi
didalamnya
dan
sesudah
kegiatan
selesai
upacara
pelaksanaan
4.8.2.
4.9.
4.9.1.
Spandung (Banner);
IV -10
g. Poster;
h. Papan Informasi K3.
3. Alat pelindung kerja;
a. Jaring Pengaman (Safety Net);
b. Pagar Pengaman (Guard Railling);
c. Pembatas Area (Restricted Area).
4. Alat pelindung diri;
a. Topi Pelindung (Safety Helmet);
b. Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
c. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker);
d. Sarung Tangan (Safety Gloves);
e. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
f.
IV -11
h. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
i.
Bendera K3;
j.
4.9.2.
dan
pembayaran
Kegiatan
Penyelenggaraan
SMK3
Konstruksiadalah dalam satuan harga lump sum (LS) seperti yang tertera dalam
daftarkuantitas dan telah disetujui oleh Direksi Teknik.
Pembayaran
selamaperiode
dilakukan
waktu
dalam
yang
pembayaran
ditentukan
dalam
bulanan
kontrak.
yang
Total
seragam
seluruh
pembayarantidak boleh lebih besar dari total harga lump sum yang terdapat
dalamDaftar Kuantitas.
V -1
BAB V
PEKERJAAN TANAH
5.1.
PEKERJAAN GALIAN
5.1.1. Galian
(a) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan atau pembuatan
stok dari tanah atau padas atau material lain hasil galian dari badan jalan
atau sekitarnya yang perlu untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan dalam kontrak ini.
Kelandaian akhir, dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari
yang ditentukan lebih dari 2 cm pada setiap titik
Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin aliran air sehingga galian cukup aman dari genangan air.
V -2
atau material lain tidak boleh dipasang sebelum disetujui oelh Direksi
Teknik untuk kedalaman dari galian, dan sifat dan mutu dari material
pondasi,
(d) Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
Selama masa pekerjaan galian, suatu lereng yang stabil yang mampu
menahan pekerjaan disekitarnya, sturktur atau mesin harus dipertahankan
sepanjang waktu, dan skor serta turap yang memadai harus dipasang, jika
tepi permukaan galian yang sewaktu-waktu tidak dilindungi dapat
berbahaya/tidak stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menahan atau
menyangga struktur disekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian itu.
Tembok ujung cofferdam atau cara lainya untuk menghindarkan air dari
daerah galian harus dirancang dengan benar dan cukup kuat untuk
menjamin tidak terjadi keruntuhan mendadak, yang mungkin dapat
membanjiri tempat kerja secara cepat.
Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian
yang mengharuskan kepala mereka berada dibawah permukaan tanah,
Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja
yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap
saat peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan
P3K dan tangga evakuasi harus tersedia pada tempat kerja galian.
Luas suatu galian yang terbuka pada suatu operasi harus dibatasi
sempadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam
kondisi yang baik, dengan, mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
pembasahan akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan
berikutnya.
V -3
Galian saluran atau galian lainnya yang melintang jalan harus dilakukan
menggunakan konstruksi setengah badan jalan sehingga jalan tetep dapat
terbuka bagi lalu lintas pada setiap saat.
Bila lalu lintas pada jalan terpaksa terganggu karena peledakan atau
operasi pekerjaan lainnya, kontraktor harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya terhadap jadwal untuk ganggaun tersebut dari penguasa
setempat dan juga dari Direksi Teknik.
Area kerja
Area kerja
(f)
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh
untuk pengeringan (pompa), pengalihan saluran air dan pembuangan
saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap
ditempat kerja pada setiap saat untuk menjamin tidak ada gangguan dalam
prosedur pengeringan.
Bila pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang ada atau tempat lain
dimana aliran bawah tanah atau tanah mungkin tercemari, Kontraktor
harus setiap saat menyediakan pada tempat kerja sejumlah air minum
yang untuk digunakan oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan
jumlah sabun dan desinfektan.
V -4
(g) Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang Tidak Memuaskan
kembali
dengan
timbunan
pilihan
atau
lapis
pondasi
Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas dan cakupan
proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk
formasi timbunan atau urugan kembali.
Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap
material yang tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan
harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor diluar
daerah milik jalan seperti diperintahkan Direksi Teknik.
V -5
(i)
Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan
oleh kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapih dengan tepi dan
lereng yang stabil.
Bilamana material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis
tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau tanah gambut atau
material lainnya yang tak memenuhi dalam pendapat Direksi Teknik, maka
material tersebut harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya dibuang
dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana
diperintahkan Direksi Teknik.
Untuk material padas, lapisan keras atau yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk selokan berpasangan, pada ketinggian tanah
dasar untuk perkerasan dan bahu, atau pada dasar gailan pipa atau
V -6
pondasi struktur, maka material tersebut harus digali 15 cmlebih dalam.
Tidak boleh ada tonjolan-tonjolan padas dari permukaan tersebut dan
seluruh pecahan padas yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus didapat dengan mengurung
kembali dengan material yang dipadatkan yang disetujui oleh Direksi
Teknik.
Galian untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton dan galian untuk
pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya untuk
memungkinkan pemasangan bahan yang benar, juga untuk pengawasan
dan pemadatan urugan kembali dibawah dan di sekeliling pekerjaan
Skor, turap dan cofferdam atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus
dipasang
untuk
memungkinkan
ruang
gerak
yang
cukup
untuk
Galian sampai elevasi akhir dari pondasi untuk pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dipasang.
V -7
(mm)
Kanan
Kiri
Pipa (mm)
D = 1,5 + B + C
200
300
300
900
250
300
300
975
300
300
300
1050
400
300
300
1200
500
300
300
1350
600
300
300
1500
Dilenngkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai. Untuk
pekerjaan pada malam hari dilengkapi dengan lampu penerang/ pangaman.
Penyiraman dengan air disekitar tempat kerja dilakukan setiap hari untuk
menghindari debu.
4) Pengeluaran Air
V -8
Pompa, pipa dan lain-lain dpasang harus cukup kapasitasnya untuk galian
tetap kering selama periode pelaksanaan.
5)Sistem Sumuran
Jika perlu, Kontraktor harus menyediakan, mengoperasikan, memasang, merawat
dan membongkar kembali semua peralatan untuk sistem sumuran, selama
pelaksanaan. Alokasi pemasangan harus disetujui Pengawas. Semua biaya yang
terkait dan dikeluarkan ditanggung Kontraktor.
Urugan yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah urugan biasa dan
urugan pilihan.
Pekerjaan yang tidak termasuk bahan urugan yaitu material yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, jaga tidak termasuk
material drainase berpori yang dipakai untuk maksud drainase bawah
permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir halus akibat filtrasi.
Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2cm dari yang ditentukan atau disetujui.
Seluruh permukaan akhir urugan yang terbuka harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran yang bebas dari air
permukaan.
Permukaan akhir lereng timbunan harus tidak bervariasi lebih dari 10cm
dari garis profil yang ditentukan.
V -9
Urugan tidak boleh dipasang dalam lapis yang lebih dari 20 cm tebal padat
juga tidak dalam lapis yang kurang dari 10 cm tebal padat.
T99
74Hubungan
antara
kelembaban
dan
kepadatan
tanah
T 145 73Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah dan agregat untuk
keperluan konstraksi jalan raya.
T 191 51
kerucut pasir.
(d) Pelaporan
(ii).
V -10
(e) Kondisi Tempat Kerja
Kontraktor harus menjamin tempat kerja tersedia air yang cukup untuk
pengendalian kelembaban timbunan selama operasi pemasangan dan
pemadatan.
(f)
Urugan
akhir
yang
tidak
memenuhi
penampang
melintang
yang
Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir ataukarena hal lain
setelah
dipadatkan
dalam
batasanpersyaratan
ini
biasanya
tidak
V -11
memerlukan
pekerjaanperbaikan
asal
sifat
material
dan
kerataan
pengaturan
kadar
air
dan
pemadatan
kembali,
5.2.2. Material
1. Sumber Material
Bahan urugan harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai denganBahan dan
Penyimpanannya dari Spesifikasi ini.
2. Urugan Biasa
a.
digunakandalam
pekerjaan
permanen
seperti
yang
diuraikan
dalamSpesifikasi ini.
b.
V -12
yang diklasifikasikan sebagai A-7-5dari Persyaratan AASHTO M 145 atau
sebagai CH dalamsistim klasifikasi Unified atau Casagrande. Bilapenggunaan
tanah yang plastisitasnya tinggi tidak dapatdihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya padabagian dasar dari urugan atau pada urugan kembali
yangtidak memerlukan daya dukung yang tinggi. Tanah plastisseperti itu tidak
boleh digunakan sama sekali pada lapisan30 cm dibawah tanah dasar
perkerasan atau bahu. Sebagaitambahan, urugan dalam zone ini harus, bila
diuji denganAASHTO T 193, memiliki hanya CBR yang tak kurang dari
5%setelah perendaman 4 hari setelah dipadatkan 100% darikepadatan kering
maksimum seperti yang ditetapkan olehAASHTO T 99.
c.
b.
Bila tinggi dari urugan satu meter atau kurang, dasarpondasi dari urugan
harus dipadatkan benar-benar(termasuk penggarukan dan pengeringan
atau
pembasahanbila
memenuhipersyaratan
diperlukan)
kepadatan
sehingga
yang
15
cm
ditentukan
bagian
untuk
atas
urugan
yangdipasang diatasnya.
c.
Bila urugan akan dibangun pada tepi bukit atauditempatkan pada timbunan
yang ada atau yang barudibangun, maka lereng yang ada harus digali
untukmembentuk
teras
memungkinkanpemadatan
dengan
dengan
lebar
cukup
untuk
peralatan
sewaktu
urugan
V -13
lapisan. Bila lebih dari satu lapisakan dipasang, lapis-lapis tersebut
sedapat mungkin harussama tebalnya.
b.
c.
d.
batu
denganadukan.
Periode
14
hari
harus
diberikan
memuaskan
Direksi
Teknik.
Selanjutnya
uruganyang
sehingga
bagianyang
diperlebar
dapat
digunakan
oleh
lalu
Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bilakadar air dari
material berada dalam rentang kurang dari3% sampai lebih dari 1% dari
V -14
kadar air optimum. Kadar airoptimum harus didefinisikan sebagai kadar air
padakepadatan kering maksimum yang diperoleh bila tanahdipadatkan
sesuai dengan AASHTO T 99.
c.
Seluruh urugan padas harus ditutup dengan satu atau lebihlapisan setebal
20 cm dari bahan bergradasi baik yang tidakmengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm dan sanggupmengisi rongga-rongga pada padas bagian
atas urugan.Lapis
penutup
ini akan
Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipaatau saluran
beton atau struktur, maka operasi harusdilakukan agar urugan selalu kirakira sama tingginya padakedua sisi struktur.
e.
f.
15
cm
tebalgembur
dan
secara
menyeluruh
dipadatkan
yangmewakili
dari
sumber
bahan
yang
diusulkan,
yang
c.
V -15
tempat kerja.
2. Persyaratan Kepadatan untuk Urugan Tanah
a.
b.
c.
Kontraktorharus
memperbaiki.
Pengujian
dilakukan
sampai
V -16
jaringan perpipaan untukpekerjaan ini.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
tenagakerja,
peralatan
dan
material
yang
dibutuhkan
untuk
danpekerjaan
menyelesaikannya.Sedangkan
lainnya
untuk
yang
Pekerjaan
dibutuhkan
untuk
Pemotongan
Aspal
5.3.2. Urugan
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan urugan dibuat dalam
hargasatuan m3sesuai dengan satuan mata pembayaran seperti tercantum
dalamdaftar kuantitas dan harga.
.
VI -1
BAB VI
PEKERJAAN PERPIPAAN
6.1.
UMUM
Pekerjaan ini mencakup penyediaan material pipa dan manhole,penggalian,
pengangkutan
hasil
galian,
penahan
tanah,
dewatering,pemasangan
pipa,
6.2.
MANHOLE
VI -2
6.2.2. Cover dan Frame
Cover dan Frame yang digunakan di jalan adalah beton bertulangprecast, dengan
tulangan besi yang digunakan adalah kelas heavydutylist cast iron yang dapat
menahan beban dengan kekuatan 20 ton.
Cover dan Frame beton precast harus diproduksi sesuai dengan AS4198-1994.
Besi tulangan untuk cover dan frame ini harus sesuaidengan persyaratan dalam
spesifikasi.
Kontraktor harus meminta persetujuan dari Direksi Teknik tentangjenis dan kualitas
Cover dan Frame yang akan digunakan untukpemesanan komponen tersebut.
6.2.3. Beton cor
Beton cor untuk base manhole adalah beton kelas K225 dan K175,dengan
menggunakan semen tipe V. Beton cor yang digunakanharus memenuhi
persyaratan dalam Bab Pekerjaan Beton.
6.3.
PIPA PVC
Tebal Minimum
(mm)
150
5.1
200
6.5
250
7.8
300
9.2
Semua fitting harus dari tipe socket untuk sambungan karet atau dilemsesuai JIS K
VI -3
6739 1977.
Sambungan pipa PVC untuk pipa sekunder dan tersier adalahsambungan karet
(rubber ring) dan untuk pipa lateral menggunakansambungan karet atau solvent
cement, seperti yang ditunjukan padagambar. Semua sambungan harus didesain
mempunyai karateristikyang sama dan kekuatannya sebagai penyambung pipa.
6.3.2. Pengadaan Pipa
Kontraktor harus mengadakan pipa dari pabrik pipa PVC sesuaidengan tipe/jenis
material yang telah diajukan oleh kontraktor padasaat penawaran pengadaan jasa
(tender). Material yang dipesanadalah dari sumber yang sama dengan Power of
Attorney, SuratJaminan Pabrik, Brosur asli dan Identitas barang yang telah
diajukankontraktor
pada
saat
tender.
Sebelum
material
tersebut
dibeli
6.4.
6.4.1.1.
Dinding
Dinding Inspection Chamber dan House Inlet dibuat menurutdimensi sesuai
dengan gambar. Inspection Chamber dan House Inletterbuat dari beton
bertulang pra cetak K-350, dengan penutup daribeton precast. Material dan
persyaratan beton bertulang maupunpipa untuk konstruksi Inspection Chamber
dan House Inlet harusmemenuhi spesifikasi dan persyaratan pada Bab
Pekerjaan Beton
6.4.1.2.
Cover Box
Cover Box yang digunakan untuk penutup Inspection Chamber danHouse Inlet
adalah beton bertulang. Ukuran cover box adalah sesuaidengan gambar, dan
terdapat dua jenis cover box yaitu untuk coveryang akan dibebani dan yang
tidak dibebani. Tiap-tiap jenis coverbox menggunakan baja tulangan dengan
diameter dan jumlah yangberbeda, yang secara jelas dapat dilihat pada
gambar.
Cover box juga dilengkapi dengan handle untuk mengangkatnyasaat dibuka
atau ditutup, dimana ukuran dan posisi handle sesuaidengan type Inspection
VI -4
Chamber, House Inlet maupun InterceptorInlet.
Beton bertulang, beton cor dan lean concrete yang digunakan harusmemenuhi
spesifikasi dan persyaratan dalam Bab Pekerjaan Beton.
6.5.
dengan
gradasi
khusus
ditebarkan
selebar
galian
pada
lapis
VI -5
Pasir
untuk
pondasi
pipa
harus
bersih,
keras,
kuat
yang
diperoleh
pasir
sungai.
Pasir
harus
bebas
dari
material
organis
dan
6.6.
VI -6
memuaskan, Kontraktor denganbiaya sendiri mengganti pipa yang tidak sempurna,
memperbaikisambungan
yang
bocor,
atau
pelaksanaan
pekerjaan
yang
dilakukan
untuk
mencegah
perubahan-perubahan
pipaselama
penggudangan. Pipa diameter 300 mm dan lebih kecilditumpuk pada rak yang
cocok. Tidak lebih dari 2 lapis dan padalapis pertama diberi dudukan kayu pada
setiap 1 m dengan lebaryang cukup untuk mencegah penyok dinding pipa,
penumpukanpipa-pipa
besar
harus
sesuai
dari
intruksi
perusahaan.
6.7.
PEMOTONGAN PIPA
Pemotongan
pipa
dilakukan
sesuai
spesifikasi
perusahaan
pipa
6.8.
6.9.
VI -7
Kalau ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan oleh Pengawas,potongan pipa
akan dibuat didalam manhole untuk penyambunganuntuk yang akan datang. Pipa
yang menonjol dari manhole harusdisumbat dengan tepi penutup atau potongan
pipa panjang 300 mm diisibeton dan disambungkan ke pipa.
6.10.
BENGKOKAN
Semua pipa harus diletakkan lurus diantara manhole dan semuaperubahan arah
ada pada manhole. Hanya dengan pengecualian dandisetujui oleh Pengawas dapat
dipakai bengkokan. Semua bengkokandari perusahaan pipa harus diselimuti beton
dengan fibre boad padasetiap socket untuk mengawetkan flexibility.
VI -8
sambungan, urugan dan pemadatanlapisan pondasi jalan dan semua pekerjaan
penting lainnya yangdibutuhkan untuk menyelesaikan pemasangan jaringan pipa.
c. Manhole
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan buah(bh) manhole
yang diselesaikan dan disetujui oleh direksi Teknik,sesuai dengan harga satuan
untuk setiap jenis manhole, diameter pipadan dalamnya seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas.
Dalamnya tanah penutup harus diukur dari dasar tanah hingga batasatas pipa,
dalam meter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alat berat,
tenaga kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan
pekerjaan manhole termasuk galian, penahan tanah,dewatering, lean concrete,
beton bertulang, beton precast, pekerjaanbesi, cover dan frame, urugan dan
pemadatan lapisan pondasi jalandan semua pekerjaan penting lainnya yang
dibutuhkan untukmenyelesaikannya.
d. Pemasangan Pipa Lateral dan House Inlet
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unityang terdiri dari
pemasangan satu range panjang pipa lateral dansatu buah house inlet yang telah
terpasang, dan disetujui oleh DireksiTeknik, sesuai dengan harga satuan seperti
yang tercantum dalamDaftar Kuantitas.
Jarak pipa adalah merupakan jarak mendatar dalam meter, dari pusatpipa air
limbah induk atau sekunder/tersier sampai ke dinding dalamhouse inlet yang
terpasang.
