Anda di halaman 1dari 343

DOKUMEN PENGADAAN

Nomor : UM.01.02/ULP BALI/CK-PPLP/2017/III.2.1


Tanggal : 23 JANUARI 2017

untuk

Pekerjaan :

PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN KABUPATEN TABANAN

KELOMPOK KERJA PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI SATKER


PENGEMBANGAN PLP PROVINSI BALI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


Tahun Anggaran: 2017

BAB I
UMUM
A.

Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data
Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data
Pemilihan (LDP).

B.

Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan dokumen penawaran.

C.

Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai berikut:
Pekerjaan
Konstruksi
- Kontrak
Harga Satuan

:
:

- HEA

- LDP

- LDK

- APIP

- Penyedia
- Sub penyedia

:
:

- Kemitraan/Kerja
Sama Operasi
(KSO)
Surat Jaminan

- Hari

- Daftar kuantitas
dan harga
- Harga Perkiraan
Sendiri (HPS)

adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi


bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya
adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk
setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar
telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;
adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan penyesuaian atau normalisasi harga
terhadap harga penawaran dalam proses pengadaan dimana unsur preferensi harga
telah diperhitungkan berdasarkan capaian TKDN dan status perusahaan;
adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik
sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan, penyampaian,
pembukaan, kriteria dan tata cara penilaian dokumen penawaran, pengumuman
pemenang, dan sanggahan;
adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik
sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan penyedia barang/jasa antara lain dalam
menyiapkan, mengisi formulir isian kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;
adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang selanjutnya disebut
Inspektorat K/L/D/I bertugas melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi;
adalah badan usaha yang menyediakan/melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;
adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan penyedia penanggung
jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan (subkontrak);
adalah kerja sama usaha antar penyedia baik peyedia nasional maupun penyedia
asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab
yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
adalah jaminan tertulis yang selanjutnya disebut Jaminan, bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional), yang diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Penjaminan, Perusahaan Asuransi, atau konsorsium perusahaan asuransi umum/
lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), dimana konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diserahkan oleh penyedia kepada
PPK/Pokja ULP untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;
adalah hari kalender untuk pelaksanaan kontrak dan proses pemilihan secara
elektronik dan batas akhir setiap tahapan adalah hari kerja;
adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan jumlah biaya keseluruhannya
yang merupakan bagian dari penawaran;
adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh volume pekerjaan dikalikan dengan
Harga Satuan yang disusun dan ditetapkan oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian
berdasarkan data yang dapat dipertanggung jawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak, serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya;

Pekerjaan
Utama
- Mata Pembayaran
Utama
- Harga Satuan
Pekerjaan (HSP)
Harga Satuan
Dasar (HSD)

- Metode
pelaksanaan
pekerjaan
- Personil inti
- Bagian peker
jaan yang disub
kontrakan
- Masa Pelaksa
naan (jangka
waktu
pelaksanaan)
- K/L/D/I
- PA
- KPA
- ULP
- Pokja ULP
- PPK
- SPPBJ
- TKDN
- RK3K

- LPSE
- Aplikasi SPSE
- Form Isian
Elektronik

: adalah jenis pekerjaan yg secara langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya


suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pengadaan;
: adalah mata pembayaran yang pokok dan penting yang nilai bobot kumulatifnya
minimal 80% (delapan puluh per seratus) dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari
mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pengadaan;
: adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu;
: adalah harga satuan komponen dari harga satuan pekerjaan (HSP) persatu
satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)
: adalah metode yang menggambarkan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang
sistematis dari awal sampai akhir meliputi tahapan/urutan pekerjaan (utama) dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan secara teknis;
: adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai penugasan pada
organisasi pelaksanaan pekerjaan;
: adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama, atau pekerjaan spesialis yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia barang/jasa dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK;
: adalah jangka waktu untuk melaksanakan pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan pekerjaan;
: adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang
menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
: adalah Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat pemegang kewenangan
penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau
Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD;
: adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan pejabat yang ditetapkan oleh PA
untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan
APBD;
: adalah Unit Layanan Pengadaan dibentuk oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi yang berfungsi melaksanakan pengadaan barang/jasa yang
bersifat permanen. ULP dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada;
: adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari ULP yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Kepala ULP atas usulan KPA yang penugasannya diatur oleh Kepala ULP untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;
: adalah Pejabat Pembuat Komitmenyang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan;
: adalah Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa yang diterbitkan oleh PPK kepada
penyedia barang/jasa untuk melaksanakan pekerjaan;
: adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri yaitu besarnyakomponen dalam negeri
pada barang, jasa, dan gabungan barang dan jasa;
: adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi, merupakan
dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang
dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU;
: Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk
menyelenggarakan system pelayanan pengadaanbarang/jasa secara elektronik;
: aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) berbasis
web yang terpasang di server LPSE yang dapat di akses melalui website LPSE;
: Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian yang dapat
diinput oleh pengguna aplikasi;

- Form Isian
Elektronik Data
Kualifikasi

: Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yg digunakan penyedia barang/jasa untuk
menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi.

D.

Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam
LDP.

E.

Pelelangan Umum ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usahatunggal
atau kemitraan/KSO.

BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. Umum
1. Lingkup Pekerjaan

1.1

Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2

Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka


waktu sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus
kontrak dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan hargayang tercantum dalam kontrak.

2. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP

3. Peserta

3.1

Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk menyampaikan penawaran atas
paket pekerjaan konstruksi sebagaimana tercantum dalam LDP.

3.2

Pelelangan Umum pekerjaan konstruksi ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
penyedia pelaksana konstruksi tunggal atau kemitraan/KSO yang memenuhi kualifikasi.

3.3

Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai diatas Rp.2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha Menengah yang
kemampuan dasarnya (KD) memenuhi syarat.

3.4

Pelelangan paket pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud pada 3.3 dapat dikerjakan
oleh penyedia jasa dengan kualifikasi besar apabila:
a.
b.

pelelangan gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan kualifikasi menengah yang
mendaftar; dan/atau
peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan dilelangkan tidak dapat
dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi menengah.

3.5

Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) dapat mengikuti paket pekerjaan di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dan harus melakukan kerja sama usaha
dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan, dalam hal terdapat perusahaan
nasional yang memiliki kemampuan dibidang yang bersangkutan.

3.6

Kemitraan/KSO dilakukan sebelum memasukkan dokumen penawaran, antar badan usaha


pelaksana konstruksi swasta dan/atau milik pemerintah, dan/atau salah satu pesertanya
BUJKA.

3.7

Dalam hal peserta melakukan kemitraan/KSO, baik dengan perusahaan nasional maupun
asing maka peserta harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang memuat
persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.8

Kemitraan/KSOharus terdiri dari perusahaan nasional untuk nilai pekerjaan di bawah


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)

3.9

Peserta kemitraan/KSO dilarang mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi


selama proses pelelangan.

3.10 Penyedia jasa yang bermitra/KSO untuk memenuhi jenis pekerjaan yang dilelangkan dapat
terdiri dari penyedia jasa konstruksi umum (general), spesialis, mekanikal/elektrikal,
dan/atau keterampilan tertentu.
3.11 Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan harus memiliki bukti Ijin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama usaha dengan perusahaan nasional dalam
bentuk kemitraan, subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat perusahaan nasional yang
memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
4. Larangan Korupsi,
Kolusi, dan
Nepotisme (KKN),
Penyalahgunaan

4.1

Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi
etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut:

Wewenang serta
Penipuan

a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam bentuk dan cara apapun, untuk
memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan,
dan/atau peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil Pelelangan
Umum, sehingga mengurangi/ menghambat/memperkecil/ meniadakan persaingan
yang sehat dan/atau merugikan pihak lain sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)
indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis, koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga satuan pekerjaan, dan/atau spesifkasi
teknis/barang yang ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/ Jasa yang berada dalam 1
(satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara lain kesamaan/
kesalahan pengetikan, susunan, dan format penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama dengan nomor seri
yang berurutan.
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain yang tidak
benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.
4.2

Peserta yang menurut penilaian Pokja ULP terbukti melakukan tindakan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses Pelelangan Umumatau
pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. gugatan secara perdata; dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

5. Larangan
Pertentangan
Kepentingan

5.1

Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang memiliki/
melakukan peran ganda atau terafiliasi.
Peran ganda sebagaimana dimaksud pasal 5.1 antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan Komisaris suatu Badan Usaha merangkap
sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada Badan Usaha lainnya yang
menjadi peserta pada Pelelangan pekerjaan yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan manajemen konstruksi berperan
sebagai konsultan perencana dan/atau konsultan pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan perencana/pengawas bertindak
sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya;
d. Pengurus koperasi pegawai dalam suatu Kementerian/ Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi atau anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti
Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota
Pokja ULP atau pejabat yang berwenang menetapkanpemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun
tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50% (lima puluh per seratus)
pemegang saham.

6.

6.1

Alih Pengalaman
dan Pendayagunaan Produksi
Dalam Negeri

5.2

Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi dengan nilai kontrak di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) penyedia jasa pelaksana konstruksi
diwajibkan memberikan alih pengalaman/keahlian kepada peserta didik bidang konstruksi
melalui sistem kerja praktek/magang sesuai dengan jumlah peserta didik
yang
diusulkan dalam dokumen penawaran.`

6.2

Peserta berkewajiban untuk menyampaikan yang mengutamakan pekerjaan konstruksi


yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia (produksi dalam negeri).

6.3

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dimungkinkan menggunakan bahan baku,


tenaga ahli, dan perangkat lunak yang tidak berasal dari dalam negeri (impor) dengan
ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau
komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen
yang masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri dan/atau spesifikasi
teknis bahan baku yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan
di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti
jasa asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli dilakukan semata-mata mencukupi kebutuhan jenis
keahlian yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan
yang nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya
alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor yang dilengkapi dengan
spesifikasi teknis, jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.4
7. Satu Penawaran
Tiap Peserta

Pemberian preferensi harga terhadap penawaran peserta atas penggunaan


produksi dalam negeri ditetapkan dalam LDP.

7.1

Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/ KSO hanya
boleh memasukkan satu penawaran untuk satu paket pekerjaan.

7.2

Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO DILARANG menjadi peserta


baik secara sendiri maupun sebagai anggota kemitraan/KSO yang lain pada paket
pekerjaan yang sama.

8.1

Semua peserta wajib melakukan pendaftaran sebelum mengambil Dokumen Pengadaan.

8.2

Peserta dapat mengambil Dokumen Pengadaan sesuai hari, tanggal, waktu dan tempat
pengambilan yang ditentukan dalam pengumuman.

8.3

Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1 (satu) perusahaan dalam pendaftaran dan
pengambilan dokumen.

9.1

Dokumen pengadaan pekerjaan konstruksi terdiri dari dokumen pemilihan dan dokumen
kualifikasi

9.2

Dokumen pemilihan terdiri dari :

B. Dokumen Pengadaan
8. Pengambilan
Dokumen
Pengadaan

9. Isi Dokumen
Pengadaan
Pekerjaan
Konstruksi

a.
b.
c.
d.

Umum
Instruksi Kepada Peserta;
Lembar Data Pemilihan;
Contoh Bentuk Dokumen Penawaran meliputi:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO);
4) DokumenPenawaranTeknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN;
6) Jaminan Penawaran Asli;
7) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik Satuan Pekerjaan pada saat
klarifikasi kewajaran harga terhadap penawaran di bawah 80% HPS akan
diminta,untuk kepentingan evaluasi dan tidak menjadi bagian dari ketentuan
kontrak.

e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak meliputi:


1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain meliputi:
1) Pengumuman Pelelangan;
2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar Barang yang diimpor.
9.3

Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:


a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.

9.4

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen Pengadaan. Kelalaian


menyampaikan dokumen penawaran yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pengadaansepenuhnya merupakan risiko peserta.

9.5

Peserta dapat meminta penjelasan secara tertulis mengenai isi Dokumen Pengadaan
kepada Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

9.6

Pokja ULP wajib menanggapi setiap permintaan penjelasan yang diajukan peserta
secara tertulis.

10. Bahasa Dokumen


Pengadaan

Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses Pengadaan


menggunakan Bahasa Indonesia

11. Pemberian
Penjelasan

11.1
11.2
11.3
11.4

Pemberian penjelasan dilakukan pada waktu dan tempat sebagaimana tercantum dalam
LDP serta dapat dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
Ketidakhadiran peserta pada saat pemberian penjelasan tidak dapat dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.
Perwakilan peserta yang hadir pada saat pemberian penjelasan menunjukkan tanda
pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.
Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP menjelaskan kepada peserta mengenai:
a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan;
c. metode pemasukan Dokumen Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan bersama Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran dan pembukaan Dokumen
Penawaran;
f.
tata cara pembukaan Dokumen Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan penawaran;
i.
jenis kontrak yang akan digunakan;
j.
ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan
preferensi harga atas
penggunaan produksi dalam negeri;
k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l.
risiko K3 yang mungkin timbul akibat pekerjaan termasuk kondisi dan bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak sebagian pekerjaan kepada Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta koperasi kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan tentang asuransi.

12. Perubahan
Dokumen
Pengadaan

11.5

Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara
melakukan peninjauan lapangan. Biaya peninjauan lapangan dan keperluan peserta
ditanggung masing- masing peserta.

11.6

Pemberian penjelasan mengenai isi Dokumen Pengadaan, pertanyaan dari peserta,


jawaban dari Pokja ULP, perubahan substansi dokumen, hasil peninjauan lapangan,
serta keterangan lainnya harus dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP) yang ditandatangani oleh anggota Pokja ULP dan minimal 1 (satu) wakil dari
peserta yang hadir.

11.7

Apabila tidak ada satupun peserta yang hadir atau yang bersedia menandatangani
BAPP, maka BAPP cukup ditandatangani oleh anggota Pokja ULP yang hadir.

11.8

Apabila dalam BAPP sebagaimana dimaksud pada 11.6 terdapat hal- hal/ketentuan baru
atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke
dalam Adendum Dokumen Pengadaanyang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.

11.9

Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, gambar, dan/atau nilai total HPS, harus
mendapatkan persetujuan PPK sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen
Pengadaan.

11.10

Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan, maka ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang berlaku adalah ketentuan dalam Dokumen
Pengadaan awal.

11.11

Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum
Dokumen Pengadaan (apabila ada).

11.12

Peserta dapat mengambil salinan BAPP dan/atau Adendum Dokumen Pengadaanyang


disediakan oleh Pokja ULP atau mengunduh melalui aplikasi sistem pengadaan secara
elektronik (SPSE) sebagaimana tercantum dalam LDP.

11.13

Sangat dianjurkan kepada peserta untuk menghadiri pemberian penjelasan pekerjaan di


kantor dan peninjauan lapangan agar dapat menyiapkan penawarannya dengan baik.

11.14

Dalam hal pemberian penjelasan secara elektronik dilakukan sesuai dengan petunjuk
penggunaan aplikasi SPSE pada website LPSE.

12.1

Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir pemasukan penawaran, Pokja
ULP dapat menetapkan Adendum Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru
yang mempengaruhi ketentuan pemilihan maupun substansi Dokumen Pengadaan.

12.2

Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.

12.3

Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk mengambil salinan Adendum Dokumen
Pengadaan.
Peserta dapat mengambil salinan Adendum Dokumen Pengadaan yang disediakan oleh
Pokja ULP atau mengunduhnya melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE)sebagaimana tercantum dalam LDP.

12.4

13.Tambahan Waktu
Pemasukan
Dokumen
Penawaran

Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja ULP dapat memberikan tambahan waktu untuk
memasukkan Dokumen Penawaran.

C. Penyiapan Dokumen Penawaran


14. Biaya dalam
Penyiapan
Penawaran
15.Bahasa Penawaran

14.1

Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan penyampaian penawaran.

14.2

Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang ditanggung oleh peserta.

15.1

Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa Indonesia.

16.Dokumen
Penawaran

15.2

Dokumen pendukung yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan


Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

15.3

Dokumen pendukung yang berbahasa asing perlu disertai penjelasan dalam Bahasa
Indonesia. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran, maka yang berlaku adalah
penjelasan dalam Bahasa Indonesia

16.1

Dokumen Penawaran pokok/utama paling kurang terdiri atas:


a.
b.
c.
d.

16.2

Dokumen Penawaran, meliputi:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
h.
i.
j.

17.Harga Penawaran

18. Mata Uang


Penawaran dan
Cara Pembayaran

Penawaran Administrasi;
Penawaran Teknis;
Penawaran Harga; dan
Data Kualifikasi.
surat penawaran;
Jaminan Penawaran asli;
daftar kuantitas dan harga;
surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima kuasa yang
namanya tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya (apabila
dikuasakan);
surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
dokumen penawaran teknis. g. RK3K;
rekapitulasi perhitungan TKDN;
data kualifikasi; dan
Daftar Barang yang diimpor (apabila impor).

17.1

Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.

17.2

Peserta mencantumkan harga kegiatan/keluarandan harga total untuk setiap kegiatan


pekerjaan dalamkebutuhan biaya (daftar kegiatan dan harga) dapat dalam setiap mata
pembayaran yang pokok (milestone) atau dalam rincian. Jika harga kegiatan/keluaran
ditulis nol atau tidak dicantumkan, maka pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.
Harga penawaran yang mengikat adalah harga total penawaran terkoreksi

17.3

Biaya overhead termasuk untuk menyelenggarakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3), keuntungan, semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja praktek/magang, biaya
asuransi, dan biaya lain yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah diperhitungkan dalam total harga penawaran.

18.1

Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang sebagaimana tercantum
dalam LDP.
Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaandilakukan sesuai dengan cara sebagaimana
tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak

18.2

19. Masa
Berlaku 19.1
Penawaran
19.2

19.3

Masa berlaku penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP


Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir masa berlakunya
penawaran, Pokja ULP dapat meminta kepada seluruh peserta secara tertulis untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam jangka waktu tertentudan
diperhitungkan paling kurang sampai perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
Berkaitan dengan 19.2, maka peserta dapat:
a.
b.

menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah penawaran; atau


Tidak bersedia memperpanjang sesuai permintaan tersebut dan dianggap
mengundurkan diri, serta tidak dikenakan sanksi.

20. Bentuk Dokumen Dokumen Penawaran disampaikansecara elektronik, dan penyerahan dokumen penawaran asli
Penawaran
hanya dilakukan terhadap penawaran yang akan diusulkan sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan (apabila ada).

21.Pakta Integritas

22. Pengisian
Kualifikasi

21.1

Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan dan akan melaporkan
terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) termasuk penyalahgunaan wewenang
dalam pengadaan pekerjaan konstruksi serta akan mengikuti proses pengadaan secara
bersih, transparan, dan profesional.

21.2

Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket pekerjaan melalui aplikasi
SPSE, maka peserta telah menandatangani Pakta Integritas, kecualiuntuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), badan usaha yang
ditunjuk mewakili Kemitraan/ Kerja Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta
integritas melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik data kualifikasi di
aplikasi SPSE.

Data 22.1

Pengisian Data Kualifikasi


a. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik kualifikasi yang tersedia
pada aplikasi SPSE;
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE belum
mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan Pokja ULP, maka data kualifikasi
tersebut diunggah (upload) pada fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada
aplikasi SPSE;
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik, peserta menyetujui
pernyataan sebagai berikut:
1) yang bersangkutan dan menejemennya tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak masuk dalam daftar
hitam;
3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana;
4) data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwa
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala cabang, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama berhak mewakili badan usaha yang bekerjasama dan
badan usaha yang diwakili bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan;
5) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai K/L/D/I atau
pimpinan dan pengurus badan usaha sebagai pegawai K/L/D/I yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan K/L/D/I; dan
6) pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam dokumen
pengadaan.
d. Untuk peserta yang berbentuk konsorsium/kemitraan/ bentuk kerjasama lain,
pemasukan kualifikasi dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili
konsorsium/kemitraan/ bentuk kerjasama lain.

22.2

Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan mengisi form isian elektronik
data kualifikasi dalam aplikasi SPSE.

22.3

Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan ditandatangani oleh
peserta pengadaan, kecuali untuk peserta yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO) Pakta Integritas dan dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat
yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili
Kemitraan/KSO.

22.4

Peserta mengirimkan Data Kualifikasi melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP sesuai
jadwal yang ditetapkan.

22.5

Peserta dapat mengirimkan kekurangan data kualifikasi melalui fasilitas pengiriman data
kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE sebelum batas akhir pemasukan data
kualifikasi.

23.Jaminan Penawaran

22.6

Data Kualifikasi harus disampaikan melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP paling
lambat pada waktu yang ditentukan oleh Pokja ULP.

22.7

Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas akhir waktu
pemasukan penawaran

22.8

Data Kualifikasi dapat dibuka pada saat Data Kualifikasi diterima Pokja ULP pada
aplikasi SPSE.

23.1

Penggunaan jaminan penawaran:


surat jaminan penawaran dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga penjaminan/
perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship),
bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium tersebut
telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan
diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Kelompok Kerja ULP

23.2

Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang mengikuti pengadaan secara elektronik
wajib diterima Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.

23.3

Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam mata uang penawaran sebagaimana


tercantum dalam LDP.

23.4

Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. diterbitkan sesuai dengan nilai peruntukannya pada pasal 23.1.
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal berakhirnya pemasukan penawaran dan
masa berlakunya tidak kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal sebagaimana
tercantum dalam LDP;
e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf;
f.

nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan nama Pokja
ULP yang mengadakan pelelangan;

g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan; dan
i.

Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama Operasi/KSO)


harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO.

23.5

Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan pemenang cadangan akan dikembalikan
setelah pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani
kontrak.

23.6

Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai pemenang pelelangan
dan pemenang cadangan akan dikembalikan setelah penandatanganan kontrak.

23.7

Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan apabila:


a. peserta terlibat KKN;
b. peserta menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah
80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat
diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

D. Dokumen Penawaran
24. Pemasukan dan
Cara Penyampaian Dokumen
Penawaran

25. Batas Akhir


Pemasukan
Penawaran

24.1

Pemasukan Dokumen Penawaran dengan menggunakan metode 1 (satu) sampul.

24.2

Peserta menyampaikan dokumen penawaran dengan cara mengunggah melalui aplikasi


sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) melalui pada website LPSE sesuai
ketentuan dalam LDP.

24.3

Jika terdapat penarikan/pembatalan/penggantian Dokumen Penawaran, dapat dilakukan


dengan cara mengupload kembali dokumen surat pengunduran diri/pembatalan/
penggantian.

24.4

Tata cara penyampaian dokumen penawaran sesuai petunjuk penggunaan aplikasi


SPSE pada website LPSE.

Penawaran harus disampaikan kepada Pokja ULP melalui aplikasi sistem pengadaan secara
elektronik (SPSE) pada melalui website LPSE paling lambat pada waktu yang ditentukan
dalam LDP

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran


26. Pembukaan
Penawaran

26.1

Dokumen Penawaran dibuka di hadapan peserta pada waktu dan tempat sebagaimana
tercantum dalam LDP yang dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta sebagai saksi.

26.2

Perwakilan peserta yang hadir pada saat pembukaan Dokumen Penawaran


menunjukkan tanda pengenal dan surat tugas kepada Pokja ULP.

26.3

Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1 (satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja ULP
menunda pembukaan Dokumen Penawaran selama 2 (dua) jam.

26.4

Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam, hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta
sebagai saksi, maka pembukaan DokumenPenawaran tetap dilanjutkan dengan
menunjuk saksi tambahan di luar Pokja ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.

26.5

Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk apabila dokumen penawaran pokok/utama


sebagaimana dimaksud pada 16.1 terpenuhi. Surat pengunduran diri (misalnya) tidak
termasuk sebagai penawaran.

26.6

Apabila jumlah penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) maka dilanjutkan dengan
klarifikasi teknis dan negosiasi harga/biaya terhadap penawaran yang masuk.

26.7

Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran dihadapan peserta (apabila ada).

26.8

Pokja ULP memeriksa kelengkapan/pemenuhan Dokumen Penawaran yang meliputi:


a. surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran dan harga
penawaran;
b. surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima kuasa
(apabila dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli;
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K;
i. data kualifikasi; dan
j. Daftar barang yang diimpor (apabila impor).

26.9

Pokja ULP tidak boleh menggugurkan penawaran pada waktu pembukaan penawaran.

26.10

Pokja ULP membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran yang paling kurang memuat:
a.
b.
c.
d.

jumlah Dokumen Penawaran yang masuk;


jumlah Dokumen Penawaran yang lengkap dan tidak lengkap;
harga penawaran masing-masing peserta;
kelainan-kelainan yang dijumpai dalam Dokumen Penawaran (apabila ada);

e. keterangan lain yang dijumpai dalam pembukaan Dokumen Penawaran (apabila


ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan Penawaran
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan wakil peserta yang hadir atau saksi yang
ditunjuk oleh Pokja ULP apabila tidak ada saksi dari peserta.

27. Klarifikasi Dan


Konfirmasi
Penawaran

26.11

Dalam hal terjadi penundaan waktu pembukaan penawaran, maka penyebab penundaan
tersebut harus dimuat dengan jelas dalam Berita Acara.

26.12

Setelah dibacakan dengan jelas, Berita Acara ditandatangani oleh anggota Pokja ULP
yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.

26.13

Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran dalam bentuk file elektronik.

26.14

Salinan Berita Acara dibagikan kepada peserta yang hadir tanpa dilampiri Dokumen
Penawaran dan Pokja ULP dapat mengunggah Salinan tersebut melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik (SPSE) sebagaimana tercantum dalam LDP yang dapat
diunduh oleh masing-masing peserta.

26.15

Tata cara pembukaan dokumen penawaran sesuai petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.

27.1

Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi


terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam dokumen penawaran. Peserta harus memberikan
tanggapan atas klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan harga
penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan secara tertulis.
Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen penawaran, Pokja ULP
dapat melakukan konfirmasi kebenarannya termasuk peninjauan lapangan kepada pihakpihak/instansi terkait.
Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan penawaran

27.2

27.3
28. Hak Menolak atau
Menerima
Penawaran

29.Evaluasi

Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak membatalkan proses pelelangan, menerima atau
menolak penawaran atau semua penawaran setiap saat sebelum penandatanganan kontrak, dan
tidak dapat diminta bertanggung jawab apapun kepada penawar atau berkewajiban untuk
menginformasikan kepada penawar alasan dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan, semua
penawaran khususnya jaminan penawaran segera dikembalikan kepada penawar.
29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem gugur.
29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam evaluasi dokumen penawaran adalah data yang
diunggah (upload) pada aplikasi system pengadaan secara elektronik, sesuai dengan
data syarat-syarat yang tertulis dalam dokumen pengadaan.
29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data dokumen elektronik berbeda isi dan tidak saling
melengkapi serta tidak ada keterangan penarikan, penggantian, pengubahan, atau
penambahan dokumen, maka dokumen yang digunakan untuk evaluasi adalah dokumen
yang diupload paling akhir. Tetapi jika waktu uploadnya sama maka yang digunakan
adalah dokumen yang waktu modifikasinya paling akhir.
29.4 Data dokumen elektronik yang rusak (sesudah mendapat klarifikasi dari LPSE) akibat
kesalahan pengiriman dokumen oleh Penyedia Jasa, yang mengakibatkan dokumen
tersebut tidak dapat dilakukan evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen elektronik
tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat.
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik dengan ketentuan:
a. volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar kuantitas dan harga
tetap dibiarkan kosong;

29.6
29.7
28.8
29.9
29.10

29.11

29.12

29.13

d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan
dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga
satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol serta sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain.
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan berbeda dengan daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang tercantum dalam dokumen pengadaan
dan harga satuan pekerjaan menggunakan harga yang tercantum dalam penawaran.
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a sampaidengan huruf e dilakukan klarifikasi
kepada penyedia.
Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai penawaran sehingga urutan peringkat
dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari urutan peringkat semula.
Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.
Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP menyusun urutan dimulai dari nilai
penawaranterendah terkoreksi.
Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
sebagaimana tercantum dalam LDP.
Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang memenuhi syarat yang dimulai dari penawaran
terendah setelah koreksi aritmatik.
Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar yang menawar
harga di bawah HPS maka proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.
Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi mengganti dan/atau mengubah kriteria
dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh penawar yang berhak,pada waktu yang telah
ditentukan, untuk paket pekerjaanyang dilelangkan, memenuhi syarat-syarat yang
ditetapkan meliputi syarat administrasi, syarat teknis dalam menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan dan harga yang wajar dapat dipertanggung jawabkan tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pengadaan yang mempengaruhi lingkup, kualitas
dan hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang akan menimbulkan
persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak adil diantara peserta yang
memenuhi syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha yang tidak sehat
dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pokja
ULP dan/atau PPK, dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta lain yang terlibat
dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;

2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK yang terlibat persekongkolan diganti,


dikenakan sanksi administrasi dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta lainnya yang
tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud pada angka 3), maka
pelelangan dinyatakan gagal.
29.14 Evaluasi Administrasi:
a. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi, apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen Pengadaan
dipenuhi/dilengkapi:
a) surat penawaran;
b) surat kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan kepada penerima
kuasa (apabila dikuasakan);
c) Daftar Kuantitas dan Harga;
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra);
e) rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus untuk peserta yang tidak
menyampaikan TKDN, penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDN nya
dianggap nol);
f) RK3K;
g) data kualifikasi;
h) daftar barang yang diimpor (apabila impor); dan
i) dokumen penawaran teknis.
2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam, dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan huruf
maka yang diakui adalah tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan nilai
dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui adalah nilai
yang tertulis dalam angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
(2) Bertanggal.
b) Jaminan penawaran asli memenuhi ketentuan sebagai berikut :
(1) Diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi, perusahaan
penjamin, konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/ mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK);
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP; atau
(3) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam Jaminan
Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai sebagaimana
tercantum dalam LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan
huruf;
(6) nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;

b.
c.
d.

e.
f.
29.15

(7) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling lambat 14
(empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan wanprestasi dari
Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan persyaratan
yaitu:
(a) peserta terlibat KKN (yang dilakukan oleh badan usaha non kecil);
(b) peserta menarik kembali penawarannya selama dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
harga penawarannya di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam
hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1
dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran telah
diklarifikasi dan dikonfirmasi secara tertulis oleh Pokja ULP kepada
penerbit jaminan.
c) surat kuasa (apabila dikuasakan):
(1) Harus ditandatangani direktur utama/ pimpinan perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum dalam akte pendirian/anggaran
dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh anggota
kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja sama.
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan data kualifikasi;
(2) mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
(3) mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
(4) mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta kemitraan/ KSO.
e) dokumen penawaran teknis. (akan dievaluasi lebih lanjut sesuai dengan
kriteria persyaratan teknis pada tahap evaluasi teknis)
Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi secaratertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh mengubah substansi;
peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan evaluasi
teknis;
apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi, Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi administrasi terhadap
penawar terendah berikutnya (apabila ada);
apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan administrasi, maka
pelelangan dinyatakan gagal.

Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen
pengadaan ini;

c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan:


1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan persyaratan teknis sebagaimana tercantum
dalam LDP dan khusus personil inti serta peralatan utama minimal tercantum
dalam LDK;
2) penilaian persyaratan teknis, minimal dilakukan terhadap:
a) metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan substantive yang
meliputi tahapan/ urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis
besar dan uraian/cara kerja dari masing- masing jenis pekerjaan utama
dan pekerjaan penunjang/sementara yang ikut menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan. Penilaian metode pelaksanaan tidak mengevaluasi jobmix/ rincian/campuran/komposisi material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/ sementara yang
ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama ditetapkan
dalam LDP. Pekerjaan penunjang/ sementara dimaksud, misalnya:
(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion channel);
(2) Pengeringan tempat pekerjaan (dewatering/ unwatering)skala
besar;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman (protection construction);
(4) Pengaturan lalu lintas (traffic management) pekerjaan skala besar;
atau
(5) Jalan pengalihan/ jembatan sementara.
b) jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui
batas waktu (yaitu sampai dengan serah terima pertama/Provision Hand
Over (PHO)) sebagaimana tercantum dalam LDP.
c) Peralatan utama minimal: jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan menggunakan data peralatan
yang tercantum pada isian kualifikasi.
d) personil inti Tenaga ahli : tingkat pendidikan, jabatan dalampekerjaan
yang diusulkan, pengalaman kerja, keahlian/ keterampilan, yang
ditempatkan secara penuh,menggunakan data personil inti yang
tercantum pada isian kualifikasi;
e) RK3K memenuhi persyaratan yaitu adanya sasaran dan program K3
yang secara umum menggambarkan penguasaan dalam mengendalikan
risiko bahaya K3.
3) Pokja ULP dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas atau meragukan,
Pokja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta. Hasil klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik ada yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, Pokja ULP dapat melakukan evaluasi penawaran
terhadap penawar terendah berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
h. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan dinyatakan
gagal.
29.16 Evaluasi Harga:
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau penting, dengan
ketentuan:

1)

total harga penawaran terkoreksi dibandingkan nilai total HPS:


a) apabila total harga penawaran terkoreksi melebihi nilai total HPS,
dinyatakan gugur; dan
b) apabila semua harga penawaran terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;
2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110% (seratus sepuluh
perseratus) dari harga satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan
klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi ternyata harga satuan
penawaranv tersebut timpang, maka harga satuan penawaran timpang hanya
berlaku untuk volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Selanjutnya
daftar jenis/item pekerjaan timpang tersebut dimasukkan ke dalam Kontrak
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis dilakukan
klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya dianggap
termasuk dalam harga satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam hal harga penawaran nilainya di
bawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS, dengan ketentuan:
a) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi harga upah,
bahan, dan peralatan dari harga satuan penawaran, sekurang-kurangnya
pada setiap mata pembayaran utama;
b) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/ koefisien dari unsur upah,
bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir b) digunakan untuk menghitung harga
satuan yang dinilai wajar tanpa memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk menghitung total
harga penawaran yang dinilai wajar dan dapat dipertanggungjawabkan.
e) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d. dihitung berdasarkan
volume yang ada dalam daftar kuantitas dan harga.
Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga penawaran dinyatakan tidak wajar
dan gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi sebagaimana
tersebut diatas, maka harga penawaran dinyatakan wajar dan apabila peserta
tersebut ditunjuk sebagai pemenang pelelangan, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan nilai Jaminan
Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS, penawarannya digugurkan dan
Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/Daerah, serta
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri
(apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya preferensi harga) dengan
ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang disampaikan
oleh peserta berdasarkan penilaian sendiri (self assessment), digunakan dalam
evaluasi penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan tersebut diberlakukan
preferensi harga yaitu apabila memenuhi ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk
Pengadaan Barang/ Jasa bernilai diatas Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah);
dan

2)

3)

Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam negeri dengan


TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan TKDN maka peserta
dianggap tidak menginginkan diberlakukan preferensi harga bagi
penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada ketentuan yang
ditetapkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian dengan tetap
berpedoman pada tata nilai Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur
dalam Peraturan PresidenNomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.
rumus penghitungan sebagai berikut:

1
HEA
HP
1 KP
HEA =
KP =

28.17

30. Evaluasi Kualifikasi

31. Pembuktian
Kualifikasi

Harga Evaluasi Akhir.


Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dikali Preferensi tertinggi Barang/Jasa).
HP =
Harga Penawaran (Harga Penawaran/ terkoreksi yang memenuhi
persyaratan lelang dan telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya
digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan perhitungan HEA guna
menetapkan peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran yang sama
dalam hal tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP memilih peserta yang
mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini dicatat dalam Berita Acara
Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama (kolusi/
persekongkolan) sebagaimana ketentuan peraturan dan perundang- undangan,
maka pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

30.1

Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang pelelangan dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 (apabila ada).

30.2

Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian sistem gugur.

30.3

Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta anggota kemitraan/KSO
sebelum pemasukan penawaran, apabila tidak ditandatangani maka tidak dievaluasi lebih
lanjut.

30.4

Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kualifikasi.

30.5

Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang dinyatakan
gagal.

31.1

Pembuktian kualifikasi terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi


dilakukan setelah evaluasi kualifikasi

31.2

Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen dari dokumen
asli atau Salinan dokumen yang sudah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang dan
meminta salinan dokumen tersebut.

32. Klarifikasi dan


negosiasi teknis
dan harga

31.3

Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit dokumen, apabila
dokumen yang digunakan dalam pembuktian kualifikasi masih diragukan kebenarannya.

31.4

Apabila peserta tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dan telah diberikan kesempatan
serta tenggang waktu yang cukup, maka peserta digugurkan dan Jaminan Penawaran
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.

31.5

Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan data tidak benar/pemalsuan data/tidak


dapat menunjukan dokumen asli atau Salinan dokumen yang sudah dilegalisir, maka
peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan dalam Daftar
Hitam, Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/kas Daerah.

31.6

apabila tidak ada calon pemenang yang lulus pembuktian kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.

Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga) dilakukan dengan ketentuan:
a. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari penawar dari urutan terendah pertama setelah
koreksi aritmatik yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
b. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga
untuk dilakukan negosiasi;
c. Apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaran terendah pertama tidak tercapai
kesepakatan, maka penawarannya dinyatakan gugur dan dilanjutkan negosiasi terhadap
penawaran terendah kedua, apabila ada.

F. Penetapan Pemenang
33. Penetapan
Pemenang

33.1

Pokja ULP membuat Surat Penetapan Pemenang, Pemenang Cadangan 1, dan


Pemenang Cadangan 2 (apabila ada pemenang cadangan) berdasarkan Berita Acara
Hasil Pelelangan (BAHP).

33.2.

Dalam hal nilai penawaran terkoreksi pemenang sampai dengan Rp100.000.000.000,00


(seratus miliar rupiah) dan nilai penawaran terkoreksi pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah), maka penetapannya oleh PA setelah
mendapatkan usulan dari Pokja ULP.

33.3

Dalam hal hasil evaluasi peserta akan diusulkan sebagai pemenang pada beberapa
paket pekerjaan, dan sisa kemampuan menangani paket (SKP) tidak mencukupi maka
dilakukan klarifikasi untuk memilih paket pekerjaan berdasarkan pilihan penyedia jasa
setelah mempertimbangkan ketersediaan peralatan dan personil.

33.4

Dalam hal peserta mengikuti pelelangan beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam
waktu penetapan pemenang bersamaan:
a. menawarkan peralatan yang sama pada masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk menentukan peralatan tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan tidak ada dan
dinyatakan gugur;
b. Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat dikecualikan dengan syarat waktu
penggunaan alat tidak tumpeng tindih (overlap), ada peralatan candangan yang
diusulkan dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat, dan/atau kapasitas
dan produktifitas peralatan secara teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu)
paket pekerjaan;
c. menawarkan personil yang sama pada masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan setelah
dilakukan klarifikasi untuk menentukan personil tersebut akan ditempatkan,
sedangkan untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan personil tidak ada dan
dinyatakan gugur;
d. Ketentuan pada huruf c hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada 1 (satu)
paket pekerjaan konstruksi, dikecualikan apabila personil yang diusulkan

penugasannya sebagai Kepala Proyek atau ada personil cadangan yang diusulkan
dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat;
e. menawarkan personil yang sedang bekerja di paket lain, maka pada saat
akan ditetapkan sebagai pemenang dipastikan sudah tidak terikat pada paket lain.
33.5

33.6

33.7

Penetapan pemenang disusun sesuai dengan urutannya dan harus memuat:


a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat Penyedia serta harga penawaran atau harga penawaran
terkoreksi;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga; dan
e. evaluasi kualifikasi.
Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang adalah:
a. Dokumen Pengadaan beserta addendum (apabila ada);
b. BAPP;
c. BAHP; dan
d. Dokumen Penawaran dari pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang telah diparaf anggota Pokja ULP dan 2 (dua) wakil peserta/saksi.
Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan mengakibatkan surat
penawaran dan Jaminan Penawaran habis masa berlakunya, dilakukan konfirmasi kepada
calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk memperpanjang
masa berlaku surat penawaran dan Jaminan Penawaran sampai dengan perkiraan jadwal
penandatanganan kontrak. Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada) yang tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dan Jaminan Penawaran
dapat mengundurkan diri tanpa dikenakan sanksi.

34. Pengumuman
Pemenang

Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada
masyarakat di website layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) sebagaimana tercantum
dalam LDP dan papan pengumuman resmi yang memuat sekurang-kurangnya:
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis, harga, dan kualifikasi untuk seluruh peserta
yang dievaluasi dilengkapi dengan penjelasan untuk setiap penawaran yang dinyatakan
gugur dari substansi yang dievaluasi (alasan gugur administrasi/teknis/harga/ kualifikasi)

35.Sanggahan

35.1

35.2
35.3

35.4
35.5

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik


atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP disertai bukti terjadinya penyimpangan
melalui website, dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum dalam LDP, paling
lambat 5 (lima) hari kalender setelah pengumuman pemenang;
Sanggahan diajukan oleh peserta baik secara sendiri-sendiri maupun bersama- sama
dengan peserta lain.
Sanggahan diajukan apabila terjadi penyimpangan prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No.
04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya dan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.
Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal.
Sanggahan yang diajukan bukan dari peserta dianggap sebagai pengaduan dan tetap
harus ditindaklanjuti serta tidak menghentikan proses pelelangan.

35.6

Sanggahan yang disampaikan kepada PA/KPA, PPK atau disampaikan dan diterima
diluar masa sanggah, dianggap sebagai pengaduan dan tetap harus ditindaklanjuti serta
tidak menghentikan proses pelelangan.

G. Penunjukan Pemenang Pengadaan


36. Penunjukan
Penyedia
Barang/Jasa

36.1

Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan
tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

36.2

PPK menerbitkan SPPBJ, dengan ketentuan apabila:


a. pernyataan peserta pada formulir isian kualifikasi masih berlaku;
b. tidak ada sanggahan dari peserta;
c. sanggahan terbukti tidak benar; atau

36.3

36.4

d. masa sanggah berakhir.


Rapat persiapan penandatanganan kontrak, hal-hal yang dibahas antara lain:
a. Draft kontrak (substansi kontrak);
b. Kelengkapan dokumen kontrak;
c. Rencana penandatanganan kontrak;
d. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan)e. Jaminan
Pelaksanaan (ketentuan, bentuk, isi, waktu penyerahan)
f. Asuransi;
g. Harga satuan timpang;
h. tenaga kerja praktek/magang;
i. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan dikonfirmasi pada saat evaluasi penawaran;
dan/atau
j. Hal-hal yang dianggap perlu.
Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut, dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih
berlaku dengan alasan yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP, maka
Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
tercantum dalam LDP;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dan masa penawarannya masih
berlaku dengan alasan yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP,
maka Jaminan Penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan
sebagaimana tercantum dalam LDP serta dimasukkan dalam Daftar Hitam /Black
List; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa penawarannya
sudah tidak berlaku, maka tidak dikenakan sanksi dan Jaminan Penawaran yang
bersangkutan tidak boleh dicairkan.

36.5

Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka penunjukan pemenang dapat
dilakukan kepada pemenang cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa
surat penawaran dan Jaminan Penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau
sudah diperpanjang masa berlakunya.

36.6

Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka pelelangan


dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat laporan dari PPK.

36.7

SPPBJ harus diterbitkan, dengan ketentuan:

36.8

a. pada Pelelangan Umum, paling lambat 6 (enam) hari kalender setelah pengumuman
penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan;
b. pada Pemilihan Langsung, paling lambat 4 (empat) hari kalender setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan; atau
c. Dalam hal Pemilihan Langsung, paling lambat 2 (dua) hari kalender setelah semua
sanggahan dijawab.
Di dalam SPPBJ disebutkan/ditegaskan/ditulis bahwa penyedia harus menyiapkan
Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.

37.Kerahasiaan Proses

H. Pelelangan Gagal
38. Pelelangan Gagal

37.1

Proses evaluasi Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh pokja ULP
secara independen.

37.2

Informasi yang berhubungan dengan penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi, dan


usulan calon pemenang tidak boleh diberitahukan kepada peserta, atau orang lain yang
tidak berkepentingan sampai keputusan pemenang diumumkan.

37.3

Setiap usaha peserta lelang mencampuri proses evaluasi dokumen penawaran atau
keputusan pemenang akan mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.

37.4

Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan saat pengumuman pemenang.

38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila:


a. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
b. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi persaingan tidak sehat;
c. harga penawaran terendah terkoreksi lebih tinggi dari HPS;
c. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
d. sanggahan dari peserta atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau
f.
38.2

38.3

calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan evaluasi
dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP menyatakan pelelangan gagal, apabila:


a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena proses Pelelangan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan Pokja ULP dan/atau
PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan Pelelangan
dinyatakan benar oleh pihak berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa atas kesalahan prosedur yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015beserta
petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari Dokumen Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya.
Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi menyatakan pelelangan gagal, apabila
pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan KPA, ternyata benar.

38.4

Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh
peserta.

38.5

Setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti
(apabila diganti) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya pelelangan gagal, untuk
menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran;

c. pelelangan ulang; atau


d. penghentian proses pelelangan
I. Surat Jaminan Pelaksanaan
39. Surat Jaminan
39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Pelaksanaan
a. diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan serah terima pertama pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO)
sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat Jaminan
Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan nama PPK yang
menandatangani kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang tercantum dalam
SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat (unconditional) sebesar
nilai jaminan dalam jangkawaktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
surat pernyataan wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan;
i. Jaminan Pelaksanaan atas nama Kemitraan/KSO harus ditulis atas nama
Kemitraan/KSO; dan
j. memuat nama,alamat dan tanda tangan pihak penjamin.
39.2

Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan


dipersamakan dengan menolak untuk menandatangani Kontrak atau tidak menerima
keputusan penunjukan sebagai penyedia barang/jasa, maka akan dikenakan sanksi.

39.3

Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Surat Jaminan Pelaksanaan diatur dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak.

J. Penandatanganan Kontrak
40. Penanda- tanganan
Kontrak

40.1

Penandatanganan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dilakukan setelah DIPA/DPA


ditetapkan.

40.2

Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memastikan Isian Kualifikasi masih


berlaku/valid. Apabila terdapat data isian kualifikasi tidak valid, maka kontrak tidak
ditandatangani

40.3

Penandatanganan kontrak dilakukan setelah


Pelaksanaan, dengan ketentuan:

penyedia

menyerahkanJaminan

a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi antara 80% (delapan
puluh perseratus) sampai dengan 100% (seratus perseratus) nilai total HPS adalah
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari
nilai total HPS.
40.4

PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen Pengadaan


sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan
melewati batas tahun anggaran.

40.5

Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas tahun anggaran,
penandatanganan kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

40.6

PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan paraf pada setiap lembar Dokumen
Kontrak.

40.7

Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian,


dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian satu dengan
bagian yang lain, maka berlaku urutan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

40.8

adendum Surat Perjanjian (apabila ada);


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus kontrak;
syarat-syarat umum kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan- jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:


a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya (apabila diperlukan) tanpa dibubuhi materai.

40.9

Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia adalah Direksi
yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
A. Penerapan IKP dan

Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP)
dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan pada
Lembar Data Pemilihan (LDP)

LDP

B. Lingkup Pekerjaan

1.

a. Pokja ULP
b. Alamat

: Pokja ULP Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi


Satker Pengembangan Sistem PLP Provinsi Bali
: Jalan Danau Tamblingan No. 49, Sanur-Denpasar

Website

: http://www.pu.go.id

3.

a. Nama paket pekerjaan: Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan


b. Uraian singkat pekerjaan:
1) Pekerjaan Persiapan dan Umum
2) Pekerjaan Sambungan Pelanggan
3) Pekerjaan Pemasangan Pipa Air Limbah
4) Pekerjaan Pengolahan Air Limbah

4.

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 270 (dua ratus tujuh puluh) hari kalender/9
bulan.

C. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN Tahun Anggaran 2017

D. Pendayagunaan

Preferensi harga tidak diberikan terhadap penawaran peserta.

Produksi Dalam
Negeri

E. Pemberian

Penjelasan
Dokumen
Pengadaan dan
Peninjauan
Lapangan
2

F. Dokumen

Penawaran

1.

Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan secara elektronik


Penyedia diharapkan hadir saat pemerian penjelasan yang dilaksanakan
Pada
Hari
: Senin
Tanggal
: 30 Januari 2017
Jam
: 10.00 WITA
Tempat
: Ruang rapat Satker PSPLP Provinsi Bali
Jalan Danau Tamblingan No. 49 Werdhapura, Sanur-Bali
Dilanjutkan dengan peninjauan lapangan
Daftar Personil Inti dan Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan adalah daftar yang ada di dalam LDK (Lembar Data Kualifikasi).

2.

2.

Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan


No.
1.
2.
3.
4.

3.

4.

3.

4.

Sebagai pekerjaan utama adalah:


No.
Jenis Pekerjaan Utama
1.
Pekerjaan Pemasangan Pipa Air Limbah
2.
Pekerjaan Bak Kontrol
3.
Pekerjaan Grease Trap
4.
Pekerjaan Manhole
5.
Pekerjaan House Inlet
6.
Pekerjaan Pongalahan Air Limbah
Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai pendukung pekerjaan utama
adalah:
No.
1.
2.
3.

5.

5.

Jenis Pekerjaan yang disubkontrakkan


Penyelidikan tanah dan testing
Pekerjaan pembongkaran dan galian
Pengembalian kondisi permukaan/jalan
Pekerjaan Landscape

Jenis Pekerjaan Penunjang/Sementara


Pekerjaan Penanganan Lalu Lintas
Penanganan Keselamatan Kerja
Sosialisasi ke masyarakat

Identifikasi bahaya
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Jenis/Tipe Pekerjaan

Identifikasi Jenis Bahaya & Risiko K3

Tertimbun, tertimpa
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pemasangan Pipa Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit
Limbah
Tertimbun, tertimpa, terjatuh
Pekerjaan Grease Trap
Pekerjaan Bak Kontrol
Pekerjaan Manhole
Pekerjaan House Inlet
Pekerjaan Pengolahan Limbah
Pekerjaan pembongkaran dan
Rekondisi Jalan
Pengembalian bekas galian

Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit


Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit
Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit
Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit
Tertabrak, terjatuh, tertimpa, terjepit
Tertimbun, tertimpa, terjatuh, terjepit

6.

Uji mutu/teknis/fungsi dalam kondisi tertentu diperlukan untuk:


a. Bahan konstruksi permanen: Pipa Limbah, Manhole,
b. Alat yang menjadi bagian konstruksi permanen: bangunan tangki aerator
Pokja dapat meminta uji bahan terhadap barang-barang yang tersebut diatas yang
ditawarkan ditawarkan oleh penyedia dengan biaya yang ditanggung oleh penyedia.

7.

Penyedia wajib menyampaikan dukungan pabrik untuk Pengadaan Pipa Air Limbah,
Manhole dan bangunan tangki aerator

G. Mata Uang

Penawaran dan
Cara Pembayaran

1.

Mata uang yang digunakan : Rupiah

2.

Pembayaran dilakukan dengan cara angsuran (termin) didasarkan pada hasil


pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang telah dilaksanakan.

H. Masa Berlakunya

Masa berlaku penawaran selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan penawaran.

Penawaran

I. Jaminan Penawaran

1.

Besarnya Jaminan Penawaran sekurang-kurangnya sebesar Rp. 421.704.960 (empat


ratus dua puluh satu juta tujuh ratus empat ribu sembilan ratus enam puluh rupiah)
disampaikan kepada Pokja Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Satker
Pengembangan Sistem PLP Provinsi Bali paling lambat pada hari Senin tanggal 6
Pebruari 2017 waktu : 09.00 WITA.

2.

Jaminan Penawaran Asli berlaku selama 90 (sembilan puluh) hari kalender yang
beraku sejak batas akhir pemasukan penawaran.

J. Penyampaian

Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan secara elektronik

K. Batas Akhir Waktu

Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan secara elektronik

L. Pembukaan

Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan secara elektronik

Dokumen
Penawaran

Pemasukan
Penawaran
Penawaran

M. Sanggahan, Dan

1.

Sanggahan ditujukan kepada : Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Satker


Pengembangan Sistem PLP Provinsi Bali

2.

Tembusan sanggahan ditujukan kepada :


a. PPK : Pengembangan Sistem PLP I
b. KPA : Satker Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman
Prov. Bali
c. APIP : Inspektorat Jenderal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Sanggahan Banding

BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A.

B.

Lingkup Kualifikasi

Persyaratan
Kualifikasi

Nama Pokja ULP

: Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Satker


Sistem PLP Provinsi Bali

Alamat Pokja ULP

: Jalan Danau Tamblingan No. 49, Sanur-Denpasar

Nama Paket Pekerjaan

: Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan

1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki surat izin usaha jasa konstruksi dan
sertifikat badan usaha dengan klasifikasi Bangunan Sipil sub klasifikasi Jasa

Pelaksana Konstruksi Instalasi Pengolahan Air Minum dan Air Limbah


serta Bangunan Pengolahan Sampah (SI002)
2. memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan konstruksi paling kurang 1 (satu)
pekerjaan sebagai Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak,
dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
3. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk pekerjaan yang sejenis yaitu : Pembangunan
Jaringan Air Limbah atau IPAL sekurang-kurangnya sebesar Rp. 28.113.664.000 (dua
puluh delapan milyar seratus tiga belas juta enam ratus enam puluh empat ribu rupiah).
4. memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan sebagai berikut:
Tingkat
Pendidikan

No
1

Jabatan dalam
pekerjaan yang
diusulkan
3

Pengalaman
Kerja Profesional
(tahun)
4

Profesi/
Keahlian
5
Ahli Madya Manajeman Proyek
(602)
Ahli Muda Manajeman Proyek
(602)
Ahli Muda Manajeman
Konstruksi (601)

1.

S1 Teknik Sipil

Project Manager

5 tahun

S1 Teknik Sipil

Site Manager

3 Tahun

S1 Teknik Sipil

Site Engineer

3 Tahun

Pelaksana
Perpipaan

3 tahun

Ahli Muda Sanitasi dan Limbah


(503)

Pelaksana
Perpipaan

3 tahun

Ahli Muda Sanitasi dan Limbah


(503)

S1 Teknik Sipil/
Teknik
Lingkungan
S1 Teknik Sipil/
Teknik
Lingkungan

4
5
6.

S1 Teknik Sipil

7.

S1 Teknik Sipil

8.

S1

9.

S1 Geodesi

Pelaksana
Bangunan
Pelaksana Jalan
Pelaksana
Keselamatan Kerja
Surveyor

3 tahun

Ahli Muda Bangunan Gedung


(201)
Ahli Muda Teknik Jalan (201)

3 tahun

Ahli K3 Konstruksi (603)

3 tahun

Ahli Geodesi (217)

3 tahun

5. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank umum sekurang-kurangnya


sebesar Rp. 2.811.366.400 (dua milyar delapan ratus sebelas juta tiga ratus enam
puluh enam ribu empat ratus rupiah);
6. memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi ini, yaitu:
Kapasitas

Jumlah

1.

No

Excavator

Jenis

Minimal setara 80-140 HP/PC 100

3 unit

2.

Dump Truck

Min 10 ton

5 unit

3.

Dump Truck

Min 3,5 ton

5 unit

3.

Vibrator Roller

3 unit

4.

Vibro Hammer

1 unit

5.

Wheel Loader

2 unit

6.

Truck Crane

10-11 T

3 unit

7.

Genset

15 KVA

3 unit

8.

Water Jet

1 unit

9.

Tandem Roller

2 unit

10.

P. Tyre Roller

2 unit

11.

Aspal Sprayer

2 unit

12.

Aspal Finisher

2 unit

Dengan ketentuan kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/sewa), peralatan utama minimal


yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama sebagai berikut:
a. jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat memenuhi persyaratan;
b. peralatan yang ditawarkan laik dan dapat digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan; dan
c. apabila sewa alat, harus menyampaikan surat perjanjian sewa serta
menyampaikan bukti kepemilikan dari pihak yang memnyewakan.
7. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT
Tahunan).
SPT Tahunan yang diminta untuk tahun 2015.

BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
A.

BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA/KEMITRAAN (KSO)


CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)

Nomor
:
Lampiran :

................, .................. 20....

Kepada Yth.:
Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi
Satker Pengembangan Sistem PLP Provinsi Bali
di
......................................................
Perihal

: Penawaran Pekerjaan Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor: ................................... tanggal
......................dan setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum
Dokumen Pengadaan, apabila ada], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten
Tabanan sebesar Rp.................. (...............dalam huruf.....................) termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama ........ (..........dalam huruf...........) hari
kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. Jaminan Penawaran;
2. Daftar Kuantitas dan Harga;
3. [Surat Kuasa, apabila ada];
4. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra];
5. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan; dan
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan;
6. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
7. RK3K; dan
8. Dokumen isian kualifikasi; dan
9. Pakta Integritas
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang.
Apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran,
maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO).........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

B. BENTUK SURAT KUASA


CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: .....................................[Direktur
Utama/Pimpinan
Perusahaan]..................[nama
PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal
..................[tanggal penerbitan Akta] Notaris ..................[nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada),
yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ................................... 10
Alamat
: ....................................
Jabatan
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. ............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., ..................20.....
Penerima Kuasa

Pemberi Kuasa

..................................
(nama dan jabatan)

..................................
(nama dan jabatan)

Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
perusahaan yang bekerja sama.
10

CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha KSO]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
1.

Nama
Alamat Perusahaan
Jabatan

: ..................................
: ..................................
: .................................[Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]...[nama PT/CV/Firma]

2.

Nama
Alamat Perusahaan
Jabatan

: ..................................
: ..................................
: .................................[Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/ Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]...[nama PT/CV/Firma]

3. (dst.)
masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama [perusahaan/kemitraan (KSO)] berdasarkan [Akta Notaris No.
...... [No. Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya (apabila ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No ......... tanggal
..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada:
Nama (lead firm) : .................................... Alamat
: ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. .............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20....
Pemberi Kuasa 1

....................................
(nama dan jabatan)
Pemberi Kuasa 2

Dst...
....................................
(nama dan jabatan)

Penerima Kuasa (lead firm)

...................................
(nama)

C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)


CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)
Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ........... yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di ...........
pada tanggal ................ 20....., maka kami:
.................................................................... [nama peserta 1]
.................................................................... [nama peserta 2]
.................................................................... [nama peserta 3]
.................................................................... [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama dalam bentuk kemitraan/Kerja
Sama Operasi (KSO).
Kami menyetujui dan memutuskan bahwa :
1. Secara bersama-sama :
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah ....................
b. Menunjuk .................................. [nama peserta 1] sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO
dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik secara bersama-sama atau masingmasing atas semua kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2.

Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah :


............................... [nama peserta 1] sebesar ...% (.. persen)
............................... [nama peserta 2] sebesar .. % (.. persen)
............................... [nama peserta 3] sebesar ...% (.. persen)
............................... [dan seterusnya] sebesar ...% (.. persen)

3.

Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam
hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari kemitraan/KSO.

4.

Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran maupun sepanjang masa
kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan
bersama secara tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.

5.

Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan
penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah
pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.

6.

Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada ..................................
[nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana .................................. [nama
peserta 1] berdasarkan persetujuan tertulis (surat kuasa untuk menandatangani penawaran) dari seluruh anggota
kemitraan/KSO.

7.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.

8.

Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan
kemitraan/KSO.

9.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap () yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan di .. pada hari
.. tanggal .. bulan .., tahun ..
[Peserta 1]

(....)
[Peserta 3]

(....)

[Peserta 2]

(....)
[dst]

(....)

[Kop Surat Badan Usaha]


CONTOH

SURAT KUASA1
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: .................. ..................
Alamat Perusahaan
: .................. ..................
Jabatan
: ..................................... [Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan] .................. [nama
PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan Akta Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal
.................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada),
yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,
memberi kuasa kepada :
Nama
: ....................................
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.
Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani Surat Penawaran atas nama kemitraan.. untuk
pekerjaan
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., .................. 20.....
Penerima Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Pemberi Kuasa
..................................
(nama dan jabatan)

Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada yang mewakili
kemitraan

D. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis


[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metoda pelaksanaan pekerjaan [memberikan metoda pelaksanaan yang layak, realistik dan tahapannya dapat
dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan utamadan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian
pekerjaan, tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir
dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis];
2. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan [tidak melampaui batas waktu sebagaimana tercantum dalam LDP];
3. spesifikasi teknis[apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari yang ditetapkan]; dan
4. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan:
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa spesialis;
b. penawaran di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh miliar rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa
Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil; atau
c. penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil dan dalam
penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia
penyedia jasa yang dimaksud.
CONTOH
BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN
No.

Jenis Pekerjaan yang


Disubkontrakkan

Nama dan alamat sub


penyedia setempat *)

1.

......

1. ......
2. ......
Dst.

2.

......

1. ......
2. ......
Dst.

Dst.

Dst.

Dst.

Catatan:
*) peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa lokasi
setempat untuk penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)

E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)


NIlai Gabungan Barang dan
Jasa (Rp)

Uraian Pekerjaan

TKDN

KDN

KLN

Total

Barang/Jasa

Gabungan

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1A)

(1B)

(1C)

(1D)

(2A)

(2B)

(2C)

(2D)

(3A)

(3B)

(3C)

(3D)

III. Manajemen Proyek dan Perekayasaan

(4A)

(4B)

(4C)

(4D)

IV. Alat Kerja/Fasilitas Kerja

(5A)

(5B)

(5C)

(5D)

V. Konstruksi dan Fabrikasi

(6A)

(6B)

(6C)

(6D)

VI. Jasa Umum

(7A)

(7B)

(7C)

(7D)

B. Sub Total Jasa

(8A)

(8B)

(8C)

(8D)

C. Total Biasa (A+B)

(9A)

(9B)

(9C)

(9D)

(1)
Barang2
I.

Material langsung (Bahan Baku)

II. Peralatan (Barang Jadi)


A. Sub Total Barang
Jasa3

(9E)

Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek
dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen Proyek
dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja, Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan :

1.

% TKDN Gabungan
Barang & Jasa (9E)

2
3

Biaya Gabungan (9C) Biaya Gabungan LN (9B)


Biaya Gabungan (9C)

diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)

X 100%

A.

BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR


CONTOH
DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR4

NO

NAMA
BARANG/URAIAN

SPESIFIKASI

SATUAN

JUMLAH

TOTAL HARGA

diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.

HARGA

NEGARA ASAL

B.

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

[Logo & Nama Perusahaan]

[digunakan untuk usulan penawaran]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3

B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya K3
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3

................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko
dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten]

A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.

A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3

Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus menyampaikan
pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, Dan Biaya
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Program K3, dan Biaya
K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, PROGRAM K3, DAN BIAYA
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan
Kegiatan

: ..................
: ..................
halaman : .. / ..

NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian pada basement
bangunan gedung dengan kondisi
tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA

(3)
Tertimbun

SASARAN K3 PROYEK

(4)
Nihil kecelakaan fatal

PENGENDALIAN RISIKO K3

PROGRAM SUMBER DAYA

(5)
1.1 Penggunaan turap

(6)
1. Bahan (Turap, peralatan kerja, dll)
2. SDM (diisi dengan jumlah SDM
yang diperlukan dan kualifikasi
sesuai dengan yang dibutuhkan)

(7)
Diisi dengan biaya untuk
pengadaan bahan dan
rekruitmen SDM

1.2 Menyusun instruksi kerja

1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (..... kali)

Diisi dengan biaya untuk


penyusunan instruksi kerja,
pencetakan bahan, dan
sosialisasi dokumen
Diisi dengan kebutuhan biaya
untuk pengadaan
Diisi dengan biaya untuk
instruktur dan pencetakan
materi/modul
serta
penyelenggaraan pelatihan

1.3 Menggunakan rambu peringatan


Pengadaan rambu dan barikade
dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan kepada
1. Instruktur
pekerja
2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (7) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;

BIAYA (Rp)

B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya

Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang digunakan sebagai acuan

dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO) .........................


[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan

II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan oleh PPK pada
saat rapat persiapan pelaksanaan.
.................

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(RK3K)

[Logo & Nama Perusahaan]

[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3

B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3

[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan
perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer proyek/kepala
proyek]

A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.

A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3


A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan
SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. ORGANISASI K3
Penanggung Jawab K3
Contoh:

Emergency/

P3K

Kebakaran

kedaruratan

C. PERENCANAAN K3

Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko
K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.

TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

halaman : .. / ..
PENILAIAN RISIKO

NO
(1)
1

URAIAN PEKERJAAN
(2)
Pekerjaan galian pada basement
bangunan gedung dengan kondisi
tanah labil

IDENTIFIKASI BAHAYA
(3)
Tertimbun

KEKERAPAN

KEPARAHAN

(4)
3

(5)
3

TINGKAT
RISIKO

SKALA PRIORITAS

(6)
9
(Tinggi)

(7)
1

PENGENDALIAN
RISIKO K3

PENANGGUNG
JAWAB
(Nama Petugas)

(8)

(9)

1.1. Penggunaan turap


1.2. Menggunakan
metode pemancangan
1.3. Menyusun instruksi
kerja pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan dan
barikade
1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai

Dst.

Pengawas
lapangan/ quality
engineer

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


Kolom (1)
: Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam dokumen
pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item pekerjaan yang mempunyai
risiko K3.
Kolom (4)
: Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
Kolom (5)
: Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6)
: Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan.
Kolom (7)
: Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3
tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang),
dan prioritas 3 (risiko kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut
menjadi prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8)
: Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko menggunakan hirarki pengendalian
risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi oleh Penyedia Jasa pada saat
penawaran (belum memperhitungkan penilaian risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/ bahan sehingga bahaya
dapat dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun pekerjaan tetap
dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil untuk bekerja di
ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna menghindari
terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh
pada saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi terpaparnya/
tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan telepon seluler di
tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus dipakai oleh pekerja pada
semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan pengelasan.

Kolom (9)
: Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya

Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang digunakan sebagai acuan

dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]

C.3. Sasaran dan Program K3


C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran
Umum, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian, monitoring, dan penanggung jawab, contoh
sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.

TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3


Nama Perusahaan
Kegiatan
Lokasi
Tanggal dibuat

: ..................
: ..................
: ..................
: ..................

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)
1

(2)
Pekerjaan galian pada
basement bangunan
gedung dengan kondisi
tanah labil

PENGENDALIAN
RISIKO

PROGRAM
INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORING

PENANGGUNG
JAWAB

URAIAN

TOLOK UKUR

SUMBER DAYA

JANGKA WAKTU

(3)
1.1. Penggunaan
turap

(4)
Seluruh pekerjaan
galian dipastikan
memenuhi prinsip
keselamatan

(5)
Penggunaan
turap memenuhi
spesifikasi
(ditetapkan quality
enginering)

(6)
- Bahan (Turap,
peralatan kerja,
dll yang terkait)
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum bekerja
harus
sudah
lengkap

(8)
Turap
terpasang
sesuai gambar
dan spesifikasi

(9)
Checklist

(10)
Pengawas
/petugas terkait

1.2. Menggunakan
metode
pemancangan

Tersedianya
metode

Sesuai dengan
metode yang
telah ditetapkan

Dokumen
(manual
instruction/petu
njuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
sesuai metode

Checklist

Quality Enginering

1.3. Menyusun
instruksi kerja
pekerjaan galian

Tersedianya
instruksi kerja

Sesuai dengan
instruksi kerja

Dokumen
petunjuk kerja

Sesuai jadwal
pelaksanaan

Tertib
melaksanakan
petunjuk kerja

Checklist

Quality Enginering

SASARAN KHUSUS
NO

URAIAN PEKERJAAN

(1)

(2)

PENGENDALIAN
RISIKO

URAIAN

TOLOK UKUR

PROGRAM
SUMBER DAYA

JANGKA WAKTU

INDIKATOR
PENCAPAIAN

MONITORING

PENANGGUNG
JAWAB

(3)
1.4. Menggunakan
rambu peringatan dan
barikade

(4)
Seluruh lokasi
galian diberikan
rambu dan
barikade standar

(5)
Rambu dan
barikade standar
(Dicari contor dari
jasa marga,
NFPA)

(6)
- Rambu dan
barikade
- SDM sesuai
dengan
kebutuhan

(7)
Sebelum bekerja
harus
sudah
lengkap

(8)
100% sesuai
standar

(9)
Checklist

(10)
Petugas K3

1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja

Seluruh pekerja
terkait telah
mengikuti
pelatihan dan
penyuluhan

Lulus tes dan


paham mengenai
sistem
keselamatan
galian

Instruktur,
program,
materi/modul,
tes
pemahaman,
dan peserta.

