Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI No.

Dokumen : FM-UNPAB-05-
01
FAKULTAS SOSIAL SAINS Revisi : 00
Jl. Jend. Gatot Subroto Km 4,5 Medan Tgl Eff : 15 Jan 2014
Panitia Ujian Akhir Semester (UAS)

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL T.A 2022/2023

Mata Kuliah : Studi Kelayakan Proyek Program Studi : Akuntansi


Hari/Tanggal : 11 Februari 2023 Semester/Waktu : 5/17:00:00-18:00:00
Dosen Penguji : Dito Aditia Darma Nst, S.E., M.Si. Sifat Ujian : Tutup Buku (Individu)
Kelas : Reg2_Cluster II 5A J/S T2 No. Hp. Dosen : 081933296493
Model Ujian : Essay Multiple Choice Tugas Project (pilih salah satu √ )

Nama : Laela Sarantika


NPM : 2015100232
Kelas : Akuntansi Reguler 2_Cluster II 5A J/S

Petunjuk khusus pengerjaan jawaban Soal Ujian untuk mahasiswa :


Exp : Silahkan kerjakan soal ujian di bawah ini melalui portal elearning, pengiriman jawaban soal ujian selambat-
lambatnya Pukul
18.00 WIB, utamakan kemandirian dan kejujuran dalam pengerjaan soal di bawah ini.

SOAL UJIAN

1. Para pihak terkait dalam proyek pemerintah dalam hal pengadaan barang/jasa terdiri dari:
a. Pengguna Anggaran;
b. Kuasa Pengguna Anggaran;
c. Pejabat Pembuat Komitmen;
d. Unit Layanan Pengadaan/Pejabat Pengadaan;
e. Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
f. Penyedia Barang/Jasa.
Jelaskan masing-masing peran para pihak terkait tersebut.

2. Proyek pemerintah dalam hal pengadaan barang/jasa harus dilakukan dengan menjunjung tinggi etika
pengadaan. Pengamalan terhadap etika pengadaan diharapkan dapat membuat proyek pemerintah
dalam hal pengadaan barang/jasa berlangsung dengan baik sehingga terwujudnya good governance.
Jelaskan apa saja yang meliputi etika pengadaan barang/jasa secara lengkap.

3. Dalam hal pengendalian dan pengawasan pengadaan barang dan jasa. Apabila terjadi pelanggaran
dalam hal pengadaan barang/jasa, sesuai dengan kewenangannya pimpinan
Kementerian/Lembaga/Dinas/Instansi dapat memberikan sanksi kepada penyedia maupun kepada
PPK/ULP/Pejabat Pengadaan. Sanksi yang dapat diberikan kepada penyedia karena pelanggaran dapat
berupa: sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara perdata dan/atau
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang. Jelaskan maksud dari masing-masing sanksi
tersebut.

4. Jelaskan proses manajemen resiko pada proyek pemerintah dalam hal pengadaan barang/jasa.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penggunaan e-Procurement dalam proyek pemerintah.

Tata Tertib Ujian :

1. Mahasiswa memiliki Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Ujian Semester yang di cetak melalui portal mahasiswa.
2. Seluruh matakuliah yang diujikan tercantum dalam KRS dan Kartu Ujian masing-masing mahasiswa.
3. Dalam pelaksanaan ujian online ini diharapkan kepada mahasiswa dapat mengembangkan sikap mandiri dan
kejujuran
dalam pengerjaan soal ujian.
4. Sebelum mengerjakan soal ujian agar membaca dan mengikuti petujuk khusus yang di sampaikan oleh Bapak
Dito Aditia Darma Nst, S.E., M.Si. pada lembar soal ujian serta lama waktu pengerjaan soal.
Jawaban :

1. PA (Pengguna Anggaran)
PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Perangkat Daerah
(Pasal 1 ayat 7). Pengertian PA ini sama dengan pengertian Pengguna Anggaran dalam Undang-Undang No. 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU Pembendaharaan Negara). Sama dengan Perpres sebelumnya,
Perpres No. 16/2018 ini juga tidak menjelaskan secara rinci siapa saja yang memiliki kewenangan sebagai PA,
sehingga penentuan PA dalam PBJ ini dikembalikan pada ketentuan dalam UU Perbendaharaan NegaraUU
Pembendaharaan Negara menentuakan bahwa PA untuk Kementerian adalah Menteri dari masing-masing
Kementerian, sedangkan untuk Lembaga maka yang menjadi PA adalah pimpinan lembaga. Adapun PA perangkat
daerah adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

2. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)


KPA dalam Pepres No. 16/2018 terdiri atas dua jenis yakni KPA pada pelaksanaan APBN dan KPA pada
pelaksanaan APBD. KPA pada pelaksanaan APBN merupakan pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga
yang bersangkutan (Pasal 1 ayat 8). Sedangkan KPA pada pelaksanaan APBD merupakan pejabat yang diberi kuasa
untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi perangkat daerah (Pasal 1 ayat 9). Kewenangan untuk
mendelegasikan sebagian tugas pelaksanaan anggaran kepada KPA adalah PA sehingga penentuan siapa yang
menjadi KPA tidak dibatasi oleh Perpres No.16/2018.

3. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen


PPK merupakan pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah (Pasal 1 ayat 10).

4. Pejabat Pengadaan
Pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas melaksanakan pengadaan langsung, penunjukan
langsung, dan/atau E-purchasing (Pasal 1 ayat 13).

5. Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ)


UKBJ merupakan unit kerja di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang menjadi pusat keunggulan PBJ
(Pasal 1 ayat 11). Unit ini merupakan gabungan dari fungsi Unit Layanan Pengadaan (ULP) serta Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang disertai dengan fungsi pendukung lainnya (LKPP).