Dalamnya tanah penutup harus diukur sebagai rata-rata dalam daridasar tanah
hingga batas atas pipa induk atau sekunder/tersier dalammeter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alatberat, tenaga
kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa lateral dan house inlettermasuk penggalian, penahan tanah,
dewatering, pemasangan pipa,sambungan, lean concrete, beton bertulang,
pasangan batu bata, boxcover , urugan dan pemadatan lapisan pondasi jalan dan
semuapekerjaan penting lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
e. Pemasangan pipa Lateral dan Inlet Interceptor
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unityang terdiri dari
pemasangan satu range panjang pipa lateral dansatu buah Inlet Interceptor yang
telah terpasang, dan disetujui olehDireksi Teknik sesuai dengan harga satuan
seperti yang tercantumdalam Daftar Kuantitas.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN
VI -9
Jarak pipa adalah merupakan jarak mendatar dalam meter, dari pusatpipa air
limbah induk atau sekunder/tersier ke batas Inlet interceptoryang terpasang.
Dalamnya tanah penutup harus diukur sebagai rata-rata dalam daridasar tanah
hingga batas atas pipa induk atau sekunder/tersier dalammeter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alatberat, tenaga
kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa lateral dan house inlettermasuk penggalian, penahan tanah,
dewatering, pemasangan pipa,sambungan, lean concrete, beton bertulang,
pasangan batu bata, boxcover, urugan dan pemadatan lapisan pondasi jalan dan
semuapekerjaan penting lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
f.
dewatering,pemasangan
pipa,
sambungan,
lean
concrete,
beton
dan
semua
pekerjaan
menyelesaikannya.
penting
lainnya
yang
dibutuhkanuntuk
VII -1
BAB VII
PEKERJAAN BETON
harus
diselesaikan
dengan
penanganan
aksesories
untuk
VII -2
Penggunaan
Tipe
Nilai Kuat
Kebutuhan
Ukuran
Beton
Campuran
Tekan umur
Minimum
Maksimum
Beton
28 hari ( 28)
Semen per m
Agregat (mm)
(kg/cm)
beton (kg/m)
225
300
25
175
270
25
125
200
20
Beton
bertulang,
Precast
Beton tidak
bertulang
Lean Concrete
d. Syarat dari PBI No. 2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan syarat dari Spesifikasi ini harus dipakai.
(2) Pengeluaran untuk Detail Konstruksi
Detail konstruksi untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan pada waktu
lelang akan diserahkan oleh Direksi Teknik setelah selesainya peninjauan
kembali rancangan awal.
(3) Jaminan Mutu
Mutu dari material yang dikirim dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja
serta hasil akhir harus dimonitor dan dikendalikan seperti yang disyaratkan
dalam Standar Rujukan dibawah ini.
(4) Toleransi
a. Toleransi dimensi:
VII -3
b. Toleransi bentuk:
panjang 3m to 6m ............................................................................ 15 mm
Karet
spons
yang
dibentuk
dan
pengisi
AASHTO M 213-74
Pengisi
sambungan
yang
dibentuk
untuk
AASHTO T 11-78
AASHTO T 21-78
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON
VII -4
beton.
AASHTO T 22-74
AASHTO T 23-76
Pembuatan
pengujian
dan
kuat
perawatan
tekan
contoh
untuk
kuat
lentur
dan
dilapangan.
AASHTO T 26-72
AASHTO T 96-77
AASHTO T 104-77
Penentuan
mutu
agregat
dengan
meng-
AASHTO T 126-76
Pembuatan
dan
perawatan
contoh
untuk
(6) Pelaporan
a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh material yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat material
yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campurannya untuk masingmasing tipe beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum awal
pekerjaan pengecoran beton.
c. Kontraktor harus mengirim secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan segera setelah siap atau bila
diminta oleh Direksi Teknik.
pengujian minimal 3 benda uji, hal ini akan meliputi pengiriman hasil
pengujian kuat tekan umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari yang masing-masing
3 hari, 7 hari dan 28 hari setelah pencampuran.
d. Kontraktor harus mengirim gambar terperinci dari seluruh perancah yang
akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan Direksi Teknik
sebelum memulai setiap pekerjaan perancah.
e. Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum bermaksud memulai melakukan pencampuran atau
pengecoran beton,
VII -5
(7) Penyimpanan dan Perlindungan Material
Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang
tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkkan
yang ditutup dengan lembar polyethylene (plastik).
Sepanjang waktu,
Kontraktor
melakukan
pengujian
tambahan
yang
VII -6
kelalaian Kontraktor.
VII -7
Tabel (b)
Sifat
AASHTO Test
Agregat Kasar
T 96
40%
T 104
10%
12%
T 112
5%
2%
T 11
3%
1%
VII -8
Kelas Beton
Perbandingan
Maksimum dari
Air Semen / fas
(liter/kg)
0.5
0.6
0.6
A
B
C
Minimum
Maksimum
300
270
200
400
350
250
Slump
(mm)
7 hari
28 hari
7 hari
28 hari
145
225
115
185
75-100
95
175
75
115
60-100
VII -9
tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah dikerjakan
serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat
dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan udara atau
buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran acuan
menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
c. Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton dibawah nilai yang
disyaratkan dalam Tabel (d) Kontraktor dipastikan tidak diperbolehkan
mencor beton lebih lanjut dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang
akan menjamin produksi beton memenuhi persyaratan secara memuaskan.
Beton yang tidak memenuhi kuat tekan pada umur 28 hari yang disyaratkan
harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7 .1.1(9) diatas.
d. Direksi Teknik dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan
Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu
campuran atas dasar hasil uji kuat tekan 3 hari. Dalam keadaan demikian,
Kontraktor
harus
segera
menghentikan
pengecoran
beton
yang
cara
lain
tidak
akan
diperkenankan.
Zat
tambahan
untuk
VII -10
telah disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Penyesuaian Kekuatan
Bila beton tidak mencapai kekuatan yang dipersyaratkan atau disetujui,
kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
c. Penyesuaian untuk Material Baru
Tidak boleh ada perubahan dalam sumber atau sifat dari material yang
disyaratkan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik dan tidak
boleh ada material baru yang boleh digunakan sampai Direksi Teknik
menerima material tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru
yang didasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang
dilakukan oleh Kontraktor.
(5) Penakaran Agregat
a. Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya.
ditakar,
dan
selanjutnya
pencampuran
dimulai
sebelum
air
ditambahkan.
d. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON
VII -11
campuran material kering.
kokoh juga harus disediakan jika perlu untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
c. Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh dicor diatas tanah yang
berlumpur atau bersampah atau dalam air.
d. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau saluran) harus
sudah ditempatkan dan diikat kuat sehingga tidak bergeser sewaktu
pengecoran.
e. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Teknik, material landasan
untuk pekerjaan beton harus dihampar.
f.
Direksi Teknik akan memeriksa seluruh galian dan pondasi yang disimpan
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau beton dan
dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian pemantekan
dalam, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan
VII -12
cukupnya daya dukung dari tanah dibawah pondasi. Dalam hal dijumpai
kondisi tidak memuaskan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah
dimensi atau kedalaman dari pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi
lainnya sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Cetakan
a. Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Direksi Teknik, harus dibentuk
dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong dengan tangan
sesuai ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas harus dibuang
sebelum pengecoran beton.
b. Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pamadatan dan perawatan.
c. Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal
yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak.
Cetakan harus menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
d. Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton.
(3) Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Teknik secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton bila operasi telah ditunda untuk lebih dari 24 jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan,
kelas dari beton, kuantitas dari beton dan tanggal serta waktu pencampuran
beton.
tersebut
akan
memeriksa
cetakan
dan
tulangan
dan
dapat
VII -13
disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.
d. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhirnya
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
secepatnya sesuai petunjuk Direksi Teknik atas dasar pengamatan sifatsifat mengerasnya semen yang digunakan.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f.
g. Bila dicor kedalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan
yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih dari
15 cm tebalnya.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian lebih dari
150 cm.
i.
j.
Seluruh
VII -14
d. Alur sambungan paling sedikit 4 cm dalamnya harus disediakan pada
seluruh sambungan konstruksi pada dinding, pelat, dan antara pondasi dan
dinding.
dilakukan
tindakan
hati-hati
pada
waktu
pemadatan
untuk
menentukan bahwa semua sudut dan diantara atau sekitar besi tulangan
benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap
rongga udara dan gelembung udara terisi.
c. Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehigga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan)
dari agregat.
d. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari luar harus sanggup
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat
efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan diatas kerangka cetakan supaya dapat
menghasilkan getaran yang rata.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsa
dan harus sanggup menghasilkan sekurang- kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan dengan beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau
kurang.
f.
VII -15
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman
seksi itu.
dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar harus tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton
ke lokasi lain dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.
7.1.5 Pengerjaan Akhir
(1) Pembongkaran Kerangka Acuan
a. Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok, gelegar,
atau lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa
paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.
b. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, cetakan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah, dan
permukaan vertikal yang tampak harus dibongkar dalam waktu paling
sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung
pada keadaan cuaca.
(2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran cetakan.
yang
tegak
kepermukaan
benda
kerja.
Lubang
harus
dibasahkan dengan air dan sedikit adukan semen tipis (semen dan air tanpa
pasir) harus dipasang pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON
VII -16
diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian
semen dan dua bagian pasir, yang harus disusutkan sebelumnya dengan
mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
(3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya sebagai
berikut, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik:
a. Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan mendatar
lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi Teknik, harus digaru
dengan mal untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus dihaluskan dengan tangan,
meratakan permukaan baik memanjang maupun melintang dengan perata
kayu, atau oleh cara lain yang tepat, sebelum beton mulai mengeras.
b. Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk
trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau metoda
lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, pada saat beton mulai
mengeras.
c. Permukaan yang tidak horizontal yang tampak yang telah ditambal atau yang
kasar harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan menempatkan
sedikit adukan pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan
pasir halus dalam takaran yang digunakan untuk beton tersebut.
Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh tanda bekas cetakan,
ketidakrataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh rongga terisi dan
permukaan yang merata telah diperoleh.
harus
dirawat,
setelah
mengeras
secukupnya,
dengan
VII -17
digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai
dibongkar,
untuk
mencegah
terbukanya
sambungan
dan
pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diijinkan pada permukaan beton
dalam 7 hari setelah beton dicor.
7.1.6 Pengendalian Mutu di Lapangan
(1) Pengujian untuk Sifat Mudah Dikerjakan
Satu pengujian slump, atau lebih sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus tidak dipandang telah dikerjakan terkecuali disaksikan oleh
Direksi Teknik atau Wakilnya.
(2) Pengujian Kuat Tekan
a. Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan
(3 hari, 7 hari dan 28 hari; masing masing 3 benda uji) untuk setiap minimal
30 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari
satu pengujian untuk setiap kelas beton dan untuk setiap tipe struktur yang
dicor terpisah pada tiap suatu hari pekerjaan.
meliputi pembuatan tiga contoh benda uji yang sama, yang pertama harus
diuji pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari
dan yang ketiga sesudah 28 hari.
b. Bila seluruh volume kontrak dari suatu kelas beton melebihi 20 meter kubik
dan frekwensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) diatas hanya
menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu kelas beton tertentu,
maka pengujian akan dilaksananakan pada contoh, paling sedikit lima buah
dari takaran yang dipilih secara acak (random).
(3) Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan Pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menetapkan kwalitas material atau campuran atau akhir pekerjaan
pembetonan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pengujian
tambahan
tersebut
meliputi
(i)
Pengujian
yang
tidak
merusak
VII -18
7.2.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
(2) Penerbitan Detail-Detail Konstruksi
Detail konstruksi untuk baja tulangan yang tidak disertakan pada waktu
lelang akan diserahkan oleh Direksi Teknik setelah selesai peninjauan
kembali rancangan awal menurut Spesifikasi ini.
(3) Pekerjaan di bagian lain yang Berhubungan
Pekerjaan beton
(4) Standar Rujukan
A.C.I 315
AASHTO M 31-77
AASHTO M 32-78
AASHTO M 55
AWS D 2.0
(5) Toleransi
a. Toleransi untuk pembuatan (fabrikasi) harus seperti yang disyaratkan dalam
ACI 315.
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar dari baja tulangan adalah sebagai berikut :
(i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terbuka langsung terhadap udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
(ii) Seperti
yang
ditunjukkan
dalam
Tabel
(a)
untuk
beton
yang
VII -19
akan diselimuti (mm)
(cm)
3.5
Batang 19 mm dan 22 mm
(iii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/ tertanam yang tidak bisa
dicapai, atau untuk beton yang tak bisa dicapai yang bila kehancuran
karena karat dari tulangan dapat menyebabkan kerusakan atau
kehancuran struktur, atau untuk beton yang berhubungan langsung
dengan kotoran pada serokan atau cairan korosif lainnya
(6) Penyimpanan dan Penanganan
a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ketempat kerja dalam ikatan,
diberi kabel, dan ditandai dengan label metal yang menunjukkan ukuran
batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang
ditunjukkan pada diagram tulangan.
b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, pegotoran korosi, atau kerusakan.
(7) Pelaporan
a. Sebelum memesan material, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknik, dan tidak ada material yang dipesan
sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
b. Sebelum
memulai
pekerjaan
baja
tulangan,
Kontraktor
harus
VII -20
pekerjaan :
(i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi
toleransi pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315.
(ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar
atau Gambar kerja akhir.
(iii) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang
berlebih atau oleh sebab lain.
c. Dalam hal kekeliruan dalam pembuatan bentuk tulangan, batang tidak
boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi
Teknik
atau
yang
akan
merusak
atau
melemahkan
material.
penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
7.2.2 Material
(1) Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus baja polos kelas U24 dan berulir kelas U40 yang
memenuhi persyaratan AASHTO m 31-77, atau lainnya yang disetujui oleh
Direksi Teknik.
b. Bila anyaman tulangan baja diperlukan, seperti untuk tulangan pelat,
anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M 55 dapat
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON
VII -21
digunakan.
(2) Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau blok beton
cetak dari kelas A, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Teknik. Kayu, bata, batu
atau material lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
(3) Pengikat untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja yang telah
dilunakkan yang memenuhi AASHTO M 32-78.
7.2.3 Pembuatan dan Penempatan
(1) Pembengkokan
a. Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknik, seluruh tulangan harus
dibengkokan dalam keadaan dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari tekukantekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila penggunaan panas
untuk pembengkokan dilapangan disetujui oleh Direksi Teknik, tindakan
pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat fisik dari baja tidak
terlalu banyak berubah.
b. Batang dari diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokan dengan
mesin pembengkok.
(2) Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan
harus
dibersihkan
sesaat
sebelum
pemasangan
untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan aduk
atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak perekatan dengan
beton.
b. Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan Gambar dan
dengan kebutuhan selimut penutup minimum yang disyaratkan, atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Batang tulangan harus diikat kencang (silang) di setiap persilangan
tulangan dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu operasi pengecoran.
harus dibuat bertahap sejauh mungkin dan harus diletakkan pada titik
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON
VII -22
dengan tegangan tarik minimal.
e. Bila sambungan (splice) yang menumpang disetujui maka panjang yang
menumpang haruslah 40 kali diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya.
f.
Pengelasan dari baja tulangan tidak akan diijinkan terkecuali diperinci dalam
Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Teknik secara tertulis.
Bila Direksi menyetujui pengelasan dari penyambungan, maka sambungan
dalam hal ini adalah las tumpu ujung yang menembus penuh yang
memenuhi kebutuhan dari AWS D 2.0. Pendinginan benda las dengan air
tidak diijinkan.
Bila tulangan tetap dibiarkan terbuka untuk suatu perioda yang cukup
panjang, maka harus secara keseluruhan dibersihkan dan dipulas dengan
adukan semen.
j.
Tidak boleh ada bagian tulangan yang telah ditempatkan boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan penghantar beton, jalan pendekat, lantai kerja
atau beban konstruksi lainnya.
7.3
VII -23
7.3.2 Persyaratan Umum
a. Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan-peraturan
atau normalisasi-normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PUBB, PBI, PMI,
SK SNI Beton 1991, dan lain-lain.
b. Batu kali/batu pecah yang digunakan dari jenis yang keras, tidak berpori, tidak
berkulit dengan minimal tiga (3) muka pecahan, bergradasi baik.
c. Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.
7.3.3 Prosedur Umum
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari semua bahan-bahan yang akan
digunakan untuk pekerjaan ini sesuai dengan referensi yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknik ini kepada Direksi/ Pengawas Teknik yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuan.
Shop Drawing/ Gambar Kerja
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja/ shop drawing kepada Direksi/
Pengaras Teknik untuk keperkuan pemeriksaan dan persetujuan yang di dalamnya
minimal meliputi :
o
Rencana
Pembesian
(pemotongan,
pembengkokan,
sambungan-
VII -24
lubang sumuran sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran ini harus
disetujui oleh Pengawas.
7. Kontraktor harus melakukan secara terus menerus sampai mencapai lapisan
tanah yang dipersyaratkan oleh Perencana yang sesuai dengan hasil
penyelidikan tanah. Penghentian pengeboran harus mendapat persetujuan
tertulis
dan
ditandatangani
oleh
Pengawas,
dengan
memperhatikan
2.
3.
Balok sloof
Poer.
VII -25
pengeboran yaitu :
d.
Pembuatan pemetian/cetakan
Pengecoran
Pemeliharaan
Pembukaan cetakan
Pengecoran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengecoran sumuran baru boleh dihentikan 0,30 m (cut off pile) di atas
permukaan poer bagian bawah dan disetujui Pemberi Tugas. Beton
setebal 0,30 m tersebut harus dibongkar kembali sebelum dilakukan
pengecoran poer.
8.
Campuran beton
PC = Portland Cement dari pabrik PT Tiga Roda/Holcim/Cibinong atau
lainnya yang setara. S = Pasir (sand) yang dimaksud pasir alam yang
masuk dalam daerah gradasi 2 atau 3 dari pembagian daerah gradasi 1
sampai 4, PBI 1971. ST + (Kr) = Stone Gravel, crushed gravel (kerikil/batu
pecah), tergantung pondasi beton yang dikehendaki dan pada setiap
keadaan semua campuran ditentukan jumlahnya dengan skala dari test
VII -26
model.
Untuk seluruh pondasi bored pile harus dipergunakan stone gravel.
Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi sifat-sifat -syarat minimum
compressive strength dari mutu beton K-300 (untuk pondasi sumuran).
Untuk poer, sloof, dan pedestal mutu beton K-300, dengan nilai shimp 12
2 cm.
9.
Baja Tulangan
1.
2.
3.
4.
Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberikan akibat
pengurangan ikatan antara beton dan baja.
5.
6.
Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelanggelang untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja.
7.
Jumlah luas, jenis/type maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai
dengan gambar perhitungan.
f.
Penyelesaian
1.