Sebelum bekerja
harus
sudah
terlatih

100% lulus dan


paham

Evaluasi hasil
penyuluhan/pelatih
an

Petugas K3, unit


pelatihan/HRD

1.6 Pengunaan APD


yang sesuai

Seluruh pekerja
menggunakan
APD standar

- SNI helm,
masker & sepatu
(Dicari)
- Jumlah pekerja

Masker, sepatu
keselamatan,
pelindung
kepala

Sebelum bekerja
harus
sudah
lengkap

100% sesuai
standar

Disediakan
petugas yang
melakukan
pengawasan
selama pekerjaan
galian berlangsung

Inspektor
K3/petugas
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan

Ketentuan Pengisian Tabel 2.:


Kolom (1)
: Nomor urut kegiatan.
Kolom (2)
: Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam
dokumen pelelangan.
Kolom (3)
: Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom (8).
Kolom (4)
: Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap pengendalian risiko
pada kolom (3).
Kolom (5)
: Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif terhadap
pencapaian sasaran pada kolom (4)
Kolom (6)
: Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja atas sasaran
yang hendak dicapai dari kolom (5)
Kolom (7)
: Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program kerja atas sasaran
khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8)
: Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan program.
Kolom (9)
: Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa
pencapaian sasaran dipenuhi sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10)
: Penanggung jawab pelaksana program
D. Pengendalian Operasional

Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel
2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya,
Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D.
(Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2.
(sasaran dan program K3).
F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur
sebagaimana ditetapkan pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.

Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk
diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]
( )
Penyedia Jasa

BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)

C.

CONTOH
Jenis pekerjaan
Satuan/Unit
Nomor Pembayaran

No.

: ....................
: ....................

Uraian

(1)

(2)
Upah/Tenaga Kerja
Sub jumlah I
II
Bahan/Material
Sub jumlah II
III
Peralatan
Sub jumlah III
Sub jumlah (I+II+III)
IV
Lain-lain
- Biaya umum5
- Keuntungan
Sub Jumlah IV
Jumlah Harga = I+II+III+IV
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Satuan

Kuantitas/
Koefisien

(3)

(4)

Harga Satuan
Dasar
(Rp)
(5)

Harga
(Rp)
(6)

.........

.........

.........
.........
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.....% x Sub jumlah (I+II+III)
.........
.........

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80% dari HPS

HARGA SATUAN DASAR BAHAN/UPAH/PERALATAN


NO

URAIAN

SATUAN

HARGA

KETERANGAN

Catatan:
1. Hanya satuan dasar yang disampaikan harus sesuai dengan daftar analisa harga satuan pekerjaan
2. Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah 80% dari HPS

Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

I.

BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK


CONTOH
[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ....

Yang bertanda tangan dibawah ini: . dalam jabatan selaku .... dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama .. [nama bank] berkedudukan di ......... [alamat] untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN
dengan ini menyatakan akan membayar kepada:
Nama
: ........ [Pokja ULP]
Alamat : ........
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN
sejumlah uang Rp ....(terbilang .......) sebagai Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk
pelelangan pekerjaan ......... dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........ [peserta pelelangan]
Alamat : ........
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Garansi Bank berlaku selama (.) hari kalender, dan efektif mulai dari tanggal
.... [diisi sesuai dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima
Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang
Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4.
5.
6.

Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih
dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri .....
Dikeluarkan di
: ....
Pada tanggal: ....
[Bank]
Materai Rp.6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

....
[Nama dan Jabatan]

J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN (Hanya Untuk Badan Usaha
Kecil)
CONTOH
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN PENAWARAN
Nomor Jaminan : ....

Nilai : ....

1.

Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : [nama],.... [alamat] sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan [nama penerbit jaminan],...... [alamat], sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada [nama Pokja ULP], . [alamat] sebagai
pelaksana pelelangan pekerjaan .........., selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp
.... (terbilang .................)

2.

Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut
di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. Terlibat Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)

3.

Surat Jaminan ini berlaku selama . (..) hari kalender dan efektif mulai tanggal [diisi sesuai
dengan tanggal batas akhir pemasukan penawaran]

4.

PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan secara
tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat
TERJAMIN cidera janji/wanprestasi.

5.

Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak
istimewa untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

6.

Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal ...
TERJAMIN

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS


[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka


peserta telah menyetujui dan menandatangani pakta integritas

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]


PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama

[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

Bertindak
untuk dan atas
nama

PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai dan cantumkan


nama]

[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

Bertindak
untuk dan atas
nama

PT/CV/Firma/ atau lainnya [pilih yang sesuai dan cantumkan


nama]

2. Nama

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]


dalam rangka pengadaan [isi nama paket] pada
dengan ini menyatakan bahwa:

[isi sesuai dengan nama Pokja ULP]

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);


2. akan melaporkan kepada APIP [isi sesuai dengan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi] dan/atau LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses pengadaan ini;
3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk memberikan hasil kerja
terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia menerima sanksi
administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat secara perdata dan/atau dilaporkan
secara pidana.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[Nama Penyedia]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[tanda tangan],
[nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


(Isian Data Kualifikasi bagi peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian Elektronik Data Kualifikasi
yang tersedia pada aplikasi SPSE)
FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
UNTUK BADAN USAHA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan

..[diisi sesuai jabatan dalam akta pendirian perusahaan


dan perubahannya]

Bertindak untuk
dan atas nama

PT/CV/Firma/Koperasi [pilih yang sesuai dan cantumkan


nama badan usaha]

Alamat

No. Telepon

...............

No. Fax

...............

E-mail

...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan Akte Notaris
[sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas nomor dan
tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika kemitraan/KSO maka dicantumkan tambahan Surat
Perjanjian Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/ Institusi [bagi pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi
yang
sedang
cuti
diluar
tanggungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi ditulis sebagai berikut : Saya merupakan pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang sedang cuti diluar tanggungan Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah/Institusi];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para pihak yang terkait, langsung
maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit,
dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1.

Nama (PT/CV/Firma/
lainnya)

atau

2. Status
3.

4.

Pusat

Cabang

Alamat Kantor yang mendaftar


(Pusat/Cabang)

No. Telepon

No. Fax

E-mail

Alamat Kantor Pusat

No. Telepon

No. Fax

E-mail

B. Izin Usaha
1. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi
2. Masa berlaku izin usaha
3. Instansi pemberi izin usaha

: a. Nomor.
b. Tanggal
:
:

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Sertifikat Badan Usaha
2. Masa berlaku

: a. Nomor
b. Tanggal
:

3. Instansi pemberi

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
4. Surat Izin .........
5. Masa berlaku izin

: c. Nomor
d. Tanggal
:

6. Instansi pemberi izin

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/ atau lainnya
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta
:
b. Tanggal
:
c. Nama Notaris
:

F. Pengelola Badan Usaha


1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)
No.

Nama

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

No. KTP

Jabatan dalam Badan Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


No.

G.

Nama

Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)
No.
Nama
No. KTP
Persentase

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak
:
b. Bukti Laporan Pajak Tahun
terakhir (SPT Tahunan)
: No. Tanggal
c. Surat Keterangan Fiskal* )
: No. Tanggal
*) apabila digunakan oleh penyedia sebagai pengganti huruf b dan c
H. Data Personil Inti (Tenaga ahli badan usaha)

I.

No

Nama

Tgl/bln/thn
lahir

Tingkat
Pendidikan

Jabatan dalam
pekerjaan
(posisi)
5

Pengalaman
Kerja (tahun) 6

Profesi/
keahlian

Tahun
Sertifikat/
Ijazah
8

Data Peralatan

No.

Jenis
Peralatan

Jumlah

Kapasitas
atau output
pada saat
ini
4

Merk
dan
tipe

Tahun
pembuatan

Kondisi
(%)

Lokasi
Sekarang

Status Kepemilikan
(Millik/Sewa/ Lainnya)

Keterangan : Peralatan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan
Tahun Anggaran)

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai klasifikasi/subklasifikasi yang
dipersyaratkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir)

No.

Pemberi Tugas / Pejabat


Pembuat Komitmen

Nama
Paket
Pekerjaan

Klasifikasi/Sub
klasifikasi
Pekerjaan

Lokasi

Tanggal Selesai
Menurut

Kontrak

Nama

Alamat dan
Telepon

Nomor
dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Kontrak

BA
Serah
Terima
(PHO)

10

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N
bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas / Pejabat
Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

Lokasi

Kontrak/Subkontrak

Tanggal Selesai
Menurut

Nama

Alamat dan
Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai (Rp)

Kontrak

BA Serah
Terima
(PHO)

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (untuk perhitungan SKP = KP - jumlah paket yang sedang
dikerjakan)
Pemberi Tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen
No.

Nama Paket
Pekerjaan

Lokasi

Kontrak

Nama

Alamat
/Telepon

Nomor dan
Tanggal

Nilai
(Rp)

Rencana
tanggal kontrak
berakhir
8

M. Modal Kerja
Surat dukungan keuangan dari Bank:
Nomor
:
Tanggal
:
Nama Bank :
Nilai
: Rp . (

.... dalam huruf..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui
bahwa data/dokumen yang saya sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang
saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan
secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
[tempat], .. [tanggal] [bulan] 20. [tahun]
PT/CV/Firma/ atau lainnya
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
[rekatkan meterai Rp 6.000,dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


[jabatan pada badan usaha]

BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

I. Badan Usaha selain Kemitraan/KSO


Petunjuk pengisian untuk peserta
aplikasi SPSE (User Guide).

bukan

Kemitraan/KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan

II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib mengisi
formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian
formulir kualifikasi sebagai berikut:
A.

Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta
berstatus kantor cabang.

B.

Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C.

Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.

D.

Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

E.

Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir badan usaha, apabila ada.

F.

Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha, apabila berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.

G.

Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa SPT Tahunan.
Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian SPT Tahunan dan SPT Masa
dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pelayanan Pajak.

H.

Data Personil Inti


Diisi dengan nama, tanggal/ bulan/ tahun lahir, tingkat pendidikan (SLTP/ SLTA/ S1/ S2/ S3), jabatan dalam
pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/ keahlian sesuai dengan Surat Keterangan

Ahli/ Surat Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai dengan
yang diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.
I.

Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan,
kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status kepemilikan/ dukungan sewa (dapat diisi sebagai
milik sendiri/ sewa beli/ sewa/ kontrak atau lainnya yang tidak sedang digunakan dalam pelaksanaan) dari masingmasing fasilitas/ peralatan/ perlengkapan sesuai dengan yang diperlukan untuk pekerjaan utama yang dilelangkan
sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan alat dan bukti
status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

J.

Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai paket tertinggi, Klasifikasi/Sub klasifikasi
pekerjaan yang dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan menurut
kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh)
tahun terakhir.

K.

Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari
pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan
menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5
(lima) tahun terakhir.

L.

Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi
tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana tanggal kontrak berakhir.

M.

Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan keuangan serta nilai dukungan
paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.

N.

Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian
kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan usahanya.

BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A.

Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi. Data Kualifikasi yang akan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi disampaikan oleh pejabat yang
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO.
2.

memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;

3.

menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya


tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi
yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan, tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4.

salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5.

memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan)
Peserta dapat mengganti laporan perpajakan tersebut dengan Surat Keterangan Fiskal (SKF);

6.

memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir,
baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi Penyedia
Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7.

Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai/sejenis untuk badan usaha non
kecil;

8.

memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan;

9.

menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan
pekerjaan konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total HPS. Dalam hal kemitraan yang
menyampaikan surat dukungan keuangan hanya lead firm;
11. Memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada sub klasifikasi pekerjaan yang sejenis/ kompleksitas yang setara,
dengan ketentuan :
a. KD
= 3 NPt
NPt
= Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh)
tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan, nilai kontrak dan status peserta pada saat
menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang (present value)
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
NPs
Npo
Io
Is

= Nilai pekerjaan sekarang


= Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah terima pertama
= Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama
= Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila belum ada, dapat dihitung
dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar dari pekerjaan;
12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan :

a.

B.

SKP
KP

=
=

KP jumlah paket yang sedang dikerjakan


Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N
= Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama
kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari masing-masing perusahaan yang
bermitra/KSO;
c. untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang nilainya terbesar dari cara sesuai butir a.
13. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO :
a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat persentase
kemitraan/KSO dan surat kuasa dari anggota/member kepada perusahaan utama/lead firm yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7, angka 9, dan 13 dilakukan untuk setiap
perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi persyaratan digabungkan
sebagai evaluasi kemitraan/KSO, sedangkan dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian sistem gugur. Pokja ULP memeriksa dan
membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C.

Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak digugurkan, peserta diminta untuk membubuhi materai
senilai Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).

D.

Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat meminta peserta untuk
menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian kualifikasi termasuk
dapat melakukan peninjauan lapangan pada pihak-pihak/instansi terkait.

E.

Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum pemasukan penawaran.

F.

Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi.

BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK
CONTOH 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan, yang selanjutnya
disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal . bulan ......................
tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.
tanggal . dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara:
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c.q Direktorat Jeneral Cipta Karya c.q Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor Tanggal. Tentang..
[nama satuan kerja PPK] selanjutnya disebut PPK, dengan:
Nama
: ...................... [nama wakil penyedia]
Jabatan
:....................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ......................
[alamat penyedia]
Akta Notaris
Nomor
:...................... [sesuai akta notaris]
Tanggal
:...................... [tanggal penerbitan akta]
Notaris
: ...................... [nama Notaris penerbit akta]
yang bertindak untuk dan atas nama ......... [nama Badan Usaha] selanjutnya disebut Penyedia
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2015 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi;
(c)

Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta
telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrak ini;

(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang
diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini masingmasing pihak :

1)
2)
3)
4)

telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;


menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan semua ketentuan
dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk membuat perjanjian pelaksanaan paket
pekerjaan.. (ditulis nama paket pekerjaan) dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam
lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas:
1. ................
2. ................
3. Dst.
(ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut)
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga penawaran
terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: ............. atas nama penyedia : ...............;
(Catatan : untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk masing-masing Tahun Anggarannya).
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a. adendum Kontrak (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan
dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
a.

PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1)
2)
3)
4)

b.

mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;


meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada
Penyedia;

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :


1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)
8)
9)

menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam
Kontrak;
meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
yang dirinci dalam Kontrak;
memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas
dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia

Untuk dan atas nama ......................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk


Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
kerja PPK maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

CONTOH 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
Pembangunan IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan
Nomor : ........................
SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja konstruksi harga satuan, yang selanjutnya
disebut Kontrak dibuat dan ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal . bulan ......................
tahun ...................... [tanggal, bulan dan tahun diisi dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.
tanggal . dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No . tanggal ., antara :
Nama
: ...................... [nama PPK]
NIP
: ...................... [NIP PPK]
Jabatan
: PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Indonesia c.q Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c.q Direktorat Jeneral Cipta Karya c.q Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Bali
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor Tanggal. Tentang..
[nama satuan kerja PPK] selanjutnya disebut PPK, dengan:
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan tanggung renteng atas semua kewajiban
terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini dan telah menunjuk ......... [nama anggota kemitraan yang ditunjuk sebagai wakil
kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan yang berkedudukan di ......... [alamat Penyedia wakil kemitraan],
berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ...................... tanggal ...................... selanjutnya disebut Penyedia.
Dan dengan memperhatikan :
1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya ;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 31/PRT/M/2015 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:
(a)

telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan Dokumen Pemilihan;

(b)

PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui suatu Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) untuk melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam Syarat-Syarat
Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam Kontrak ini selanjutnya disebut Pekerjaan Konstruksi;

(c)

Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional, personil, dan sumber daya teknis, serta
telah menyetujui untuk melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Kontrak ini;

(d)

PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang
diwakili;

(e)

PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan penandatanganan Kontrak ini masingmasing pihak :

1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh advokat;


2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;

4)

telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan mengkonfirmasikan semua ketentuan
dalam Kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat dan menyetujui hal-hal sebagai berikut :
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan makna yang sama seperti yang tercantum dalam
lampiran Surat Perjanjian ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas :
1. ................
2. ................
Dst.
(ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut)
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh berdasarkan total harga penawaran
terkoreksi sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........dalam huruf............. rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor : ....... atas nama penyedia : ......;
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

adendum Kontrak [apabila ada];


pokok perjanjian;
surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
syarat-syarat khusus Kontrak;
syarat-syarat umum Kontrak;
spesifikasi khusus;
spesifikasi umum;
gambar-gambar; dan
dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.

(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan
dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam Kontrak yang meliputi khususnya :
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk :
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam Kontrak yang telah ditetapkan kepada
Penyedia;
b.

Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk :

1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)
8)
9)

menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam
Kontrak;
meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan sesuai ketentuan Kontrak;
melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN secara periodik kepada PPK;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam Kontrak;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam
Kontrak;
mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi perusakan dan gangguan kepada
masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan Penyedia.
Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat
Khusus Kontrak dan penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf......) hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama
pekerjaan sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ........ (.......dalam huruf......) hari kalender.
Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas
dan melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia dan dibuat
dalam 2 (dua) rangkap, masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat
bagi para pihak, rangkap yang lain dapat diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai..
Untuk dan atas nama ......................
Penyedia/Kemitraan (KSO)

Untuk dan atas nama....................


PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk


Penyedia maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan
kerja PPK maka rekatkan materai Rp 6.000,- )]

[nama lengkap]
[jabatan]

[nama lengkap]
[jabatan]

BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
1.

Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak selanjutnya disebut


SSUK harus mempunyai arti atau tafsiran seperti yang dimaksudkan sebagai berikut :

1.1

Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan


pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

1.2

Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian


seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis
tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.

1.3

Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang


kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.

1.4

Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang
ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.

1.5
1.6

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang


ditetapkan oleh KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.

1.7

Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada Institusi lain
yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.

1.8

Penyedia adalah badan usaha yang menyediakan/ melaksanakan Pekerjaan


Konstruksi.

1.9

Subpenyedia adalah penyedia yang mengadakan perjanjian kerja dengan


penyedia penanggung jawab kontrak, untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
(subkontrak).

1.10 Kemitraan/KSO adalah kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional
maupun penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.

1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut Jaminan, adalah jaminan tertulis yang

bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional), yang dikeluarkan


oleh Bank Umum, Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Asuransi, Konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga penjamin/perusahaan penjamin yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) dimana konsorsium tersebut
telah ditetapkan/mendapatkan rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan diserahkan oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin
terpenuhinya kewajiban penyedia.

1.12 Kontrak Pengadaan Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian

tertulis antara PPK dengan penyedia yang mencakup Syarat-Syarat Umum


Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta dokumen lain
yang merupakan bagian dari kontrak.

1.13 Nilai Kontrak adalah total harga pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.

1.14 Hari adalah hari kalender.


1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung yang dibentuk/ ditetapkan oleh PPK

(dapat dijabat oleh PPK atau pejabat lain dan diberitahukan secara tertulis kepada
Penyedia), terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih, yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak untuk mengelola administrasi kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.

1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan
dan jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.

1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan

yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk rinciannya.

1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang
terwujudnya dan berfungsinya suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.20 Mata Pembayaran Utama adalah Mata pembayaran yang pokok dan penting
yang nilai bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per seratus) dari
seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam Dokumen Pengadaan.

1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah harga satuan jenis pekerjaan tertentu per
satu satuan tertentu.

1.22 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah metode/cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan dengan tahap
pelaksanaan yang sistimatis dari awal sampai akhir dan dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis berdasarkan sumber daya yang dimiliki penawar.

1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang akan ditempatkan secara
penuh sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
penawaran serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan untuk melaksanakan pekerjaan.

1.24 Bagian Pekerjaan yang Disubkontrakkan adalah pekerjaan spesialis atau


bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama yang ditetapkan sebagaimana
tercantum dalam penawaran, yang pelaksanaannya diserahkan kepada penyedia
lain dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.

1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja yang diterbitkan oleh PPK kepada
penyedia barang/jasa untuk memulai melaksanakan pekerjaan

1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan masa pemeliharaan berakhir.

1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu pelaksanaan) adalah jangka waktu untuk

melaksanakan pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK sampai dengan serah


terima pertama pekerjaan.

1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah kerangka waktu yang sudah terinci
berdasarkan masa pelaksanaan, setelah dilaksanakan pemeriksaan lapangan
bersama dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan Kontrak.

1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang dinyatakan pada Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang diterbitkan oleh PPK untuk memulai melaksanakan pekerjaan.

1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah tanggal penyerahan pertama


pekerjaan selesai (Provisional Hand Over/PHO), dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh Pejabat/Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan.

1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu kontrak yang ditentukan dalam syaratsyarat khusus kontrak, dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah keadaan hasil pekerjaan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak baik
sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna atau
penyedia dalam periode pelaksanaan kontrak.

1.33 Kegagalan

Bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah


diserahterimakan oleh penyedia kepada PPK dan terlebih dahulu diperiksa serta
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, menjadi tidak berfungsi,
baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak, dari segi teknis, manfaat, keselamatan
dan kesehatan kerja, dan/atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan
Penyedia atau Pengguna Jasa.

2.

Penerapan

SSUK diterapkan secara luas dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi tidak
dapat bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam Dokumen Kontrak yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat Perjanjian.

3.

Bahasa dan Hukum

3.1

Bahasa kontrak harus dalam Bahasa Indonesia kecuali dalam rangka


pinjaman/hibah luar negeri menggunakan Bahasa Indonesia dan bahasa
nasional pemberi pinjaman/hibah tersebut dan/atau bahasa Inggris.

3.2

Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia.

3.3

Apabila sumber dana berasal dari pinjaman/hibah luar negeri, menggunakan


hukum yang berlaku di Indonesia atau hukum yang berlaku di negara
pemberi pinjaman/hibah (tergantung kesepakatan antara Pemerintah dan
negara pemberi pinjaman/hibah), pilihan hukum yang digunakan agar
dicantumkan dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak yang selanjutnya disebut
SSKK.

4.1

Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa pemerintah, dilarang untuk:

4.

Larangan Korupsi,
Kolusi dan
Nepotisme (KKN),
Penyalahgunaan
Wewenang serta
Penipuan

a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau


menerima hadiah atau imbalan berupa apa saja atau melakukan
tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau
patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen
dan/atau keterangan lain yang disyaratkan untuk penyusunan dan
pelaksanaan Kontrak ini.

4.2

Penyedia menjamin bahwa yang bersangkutan (termasuk semua anggota


Kemitraan/KSO apabila berbentuk Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan melakukan tindakan yang dilarang di
atas.

4.3

Penyedia yang menurut penilaian PPK terbukti melakukan larangan-larangan


di atas dapat dikenakan sanksi-sanksi administratif oleh PPK sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan sebagaimana
ditetapkan dalam SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia; dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.

5.

6.

Asal Material/
Bahan

Korespondensi

4.4

Pengenaan sanksi administratif di atas dilaporkan oleh PPK/KPA kepada


Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi.

4.5

PPK yang terlibat dalam KKN dan penipuan dikenakan sanksi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.1

Penyedia harus menyampaikan asal material/bahan yang terdiri dari rincian


komponen dalam negeri dan komponen impor.

5.2

Asal material/bahan merupakan tempat material/bahan diperoleh, antara lain


tempat material/bahan ditambang, tumbuh, atau diproduksi.

6.1

Semua korespondensi dapat berbentuk surat, e-mail dan/atau faksimili


dengan alamat tujuan para pihak yang tercantum dalam SSKK.

6.2

Semua pemberitahuan, permohonan, atau persetujuan berdasarkan Kontrak


ini harus dibuat secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dan dianggap telah
diberitahukan jika telah disampaikan secara langsung kepada wakil sah Para
Pihak dalam SSUK, atau jika disampaikan melalui surat tercatat dan/atau
faksimili ditujukan ke alamat yang tercantum dalam SSKK.

7.

Wakil Sah Para


Pihak

Setiap tindakan yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini
oleh PPK atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau dibuat oleh pejabat yang
disebutkan dalam SSKK.

8.

Pembukuan

Penyedia diharapkan untuk melakukan pencatatan keuangan yang akurat dan


sistematis sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.

9.

Perpajakan

Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil yang bersangkutan berkewajiban


untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang dibebankan
oleh peraturan perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini. Semua pengeluaran
perpajakan ini dianggap telah termasuk dalam Nilai Kontrak.

10. Pengalihan dan/atau


Subkontrak

10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan sebagian atau seluruh Kontrak ini.

Pengalihan seluruh Kontrak hanya diperbolehkan dalam hal pergantian nama


Penyedia, baik sebagai akibat peleburan (merger) maupun akibat lainnya.

10.2 Penyedia dilarang mengalihkan pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan

Kontrak, dengan melakukan subkontrak kepada pihak lain, kecuali sebagian


pekerjaan utama kepada penyedia spesialis setelah mendapat persetujuan
tertulis dari PPK. Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan
yang disubkontrakkan.

10.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam SSKK.

11. Pengabaian

Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak terhadap pelanggaran ketentuan tertentu
Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian tersebut tidak menjadi pengabaian
yang terus-menerus selama Masa Kontrak atau seketika menjadi pengabaian
terhadap pelanggaran ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat mengikat jika
dapat dibuktikan secara tertulis dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang
melakukan pengabaian.

12. Penyedia Mandiri

Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung jawab penuh terhadap personil dan
subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang dilakukan oleh mereka.

13. Kemitraan/ KSO

Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah satu anggota yang disebut dalam Surat
Perjanjian untuk bertindak atas nama Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak ini.

14. Pengawasan
Pelaksanaan
Pekerjaan

14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang perlu

dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan (Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis)


yang berasal dari personil PPK atau konsultan pengawas. Pengawas
Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya, Pengawas Pekerjaan selalu bertindak

untuk kepentingan PPK. Jika tercantum dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan


dapat bertindak sebagai Wakil Sah PPK.

15. Persetujuan Atau


Pernyataan Tidak
Berkeberatan Dari
Pengawas
Pekerjaan

15.1 Semua gambar yang digunakan melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak,

untuk pekerjaan permanen maupun pekerjaan sementara harus


mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu ada

pekerjaan sementara yang tidak tercantum dalam daftar kuantitas dan harga
di dalam kontrak maka penyedia berkewajiban untuk menyerahkan
spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan sementara tersebut untuk
mendapatkan pernyataan tidak berkeberatan (no objection) untuk
dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas rencana pekerjaan sementara ini tidak
melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.

16. Perintah

Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan


yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan dalam Kontrak ini.

17. Penemuanpenemuan

Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK dan kepada pihak yang berwenang
semua penemuan benda/barang yang mempunyai nilai sejarah atau penemuan
kekayaan di lokasi pekerjaan yang menurut peraturan perundang-undangan dikuasai
oleh negara.

18. Akses ke Lokasi


Kerja

18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin akses PPK, Wakil Sah PPK,

Pengawas Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat izin dari PPK ke lokasi
kerja dan lokasi lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau akan
dilaksanakan.

18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima kelayakan dan ketersediaan jalur

akses menuju lapangan. Penyedia harus berupaya menjaga setiap jalan atau
jembatan dari kerusakan akibat penggunaan/lalu lintas penyedia atau akibat
personil penyedia. Kecuali ditentukan lain maka:

a. Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang mungkin


diperlukan akibat pengunaan jalur akses.

b. Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur


akses, dan mendapatkan perizinan yang mungkin disyaratkan oleh
otoritas terkait untuk penggunaan jalur, rambu, dan petunjuk.

c. Biaya karena ketidak layakan atau tidak tersedianya jalur akses untuk
digunakan oleh penyedia, harus ditanggung penyedia.

d. PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.

18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim yang mungkin timbul selain
penggunaan jalur akses tersebut.

A.

Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak

19. Masa Pelaksanaan


(Jangka Waktu
Pelaksanaan)
Pekerjaan

19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan Surat Perjanjian
oleh Para Pihak atau yang ditetapkan dalam SSKK.

19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung sejak tanggal mulai kerja yang
tercantum dalam SPMK.

19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan masa pelaksanaan


yang ditentukan dalam SSKK.

19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai


masa pelaksanaan karena keadaan diluar pengendaliannya yang dapat

dibuktikan demikian, dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut


kepada PPK, dengan disertai bukti-bukti yang dapat disetujui PPK, maka
PPK dapat melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia
dengan membuat adendum kontrak.

19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati bersama dalam rapat persiapan

pelaksanaan kontrak, jadwal pelaksanaan pekerjaan tidak boleh melebihi


dari masa pelaksanaan.

B.1 Pelaksanaan Pekerjaan


20. Penyerahan Lokasi
Kerja

20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan

penyedia yang tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh
para pihak untuk melaksanakan pekerjaan tanpa ada hambatan kepada
penyedia sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan dilakukan setelah
sebelumnya dilakukan pemeriksaan lapangan bersama. Hasil pemeriksaan
dan penyerahan dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja.

20.2 Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.

20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan penyedia

yang tercantum dalam rencana kerja (sesuai angka 20.1) untuk


melaksanakan pekerjaan dan terbukti merupakan suatu hambatan, maka
kondisi ini ditetapkan sebagai Peristiwa Kompensasi.

21. Surat Perintah Mulai


Kerja (SPMK)

21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak


tanggal penanda-tanganan kontrak.

21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya pelaksanaan


kontrak oleh penyedia.

22. Program Mutu

22.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat


persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.

22.2 Program mutu disusun paling sedikit berisi:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;


organisasi kerja penyedia;
jadwal pelaksanaan pekerjaan;
prosedur pelaksanaan pekerjaan;
prosedur instruksi kerja; dan
pelaksana kerja.

22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi
adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.

22.5 Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan perkembangan kemajuan

setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,


termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program
mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.

22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban


kontraktual penyedia.

23. Rencana
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K)

23.1 Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan RK3K pada rapat persiapan


pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.

23.2 RK3K disusun paling sedikit berisi:


a. Kebijakan K3 Proyek;
b. Organisasi K3;
c. Perencanaan K3;

d. Pengendalian dan Program K3;


e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;
f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 RK3K dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan RK3K jika terjadi addendum
kontrak dan peristiwa kompensasi.

23.5 Pemutakhiran RK3K harus mendapatkan persetujuan PPK.


23.6 Persetujuan PPK terhadap RK3K tidak mengubah kewajiban kontraktual
penyedia.

24. Rapat Persiapan


Pelaksanaan
Kontrak

24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum

pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia, unsur


perencanaan, dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan kontrak.

24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak meliputi :

a.
b.
c.
d.
e.

program mutu;
rencana K3 Kontrak;
organisasi kerja;
tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja
yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan.
25. Mobilisasi

25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 30

(tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK, atau sesuai kebutuhan dan rencana
kerja.

25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan, yaitu :


a. mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
b. mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.

25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan.

26. Pemeriksaan
Bersama

26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK bersama-sama dengan


penyedia melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap
rencana mata pembayaran (Mutual Check 0%).

26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA dapat membentuk Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila dalam

pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak, maka harus


dituangkan dalam adendum Kontrak (Berita Acara Mutual Check 0%).

26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Personil dan/atau Peralatan

ternyata belum memenuhi persyaratan Kontrak maka penyedia tetap dapat


melanjutkan pekerjaan dengan syarat Personil dan/atau Peralatan yang
belum memenuhi syarat harus segera diganti dalam jangka waktu yang
disepakati bersama.

27. Penggunaan
Produksi Dalam
Negeri

27.1 Penggunaan produk dalam negeri dilakukan sesuai besaran komponen

dalam negeri pada setiap Barang/ Jasa yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada saat penawaran.

27.2 Penyedia wajib membuat laporan penggunaan produksi dalam negeri secara
periodik.

27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi dalam negeri berbeda dengan yang

ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat penawaran akan dikenakan sanksi
sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya,
dan ditetapkan dalam SSKK.

B.2 Pengendalian Waktu


28. Waktu Penyelesaian
Pekerjaan

28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal, penyedia berkewajiban untuk

memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan


melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta menyelesaikan
pekerjaan selambat-lambatnya pada Tanggal Penyelesaian yang ditetapkan
dalam SPMK.

28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan akibat
Keadaan Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau karena kesalahan atau
kelalaian penyedia maka penyedia dikenakan denda.

28.3 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian seluruh pekerjaan.

29. Perpanjangan
Waktu

29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi sehingga penyelesaian pekerjaan akan

melampaui Tanggal Penyelesaian maka penyedia berhak untuk meminta


perpanjangan Tanggal Penyelesaian berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang Tanggal
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis. Perpanjangan Tanggal
Penyelesaian harus dilakukan melalui Adendum Kontrak.

29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan harus telah


menetapkan ada tidaknya perpanjangan dan untuk berapa lama, dalam
jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah penyedia meminta
perpanjangan. Jika penyedia lalai untuk memberikan peringatan dini atas
keterlambatan atau tidak dapat bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan sesegera mungkin, maka keterlambatan seperti ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang Tanggal Penyelesaian.

30. Penundaan oleh


Pengawas
Pekerjaan

Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan secara tertulis penyedia untuk menunda


pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.

31. Rapat Pemantauan

31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat menyeleng-garakan rapat


pemantauan, dan meminta satu sama lain untuk menghadiri rapat tersebut.
Rapat pemantauan diselenggarakan untuk membahas perkembangan
pekerjaan dan perencanaaan atas sisa pekerjaan serta untuk
menindaklanjuti peringatan dini.

31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan oleh Pengawas Pekerjaan dalam

berita acara rapat, dan rekamannya diserahkan kepada PPK dan pihak-pihak
yang menghadiri rapat.

31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu diputuskan, Pengawas Pekerjaan
dapat memutuskan baik dalam rapat atau setelah rapat melalui pernyataan
tertulis kepada semua pihak yang menghadiri rapat.

32. Peringatan Dini

32.1 Penyedia berkewajiban untuk memperingatkan sedini mungkin Pengawas


Pekerjaan atas peristiwa atau kondisi tertentu yang dapat mempengaruhi
mutu pekerjaan, menaikkan Nilai Kontrak atau menunda penyelesaian
pekerjaan. Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk

menyampaikan secara tertulis perkiraan dampak peristiwa atau kondisi


tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak dan Tanggal Penyelesaian.
Pernyataan perkiraan ini harus sesegera mungkin disampaikan oleh
penyedia.

32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja sama dengan Pengawas Pekerjaan


untuk mencegah atau mengurangi dampak peristiwa atau kondisi tersebut.

B.3 Penyelesaian Kontrak


33. Serah Terima
Pekerjaan

33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan


permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.

33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian teknis khusus dapat dibantu
oleh tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan.

33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian terhadap hasil

pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia. Apabila terdapat


kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas perintah PPK.

33.4 PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak sejak tanggal


berita acara penyerahan pekerjaan dan telah diterima oleh Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan.

33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari

nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus) merupakan retensi


selama masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100%
(seratus perseratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak.

33.6 Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan


sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.

33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan


secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan.

33.8 PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan

semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib


melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau
mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana


mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan Jaminan Pemeliharaan.

33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan perbagian pekerjaan (secara parsial)
yang ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.

33.11 Dalam hal dilakukan serah terima pekerjaan secara parsial, maka cara
pembayaran dan kewajiban pemeliharaan tersebut di atas disesuaikan.

33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan setelah penyerahan bagian


pekerjaan tersebut dilaksanakan pertama kali.

33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari pelaksanaan pekerjaan ditetapkan


dalam SSKK.

34. Pengambilalihan

PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jangka waktu tertentu
setelah dikeluarkan surat keterangan selesai/pengakhiran pekerjaan.

35. Pedoman
Pengoperasian dan

35.1 Penyedia diwajibkan memberikan petunjuk kepada PPK tentang pedoman


pengoperasian dan perawatan/ pemeliharaan sesuai dengan SSKK.

Perawatan/
Pemeliharaan

35.2 Apabila penyedia tidak memberikan pedoman pengope-rasian dan


perawatan/pemeliharaan, PPK berhak menahan uang retensi atau Jaminan
Pemeliharaan.

B.4 Adendum
36. Perubahan Kontrak

36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak.


36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:

a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh

para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam


kontrak;

b. perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau


karena perubahan pelaksanaan pekerjaan.

c. perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan


pekerjaan

d. Perubahan harga kontrak akibat adanya penyesuaian harga


(eskalasi/de-eskalasi).

36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK menugaskan Panitia Peneliti


Pelaksanaan Kontrak.

37. Perubahan Lingkup


Pekerjaan

37.1 Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan

pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan


dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan
perubahan kontrak yang meliputi antara lain:

a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam


kontrak;

b. menambah atau mengurangi jenis pekerjaan;


c. mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau

d. melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak


yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai lingkup
kontrak awal.

37.2 Pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya anggaran dan


paling tinggi 10% (sepuluh perseratus) dari nilai kontrak awal.

37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada

penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis dan harga dengan


tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.

37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.

38. Perubahan
Kuantitas dan Harga

38.1 Perubahan kuantitas hanya dilakukan apabila terdapat perubahan gambar


dan spesifikasi (lingkup pekerjaan).

38.2 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan harga digunakan untuk membayar
prestasi pekerjaan.

38.3 Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang akan dilaksanakan berubah

lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari kuantitas awal, maka pembayaran
volume selanjutnya dengan menggunakan harga satuan yang disesuaikan
dengan negosiasi.

38.4 Apabila dari hasil evaluasi penawaran terdapat harga satuan timpang, maka

harga satuan timpang tersebut hanya berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang

tercantum dalam Dokumen Pengadaan. Untuk kuantitas pekerjaan


tambahan digunakan harga satuan berdasarkan hasil negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan
timpang, maka dicantumkan dalam lampiran A SSKK.

38.5 Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka penyedia jasa harus

menyerahkan rincian harga satuannya kepada PPK. Penentuan harga


satuan mata pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi.

39. Perubahan Jadwal


Pelaksanaan
Pekerjaan

39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas


pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.
e.

pekerjaan tambah;
perubahan disain;
keterlambatan yang disebabkan oleh PPK;
masalah yang timbul di luar kendali penyedia; dan/atau
keadaan kahar.

39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang sekurang-kurangnya


sama dengan waktu terhentinya kontrak akibat keadaan kahar atau waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pada 39.1.

39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak

setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang diajukan oleh


penyedia.

39.4 PPK dapat menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti
kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

39.5 Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam adendum


kontrak.

40. Penyesuaian Harga


(Eskalasi/Deeskalasi)

40.1 Ketentuan penggunaan rumusan Penyesuaian Harga (Price Adjustment)


adalah sebagai berikut:

a) Harga yang tercantum dalam kontrak dapat berubah akibat adanya


penyesuaian harga sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada Kontrak Tahun Jamak yang
masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan diberlakukan
mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi seluruh kegiatan/mata pembayaran,
kecuali mata pembayaran Lump Sum serta pekerjaan dengan Harga
Satuan timpang.
d) Penyesuaian Harga Satuan berlaku bagi seluruh komponen harga
satuan (upah, bahan, peralatan, dan bahan bakar), tidak termasuk
komponen keuntungan dan biaya operasional sebagaimana tercantum
dalam penawaran.
e) Penyesuaian Harga Satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam kontrak awal/adendum kontrak.
f)

Penyesuaian Harga Satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari


luar negeri, menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut.

g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum kontrak tersebut ditandatangani.
h) Jenis pekerjaan yang terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia diberlakukan penyesuaian harga berdasarkan

indeks harga terendah antara indeks harga jadwal awal dengan indeks
harga jadwal pelaksanaan pekerjaan.
i)

Jenis pekerjaan yang lebih cepat pelaksanaannya diberlakukan


penyesuaian harga berdasarkan indeks harga pada saat pelaksanaan.

40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana diatur dalam SSKK.


B.5 Keadaan Kahar
41. Keadaan Kahar

41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat

diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam


Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

41.2 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada

PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar,
dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang
berwenang.

41.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban

Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurangkurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan
Kahar.

41.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang


dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan
Kahar, tidak dikenakan sanksi.

41.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara

hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak untuk


menerima pembayaran sesuai dengan prestasi atau kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama masa Keadaan Kahar PPK
memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan
pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima
pembayaran sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat
penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
bekerja dalam situasi demikian. Penggantian biaya ini harus diatur dalam
suatu adendum Kontrak.

B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak


42. Penghentian dan
Pemutusan Kontrak

42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai atau
terjadi Keadaan Kahar.

42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada penyedia
sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai, termasuk:

a. biaya langsung pengadaan Bahan dan Perlengkapan untuk pekerjaan

ini. Bahan dan Perlengkapan ini harus diserahkan oleh Penyedia kepada
PPK, dan selanjutnya menjadi hak milik PPK;

b. biaya langsung pembongkaran dan demobilisasi Hasil Pekerjaan


Sementara dan Peralatan;

c. biaya langsung demobilisasi Personil.


42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh pihak penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, pemutusan Kontrak melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan
apabila :

a. penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak


memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;

b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan, tidak memulai


pelaksanaan pekerjaan;

c. penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari

dan penghentian ini tidak tercantum dalam program mutu serta tanpa
persetujuan Pengawas Pekerjaan;

d. penyedia berada dalam keadaan pailit;


e. penyedia selama Masa Kontrak gagal memperbaiki Cacat Mutu dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh PPK;

f. penyedia tidak mempertahankan keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;


g. denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan penyedia

sudah melampaui 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak dan PPK


menilai bahwa Penyedia tidak akan sanggup menyelesaikan sisa
pekerjaan;

h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk menunda

pelaksanaan atau kelanjutan pekerjaan, dan perintah tersebut tidak


ditarik selama 28 (dua puluh delapan) hari;

i.

PPK tidak menerbitkan SPP untuk pembayaran tagihan angsuran sesuai


dengan yang disepakati sebagaimana tercantum dalam SSKK;

j.

penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan


dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau

k. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau


pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan
dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pelaksanaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:

a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;


b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan;

c. Penyedia membayar denda (apabila pelaksanaan pekerjaannya


terlambat); dan

d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.


42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada masa pemeliharaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:

a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk membiayai perbaikan/


pemeliharaan; dan

b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar Hitam.


42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN dan/atau pelanggaran persaingan usaha di dalam
pelaksanaan pengadaan yang sudah diputuskan oleh instansi berwenang,
maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.

43. Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan dan
Kontrak Kritis

43.1 Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, maka

PPK harus memberikan peringatan secara tertulis dan/atau dikenakan


ketentuan tentang kontrak kritis.

43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:


a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% 70% dari kontrak),
realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana;

b. Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak),

43.3

realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5% dari rencana;


c. Dalam periode II (Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang
dari 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
Penanganan kontrak kritis.

a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1 dan penanganan kontrak pada 43.2a
dan 43.2b, penanganan kontrak kritis dilakukan dengan Rapat
pembuktian (show cause meeting/SCM)

1)

Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan


surat peringatan kepada penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan SCM.

2)

Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia


membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat Tahap
I

3)

Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka harus


diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam
berita acara SCM Tahap II

4)

Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus


diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam
berita acara SCM. Tahap III

5)

Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.

b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun anggaran

berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi, sebelum


dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat
diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai
Kontrak atau nilai bagian Kontrak apabila ditetapkan serah terima
pekerjaan secara parsial untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat
melampaui tahun anggaran berjalan.

c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui

tahun anggaran berjalan, diterbitkan adendum untuk mencantumkan


sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang akan
diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku jaminan pelaksanaan.

d. Dalam hal keterlambatan pada 43.2 a atau 43.2 b, setelah dilakukan

penanganan kontrak kritis sesuai 43.3, PPK dapat langsung


memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan Pasal
1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:

1)

kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas


berakhirnya kontrak;

2)

44. Peninggalan

B.

berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan


mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan
kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan; dan/atau
3) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.
Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil Pekerjaan Sementara yang masih
berada di lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat kelalaian atau kesalahan
penyedia, dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa kewajiban
perawatan/pemeliharaan. Pengambilan kembali semua peninggalan tersebut oleh
penyedia hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan kepentingan PPK.

Hak dan Kewajiban Para Pihak

45. Hak dan Kewajiban


Para Pihak

Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PPK
dan penyedia dalam melaksanakan kontrak, meliputi :

45.1 Hak dan kewajiban PPK :


a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak.

45.2 Hak dan kewajiban penyedia :


a. menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
b.
c.
d.
e.
f.

g.
h.
i.

harga yang telah ditentukan dalam kontrak;


berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana
dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
kontrak;
melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak;
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahanbahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala
pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk
pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam
kontrak;
memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; dan
mengambil langkah-langkah yang memadai dalam rangka memberi
perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja maupun
masyarakat dan lingkungan sekitar yang berhubungan dengan

pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi dan


proses produksi.
46. Penggunaan
Dokumen-Dokumen
Kontrak dan
Informasi

Penyedia tidak diperkenankan menggunakan dan menginformasikan dokumen


kontrak atau dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak untuk kepentingan
pihak lain, misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-gambar, kecuali dengan izin
tertulis dari PPK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

47. Hak Kekayaan


Intelektual

Penyedia wajib melindungi PPK dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang
disebabkan penggunaan atau atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
oleh penyedia.

48. Penanggungan dan


Risiko

48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung

tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,


tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya sehubungan dengan klaim yang timbul
dari hal-hal berikut terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan
tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir :
a. kehilangan atau kerusakan peralatan dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada);
b. cidera tubuh, sakit atau kematian Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;

48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja sampai dengan tanggal

penandatanganan berita acara penyerahan awal, semua risiko kehilangan


atau kerusakan Hasil Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan merupakan
risiko penyedia, kecuali kerugian atau kerusakan tersebut diakibatkan oleh
kesalahan atau kelalaian PPK.

48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi


kewajiban penanggungan dalam Pasal ini.

48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap Hasil Pekerjaan atau Bahan yang

menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama Tanggal Mulai Kerja dan batas
akhir Masa Pemeliharaan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan atau kerusakan tersebut terjadi akibat
tindakan atau kelalaian penyedia.

49. Perlindungan
Tenaga Kerja

49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk

mengikutsertakan Personilnya pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja


sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan Personilnya

untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Pada waktu pelaksanaan


pekerjaan, penyedia beserta Personilnya dianggap telah membaca dan
memahami peraturan keselamatan kerja tersebut.

49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan memadai.

49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia untuk melaporkan kecelakaan

berdasarkan hukum yang berlaku, penyedia wajib melaporkan kepada PPK


mengenai setiap kecelakaan yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah kejadian.

50. Pemeliharaan
Lingkungan

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk


melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi
gangguan lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan
pelaksanaan Kontrak ini.

51. Asuransi

51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk :

a. semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya

kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan


pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan, kerusakan,
kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;

b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan


c. perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk
dalam nilai kontrak.

52. Tindakan Penyedia


yang Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

52.1 Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis


PPK sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:

a. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan dalam Lampiran A SSKK;


b. menunjuk Personil Inti yang namanya tidak tercantum dalam Lampiran A
SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan program mutu;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.

52.2

Penyedia berkewajiban untuk mendapatkan lebih dahulu persetujuan tertulis


Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan tindakan-tindakan berikut:

a. menggunakan spesifikasi dan gambar dalam Pasal 15 SSUK;


b. mengubah syarat dan ketentuan polis asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
53. Laporan Hasil
Pekerjaan

53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk

menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna


pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.

53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,

seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku


harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.

53.3 Laporan harian berisi:


a. jenis dan kuantitas bahan yang berada di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang

53.4

berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan


f. catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK.

53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil

kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.

53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil

kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting
yang perlu ditonjolkan.

53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, PPK dan

penyedia membuat foto-foto dokumentasi dan video pelaksanaan pekerjaan


di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan.

54. Kepemilikan
Dokumen

Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan, dan dokumen-dokumen lain


serta piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia berdasarkan Kontrak ini
sepenuhnya merupakan hak milik PPK. Penyedia paling lambat pada waktu
pemutusan atau akhir Masa Kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua
dokumen dan piranti lunak tersebut beserta daftar rinciannya kepada PPK. Penyedia
dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti lunak tersebut.
Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di
atas di kemudian hari diatur dalam SSKK.

55. Kerjasama Antara


Penyedia dan Sub
Penyedia

55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp25.000.000.000,00 (dua


puluh lima miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.

55.2 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak di atas Rp50.000.000.000,00 (lima


puluh miliar rupiah) wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian
pekerjaan yang bukan pekerjaan utama kepada sub penyedia jasa dari lokasi
pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia sub penyedia jasa yang dimaksud.

55.3 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam Kontrak
dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.

55.4 Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang


disubkontrakkan tersebut.

55.5 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada Kontrak


serta menganut prinsip kesetaraan.

56. Usaha Mikro, Usaha


Kecil dan Koperasi
Kecil

56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi adalah

penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi Kecil, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang ditunjuk dan dilarang
diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.

56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai pelaksana konstruksi adalah


penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan koperasi kecil, maka:

a. penyedia wajib bekerja sama dengan penyedia Usaha Mikro, Usaha

56.3

Kecil dan koperasi kecil, antara lain dengan mensubkontrakkan sebagian


pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai pelaksanaan ketetapan di atas.
Apabila ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka penyedia dikenakan
sanksi yang diatur dalam SSKK.

57. Penyedia Lain

Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan menggunakan lokasi kerja termasuk


jalan akses bersama-sama dengan penyedia yang lain (jika ada) dan pihak-pihak
lainnya yang berkepentingan atas lokasi kerja. Jika dipandang perlu, PPK dapat
memberikan jadwal kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.

58. Alih Pengalaman/


Keahlian

Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai diatas Rp. 25.000.000.000 (dua puluh lima
miliar) diwajibkan mengalokasikan alih pengalaman/keahlian dengan merekrut tenaga
magang dan/atau fresh graduante.

59. Keselamatan dan


Kesehatan Kerja

59.1 Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan semua pihak
di lokasi kerja.

59.2 Penyedia setiap saat harus mengambil langkah-langkah yang patut diambil
untuk menjaga keselamatan dan kesehatan para personilnya.

59.3 Penyedia harus memastikan bahwa staf kesehatan, fasilitas pertolongan

pertama pada kecelakaan, dan layanan ambulance dapat disediakan setiap


saat di lapangan bagi personil penyedia termasuk subpenyedia maupun
personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang sesuai dengan semua
persyaratan kesehatan dan kebersihan untuk mencegah timbulnya wabah
penyakit.

59.4 Penyedia harus menunjuk petugas keselamatan kerja yang bertanggung


jawab untuk menjaga keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan.

59.5 Petugas yang bersangkutan harus memenuhi aturan dan persyaratan K3.
59.6 Petugas K3 dipersyaratkan berdasarkan tingkat resiko pekerjaan : diperlukan
Ahli K3 untuk pekerjaan beresiko tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk
pekerjaan berisiko sedang atau kecil sebagaimana ditetapkan dalam SSKK.

60. Pembayaran Denda

Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai


akibat wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban penyedia dalam
Kontrak ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran
prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktual penyedia.

61. Jaminan

61.1 Penggunaan jaminan pelaksanaan, uang muka , dan jaminan pemerliharaan


sebagai berikut :

a. Paket pekerjaan sampai dengan Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus

juta rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi,


Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjami-nan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.
b. Paket pekerjaan diatas dengan Rp. 2.500.000.000 (dua miliar lima ratus
juta rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjami-nan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada PPK.

61.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada PPK selambat-lambatnya 14 (empat


belas) hari kerja setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa (SPPBJ) sebelum dilakukan penandatanganan kontrak dengan
besaran/nilai:

a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak; atau


b. 5% (lima perseratus) dari nilai total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bagi
penawaran yang lebih kecil dari 80% (delapan puluh perseratus) HPS.

61.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal


penanda-tanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).

61.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai

100% (seratus perseratus) dan diganti dengan Jaminan Pemeliharaan atau


dengan menahan uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
kontrak;

61.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada PPK dalam rangka pengambilan uang
muka sekurang-kurangnya sama dengan besarnya uang muka;

61.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat dikurangi secara proporsional sesuai dengan
pencapaian prestasi pekerjaan;

61.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka sekurang-kurangnya sejak tanggal


persetujuan pemberian uang muka sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).

61.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada PPK setelah pekerjaan dinyatakan


selesai 100% (seratus perseratus).

61.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan dilakukan paling lambat 14 (empat


belas) hari kerja setelah masa pemeliharaan selesai dan pekerjaan diterima
dengan baik sesuai dengan ketentuan kontrak;

61.10 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal


serah terima pertama pekerjaan (PHO) sampai dengan tanggal penyerahan
akhir pekerjaan (Final Hand Over/FHO);

C.

Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia

62. Personil Inti


dan/atau Peralatan

62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang ditempatkan harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Penawaran.

62.2 Penggantian personil inti dan/atau peralatan tidak boleh dilakukan kecuali
atas persetujuan tertulis PPK.

62.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh penyedia dengan mengajukan

permohonan terlebih dahulu kepada PPK dengan melampirkan riwayat


hidup/ pengalaman kerja personil inti yang diusulkan beserta alasan
penggantian.

62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui penempatan/ penggantian personil inti
dan/atau peralatan menurut kualifikasi yang dibutuhkan.

62.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti :


a. tidak mampu atau tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya,
maka penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dan menjamin
personil inti tersebut meninggalkan lokasi kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari
sejak diminta oleh PPK.

62.6 Jika penggantian personil inti dan/atau peralatan perlu dilakukan, maka

penyedia berkewajiban untuk menyediakan pengganti dengan kualifikasi


yang setara atau lebih baik dari personil inti dan/atau peralatan yang
digantikan tanpa biaya tambahan apapun.

62.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan pekerjaannya. Jika

diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat sewaktu-waktu disyaratkan untuk


menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah sumpah.

D.

Kewajiban PPK

63. Fasilitas

PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau kemudahan
lainnya (jika ada) yang tercantum dalam SSKK untuk kelancaran pelaksanan
pekerjaan ini.

64. Peristiwa
Kompensasi

64.1 Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan kepada penyedia yaitu:


a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan;

b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;

c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/atau instruksi


sesuai jadwal yang dibutuhkan;

d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;


e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan

pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak


ditemukan kerusakan/ kegagalan/ penyimpangan;

f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan;


g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat
diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK;

h. ketentuan lain dalam SSKK.


64.2 Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan dan/atau

keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk


membayar ganti rugi dan/atau memberikan perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan.

64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat Peristiwa Kompensasi.

64.4 Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika


berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan
oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu
akibat Peristiwa Kompensasi.

64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.

E.

Pembayaran Kepada Penyedia

65. Harga Kontrak

65.1 PPK membayar kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak
sebesar harga kontrak.

65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya

overhead termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(K3) dan semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain serta biaya asuransi
yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan
konstruksi.

65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.

66. Pembayaran

66.1 Uang muka


a. uang muka dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahan/material dan
persiapan teknis lain;
b. Untuk usaha kecil, Uang muka dapat diberikan paling tinggi 30% (tiga
puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;

c. Untuk usaha non kecil, Uang muka dapat diberikan paling tinggi 20%
(dua puluh perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Barang/Jasa;
d. Untuk Kontrak Tahun Jamak, uang muka dapat diberikan :

1)
2)

20% (dua puluh persen) dari alokasi anggaran tahun pertama;


15% (lima belas persen) dari nilai Kontrak.

e. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah

penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang


diterima;

f. penyedia harus mengajukan permohonan pengambilan uang muka

66.2

secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan uang


muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan
Penjamin,
konsorsium
perusahaan
asuransi
umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan yang mempunyai
program asuransi kerugian (suretyship), bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
untuk paket pekerjaan sampai dengan Rp2.500.000.000 (dua miliar lima
ratus juta rupiah);
i. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum, Konsorsium
perusahaan asuransi/lembaga penjami nan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi kerugian (suretyship), bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/ mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk paket pekerjaan diatas Rp2.500.000.000 (dua
miliar lima ratus juta rupiah);
j. pengembalian uang muka harus diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
Prestasi pekerjaan

Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh


PPK, dengan ketentuan :
a. Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan;
b. Pembayaran dilakukan dengan system bulanan, system termin
atau pembayaran secara sekaligus, sesuai ketentuan dalam
SSKK;
c. Pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang.
d. Pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian permanen
dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan (material on
site) yang sudah dibayar sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
e. Untuk kontrak yang mempunyai sub kontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
sub penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan. Pembayaran
kepada sub penyedia dilakukan sesuai prestasi pekerjaan yang
selesai dilaksanakan oleh sub penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
f. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai
100% (seratus perseratus) dan Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan diterbitkan;

g. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah pengajuan


permintaan pembayaran dari penyedia harus sudah mengajukan
surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM);
h. Apabila terdapat ketidaksesuaian dalam perhi-tungan angsuran,
tidak akan menjadi alasan untuk menunda pembayaran. PPK
dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan
prestasi sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang
sedang menjadi perselisihan.
66.3

Peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagianpermanen dari hasil


pekerjaan yang akan diserahterimakan.
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum di dalam SSKK, peralatan
dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan memenuhi
ketentuan :
a) Peralatan dan/atau bahan yang merupakan bagian dari pekerjaan utama
namun belum dilakukan uji fungsi (commisioning) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan sebagaimana tercantum dalam Kontrak
dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari pabrikan/produsen;

(3) Bersertifikat garansi dari produsen/agen resmi yang ditunjuk oleh


produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan capaian fisik yang diterima;

(5) Dilarang dipindahkan dari area lokasi pekerjaan dan/atau

dipindahtangankan oleh pihak manapun; dan


(6) Keamanan penyimpanan dan risiko kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b) Sertifikat uji mutu dan sertifikat garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan dan/atau bahan dibuat/dirakit oleh Penyedia Barang/Jasa;

66.4

c) Besaran yang akan dibayarkan dari material on site (berkisar antara


50% sampai dengan 70%). Besaran nilai pembayaran dicantumkan di
dalam SSKK;
Denda dan ganti rugi

a. denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia;


b. ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada PPK
karena terjadinya cidera janji/wanprestasi;

c. besarnya denda yang dikenakan kepada penyedia atas keterlambatan


penyelesaian pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan adalah :

1)

1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan (sebelum PPN), apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi; atau

2)

1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak (sebelum PPN), apabila


bagian pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;

sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;

d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan

pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat


dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi;

e. pembayaran denda dan/atau ganti rugi diperhitungkan dalam


pembayaran prestasi pekerjaan;

f. ganti rugi dan kompensasi kepada peserta dituangkan dalam adendum


kontrak;

g. pembayaran ganti rugi dan kompensasi dilakukan oleh PPK, apabila


penyedia telah mengajukan tagihan disertai perhitungan dan data-data.

67. Hari Kerja

67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh
penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja
dan dapat diperiksa oleh PPK.

67.2 Penyedia harus membayar upah hari kerja kepada tenaga kerjanya setelah
formulir upah ditandatangani.

67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja harus dilampirkan.
68. Perhitungan Akhir

68.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan terakhir dilakukan berdasarkan

setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) dan berita acara


penyerahan awal telah ditandatangani oleh kedua belah Pihak berdasarkan
Berita Acara Pekerjaan Selesai dari Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
(PPHP).

68.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan, penyedia berkewajiban untuk

menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan rincian perhitungan nilai tagihan


terakhir yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil penelitian tagihan oleh
Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran terakhir selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja terhitung sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang diterima
oleh Pengawas Pekerjaan.

69. Penangguhan

69.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran setiap angsuran prestasi pekerjaan

jika penyedia gagal atau lalai memenuhi kewajiban kontraktualnya, termasuk


penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

69.2 PPK secara tertulis memberitahukan kepada penyedia tentang penangguhan


hak pembayaran, disertai alasan-alasan yang jelas mengenai penangguhan
tersebut. Penyedia diberi kesempatan untuk memperbaiki dalam jangka
waktu tertentu.

69.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi


kegagalan atau kelalaian penyedia.

69.4 PPK dapat menangguhkan pembayaran akibat keterlambatan penyerahan


pekerjaan dan dapat dilakukan bersamaan dengan pengenaan denda
kepada penyedia.

F.

Pengawasan Mutu

70. Pengawasan dan


Pemeriksaan

PPK berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan


pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila diperlukan, PPK dapat
memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan
atas semua pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.

71. Penilaian Pekerjaan


Sementara oleh
PPK

71.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan dapat melakukan penilaian

72. Cacat Mutu

sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia.

71.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan
PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa setiap Hasil Pekerjaan dan
memberitahukan penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu yang ditemukan.
PPK atau Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan
dan mengungkapkan Cacat Mutu, serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap oleh

PPK atau Pengawas Pekerjaan mengandung Cacat Mutu. Penyedia bertanggung


jawab atas perbaikan Cacat Mutu selama Masa Kontrak dan Masa Pemeliharaan.
73. Pengujian

Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan


pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar,
dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban
untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya Cacat
Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.

74. Perbaikan Cacat


Mutu

74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan menyampaikan pemberitahuan Cacat


Mutu kepada penyedia segera setelah ditemukan Cacat Mutu tersebut.
Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama Masa Pelaksanaan
dan Masa Pemeliharaan.

74.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu tersebut, penyedia berkewajiban untuk


memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.

74.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka waktu yang

ditentukan maka PPK, berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan,


berhak untuk secara langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh
PPK melakukan perbaikan tersebut. Penyedia segera setelah menerima
permintaan penggantian biaya/klaim dari PPK secara tertulis berkewajiban
untuk mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK dapat memperoleh
penggantian biaya dengan memotong pembayaran atas tagihan penyedia
yang jatuh tempo (jika ada) atau uang retensi atau pencairan Surat Jaminan
Pemeliharaan atau jika tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang penyedia kepada PPK yang telah jatuh tempo.

74.4 PPK dapat mengenakan Denda Keterlambatan untuk setiap keterlambatan

perbaikan Cacat Mutu, dan mengenakan sanksi daftar hitam kepada


penyedia jika tidak melaksanakan perbaikan Cacat Mutu. Besaran denda
keterlambatan akibat cacat mutu ini ditentukan dalam SSKK.

75. Kegagalan
Konstruksi dan
Kegagalan
Bangunan

75.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada pelaksanaan pekerjaan, maka


PPK dan/atau penyedia bertanggung jawab atas kegagalan konstruksi
sesuai dengan kesalahan masing-masing.

75.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka PPK dan/atau penyedia terhitung

sejak tanggal penandatanganan berita acara penyerahan akhir bertanggung


jawab atas kegagalan bangunan sesuai dengan kesalahan masing-masing
selama umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun, dan dalam SSKK pada umur konstruksi agar
dicantumkan lama pertanggungan terhadap kegagalan bangunan yang
ditetapkan apabila rencana umur konstruksi kurang dari 10 (sepuluh) tahun.

75.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung

tanpa batas PPK beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan,


tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau
tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan
terhadap PPK beserta instansinya (kecuali kerugian yang mendasari tuntutan
tersebut disebabkan kesalahan atau kelalaian PPK) sehubungan dengan
klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga yang timbul dari kegagalan konstruksi dan/atau
kegagalan bangunan.

75.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi


kewajiban penanggungan penyedia dalam Pasal ini.

75.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara

semua dokumen yang digunakan dan terkait dengan pelaksanaan ini selama
umur konstruksi yang tercantum dalam SSKK tetapi tidak lebih dari 10
(sepuluh) tahun.

G.

Penyelesaian Perselisihan

76. Penyelesaian
Perselisihan

76.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya sungguh-sungguh menyelesaikan


secara damai semua perselisihan yang timbul dari atau berhubungan dengan
Kontrak ini atau interpretasinya selama atau setelah pelaksanaan pekerjaan
ini.

76.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa antara para pihak dalam Kontrak

dapat dilakukan melalui musyawarah, arbitrase, mediasi, konsiliasi atau


pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyelesaian perselisihan atau sengketa yang dipilih ditetapkan dalam
SSKK.

77. Itikad Baik

77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan
dengan hak-hak yang terdapat dalam kontrak.

77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa

menonjolkan kepentingan masing-masing pihak. Apabila selama kontrak,


salah satu pihak merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang terbaik
untuk mengatasi keadaan tersebut.

BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)
A. Korespondensi

Alamat Para Pihak sebagai berikut:


Satuan Kerja PPK:
Nama
: Satker Pengembangan Sistem PLP Provinsi Bali
Alamat
: Jalan Danau Tamblingan No. 49, Sanur-Denpasar
Telepon : 0361 283626
Faksimili : 0361 288763
E-mail:
: pplp.bali@yahoo.co.id dan pkppd_bali@yahoo.com
Penyedia:
Nama:
Alamat:
E-mail:
Faksimili:

B. Wakil Sah Para


Pihak

....................
....................
....................
....................

Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Untuk PPK
: 1. Direksi
2. Pengawas Lapangan
3. Konsultan Supervisi
Untuk Penyedia :

....................(Project Manager)

C. Jenis Kontrak

Merupakan kontrak harga satuan

D. Tanggal Berlaku
Kontrak

Kontrak mulai berlaku sejak: ditandatanganinya kontrak

E.

Masa
Pelaksanaan

Masa Pelaksanaan selama: 240 (dua ratus empat puluh) hari terhitung sejak
tanggal mulai kerja yang tercantum dalam SPMK

F.

Masa
Pemeliharaan

Masa Pemeliharaan berlaku selama: 365 [tiga ratus enam puluh lima] hari
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama (PHO) bagian pekerjaan yang
sudah bisa berfungsi.

G. Perbaikan Cacat
Mutu

Denda keterlambatan akibat cacat mutu untuk setiap hari keterlambatan adalah
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari biaya perbaikan cacat mutu. Jangka waktu
perbaikan cacat mutu sesuai dengan perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.

H. Umur Konstruksi

a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur konstruksi: 10 (sepuluh) tahun


sejak tanggal penanda-tanganan Berita Acara penyerahan akhir.
b. Pertanggungan terhadap kegagalan bangunan ditetapkan selama 10
(sepuluh) tahun sejak tanggal penyerahan akhir.

I.

Pedoman
Pengoperasian
dan Perawatan/
Pemeliharaan

Gambar
As
built
dan/atau
pedoman
pengoperasian
dan
perawatan/pemeliharaan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh)
hari kalender/bulan/tahun setelah tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan awal.

J.

Pembayaran
Tagihan

Batas akhir waktu yang disepakati untuk penerbitan SPP oleh PPK untuk
pembayaran tagihan angsuran adalah 14 (empat belas) hari kalender terhitung
sejak tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang yang tidak diperselisihkan
diterima oleh PPK.

K. Pencairan
Jaminan

Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.

L.

Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan persetujuan PPK adalah:


1. Perubahan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
2. Pekerjaan Tambah / Kurang

Tindakan
Penyedia yang
Mensyaratkan
Persetujuan PPK
atau Pengawas
Pekerjaan

M. Kepemilikan
Dokumen

Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan dokumen dan piranti lunak yang


dihasilkan dari Pekerjaan Konstruksi ini dengan pembatasan sebagai berikut: -

N. Fasilitas

PPK akan memberikan fasilitas berupa :

O. Peristiwa
Kompensasi

Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat diberikan ganti rugi adalah :

P.

Sumber
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini dibiayai dari APBN.
Pembiayaan
Q. Pembayaran Uang Uang muka diberikan sebesar 20 % (dua puluh persen) dari Nilai Kontrak
Muka
R. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

Personil K3 yang dipersyaratkan : Ahli K3

S.

Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan dengan cara: Termin.

Pembayaran
Prestasi
Pekerjaan

Pembayaran berdasarkan cara tersebut di atas dilakukan dengan ketentuan


sebagai berikut :
1. Pembayaran dilakukan secara berangsur-angsur, dibayar sebesar Nilai
Prestasi Pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan/dikerjakan dan
dinyatakan dengan Berita Acara dipotong 5% (lima persen) dari jumlah
pembayaran sebagai Jaminan Pemeliharaan serta memperhitungkan
pengembalian uang muka secara proporsional ke dalam tahap pembayaran
tersebut.
2. Pembayaran angsuran terakhir sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak
dibayar setelah dikeluarkan Berita Acara Penyerahan Kedua Pekerjaan atau
dengan menyerahkan Jaminan Pemeliharaan.
3. Pembayaran dilakukan dengan memindahbukukan kepada ................., No
Rekening : ......................atas nama ...........................
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk mengajukan tagihan
pembayaran prestasi pekerjaan:
1. Permohonan Pembayaran
2. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan

3.
4.
5.
6.
7.
T.

Serah Terima
sebagian
pekerjaan

Berita Acara Pembayaran


Faktur Penagihan
Kwitansi
Referensi Bank
Foto copy NPWP

Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima pekerjaan sebagian atau secara
parsial untuk bagian sebagai berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera dimanfaatkan (apabila ada)]

U. Denda

1. Untuk pekerjaan ini besar denda keterlambatan untuk setiap hari


keterlambatan adalah 1/1000 (satu perseribu) dari nilai bagian kontrak yang
belum diserahterimakan apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara
parsial.
2. Sanksi finansial terhadap realisasi pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
nilai TKDN Penawaran dikenakan berdasarkan perbedaan antara nilai
TKDN Penawaran dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan dikalikan
dengan Harga Penawaran, dengan perbedaan nilai TKDN maksimal
sebesar 15% (lima belas persen).

