DOKUMEN PELELANGAN /
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
Peserta pelelangan atau Calon Penyedia barang/jasa harus mempelajari seluruh isi Dokumen Pelelangan atau Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan seksama, untuk memahami dengan benar maksud dan isi dari RKS secara
keseluruhan maupun setiap bagian, agar tidak ada kesalahpahaman dalam pelaksanaan RKS ini.
BAB I
UMUM
Pasal 1
DEFINISI-DEFINISI
15. Direksi Pekerjaan adalah Pejabat yang akan ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa untuk mewakili pengguna
barang/jasa dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan serta memberikan petunjuk yang diperlukan untuk
kelancaran pekerjaan dan terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditetapkan.
16. Pengawas Pekerjaan adalah wakil pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan dalam pengawasan
pekerjaan;
17. Penyedia Barang/Jasa (Pelaksana Pekerjaan) adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan hukum publik lainnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), lembaga,
konsorsium, Joint Operation, Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV), persekutuan perdata
(Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau perorangan yang memiliki Surat Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh
instansi terkait di Indonesia dengan kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa dengan kualifikasi dan klasifikasi
yang sesuai.
18. Peserta Pengadaan, adalah Penyedia Barang/Jasa yang telah mendaftar melalui Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
19. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada Penyedia Barang/Jasa
atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi penawaran.
20. Kualifikasi adalah tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa.
21. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan antara Pejabat
Pelaksana Pengadaan dengan Penyedia Barang/Jasa.
22. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;
23. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu
lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran.
24. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukkan penawaran.
25. Pabrikan (manufacture) adalah perusahaan yang membuat peralatan secara mandiri, dimana perusahaan
tersebut memiliki peralatan untuk proses produksi dan pengendalian kualitas sendiri, termasuk Anak Perusahaan
dari Pabrikan tersebut yang menjadi perwakilan tunggal di Indonesia/negara lain;
26. Perjanjian/Kontrak adalah perikatan dalam bentuk tertulis antara Pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia
Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
27. Kontrak Harga Satuan (Unit Price) adalah Perjanjian/Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu dimana volume total pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara.
Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
28. Masa Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya Perjanjian/Kontrak sampai dengan
berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
29. Berita Acara Serah Terima Tahap Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah penyerahan hasil pekerjaan
dari Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa pertama kali.
30. Berita Acara Serah Terima Tahap Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa Garansi pekerjaan selesai.
31. Harga Perhitungan Engineering (HPE) adalah perhitungan estimasi biaya pokok produksi atau estimasi biaya
pokok pekerjaan yang dihitung secara profesional sebagai dasar penyusunan HPS;
32. Harga Perhitungan Sendiri (HPS) adalah harga barang/jasa yang ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa
berdasarkan data historis dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti eskalasi, pengiriman dan jasa
supervisi atau pemasangan dan jasa lainnya.
Pasal 2
PERATURAN
Pasal 3
KETENTUAN UMUM
Pasal 4
PERSYARATAN CALON PENYEDIA BARANG/JASA
Calon penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti pelelangan terbuka ini wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Administrasi
a. Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya sesuai peraturan perundang-undangan di Republik
Indonesia dan masih berlaku seperti :
1) Akta pendirian perusahaan dan perubahannya, yang sudah mendapatkan pengesahan Kehakiman.
2) SITU (Surat Ijin Tempat Usaha) dan atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan, sesuai dengan
kedudukan/lokasi perusahaan.
3) SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) dan Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan dari KADIN
atau ARDIN dengan klasifikasi :
Kualifikasi : Minimal menengah (M) keatas
Bidang Usaha : Pengadaan barang/jasa
Sub Bidang Usaha : Mekanikal dan elektrikal
4) Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) dan Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBUJK) dengan :
Kualifikasi : Minimal Grade 5
Subkualifikasi : Minimal M1
Klasifikasi : Instalasi mekanikal dan elektrikal
Sub Klasifikasi : Jasa pelaksana konstruksi instalasi jaringan distribusi tenaga listrik tegangan
menengah
5) Surat Ijin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (SIUJPTL) dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan :
Kualifikasi : Minimal Menengah (M) keatas
Klasifikasi : Distribusi tenanga listrik dan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
Sub Bidang : Jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah dan Instalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik tegangan menengah
Pasal 5
HAL-HAL YANG DAPAT MENGGUGURKAN PENAWARAN
Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi diantaranya adalah :
1. Apabila ditemukan penipuan, pemalsuan atas data dan informasi yang disampaikan kepada Pelaksana Pengadaan
PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat maka yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi digugurkan
sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi daftar hitam (black list).
2. Apabila terjadi rekayasa antara pihak internal PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon
Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai serta
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut dan memasukkan
Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut ke dalam Daftar Hitam (Black List) PLN.