2.
VII -27
3.
4.
g.
Persyaratan Pengujian
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap kali
pengecoran minimal 1 buah benda uji dan seterusnya, untuk kelipatan 5 m3
diambil minimal 1 buah benda uji sesuai dengan persyaratan PBI 1971 NI-2
dengan diberi tanggal dan nomor urutan yang menerus. Pengujian meliputi uji
kubus dan shimp test.
h.
Toleransi
1.
Ukuran diameter lubang sumuran tidak boleh lebih kecil dari ukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
2.
i.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Laporan ini harus diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk setiap lubang
sumuran yang telah selesai dicor betonnya.
7.4
VII -28
dari beton yang di pasang, seperti yang disebutkan dalam daftar kuantitas.
Pembayaran merupakan kompensasi penuh dari seluruh peralatan, material dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan beton, termasuk
begesting, pengecoran, pemadatan dan perawatan serta pekerjaan lain yang
dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan.
7.4.3
7.4.4
VIII-1
BAB VIII
PEKERJAAN ARSITEKTUR
8.1.
UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pembangunan
Pekerjaan Bangunan pelengkap yang terdiri dari Pembuatan Pos Jaga, Pembuatan
Ruang Genset dan Ruang Operator, Pembuatan Ruang Alat
8.2.
VIII-2
g. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari
15 cm.
h. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
-
Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar
dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.
Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih
besar dari 2% kadar air optimum.
i.
8.2.3.
Pekerjaan Urugan
a. Urugan Pasir
- Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
- Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
- Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan
lantai.
- Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan
penyiraman secukupnya.
- Pengukuran ketebalan pasir dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.
- Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
b. Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.
c. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai
serta sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
d. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau
VIII-3
untuk mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau
dibuang.
e. Kontraktor bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut
melalui atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan
membuat perlindungan atau saluran sementara.
f. Kontraktor harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal hal lain yang dapat merusak hasil galian.
g. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
h. Kontraktor harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.
i. Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan
VIII-4
Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
e. Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom
yang akan ditumpunya.
f.
8.4.2.
Batako yang dipakai harus batako utuh yang tanpa cacat, Bila dalam
pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban pelaksana.
Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.
Jarak siar batu batako rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm..
Sebelum
konsultan
pengawas
atau
direksi
pekerjaaan
belum
boleh
dilaksanakan.
benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar
kerja.
VIII-5
-
Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat.
Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton.
8.5.2.
Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya
tidak lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor
kolom praktis.
Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak
dibenarkan.
Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata merah.
Setelah bata merah terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.
Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor
8.6.
Pekerjaan Paving
1) umum
a. Uraian
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang paving dan
kereb/beton pengunci pada jalan atau lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detail Pelaksanaan
Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi paving, kereb/beton
VIII-6
pengunci dan detail pelaksanaan semua jenis paving dan kereb/beton
pengunci yang tidak terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Persyaratan
a. Standar Rujukan
SNI 03-0691-1996 : Spesifikasi Paving Block
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai
SNI 03-6883-2002 : Spesifikasi toleransi untuk konstruksi dan bahan
beton
b. Toleransi Dimensi
a) Perbedaan ukuran paving rata rata tidak lebih dari 2 mm setiap
paving
b) Kerataan permukaan masing masing paving tidak lebih dari 0,3
mm.
c) Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata rata
max. 2
kearah
pembuangan
kecuali
pada
tikungan
menyesuaikan gambar.
d) Alur paving sesuai standar pabrik
e) Ketebalan rata rata minimal 8 cm sesuai gambar
f) Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima
(ditolak).
g) Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana
c. Persyaratan bahan
a) Paving yang dipakai adalah paving khusus dibuat untuk jalan
kendaraan (drive way).
b) Produksi Paving Block Proses mesin dengan kekuatan menahan
beban kendaraan minimal 8 ton.
c) Mutu paving block yang direncanakan dengan kekuatan tekan
minimal 225 kg / cm2 .
d) Beton Pengunci/kanstin pracetak dicetak dengan ukuran sesuai
gambar rencana dengan Mutu K.225
e) Landasan Pasir
Pasir yang digunakan untuk meratakan elevasi permukaan yang
akan dipasang paving block dan untuk membentuk landasan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
VIII-7
i. Pasir Perata (Bedding Sand)
Berfungsi sebagai lapis perata (platform) yang dimaksudkan
untuk memberi kesempatan Paving block memposisikan diri
terutama dalam proses penguncian (interlocking).
Syarat Gradasi Pasir perata seperti ditunjukkan dalam Tabel 1
dibawah
ii. Pasir Pengisi (Joint Filling Sand)
Pasir pengisi ini diisikan pada celah celah diantara Paving
block dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air,
menghindarkan bersinggungannya antar paving .
Syarat Gradasi Pasir Pengisi seperti ditunjukkan dalam Tabel 9
dibawah
Tabel 9. Gradasi Pasir Perata
UKURAN SARINGAN
% LOLOS SARINGAN
9,52 mm
100
4,75 mm
95-100
2,36 mm
80-100
1,18 mm
50-85
600 microns
25-60
300 microns
10-30
150 microns
5-15
VIII-8
Tabel 10. Gradasi Pasir Pengisi
UKURAN SARINGAN
% LOLOS SARINGAN
2,36 mm
100
1,18 mm
90-100
600 microns
60-90
300 microns
30-60
150 microns
15-30
75 microns
5-10
Jangan
menggunakan bahan pengikat seperti semen
d. Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
Dua buah kereb/beton pengunci bilamana unit-unit kerb ini
dibuat di luar lokasi proyek beserta sertifikat pengujian dari pabrik
pembuatanya yang membuktikan mutu bahan yang digunakan dan
bahan olahan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
Dua buah contoh blok beton (paving block) beserta sertifikat
dari pabrik pembuatnya harus diajukan pada Direksi Pekerjaan
Penyedia jasa harus menyerahkan gambar yang terinci untuk
semua perancanaan yang akan digunakan, dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan.
Selain sertifikat pengujian, kontraktor harus mengajukan minimal 3
(tiga) sampel untuk paving dan 3 (tiga) sampel untuk beton
pengunci yang diproduksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum jadwal pemasangan paving untuk diuji kekuatannya
mengikuti pedoman SNI 03-0691-1996
VIII-9
3) Pelaksanaan
a. Pemasangan Beton Pengunci
1. Persiapan Landasan
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan
digali sampai bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan
beton pengunci ini harus dipadatkan sampai suatu permukaan yang
rata dan disi spesi. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus
dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus
dipadatkan sampai merata.
2. Pemasangan
Beton pengunci harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail,
garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap kerb/beton
pengunci yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius
kurang dari 20 meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan
lengkung atau unit-unit pracetak yang melengkung.
3. Sambungan
Unit-unit beton pengunci dan jenis-jenis pracetak lainnya harus
dipasang dengan sambungan yang serapat mungkin. Sebagai
penguat dan perata dibawahnya diisi spesi sesuai gambar.
4. Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras
dan unit-unit beton pengunci telah dipasang sebagaimana yang
diperintahkan
VIII-10
saling mengunci (interlocking) dan pemadatan. Percobaan pemadatan
harus dilakukan dengan berbagai ketebalan gembur pasir, sebelum
pekerjaan pemadatan
ini
ketebalan
c. Penyelesaian Akhir
Permukaan blok beton (paving block) yang selesai dikerjakan harus
menampilkan Permukaan yang rata dengan menggunakan alat vibro
yang sesuai, tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari
elevasi permukaan rata-rata lebih dari 6 mm, yang diukur dengan mister
lurus 3 m pada setiap titik di atas permukaan blok beton tersebut.
Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adanya adukan atau
bahan
VIII-11
a) Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat,
tidak cacat, (pecah/patah).
b) Alur-alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
c) Siar terisi penuh dengan pasir halus/mortar.
d) Air
mengalir
lancar
kesaluran
drainase
jalan
dengan
kemiringan maximal 2%
e) Permukaan paving
f)
8.7.
8.7.2.
VIII-12
3. Skur dan support menggunakan material yang sama dengan ukuran sesuai
gambar rencana.
4. Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan
ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing
disetujui konsultan
pengawas
atau
direksi pekerjaaan
belum
boleh
dilaksanakan.
8.8.
Cara Pelaksanaannya
1. Penutup genteng
-
Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling,
ukuran dan warna genteng seragam dan presisi yang baik.
Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan
terhempas
angin
isap,
dipasang
sesuai
dengan
dimensinya.
-
VIII-13
benang sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan
rapi. Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan
pasir yang telah diayak halus.
-
2. Bubungan genteng
-
Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1
pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps
dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.
Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang
kuat pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari
semua kotoran - kotoran.
Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotorankotoran bekas konstruksi maupun lainnya.
Material
Listplank yang digunakan kayu kamfer dipasang setelah pemasangan kap atap
baja. Bahan - bahan yang digunakan adalah kayu kamfer dengan spesifikasi
sebagai berikut:
- Bebas dari cacat dan mata kayu.
- Lurus dan tidak lapuk.
- Kering dan kuat.
- Tidak bergetah.
- Alur atau urat - urat kayu rapi.
VIII-14
8.9.2.
Cara Pelaksanaannya
Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu tersebut harus diketam ke
semua bidang dan diprofil dengan ukuran kayu yang dipakai ukuran sesuai
gambar detail. Dan juga harus diperhatikan sambungan - sambungan kayu
tersebut dengan memakai sambungan ekor burung. Sebelum pemasangan
kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan kepada direksi atau
konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui konsultan pengawas atau
direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
8.10.
PEKERJAAN PLAFOND
8.10.1. Material
- Plafond Gypsum 9 mm setara Jayaboard dan rangka Plafond Metal Furing
(untuk dalam ruang)
- Plafond Semen Lap Sidding 8
VIII-15
8.11.
8.11.1.
8.11.2.
Kusen
5 / 14 cm.
Daun pintu
3.5/11.5 cm.
Daun jendela
3.5/9.5 cm.
Pelaksanaan
1. Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
2. Kunci dan Penggantung (setara dekkson kecuali disebutkan lain dalam gambar
maupaun RAB).
-
Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun
pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.
Engsel - engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu teakwood dan 3 buah
untuk pintu panil atau diperhitungkan agar masing - masing engsel memikul
beban tidak lebih dari 20 kg.
Pemasangan Kusen
Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus
diserut dan diamplas halus.
Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10
mm tiap jarak vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2
ps : 3 kr.
Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus
VIII-16
dipakai Fischer dengan sekrup kuningan.
-
Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada
dinding dan lantai harus dimenie.
8.12.
Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.
Jarak pemasangan engsel dari tepi atas atu bawah daun adalah 20 cm ke
as engsel.
Posisi dudukkan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus vertikal dan
disesuaikan dengan tebal plat engsel.
VIII-17
-
Perekatan engsel dengan kusen dan daun menggunakan screw atau rivert.
2. Pekerjaan Pengunci
-
Semua daun jendela dan pintu dilengkapi dengan grendel setara Dekkson.
Apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi lantai
keramik ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm.
Perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan screw
atau rivert.
Berikan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan, kotoran semen
dan lain lain yang sulit dihilangan.
8.13.
8.13.1.
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dan dinding dalam
bangunan rumah tabung aerator, dan Bangunan pelengkap lainnya seperti yang
tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan
8.13.2.
VIII-18
Direksi Pekerjaan..
3. Adukan
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang Tegel, jika ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi
ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK
101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA
Fixall atau yang setara.
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Persiapan.
-
2. Pemasangan.
-
Adukan untuk pasangan tegel pada lantai, dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Tegel harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.
VIII-19
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang Tegel yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
-
Tegel yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.
Tegel mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
Sambungan atau celah-celah antar Tegel harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.
Siar antar Tegel dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama
dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.
Setiap pemasangan Tegel keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga
berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan
Pengawas.
Lantai harus bersih dari sisa sisa adukan semen, cat atau kotoran
lainnya.
VIII-20
8.14.
8.14.1.
Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar
rencana.
8.14.2.
Cara pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan
yang mempunyai bentuk bentuk khusus, kontraktor harus membuat
gambar kerja disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali
dapat
dilaksanakan
setelah
gambar
dan
rencana
pelaksanaannya
paras
&
batu
direkatkan
dengan
semen,
sehingga
8.14.3.
VIII-21
8.15.
8.15.1.
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan
8.15.2.
Bahan - Bahan
1. Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan stop kran dan peralatan
lain (warna standard).
2. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan stop kran dan peralatan
lain (warna standard).
3. Wastafel
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya (warna standard)..
4. Keran, Floor Drain, Dll
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak
cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui
oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.
8.15.3.
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang
sanitair
yang
VIII-22
Tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan diskrupkan
pada dinding. Barang-barang yang
akan dipakai
harus tidak
bercacat
8.16.1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding, kolom
beton, plat beton, listplang beton, atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar Kerja.
8.16.2.
Toleransi dimensi
1. Tebal plesteran rata-rata 15 mm untuk setiap lapis plesteran dengan
toleransi perbedaan ketebalan tidak lebih dari 5 mm setiap bidang
plesteran.
2. Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per 1 m
baik Tinggi atau Panjang per seribu.
3. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
4. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, Kontraktor harus mengajukan
kepada Direksi Pekerjaan contoh bidang plesteran untuk setiap jenis
adukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5. Pekerjaan plesteran tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan
menyetujui formasi/kedudukan dan kondisi bidang plesteran untuk setiap
bagian pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung
jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
6. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
VIII-23
8.16.3.
Jadwal Kerja
1. Jumlah pekerjaan plesteran yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan plesteran
untuk menjamin agar seluruh pekerjaan plesteran hanya digunakan adukan
plester baru.
2. Lebar bidang plesteran maksimum setiap tahap pleseran tidak boleh lebih
dari 1 m untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat plesteran
kepala secara vertikal.
3. Setiap tahap pekerjaan, tebal plesteran tidak boleh lebih tebal dari 20 mm,
hari guna memberikan kesempatan mengeringnya plesteran lapis pertama
sebelum pekerjaan plesteran dilanjutkan.
4. Setiap memulai pekerjaan plesteran harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.
8.16.4.
Bahan
1. Adukan plesteran
-
Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C
150-1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau
yang setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.
Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
atau kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas,
seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau
yang setara.
. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat zat organik
yang bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus
VIII-24
diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan
Pengawas.
2. Penggunaan Komposisi Campuran
Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada
pasangan batanya ;
-
Plesteran kolom, level, dan nat bata expose : A2 : 1pc : 3ps ayakan
halus
(expose)
8.16.5.
Pelaksanaan
1. Membuat Campuran
-
Semua dinding dan kolom beton yang akan diplester harus dikerik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik.
Semua bidang yang akan diplester harus disikat atau disapu sampai
bersih dan dibasahi hingga jenuh sebelum diplester.
VIII-25
4. Sudut-Sudut dan Bidang Plesteran
-
VIII-26
8x8 mm yang selanjutnya diaci.
11. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada
bag yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurang kurangnya dua kali setiap harinya. Benangan sudut termasuk
dalam pekerjaan acian dan harganya sudah diperhitungkan dalam
pekerjaan acian.
12. Hasil Akhir yang Dikehendaki :
Bidang plesteran yang halus, rata atau tidak bergelombang, dan tidak retakretak Alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan lurus Sudut-sudut tajam
dan rapih.
13. Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan
untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek.
8.17.
8.17.1.
Umum
Pekerjaan
pasang
Water
Proofing
meliputi semua
pekerjaan
pasang
pasangan
dalam
Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
rangka
mendapatkan
persetujuan
Direksi
VIII-27
-
bagian
pekerjaan
sesuai
Gambar,
namun
kontraktor
tetap
Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
8.17.3.
Jadwal Kerja
-
kepada
Waterproofing
luas
ruang
bidang
yang
akan
dipasang
construction join.
-
Setiap
tahap
pekerjaan,
pasangan
Waterproofing
tidak
boleh
8.17.4.
Bahan
-
Contoh Bahan
VIII-28
-
terlebih
dahulu
kepada
Direksi
Pekerjaan
untuk
mendapatkan persetujuan.
8.17.5.
Pelaksanaan
-
Pasang Waterproofing
Waterproofing sesuai jenisnya dipasang mengikuti petunjuk pabrik dan
dikerjakan oleh tenaga kerja terampil dan memiliki sertifikasi. Setelah
lapisan Waterproofing terpasang harus diuji kedap air melalui uji rendam air
minimal 3x24 jam. Di atas lapisan Waterproofing di hampar plesteran padat
kedap air (A1 - 1pc:2ps) setebal minimal 3 cm yang diperkuat dengan kawat
ayam galvanized, permukaan plesteran harus rata dan miring ke arah
pembuangan air.
VIII-29
8.18.
PEKERJAAN PENGECATAN
8.18.1.
Bahan
1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas setara Dulux
Weathershield, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi.
2. Untuk cat bagian dalam tembok dan plafond bangunan menggunakan cat dengan
kualitas setara Dulux.
3. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat - lambatnya 7 (tujuh)
hari sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor harus mengajukan daftar cat yang
akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu, railing kayu, kayu kap
ekspose, ornamen kayu dan kusen.
5. Cat railing besi menggunakan cat setara Duco .
8.18.2.
Pelaksanaan
VIII-30
- Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Primer (Kayu atau besi).
- Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
- Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan.
- Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar - benar
kering.
- Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
- Sebelum dilakukan pengecatan kontraktor harus membuat mock up cat seluas
minimal 8 m2 setelah disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan baru bisa
melanjutkan pekerjaan pengecatan.
8.18.3.
8.19.
8.19.1.
Pekerjaan Galian
1) Cara Pengukuran
a) Pekerjaan yang tidak diukur untuk pembiayaan terdiri dari :
(1) Galian di luar rencana (overcut)
(2) Galian yang digunakan bukan untuk pekerjaan permanen
(3) Galian yang sudah termasuk dalam satu item pekerjaan
b) Cara pengukuran volume galian dilakukan dengan basis pengukuran
akhir (final measurement basis) sebagai berikut :
(1) Pengukuran awal potongan memanjang (longitudinal) dan potongan
melintang (cross section) permukaan lahan setelah pekerjaan
pembersihan dan pemotongan (land clearing and grubbing)
(2) Pengukuran akhir potongan memanjang dan potongan melintang
permukaan setelah galian selesai dikerjakan sesuai rencana
(3) Jarak pembuatan potongan melintang satu dengan lainnya sebesar
25 m atau dalam keadaan khusus dapat ditentukan lain
(4) Luas galian pada suatu cross section adalah luas selisih butir 1 dan
butir 2
(5) Volume pekerjaan adalah jumlah perkalian jarak potongan melintang
VIII-31
satu dengan potongan melintang berikutnya yang sama.