V.

Sanksi kepada penyedia apabila melanggar ketentuan mengenai subkontrak :


a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil yang tidak mensubkontrakkan pekerjaan,
maka akan dikenakan denda senilai pekerjaan yang akan disubkontrakkan
yang dicantumkan dalam dokumen penawaran.
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi, Penyedia bukan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil yang mensubkontrakkan pekerjaan utama,
maka akan dikenakan denda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan.

Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil

W. Penyelesaian
Perselisihan
/Sengketa

Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa diantara para pihak, para pihak terlebih
dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk
mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak
menetapkan BADAPSKI (Badan Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
Konstruksi Indonesia) Divisi Alternatif Penyelesaian Sengketa Konstrksi
Indonesia sebagai lembaga penyelesaian perselisihan/sengketa yang berlokasi
di Jakarta.

Lampiran A Syarat-Syarat Khusus Kontrak


Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang [dicantumkan apabila ada]
- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian personilnya seperti uraian detil
tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah
orang bulan]

- Peralatan khusus yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan
pekerjaan]

BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi
dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang akan
digunakan untuk pekerjaan permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang, dan
menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil
bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun
(B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara
pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;
d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang
berkompeten dan/ atau berwenang.
11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan :
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan perkakas yang akan digunakan
untuk pelaksanaan konstruksi, maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi
dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus digunakan tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya
dan risikonya serta lebih mudah penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat
cara penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan atau
kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap
tubuh pekerja;

d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanan nya alat dan perkakas
dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi bahaya dari setiap jenis proses
atau tahapan kegiatan pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang
harus dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan
diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem perlindungan terhadap
pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang berbeda, harus lebih
dulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan
pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
f.

Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau operator
yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan
pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan dengan menggunakan
peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan oprator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metoda
kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi
sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator
bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi bahayanya, diuji
efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis,
serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan
prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya harus dilengkapi
dengan metode kerja, yang selamat dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak
harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi,
serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang mudah longsor
dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga akses bagi
pekerja untuk naik/turun;

f.

Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan data
teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar
konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja
harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan
arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior
dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan untuk melakukan
proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait
dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi
bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima
sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan,
pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten
berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang
benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang K3 di atas harus mempunyai kemampuan
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai
pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan
tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko, sebelum diterapkan harus
ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f.

Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh Petugas/Ahli K3


Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3 Konstruksi.

B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi

BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan
1.

Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2.

Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual yang
dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan diverifikasi oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3.

Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap yang telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, pajak, keuntungan, overhead (termasuk
biaya K3) dan yang diatur dalam Kontrak.

4.

Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan
harga untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5.

Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah termasuk
dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya dimaksud
harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang lain.

6.

Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran
maka yang dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume (perkalian antara satuan dengan kuantitas)
dengan harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan tidak boleh diubah;
dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap maka akan dilakukan klarifikasi dan
penilaian untuk dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi penawaran.

Daftar 1: Mata Pembayaran Umum7


No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantita
s

CONTOH

Harga
Satuan

Total Harga8

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

7
8

Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum
PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

106

Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................9


CONTOH

No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

Harga
Satuan

Total Harga10

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

9
10

Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan
Konstruksi ini di antara bagian-bagian pekerjaan lain.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

107

Daftar 3: Mata Pembayaran ..................... 11


No.

Uraian Pekerjaan

Satuan
Ukuran

Kuantitas

CONTOH

Harga
Satuan

Total
Harga12

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

11
12

Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata
Pembayaran Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga
sebelum PPN (Pajak Pertambahan Nilai).

108

Daftar Rekapitulasi
Mata Pembayaran
Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran ...................
dll.
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

CONTOH

Harga

109

BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)
[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen ]
Nomor
: ....................
Lampiran : ....................

...................., . .................... 20....

Kepada Yth.:
....................
di ....................
Perihal

: Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket Pekerjaan .................... .................... ....................


.................... .................... .................... ................

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor .................... tanggal .................... perihal ....................
dengan penawaran terkoreksi sebesar Rp.................... (.........dalam huruf...........) telah ditetapkan oleh Pokja
ULP/Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor ....................
tanggal .................... dan kami menyatakan menerima hasil penetapan tersebut.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian. Penunjukan ini diberikan berdasarkan hasil evaluasi
terhadap penawaran Saudara tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan ini akan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya.
Satuan Kerja ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
....................
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2. /Kepala Satuan kerja..
.................... [Pokja ULP]
......... dst

110

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)


[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor : ....................
Paket Pekerjaan : ....................
Yang bertanda tangan di bawah ini :
........................................ [nama Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................ [alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]
selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;
berdasarkan Surat Perjanjian ........ nomor ....... tanggal ..., bersama ini memerintahkan :
........................................ [nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
........................................ [alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh : ....................
selanjutnya disebut sebagai Penyedia;
untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Lingkup pekerjaan : ....................;
2. Tanggal mulai kerja : .................... [hari/bulan/tahun];
3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;
4. Waktu penyelesaian : selama (.........dalam huruf...........) hari kalender dan pekerjaan harus sudah selesai pada
tanggal ................ [hari/bulan/tahun];
5. Denda : Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan Penyedia akan dikenakan Denda
Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak
sebelum PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].
...................., . .................... 20.....
Untuk dan atas nama ....................
Pejabat Pembuat Komitmen
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
Menerima dan menyetujui:
Untuk dan atas nama ....................
[tanda tangan]
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]

111

C. BENTUK SURAT JAMINAN

Jaminan Pelaksanaan dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : .................... dalam jabatan selaku ............... dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ............... [nama bank] berkedudukan di ........................... [alamat]
untuk selanjutnya disebut:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ................................................. [nama PPK]
Alamat : .................................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ...........................(terbilang...............dalam huruf...................) sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk


pekerjaan ............ dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ................................................. [nama penyedia]
Alamat : .................................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa :
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihan yang diikuti oleh Yang Dijamin.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama ....... (........dalam huruf.........) hari kalender, dari tanggal ...... s.d. ........
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri .....................
Dikeluarkan di
: .....................
Pada tanggal: .....................
112

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

113

Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN PELAKSANAAN
Nomor Jaminan : ...................................

Nilai : ...................................

1.

Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : .............. [nama], ...............[alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ................. [nama penerbit jaminan], ............ [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ......... [nama PPK], .............[alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp .............. (terbilang ..............................)

2.

Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas
dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
.......... tanggal .............................

3.

Surat Jaminan ini berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal
sampai dengan tanggal

4.

Jaminan ini dicairkan apabila :


a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5.

PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6.

Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa
untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7.

Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di
pada tanggal
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan
ini ke [Penerbit

Jaminan]

114

Jaminan Uang Muka dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ................. dalam jabatan selaku .............. dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ............. [nama bank] berkedudukan di ........................ [alamat]
untuk selanjutnya disebut :

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada :


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat : ........................................
selanjutnya disebut :

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp .............................(terbilang ..................................................) sebagai Jaminan Uang Muka untuk


pekerjaan ........... dalam bentuk garansi bank, apabila :
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat : ........................................
selanjutnya disebut:

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang Muka yang sudah diterima Yang
Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama (dalam huruf...) hari kalender, dari tanggal . s.d. .
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka
yang belum dikembalikan Yang Dijamin dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima
Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..
Dikeluarkan di
: .
Pada tanggal: .
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
115

[Nama dan Jabatan]


Untuk keyakinan,
2.
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ..[bank]

116

Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN UANG MUKA
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..................................

1.

Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ............... [nama], ........... [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut TERJAMIN,
dan ................... [nama penerbit jaminan], .............. [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN,
bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada .............. [nama PPK], ........... [alamat] sebagai Pemilik Pekerjaan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ............... (terbilang ......................... )

2.

Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas
dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan .................. yang telah
dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No.
................... tanggal .................................

3.

Surat Jaminan ini berlaku selama .. (............dalam huruf.................)


................... sampai dengan tanggal ........................................

4.

Jaminan ini dicairkan apabila :


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka
yang wajib dibayar menurut Dokumen Kontrak.

5.

PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang
belum dikembalikan TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan
pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi
akibat TERJAMIN cidera janji.

6.

Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa
untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7.

Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

hari kalender dan efektif mulai dari tanggal

Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke [Penerbit Jaminan]

117

Jaminan Pemeliharaan dari Bank


[Kop Bank Penerbit Jaminan]
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : ................. dalam jabatan selaku ............ dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ................. [nama bank] berkedudukan di .................... [alamat]
untuk selanjutnya disebu t:

PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama
: ........................................ [nama PPK]
Alamat : ........................................
selanjutnya disebut:

PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ...........................(terbilang ...........................) sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan


................ dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama
: ........................................ [nama penyedia]
Alamat : ........................................
selanjutnya disebut :

YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini,
lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada Penerima Jaminan berupa :
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1.
Garansi Bank berlaku selama .. (dalam huruf) hari kalender, dari tanggal ....s.d. .............
2.
Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi
dari Penerima Jaminan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3.
Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan
berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4.
Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda yang diikat sebagai jaminan
lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
5.
Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.
6.
Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum
yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di
: ..........................
Pada tanggal: ..........................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
118

3.

Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke .[bank]

119

Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan


( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
[Kop Penerbit Jaminan]
JAMINAN PEMELIHARAAN
Nomor Jaminan : ........................................

Nilai : ..............................

1.

Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ................ [nama], ................ [alamat] sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan ..................[nama penerbit jaminan], ..................... [alamat] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai
PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada ............. [nama PPK], ............ [alamat] sebagai Pemilik
Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp ..............(terbilang ..........................)

2.

Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas
dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan ....................... yang
telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ......................... tanggal .............................

3.

Surat Jaminan ini berlaku selama .. (........dalam huruf.........)


......................... sampai dengan tanggal ..........................

4.

Jaminan ini dicairkan apabila :

hari kalender dan efektif mulai dari tanggal

TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5.

PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN
berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6.

Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa
untuk menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7.

Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN

PENJAMIN
Materai Rp.6000,00

......................................

......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasi Jaminan ini
ke .[Penerbit Jaminan]

120

D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]


SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
No. ........................................
Yang bertanda tangan dibawah ini : .................. dalam jabatan selaku .............. dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ................ [nama bank] berkedudukan di .................... [alamat]
Dalam rangka memenuhi persyaratan kualifikasi pengadaan pekerjaan............ pada ....................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan keuangan kepada :
Nama Perusahaan
: .......................................................
Alamat
: .......................................................
Nomor Rekening
: .......................................................
Nama Penanggung Jawab : .......................................................
Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan ditetapkan sebagai Pemenang, maka Bank .................. bersedia
mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan dana paling kurang Rp. .................. (terbilang ..................).
Demikian Surat Keterangan Dukungan Keuangan diberikan untuk dipergunakan semestinya.
Dikeluarkan di
: ..................
Pada tanggal: ..................
[Bank]
Materai Rp.6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
.[bank]

121

E. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG] DENGAN PASCAKUALIFIKASI


E.1 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik mengikuti petunjuk/pedoman
sistem pengadaan secara elektronik pada website Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Institusi
bersangkutan.
E.2 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara elektronik di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum diatur dengan mekanisme sesuai yang tercantum di dalam portal LPSE PU full eprocurement dengan langkah-langkah antara lain:
1. No Pengumuman :
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
2. Nama Pokja
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
3. Paket Pekerjaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
4. Persyaratan Peserta
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
5. Pelaksanaan Pengadaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

122

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN


KABUPATEN TABANAN

SATKER PENGEMBANGAN SISTEM PLP


PROVINSI BALI
TA.2017

DAFTAR ISI
1. INFORMASI UMUM
1.1 Lokasi Proyek ..........................................................................................
1.2 Lingkup Pekerjaan ..................................................................................
1.3 Gambar-gambar .....................................................................................
1.4 Satuan-satuan Pengukuran dan Standar-Standar Umum .......................
1.5 Standar-Standar Bahan .........................................................................
1.5.1 Identitas Barang dan Sertifikat Pabrik ...........................................
1.5.2 Peninjauan Spesifikasi dan Kesiapan bahan/Barang ke Pabrik .....
1.5.3 Pengadaan Spesifikasi Standard dan Brosur ................................
1.5.4 Contoh contoh Bahan .................................................................
1.6 Program dan Urutan Konstruksi ...............................................................
1.7 Personil Kontraktor di Lapangan ..............................................................
1.7.1 Wakil Kontraktor ............................................................................
1.7.2 Kehadiran untuk Direksi Teknik .....................................................
1.8 Kontraktor-kontraktor lain .........................................................................
1.9 Penyediaan Listrik, Air Bersih dan Telepon ..............................................
1.10 Rapat-Rapat Lapangan ..........................................................................
1.11 Informasi Kepada Direksi Teknik ............................................................
1.12 Lembur dan Waktu Tak Produktif ...........................................................
1.13 Kerja Menerus........................................................................................
1.14 Pengunjung Pengunjung Resmi ..........................................................
1.15 Keamanan dan Kenyamanan Umum .....................................................
1.16 Pembongkaran, Kerusakan tak Sengaja dan Perbaikan ........................
1.17 Hak atas Benda-Benda yang Diketemukan di Pekerjaan .......................
1.18 Perlintasan dan Pekerjaan pada Jalan-Jalan Utama ..............................
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................................................
LAMPIRAN : (SPESIFIKASI TEKNIK)

I-1
I-1
I-1
I-2
I-3
I-3
I-3
I-3
I-4
I-4
I-4
I-4
I-5
I-5
I-5
I-5
I-5
I-5
I-6
I-6
I-6
I-7
I-7
I-7
I-7

2. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN UMUM
2.1 Asuransi .................................................................................................. II-1
2.2 Ijin-Ijin Pelaksanaan ................................................................................. II-1
2.3 Pengukuran dan Pembayaran ................................................................. II-2
3. PEKERJAAN SEMENTARA
3.1 Lokasi ..................................................................................................... III-1
3.2 Pemeliharaan .......................................................................................... III-1
3.3 Pekerjaan Pembongkaran ....................................................................... III-2
3.4 Sarana-Sarana dalam Tanah yang ada ................................................... III-2
3.5 Dewatering Sistem ................................................................................... III-3
3.6 Pengukuran dan Pembayaran.................................................................. III-3
4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1 Mobilisasi dan Demobilisasi .....................................................................
4.1.1 Program Pengangkutan ................................................................
4.1.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................
4.2 Bangunan Kantor Kontraktor dan Fasilitas Lainya....................................
4.2.1 Lokasi ...........................................................................................
4.2.2 Fasilitas .........................................................................................

IV-1
IV-1
IV-1
IV-2
IV-2
IV-2

4.2.3 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................


4.3 Operasional dan pemeliharaan Kantor Kontraktor danFasilitasnya ..........
4.3.1 Pemeliharaan Kantor dan Fasilitas ................................................
4.3.2 Perlindungan terhadap Pekerjaan .................................................
4.3.3 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................
4.4 Papan Nama Proyek ...............................................................................
4.4.1 Pengadaan Papan Nama .............................................................
4.4.2 Pengukuran dan Pembayaran ......................................................
4.5 Keamanan dan Manajemen lapangan ......................................................
4.5.1 Perijinan dan Pengkondisian Jalan................................................
4.5.2 Perlindungan terhadap Struktur, Utilitas dan Drainase Eksisting ...
4.5.3 Pengukuran dan Pembayaran ......................................................
4.6 Penyelidikan Tanah dan Testing .............................................................
4.6.1 Survey dan Setting Out .................................................................
4.6.2 Test Pit .........................................................................................
4.6.3 Survey Topografi dan Investigasi House Inlet dan Bangunan........
4.6.4 Pemantauan Lingkungan ..............................................................
4.6.5 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................
4.7 Pembuangan Sisa Galian ........................................................................
4.7.1 Pembuangan Sisa Galian/Bongkaran ............................................
4.7.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................
4.8 Sosialisasi .............................................................................................
4.8.1 Kegiatan Sosialisasi .....................................................................
4.8.2 Pengukuran dan Pembayaran .......................................................
4.9 Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi .......................................................
4.9.1 Kegiatan SMK3 Konstruksi ............................................................
4.9.2 Pengukuran dan Pembayaran ......................................................

IV-3
IV-3
IV-3
IV-3
IV-3
IV-4
IV-4
IV-4
IV-4
IV-4
IV-4
IV-6
IV-6
IV-6
IV-6
IV-7
IV-7
IV-8
IV-8
IV-8
IV-9
IV-9
IV-9
IV-9
IV-9
IV-9
IV-11

5. PEKERJAAN TANAH
5.1 Pekerjaan Galian .....................................................................................
5.1.1 Galian ...........................................................................................
5.1.2 Prosedur Penggalian .....................................................................
5.1.3 Pengeluaran Air ............................................................................
5.1.4 Sistem Sumuran ...........................................................................
5.2 Urugan (Timbunan) .................................................................................
5.2.1 Umum ..........................................................................................
5.2.2 Material .........................................................................................
5.2.3 Pemasangan dan Pemadatan Urugan ..........................................
5.2.4 Jaminan Mutu................................................................................
5.3 Pengukuran dan Pembayaran .................................................................

V-1
V-1
V-5
V-7
V-8
V-8
V-8
V-11
V-12
V-14
V-15

6. PEKERJAAN PERPIPAAN
6.1 Umum ...................................................................................................
6.2 Manhole ..................................................................................................
6.2.1 Beton Pracetak Shaft dan Aksesories ...........................................
6.2.2 Cover dan Frame ..........................................................................
6.2.3 Beton Cor .....................................................................................
6.3 Pipa PVC .................................................................................................
6.3.1 Persyaratan Material .....................................................................
6.3.2 Pengadaan Pipa ............................................................................

VI-1
VI-1
VI-1
VI-2
VI-2
VI-2
VI-2
VI-3

6.4 Inspection Chamber dan House Inlet .......................................................


6.4.1 Dinding ...........................................................................................
6.4.2 Cover Box ......................................................................................
6.5 Teknis Pelaksanaan Perpipaan ................................................................
6.5.1 Peletakan Pipa ...............................................................................
6.5.2 Pondasi Pipa (bedding) ..................................................................
6.5.3 Material Pasir untuk Pondasi Pipa ..................................................
6.5.4 Urugan Khusus Pada Pondasi Pasir ..............................................
6.5.5 Pembersihan Dan Pemeriksaan Pipa ............................................
6.6 Pengujian dari Jaringan Pipa ..................................................................
6.6.1 Pengujian Lapangan ......................................................................
6.6.2 Penggudangan dan Penyimpanan .................................................
6.7 Pemotongan Pipa ...................................................................................
6.8 Pipa Air Limbah Yang Sudah Ada ............................................................
6.9 Penyambungan dimasa yang akan datang .............................................
6.10 Bengkokan .............................................................................................
6.11 Penyeberangan Pipa Dibawah Sungai atau Saluran ..............................
6.12 Pengukuran dan Pembayaran ...............................................................

VI-3
VI-3
VI-3
VI-4
VI-4
VI-4
VI-5
VI-5
VI-5
VI-5
VI-6
VI-6
VI-6
VI-6
VI-7
VI-7
VI-7
VI-7

7. PEKERJAAN BETON
7.1 Beton Cor ................................................................................................
7.1.1 Umum ...........................................................................................
7.1.2 Material ..........................................................................................
7.1.3 Pencampuran dan Penakaran ........................................................
7.1.4 Pengecoran ....................................................................................
7.1.5 Pengerjaan Akhir............................................................................
7.1.6 Pengendalian Mutu di Lapangan ....................................................
7.2 Baja Tulangan untuk Beton ......................................................................
7.2.1 Umum ............................................................................................
7.2.2 Material ..........................................................................................
7.2.3 Pembuatan dan Penempatan .........................................................
7.3 Pekerjaan Pondasi Sumuran....................................................................
7.3.1 Lingkup Pekerjaan ..........................................................................
7.3.2 Persyaratan Umum .........................................................................
7.3.3 Prosedur Umum ..............................................................................
7.3.4 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan ..............................................
7.4 Pengukuran dan Pembayaran ..................................................................
7.4.1 Pekerjaan beton cor untuk pekerjaan pipa manhole,HI dan IC ........
7.4.2 Pekerjaan beton cor untuk struktur lainnya......................................
7.4.3 Pekerjaan baja tulangan untuk pekerjaan pipa, manhole, HI dan IC
7.4.4 Pekerjaan baja tulangan untuk struktur ...........................................

VII-1
VII-1
VII-6
VII-7
VII-11
VII-15
VII-17
VII-18
VII-18
VII-20
VII-21
VII-22
VII-22
VII-23
VII-23
VII-23
VII-28
VII-28
VII-28
VII-28
VII-28

8. PEKERJAAN ARSITEKTUR
8.1 Penyiapan Permukaan Jalan .................................................................. VIII-1
8.1.1 Umum ............................................................................................. VIII-1
8.2 Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan Pondasi ........................................ VIII-1
8.2.1 Pekerjaan tanah ............................................................................. VIII-1
8.2.2 Urugan dan Penimbunan Tanah ..................................................... VIII-1
8.2.3 Pekerjaan Urugan ........................................................................... VIII-2
8.3 Pekerjaan POndasi Batu kali.................................................................... VIII-3

8.3.1 Bahan ............................................................................................. VIII-3


8.3.2 Pemasangan ................................................................................... VIII-3
8.4 Pasangan Batako. ................................................................................... VIII-4
8.4.1 Bahan ............................................................................................. VIII-4
8.4.2 Pelaksanaan pemasangan batako .................................................. VIII-4
8.5 Pasangan Bata Merah. ........................................................................... VIII-4
8.5.1 Bahan ............................................................................................. VIII-4
8.5.2 Pelaksanaan pemasangan bata merah ........................................... VIII-5
8.6 Pekerjaan Paving .................................................................................... VIII-5
8.7 Rangka atap baja ringan .......................................................................... VIII-11
8.7.1 Persyaratan Bahan .......................................................................... VIII-11
8.7.2 Syarat syarat pelaksanaan ............................................................ VIII-11
8.8 Pekerjaan Penutup Atap ......................................................................... VIII-12
8.8.1 Persyaratan Bahan .......................................................................... VIII-12
8.8.2 Cara Pelaksanaan ............................................................................ VIII-12
8.9 Pekerjaan Lisplank .................................................................................. VIII-13
8.9.1 Material ............................................................................................ VIII-13
8.9.2 Cara Pelaksanaan ............................................................................ VIII-14
8.10 Pekerjaan Plafond ................................................................................ VIII-14
8.10.1 Material .......................................................................................... VIII-14
8.10.2 Cara Pelaksanaan .......................................................................... VIII-14
8.10.3 Hasil Akhir ...................................................................................... VIII-14
8.11 Kusen, Pintu dan Jendela .................................................................... VIII-15
8.11.1 Bahan ............................................................................................ VIII-15
8.11.2 Pelaksanaan .................................................................................. VIII-15
8.11.3 Hasil Akhir ...................................................................................... VIII-15
8.12 Pekerjaan Penggantung dan Pengunci ................................................ VIII-16
8.12.1 Syarat Teknis Pelaksanaan ............................................................ VIII-16
8.13 Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik ................................................ VIII-17
8.13.1 LIngkup pekerjaan .......................................................................... VIII-17
8.13.2 Bahan dan Standar ........................................................................ VIII-17
8.13.3 Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................. VIII-18
8.14 Pekerjaan Style Bali .............................................................................. VIII-20
8.14.1 Standar dan bahan ......................................................................... VIII-20
8.14.2 Cara Pelaksanaan .......................................................................... VIII-20
8.14.3 Hasil akhir ...................................................................................... VIII-20
8.15 Pekerjaan Sanitair dan Asesorisnya ...................................................... VIII-21
8.15.1 Lingkup Pekerjaan ......................................................................... VIII-21
8.15.2 Bahan - bahan................................................................................ VIII-21
8.15.3 Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................. VIII-21
8.16 Pekerjaan Plesteran dan Acian ............................................................. VIII-22
8.16.1 Lingkup Pekerjaan ......................................................................... VIII-22
8.16.2 Toleransi dimensi ........................................................................... VIII-22
8.16.3 Jadwal Kerja .................................................................................. VIII-23
8.16.4 Bahan ............................................................................................ VIII-23
8.16.5 Pelaksanaan .................................................................................. VIII-23
8.17 Pekerjaan Water Stop dan Water Proofing ............................................ VIII-26
8.17.1 Umum ............................................................................................ VIII-26
8.17.2 Pengajuan Kesiapan Kerja ............................................................. VIII-26
8.17.3 Jadwal Kerja .................................................................................. VIII-27

8.16.4 Bahan ............................................................................................ VIII-27


8.16.5 Pelaksanaan .................................................................................. VIII-28
8.18 Pekerjaan Pengecatan .......................................................................... VIII-29
8.18.1 Bahan ............................................................................................ VIII-29
8.18.2 Pelaksanaan .................................................................................. VIII-29
8.18.3 Hasil ............................................................................................... VIII-30
8.18 Pengukuran dan Pembayaran ............................................................... VIII-30
9. PEKERJAAN PERKERASAN JALAN
9.1 Lapis resap pengikat dan lapis perekat. .................................................. IX -1
9.1.1 Umum .............................................................................................. IX -1
9.1.2 Material dan Peralatan ..................................................................... IX -2
9.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................... IX -3
9.1.4 Pemeliharaan dan Pembukaan bagi Lalu Lintas .............................. IX -7
9.2 Lapis Antara Aspal Beton (Ac-Bc) dan Lapis Aus Aspal Beton (Ac-Wc) ... IX -9
9.2.1 Umum .............................................................................................. IX -9
9.2.2 Material ............................................................................................ IX -17
9.2.3 Campuran. ....................................................................................... IX -21
9.2.4 Ketentuan Instalasi Pencampur Aspal .............................................. IX -28
9.2.5 Pembuatan Dan Produksi Campuran Aspal. .................................... IX -38
9.2.6 Penghamparan Campuran ............................................................... IX -41
9.2.7 Pengendalian dan Pengujian Mutu di Lapangan .............................. IX -45
9.3 Perlengkapan Jalan dan Marka Jalan ...................................................... IX -48
9.3.1 Umum ............................................................................................. IX -48
9.3.2 Standar Rujukan .............................................................................. IX -49
9.3.3 Pelaporan......................................................................................... IX -49
9.3.4 Jadwal Pekerjaan ............................................................................. IX -49
9.3.5 Perbaikan dari Pekerjaan yang Tidak Memuaskan........................... IX -50
9.3.6 Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima ................................. IX -50
9.3.7 Material ............................................................................................ IX -50
9.3.8 Pelaksanaan .................................................................................... IX -51
10. PEKERJAAN MEKANIKAN ELEKTRIKAL
10.1 Lingkup pekerjaan. ................................................................................ X -1
10.2 Persyaratan dan Standar. ..................................................................... X -1
10.3 Pompa Transfer .................................................................................... X -2
10.4 Blower. .................................................................................................. X -3
10.5 Syarat Teknis Kontrol Panel. ................................................................. X -4
10.6 Kabel daya tegangan rendah. ............................................................... X -6
10.6.1. Syarat Kualitas dan Penggunaan ................................................ X -6
10.6.2. Syarat Pemasangan kabel ........................................................... X -6
10.6.3. Syarat Penerimaan ...................................................................... X -8
10.7 Sistem Pentanahan. .............................................................................. X -8
10.8 Electric Power generator. ...................................................................... X -9
10.8.1. Syarat Penggunaan dan Lingkup pekerjaan ................................ X -9
10.8.2. Syarat Kualitas ............................................................................. X -10
10.8.3. Syarat Pemasangan ..................................................................... X -12
10.8.4. Syarat Pemeliharaan .................................................................... X -13
10.8.5. Syarat Penerimaan ...................................................................... X -13
10.8.6. Syarat Penerimaan ...................................................................... X -14

10.8.7. Syarat Penerimaan ....................................................................... X -14


10.9 Pelaporan dan Dokumentasi. ................................................................ X -14
10.10 Hal- hal yang belum jelas. ................................................................... X -15
10.10 Pengukuran dan Pembayaran ............................................................. X -15
11. PEKERJAAN LAIN - LAIN
11.1 Tangki Reaktor dan media. ................................................................... XI -1
11.1.1 Persyaratan material. .................................................................. XI -1
11.1.2 Pengadaan Tangki dan media. .................................................... XI -2
11.2 Teknis Pelaksanaan .............................................................................. XI -2
11.2.1 Perlengkapan tangki .................................................................... XI -2
11.2.2 Pondasi ....................................................................................... XI -2
11.2.3 Pembersihan dan pemeriksaan ................................................... XI -2
11.3 Pengujian tangka dan media ................................................................. XI -3
11.3.1 Pengujian lapangan ..................................................................... XI -3
11.3.2 Pengujian lapangan ..................................................................... XI -3
11.4 Pengukuran dan Pembayaran ............................................................... XI -3
11.5 Pembuatan Laporan .............................................................................. XI -3
11.6 Gambar ................................................................................................. XI -4
11.7 Dokumentasi proyek (foto, plakat/prasasti) ........................................... XI -5
11.8 Pembuatan Laporan............................................................................... XI -6
11.9 Dasar pembayaran ................................................................................ XI -6
12. PEKERJAAN COMMISIONING & START UP
12.1 Umum. .................................................................................................. XII -1
12.2 Pengujian unit bangunan IPAL. ............................................................. XII -1
12.2.1 Cara Pengujian ........................................................................... XII -1
12.2.2 Perbaikan .................................................................................... XII -1
12.3 Uji Coba ................................................................................................ XII -2
12.4 Pelatihan Operator ................................................................................ XII -2
12.5 Start up dan Uji Coba Sistem ................................................................ XII -2
12.5.1 Persyaratan teknis unit unit IPAL .............................................. XII -3
12.5.2 Persiapan pengoperasian IPAL ................................................... XII -4
12.6 Standar operasional prosedur ............................................................... XII -5
12.7 Tenaga ahli dan operator ...................................................................... XII -5
12.8 Pengukuran dan pembayaran ............................................................... XII -6
13. LANSCAPE
13.1 Pekerjaan Lanscape ............................................................................. XIII -1
13.1.1 Umum ......................................................................................... XIII -1
13.1.2 Lingkup pekerjaan ....................................................................... XIII -1
13.1.3 Kondisi Pekerjaan ....................................................................... XIII -2
13.2 Produk .................................................................................................. XIII -2
13.2.1 Media Tanam / Tanah Subur ....................................................... XIII -2
13.2.2 Bahan Tanaman .......................................................................... XIII -2
13.2.3 Air ............................................................................................... XIII -3
13.3 Pembersihan lahan ............................................................................... XIII -4
13.4 Pengendalian Gulma.............................................................................. XIII -4
13.5 Penggalian ............................................................................................. XIII -4
13.6 Planting operations for in- ground planting ............................................. XIII -4
13.7 Pengukuran dan pembayaran ................................................................ XIII -5

I -1

BAB I
INFORMASI UMUM
1.1

LOKASI
Pekerjaan ini dilaksanakan di Desa Dauh Peken dan Desa Dajan Peken,
Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Titik koordinat terletak pada-8,5373585
Ls, 115,1167715 BT.

1.2

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah kontrak ini adalah:Pembangunan
IPAL Kawasan Kabupaten Tabanan. Dalam teknis pelaksanaan pekerjaan
kontraktor wajib menerapkan prinsip clean construction

secara bersungguh-

sungguh yaitu dalam melaksanakan pekerjaannya, kontraktor wajib menjaga


kebersihan, kenyamanan dan keamanan lingkungan rumah serta fasilitas umum,
lingkungan kerja, arus lalulintas pejalan kaki dan kendaraan, agar tidak terganggu
dalam waktu yang lama.
Lingkup dari pekerjaan ini meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan dan Umum
b. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan jaringan pipa air limbah diameter 200
mm 300 mm
c. Pekerjaaan Pemasangan pipa lateral dan House inlet serta inspection chamber
d. Pekerjaan Sambungan Pelanggan, private box/bak kontrol dan bak penangkap
lemak / greese trap.
e. Pekerjaan pengembalian kondisi dan perbaikan permukaan perkerasan jalan.
f.

1.3

Pekerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Bangunan Pelengkap Lainnya

GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar

perencanaan

yang

merupakan

bagian

tak

terpisahkan

dariDokumen Lelang ini dapat dilihat pada dokumen tersendiri.


Gambar-gambar tersebut meliputi standar-standar dan detail-detail strukturyang
mungkin tidak berhubungan langsung dengan kontrak ini. ApabilaKontraktor raguragu

mengenai

gambar-gambar

penjelasan dari Direksi Teknik.


SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

tersebut,

maka

kontraktordapat

meminta

I -2

1.4

SATUAN-SATUAN PENGUKURAN DAN STANDAR-STANDAR UMUM


Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di proyek ini dan akan digunakan
sebagai dasar perhitungan, perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
Satuan SI untuk pengukuran harus digunakan di semua dokumen, seperti suratmenyurat, jadwal dan gambar-gambar teknis.pada gambar-gambar atau brosurbrosur yang telah menggunakan sistem satuan lain harus dicantumkan satuan SI
yang setara.Semua ukuran harus menggunakan satuan metrik. Standar-standar
yang dipakai dalam pelaksanaan atau uji coba pekerjaan harusdisebutkan dalam
Dokumen Kontrak.
Apabila

terdapat

singkatan-singkatan

seperti

tercantum

di

bawah

ini,

makasingkatan-singkatan tersebut berarti sebagai berikut :


AASHTO

American

Association

State

of

Highway

and

TransportationOfficials
ACI

American Concrete Institute

ANSI

American Standard Institute

ASA

American Standard Association

ASTM

American Society for Testing and Materials

AWS

American Welding Society

AWWA

American Water Works Association

BS

British Standard

DIN

Deutsche Industrie Norm

ISO

International Organization for Standarization

IEC

International Electrotechnical Commision

SNI

Standar Nasional Indonesia

SII

Standar Industri Indonesia

JIS

Japanese Industrial Standard

SPLN

Standar Perusahaan Listrik Negara

Kontraktor dengan persetujuan Direksi Teknik, menyediakan bahan-bahan yang


memenuhi persyaratan atau setara dengan Standar Nasional atau Internasional
asalkan ia menyatakan standar mana yang akan digunakanpada waktu pelelangan
SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

I -3
dan ia menyediakan versi resmi dalam bahasa inggris dari standar tersebut untuk
digunakan oleh Direksi Teknik.

1.5

STANDAR-STANDAR BAHAN

1.5.1. Identitas Barang dan Sertifikat Pabrik


Bahan-bahan

yang

Pekerjaansementara

digunakan
yang

dalam

Pekerjaan

direncanakan/dirancang

oleh

Permanen

dan

Perencana

harus

mengikutiSpesifikasi Standar yang tepat selama persiapan pekerjaan. Bahanbahanyang digunakan adalah jenis dan kualitas yang sama dengan yang
telahdiajukan pada saat penawaran.
Kontraktor wajib menyediakan identitas bahan dan sertifikat dari pabrikyang
menyatakan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi standard yangdisyaratkan.
Apabila suatu Standar menyediakan pilihan bagi pembeli untukmenyaksikan
pengujian bahan pada pekerjaan, Direksi Teknik akanmengeluarkan instruksi
kepada Kontraktor, dan Kontraktor akanmengaturnya dengan pihak pabrik.
Apabila ditetapkan produk dari suatu pabrik maka hanya produk yangdisebutkan
namanya yang digunakan. Bilamana persyaratan ataupersetujuan lain diperlukan,
maka Kontraktor dengan persetujuan tertulisdari PPK boleh menggunakan suatu
produk alternatif yang disetujui.

1.5.1. Peninjauan Spesifikasi dan Kesiapan Bahan/Barang ke Pabrik.


Untuk memastikan bahwa spesifikasi dan kesiapan bahan/barang yangakan
digunakan oleh kontraktor dapat diadakan sesuai dengan schedule/jadwal
pengiriman bahan/barang, maka jika diperlukan Direksi Teknik akanmengeluarkan
instruksi untuk melakukan peninjauan ke Pabrikbahan/barang yang bersangkutan
untuk melakukan inspeksi dan pengetesan yang di perlukan. Semua biayayang
dikeluarkan menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.5.3 Pengadaan Spesifikasi Standar dan Brosur


Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Teknik untuk dimintakanpersetujuan
mengenai catalog, pamflet, spesifikasi pabrik, diagram, gambaratau data-data
lainnya untuk seluruh material dan peralatan yang akandigunakan dalam
pelaksanaan kontrak.

SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

I -4
1.5.4 Contoh-Contoh Bahan
Apabila

ditentukan

Teknik,Kontraktor

secara

harus

khusus

dan

menyerahkan

bilamana

diminta

contoh-contoh

oleh

bahan

yang

Direksi
akan

digunakankepada Direksi Teknik.


Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan nantinya harus samadengan
contoh bahan yang diajukan dan telah disetujui Direksi Teknik, baikmutu, warna,
dimensi dan segala aspek yang berkaitan dengan bahantersebut.

1.6

PROGRAM DAN URUTAN KONSTRUKSI


Sebelum memulai pekerjaan di setiap lokasi, Kontraktor harus memberitahuDireksi
Teknik

dan

penduduk

Penguasa

setempat

Wilayah

tempat

mengetahui

akan

pekerjaan
adanya

dilangsungkan,sehingga

kegiatan

konstruksi

serta

kemungkinan dibuat pengaturan jalan alternatif.


Kontraktor juga harus menyiapkan hal-hal sebagai berikut :

Program yang memperlihatkan urutan prosedur pelaksanaan pekerjaan.

Peralatan

instalasi

kerja

(construction

plant)

yang

akan

dipakai

termasukpembuatannya, tipe dan kapasitasnya.

Struktur Organisasi Lapangan

Tenaga buruh / pekerja yang dipekerjakan.

Senior staff, Staf Ahli Suplier dan Spesialis yang dipekerjakan.

Rancangan

detail

metode

pelaksanaan

pekerjaan

sementara

danpenggalian termasuk penguatan (shoring dan bracing) untuk lubang lubangsumuran,

parit-parit

dan

sebagainya,

termasuk

juga

perhitunganbeban dan tegangannya.

Rencana

pengeluaran

biaya

dalam

bentuk

grafik

yang

memperlihatkanakumulasi pengeluaran biaya terhadap waktu.


Apabila Kontraktor tidak dapat memberikan informasi tersebutdi atas,maka
kontraktor tidak akan diperbolehkan untuk memulai pekerjaan.

1.7

PERSONIL KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1.7.1 Wakil Kontraktor


Wakil

Kontraktor

di

yangditawarkan.

SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

lapangan

harus

sesuai

dengan

struktur

organisasi

I -5

1.7.2 Kehadiran untuk Direksi Teknik


Kontraktor harus menyediakan pekerja yang perlu selalu hadir dikantor/lapangan,
termasuk penjaga malam, pekerja/buruh untukmembersihkan peralatan dan untuk
membantu Direksi Teknik dalammengukur, mengawasi, memeriksa, menguji atau
setting out pekerjaanKontraktor setiap saat pada siang atau malam hari selama
pelaksanaanKontrak.

1.8

PENYEDIAAN LISTRIK, AIR BERSIH DAN TELEPON.


Kontraktor

harus

menyediakan/memasok

listrik,

air

dan

telepon

selamapelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut harus sudahtermasuk
kedalam harga satuan penawaran.

1.9

RAPAT-RAPAT LAPANGAN
Selama pelaksanaan pekerjaan, harus diadakan rapat-rapat kemajuanpekerjaan di
lapangan secara teratur dan berkala dengan dihadiri olehDireksi Teknik. Risalahrisalah rapat lapangan tersebut akan disimpan dansalinan-salinannya dibagikan
kepada semua peserta rapat yangberkepentingan dan semua keputusan yang
dibuat sepenuhnyadipengaruhi oleh hasil rapat-rapat lapangan ini.

1.10

INFORMASI KEPADA DIREKSI TEKNIK


Kontraktor harus segera melapor kepada Direksi Teknik atas setiap masalahyang
dihadapi yang berpotensi menghambat penyelesaian pekerjaan,untuk bersamasama mencari solusi pemecahannya.

1.11

LEMBUR DAN WAKTU TAK PRODUKTIF


Apabila Kontraktor menganggap perlu melakukan pekerjaan di luar jamkerja normal
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang telahdisepakati, atau untuk
tujuan lain, ia harus mendapat ijin dari Direksi Tekniksebelum melaksanakannya.
Biaya atas pekerjaan semacam itu seluruhnyamerupakan beban Kontraktor yang
harus mengikuti persyaratanperburuhan setempat.

SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

I -6
Kontraktor harus menanggung semua biaya yang dikeluarkan akibat waktutak
produktif dan semua pengeluaran yang berhubungan dengan kerjalembur.

1.12

KERJA MENERUS
Apabila menurut pendapat Direksi Teknik perlu demi keselamatanpekerjaan atau
untuk mempercepat pekerjaan struktur atau perlintasan - perlintasanjalan-jalan
utama atau sungai dan saluran, Kontraktor harusmelakukan sebagian pekerjaan
secara menerus tersebut siang dan malam.

1.13

PENGUNJUNG - PENGUNJUNG RESMI


Kontraktor harus setiap saat memberikan jalan dan segala fasilitas kepadasetiap
orang yang ditunjuk oleh pihak Pemberi Tugas, setiap wakil dariPemerintah atau
setiap orang yang ditunjuk oleh Pemerintah yang inginmeninjau atau melakukan
pemeriksaan

atas

setiap

bagian

Pekerjaan

ataumaterial

yang

termasuk

didalamnya.
Kontraktor harus menyediakan buku tamu dan buku direksi agar sewaktuwaktudireksi

Teknis

dapat

memberikan

tanggapan

atas

pekerjaan

yangdilaksanakan kontraktor.

1.14

KEAMANAN DAN KENYAMANAN UMUM


Kontraktor harus selalu melakukan pekerjaannya sedemikian rupa untukmenjamin
kemungkinan gangguan ketidaknyamanan lalu lintas terkecilkepada masyarakat
umum dan memberikan perlindungan yang cukupkepada orang-orang serta tanah
milik orang lain di sekitar pekerjaan. Tidakboleh ada jalan yang ditutup untuk umum
tanpa mendapat ijin terlebihdahulu dari Direksi Teknik dan Badan Pemerintah yang
berwenang.
Apabila galian dilakukan di jalan, satu lajur harus selalu terbuka untuk lalulintas
kecuali bila disyaratkan lain atau diperlihatkan. Perlengkapansementara harus
disediakan/dibuat untuk menjamin sistem drainase yangbenar.

SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

I -7
1.15

PEMBONGKARAN, KERUSAKAN TAK SENGAJA DAN PERBAIKAN


Kontraktor

harus

bertanggung

jawab

untuk

keselamatan

bangunanbangunan,dinding dan pagar yang berada di dekat penggalian. Ia


harusmemberikan perhatian pada pekerjaan sementara yang diperlihatkan
dalamgambar.

Kontraktor

harus

menyerahkan

perhitungan-perhitungan

dangambar-gambar untuk memperlihatkan kecukupan semua pekerjaansementara


misalnya pit shoring danbracing dan ini harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum
pekerjaandimulai.
Setiap pekerjaan atau struktur didekatnya (rumah, toko, kantor, fasilitasumum,
bangunan suci, dsb.) yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor harusdiganti oleh
Kontraktor dan dikembalikan ke kondisi semula.

1.16

HAK ATAS BENDA-BENDA YANG DIKETEMUKAN DI PEKERJAAN


Pemberi tugas dibenarkan untuk memperoleh hak atas semua kayu, tanah,bata,
pasir, kerikil dan semua benda seperti benda-benda arkeologi yangditemukan dan
didapat dari penggalian dan dari pengoperasian lain yangberhubungan dengan
Pekerjaan.

1.17

PERLINTASAN DAN PEKERJAAN PADA JALAN-JALAN UTAMA


Semua pekerjaan pada jalan-jalan utama harus mendapat persetujuaninstansi
terkait. Harga satuan dalam penawaran Kontraktor harus dianggapmemasukkan
semua pekerjaan yang diperlukan sesuai dengan peraturan-peraturanyang
dikeluarkan oleh instansi terkait.

1.18

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Selama masa Kontrak, Kontraktor harus mentaati setiap peraturan yangberlaku di
negara Republik Indonesia yang mempengaruhi kondisi kerja,keselamatan dan
kesehatan setiap Kontraktor, Direksi Teknik atau PemberiTugas.
Kontraktor harus mentaati prosedur-prosedur yang lazim yang dilakukanuntuk
keselamatan para pekerja, orang-orang yang berdiri di dekatpekerjaan dan lalu
lintas.
Metoda pelaksanaan keselamatan kerja secara tertulis harus dipersiapkandengan

SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

I -8
baik sebelum pekerjaan dimulai, dengan mengacu kepadaperaturan menteri
pekerjaan umum no : 05/PRT/M/2014 tentang pedomansistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK 3) konstruksibidang pekerjaan umum, dan
peraturan lain yang terkait. Pada metodapelaksanaan keselamatan ditekankan
persyaratan sebagai berikut :
1. Semua galian harus ditopang secukupnya untuk mencegah longsor danharus diberi
sekat-sekat pelindung keselamatan serta tanda-tandaperingatan dan bendera.
2. Sebelum memulai setiap pekerjaan di jalan raya, terlebih dahulu harusditempatkan
tanda-tanda peringatan, pengalihan dan pengendalian lalulintas kendaraan dan
pejalan kaki yang harus mendapat persetujuanDireksi Teknik dan kepolisian
setempat.
3. Semua pekerjaan di jalan raya dan jalan setapak umum harus dilengkapidengan
lampu pada malam hari yang harus dipelihara oleh petugaspatroli malam dan/atau
penjaga malam.
4. Untuk pekerjaan perlintasan jalan, Kontraktor mungkin diminta untukmelakukan
pekerjaannya pada malam hari dan harus disediakan penutupparit sementara
sehingga lalu lintas pada siang hari dapat berjalandengan lancar diatasnya tanpa
terganggu.
5. Semua pekerja, personil-personil yang melakukan peninjauan ataupemeriksaan
setiap

bagian

pekerjaan

harus

dilengkapi

dan

diwajibkanmengenakan

perlengkapan keamanan seperti helm, sarung tangan,sepatu, masker pernafasan,


perlengkapan ventilasi dan pakaian pelindunglain atau perlengkapan lain yang
dianggap perlu oleh Direksi Teknik.
6. Semua instruksi dan rekomendasi dari pabrik mengenai penggunaan,penerapan,
pemasangan atau pembangunan setiap bahan atau bagianperlengkapan harus
diikuti dengan benar dan tepat.
Perlindungan terhadap semua pekerja harus diperhatikan benar-benarterutama bila
menggunakan alat-alat atau benda-benda yangmenggunakan kekuatan (power
tools) yang akan menghasilkan debuhalus. Operator harus berdiri melawan arah
angin pengoperasian danmengenakan respirator (alat bantu pernafasan) dan kaca
mata pelindungyang disetujui.

Semua bagian dari roda gigi (working gear) baik yang permanenterpasang maupun
yang dapat dipindahkan termasuk penerapan danpemasangan setiap crane dan
mesin pengangkat harus mempunyaikonstruksi, bahan dan kekuatan yang baik dan
SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

I -9
harus dipelihara denganbaik dan benar. Semua bagian/komponen dan roda gigi
harus diuji olehorang yang cakap/kompeten sekurang-kurangnya sekali setiap 12
(duabelas) bulan.

Pencatatan/penyusunan daftar semua perlengkapan tersebut danpengujiannya


harus selalu diperbaharui oleh Kontraktor dan harus dapatdiperiksa oleh Direksi
Teknik setiap saat.

SPESIFIKASI TEKNIS - PENDAHULUAN

II -1

BAB II
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN UMUM
2.1. ASURANSI
Kontraktor harus mengasuransikan hal-hal sebagai berikut :
1. Asuransi pekerjaan dan peralatan Kontraktor
Kontraktor harus mengasuransikan pekerjaan termasuk juga bahan-bahandan
peralatan yang digunakan dengan biaya penggantian penuh.Disamping itu
kontraktor juga harus mengadakan asuransi untuk setiapkerusakan dan
kehilangan peralatan termasuk saat mobilisasi dandemobilisasi ke lapangan.
Kontraktor

juga

harus

danperlengkapan

yang

mengasuransikan
disediakan

harta

oleh

milik

termasuk

Pemerintah

material

terhadap

semua

bentukkerugian dan kerusakan


2. Asuransi pihak ketiga
Kontraktor harus menyediakan asuransi untuk pihak ketiga yangmengakibatkan
luka/cacat, kematian dan kehilangan properti yangdisebabkan oleh pelaksanaan
kontrak ini.
3. Asuransi terhadap kecelakaan tenaga kerja
Kontraktor

harus

menerusterhadap

mengasuransikan
setiap

orang

secara
yang

keseluruhan

dan

terus

dipekerjakannya

dan

juga

mewajibkankepada subkontraktor untuk menyediakan asuransi yang sama.

2.2. IJIN-IJIN PELAKSANAAN


Kontraktor

harus

mendapat

mempunyaikekuatan

hukum

yangmenimbulkan

gangguan,

jaminan

mengenai

dari

ijin-ijin

membuat

lembaga-lembaga
untuk

galian

melakukan
apabila

yang
kegiatan

diperlukan

berdasarkanKontrak, dan melanggar batas wilayah kerja serta memperlihatkan


buktikepada Direksi Pekerjaan bahwa ijin-ijin tersebut telah terjamin sebelumsetiap
pekerjaan

dimulai.

Peraturan-peraturan

dan

persyaratan-persyaratansemua

Lembaga terkait harus ditaati dalam pelaksanaan Kontrak ini,termasuk melengkapi


asuransi-asuransi / jaminan-jaminan dan surat- suratobligasi (bonds) apabila
diperlukan oleh lembaga-lembaga tersebut.

Pelaksanaan syarat-syarat di bawah kontrak ini tidak boleh dijadikan dasaruntuk


mengajukan tuntutan atas kompensasi tambahan.
SPESIFIKASI TEKNIS KEWAJIBAN-KEWAJIBAN UMUM

II -2

Kontraktor

juga

bertanggung

jawab

atas

segala

ijin-ijin

untuk

pengangkutan,penempatan dan pembuangan tanah dan atau bekas galian baik


sementaramaupun

tetap

serta

semua

pekerjaan

lain

yang

dibutuhkan

untukmenyelesaikan pekerjaan ini.

Kontraktor tidak boleh melakukan setiap pekerjaan yang akanmempengaruhi pipapipa minyak, gas, air limbah atau air minum, jalurtransmisi telepon, telegraf, atau
listrik, pagar atau struktur lain dan ataumemulai kegiatan pekerjaan yang termasuk
dalam Kontrak, sampai DireksiPekerjaan mendapat pemberitahuan bahwa Instansi
yang mempunyaiwewenang telah menjamin atas hal tersebut. Setelah mendapat
jaminan,Kontraktor

harus

memberitahu

Instansi

tersebut

bahwa

ia

bermaksudmemulai pekerjaan.

2.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Tidak ada pembayaran khusus dan terpisah yang dilakukan untukmelaksanakan
kewajiban-kewajiban umum yang dijelaskan pada bab2 ini.
Biaya untuk penyediaan dan pelaksanaan kewajiban-kewajiban umum initelah
diperhitungkan dalam item-item pada bab lain pada spesifikasi teknisini.

SPESIFIKASI TEKNIS KEWAJIBAN-KEWAJIBAN UMUM

III -1

BAB III
PEKERJAAN SEMENTARA

3.1. LOKASI
Area yang digunakan Kontraktor untuk pengoperasian, yang merupakan areauntuk
bangunan-bangunan di lapangan, kantor, bengkel, gudang,penyimpanan material,
bangsal dan sarana-sarana lain yang perlu untukkegiatan administrasi, pemeriksaan
dan pelaksanaan pekerjaan yangtercantum dalam kontrak, harus direncanakan dan
diusulkan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan usulan dan Direksi Teknik akan memeriksausulannya
maupun area yang disediakan untuk berbagai kegiatan. ApabilaKontraktor tidak
membatasi dirinya untuk merencanakan semua fasilitas didalam batas area yang
disediakan, maka semua biaya yang timbul karenanyaharus ditanggung oleh
Kontraktor.
Kontraktor harus mengetahui sepenuhnya tentang kondisi umum di lokasiproyek dan
jalan-jalan masuk menuju ke lokasi proyek, informasi mengenaisituasi geologi dan
meteorologi dan semua karakteristik lain yangberhubungan dengan tempat-tempat
dimana pekerjaan dan pelayanan akandilaksanakan dan karena itu tidak dapat
menuntut ganti rugi ataumenempuh jalur hukum yang disebabkan karena kesalah
pahaman.
Setelah penyelesaian pekerjaan, seluruh instalasi termasuk semua strukturdan
instalasi yang bersifat sementara di lokasi-lokasi pekerjaan yangberbeda, seperti
pondasi-pondasi untuk crane, harus dipindahkan darilapangan. Hal ini tidak hanya
berlaku untuk bahan-bahan dan instalasi - instalasiyang dapat digunakan lagi oleh
Kontraktor,

tetapi

juga

untukreruntuhan,

puing-puing,

limbah/buangan,

dan

sebagainya. Kontraktorharus menyerahkan kepada Direksi Teknik seluruh area yang


digunakanuntuk bertugas, dalam keadaan bersih dan rapi dan memuaskan bagi
DireksiTeknik.

3.2. PEMELIHARAAN
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas pemeliharaan semuaperalatan dan
instalasinya serta harus mempunyai staf teknis yang mampumelakukan setiap
pekerjaan perbaikan. Oleh sebab itu, Kontraktor harusmemasok semua peralatan
dan perlengkapannya dengan banyak sukucadang, alat-alat khusus untuk pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SEMENTARA

III -2
perbaikan dan cadangan lengkapunit-unit bagian yang vital/penting untuk menjamin
pengoperasian terusmenerus tanpa terlambat sebelum waktunya. Kontraktor
bertanggung jawabpenuh atas setiap keterlambatan yang disebabkan oleh ketidak
pedulian ataskeperluan tersebut. Setiap perlengkapan yang tidak cocok atau tidak
cukupkapasitasnya untuk satu unit, apabila diperintahkan oleh Direksi Teknik
harusdiganti tanpa tambahan pembayaran kepada Kontraktor.

3.3. PEKERJAAN PEMBONGKARAN


Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati. Semuabahan-bahan
yang dipindahkan tetap menjadi milik Pengguna Jasa danharus disimpan di lapangan
untuk digunakan kembali pada masa yangakan datang. Bahan-bahan/material yang
akan digunakan lagi, sepertibekas-bekas bongkaran, limbah dan bahan buangan,
dsb. Harusdipindahkan langsung ke tempat pembuangan yang dipilih olehKontraktor
dengan seijin Direksi Teknik.

3.4. SARANA-SARANA DALAM TANAH YANG ADA


Dengan bekerja sama dengan Direksi Teknis, Kontraktor harusmenghubungi
pejabat-pejabat setempat yang berwenang atas sarana - saranapelayanan yang ada
dan harus memelihara hubungan dekatdengan mereka selama masa konstruksi. Di
bawah koordinasi DireksiTeknis, posisi semua sarana pelayanan yang besar
kemungkinan

akanterganggu

dengan

dilaksanakannya

pembangunan

harus

ditentukanterlebih dahulu, buat galian percobaan bila informasi yang diperlukantidak


diperoleh dari rekaman yang ada atau tak tampak dari permukaantanah.
Apabila sarana-sarana pelayanan akan bertentangan dengan konstruksi,maka
Direksi Teknik akan memerintahkan untuk mengalihkan ataumengubah desain.
Untuk kemungkinan pengalihan terlebih dahulu sebelumpembangunan/konstruksi,
percobaan penggalian harus dilakukansebelum memulai setiap bagian pekerjaan
yang terpengaruh.
Apabila

sambungan-sambungan

pelayanan

bertentangan

denganpekerjaan-

pekerjaan permanen maka pengalihannya akan disetujuisecara detail oleh Direksi


Teknik pada saat sambungan-sambungantersebut bertemu. Pengalihan saluransaluran drainase harus dilakukanoleh Kontraktor dan pengalihan sarana-sarana
pelayanan

lain

olehbadan

yang

berwenang.

Direksi

Teknik

akan

mengkoordinasikanpekerjaan ini dan akan mengumumkan perintah-perintah detail


untuktiap pengalihan.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SEMENTARA

III -3
kerusakan sarana-sarana pelayanan utama yang ada dalam tanah dansambungansambungan ke bangunan-bangunan. Setiap kerusakanyang menurut pendapat
Direksi Teknik dapat dihindari dengan wajarharus diperbaiki dengan biaya
Kontraktor.
Kontraktor harus menopang sementara semua sarana pelayanan dansambungan
yang tampak atau sebagian tampak agar tidak longsorakibat galian.

3.5. DEWATERING SISTEM


Kontraktor harus membangun, memelihara dan sesudah itu memindahkansistem
dewatering saat diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasukpemasangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan peralatan dewatering, denganjumlah unit yang
cukup. Fasilitas dan peralatan untuk sistemdewatering harus atas persetujuan
Direksi Teknik.
Kontraktor juga harus memasang, memelihara, memperbaiki dan sesudah
itumemindahkan setiap cofferdams, saluran peralihan, saluran drainase, parit,kolam
penangkap, lubang air dan setiap pekerjaan sementara yang pentingyang dibutuhkan
untuk membantu konstruksi utama agar selalu dalamlingkungan yang kering dan
bersih.
Meskipun

rencana

dan

gambar

kontraktor

telah

disetujui

oleh

Direksi

Teknik,kontraktor harus bertanggung jawab untuk dewatering dan pengairan


daritempat-tempat

kerja

dan

bertanggung

jawab

untuk

setiap

kerusakan

yangdiakibatkan oleh banjir, penggenangan, dan gangguan air tanah.


Tidak ada tambahan pembayaran bagi kontraktor untuk kerusakan seperti itudan
tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu. Kerusakan dan kehilanganwaktu
karena banjir, penggenangan dan/atau gangguan air tanah adalahtidak merupakan
resiko pengguna jasa.

3.6. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Tidak ada pembayaran khusus yang terpisah dilakukan untuk pekerjaansementara
yang dijelaskan pada bab 3 ini. Biaya untuk penyediaan danpelaksanaan semua
pekerjaan sementara ini dianggap sudah termasukdalam satuan harga dari item-item
pada bab lain yang terdapat dalam DaftarKuantitas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SEMENTARA

IV -1

BAB IV
PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi berhubungan dengan pengangkutan peralatan dan personilKontraktor dari
tempat asalnya ke lapangan dimana akan digunakan,berdasarkan program dan
jadwal konstruksi yang diajukan oleh kontraktor.
Ketika mobilisasi pokok sudah lengkap, pelaksanaan pekerjaan danpencapaian
rencana kemajuan pekerjaan dapat dicapai secara efektif,dimana kontraktor harus
mengajukan dokumen yang disyaratkan untukmendapat persetujuan Direksi Teknik.
Merupakankewenangan Direksi, setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan,
membuatalternatif,

mengurangi

dan/atau

merubah

peralatan

yang

harus

digunakankontraktor.
Kontraktor harus melengkapi peralatan yang diperlukan dan disyaratkanuntuk
pelaksanaan pekerjaan. Bila dipertimbangkan penting dalampelaksanaan pekerjaan
sesuai kontrak maka Direksi Teknik dapatmenginstruksikan kontraktor untuk
melengkapi peralatan tambahan.
Seluruh peralatan kontraktor harus dilengkapi dengan spare part dankontraktor harus
menjaga cadangan spare part yang cukup untukmenjamin pelaksanaan pekerjaan
yang efisien.

4.1.1.

Program Pengangkutan
Sesuai dengan jadwal konstruksi yang diajukan, kontraktor harusmelengkapinya
dengan program pengangkutan peralatan secara detail,urutan dan pengirimannya
ke lapangan untuk memenuhi jadwal konstruksiyang diusulkannya.
Kontraktor harus menuruti informasi Direksi mengenai kedatanganperalatan dan
material kontraktor ke lapangan.

4.1.2.
a)

Pengukuran dan Pembayaran


Mobilisasi
Pengukuran dan pembayaran untuk mobilisasi dibuat dalam hargaLump Sum
yang terdapat dalam Daftar Kuantitas.
Harga lump sum untuk mobilisasi dibayar berdasarkan sertifikat yangdikeluarkan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -2
oleh Direksi Teknik bahwa mobilisasi telah lengkap untuksetiap jenis peralatan
dan perlengkapan yang diajukan kontraktor dalampenawarannya.
Perkiraan bulanan tentang kemajuan pekerjaan untuk pembayaranmobilisasi
harus didukung oleh salinan dan dokumen yang sesuai, yangmenunjukkan bahwa
mobilisasi untuk setiap peralatan yang disebutkandi atas sudah lengkap dalam
bulan yang direncanakan.
Total seluruh pembayaran tidak boleh lebih besar dari harga lump sumyang
terdapat dalam Daftar Kuantitas.
b)

Demobilisasi
Pengukuran dan pembayaran untuk demobilisasi dibayarkan dalam harga satuan
yang sama dengan mobilisasisesuai dengan yang terdapat dalam daftar kuantitas.

4.2.

BANGUNAN KANTOR KONTRAKTOR DAN FASILITASNYA

4.2.1.

Lokasi
Dalam waktu 2 minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja Kontraktorharus
menyerahkan denah yang memperlihatkan lokasi-lokasi yangdiusulkan untuk :
-

Kantor lapangan Kontraktor

Workshop, gudang, lahan untuk penempatan dan pemeliharaanperalatan,


serta fasilitas-fasilitas penyimpanan material.

Tempat tinggal staf dan tenaga kerja

Tempat parkir yang diperlukan

Untuk kemudahan komunikasi sebaiknya lokasi kantor-kantor lapanganKontraktor


dekat dengan kantor Direksi Teknik.

4.2.2.

Fasilitas
Kontraktor harus menyediakan, membuka dan memelihara bangunansementara
sebagai kantor Kontraktor, Workshop, Tempat tinggal staf dantenaga, fasilitas P3K
dan bangunan lain yang diperlukan untuk pelaksanaanpekerjaan.
Kontraktor juga harus melengkapi, memelihara dan menyediakan furnitureuntuk
kantor Kontraktor, kelengkapan akomodasi dan fasilitas tempattinggal untuk
tenaganya, termasuk penyediaan air bersih, penerangan,telepon, AC, drainase,
lampu-lampu, jalan, pagar dan tempat parkir sertatempat pembuangan sampah
sesuai persetujuan Direksi Teknik.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -3
4.2.3.

Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran

meliputi

kompensasi

untuk

seluruh

biaya

sewa/pengadaanbangunan untuk kantor, workshop, gudang, tempat tinggal staf


dan tenagakerja termasuk seluruh furniture, penerangan, AC, telepon, utilitas,
tempatparkir

dan

dalampelaksanaan

seluruh

pekerjaan

pekerjaan

yang

termasuk

diperlukan

pemindahan

bagi

dan

kontraktor

pengembalian

kondisibangunan dan seluruh fasilitas pada saat kontrak sudah selesai.


Tidak ada item pembayaran khusus untuk pekerjaan penyediaan bangunan kantor
dan fasilitasnya.
.
4.3.

OPERASIONAL

DAN

PEMELIHARAAN

KANTOR

KONTRAKTOR

DAN

FASILITASNYA
4.3.1.

Pemeliharaan Kantor dan Fasilitas


Kontraktor harus menyediakan petugas penjaga, pembersih kantor dan
stafpendukung kantor lainnya untuk operasional Kantornya selamapelaksanaan
proyek.

4.3.2.

Perlindungan terhadap Pekerjaan


Kontraktor harus atas biaya sendiri, menyelubungi dan melindungi
semuapekerjaan terhadap luka atau cacat yang diakibatkan oleh cuaca ataukarena
metoda pelaksanaan yang diterapkan dalam Pekerjaan.

4.3.3.

Pengukuran dan Pembayaran


Tidak

ada

pembayaran

khusus

yang

terpisah

dilakukan

untuk

pemeliharaankantor dan fasilitas kontraktor. Biaya untuk semua pekerjaan


pemeliharaanini dianggap sudah termasuk dalam satuan harga lump sum dari itemitempada bab lain yang terdapat dalam Daftar Kuantitas.

4.4.

PAPAN NAMA PROYEK

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -4
4.4.1. Pengadaan Papan Nama
Kontraktor harus mengadakan dan memasang papan nama proyek yangukuran
dan informasi yang tercantum pada papan nama tersebut sepertipetunjuk Direksi
Teknik. Papan nama dipasang pada tempat-tempat yangdiminta oleh Pengguna
Jasa. Biaya untuk pengadaan, pemasangan danpemasangan tersebut termasuk
dalam Daftar Kuantitas dan HargaPenawaran Pekerjaan.
4.4.2.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam Ls dengan jumlah tertentu
atas

petunjuk

Direksi

Teknis.

Harga

satuan

ini

sudah

termasuk

pengadaan,pemasangan dan pemeliharaan selama periode kontrak, sampai


disetujuioleh Direksi Teknik.
Pembayaran

adalah

peralatan,material,

merupakan

tenaga

kerja,

kompensasi
perlengkapan

penuh
dan

untuk

semua

kebutuhan

lainnya

untukmenyelesaikan pekerjaan ini.

4.5.
4.5.1.

KEAMANAN DAN MANAJEMEN LAPANGAN


Perijinan dan Pengkondisian Jalan
Sebelum memulai pekerjaan di jalan-jalan umum, pertama-tama Kontraktorharus
memperoleh persetujuan dari badan yang berwenang atas jalan diarea yang
bersangkutan. Kontraktor harus menyusun metoda kerja yangsesuai dengan
ketentuan-ketentuan untuk memperoleh ijin penggalian.Tanggal-tanggal yang
diusulkan oleh Kontraktor untuk penutupan jalanmungkin akan dimodifikasi/diubah
oleh Badan yang berwenang, yang akanmengeluarkan ijin bagi Kontraktor. Selama
penutupan jalan, Kontraktorharus memelihara/menyediakan jalan masuk yang
aman untuk setiaprumah/toko/kantor yang berada disepanjang jalan tersebut dan
harusberhubungan dengan penduduk agar mereka mengetahui kemajuanpekerjaan
dan perlunya penutupan jalan untuk umum.

4.5.2. Perlindungan terhadap Struktur, Utilitas dan Drainase Eksisting


Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk perlindungan dankeselamatan
bangunan, struktur dan utilitas umum atau swasta termasuk tiang-tiang, ramburambu, pelayanan untuk bangunan, utilitas di jalan, pipaair, hydrant, drainase,
saluran dan kabel listrik maupun telepon, baik yangtampak maupun tidak tampak
pada gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -5
Kontraktor harus hati-hati dan melindungi seluruh struktur dan utilitas darikerusakan
maupun cacat. Setiap kerusakan yang diakibatkan karenapekerjaan kontraktor
harus diperbaiki atas biayanya sendiri. Sebaiknyakontraktor memindahkan setiap
struktur atau utilitas yang ada untukkenyamanannya bekerja, dan biaya yang timbul
ditanggung olehkontraktor.
(a) Utilitas di Bawah Tanah

Kontrkator harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang


adanya utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar ijin
yang diperlukan atau wewenang lainnya untuk melaksanakan galian yang
diperluakan dalam kontrak.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menjaga setiap struktur yang


dijumpai dan instalasi yang masih berfungsi seperti pipa, kabel atau
instalasi lainnya dari instansi terkait (PDAM, PLN, Telkom, dsb) dan
merupakan kewajiban Kontraktor untuk memperbaiki setiap kerusakan
yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

(b) Royalti Untuk Material Galian


Bila timbunan pilihan atau lapis pondasi batu pecah untuk aspal beton atau
beton atau material lainnya diperoleh dari galian bahan diluar daerah milik
jalan, KOntraktor harus melakuakan pengaturan yang perlu dan pembayaran
iuran dan royalti kepada pemilik tanah dan penguasa untuk ijin menggali dan
mengangkut material.
Kontraktor juga harus bertanggung jawab penuh untuk memperoleh lokasidari
seluruh struktur dan utilitas. Pelayanan untuk bangunan harussenantiasa dijaga
dan setiap biaya atau ongkos yang timbul karenakerusakan harus dibayar oleh
Kontraktor.