3. Hal-hal lain yang diatur pada pasal-pasal selanjutnya dalam RKS ini maupun hasil Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
Pasal 6
DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen Pelelangan adalah dokumen yang harus digunakan sebagai dasar penawaran maupun pelaksanaan pekerjaan
terdiri dari Rencana Kerja dan Syarat – syarat berikut Berita Acara Rapat Penjelasan.
BAB II
PROSES PENGADAAN
Pasal 7
METODE PENGADAAN
Pengadaan barang/jasa ini dilaksanakan dengan metode pengadaan “Pelelangan Terbuka” dengan bertempat di Kantor
PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan alamat Jl. Ahmad Yani no.18 Jayapura - Propinsi Papua.
Pasal 8
TAHAPAN PENGADAAN
Adapun Tahapan Pengadaan dengan metode “Pelelangan Terbuka” adalah sebagai berikut :
1. Pengumuman Pelelangan,
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pelelangan/RKS,
3. Pemberian Penjelasan,
4. Pemasukan Dokumen Penawaran,
5. Pembukaan Dokumen Penawaran,
6. Evaluasi Dokumen Penawaran,
7. Pembuktian Kualifikasi,
8. Klarifikasi dan Negosiasi,
9. Usulan penetapan pemenang,
10. Penetapan Pemenang,
11. Pengumuman Pemenang,
12. Sanggah,
13. Jawaban Sanggah (apabila ada),
14. Sanggah Banding (apabila ada),
15. Jawaban Sanggah Banding (apabila ada),
16. Penunjukan Pemenang,
17. Contract Discussed Agreement (CDA), bila diperlukan,
18. Penyerahan Jaminan Pelaksanaan,
19. Perjanjian/Kontrak.
Pasal 9
JADWAL TAHAPAN PENGADAAN
Pasal 10
PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PELELANGAN/RKS
1. Pendaftaran calon penyedia barang/jasa dan pengambilan Dokumen Pelelangan/RKS hanya dilakukan pada
tempat dan waktu yang telah ditetapkan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat yang telah disampaikan pada Undangan pelelangan.
2. Bagi calon penyedia barang/jasa yang mendaftar dan ingin mengambil Dokumen Pelelangan/RKS akan dikenakan
biaya pengambilan dokumen pelelangan/RKS sebesar Rp 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah).
Biaya tersebut wajib disetorkan ke PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan nomor rekening 154-
0093001455 a.n. PLN WIL X PAPUA pada Bank Mandiri dengan menyebutkan Nama Pengirim, Nomor RKS, dan
Nama Pekerjaan.
Sebelum mengambil dokumen pelelangan/RKS wajib memperlihatkan bukti setoran dimaksud kepada Pelaksana
Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat.
Pasal 11
PEMBERIAN PENJELASAN PENGADAAN (AANWIJZING)
1. Sebelum memasukkan dokumen penawaran para peserta pelelangan atau calon penyedia barang/jasa yang telah
mendaftar dan mengambil dokumen pelelangan/RKS akan diberikan Penjelasan (aanwijzing) mengenai isi dari
Dokumen Pelelangan/RKS yang dilakukan di tempat dan waktu yang ditentukan sesuai jadwal yang diberikan.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa diharapkan hadir dalam rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) untuk memperoleh
keterangan tambahan maupun perubahan yang mungkin diadakan terhadap ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam RKS.
3. Yang berhak menghadiri rapat penjelasan pengadaan (aanwijzing) adalah Direktur/Pemimpin Perusahaan
Penyedia Barang/Jasa atau yang mewakili dibuktikan dengan Surat Kuasa asli bermaterai cukup.
4. Pertanyaan mengenai ketentuan-ketentuan yang ada dalam RKS disampaikan pada saat rapat penjelasan
pengadaan (aanwijzing).
5. Hasil penjelasan pengadaan (aanwijzing) akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pengadaan, yang
ditandatangani oleh Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dan minimal 1 (satu)
wakil dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir. Berita Acara Penjelasan Pengadaan tersebut merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan/RKS dan akan disampaikan secara tertulis kepada semua Calon
Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar dan mengambil Dokumen Pelelangan/RKS.
6. Calon Penyedia Barang/Jasa yang tidak hadir pada penjelasan pengadaan (Aanwijzing) dianggap mengetahui dan
menyetujui semua hasil yang telah ditetapkan dalam berita acara penjelasan pengadaan dan tidak dapat
menuntut terhadap pelaksanaan aanwijzing tersebut.
7. Ketidakhadiran Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat Penjelasan pengadaan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menggugurkan penawaran.