2) Dasar Pembayaran
Pembayaran dilakukan atas dasar volume galian yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan Direksi Teknik dan harga satuan yang tecantum dalam
kontrak.
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan
dalam Spesifikasi ini.
8.19.2.
Pekerjaan Urugan
1)
Pengukuran Timbunan
Pekerjaan timbunan tidak diukur tersendiri tetapi telah dibayar dalam
pekerjaan galian. Kecuali untuk timbunan pilihan (agregat, lime stone)
timbunan diukur atas dasar selisih profit melintang permukaan tanah asli dan
profil melintang sesuai desain rencana yang dihitung atas dasar m3 padat/
terpasang.
2)
Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing - masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan harga,
dimana harga tersebut harus sudah
8.19.3.
VIII-32
ditambahkan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk finishing siar dengan satuan
Meter Persegi bidang pasangan batu yang disiar.
2) Kuantitas pasangan batu dengan mortar seperti yang disyaratkan diatas akan
dibayar atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
Pekerjaan.
3) Harga tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga
bahan, ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan
spesifikasi ini.
8.19.4.
8.19.5.
VIII-33
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan
Spesifikasi ini.
8.19.6.
8.19.7.
Pekerjaan Paving
1) Pengukuran
(a) Beton Pengunci Cor Langsung di Tempat dan atau Beton Pracetak
Tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran yang dilakukan
untuk beton pengunci cor langsung di tempat dan atau beton
pracetak dalam Spesifikasi ini.
VIII-34
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi
ketentuan sesuai dengan Spesifikasi ini.
8.19.8.
IX -1
BAB IX
LAPISAN PERKERASAN JALAN
9.1. Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat
9.1.1. Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan pada
permukaan yang sudah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan
beraspal berikutnya. Lapis resap pengikat dihampar pada permukaan yang
bukan beraspal (misalnya lapis pondasi agregat), sedangkan lapis resap
perekat dihampar pada permukaan yang beraspal.
4) Kondisi Pekerjaan
a. Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan lalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang
sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal
bagi lalu lintas yang melewati lokasi tersebut
b. Fasilitas
milik
masyarakat
dan
benda-benda
lain
disamping
tempat kerja seperti pohon dan lain-lain harus dilindungi selama proses
pekerjaan agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal
IX -2
c. Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Kontraktor harus menjamin bahwa aspal yang akan disemprotkan harus
dalam keadaan panas dan harus terdapat pengendalian pembakaran
yang memadai
semen
penetrasi
80/100
atau
penetrasi
60/70
dan
mengijinkan
aspal
emulsi
yang
diencerkan
dengan
aspal
IX -3
Distributor aspal (batang semprot) harus memenuhi ketentuan :
a. Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang
bermesin penggerak sendiri dan memenuhi peraturan keamanan
jalan.Bilamana
dimuat
penuh,
maka
tekanan
ban
pada
rupa
sehingga
bahan
aspal
dapat
disemprotkan
aspal
harus
dilengkapi
dengan
batang
semprot
IX -4
batang semprot, pengecualian hanya Dibenarkan kalau pemakaian
aspal distributor tidak memungkinkan pada daerah yang kecil (sempit),
dalam hal ini Direksi Teknik menyetujui pemakaian alat semprot
tangan.
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai diagram
semprot yang telah disetujui.Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan,
ketinggian batang semprot dan penempatan nosel harus dipasang
sesuai ketentuan diagram tersebut sebelum dan selama pelaksanaan
penyemprotan
d. Bila diperintahkan, bahwa penyemprotan aspal sekali jalan harus
setengah atau lebih kecil setengah lebar dari permukaan yang
diselesaikan, maka dalam hal diperintahkan demikian, lebar bidang
penyemprotan harus dilebihkan 20 cm sebagai bidang tumpang tindih
sambungan sisi-sisi jalur.
harus
lebih
besar
IX -5
melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat. Lembaran kertas
harus segera disingkirkan
Teknik.
f.
mencegah
udara
yang
terperangkap
dalam
sistem
peralatan
semprot
pada
saat
beroperasi
dan
j.
harus
pemasangan lapis
ditutup
dengan
agregat
penutup,
sebelum
pondasi
agregat kelas A.
Lapis perekat
pelapisan
dan
jenis
bahan
IX -6
pengikatyang akan digunakan terdapat pada
Tabel 2.1 untuk jenis takaran lapis pengikat
Takaran Pada
Takaran Pada
Jenis Bahan
Permukaan yang
Pengikat
Berpori, atau
Permukaan Lapuk
(liter/m2)
(liter/m2)
0,15
0,15-0,35
Aspal Emulsi
0,20
0,20-0,50
Aspal
0,40
0,40-1,0
Cutback,
pph
25
minyak
tanah
Emulsi
Encer penyemprotan
(1 : 1)
Suhu
harus sesuai dengan Tabel 2.2, kecual ada
perintah lain oleh Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk Aspal
Cutback
yang
mengandung
minyak
tanah
yang
berbeda
dari
IX -7
Batas-batas Suhu
Semprotan
110 10 C
70 10 C
45 10 C
Cutback MC 30)
Cutback, 100 pph Minyak Tanah
Cutback, lebuh dari 100 pph Minyak
30 10 C
Tidak dipanaskan
Tanah
Tidak dipanaskan
dapat
IX -8
penuh,
hal
ini
untuk
mencegah
terjadinya
aliran
aspal
lintas.Dalam
keadaan
khusus
dimana
perlu
untuk
dengan
jalur
yang
belum dikerjakan,
bila
jalur
kedua
sedang
ditangani.Pemakaian
agregat
penutup
dipersiapkan untuk
harus
dilaksanakan
seminimum mungkin.
2) Pemeliharaan dari Lapis Perekat
Lapis
IX -9
9.2. Lapis Antara Aspal Beton (Ac-Bc) Dan Lapis Aus Aspal Beton(AcWc)
9.2.1. Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah tes aliran pipa pada ruas yang akan
dikerjakan telah dapat diterima oleh direksi pekerjaan. Pekerjaan ini
mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis perata, lapis
pondasi atau lapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat dan
bahan aspal yang dicampur di pusat instalasipencampuran,serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi
atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi
ini dan memenuhi garis, ketinggian, danpotongan memanjang yang
ditunjukkan dalam gambar kerja rencana. Semua campuran dirancang
menggunakan prosedur khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi ini,
untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan
kadar
aspal
yang
cocok,rongga
udara,stabilitas,kelenturan
dan
mm.Setiap
lajur
yang
diperiksa.
dari
Jarak
masing-masing
memanjang
dari
IX -10
harus sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil
dalam setiap ruas yang diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 6
(enam). Untuk lapisan AC-BC jumlah total benda uji inti yang diambil
dalam setiap span manhole yang diukur untuk pembayaran tidak
kurang dari 3 (tiga). Bilamana tebal lapisan tidak memenuhi
persyaratan toleransi maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
pengambilan benda uji inti tambahan pada lokasi yang
tidak
actual
campuran
aspal
yang
dihampar,sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal ini di atas, harus sama atau lebih besar dari
tebal nominal rancangan pada Tabel 2.1 untuk lapis aus harus
sama dengan atau lebih besar dari tebal nominal rancangan yang
ditentukan dalam gambar kerja rencana.
d. Bilamana campuran aspal yang dihampar lebih dari satu lapis,
seluruh tebal campuran aspal tidak boleh kurang dari toleransi
masing-masing yang disyaratkan dalam Pasal ini dan tebal nominal
rancangan yang disyaratkan dalam gambar kerja rencana.
IX -11
Tebal
Jenis Campuran
Latasir Kelas A
Simbol
SS-A
Nominal
Toleransi
Minimum
Tebal
(cm)
(mm)
1,5
2,0
Latasir Kelas B
Lapis Aus
SS-B
2,0
HRS-WC
3,0
Lataston
Laston
3,0
Lapis Pondasi
HRS-Base
3,5
Lapis Aus
AC-WC
4,0
3,0
Lapis Pengikat
AC-BC
5,0
4,0
Lapis Pondasi
AC-Base
6,0
5,0
IX -12
terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui pembayaran bahan
yang telah dihampar. Investigasi oleh Direksi Pekerjaan dapat
meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :
i.
i i . Memeriksa
ketepatan
timbangan
dan
peralatan serta
Biaya
untuk
setiap
penambahan
atau
geometric
tambahan
ataupun
pengujian
penyebab
dilampauinya
toleransi
berat
harus
f.
aus
(SS-A,
i. Penampang Melintang
Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m
yangdiletakkan tepat di atas sumbu jalan tidak boleh
melampaui 5 mm untuk lapis aus atau 10 mm untuk lapis
pondasi. Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang
melintang tidak boleh melampaui 5 mm dari elevasi yang
dihitung dari penampang melintang yang ditunjukkan dalam
gambar kerja rencana.
IX -13
Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar
lurus berjalan (rolling)sepanjang 3 m yang diletakkan sejajar
dengan sumbu jalan tidak boleh lebih melampaui 5 mm.
g.
Bilamana
campuran
aspal
digunakan
sebagai
lapis
perata
SNI 03-1968-1990
SNI 03-4428-1997
SNI 03-1969-1990
Metode
pengujian
berat
jenis
dan
jenis
dan
Metode
pengujian
berat
Metode
pengujian
kelekatan
agregat
terhadap aspal
Pensylvania DoT Test Method, No 621 Determining the Percentage
ofCrushed Fragments in Gravel.
ASTM D4791
SNI 06-2456-1991
SNI 06-2434-1991
SNI 06-2432-1991
SNI 06-2433-1991
IX -14
SNI 06-2441-1991
SNI 06-2440-1991
SNI 06-2490-1991
SNI 06-3426-1994
SNI 06-4797-1998
SNI 06-6890-2002
SNI 03-3640-1994
SNI 03-6894-2002
SNI 03-6411-2000
SNI 06-2489-1991
AASHTO T44-90
AASHTO T166-1988
AASHTO T168-82
AASHTO T209-1190
AASHTO T245-90
AASHTO T165-86
AASHTO M17-77
AASHTO M29-90
AASHTO TP-33
AASHTO T283-89
AASHTO T301-95
ASTM E 102-93
IX -15
ASTM C-1252-1993
ASTM D 5581
BS 598 Part 104(1989)
laboratorium
dan
lapangan
seperti
yang
j)
IX -16
k) Hasil pemeriksaan kelaikan peralatan laboratorium dan pelaksanaan
yang ditunjukkan dengan sertifikat, contoh: AMP, Finisher, Pemadat,
Alat Uji Marshall dan lain-lain.
5) Pembatasan oleh Cuaca
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan
keadaan kering dan tidak turun hujan.
6) Perbaikan dari Campuran Aspal yang tidak memuaskan
Lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang
disyaratkan, juga lokasi yang tidak memenuhi ketentuan dalam segi
lainnya tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh Kontraktor seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat meliputi
pembongkaran dan penggantian, penambahan lapisan "Campuran
Aspal" atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh Direksi
Pekerjaan. Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang
diukur untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar
bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayaran
tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan
yang diperlukan untuk perbaikan.
7) Pengembalian Bentuk Perkerasan setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti
(core) atau lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan
campuran aspal oleh Kontraktor dan dipadatkan hingga kepadatan serta
kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenankan
dalam Pasal ini.
8) Pelaporan
Kontraktor harus melengkapi Direksi Teknik dengan :
a) Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk
digunakan, yang akan disimpan oleh Direksi Teknik selama periode
kontrak untuk keperluan rujukan.
b) Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari
seluruh material, formula campuran kerja dan data uji yang
mendukungnya
c) Laporan tertulis mengenai kerapatan (density) dari campurancampuran.
d) Data uji laboratorium dan lapangan untuk pengendalian harian dari
takaran campuran dan kwalitas campuran, dalam bentuk laporan tertulis.
e) Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat
Penimbang.
IX -17
f)
IX -18
ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal
maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama
(teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10%.
c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang
disyaratkan. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen
terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka
bidang pecah satu atau lebih. (Pennsylvania DoTs Test Method No.621)
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih
Tabel 2.2 Ketentuan Agregat Kasar
pengujian
Kekekalan bentuk agregat
terhadap larutan natrium dan
Standar
SNI 03-34071994
magnesium sulfat
Abrasi dengan mesin Los
SNI 03-2417-
Angeles
1991
SNI 03-2439-
aspal
1991
Nilai
Maks.12%
Maks. 40%
Min. 95%
DoT's
95/90
Pennsylvania Test
Method PTM No.
621
Permukaan 10 cm)
80/75
Partikel Pipih
ASTM D-4791
Maks. 25%
Partikel Lonjong
ASTM D-4791
Maks. 10%
1996
Maks. 1%
Catatan :
80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah dua atau lebih.
e) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok
ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok
IX -19
f)
Standar
Nilai
SNI 03-4428-1997
Min. 50 %
SNI 03-4428-1997
Maks. 8%
IX -20
Pekerjaan. Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak
dikehendaki.
b ) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalangumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SK SNI M-02-199403 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak
kurang dari 75% terhadap beratnya.
c) Bilamana
kapur
tidak
terhidrasi
atau
terhidrasi
sebagian,
digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka proporsi
maksimum yang diijinkan adalah 1,0% dari berat total campuran aspal.
5 ) Gradasi Agregat Gabungan
Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukkan dalam
persen terhadap berat agregat, harus memenuhi batas-batas dan harus
berada di luar daerah larangan (Restriction Zone). Gradasi agregat gabungan
harus mempunyai jarak terhadap batas-batas toleransi dan terletak di luar
daerah larangan.
Tabel 2.4 Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal
mm
37.5
25
19
WC
BC
Base
100
100
90-100
100
90-100
Maks 90
12.5
90-100
Maks 90
3/8
9.5
Maks 90
No.8
2.36
28-58
23-49
19.45
No. 16
1.18
No. 30
0.6
No. 200
0.075
4-10
4-8
3-7
Daerah Larangan
No. 4
4.75
39.5
IX -21
No. 8
2.36
39.1
34.6
26.8-30.8
22.3No. 16
1.18
25.6-31.6
18.1-24.1
28.3
16.7-
No. 30
0.6
19.1-23.1
No. 50
0.3
15.5
13.6-17.6
20.7
13.7
11.4
Catatan :
Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas
rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas
gradasi ditentukan pada ayakan ukuran nominal maksimum, ayakan menengah
(2,36 mm) dan ayakan terkecil (0,075 mm).
9.2.3. Campuran
1) Komposisi Umum dari Campuran
Campuran aspal terdiri dari agregat dan aspal.filler dan atau bahan aditif
yang ditambahkan bilamana diperlukan untuk menjamin sifat-sifat
campuran memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
2) Kadar Aspal dalam Campuran
Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran akan
bergantung pada penyerapan agregat yang digunakan
3) Prosedur Rancangan Campuran
a) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran aspal
dalam pekerjaan,Kontraktor disyaratkan untuk menunjukkan semua
usulan agregat dan campuran yang memadai dengan membuat dan
menguji campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan
penghamparan campuran percobaan yang dibuat di instalasi pencampur
aspal.
b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan
penyerapan air untuk semua agregat yang digunakan. Juga semua
pengujian sifat-sifat agregat yang diminta oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian pada campuran aspal percobaan akan meliputi penentuan
berat jenis maksimum campuran aspal (AASHTO T209-90), pengujian
sifat-sifat Marshall (SNI 06-2489-1990) dan Kepadatan Membal
(Refusal Density) campuran rancangan (BS 598 Part 104-1989).
c) Contoh agregat diambil dari penampung panas (hot bin) untuk
pencampur jenis takaran berat (weight batching plant) maupun
pencampur dengan pemasok menerus (continuous feed plant) yang
mempunyai penampung panas. Untuk pencampur dengan pemasok
menerus yang tidak mempunyai ayakan di penampung panas, contoh
IX -22
diambil dari corong pemasok dingin (cold feel hopper). Meskipun
demikian setiap Rumus Perbandingan campuran yang ditentukan dari
campuran laboratorium harus dianggap berlaku sampai diperkuat
oleh hasil percobaan pada instalasi pencampur aspal.
d) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam
tiga langkah dasar berikut ini :
(i)
Memperoleh gradasi agregat yang cocok suatu gradasi
agregat yang cocok diperoleh dari penentuan persentase yang
memadai dari setiap fraksi agregat.Bilamana campuran adalah
HRS yang bergradasi halus (mendekati batas amplop atas), maka
akan diperoleh Rongga dalam Agregat (VMA) yang lebih besar.
Pasir halus yang digabung dengan agregat pecah
akan
mempunyai bahan antara 2,36 mm dan 600 mikron yang
sesedikit mungkin. Bahan yang lolos ayakan 2,36 mm dan juga
tertahan ayakan 600 mikron sebesar 20% masih dapat diterima,
akan lebih baik bila 10-15%. Bahan bergradasi senjang harus
memenuhi ketentuan. Campuran Aspal Beton (AC) dapat dibuat
bergradasi halus (mendekati batas titik-titik kontrol atas), tetapi
akan sulit memperoleh Rongga dalam Agregat (VMA) yang
disyaratkan. Lebih baik digunakan aspal beton bergradasi kasar
(mendekati batas titik-titik kontrol bawah).
(ii) Membuat rumus campuran rancangan (Design Mix Formula).
Lakukan rancangan dan pemadatan Marshall sampa membal
(refusal)Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat diperoleh dari
rumus dibawah ini :
Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) +
Konstanta.
dimana :
Pb = kadar aspal perkiraan
CA = agregat kasar tertahan saringan No.8
FA = agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan
No.200
F
= agregat halus lolos saringan No.200
Nilai konstanta sekitar 0,5 - 1,0 untuk AC dan 2,0 - 3,0
untuk HRS.