Sebelum

memperbaiki

ataumemindahkannya

kontraktor

harus

mendapatkan ijin dari pemilik setiap


struktur dan fasilitas tersebut, dan menginformasikan kepada DireksiTeknik.
Kontraktor harus memelihara drainase existing pada tempat masuknya airmaupun
penyeberangannya yang dipengaruhi oleh pekerjaan. Hal ini harusmeliputi
pembersihan saluran existing, parit dan aliran pipa baik yangmenanjak maupun
menurun sejauh 100 meter melewati batas-bataskonstruksi.
Pekerjaan ini harus dikerjakan tanpa pembayaran tambahan dan seluruhbiaya yang
diperlukan dianggap termasuk dalam berbagai pembayaran dariDaftar Kuantitas
dan Harga di dalam Kontrak. Setiap kerusakan pada sistemdrainase existing yang
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -6
disebabkan oleh kontraktor selama melaksanakanpekerjaannya, harus diperbaiki
dengan biaya kontraktor sampai disetujuioleh Direksi Teknik.

4.5.3.

Pengukuran dan Pembayaran


Tidak ada pembayaran khusus yang terpisah dilakukan untuk keamanandan
manajemen lapangan. Biaya untuk semua pekerjaan ini dianggapsudah termasuk
dalam satuan harga dari item-item pada bab lain yangterdapat dalam Daftar
Kuantitas.

4.6.

PENYELIDIKAN TANAH DAN TESTING


Benchmark yang digunakan sebagai master datum untuk pembangunanpekerjaan
tersebut akan disampaikan oleh Direksi Teknik kepada Kontraktorsebelum
memulai pekerjaan.

4.6.1.

Survey dan Setting Out


Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua penataan/setting outpekerjaan
sesuai dengan instruksi Direksi Teknik, sesuai dengan patok-patoksurvey dan
bench marks atau sesuai dengan gambar-gambar yangmungkin diperlukan oleh
Direksi Teknik selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor

harus

menyediakan

dan

memelihara

alat-alat

berikut

ini

untukdigunakan oleh Engineer dari Direksi Teknik yaitu minimal : 1 levelling staff
(mistarukur) 4 m panjang, 1 theodolite, 1 tali/benang (string lines), 4 buah
rangingpole dan perlengkapan lain yang mungkin diperlukan oleh Direksi
Teknikuntuk

memeriksa

setting

out

dan

mengukur

pekerjaan.

Semuaperlengkapan tersebut akan tetap menjadi milik Kontraktor.

4.6.2.

Test Pit
Test Pit dibuat dengan ukuran minimal, lebar 1.0 m, panjang 2,0 m,dalam 1,5 m,
pada lokasi- lokasiyang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi Teknik.
Sebelum menentukan lokasi test pit, kontraktor diminta untukmengumpulkan data
ukuran, dalam dan lokasi utilitas secara langsung dariPerusahaan atau Instansi
yang terkait.
Pada saat menggali untuk test pit digunakan peralatan manual dan harusdiberi
perhatian khusus oleh kontraktor agar utilitas yang ada tidak rusak.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -7

Kontraktor harus mencatat kondisi yang ada dibawah tanah dan membuatcatatan
mengenai utilitas yang ditemukan, ukuran, lokasi dan dalamnyaharus dibuat
laporan untuk setiap test pit dan diajukan segera kepadaDireksi Teknik. Setelah
selesai test pit, harus diurug dan permukaannyadiratakan serta kondisi
permukaannya dikembalikan seperti semula.

4.6.3.

Survey Topografi dan Investigasi House Inlet dan Bangunan


Survey topografi dilaksanakan pada area yang ditunjukkan dalam gambaratau
sesuai yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Survey yang dilakukan adalah Traverse survey kecuali diperintahkan yanglain
oleh Direksi Teknik, dan setiap grid 10 m2 harus diambil elevasi dasaryang ada.
Sepanjang jalan, drainase dan survey alignment yang lain harusdilakukan pada
jarak yang sesuai dari sisi jalan, sebagaimana diinstruksikanoleh Direksi Teknik,
dan cross section harus disurvey sepanjang baselinesetiap jarak 10 m.

4.6.4.

Pemantauan Lingkungan
Pemantauan lingkungan pada kegiatan pembangunan dilaksanakan oleh
Kontraktor sesuai dengan petunjuk direksi teknis. Tujuan dari pemantauan
pengelolaan lingkungan ini adalah untuk melihat seberapa jauh efektivitas
pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan dalam kegiatan pembangunan ini
mulai dari tahap perencanaan, pengadaan tanah, pelaksanaan konstruksi,
pengoperasian dan pemeliharaan.
Lingkup pemantauan pengelolaan lingkungan hidup mencakup komponen
lingkungan yang terkena dampak yaitu: air, udara dan kebisingan.
Sampel Kualitas air yang dipantau adalah air drainase dan atau sungai meliputi
parameter :
Kekeruhan, TSS, Suhu, DO, COD, BOD, Coliform.
Sampel Kualitas udara meliputi parameter : SO2, CO, NO2, debu.
Tingkat kebisingan;
a. Lokasi dan Titik Pemantauan
Pemantauan yang tepat perlu ditetapkan dan dilengkapi dengan peta
berskala yang memadai dan menunjukkan lokasi pemantauan dimaksud.
Titik pemantauan ditetapkan minimal 3 titik pada lokasi proyek dan jalur lalu

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -8
lintas kendaraan proyek.
b. Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Jangka waktu dan frekuensi pemantauan ditetapkan dilaksanakan 1 (satu)
bulan sekali selama waktu kegiatan.

4.6.5.

Pengukuran dan Pembayaran


a. Test Pit
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam jumlah buahdari test pit
yang dilakukan dan disetujui oleh Direksi Teknik, sesuaiharga satuan yang
diajukan dalam Daftar Kuantitas dan HargaPembayaran meliputi kompensasi
penuh untuk seluruh alat-alat berat,perlengkapan, tenaga kerja, material, galian,
urugan kembali,pengembalian kondisi seperti semula, pelaporan dan seluruh
pekerjaanyang diperlukan untuk melengkapinya.
b. Survey Topografi
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam meter panjang(m1) dari
survey yang dilakukan dan disetujui oleh Direksi Teknik,sesuai harga satuan
yang diajukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran meliputi kompensasi penuh untuk seluruh transportasi,peralatan,
tenaga kerja, material, pelaksanaan survey, pemeriksaan,survey bangunan,
gambar-gambar, pelaporan dan seluruh pekerjaanyang diperlukan untuk
melengkapinya.
c. Pemantauan lingkungan
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar sesuai harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

4.7.

PEMBUANGAN SISA GALIAN

4.7.1.

Pembuangan Sisa Galian/Bongkaran


Kontraktor

harus

mengurus

pembuangan

sisa

galian/bongkaran

termasukmengajukan lokasi yang akan digunakan untuk membuang tanah


bekasgalian atau hasil bongkaran kepada Direksi Teknik. Lokasi tersebut
harusmemiliki

ijin

untuk

digunakan

sebagai

tempat

pembuangan

sisa

galian/hasilbongkaran baik sementara atau tetap. Bila tempatnya sudah disetujui


olehDireksi maka segala pengurusan dan penempatannya harus dilakukan
olehkontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -9

4.7.2.

Pengukuran dan Pembayaran


Tidak ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan ini.

4.8.

SOSIALISASI

4.8.1.

Kegiatan Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebelum pelaksanaan konstruksi danselama
pelaksanaan konstruksi. Kontraktor menyediakan tenaga ahli sosialisasi / humas
selama pelaksanaan konstruksi.
Kegiatan sosialisasi meliputi pertemuan tatapmuka di tingkatdesa/kelurahan dan
tingkat banjar, koordinasi dengan aparatdesa/kelurahan, banjar serta tokoh tokoh
masyarakat
sebelum/pada

setempat,
waktu

sertatermasuk

mulaikonstruksi

didalamnya

dan

sesudah

kegiatan
selesai

upacara

pelaksanaan

konstruksi. Kegiatan sosialisasike rumah-rumah dilaksanakan bersamaan dengan


survey HI.

4.8.2.

Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran untuk kegiatan sosialisasi adalah dalamsatuan
harga lump sum (LS) seperti yang tertera dalam daftar kuantitas.

4.9.

PENYELENGGARAAN SMK3 KONSTRUKSI

4.9.1.

Kegiatan SMK3 Konstruksi


Kegiatan Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umummencakup:
1. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K),terdiri
dari:
a. Pembuatan Manual, Prosedur< instruksi Kerja< ijin Kerja danFormulir;
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP).
2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), terdiridari:
a. Induksi K3 (Safety Induction)
b. Pengarahan K3 (safety breefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety
c. Talk dan/atau Tool Box Meeting);
d. Pelatihan K3;
e. Simulasi K3;
f.

Spandung (Banner);

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -10
g. Poster;
h. Papan Informasi K3.
3. Alat pelindung kerja;
a. Jaring Pengaman (Safety Net);
b. Pagar Pengaman (Guard Railling);
c. Pembatas Area (Restricted Area).
4. Alat pelindung diri;
a. Topi Pelindung (Safety Helmet);
b. Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
c. Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker);
d. Sarung Tangan (Safety Gloves);
e. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
f.

Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness);

5. Asuransi dan perijinan;


a. BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan Kerja;
b. Surat Ijin Kelaikan Alat;
6. Personil K3;
a. Petugas K3;
b. Petugas P3K;
c. Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman);
7. Fasilitas sarana kesehatan;
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tabung Oksigen, Obat Luka,Perban, dll)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat
Badan,Tensi Meter, dll)
c. Peralatan Pengasapan (Fogging);
d. Obat Pengasapan.
8. Rambu-rambu; dan
a. Rambu Petunjuk;
b. Rambu Peringatan;
c. Rambu Pekerjaan Sementara;
d. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick);
e. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone);
f.

Lampu Putar Rotary Lamp;

g. Lain-lain terkait pengendalian resiko K3.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

IV -11
h. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
i.

Bendera K3;

j.

Jalur Evakuasi (escape Rute);

k. Lampu Darurat (Emergency Lamp);


l.

Program Inspeksi dan Audit Internal;

m. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

4.9.2.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran

dan

pembayaran

Kegiatan

Penyelenggaraan

SMK3

Konstruksiadalah dalam satuan harga lump sum (LS) seperti yang tertera dalam
daftarkuantitas dan telah disetujui oleh Direksi Teknik.
Pembayaran
selamaperiode

dilakukan
waktu

dalam
yang

pembayaran

ditentukan

dalam

bulanan
kontrak.

yang
Total

seragam
seluruh

pembayarantidak boleh lebih besar dari total harga lump sum yang terdapat
dalamDaftar Kuantitas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN

V -1
BAB V
PEKERJAAN TANAH

5.1.

PEKERJAAN GALIAN

5.1.1. Galian
(a) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan atau pembuatan
stok dari tanah atau padas atau material lain hasil galian dari badan jalan
atau sekitarnya yang perlu untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan dalam kontrak ini.

Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan selokan dan saluran


air, untuk pembuatan formasi dari galian atau pondasi untuk pipa, goronggorong, saluran atau struktur lainnya, untuk pembuangan material yang tak
terpakai atau humus, untuk pekerjaan stabilisasi dan pembersihan
longsoran, untuk bahan galian kontruksi atau pembuangan material sisa
dan untuk pembentukan secara umum dari tempat kerja sesuai dengan
spesifikasi ini dan yang memenuhi garis, ketinggian dan penampang
melintang yang ditunjukan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

(b) Toleransi Dimensi

Kelandaian akhir, dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari
yang ditentukan lebih dari 2 cm pada setiap titik

Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin aliran air sehingga galian cukup aman dari genangan air.

(c) Pelaporan dan Pencatatan

Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus menyerahkan


kepada Direksi Teknik, gambar perincian potongan melintang yang
menunjukan tanahh asli sebelumoperasi pembabatan dan penggarukan
dilakukan.

Kontraktor harus menyediakan seluruh struktur sementara yang dibutuhkan


dalam pelaksanaan pekerjaan seperti turap, cofferdam, dan tembok
penahan dengan sebelumnya memperoleh persetujuan Direksi Teknik.

Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi


selesai, Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik, dan bahan landasan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -2
atau material lain tidak boleh dipasang sebelum disetujui oelh Direksi
Teknik untuk kedalaman dari galian, dan sifat dan mutu dari material
pondasi,
(d) Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian

Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin


keselamatan pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian serta penduduk
sekitar.

Selama masa pekerjaan galian, suatu lereng yang stabil yang mampu
menahan pekerjaan disekitarnya, sturktur atau mesin harus dipertahankan
sepanjang waktu, dan skor serta turap yang memadai harus dipasang, jika
tepi permukaan galian yang sewaktu-waktu tidak dilindungi dapat
berbahaya/tidak stabil. Bila diperlukan, Kontraktor harus menahan atau
menyangga struktur disekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian itu.

Tembok ujung cofferdam atau cara lainya untuk menghindarkan air dari
daerah galian harus dirancang dengan benar dan cukup kuat untuk
menjamin tidak terjadi keruntuhan mendadak, yang mungkin dapat
membanjiri tempat kerja secara cepat.

Pada setiap saat sewaktu pekerja atau yang lainnya berada dalam galian
yang mengharuskan kepala mereka berada dibawah permukaan tanah,
Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja
yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap
saat peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan
P3K dan tangga evakuasi harus tersedia pada tempat kerja galian.

Seluruh galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk


mencegah pekerja atau orang lainnya terjatuh kedalamnya, dan setiap
galian terbuka pada badan atau bahu jalan harus ditambah dengan rambu
pada malam hari dengan barikade dan lampu sesuai dengan ketetapan
Direksi Teknik.

(e) Area Kerja

Luas suatu galian yang terbuka pada suatu operasi harus dibatasi
sempadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam
kondisi yang baik, dengan, mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
pembasahan akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan
berikutnya.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -3

Galian saluran atau galian lainnya yang melintang jalan harus dilakukan
menggunakan konstruksi setengah badan jalan sehingga jalan tetep dapat
terbuka bagi lalu lintas pada setiap saat.

Bila lalu lintas pada jalan terpaksa terganggu karena peledakan atau
operasi pekerjaan lainnya, kontraktor harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya terhadap jadwal untuk ganggaun tersebut dari penguasa
setempat dan juga dari Direksi Teknik.

Area kerja yang dimaksud :


-

Jika menggunakan badan jalan


barier

Area kerja

Jika menggunakan seluruh badan jalan

Area kerja

(f)

Kondisi Tempat Kerja

Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Kontraktor harus
menyediakan seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh
untuk pengeringan (pompa), pengalihan saluran air dan pembuangan
saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap
ditempat kerja pada setiap saat untuk menjamin tidak ada gangguan dalam
prosedur pengeringan.

Bila pekerjaan sedang dilakukan pada saluran yang ada atau tempat lain
dimana aliran bawah tanah atau tanah mungkin tercemari, Kontraktor
harus setiap saat menyediakan pada tempat kerja sejumlah air minum
yang untuk digunakan oleh pekerja untuk mencuci, bersama dengan
jumlah sabun dan desinfektan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -4
(g) Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang Tidak Memuaskan

Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam


Pasal 5.1.1 (6) diatas harus diperbaiki oleh Kontraktor sebagai berikut:
(i). Material yang berlebih harus dibuang dengan penggalian lebih lanjut.
(ii). Daerah dimana telah tergali lebih, atau daerah retak atau lepas, harus
diurug

kembali

dengan

timbunan

pilihan

atau

lapis

pondasi

agregatseperti yang diperintahkan Direksi Teknik.

(h) Penggunaan dan Pembuangan Material Galian

Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas dan cakupan
proyek dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk
formasi timbunan atau urugan kembali.

Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, peat, sejumlah


besar akar atau benda tetumbuhan lain dan tanah yang kompresif yang
menurut pendapat Direksi Teknik akan menyulitkan pemadatan dari
material pelapisan atau yang mengakibatkan terjadi kerusakan atau
penurunan yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi
untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.

Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau tiap
material yang tidak disetujui oleh Direksi Teknik sebagai bahan timbunan
harus dibuang dan diratakan dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor diluar
daerah milik jalan seperti diperintahkan Direksi Teknik.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya


untuk pembuangan material yang berlebih atau tidak memenuhi syarat,
termasuk pengangkutan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana
pembuangan dilakukan.

Kecuali disebutkan lain, Kontraktor harus membuang bahan galian dari


tempat galian sesegera mungkin, ketempat pembuangan sementara.
Kontraktor akan membuat biaya untuk pembuangan hasil galian dari setiap
tempat pekerjaan. Hanya sebagian dari hasil galian ini bila disetujui
Pengawas akan diangkut kembali sebagai bahan urugan kembali.
Kontraktor harus membuang sisa galian dari pembuangan sementara ke
pembuangan permanen.

Penumpukan hasil galian di sepanjang galian/trotoar jalan baik sementara


maupun permanen tidak diijinkan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -5
(i)

Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

Terkecuali diperintah oleh Direksi Teknik, seluruh struktur sementara


seperti cofferdam atau skor dan turap harus dibongkar oleh Kontraktor
setelah selesainya pekerjaan struktur di lokasi dimana galian telah
dilakukan. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian sehingga tidak
mengganggu atau merusak struktur atau formasi yang telah selesai.

Material bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap merupakan


milik dari Kontraktor atau bila memenuhi syarat yang disetujui oleh Direksi
Teknik, dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar dalam
Mata Pembayaran yang bersangkutan dalam Daftar Penawaran.

Setiap pemakaian material galian yang bersifat sementara, harus


dibersihkan seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu saluran air.

Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan
oleh kontraktor harus ditinggalkan dalam keadaan rapih dengan tepi dan
lereng yang stabil.

5.1.2. Prosedur Penggalian


(1) Prosedur Umum

Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang


ditentukan dalam gambar atau ditunjukan oleh Direksi Teknik dan harus
mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton, tembok dan
perkerasan yang lama.

Pekerjaan galian harus dilakukan dengan gangguan seminimal mungkin


terhadap material dibawah dan diluar batas galian.

Bilamana material yang terbuka pada garis formasi atau permukaan lapis
tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau tanah gambut atau
material lainnya yang tak memenuhi dalam pendapat Direksi Teknik, maka
material tersebut harus dipadatkan dengan benar atau seluruhnya dibuang
dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana
diperintahkan Direksi Teknik.

Untuk material padas, lapisan keras atau yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk selokan berpasangan, pada ketinggian tanah
dasar untuk perkerasan dan bahu, atau pada dasar gailan pipa atau

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -6
pondasi struktur, maka material tersebut harus digali 15 cmlebih dalam.
Tidak boleh ada tonjolan-tonjolan padas dari permukaan tersebut dan
seluruh pecahan padas yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus
dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus didapat dengan mengurung
kembali dengan material yang dipadatkan yang disetujui oleh Direksi
Teknik.

(2) Galian untuk Struktur dan Pipa

Galian untuk pipa, gorong-gorong atau saluran beton dan galian untuk
pondasi jembatan atau struktur lain, harus cukup ukurannya untuk
memungkinkan pemasangan bahan yang benar, juga untuk pengawasan
dan pemadatan urugan kembali dibawah dan di sekeliling pekerjaan

Skor, turap dan cofferdam atau tindakan lain untuk mengeluarkan air harus
dipasang

untuk

memungkinkan

ruang

gerak

yang

cukup

untuk

pelaksanaan dan pengawasan kerangka acuan dan untuk memungkinkan


pemompaan dari tepi luar acuan. Cofferdam atau skor yang bergeser atau
bergerak selama pekerjaan galian harus diperbaiki atau diperbesar untuk
jaminan ruang bebas yang diperlukan sewaktu konstruksi.

Dinding penahan tanah dapat menggunakan material kayu, beton, besi


pancang atau bahan-bahan lain yang telah disetujui Pengawas. Turap baja
harus dipancang secara vertikal sesuai arah yang ada digambar dan
pengarahan Pengawas. Turap harus mempersambungkan satu sama lain.
Turap diperkuat oleh balok melintang dan penopang sementara. Turap
yang salah peletakan, rusak dan bengkok harus diganti sesuai permintaan
Pengawas. Penyambungan 2 turap baja yang pendek harus mendapat
persetujuan dari pengawas.

Galian sampai elevasi akhir dari pondasi untuk pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dipasang.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -7

Standar minimal lebar galian pipa


Diameter Pipa

Ruang Kerja (mm)

Total Lebar Galian

(mm)

Kanan

Kiri

Pipa (mm)

D = 1,5 + B + C

200

300

300

900

250

300

300

975

300

300

300

1050

400

300

300

1200

500

300

300

1350

600

300

300

1500

3) Metode pemasangan galian pipa

Tanah galian langsung diangkut dengan dump truck ke tempat pembuangan


sementara untuk yang akan digunakan kembali.

Tidak diperkenankan manaruh material di jalan/ trotoar kecuali dalam area


di tempat kerja

Dilenngkapi pagar pengaman dan rambu lalu lintas yang memadai. Untuk
pekerjaan pada malam hari dilengkapi dengan lampu penerang/ pangaman.

Penyiraman dengan air disekitar tempat kerja dilakukan setiap hari untuk
menghindari debu.

4) Pengeluaran Air

Galian yang membutuhkan pemasangan sistem pengeringan air yang


terdiri dari dinding penahan, pompa dengan kemampuan yang cukup dan
pada pekerjaan lain yang terkait. Kontraktor akan mendesain, pengadaan
dan pemasangan yang komplit untuk sistem pengeringan air, dan
pengoperasiannya sampai pekerjaan penyelesaian.

Kontraktor menyerahkan desain untuk sistem pengeluaran air yang akan


dipasang sebelum pekerjaan dimulai.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -8

Kontraktor bertaggung jawab atas keselamatan dan berfungsinya sistem


pengeluaran air.

Pompa, pipa dan lain-lain dpasang harus cukup kapasitasnya untuk galian
tetap kering selama periode pelaksanaan.

Jika terjadi kerusakan, Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki.

Kontraktor harus menyediakan listrik yang cukup untuk pelayanan pompa.

5)Sistem Sumuran
Jika perlu, Kontraktor harus menyediakan, mengoperasikan, memasang, merawat
dan membongkar kembali semua peralatan untuk sistem sumuran, selama
pelaksanaan. Alokasi pemasangan harus disetujui Pengawas. Semua biaya yang
terkait dan dikeluarkan ditanggung Kontraktor.

5.2. URUGAN (TIMBUNAN)


5.2.1. Umum
(a) Uraian

Pekerjaan ini mencakup pengembalian, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui, untuk urugan kembali
galian atau galian pipa atau struktur dan untuk urugan umum yang
diperlukan untuk membuat bentuk dimensi timbunan seperti ketinggian
yang sesuai persyaratan atau penampang melintangnya.

Urugan yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah urugan biasa dan
urugan pilihan.

Pekerjaan yang tidak termasuk bahan urugan yaitu material yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, jaga tidak termasuk
material drainase berpori yang dipakai untuk maksud drainase bawah
permukaan atau untuk mencegah hanyutnya butir halus akibat filtrasi.

(b) Toleransi Dimensi

Permukaan dan ketinggian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2cm dari yang ditentukan atau disetujui.

Seluruh permukaan akhir urugan yang terbuka harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran yang bebas dari air
permukaan.

Permukaan akhir lereng timbunan harus tidak bervariasi lebih dari 10cm
dari garis profil yang ditentukan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -9

Urugan tidak boleh dipasang dalam lapis yang lebih dari 20 cm tebal padat
juga tidak dalam lapis yang kurang dari 10 cm tebal padat.

(c) Standar Rujukan (AASHTO)

T 88 78 Analisa ukuran butir tanah

T 89 58 Penetapan batas cair tanah

T 90 70 Penetapan batas plastis dan indeks plastis tanah

T99

74Hubungan

antara

kelembaban

dan

kepadatan

tanah

menggunakan palu 2,5 kg dan 305 mm tinggi jatuh.

T 145 73Klasifikasi dari tanah dan campuran tanah dan agregat untuk
keperluan konstraksi jalan raya.

T 180 74Hubungan antara kelembaban dan kepadatan tanah


menggunakan palu 4,54kg dan 457 mm tinggi jatuh.

T 191 51

Kepadatan tanah ditempat dengan menggunakan metoda

kerucut pasir.

T 193 72 The California Bearing Ratio

T 258 78 Penetapan tanah yang mengembang dan tindakan


perbaikannya.

(d) Pelaporan

Untuk setiap urugan yang akan dibayar menurut ketentuan-ketentuan seksi


dari spesifikasi ini Kontraktor diharuskan menyerahkan laporan di bawah ini
kepada Direksi Teknik sebelum izin memulai pekerjaan disetujui :
(i).

Gambar detail penampang melintang yang menunjukan permukaan


yang telah dipersiapkan untuk penempatan urugan;

(ii).

Hasil pangujian kepadatan yang membuktikan pemadatan yang


cukup dari permukaan yang disiapkan dimana urugan ditempatkan,
jika diperlukan.

Kontraktor harus mengirim contoh-contoh bahan urugan kepada Direksi


Teknik paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan itu :
(i).

Dua contoh masing-masing dari material, satu harus disimpan oleh


Direksi Teknik untuk rujukan selama masa kontrak disertai dengan
hasil pengujian laboratorium yang membuktikan sifat material
tersebut memenuhi persyaratan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -10
(e) Kondisi Tempat Kerja

Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan tetap kering sebelum dan


selama pekerjaan pemasangan dan pemadatan berlangsung. Untuk itu
bahan urugan selama konstruksi harus memiliki kemiringan yang cukup
untuk membantu drainase dari aliran air hujan dan harus menjamin bahwa
pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana mungkin, air dan
tempat kerja harus dibuang kedalam sistem drainase permanen. Cara yang
memadai untuk menjebak lumpur harus diadakan pada bagian darurat
yang mengalir ke dalam sistem drainase permanen.

Kontraktor harus menjamin tempat kerja tersedia air yang cukup untuk
pengendalian kelembaban timbunan selama operasi pemasangan dan
pemadatan.

(f)

Perbaikan dari Urugan yang tak Memuaskan atau Tidak Stabil

Urugan

akhir

yang

tidak

memenuhi

penampang

melintang

yang

disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan


harus diperbaiki dengan menggaruk permukaan dan membuang atau
menambah material sebagaimana diperlukan yang dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.

Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam halkadar airnya


kurang memenuhi persyaratan atau sepertiyang diperintahkan Direksi
Teknik, maka harus diperbaikidengan menggaruk material, disusul dengan
penyiraman airsecukupnya dan dicampur dengan menggunakan motor
grader atau peralatan lain yang disetujui.

Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, dimana kadarairnya


melampaui kadar air yang disyaratkan atausebagaimana diperintahkan
Direksi Teknik, harus diperbaikiulang dengan menggaruk material, disusul
denganpenggunaan motor grader berulang-ulang atau oleh alatlainnya
dengan selang waktu istirahat ketika penanganan,dalam cuaca yang
kering. Cara lain, atau jika pengeringantak dapat dicapai dengan cara
mengaduk atau membiarkanbahan gembur tersebut, Direksi Teknik
dapatmemerintahkan untuk mengeluarkan bahan tersebut daripekerjaan
dan menggantikannya dengan bahan keringyang lebih cocok.

Urugan yang menjadi jenuh akibat hujan atau banjir ataukarena hal lain
setelah

dipadatkan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

dalam

batasanpersyaratan

ini

biasanya

tidak

V -11
memerlukan

pekerjaanperbaikan

asal

sifat

material

dan

kerataan

permukaanmasih memenuhi persyaratan Spesifikasi ini.

Perbaikan dari urugan yang tidak memenuhi kepadatanatau persyaratan


sifat material dari Spesifikasi ini harusseperti yang diperintahkan Direksi
Teknik dan dapatmeliputi tambahan pemadatan, penggarukan yang
disusuldengan

pengaturan

kadar

air

dan

pemadatan

kembali,

ataupembuangan dan penggantian material.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas kestabilan dankeutuhan dari


semua pekerjaan yang telah diselesaikannyadan harus dengan biayanya
sendiri untukmenukar/mengganti setiap bagian yang rusak atau tidakbaik
yang menurut pendapat Direksi Teknik, disebabkankarena kelalaian
Kontraktor. Akan tetapi, Kontraktor tidakakan diminta pertanggungjawabannya terhadap kerusakanyang timbul dari alam seperti angin topan
atau daripergeseran lapisan tanah yang tidak dapat dihindariditempat
Pekerjaan, asalkan pekerjaan yang rusak tersebuttelah diterima dan
dinyatakan secara tertulis sebagaimemuaskan dan selesai oleh Direksi
Teknik.

Pembatasan oleh Cuaca


Urugan tidak boleh dipasang, dihampar atau dipadatkan sewaktuhujan,
dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan ataulainnya bila
kadar air material diluar rentang yang ditentukan.

Pengaturan Lalu Lintas


Pengaturan Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan PemeliharaanArus
Lalu Lintas.

5.2.2. Material
1. Sumber Material
Bahan urugan harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai denganBahan dan
Penyimpanannya dari Spesifikasi ini.
2. Urugan Biasa
a.

Urugan yang diklasifikasikan sebagai Urugan biasa harusterdiri dari urugan


tanah atau padas yang disetujui olehDireksi Teknik yang memenuhi syarat
untuk

digunakandalam

pekerjaan

permanen

seperti

yang

diuraikan

dalamSpesifikasi ini.
b.

Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yangplastisitasnya tinggi,

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -12
yang diklasifikasikan sebagai A-7-5dari Persyaratan AASHTO M 145 atau
sebagai CH dalamsistim klasifikasi Unified atau Casagrande. Bilapenggunaan
tanah yang plastisitasnya tinggi tidak dapatdihindarkan, bahan tersebut harus
digunakan hanya padabagian dasar dari urugan atau pada urugan kembali
yangtidak memerlukan daya dukung yang tinggi. Tanah plastisseperti itu tidak
boleh digunakan sama sekali pada lapisan30 cm dibawah tanah dasar
perkerasan atau bahu. Sebagaitambahan, urugan dalam zone ini harus, bila
diuji denganAASHTO T 193, memiliki hanya CBR yang tak kurang dari
5%setelah perendaman 4 hari setelah dipadatkan 100% darikepadatan kering
maksimum seperti yang ditetapkan olehAASHTO T 99.
c.

Tanah yang pengembangannya tinggi (retakan) yangmemiliki nilai aktif lebih


besar dari 1.25, atau derajatpengembangan yang diklasifikasikan oleh
AASHTO T 258sebagai sangat tinggi, atau luar biasa tinggi, tidak
bolehdigunakan sebagai bahan urugan. Nilai aktif harus diukursebagai
perbandingan antara Indeks Plastisitas (PI)-(AASHTO T 90) dan persentase
ukuran lempung (AASHTO T88).

5.2.3 Pemasangan dan Pemadatan Urugan


(1) Penyiapan Tempat Kerja
a.

Sebelum pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruhbahan yang tidak


memenuhi harus telah dibuangsebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.

b.

Bila tinggi dari urugan satu meter atau kurang, dasarpondasi dari urugan
harus dipadatkan benar-benar(termasuk penggarukan dan pengeringan
atau

pembasahanbila

memenuhipersyaratan

diperlukan)
kepadatan

sehingga
yang

15

cm

ditentukan

bagian
untuk

atas

urugan

yangdipasang diatasnya.
c.

Bila urugan akan dibangun pada tepi bukit atauditempatkan pada timbunan
yang ada atau yang barudibangun, maka lereng yang ada harus digali
untukmembentuk

teras

memungkinkanpemadatan

dengan
dengan

lebar

cukup

untuk

peralatan

sewaktu

urugan

dipasangdalam lapis horizontal.

(2) Pemasangan Urugan


a.

Urugan harus dibawa ke permukaan yang telah disiapkandan disebar


merata dalam lapis yang bila dipadatkan akanmemenuhi toleransi tebal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -13
lapisan. Bila lebih dari satu lapisakan dipasang, lapis-lapis tersebut
sedapat mungkin harussama tebalnya.
b.

Urugan tanah umumnya harus diangkut langsung dari lokasisumber


material ketempat permukaan yang telahdipersiapkan sewaktu cuaca
kering dan disebar.
Penimbunan stok tanah urug biasanya tidak diperbolehkan,terutama
selama musim hujan.

c.

Dalam penempatan urugan diatas atau terhadap selimutpasir atau bahan


drainase porous, harus diperhatikan agartidak terjadi pencampuran dua
bahan tersebut. Dalam halpembentukan drainase vertikal, pemisah yang
jelas harusdiberikan antara kedua menggunakan acuan sementara dari
pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik sewaktupengisian urugan
dan drainase porous dilaksanakan.

d.

Urugan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harusdilaksanakan


secara sistematis dan secepat mungkinmenyusul pemasangan pipa atau
struktur. Akan tetapisebelum pengurugan paling sedikit harus diberikan
waktu 8jam setelah pemberian adukan pada sambungansambunganpipa
atau pengecoran struktur beton dengangaya berat, pasangan batu atau
pasangan

batu

denganadukan.

Periode

14

hari

harus

diberikan

sebelumpengurugan disekitar struktur penahan tanah dari beton,pasangan


batu atau pasangan batu dengan adukan.
e.

Bila timbunan akan diperlebar, lereng dari timbunan yangada harus


disiapkan dengan membuang seluruhtetumbuhan permukaan dan dibuat
bertangga sehinggaurugan yang baru terkunci kepada timbunan yang
lamasampai

memuaskan

Direksi

Teknik.

Selanjutnya

uruganyang

diperlebar harus dibangun secara horizontal sampaidengan ketinggian


tanah dengan lapis pondasi bawahsampai setinggi permukaan jalan yang
ada

sehingga

bagianyang

diperlebar

dapat

digunakan

oleh

lalu

lintassecepatnya, yang memungkinkan pembangunan dilanjutkanke sisi


jalan lainnya jika diperlukan.
(3) Pemadatan dari Urugan
a. Langsung setelah pemasangan dan penghamparan urugan,masing-masing
lapis harus dipadatkan benar-benar denganperalatan pemadat yang
memadai yang disetujui DireksiTeknik hingga mencapai kepadatan.
b.

Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bilakadar air dari
material berada dalam rentang kurang dari3% sampai lebih dari 1% dari

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -14
kadar air optimum. Kadar airoptimum harus didefinisikan sebagai kadar air
padakepadatan kering maksimum yang diperoleh bila tanahdipadatkan
sesuai dengan AASHTO T 99.
c.

Seluruh urugan padas harus ditutup dengan satu atau lebihlapisan setebal
20 cm dari bahan bergradasi baik yang tidakmengandung batu yang lebih
besar dari 5 cm dan sanggupmengisi rongga-rongga pada padas bagian
atas urugan.Lapis

penutup

ini akan

dibangun sampai kepadatan

yangdisyaratkan untuk urugan tanah.


Masing-masing lapis dari urugan yang dipasang harusdipadatkan seperti
yang ditentukan, diuji untuk kepadatandan diterima oleh Direksi Teknik
sebelum lapis berikutnyadipasang.
d.

Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipaatau saluran
beton atau struktur, maka operasi harusdilakukan agar urugan selalu kirakira sama tingginya padakedua sisi struktur.

e.

Pemadatan urugan permukaan dilakukan menggunakan peralatan / baby


roller

f.

Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai denganperalatan pemadat


mesin gilas konstruksi, harus dipasangdalam lapisan horizontal yang tidak
lebih

15

cm

tebalgembur

dan

secara

menyeluruh

dipadatkan

denganpenumbuk loncat mekanis atau timbris (stamper) minimumseberat


10 kg. Harus diperhatikan secara khusus untukmenjamin pamadatan yang
memuaskan dibawah dan ditepipipa untuk mencegah rongga dan untuk
menjamin pipabetul-betul terdukung.

5.2.4 Jaminan Mutu


1.

Pengendalian Mutu Bahan


a.

Jumlah dari data pendukung hasil uji yang diperlukan untukpersetujuan


awal dari mutu bahan akan ditetapkan olehDireksi Teknik, tetapi akan
mencakup seluruh pengujianyang dipersyaratkan, pada paling sedikit tiga
contoh

yangmewakili

dari

sumber

bahan

yang

diusulkan,

yang

dipilihmewakili rentangan mutu yang cenderung dijumpai darisumber.


b.

Menyusul persetujuan dari mutu bahan urugan yangdiusulkan, pengujian


mutu bahan selanjutnya akan diulangiatas dasar pertimbangan Direksi
Teknik, dalam hal diamatiperubahan dalam bahan atau dalam sumbernya.

c.

Program untuk pengendalian pengujian bahan secara rutinakan dilakukan


untuk mengendalikan perubahan yang adadalam bahan yang dibawa ke

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -15
tempat kerja.
2. Persyaratan Kepadatan untuk Urugan Tanah
a.

Lapis yang lebih dalam dari 30 cm dibawah elevasi tanahdasar harus


dipadatkan sampai 95% dari kepadatan keringmaksimum yang ditetapkan
sesuai AASHTO T 99. Untuktanah yang mengandung lebih dari 10%
bahan yangtertahan pada saringan inchi, kepadatan keringmaksimum
yang diperoleh harus diadakan penyesuaianuntuk bahan yang terlalu besar
tersebut sebagaimana yangdiperintahkan oleh Direksi Teknik.

b.

Lapis pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanahdasar harus


dipadatkan sampai 100% dari kepadatan keringmaksimum yang ditetapkan
sesuai dengan AASHTO T 99.

c.

Pengujian kepadatan harus dilakukan pada masing-masinglapis dari


urugan yang dipadatkan sesuai dengan AASHTO T191 dan jika hasil dari
suatu pengujian menunjukkankepadatan kurang dari yang disyaratkan
maka

Kontraktorharus

memperbaiki.

Pengujian

dilakukan

sampai

kedalamandari lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi


Teknik, tetapi harus tidak berselang lebih dari 200m. Untukurugan kembali
disekitar struktur, atau pada galian goronggorong,paling sedikit harus
dilaksanakan satu pengujianuntuk satu lapis urugan yang dipasang. Dalam
timbunan,paling sedikit satu pengujian harus dilakukan dalam setiap1000
meter kubik urugan yang dipasang.
3 Percobaan Pemadatan
Kontraktor harus bertanggung jawab pada pemilihan peralatan danmetoda
untuk mencapai tingkat kepadatan yang ditentukan. Dalamhal bahwa
Kontraktor tidak sanggup mencapai kepadatan yangdisyaratkan, prosedur
pemadatan berikut ini dapat diikuti.
Percobaan lapangan harus dilakukan dengan jumlah lintasanperalatan
pemadat dan kadar air diubah-ubah sehingga kepadatanyang disyaratkan
tercapai sehingga memuaskan Direksi Teknik. Hasildari percobaan lapangan
ini selanjutnya harus digunakan untukmenetapkan jumlah lintasan, tipe dari
peralatan pemadat dan kadarair dari pemadatan tersebut.

5.3. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


5.3.1. Galian
a) Galian pada pekerjaan pemasangan pipa
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan galian dan timbunanpada
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

V -16
jaringan perpipaan untukpekerjaan ini.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
tenagakerja,

peralatan

dan

material

yang

dibutuhkan

untuk

menyelesaikanpekerjaan galian dan timbunan termasuk penahan tanah,


dewatering

danpekerjaan

menyelesaikannya.Sedangkan

lainnya
untuk

yang
Pekerjaan

dibutuhkan

untuk

Pemotongan

Aspal

maupun PekerjaanPembongkaran baik terhadap aspal, beton, pasangan


batu, dan pavingdibayar sesuai dengan satuan mata pembayaran seperti
tercantum dalamdaftar kuantitas dan harga.
b) Galian pada pekerjaan IPAL
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan galian pada IPAL dibuat
dalam hargasatuan m3sesuai dengan satuan mata pembayaran seperti
tercantum dalamdaftar kuantitas dan harga.

5.3.2. Urugan
Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan urugan dibuat dalam
hargasatuan m3sesuai dengan satuan mata pembayaran seperti tercantum
dalamdaftar kuantitas dan harga.
.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH

VI -1
BAB VI
PEKERJAAN PERPIPAAN

6.1.

UMUM
Pekerjaan ini mencakup penyediaan material pipa dan manhole,penggalian,
pengangkutan

hasil

galian,

penahan

tanah,

dewatering,pemasangan

pipa,

sambungan, urugan kembali, serta perbaikan kembaliperkerasan jalan.


Kontraktor harus menyediakan, mengirim dan memasang semuamanhole, pipa
PVC dan pipa precast bersamaan dengan fitting, alatpenyambung dan kelengkapan
lainnya sesuai kontrak.

6.2.

MANHOLE

6.2.1. Beton Pra Cetak Shafts dan Aksesories


Shaft manhole menggunakan beton pra cetak (precast) dengan kuattekan minimal
K= 350 kg/cm2 dan merupakan manhole/shaft ring yangmemang diproduksi untuk
air limbah, harus mengacu pada standarAustralia AS 4196, JIS AS 5317, atau yang
setara.
Sambungan antara manhole/shaft ring harus menggunakan joint tiperubber wedge
atau mastic.
Semen yang digunakan untuk memproduksi komponen manhole danpipa precast
adalah sulfate resisting cement type V sesuai SII-0013-84Manhole/Shaft ring harus
diproduksi dalam beberapa modul dengantinggi yaitu 300 mm, 600 mm, 900 mm,
1200 mm atau tinggi modul yangsetara. Seluruh komponen harus diselesaikan
dengan penangananaksesories untuk pengangkatan dan pemasangan manhole
yang dalam.
Tangga besi galvaniz steel harus diisikan pada setiap manhole/shaft ringdengan
jarak vertikal antar anak tangga adalah 300 mm dari pusat kepusat diantara setiap
anak tangga besi, dan telah dipasang bersama- samaring.
Converter dan make-up ring juga merupakan beton precast denganspesifikasi yang
sama. Converter ring dapat juga tipe flat back tapersesuai jenis slab penutup.
Seluruh komponen precast yang digunakanadalah kelas heavy duty.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -2
6.2.2. Cover dan Frame
Cover dan Frame yang digunakan di jalan adalah beton bertulangprecast, dengan
tulangan besi yang digunakan adalah kelas heavydutylist cast iron yang dapat
menahan beban dengan kekuatan 20 ton.
Cover dan Frame beton precast harus diproduksi sesuai dengan AS4198-1994.
Besi tulangan untuk cover dan frame ini harus sesuaidengan persyaratan dalam
spesifikasi.
Kontraktor harus meminta persetujuan dari Direksi Teknik tentangjenis dan kualitas
Cover dan Frame yang akan digunakan untukpemesanan komponen tersebut.
6.2.3. Beton cor
Beton cor untuk base manhole adalah beton kelas K225 dan K175,dengan
menggunakan semen tipe V. Beton cor yang digunakanharus memenuhi
persyaratan dalam Bab Pekerjaan Beton.

6.3.

PIPA PVC

6.3.1. Persyaratan Material


Pipa PVC (Polyvinil Cloride) digunakan untuk pipa sekunder, tersier,pipa lateral dan
pipa buangan di instalasi pengolahan limbah tinja.
Pipa PVC dan Fittings haruslah pipa khusus untuk Air Limbah yangpadat dan harus
sesuai dengan standard JIS K6741 kelas VU kecualikalau ditentukan lain oleh
Direksi. Semua pipa harus didesain untukminimum pressure working 5 kg/cm2.
Diameter nominal dan tebal dari pipa PVC kelas VU.
Semua fitting harus dari tipe socket untuk sambungan karet atau dilemsesuai JIS K
6739 1977.
Diameter nominal dan tebal dari pipa PVC kelas VU.
Diameter nominal
(mm)

Tebal Minimum
(mm)

150

5.1

200

6.5

250

7.8

300

9.2

Semua fitting harus dari tipe socket untuk sambungan karet atau dilemsesuai JIS K

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -3
6739 1977.
Sambungan pipa PVC untuk pipa sekunder dan tersier adalahsambungan karet
(rubber ring) dan untuk pipa lateral menggunakansambungan karet atau solvent
cement, seperti yang ditunjukan padagambar. Semua sambungan harus didesain
mempunyai karateristikyang sama dan kekuatannya sebagai penyambung pipa.
6.3.2. Pengadaan Pipa
Kontraktor harus mengadakan pipa dari pabrik pipa PVC sesuaidengan tipe/jenis
material yang telah diajukan oleh kontraktor padasaat penawaran pengadaan jasa
(tender). Material yang dipesanadalah dari sumber yang sama dengan Power of
Attorney, SuratJaminan Pabrik, Brosur asli dan Identitas barang yang telah
diajukankontraktor

pada

saat

tender.

Sebelum

material

tersebut

dibeli

makakontraktor harus meminta persetujuan Direksi.

6.4.

INSPECTION CHAMBER DAN HOUSE INLET


Pekerjaan ini termasuk penyediaan material pipa PVC, penggalian,pengangkutan
hasil galian, penahan tanah, dewatering, pemasanganpipa, sambungan, urugan
kembali, pembuatan box dan penutup HIserta perbaikan kembali perkerasan jalan.
Posisi Inspection Chamber dan House Inlet harus mendapatpersetujuan dari
Direksi Teknik dan khusus untuk House Inletpenempatannya harus sedekat
mungkin dengan pagar rumah ataubatas kepemilikan tanah/bangunan.

6.4.1.1.

Dinding
Dinding Inspection Chamber dan House Inlet dibuat menurutdimensi sesuai
dengan gambar. Inspection Chamber dan House Inletterbuat dari beton
bertulang pra cetak K-350, dengan penutup daribeton precast. Material dan
persyaratan beton bertulang maupunpipa untuk konstruksi Inspection Chamber
dan House Inlet harusmemenuhi spesifikasi dan persyaratan pada Bab
Pekerjaan Beton

6.4.1.2.

Cover Box
Cover Box yang digunakan untuk penutup Inspection Chamber danHouse Inlet
adalah beton bertulang. Ukuran cover box adalah sesuaidengan gambar, dan
terdapat dua jenis cover box yaitu untuk coveryang akan dibebani dan yang
tidak dibebani. Tiap-tiap jenis coverbox menggunakan baja tulangan dengan
diameter dan jumlah yangberbeda, yang secara jelas dapat dilihat pada
gambar.
Cover box juga dilengkapi dengan handle untuk mengangkatnyasaat dibuka
atau ditutup, dimana ukuran dan posisi handle sesuaidengan type Inspection

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -4
Chamber, House Inlet maupun InterceptorInlet.
Beton bertulang, beton cor dan lean concrete yang digunakan harusmemenuhi
spesifikasi dan persyaratan dalam Bab Pekerjaan Beton.

6.5.

TEKNIS PELAKSANAAN PERPIPAAN


Kontraktor harus menempatkan Pengawas Lapangan yang ahli danmemiliki
pengalaman luas dalam peletakan, penyambungan danpemotongan, perawatan
pipa, pengujian lapangan dari semua pipa yangdipasok perusahaan pipa dan
Kontraktor harus dapat mengambil alihkeahlian dari pengawas tersebut.Cara
pemasangan pipa pada elevasi dan arah harus dilakukan sesuaiprosedur yang
diajukan Kontraktor dan disetujui Pengawas.

6.5.1. Peletakan Pipa


Spesifikasi peletakan akan digunakan secara ketat dan Kontraktormemberikan
perhatian utama pada persyaratan pondasi dan pengujianpipa. Peletakan harus
dilakukan sesuai standard prosedur pemasanganyang disarankan perusahaan pipa
atau pengarahan Pengawas. Tidak adapipa ditimbun sampai ada perintah tertulis
Pengawas dan yangmengatakan fakta yang memuaskan atas pondasi dan
pengujian pipa.Untuk perletakan pipa dalam lubang galian toleransi dalam arah
danelevasi sekurangnya harus 6 mm pada elevasi dan 25 mm dalam arahantara
manhole. Sesudah penyambungan, bagian dari pipa harusdiadakan pengujian
permulaan.
6.5.2. Pondasi Pipa (bedding)
Dalam pemasangan pipa harus ditentukan pondasinya. Bentuk sertadimensinya
seperti yang ditunjukan dalam gambar. Kecuali ditentukanlain pondasi pipa
menggunakan pasir yang ditempatkan sebagai lantaikerja diatas dasar galian
pipa.Pasir

dengan

gradasi

khusus

ditebarkan

selebar

galian

pada

lapis

yangseragam tidak melebihi ketebalan 150 mm dan dipadatkan denganpemadat


tangan (hand tamping) dibawah dan diatas pipa bahkan dikedua sisi dari pipa
dengan menggunakan peralatan yang sesuai dandipadatkan lapis demi lapis.
Penyokong lubang galian sebagian secarabersamaan dibongkar sedalam tebal
timbunan sebelum pemadatanbahan pondasi.
Mechanical hammer tidak boleh digunakan tanpa persetujuan tertulis dariPengawas
sampai kedalaman penutup pipa 300 mm diatas pipa.

6.5.3. Material Pasir untuk Pondasi Pipa


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -5
Pasir

untuk

pondasi

pipa

harus

bersih,

keras,

kuat

yang

diperoleh

denganpemecahan padas atau batu, atau pengayakan dan pencucian dari


kerikilatau

pasir

sungai.

Pasir

harus

bebas

dari

material

organis

dan

harusmemenuhi persyaratan gradasi seperti yang tercantum dalam tabel ini.

Persyaratan Gradasi Pasir

6.5.4. Urugan Khusus Pada Pondasi Pasir


Pipa dengan pondasi pasir harus dilindungi dengan urugan khusus.Urugan khusus
dengan menggunakan bahan limestoneyang ditempatkan dan dipadatkan sampai
penuh lebar galian sesuai dengan gambar,tiap lapisantidak melebihi 150 mm
sebelum dipadatkan, dan penyokong lubanggalian segera dibongkar. Timbunan ini
ketebalan minimum 300 mmdiatas puncak pipa.
6.5.5. Pembersihan Dan Pemeriksaan Pipa
Selama dan sesudah pelaksanaan, Kontraktor harus mengambilpengukuran yang
cocok, termasuk penyediaan penyumbatan untukmencegah bahan-bahan yang
mengganggu masuk kedalam pipa.
Sesudah penimbunan lubang galian pipa dan manhole telah selesai,bagian dalam
dari pipa harus bersih dari lumpur dan kotoran-kotoran,untuk pemeriksaan
Pengawas.
Penyumbat pipa harus bebas melewati pipa, yang menunjukkan pipabebas dari
halangan-halangan. Alat penyumbat ini bentuknya bulat, 25mm lebih kecil dari
diameter dalam pipa.

6.6.

PENGUJIAN DARI JARINGAN PIPA


Pengujian jaringan pipa pada semua keadaan dilakukan dengankehadiran Direksi
Teknik. Kontraktor harus menyediakan peralatantesting untuk keefektifan pengujian
jaringan pipa pada tekanan-tekanankhusus. Apabila pengujian hasilnya tidak

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -6
memuaskan, Kontraktor denganbiaya sendiri mengganti pipa yang tidak sempurna,
memperbaikisambungan

yang

bocor,

atau

pelaksanaan

pekerjaan

yang

tidaksempurna, dan membersihkan, kemudian diperiksa dan diadakanpengujian


ulang.
6.6.1. Pengujian Lapangan
Pengujian lapangan yang dilakukan untuk jaringan pipa yang tidakbertekanan,
dilakukan dengan tes aliran dan pemeriksaan secara visualyang memuaskan untuk
pipa dan sambungan.
6.6.2. Penggudangan dan Penyimpanan
Perawatan

dilakukan

untuk

mencegah

perubahan-perubahan

pipaselama

penggudangan. Pipa diameter 300 mm dan lebih kecilditumpuk pada rak yang
cocok. Tidak lebih dari 2 lapis dan padalapis pertama diberi dudukan kayu pada
setiap 1 m dengan lebaryang cukup untuk mencegah penyok dinding pipa,
penumpukanpipa-pipa

besar

harus

sesuai

dari

intruksi

perusahaan.

Untukpengangkutan perawatan seperti diatas harus dilaksanakan.


Pipa yang berubah bentuk dan melengkung (membengkok) tidak dipakai.Hanya
pemakaian sling yang disetujui untuk pengangkatan pipa.Pemakaian hooks, chains,
wire rope sling tidak diijinkan kecuali untukbeton dan pipa tanah liat.
Pembengkokan dengan menggelindingkan pipa diatas papan kebawahtidak
diijinkan. Pipa yang dilempar dari kendaraan atau kedalam lubanggalian akan
ditolak.

6.7.

PEMOTONGAN PIPA
Pemotongan

pipa

dilakukan

sesuai

spesifikasi

perusahaan

pipa

denganmemakai alat-alat khusus yang disediakan perusahaan pipa. Semua


akhirpemotongan pipa dibuat baik sesuai instruksi perusahaan pipa. Apabilalubang
dibuat pada pipa, pembuatan lubang harus baik dan dapatditerima Pengawas.

6.8.

PIPA AIR LIMBAH YANG SUDAH ADA


Jika terdapat gang dengan lebar 2m atau kurang, penyambung ke system
jaringan air limbah yang baru dilakukan melalui inspection chamber. Apabila
jaringan air limbah yang adaakan menimbulkan permasalahan terhadap jaringan
yang baru, jaringan eksistingyang ada harus dipindahkan.

6.9.

PENYAMBUNGAN DIMASA YANG AKAN DATANG

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -7
Kalau ditunjukkan dalam gambar atau diperintahkan oleh Pengawas,potongan pipa
akan dibuat didalam manhole untuk penyambunganuntuk yang akan datang. Pipa
yang menonjol dari manhole harusdisumbat dengan tepi penutup atau potongan
pipa panjang 300 mm diisibeton dan disambungkan ke pipa.

6.10.

BENGKOKAN
Semua pipa harus diletakkan lurus diantara manhole dan semuaperubahan arah
ada pada manhole. Hanya dengan pengecualian dandisetujui oleh Pengawas dapat
dipakai bengkokan. Semua bengkokandari perusahaan pipa harus diselimuti beton
dengan fibre boad padasetiap socket untuk mengawetkan flexibility.

6.11. PENYEBERANGAN PIPA DIBAWAH SUNGAI ATAU ALIRAN


Sebelum penggalian pada sungai atau aliran, Kontraktor harus membuatperawatan
aliran air sungai dan aliran lainnya dengan membuat pipapembuangan sementara
atau cover dam dari karung-karung pasir yangdibelakangnya ditutupi tanah liat.
Kontraktor menyediakan pompa untukpengeringan tempat kerja.

6.12. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a. Pengadaan Pipa
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan Meterpanjang (M)
dari pipa untuk masing-masing diameter dan jenis pipasebagaimana tertuang pada
daftar kuantitas dan harga.
b. Pemasangan Pipa
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan Meterpanjang (M)
dari pipa yang dipasang, dan disetujui oleh direksi Tekniksesuai dengan harga
satuan untuk setiap ukuran diameter pipa, bahanpipa, kedalaman dan tipe
pengembalian kondisisetelah dilakukan pengetesan aliran seperti yangtercantum
dalam Daftar Kuantitas.
Perpipaan harus diukur sepanjang pusat pipa diantara pusat ke pusatmanhole dan
Inspection chamber atau di samping permukaan jalanatau struktur yang lainnya.
Dalamnya tanah penutup harus diukur sebagai rata-rata dalam daridasar tanah
hingga batas atas pipa, dalam meter, diantara duamanhole, inspection chamber
atau pada struktur lainnya.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alatberat, tenaga
kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan
perpipaan termasuk galian, penahan tanah,pemasangan pipa, dewatering,
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -8
sambungan, urugan dan pemadatanlapisan pondasi jalan dan semua pekerjaan
penting lainnya yangdibutuhkan untuk menyelesaikan pemasangan jaringan pipa.
c. Manhole
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan buah(bh) manhole
yang diselesaikan dan disetujui oleh direksi Teknik,sesuai dengan harga satuan
untuk setiap jenis manhole, diameter pipadan dalamnya seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas.
Dalamnya tanah penutup harus diukur dari dasar tanah hingga batasatas pipa,
dalam meter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alat berat,
tenaga kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan
pekerjaan manhole termasuk galian, penahan tanah,dewatering, lean concrete,
beton bertulang, beton precast, pekerjaanbesi, cover dan frame, urugan dan
pemadatan lapisan pondasi jalandan semua pekerjaan penting lainnya yang
dibutuhkan untukmenyelesaikannya.
d. Pemasangan Pipa Lateral dan House Inlet
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unityang terdiri dari
pemasangan satu range panjang pipa lateral dansatu buah house inlet yang telah
terpasang, dan disetujui oleh DireksiTeknik, sesuai dengan harga satuan seperti
yang tercantum dalamDaftar Kuantitas.
Jarak pipa adalah merupakan jarak mendatar dalam meter, dari pusatpipa air
limbah induk atau sekunder/tersier sampai ke dinding dalamhouse inlet yang
terpasang.
Dalamnya tanah penutup harus diukur sebagai rata-rata dalam daridasar tanah
hingga batas atas pipa induk atau sekunder/tersier dalammeter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alatberat, tenaga
kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa lateral dan house inlettermasuk penggalian, penahan tanah,
dewatering, pemasangan pipa,sambungan, lean concrete, beton bertulang,
pasangan batu bata, boxcover , urugan dan pemadatan lapisan pondasi jalan dan
semuapekerjaan penting lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
e. Pemasangan pipa Lateral dan Inlet Interceptor
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unityang terdiri dari
pemasangan satu range panjang pipa lateral dansatu buah Inlet Interceptor yang
telah terpasang, dan disetujui olehDireksi Teknik sesuai dengan harga satuan
seperti yang tercantumdalam Daftar Kuantitas.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

VI -9
Jarak pipa adalah merupakan jarak mendatar dalam meter, dari pusatpipa air
limbah induk atau sekunder/tersier ke batas Inlet interceptoryang terpasang.
Dalamnya tanah penutup harus diukur sebagai rata-rata dalam daridasar tanah
hingga batas atas pipa induk atau sekunder/tersier dalammeter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alatberat, tenaga
kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa lateral dan house inlettermasuk penggalian, penahan tanah,
dewatering, pemasangan pipa,sambungan, lean concrete, beton bertulang,
pasangan batu bata, boxcover, urugan dan pemadatan lapisan pondasi jalan dan
semuapekerjaan penting lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
f.

Pemasangan pipa Lateral dan Inspection Chamber


Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unityang terdiri dari
pemasangan satu range panjang pipa lateral dan satubuah Inspection Chamber
yang telah terpasang, dan disetujui olehDireksi Teknik sesuai dengan harga satuan
seperti yang tercantumdalam Daftar Kuantitas.
Jarak pipa adalah merupakan jarak mendatar dalam meter, dari pusatpipa air
limbah induk atau sekunder/tersier ke dinding dalamInspection Chamber, yang
umumnya dipasang di depan jalan yangsempit (gang).
Dalamnya tanah penutup harus diukur sebagai rata-rata dalam daridasar tanah
hingga batas atas pipa induk atau sekunder/tersier dalammeter.
Pembayaran adalah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh alatberat, tenaga
kerja, peralatan dan material yang dibutuhkan untukmenyelesaikan pekerjaan
pemasangan pipa lateral dan inspectionchamber termasuk penggalian, penahan
tanah,

dewatering,pemasangan

pipa,

sambungan,

lean

concrete,

beton

bertulang,pasangan batu bata, box cover, urugan dan pemadatan lapisanpondasi


jalan

dan

semua

pekerjaan

menyelesaikannya.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

penting

lainnya

yang

dibutuhkanuntuk

VII -1

BAB VII
PEKERJAAN BETON

7.1 Beton Cor


7.1.1. Umum
(1) Uraian
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan seluruh
struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan
persyaratan dan sesuai dengan garis, elevasi, ketinggian, dan dimensi yang
ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh Direksi Teknik.
b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan ditempatkan, termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang harus
dibongkar, pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar dasar pondasi tetap kering, dan urugan kembali
disekeliling struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.
c. Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah seperti yang diminta dalam Gambar atau
Pasal lain yang berhubungan dengan persyaratan ini atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Teknik. Seluruh beton haruslah kelas A, B atau C dan
harus digunakan sebagai berikut: untuk memproduksi komponen manhole dan
pipa precast adalah sulfate resisting cement type V sesuai SII-0013-84
Manhole/Shaft ring harus diproduksi dalam beberapa modul dengan tinggi yaitu
300 mm, 600 mm, 900 mm, 1200 mm atau tinggi modul yang setara. Seluruh
komponen

harus

diselesaikan

dengan

penanganan

pengangkatan dan pemasangan manhole yang dalam.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

aksesories

untuk

VII -2

Penggunaan

Tipe

Nilai Kuat

Kebutuhan

Ukuran

Beton

Campuran

Tekan umur

Minimum

Maksimum

Beton

28 hari ( 28)

Semen per m

Agregat (mm)

(kg/cm)

beton (kg/m)

225

300

25

175

270

25

125

200

20

Beton
bertulang,
Precast
Beton tidak
bertulang
Lean Concrete

d. Syarat dari PBI No. 2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan syarat dari Spesifikasi ini harus dipakai.
(2) Pengeluaran untuk Detail Konstruksi
Detail konstruksi untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan pada waktu
lelang akan diserahkan oleh Direksi Teknik setelah selesainya peninjauan
kembali rancangan awal.
(3) Jaminan Mutu
Mutu dari material yang dikirim dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja
serta hasil akhir harus dimonitor dan dikendalikan seperti yang disyaratkan
dalam Standar Rujukan dibawah ini.
(4) Toleransi
a. Toleransi dimensi:

Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m......................... 5 mm

Panjang keseluruhan lebih dari 6 m....................................15 mm

Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau


antara tembok kepala ........................................................10 mm

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -3
b. Toleransi bentuk:

Siku (selisih dalam panjang diagonal) ............................................10 mm

Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis


yang dimaksud) untuk panjang s/d 3m ......... ..................................12 mm

Kelurusan atau lengkungan untuk

panjang 3m to 6m ............................................................................ 15 mm

Kelurusan atau lengkungan untuk panjang >6m.............................. 20 mm

c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):

Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ................. 10 mm

Kedudukan permukaan horizontal dari rencana................................10 mm

Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ........... .. 20 mm

d. Toleransi kedudukan tegak:

Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ................................... 10 mm

e. Toleransi ketinggian (elevasi)

Puncak beton penutup dibawah pondasi ......................................... 10 mm

Puncak beton penutup dibawah pelat injak ...................................... 10 mm

Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang ..... 10 mm

f. Toleransi kedudukan mendatar dalam 4 m panjang 10 mm


g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan:

Selimut beton sampai 3 cm ............................................................. 5 mm

Selimut beton 3 cm 5 cm ............................................................. 10 mm

Selimut beton 5 cm 10 cm..................... ....................................... 10 mm

(5) Standar Rujukan


AASHTO M 153-70

Karet

spons

yang

dibentuk

dan

pengisi

sambungan dari gabus untuk lapisan beton dan


konstruksi struktur.
AASHTO M 173-60

Pengedap sambungan beton, tipe elastis yang


dituang panas.

AASHTO M 213-74

Pengisi

sambungan

yang

dibentuk

untuk

lapisan beton dan konstruksi struktur.


AASHTO T 22-74

Compressive Strength of Cylindrical Concrete


Specimens.

AASHTO T 11-78

Jumlah material yang lebih halus dari ayakan


0.075 mm dalam agregat.

AASHTO T 21-78
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

Ketidak murnian organis dalam pasir untuk

VII -4
beton.
AASHTO T 22-74

Kuat tekan dari contoh beton silindris.

AASHTO T 23-76

Pembuatan
pengujian

dan
kuat

perawatan
tekan

contoh

untuk

kuat

lentur

dan

dilapangan.
AASHTO T 26-72

Mutu air yang akan digunakan dalam beton.

AASHTO T 96-77

Abrasi dari agregat kasar dengan menggunakan mesin Los Angeles.

AASHTO T 104-77

Penentuan

mutu

agregat

dengan

meng-

gunakan sodium sulfat.


AASHTO T 112-78

Gumpalan lempung dan partikel yang dapat


pecah dalam agregat.

AASHTO T 126-76

Pembuatan

dan

perawatan

contoh

untuk

pengujian beton di laboratorium.


AASHTO T 141-74

Pengambilan contoh beton segar.

(6) Pelaporan
a. Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh material yang hendak
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat material
yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mengirimkan rancangan campurannya untuk masingmasing tipe beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum awal
pekerjaan pengecoran beton.
c. Kontraktor harus mengirim secara tertulis hasil dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan segera setelah siap atau bila
diminta oleh Direksi Teknik.

Dalam hal pengujian kuat tekan, setiap

pengujian minimal 3 benda uji, hal ini akan meliputi pengiriman hasil
pengujian kuat tekan umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari yang masing-masing
3 hari, 7 hari dan 28 hari setelah pencampuran.
d. Kontraktor harus mengirim gambar terperinci dari seluruh perancah yang
akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan Direksi Teknik
sebelum memulai setiap pekerjaan perancah.
e. Kontraktor harus memberitahu Direksi Teknik secara tertulis paling sedikit
24 jam sebelum bermaksud memulai melakukan pencampuran atau
pengecoran beton,

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -5
(7) Penyimpanan dan Perlindungan Material
Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang
tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkkan
yang ditutup dengan lembar polyethylene (plastik).

Sepanjang waktu,

tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lapis selubung plastik.


(8) Kondisi Tempat Kerja
Kontraktor harus menjaga temperatur dari seluruh material, khususnya
agregat kasar, pada tingkat yang serendah mungkin dan harus menjaga
temperatur dari beton dibawah 30C sepanjang waktu pengecoran.
Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bila:
a. Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m/jam.
b. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%.
c. Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Direksi Teknik, selama
perioda hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
(9) Perbaikan dari Pekerjaan Beton yang tak Memuaskan
a. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi
yang disyaratkan atau yang tidak memiliki hasil akhir permukaan yang
memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran
yang dipersyaratkan , harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan
oleh Direksi Teknik dan dapat meliputi:
(i) Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
(ii) Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil
pengujian ternyata gagal;
(iii) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian
bagian pekerjaan yang dipandang tidak memuaskan.
b. Dalam hal adanya perselisihan dalam kwalitas pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Teknik dapat
meminta

Kontraktor

melakukan

pengujian

tambahan

yang

diperlukannya untuk menjamin penilaian yang wajar pada mata


pekerjaan yang telah dilaksanakan. Pengujian tambahan tersebut
haruslah atas biaya Kontraktor.
c. Perbaikan dari pekerjaan beton yang retak atau bergeser, Kontraktor
harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan dari semua
pekerjaan yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya
sendiri untuk menukar/mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak
baik yang menurut pendapat Direksi Teknik, disebabkan karena
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -6
kelalaian Kontraktor.