8. Apabila dipandang perlu dapat dilakukan peninjauan lapangan.
9. Semua perubahan dalam Dokumen Pelelangan/RKS sebagai hasil penjelasan dan atau jawaban atas pertanyaan
Calon Penyedia Barang/Jasa harus dituangkan dalam Addendum Dokumen Pelelangan/RKS dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Sebelum batas akhir pemasukan penawaran, PLN dapat melakukan perubahan atas Dokumen Pelelangan/RKS,
baik berdasarkan masukan/klarifikasi dari Calon Penyedia Barang/Jasa atau inisiatif PLN sendiri atau adanya
perubahan peraturan perundang-undangan.
2) Perubahan tersebut harus dituangkan dalam suatu Addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pelelangan/RKS dan harus disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
3) Perubahan tersebut dilakukan dengan memberi waktu yang cukup kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk
menyiapkan Dokumen Penawaran.
4) Addendum Dokumen Pelelangan/RKS akan disampaikan secara tertulis kepada semua Calon Penyedia
Barang/Jasa yang mendaftar dan mengambil Dokumen RKS.
10. Nilai total HPS tidak harus disampaikan kepada Calon Penyedia barang/jasa sebelum pemasukan penawaran.
Pasal 12
PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Dokumen Penawaran memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh Calon Penyedia Barang/Jasa dalam mengikuti
proses Pengadaan Barang/Jasa.
2. Pemasukan dokumen penawaran mengikuti jadwal dan tempat yang telah ditentukan atau sesuai hasil Rapat
Penjelasan.
3. Dokumen penawaran disampaikan sesuai metode penyampaian Dokumen Penawaran “Satu Tahap Satu Sampul”
dimana Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke dalam Satu Sampul tertutup.
(lihat petunjuk pada BAB III).
4. Semua biaya dalam dokumen penawaran harus dalam bentuk Rupiah dan menggunakan bahasa Indonesia.
5. Dokumen Penawaran beserta seluruh korespondensi tertulis menggunakan Bahasa Indonesia.
6. Dokumen penunjang dan literatur cetak lainnya yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
7. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran atas penawaran yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
asing, maka yang menjadi acuan adalah dokumen dalam Bahasa Indonesia.
8. Dokumen penawaran sudah memperhitungkan semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang harus
dikeluarkan oleh calon penyedia barang/jasa untuk pelaksanaan paket pekerjaan ini.
9. Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke
dalam tempat yang telah disediakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
10. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui PT POS atau jasa pengiriman, pada Sampul luarnya diberi catatan
tanggal dan jam penerimaan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
11. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan dokumen penawaran, tidak diikutsertakan dan
akan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk diambil kembali.
12. Perubahan penawaran dapat dilakukan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran.
13. Penarikan penawaran tidak dapat dilakukan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, apabila dilakukan
maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
14. Segala biaya dan/atau kerugian yang timbul akibat penyiapan dan penyampaian dokumen penawaran menjadi
tanggungjawab Calon Penyedia barang/jasa.
Pasal 13
PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Pembukaan Penawaran untuk metode penawaran Satu Tahap Satu Sampul adalah sebagai berikut :
a. Sesuai jadwal yang telah ditentukan, Pejabat Pelaksana Pengadaan menyatakan bahwa saat penyampaian
Dokumen Penawaran ditutup.
b. Pejabat Pelaksana Pengadaan PLN meneliti isi kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran dan menghitung
jumlah sampul penawaran yang masuk, kecuali surat pengunduran diri.
c. Pejabat Pelaksana Pengadaan membuka Sampul Dokumen Penawaran.
d. Pembukaan penawaran dilakukan di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir serta disaksikan minimal
2 (dua) orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa, untuk selanjutnya dibacakan serta dicatat dan
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran.
e. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Pejabat Pelaksana Pengadaan PLN dapat
menunjuk saksi diluar dari Pejabat Pelaksana Pengadaan.
f. Perubahan penawaran hanya dapat dilakukan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran.
g. Penarikan penawaran tidak dapat dilakukan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, apabila
dilakukan maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
h. Membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP), yang berisikan hal-hal dan data-data pokok yang
penting termasuk informasi yang diperoleh pada saat pembukaan penawaran.
i. Menandatangani BAPP bersama 2 (dua) orang saksi dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir atau yang
lainnya.
2. Penawaran dinyatakan Gugur apabila :
a. Disampaikan setelah melewati waktu yang telah ditentukan.
b. Tidak ditandatangani oleh pemimpin / direktur utama atau penerima kuasa dari pemimpin / direktur utama /
yang berhak mewakili kemitraan (pejabat dari perusahaan konsultan utama / lead firm);
c. Tidak diberi materai, cap dan tanggal pada surat penawaran;
d. Menyampaikan data dan dokumen yang palsu dan atau dipalsukan;
e. Tidak mengirimkan salah satu persyaratan administrasi dan/atau teknis yang telah ditetapkan;
f. Dokumen Penawaran yang disampaikan tidak sesuai dengan persyaratan administrasi dan/atau teknis yang
telah ditetapkan.