Buatlah benda uji dengan kadar aspal di atas, dibulatkan
mendekati 0,5%, dengan tiga kadar aspal di atas dan dua kadar
aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal yang sudah dibulatkan
mendekati 0,5 % ini. (Contoh, bilamana rumus memberikan nilai
IX -23
(iii)
e) Petunjuk Khusus
Laston
Sifat-sifat Campuran
WC
BC
Max
Base
1.2
75
112(1)
IX -24
Min
3.5
Max
5.5
Min
15
14
13
Min
65
63
60
Min
800
Max
1500(1)
Pelelehan (mm)
Min
Min
250
(1)
300
Stabilitas Marshall
Sisa
setelah Sifat-sifat Campuran Laston
Tabel
2.5(%)
Ketentuan
Min
75
perendaman selama 2400C (5)
Rongga dalam campuran (%) pada (2)
kepadatan membal (refusal)
Min
2.5
Laston
WC
Mod
Sifat-sifat Campuran
Max
1.7
112 (1)
75
Min
3.5
Max
Rongga dalam Agregat (VMA) (%)
Base
Mod
BC
Mod
Min
5.5
15
14
13
IX -25
Min
Min
65
60
0000
63
1000
1800 (1)
Max
3
Min
Pelelehan (mm)
300
350
Max
Min
75
Min
2.5
Min
2500
IX -26
yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang
diserahkan harus menentukan untuk campuran berikut ini :
a) Ukuran nominal maksimum partikel.
b) Sumber-sumber agregat.
c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung
akan digunakan Kontraktor, pada penampung dingin
maupun penampung panas.
d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi
gradasi yang disyaratkan
e) Kadar aspal total dan efektif terhadap berat
total campuran.
f) Suatu temperatur tunggal saat campuran
dikeluarkan dari alat pengaduk.
Kontraktor harus menyediakan data dan grafik campuran percobaan
laboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi
semua kriteria dalam. Sifat-sifat benda uji yang sudah dipadatkan
harus dihitung menggunakan metode dan rumus yang ditunjukkan
dalam Asphalt Institute MS-2 (1994), atau Petunjuk Rancangan
Campuran Aspal, Puslitbang Jalan (1999).
Dalam tujuh hari Direksi Pekerjaan akan :
Menyatakan bahwa usulan tersebut yang memenuhi Spesifikasi
dan mengijinkan Kontraktor untuk menyiapkan instalasi
pencampur aspal dan penghamparan percobaan.
Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi.
Selanjutnya Kontraktor harus melakukan percobaan campuran
tambahan dengan biaya sendiri untuk memperoleh suatu
campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi.Direksi
Pekerjaan,menurut
pendapatnya,
dapat
menyarankan
Kontraktor untuk memodifikasi sebagian rumus rancangannya
atau mencoba agregat lainnya. Bagaimanapun juga pembuatan
suatu rumus campuran rancangan yang memenuhi ketentuan
merupakan tanggungjawab Kontraktor
4) Rumus Perbandingan Campuran (Job Mix Formula)
Percobaan campuran di instalasi pencampur aspal dan penghamparan
percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan rancangan
campuran dapat disetujui sebagai Rumus Perbandingan Campuran
(JMF). Segera setelah Rumus Campuran Rancangan (JMF) disetujui
oleh Direski Pekerjaan, Kontraktor harus melakukan penghamparan
percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran dengan
menggunakan produksi, penghamparan, peralatan dan prosedur
pemadatan yang diusulkan. Kontraktor harus menunjukkan bahwa
setiap alat penghampar (paver) mampu menghampar bahan sesuai
dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores serta
IX -27
kombinasi penggilas yang diusulkan mampu mencapai kepadatan yang
disyaratkan dengan waktu yang tersedia untuk pemadatan selama
penghamparan produksi normal. Contoh campuran harus dibawa ke
laboratorium dan digunakan untuk membuat benda uji Marshall
maupun untuk pemadataan membal(refusal). Bilamana percobaan
tersebut gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu ketentuannya
maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang
kembali. Direksi Pekerjaan tidak akan menyetujui campuran rancangan
sebagai
Rumus
Perbandingan
Campuran
(JMF)
sebelum
penghamparan percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan
dan disetujui. Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat
dimulai sebelum diperoleh rumus perbandingan campuran (JMF)
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana telah disetujui, rumus
perbandingan campuran (JMF) menjadi definitif sampai Direksi
Pekerjaan menyetujui JMF penggantinya. mutu campuran harus
dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang
diuraikan di bawah ini. Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari
setiap penghamparan percobaan. Contoh campuran aspal dapat
diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di AMP, dan
dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda
uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang
disyaratkan dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan.
Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari
penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi
Kepadatan
Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus
dibandingkan dengan pemadatan campuran aspal terhampar dalam
pekerjaan.
5) Penerapan Rumus Perbandingan Campuran dan Toleransi
yang diijinkan
a) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai
dengan rumus perbandingan campuran, dalam batas rentang
toleransi yang disyaratkan.
b) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik
bahan maupun campurannya atau benda uji tambahan yang
dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap
bahan yang gagal memenuhi batas-batas yang diperoleh dari
Rumus Perbandingan Campuran (JMF) dan Toleransi yang diijinkan
harus ditolak
IX -28
Toleransi Komposisi
No.200
Kadar Aspal
Toleransi
Kadar Aspal
Temperatur Campuran
Toleransi
10 C
IX -29
2)
3)
IX -30
kumparan uap(steam coils), listrik, atau cara lainnya sehingga api tidak
langsung memanasi tangki pemanas. Sirkulasi bahan aspal harus yang
lancar dan terus menerus selama periode pengoperasian. temperatur
bahan aspal yang disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember
penimbang, batang semprot, dan tempat- tempat lainnya dari sistem
saluran, harus dipertahankan baik dengan selimut uap (steam jackets)
ataupun cara isolasi lainnya.Dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan, bahan aspal boleh dipanaskan terlebih dahulu di dalam
tangki dan kemudian temperatur dinaikkan sampai temperatur yang
disyaratkan dengan menggunakan alat pemanas "booster" (penguat)
yang berada diantara tangka dan alat pencampur Daya tamping tangki
penyimpanan minimum adalah 30.000 liter dan paling sedikit harus
disediakan dua tangki yang berkapasitas sama. Tangki-tangki tersebut
harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masingmasing tangka dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu
sirkulasi aspal ke alat pencampur.
4)
5)
6)
Ayakan
Ayakan harus mampu mengayak seluruh agregat sampai ukuran dan
proporsi yang disyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit di atas
kapasitas penuh alat pencampur.Ayakan harus memiliki
efisiensi
pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga agregat yang
tertampung dalam setiap penampung (bin) tidak mengandung lebih
dari 10 % bahan yang berukuran terlampau besar (oversize) atau
terlampau kecil (undersize).
Maksud dari Pasal ini adalah:
IX -31
a) Ukuran nominal maksimum dalam setiap penampung panas
adalah ukuran anyaman kawat dari ayakan terakhir, setelah
melewati ayakan ini agregat lolos masuk ke penampung panas.
b) Ukuran nominal minimum dalam setiap penampung panas adalah
ukuran anyaman kawat dari ayakan, sebelum ayakan ini agregat
dapat lolos masuk ke penampung panas (sebenarnya agregat
juga dapat lolos melewati ayakan ini). Agregat yang terlalu besar
(oversize), dalam penampung panas, secara tidak langsung
mengauskan atau merusak ayakan. Agregat yang terlalu
kecil (undersize) secara tidak langsung dapat menyebabkan
muatan berlebih (overload) pada ayakan.
7)
8)
IX -32
9)
10)
11)
12)
13)
IX -33
b)
14)
IX -34
penutup debu untuk mencegah hilangnya kandungan debu. Alat
pencampur harus memiliki suatu perangkat pengendali waktu yang
akurat untuk mengendalikan kegiatan dalam satu siklus
pencampuran yang lengkap dari penguncian pintu kotak timbangan
setelah pengisian ke alat pencampur sampai penutupan pintu alat
pencampur pada saat selesainya siklus tersebut. Perangkat
pengendali waktu harus dapat mengunci ember aspal selama
periode pencampuran kering maupun basah.Periode pencampuran
kering didefinisikan sebagai interval waktu antara pembukaan pintu
kotak timbangan dan waktu dimulainya pemberian aspal. Periode
pencampuran basah didefinisikan sebagai interval waktu antara
penyemprotan bahan aspal ke dalam agregat dan saat pembukaan
pintu alat pencampur. Perangkat pengendali waktu harus dapat
disetel untuk suatu interval waktu tidak lebih dari 5 detik sampai
dengan 3 menit untuk keseluruhan siklus. Penghitung (counter)
mekanis penakar harus dipasang sebagai bagian dari perangkat
pengendali waktu dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga
hanya mencatat penakaran yang telah selesai dicampur.Alat
pencampur harus dilengkapi pedal (paddle) atau pisau (blade)
dengan jumlah yang cukup dan dipasang dengan susunan yang
benar untuk menghasilkan campuran yang benar dan seragam.
Ruang bebas antara pisau-pisau (blades) dengan bagian yang tidak
bergerak maupun yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali
bilamana ukuran nominal maksimum agregat yang digunakan
lebih besar dari 25 mm.Bilamana digunakan agregat yang memiliki
ukuran nominal maksimum lebih besar dari 25 mm, maka ruang
bebas ini harus disetel sedemikian rupa agar agregat kasar tidak
pecah selama proses pencampuran.
15)
IX -35
penampung harus dilengkapi dengan ukuran berskala yang
menunjukkan bukaan pintu dalam sentimeter.
b) Kalibrasi Berat Pemasokan Agregat
Instalasi ini harus dilengkapi kotak-kotak pengambilan benda
uji untuk kalibrasi bukaan pintu dengan cara memeriksa berat benda
uji yang mengalir keluar dari setiap penampung sesuai dengan
bukaan pintunya. Benda uji harus mudah diperoleh dengan berat
tidak kurang dari 50 kg. Sebuah timbangan datar yang akurat
dengan kapasitas 150 kg atau lebih harus disediakan.
c) Sinkronisasi Pemasokan Agregat dan Aspal
Suatu perlengkapan yang handal harus tersedia untuk memperoleh
pengendalian yang tepat antara aliran agregat dari penampung
dengan aliran aspal dari meteran atau sumber pengatur lainnya.
d) Alat Pencampur Pada Sistem Menerus
Alat pencampur sistem menerus (continuous) adalah jenis pengaduk
putar ganda ("twin pugmill") yang disetujui dan mampu menghasilkan
campuran yang seragam dan memenuhi toleransi rumus
perbandingan campuran. Pedal (paddle) haruslah dari jenis yang
sudut pedalnya dapat disetel, baik posisi searah maupun berlawanan
arah dengan arah aliran campuran. Alat pencampur harus dilengkapi
dengan sekat baja yang dapat disetel dengan data volume netto
untuk berbagai ketinggian sekat dan grafik yang disediakan pabrik
pembuatnya yang menunjukkan jumlah pasokan agregat per menit
pada kecepatan jalan instalasi. Penetapan waktu pencampuran
harus dengan metode berat, menggunakan rumus sebagai berikut
: (beratnya harus ditentukan untuk pekerjaan tersebut dengan
pengujian yang dilakukan oleh Direksi Pekerjaan)
Waktu Pencampuran (dt) = Kapasitas penuh alat pencampur ( Kg )
Pr oduksi Alat pencampur ( Kg / dt )
e) Penampung (Hopper)
Alat pencampur harus dilengkapi dengan sebuah penampung pada
bagian pengeluaran, dengan ukuran serta rancangan yang tidak
akan mengakibatkan terjadinya segregasi. Setiap elevator yang
digunakan untuk memuat campuran aspal ke dalam bak truk
harus memiliki penampung yang memenuhi ketentuan.
16)
Peralatan Pengangkut
a) Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak
terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah
disemprot dengan sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis,
minyak parafin, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya
campuran aspal pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak
IX -36
truk hasil penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum
campuran aspal dimasukkan dalam truk.Tiap muatan harus ditutup
dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang cocok dengan
ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran
aspal terhadap cuaca.
b) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada
campuran aspal aki-bat sistem pegas atau faktor penunjang
lainnya, atau yang menunjukkan kebocoran oli yang nyata atau
yang menyebabkan keterlambatan yang tidak semestinya,atas
perintah Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari pekerjaan
sampai kondisinya diperbaiki.
c) Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan
seluruh penutup harus diikat kencang agar campuran aspal yang
tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.
d) Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup
dan dikelola sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar
dapat beroperasi secara menerus dengan kecepatan yang disetujui.
Penghampar yang sering berhenti dan berjalan lagi akan
menghasilkan permukaan yang tidak rata sehingga tidak
memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangi umur
rencana akibat beban dinamis. Kontraktor tidak diijinkan memulai
penghamparan sampai minimum terdapat tiga truk di lapangan yang
siap memasok campuran aspal ke peralatan penghampar.
Kecepatan peralatan penghampar harus dioperasikan
sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk
mengangkut campuran aspal setiap hari dapat menjamin
berjalannya peralatan penghampar secara menerus tanpa henti.
Bilamana penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Direksi
Pekerjaan akan mengijinkan dilanjutkannya penghamparan
bilamana minimum terdapat tiga truk di lapangan yang siap
memasok campuran aspal ke peralatan penghampar. Ketentuan
ini merupakan petunjuk pelaksanaan yang baik dan Kontraktor
tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atas
keterlambatan penghamparan yang diakibatkan oleh kegagalan
Kontraktor untuk menjaga kesinambungan pemasokan campuran
aspal ke peralatan penghampar.
17) Peralatan Penghampar dan Pembentuk
a) Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis
bermesin sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan
membentuk campuran aspal sesuai dengan garis, kelandaian serta
penampang melintang yang diperlukan.
b) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua
ulir pembagi dengan arah gerak yang berlawanan untuk
IX -37
menempatkan campuran aspal secara merata di depan "screed"
(sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini harus dilengkapi dengan
perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan efisien
dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti halnya maju.
Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat
dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk
menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
c) Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanisseperti
equalizing runners (penyeimbang), straightedge runners (mistar
lurus), evener arms (lengan perata), atau perlengkapan lainnya
untuk mempertahankan ketepatan kelandaian dan kelurusan garis
tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan acuan tepi yang tetap
(tidak bergerak).
d) Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (sepatu) baik
dengan jenis penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat
untuk memanasi "screed" (sepatu) pada temperature yang
diperlukan untuk menghampar campuran aspal tanpa menggusur
atau merusak permukaan hasil hamparan.
e) Istilah "screed" (sepatu) meliputi pemangkasan, penekanan atau
tindakan praktis lainnya yang efektif untuk menghasilkan permukaan
akhir dengan kerataan atau tekstur yang disyaratkan, tanpa terbelah,
tergeser atau beralur.
f) Bilamana
selama
pelaksanaan,hasil
hamparan
peralatan
penghampar dan pembentuk meninggalkan bekas pada permukaan
atau cacat atau ketidakrataan permukaan lainnya yang tidak
diperbaiki dalam waktu pengoperasian yang ditentukan, maka
penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan dan peralatan
penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi ketentuan
harus disediakan oleh Kontraktor.
18)
Peralatan Pemadat
a) Setiap alat penghampar harus disertai minimal satu alat pemadat
roda baja (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet.Semua
alat pemadat harus mempunyai tenaga penggerak sendiri.
b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan
memiliki tidak kurang dari sembilan roda yang permukaannya
halus dengan ukuran yang sama dan mampu dioperasikan pada
2
IX -38
2
selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,350 kg/cm
(5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan
untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan
pada setiap saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan,
Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Pekerjaan grafik
atau Tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda,
tekanan ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas
bidang kontak.
Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara
penyetelan berat total dengan pengaturan beban (ballasting)
sehingga beban per lebar roda dapat diubah dari 300 375 kilogram
per 0,1 meter. Tekanan dan beban roda harus disetelsesuai dengan
permintaan Direksi Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan
setiap aplikasi khusus. Pada umumnya pemadatan dengan alat
pemadat roda karet pada setiap lapis campuran aspal harus
dengan tekanan yang setinggi mungkin yang masih dapat dipikul
bahan.
c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas
tiga jenis :
Alat pemadat tiga roda
Alat pemadat dua roda, tandem
Alat pemadat tandem dengan tiga sumbu
Alat pemadat roda baja harus mampu memberikan tekanan pada
roda belakang tidak kurang dari 200 Kg per lebar 0,1 meter di atas
lebar penggilas minimum 0,5 meter dan pemadat roda baja
mempunyai berat statis tidak kurang dari 6 ton. Roda gilas
harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-robek
atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
d) Dalam penghamparan percobaan, Kontraktor harus dapat
menunjukkan kombinasi jenis penggilas untuk memadatkan setiap
jenis campuran sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan,
sebelum campuran standar kerja (job standard mix) disetujui.
Kontraktor harus melanjutkan untuk menyimpan dan menggunakan
kombinasi penggilas yang disetujui untuk setiap campuran. Tidak
ada alternatif lain yang diperkenankan kecuali jika Kontraktor
dapat menunjukkan kepada Direksi Pekerjaan bahwa kombinasi
penggilas yang baru
paling tidak seefektif yang sudah
disetujui.
9.2.5.
IX -39
pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan tingkat
kecepatan minimum 60% kapasitas instalasi pencampuran.
2) Penyiapan Bahan Aspal
Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur antara 140C
sampai 160C di dalam suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat dan
mampu mengalirkan bahan aspal ke alat pencampur secara terus
menerus pada temperatur yang merata setiap saat. Pada setiap
hari sebelum proses pencampuran dimulai,minimum harus terdapat
30.000 liter aspal panas yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.
3) Penyiapan Agregat
a) Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur
aspal melalui pemasok penampung dingin yang terpisah.
Prapencampuran agregat dari berbagai jenis atau dari sumber
yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat untuk campuran aspal
harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengeringsebelum
dimasukkan ke dalam alat pencampur.Nyala api yang terjadi
dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara
tepat agar dapat mencegah terbentuknya selaput jelaga pada
agregat.
b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat
harus kering dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan
untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 15 C di atas
temperatur bahan aspal.
c) Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan,
maka bahan pengisi (filler) tambahan harus ditakar secara terpisah
dalam penampung kecil yang dipasang tepat diatas alat
pencampur. Bahan pengisi tidak boleh ditabur di atas tumpukan
agregat maupun dituang ke dalam penampung instalasi pemecah
batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian kadar filler dapat
dijamin.
4) Penyiapan Pencampuran
a) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di
atas, harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi
tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi rumus perbandingan
campuran. Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari
gradasi secara basah dari contoh yang diambil dari penampung
panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai
dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan untuk menjamin pengendalian
penakaran. Bahan aspal harus ditimbang atau diukur dan
dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana digunakan instalasi
IX -40
pencampur sistem penakaran,seluruh agregat kering harus
dicampur terlebih dahulu, kemudian baru sejumlah aspal yang
tepat ditambahkan ke dalam agregat tersebut dan diaduk dengan
waktu sesingkat mungkin yang ditentukan dengan pengujian
derajat penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar sesuai
dengan prosedur AASHTO T195 - 67 (biasanya sekitar 45
detik),untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua
butiran agregat terselimuti aspal dengan merata.Waktu
pencampuran total harus ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan
diatur dengan perangkat pengendali waktu yang handal. Untuk
instalasi pencampuran sistem menerus, waktu pencampuran yang
dibutuhkan harus ditentukan dengan pengujian derajat
penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar sesuai
dengan prosedur AASHTO T195 - 67, dan paling lama 60 detik
dan dapat ditentukan dengan menyetel ketinggian sekat baja
dalam alat pencampur.
b) Temperatur campuran aspal saat dikeluarkan dari alat
pencampur
harus
dalam
rentang
absolut.