Akan tetapi, Kontraktor tidak akan diminta

pertanggung jawabannya terhadap kerusakan yang timbul dari alam


seperti angin topan atau dari pergeseran lapisan tanah yang tidak
dapat dihindari di tempat Pekerjaan, asalkan pekerjaan yang rusak
tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis sebagai
memuaskan dan selesai oleh Direksi Teknik.
7.1.2 Material
(1) Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton selain manhole dan
komponen manhole adalah semen portland pozzoland (PPC) yang
memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI). Terkecuali diijinkan lain oleh
Direksi Teknik, campuran yang mengandung gelembung udara tidak boleh
digunakan.
b. Terkecuali diijinkan oleh Direksi Teknik, hanya satu produk merk yang dapat
digunakan di dalam proyek.
(2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
(3) Agregat A.
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras,
kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari
pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
b. Agregate harus bebas dari material organis seperti yang ditunjukkan oleh
Pengujian AASHTO T 21 dan harus memenuhi sifat lainnya yang diberikan
dalam Tabel (b) bila diambil contohnya dan diuji sesuai dengan prosedur
AASHTO yang berhubungan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -7
Tabel (b)
Sifat

AASHTO Test

Kehilangan akibat abrasi


pada 500 putaran dengan
Mesin Los Angles.
Kehilangan akibat penentuan
mutu dengan sodium sulfat
setelah 5 siklus.
Persentase dari gumpalan
lempung dan partikel yang
dapat pecah.
Material yang lolos saringan #
200

Test Batas Maksimum Yang


Diijinkan
Agregat Halus

Agregat Kasar

T 96

40%

T 104

10%

12%

T 112

5%

2%

T 11

3%

1%

c. Agregate kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar


tidak lebih dari dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara
tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya. d. Gradasi
agregat kasar dan halus maupun gradasi campuran agregat kasar dan
halus harus memenuhi syarat-syarat campuran. tetapi material yang tidak
memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor
dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton tersebut memenuhi
sifat campuran yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan
(4) Pengisi Sambungan
a. Pengisi yang dituang untuk sambungan harus memenuhi persyaratan dari
AASHTO M 173.
b. Pengisi yang dibentuk sebelumnya untuk sambungan harus memenuhi
persyaratan dari AASHTO M 153 atau AASHTO M 213.
7.1.3 Pencampuran dan Penakaran
(1) Rancangan Campuran
Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan
metoda yang disyaratkan dalam PBI no. 2 th 1971 dan sesuai dengan batasan
yang diberikan dalam Tabel (c).
Tabel (c) Batasan Proporsi Takaran Campuran
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -8
Kelas Beton

Kadar Semen (kg/m dari


campuran)

Perbandingan
Maksimum dari
Air Semen / fas
(liter/kg)

0.5
0.6
0.6

A
B
C

Minimum

Maksimum

300
270
200

400
350
250

(2) Campuran Percobaan


Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta material yang diusulkan
dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh
Direksi Teknik, yang menggunakan peralatan dan perlengkapan tipe yang sama
seperti yang akan digunakan untuk perkerjaan.
Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi seluruh sifat
campuran yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan.
(3) Persyaratan Sifat Campuran
a. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat
tekan dan slump yang dibutuhkan seperti yang dipersyaratkan dalam
Tabel (d), atau yang disetujui oleh Direksi Teknik, bila pengambilan contoh,
perawatan dan pengujian sesuai dengan AASHTO T 141, T 23, T 126 dan T
22.
Tabel (d) Syarat-syarat Sifat Campuran
Kelas
Beton

Kuat Tekan Karakteristik Minimum (kg/cm)


Contoh Kubus 15 cm

Contoh Silinder 15cm x 30 cm

Slump
(mm)

7 hari

28 hari

7 hari

28 hari

145

225

115

185

75-100

95

175

75

115

60-100

b. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump umumnya tidak boleh


ditempatkan pada perkerjaan, terkecuali bila Direksi Teknik dalam beberapa
hal menyetujui penggunaanya secara terbatas dari sedikit jumlah beton
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -9
tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah dikerjakan
serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat
dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan udara atau
buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran acuan
menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
c. Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton dibawah nilai yang
disyaratkan dalam Tabel (d) Kontraktor dipastikan tidak diperbolehkan
mencor beton lebih lanjut dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang
akan menjamin produksi beton memenuhi persyaratan secara memuaskan.
Beton yang tidak memenuhi kuat tekan pada umur 28 hari yang disyaratkan
harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 7 .1.1(9) diatas.
d. Direksi Teknik dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau memerintahkan
Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu
campuran atas dasar hasil uji kuat tekan 3 hari. Dalam keadaan demikian,
Kontraktor

harus

segera

menghentikan

pengecoran

beton

yang

dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian 7 hari


diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Direksi Teknik akan menelaah kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari, dan
dapat segera memerintahkan penerapan dari tindakan perbaikan apapun
yang dipandang perlu.
e. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja.
(4) Penyesuaian Campuran
a. Penyesuaian sifat mudah dikerjakan
Bila dijumpai tak mungkin memperoleh beton dengan sifat mudah
dikerjakan dan dicor pada proporsi yang semula direncanakan oleh Direksi
Teknik, maka akan dibuat perubahan-perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asal dalam hal apapun kadar semen yang semula
direncanakan tidak diubah, juga tidak menambah besarnya faktor air semen
yang telah ditetapkan berdasarkan pengujian kuat tekan yang telah
menghasilkan kuat tekan yang memadai.
kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambahkan air atau
oleh

cara

lain

tidak

akan

diperkenankan.

Zat

tambahan

untuk

meningkatkan sifat mudah dikerjakan hanya diijinkan bila secara khusus


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -10
telah disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Penyesuaian Kekuatan
Bila beton tidak mencapai kekuatan yang dipersyaratkan atau disetujui,
kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
c. Penyesuaian untuk Material Baru
Tidak boleh ada perubahan dalam sumber atau sifat dari material yang
disyaratkan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik dan tidak
boleh ada material baru yang boleh digunakan sampai Direksi Teknik
menerima material tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru
yang didasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru yang
dilakukan oleh Kontraktor.
(5) Penakaran Agregat
a. Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya.

Bila digunakan semen

kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas


semen yang digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari
jumlah kantung semen.

Agregat harus diukur secara terpisah beratnya.

Ukuran masing- masing takaran tidak boleh melebihi kapasitas terpasang


dari pengaduk.
b. Sebelum penakaran, agregat harus dibuat jenuh air dan dipertahankan dalam
kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan secara berkala menyiram timbunan agregat dengan air.
Pada saat- saat penakaran, penyiraman terakhir dari agregat haruslah
paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang
memadai dari timbunan agregat.
(6) Pencampuran
a. Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal
dari tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang
merata dari material.
b. Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan
peralatan untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
secara teliti dalam masing-masing penakaran.
c. Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah

ditakar,

dan

selanjutnya

pencampuran

dimulai

sebelum

air

ditambahkan.
d. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -11
campuran material kering.

Seluruh air pencampur harus dimasukkan

sebelum perempat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran


untuk mesin dengan kapasitas m atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk
mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
tambahan 0,5 m dalam ukuran.
e. Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Teknik
dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran dengan
tenaga manusia harus dibatasi pada beton non-struktural.
7.1.4 Pengecoran
(1) Penyiapan Tempat Kerja
a. Kontraktor harus membongkar struktur yang ada yang akan diganti dengan
Pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru.
b. Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk
Pekerjaan Beton hingga garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti
yang ditetapkan oleh Direksi Teknik sesuai dengan syarat-syarat yang
disebutkan pada Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru
tempat yang cukup di sekeliling dari pekerjaan beton tersebut untuk
menjamin dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan.

Jalan kerja yang

kokoh juga harus disediakan jika perlu untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
c. Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh dicor diatas tanah yang
berlumpur atau bersampah atau dalam air.
d. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau saluran) harus
sudah ditempatkan dan diikat kuat sehingga tidak bergeser sewaktu
pengecoran.
e. Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Teknik, material landasan
untuk pekerjaan beton harus dihampar.
f.

Direksi Teknik akan memeriksa seluruh galian dan pondasi yang disimpan
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau beton dan
dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan pengujian pemantekan
dalam, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -12
cukupnya daya dukung dari tanah dibawah pondasi. Dalam hal dijumpai
kondisi tidak memuaskan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk mengubah
dimensi atau kedalaman dari pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi
lainnya sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
(2) Cetakan
a. Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Direksi Teknik, harus dibentuk
dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong dengan tangan
sesuai ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas harus dibuang
sebelum pengecoran beton.
b. Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pamadatan dan perawatan.
c. Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal
yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak.
Cetakan harus menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
d. Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa
merusak beton.
(3) Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Teknik secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan
pengecoran beton bila operasi telah ditunda untuk lebih dari 24 jam.
Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan,
kelas dari beton, kuantitas dari beton dan tanggal serta waktu pencampuran
beton.
tersebut

Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan


dan

akan

memeriksa

cetakan

dan

tulangan

dan

dapat

mengeluarkan atau tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis untuk


pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boleh
melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Teknik untuk memulai.
b. Tidak bertentangan dengan pengeluaran suatu persetujuan untuk memulai,
tidak ada beton yang boleh dicor bila Direksi Teknik atau wakilnya tidak
hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara
keseluruhan.
c. Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -13
disebelah dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan
membekas.
d. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhirnya
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu
secepatnya sesuai petunjuk Direksi Teknik atas dasar pengamatan sifatsifat mengerasnya semen yang digunakan.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan
sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f.

Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi


(pemisahan) partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor
dalam cetakan sedekat mungkin ke tempat akhirnya untuk mencegah
pengaliran dan harus tidak boleh mengalir lebih dari satu meter dari tempat
awal pengecoran.

g. Bila dicor kedalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan
yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih dari
15 cm tebalnya.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian lebih dari
150 cm.
i.

Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga


beton yang telah berada ditempat masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan beton segar.

j.

Air tidak diperbolehkan dialirkan keatas atau dinaikkan kepermukaan


pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

(4) Sambungan Konstruksi


a. Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara lengkap
dan Direksi Teknik harus menyetujui lokasi dari sambungan konstruksi pada
jadwal tersebut, atau harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada
gambar.

Sambungan konstruksi tidak boleh diletakkan pada pertemuan

bagian- bagian struktur terkecuali dipersyaratkan demikian.


b. Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari.

Seluruh

sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tegangan


dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan gaya geser
minimum.
c. Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian sehingga membuat struktur tetap monolit.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -14
d. Alur sambungan paling sedikit 4 cm dalamnya harus disediakan pada
seluruh sambungan konstruksi pada dinding, pelat, dan antara pondasi dan
dinding.

Untuk pelat yang berada diatas, sambungan harus diletakkan

sedemikian sehigga membagi pelat menjadi luas yang kurang dari 40 m,


dengan ukuran yang terbesar tidak lebih dari 1,2 kali lebar yang lebih
terkecil.
e. Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material sebagaimana
diperlukan untuk membuat tambahan sambungan konstruksi dalam hal
penghentian pekerjaan yang tidak direncanakan dari pekerjaan yang
disebabkan oleh hujan atau macetnya pengadaan beton atau penghentian
oleh Direksi Teknik.
(5) Konsolidasi
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan dari
dalam atau dari luar yang telah disetujui.

Bila diperlukan, dan apabila

disetujui oleh Direksi Teknik, penggetaran harus ditambah dengan


penusukan batang penusuk dengan tangan atau dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain
dalam cetakan.
b. Harus

dilakukan

tindakan

hati-hati

pada

waktu

pemadatan

untuk

menentukan bahwa semua sudut dan diantara atau sekitar besi tulangan
benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap
rongga udara dan gelembung udara terisi.
c. Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehigga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan)
dari agregat.
d. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari luar harus sanggup
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat
efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan diatas kerangka cetakan supaya dapat
menghasilkan getaran yang rata.
e. Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsa
dan harus sanggup menghasilkan sekurang- kurangnya 5000 putaran per
menit apabila digunakan dengan beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau
kurang.
f.

Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus


dimasukkan tegak kedalam beton basah supaya tembus kedasar beton

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -15
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman
seksi itu.

Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan

dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat
penggetar harus tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton
ke lokasi lain dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.
7.1.5 Pengerjaan Akhir
(1) Pembongkaran Kerangka Acuan
a. Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok, gelegar,
atau lengkung, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa
paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.
b. Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, cetakan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah, dan
permukaan vertikal yang tampak harus dibongkar dalam waktu paling
sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung
pada keadaan cuaca.
(2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan
segera setelah pembongkaran cetakan.

Seluruh perangkat kawat atau

logam yang telah digunakan untuk memegang cetakan ditempat, dan


cetakan yang melewati struktur beton, harus dibuang atau dipotong ke
sebelah dalam paling sedikit 2,5 cm dibawah permukaan beton. Tonjolan
dan ketidak rataan beton lainnya yang disebabkan oleh cetakan harus
dibuang.
b. Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak
sempurnaan kecil yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi
lainnya dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubanglubang kecil dan lekukan dengan aduk.
c. Bila Direksi Teknik menyetujui pengisian lubang besar bentuk sangkar
lebah, pekerjaan harus dipahat sampai kebagian yang baik, membentuk
permukaan

yang

tegak

kepermukaan

benda

kerja.

Lubang

harus

dibasahkan dengan air dan sedikit adukan semen tipis (semen dan air tanpa
pasir) harus dipasang pada permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -16
diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian
semen dan dua bagian pasir, yang harus disusutkan sebelumnya dengan
mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.
(3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)
Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya sebagai
berikut, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik:
a. Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan mendatar
lainnya sebagaimana yang diperintahkan Direksi Teknik, harus digaru
dengan mal untuk memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan
segera setelah pengecoran beton dan harus dihaluskan dengan tangan,
meratakan permukaan baik memanjang maupun melintang dengan perata
kayu, atau oleh cara lain yang tepat, sebelum beton mulai mengeras.
b. Perataan permukaan horizontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk
trotoar, harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau metoda
lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik, pada saat beton mulai
mengeras.
c. Permukaan yang tidak horizontal yang tampak yang telah ditambal atau yang
kasar harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan menempatkan
sedikit adukan pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan
pasir halus dalam takaran yang digunakan untuk beton tersebut.
Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh tanda bekas cetakan,
ketidakrataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh rongga terisi dan
permukaan yang merata telah diperoleh.

Pasta yang dihasilkan dari

penggosokan harus dibiarkan tertinggal di tempat.


(4) Perawatan
a. Sejak permulaan segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis.
Beton harus dipertahankan dengan kehilangan kelembaban yang minimal
dan dengan temperatur yang relatif tetap untuk suatu perioda waktu yang
disyaratkan untuk menjamin hidrasi yang baik dari semen dan pengerasan
betonnya.
b. Beton

harus

dirawat,

setelah

mengeras

secukupnya,

dengan

menyelimutinya memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu


basah untuk perioda paling sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut
untuk merawat beton harus cukup diberati atau diikat kebawah untuk
mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara. Bila cetakan kayu
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -17
digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai

dibongkar,

untuk

mencegah

terbukanya

sambungan

dan

pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diijinkan pada permukaan beton
dalam 7 hari setelah beton dicor.
7.1.6 Pengendalian Mutu di Lapangan
(1) Pengujian untuk Sifat Mudah Dikerjakan
Satu pengujian slump, atau lebih sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Teknik, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan
pengujian harus tidak dipandang telah dikerjakan terkecuali disaksikan oleh
Direksi Teknik atau Wakilnya.
(2) Pengujian Kuat Tekan
a. Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari satu pengujian kuat tekan
(3 hari, 7 hari dan 28 hari; masing masing 3 benda uji) untuk setiap minimal
30 meter kubik beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari
satu pengujian untuk setiap kelas beton dan untuk setiap tipe struktur yang
dicor terpisah pada tiap suatu hari pekerjaan.

Setiap pengujian harus

meliputi pembuatan tiga contoh benda uji yang sama, yang pertama harus
diuji pembebanan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua sesudah 7 hari
dan yang ketiga sesudah 28 hari.
b. Bila seluruh volume kontrak dari suatu kelas beton melebihi 20 meter kubik
dan frekwensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) diatas hanya
menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu kelas beton tertentu,
maka pengujian akan dilaksananakan pada contoh, paling sedikit lima buah
dari takaran yang dipilih secara acak (random).
(3) Pengujian Tambahan
Kontraktor harus melaksanakan Pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menetapkan kwalitas material atau campuran atau akhir pekerjaan
pembetonan, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pengujian
tambahan

tersebut

meliputi

(i)

Pengujian

yang

tidak

merusak

menggunakan sclerometer atau perangkat penguji lainnya; (ii) Pengujian


pembebanan struktur atau bagian struktur yang dipertanyakan; (iii)
Pengambilan dan pengujian contoh beton (coring); (iv) Pengujian lainnya
sebagaimana disyaratkan oleh Direksi Teknik.
7.2 Baja Tulangan untuk Beton
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -18
7.2.1 Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan
sesuai dengan spesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Teknik.
(2) Penerbitan Detail-Detail Konstruksi
Detail konstruksi untuk baja tulangan yang tidak disertakan pada waktu
lelang akan diserahkan oleh Direksi Teknik setelah selesai peninjauan
kembali rancangan awal menurut Spesifikasi ini.
(3) Pekerjaan di bagian lain yang Berhubungan
Pekerjaan beton
(4) Standar Rujukan
A.C.I 315

Buku Pegangan Standar praktis untuk detail struktur


beton bertulang, Institute Beton Amerika.

AASHTO M 31-77

Baja tulangan beton yang polos dan yang berulir.

AASHTO M 32-78

Kawat baja yang dibentuk dalam keadaan


dingin (cold drawn steel wire) untuk tulangan beton.

AASHTO M 55

Anyaman kawat baja dilas dipabrik untuk tulangan


beton.

AWS D 2.0

Persyaratan standar untuk jembatan jalan raya dan


kereta api yang di las.

(5) Toleransi
a. Toleransi untuk pembuatan (fabrikasi) harus seperti yang disyaratkan dalam
ACI 315.
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang
menutup bagian luar dari baja tulangan adalah sebagai berikut :
(i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terbuka langsung terhadap udara atau
terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;
(ii) Seperti

yang

ditunjukkan

dalam

Tabel

(a)

untuk

beton

yang

terendam/tertanam atau terbuka langsung terhadap cuaca atau urugan


tanah tetapi masih dapat diamati untuk pemeriksaan;
Tabel (a) Selimut beton minimum dari baja tulangan untuk beton yang tak
terlindungi tetapi mudah dicapai.
Ukuran batang tulangan yang

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

Tebal selimut beton minimum

VII -19
akan diselimuti (mm)

(cm)

Batang 16 mm dan lebih kecil

3.5

Batang 19 mm dan 22 mm

Batang 25 mm dan lebih besar

(iii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/ tertanam yang tidak bisa
dicapai, atau untuk beton yang tak bisa dicapai yang bila kehancuran
karena karat dari tulangan dapat menyebabkan kerusakan atau
kehancuran struktur, atau untuk beton yang berhubungan langsung
dengan kotoran pada serokan atau cairan korosif lainnya
(6) Penyimpanan dan Penanganan
a. Kontraktor harus mengangkut tulangan ketempat kerja dalam ikatan,
diberi kabel, dan ditandai dengan label metal yang menunjukkan ukuran
batang, panjang dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang
ditunjukkan pada diagram tulangan.
b. Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, pegotoran korosi, atau kerusakan.
(7) Pelaporan
a. Sebelum memesan material, seluruh daftar pesanan dan diagram
pembengkokan harus disediakan oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknik, dan tidak ada material yang dipesan
sebelum daftar tersebut serta diagram pembengkokan disetujui.
b. Sebelum

memulai

pekerjaan

baja

tulangan,

Kontraktor

harus

menunjukkan kepada Direksi Teknik daftar yang disahkan dari pembuat


pabrik baja yang memberikan berat satuan nominal dalam kilogram dari
tiap ukuran dan kelas dari batang tulangan atau anyaman baja dilas
yang akan digunakan dalam pekerjaan.
(8) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan yang tak Memuaskan
a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam
segala hal tidak membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya
untuk memastikan ketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi
material yang disediakan sesuai dengan daftar dan diagram, untuk
memenuhi gambar rencana, harus atas biaya Kontraktor.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -20
pekerjaan :
(i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi
toleransi pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315.
(ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar
atau Gambar kerja akhir.
(iii) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang
berlebih atau oleh sebab lain.
c. Dalam hal kekeliruan dalam pembuatan bentuk tulangan, batang tidak
boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan Direksi
Teknik

atau

yang

akan

merusak

atau

melemahkan

material.

Pembengkokan kembali dari batang harus dilakukan dalam keadaan


dingin terkecuali disetujui lain oleh Direksi Teknik. Dalam segala hal
batang tulangan yang telah dibengkokan kembali lebih dari satu kali
pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada Pekerjaan.
Kekeliruan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan kembali,
atau bila pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Direksi Teknik,
harus diperbaiki dengan mengganti menggunakan batang yang baru
yang dibengkokan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang disyaratkan.
d. Kontraktor harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan
dan pembengkokan tulangan, baik bila melakukan pemesanan biaya
tulangan yang telah dibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan
stok yang cukup dari batang lurus ditempat, untuk pembengkokan yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kekeliruan atau penggantian.
(9) Penggantian Ukuran Batang
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas
disahkan oleh Direksi Teknik.

Bila baja diganti haruslah dengan luas

penampang yang sama dengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.
7.2.2 Material
(1) Baja Tulangan
a. Baja tulangan harus baja polos kelas U24 dan berulir kelas U40 yang
memenuhi persyaratan AASHTO m 31-77, atau lainnya yang disetujui oleh
Direksi Teknik.
b. Bila anyaman tulangan baja diperlukan, seperti untuk tulangan pelat,
anyaman tulangan yang di las yang memenuhi AASHTO M 55 dapat
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -21
digunakan.
(2) Tumpuan untuk Tulangan
Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau blok beton
cetak dari kelas A, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Teknik. Kayu, bata, batu
atau material lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
(3) Pengikat untuk Tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja yang telah
dilunakkan yang memenuhi AASHTO M 32-78.
7.2.3 Pembuatan dan Penempatan
(1) Pembengkokan
a. Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknik, seluruh tulangan harus
dibengkokan dalam keadaan dingin dan sesuai dengan prosedur ACI 315,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari tekukantekukan, bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila penggunaan panas
untuk pembengkokan dilapangan disetujui oleh Direksi Teknik, tindakan
pengamanan harus diambil untuk menjamin bahwa sifat fisik dari baja tidak
terlalu banyak berubah.
b. Batang dari diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokan dengan
mesin pembengkok.
(2) Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan

harus

dibersihkan

sesaat

sebelum

pemasangan

untuk

menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan aduk
atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak perekatan dengan
beton.
b. Tulangan harus secara tepat ditempatkan sesuai dengan Gambar dan
dengan kebutuhan selimut penutup minimum yang disyaratkan, atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Batang tulangan harus diikat kencang (silang) di setiap persilangan
tulangan dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser
sewaktu operasi pengecoran.

Pengelasan dari batang melintang atau

pengikat terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.


d. Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang keseluruhan
yang ditunjukkan pada Gambar.

Penyambungan (slicing) dari batang,

terkecuali ditunjukkan pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan


tertulis dari Direksi Teknik.

Setiap penyambungan yang dapat disetujui

harus dibuat bertahap sejauh mungkin dan harus diletakkan pada titik
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -22
dengan tegangan tarik minimal.
e. Bila sambungan (splice) yang menumpang disetujui maka panjang yang
menumpang haruslah 40 kali diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya.
f.

Pengelasan dari baja tulangan tidak akan diijinkan terkecuali diperinci dalam
Gambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Teknik secara tertulis.
Bila Direksi menyetujui pengelasan dari penyambungan, maka sambungan
dalam hal ini adalah las tumpu ujung yang menembus penuh yang
memenuhi kebutuhan dari AWS D 2.0. Pendinginan benda las dengan air
tidak diijinkan.

g. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan


beton sehingga tidak akan tampak dari luar.
h. Anyaman baja yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian sambungan harus menumpang paling sedikit satu kali jarak
anyaman. Anyaman harus dipotong untuk mengikuti betuk pada kerb dan
bukaan, dan harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
i.

Bila tulangan tetap dibiarkan terbuka untuk suatu perioda yang cukup
panjang, maka harus secara keseluruhan dibersihkan dan dipulas dengan
adukan semen.

j.

Tidak boleh ada bagian tulangan yang telah ditempatkan boleh digunakan
untuk memikul perlengkapan penghantar beton, jalan pendekat, lantai kerja
atau beban konstruksi lainnya.

7.3

Pekerjaan Pondasi Sumuran

7.3.1 Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan pondasi ini adalah :
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah mulai dari penyediaan tenaga kerja,
bahan, peralatan, pabrikasi dan instalasi dari dari pekerjaan pondasi sumuran
seperti yang tertera dalam gambar rencana dan buku uraian rencana kerja dan
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Secara garis besar pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada pekerjaanpekerjaan :
Pengadaan dan pemasangan peralatan /perlengkapan untuk galian
sumuran.
Galian untuk pondasi sumuran, pembuangan tanah dan pemasangan
pembesian pondasi sumuran.
Pengecoran beton.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -23
7.3.2 Persyaratan Umum
a. Semua bahan-bahan yang dipergunakan harus memenuhi peraturan-peraturan
atau normalisasi-normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PUBB, PBI, PMI,
SK SNI Beton 1991, dan lain-lain.
b. Batu kali/batu pecah yang digunakan dari jenis yang keras, tidak berpori, tidak
berkulit dengan minimal tiga (3) muka pecahan, bergradasi baik.
c. Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.
7.3.3 Prosedur Umum
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari semua bahan-bahan yang akan
digunakan untuk pekerjaan ini sesuai dengan referensi yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknik ini kepada Direksi/ Pengawas Teknik yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuan.
Shop Drawing/ Gambar Kerja
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja/ shop drawing kepada Direksi/
Pengaras Teknik untuk keperkuan pemeriksaan dan persetujuan yang di dalamnya
minimal meliputi :
o

Rencana

Pembesian

(pemotongan,

pembengkokan,

sambungan-

sambungan, angker dan lain-lain)


o

Jadwal pengecoran, rencana Mix Design, tenaga, peralatan dan lain-lain.

7.3.4 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


1. Tenaga Ahli Pengawas Lapangan.
Kontraktor harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan
di lapangan. Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
diberikan oleh Pengawas, dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di
lapangan untuk pengawasan.
2. Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi
lubang-lubang pondasi sesuai dengan gambar kerja. Hasil pengukuran harus
disetujui oleh Pengawas sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
3. Pergeseran as pondasi yang direncanakan maksimum 5 cm ke segala arah.
Dasar pondasi harus horisontal. Deviasi maksimum 5cm.
4. Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai
mencapai elevasi yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan tertulis
yang ditandatangani oleh Pengawas.
5. Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi.
Lubang harus bersih setiap saat.
6. Kontraktor harus melakukan pengukuran untuk menentukan lokasi dan elevasi
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -24
lubang sumuran sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran ini harus
disetujui oleh Pengawas.
7. Kontraktor harus melakukan secara terus menerus sampai mencapai lapisan
tanah yang dipersyaratkan oleh Perencana yang sesuai dengan hasil
penyelidikan tanah. Penghentian pengeboran harus mendapat persetujuan
tertulis

dan

ditandatangani

oleh

Pengawas,

dengan

memperhatikan

jenis/kekerasan tanah pada kedalaman tersebut.


8. Kontraktor diwajibkan menjaga dinding sumuran dari kelongsoran selama
pekerjaan pemborong berlangsung. Segala akibat kelongsoran dinding lubang
sumuran menjadi tanggungjawab Kontraktor sepenuhnya.
9. Kontraktor harus menjaga agar lubang sumuran yang terjadi harus tegak lurus
vertikal, pergeseran titik pusat sumuran dari yang direncanakan maksimum 5
cm sebaga arah, deviasi terhadap ketegak lurusan maksimum 2 cm pada
kedalaman 3 m pertama dan selanjutnya maksimum 1 cm tiap tambahan
kedalaman 3 m.
10. Besar diameter dan kebersihannya akan diperiksa oleh Pengawas. Bila syaratsyarat tersebut telah dipenuhi, maka ijin tertulis untuk pengecoran dapat
diberikan oleh Pengawas.
11. Selama pengeboran lubang bor harus dikumpulkan contoh tanah (disturbed
samples) dari tiap-tiap 1 m kedalaman untuk masing-masing lubang.
12. Dasar pondasi sumuruan yang direncanakan terletak pada lapisan tanah keras
dengan nilai sondir (tegangan konus) pada lapisan tersebut minimum 200
kg/cm2 (qc200 kg/cm2). Kedalaman lapisan tersebut menurut referensi hasil
penyelidikan tanah adalah sekitar kedalaman + 10 m dari permukaan tanah asli.
Kontraktor melakukan pemeriksaan terhadap contoh galian tanah dari hasil
pengeboran untuk mengontrol kedalaman tanah keras.
13. Dasar pondasi bored pile yang direncanakan harus masuk ke kedalaman tanah
keras minimum sedalam 50 cm (socket 50 cm).
c.

Persyaratan-persyaratan pekerjaan sloof dan poer


1.

Semua pekerjaan beton tumbuk antara lain untuk lantai kerja.

2.

Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksinya


merupakan struktur utama, antara lain :

3.

Balok sloof

Poer.

Semua pekerjaan yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -25
pengeboran yaitu :

d.

Pembuatan pemetian/cetakan

Persiapan dan pemasangan penulangan/stek-stek.

Pengecoran

Pemeliharaan

Pembukaan cetakan

Pengecoran
1.

Pengecoran baru boleh dimulai setelah ada persetujuan tertulis dan


ditandatangani oleh Pengawas.

2.

Campuran beton harus diaduk dengan mesin pengaduk (beton moollen)


sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan
kedalam drum pengaduk. Setelah pengadukan selesai, adukan beton
harus memperlihatkan susunan dan warna yang seragam.

3.

Perbandingan campuran harus sesuai dengan yang diperlukan untuk


menghasilkan mutu beton yang dipersyaratkan.

4.

Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang


ditakar dalam keadaan kering tanpa digetarkan.

5.

Kapasitas mesin pengaduk dan material yang tersedia di lokasi pekerjaan


harus cukup untuk dapat melaksanakan pengecoran terus menerus untuk
satu lubang pondasi.

6.

Penuangan adukan beton kedalam lubang sumuran dimana terdapat


muka air tanah yang cukup tinggi, maka air tersebut harus dipompa keluar
hingga kering. Setelah itu dilakukan pengecoran melalui corong (tremie
pipe) secara terus menerus sambil menjaga agar ujung corong selalu
berada di dalam beton.

7.

Pengecoran sumuran baru boleh dihentikan 0,30 m (cut off pile) di atas
permukaan poer bagian bawah dan disetujui Pemberi Tugas. Beton
setebal 0,30 m tersebut harus dibongkar kembali sebelum dilakukan
pengecoran poer.

8.

Campuran beton
PC = Portland Cement dari pabrik PT Tiga Roda/Holcim/Cibinong atau
lainnya yang setara. S = Pasir (sand) yang dimaksud pasir alam yang
masuk dalam daerah gradasi 2 atau 3 dari pembagian daerah gradasi 1
sampai 4, PBI 1971. ST + (Kr) = Stone Gravel, crushed gravel (kerikil/batu
pecah), tergantung pondasi beton yang dikehendaki dan pada setiap
keadaan semua campuran ditentukan jumlahnya dengan skala dari test

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -26
model.
Untuk seluruh pondasi bored pile harus dipergunakan stone gravel.
Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi sifat-sifat -syarat minimum
compressive strength dari mutu beton K-300 (untuk pondasi sumuran).
Untuk poer, sloof, dan pedestal mutu beton K-300, dengan nilai shimp 12
2 cm.
9.

Pemborong harus selalu menjaga agar pengecoran dapat dilakukan terus


menerus dan mengisi seluruh rongga yang ada dengan paddat sehingga
menjamin keutuhan bentuk dari pondasi sumuran tersebut.

10. Persyaratan-persyaratan lainnya untuk pengecoran harus mengikuti


persyaratan pengecoran.
e.

Baja Tulangan
1.

Pemasangan dan pengikatan dari baja tulangan dilakukan pada keadaan


normal.

2.

Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada


gambar.

3.

Pemborong harus membuat detail shop drawing dengan skala untuk


disetujui oleh Pengawas dalam pelaksanaannya.

4.

Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari
larutan-larutan, bahan-bahan atau material yang dapat memberikan akibat
pengurangan ikatan antara beton dan baja.

5.

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa, sehingga selama dan sebelum


pengecoran tulangan baja tidak berubah tempat.

6.

Penahan-penahan jarak pembentuk balok-balok persegi atau gelanggelang untuk menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja.

7.

Jumlah luas, jenis/type maupun mutu dari baja tulangan harus sesuai
dengan gambar perhitungan.

f.

Penyelesaian
1.

Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai


dikerjakan terhadap segala kotoran-kotoran, sampah-sampah bekas
adukan-adukan, bobokan-bobokan, tulangan-tulangan dan lain-lain.

2.

Kelebihan tanah bekas galian pondasi dan bobokan maupun material


yang tidak diperlukan lagi harus dibawa keluar proyek atau ketempat lain
dengan persetujuan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -27
3.

Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah disekitar


pondasi terhadap kepadatannya maupun terhadap peil semula.

4.

Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk


tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tandatanda lainnya.

g.

Persyaratan Pengujian
Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap kali
pengecoran minimal 1 buah benda uji dan seterusnya, untuk kelipatan 5 m3
diambil minimal 1 buah benda uji sesuai dengan persyaratan PBI 1971 NI-2
dengan diberi tanggal dan nomor urutan yang menerus. Pengujian meliputi uji
kubus dan shimp test.

h.

Toleransi
1.

Ukuran diameter lubang sumuran tidak boleh lebih kecil dari ukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja.

2.
i.

Semua ukuran pusat sumuran dari rencana, maksimum 5 cm di dua arah..

Catatan Selama Pekerjaan


Pemborong diwajibkan membuat catatan untuk masing-masing tiang yang
dibuat, tentang :
1.

Diameter lubang sumuran yang dibuat (rata-rata).

2.

Kondisi dasar dan dinding sumuran (longsor, berbatu-batu, dan lain-lain).

3.

Elevasi dasar sumuran, elevasi tanah asli.

4.

Tanggal/jam dimulainya dan selesainya pengeboran.

5.

Tanggal/jam dimulainya dan selesainya pemasangan baja, corong


pengecoran (tremie pipe) dan pengecoran beton.

6.

Volume beton yang dicor pada tiap-tiap lubang sumuran.

7.

Lain-lain catatan yang dianggap perlu.

Laporan ini harus diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk setiap lubang
sumuran yang telah selesai dicor betonnya.
7.4

Pengukuran dan Pembayaran

7.4.1 Pekerjaan beton cor untuk pekerjaan pipa, manhole, HI dan IC


Tidak ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan beton cor pada pekerjaan pipa,
manhole, HI dan IC
7.4.2

Pekerjaan beton cor untuk struktur lainnya


Pengukuran dan pembayaran untuk pekerjaan beton adalah dalam satuan meter
kubik (m3), sesuai dengan kelas dan mutu beton dan sesuai dengan fungsi struktur

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VII -28
dari beton yang di pasang, seperti yang disebutkan dalam daftar kuantitas.
Pembayaran merupakan kompensasi penuh dari seluruh peralatan, material dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan beton, termasuk
begesting, pengecoran, pemadatan dan perawatan serta pekerjaan lain yang
dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan.
7.4.3

Pekerjaan baja tulangan untuk pekerjaan pipa, manhole, HI dan IC


Tidak ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan baja tulangan pada pekerjaan
pipa, manhole, HI dan IC

7.4.4

Pekerjaan baja tulangan untuk struktur lainnya


Tidak ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan baja tulangan pada pekerjaan
struktur lainnya

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON

VIII-1
BAB VIII
PEKERJAAN ARSITEKTUR
8.1.

UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pembangunan

Rumah Tabung Aerator dan

Pekerjaan Bangunan pelengkap yang terdiri dari Pembuatan Pos Jaga, Pembuatan
Ruang Genset dan Ruang Operator, Pembuatan Ruang Alat

8.2.

PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN PONDASI


8.2.1. Pekerjaan Tanah
a. Sebelum memulai pekerjaan pasangan bouwplank, Kontraktor harus yakin
bahwa semua permukaan tanah, baik tanah datar maupun garis transis yang
tercantum dalam gambar adalah benar.
b. Jika belum merasa yakin terhadap kebenaran keadaan permukaan tanah,
Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk selanjutnya
diselesaikan bersama.
c. Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.

8.2.2. Urugan dan Penimbunan Tanah


a. Bila akan ada penimbunan tanah, terlebih dahulu harus dilakukan pengupasan
lapisan atas tanah (stripping) minimal setebal 30 cm dengan tujuan untuk
menghilangkan lapisan rumput, sisa-sisa akar tanaman, tanah humus dan
benda-benda lainnya yang dapat mengganggu kekuatan tanah.
b. Kontraktor harus selalu menyediakan pompa air untuk menghindari genangan
air dan lumpur di tempat kerja.
c. Tanah urug harus bebas dari kotoran. Hasil dari pengurugan harus padat dan
mencapai peil yang dibutuhkan.
d. Galian dan urugan (cut & fill) pada tapak harus dilakukan secermat mungkin
untuk menghindari adanya pekerjaan ulangan.
e. Urugan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum lapisan 30 cm dan
setiap lapis dipadatkan secara mekanis, dengan menggunakan Stamper.
f.

Setelah seluruh pengurugan selesai, hasil pengurugan harus berada dalam


kondisi baik, padat dan stabil. Apabila hasil urugan belum baik, maka
pengurugan harus diulang sampai mendapat persetujuan Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-2
g. Urugan dengan tenaga manusia hanya dapat dilakukan untuk daerah - daerah
urugan yang tidak akan menerima beban besar. Pemadatan dilakukan dengan
stamper. Pemadatan dilakukan pada setiap lapis yang tebalnya tidak lebih dari
15 cm.
h. Kepadatan yang disyaratkan untuk kosntruksi tanah urug adalah :
-

Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, harus


mencapai 90% dari kepadatan (kering) maksimum.

Lapisan tanah kurang dari 30 cm di bawah permukaan sub grade, tanah


dasar tanpa kolusi dan tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis kurang
dari 25 cm, harus mencapai 100% kepadatan (kering) maksimum.

Tanah dasar berkolusi dengan indeks plastis sama dengan atau lebih besar
dari 25 cm, terlebih dahulu harus diturunkan indeks plastisnya.

Selama pemadatan berlangsung, kadar air harus dijaga agar tidak lebih
besar dari 2% kadar air optimum.

i.

Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan


kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.

8.2.3.

Pekerjaan Urugan
a. Urugan Pasir
- Bahan urugan pasir adalah pasir urug atau pasang sesuai dengan kebutuhan.
- Pasir urug harus bebas dari kotoran dan biji-bijian yang dapat tumbuh.
- Urugan pasir digunakan untuk menguatkan lapisan tanah dibawah pondasi dan
lantai.
- Pemadatan pasir urug menggunakan handpress atau stamper dan dengan
penyiraman secukupnya.
- Pengukuran ketebalan pasir dilakukan setelah pasir direndam air dan
dipadatkan.
- Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
b. Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan Pondasi.
c. Penggalian pondasi tidak boleh dimulai sebelum papan dasar, tanda peil lantai
serta sumbu dinding dan kolom disetujui Direksi.
d. Semua pekerjaan galian tanah pondasi dilaksanakan sesuai dengan gambar
kerja dan tanah kelebihannya harus digunakan untuk urugan kembali atau

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-3
untuk mengurug site dan peilnya belum sesuai dengan peil rencana atau
dibuang.
e. Kontraktor bertanggung jawab penuh, bilamana pekerjaan galian tersebut
melalui atau mengganggu jaringan instalasi yang ada dibawah tanah, dengan
membuat perlindungan atau saluran sementara.
f. Kontraktor harus menjaga hasil galian dari longsoran, genangan air dan hal hal lain yang dapat merusak hasil galian.
g. Setelah galian disetujui Direksi, pekerjaan pondasi segera dapat dimulai.
h. Kontraktor harus dapat menjaga keutuhan bangunan yang sudah ada apabila
didekat bangunan tersebut diadakan penggalian.
i. Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan

8.3. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


8.3.1. Bahan
Batu kali yang dipergunakan adalah batu kali yang dibelah atau batu gunung yang
keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.Tidak
dibenarkan menggunakan batu kali bulat atau batu endapan. Pemecahan batu
harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan. Semen, pasir dan air pasangan
adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan beton. Penggunaan adukan
: Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang digunakan adalah 1 pc
: 6 ps.
8.3.2. Pemasangan
Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian
disiram dengan air secukupnya.
a. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
b. Pasangan batu kosong (anstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai
gambar kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai
semua lubang batu terisi penuh dengan pasir.
c. Batu kali yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan
dalam gambar.
d. Batu kali terpasang padat dan diantara batu kali harus dilapisi oleh adukan.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-4
Tetapi atas dari pondasi batu kali harus datar.
e. Untuk pondasi batu kali yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom
yang akan ditumpunya.
f.

Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan


ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop
drawing disetujui konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh
dilaksanakan.

8.4. PASANGAN BATAKO


8.4.1. B a h a n
Semua batako yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
Semua batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata merah
yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan batako mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton

8.4.2.

Pelaksanaan pemasangan batako:


-

Batako yang dipakai harus batako utuh yang tanpa cacat, Bila dalam
pasangan terdapat bata cacat bata ini harus diganti atas beban pelaksana.

Semua sambungan antar batako harus terisi penuh oleh adukan dengan jarak
siar yang seragam.

Jarak siar batu batako rata - rata 12,5 mm dengan toleransi 2,5 mm..

Sebelum

pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan

ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing


disetujui

konsultan

pengawas

atau

direksi

pekerjaaan

belum

boleh

dilaksanakan.

8.5. PASANGAN BATA MERAH


8.5.1. Bahan
-

Semua bata merah

yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras,

benar ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar
kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-5
-

Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat.
Bata merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan
Direksi.

Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah
mengikuti ketentuan peraturan pekerjaan beton.

8.5.2.

Pelaksanaan pemasangan bata merah


-

Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan terlebih dahulu sampai


bebas dari kotoran.

Secara umum, bata dipasang dengan adukan jenis 1 pc : 4 ps untuk tembok


kering.

Adukan 1 pc : 3 ps digunakan untuk pasangan dari atas sloof sampai 20 cm


diatas lantai jadi. Dan juga untuk pasangan bata merah yang akan
berhubungan langsung dengan air, seperti pada tembok toilet, pasangan riol,
septictank dan bak kontrol, digunakan adukan 1pc : 3 ps.

Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya
tidak lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor
kolom praktis.

Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak
dibenarkan.

Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata merah.

Setelah bata merah terpasang, adukan, nat atau siar harus dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram dengan air.

Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor

8.6.

Pekerjaan Paving
1) umum
a. Uraian
Pekerjaan ini meliputi memasok, merakit dan memasang paving dan
kereb/beton pengunci pada jalan atau lokasi yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detail Pelaksanaan
Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi paving, kereb/beton

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-6
pengunci dan detail pelaksanaan semua jenis paving dan kereb/beton
pengunci yang tidak terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Persyaratan
a. Standar Rujukan
SNI 03-0691-1996 : Spesifikasi Paving Block
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai
SNI 03-6883-2002 : Spesifikasi toleransi untuk konstruksi dan bahan
beton
b. Toleransi Dimensi
a) Perbedaan ukuran paving rata rata tidak lebih dari 2 mm setiap
paving
b) Kerataan permukaan masing masing paving tidak lebih dari 0,3
mm.
c) Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata rata
max. 2

kearah

pembuangan

kecuali

pada

tikungan

menyesuaikan gambar.
d) Alur paving sesuai standar pabrik
e) Ketebalan rata rata minimal 8 cm sesuai gambar
f) Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima
(ditolak).
g) Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana
c. Persyaratan bahan
a) Paving yang dipakai adalah paving khusus dibuat untuk jalan
kendaraan (drive way).
b) Produksi Paving Block Proses mesin dengan kekuatan menahan
beban kendaraan minimal 8 ton.
c) Mutu paving block yang direncanakan dengan kekuatan tekan
minimal 225 kg / cm2 .
d) Beton Pengunci/kanstin pracetak dicetak dengan ukuran sesuai
gambar rencana dengan Mutu K.225
e) Landasan Pasir
Pasir yang digunakan untuk meratakan elevasi permukaan yang
akan dipasang paving block dan untuk membentuk landasan harus
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-7
i. Pasir Perata (Bedding Sand)
Berfungsi sebagai lapis perata (platform) yang dimaksudkan
untuk memberi kesempatan Paving block memposisikan diri
terutama dalam proses penguncian (interlocking).
Syarat Gradasi Pasir perata seperti ditunjukkan dalam Tabel 1
dibawah
ii. Pasir Pengisi (Joint Filling Sand)
Pasir pengisi ini diisikan pada celah celah diantara Paving
block dengan fungsi utama memberikan kondisi kelulusan air,
menghindarkan bersinggungannya antar paving .
Syarat Gradasi Pasir Pengisi seperti ditunjukkan dalam Tabel 9
dibawah
Tabel 9. Gradasi Pasir Perata
UKURAN SARINGAN

% LOLOS SARINGAN

9,52 mm

100

4,75 mm

95-100

2,36 mm

80-100

1,18 mm

50-85

600 microns

25-60

300 microns

10-30

150 microns

5-15

- Secara fisik bentuk partikel pasir perata tidak bulat atau


0 - 10tajam.
75 microns
- Kadar air 10% dan kadar Lempung 3%

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-8
Tabel 10. Gradasi Pasir Pengisi
UKURAN SARINGAN

% LOLOS SARINGAN

2,36 mm

100

1,18 mm

90-100

600 microns

60-90

300 microns

30-60

150 microns

15-30

Kadar air 5%, kadar Lempung dan lanau 10%

75 microns
5-10
Jangan
menggunakan bahan pengikat seperti semen

d. Persyaratan Kerja
a) Pengajuan Kesiapan Kerja
Dua buah kereb/beton pengunci bilamana unit-unit kerb ini
dibuat di luar lokasi proyek beserta sertifikat pengujian dari pabrik
pembuatanya yang membuktikan mutu bahan yang digunakan dan
bahan olahan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
Dua buah contoh blok beton (paving block) beserta sertifikat
dari pabrik pembuatnya harus diajukan pada Direksi Pekerjaan
Penyedia jasa harus menyerahkan gambar yang terinci untuk
semua perancanaan yang akan digunakan, dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan.
Selain sertifikat pengujian, kontraktor harus mengajukan minimal 3
(tiga) sampel untuk paving dan 3 (tiga) sampel untuk beton
pengunci yang diproduksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum jadwal pemasangan paving untuk diuji kekuatannya
mengikuti pedoman SNI 03-0691-1996

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-9

3) Pelaksanaan
a. Pemasangan Beton Pengunci
1. Persiapan Landasan
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan
digali sampai bentuk dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan
beton pengunci ini harus dipadatkan sampai suatu permukaan yang
rata dan disi spesi. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus
dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus
dipadatkan sampai merata.
2. Pemasangan
Beton pengunci harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail,
garis dan elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Setiap kerb/beton
pengunci yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius
kurang dari 20 meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan
lengkung atau unit-unit pracetak yang melengkung.
3. Sambungan
Unit-unit beton pengunci dan jenis-jenis pracetak lainnya harus
dipasang dengan sambungan yang serapat mungkin. Sebagai
penguat dan perata dibawahnya diisi spesi sesuai gambar.
4. Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras
dan unit-unit beton pengunci telah dipasang sebagaimana yang
diperintahkan

oleh Direksi Pekerjaan maka

setiap lubang galian

yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui.


Bahan ini harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam
lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan 15 cm.

b. Pemasangan Blok Beton (Paving Block)


Perkerasan blok beton (paving block) harus dipasang sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuatnya. Pada umumnya blok beton harus
dipasang di atas landasan pasir dengan tebal gembur sekitar 60 70mm
atau sesuai gambar dan dipadatkan dengan menggunakan sebuah
mesin penggetar (berbentuk) pelat yang menyebabkanpasir dapat
memasuki celah-celah diantara blok beton sehingga membantu proses
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-10
saling mengunci (interlocking) dan pemadatan. Percobaan pemadatan
harus dilakukan dengan berbagai ketebalan gembur pasir, sebelum
pekerjaan pemadatan

ini

dimulai, untuk menentukan

ketebalan

gembur yang diperlukan dalam mencapai ketebalan padat 50 mm.


Perkerasan blok baton (paving block) tidak boleh diisi dengan adukan
semen.

Pola Pemasangan Paving Block:


a) Setelah pemadatan selesai, dites kepadatan tanah dasarnya (
Sand Cone) Standar kepadatan 95 % kepadatan kering Max.
b) Setelah kepadatan tercapai lalu dihampar dengan pasir
yang disiram air sampai 5 cm padat.
c) Jalan/ gang harus di survey terlebih dahulu, terutama lebar dan
kelurusannya, sehingga pemasangan paving dan beton pengunci
benar benar lurus dan rapi.
d) Diatas pasir yang telah disiram air baru dipasang Paving block
e) Nat-nat antara paving block diisi dengan pasir halus yang diayak
untuk memperkokoh kedudukan antar paving.
f)

Pola pemasangan paving disesuaikan dengan gambar rencana/


menurut petunjuk Direksi

g) Paving harus terpasang dengan permukaan yang rata dengan


cara dipukul dengan memakai palu kayu/palu karat.
h) Paving yang permukaannya tidak rata/bergelombang, cacat, retak
harus diganti/dibongkar dan dipasang ulang dengan yang baru
dan harus rata dengan paving yang telah dipasang.

c. Penyelesaian Akhir
Permukaan blok beton (paving block) yang selesai dikerjakan harus
menampilkan Permukaan yang rata dengan menggunakan alat vibro
yang sesuai, tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari
elevasi permukaan rata-rata lebih dari 6 mm, yang diukur dengan mister
lurus 3 m pada setiap titik di atas permukaan blok beton tersebut.
Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adanya adukan atau
bahan

lainnya yang menodai atau mencoreng permukaan yang telah

selesai dikerjakan. Hasil akhir yang dikehendaki diantaranya :

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-11
a) Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat,
tidak cacat, (pecah/patah).
b) Alur-alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
c) Siar terisi penuh dengan pasir halus/mortar.
d) Air

mengalir

lancar

kesaluran

drainase

jalan

dengan

kemiringan maximal 2%
e) Permukaan paving
f)

Harus bersih dari bekas-bekas semen dan kotoran lainnya

d. Pemotongan Blok Beton (Paving Block)


Blok baton harus dipotong dengan mesin potong (cutter machine) untuk
menyesuaikan penghalang berbentuk bulat seperti tiang atau pohon,
antara kerb dan tepi blok beton, dan sebagainya
4. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk item pekerjaan paving dibayar dalam meter
persegi (m2) luas permukaan yang telah terpasang sebagaimana tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga dan telah diterima oleh direksi teknik.

8.7.

RANGKA ATAP BAJA RINGAN


8.7.1. Persyaratan Bahan
1. Pembuatan kap atap menggunakan profil baja ringan UK75 yang setara Axis
atau Smarttruss dan mendapat persetujuan Direksi.
2. Bebas dari cacat dan lekukan.
3. Lurus dan tidak korosi.
4. Ketebalan pelat profil sesuai dengan acuan gambar.
5. Baut & skrup yang dipergunakan harus tahan korosi dengan standart yang
sesuai dengan arahan Direksi.
6. Kontraktor harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan bahan profil
baja ringan yang akan digunakan sudah berstandart SNI dan telah melalui tes
yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan lainnya dengan
disertai sertifikat pengujian.

8.7.2.

Syarat - Syarat Pelaksanaan


1. Seluruh bahan profil baja ringan yang dipergunakan harus berstandart SNI
dan mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Semua pekerjaan sambungan yang tampak harus rata dan licin hingga
memberikan penyelesaian yang baik.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-12
3. Skur dan support menggunakan material yang sama dengan ukuran sesuai
gambar rencana.
4. Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan
ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing
disetujui konsultan

pengawas

atau

direksi pekerjaaan

belum

boleh

dilaksanakan.

8.8.

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

8.8.1. Persyaratan Bahan


1. Penutup atap adalah genteng dan Bubungan Berpolitur Pabrikasi
2. Murda dan Ikut Celedu menggunakan Paras berkualitas baik.
3. Genteng yang cacat dan rusak tidak boleh dipasang dan harus diganti dengan
yang baru.
4. Semua genteng, bubungan Murda dan Ikut Celedu yang dipakai adalah
bahan yang kedap air.
8.8.2.

Cara Pelaksanaannya

1. Penutup genteng
-

Genteng harus dipasang dipilih yang tidak cacat atau pecah baling,
ukuran dan warna genteng seragam dan presisi yang baik.

Dalam pemasangan, alur genteng harus lurus dari lapisan yang


terbawah. Ujung lapisan pertama harus rata dan sejajar dengan garis
listplank, jarak ujung genteng ke ujung listplank maks. 10 cm.

Barisan genteng dan bubungan pada bagian - bagian atau daerah yang
kemungkinan

terhempas

angin

isap,

dipasang

sesuai

dengan

dimensinya.
-

Pemotongan genteng pada pertemuan bubungan harus menggunakan


alat pemotong yang baik.

Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukan contoh - contoh genteng


dan bubungan yang akan dipakai, untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Teknis.

Pemasangan genteng dilaksanakan setelah jarak ujung pertama genteng


dari tatab lisplank ditentukan bersama-sama dengan Direksi Teknis.

Setelah itu pemasangan dilakukan sedemikian rupa secara bertahap,


sehingga menghasilkan pasangan genteng yang kuat dan rapi.

Sebelum Genteng bubungan dipasang, kontraktor harus memasang

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-13
benang sepat untuk mendapatkan pasangan bubungan yang lurus dan
rapi. Perekat genteng bubungan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Ps, dengan
pasir yang telah diayak halus.
-

Kontraktor harus menyiapkan genteng cadangan (ekstra) satu biji setiap


100 buah genteng, dan 10 buah genteng bubungan.

Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan


ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop
drawing disetujui konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum
boleh dilaksanakan.

2. Bubungan genteng
-

Sebelum bubungan dipasang, sepanjang balok jurai luar dan balok


bubungan harus dipasang spesi agar pemasangan genteng kelihatan
rapi.

Dipasang lurus dan rata atau menurut petunjuk Direksi dengan perekat 1
pc : 4 ps. Pada kiri kanan genteng bubungan diplester halus 1 pc : 2 ps
dengan ayakan halus setebal 1,5 cm dari sisi bubungan.

3. Hasil Akhir Yang Dikehendaki


-

Bidang atap rata atau tidak bergelombang, alur genteng lurus, terpasang
kuat pada posisinya, dan air dapat mengalir dengan lancar, bersih dari
semua kotoran - kotoran.

Semua komponen atap dan perlengkapannya terpasang dengan kokoh


dan baik pada tempatnya.

Semua bidang atap maupun accessoriesnya harus bersih dari kotorankotoran bekas konstruksi maupun lainnya.

Finishing akhir bidang atap rata, tidak cacat dan bocor.

8.9. PEKERJAAN LISTPLANK


8.9.1.

Material
Listplank yang digunakan kayu kamfer dipasang setelah pemasangan kap atap
baja. Bahan - bahan yang digunakan adalah kayu kamfer dengan spesifikasi
sebagai berikut:
- Bebas dari cacat dan mata kayu.
- Lurus dan tidak lapuk.
- Kering dan kuat.
- Tidak bergetah.
- Alur atau urat - urat kayu rapi.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-14
8.9.2.

Cara Pelaksanaannya
Pemasangan listplank harus lurus, rapi, rata, kayu tersebut harus diketam ke
semua bidang dan diprofil dengan ukuran kayu yang dipakai ukuran sesuai
gambar detail. Dan juga harus diperhatikan sambungan - sambungan kayu
tersebut dengan memakai sambungan ekor burung. Sebelum pemasangan
kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan kepada direksi atau
konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui konsultan pengawas atau
direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.

8.10.

PEKERJAAN PLAFOND

8.10.1. Material
- Plafond Gypsum 9 mm setara Jayaboard dan rangka Plafond Metal Furing
(untuk dalam ruang)
- Plafond Semen Lap Sidding 8

9mm setara Jayaboard dan rangka Plafond

Metal Furing (Untuk luar ruang)


- Bentuk penutup plafond sesuai dengan gambar rencana. List plafond:
disesuaikan dengan gambar rencana
8.10.2. Pelaksanaan
- Balok induk minimum dipasang tiap jarak 60 cm.
- Jarak balok-balok disesuaikan dengan pemasangan penutupnya.
- Rangka plafond harus digantung dengan baik dan kokoh pada kuda - kuda di
atasnya.
- Sistem sambungan harus sudah cukup kuat, sedang paku - paku dan alat
penyambung lainnya hanya sebagai pelengkap.
- Ukuran dan pola plafond harus sama dengan gambar atau mendapat
persetujuan Direksi.
- Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
8.10.3. Hasil Akhir Yang Dikehendaki
- Pola sesuai dengan rencana atau petunjuk Direksi.
- Plafond rata, tidak bergelombang dan retak.
- Garis - garis alur, lurus, rapi, dengan jarak alur seragam

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-15
8.11.
8.11.1.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA


Bahan Bahan Kusen Meliputi :
1. Kusen kayu bengkirai
2. Daun pintu dan jendela kayu kamfer
3. Bahan - bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi :
- Bebas dari cacat dan mata kayu,
- Lurus dan tidak lapuk,
- Kering dan kuat,
- Tidak bergetah,
- Alur atau urat - urat kayu rapi.
4. Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan
diprofil yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling
dan siku pada sudut-sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan setelah diketam:

8.11.2.

Kusen

5 / 14 cm.

Daun pintu

3.5/11.5 cm.

Daun jendela

3.5/9.5 cm.

Pelaksanaan
1. Type daun pintu dan jendela sesuai dengan gambar kerja.
2. Kunci dan Penggantung (setara dekkson kecuali disebutkan lain dalam gambar
maupaun RAB).
-

Sebelum mengadakan pembelian untuk perlengkapan pintu ini, Kontraktor


harus mengajukan contoh - contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi.

Semua kunci tanam harus terpasang dengan baik, kuat dan rapi pada daun
pintu dan terpasang 90 cm diatas lantai atau sesuai dengan petunjuk
Direksi.

Engsel - engsel minimal dipasang 2 buah untuk pintu teakwood dan 3 buah
untuk pintu panil atau diperhitungkan agar masing - masing engsel memikul
beban tidak lebih dari 20 kg.

Pemasangan Kusen

Semua kayu harus dikerjakan dengan rapi, bagian yang nampak harus
diserut dan diamplas halus.

Semua kusen harus mempunyai alur, dan diberi angker besi diameter 10
mm tiap jarak vertikal 60 cm, dan dicor ke tembok dengan adukan 1 pc : 2
ps : 3 kr.

Semua kusen harus menempel pada beton yang sudah jadi maka harus

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-16
dipakai Fischer dengan sekrup kuningan.
-

Untuk mencegah gangguan rayap, maka bagian kayu yang menempel pada
dinding dan lantai harus dimenie.

Selama pekerjaan berlangsung, kusen - kusen harus dilindungi dari


benturan-benturan benda keras. Kerusakan atau cat -cat harus diganti oleh
Kontraktor dengan biaya sendiri.

Pegangan kunci dipasang sesuai dengan gambar. Kalau tidak disebutkan


lain, maka tinggi pegangan kunci adalah 90 cm dari lantai.

Rangka kayu tidak boleh disambung bertepatan dengan penanaman badan


pengunci.

Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan


ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop
drawing disetujui konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh
dilaksanakan.

8.11.3. Hasil Akhir Yang Dikehendaki

8.12.

Bentuk dan letak pintu sesuai dengan gambar.

Tidak ada bagian - bagian atau sudut-sudut yang cacat.

Kusen - kusen terpasang dengan kuat pada tembok.

Daun tidak terpuntir dan dapat dibuka atau ditutup dengan lancar.

Kunci - kunci, penggantung dapat dipergunakan dengan lancar dan baik.

Penyelesaian bersih dan merata.

PEKERJAAN PENGGGANTUNG DAN PENGUNCI

8.12.1. Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pekerjaan Penggantung
-

Engsel setara Dekkson dipasang untuk semua pintu dan dipasang


sebanyak 3 buah untuk masing masing daun pintu panil, sedangkan untuk
pintu plywood maupun teakwood dipasang 2 buah.

Untuk daun jendela menggunakan engsel setara Dekkson untuk semua


daun jendela dan dipasang masing masing 2 buah untuk masing masing
daun.

Jarak pemasangan engsel dari tepi atas atu bawah daun adalah 20 cm ke
as engsel.

Posisi dudukkan engsel pada alur kusen dibuat satu garis lurus vertikal dan
disesuaikan dengan tebal plat engsel.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-17
-

Perekatan engsel dengan kusen dan daun menggunakan screw atau rivert.

Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan


paku ulir atau rivert, engsel dan kunci.

Kait angin setara Dekkson dipasang sebanyak 2 buah untuk masing


masing jendela.

2. Pekerjaan Pengunci
-

Semua kunci pintu menggunakan kunci setara Dekkson.

Semua daun jendela dan pintu dilengkapi dengan grendel setara Dekkson.

Espanolet setara Dekkson dipasang pada daun pintu double.

Apabila tidak ditentukan lain, jarak pemasangan kunci dari elevasi lantai
keramik ke as kunci adalah 90 s/d 100 cm.

Perekatan kunci dengan kusen dan dengan daun pintu menggunakan screw
atau rivert.

Dalam membuat lubang dudukan kunci tidak dibenarkan melakukannya


dalam keadaan pintu tergantung atau terpasang.

Lakukan pengecekan final terhadap operasional, kelengkapan pasangan


paku ulir atau rivert engsel dan kunci.

Berikan proteksi pada handle kunci dari benturan, goresan, kotoran semen
dan lain lain yang sulit dihilangan.

8.13.

PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

8.13.1.

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dan dinding dalam
bangunan rumah tabung aerator, dan Bangunan pelengkap lainnya seperti yang
tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
peralatan untuk pekerjaan

8.13.2.

Bahan dan Standar


1. Keramik lantai dan dinding :
Keramik harus dari kualitas yang baik / KW 1 dan dari merek yang dikenal
yang memenuhi ketentuan SNI.
Keramik yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus,
sudut-sudutnya tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang
2. Keramik Homogenenious
Produksi setara Paltinum kualitet I baik yang diglasur maupun non
slip.Ukuran dan pola sesuai tertera dalam gambar kerja atau petunjuk

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-18
Direksi Pekerjaan..
3. Adukan
Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.
Adukan perekat khusus untuk memasang Tegel, jika ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi
ketentuan AS 2356, ANSI 118.1, 118.4 dan BS 5385, seperti Lemkra FK
101 dan Lemkra FK 103 (khusus daerah basah), AM 30 Mortarflex, ASA
Fixall atau yang setara.

4. Adukan Pengisian Celah


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap
pakai, yang diberi warna dari pabrik pembuat, seperti Lekra FS Nat Flexible,
AM 50 Coloured Ceramic Grout, ASA Coloured Grout atau yang setara
yang disetujui.
8.13.3.

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Persiapan.
-

Pekerjaan pemasangan tegel baru boleh dilakukan setelah pekerjaan


lainnya benar-benar selesai.

Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran yang


menempel dan debu, dibersihkan dengan dikerok atau semprotan
kompresor kemudian dibasahi hingga jenuh

Tegel Keramik sebelum dipasang harus Direndam hingga jenuh, bidang


lekat tegel sebelum dipasang harus dilepa dengan semen campur air
(pasta semen) secara merata keseluruh bidang tegel

2. Pemasangan.
-

Adukan untuk pasangan tegel pada lantai, dan bagian lain yang harus
kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali
bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

Adukan untuk pasangan Tegel pada lantai harus ditempatkan diatas


lapisan pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.

Tegel harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-19
Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang Tegel yamg
terpasang tetap lurus dan rat.
-

Tegel yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan
diganti.

Tegel mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang
dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.

Sambungan atau celah-celah antar Tegel harus lurus, rat dan seragam,
saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila
ditentukan lain.

Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

Pemotongan Tegel harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan


hanya pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.

Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,


pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi
dan sesempuna mungkin.

Siar antar Tegel dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama
dengan warna keramiknya dan disetujui Konsultan Pengawas.

Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garisgaris siar.

Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran


segera dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

Setiap pemasangan Tegel keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai
yang terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga
berupa polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Konsultan
Pengawas.

3. Hasil akhir yang dikehendaki


-

Lantai tidak bergelombang.

Kerataan atau kemiringan harus sesuai dengan gambar rencana.

Air harus dapat mengalir dengan lancar ke floor drain.

Lantai harus bersih dari sisa sisa adukan semen, cat atau kotoran
lainnya.

Dibawah keramik tidak boleh berongga sehingga keramik dapat melekat


dengan baik.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-20
8.14.

PEKERJAAN STYLE BALI

8.14.1.

Standart dan Bahan


Pekerjaan style Bali terdiri dari :
-

Pasangan Murda paras dan ikut celedu paras ex. silekarang.

Batu Jogja putih ukuran 15 x 30 cm

Batu Candi hitam ukuran 15 x 30 cm

Ukiran paras jogja putih tebal min.5 cm dengan ukuran menyesuaikan


dengan detil rencana.

Semua bahan yang digunakan harus mempunyai kualitas I dan


ketebalan batu minimal 2 cm.

Tempat, bentuk dan ukuran pekerjaan style Bali sesuai dengan gambar
rencana.

8.14.2.

Cara pelaksanaan
1. Sebelum pekerjaan style Bali dilaksanakan, khususnya untuk pekerjaan
yang mempunyai bentuk bentuk khusus, kontraktor harus membuat
gambar kerja disertai dengan rencana pelaksanaannya. Pekerjaan style Bali
dapat

dilaksanakan

setelah

gambar

dan

rencana

pelaksanaannya

mendapat persetujuan direksi.


2. Biaya untuk membuat gambar dan rencana pelaksanaan menjadi tanggung
jawab kontraktor.
3. Pemasangan

paras

&

batu

direkatkan

dengan

semen,

sehingga

pasangannya menjadi kuat dan tidak mudah lepas.


4. Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan
ditunjukkan kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop
drawing disetujui konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh
dilaksanakan.

8.14.3.

Hasil Akhir Yang Dikehendaki


1. Semua pasangan harus kuat, rapi, bersih, dan sesuai dengan gambar kerja
baik bentuk maupun ukurannya.
2. Air semen atau bahan lainnya yang digunakan untuk perekat pasangan
tidak boleh kelihatan dari luar.
3. Pekerjaan style Bali dapat dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-21
8.15.

PEKERJAAN SANITAIR DAN ASESORISNYA

8.15.1.

Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan seperti
ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan alat yang
diperlukan

8.15.2.

Bahan - Bahan
1. Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan stop kran dan peralatan
lain (warna standard).
2. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan stop kran dan peralatan
lain (warna standard).
3. Wastafel
Bahan porselen, produk dalam negeri lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya (warna standard)..
4. Keran, Floor Drain, Dll
Barang-barang yang akan dipasang harus benar-benar mulus dan tidak
cacat sedikitpun. Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk disetujui
oleh Pengawas bersama dengan Konsultan Perencana.

8.15.3.

Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pemasangan semua peralatan/perlengkapan saniter harus dilakukan oleh ahli
pemasangan barang

sanitair

yang

berpengalaman. Pengerjaan harus

dilakukan dengan hati-hati dan sangat rapi.


2. Semua sambungan harus kedap air dan udara. Bahan penutup sambungan
tidak diijinkan.
3. Cat, vernis, dempul dan lainnya tidak diijinkan dipasang pada bidang-bidang
pertemuan sambungan sampai semua sambungan dipasang kuat dan diuji.
4. Semua saluran ekspos ke perlengkapan sanitasi harus diselesaikan sedemikian
rupa sehingga tampak bersih dan rapih dan sesuai ketentuan Gambar Kerja
dan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
5. Pemipaan dari perlengkapan sanitasi ke pipa distribusi utama harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis..
6. Sistem penumpu dan penopang harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat perlengkaan sanitasi atau sesuai persetujuan Pengawasan Lapangan.
7. Pemasangan alat-alat sanitair lain
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-22
Tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan diskrupkan
pada dinding. Barang-barang yang

akan dipakai

harus tidak

bercacat

sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan dipasang


rapih. Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai, harus diisi dengan
adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga bidang atas floor
drain rata dan sebidang dengan bidang lantai. Paper holder hanya dipasang
pada toilet yang closetnya duduk. Tempat sabun hanya dipasang pada toilet
yang ada bak airnya saja. Tinggi pemasangan pada dinding 100 cm di atas
lantai.
8.16.

PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

8.16.1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan plesteran dinding, kolom
beton, plat beton, listplang beton, atau sesuai dengan yang tertera dalam
gambar Kerja.

8.16.2.

Toleransi dimensi
1. Tebal plesteran rata-rata 15 mm untuk setiap lapis plesteran dengan
toleransi perbedaan ketebalan tidak lebih dari 5 mm setiap bidang
plesteran.
2. Toleransi kemiringan vertikal dan horizontal plesteran adalah 1 mm per 1 m
baik Tinggi atau Panjang per seribu.
3. Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat
4. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, Kontraktor harus mengajukan
kepada Direksi Pekerjaan contoh bidang plesteran untuk setiap jenis
adukan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5. Pekerjaan plesteran tidak boleh dimulai sebelum Direksi Pekerjaan
menyetujui formasi/kedudukan dan kondisi bidang plesteran untuk setiap
bagian pekerjaan sesuai Gambar, namun Kontraktor tetap bertanggung
jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.
6. Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-23
8.16.3.

Jadwal Kerja
1. Jumlah pekerjaan plesteran yang dilaksanakan setiap satuan waktu
haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pekerjaan plesteran
untuk menjamin agar seluruh pekerjaan plesteran hanya digunakan adukan
plester baru.
2. Lebar bidang plesteran maksimum setiap tahap pleseran tidak boleh lebih
dari 1 m untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat plesteran
kepala secara vertikal.
3. Setiap tahap pekerjaan, tebal plesteran tidak boleh lebih tebal dari 20 mm,
hari guna memberikan kesempatan mengeringnya plesteran lapis pertama
sebelum pekerjaan plesteran dilanjutkan.
4. Setiap memulai pekerjaan plesteran harus sepengetahuan dan seijin Direksi
Pekerjaan.

8.16.4.

Bahan
1. Adukan plesteran
-

Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C
150-1995, seperti Semen Indocement, Semen Padang, Tiga Roda atau
yang setara.
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang.

Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur
atau kotoran lain yang merusak.
Perbandingan butir butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai
pada yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas,
seperti Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau
yang setara.

. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat zat organik
yang bersifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji.
Pada dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-24
diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Konsultan
Pengawas.
2. Penggunaan Komposisi Campuran
Adukan untuk plesteran dibuat sesuai dengan yang digunakan pada
pasangan batanya ;
-

Plesteran trasram A1 : 1pc : 2ps

Plesteran kolom, level, dan nat bata expose : A2 : 1pc : 3ps ayakan
halus

(expose)

Plesteran dinding pada umumnya A1 : 1pc : 5ps

Pasangan dinding sejauh menempel pada tanah harus diplester sesuai


dengan adukan untuk dindingnya.

8.16.5.

Pelaksanaan
1. Membuat Campuran
-

Pasir harus bersih dari kotoran-kotoran dan diayak sesuai dengan


kebutuhan campuran.

Campuran harus dibuat secara homogen dengan cara dan peralatan


mekanis (beton molen) dengan pemakaian air secukupnya.

Campuran yang akan dipasang harus selalu baru, jangan biarkan


adukan membeku lebih dari satu jam.

2. Contoh Bidang Plesteran


-

Kontraktor harus membuat contoh bidang plesteran terlebih dahulu,


kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan plesteran
harus dilanjutkan sesuai dengan contoh.

3. Persiapan pada Bidang yang Akan Diplester


-

Semua siar hendaknya dikerok sedalam lebih kurang 10 mm sebelum


diplester dan bila dinat bidang bata harus bersih dari bekas-bekas
perekat/kotoran-kotoran lainnya.

Semua dinding dan kolom beton yang akan diplester harus dikerik agar
plesterannya dapat melekat dengan baik.

Semua dinding bataco/beton cetak harus disawut dengan adukan 1 pc ;


2 ps ayakan halus sebelum diplester agar plesteran dapat melekat
dengan baik.

Semua bidang yang akan diplester harus disikat atau disapu sampai
bersih dan dibasahi hingga jenuh sebelum diplester.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-25
4. Sudut-Sudut dan Bidang Plesteran
-

Semua sudut-sudut harus tegas tajam dan bidang-bidang plesteran


harus rata tidak bergelombang.

5. Kerataan Bidang Plesteran


Untuk dapat mencapai permukaan yang rata dari suatu plesteran sebaiknya
diadakan pemeriksaan dengan garisan panjang, baik horisontal maupun
vertikal yang berpedoman kepada plesteran kepala.
6. Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diperbaiki secara
keseluruhan. Bagian-bagian yang diperbaiki, harus dibobok terlebih dahulu
dengan baik, bobokan dibuat dalam bidang segi empat kemudian diplester
rata dengan sekitarnya.
7. Bidang Plesteran Tebal
Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm dan tidak lebih dari 2 cm. Dipasang
merata toleransi 1 mm setiap meter panjang. Untuk plesteran lebih dari 20
mm dan kurang dari 40 mm, sebelum lapisan tahap pertama kering benar
permukaannya di garis silang-silang untuk mengikat lapisan berikutnya.
Permukaan harus dibasahi secara berkala dan dilindungi dari terik matahari
atau hujan.
8. Plesteran Finishing Cat
Untuk plesteran yang akan difinishing cat harus di aci terlebih dahulu.
Pengacian dilakukan setelah lapisan mengeras dan tidak berkerut lagi.
Tebal acian tidak kurang dari 1 mm dan tidak lebih dari 2 mm, memakai
bahan kapur dan semen yang diayak halus dengan perbandingan campuran
1 pc : 8 kapur/gamping dan disetujui Direksi Pekerjaan. Permukaannya
halus dan rata, dilindungi dan dibasahi seperti tersebut di atas.
9. Plesteran Exposed
Plesteran expose dengan adukan 1 pc : 3 ps ayakan halus, dikerjakan
langsung jadi sesuai dengan luas bidang yang dikehendaki sesuai dengan
petunjuk Gambar atau Direksi Pekerjaan. Setiap satu satuan bidang
plesteran dengan bidang lainnya harus dipisahkan dengan alur ukuran
10x10 mm. Tebal plesteran tidak kurang dari 1,5 cm dan tidak lebih dari 2,0
cm. Dipasang merata toleransi 1 mm setiap meter panjang.
10. Naad Plesteran
Antara bidang plesteran dan kusen atau kolom harus dibuat alur-alur
pemisah yang rapi. Bila tidak disebutkan dalam gambar ukuran alur dibuat
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-26
8x8 mm yang selanjutnya diaci.
11. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada
bag yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah
kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus
selalu menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh,
sekurang kurangnya dua kali setiap harinya. Benangan sudut termasuk
dalam pekerjaan acian dan harganya sudah diperhitungkan dalam
pekerjaan acian.
12. Hasil Akhir yang Dikehendaki :
Bidang plesteran yang halus, rata atau tidak bergelombang, dan tidak retakretak Alur-alur lurus dengan ukuran yang sama dan lurus Sudut-sudut tajam
dan rapih.
13. Pemeriksaan dan Pengujian.
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor
setiap waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan
untuk dapat mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan
dengan cara yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari
Pemilik Proyek.
8.17.

PEKERJAAN WATER STOP DAN WATER PROOFING

8.17.1.

Umum
Pekerjaan

pasang

Water

Proofing

meliputi semua

pekerjaan

pasang

Waterproofing pada Lantai dan dinding Bak Ekualisasi atau bidang-bidang


lainnya atau sesuai dengan tertera dalam Gambar dan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
8.17.2.

Pengajuan Kesiapan Kerja dan Perbaikan Pekerjaan yang Cacat


-

Kontraktor harus menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan peralatan


secukupnya sebelum memulai pekerjaan pasangan Waterproofing.

Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan satu unit contoh


bidang pasangan Waterproofing untuk setiap jenis penggunaan ruang atau
bidang

pasangan

dalam

Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

rangka

mendapatkan

persetujuan

Direksi

VIII-27
-

Pekerjaan pasangan Waterproofing tidak boleh dimulai sebelum Direksi


Pekerjaan menyetujui formasi/kedudukan dan kondisi bidang pasang untuk
setiap

bagian

pekerjaan

sesuai

Gambar,

namun

kontraktor

tetap

bertanggung jawab atas ketepatan dan presisi pekerjaan.


-

Bilamana terdapat pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan rencana
Gambar dan ketentuan yang disyaratkan harus segera diperbaiki atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor hingga dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.

8.17.3.

Jadwal Kerja
-

Jumlah pekerjaan pasang Waterproofing yang dilaksanakan setiap satuan


waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan dan presisi
pekerjaan pasang Waterproofing.

Luas bidang pasang Waerproofing


mengacu

kepada

Waterproofing

luas

ruang

minimal setiap tahap pasang harus


atau

bidang

yang

akan

dipasang

untuk setiap tahap kerja yang dibatasi dengan membuat

construction join.
-

Setiap

tahap

pekerjaan,

pasangan

Waterproofing

tidak

boleh

terganggu/diinjak sebelum lapisan mengering sesuai jenis Waerproofing


yang dipakai.
-

Setiap memulai pekerjaan pasang Waterproofing harus sepengetahuan dan


seijin Direksi Pekerjaan

Garansi Pekerjaan Waterproofing minimal 10 (sepuluh) tahun sejak Serah


Terima I Pekerjaan Kontruksi.

8.17.4.

Bahan
-

Bahan dan Standar


Waterproofing untuk air bersih dipakai jenis anti toxic (tidak beracun) dari
jenis cement base sedang untuk lantai toilet pada lantai tingkat, bak mandi
maupun Septic Tank digunakan jenis membrancesheet atau lapisan
bitumen lainnya dengan kualitas terbaik, ketebalan sheet minimal 4 mm.
Pasir sesuai NI -3 pasal 14 ayat 2, Air sesuai NI 3 pasal 10, semen sesuai
NI - 8

Lapisan Screed dan Penutup Akhir Waterproofing Access Floor


Lapisan screed dari campuran beton K175 kedap air, sedang penutup akhir
dari plesteran kedap air A1 yang diberikan wiremesh/kawat ayam
galvanized untuk menghindari retak.

Contoh Bahan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-28
-

Kontraktor harus memberikan contoh bahan, tiap jenis penggunaan


Waterproofing

terlebih

dahulu

kepada

Direksi

Pekerjaan

untuk

mendapatkan persetujuan.
8.17.5.

Pelaksanaan
-

Pembuatan Beton Screed :


Semua bahan beton Screed harus bersih dari kotoran-kotoran terbuat dari
campuran 1Pc : 2Ps : 3 Krk (K275) yang dihampar di ats bidang dinding
atau lantai yang akan dilapis Waterproofing dengan ukuran sesuai gambar
atau dengan sudut kemiringan minimal 1 % ke arah floor drain.
Sebelum screed dicor dpastikan bahwa dinding atau lantai dasarnya sudah
kedap air, apabila ada retak atau cacat harus di grouting terlebih dahulu.

Contoh bidang pasang Waterproofing :


Kontraktor harus membuat contoh bidang pasang Waterproofing terlebih
dahulu, kemudian setelah disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pekerjaan
pasang Waterproofing harus dilajutkan sesuai dengan contoh

Persiapan pada bidang yang akan dipasang Waterproofing


Semua bidang pasang harus bersih dari kotoran-kotoran/debu dan telah
diadakan perbaikan hingga mendapatkan permukaan yang kedap air
melalui uji rendam air min. 3 x 24 jam.
Semua bidang pasang telah Direncanakan system drainasenya dengan
derajat kemiringan ketempat pembuangan sebesar minimal 1 % dengan
beton screed K 175 kedap air.

Pasang Waterproofing
Waterproofing sesuai jenisnya dipasang mengikuti petunjuk pabrik dan
dikerjakan oleh tenaga kerja terampil dan memiliki sertifikasi. Setelah
lapisan Waterproofing terpasang harus diuji kedap air melalui uji rendam air
minimal 3x24 jam. Di atas lapisan Waterproofing di hampar plesteran padat
kedap air (A1 - 1pc:2ps) setebal minimal 3 cm yang diperkuat dengan kawat
ayam galvanized, permukaan plesteran harus rata dan miring ke arah
pembuangan air.

Hasil Akhir yang dikehendaki


Bidang pasang Waterproofing rata atau tidak bergelombang dan tidak cacat.
Bidang yang dilapisi Waterproofing tidak bocor dan plesteran pelindung
tidak retak. Air dapat mengalir lancar kearah floor drain.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-29

8.18.

PEKERJAAN PENGECATAN

8.18.1.

Bahan

1. Untuk cat tembok luar digunakan cat dari produk dengan kualitas setara Dulux
Weathershield, yang tahan terhadap cuaca atau sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan Direksi.
2. Untuk cat bagian dalam tembok dan plafond bangunan menggunakan cat dengan
kualitas setara Dulux.
3. Jenis dan warna cat sesuai dengan petujuk Direksi selambat - lambatnya 7 (tujuh)
hari sebelum pekerjaan pengecatan, Kontraktor harus mengajukan daftar cat yang
akan digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuannya.
4. Politur setara Mowilex digunakan untuk polituran daun pintu, railing kayu, kayu kap
ekspose, ornamen kayu dan kusen.
5. Cat railing besi menggunakan cat setara Duco .

8.18.2.

Pelaksanaan

1. Tembok atau Plafond


- Pastikan permukaan tembok atau plafond yang akan dicat dalam keadaan
kering, bebas dari segala jenis kotoran yang melekat.
- Setelah tembok benar - benar bersih, oleskan Plamur keseluruh permukaan
tembok atau plafond.
- Setelah Plamur cukup kering diamplas halus, dilanjutkan dengan lapisan
pertama top coating.
- Lapisan kedua top coating dilanjutkan setelah lapisan cat pertama betul - betul
kering (jangan sekali - kali melakukan pengecatan lapis kedua sebelum lapisan
pertama betul - betul kering, karena akan berakibat kegagalan pengecatan,cat
akan meleleh dan tertarik oleh kuas atau roll).
- Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
- Sebelum dilakukan pengecatan kontraktor harus membuat mock up cat seluas
minimal 8 m2 setelah disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan baru bisa
melanjutkan pekerjaan pengecatan.
2. Cat Kayu atau Besi
- Pastikan seluruh bidang permukaan kayu atau Besi yang akan di cat telah
bersih dari segala kotoran, dan telah diamplas halus.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-30
- Lapisan pertama atau meni menggunakan Cat Primer (Kayu atau besi).
- Setelah itu permukaan kayu di amplas lagi sampai halus.
- Setelah kering dilanjutkan dengan lapis pertama top coating dengan.
- Lapisan kedua top coating dilakukan setelah lapisan pertama benar - benar
kering.
- Sebelum pemasangan kontraktor harus membuat shop drawing dan ditunjukkan
kepada direksi atau konsultan pengawas. Sebelum shop drawing disetujui
konsultan pengawas atau direksi pekerjaaan belum boleh dilaksanakan.
- Sebelum dilakukan pengecatan kontraktor harus membuat mock up cat seluas
minimal 8 m2 setelah disetujui oleh Direksi atau Pengawas Lapangan baru bisa
melanjutkan pekerjaan pengecatan.

8.18.3.

Hasil Akhir Yang Dikehendaki


- Bidang cat rata, tidak bergelombang, tidak retak dan warnanya sama.
- Bebas dari kotoran - kotoran atau noda - noda lain.
- Benangan dan alur - alur harus tajam dan lurus

8.19.

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

8.19.1.

Pekerjaan Galian
1) Cara Pengukuran
a) Pekerjaan yang tidak diukur untuk pembiayaan terdiri dari :
(1) Galian di luar rencana (overcut)
(2) Galian yang digunakan bukan untuk pekerjaan permanen
(3) Galian yang sudah termasuk dalam satu item pekerjaan
b) Cara pengukuran volume galian dilakukan dengan basis pengukuran
akhir (final measurement basis) sebagai berikut :
(1) Pengukuran awal potongan memanjang (longitudinal) dan potongan
melintang (cross section) permukaan lahan setelah pekerjaan
pembersihan dan pemotongan (land clearing and grubbing)
(2) Pengukuran akhir potongan memanjang dan potongan melintang
permukaan setelah galian selesai dikerjakan sesuai rencana
(3) Jarak pembuatan potongan melintang satu dengan lainnya sebesar
25 m atau dalam keadaan khusus dapat ditentukan lain
(4) Luas galian pada suatu cross section adalah luas selisih butir 1 dan
butir 2
(5) Volume pekerjaan adalah jumlah perkalian jarak potongan melintang

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-31
satu dengan potongan melintang berikutnya yang sama.

2) Dasar Pembayaran
Pembayaran dilakukan atas dasar volume galian yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan Direksi Teknik dan harga satuan yang tecantum dalam
kontrak.
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar
menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan
dalam Spesifikasi ini.

8.19.2.

Pekerjaan Urugan

1)

Pengukuran Timbunan
Pekerjaan timbunan tidak diukur tersendiri tetapi telah dibayar dalam
pekerjaan galian. Kecuali untuk timbunan pilihan (agregat, lime stone)
timbunan diukur atas dasar selisih profit melintang permukaan tanah asli dan
profil melintang sesuai desain rencana yang dihitung atas dasar m3 padat/
terpasang.

2)

Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing - masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan harga,
dimana harga tersebut harus sudah

merupakan kompensasi penuh untuk

pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir -dan


pengujian bahan, termasuk seluruh biaya lain yang diperlukan atau biaya
untuk penyelesaian dari pekerjaan yang diuraikan dalam Spesifikasi ini

8.19.3.

Pekerjaan Pasangan Batu Kali


1) Volume pekerjaan pasangan batu kali yang dapat dibayar adalah jumlah
volume dalam Meter Kubik sebagai volume nominal yang selesai terpasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan dan
diterima Direksi Pekerjaan. Sedang pasangan batu kali muka dengan siar

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-32
ditambahkan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk finishing siar dengan satuan
Meter Persegi bidang pasangan batu yang disiar.
2) Kuantitas pasangan batu dengan mortar seperti yang disyaratkan diatas akan
dibayar atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
Pekerjaan.
3) Harga tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga
bahan, ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan
spesifikasi ini.

8.19.4.

Pekerjaan Pasangan Batako


1) Kuantitas pekerjaan pasangan bataco yang dapat dibayar adalah jumlah luasan
dalam Meter Persegi sebagai luasan nominal yang selesai terpasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan hasil
pemeriksaan dan pengukuran serta telah disetujui bersama kontraktor,
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
2) Kuantitas pasangan batako dengan mortar seperti yang disyaratkan di atas
akan dibayar atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
Pekerjaan. Harga tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan
bahan, ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan
Spesifikasi ini.

8.19.5.

Pekerjaan Pasangan Lantai dan Dinding Keramik


1) Volume pekerjaan tegel/keramik yang dapat dibayar adalah jumlah volume
dalam meter persegi sebagai volume nominal yang selesai terpasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang ditentukan, dan
diterima Direksi Pekerjaan. Sedang finishing cat akan dihitung tersendiri pada
Pekerjaan Cat sesuai Spesifikasi ini.
2) Kuantitas pekerjaan tegel/keramik seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar
atas dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga bahan,
ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang dierlukan untuk

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-33
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan
Spesifikasi ini.
8.19.6.

Pekerjaan Pasangan Pasangan Style Bali


1) Volume pekerjaan pasangan Pasangan Style Bali yang dapat dibayar adalah
jumlah volume dalam Meter Persegi yang diukur pada bidang muka sebagai
volume nominal yang selesai terpasang, memenuhi persyaratan-persyaratan
serta jaminan mutu yang ditentukan, dan diterima Direksi Pekerjaan. Untuk
aplikasi pekerjaan yang merupakan satu kesatuan utuh dapat dihitung atas
dasar Harga Per Unit pekerjaan.
2) Kuantitas pasangan Pasangan Style Bali dengan tata-cara tradisional Bali
seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas dasar Harga Kontrak
persatuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk pemasokan dan harga bahan, ongkos kerja, peralatan, pengujian
dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam Gambar dan Spesifikasi ini.

8.19.7.

Pekerjaan Paving
1) Pengukuran
(a) Beton Pengunci Cor Langsung di Tempat dan atau Beton Pracetak
Tidak ada pengukuran terpisah untuk pembayaran yang dilakukan
untuk beton pengunci cor langsung di tempat dan atau beton
pracetak dalam Spesifikasi ini.

Kerb/beton pengunci cor di tempat dan atau beton pracetak akan


diukur untuk pembayaran sebagaimana berbagai bahan yang
digunakan seperti yang ditentukan yang berkaitan dari Spesifikasi ini

(b) Kuantitas yang diukur untuk perkerasan blok beton/paving block


haruslah luas perkerasan blok beton/paving block baru dalam meter
persegi, lengkap terpasang di tempat dan diterima, dan kuantitas
landasan pasir yang digunakan.
2) Dasar pembayaran
Kuantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus dibayar dengan harga
satuan Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar dan diberikan dalam Daftar Kuantitas, dimana harga dan
pembayaran tersebut sudah merupakan kompensasi penuah untuk
pengadaan semua bahan, pekerja, peralatan, perkakas dan keperluan biaya
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

VIII-34
lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang memenuhi
ketentuan sesuai dengan Spesifikasi ini.
8.19.8.

Pekerjaan Plesteran, Acian, Waterproofing dan Pengecatan


1) Pengukuran
Kuantitas pekerjaan plesteran yang dapat dibayar adalah jumlah luasan
dalam meter persegi sebagai luasan nominal yang selesai terpasang,
memenuhi persyaratan-persyaratan serta jaminan mutu yang merupakan
hasil pemeriksaan dan pengukuran serta telah disetujui bersama oleh
Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Direksi.
2) Dasar pembayaran
Kuantitas plesteran seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar atas
dasar Harga Kontrak persatuan pengukuran untuk Mata pembayaran yang
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga Satuan Pekerjaan. Harga
tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasokan dan harga
bahan, ongkos kerja, peralatan, pengujian dan pekerjaan lain yang
dierlukan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar dan Spesifikasi ini.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

IX -1

BAB IX
LAPISAN PERKERASAN JALAN
9.1. Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat

9.1.1. Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan pada
permukaan yang sudah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan
beraspal berikutnya. Lapis resap pengikat dihampar pada permukaan yang
bukan beraspal (misalnya lapis pondasi agregat), sedangkan lapis resap
perekat dihampar pada permukaan yang beraspal.

2) Pembatasan oleh Cuaca dan Musim


Lapis resap pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang
benar-benar kering dan bebas dari hujan maupun genangan air.

3) Kwalitas Pekerjaan dan Perbaikan dari Pekerjaan yang tidak


Memuaskan
Lapisan yang sudah selesai disemprotkan lapis resap pengikat harus
menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan tampak merata
tanpa adanya bagian-bagian yang kelebihan aspal. Setelah proses
pengeringan bahan aspal harus meresap ke dalam lapis pondasi
sampai merata tertutup aspal dan tidak berongga (porous).

4) Kondisi Pekerjaan
a. Pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkan lalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang
sedang dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal
bagi lalu lintas yang melewati lokasi tersebut
b. Fasilitas

milik

masyarakat

dan

benda-benda

lain

disamping

tempat kerja seperti pohon dan lain-lain harus dilindungi selama proses
pekerjaan agar tidak menjadi kotor karena percikan aspal

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -2
c. Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
d. Kontraktor harus menjamin bahwa aspal yang akan disemprotkan harus
dalam keadaan panas dan harus terdapat pengendalian pembakaran
yang memadai

9.1.2. Material dan Peralatan


1) Bahan Lapis Resap Pengikat
a. Aspal emulsi reaksi sedang atau reaksi lambat yang memenuhi
AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Umumnya
aspal emulsi yang dapat menunjukan peresapan yang baik pada
lapis pondasi. Aspal emulsi harus mengandung residu 50% hasil
penyulingan minyak bumi dan mempunyai penetrasi aspal minimum
80/100. Aspal emulsi sebagai lapis resap pengikat tidak boleh
diencerkan di lapangan.
b. Aspal

semen

penetrasi

80/100

atau

penetrasi

60/70

dan

memenuhi AASHTO M120 diencerkan dengan minyak tanah


(kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan. Perbandingan minyaak tanah pada percobaan
pertama harus 80 bagian minyak per 100 bagian aspal semen
2)

Bahan Lapis Perekat


a. Aspal emulsi jenis Rapid Setting yang memenuhi ketentuan AASHTO
M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Direksi Pekerjaan
dapat

mengijinkan

aspal

emulsi

yang

diencerkan

dengan

perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.


b. Aspal semen Penetrasi 60/70 atau Penetrasi 80/100 yang memenuhi
ketentuan AASHTO M20, diencerkan dengan 25-30 bagian minyak
tanah per 100 bagian aspal.
3) Peralatan
Kontraktor harus melengkapi peralatan seperti penyapu mekanis atau
kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan

aspal

dan peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -3
Distributor aspal (batang semprot) harus memenuhi ketentuan :
a. Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang
bermesin penggerak sendiri dan memenuhi peraturan keamanan
jalan.Bilamana

dimuat

penuh,

maka

tekanan

ban

pada

pengoperasian dengan kecepatan penuh tidak boleh melampaui


tekanan yang direkomendasi oleh pabrik pembuatnya.
b. Alat penyemprot harus dirancang, dilengkapi dan dioperasikan
sedemikian

rupa

sehingga

bahan

aspal

dapat

disemprotkan

secara merata dengan berbagai variasi lebar permukaan pada


takaran yang telah ditentukan.
c. Distribusi

aspal

harus

dilengkapi

dengan

batang

semprot

sehingga dapat mensirkulasi aspal secara penuh yang dapat


diatur ke arah vertikal dan horizontal. Batang semprot dengan jumlah
minimum 24 nosel dipasang pada jarak yang sama serta dilengkapi
dengan pipa semprot tangan.
d. Disitributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah
dikalibrsi serta sebuah termometer untuk mengukur temperatur isi
tangki.
9.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Penyiapan Permukaan dan Pelaksanaan Penyemprotan
a. Sebelum dilakukan penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus
dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau
kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan
permukaan yang benar-benar bersih, maka penyapuan manual harus
dikerjakan dengan sikat yang kaku.
b. Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan
penyemprot harus diukur dan ditandai di atas tanah.Kalau digunakan
Lapis Resap Pengikat, batas-batas dari daerah yang akan disemprot
harus ditandai dahulu memakai cat benang pembatas.
c. Bahan Aspal yang disemprotkan harus merata diseluruh permukaan.
Pemakaian aspal secara merata sesuai jumlah takaran yang telah
diperintahkan harus dilaksanakan memakai aspal distributor dengan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -4
batang semprot, pengecualian hanya Dibenarkan kalau pemakaian
aspal distributor tidak memungkinkan pada daerah yang kecil (sempit),
dalam hal ini Direksi Teknik menyetujui pemakaian alat semprot
tangan.
Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai diagram
semprot yang telah disetujui.Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan,
ketinggian batang semprot dan penempatan nosel harus dipasang
sesuai ketentuan diagram tersebut sebelum dan selama pelaksanaan
penyemprotan
d. Bila diperintahkan, bahwa penyemprotan aspal sekali jalan harus
setengah atau lebih kecil setengah lebar dari permukaan yang
diselesaikan, maka dalam hal diperintahkan demikian, lebar bidang
penyemprotan harus dilebihkan 20 cm sebagai bidang tumpang tindih
sambungan sisi-sisi jalur.

Bidang sambungan memanjang ini harus

dibiarkan terbuka dan hanya dapat diberi agregat penutup setelah


penyemprotan sekali jalan pada jalur sebelahnya telah selesai
dilaksanakan. Hal yang sama, berlaku pula untuk pemakaian Lapis
Pengikat, yaitu lebar yang telah disemprot

harus

lebih

besar

daripada lebar yang ditetapkan pada tepi permukaan perkerasan


atau tepi dari bahu jalan, hal ini dimaksudkan untuk memberi tempat
bagi takaran pemakaian aspal pada tepian dimana tak terjadi tumpang
tindih pengaspalan.
e. Lajur yang dilindungi/ditutup dengan kertas semen atau bahan
sejenisnya yang tidak porus kenyal harus dihampar pada daerah
permulaan dan akhir dari permukaan yang akan diaspal.Aliran aspal
ke nosel harus dimulai dan dihentikan pada saat memasuki batas
pelindung, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan baik pada
sepanjang bidang jalan yang akan dilapisi.Lebar kertas pelindung
harus sedemikian rupa sehingga sasaran tersebut di atas dapat
dicapai.
Aspal distributor harus mulai bergerak tak boleh kurang 5
meter dimuka daerah yang disemprot dengan demikian kecepatan
jelajahnya tepat sesuai ketentuan,bila batang semprot mencapai
lembaran kertas dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -5
melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat. Lembaran kertas
harus segera disingkirkan

dan dibuang sesuai petunjuk Direksi

Teknik.
f.

Harus disiapkan cadangan aspal pengikat sebesar 10 persen,


atau sesuai yang ditetapkan oleh Direksi Teknik, dalam tanki aspal
distributor untuk setiap selesai semprotan lari, hal ini dimaksudkan
untuk

mencegah

udara

yang

terperangkap

dalam

sistem

penyemprotan dan sebagai cadangan untuk pemakaian aspal.


g. Jumlah pemakaian bahan pengikat (aspal) pada setiap semprotan lari
harus segera diukur memakai meteran tongkat celup ke dalam tanki
distributor dan dilaksanakan sebelum dan sesudah penyemprotan.
h. Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidak
sempurnaan

peralatan

semprot

pada

saat

beroperasi

dan

penyemprotan ulangan sama sekali tak diperkenankan sebelum


diadakan pekerjaan perbaikan alat.
i.

Setelah pelaksanaan penyemprotan bahan resap pengikat, setiap


daerah yang tergenangi bahan pengikat yang berlebihan harus secara
menerus didistribusi ulang melintang di atas permukaan yang telah
disemprot.Untuk tujuan ini boleh dipakai mesin giling roda karet,
sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.

j.

Tempat-tempat yang menunjukkan adanya bahan pengikat yang


berlebihan

harus

pemasangan lapis

ditutup

dengan

agregat

penutup,

sebelum

berikutnya.Dalam keadaan bagaimanapun,

agregat penutup tidak boleh dipasang sebelum 4 jam setelah


penyemprotan lapis resap pengikat.

2) Takaran dan Temperatur Pemakaian dari Material Aspal


Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan agar mendapat tingkat
takaran yang tepat. Biasanya takaran pemakaian dalam batas-batas
sebagai berikut :
Lapis resap pengikat :

0,4-1,3 liter per meter persegi untuk

pondasi

agregat kelas A.
Lapis perekat

: sesuai dengan jenis permukaan yang akan


menerima

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

pelapisan

dan

jenis

bahan

IX -6
pengikatyang akan digunakan terdapat pada
Tabel 2.1 untuk jenis takaran lapis pengikat

Tabel 2.1 Takaran Pemakaian Lapis Perekat

Takaran Pada

Takaran Pada

Jenis Bahan

Permukaan yang Baru

Permukaan yang

Pengikat

atau Permukaan yang

Berpori, atau

Sudah Tua dan Licin

Permukaan Lapuk

(liter/m2)

(liter/m2)

0,15

0,15-0,35

Aspal Emulsi

0,20

0,20-0,50

Aspal

0,40

0,40-1,0

Cutback,
pph

25

minyak

tanah

Emulsi

Encer penyemprotan
(1 : 1)
Suhu
harus sesuai dengan Tabel 2.2, kecual ada
perintah lain oleh Direksi Pekerjaan. Suhu penyemprotan untuk Aspal
Cutback

yang

mengandung

minyak

tanah

yang

berbeda

ketentuan pada daftar nilai yang didapat melalui interpolasi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

dari

IX -7

Tabel 2.2 Suhu Penyemprotan

Jenis Bahan Pengikat

Batas-batas Suhu
Semprotan

Cutback, 25 pph Minyak Tanah

110 10 C

Cutback, 50 pph Minyak Tanah (jenis


Cutback MC 70)

70 10 C

Cutback, 50 pph Minyak Tanah (jenis

45 10 C

Cutback MC 30)
Cutback, 100 pph Minyak Tanah
Cutback, lebuh dari 100 pph Minyak

30 10 C
Tidak dipanaskan

Tanah

Aspal Emulsi atau Aspal Emulsi


diencerkan

Tidak dipanaskan

Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau berulang-ulang harus


dihindari. Setiap bahan yang menurut Direksi Pekerjaan rusak atau
ditolak, maka harus diganti atas biaya Kontraktor.

9.1.4. Pemeliharaan dan Pembukaan bagi Lalu Lintas


1) Pemeliharaan dari Lapis Resap Pengikat
a. Kontraktor harus memelihara permukaan yang telah diberi
lapis Aspal Resap Pengikat atau Perekat sampai lapisan
berikutnya dipasang.Lapisan berikut tersebut hanya

dapat

dipasang setelah lapisan pertama dibiarkan untuk beberapa


waktu untuk memberi kesempatan terserap dan mengeras secara

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -8
penuh,

hal

ini

untuk

mencegah

terjadinya

aliran

aspal

kepermukaan dan pelunakan pada lapis berikutnya.


b. Lalu lintas harus tidak diijinkan melintasi permukaan sampai
bahan aspal telah meresap dan mengering dan, menurut
pendapat Direksi Teknik, tidak akan melekat dibawah beban
lalu

lintas.Dalam

keadaan

khusus

dimana

perlu

untuk

mengijinkan lalu lintas melintasinya sebelum waktu tersebut, tetap


dalam segala keadaan tidak boleh lebih awal dari empat jam
setelah pemasangan bahan aspal tersebut. Agregat
penutup harus disebar dari truk sedemikian agar tidak ada
roda yang melintas material aspal basah yang tidak tertutup. Bila
pemasangan agregat penutup pada jalur yang sedang dikerjakan
yang bersebelahan

dengan

jalur

yang

belum dikerjakan,

sebuah alur yang lebarnya paling sedikit 20 cm sepanjang


tepi sambungan harus dibiarkan terbuka, atau jika tertutup harus
dibuka

bila

jalur

kedua

sedang

ditangani.Pemakaian

agregat

penutup

dipersiapkan untuk
harus

dilaksanakan

seminimum mungkin.
2) Pemeliharaan dari Lapis Perekat
Lapis

perekat harus dipasang hanya sebentar sebelum pemasangan

lapis aspal berikut diatasnya untuk memperoleh kondisi yang tepat


dari kelengketannya.Lapisan aspal berikut tersebut harus dipasang
sebelum lapis pengikat hilang kelengketannya melalui pengeringan
yang berlebih,oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya, sewaktu lapis
pengikat dalam keadaan tidak tertutup, Kontraktor harus melindunginya
dari kerusakan dan mencegah berkontak dengan lalu lintas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -9
9.2. Lapis Antara Aspal Beton (Ac-Bc) Dan Lapis Aus Aspal Beton(AcWc)
9.2.1. Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah tes aliran pipa pada ruas yang akan
dikerjakan telah dapat diterima oleh direksi pekerjaan. Pekerjaan ini
mencakup pengadaan lapisan padat yang awet dari lapis perata, lapis
pondasi atau lapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat dan
bahan aspal yang dicampur di pusat instalasipencampuran,serta
menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas pondasi
atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi
ini dan memenuhi garis, ketinggian, danpotongan memanjang yang
ditunjukkan dalam gambar kerja rencana. Semua campuran dirancang
menggunakan prosedur khusus yang diberikan di dalam Spesifikasi ini,
untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan
kadar

aspal

yang

cocok,rongga

udara,stabilitas,kelenturan

dan

keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.


Laston (AC) terdiri dari tiga macam campuran, Laston Lapis
Aus (AC-WC), Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi
(AC-Base) dan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran
adalah 19 mm,25,4mm, 37,5

mm.Setiap

jenis campuran AC yang

menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan


Asbuton atau Aspal Multigrade disebut masing-masing sebagai AC-WC
Modified dan AC-Base Modified.
2) Tebal Lapisan dan Toleransi
a. Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda
uji "inti" (core) perkerasan yang diambil oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan. Untuk lapisan AC-WC jarak dan
lokasi

pengambilan benda uji inti harus sebagaimana yang

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikit harus


diambil dua buah dalam arah melintang
penampang

lajur

yang

diperiksa.

dari

Jarak

masing-masing

memanjang

dari

penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 200 m dan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -10
harus sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil
dalam setiap ruas yang diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 6
(enam). Untuk lapisan AC-BC jumlah total benda uji inti yang diambil
dalam setiap span manhole yang diukur untuk pembayaran tidak
kurang dari 3 (tiga). Bilamana tebal lapisan tidak memenuhi
persyaratan toleransi maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan
pengambilan benda uji inti tambahan pada lokasi yang

tidak

memenuhi syarat ketebalan sebelum pembongkaran dan lapisan


kembali.
b. Tebal aktual campuran aspal yang dihampar pada tiap-tiap ruas
dari pekerjaan, didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua
benda uji inti yang diambil dari ruas tersebut
c. Tebal

actual

campuran

aspal

yang

dihampar,sebagaimana

ditetapkan dalam Pasal ini di atas, harus sama atau lebih besar dari
tebal nominal rancangan pada Tabel 2.1 untuk lapis aus harus
sama dengan atau lebih besar dari tebal nominal rancangan yang
ditentukan dalam gambar kerja rencana.
d. Bilamana campuran aspal yang dihampar lebih dari satu lapis,
seluruh tebal campuran aspal tidak boleh kurang dari toleransi
masing-masing yang disyaratkan dalam Pasal ini dan tebal nominal
rancangan yang disyaratkan dalam gambar kerja rencana.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -11

Tabel 2.1 Tabel Nominal Rancangan Campuran Aspal dan Toleransi

Tebal

Jenis Campuran

Latasir Kelas A

Simbol

SS-A

Nominal

Toleransi

Minimum

Tebal

(cm)

(mm)
1,5
2,0

Latasir Kelas B

Lapis Aus

SS-B

2,0

HRS-WC

3,0

Lataston

Laston

3,0
Lapis Pondasi

HRS-Base

3,5

Lapis Aus

AC-WC

4,0

3,0

Lapis Pengikat

AC-BC

5,0

4,0

Lapis Pondasi

AC-Base

6,0

5,0

e . Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran aspal yang


dihampar harus dipantau oleh Kontraktor dengan menimbang setiap
muatan truk yang meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal.
Untuk setiap ruas pekerjaan yang diukur untuk pembayaran,bilamana
berat aktual bahan terhampar yang dihitung dari timbangan adalah
kurang ataupun lebih lima persen dari berat yang dihitung dari
ketebalan rata-rata dan kepadatan rata-rata benda uji inti (core), maka
Direksi Pekerjaan harus mengambil tindakan untuk menyelidiki sebab

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -12
terjadinya selisih berat ini sebelum menyetujui pembayaran bahan
yang telah dihampar. Investigasi oleh Direksi Pekerjaan dapat
meliputi, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :

i.

Memerintahkan Kontraktor untuk lebih sering mengambil


atau lebih banyak mengambil atau mencari lokasi lain benda
uji inti (core)

i i . Memeriksa

ketepatan

timbangan

dan

peralatan serta

prosedur pengujian di laboratorium


i i i . Memperoleh hasil pengujian laboratorium yang independen
dan pemeriksaan kepadatan campuran aspal yang dicapai di
lapangan
i v. Menetapkan suatu sistem perhitungan dan pencatatan truk
secara terinci.

Biaya

untuk

setiap

penambahan

atau

meningkatnya frekwensi pengambilan benda uji inti (core),


untuk survei

geometric

tambahan

ataupun

pengujian

laboratorium, untuk pencatatan muatan truk,ataupun tindakan


lainnya yang dianggap perlu oleh DireksiPekerjaan untuk
mencari

penyebab

dilampauinya

toleransi

berat

harus

ditanggung oleh Kontraktor sendiri.

f.

Perbedaan kerataan permukaan campuran lapis

aus

(SS-A,

SSB, HRS-WC dan AC-C) yang telah selesai dikerjakan, harus


memenuhi berikut ini :

i. Penampang Melintang
Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m
yangdiletakkan tepat di atas sumbu jalan tidak boleh
melampaui 5 mm untuk lapis aus atau 10 mm untuk lapis
pondasi. Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang
melintang tidak boleh melampaui 5 mm dari elevasi yang
dihitung dari penampang melintang yang ditunjukkan dalam
gambar kerja rencana.

ii. Kerataan Permukaan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -13
Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan mistar
lurus berjalan (rolling)sepanjang 3 m yang diletakkan sejajar
dengan sumbu jalan tidak boleh lebih melampaui 5 mm.
g.

Bilamana

campuran

aspal

digunakan

sebagai

lapis

perata

sekaligus sebagai lapis perkuatan (strengthening) maka tebal


lapisan tidak boleh melebihi 2,5 kali tebal nominal.
3) Standar untuk Rujukan (AASHTO)
SNI 03-24417-1991

Metode Pengujian keausan agregat dengan


mesin abrasi Los Angeles

SNI 03-4142- 1996

Metode Pengujian jumlah bahan dalam agregat


yang lolos saringan No. 200 (0.075 mm)

SNI 03-1968-1990

Metode pengujian tentang analisis saringan


agregat halus dan kasar

SNI 03-4428-1997

Metode Metode pengujian gumpalan


lempung dan butir-butir mudah pecah
dalam agregat

SNI 03-1969-1990

Metode

pengujian

berat

jenis

dan

jenis

dan

penyerapan air agregat kasar


SNI 03-1970-1990

Metode

pengujian

berat

penyerapan air agregat halus


SNI 06-2439-1991

Metode

pengujian

kelekatan

agregat

terhadap aspal
Pensylvania DoT Test Method, No 621 Determining the Percentage
ofCrushed Fragments in Gravel.

ASTM D4791

Standard Test Method for Flat or


Elonngated Particles in Coarse Aggregate

SNI 06-2456-1991

Metoda pengujian penetrasi bahan-bahan


bitumen

SNI 06-2434-1991

Metoda pengujian titik lembek aspal

SNI 06-2432-1991

Metoda pengujian daktilisasi bahan aspal

SNI 06-2433-1991

Metoda pengujian titik nyala dan titik


bakar dengan alat cleveland open cup

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -14
SNI 06-2441-1991

Metoda pengujian berat jenis aspal padat

SNI 06-2440-1991

Metoda pengujian kehilangan berat minyak


dan aspal dengan cara A

SNI 06-2490-1991
SNI 06-3426-1994

Metoda pengujian kadar air aspal dan


bahan yang mengandung aspal
Survai kerataan permukaan perkerasan
jalan dengan alat ukur NAASRA

SNI 06-4797-1998

Metoda pengujian pemulihan aspal dengan


alat penguap putar

SNI 06-6890-2002

Tata cara pengambilan contoh aspal

SNI 03-3640-1994

Metode pengujian kadar aspal dengan cara


ekstraksi menggunakan alat soklet

SNI 03-6894-2002
SNI 03-6411-2000
SNI 06-2489-1991
AASHTO T44-90
AASHTO T166-1988
AASHTO T168-82
AASHTO T209-1190
AASHTO T245-90
AASHTO T165-86
AASHTO M17-77
AASHTO M29-90
AASHTO TP-33

AASHTO T283-89
AASHTO T301-95
ASTM E 102-93

Metode pengujian kadar aspal dan


campuran beraspal cara sentrifius
Temperatur pencampuran dan pemadatan
Pengujian campuran beraspal dengan Alat
Marshall
Solubility of Bituminous Materials
Bulk
Specific
Gravity
of Compacted
Bituminous Mixes
Sampling for Bituminous Paving Mixture
Maksimum Spesific Gravity Of Bituminous
Paving Mixtures
Resistance to Plastic Flow of Bituminous
Mixtures Using Marshall Apparatus
Effect of Water on Cohesion of Compacted
Bituminous Paving Mixtures
Mineral Filler for Bituminous Paving
Mixtures
Fine Aggregate for Bituminous Paving
Mixtures
Test Method for Uncompacted Voids
Content of Fine Aggregate (as influenced
by Particle Shape, Surface Texture and
Grading)
Resistance of Compacted Bituminous
Mixture to Moisture Induced Damaged
Elastic Recovery Test Of Bituminous
Material by Means Of A Ductilometer
Saybolt Furol Viscosity of Asphaltic
Material at High Temperature

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -15
ASTM C-1252-1993

ASTM D 5581
BS 598 Part 104(1989)

Uncompacted Void content of fine


aggregate(as influenced by particle shape,
surfacetexture, and grading
Marshall Procedure Test for Large Stone
Asphalt
The Compaction Procedure Used in
thePercentage Refusal Density Test

4) Pengajuan Kesiapan Kerja


Sebelum dan selama pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi Pekerjaan :
a) Contoh dari seluruh bahan yang disetujui untuk digunakan, yang
disimpan oleh Direksi Pekerjaan selama periode kontrak untuk
keperluan rujukan.
b) Setiap bahan aspal yang diusulkan Kontraktor untuk digunakan, berikut
keterangan asal sumbernya bersama dengan data pengujian sifatsifatnya, baik sebelum maupun sesudah Pengujian.
c) Laporan tertulis yang menjelaskan sifat-sifat hasil pengujian dari
seluruh bahan, seperti disyaratkan dalam Pasal ini.
d) Laporan tertulis setiap pemasokan aspal beserta sifat-sifat bahan,
seperti yang disyaratkan dalam Pasal inii.
e) Rumus perbandingan campuran dan data pengujian yang
mendukungnya, seperti yang disyaratkan dalam bentuk laporan tertulis.
f)

Pengukuran pengujian permukaan seperti disyaratkan dalam


dalam bentuk laporan tertulis.

g) Laporan tertulis mengenai kepadatan dari campuran yang


dihampar, seperti yang disyaratkan dalam Pasal ini.
h) Data pengujian

laboratorium

dan

lapangan

seperti

yang

disyaratkan untuk pengendalian harian terhadap takaran campuran dan


mutu campuran dibuat dalam bentuk laporan tertulis.
i)

Catatan harian dari seluruh muatan truk yang ditimbang di alat


penimbang, seperti yang disyaratkan dalam Pasal ini.

j)

Catatan tertulis mengenai pengukuran tebal lapisan dan dimensi


perkerasan seperti yang disyaratkan dalam Pasal ini.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -16
k) Hasil pemeriksaan kelaikan peralatan laboratorium dan pelaksanaan
yang ditunjukkan dengan sertifikat, contoh: AMP, Finisher, Pemadat,
Alat Uji Marshall dan lain-lain.
5) Pembatasan oleh Cuaca
Campuran hanya bisa dihampar bila permukaan yang telah disiapkan
keadaan kering dan tidak turun hujan.
6) Perbaikan dari Campuran Aspal yang tidak memuaskan
Lokasi dengan tebal atau kepadatan yang kurang dari yang
disyaratkan, juga lokasi yang tidak memenuhi ketentuan dalam segi
lainnya tidak akan dibayar sampai diperbaiki oleh Kontraktor seperti
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbaikan dapat meliputi
pembongkaran dan penggantian, penambahan lapisan "Campuran
Aspal" atau tindakan lain yang dianggap perlu oleh Direksi
Pekerjaan. Bila perbaikan telah diperintahkan maka jumlah volume yang
diukur untuk pembayaran haruslah volume yang seharusnya dibayar
bila pekerjaan aslinya dapat diterima. Tidak ada pembayaran
tambahan yang akan dilakukan untuk pekerjaan atau volume tambahan
yang diperlukan untuk perbaikan.
7) Pengembalian Bentuk Perkerasan setelah Pengujian
Seluruh lubang uji yang dibuat dengan mengambil benda uji inti
(core) atau lainnya harus segera ditutup kembali dengan bahan
campuran aspal oleh Kontraktor dan dipadatkan hingga kepadatan serta
kerataan permukaan sesuai dengan toleransi yang diperkenankan
dalam Pasal ini.
8) Pelaporan
Kontraktor harus melengkapi Direksi Teknik dengan :
a) Contoh dari seluruh material-material yang disetujui untuk
digunakan, yang akan disimpan oleh Direksi Teknik selama periode
kontrak untuk keperluan rujukan.
b) Laporan tertulis yang memberikan sifat-sifat hasil pengujian dari
seluruh material, formula campuran kerja dan data uji yang
mendukungnya
c) Laporan tertulis mengenai kerapatan (density) dari campurancampuran.
d) Data uji laboratorium dan lapangan untuk pengendalian harian dari
takaran campuran dan kwalitas campuran, dalam bentuk laporan tertulis.
e) Catatan-catatan harian dari seluruh truk yang ditimbang pada alat
Penimbang.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -17
f)

Catatan-catatan tertulis dari pengukuran tebal lapisan-lapisan dan


dimensi perkerasan harus tidak lebih basar dari tebal rancangan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
g) Untuk setiap material aspal yang diusulkan Kontraktor untuk
digunakan pernyataan asal sumbernya, bersama dengan data uji yang
memberikan sifat-sifatnya, baik sebelum maupun sesudah pengujian
lapisan tipis dalam oven (thinfilm oven test) (AASHTO T179), meliputi :
(i) Penetrasi pada 25OC
(ii) Penetrasi pada 35OC
(iii) Ring and Ball Softening Point
(iv) Kekentalan pada 60OC
(v) Kekentalan pada 135 O C
9.2.2. Material
1) Umum
Agregat Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa
agar campuran aspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus
perbandingan campuran (lihat Pasal ini, memenuhi semua ketentuan
yang disyaratkan. Agregat tidak dapat digunakan sebelum disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Bahan harus ditumpuk sesuai
dengan ketentuan pada Spesifikasi ini.
b) Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus sudah menumpuk setiap
fraksi agregat pecah dan pasir untuk campuran aspal, paling sedikit
untuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukan persediaan harus
dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran aspal satu bulan
berikutnya.
c) Dalam pemilihan sumber agregat,Kontraktor dianggap sudah
memperhitungkan penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal
akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapat diterima
sebagai alasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari campuran
aspal.
d) Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%.
e) Berat jenis (specific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda
lebih dari 0,2.
2) Agregat Kasar untuk Campuran Aspal
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan
No.8 (2,36 mm) dan haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari
lempung atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya dan memenuhi
ketentuan.
b) Fraksi agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah
dan harus disiapkan dalam ukuran nominal tunggal. Ukuran maksimum
(maximum size) agregat adalah satu ayakan yang lebih besar dari

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -18
ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran nominal
maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama
(teratas) dengan bahan tertahan kurang dari 10%.
c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang
disyaratkan. Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen
terhadap berat agregat yang lebih besar dari 4,75 mm dengan muka
bidang pecah satu atau lebih. (Pennsylvania DoTs Test Method No.621)
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih
Tabel 2.2 Ketentuan Agregat Kasar
pengujian
Kekekalan bentuk agregat
terhadap larutan natrium dan

Standar
SNI 03-34071994

magnesium sulfat
Abrasi dengan mesin Los

SNI 03-2417-

Angeles

1991

Kelekatan agregat terhadap

SNI 03-2439-

aspal

1991

Angularitas (kedalaman dari


Permukaan < 10 cm)
Angularitas (kedalaman dari

Nilai

Maks.12%

Maks. 40%

Min. 95%
DoT's

95/90

Pennsylvania Test
Method PTM No.
621

Permukaan 10 cm)

80/75

Partikel Pipih

ASTM D-4791

Maks. 25%

Partikel Lonjong

ASTM D-4791

Maks. 10%

SNI 03-4142Material lolos Saringan No.200

1996

Maks. 1%

Catatan :
80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah dua atau lebih.
e) Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok
ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -19

f)

penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian rupa sehingga gradasi


gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.
Batas-batas yang ditentukan untuk partikel kepipihan dan kelonjongan
dapat dinaikkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana agregat tersebut
memenuhi semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat
dipertanggungjawabkan telah dilakukan untuk memperoleh bentuk
partikel agregat yang baik.

3) Agregat Halus untuk Campuran Aspal


a) agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir
atau pengayakan batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan
No.8 (2,36 mm).
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditumpuk terpisah
dari agregat kasar.
c) Pasir boleh digunakan dalam campuran aspal. Persentase maksimum
yang disarankan untuk laston (AC) adalah 15%.
d) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas
dari lempung, atau bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah
halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan mutu dalam
Pasal ini. Agar dapat memenuhi ketentuan Pasal ini batu pecah halus
harus diproduksi dari batu yang bersih.Bahan halus dan pemasok
pemecah batu (crusher feed) harus diayak dan ditempatkan tersendiri
sebagai bahan yang tak terpakai (kulit batu) sebelum proses pemecahan
kedua (secondary crushing).
e) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus
dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakan pemasok
penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sedemikian rupa
sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol dengan
baik.
f) Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Angularitas Agregat Halus
Pengujian

Standar

Nilai

Nilai Setara Pasir

SNI 03-4428-1997

Min. 50 %

Material Lolos Saringan No. 200

SNI 03-4428-1997

Maks. 8%

4 ) Bahan Pengisi untuk Campuran Aspal


a ) Bahan pengisi yang ditambahkan harus terdiri atas debu batu kapur
(limestone dust), semen portland, abu terbang, abu tanur semen atau
bahan non plastis lainnya dari sumber yang disetujui oleh Direksi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -20
Pekerjaan. Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak
dikehendaki.
b ) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalangumpalan dan bila diuji dengan pengayakan sesuai SK SNI M-02-199403 harus mengandung bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak
kurang dari 75% terhadap beratnya.
c) Bilamana
kapur
tidak
terhidrasi
atau
terhidrasi
sebagian,
digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka proporsi
maksimum yang diijinkan adalah 1,0% dari berat total campuran aspal.
5 ) Gradasi Agregat Gabungan
Gradasi agregat gabungan untuk campuran aspal, ditunjukkan dalam
persen terhadap berat agregat, harus memenuhi batas-batas dan harus
berada di luar daerah larangan (Restriction Zone). Gradasi agregat gabungan
harus mempunyai jarak terhadap batas-batas toleransi dan terletak di luar
daerah larangan.
Tabel 2.4 Gradasi Agregat Untuk Campuran Aspal

% Berat yang Lolos


Ukuran Ayakan
LASTON (AC)
ASTM

mm

37.5

25

19

WC

BC

Base
100

100

90-100

100

90-100

Maks 90

12.5

90-100

Maks 90

3/8

9.5

Maks 90

No.8

2.36

28-58

23-49

19.45

No. 16

1.18

No. 30

0.6

No. 200

0.075

4-10

4-8

3-7

Daerah Larangan
No. 4

4.75

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

39.5

IX -21

No. 8

2.36

39.1

34.6

26.8-30.8

22.3No. 16

1.18

25.6-31.6

18.1-24.1
28.3
16.7-

No. 30

0.6

19.1-23.1

No. 50

0.3

15.5

13.6-17.6
20.7
13.7

11.4

Catatan :
Untuk AC, digunakan titik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas
rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas
gradasi ditentukan pada ayakan ukuran nominal maksimum, ayakan menengah
(2,36 mm) dan ayakan terkecil (0,075 mm).
9.2.3. Campuran
1) Komposisi Umum dari Campuran
Campuran aspal terdiri dari agregat dan aspal.filler dan atau bahan aditif
yang ditambahkan bilamana diperlukan untuk menjamin sifat-sifat
campuran memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
2) Kadar Aspal dalam Campuran
Persentase aspal yang aktual ditambahkan ke dalam campuran akan
bergantung pada penyerapan agregat yang digunakan
3) Prosedur Rancangan Campuran
a) Sebelum diperkenankan untuk menghampar setiap campuran aspal
dalam pekerjaan,Kontraktor disyaratkan untuk menunjukkan semua
usulan agregat dan campuran yang memadai dengan membuat dan
menguji campuran percobaan di laboratorium dan juga dengan
penghamparan campuran percobaan yang dibuat di instalasi pencampur
aspal.
b) Pengujian yang diperlukan meliputi analisa saringan, berat jenis dan
penyerapan air untuk semua agregat yang digunakan. Juga semua
pengujian sifat-sifat agregat yang diminta oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian pada campuran aspal percobaan akan meliputi penentuan
berat jenis maksimum campuran aspal (AASHTO T209-90), pengujian
sifat-sifat Marshall (SNI 06-2489-1990) dan Kepadatan Membal
(Refusal Density) campuran rancangan (BS 598 Part 104-1989).
c) Contoh agregat diambil dari penampung panas (hot bin) untuk
pencampur jenis takaran berat (weight batching plant) maupun
pencampur dengan pemasok menerus (continuous feed plant) yang
mempunyai penampung panas. Untuk pencampur dengan pemasok
menerus yang tidak mempunyai ayakan di penampung panas, contoh

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -22
diambil dari corong pemasok dingin (cold feel hopper). Meskipun
demikian setiap Rumus Perbandingan campuran yang ditentukan dari
campuran laboratorium harus dianggap berlaku sampai diperkuat
oleh hasil percobaan pada instalasi pencampur aspal.
d) Pengujian percobaan campuran laboratorium harus dilaksanakan dalam
tiga langkah dasar berikut ini :
(i)
Memperoleh gradasi agregat yang cocok suatu gradasi
agregat yang cocok diperoleh dari penentuan persentase yang
memadai dari setiap fraksi agregat.Bilamana campuran adalah
HRS yang bergradasi halus (mendekati batas amplop atas), maka
akan diperoleh Rongga dalam Agregat (VMA) yang lebih besar.
Pasir halus yang digabung dengan agregat pecah
akan
mempunyai bahan antara 2,36 mm dan 600 mikron yang
sesedikit mungkin. Bahan yang lolos ayakan 2,36 mm dan juga
tertahan ayakan 600 mikron sebesar 20% masih dapat diterima,
akan lebih baik bila 10-15%. Bahan bergradasi senjang harus
memenuhi ketentuan. Campuran Aspal Beton (AC) dapat dibuat
bergradasi halus (mendekati batas titik-titik kontrol atas), tetapi
akan sulit memperoleh Rongga dalam Agregat (VMA) yang
disyaratkan. Lebih baik digunakan aspal beton bergradasi kasar
(mendekati batas titik-titik kontrol bawah).
(ii) Membuat rumus campuran rancangan (Design Mix Formula).
Lakukan rancangan dan pemadatan Marshall sampa membal
(refusal)Perkiraan awal kadar aspal rancangan dapat diperoleh dari
rumus dibawah ini :
Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% Filler) +
Konstanta.

dimana :
Pb = kadar aspal perkiraan
CA = agregat kasar tertahan saringan No.8
FA = agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan
No.200
F
= agregat halus lolos saringan No.200
Nilai konstanta sekitar 0,5 - 1,0 untuk AC dan 2,0 - 3,0
untuk HRS.
Buatlah benda uji dengan kadar aspal di atas, dibulatkan
mendekati 0,5%, dengan tiga kadar aspal di atas dan dua kadar
aspal di bawah kadar aspal perkiraan awal yang sudah dibulatkan
mendekati 0,5 % ini. (Contoh, bilamana rumus memberikan nilai

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -23

(iii)

5,7%, dibulatkan menjadi 5,5%, buatlah benda uji dengan kadar


aspal 5,5%, dengan 6%, 6,5%, dan7%, dengan 4,5% dan 5%.
Ukurlah berat isi benda uji, stabilitas Marshall, kelelehan dan
stabilitas sisa setelah perendaman. Ukur atau hitunglah kepadatan
benda uji pada rongga udara nol. Hitunglah rongga dalam agregat
(VMA), rongga terisi aspal (VFB), dan rongga dalam campuran
(VIM). Gambar kerjakan semua hasil tersebut dalam grafik.Buatlah
benda uji tambahan dan dipadatkan sampai membal (refusal)
dengan menggunakan prosedur PRD-BS 598 untuk tiga kadar
aspal (satu yang memberikan rongga dalam agregat di atas 6%,
satu yang 6% dan satu yang di bawah 6 %). Ukur berat isi benda
uji atau hitung kepadatan pada rongga udara nol.Gambar
kerjakanlah batas-batas yang disyaratkan dalam grafik untuk
setiap parameter yang terdaftar dan tentukan rentang kadar aspal
yang memenuhi semua ketentuan dalam Spesifikasi. Rancangan
kadar aspal umumnya mendekati tengah-tengah rentang kadar
aspal yang memenuhi semua parameter yang disyaratkan. Suatu
campuran yang cocok harus memenuhi semua kriteria dalam
dengan suatu rentang kadar aspal praktis. Rentang kadar aspal
untuk campuran aspal yang memenuhi semua kriteria rancangan
harus mendekati (atau lebih besar dari) satu persen. Rentang
kadar aspal ini dimaksudkan untuk mengakomodir fluktuasi yang
sesungguhnya dalam produksi campuran aspal.
Memperoleh persetujuan rumus campuran rancangan (DMF)
sebagai rumus perbandingan campuran (JMF).Nyatakan bahwa
rancangan campuran laboratorium telah memenuhi ketentuan
dengan membuat campuran diinstalasi pencampur aspal dan
penghamparan percobaanserta dengan pengulangan pengujian
kepadatan laboratorium Marshall dan membal (refusal) pada
benda uji yang diambil dari instalasi pencampur aspal.

e) Petunjuk Khusus
Laston
Sifat-sifat Campuran

WC
BC

Penyerapan aspal (%)


Jumlah tumbukan per bidang

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

Max

Base

1.2
75

112(1)

IX -24

Rongga dalam campuran (%) (4)

Min

3.5

Max

5.5

Rongga dalam Agregat (VMA) (%)

Min

15

14

13

Rongga terisi aspal (%)

Min

65

63

60

Min

800

Max

1500(1)

Stabilitas Marshall (%)


5

Pelelehan (mm)

Min

Marshall Quotient (kg/mm)

Min

250

(1)

300

Stabilitas Marshall
Sisa
setelah Sifat-sifat Campuran Laston
Tabel
2.5(%)
Ketentuan
Min
75
perendaman selama 2400C (5)
Rongga dalam campuran (%) pada (2)
kepadatan membal (refusal)

Min

2.5

Laston
WC
Mod

Sifat-sifat Campuran

Penyerapan aspal (%)

Max

Jumlah tumbukan per bidang


Rongga dalam campuran (%) (4)

1.7
112 (1)

75
Min

3.5

Max
Rongga dalam Agregat (VMA) (%)

Base
Mod

BC
Mod

Min

5.5
15

14
13

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -25

Rongga terisi aspal (%)

Min
Min

Stabilitas Marshall (%)

65

60
0000

63

1000

1800 (1)

Max

3
Min
Pelelehan (mm)

300
350

Rongga dalam campuran (%) pada (5)


kepadatan membal (refusal)

Max

Marshall Quotient (kg/mm)

Min

75

Rongga dalam campuran (%) pada (2)


Kepadatan membal (refusal)

Min

2.5

Stabilitas Dinamis, Lintasan / mm

Min

2500

Tabel 2.6 Ketentuan Sifat-Sifat Campuran Laston Dimodifikasi (AC


Modified)
Catatan :
1. Modifikasi Marshall
2. Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), penumbuk
bergetar (vibratory hammer) disarankan digunakan untuk
menghindari pecahnya butiran agregat dalam campuran. Jika
digunakan penumbukan manual jumlah tumbukan per bidang
harus 600 untuk cetakan berdiameter 6 in dan 400 untuk cetakan
berdiameter 4 inchi
3. Berat jenis efektif agregat akan dihitung berdasarkan
pengujian Berat Jenis maksimum Agregat (Gmm, AASHTO T209)
4. Direksi Pekerjaan dapat menyetujui prosedur pengujian
AASHTO T283 sebagai alternatif pengujian kepekaan kadar
air. Pengkondisian beku cair (freeze thaw conditioning) tidak
diperlukan. Standar minimum untuk diterimanya prosedur T283
Rumus Campuran Rancangan (Design Mix Formula) Paling
sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan aspal, Kontraktor
harus menyerahkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan,
usulan Rumus Campuran Rancangan (DMF) untuk campuran

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -26
yang akan digunakan dalam pekerjaan. Rumus yang
diserahkan harus menentukan untuk campuran berikut ini :
a) Ukuran nominal maksimum partikel.
b) Sumber-sumber agregat.
c) Persentase setiap fraksi agregat yang cenderung
akan digunakan Kontraktor, pada penampung dingin
maupun penampung panas.
d) Gradasi agregat gabungan yang memenuhi
gradasi yang disyaratkan
e) Kadar aspal total dan efektif terhadap berat
total campuran.
f) Suatu temperatur tunggal saat campuran
dikeluarkan dari alat pengaduk.
Kontraktor harus menyediakan data dan grafik campuran percobaan
laboratorium untuk menunjukkan bahwa campuran memenuhi
semua kriteria dalam. Sifat-sifat benda uji yang sudah dipadatkan
harus dihitung menggunakan metode dan rumus yang ditunjukkan
dalam Asphalt Institute MS-2 (1994), atau Petunjuk Rancangan
Campuran Aspal, Puslitbang Jalan (1999).
Dalam tujuh hari Direksi Pekerjaan akan :
Menyatakan bahwa usulan tersebut yang memenuhi Spesifikasi
dan mengijinkan Kontraktor untuk menyiapkan instalasi
pencampur aspal dan penghamparan percobaan.
Menolak usulan tersebut jika tidak memenuhi Spesifikasi.
Selanjutnya Kontraktor harus melakukan percobaan campuran
tambahan dengan biaya sendiri untuk memperoleh suatu
campuran rancangan yang memenuhi Spesifikasi.Direksi
Pekerjaan,menurut
pendapatnya,
dapat
menyarankan
Kontraktor untuk memodifikasi sebagian rumus rancangannya
atau mencoba agregat lainnya. Bagaimanapun juga pembuatan
suatu rumus campuran rancangan yang memenuhi ketentuan
merupakan tanggungjawab Kontraktor
4) Rumus Perbandingan Campuran (Job Mix Formula)
Percobaan campuran di instalasi pencampur aspal dan penghamparan
percobaan yang memenuhi ketentuan akan menjadikan rancangan
campuran dapat disetujui sebagai Rumus Perbandingan Campuran
(JMF). Segera setelah Rumus Campuran Rancangan (JMF) disetujui
oleh Direski Pekerjaan, Kontraktor harus melakukan penghamparan
percobaan paling sedikit 50 ton untuk setiap jenis campuran dengan
menggunakan produksi, penghamparan, peralatan dan prosedur
pemadatan yang diusulkan. Kontraktor harus menunjukkan bahwa
setiap alat penghampar (paver) mampu menghampar bahan sesuai
dengan tebal yang disyaratkan tanpa segregasi, tergores serta

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -27
kombinasi penggilas yang diusulkan mampu mencapai kepadatan yang
disyaratkan dengan waktu yang tersedia untuk pemadatan selama
penghamparan produksi normal. Contoh campuran harus dibawa ke
laboratorium dan digunakan untuk membuat benda uji Marshall
maupun untuk pemadataan membal(refusal). Bilamana percobaan
tersebut gagal memenuhi Spesifikasi pada salah satu ketentuannya
maka perlu dilakukan penyesuaian dan percobaan harus diulang
kembali. Direksi Pekerjaan tidak akan menyetujui campuran rancangan
sebagai
Rumus
Perbandingan
Campuran
(JMF)
sebelum
penghamparan percobaan yang dilakukan memenuhi semua ketentuan
dan disetujui. Pekerjaan pengaspalan yang permanen belum dapat
dimulai sebelum diperoleh rumus perbandingan campuran (JMF)
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana telah disetujui, rumus
perbandingan campuran (JMF) menjadi definitif sampai Direksi
Pekerjaan menyetujui JMF penggantinya. mutu campuran harus
dikendalikan, terutama dalam toleransi yang diijinkan, seperti yang
diuraikan di bawah ini. Dua belas benda uji Marshall harus dibuat dari
setiap penghamparan percobaan. Contoh campuran aspal dapat
diambil dari instalasi pencampur aspal atau dari truk di AMP, dan
dibawa ke laboratorium dalam kotak yang terbungkus rapi. Benda
uji Marshall harus dicetak dan dipadatkan pada temperatur yang
disyaratkan dan menggunakan jumlah penumbukan yang disyaratkan.
Kepadatan rata-rata (Gmb) dari semua benda uji yang diambil dari
penghamparan percobaan yang memenuhi ketentuan harus menjadi
Kepadatan
Standar Kerja (Job Standard Density), yang harus
dibandingkan dengan pemadatan campuran aspal terhampar dalam
pekerjaan.
5) Penerapan Rumus Perbandingan Campuran dan Toleransi
yang diijinkan
a) Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai
dengan rumus perbandingan campuran, dalam batas rentang
toleransi yang disyaratkan.
b) Setiap hari Direksi Pekerjaan akan mengambil benda uji baik
bahan maupun campurannya atau benda uji tambahan yang
dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap
bahan yang gagal memenuhi batas-batas yang diperoleh dari
Rumus Perbandingan Campuran (JMF) dan Toleransi yang diijinkan
harus ditolak

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -28

Tabel 2.7 Toleransi Komposisi Campuran

Agregat Gabungan Lolos Ayakan

Toleransi Komposisi

Sama atau lebih besar dari 2.36 mm


2,36 mm sampai No.50

5 % berat total agregat


Campuran
3 % berat total agregat

No.100 dan tertahan No.200

2 % berat total agregat

No.200

1 % berat total agregat

Kadar Aspal

Toleransi

Kadar Aspal

0,3 % berat total


campuran

Temperatur Campuran

Toleransi

Bahan meninggalkan AMP dan dikirim


ke tempat penghamparan

10 C

Bilamana setiap bahan pokok memenuhi batas-batas yang


diperoleh dari Rumus Perbandingan ampuran (JMF) dan toleransi
yang diijinkan, tetapi menunjukkan perubahan yang konsisten dan
sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau
jika sumber setiap bahan berubah, maka suatu rumus
perbandingan campuran (JMF) baru harus diserahkan dengan cara
seperti yang disebut di atas dan atas biaya Kontraktor sendiri untuk
disetujui, sebelum campuran aspal baru dihampar di lapangan.
c) Interpretasi Toleransi Yang Diijinkan
Batas-batas absolut yang ditentukan oleh rumus perbandingan
campuran maupun toleransi yang diijinkan menunjukkan bahwa
Kontraktor harus bekerja dalam batas-batas yang digariskan
pada setiap saat.
9.2.4. Ketentuan Instalasi Pencampur Aspal
1)
Umum
Instalasi pencampur aspal dapat berupa pusat pencampuran dengan
sistem penakaran (batching) atau sistem menerus (continuous), harus
memiliki kapasitas yang cukup untuk memasok mesin penghampar

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -29

2)

3)

secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada


kecepatan normal dan ketebalan yang dikehendaki. Instalasi ini harus
dirancang, dikoordinasi dan dioperasikan sedemikian hingga dapat
menghasilkan campuran dalam rentang toleransi perbandingan
campuran. Instalasi pencampur aspal harus dipasang di lokasi yang
jauh dari pemukiman dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan sehingga
tidak mengganggu ataupun protes dari penduduk di sekitarnya. Instalasi
pencampur aspal (AMP) harus dilengkapi dengan alat pengumpul debu
(dust collector) yang lengkap yaitu sistem pusaran kering (dry cyclone)
dan pusaran basah (wet cyclone) sehingga tidak menimbulkan
pencemaran debu ke atmosfir. Bilamana salah satu sistem di atas rusak
atau tidak berfungsi maka instalasi pencampur aspal tidak boleh
dioperasikan.
Timbangan Pada Instalasi Pencampuran
a) Timbangan untuk setiap kotak timbanganata penampung (hopper)
harus berupa jenis jam (pembacaan jarum) tanpa pegas dan
merupakan produksi standar serta dirancang dengan ketelitian
berkisar antara setengah sampai satu persen dari beban maksimum
yang diperlukan.
b) Ujung jarum harus dipasang sedekat mungkin dengan
permukaan jam dan harus berupa jenis yang bebas dari paralaks
(pembiasan sinar) yang berlebihan. Timbangan harus dilengkapi
dengan tanda (skala) yang dapat disetel untuk mengukur berat
masing-masing bahan yang akan ditimbang pada setiap kali
pencampuran. Timbangan harus terpasang kokoh dan bilamana
mudah berubah harus segera diganti. Semua jam (pembacaan
jarum) timbangan harus diletakkan sedemikian hingga mudah
terlihat oleh operator pada setiap saat.
c) Timbangan yang digunakan untuk menimbang bahan aspal harus
memenuhi ketentuan untuk timbangan agregat. Skala pembacaan
jam (pembacaan jarum) timbangan tidak boleh melebihi dari 1
kilogram dan harus memiliki kapasitas dua kali lebih besar dari
bahan yang akan ditimbang serta harus dapat dibaca sampai
satu kilogram yang terdekat.
d) Bilamana dianggap perlu oleh Direksi Pekerjaan,maka timbangan
yang telah disetujuipun tetap akan diperiksa berulang kali sehingga
ketepatannya dapat selalu dijamin. Kontraktor harus senantiasa
menyediakan tidak kurang dari 10 buah beban standar 20 kg untuk
pemeriksaan semua timbangan.
Perlengkapan Untuk Penyiapan Bahan Aspal
Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas yang
dapat dikendalikan dengan efektifdan handal sampai suatu temperatur
dalam rentang yang disyaratkan.Pemanasan harus dilakukan melalui

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -30
kumparan uap(steam coils), listrik, atau cara lainnya sehingga api tidak
langsung memanasi tangki pemanas. Sirkulasi bahan aspal harus yang
lancar dan terus menerus selama periode pengoperasian. temperatur
bahan aspal yang disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember
penimbang, batang semprot, dan tempat- tempat lainnya dari sistem
saluran, harus dipertahankan baik dengan selimut uap (steam jackets)
ataupun cara isolasi lainnya.Dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan, bahan aspal boleh dipanaskan terlebih dahulu di dalam
tangki dan kemudian temperatur dinaikkan sampai temperatur yang
disyaratkan dengan menggunakan alat pemanas "booster" (penguat)
yang berada diantara tangka dan alat pencampur Daya tamping tangki
penyimpanan minimum adalah 30.000 liter dan paling sedikit harus
disediakan dua tangki yang berkapasitas sama. Tangki-tangki tersebut
harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masingmasing tangka dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu
sirkulasi aspal ke alat pencampur.
4)

Pemasok Untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier)


Pemasok yang terpisah untuk masing-masing agregat harus disediakan.
Pemasok untuk agregat halus harus dari jenis belt. Atas persetujuan
Direksi Pekerjaan, jenis lain diperkenankan hanya jika pemasok tersebut
dapat menyalurkan bahan basah pada kecepatan yang tetap tanpa
menyebabkan terjadinya penyumbatan.Seluruh pemasok (feeder) harus
dikalibrasi.Bukaan pintu dan pengatur kecepatan untuk setiap
perbandingan campuran yang telah disetujui harus ditunjukkan dengan
jelas pada pintu-pintu dan pada perlengkapan panel pengendali. Sekali
ditetapkan, kedudukan pemasok tak boleh diubah tanpa persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.