Pasal 14
EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN
1. Pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan terhadap semua
dokumen penawaran yang masuk, dan dapat dibantu oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun
eksternal PLN.
2. Evaluasi dokumen penawaran meliputi evaluasi administrasi, teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metode, dan
tatacara evaluasi yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
3. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi
yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat.
4. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat meliputi :
a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat substantif dan akan mempengaruhi
lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja/performance pekerjaan.
b. Adanya penawaran dari calon Penyedia Barang/Jasa dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan Dokumen
Pelelangan/RKS yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara Calon Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
5. Evaluasi Administrasi
Penawaran dinyatakan LULUS atau memenuhi persyaratan administrasi, apabila :
a. Syarat-syarat yang diminta berdasarkan Dokumen Pelelangan/RKS dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen
benar serta dapat dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang berwenang.
b. Jaminan penawaran memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Dokumen Pelelangan/RKS. Apabila ada hal-hal
yang kurang jelas dan/atau meragukan dalam jaminan penawaran perlu diklarifikasi dengan pihak yang terkait
tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran.
c. Apabila tidak memenuhi syarat administrasi (GUGUR), maka tidak dilakukan evaluasi harga dan evaluasi teknis.
6. Evaluasi Teknis
a. Pejabat Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi.
b. Penawaran teknis dinyatakan LULUS atau memenuhi persyaratan teknis, apabila spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Peserta Pelelangan yang LULUS dalam Evaluasi Administrasi dievaluasi lebih lanjut dokumen Penawaran
Teknisnya dengan Pembobotan Penilaian meliputi :
1) Proposal/ Metodologi Pelaksanaan 10 %
2) Kualifikasi Perusahaan 60 %
3) Pengalaman Perusahaan 30 %
Nilai Bobot Teknis 100 %
Dalam hal evaluasi teknis, Pejabat pelaksana pengadaan dapat melakukan verifikasi hal teknis kepada Calon
Pelaksana Pekerjaan
Penetapan Nilai Ambang Batas Kelulusan :
1) Nilai Ambang Batas Kelulusan untuk Bobot Teknis adalah 70;
2) Bagi penyedia jasa yang Nilai Bobot Teknisnya di bawah ambang batas kelulusan, maka dinyatakan
GUGUR;
3) Bagi penyedia jasa yang Nilai Bobot Teknisnya sama atau diatas nilai ambang batas kelulusan, maka
dinyatakan LULUS evaluasi Teknis dan dimasukkan dalam Peringkat Teknis;
7. Evaluasi Harga
a. Pejabat Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi harga terhadap semua penawaran yang LULUS atau
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
b. Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatik terhadap semua penawaran yang masuk.
Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut :
1) Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum
dalam dokumen pengadaan;
2) Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong;
4) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah terhadap penawaran semula.
c. Harga penawaran yang paling menguntungkan PLN diberi bobot paling tinggi.
d. Berdasarkan hasil Evaluasi Harga, dibuat daftar penawaran yang dimulai dari urutan Nilai Bobot Harga
tertinggi.
e. Untuk Evaluasi Harga Penawaran dilakukan untuk mengetahui kewajaran harga yang ditawarkan.
8. Nilai Akhir
Nilai Akhir adalah gabungan/kombinasi Nilai Bobot Teknis dan Nilai Bobot Harga dengan rumusan sebagai berikut :
Nilai Akhir = (Nilai Bobot Teknis x 20%) + (Nilai Bobot Harga x 80%)
9. Berita Acara Evaluasi
Berdasarkan evaluasi akhir disusun peringkat penyedia barang/jasa yang lulus evaluasi dan dituangkan dalam
Berita Acara Evaluasi;
10. Pembuktian Kualifikasi
Setelah ditetapkan peringkat teknis, pejabat pelaksana pengadaan melakukan klarifikasi kepada calon pemenang
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sebelum ditunjuk sebagai pemenang, maka kepada peserta Pelelangan yang sudah lulus evaluasi akan
diundang untuk mencocokkan kembali dokumen yang pernah disampaikan kepada pejabat pelaksana dengan
menunjukkan aslinya.
b. Apabila dalam pembuktian kualifikasi ditemui hal-hal yang tidak benar/palsu, maka penyedia jasa dinyatakan
gugur dan dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam daftar hitam perusahaan dalam jangka waktu
2 (dua) tahun dan sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Dalam upaya untuk menunjang percepatan proses pemeriksaan dan evaluasi penawaran, Pemberi Tugas
dapat, atas kehendak atau pertimbangannya, meminta klarifikasi kepada Penawar atas penawarannya, dan
Penawar bersangkutan wajib memberikan tanggapan klarifikasi tersebut dalam batas waktu yang telah
ditetapkan.