6. Pokja Pemilihan (Kelompok Kerja Pemilihan)


Pokja Pemilihan merupakan sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan UKPBJ untuk mengelola
pemilihan penyedia (Pasal 1 ayat 12). Sebelumnya Pokja Pemilihan ini dikenal dengan nama Pokja ULP.

7. PjPHP/PPHP (Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan/Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan


Organ ini juga mengalami perubahan istilah, definisi dan perubahan pengaturan yang berdampak pada berubahnya
tugas yang diemban. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) sebelumnya diatur dengan menggunakan istilah
Panitia Penerima Hasil Pekerjaan. Adapun Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP) sebelumnya menggunakan
istilah Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (LKPP). Dalam Perpres No.16/2018 ini, PjPHP diatur sebagai pejabat
administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan PBJ konstruksi/jasa
lainnya dengan nilai paling banyak sebesar Rp200 juta dan Jasa Konsultansi yang bernilai maksimal Rp100 juta.
Sedangkan PPHP adalah tim yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan PBJ Konstruksi/Jasa lainnya
dengan paling rendah Rp200 juta dan Jasa Konsultansi dengan nilai paling rendah sebesar Rp100 juta

8. Penyedia (Penyedia Barang/Jasa Pemerintah


Penyedia merupakan salah satu pihak yang mengalami perubahan definisi, dimana dalam Perpres No.16/2018 ini,
Penyedia adalah Pelaku Usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan kontrak (Pasal 1 ayat 28). Perubahan
yang dibawa oleh Perpres No. 16/2018 ini tidak membawa dampak perubahan yang signifikan secara menyeluruh
terhadap peran dari pihak-pihak pengadaan barang dan jasa oleh Pemerintah, meski demikian perubahan yang ada
mengandung hal-hal yang esensial dan patut untuk diketahui oleh para Pelaku Usaha yang hendak berkontestasi
dalam PBJ.
2. Pengadaan barang/jasa yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menghasilkan barang/jasa yang tepat untuk
setiap uang yang dibelanjakan dengan kriteria tepat biaya, tepat (sesuai) kualitas, tepat kuantitas (volume), waktu,
lokasi, penyedia dan cara pengadaan yang tepat, dan kesepakatan lainnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan
sehingga pengguna dapat memanfaatkan barang/jasa dimaksud. Untuk menghasilkan barang/jasa dimaksud perlu
melibatkan berbagai pelaku pengadaan barang/jasa (penyedia dan pengguna), dengan mematuhi etika dasar yang
harus dipedomani oleh semua pihak. delapan etika dasar dalam pengadaan barang/jasa adalah: 1. Tertib disertai
tanggung jawab, 2. Profesional, mandiri dan menjaga rahasia, 3. Tidak saling mempengaruhi, 4. menerima dan
Tanggung jawab, 5. Menghindari conflict of interes, 6. Mencegah pemborosan, 7. Meghindari penyalahgunaan
wewenang, 8. Tidak menerima, menawarkan/menjanjikan. Oleh karena itu, etika dasar menjadi dasar hukum bagi
para pihak, dan apabila tidak mengikuti etika dasar dimaksud akan berhadapan dengan aparat penegak hukum.

3. Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dikenakan sanksi administratif
berupa:
• a.sanksi digugurkan dalam pemilihan;
• b.sanksi pencairan jaminan;
• c.Sanksi Daftar Hitam;
• d.sanksi ganti kerugian; dan/atau
• e.sanksi denda.
Sanksi Daftar Hitam yang terdapat dalam Pasal 78 ayat (4) huruf c dikenakan kepada Pelanggaran sebagai berikut :

• Pelanggaran Etik, maka dikenakan Sanksi Administratif, salah satunya Daftar Hitam dengan durasi 2 tahun :
o Dalam hal peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
o Dalam hal peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk
mengatur harga penawaran;
o Dalam hal peserta pemilihan terindikasi melakukan korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dalam
pemilihan Penyedia;
• Pelanggaran Non-Etik, maka dikenakan Sanksi Administratif, salah satunya Daftar Hitam dengan durasi 1 tahun :
o Dalam hal peserta pemilihan mengundurkan diri dengan alasan yang tidakdapat diterima oleh Pejabat
Pengadaan/PokjaPemilihan/Agen Pengadaan;
o Dalam hal pemenang pemilihan mengundurkan diridengan alasan yang tidak dapat diterima sebelum
penandatanganan Kontrak;
o Dalam hal Penyedia tidak melaksanakan Kontrak, tidak menyelesaikan pekerjaan, atau tidak
melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan.

4. Sebagai Berikut :

• Memahami tujuan dalam organisasi mereka untuk memastikan kesesuaian strategi pengadaan dengan
strategi organisasi

• Menggunakan teknik pembelian dan pengelolaan pasokan yang tepat

• Mengembangkan dan menerapkan kerangka kerja pengelolaan risiko

• Memantau perubahan pada sumber-sumber risiko dalam pengadaan

• Mengidentifikasi instrumen dan teknik yang dapat membantu identifikasi dan penilaian risiko

• Menjalankan proses pengadaan yang efektif untuk menangani risiko yang teridentifikasi

• Menjabarkan dengan jelas risiko dalam hal tingkat kemungkinan dan dampaknya dalam pengambilan
keputusan pengadaan

• Berpartisipasi dalam diskusi pengelolaan risiko

5. e-Procurement adalah proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang pelaksanaannya dilakukan secara elektronik
dan berbasis web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi
pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

Anda mungkin juga menyukai