5)

Alat Pengering (Drier)


Alat pengering berputar harus dirancang sedemikan hingga mampu
mengeringkan dan memanaskan agregat sampai ke temperatur yang
disyaratkan.

6)

Ayakan
Ayakan harus mampu mengayak seluruh agregat sampai ukuran dan
proporsi yang disyaratkan dan memiliki kapasitas normal sedikit di atas
kapasitas penuh alat pencampur.Ayakan harus memiliki
efisiensi
pengoperasian yang sedemikian rupa sehingga agregat yang
tertampung dalam setiap penampung (bin) tidak mengandung lebih
dari 10 % bahan yang berukuran terlampau besar (oversize) atau
terlampau kecil (undersize).
Maksud dari Pasal ini adalah:

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -31
a) Ukuran nominal maksimum dalam setiap penampung panas
adalah ukuran anyaman kawat dari ayakan terakhir, setelah
melewati ayakan ini agregat lolos masuk ke penampung panas.
b) Ukuran nominal minimum dalam setiap penampung panas adalah
ukuran anyaman kawat dari ayakan, sebelum ayakan ini agregat
dapat lolos masuk ke penampung panas (sebenarnya agregat
juga dapat lolos melewati ayakan ini). Agregat yang terlalu besar
(oversize), dalam penampung panas, secara tidak langsung
mengauskan atau merusak ayakan. Agregat yang terlalu
kecil (undersize) secara tidak langsung dapat menyebabkan
muatan berlebih (overload) pada ayakan.
7)

Penampung (Bin) Panas


Penampung panas harus berkapasitas cukup dalam melayani alat
pencampur bila dioperasikan dengan kapasitas penuh. Jumlah
penampung minimum tiga buah sehingga dapat menjamin penyimpanan
yang terpisah untuk masing-masing fraksi agregat, tidak termasuk
bahan pengisi (filler). Setiap penampung panas harus dilengkapi
dengan pipa pembuang yang ukuran maupun letaknya sedemikian rupa
sehingga dapat mencegah masuknya kembali bahan ke dalam
penampung lainnya. Penampung harus dibuat sedemikian rupa agar
benda uji dapat mudah diambil.

8)

Unit Pengendali Aspal


a) Perlengkapan pengendali aspal yang handal, baik jenis
penimbangan ataupun meteran harus disediakan untuk memperoleh
jumlah bahan aspal yang tepat untuk campuran aspal dengan
rentang toleransi yang disyaratkan dalam rumus perbandingan
campuran.
b) Untuk instalasi pencampuran sistem penakaran (batching plant),
perangkat timbangan atau meteran harus dapat menyediakan
kuantitas aspal rancangan untuk setiap penakaran campuran. Untuk
instalasi pencampuran sistem menerus (continuous plant), pompa
meteran aspal haruslah jenis rotasi dengan sistem pengaliran
yang handal serta memiliki susunan nosel penyemprot yang teratur
pada alat pencampur. Kecepatan jalan dari pompa harus
disinkronkan dengan aliran agregat ke alat pencampur dengan
pengendali kunci otomatis, dan perangkat ini harus akurat dan
mudah disetel. Perlengkapan untuk memeriksa kuantitas atau
kecepatan aliran bahan aspal ke alat pencampur harus disediakan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -32
9)

Perlengkapan Pengukur Panas


a) Termometer berlapis baja yang dapat dibaca dari 100 C sampai
200 C harus dipasang di tempat mengalirnya pasokan aspal dekat
katup pengeluaran (discharge) pada alat pencampur.
b) Instalasi juga harus dilengkapi dengan termometer, baik jenis arloji
(pembacaan jarum), air raksa (mercury- actuated), pyrometer listrik
ataupun perlengkapan pengukur panas lainnya yang disetujui, yang
dipasang pada corong pengeluaran dari alat pengering untuk
mencatat secara otomatis atau menunjukkan temperatur agregat
yang dipanaskan. Sebuah termo elemen (thermo couple) atau bola
sensor (resistance bulb) harus dipasang di dekat dasar penampung
(bin) untuk mengukur temperatur agregat halus sebelum memasuki
alat pencampur.
c) Direksi Pekerjaan dapat meminta penggantian setiap termometer
dengan alat pencatat temperatur yang disetujui. Selanjutnya Direksi
Pekerjaan dapat meminta grafik temperatur harian untuk disediakan.

10)

Pengumpul Debu (Dust Collector)


Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan alat pengumpul
debu yang dibuat sedemikian rupa agar dapat membuang
atau
mengembalikan secara merata ke elevator, baik seluruh maupun
sebagian bahan yang dikumpulkan, sebagaimana diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan

11)

Pengendali Waktu Pencampuran


Instalasi harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk
mengendalikan waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran
tetap konstan kecuali kalau diubah atas perintah Direksi Pekerjaan.

12)

Timbangan dan Rumah Timbang


Timbangan dan rumah timbang harus disediakan untuk menimbang truk
bermuatan yang siap dikirim ke tempat penghamparan.Timbangan
tersebut harus memenuhi ketentuan seperti yang dijelaskan di atas.

13)

Ketentuan Keselamatan Kerja


a) Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan
(platform) alat pencampur dan landasan berpagar yang digunakan
sebagai jalan antar unit perlengkapan harus dipasang. Untuk
mencapai puncak bak truk, perlengkapan untuk landasan atau
perangkat lain yang sesuai harus disediakan sehingga Direksi
Pekerjaan dapat mengambil benda uji maupun memeriksa
temperatur campuran. Untuk memudahkan pelaksanaan kalibrasi
timbangan, pengambilan benda uji dan lain-lainnya, maka suatu
sistem pengangkat atau katrol harus disediakan untuk menaikkan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -33

b)

14)

peralatan dari tanah ke landasan (platform) atau sebaliknya.


Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai gigi dan bagian
bergerak lainnya yang berbahaya harus seluruhnya dipagar dan
dilindungi.
Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus
disediakan di dan sekitar tempat pengisian muatan truk. Tempat ini
harus selalu dijaga agar bebas dari benda yang jatuh dari
landasan (platform) alat pencampur.

Ketentuan Khusus Untuk Instalasi Pencampuran Sistem Penakaran


(Batching Plant)
a) Kotak Penimbang atau Penampung (Hopper) Instalasi harus
memiliki perlengkapan yang akurat dan otomatis (bukan manual)
untuk menimbang masing-masing fraksi agregat dalam kotak
penimbang atau penampung yang terletak di atas timbangan dan
berkapasitas cukup untuk setiap penakaran tanpa perlu adanya
perataan dengan tangan atau tumpah karena penuh.Kotak
penimbang atau penampung harus ditunjang pada titik tumpu dan
penopang tipis, yang dibuat sedemikian rupa agar tidak mudah
terlempar dari kedudukannya atau setelannya. Semua tepi-tepi,
ujung-ujung dan sisi- sisi penampung timbangan harus bebas dari
sentuhan setiap batang penahan dan batang kolom atau
perlengkapan lainnya yang akan mempengaruhi fungsi penampung
yang sebenarnya. Ruang bebas yang memadai antara penampung
dan perangkat pendukung harus tersedia sehingga dapat dihindari
terisinya celah tersebut oleh bahan-bahan yang tidak dikehendaki.
Pintu pengeluaran (discharge gate) kotak penimbang harus terletak
sedemikian rupa agar agregat tidak mengalami segregasi saat
dituang ke dalam alat pencampur dan harus tertutup rapat bilamana
penampung dalam keadaan kosong sehingga tidak terdapat
kebocoran bahan yang akan masuk ke dalam alat pencampur
pada saat proses penimbangan campuran berikutnya.
b) Alat Pencampur (Mixer)
Alat pencampur sistem penakaran (batch) adalah jenis pengaduk
putar ganda ("twin pugmill") yang disetujui dan mampu
menghasilkan campuran yang seragam dan memenuhi toleransi
rumus perbandingan campuran. Alat pencampur harus dipanasi
dengan selubung uap, minyak panas, atau cara lainnya yang
disetujui Direksi Pekerjaan. Alat pencampur harus dirancang
sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan visual terhadap
campuran. Alat pencampur harus memiliki kapasitas minimum 1 ton
dan harus dibuat sedemikian rupa agar kebocoran yang mungkin
terjadi dapat dicegah. Kotak pencampur harus dilengkapi dengan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -34
penutup debu untuk mencegah hilangnya kandungan debu. Alat
pencampur harus memiliki suatu perangkat pengendali waktu yang
akurat untuk mengendalikan kegiatan dalam satu siklus
pencampuran yang lengkap dari penguncian pintu kotak timbangan
setelah pengisian ke alat pencampur sampai penutupan pintu alat
pencampur pada saat selesainya siklus tersebut. Perangkat
pengendali waktu harus dapat mengunci ember aspal selama
periode pencampuran kering maupun basah.Periode pencampuran
kering didefinisikan sebagai interval waktu antara pembukaan pintu
kotak timbangan dan waktu dimulainya pemberian aspal. Periode
pencampuran basah didefinisikan sebagai interval waktu antara
penyemprotan bahan aspal ke dalam agregat dan saat pembukaan
pintu alat pencampur. Perangkat pengendali waktu harus dapat
disetel untuk suatu interval waktu tidak lebih dari 5 detik sampai
dengan 3 menit untuk keseluruhan siklus. Penghitung (counter)
mekanis penakar harus dipasang sebagai bagian dari perangkat
pengendali waktu dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga
hanya mencatat penakaran yang telah selesai dicampur.Alat
pencampur harus dilengkapi pedal (paddle) atau pisau (blade)
dengan jumlah yang cukup dan dipasang dengan susunan yang
benar untuk menghasilkan campuran yang benar dan seragam.
Ruang bebas antara pisau-pisau (blades) dengan bagian yang tidak
bergerak maupun yang bergerak harus tidak melebihi 2 cm, kecuali
bilamana ukuran nominal maksimum agregat yang digunakan
lebih besar dari 25 mm.Bilamana digunakan agregat yang memiliki
ukuran nominal maksimum lebih besar dari 25 mm, maka ruang
bebas ini harus disetel sedemikian rupa agar agregat kasar tidak
pecah selama proses pencampuran.
15)

Ketentuan Khusus Untuk Instalasi Pencampuran Sistem Menerus


(Continuous Mixing Plant)
a) Unit Pengendali Gradasi
Instalasi harus memiliki perlengkapan untuk mengatur proporsi
agregat yang akurat dan otomatis (bukan manual) dalam setiap
penampung (bin) baik dengan penimbangan maupun dengan
pengukuran volume.Unit ini harus mempunyai sebuah pemasok
(feeder) yang dipasang di bawah penampung (bin). Masing-masing
penampung (bin) harus memiliki pintu bukaan yang dapat disetel
untuk menyesuaikan volume bahan yang keluar dari masingmasing lubang pintu penampung (bin). Lubang tersebut harus
berbentuk persegi panjang, kira-kira berukuran 20 cm x 25 cm,
dengan salah satu sisinya dapat disetel secara mekanis dan
dilengkapi dengan pengunci. Masing-masing lubang pintu

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -35
penampung harus dilengkapi dengan ukuran berskala yang
menunjukkan bukaan pintu dalam sentimeter.
b) Kalibrasi Berat Pemasokan Agregat
Instalasi ini harus dilengkapi kotak-kotak pengambilan benda
uji untuk kalibrasi bukaan pintu dengan cara memeriksa berat benda
uji yang mengalir keluar dari setiap penampung sesuai dengan
bukaan pintunya. Benda uji harus mudah diperoleh dengan berat
tidak kurang dari 50 kg. Sebuah timbangan datar yang akurat
dengan kapasitas 150 kg atau lebih harus disediakan.
c) Sinkronisasi Pemasokan Agregat dan Aspal
Suatu perlengkapan yang handal harus tersedia untuk memperoleh
pengendalian yang tepat antara aliran agregat dari penampung
dengan aliran aspal dari meteran atau sumber pengatur lainnya.
d) Alat Pencampur Pada Sistem Menerus
Alat pencampur sistem menerus (continuous) adalah jenis pengaduk
putar ganda ("twin pugmill") yang disetujui dan mampu menghasilkan
campuran yang seragam dan memenuhi toleransi rumus
perbandingan campuran. Pedal (paddle) haruslah dari jenis yang
sudut pedalnya dapat disetel, baik posisi searah maupun berlawanan
arah dengan arah aliran campuran. Alat pencampur harus dilengkapi
dengan sekat baja yang dapat disetel dengan data volume netto
untuk berbagai ketinggian sekat dan grafik yang disediakan pabrik
pembuatnya yang menunjukkan jumlah pasokan agregat per menit
pada kecepatan jalan instalasi. Penetapan waktu pencampuran
harus dengan metode berat, menggunakan rumus sebagai berikut
: (beratnya harus ditentukan untuk pekerjaan tersebut dengan
pengujian yang dilakukan oleh Direksi Pekerjaan)
Waktu Pencampuran (dt) = Kapasitas penuh alat pencampur ( Kg )
Pr oduksi Alat pencampur ( Kg / dt )
e) Penampung (Hopper)
Alat pencampur harus dilengkapi dengan sebuah penampung pada
bagian pengeluaran, dengan ukuran serta rancangan yang tidak
akan mengakibatkan terjadinya segregasi. Setiap elevator yang
digunakan untuk memuat campuran aspal ke dalam bak truk
harus memiliki penampung yang memenuhi ketentuan.
16)

Peralatan Pengangkut
a) Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak
terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah
disemprot dengan sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis,
minyak parafin, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya
campuran aspal pada bak. Setiap genangan minyak pada lantai bak

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -36
truk hasil penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum
campuran aspal dimasukkan dalam truk.Tiap muatan harus ditutup
dengan kanvas/terpal atau bahan lainnya yang cocok dengan
ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran
aspal terhadap cuaca.
b) Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada
campuran aspal aki-bat sistem pegas atau faktor penunjang
lainnya, atau yang menunjukkan kebocoran oli yang nyata atau
yang menyebabkan keterlambatan yang tidak semestinya,atas
perintah Direksi Pekerjaan harus dikeluarkan dari pekerjaan
sampai kondisinya diperbaiki.
c) Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan
seluruh penutup harus diikat kencang agar campuran aspal yang
tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.
d) Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup
dan dikelola sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar
dapat beroperasi secara menerus dengan kecepatan yang disetujui.
Penghampar yang sering berhenti dan berjalan lagi akan
menghasilkan permukaan yang tidak rata sehingga tidak
memberikan kenyamanan bagi pengendara serta mengurangi umur
rencana akibat beban dinamis. Kontraktor tidak diijinkan memulai
penghamparan sampai minimum terdapat tiga truk di lapangan yang
siap memasok campuran aspal ke peralatan penghampar.
Kecepatan peralatan penghampar harus dioperasikan
sedemikian rupa sehingga jumlah truk yang digunakan untuk
mengangkut campuran aspal setiap hari dapat menjamin
berjalannya peralatan penghampar secara menerus tanpa henti.
Bilamana penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Direksi
Pekerjaan akan mengijinkan dilanjutkannya penghamparan
bilamana minimum terdapat tiga truk di lapangan yang siap
memasok campuran aspal ke peralatan penghampar. Ketentuan
ini merupakan petunjuk pelaksanaan yang baik dan Kontraktor
tidak diperbolehkan menuntut tambahan biaya atau waktu atas
keterlambatan penghamparan yang diakibatkan oleh kegagalan
Kontraktor untuk menjaga kesinambungan pemasokan campuran
aspal ke peralatan penghampar.
17) Peralatan Penghampar dan Pembentuk
a) Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis
bermesin sendiri yang disetujui, yang mampu menghampar dan
membentuk campuran aspal sesuai dengan garis, kelandaian serta
penampang melintang yang diperlukan.
b) Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua
ulir pembagi dengan arah gerak yang berlawanan untuk

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -37
menempatkan campuran aspal secara merata di depan "screed"
(sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini harus dilengkapi dengan
perangkat kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan efisien
dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti halnya maju.
Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang dapat
dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk
menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
c) Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan mekanisseperti
equalizing runners (penyeimbang), straightedge runners (mistar
lurus), evener arms (lengan perata), atau perlengkapan lainnya
untuk mempertahankan ketepatan kelandaian dan kelurusan garis
tepi perkerasan tanpa perlu menggunakan acuan tepi yang tetap
(tidak bergerak).
d) Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (sepatu) baik
dengan jenis penumbuk (tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat
untuk memanasi "screed" (sepatu) pada temperature yang
diperlukan untuk menghampar campuran aspal tanpa menggusur
atau merusak permukaan hasil hamparan.
e) Istilah "screed" (sepatu) meliputi pemangkasan, penekanan atau
tindakan praktis lainnya yang efektif untuk menghasilkan permukaan
akhir dengan kerataan atau tekstur yang disyaratkan, tanpa terbelah,
tergeser atau beralur.
f) Bilamana
selama
pelaksanaan,hasil
hamparan
peralatan
penghampar dan pembentuk meninggalkan bekas pada permukaan
atau cacat atau ketidakrataan permukaan lainnya yang tidak
diperbaiki dalam waktu pengoperasian yang ditentukan, maka
penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan dan peralatan
penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi ketentuan
harus disediakan oleh Kontraktor.
18)

Peralatan Pemadat
a) Setiap alat penghampar harus disertai minimal satu alat pemadat
roda baja (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet.Semua
alat pemadat harus mempunyai tenaga penggerak sendiri.
b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan
memiliki tidak kurang dari sembilan roda yang permukaannya
halus dengan ukuran yang sama dan mampu dioperasikan pada
2

tekanan ban pompa 6,0 - 6,5 kg/cm (85- 90 psi). Roda-roda


harus berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu dan diatur
sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang
satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya
secara tumpang-tindih (overlap). Setiap roda harus dipertahankan
tekanan pompanya pada tekanan operasi yang disyaratkan sehingga

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -38
2

selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,350 kg/cm
(5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan
untuk memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan
pada setiap saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan,
Kontraktor harus memberikan kepada Direksi Pekerjaan grafik
atau Tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda,
tekanan ban pompa, tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas
bidang kontak.
Setiap alat pemadat harus dilengkapi dengan suatu cara
penyetelan berat total dengan pengaturan beban (ballasting)
sehingga beban per lebar roda dapat diubah dari 300 375 kilogram
per 0,1 meter. Tekanan dan beban roda harus disetelsesuai dengan
permintaan Direksi Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan
setiap aplikasi khusus. Pada umumnya pemadatan dengan alat
pemadat roda karet pada setiap lapis campuran aspal harus
dengan tekanan yang setinggi mungkin yang masih dapat dipikul
bahan.
c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas
tiga jenis :
Alat pemadat tiga roda
Alat pemadat dua roda, tandem
Alat pemadat tandem dengan tiga sumbu
Alat pemadat roda baja harus mampu memberikan tekanan pada
roda belakang tidak kurang dari 200 Kg per lebar 0,1 meter di atas
lebar penggilas minimum 0,5 meter dan pemadat roda baja
mempunyai berat statis tidak kurang dari 6 ton. Roda gilas
harus bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-robek
atau tonjolan yang merusak permukaan perkerasan.
d) Dalam penghamparan percobaan, Kontraktor harus dapat
menunjukkan kombinasi jenis penggilas untuk memadatkan setiap
jenis campuran sampai dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan,
sebelum campuran standar kerja (job standard mix) disetujui.
Kontraktor harus melanjutkan untuk menyimpan dan menggunakan
kombinasi penggilas yang disetujui untuk setiap campuran. Tidak
ada alternatif lain yang diperkenankan kecuali jika Kontraktor
dapat menunjukkan kepada Direksi Pekerjaan bahwa kombinasi
penggilas yang baru
paling tidak seefektif yang sudah
disetujui.
9.2.5.

Pembuatan Dan Produksi Campuran Aspal


1) Kemajuan Pekerjaan
Campuran aspal tidak boleh diproduksi bilamana tidak cukup tersedia
peralatan pengangkutan, Penghamparan atau pembentukan atau

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -39
pekerja, yang dapat menjamin kemajuan pekerjaan dengan tingkat
kecepatan minimum 60% kapasitas instalasi pencampuran.
2) Penyiapan Bahan Aspal
Bahan aspal harus dipanaskan dengan temperatur antara 140C
sampai 160C di dalam suatu tangki yang dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan setempat dan
mampu mengalirkan bahan aspal ke alat pencampur secara terus
menerus pada temperatur yang merata setiap saat. Pada setiap
hari sebelum proses pencampuran dimulai,minimum harus terdapat
30.000 liter aspal panas yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.
3) Penyiapan Agregat
a) Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur
aspal melalui pemasok penampung dingin yang terpisah.
Prapencampuran agregat dari berbagai jenis atau dari sumber
yang berbeda tidak diperkenankan. Agregat untuk campuran aspal
harus dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengeringsebelum
dimasukkan ke dalam alat pencampur.Nyala api yang terjadi
dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara
tepat agar dapat mencegah terbentuknya selaput jelaga pada
agregat.
b) Bila agregat akan dicampur dengan bahan aspal, maka agregat
harus kering dengan temperatur dalam rentang yang disyaratkan
untuk bahan aspal, tetapi tidak melampaui 15 C di atas
temperatur bahan aspal.
c) Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan,
maka bahan pengisi (filler) tambahan harus ditakar secara terpisah
dalam penampung kecil yang dipasang tepat diatas alat
pencampur. Bahan pengisi tidak boleh ditabur di atas tumpukan
agregat maupun dituang ke dalam penampung instalasi pemecah
batu. Hal ini dimaksudkan agar pengendalian kadar filler dapat
dijamin.
4) Penyiapan Pencampuran
a) Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang dijelaskan di
atas, harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi
tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi rumus perbandingan
campuran. Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari
gradasi secara basah dari contoh yang diambil dari penampung
panas (hot bin) segera sebelum produksi campuran dimulai
dan pada interval waktu tertentu sesudahnya, sebagaimana
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan untuk menjamin pengendalian
penakaran. Bahan aspal harus ditimbang atau diukur dan
dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana digunakan instalasi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -40
pencampur sistem penakaran,seluruh agregat kering harus
dicampur terlebih dahulu, kemudian baru sejumlah aspal yang
tepat ditambahkan ke dalam agregat tersebut dan diaduk dengan
waktu sesingkat mungkin yang ditentukan dengan pengujian
derajat penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar sesuai
dengan prosedur AASHTO T195 - 67 (biasanya sekitar 45
detik),untuk menghasilkan campuran yang homogen dan semua
butiran agregat terselimuti aspal dengan merata.Waktu
pencampuran total harus ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan
diatur dengan perangkat pengendali waktu yang handal. Untuk
instalasi pencampuran sistem menerus, waktu pencampuran yang
dibutuhkan harus ditentukan dengan pengujian derajat
penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar sesuai
dengan prosedur AASHTO T195 - 67, dan paling lama 60 detik
dan dapat ditentukan dengan menyetel ketinggian sekat baja
dalam alat pencampur.
b) Temperatur campuran aspal saat dikeluarkan dari alat
pencampur
harus
dalam
rentang
absolut.
Tidak
ada
campuran aspal yang diterima dalam pekerjaan bilamana
temperatur pencampuran melampaui temperatur pencampuran
maksimum yang disyaratkan
5) Pengangkutan dan Penyerahan di Lapangan
a) Campuran aspal harus diserahkan ke lapangan untuk
penghamparan dengan temperatur campuran tertentu sehingga
memenuhi ketentuan viskositas aspal absolut.
Tabel 2.7 Ketentuan Viskositas Aspal untuk Pencampuran dan Pemadatan

No. Prosedur Pelaksanaan

Viskositas Aspal (PA.S)

Pencampuran benda uji Marshall

0.2

Pemadatan benda uji Marshall

0.4

Temperatur pencampuran dan pemadatan untuk setiap jenis aspal


yang digunakan adalah berbeda. Untuk menentukan temperatur
pencampuran dan pemadatan masing-masing jenis aspal tersebut
harus dilakukan pengujian di laboratorium sesuai ASTM E 10293. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium jenis aspal tersebut
akan diperoleh hubungan antara viskositas dengan temperatur.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -41

Contoh grafik hubungan antara viskositas dan temperatur.

Gambar 2.1 Contoh Hubungan antara Viskositas dan


Temperatur
Khusus untuk aspal polimer berdasarkan hubungan viskositas
dengan temperatur yang diperoleh dan hasil pengujian di
laboratorium, maka untuk temperatur pencampuran harus
dikurangi antara 12 C sampai dengan 25 C.
b) Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang di rumah timbang,
setiap muatan harus dicatat berat kotor, berat kosong dan berat
netto. Muatan campuran aspal tidak boleh dikirim terlalu sore agar
penghamparan dan pemadatan hanya dilaksanakan pada saat
masih terang terkecuali tersedia penerangan yang dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.
9.2.6. Penghamparan Campuran
1) Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi
a) Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan
setempat dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan atau
permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau
tidak melekat dengan baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar
atau dengan cara perataan kembali lainnya, semua bahan yang lepas
atau lunak harus dibuang danpermukaannya dibersihkan dan/atau
diperbaiki dengan campuran aspal atau bahan lain yang disetujui oleh

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -42
Direksi Pekerjaan. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau
mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang
tidak memadai, sebagaimana yang ditunjukkan dengan adanya
kelelehan plastis dan/atau kegemukan (bleeding),seluruh lapisan
dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran semacam ini
harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras (sound).
Toleransi permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang
disyaratkan untuk pelaksanaan lapis pondasi agregat
b) Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar
harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki
dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan.
Lapis perekat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat)
harus diterapkan sesuai dengan Spesifikasi ini.
c) Acuan Tepi
Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan
garis dan serta ketinggian yang diperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang
akan dihampar.
2) Penghamparan dan Pembetukan
a) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar
harus dipanaskan. Campuran aspal harus dihampar dan diratakan
sesuai dengan kelandaian, elevasi serta bentuk penampang
melintang yang disyaratkan.
b) Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju
lajur yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan
lebih dari satu lajur.
c) Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama
penghamparan dan pembentukan.
d) Penampung alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi
temperatur sisa campuran aspal harus dijaga tidak kurang dari
temperatur yang disyaratkan.
e) Alat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan
yang tidak menyebabkan retak permukaan, koyakan atau bentuk
ketidakrataan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan
harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan ditaati
f) Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan,
maka alat penghampar harus dihentikan dan tidak boleh dijalankan
lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dan diperbaiki.
Penambalan tempat-tempat yang mengalami segregasi, koyakan
atau alur dengan menaburkan bahan halus dari campuran aspal dan
diratakan kembali sebelum penggilasan sedapat mungkin harus
dihindari. Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaan
yang dihampar dengan rapi.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -43
g) Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin
pada tepi-tepi penampung alat penghampar atau tempat lainnya.
h) Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau
hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan
penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu
dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat
seminimal mungkin.
3) Pemadatan
a) Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan
tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi
harus diperbaiki. Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam
keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam
rentang viskositas aspal.
b) Penggilasan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang
terpisah, seperti berikut ini :
1. Pemadatan Awal
2. Pemadatan Antara
3. Pemadatan Akhir
Batas antara ruas pemadatan yang sudah dan yang sedang dikerjakan
agar biberi tanda secukupnya untuk mempermudah pengendalian
pemadatan.
c) Penggilasan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan
alat pemadat roda baja maupun dengan alat pemadat roda karet.
Penggilasan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di
dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima
minimum dua lintasan pengilasan awal. Penggilasan kedua atau utama
harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekat mungkin
di belakang penggilasan awal. Penggilasan akhir atau penyelesaian
harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar
(vibrasi).
d) Pertama-tama penggilasan harus dilakukan pada sambungan melintang
yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk
menahan pergerakan campuran aspal akibat penggilasan.Bila
sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan
sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan
memanjang untuk suatu jarak yang pendek.
e) Penggilasan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan
kemudian dari tepi luar.Selanjutnya,penggilasan dilakukan sejajar
dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, kecuali
untuk superelevasi pada tikungan harus dimulai dari tempat yang
terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan
harus saling tumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -44
dan lintasan-lintasan tersebut tidak boleh berakhir pada titik yang kurang
dari satu meter dari lintasan sebelumnya.
f) Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk
penggilasan awal harus terlebih dahulu menggilas lajur yang telah
dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15 cm dari lebar roda
penggilas yang menggilas tepi sambungan yang belum dipadatkan.
Penggilasan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan
menggeser posisi alat pemadat sedikit demi sedikit melewati
sambungan, sampai tercapainya sambungan yang dipadatkan dengan
rapi.
g) Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda
baja dan 10 km/jam untuk roda karet dan harus selalu dijaga rendah
sehingga tidak mengakibatkan bergesernya campuran panas tersebut.
Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tibatiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal.
h) Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus
untuk memperoleh pemadatan yang merata saat campuran aspal masih
dalam kondisi mudah dikerjakan sehingga seluruh bekas jejak roda dan
ketidakrataan dapat dihilangkan.
i) Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk
mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat pemadat, tetapi air
yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet boleh sedikit diminyaki
untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda.
j) Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas
permukaan yang baru selesai dikerjakan,sampaiseluruh permukaan
tersebut dingin.
k) Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari
kendaraan atau perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas
perkerasan yang sedang dikerjakan, dapat menjadi alasan dilakukannya
pembongkaran dan perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yang
terkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini
menjadi beban Kontraktor.
l) Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng
melintang dan kelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan.
Setiap campuran aspal padat yang menjadi lepas atau rusak, tercampur
dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harus dibongkar dan
diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya
agar sama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari
2

campuran aspal terhampar dengan luas 1000 cm atau lebih yang


menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspal harus dibongkar
dan diganti.Seluruh tonjolan. setempat,tonjolan sambungan, cekungan
akibat ambles dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -45
m) Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor
harus memangkas tepi perkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang
berlebihan harus dipotong tegak lurus setelah penggilasan akhir, dan
dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga tidak
kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
4) Sambungan-Sambungan
a) Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang
berurutan harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapissatu
tidak terletak segaris yang lainnya. Sambungan memanjang harus
diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratas berada di
pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas.
b) Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal
yang telah dipadatkan sebelumnya kecuali bilamana tepinya telah
tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.
c) Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama
dan baru harus diberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di
sebelah campuran aspal yang telah digilas sebelumnya.
9.2.7. Pengendalian dan Pengujian Mutu di Lapangan
1) Pengujian Permukaan dari Perkerasan
a) Pemukaan perkerasan harus diperiksa dengan mistar lurus sepanjang 3
meter, yang disediakan oleh Kontraktor, dan harus dilaksanakan tegak
lurus dan sejajar dengan sumbu jalan sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan untuk memeriksa seluruh permukaan perkerasan. Toleransi
harus sesuai dengan ketentuan.
b) Pengujian untuk memeriksa toleransi kerataan yang disyaratkan harus
dilaksanakan segera setelah pemadatan awal,penyimpangan yang
terjadi harus diperbaiki dengan membuang atau menambah bahan
sebagaimana diperlukan. Selanjutnya pemadatan dilanjutkan seperti
yang dibutuhkan.Setelah penggilasan akhir, kerataan lapisan ini harus
diperiksa kembali dan setiap ketidak-rataan permukaan yang melampaui
batas-batas yang disyaratkan dan setiap lokasi yang cacat dalam
tekstur, pemadatan atau komposisi harus diperbaiki sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kerataan permukaan perkerasan
i.
Kerataan permukaan lapis perkerasan penutup atau lapis aus
segera setelah pekerjaan selesai harus diperiksa kerataannya
dengan menggunakan alat ukur kerataan NAASRA-Meter sesuai
SNI 03-3426-1994.
ii.
Cara pengukuran/pembacaan kerataan harus dilakukan setiap
interval 100 meter.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -46
2) Persyaratan Kepadatan
a) Kepadatan semua jenis campuran aspal yang telah dipadatkan, seperti
yang ditentukan dalam AASHTO T 166, tidak boleh kurang dari 97 %
Kepadatan Standar Kerja (Job Standard Density) untuk Lataston (HRS)
dan 98 % untuk semua campuran aspal lainnya.
b) Cara pengambilan benda uji campuran aspal dan pemadatan benda
uji di laboratorium masing-masing harus sesuai dengan AASHTOT 168
dan SNI-06-2489-1991 untuk ukuran butirmaksimum 25mm atau ASTM
D5581 untuk ukuran maksimum 50 mm.
c) Kontraktor dianggap telah memenuhi kewajibannya dalam memadatkan
campuran aspal bilamana kepadatan lapisan yang telah dipadatkan
sama atau lebih besar dari ketentuan yang ada.Bilamana rasio
kepadatan maksimum dan minimum yang ditentukan dalam serangkaian
benda uji inti pertama yang mewakili setiap lokasi yang diukur untuk
pembayaran, lebih besar dari 1,08 maka benda uji inti tersebut harus
dibuang dan serangkaian benda uji inti baru harus diambil.
Tabel 2.8 Ketentuan Kepadatan

Kepadatan
yang
diisyaratkan

Jumlah benda
uji yang
diisyaratkan

Kepadatan minimum
rata-rata (% JSD)

Nilai minimum
setiap pengujian
tunggal (%JSD)

98

3-4

98.1

95

98.3

94.9

98.5

94.8

3-4

97.1

94

97.3

93.9

97.5

93.8

97

3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal


a) Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal
Pengambilan benda uji umumnya dilakukan di instalasi pencampuran
aspal, tetapi Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan pengambilan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -47
benda uji di lokasi penghamparan bilamana terjadi segregasi yang
berlebihan selama pengangkutan dan penghamparan campuran aspal.
b) Pengendalian Proses
Frekuensi minimum pengujian yang diperlukan dari Kontraktor untuk
maksud pengendalian proses harus sesuai atau sampai dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan. Contoh yang diambil dari penghamparan
campuran aspal setiap hari harus dengan cara yang diuraikan di atas
dan dengan frekuensi sesuai dengan ketentuann. Enam cetakan
Marshall harus dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan
pada temperatur dan dalam jumlah tumbukan sesuai dengan yang
disyaratkan. Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb) dari semua
cetakan Marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi Kepadatan
Marshall Harian. Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor
untuk mengulangi proses campuran rancangan dengan biaya
Kontraktor sendiri bilamana Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari
setiap produksi selama empat hari berturut-turut berbeda lebih 1 % dari
Kepadatan Standar Kerja (JSD). Untuk mengurangi kuantitas bahan
terhadap resiko dari setiap rangkaian pengujian.
Kontraktor dapat memilih untuk mengambil contoh di atas ruas yang
lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih besar) dari yang
telah ditentukan.
c) Pemeriksaan dan Pengujian Rutin
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk menguji pekerjaan yang
sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi,mutu bahan,kepadatan
pemadatan dan setiap ketentuan lainnya. Setiap bagian pekerjaan, yang
menurut hasil pengujian tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan
harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga setelah diperbaiki, pekerjaan
tersebut memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan, semua biaya
pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan maupun perbaikan
dan pengujian kembali menjadi beban Kontraktor.
d) Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal
Kontraktor harus menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti
(core) yang mampu memotong benda uji inti berdiameter 4 maupun 6
pada lapisan beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya ekstraksi
benda uji inti untuk pengendalian proses harus sudah termasuk ke dalam
harga satuan Kontraktor untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal
dan tidak dibayar secara terpisah
4) Pengendalian Mutu dan Menimbang Campuran
a) Kontraktor harus menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan
tersebut harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan tanpa
keterlambatan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -48
b) Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan hasil dan
catatan pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi,
beserta lokasi penghamparan yang sesuai :
i.
Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh
agregat dari setiap penampung panas.
ii.
Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalsi
pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu
perjam).
iii.
Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji
yang diperiksa.
iv.
Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase
kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja
(Job Mix Density) untuk setiap benda uji inti (core).
v.
Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua
contoh.
vi.
Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil
ekstraksi kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara
ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus
dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994.
vii.
Rongga
dalam
campuran
pada
kepadatan
membal
(refusal), yang dihitung berdasarkan Berat Jenis Maksimum
campuran perkerasan aspal (AASHTO T209-90).
viii.
Kadar aspal yang terserap oleh agregat, yang dihitung
berdasarkan Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal
(AASHTO T209-90).
5) Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Aspal
Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran,
campuran aspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket
pengiriman campuran aspal dari rumah timbang sesuai dengan Spesifikasi
ini.
9.3. Perlengkapan Jalan Dan Marka Jalan
9.3.1. Umum
Pekerjaan ini akan terdiri dari pengadaan, perakitan dan pemasangan dari
penggantian atau penambahan perlengkapan jalan, seperti rambu- rambu jalan,
patok pengaman, rel pengaman dan patok kilometer dan pemasangan marka
jalan baik untuk permukaan jalan lama atau pelapisan ulang yang baru pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan oleh Direksi Teknik
Pekerjaan pemasangan perlengkapan jalan termasuk semua yang diperlukan
untuk penggalian, pondasi, penggurugan kembali, pemasangan, pengencangan
dan penunjangan.
Pemasangan paku-paku jalan mungkin juga diperlukan pada beberapa
tempat seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -49

9.3.2. Standar Rujukan


a. AASHTO M 247-77 (Jenis Z) : Kristal-kristal kaca yang digunakan pada
cat lalu lintas.
b.
AASHTO M 249-77 : Material untuk garis warna putih kuning yang
tharmoplastik (bentuk padat).
c. Konfigurasi, ukuran dan warna marka jalan harus memenuhi
Peraturan dan Syarat Keamanan Rambu Jalan Republik Indonesia.
d. Rambu jalan harus berukuran, warna, tipe dan bagian-bagian yang
memantul sesuai ketentuan Dinas Pengendali Lalu Lintas Indonesia yaitu
Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJR). Setiap
perbedaan antara tanda-tanda tersebut dan yang ditunjukkan pada
Gambar Rencana harus diperiksakan kepada Direksi Teknik sebelum
pelaksanakan.
9.3.3. Pelaporan
Kontraktor harus menyerahkan satu lembar plat marka yang telah lengkap
dicat serta satu liter kaleng contoh setiap warna dan jenis cat untuk mendapat
persetujuan Direksi Teknik bersama dengan hal-hal khusus untuk setiap jenis cat
sebagai berikut
-

Komposisi (analisa dengan berat)

Jenis pemakaian (panas atau dingin)

Jenis dan cara pemasangan maksimum bahan pengencer

Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)

Pelapisan yang disarankan

Daya tahan terhadap panas

- Perincian dari lapis dasar/lapis perekat atau lapis pengikat yang


diperlukan
- Umur kemasan (umur dari produk)
- Batas waktu kadalu arsa
9.3.4. Jadwal Pekerjaan
Agar dapat memelihara keamanan jalan yang ada sebaik mungkin selama
Periode Kontrak, maka marka jalan harus dicat pada permukaan jalan sedini
mungkin dalam Periode Pelaksanaan.
Untuk daerah-daerah perkerasan yang direncanakan akan mendapat pekerjaan
pelapisan ulang yang sudah mendapat marka jalan pada permukaan perkerasan,

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -50
maka marka jalan tersebut harus dicat kembali setelah pelaksanaan pekerjaan
pelapisan ulang.
9.3.5. Perbaikan dari Pekerjaan yang tidak Memuaskan
Setiap macam perlengkapan atau daerah marka jalan yang tidak memenuhi
persyaratan Spesifikasi atau menurut pendapat Direksi Teknik dalam segala hal
tidak memuaskan, maka harus diperbaiki ulang oleh Kontraktor dengan biaya
sendiri atas petunjuk Direksi Teknik

9.3.6. Pemeliharaan Pekerjaan yang telah Diterima


Kontraktor juga harus bertanggung jawab terhadap pemeliharaan rutin untuk
semua perlengkapan dan marka jalan yang telah selesai dan diterima selama
Periode Kontrak, termasuk Periode Jaminan

9.3.7. Material
1) Penyimpanan Cat
a. Semua cat harus disimpan menurut petunjuk pabrik pembuat
b. Semua

cat

harus

digunakan

sesuai

umur

kemasan untuk

menjamin bahwa hanya produk yang masih segar digunakan dalam


batas waktu yang disyaratkan oleh pabrik pembuat.
2) Cat Untuk Perlengkapan Jalan
Seluruh bahan cat dasar, cat dan bahan cat mengkilap yang akan digunakan
pada persiapan rambu-rambu, tiang-tiang dan perlengkapan harus dari
bahan mutu baik, dibuat dari bahan khusus untuk rambu-rambu, dan dari
jenis dan merek yang dapat diterima oleh Direksi Teknik.
Cat untuk bagian-bagian baja harus dari oksida seng kadar tinggi
mengandung minimum 7 k ilogram oksida send (acicular type) per100 liter
cat isarankan untuk kesegaran cat maka sebaiknya dipakai cat dasar,cat
pelabur dan cat untuk pengecatan akhir dari pabrik yang sama. Seluruh
bahan yang dipakai tak boleh kadaluarsa harus dalam batas waktu seperti
ditetapkan oleh pabrik pembuat.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -51
3) Cat Jalan
Harus material thermoplastis dengan campuran kristal kaca

dan harus

sesuai dengan ketentuan ASSHTO M 29-77. Kristal-kristal kaca harus


memenuhi M 247-77 (Tipe 2).

9.3.8. Pelaksanaan
1) Pengecatan Marka Jalan
a. Penyiapan Permukaan Jalan
Sebelum marka-marka dipasang atau pelapisan cat dilaksanakan,
permukaan perkerasan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas
dari bekas-bekas gemuk dan debu. Cat lama atau marka termoplastis
yang akan menghalangi pelekatan yang memadai terhadap pelapisan
yang baru harus dibuang dengan semprotan pasir.
b. Pemakaian Cat Marka Jalan
i)

Semua

pemakaian

cat

secara

dingin

harus

diaduk

dilapangan menurut ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum


dipakai agar menjaga bahan pewarna tercampur merata di dalam
suspensi.
ii) Cat tidak boleh dipasang pada permukaan yang dilapis kurang
dari 3 bulan setelah pemberian lapisan labur atas atau pelapisan
lataston.
iii)

Ukuran yang tepat dan kedudukan semua marka jalan harus


ditempatkan dan diberi tanda pada perkerasan sebelum cat dipakai.

iv) Cat jalan harus dipakai untuk sumbu jalan, garis pemisah jalur,
garis batas perkerasan dan garis-garis zebra kros dengan memakai
alat mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri,
jenis penyemprot otomatis dengan pengaduk mekanis, yang
mempunyai katup penutup yang mampu membuat garis-garis putus
secara otomatis.Mesin tersebut harus menghasilkan lapisan yang
lurus dan merata dengan ketebalan 1.5 mm, diluar kristal gelas dan
dengan lebar yang seragam dan tepat dengan sisi-sisi potongan
yang tegas.
v)

Bilamana pengecatan dengan mesin tidak memungkinkan, Direksi


Teknik

dapat

membolehkan marka jalan dibuat dengan kwas

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

IX -52
tangan, disemprot, atau dicetak sesuai dengan bentuk konfigurasi
dan jenis cat yang disetujui untuk digunakan. Bila cat akan dipakai
dengan salah satu metoda

di

atas

maka

harus menghasilkan

lapisan yang lurus dan merata dengan ketebalan 3 mm diluar


kristal gelas.
vi) Kristal gelas harus diberikan pada permukaan cat jalan segera
setelah cat tersebut dioleskan. Semua kristal gelas harus dipasang
2
dengan tekanan atau dengan tekanan semprotan 450 gm/m
vii)

Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas hingga markamarka tersebut cukup kering dengan demikian tidak ada yang
terkelupas atau adanya jejak roda.

viii) Semua marka yang

tidak

nampak

dengan memuaskan dan

merata pada siang dan malam hari, harus diperbaiki dengan biaya
Kontraktor.
ix)

Syarat-syarat mengenai Pemeliharaan Arus Lalu Lintas


dilakukan

sedemikian

rupa

harus

untuk menjamin keamanan terhadap

masyarakat pemakai jalan ketika operasi marka jalan sedang


berjalan

1.

Pengukuran dan pembayaran untuk item pekerjaan perbaikan perkerasan jalan


dengan aspal AC-BC selevel aspal eksisting selebar galian sesuai standar
lebar galian pada bab 5.1.2. dan aspal AC-WC selebar jalan eksisting dibayar
dalam meter persegi (m2) luas permukaan yang telah terpasang sebagaimana
tercantum dalam daftar kuantitas dan harga dan telah diterima oleh direksi
teknik.

2.

Kwantitas marka jalan yang dibayar harus merupakan jumlah meter persegi
pengecatan jalan yang dilaksanakan pada permukaan jalan dan telah diterima
oleh Direksi Teknik.Kwantitas yang diukur seperti tersebut di atas, harus
dibayar

dengan satuan Kontrak per meter persegi, dimana harga dan

pembayaran tersebut sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan


material, pekerja, mesin-mesin peralatan dan keperluan insidental untuk
pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan seperti dari Spesifikasi.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAPISAN PERKERASAN JALAN

X -1
BAB X
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

10.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan mekanikal dan elektrikal :
1.

Pengadaan dan pemasangan Pompa air limbah dan Panel Control.

2.

Pengadaan dan pemasangan blower dan panel control

3.

Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel tegangan rendah dari


Genset ke Panel Pompa dan dari Panel Pompa ke Pompa.

4.

Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel tegangan rendah dari


Genset ke Panel Blower dan dari Panel Blower ke Blower.

5.

Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar


dapat beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan struktur, bak kontrol, cable
rack, support equipment dan accessories lainnya).

6.

Mengadakan tenaga kerja, peralatan-peralatan dan pelayanan-pelayanan


dalam rangka pelaksanaan seluruh pekerjaan di atas, termasuk pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem mekanikal dan elektrikal dapat beroperasi dengan
sempurna.

10.2. PERSYARATAN DAN STANDAR


Kontraktor yang dapat melaksanakan pekerjaan ini harus berpengalaman dalam
mengerjakan pekerjaan yang sejenis yang berhasil dengan baik dibuktikan dengan
sertifikat dari pemberi pekerjaan, mempunyai tenaga ahli mekanikal dan tenaga ahli
elektrikal yang berpengalaman serta mempunyai peralatan yang memadai untuk
keperluan pemasangan dan pengujian semua peralatan yang dipasang.
Ketentuan umum yang berlaku :
1. Standar Nasional Indonesia (SNI), untuk barang yang dibuat dalam negeri
2. NEMA, ANSI, IEC, JIS, dan lain-lain, untuk barang yang datang dari luar negeri
3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987.
4. Standard Perum Listrik Negara (SPLN)
5. Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja.
6. Adapun terjadi ketidaksesuaian alat/ barang dengan spesifikasi teknis maka
Direksiteknis berhak menolak dan segala akibat tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -2
10.3. POMPA TRANSFER
Lokasi di Bak Ekualisasi
1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pompa
Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan pompa air
limbah yang meliputi :
a. Pengangkutan ke lapangan
b. Pemasangan di lapangan
c. Test runing (Uji Coba) di lapangan
2. Jenis Pompa
Pompa yang diperlukan adalah pompa Submersible untuk supply air limbah,
seluruhnya terbuat dari stainless steel dan bisa dipasang dalam posisi vertikal
maupun horisontal. Menggunakan motor listrik 3 phase, 380 Volt, 50 Hz.
Pompa akan dipasang terendam di dalam air limbah, di atas pondasi pompa
serta dipasang lengkap dengan chasing. Air mengalir ke dalam pompa
melalui saluran isap secara positive suction. Selanjutnya air dialirkan melalui
pipa penyalur yang dilengkapi dengan Excentric Reducer, Flexible Joint,
Check Valve dan Gate Valve.
3. Syarat Kualitas
Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan :
a. Surat Dukungan dari Pabrik atau Agen Tungal Pemegang Merk
b. Copy Surat bukti ATPM
c. Brosure/ catalog asli
d. Certificate ISO 9001 dan 14001 pabrik.
e. Jaminan garansi barang
Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan brosur/katalog
asli yang dapat memberikan informasi tentang kinerja pompa dengan
menunjukkan performance curve berupa : kapasitas/debit, head, efisiensi
dan daya yang diperlukan untuk pemasangan/instalasi serta operasi dan
pemeliharaan pompa.
Penyedia barang harus melampirkan Surat Dukungan dari Pabrik pembuat
pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merek barang yang diusulkan. Untuk
menjamin kualitas dan mutu pompa, pabrik harus memiliki sertifikat ISO
9001 dan 14001 serta menyerahkan Certificate of Origin pompa untuk
meyakinkan keaslian dari barang. Garansi minimal 1 (satu) tahun untuk
spare part dan service.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -3
4.

Spesifikasi Teknis Pompa


Type

: Submersible

Kapasitas min

: 19,16m3/jam

Head min

: 8,3 meter

Shaftsealformotor

: CER/CARBON

Daya max

: 1,5 kw / 3 x 380 v / 50 Hz/267 rpm

Ukuran partikel max

: 1,93

Material Pompa

: Stainlesssteel

5. Desain Dan Konstruksi Pompa


Type pompa adalah pompa Submersible,bisa dipasang dalam posisi
vertikal maupun horisontal yang dipasang terendam di dalam air limbah
serta dipasang lengkap dengan chasing. Posisi suction dan discharge
adalah segaris (in-line) memiliki diameter yang berbeda yang terbuat
dari bahan stainlesssteel untuk menghindari korosi serta dapat
meningkatkan efisiensi pompa.

10.4.

BLOWER
Lokasi di Bak Ruang alat untuk aerasi
1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pompa
Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan blower
yang meliputi :
a. Pengangkutan ke lapangan
b. Pemasangan di lapangan
c. Test runing (Uji Coba) di lapangan
2. Syarat Kualitas
Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan :
a. Surat Dukungan dari Pabrik atau Agen Tungal Pemegang Merk
b. Copy Surat bukti ATPM
c. Brosure/ catalog asli
d. Certificate ISO 9001 dan 14001 pabrik.
e. Jaminan garansi barang

Penyedia barang dalam penawarannya harus menyertakan brosur/katalog


asli yang dapat memberikan informasi tentang kinerja pompa dengan
menunjukkan performance curve berupa : kapasitas/debit, head, efisiensi
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -4
dan daya yang diperlukan untuk pemasangan/instalasi serta operasi dan
pemeliharaan pompa.
Penyedia barang harus melampirkan Surat Dukungan dari Pabrik pembuat
pompa atau Agen Tunggal Pemegang Merek barang yang diusulkan. Untuk
menjamin kualitas dan mutu pompa, pabrik harus memiliki sertifikat ISO
9001 dan 14001 serta menyerahkan Certificate of Origin pompa untuk
meyakinkan keaslian dari barang. Garansi minimal 1 (satu) tahun untuk
spare part dan service.
3.

Spesifikasi Teknis Blower


Stage

: Single

Daya max

: 2,2 kw / 380 v / 50 Hz 3 pk / 3 phase

Noise max

: 6 dB

Pressure / daya dorong min :200 ml bar

10.5.

SYARAT TEKNIS KONTROL PANEL


Panel yang diguanakan adalah jenis KONTROL PANEL DOL. Panel selain
sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan pompa dan blower melalui
tombol manual start-stop juga harus berfungsi sebagai alat kontrol yang berupa
relay, lampu indikasi, meter penunjuk tegangan, ampere, dan pengaman pompa
dari beban lebih, kesalahan phase, kehilangan phasa, dry running dan tahanan
isolasi motor. Kontrol panel ini harus dirancang untuk kontrol kecepatan pompa
dan motor sehingga dapat menghemat biaya operasio pada berbagai tuntutan
kapasitas. Sealain itu, juga dapat memberikan perlindungan terhadap motor
serta proses menghidupkan dan mematikan motor pompa secara halus sesuai
jaminan garansi barang.

1. SPESIFIKASI PANEL KONTROL


Jenis

: Metal floor standing (anti korosi)

Daya

: 1,5 KW

Tegangan

: 380 V, 3 phasa

Frekuensi

: 50 Hz.

Sistem

: DOL

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -5
Komponen-komponennya :

No Fuse Breaker (NFB) / Miniatur Circuit Breaker (MCB)

Sensor tahanan isolasi motor

Contactor

Overload relay

Phase Failure relay

Water Level Control (WLC)

Current Assimetry

Dry running protection (Liqtec) yang dipasang pada casing untuk


mencegah pompa beroperasi saat tidak ada air yang merupakan salah
satu penyebab utama kerusakan pada pompa yang bisa terjadi misalnya
penyumbatan pada pipa inlet, reservoir tidak ada air, dll. Sistem kerja
sensor dengan cara memonitor karakteristik dari pendinginan dalam
pompa, jika terjadi pendinginan yang lambat karena ketidak tersediaan air
maka pompa akan otomatis berhenti.

Terminal Blok

Timer

Box Panel tebal minimal 2 mm powder coating Ral 7032

Pilot Lamp

Ampere meter / Volt meter/ Hertz Meter/ KW meter

Counter ( jam kerja )

Selector volt & Selector switch

Push button (ON/OFF)

Pemasangan :
Panel kontrol pompa dipasang berdiri tegak diatas lantai dengan dudukan. Cara
pemasangan dengan cara membaut panel ke lantai secara baik dan kokoh.
Pemasangan pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk tetsing dilakukan oleh
tenaga ahli di bidang mekanikal elektrikal. Tempat pemasangan harus di dalam
ruangan ber AC, pada tempat yang baik dimana ruangan tidak lembab, memiliki
ventilasi, terang dan terhindar dari air. Kabel kabel dipasang dengan konektor
yang baik agar tidak terjadi drop voltage dan kabel rapi dengan klem pada
saluran / duct kabel.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -6
10.6.

KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

10.6.1.

Syarat Kualitas dan Penggunaan.


Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran
dan type yang sesuai dengan BOQ/gambar (NYM, NYY, NYFGBY, MICC0.6/1kV). Kabel daya tegangan rendah harus sesuai dengan standard SII dan
SPLN.
Penyedia barang dalam penawarannya harus melampirkan :

Surat Dukungan dari Pabrik atau Agen Tunggal Pemegang Merk.

Brosure/catalog asli

Sertificate ISO, untuk menjamin kualitas dan mutu barang.

Sebelum dan sesudah dipasang kabel TR harus ditest dengan pengujianpengujian sebagai berikut :
Test Insulasi.
Test kontinuitas.
Test tahanan pentanahan (minimal 0,2 ).

10.6.2.

Syarat Pemasangan Kabel.

A. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peralatan
PUIL/LMK. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat
secara dispin (starnded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2.5 mm2.
Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :
Untuk instalasi penerangan adalah NYM (indoor) dan NYY (outdoor).
Untuk kabel distribusi NYY atau NYFGBY sesuai dalam BOQ/gambar.
Semua kabel harus berada didalam conduit PVC, cable tray/rack atau
cable trench dan harus diklem.

Kontraktor harus memberikan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas /


Direksi untuk dapat disetujui pemasangannya. Bahan ini akan disimpan pada
tempat yang telah disediakan dipakai sebagai alat pemeriksaan terhadap
pelaksanaan atas suatu material yang disetujui.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -7
B. Splice Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya Splice atau sambungan-sambungan baik dalam
feeder

maupun

cabang-cabang,

kecuali

pada

outlet

atau

kotak-kotak

penghubung yang bisa dicapai. Sambungan pada kabel circuit cabang harus
dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektrik, dengan cara-cara
solderless connector jenis kabel tekanan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat splice connector harus dihubungkan dengan konduktorkonduktor dengan baik sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada kabelkabel telanjang yang kelihatan dan tidak lepas oleh getaran. Semua sambungan
kabel

baik

dalam

junction

box,

panel

ataupun

tempat

lainnya

harus

menggunakan connector yang dibuat dari tembaga yang diisolasi dengan


porselin atau bakelite ataupun PVC yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.
C. Bahan Isolasi.
Semua bahan atau splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
tape sintetis, resin, splivce case dan lain-lain harus dari type yang disetujui untuk
penggunaan, lokai voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara
yang disetujui menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau manufacture.
D. Penyambungan.
a. Semua

penyambungan

kabel

harus

dilakukan

dalam

kotak-kotak

penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain).
Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara penyambungan
yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau namanamanya masing-masing dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi
sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus
ditulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
c. Penyambungan

kabel

tembaga

harus

menggunakan

penyambungan-

penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.


Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasikan dengan pipa
PVC/protolen yang khsus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai
isolasi tertentu.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -8
f.

Cara-cara pengecoran yang sudah ditentukan oleh pabrik harus diikuti


misalnya : temperatur-temperatur pengecoran.

g. Bila kabel dipasang tegak lurus permukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi maksimum 2.5 m.
10.6.3.

Syarat Penerimaan.
Sebelum serah terima dilakukan pengujian dan pengetesan. Pengujian ini
perlu dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan dan Direksi, dan
disahkan oleh petugas/Instansi yang berwenang.

10.7.

SISTEM PENTANAHAN
1. Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus diketanahkan secara
baik, dengan cara menghubungkan kepada rel/cooper plate/bare conductor
pembumian yang telah tersedia di power house, yaitu semua frame besi,
tangki minyak, panel-panel housing, generator, housing dari peralatan metal
lainnya.
2. Hubungan bagian antara yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu)
dilakukan dengan pita tembaga fleksible yang harus dilindungi dari gangguan
mekanis.
3. Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan
dengan baut dari campuran tembaga.
4. Electroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1 dan harus
ditanam minimal sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian
kurang atau sama dengan 2.
5. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel,
housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain)
harus dihubungkan pada elektroda pembumian baik secara terpadu atau
secara terpisah (individual).

Ketentuan-ketentuan yang harus diikuti antara lain sebagai berikut :


Penampang Konduktor

Penampang Konduktor
2

Daya yang Digunakan (mm )

Pembumian (mm2)

< = 10

16

10

35

16

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -9
70

50

120

70

< = 150

95

Catatan :

Kontraktor harus mengusahakan sistem pentanahan hingga diproleh tanahan


seperti disyaratkan.

Pentanahan panel-panel dan pentanahan power house harus dijauhkan dari


pentanahan penangkal petir.

Jarak yang diijinkan antara pentanahan penangkal petir dengan pentanahan


lainnya sekurang-kurangnya 15 m tergantung dari struktur tanah dan tingkat
kelembabannya.

10.8.

ELECTRIC POWER GENERATOR

10.8.1.

Syarat Penggunaan dan Lingkup Pekerjaan.

A.

Syarat Penggunaan
Generator Set (Genset) merupakan sistem catu daya cadangan yang akan
dipergunakan bilaman terjadi gangguan/pemadaman listrik PLN, atau
sebelum catu daya PLN belum tersedia. Pekerjaan ini meliputi pengadaan
bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan
selama masa pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam
lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya sehingga diesel
generator set siap dioperasikan secara baik sebagai sumber tenaga listrik
cadangan. Diesel genset yang ditawarkan harus baru.

B.

Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan tersebut terdiri dari pengadaan dan pemasangan :
a.

Diesel generating set dengan kapasitas 15 kVA (Silent Type)

b.

Panel Kontrol Mesin Diesel

c.

Panel Kontrol Generator

d.

Satu set sistem bahan bakar dan pemipaan termasuk tangki harian.

e.

Satu set pendingin mesin termasuk ducting udara radiator.

f.

Sistem perpipaan gas buang termasuk exhaust silincer dan flexible

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -10
mounting, lengkap dengan isolasi panas yang terdiri dari glasswool,
aluminium foil yang dibungkus rapi dengan plat aluminium di bagian
luarnya.
g.

Sistem starting lengkap dengan DC power suplay dan battery charger


dengan automatic starting.

h.

Sistem pentanahan.

i.

Spare parts and tools box, dan operations manual book.

j.

Training bagi calon operator.

k.

Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang tidak tercantum dalam gambar-gambar


rencana maupun persyaratan teknis tetapi perlu untuk menunjang
pekerjaan-pekerjaan tertentu diatas.

l.

Setelah

instalasi

selesai,

Kontraktor

harus

menyerahkan

gambar

terpasang atau as-built drawing yaitu detail pemasangan peralatan dari


seluruh instalasi .
m. Jaminan garansi barang
C.

Standard dan Peraturan.


a.

Seluruh pekerjaan instalasi listrik dari diesel genset harus dilaksanakan


,mengikuti standard dalam PUIL terbitan terakhir atau standard-standard
internasional lainnya yang tidak bertentangan dengan ISO, DIN atau yang
tertera dengan VDE, PUIL 1987, SPLN.

b.

Dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan keamanan kerja dari


Dirjen Instalasi Medik Depkes RI.

c.

Tidak bertentangan dengan persyaratan dari BPFK.

d.

Seluruh pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan mengikuti standard dan


peraturan - peraturan dari Departemen Tenaga Kerja.

10.8.2.
A.

Syarat Kualitas.
Syarat Umum
Penyedia barang dalam penawarannya harus melampirkan :

Copy surat bukti ATPM

Brosure/catalog asli

Untuk menjamin kualitas dan mutu genset, maka baik pabrik Engine,
Alternator dan Pengkopelannya harus memiliki sertifikat ISO.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -11
B.

Syarat Teknis
Generator dan Engine Data
a.

Type

: Silent type

b.

Merk

:-

c.

Power Capacity

: 15 KVA

d.

Voltage

: 380 /220V

e.

Frekwensi & Phase

: 50 Hz / 3 Phase

f.

Speed (RPM)

: 1.500

g.

Power Factor (Log)

: 0,8

h.

Noise Level---Silent Type

: 80@7 meters

i.

Cylinder Arrangement

: Vertical in-line

j.

Over Load

: 10% is permitted for 1 hours

k.

Governor

: Electronic

l.

Combustion system

: Indirect Injection

m. Direction of Rotation

:Anti-Clockwise, Viewed on Flywheel

n.

: Water Cooled

Cooling System

Kelengkapan
a.

Battery Starter & Charger

: Ada

b.

Tangki Solar

: Ada

c.

Panel Kontrol Mesin Diesel

: Ada

d.

Panel Kontrol Generator

: Ada

e.

Tool Kit

: Ada

f.

Manual & Operation Book

: Ada

C. Sistem Bahan Bakar


Tangki harian harus dilengkapi dengan pipa ventilasi, pipa drain dan main hole.
Kapasitas tangki harian minimal sama dengan volume bahan bakar yang
dibutuhkan untuk 8 jam operasi. Seluruh instalasi perpipaan bahan bakar sudah
termasuk dalam harga penawaran Genset.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -12
10.8.3.

Syarat Pemasangan

A. Pondasi Generator Set


Kontraktor harus membuat / menyesuaikan dengan gambar- gambar
rencana pondasi diesel generator set tersebut, sesuai dengan mesin-mesin yang
digunakan. Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli dan peralatan yang
disetujui oleh Direksi pekerjaan dalam pemasangan Genset pada pondasinya.
B. Instalasi Genset

Diesel harus dikopel langsung dengan generator dan dipasang diatas suatu
rangka, pemasangan pada rangka harus sudah terpasang dipabrik/Built.

Diesel generator set dan peralatannya akan dipasang dalam sebuah power
house, diesel genset harus sesuai untuk kondisi Humidity setempat.

Semua sambungan pemipaan dari dan ke diesel genset tersebut harus


menggunakan flexible connection.

Sistem pendingin.
a. Kontraktor harus menggunakan penyesuaian bangunan tersebut, Kontraktor
harus mengajukan gambar usulan (Shop Drawing) mengenai bagian yang
akan dibongkar/di lubangi dan pekerjaan finishingnya kembali untuk disetujui
Konsultan Pengawas.
b. Pipa gas buang harus diisolasi panas diarahkan kearah tempat pembuangan
gas keluar diluar gedung. Isolasi tersebut antara lain terdiri dari glass-wool dan
plat aluminium.
c. Masing-masing genset harus dilengkapi dengan sistem pengeluaran dan
pemasukan udara tersendiri, udara panas dari radiator genset disalurkan
langsung keluar gedung. Ducting udara panas dan grill-radiator yang
terpasang pada dinding bangunan sudah termasuk dalam harga penawaran
Genset.

C. Grounding / Pentanahan
Generator harus ditanahkan melalui terminal grounding dengan menggunakan
grounding rod. Biaya penggroundingan ini sudah termasuk dalam harga
penawaran Genset

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -13
D.

Noise Level
Noise level yang digunakan untuk diesel generator haruslah tidak mengganggu
daerah lainnya (max 70 dB).

10.8.4.

Syarat Pemeliharaan
Garansi pabrik harus berlaku selama 1 (satu) tahun dari mulai saat
penyerahan kedua (final acceptance), selama ini bertanggung jawab untuk
penggantian atau perbaikan setiap cacat/kerusakan peralatan, komponen,
sistem, kegagalan mana disebabkan oleh kesalahan bahan, kemampuan
kerja tenaga Pelaksanaan atau Engineering.
Service dan maintenance :
a. Kontraktor harus melakukan perawatan selama 360 hari setelah berita
acara serah terima pekerjaan I ditanda tangani.
b. Pekerjaan pemeliharaan ini tidak boleh dioperkan kepada pihak lain
kecuali kepada agen tunggal yang ditunjuk oleh pabrik yang berlokasi
terdekat pada lokasi pekerjaan.
c. Supplier harus menyelenggarakan training untuk calon operator yang
akan ditugaskan sampai calon tersebut mampu bekerja sepenuhnya,
terhitung dari mulainya masa peraturan yang masih menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

10.8.5.