d. Klarifikasi tersebut di atas tidak dimaksudkan untuk mencari, menawarkan, atau mengijinkan adanya
perubahan harga atau substansi penawaran.
e. Permintaan klarifikasi penawaran oleh Pemberi Tugas dan pemberian tanggapan oleh Penawar atas klarifikasi
tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau tatap muka.
f. Hasil klarifikasi dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
11. Laporan Evaluasi
Pejabat Pelaksana Pengadaan menyusun laporan hasil evaluasi sebagai dasar untuk usulan penetapan pemenang.
Pasal 15
KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI
1. Klarifikasi Penawaran
a. Tujuan Klarifikasi penawaran adalah untuk mengetahui kewajaran harga yang ditawarkan oleh calon
penyedia barang/jasa.
b. Klarifikasi tidak mengubah substansi penawaran atau harga dan bersifat rahasia.
c. Jika diperlukan dapat dilakukan site visit atau inspeksi ke lokasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi
syarat.
2. Negosiasi Penawaran
a. Tujuan Negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan antara PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa dalam
hal meningkatkan kualitas teknis, waktu pelaksanaan dan harga terbaik.
b. Proses Negosiasi teknis dan harga dilakukan apabila hanya terdapat 3 (tiga) atau kurang jumlah calon
penyedia barang/jasa yang LULUS evaluasi administrasi, teknis dan harga (baik semua penawaran di atas
ataupun dibawah HPS), maka proses pengadaan barang/jasa dilanjutkan dengan melakukan negosiasi teknis
dan harga kepada semua calon penyedia barang/jasa tersebut sesuai urutan/rangking mulai dari penawar
terendah untuk mendapatkan harga Perjanjian/Kontrak di bawah HPS, dengan tetap memperhatikan aspek
Good Corporate Governance (GCG).
c. Apabila proses negosiasi kepada penawar terendah urutan pertama tidak mencapai kesepakatan, maka
dilanjutkan dengan melakukan negosiasi kepada penawar terendah urutan berikutnya.
d. Hasil negosiasi dituangkan kedalam Berita Acara Negosiasi Harga (BANH) yang ditandatangani oleh Pejabat
Pelaksana Pengadaan PLN dan calon penyedia barang/jasa.
Pasal 16
USULAN PENETAPAN PEMENANG
1. Calon pemenang ditentukan atas dasar Nilai Akhir yang tertinggi dari penawaran yang telah dinyatakan lulus
persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud dalam dokumen ini.
2. Dalam hal dua peserta mempunyai Nilai Akhir atau Nilai Penawaran Harga yang sama, maka peserta yang
mempunyai Nilai Bobot Teknis lebih tinggi yang dinyatakan sebagai pemenang.
3. Hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan pemenang lelang;
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan menyusun laporan hasil evaluasi sebagai dasar untuk usulan penetapan pemenang.
5. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang lelang akan diumumkan oleh Pejabat Pelaksana
Pengadaan;
6. Penyedia Barang/Jasa yang ditetapkan sebagai pemenang akan dibuatkan Surat Penunjukan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
Pasal 17
PENETAPAN PEMENANG
1. Pemenang pengadaan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa berdasarkan laporan evaluasi dari Pejabat Pelaksana
Pengadaan dan rekomendasi Value for Money Committee (bila diperlukan).
2. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang pengadaan adalah :
a. Dokumen Pelelangan/RKS beserta addendum (bila ada).
b. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP).
c. Berita Acara laporan hasil evaluasi.
d. Berita Acara Negosiasi Harga.
e. Dokumen penawaran dari calon pemenang pengadaan dan cadangan calon pemenang.
f. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang pengadaan dan mengakibatkan
penawaran/jaminan penawaran habis masa berlakunya, maka diminta kepada seluruh Calon Penyedia
Barang/Jasa pengadaan untuk memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran.
Pasal 18
PENGUMUMAN PEMENANG
1. Pemenang pengadaan akan diumumkan dan diberitahukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada para Calon
Penyedia Barang/Jasa.
2. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan dapat meminta Calon Penyedia Barang/Jasa untuk memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal
Calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran setelah diminta oleh Pejabat
Pelaksana Pengadaan, maka Calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran
dikembalikan.
3. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah diumumkan sebagai Calon Pemenang tidak bersedia
memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan Perjanjian/Kontrak, maka Penyedia
Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
4. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku atau sampai
dengan Perjanjian/Kontrak ditandatangani, maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
5. Bagi Peserta Pelelangan yang tidak menang dapat mengambil Jaminan Penawarannya kembali.
Pasal 19
SANGGAHAN
1. Untuk menjamin adanya transparansi dan perlakuan yang sama (equal treatment) dalam setiap Pengadaan
Barang/Jasa, maka Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas pengumuman pemenang pengadaan
berhak untuk mengajukan sanggahan secara tertulis disertai bukti-bukti kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan
disertai Pakta Integritas dari penyanggah.
2. Sanggahan hanya yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan pengadaan dengan prosedur atau tata cara
pengadaan dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
3. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diumumkannya Pemenang Pengadaan.
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan jawaban atas sanggahan tersebut selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggahan.
5. Dalam hal sanggahan ditolak oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan, maka calon Penyedia barang/jasa dapat
mengajukan sanggah banding kepada Pengguna Barang/Jasa disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan
terhadap ketentuan-ketentuan pengadaan.
6. Sanggah Banding diajukan kepada Pengguna Barang/Jasa dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya jawaban sanggah.
7. Pengguna Barang/Jasa wajib menyampaikan jawaban atas sanggah banding tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggah banding.
8. Jawaban sanggah banding dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final dan mengikat.
9. Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Dokumen
Pelelangan/RKS, maka dilakukan pemasukan ulang penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang sama.
b. Apabila terjadi rekayasa antara pihak internal PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon
Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai serta
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut dan
memasukkan Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut ke dalam Daftar Hitam (Black List) PLN.
10. Sanggahan yang disampaikan pihak lain diluar Calon Penyedia Barang/Jasa tidak akan dijawab.
11. Calon Penyedia Barang/Jasa yang menggunakan pihak lain untuk menyampaikan sanggahan dan/atau
mempengaruhi pihak PLN, akan menjadi catatan itikad tidak baik atas Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut di DPT.
12. Sanggah dan Sanggah Banding tidak menghentikan Proses Pengadaan Barang/Jasa.
13. Sanggah banding yang dinyatakan tidak benar akan menjadi catatan tidak beritikad baik atas kinerja penyanggah
di DPT.
Pasal 20
PENUNJUKAN PEMENANG
1. Pengguna Barang/Jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), dengan ketentuan :
a. Tidak ada sanggahan atau sanggah banding dari Calon Penyedia Barang/Jasa.
b. Sanggahan yang diterima Pejabat Pelaksana Pengadaan dalam masa sanggah ternyata tidak benar.
c. Sanggah banding yang diterima Pengguna Barang/Jasa dalam masa sanggah banding ternyata tidak benar.
d. Sanggahan yang diterima melewati waktu masa sanggah; atau
e. Sanggah banding diterima melewati waktu masa sanggah banding.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa wajib menerima keputusan tersebut.
Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri maka jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan dicairkan dan menjadi milik PLN serta dimasukkan dalam Daftar Hitam (Black List) PLN, dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan pertama yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa mengundurkan
diri atau tidak dapat memenuhi persyaratan sesuai Dokumen Pelelangan/RKS, maka penunjukan Penyedia
Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa urutan kedua (apabila ada) sesuai dengan harga
penawarannya, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penetapan pemenang pengadaan urutan kedua tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa.
b. Masa berlaku penawaran dan Jaminan Penawaran Calon Pemenang Pengadaan urutan kedua masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya atau apabila sudah tidak berlaku terlebih dahulu memperpanjang
masa berlaku penawaran dan menyerahkan Jaminan Penawaran yang baru.
4. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan kedua mengundurkan diri atau tidak dapat memenuhi persyaratan
sesuai Dokumen Pelelangan/RKS, maka penunjukan Penyedia Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon
Pemenang urutan ketiga (apabila ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan :
a. Penetapan Pemenang Pengadaan urutan ketiga tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa.
b. Masa berlaku penawaran dan Jaminan Penawaran Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya atau apabila sudah tidak berlaku terlebih dahulu memperpanjang
masa berlaku penawaran dan menyerahkan Jaminan Penawaran yang baru.
c. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga mengundurkan diri, maka Pengadaan dinyatakan GAGAL.
5. SPPBJ dibuat setelah masa sanggah dilewati dan segera disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
6. Bagi Peserta Pelelangan yang tidak menang dapat mengambil Jaminan Penawarannya kembali.
Pasal 21
PENARIKAN DIRI PESERTA PELELANGAN
1. Penarikan diri sebagai peserta pelelangan hanya dapat dilakukan sebelum pemasukan dokumen penawaran.
2. Penarikan diri setelah pembukaan penawaran mengakibatkan Jaminan Penawaran yang telah diserahkan akan
dicairkan dan menjadi milik PT. PLN (Persero).