Tidak
ada
campuran aspal yang diterima dalam pekerjaan bilamana
temperatur pencampuran melampaui temperatur pencampuran
maksimum yang disyaratkan
5) Pengangkutan dan Penyerahan di Lapangan
a) Campuran aspal harus diserahkan ke lapangan untuk
penghamparan dengan temperatur campuran tertentu sehingga
memenuhi ketentuan viskositas aspal absolut.
Tabel 2.7 Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan
0.2
0.4
IX -41
IX -42
Direksi Pekerjaan. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau
mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang
tidak memadai, sebagaimana yang ditunjukkan dengan adanya
kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding),seluruh lapisan
dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran semacam ini
harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras (sound).
Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang
disyaratkan untuk pelaksanaan lapis pondasi agregat
b) Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar
harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki
dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan.
Lapis perekat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat)
harus diterapkan sesuai dengan Spesifikasi ini.
c) Acuan Tepi
Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan
garis dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang
akan dihampar.
2) Penghamparan dan Pembetukan
a) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar
harus dipanaskan. Campuran aspal harus dihampar dan diratakan
sesuai dengan kelandaian, elevasi serta bentuk penampang
melintang yang disyaratkan.
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju
lajur yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan
lebih dari satu lajur.
c) Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan.
d) Penampung alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi
temperatur sisa campuran aspal harus dijaga tidak kurang dari
temperatur yang disyaratkan.
e) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan
yang tidak menyebabkan retak permukaan, koyakan atau bentuk
ketidakrataan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan ditaati
f) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan,
maka alat penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan
lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
Penambalan tempat-tempat yang mengalami segregasi, koyakan
atau alur dengan menaburkan bahan halus dari campuran aspal dan
diratakan kembali sebelum penggilasan sedapat mungkin harus
dihindari. Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaan
yang dihampar dengan rapi.
IX -43
g) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin
pada tepi-tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.
h) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau
hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan
penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu
dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat
seminimal mungkin.
3) Pemadatan
a) Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi
harus diperbaiki. Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam
keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam
rentang viskositas aspal.
b) Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang
terpisah, seperti berikut ini :
1. Pemadatan Awal
2. Pemadatan Antara
3. Pemadatan Akhir
Batas antara ruas pemadatan yang sudah dan yang sedang dikerjakan
agar biberi tanda secukupnya untuk mempermudah pengendalian
pemadatan.
c) Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan
alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet.
Penggilasan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di
dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima
minimum dua lintasan pengilasan awal. Penggilasan kedua atau utama
harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin
di belakang penggilasan awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian
harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar
(vibrasi).
d) Pertama-tama penggilasan harus dilakukan pada sambungan melintang
yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk
menahan pergerakan campuran aspal akibat penggilasan.Bila
sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan
sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan
memanjang untuk suatu jarak yang pendek.
e) Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan
kemudian dari tepi luar.Selanjutnya,penggilasan dilakukan sejajar
dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali
untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang
terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan
harus saling tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda
IX -44
dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang
dari satu meter dari lintasan sebelumnya.
f) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk
penggilasan awal harus terlebih dahulu menggilas lajur yang telah
dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda
penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan.
Penggilasan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan
menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati
sambungan, sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan
rapi.
g) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda
baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah
sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut.
Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tibatiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal.
h) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus
untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih
dalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan
ketidakrataan dapat dihilangkan.
i) Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk
mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air
yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki
untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.
j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas
permukaan yang baru selesai dikerjakan,sampaiseluruh permukaan
tersebut dingin.
k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari
kendaraan atau perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas
perkerasan yang sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya
pembongkaran dan perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yang
terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini
menjadi beban Kontraktor.
l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan.
Setiap campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur
dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan
diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya
agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari
2
IX -45
m) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor
harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang
berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan
dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga tidak
kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Sambungan-Sambungan
a) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang
berurutan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapissatu
tidak terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus
diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di
pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas.
b) Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal
yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah
tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.
c) Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama
dan baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di
sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.
9.2.7. Pengendalian dan Pengujian Mutu di Lapangan
1) Pengujian Permukaan dari Perkerasan
a) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3
meter, yang disediakan oleh Kontraktor, dan harus dilaksanakan tegak
lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi
harus sesuai dengan ketentuan.
b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus
dilaksanakan segera setelah pemadatan awal,penyimpangan yang
terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan
sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti
yang dibutuhkan.Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus
diperiksa kembali dan setiap ketidak-rataan permukaan yang melampaui
batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam
tekstur, pemadatan atau komposisi harus diperbaiki sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kerataan permukaan perkerasan
i.
Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus
segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya
dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai
SNI 03-3426-1994.
ii.
Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap
interval 100 meter.
IX -46
2) Persyaratan Kepadatan
a) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97 %
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) untuk Lataston (HRS)
dan 98 % untuk semua campuran aspal lainnya.
b) Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda
uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan AASHTOT 168
dan SNI-06-2489-1991 untuk ukuran butirmaksimum 25mm atau ASTM
D5581 untuk ukuran maksimum 50 mm.
c) Kontraktor dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan
campuran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan
sama atau lebih besar dari ketentuan yang ada.Bilamana rasio
kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian
benda uji inti pertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk
pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus
dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.
Tabel 2.8 Ketentuan Kepadatan
Kepadatan
yang
diisyaratkan
Jumlah benda
uji yang
diisyaratkan
Kepadatan minimum
rata-rata (% JSD)
Nilai minimum
setiap pengujian
tunggal (%JSD)
98
3-4
98.1
95
98.3
94.9
98.5
94.8
3-4
97.1
94
97.3
93.9
97.5
93.8
97
IX -47
benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang
berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal.
b) Pengendalian Proses
Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Kontraktor untuk
maksud pengendalian proses harus sesuai atau sampai dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan. Contoh yang diambil dari penghamparan
campuran aspal setiap hari harus dengan cara yang diuraikan di atas
dan dengan frekuensi sesuai dengan ketentuann. Enam cetakan
Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan
pada temperatur dan dalam jumlah tumbukan sesuai dengan yang
disyaratkan. Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua
cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan
Marshall Harian. Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor
untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya
Kontraktor sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari
setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari
Kepadatan Standar Kerja (JSD). Untuk mengurangi kuantitas bahan
terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian.
Kontraktor dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas yang
lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari yang
telah ditentukan.
c) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang
sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi,mutu bahan,kepadatan
pemadatan dan setiap ketentuan lainnya. Setiap bagian pekerjaan, yang
menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan
harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan
tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan, semua biaya
pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan maupun perbaikan
dan pengujian kembali menjadi beban Kontraktor.
d) Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal
Kontraktor harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti
(core) yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4 maupun 6
pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya ekstraksi
benda uji inti untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam
harga satuan Kontraktor untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal
dan tidak dibayar secara terpisah
4) Pengendalian Mutu dan Menimbang Campuran
a) Kontraktor harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan
tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa
keterlambatan.
IX -48
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan
catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi,
beserta lokasi penghamparan yang sesuai :
i.
Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh
agregat dari setiap penampung panas.
ii.
Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalsi
pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu
perjam).
iii.
Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji
yang diperiksa.
iv.
Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase
kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja
(Job Mix Density) untuk setiap benda uji inti (core).
v.
Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua
contoh.
vi.
Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil
ekstraksi kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara
ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.
vii.
Rongga
dalam
campuran
pada
kepadatan
membal
(refusal), yang dihitung berdasarkan Berat Jenis Maksimum
campuran perkerasan aspal (AASHTO T209-90).
viii.
Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung
berdasarkan Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal
(AASHTO T209-90).
5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Aspal
Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran,
campuran aspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket
pengiriman campuran aspal dari rumah timbang sesuai dengan Spesifikasi
ini.
9.3. Perlengkapan Jalan Dan Marka Jalan
9.3.1. Umum
Pekerjaan ini akan terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan dari
penggantian atau penambahan perlengkapan jalan, seperti rambu- rambu jalan,
patok pengaman, rel pengaman dan patok kilometer dan pemasangan marka
jalan baik untuk permukaan jalan lama atau pelapisan ulang yang baru pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan oleh Direksi Teknik
Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan termasuk semua yang diperlukan
untuk penggalian, pondasi, penggurugan kembali, pemasangan, pengencangan
dan penunjangan.
Pemasangan paku-paku jalan mungkin juga diperlukan pada beberapa
tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
IX -49
IX -50
maka marka jalan tersebut harus dicat kembali setelah pelaksanaan pekerjaan
pelapisan ulang.
9.3.5. Perbaikan dari Pekerjaan yang tidak Memuaskan
Setiap macam perlengkapan atau daerah marka jalan yang tidak memenuhi
persyaratan Spesifikasi atau menurut pendapat Direksi Teknik dalam segala hal
tidak memuaskan, maka harus diperbaiki ulang oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri atas petunjuk Direksi Teknik
9.3.7. Material
1) Penyimpanan Cat
a. Semua cat harus disimpan menurut petunjuk pabrik pembuat
b. Semua
cat
harus
digunakan
sesuai
umur
kemasan untuk
IX -51
3) Cat Jalan
Harus material thermoplastis dengan campuran kristal kaca
dan harus
9.3.8. Pelaksanaan
1) Pengecatan Marka Jalan
a. Penyiapan Permukaan Jalan
Sebelum marka-marka dipasang atau pelapisan cat dilaksanakan,
permukaan perkerasan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas
dari bekas-bekas gemuk dan debu. Cat lama atau marka termoplastis
yang akan menghalangi pelekatan yang memadai terhadap pelapisan
yang baru harus dibuang dengan semprotan pasir.
b. Pemakaian Cat Marka Jalan
i)
Semua
pemakaian
cat
secara
dingin
harus
diaduk
iv) Cat jalan harus dipakai untuk sumbu jalan, garis pemisah jalur,
garis batas perkerasan dan garis-garis zebra kros dengan memakai
alat mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri,
jenis penyemprot otomatis dengan pengaduk mekanis, yang
mempunyai katup penutup yang mampu membuat garis-garis putus
secara otomatis.Mesin tersebut harus menghasilkan lapisan yang
lurus dan merata dengan ketebalan 1.5 mm, diluar kristal gelas dan
dengan lebar yang seragam dan tepat dengan sisi-sisi potongan
yang tegas.
v)
dapat
IX -52
tangan, disemprot, atau dicetak sesuai dengan bentuk konfigurasi
dan jenis cat yang disetujui untuk digunakan. Bila cat akan dipakai
dengan salah satu metoda
di
atas
maka
harus menghasilkan
Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas hingga markamarka tersebut cukup kering dengan demikian tidak ada yang
terkelupas atau adanya jejak roda.
tidak
nampak
merata pada siang dan malam hari, harus diperbaiki dengan biaya
Kontraktor.
ix)
sedemikian
rupa
harus
1.
2.
Kwantitas marka jalan yang dibayar harus merupakan jumlah meter persegi
pengecatan jalan yang dilaksanakan pada permukaan jalan dan telah diterima
oleh Direksi Teknik.Kwantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus
dibayar
X -1
BAB X
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
2.
3.
4.
5.
6.
X -2
10.3. POMPA TRANSFER
Lokasi di Bak Ekualisasi
1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pompa
Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan pompa air
limbah yang meliputi :
a. Pengangkutan ke lapangan
b. Pemasangan di lapangan
c. Test runing (Uji Coba) di lapangan
2. Jenis Pompa
Pompa yang diperlukan adalah pompa Submersible untuk supply air limbah,
seluruhnya terbuat dari stainless steel dan bisa dipasang dalam posisi vertikal
maupun horisontal. Menggunakan motor listrik 3 phase, 380 Volt, 50 Hz.
Pompa akan dipasang terendam di dalam air limbah, di atas pondasi pompa
serta dipasang lengkap dengan chasing. Air mengalir ke dalam pompa
melalui saluran isap secara positive suction. Selanjutnya air dialirkan melalui
pipa penyalur yang dilengkapi dengan Excentric Reducer, Flexible Joint,
Check Valve dan Gate Valve.
3. Syarat Kualitas
Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan :
a. Surat Dukungan dari Pabrik atau Agen Tungal Pemegang Merk
b. Copy Surat bukti ATPM
c. Brosure/ catalog asli
d. Certificate ISO 9001 dan 14001 pabrik.
e. Jaminan garansi barang
Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan brosur/katalog
asli yang dapat memberikan informasi tentang kinerja pompa dengan
menunjukkan performance curve berupa : kapasitas/debit, head, efisiensi
dan daya yang diperlukan untuk pemasangan/instalasi serta operasi dan
pemeliharaan pompa.
Penyedia barang harus melampirkan Surat Dukungan dari Pabrik pembuat
pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merek barang yang diusulkan. Untuk
menjamin kualitas dan mutu pompa, pabrik harus memiliki sertifikat ISO
9001 dan 14001 serta menyerahkan Certificate of Origin pompa untuk
meyakinkan keaslian dari barang. Garansi minimal 1 (satu) tahun untuk
spare part dan service.
X -3
4.
: Submersible
Kapasitas min
: 19,16m3/jam
Head min
: 8,3 meter
Shaftsealformotor
: CER/CARBON
Daya max
: 1,93
Material Pompa
: Stainlesssteel
10.4.
BLOWER
Lokasi di Bak Ruang alat untuk aerasi
1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pompa
Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan blower
yang meliputi :
a. Pengangkutan ke lapangan
b. Pemasangan di lapangan
c. Test runing (Uji Coba) di lapangan
2. Syarat Kualitas
Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan :
a. Surat Dukungan dari Pabrik atau Agen Tungal Pemegang Merk
b. Copy Surat bukti ATPM
c. Brosure/ catalog asli
d. Certificate ISO 9001 dan 14001 pabrik.
e. Jaminan garansi barang
X -4
dan daya yang diperlukan untuk pemasangan/instalasi serta operasi dan
pemeliharaan pompa.
Penyedia barang harus melampirkan Surat Dukungan dari Pabrik pembuat
pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merek barang yang diusulkan. Untuk
menjamin kualitas dan mutu pompa, pabrik harus memiliki sertifikat ISO
9001 dan 14001 serta menyerahkan Certificate of Origin pompa untuk
meyakinkan keaslian dari barang. Garansi minimal 1 (satu) tahun untuk
spare part dan service.
3.
: Single
Daya max
Noise max
: 6 dB
10.5.
Daya
: 1,5 KW
Tegangan
: 380 V, 3 phasa
Frekuensi
: 50 Hz.
Sistem
: DOL
X -5
Komponen-komponennya :
Contactor
Overload relay
Current Assimetry
Terminal Blok
Timer
Pilot Lamp
Pemasangan :
Panel kontrol pompa dipasang berdiri tegak diatas lantai dengan dudukan. Cara
pemasangan dengan cara membaut panel ke lantai secara baik dan kokoh.
Pemasangan pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk tetsing dilakukan oleh
tenaga ahli di bidang mekanikal elektrikal. Tempat pemasangan harus di dalam
ruangan ber AC, pada tempat yang baik dimana ruangan tidak lembab, memiliki
ventilasi, terang dan terhindar dari air. Kabel kabel dipasang dengan konektor
yang baik agar tidak terjadi drop voltage dan kabel rapi dengan klem pada
saluran / duct kabel.
X -6
10.6.
10.6.1.
Brosure/catalog asli
Sebelum dan sesudah dipasang kabel TR harus ditest dengan pengujianpengujian sebagai berikut :
Test Insulasi.
Test kontinuitas.
Test tahanan pentanahan (minimal 0,2 ).
10.6.2.
A. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peralatan
PUIL/LMK. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat
secara dispin (starnded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2.5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
Untuk instalasi penerangan adalah NYM (indoor) dan NYY (outdoor).
Untuk kabel distribusi NYY atau NYFGBY sesuai dalam BOQ/gambar.
Semua kabel harus berada didalam conduit PVC, cable tray/rack atau
cable trench dan harus diklem.
X -7
B. Splice Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya Splice atau sambungan-sambungan baik dalam
feeder
maupun
cabang-cabang,
kecuali
pada
outlet
atau
kotak-kotak
penghubung yang bisa dicapai. Sambungan pada kabel circuit cabang harus
dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektrik, dengan cara-cara
solderless connector jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat splice connector harus dihubungkan dengan konduktorkonduktor dengan baik sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabelkabel telanjang yang kelihatan dan tidak lepas oleh getaran. Semua sambungan
kabel
baik
dalam
junction
box,
panel
ataupun
tempat
lainnya
harus
penyambungan
kabel
harus
dilakukan
dalam
kotak-kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara penyambungan
yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanamanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
ditulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
c. Penyambungan
kabel
tembaga
harus
menggunakan
penyambungan-
X -8
f.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi maksimum 2.5 m.
10.6.3.
Syarat Penerimaan.
Sebelum serah terima dilakukan pengujian dan pengetesan. Pengujian ini
perlu dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan Direksi, dan
disahkan oleh petugas/Instansi yang berwenang.
10.7.
SISTEM PENTANAHAN
1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara
baik, dengan cara menghubungkan kepada rel/cooper plate/bare conductor
pembumian yang telah tersedia di power house, yaitu semua frame besi,
tangki minyak, panel-panel housing, generator, housing dari peralatan metal
lainnya.
2. Hubungan bagian antara yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu)
dilakukan dengan pita tembaga fleksible yang harus dilindungi dari gangguan
mekanis.
3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan
dengan baut dari campuran tembaga.
4. Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1 dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian
kurang atau sama dengan 2.
5. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel,
housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain)
harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau
secara terpisah (individual).
Penampang Konduktor
2
Pembumian (mm2)
< = 10
16
10
35
16
X -9
70
50
120
70
< = 150
95
Catatan :
10.8.
10.8.1.
A.
Syarat Penggunaan
Generator Set (Genset) merupakan sistem catu daya cadangan yang akan
dipergunakan bilaman terjadi gangguan/pemadaman listrik PLN, atau
sebelum catu daya PLN belum tersedia. Pekerjaan ini meliputi pengadaan
bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam
lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya sehingga diesel
generator set siap dioperasikan secara baik sebagai sumber tenaga listrik
cadangan. Diesel genset yang ditawarkan harus baru.
B.
Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan :
a.
b.
c.
d.
Satu set sistem bahan bakar dan pemipaan termasuk tangki harian.
e.
f.
X -10
mounting, lengkap dengan isolasi panas yang terdiri dari glasswool,
aluminium foil yang dibungkus rapi dengan plat aluminium di bagian
luarnya.
g.
h.
Sistem pentanahan.
i.
j.
k.
l.
Setelah
instalasi
selesai,
Kontraktor
harus
menyerahkan
gambar
b.
c.
d.
10.8.2.
A.
Syarat Kualitas.
Syarat Umum
Penyedia barang dalam penawarannya harus melampirkan :
Brosure/catalog asli
Untuk menjamin kualitas dan mutu genset, maka baik pabrik Engine,
Alternator dan Pengkopelannya harus memiliki sertifikat ISO.
X -11
B.
Syarat Teknis
Generator dan Engine Data
a.
Type
: Silent type
b.
Merk
:-
c.
Power Capacity
: 15 KVA
d.
Voltage
: 380 /220V
e.
: 50 Hz / 3 Phase
f.
Speed (RPM)
: 1.500
g.
: 0,8
h.
: 80@7 meters
i.
Cylinder Arrangement
: Vertical in-line
j.
Over Load
k.
Governor
: Electronic
l.
Combustion system
: Indirect Injection
m. Direction of Rotation
n.
: Water Cooled
Cooling System
Kelengkapan
a.
: Ada
b.
Tangki Solar
: Ada
c.
: Ada
d.
: Ada
e.
Tool Kit
: Ada
f.
: Ada
X -12
10.8.3.
Syarat Pemasangan
Diesel harus dikopel langsung dengan generator dan dipasang diatas suatu
rangka, pemasangan pada rangka harus sudah terpasang dipabrik/Built.
Diesel generator set dan peralatannya akan dipasang dalam sebuah power
house, diesel genset harus sesuai untuk kondisi Humidity setempat.
Sistem pendingin.
a. Kontraktor harus menggunakan penyesuaian bangunan tersebut, Kontraktor
harus mengajukan gambar usulan (Shop Drawing) mengenai bagian yang
akan dibongkar/di lubangi dan pekerjaan finishingnya kembali untuk disetujui
Konsultan Pengawas.
b. Pipa gas buang harus diisolasi panas diarahkan kearah tempat pembuangan
gas keluar diluar gedung. Isolasi tersebut antara lain terdiri dari glass-wool dan
plat aluminium.
c. Masing-masing genset harus dilengkapi dengan sistem pengeluaran dan
pemasukan udara tersendiri, udara panas dari radiator genset disalurkan
langsung keluar gedung. Ducting udara panas dan grill-radiator yang
terpasang pada dinding bangunan sudah termasuk dalam harga penawaran
Genset.
C. Grounding / Pentanahan
Generator harus ditanahkan melalui terminal grounding dengan menggunakan
grounding rod. Biaya penggroundingan ini sudah termasuk dalam harga
penawaran Genset
X -13
D.
Noise Level
Noise level yang digunakan untuk diesel generator haruslah tidak mengganggu
daerah lainnya (max 70 dB).
10.8.4.
Syarat Pemeliharaan
Garansi pabrik harus berlaku selama 1 (satu) tahun dari mulai saat
penyerahan kedua (final acceptance), selama ini bertanggung jawab untuk
penggantian atau perbaikan setiap cacat/kerusakan peralatan, komponen,
sistem, kegagalan mana disebabkan oleh kesalahan bahan, kemampuan
kerja tenaga Pelaksanaan atau Engineering.
Service dan maintenance :
a. Kontraktor harus melakukan perawatan selama 360 hari setelah berita
acara serah terima pekerjaan I ditanda tangani.
b. Pekerjaan pemeliharaan ini tidak boleh dioperkan kepada pihak lain
kecuali kepada agen tunggal yang ditunjuk oleh pabrik yang berlokasi
terdekat pada lokasi pekerjaan.
c. Supplier harus menyelenggarakan training untuk calon operator yang
akan ditugaskan sampai calon tersebut mampu bekerja sepenuhnya,
terhitung dari mulainya masa peraturan yang masih menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
10.8.5.
Syarat Penerimaan
Kontraktor harus menyerahkan dokumentasi antara lain :
1. Operasional manual and maintenance (SOP), repair/shop manual, part
catalogue serta equipment description brochures kepada Pemberi Tugas
sebelum Berita Acara Serah Terima.
2. Certificate of Origin (Generator, Engine, Couple)
3. Factory Test Certificate
4. Kartu Garansi (selama 1 tahun)
5. Tool Kits
Untuk menjamin kesesuain barang yang diadakan dengan spesifikasi teknis
yang disyaratkan, maka akan dilakukan pre-delivery inspection sebelum
Genset dikirim ke lokasi pekerjaan.
X -14
Lisensi pabrik.
1. Sub kontraktor harus mendapat lisensi (Surat Dukungan) dari pabrik.
2. Pemasangan barang yang bukan satu merk harus mendapat lisensi dari
pabrik yang bersangkutan.
10.8.6.
10.9.
X -15
XI-1
BAB XI
PEKERJAAN LAIN-LAIN
11.1.
11.1.1.
Material
Bentuk
: Silinder
Ukuran
: panjang = 5 m, diameter = 2 m
o Tebal
o
Warna Cat
Pekerjaan ini juga termasuk dengan injeksi bakteri sebagai start up awal
operasional dan seluruh pengujian instalasi. Bakteri yang di injeksi jenis bakteri
aerobik alamiah terdiri dari selulotik dan amilotik.
Tangki reaktor aerasi sudah dilengkapi dengan media tempat perkembang
biakan bakteri sebanyak 80 % dimensi tangki. Media disebar secara acak
dengan spesifikasi sebagai berikut:
o
Bentuk
: Silinder
Ukuran
Tebal media
: 1 mm
Warna
: bening transparan
XI-2
11.1.2.
11.2.
TEKNIS PELAKSANAAN
Kontraktor harus menempatkan Pengawas Lapangan yang ahli danmemiliki
pengalaman luas dalam peletakan, penyambungan, perawatan, pengujian
lapangan dari semua tangkireaktor yangdipasok perusahaan dan Kontraktor harus
dapat mengambil alihkeahlian dari pengawas tersebut.Cara pemasangan tangki
reaktor dan sistem perpipaannya harus pada elevasi dan arah sesuaiprosedur
yang diajukan Kontraktor dan disetujui Pengawas.
11.2.2. Pondasi
Dalam pemasangan tangki harus ditentukan pondasinya. Bentuk sertadimensinya
seperti yang ditunjukan dalam gambar. Kecuali ditentukanlain pondasi tangki
menggunakan beton yang ditempatkan sebagai lantaikerja.
XI-3
11.3.
tidaksempurna,
dan
membersihkan,
kemudian
diperiksa
dan
diadakanpengujian ulang.
Media dalam bentuk utuh dan tidak ada pecah.
11.5.
PEMBUATAN LAPORAN
Kontraktor harus menyimpan semua arsip kegiatan proyek dan termasuk semua
perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan
proyek.
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi teknik laporan kemajuan
pelaksanaan proyek tersebut untuk persetujuan yang harus dilaksanakan
pada tiap tiap bulan, berupa laporan harian, mingguan dan bulanan yang
dilengkapi dengan time schedule termasuk foto foto dokumentasi atau
XI-4
tanggal lain menurut perintah Direksi Pekerjaan
Isi masing masing laporan tersebut adalah :
-
Laporan harian
Laporan harian harus dibuat setiap material dan alat yang
digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk
keadaan cuaca dan kendala yang dihadapi di lapangan.
Laporan mingguan
Laporan mingguan tentang kemajuan pekerjaan selama satu minggu
Laporan bulanan
Laporan bulanan berisi tentang kemajuan pekerjaan selama satu
bulan
Laporan SMK3K
Laporan SMK3K berisi tentang pelaksanaan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja selama masa konstruksi
11.6.
GAMBAR
XI-5
keperluan tersebut.
Gambar gambar detail serta gambar gambar tambahan atau gambar
perubahan baru dapet dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Direksi
Hal hal yang harus diperhatikan oleh Kontraktor terkait gambar kerja/
pelaksanaan (Shop Drawing) adalah :
1. Gambar gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar gambar
yang harus disiapkan Kontraktor.
2. Sebelum gambar gambar Pelaksanaan disetujui oleh Direksi, Kontraktor
tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan di lapangan.
3. Direksi Pekerjaan memeriksa gambar kerja/ pelaksanaan dan berhak
menolak atau menyetujui gambar gambar tersebut jika tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada
4. Kontraktor akan melakukan perbaikan perbaikan yang diminta oleh
Direksi Pekerjaan dan menyerahkan kembali seluruh gambar kerja/
pelaksanaan.
11.7.
Kontruksi proyek pada progress pada masing masing pekerjaan mencapai 0%,
25%, 50%, 75% dan seterusnya sampai mencapai 100% (setiap peningkatan
progress 25%) dan kondisi pada waktu selesainnya masa pemeliharaan. Tiap
tahapan disyaratkan minimal 2 foto, yang dicetak berwarna dengan ukuran post
card dengan kualitas minimal 12 Mega Pixel dan diserahkan masing masing 3
(tiga) set kepala Direksi termasuk soft copynya.
Plakat/parasite dibuat sebanyak 1 (satu) buah dari bahan Granito/ marmer dengan
ukuran min 60x80 cm.
XI-6
11.8.
11.9.
DASAR PEMBAYARAN
Pembuatan laporan foto, plakat/prasasti dan gambar kerja menjadi tanggung jawab
kontraktor, sedangkan untuk video dokumentasi dan biaya rapat mingguan dibayar
sesuai table berikut.
NO
Uraian
1.
2.
Video dokumentasi
Satuan
Kali
Ls
XII-1
BAB XII
PEKERJAAN COMMISIONING & START UP
12.1.
UMUM
Penyedia jasa berkewajiban melakukan kegiatan pengujian, comisioning, start
up dan menjamin sistem berfungsi dengan baik selama masa pemeliharaan.
12.2.
12.2.1.
Cara Pengujian
Setelah selesai dikerjakan semua dinding harus dibersihkan dari bekas tanah
urugan sehingga setiap kebocoran dinding dapat dilihat.Semua bagian bagunan
selama pengujian harus diisi dengan air dan menutup semua katup/jalan keluar
air dan ditahan sekurang-kurangnya 48 jam.
Pengisian dilaksanakan secara bertahap mulai dari 1/3 volume bangunan.
Ketinggian permukaan air akan diperhatikan selama waktu tersebut diatas.
Ketentuan nilai penurunan selama 48 jam adalah kurang dari 1 cm untuk
bangunan pengolahan. Untuk bangunan tertutup jika kebocoran melampaui nilai
diatas , maka dilakukan pengisian ulang dan dilakukan pengisian ulang dan
ditunggu selama 24 jam. Apabila terjadi penurunan melampaui nilai diatas maka
penyedia jasa atau barang diharuskan memperbaiki dengan biaya sendiri.
Apabila pengujian pada 1/3 volume banguann memenuhi ketentuan persyaratan
diatas maka dilanjutkan dengan pengujian 2/3 volume bangunan dan seterusnya
dilanjutkan sampai penuh.
12.2.2.
Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai dengan cara pengujian seperti diatas
harus diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:
1.
2.
Penurunan permukaan air tidak lebih dari ketentuan pada klausul 12.2.2.
diatas
3.
XII-2
12.3.
UJI COBA
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukan dalam penawaran biaya uji
coba (trial & running) masing-masing bangunan dan peralatan. Penawaran biaya
untuk pelaksanan uji coba meliputi daya listrik, bahan bakar, bahan kimia dan
lainnya yang diperlukan dan digunakan untuk mencapai hasil konstruksi dan
hasil kinerja proses sesuai dengan perencanaan.
Sebelum
melaksanakan
uji
coba
masing-masing
bangunan,
penyedia
Pelatihan Operator
Penyedia Barang / Jasa berkewajiban melaksanakan pelatihan (training) kepada
operator yang ditunjuk oleh pemilik proyek minimal 4 orang selama minimal 7
(tujuh) hari.
12.5.
XII-3
Semua peralatan, biaya operasional yang meliputi biaya listrik, bahan kimia dan
tenaga operator selama pelaksanaan kegiatan pengoperasian sistem sampai
mencapai kondisi tunak harus disediakan oleh kontraktor.
12.5.1.
Waktu tinggal
= 40 menit
Debit rata-rata
= 390 m3/hari
2.
3.
Bak ekualisasi
Waktu tinggal
= 6 -12 jam
Debit rata-rata
= 390 m3/hari
Debit puncak
= 780 m3/hari
Jam
3,5 - 4,5
Biofilm Area
m2/m3
200 - 250
BOD Loading
kg/m3.hari
1 - 1,4
m/jam
0,5 - 0,8
Diameter
mm
50
Panjang
mm
120
= 390 m3/hari
XII-4
Overflow rate (Vo) = 30 50 m3/m2.hari
Debit rata-rata
= 390 m3/hari
dengan
pengujian
operasi
sistem,
Kontraktor
harus
pengolahan
harus
diperiksa
apakah
elevasi
XII-5
Persiapan
pengoperasian
unit-unit
IPAL
ini
sampai dengan
12.6.
lokasi setiap
peralatan
dan
Petunjuk
Mengatasi
Masalah
untuk
semua
peralatan
(Troubleshooting)
12.7.
XII-6
Lingkungan atau Teknik Kimia dengan pengalaman profesional
selama 3 Tahun dibidangnya, dan selama 2 tahun pada
pekerjaan serupa.
-
12.8.
dihitung dalam
XII-1
BAB XII
PEKERJAAN COMMISIONING & START UP
12.1.
UMUM
Penyedia jasa berkewajiban melakukan kegiatan pengujian, comisioning, start
up dan menjamin sistem berfungsi dengan baik selama masa pemeliharaan.
12.2.
12.2.1.
12.2.2.
Cara Pengujian
Setelah selesai dikerjakan semua dinding harus dibersihkan dari bekas tanah
urugan sehingga setiap kebocoran dinding dapat dilihat.Semua bagian bagunan
selama pengujian harus diisi dengan air dan menutup semua katup/jalan keluar
air dan ditahan sekurang-kurangnya 48 jam.
Pengisian dilaksanakan secara bertahap mulai dari 1/3 volume bangunan.
Ketinggian permukaan air akan diperhatikan selama waktu tersebut diatas.
Ketentuan nilai penurunan selama 48 jam adalah kurang dari 1 cm untuk
bangunan pengolahan. Untuk bangunan tertutup jika kebocoran melampaui nilai
diatas , maka dilakukan pengisian ulang dan dilakukan pengisian ulang dan
ditunggu selama 24 jam. Apabila terjadi penurunan melampaui nilai diatas maka
penyedia jasa atau barang diharuskan memperbaiki dengan biaya sendiri.
Apabila pengujian pada 1/3 volume banguann memenuhi ketentuan persyaratan
diatas maka dilanjutkan dengan pengujian 2/3 volume bangunan dan seterusnya
dilanjutkan sampai penuh.
12.2.3.
Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai dengan cara pengujian seperti diatas
harus diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:
1.
2.
Penurunan permukaan air tidak lebih dari ketentuan pada klausul 12.2.2.
diatas
3.
XII-2
12.3.
UJI COBA
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukan dalam penawaran biaya uji
coba (trial & running) masing-masing bangunan dan peralatan. Penawaran biaya
untuk pelaksanan uji coba meliputi daya listrik, bahan bakar, bahan kimia dan
lainnya yang diperlukan dan digunakan untuk mencapai hasil konstruksi dan
hasil kinerja proses sesuai dengan perencanaan.
Sebelum
melaksanakan
uji
coba
masing-masing
bangunan,
penyedia
Pelatihan Operator
Penyedia Barang / Jasa berkewajiban melaksanakan pelatihan (training) kepada
operator yang ditunjuk oleh pemilik proyek minimal 4 orang selama minimal 7
(tujuh) hari.
12.5.
XII-3
Semua peralatan, biaya operasional yang meliputi biaya listrik, bahan kimia dan
tenaga operator selama pelaksanaan kegiatan pengoperasian sistem sampai
mencapai kondisi tunak harus disediakan oleh kontraktor.
12.5.1.
Waktu tinggal
=40 menit
Debit rata-rata
= 390 m3/hari
2.
3.
Bak ekualisasi
Waktu tinggal
=6-12 jam
Debit rata-rata
= 390 m3/hari
Debit puncak
= 780 m3/hari
Jam
3,54,5
m2/m3
kg/m3.hari
200250
11,4
m/jam
0,50,8
mm
mm
50
120
HRT(BakPengendap)
Media:
Diameter
Panjang
= 390 m3/hari
XII-4
Overflow rate (Vo) = 30 50 m3/m2.hari
= 390 m3/hari
Debit rata-rata
dengan
pengujian
operasi
sistem,
Kontraktor
harus
dan
kelengkapannya.
bangunan
pengolahan
harus
Semua
diperiksa
pelimpah
apakah
pada
elevasi
sampel
laboratorium.Pemeriksaan
air
dan
sampel
air
diperiksa
dilakukan
di
sebagai
berikut:
XII-5
Persiapan
pengoperasian
unit-unit
IPAL
ini
sampai
dengan
12.6.
referensi
nama,
kode,
dan
lokasi
setiap
peralatan
dan
Petunjuk
Mengatasi
Masalah
untuk
semua
peralatan
(Troubleshooting)
12.7.
XII-6
belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Lingkungan atau
Teknik Kimia dengan pengalaman profesional selama 3 Tahun
dibidangnya, dan selama 2 tahun pada pekerjaan serupa.
-
elektro yang
12.8.
XIII-1
BAB XIII
LANDSCAPE
13.1.
LANDSCAPE
13.1.1. Umum
Spesifikasi Penanaman ini adalah untuk memastikan akuisisi dan instalasi bahan
tanaman sehat dengan kualitas terbaik dalam jumlah yang diinginkan secara
khusus untuk pekerjaan ini.
13.1.2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pekerjaan yang menjadi bagian dari item ini antara lain :
1. Tanaman akuisisi
2. Proyek Pembibitan
3. Instalasi bahan taman
4. Kontrol erosi
5. Pembersihan lahan
6. Pasokan kualitas lapisan atas tanah yang baik untuk persiapan campuran
tanah dan penimbunan
7. Pengedalian rumput liar
8. Fine grading
9. Penanaman
10. Pasokan bahan landscape lainnya
11. Pemeliharaan Landscape
12. Garansi
XIII-2
penetapan
kontrak,
kontraktor
akan
mengajukan
jadwal
XIII-3
2. Besaran yang ditunjukkan dalam Gambar untuk harga item satuan
hanya perkiraan dan disediakan untuk kenyamanan Kontraktor.
b. Nama Tanaman
Nama tanaman akan sesuai dengan nama yang berlaku umum dalam
perdagangan pembibitan lokal dan sebagai ditafsirkan oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Kondisi
1. Semua tanaman akan memiliki kebiasaan normal pertumbuhan dan
sehat, kuat dan bebas dari serangga dan / atau dihinggapi penyakit.