Syarat Penerimaan
Kontraktor harus menyerahkan dokumentasi antara lain :
1. Operasional manual and maintenance (SOP), repair/shop manual, part
catalogue serta equipment description brochures kepada Pemberi Tugas
sebelum Berita Acara Serah Terima.
2. Certificate of Origin (Generator, Engine, Couple)
3. Factory Test Certificate
4. Kartu Garansi (selama 1 tahun)
5. Tool Kits
Untuk menjamin kesesuain barang yang diadakan dengan spesifikasi teknis
yang disyaratkan, maka akan dilakukan pre-delivery inspection sebelum
Genset dikirim ke lokasi pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -14
Lisensi pabrik.
1. Sub kontraktor harus mendapat lisensi (Surat Dukungan) dari pabrik.
2. Pemasangan barang yang bukan satu merk harus mendapat lisensi dari
pabrik yang bersangkutan.

10.8.6.

Commisioning dan testing.

1. Kontraktor pekerjaan ini harus melakukan commisioning/ supervisi terhadap


semua peralatan sebelum acceptance procedure material/instalasi diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
2. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
apakah seluruh instalasi dapat berfungsi dengan baik serta memenuhi semua
persyaratan.
3. Semua tenaga termasuk tenaga ahli, bahan dan perlengkapannya yang
diperlukan untuk testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan bahan bakar yang cukup untuk masa uji coba
selama minimal48 jam operasi dan menyediakan bahan bakar (Solar)
sebanyak 500 liter.
10.8.7.

Purna Jual dan Garansi


Penyedia barang dapat menjamin adanya autorized dealer/agen terdekat
dengan lokasi pekerjaan dengan menunjukkan surat keagenan resmi dari
pabrik dan tersedianya suku cadang pompa di pasaran. Penyedia barang
dapat menjamin adanya autorized dealer/agen terdekat dengan lokasi
pekerjaan, dengan menunjukkan surat keagenan resmi dari pabrik dan
tersedianya suku cadang genset di pasaran. Penyedia barang harus
memberikan garansi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak pompa dipasang
untuk kerusakan yang disebabkan karena konstruksi / kelalaian dari pabrik
dan semua biaya akan ditanggung oleh Penyedia barang. Jaminan Purna
Jual dan garansi harus mendapat dukungan tertulis dari pabrik

10.9.

PELAPORAN DAN DOKUMENTASI


Kontraktor harus menyusun laporan pemasangan termasuk gambar instalasi,
disertai dengan data-data teknis, hasil uji coba, dan foto-foto pada setiap tahap
pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

X -15

10.10. HAL HAL YANG BELUM JELAS


Hal-hal lain yang belum jelas dan belum ditetapkan akan diatur dan dijelaskan
pada pemberian penjelasan / anwijzing.

10.11. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran ini dihitung dalam harga satuan seperti
yangtercantum dalam Daftar Kuantitas

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

XI-1
BAB XI
PEKERJAAN LAIN-LAIN

11.1.
11.1.1.

TANGKI REAKTOR DAN MEDIA


Persyaratan material
Tangki reaktor dirancang untuk menampung dan mengolah air limbah domestik.
Tangki reaktor berfungsi sebagai tangki aerasi dan tangki pengendapan dimana
pengolahan air limbah menggunakan sistem biologi dengan bakteri yang
berkembang secara alamiah, yang mampu menahan tekanan udara, air dan
media.
Tangki reaktor dibuat pabrikasi dengan kualitas tinggi lengkap dengan sistem
perpipaan dan fitting yaitu: Pipa inlet, Pipa outlet, Pipa udara, Pipa penguras
lumpur, Pipa overflow, Pipa buih dimana seluruh pipa tersebut dilengkapi
dengan valve sesuai ukuran pipa.
Spesifikasi perpipaan dan fitting disesuaikan dengan persyaratan material pada
bab lain. Tangki dilengkapi dengan manhole control pada bagian atas dan tidak
boleh bocor. Bahan tangki harus tahan terhadap korosi, tahan bahan kimia dan
tahan asam dan basa.
o

Material

: FRP (Fiber Reinforce Polimer)

Bentuk

: Silinder

Ukuran

: panjang = 5 m, diameter = 2 m

o Tebal
o

Warna Cat

: Bagian atas minimal 10 mm, Bagian bawah minimal 12 mm


: Kuning atau sesuai petunjuk direksi teknis

Pekerjaan ini juga termasuk dengan injeksi bakteri sebagai start up awal
operasional dan seluruh pengujian instalasi. Bakteri yang di injeksi jenis bakteri
aerobik alamiah terdiri dari selulotik dan amilotik.
Tangki reaktor aerasi sudah dilengkapi dengan media tempat perkembang
biakan bakteri sebanyak 80 % dimensi tangki. Media disebar secara acak
dengan spesifikasi sebagai berikut:
o

Bahan media : Polyvinyl Chloride

Bentuk

: Silinder

Ukuran

: panjang = 120 mm, diameter = 50 mm

Tebal media

: 1 mm

Warna

: bening transparan

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

XI-2

11.1.2.

Pengadaan Tangki dan media


Kontraktor harus mengadakan tangki dan media sesuaidengan tipe/jenis
material yang telah diajukan oleh kontraktor padasaat penawaran pengadaan
jasa (tender). Material yang dipesanadalah dari sumber yang sama dengan
Power of Attorney, SuratJaminan Pabrik, Brosur asli dan Identitas barang yang
telah diajukankontraktor pada saat tender. Sebelum material tersebut dibeli
makakontraktor harus meminta persetujuan Direksi.

11.2.

TEKNIS PELAKSANAAN
Kontraktor harus menempatkan Pengawas Lapangan yang ahli danmemiliki
pengalaman luas dalam peletakan, penyambungan, perawatan, pengujian
lapangan dari semua tangkireaktor yangdipasok perusahaan dan Kontraktor harus
dapat mengambil alihkeahlian dari pengawas tersebut.Cara pemasangan tangki
reaktor dan sistem perpipaannya harus pada elevasi dan arah sesuaiprosedur
yang diajukan Kontraktor dan disetujui Pengawas.

11.2.1. Perletakan Tangki


Spesifikasi perletakan akan digunakan secara ketat dan Kontraktormemberikan
perhatian utama pada persyaratan pondasi dan pengujian tangki. Peletakan harus
dilakukan sesuai standard prosedur pemasanganyang disarankan perusahaan
tangki atau pengarahan Pengawas. Tidak ada pemasangan tangki sampai ada
perintah tertulis Pengawas dan yangmengatakan fakta yang memuaskan atas
pondasi dan pengujian tangki.

11.2.2. Pondasi
Dalam pemasangan tangki harus ditentukan pondasinya. Bentuk sertadimensinya
seperti yang ditunjukan dalam gambar. Kecuali ditentukanlain pondasi tangki
menggunakan beton yang ditempatkan sebagai lantaikerja.

11.2.3. Pembersihan Dan Pemeriksaan


Selama dan sesudah pelaksanaan, Kontraktor harus mengambilpengukuran yang
cocok, termasuk mencegah bahan-bahan yang mengganggu masuk kedalam
tangki. Bagian dalam dari tangki harus bersih dari lumpur dan kotorankotoran,untuk pemeriksaan Pengawas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

XI-3
11.3.

PENGUJIAN TANGKI DAN MEDIA


Pengujian tangki pada semua keadaan dilakukan dengankehadiran Direksi
Teknik. Kontraktor harus menyediakan peralatantesting untuk keefektifan
pengujian tangki pada tekanan-tekanankhusus. Apabila pengujian hasilnya tidak
memuaskan, Kontraktor denganbiaya sendiri mengganti tangki yang tidak
sempurna, memperbaikisambungan yang bocor, atau pelaksanaan pekerjaan
yang

tidaksempurna,

dan

membersihkan,

kemudian

diperiksa

dan

diadakanpengujian ulang.
Media dalam bentuk utuh dan tidak ada pecah.

11.3.1. Pengujian Lapangan


Pengujian lapangan yang dilakukan untuk tangki, dilakukan dengan tes aliran air
limbah dan pemeriksaan secara visualyang memuaskan dan tidak ada kebocoran.

11.3.2. Penggudangan dan Penyimpanan


Perawatan dilakukan untuk mencegah perubahan-perubahan bentuk tangki dan
media selama penggudangan.

11.4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a. Pengadaan Tangki dan Media
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unit dari tangki
termasuk sistem perpipaan dan fitting setelah dilakukan pengetesan aliran
sebagaimana tertuang pada daftar kuantitas dan harga.
b. Pemasangan
Pengukuran dan kuantitas yang dibayar adalah dalam satuan unit dari tangki yang
dipasang, dan disetujui oleh direksi Teknik sesuai dengan harga satuan untuk
seperti yangtercantum dalam Daftar Kuantitas.

11.5.

PEMBUATAN LAPORAN
Kontraktor harus menyimpan semua arsip kegiatan proyek dan termasuk semua
perubahan pekerjaan dalam kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan
proyek.
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi teknik laporan kemajuan
pelaksanaan proyek tersebut untuk persetujuan yang harus dilaksanakan
pada tiap tiap bulan, berupa laporan harian, mingguan dan bulanan yang
dilengkapi dengan time schedule termasuk foto foto dokumentasi atau

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

XI-4
tanggal lain menurut perintah Direksi Pekerjaan
Isi masing masing laporan tersebut adalah :
-

Laporan harian
Laporan harian harus dibuat setiap material dan alat yang
digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk
keadaan cuaca dan kendala yang dihadapi di lapangan.

Laporan mingguan
Laporan mingguan tentang kemajuan pekerjaan selama satu minggu

Laporan bulanan
Laporan bulanan berisi tentang kemajuan pekerjaan selama satu
bulan

Laporan Quality Control


Laporan Quality Control berisi tentang hasil pengujian/ pengetesan
terhadap bahan/material

Laporan SMK3K
Laporan SMK3K berisi tentang pelaksanaan system manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja selama masa konstruksi

Laporan Pemantauan Lingkungan


Laporan pemantauan lingkungan berisi laporan hasil pemantauan
terhadap kwalitas air, udara dan tingkat kebisingan.

b. Persetujuan Direksi Teknis terhadap dokumen ini diperlukan untuk


persetujuan pembayaran

11.6.

GAMBAR

11.6.1. Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)


Kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar gambar pelaksana (As Built
Drawing) sesuai dengan pekerjaan yang sudah dilaksanakan di lapangan secara
nyata untuk keperluan pemeriksaan dan maintenance di kemudian hari. Gambar
yang telah disetujui tersebut dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap ukuran A3 dan
dituangkan dalam bentuk soft copy baik berupa gambar CAD dan Gambar Scan
berupa CD sebanyak 3 (tiga) keeping.
11.6.2. Gambar Kerja ( Shop Drawing )
Pemasangan atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang memerlukan gambar
gambar detail atau gambar tambahan, dimana hal hal tersebut tidak terdapat
dalam gambar gambar rencana, maka Kontraktor dan Sub Kontraktor
diwajibkan untuk membuat gambar gambar kerja (shop drawing) untuk
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

XI-5
keperluan tersebut.
Gambar gambar detail serta gambar gambar tambahan atau gambar
perubahan baru dapet dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Direksi
Hal hal yang harus diperhatikan oleh Kontraktor terkait gambar kerja/
pelaksanaan (Shop Drawing) adalah :
1. Gambar gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar gambar
yang harus disiapkan Kontraktor.
2. Sebelum gambar gambar Pelaksanaan disetujui oleh Direksi, Kontraktor
tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan di lapangan.
3. Direksi Pekerjaan memeriksa gambar kerja/ pelaksanaan dan berhak
menolak atau menyetujui gambar gambar tersebut jika tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada
4. Kontraktor akan melakukan perbaikan perbaikan yang diminta oleh
Direksi Pekerjaan dan menyerahkan kembali seluruh gambar kerja/
pelaksanaan.

11.7.

DOKUMENTASI PROYEK (FOTO, PLAKA/PRASASTI)


Kontraktor diwajibkan untuk membuat foto foto dokumentasi proyek yang meliputi

Foto foto pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, antara lain : kegiatan


uitzet, penempatan peralatan peralatan lapangan, pengadaan dan
penempatan material, pelaksanaan konstruksi dan lain lain.

Foto foto tahapan pekerjaan yang penting, antara lain : pekerjaan


pembesian, bekisting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah
pengecoran, pasangan batu, serta pekerjaan lainnya yang dianggap
perlu oleh Direksi.

Kontruksi proyek pada progress pada masing masing pekerjaan mencapai 0%,
25%, 50%, 75% dan seterusnya sampai mencapai 100% (setiap peningkatan
progress 25%) dan kondisi pada waktu selesainnya masa pemeliharaan. Tiap
tahapan disyaratkan minimal 2 foto, yang dicetak berwarna dengan ukuran post
card dengan kualitas minimal 12 Mega Pixel dan diserahkan masing masing 3
(tiga) set kepala Direksi termasuk soft copynya.
Plakat/parasite dibuat sebanyak 1 (satu) buah dari bahan Granito/ marmer dengan
ukuran min 60x80 cm.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

XI-6
11.8.

PEMBUATAN VIDIO DOKUMENTASI


Selain dokumentasi dalam bentuk foto, ontraktor juga diwajibkan membuat
dokumentasi berupa video (lift documentation) dengan durasi minimal 20 menit
maksimal 60 menit dengan dengan kualitas minimal HD1080p dan dilengkapi
dengan animasi dan narasi/ penjelasan sesuai gambar tayangan, dibuat dalam
format DVD Vidio Bluray lengkap dengan box DVD sebanyak 3 (copy).

11.9.

DASAR PEMBAYARAN
Pembuatan laporan foto, plakat/prasasti dan gambar kerja menjadi tanggung jawab
kontraktor, sedangkan untuk video dokumentasi dan biaya rapat mingguan dibayar
sesuai table berikut.
NO

Uraian

1.

Biaya rapat mingguan

2.

Video dokumentasi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAIN-LAIN

Satuan
Kali
Ls

XII-1
BAB XII
PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

12.1.

UMUM
Penyedia jasa berkewajiban melakukan kegiatan pengujian, comisioning, start
up dan menjamin sistem berfungsi dengan baik selama masa pemeliharaan.

12.2.

PENGUJIAN UNIT BANGUNAN IPAL


Pengujian unit-unit bangunan IPAL perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa
secara struktur maupun fungsi bangunan tersebut telah siap untuk digunakan.

12.2.1.

Cara Pengujian
Setelah selesai dikerjakan semua dinding harus dibersihkan dari bekas tanah
urugan sehingga setiap kebocoran dinding dapat dilihat.Semua bagian bagunan
selama pengujian harus diisi dengan air dan menutup semua katup/jalan keluar
air dan ditahan sekurang-kurangnya 48 jam.
Pengisian dilaksanakan secara bertahap mulai dari 1/3 volume bangunan.
Ketinggian permukaan air akan diperhatikan selama waktu tersebut diatas.
Ketentuan nilai penurunan selama 48 jam adalah kurang dari 1 cm untuk
bangunan pengolahan. Untuk bangunan tertutup jika kebocoran melampaui nilai
diatas , maka dilakukan pengisian ulang dan dilakukan pengisian ulang dan
ditunggu selama 24 jam. Apabila terjadi penurunan melampaui nilai diatas maka
penyedia jasa atau barang diharuskan memperbaiki dengan biaya sendiri.
Apabila pengujian pada 1/3 volume banguann memenuhi ketentuan persyaratan
diatas maka dilanjutkan dengan pengujian 2/3 volume bangunan dan seterusnya
dilanjutkan sampai penuh.

12.2.2.

Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai dengan cara pengujian seperti diatas
harus diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:
1.

Tidak ditemukan kebocoran

2.

Penurunan permukaan air tidak lebih dari ketentuan pada klausul 12.2.2.
diatas

3.

Tidak ditemukan adanya pergeseran tanah, pergeseran bangunan,


perubahan bentuk bangunan, dan lain sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-2

12.3.

UJI COBA
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukan dalam penawaran biaya uji
coba (trial & running) masing-masing bangunan dan peralatan. Penawaran biaya
untuk pelaksanan uji coba meliputi daya listrik, bahan bakar, bahan kimia dan
lainnya yang diperlukan dan digunakan untuk mencapai hasil konstruksi dan
hasil kinerja proses sesuai dengan perencanaan.
Sebelum

melaksanakan

uji

coba

masing-masing

bangunan,

penyedia

garang/jasa harus menyampaikan kepda direksi dan pengawas untuk dapat


bersama-sama menyaksikan proses uji coba tersebut.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan segala material dan peralatan yang
diperlukan untuk uji coba antara lain (dan tidak terbatas pada) sambungan listrik
PLN, genset dengan bahan bakar dan pelumas, air bersih, bahan kimia, lampu
penerangan, pompa portable, kompresor, dsb. Uji coba dapat dilaksanakan
apabila seluruh material dan peralatan yang diperlukan telah siap di lokasi
pekerjaan.
Uji coba pada setiap unit bangunan meliputi uji coba kelengkapan bangunan dan
peralatan, uji coba pengaliran air, uji coba kebocoran, uji coba peralatan ME
pompa, blower, peralatan listrik, dsb), hasil uji coba yang telah diterima oleh
konsultan pengawas dan direksi teknis dituangkan dalam berita acara hasil uji
coba.
Catatan, koreksi dan rekomendasi hasil pelaksanaan uji coba harus ditindak
lanjuti oleh penyedia barang/jasa dengan segera atas biaya penyedia
barang/jasa. Komisioning seluruh sistem hanya dapat dilaksanakan setelah uji
coba masing-masing bangunan selsai dilaksanakan dan segala catatan, koreksi
dan rekomendasi yang ada telah dinyatakan diterima.
12.4.

Pelatihan Operator
Penyedia Barang / Jasa berkewajiban melaksanakan pelatihan (training) kepada
operator yang ditunjuk oleh pemilik proyek minimal 4 orang selama minimal 7
(tujuh) hari.

12.5.

START UP DAN UJI COBA SISTEM


Penyedia barang/jasa diharuskan memasukan penawaran biaya untuk uji sistem
secara keseluruhan (komisioning) IPAL. Pengujian (komisioning IPAL) dapat
dilaksanakan setelah uji coba masing-masing bangunan telah dilaksanakan dan
dinyatakan telah diterima serta kondisi tunak dari unit pengolahan biologis sudah
tercapai.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-3
Semua peralatan, biaya operasional yang meliputi biaya listrik, bahan kimia dan
tenaga operator selama pelaksanaan kegiatan pengoperasian sistem sampai
mencapai kondisi tunak harus disediakan oleh kontraktor.
12.5.1.

Persyaratan teknis unit-unit IPAL


Persyaratan teknis dalam operasional IPAL memeuat tentang kriteria dan
persyaratan yang harus diikuti untuk mendapatkan efisiensi pengolahansesuai
dengan yang telah direncanakan. Persyaratan teknis ini meliputi kualitas dan
kuantitas influent air limbah, waktu tinggal serta kriteria desain lainnya.
1.

Bak Pemisah Lemak


Kriteria desain bak penangkap lemak sederhana mengacu kepada kriteria
sebagai berikut:

Waktu tinggal

= 40 menit

Debit rata-rata

= 390 m3/hari

Minimal terdiri dari 2 ruang

Dipasang sebelum instalasi pengolahan air limbah

Bak ini dilengkapi dengan saringan sampah bahan stainless steel


berlubang.

2.

3.

Bak ekualisasi
Waktu tinggal

= 6 -12 jam

Debit rata-rata

= 390 m3/hari

Debit puncak

= 780 m3/hari

Rekator Aerobik dengan media bergerak


Aerobic Retention Time

Jam

3,5 - 4,5

Biofilm Area

m2/m3

200 - 250

BOD Loading

kg/m3.hari

1 - 1,4

m/jam

0,5 - 0,8

Diameter

mm

50

Panjang

mm

120

HRT (Bak Pengendap)


Media :

Kebutuhan udara = 11,40 m3/menit


Debit rata-rata
4.

= 390 m3/hari

Bak pengendap akhir


Waktu detensi = 1- 2 jam

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-4
Overflow rate (Vo) = 30 50 m3/m2.hari
Debit rata-rata

= 390 m3/hari

12.5.2. Persiapan Pengoperasian IPAL


a. Persiapan Tenaga Listrik/Pembangkit Tenaga Listrik Generator
Sebelum melaksanakan persiapan pengoperasian unit-unit IPAL
sampai

dengan

pengujian

operasi

sistem,

Kontraktor

harus

mempersiapan tenaga listrik/pembangkit tenaga listrik sesuai yang


diperlukan
b. Persiapan Peralatan
Sebelum melaksanakan persiapan pengoperasian unit-unit IPAL,
Kontraktor harus mempersiapkan seluruh peralatan sistem terpasang
dan seluruh peralatan bantu bila diperlukan selama melaksanakan
pengoperasian.
c. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk masing-masing unit pengolahan IPAL
selama persiapan pengoperasian sampai sistem beroperasi dengan
mengikuti dan penyesuaian terhadap persyaratan teknis, serta unit
pengolahan biologis mencapai kondisi tunak.
-

Pengujian profil hidrolis,


meliputi pengujian unit bangunan pengolahan dengan sistem
perpipaan dan
bangunan

kelengkapannya. Semua pelimpah pada

pengolahan

harus

diperiksa

apakah

elevasi

limpahan air pada pelimpah sudah merata, apabila tidak


merata perlu penyesuaian ketinggian pelimpah, dan sesuaikan
dengan profil perencanaan
-

Pengujian unit-unit pengolahan


Pengujian performa sistem unit pengolahan dilakukan dengan
pengambilan sampel air dan diperiksa di laboratorium.
Pemeriksaan sampel air dilakukan sebagai berikut:

Pengambilan dan pemeriksaan

sampel air diambil

sebanyak lima titik untuk masing masing tahapan


pengolahan,dilakukan satu (1) kali setiap bulan selama
masa persiapan operasi.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-5

Parameter yang diperiksa meliputi BOD5, COD, TSS,


ammonia, lemak, PH dan Coli form

Persiapan

pengoperasian

unit-unit

IPAL

ini

sampai dengan

pengujian dilaksanakan dengan perkiraan waktu selama 4 bulan, dan


laporan monitoring disampaikan setiap bulan kepada pengguna jasa dan
instansi pengelola. Dalam laporan disampaikan efisiensi proses, yang juga
dituangkan dalam bentuk grafik, sehingga mudah bagi manajemen untuk
memeriksa trend kinerja proses IPAL dan bisa didiskusikan bila ada kendala
dan hambatan-hambatan selama proses start up.

12.6.

Standar Operasional Prosedur


Selama masa persiapan operasional unit-unit pengolahan, Kontraktor harus
menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) untuk sistem secara
keseluruhan yang disesuaikan dengan kondisi operasional, batasan serta
kendala-kendala yang ada dilapangan, termasuk didalamnya manajemen dan
pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus
dibuat dengan rinci, jelas dan dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar
yang mudah dipahami, dalam bahasa Indonesia. Buku-buku tersebut terdiri
dari:
1. Buku

referensi nama, kode, dan

lokasi setiap

peralatan

dan

perlengkapan di IPAL yang dilengkapi dengan gambar lokasi


2. Buku Manual Sistem operasi IPAL secara keseluruhan (Operation
Manual)
3. Buku Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi IPAL
4. Buku Manual dan Data masing-masing peralatan (dari pabrikan/supplier)
5. Buku

Petunjuk

Mengatasi

Masalah

untuk

semua

peralatan

(Troubleshooting)
12.7.

Tenaga Ahli dan Operator


Selama masa persiapan operasional unit-unit pengolahan, Kontraktor harus
menyediakan tenaga ahli dan asisten tenaga ahli termasuk operator yang akan
mengoperasikan sistem secara keseluruhan.
Tenaga ahli yang kompeten kecuali ditentukan lain paling tidak sebagai berikut:
-

Tenaga ahli proses pengolahan limbah/lumpur tinja, dengan


latar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-6
Lingkungan atau Teknik Kimia dengan pengalaman profesional
selama 3 Tahun dibidangnya, dan selama 2 tahun pada
pekerjaan serupa.
-

Tenaga ahli mekanikal elektrikal, dengan latar belakang


pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin / sarjana (S1)
elektro yang menguasai kelistrikan dengan pengalaman
profesional selama 2 tahun dan selama 2 tahun pada
pekerjaan serupa.

Dan Tenaga Operasional yang diperlukan antara lain :

12.8.

Penanggung Jawab Operasional / operator 4 orang

Tenaga keamanan 1 orang

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pada bab XII commisioning dan start up ini meliputi
biaya pengadaan air untuk tes kebocoran, uji kualitas air, listrik, pelatihan operator,
dan biaya lain yang diperlukan untuk kegiatan tersebut diatas,
satuan lumpsum seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

dihitung dalam

XII-1
BAB XII
PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

12.1.

UMUM
Penyedia jasa berkewajiban melakukan kegiatan pengujian, comisioning, start
up dan menjamin sistem berfungsi dengan baik selama masa pemeliharaan.

12.2.

PENGUJIAN UNIT BANGUNAN IPAL

12.2.1.

Pengujian unit-unit bangunan IPAL perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa


secara struktur maupun fungsi bangunan tersebut telah siap untuk digunakan.

12.2.2.

Cara Pengujian
Setelah selesai dikerjakan semua dinding harus dibersihkan dari bekas tanah
urugan sehingga setiap kebocoran dinding dapat dilihat.Semua bagian bagunan
selama pengujian harus diisi dengan air dan menutup semua katup/jalan keluar
air dan ditahan sekurang-kurangnya 48 jam.
Pengisian dilaksanakan secara bertahap mulai dari 1/3 volume bangunan.
Ketinggian permukaan air akan diperhatikan selama waktu tersebut diatas.
Ketentuan nilai penurunan selama 48 jam adalah kurang dari 1 cm untuk
bangunan pengolahan. Untuk bangunan tertutup jika kebocoran melampaui nilai
diatas , maka dilakukan pengisian ulang dan dilakukan pengisian ulang dan
ditunggu selama 24 jam. Apabila terjadi penurunan melampaui nilai diatas maka
penyedia jasa atau barang diharuskan memperbaiki dengan biaya sendiri.
Apabila pengujian pada 1/3 volume banguann memenuhi ketentuan persyaratan
diatas maka dilanjutkan dengan pengujian 2/3 volume bangunan dan seterusnya
dilanjutkan sampai penuh.

12.2.3.

Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai dengan cara pengujian seperti diatas
harus diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:
1.

Tidak ditemukan kebocoran

2.

Penurunan permukaan air tidak lebih dari ketentuan pada klausul 12.2.2.
diatas

3.

Tidak ditemukan adanya pergeseran tanah, pergeseran bangunan,


perubahan bentuk bangunan, dan lain sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-2

12.3.

UJI COBA
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukan dalam penawaran biaya uji
coba (trial & running) masing-masing bangunan dan peralatan. Penawaran biaya
untuk pelaksanan uji coba meliputi daya listrik, bahan bakar, bahan kimia dan
lainnya yang diperlukan dan digunakan untuk mencapai hasil konstruksi dan
hasil kinerja proses sesuai dengan perencanaan.
Sebelum

melaksanakan

uji

coba

masing-masing

bangunan,

penyedia

garang/jasa harus menyampaikan kepda direksi dan pengawas untuk dapat


bersama-sama menyaksikan proses uji coba tersebut.
Penyedia barang/jasa harus menyediakan segala material dan peralatan yang
diperlukan untuk uji coba antara lain (dan tidak terbatas pada) sambungan listrik
PLN, genset dengan bahan bakar dan pelumas, air bersih, bahan kimia, lampu
penerangan, pompa portable, kompresor, dsb. Uji coba dapat dilaksanakan
apabila seluruh material dan peralatan yang diperlukan telah siap di lokasi
pekerjaan.
Uji coba pada setiap unit bangunan meliputi uji coba kelengkapan bangunan dan
peralatan, uji coba pengaliran air, uji coba kebocoran, uji coba peralatan ME
pompa, blower, peralatan listrik, dsb), hasil uji coba yang telah diterima oleh
konsultan pengawas dan direksi teknis dituangkan dalam berita acara hasil uji
coba.
Catatan, koreksi dan rekomendasi hasil pelaksanaan uji coba harus ditindak
lanjuti oleh penyedia barang/jasa dengan segera atas biaya penyedia
barang/jasa. Komisioning seluruh sistem hanya dapat dilaksanakan setelah uji
coba masing-masing bangunan selsai dilaksanakan dan segala catatan, koreksi
dan rekomendasi yang ada telah dinyatakan diterima.
12.4.

Pelatihan Operator
Penyedia Barang / Jasa berkewajiban melaksanakan pelatihan (training) kepada
operator yang ditunjuk oleh pemilik proyek minimal 4 orang selama minimal 7
(tujuh) hari.

12.5.

START UP DAN UJI COBA SISTEM


Penyedia barang/jasa diharuskan memasukan penawaran biaya untuk uji sistem
secara keseluruhan (komisioning) IPAL. Pengujian (komisioning IPAL) dapat
dilaksanakan setelah uji coba masing-masing bangunan telah dilaksanakan dan
dinyatakan telah diterima serta kondisi tunak dari unit pengolahan biologis sudah
tercapai.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-3
Semua peralatan, biaya operasional yang meliputi biaya listrik, bahan kimia dan
tenaga operator selama pelaksanaan kegiatan pengoperasian sistem sampai
mencapai kondisi tunak harus disediakan oleh kontraktor.
12.5.1.

Persyaratan teknis unit-unit IPAL


Persyaratan teknis dalam operasional IPAL memeuat tentang kriteria dan
persyaratan yang harus diikuti untuk mendapatkan efisiensi pengolahansesuai
dengan yang telah direncanakan. Persyaratan teknis ini meliputi kualitas dan
kuantitas influent air limbah, waktu tinggal serta kriteria desain lainnya.
1.

Bak Pemisah Lemak


Kriteria desain bak penangkap lemak sederhana mengacu kepada kriteria
sebagai berikut:

Waktu tinggal

=40 menit

Debit rata-rata

= 390 m3/hari

Minimal terdiri dari 2 ruang

Dipasang sebelum instalasi pengolahan air limbah

Bak ini dilengkapi dengan saringan sampah bahan stainless steel


berlubang.

2.

3.

Bak ekualisasi
Waktu tinggal

=6-12 jam

Debit rata-rata

= 390 m3/hari

Debit puncak

= 780 m3/hari

Rekator Aerobik dengan media bergerak


AerobicRetentionTime
BiofilmArea
BODLoading

Jam

3,54,5

m2/m3
kg/m3.hari

200250
11,4

m/jam

0,50,8

mm
mm

50
120

HRT(BakPengendap)
Media:
Diameter
Panjang

Kebutuhan udara = 11,40 m3/menit


Debit rata-rata
4.

= 390 m3/hari

Bak pengendap akhir


Waktu detensi = 1- 2 jam

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-4
Overflow rate (Vo) = 30 50 m3/m2.hari
= 390 m3/hari

Debit rata-rata

12.5.2. Persiapan Pengoperasian IPAL


a. Persiapan Tenaga Listrik/Pembangkit Tenaga Listrik Generator
Sebelum melaksanakan persiapan pengoperasian unit-unit IPAL
sampai

dengan

pengujian

operasi

sistem,

Kontraktor

harus

mempersiapan tenaga listrik/pembangkit tenaga listrik sesuai yang


diperlukan
b. Persiapan Peralatan
Sebelum melaksanakan persiapan pengoperasian unit-unit IPAL,
Kontraktor harus mempersiapkan seluruh peralatan sistem terpasang
dan seluruh peralatan bantu bila diperlukan selama melaksanakan
pengoperasian.
c. Pengujian
Pengujian dilakukan untuk masing-masing unit pengolahan IPAL
selama persiapan pengoperasian sampai sistem beroperasi dengan
mengikuti dan penyesuaian terhadap persyaratan teknis, serta unit
pengolahan biologis mencapai kondisi tunak.
-

Pengujian profil hidrolis,


meliputi pengujian unit bangunan pengolahan dengan sistem
perpipaan

dan

kelengkapannya.

bangunan

pengolahan

harus

Semua

diperiksa

pelimpah
apakah

pada
elevasi

limpahan air pada pelimpah sudah merata, apabila tidak


merata perlu penyesuaian ketinggian pelimpah, dan sesuaikan
dengan profil perencanaan
-

Pengujian unit-unit pengolahan


Pengujian performa sistem unit pengolahan dilakukan dengan
pengambilan

sampel

laboratorium.Pemeriksaan

air

dan

sampel

air

diperiksa
dilakukan

di

sebagai

berikut:

Pengambilan dan pemeriksaan

sampel air diambil

sebanyak lima titik untuk masing masing tahapan


pengolahan,dilakukan satu (1)kali setiap bulan selama
masa persiapan operasi.
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-5

Parameter yang diperiksa meliputi BOD5, COD, TSS,


ammonia, lemak, PH dan Coli form

Persiapan

pengoperasian

unit-unit

IPAL

ini

sampai

dengan

pengujian dilaksanakan dengan perkiraan waktu selama 4 bulan, dan


laporan monitoring disampaikan setiap bulan kepada pengguna jasa dan
instansi pengelola. Dalam laporan disampaikan efisiensi proses, yang juga
dituangkan dalam bentuk grafik, sehingga mudah bagi manajemen untuk
memeriksa trend kinerja proses IPAL dan bisa didiskusikan bila ada kendala
dan hambatan-hambatan selama proses start up.

12.6.

Standar Operasional Prosedur


Selama masa persiapan operasional unit-unit pengolahan, Kontraktor harus
menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) untuk sistem secara
keseluruhan yang disesuaikan dengan kondisi operasional, batasan serta
kendala-kendala yang ada dilapangan, termasuk didalamnya manajemen dan
pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus
dibuat dengan rinci, jelas dan dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar
yang mudah dipahami, dalam bahasa Indonesia. Buku-buku tersebut terdiri
dari:
1. Buku

referensi

nama,

kode,

dan

lokasi

setiap

peralatan

dan

perlengkapan di IPAL yang dilengkapi dengan gambar lokasi


2. Buku Manual Sistem operasi IPAL secara keseluruhan (Operation
Manual)
3. Buku Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi IPAL
4. Buku Manual dan Data masing-masing peralatan (dari pabrikan/supplier)
5. Buku

Petunjuk

Mengatasi

Masalah

untuk

semua

peralatan

(Troubleshooting)

12.7.

Tenaga Ahli dan Operator


Selama masa persiapan operasional unit-unit pengolahan, Kontraktor harus
menyediakan tenaga ahli dan asisten tenaga ahli termasuk operator yang akan
mengoperasikan sistem secara keseluruhan.
Tenaga ahli yang kompeten kecuali ditentukan lain paling tidak sebagai berikut:
-

Tenaga ahli proses pengolahan limbah/lumpur tinja, dengan latar

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XII-6
belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Lingkungan atau
Teknik Kimia dengan pengalaman profesional selama 3 Tahun
dibidangnya, dan selama 2 tahun pada pekerjaan serupa.
-

Tenaga ahli mekanikal elektrikal, dengan latar belakang pendidikan


minimal Sarjana (S1) Teknik Mesin / sarjana (S1)

elektro yang

menguasai kelistrikan dengan pengalaman profesional selama 2 tahun


dan selama 2 tahun pada pekerjaan serupa.
Dan Tenaga Operasional yang diperlukan antara lain :

12.8.

Penanggung Jawab Operasional/ operator 4 orang

Tenaga keamanan 1 orang

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran pada bab XII commisioning dan start up ini meliputi
biaya pengadaan air untuk tes kebocoran, uji kualitas air, listrik, pelatihan operator,
dan biaya lain yang diperlukan untuk kegiatan tersebut diatas, dihitung dalam
satuan lumpsum seperti yangtercantum dalam Daftar Kuantitas.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN COMMISIONING & START UP

XIII-1

BAB XIII

LANDSCAPE
13.1.

LANDSCAPE

13.1.1. Umum
Spesifikasi Penanaman ini adalah untuk memastikan akuisisi dan instalasi bahan
tanaman sehat dengan kualitas terbaik dalam jumlah yang diinginkan secara
khusus untuk pekerjaan ini.
13.1.2. Lingkup pekerjaan

Kontraktor akan menyediakan tanaman lenscape di daerah yang ditampilkan


dalam gambar dengan tanaman dalam kondisi yang sehat dan kuat
berkembang. Semua pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar dengan catatan
akan diberikan, atau tidak secara spesifik disebutkan dalam Spesifikasi
Penanaman. Setiap item tidak ditentukan atau secara khusus ditunjukkan dalam
gambar, tetapi biasanya diperlukan untuk sesuai dengan maksud tersebut,
dianggap sebagai bagian dari pekerjaan.

Pekerjaan pekerjaan yang menjadi bagian dari item ini antara lain :
1. Tanaman akuisisi
2. Proyek Pembibitan
3. Instalasi bahan taman
4. Kontrol erosi
5. Pembersihan lahan
6. Pasokan kualitas lapisan atas tanah yang baik untuk persiapan campuran
tanah dan penimbunan
7. Pengedalian rumput liar
8. Fine grading
9. Penanaman
10. Pasokan bahan landscape lainnya
11. Pemeliharaan Landscape
12. Garansi

Kontraktor akan menentukan tempat, pembelian dan transportasi bahan


tanaman ditentukan disini untuk pembibitan proyek untuk pra-tumbuh dan
sesudahnya, ke lokasi proyek untuk instalasi

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

XIII-2

Kontraktor akan melindungi tanaman dalam perjalanan dan setelah pengiriman


ke lokasi proyek, tanaman di container rusak atau dengan cabang rusak atau
batang terluka akan ditolak. Kontraktor harus memindahkan bahan ditolak dari
lokasi proyek segera.

12.1.3. Kondisi Pekerjaan


a. Jadwal pelaksanaan
Setelah

penetapan

kontrak,

kontraktor

akan

mengajukan

jadwal

pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan yang berisi tanggal


penyelesaian diperkirakan, jumlah hari kerja diperlukan dan persyaratan
koordinasi khusus.
b. Kontraktor mengkoordinasi pekerjaan sesuai dengan program master
keseluruhan dengan Kontraktor utama
c. Hoisting
Kontraktor akan menyediakan semua fasilitas untuk pengangkutan dan
pengangkatan semua perlengkapan dan material di lokasi penanaman dan
akan membersihkan kembali setelah selesai.
d. Proteksi
Kontraktor akan menyediakan perlindungan yang diperlukan dan berhatihati terhadap kerusakan pada area kerja.
e. Kebersihan
Kontraktor akan menjaga kebersihan dan peraturan selama proyek
berlangsung, dan menjaga kebersihan setiap area tanam setiap harinya.
12.2. Produk
12.2.1. Media Tanam / Tanah Subur
Tanah yang digunakan adalah tanah yang mengandung humus dan
gembur, bebas dari batu biji berbahaya, gulma, akar dan lapisan tanah
dalam jumlah apapun.
12.2.2. Bahan Tanaman
a. Jumlah
1. Kontraktor akan menyediakan jumlah yang cukup bahan tanaman
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

XIII-3
2. Besaran yang ditunjukkan dalam Gambar untuk harga item satuan
hanya perkiraan dan disediakan untuk kenyamanan Kontraktor.

b. Nama Tanaman
Nama tanaman akan sesuai dengan nama yang berlaku umum dalam
perdagangan pembibitan lokal dan sebagai ditafsirkan oleh Direksi
Pekerjaan.

c. Kondisi
1. Semua tanaman akan memiliki kebiasaan normal pertumbuhan dan
sehat, kuat dan bebas dari serangga dan / atau dihinggapi penyakit.
2. Ukuran minimum yang dapat diterima dari semua pohon setelah
pemangkasan, dengan cabang di posisi normal, akan sesuai dengan
pengukuran yang ditetapkan dalam Jadwal Pekerjaan kecuali
dinyatakan lain.
3. Pengukuran Caliper akan dibawa pada suatu titik pada batang 1,0
meter di atas tanah alami.
4. Pengukuran tinggi Batang akan diambil dari cabang pertama (pohon)
atau ke pelepah pertama.
5. Tanaman yang memenuhi pengukuran tertentu, tetapi tidak memiliki
konfigurasi normal atau keseimbangan tinggi dan menyebar akan
ditolak. Semua pohon yang disediakan akan bercabang sebagaimana
tercantum dalam Jadwal Pekerjaan.
6. Bahan tanaman yang lebih besar dalam ukuran dari yang ditentukan
dapat digunakan, tetapi tunduk pada persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Penggunaan bahan tanaman yang lebih besar akan
membuat tidak ada perubahan harga kontrak. Tinggi tidak akan
diganti untuk bentuk yang seimbang.
12.2.3. Air
Kontraktor akan menyediakan air untuk periode selama instalasi
pekerjaan

lansekap.

Kontraktor

akan

bertanggung

jawab

untuk

menyediakan selang, truk air dan peralatan yang diperlukan untuk


memastikan bahwa ada air yang cukup untuk tanaman dari titik air
Kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

XIII-4

12.3.

Pembersihan Lahan
a. Kontraktor akan membersihkan semua bidang penanaman vegetasi yang
ada tidak ditentukan untuk tetap dan semua puing-puing lain dan benda
asing dianggap sebagai penghalang bagi pelaksanaan penanaman dan /
atau sedap dipandang dalam penampilan.
b. Kontraktor akan mempertahankan eksisting yang ditetapkan sebelumnya
dan sengkedan yang dianggap baik.
c. Kontraktor akan bertanggung jawab untuk membersihkan areal tanam

12.4.

Pengendalian Gulma
a. Kontraktor

akan

menyingkirkan

semua

gulma

terlihat

sebelum

penempatan tanah.
b. Aplikasi

herbisida

tidak

diperbolehkan

kecuali

secara

khusus

diinstruksikan oleh Direksi Pekerjaan.

12.5.

Penggalian
Harga untuk penggalian yang meliputi:
a. Penggalian dengan tangan dan / atau alat mekanik termasuk di bawah
permukaan air
b. Menggali di sekitar dan menyingkirkan batu-batu.
c. Pemangkasan, meratakan dan pemadatan dasar & menjaga sisi plumb
d. Beberapa penanganan bahan galian dan semua transportasi dan biaya
penanganan di bongkar muat berakhir.
e. penggalian tambahan dan penimbunan untuk bekisting
f.

Mematuhi instruksi Direksi Pekerjaan dikeluarkan dari waktu ke waktu


untuk menjamin keamanan penggalian dan struktur yang berdekatan

g. Pemindahan bahan galian di luar lokasi ke daerah pembuangan yang


disetujui.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

XIII-5

12.6. Planting Operations For In-Ground Planting


Rutin Jadwal Pemeliharaan Pekerjaan:
Pekerjaan

frekuensi

1. Penyiraman

periksa semua area tanam dan lubang


Lubang dan air sebagai sesering
Diperlukan untuk memastikan
Bahwa penanaman media tidak kering.

2. Pembersihan gulma

Harian

3. Edging

Setiap dua minggu

4. Pemupukan
a. Pohon

Setiap dua bulan

b. Semak/ groundcovers

Bulanan

c. Rumput

Setiap dua bulan

5. Kompos

Sekali tiga bulan

6. Penggemburan tanah

Bulanan

7. Pengendalian hama dengan


Menerapkan insektisida yang tepat Setiap dua minggu
8. Pengendalian penyakit
Dengan meningkatkan

Untuk Dua minggu selama 2 bulan

Fungisida yang tepat


9. Pemangkasan

Bulanan atau bila diperlukan

12.7. Pengukuran dan Pembayaran


a. Harga yang dianggap termasuk penambahan pemupukan, staking,
membungkus dan mengikat pohon.
b. Diameter dinyatakan untuk pohon di bagian ini adalah diameter batang
utama diambil di 1000mm di atas permukaan tanah.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

XIII-6
Pengadaan Dan Penanaman Pohon

Pohon Mangga

Diameter minimal 25 cm, tinggi

2 buah

minimal 2.5 m
Tanaman puring - puringan

Tinggi minimal 30 sampai 50 cm

4 buah dalam 1 m2

warna hijau dan merah


Rumput
Teratai

Rumput mutiara
Teratai yang sudah kuncup,

23 m2
3 buah

include pot.

Denpasar, Januari 2017


Satker Pengembangan Sistem PLP
Provinsi Bali
PPK Pengembangan Sistem PLP I

Heny Susanti, ST.MM


NIP. 19670526 198903 2 005

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
Pekerjaan
Tahun

: PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN KABUPATEN TABANAN


: 2017

No.

URAIAN

SATUAN VOLUME
3

HARGA SATUAN
Rp
5

TOTAL HARGA
Rp.
6

PEKERJAAN PERSIAPAN DAN UMUM

BILL

1.00

PEKERJAAN SAMBUNGAN PELANGGAN

BILL

1.00

PEKERJAANPEMASANGAN PIPA AIR LIMBAH

BILL

1.00

PEKERJAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH

BILL

1.00

JUMLAH

PPN 10 %

JUMLAH TOTAL

DIBULATKAN

Denpasar, Januari 2017


Satker PSPLP Provinsi Bali
PPK Pengembangan Sistem PLP I

Heny Susanti, ST.MM


NIP. 19670526 198903 2 005

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA


BILL 1. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN UMUM
Pekerjaan
Tahun

: PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN KABUPATEN TABANAN


: 2017

No.

URAIAN

SATUAN VOLUME
3

HARGA SATUAN
Rp
5

TOTAL HARGA
Rp.
6

I.
1

PEKERJAAN PERSIAPAN DAN UMUM


Mobilisasi & Demobilisasi semua peralatan dan
personil

LS

1.00

Papan Nama Proyek

LS

3.00

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(SMK3)

LS

1.00

Penyelidikan Tanah dan Testing


- Testpit 1 x 2 x 1.5 m
- Soil boring
- Survey Topografi dan House Inlet Bangunan
- Pemantauan lingkungan (tes kebisingan, udara
dan air)

bh
bh
km
bln

25.00
4.00
3.84
8.00

Sosialisasi

ls

1.00

Pengukuran

km

3.84

Stock Yard

m2/ th

500.00

Pembersihan

ls

1.00

Rapat Mingguan

kali

32.00

10

Pembuatan Video

ls

1.00

11

Commisioning dan Start Up

ls

1.00

JUMLAH BILL NO. 1

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA


BILL NO 2 : PEKERJAAN SAMBUNGAN PELANGGAN
PEKERJAAN
TAHUN ANGGARAN
No.
1
II
II.1

II.2

II.3

II.4

: PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN KABUPATEN TABANAN


: 2017
URAIAN

2
PEKERJAAN SAMBUNGAN RUMAH

SATUAN

VOLUME

HARGA SATUAN
Rp
5

TOTAL HARGA
Rp.
6=4*5

PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN GALIAN


1 Bongkar Kloset Jongkok
2 Bongkar Kloset Duduk
3 Bongkar Bak KM/WC
4 Bongkar Floor Drain
5 Bongkar Lantai Keramik
6 Bongkar Paving
7 Bongkar Lantai Ubin Teraso
8 Bongkar Tegel PC
9 Bongkar Batu Sikat
10 Bongkar Aspal
11 Bongkar Beton Rabat
12 Bongkar Pondasi Batu Kali
13 Galian tanah sedalam 2 m
14 Galian tanah sedalam 1 m

bh
bh
bh
bh
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m

81.00
11.00
80.00
325.98
233.60
24.56
27.18
94.88
9.52
131.08
2.64
539.03
1,182.84

52,729.11
52,729.11
52,729.11
13,185.07
12,778.94
13,185.07
15,014.54
12,778.94
13,185.07
32,788.80
228,590.10
238,650.30
74,613.15
60,081.75

4,271,057.91
580,020.21
1,054,805.76
4,165,678.21
3,080,032.82
368,757.05
347,331.53
1,250,999.63
312,149.38
29,962,675.95
630,036.79
40,219,039.62
71,066,912.63

PEKERJAAN PERBAIKAN
1 Pengadaan & Pemasangan Kloset Duduk
2 Pengadaan & Pemasangan Bak KM/WC
3 Pengadaan & Pemasangan Floor Drain 3" ( leher angsa)
4 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 20 x 20 cm
5 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 30 x 30 cm
6 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 40 x 40 cm
7 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 20 x 20 cm (warna)
8 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 30 x 30 cm (warna)
9 Pengadaan & Pemasangan Lantai Keramik 40 x 40 cm (warna)
10 Pengadaan & Pemasangan Paving t= 6 cm
11 Pengadaan & Pemasangan Paving t= 8 cm
12 Pengadaan & Pemasangan Lantai Ubin Teraso 20 x 20 cm
13 Pengadaan & Pemasangan Lantai Ubin Teraso 30 x 30 cm
14 Pengadaan & PemasanganTegel 30 x 30 cm PC
15 Pengadaan & Pemasangan Batu Sikat
16 Pekerjaan Pengaspalan
17 Pekerjaan Pengecoran Beton Rabat
18 Pekerjaan Pondasi Batu Kali
19 Urugan Pasir dipadatkan
20 Urugan Pasir untuk Bedding pipa
21 Urugan Tanah kembali, dipadatkan
22 Buangan sisa galian

bh
bh
bh
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m

78.00
11.00
61.00
0.80
37.02
43.56
31.20
14.70
109.32
233.60
0.80
23.76
45.90
27.18
94.88
9.52
131.08
2.64
0.33
99.98
1,482.67
139.22

2,483,401.36
1,258,353.00
47,278.80
184,319.73
225,084.04
227,728.46
216,484.43
245,204.44
268,678.24
176,739.19
211,359.94
217,837.74
254,725.14
118,881.39
261,222.27
400,000.00
494,405.53
824,288.49
248,213.70
264,359.70
74,033.35
47,480.18

193,705,305.77
13,841,883.00
2,884,006.80
147,455.79
8,332,611.07
9,919,851.83
6,754,314.20
3,604,505.23
29,371,904.92
41,286,274.20
169,087.95
5,175,824.79
11,691,884.10
3,231,196.28
24,784,768.98
3,808,000.00
64,804,698.92
2,176,121.61
81,910.52
26,430,682.81
109,766,947.01
6,610,292.94

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA


1 Pipa PVC dia. 100 mm (4") class D
2 Long Bend 4"
3 Socket 4"
4 Tee Y 4" - 4"
5 Pipa Leher Angsa

m'
bh
bh
bh
bh

4,999.97
3.00
312.00
21.00
101.00

81,075.43
174,949.67
115,747.67
74,127.74
47,278.80

405,374,691.39
524,849.02
36,113,273.82
1,556,682.44
4,775,158.80

PEKERJAAN BAK KONTROL


1 TIPE PASANGAN BATA
Tipe 1, 0.36 X 0.36 (0.40 - 0.60) m
Tipe 2, 0.36 X 0.36 (0.61 - 0.80) m
Tipe 3, 0.36 X 0.36 (0.81 - 1.00) m
Tipe 4, 0.36 X 0.36 (1.01 - 1.20) m
Tipe 5, 0.36 X 0.36 (>1.21) m

Unit
Unit
Unit
Unit
Unit

371.00
187.00
107.00
53.00
84.00

681,204.16
813,113.03
927,264.38
1,041,415.74
1,155,567.09

252,726,742.20
152,052,136.30
99,217,288.99
55,195,034.10
97,067,635.77

No.

URAIAN

SATUAN

VOLUME

1
II
II.5

II.6

HARGA SATUAN
Rp
5

TOTAL HARGA
Rp.
6=4*5

PEKERJAAN GREASE TRAP


1 TIPE FIBER
Tipe Small uk. 40 x 30 x 30 cm

unit

213.00

697,816.09

148,634,826.96

PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Flushing Pipa
2 Penyambungan/ Tapping Pipa Septictank
3 Pengurasan Septinktank
4 Penyemprotan Disinfektan

Ls
unit
unit
unit

216.00
216.00
216.00
216.00

95,468.40
200,913.38
450,000.00
88,430.40

20,621,174.40
43,397,289.47
97,200,000.00
19,100,966.40

JUMLAH BILL.2

2,159,446,776.28

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA


BILL NO 3 : PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA AIR LIMBAH
Pekerjaan
Tahun

: PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN KABUPATEN TABANAN


: 2017

No.

URAIAN

SATUAN

VOLUME

HARGA SATUAN
Rp
5

TOTAL HARGA
Rp.
6

III
3.1
3.1 1
3.1 1.1.
3.1 1.2.

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA AIR LIMBAH


KONSTRUKSI SEWER
Pekerjaan Pengadaan Pipa
Pipa PVC 200mm:
Pipa PVC 300 mm:

m'
m'

3,317.40
520.20

3.1 2
3.1 2.1

Pekerjaan Pemasangan Pipa


Pemasangan Pipa 200mm pada jalan yang memiliki perkerasan
-Tebal Timbunan, 1.0 ~ 1.5m (Perkiraan kedalaman galian. 1.4 ~ 1.9m)
-Tebal Timbunan, 1.5 ~ 2.0m (Perkiraan kedalaman galian. 1.9 ~ 2.4m)
-Tebal Timbunan, 2.0 ~ 3.0m (Perkiraan kedalaman galian. 2.4 ~ 3.4m)
-Tebal Timbunan, 3.0 ~ 4.0m (Perkiraan kedalaman galian. 3.4 ~ 4.4m)

m'
m'
m'
m'

72.40
2,635.00
499.40
54.50

Pemasangan Pipa 200mm pada jalan yang tidak memiliki perkerasan


-Tebal Timbunan, 1.5 ~ 2.0m (Perkiraan kedalaman galian. 1.9 ~ 2.4m)

m'

56.10

Pemasangan Pipa 300 mm pada jalan yang memiliki perkerasan


-Tebal Timbunan, 1.0 ~ 1.5m (Perkiraan kedalaman galian. 1.4 ~ 1.9m)
-Tebal Timbunan, 1.5 ~ 2.0m (Perkiraan kedalaman galian. 1.9 ~ 2.4m)
-Tebal Timbunan, 2.0 ~ 3.0m (Perkiraan kedalaman galian. 2.4 ~ 3.4m)
-Tebal Timbunan, 3.0 ~ 4.0m (Perkiraan kedalaman galian. 3.4 ~ 4.4m)

m'
m'
m'
m'

3.00
55.60
398.30
63.30

Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Manhole


Manhole tipe 1 untuk Pipa 200mm
-Tebal Timbunan, 1.0 ~ 1.5m
-Tebal Timbunan, 1.5 ~ 2.0m
-Tebal Timbunan, 2.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan, 3.0 ~ 4.0m

pcs
pcs
pcs
pcs

3.00
59.00
8.00
1.00

Manhole tipe 1 untuk Pipa 300mm


-Tebal Timbunan, 1.0 ~ 1.5m
-Tebal Timbunan, 1.5 ~ 2.0m
-Tebal Timbunan, 2.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan, 3.0 ~ 4.0m

pcs
pcs
pcs
pcs

1.00
1.00
5.00
3.00

3.1 4.1
3.1 4.2

Pengadaan dan Pemasangan Side Pipe di Drop Manhole:


Side Pipe (PVC VU 200mm):
-Ketinggian Drop 0.6 ~ 1.5m
-Ketinggian Drop 1.5 ~ 2.5m

pcs
pcs

2.00
9.00

3.1 5
3.1 5.1
3.1 5.1.1
5.1.1.a
5.1.1.b
3.1 5.1.2
5.1.2.a
5.1.2.b
3.1 5.1.3
5.1.3.a
5.1.3.b

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Lateral dan House Inlet:


House Inlet PVC - tipe 1 (W=300x300, H=1000mm):
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 2 ~ 4m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m

unit
unit

18.00

unit
unit

65.00

unit
unit

66.00
7.00

3.1 5.2
3.1 5.2.1

House Inlet PVC - tipe 2 (W=300x300, H=1400mm):


Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m

unit

2.00

unit

5.00

3.1 2.2

3.1 2.3

3.1 3
3.1 3.1

3.1 3.2

3.1 4

3.1 5.2.2

No.

URAIAN

SATUAN

VOLUME

1
3.1 5.3
5.3.1

2
House Inlet Precast - tipe 1 (W=500x500, H=1000mm):
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 0 ~ 2m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m

3.1 5.3.2
3.1 5.3.3
5.3.3.a
5.3.3.b
3.1 5.4
3.1 5.4.1
3.1 5.4.2

House Inlet Precast - tipe-2 (W=600 x 600, H=1400mm):


Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m

18.00

unit

65.00

unit
unit

66.00
7.00

unit

1.00

unit

4.00

unit
unit

10.00
1.00

unit
unit

10.00
1

unit
unit

1.00
1.00

unit
unit

1.00
1.00

1.00

8.00

5.00
1.00

unit
unit

1.00
1.00

unit
unit

1.00
1.00

unit
unit

1.00
1.00

unit
unit

1.00
1.00

unit
unit

1.00
1.00

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Lateral dan End Cap


Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 0 ~ 2m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 2 ~ 4m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m

3.1 7
3.1 7.1
3.1 7.1.1

3.1 7.1.3
7.1.3.a
7.1.3.b

Pengadaan dan Pemasangan Pipa Lateral dan Inspection Chamber ke Pipa Utama
Inspection Chamber tipe-1 (W=700x700, H~2,000mm) to Main Pipe:
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 2 ~ 4m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
unit
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
unit
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 8 ~ 10m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
unit
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
unit

3.1 7.2
3.1 7.2.1
7.2.1.a
7.2.1.b
3.1 7.2.2
7.2.2.a
7.2.2.b
3.1 7.2.3
7.2.3.a
7.2.3.b
3.1 7.2.4
7.2.4.a
7.2.4.b
3.1 7.2.5
7.2.5.a
7.2.5.b

Inspection Chamber tipe-2 (W=360x360, H : 600 ~ 1,400mm) to Pipa utama


Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 0 ~ 2m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 2 ~ 4m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 4 ~ 6m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 6 ~ 8m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
Panjang Horizontal dari Pipa Utama ke bagian dalam dinding H/I : 8 ~ 10m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 1.0 ~ 3.0m
-Tebal Timbunan Pipa Utama, 3.0 ~ 6.0m
SUB JUMLAH A

TOTAL HARGA
Rp.
6

unit

3.1 6
3.1 6.1
6.1.a
6.1.b
3.1 6.2
6.2.a
6.2.b
3.1 6.3
6.3.a
6.3.b
3.1 6.4
6.4.a
6.4.b

3.1 7.1.2

HARGA SATUAN
Rp
5

No.

URAIAN

SATUAN

VOLUME

HARGA SATUAN
Rp
5

TOTAL HARGA
Rp.
6

3.2
3.2 1
1.1
1.2
1.3

PENGEMBALIAN KONDISI PERMUKAAN


Pengaspalan Jalan
Aspal AC - WC , t = 4 cm
Aspal AC - BC , t = 5 cm
Marka jalan dengan cat thermoplastic

m
m2
2
m

23,141.30
3,344.90
906.06

3.2 2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6

Pekerjaan Paving
Pekerjaan Urugan pasir t = 10 cm
Pekerjaan Paving 20 x 20 x 8 cm K 225
Pekerjaan Paving 10 x 20 x 8 cm K 225
Pekerjaan Kanstein Kursi
Pekerjaan Kanstein Pengunci
Pekerjaan Beton Pengunci

m
m2
2
m
m'
'
m
m

30.00
300.00
6.00
20.00
200.00
30.00

3.2 3
3.1

Pekerjaan Beton K225


Pekerjaan Beton Rabat K225

52.24

3.2 4

Pekerjaan Plat Beton + Pembesian

55.29

SUB JUMLAH B

JUMLAH BILL. 3

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA


BILL NO 4 : PEKERJAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
PEKERJAAN
TAHUN ANGGARAN

: PEMBANGUNAN IPAL KAWASAN KABUPATEN TABANAN


: 2017

No.

URAIAN

SATUAN

PERKIRAAN
KUANTITAS
4

HARGA SATUAN
Rp
5

JUMLAH HARGA
( Rp. )
6

IV
4.1
4.1 1

PEKERJAAN IPAL
PEKERJAAN BONGKARAN
Pekerjaan bongkaran beton

ls

1.00

4.2
4.2
4.2
4.2
4.2
4.2

1
2
3
4
5

PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Urugan Tanah
Pekerjaan Galian Tanah Biasa
Pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan Alat
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
Pekerjaan Urugan pasir

m
m
m
m
m

462.88
45.98
31.90
14.17
11.18

4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3

1
2
3
4
5
6
7

PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong
Pekerjaan Pasangan Batu Kali
Pekerjaan Pasangan Bata 1:4
Pekerjaan Pasangan Bata 1:3
Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan Acian
Pekerjaan Siaran

m
m
m
m
m
m
m

4.94
37.08
106.92
18.36
256.54
311.36
22.40

4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3
4.3

1
2
3
4
5
6
7
8

PEKERJAAN BETON
Pekerjaan Beton K175
Pekerjaan Beton K225
Pekerjaan Beton K350
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting Pipa
Pekerjaan Bekisting Kayu
Pekerjaan Bekisting Pasangan Batako
Pekerjaan Waterprofing Integral

m
m
m
kg
m'
m
m
m

6.31
4.44
138.26
54,151.73
737.96
539.04
70.18
830.65

4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4

1
2
3
4
5
6

PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK


Pek. Pasang keramik 30 x 30 cm
Pek. Pasang keramik 40 x 40 cm
Pek. Pasang keramik 20 x 20 anti slip lantai KM/WC
Pek. Pasang keramik 20 x 25 cm dinding KM/WC
Pek. Waterprofing
Pek. Waterstop

m
m
m
m
m
m'

5.00
133.62
3.60
10.24
30.61
46.09

4.5
4.5 1
4.5 2
4.5 3

PEKERJAAN PASANGAN PLAFOND


Pek. Pasang plafond Gypsum 9 mm + Rangka Metal Puring
Pek. Pasang plafond Kayu Lap Sidding
Pek. List plafon Gypsum 7x7 cm

m
m
m'

108.70
62.60
171.10

4.6
4.6 1
4.6 2
4.6 3

PEKERJAAN PENGECATAN
Pek. Pengecatan dinding + beton ( pekerjaan acian )
Pek. Pengecatan plafond
Pek. Pengecatan List plafon Gypsum 7x7 cm

m
m
m

299.62
101.21
171.10

4.7
4.7
4.7
4.7
4.7
4.7
4.7

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Pintu tipe P1
Pintu Tipe P2
Ventilasi V1
Jendela J2
Pintu Harmonika P2
Jendela Tipe J1

unit
unit
unit
unit
unit
unit

2.00
1.00
1.00
2.00
1.00
5.00

PEKERJAAN STYLE BALI


Pek. Pasangan Batu Candi

31.65

1
2
3
4
5
6

4.8
4.8 1

No.

URAIAN

SATUAN

4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9
4.9

1
2
3
4
5
6
7
8

2
3
PEKERJAAN ELEKTRIKAL BANGUNAN
Instalasi titik lampu penerangan kabel NYM 3 x 2,5 mm2 dalam konduitbh
Instalasi stop kontak biasa kabel NYM 3 x 2,5 mm dalam konduit
bh
Saklar Single
bh
Saklar Double
bh
Stop kontak
bh
Pek. Pas. Lampu down light PL 14 Watt philips
bh
Pek. Pas. Lampu TL 18 x 2 Watt philips
bh
Pek. Exhausfan
bh

4.10
4.10
4.10
4.10
4.10

1
2
3
4

PEKERJAAN PERPIPAAN SANITAIR


Pipa PVC AW 1/2"
Pipa PVC AW 4"
Pipa PVC AW 3"
Fitting Pipa

4.11
4.11
4.11
4.11
4.11

1
2
3
4

4.12
4.12
4.12
4.12
4.12
4.12
4.12
4.13
4.13
4.13
4.13
4.13
4.13

PERKIRAAN
KUANTITAS
4

HARGA SATUAN
Rp
5

JUMLAH HARGA
( Rp. )
6

16.00
12.00
1.00
6.00
11.00
6.00
10.00
1.00

bh
bh
bh
ls

10.00
10.00
10.00
1.00

PEKERJAAN ALAT SANITAIR


Closet Jongkok setara INA
Kran air
Wastafel
Floor Drain

bh
bh
bh
bh

1.00
1.00
1.00
1.00

1
2
3
4
5
6

PEKERJAAN ATAP
Pek. Pasangan kap baja ringan Profil UK 75 (Luas Atap Datar)
Pek. Pasang atap genteng Berpolitur Fabrikasi
Pek. Pasang bubungan genteng
Pek. Lisplank Kayu kamper
Pek. Pasang murda paras
Pek. Pasang ikut celedu paras

m2
m2
m'
m'
bh
bh

202.73
265.38
57.20
91.60
5.00
12.00

1
2
3
4
5

PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan Pemasangan dan pembongkaran sheet pile
Pek. Manhole Baja + Cat uk. 1.06 x 0,56 m
Pek. Manhole Baja + Cat uk. 0,60 x 0,60 m
Pek. Pipa dia. 4"
Pek. Stainlessteel Penangkap Sampah + Baut 1/2" per 20 cm

m
unit
unit
m'
m

167.10
4.00
5.00
100.00
3.36

4.14
4.14 1
4.14 2

PEKERJAAN BANGUNAN TANGKI AERATOR


Pek. Pengadaan dan pemasangan tabung reaktor + Media
Pek. Pengadaan dan pemasangan Blower

unit
unit

6.00
6.00

4.15
4.15
4.15
4.15
4.15

PEKERJAAN MEKANIKAL
Pek. Pengadaan dan pemasangan Pompa Transfer Submersible
Pengadaan dan Pemasangan Kontrol Panel
Kabel NYY 4X95mm2 + BC 1 x 70mm2 dari panel ke pompa
Cadangan Pompa

unit
set
m'
unit

2.00
1.00
1.00
2.00

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Biaya sambungan dari PLN 13200 w
BP 13.2 KVA
Pkt
UJL 13.2 KVA
Pkt
Biaya Pemeriksaan
Pkt
Kabel NYY 4X150mm2 + BC 1 x 70mm2 dari panel ke Trafo
Pkt
-

1.00
1.00
1.00
50.00

1.00

40.00

188.00
80.00
3.50

80.00
20.50
10.00

1
2
3
4

4.16
4.16 1

4.16 2

4.17

Pekerjaan Genzet 10 kva silent tipe


Pengadaan dan Pemasangan Genset Lengkap dgn
pkt
Tangki Harian dan Grounding
Kabel NYY 4X150mm2 + BC 1 x 70mm2 dari panel ke Genset
m'
PEKERJAAN PERKERASAN DI JALAN DAN AREA IPAL
Halaman IPAL
Pengadaan dan pemasangan paving K225 20x20x6 cm m
Pengadaan dan pemasangan kanstein K225
m
Pekerjaan Beton Rabat luar IPAL
m
Drainase
Pengadaan dan pemasangan Saluran Precast K350 uk 60m'x 80 cm
Pengadaan dan pemasangan Box Culvert Precast K350 uk
m'80 x 80 cm
Pengadaan dan pemasangan Grill Besi
m'

No.

URAIAN

SATUAN

PERKIRAAN
KUANTITAS
4

HARGA SATUAN
Rp
5

JUMLAH HARGA
( Rp. )
6

4.18
4.18
4.18
4.18
4.18
4.18

1
2
3
4
5

PEKERJAAN BANGUNAN PELENGKAP


Pembuatan Papan Nama
Pembuatan Kolam Indikator
Pekerjaan Planter Box
Pekerjaan Pagar BRC galvanis t= 2.5 m
Pengadaan Tangki minyak bulanan 500 liter

unit
unit
m'
unit
unit

1.00
1.00
1.00
1.00
1.00

4.19
4.19
4.19
4.19
4.19

1
2
3
4

PEKERJAAN PENGADAAN FASILITAS PELENGKAP


Pengadaan Container Sampah
Pengadaan Tempat Sampah Fiber 2 pilah kapasitas 50 liter
Pengadaan Klor Tablet u/ 4 bulan
Pengadaan Klorinator PVC 2"

unit
unit
kg
bh

1.00
3.00
5.00
2.00

2.00

23.00
23.00
3.00
4.00
4.00
10.00

4.20
4.20 1
4.20
4.20
4.20
4.20
4.20
4.20

2
3
4
4
5
6

PEKERJAAN LANDSCAPE
btg
Pengadaan dan penanaman pohon Mangga
Tinggi = min 2,5 m diameter minimal 25 cm
m
Pengadaan dan penanaman tanaman puring
m
Pengadaan dan penanaman rumput
bh
Pengadaan Teratai + pot
bh
Lampu Taman Tiang Antik 2 x 70 watt
Lampu Halogen Type AMLC 400 W ( lampu Sorot Gedung )
bh
Instalasi titik lampu Penerangan / NYFGBY 3X4 mm2 (external works) ttk
JUMLAH BILL . 4

Anda mungkin juga menyukai