3. Peserta pelelangan yang dinyatakan sebagai pemenang wajib menerima penunjukan sebagai pelaksana pekerjaan
ini dan apabila mengundurkan diri maka Jaminan Penawaran yang telah diserahkan akan dicairkan dan menjadi
milik PT. PLN (Persero). Disamping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan kepada Kas
PLN, Penyedia Barang/Jasa tersebut didaftarkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut
serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kecuali alasan pengunduran diri
tersebut dapat diterima secara objektif oleh Pengguna Barang/Jasa.
Pasal 22
PENGADAAN GAGAL DAN PENGADAAN ULANG
1. Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan upaya agar pengadaan tidak gagal,
dengan melakukan langkah sesuai professional judgement, antara lain negosiasi langsung dengan Calon Penyedia
Barang/Jasa peserta pengadaan atau Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak Perusahaan
BUMN/Perusahaan Terafiliasi PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN.
2. Dalam hal langkah tersebut tidak dapat dilakukan, maka Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Wakil Pengguna
Barang/Jasa dapat mengajukan justifikasi kepada Pengguna Barang/Jasa melalui review dan rekomendasi Value for
Money Committee (bila diperlukan) untuk menyatakan Pengadaan Gagal.
3. Pengguna Barang/Jasa menyatakan Pengadaan Gagal, dalam hal :
a. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil mencapai kesepakatan.
b. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
c. Terjadi perubahan rencana kerja dan mengakibatkan perubahan kebutuhan barang/jasa.
d. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil menurunkan harga penawaran maksimal sama dengan HPS.
e. Adanya indikasi kuat terjadi persaingan usaha yang tidak sehat.
f. Adanya indikasi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
g. Sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa ternyata benar.
h. Berdasarkan rekomendasi dari Value for Money Committee atas usulan Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Pengawasan, atau Pejabat lain yang terkait.
i. Akibat adanya penetapan pengadilan.
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan pemberitahuan Pengadaan Gagal kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa.
5. Setelah ditetapkan Pengadaan Gagal, maka Pengguna Barang/Jasa menugaskan Pejabat Pelaksana Pengadaan
untuk melakukan pengadaan ulang, dengan atau tanpa revisi Dokumen Pelelangan/RKS untuk disesuaikan dengan
penyebab Pengadaan Gagal.
6. Dalam hal terjadi revisi Dokumen Pelelangan/RKS, maka revisi Dokumen Pelelangan/RKS dilakukan oleh Pejabat
Perencana Pengadaan.
7. Pengguna Barang/Jasa tidak memberikan ganti rugi kepada Calon Penyedia Barang/Jasa apabila penawarannya
ditolak atau pengadaan dinyatakan gagal.
8. Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal, Pejabat Pelaksana Pengadaan setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Barang/Jasa dapat melakukan :
Pasal 23
CONTRACT DISCUSSED AGREEMENT (CDA)
1. Diskusi Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan dalam rangka membuat konsep Perjanjian/Kontrak yang mutakhir.
2. Kesepakatan diskusi kontrak dapat dilaksanakan sepanjang tidak berpengaruh terhadap hasil evaluasi yang
dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
3. Kesepakatan diskusi kontrak dilaksanakan setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan
sebelum ditandatanganinya kontrak antara Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
4. Diskusi Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan setelah rekomendasi dari Value for Money Committee (bila diperlukan)
untuk menunjuk pemenang dan sebelum dilakukan penandatanganan Perjanjian/Kontrak.
5. Kesepakatan diskusi kontrak bersifat final dan akan dituangkan di dalam Perjanjian/Kontrak.
6. Pejabat Pelaksana Pengadaan harus memastikan tidak ada konflik kepentingan.
7. Beberapa hal berikut dapat didiskusikan dan dinegosiasikan sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak antara
lain :
a. Aspek Teknis : garansi, after sale service, life cycle support maintenance agreements, quality output issues.
b. Syarat khusus : jenis jaminan, asuransi, jadwal pembayaran.
c. Manajemen informasi : frekuensi dan isi dari laporan; kriteria penerimaan suatu kemajuan (milestones).
d. Jadwal/Time frames : durasi Perjanjian/Kontrak, key milestones, delivery dates, response times.
e. Insentif kinerja : cost incentives, delivery incentives, quality incentives.
f. Personalia : key team members, focal points, subcontracting arrangements.
BAB III
DOKUMEN PENAWARAN
Pasal 24
PERSYARATAN DOKUMEN PENAWARAN
DOKUMEN PENAWARAN
Pekerjaan : ...................................
RKS No. : ...................................
Pengirim : PT/CV.........................
ASLI/ COPY Alamat : ...................................
BAB IV
JAMINAN-JAMINAN
Pasal 25
KETENTUAN JAMINAN PENAWARAN
1. Khusus untuk jaminan penawaran, dapat diterbitkan oleh Bank Umum (kecuali Bank CIMB NIAGA), Lembaga
Pembiayaan Eksport Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond dan dinyatakan
lulus atau diakui oleh Direksi PT PLN (Persero).