2. Ukuran minimum yang dapat diterima dari semua pohon setelah
pemangkasan, dengan cabang di posisi normal, akan sesuai dengan
pengukuran yang ditetapkan dalam Jadwal Pekerjaan kecuali
dinyatakan lain.
3. Pengukuran Caliper akan dibawa pada suatu titik pada batang 1,0
meter di atas tanah alami.
4. Pengukuran tinggi Batang akan diambil dari cabang pertama (pohon)
atau ke pelepah pertama.
5. Tanaman yang memenuhi pengukuran tertentu, tetapi tidak memiliki
konfigurasi normal atau keseimbangan tinggi dan menyebar akan
ditolak. Semua pohon yang disediakan akan bercabang sebagaimana
tercantum dalam Jadwal Pekerjaan.
6. Bahan tanaman yang lebih besar dalam ukuran dari yang ditentukan
dapat digunakan, tetapi tunduk pada persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Penggunaan bahan tanaman yang lebih besar akan
membuat tidak ada perubahan harga kontrak. Tinggi tidak akan
diganti untuk bentuk yang seimbang.
12.2.3. Air
Kontraktor akan menyediakan air untuk periode selama instalasi
pekerjaan
lansekap.
Kontraktor
akan
bertanggung
jawab
untuk
XIII-4
12.3.
Pembersihan Lahan
a. Kontraktor akan membersihkan semua bidang penanaman vegetasi yang
ada tidak ditentukan untuk tetap dan semua puing-puing lain dan benda
asing dianggap sebagai penghalang bagi pelaksanaan penanaman dan /
atau sedap dipandang dalam penampilan.
b. Kontraktor akan mempertahankan eksisting yang ditetapkan sebelumnya
dan sengkedan yang dianggap baik.
c. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk membersihkan areal tanam
12.4.
Pengendalian Gulma
a. Kontraktor
akan
menyingkirkan
semua
gulma
terlihat
sebelum
penempatan tanah.
b. Aplikasi
herbisida
tidak
diperbolehkan
kecuali
secara
khusus
12.5.
Penggalian
Harga untuk penggalian yang meliputi:
a. Penggalian dengan tangan dan / atau alat mekanik termasuk di bawah
permukaan air
b. Menggali di sekitar dan menyingkirkan batu-batu.
c. Pemangkasan, meratakan dan pemadatan dasar & menjaga sisi plumb
d. Beberapa penanganan bahan galian dan semua transportasi dan biaya
penanganan di bongkar muat berakhir.
e. penggalian tambahan dan penimbunan untuk bekisting
f.
XIII-5
frekuensi
1. Penyiraman
2. Pembersihan gulma
Harian
3. Edging
4. Pemupukan
a. Pohon
b. Semak/ groundcovers
Bulanan
c. Rumput
5. Kompos
6. Penggemburan tanah
Bulanan
XIII-6
Pengadaan Dan Penanaman Pohon
Pohon Mangga
2 buah
minimal 2.5 m
Tanaman puring - puringan
4 buah dalam 1 m2
Rumput mutiara
Teratai yang sudah kuncup,
23 m2
3 buah
include pot.
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Pekerjaan
Tahun
No.
URAIAN
SATUAN VOLUME
3
HARGA SATUAN
Rp
5
TOTAL HARGA
Rp.
6
BILL
1.00
BILL
1.00
BILL
1.00
BILL
1.00
JUMLAH
PPN 10 %
JUMLAH TOTAL
DIBULATKAN
No.
URAIAN
SATUAN VOLUME
3
HARGA SATUAN
Rp
5
TOTAL HARGA
Rp.
6
I.
1
LS
1.00
LS
3.00
LS
1.00
bh
bh
km
bln
25.00
4.00
3.84
8.00
Sosialisasi
ls
1.00
Pengukuran
km
3.84
Stock Yard
m2/ th
500.00
Pembersihan
ls
1.00
Rapat Mingguan
kali
32.00
10
Pembuatan Video
ls
1.00
11
ls
1.00
II.2
II.3
II.4
2
PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH
SATUAN
VOLUME
HARGA SATUAN
Rp
5
TOTAL HARGA
Rp.
6=4*5
bh
bh
bh
bh
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
81.00
11.00
80.00
325.98
233.60
24.56
27.18
94.88
9.52
131.08
2.64
539.03
1,182.84
52,729.11
52,729.11
52,729.11
13,185.07
12,778.94
13,185.07
15,014.54
12,778.94
13,185.07
32,788.80
228,590.10
238,650.30
74,613.15
60,081.75
4,271,057.91
580,020.21
1,054,805.76
4,165,678.21
3,080,032.82
368,757.05
347,331.53
1,250,999.63
312,149.38
29,962,675.95
630,036.79
40,219,039.62
71,066,912.63
PEKERJAAN PERBAIKAN
1 Pengadaan & Pemasangan Kloset Duduk
2 Pengadaan & Pemasangan Bak KM/WC
3 Pengadaan & Pemasangan Floor Drain 3" ( leher angsa)
4 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 20 x 20 cm
5 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 30 x 30 cm
6 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 40 x 40 cm
7 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 20 x 20 cm (warna)
8 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 30 x 30 cm (warna)
9 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 40 x 40 cm (warna)
10 Pengadaan & Pemasangan Paving t= 6 cm
11 Pengadaan & Pemasangan Paving t= 8 cm
12 Pengadaan & Pemasangan Lantai Ubin Teraso 20 x 20 cm
13 Pengadaan & Pemasangan Lantai Ubin Teraso 30 x 30 cm
14 Pengadaan & PemasanganTegel 30 x 30 cm PC
15 Pengadaan & Pemasangan Batu Sikat
16 Pekerjaan Pengaspalan
17 Pekerjaan Pengecoran Beton Rabat
18 Pekerjaan Pondasi Batu Kali
19 Urugan Pasir dipadatkan
20 Urugan Pasir untuk Bedding pipa
21 Urugan Tanah kembali, dipadatkan
22 Buangan sisa galian
bh
bh
bh
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
78.00
11.00
61.00
0.80
37.02
43.56
31.20
14.70
109.32
233.60
0.80
23.76
45.90
27.18
94.88
9.52
131.08
2.64
0.33
99.98
1,482.67
139.22
2,483,401.36
1,258,353.00
47,278.80
184,319.73
225,084.04
227,728.46
216,484.43
245,204.44
268,678.24
176,739.19
211,359.94
217,837.74
254,725.14
118,881.39
261,222.27
400,000.00
494,405.53
824,288.49
248,213.70
264,359.70
74,033.35
47,480.18
193,705,305.77
13,841,883.00
2,884,006.80
147,455.79
8,332,611.07
9,919,851.83
6,754,314.20
3,604,505.23
29,371,904.92
41,286,274.20
169,087.95
5,175,824.79
11,691,884.10
3,231,196.28
24,784,768.98
3,808,000.00
64,804,698.92
2,176,121.61
81,910.52
26,430,682.81
109,766,947.01
6,610,292.94
m'
bh
bh
bh
bh
4,999.97
3.00
312.00
21.00
101.00
81,075.43
174,949.67
115,747.67
74,127.74
47,278.80
405,374,691.39
524,849.02
36,113,273.82
1,556,682.44
4,775,158.80
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
371.00
187.00
107.00
53.00
84.00
681,204.16
813,113.03
927,264.38
1,041,415.74
1,155,567.09
252,726,742.20
152,052,136.30
99,217,288.99
55,195,034.10
97,067,635.77
No.
URAIAN
SATUAN
VOLUME
1
II
II.5
II.6
HARGA SATUAN
Rp
5
TOTAL HARGA
Rp.
6=4*5
unit
213.00
697,816.09
148,634,826.96
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Flushing Pipa
2 Penyambungan/ Tapping Pipa Septictank
3 Pengurasan Septinktank
4 Penyemprotan Disinfektan
Ls
unit
unit
unit
216.00
216.00
216.00
216.00
95,468.40
200,913.38
450,000.00
88,430.40
20,621,174.40
43,397,289.47
97,200,000.00
19,100,966.40
JUMLAH BILL.2
2,159,446,776.28
No.
URAIAN
SATUAN
VOLUME
HARGA SATUAN
Rp
5
TOTAL HARGA
Rp.
6
III
3.1
3.1 1
3.1 1.1.
3.1 1.2.
m'
m'
3,317.40
520.20
3.1 2
3.1 2.1
m'
m'
m'
m'
72.40
2,635.00
499.40
54.50
m'
56.10
m'
m'
m'
m'
3.00
55.60
398.30
63.30
pcs
pcs
pcs
pcs
3.00
59.00
8.00
1.00
pcs
pcs
pcs
pcs
1.00
1.00
5.00
3.00
3.1 4.1
3.1 4.2
pcs
pcs
2.00
9.00
3.1 5
3.1 5.1
3.1 5.1.1
5.1.1.a
5.1.1.b
3.1 5.1.2
5.1.2.a
5.1.2.b
3.1 5.1.3
5.1.3.a
5.1.3.b
unit
unit
18.00
unit
unit
65.00
unit
unit
66.00
7.00
3.1 5.2
3.1 5.2.1
unit
2.00
unit
5.00
3.1 2.2
3.1 2.3
3.1 3
3.1 3.1
3.1 3.2
3.1 4
3.1 5.2.2
No.
URAIAN
SATUAN
VOLUME
1
3.1 5.3
5.3.1
2
House Inlet Precast - tipe 1 (W=500x500, H=1000mm):
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 0 ~ 2m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
3.1 5.3.2
3.1 5.3.3
5.3.3.a
5.3.3.b
3.1 5.4
3.1 5.4.1
3.1 5.4.2
18.00
unit
65.00
unit
unit
66.00
7.00
unit
1.00
unit
4.00
unit
unit
10.00
1.00
unit
unit
10.00
1
unit
unit
1.00
1.00
unit
unit
1.00
1.00
1.00
8.00
5.00
1.00
unit
unit
1.00
1.00
unit
unit
1.00
1.00
unit
unit
1.00
1.00
unit
unit
1.00
1.00
unit
unit
1.00
1.00
3.1 7
3.1 7.1
3.1 7.1.1
3.1 7.1.3
7.1.3.a
7.1.3.b
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Lateral dan Inspection Chamber ke Pipa Utama
Inspection Chamber tipe-1 (W=700x700, H~2,000mm) to Main Pipe:
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 2 ~ 4m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
unit
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
unit
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 8 ~ 10m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
unit
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
unit
3.1 7.2
3.1 7.2.1
7.2.1.a
7.2.1.b
3.1 7.2.2
7.2.2.a
7.2.2.b
3.1 7.2.3
7.2.3.a
7.2.3.b
3.1 7.2.4
7.2.4.a
7.2.4.b
3.1 7.2.5
7.2.5.a
7.2.5.b
TOTAL HARGA
Rp.
6
unit
3.1 6
3.1 6.1
6.1.a
6.1.b
3.1 6.2
6.2.a
6.2.b
3.1 6.3
6.3.a
6.3.b
3.1 6.4
6.4.a
6.4.b
3.1 7.1.2
HARGA SATUAN
Rp
5
No.
URAIAN
SATUAN
VOLUME
HARGA SATUAN
Rp
5
TOTAL HARGA
Rp.
6
3.2
3.2 1
1.1
1.2
1.3
m
m2
2
m
23,141.30
3,344.90
906.06
3.2 2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
Pekerjaan Paving
Pekerjaan Urugan pasir t = 10 cm
Pekerjaan Paving 20 x 20 x 8 cm K 225
Pekerjaan Paving 10 x 20 x 8 cm K 225
Pekerjaan Kanstein Kursi
Pekerjaan Kanstein Pengunci
Pekerjaan Beton Pengunci
m
m2
2
m
m'
'
m
m
30.00
300.00
6.00
20.00
200.00
30.00
3.2 3
3.1
52.24
3.2 4
55.29
SUB JUMLAH B
JUMLAH BILL. 3
No.
URAIAN
SATUAN
PERKIRAAN
KUANTITAS
4
HARGA SATUAN
Rp
5
JUMLAH HARGA
( Rp. )
6
IV
4.1
4.1 1
PEKERJAAN IPAL
PEKERJAAN BONGKARAN
Pekerjaan bongkaran beton
ls
1.00
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
1
2
3
4
5
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Urugan Tanah
Pekerjaan Galian Tanah Biasa
Pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan Alat
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
Pekerjaan Urugan pasir
m
m
m
m
m
462.88
45.98
31.90
14.17
11.18
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
1
2
3
4
5
6
7
PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Pekerjaan Pasangan Bata 1:4
Pekerjaan Pasangan Bata 1:3
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Acian
Pekerjaan Siaran
m
m
m
m
m
m
m
4.94
37.08
106.92
18.36
256.54
311.36
22.40
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
1
2
3
4
5
6
7
8
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton K175
Pekerjaan Beton K225
Pekerjaan Beton K350
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting Pipa
Pekerjaan Bekisting Kayu
Pekerjaan Bekisting Pasangan Batako
Pekerjaan Waterprofing Integral
m
m
m
kg
m'
m
m
m
6.31
4.44
138.26
54,151.73
737.96
539.04
70.18
830.65
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
1
2
3
4
5
6
m
m
m
m
m
m'
5.00
133.62
3.60
10.24
30.61
46.09
4.5
4.5 1
4.5 2
4.5 3
m
m
m'
108.70
62.60
171.10
4.6
4.6 1
4.6 2
4.6 3
PEKERJAAN PENGECATAN
Pek. Pengecatan dinding + beton ( pekerjaan acian )
Pek. Pengecatan plafond
Pek. Pengecatan List plafon Gypsum 7x7 cm
m
m
m
299.62
101.21
171.10
4.7
4.7
4.7
4.7
4.7
4.7
4.7
unit
unit
unit
unit
unit
unit
2.00
1.00
1.00
2.00
1.00
5.00
31.65
1
2
3
4
5
6
4.8
4.8 1
No.
URAIAN
SATUAN
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
1
2
3
4
5
6
7
8
2
3
PEKERJAAN ELEKTRIKAL BANGUNAN
Instalasi titik lampu penerangan kabel NYM 3 x 2,5 mm2 dalam konduitbh
Instalasi stop kontak biasa kabel NYM 3 x 2,5 mm dalam konduit
bh
Saklar Single
bh
Saklar Double
bh
Stop kontak
bh
Pek. Pas. Lampu down light PL 14 Watt philips
bh
Pek. Pas. Lampu TL 18 x 2 Watt philips
bh
Pek. Exhausfan
bh
4.10
4.10
4.10
4.10
4.10
1
2
3
4
4.11
4.11
4.11
4.11
4.11
1
2
3
4
4.12
4.12
4.12
4.12
4.12
4.12
4.12
4.13
4.13
4.13
4.13
4.13
4.13
PERKIRAAN
KUANTITAS
4
HARGA SATUAN
Rp
5
JUMLAH HARGA
( Rp. )
6
16.00
12.00
1.00
6.00
11.00
6.00
10.00
1.00
bh
bh
bh
ls
10.00
10.00
10.00
1.00
bh
bh
bh
bh
1.00
1.00
1.00
1.00
1
2
3
4
5
6
PEKERJAAN ATAP
Pek. Pasangan kap baja ringan Profil UK 75 (Luas Atap Datar)
Pek. Pasang atap genteng Berpolitur Fabrikasi
Pek. Pasang bubungan genteng
Pek. Lisplank Kayu kamper
Pek. Pasang murda paras
Pek. Pasang ikut celedu paras
m2
m2
m'
m'
bh
bh
202.73
265.38
57.20
91.60
5.00
12.00
1
2
3
4
5
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan Pemasangan dan pembongkaran sheet pile
Pek. Manhole Baja + Cat uk. 1.06 x 0,56 m
Pek. Manhole Baja + Cat uk. 0,60 x 0,60 m
Pek. Pipa dia. 4"
Pek. Stainlessteel Penangkap Sampah + Baut 1/2" per 20 cm
m
unit
unit
m'
m
167.10
4.00
5.00
100.00
3.36
4.14
4.14 1
4.14 2
unit
unit
6.00
6.00
4.15
4.15
4.15
4.15
4.15
PEKERJAAN MEKANIKAL
Pek. Pengadaan dan pemasangan Pompa Transfer Submersible
Pengadaan dan Pemasangan Kontrol Panel
Kabel NYY 4X95mm2 + BC 1 x 70mm2 dari panel ke pompa
Cadangan Pompa
unit
set
m'
unit
2.00
1.00
1.00
2.00
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Biaya sambungan dari PLN 13200 w
BP 13.2 KVA
Pkt
UJL 13.2 KVA
Pkt
Biaya Pemeriksaan
Pkt
Kabel NYY 4X150mm2 + BC 1 x 70mm2 dari panel ke Trafo
Pkt
-
1.00
1.00
1.00
50.00
1.00
40.00
188.00
80.00
3.50
80.00
20.50
10.00
1
2
3
4
4.16
4.16 1
4.16 2
4.17
No.
URAIAN
SATUAN
PERKIRAAN
KUANTITAS
4
HARGA SATUAN
Rp
5
JUMLAH HARGA
( Rp. )
6
4.18
4.18
4.18
4.18
4.18
4.18
1
2
3
4
5
unit
unit
m'
unit
unit
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.19
4.19
4.19
4.19
4.19
1
2
3
4
unit
unit
kg
bh
1.00
3.00
5.00
2.00
2.00
23.00
23.00
3.00
4.00
4.00
10.00
4.20
4.20 1
4.20
4.20
4.20
4.20
4.20
4.20
2
3
4
4
5
6
PEKERJAAN LANDSCAPE
btg
Pengadaan dan penanaman pohon Mangga
Tinggi = min 2,5 m diameter minimal 25 cm
m
Pengadaan dan penanaman tanaman puring
m
Pengadaan dan penanaman rumput
bh
Pengadaan Teratai + pot
bh
Lampu Taman Tiang Antik 2 x 70 watt
Lampu Halogen Type AMLC 400 W ( lampu Sorot Gedung )
bh
Instalasi titik lampu Penerangan / NYFGBY 3X4 mm2 (external works) ttk
JUMLAH BILL . 4