Adapun Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond dan dinyatakan lulus atau diakui oleh Direksi
PT PLN (Persero) berdasarkan Surat PT PLN (Persero) Kantor Pusat nomor 2058/548/DIR/2014 tanggal 15 April
2014 diantaranya adalah :
BATASAN NILAI
KLASIFIKASI NAMA PERUSAHAAN
KONTRAK
I PT. ASURANSI KREDIT INDONESIA (ASKRINDO) Semua Nilai
PT. ASURANSI JASA TANIA, Tbk
PT. ASURANSI TUGU KRESNA PRATAMA
PT. ASURANSI UMUM VIDEI
PT. ASURANSI CENTRAL ASIA
PT. ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)
PT. ASURANSI MEGA PRATAMA
PT. ASURANSI JASA RAHARJA PUTERA
II PT. ASURANSI PAROLAMAS s/d Rp 200 Milyar
PT. ASURANSI WAHANA TATA
PT. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA, Tbk
PT. BOSOWA ASURANSI
PT. ASURANSI INTRA ASIA
PT. ASURANSI RAYA
III PT. ASURANSI BINAGRIYA UPAKARA s/d Rp 100 Milyar
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA, Tbk
2. Jaminan penawaran yang disampaikan harus sesuai format Garansi Bank Jaminan Penawaran (Lampiran 10)
3. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimal sebesar 1 % (satu persen) dari nilai penawaran.
4. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
5. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
6. Masa berlaku jaminan penawaran sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa berlaku
penawaran atau minimum 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Pembukaan Surat Penawaran.
7. Jaminan penawaran yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
8. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), kecuali :
a. Untuk Pemenang Pengadaan ditukar dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada saat akan menandatangani
Perjanjian/Kontrak.
b. Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan seterusnya akan dikembalikan setelah Perjanjian/Kontrak
ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
9. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dapat meminta calon Penyedia Barang/Jasa untuk
memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang
Jaminan Penawaran setelah diminta oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran
dikembalikan.
10. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa yang telah diumumkan sebagai calon Pemenang tidak bersedia
memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan Perjanjian/Kontrak, maka calon Penyedia
Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku atau sampai
dengan Perjanjian/Kontrak ditandatangani, maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Jaminan Pelaksanaan harus diserahkan ke Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak, dan dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak
bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia
Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
13. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
14. Jaminan Penawaran tidak dipersyaratkan untuk Nilai Penawaran pekerjaan sampai dengan Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
Pasal 26
KETENTUAN JAMINAN PELAKSANAAN
1. Khusus untuk Jaminan Pelaksanaan atau Bank Garansi diterbitkan oleh Bank Umum yang telah dinyatakan lulus
oleh Direksi PLN kecuali Bank CIMB NIAGA (sesuai Surat Pemberitahuan dari PLN Pusat no.3333/041/DIR/2013
tanggal 13 Mei 2013).
2. Jaminan pelaksanaan yang disampaikan harus sesuai format Garansi Bank Jaminan Pelaksanaan (lampiran 11).
3. Jaminan Pelaksanaan pada prinsipnya untuk menjamin unjuk kerja (performance) dari Barang/Jasa yang
diperjanjikan.
4. Jaminan Pelaksanaan harus dicantumkan didalam Perjanjian/Kontrak.
5. Jaminan Pelaksanaan minimal sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian/Kontrak, yang dikenakan pada saat
penandatanganan Perjanjian/Kontrak dan diserahkan ke Pengguna barang/jasa PT PLN (Persero) Wilayah Papua
dan Papua Barat.
6. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
7. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
8. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Perjanjian/Kontrak
sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Perjanjian/Kontrak berakhir (Serah
Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi pekerjaan).
9. Jaminan pelaksanaan yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
10. Jaminan Pelaksanaan diserahkan minimal pada saat Perjanjian/Kontrak ditandatangani dan dapat dikembalikan
setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate (FAC) atau setelah melewati
masa garansi pekerjaan.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta
Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan maka jaminan penawaran yang
bersangkutan akan segera dikembalikan.
13. Jaminan Pelaksanaan bersifat tanpa syarat (unconditional) dan tidak dapat dialihkan (non-transferable).
14. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN apabila Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan
dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
15. Dalam hal terjadi perpanjangan waktu penyelesaian Pekerjaan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak yang
dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib memperpanjang masa
berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Amandemen/Adendum
Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Amandemen/Adendum Kontrak
berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi
pekerjaan).
16. Dalam hal terjadi pekerjaan tambah yang mengakibatkan perubahan nilai kontrak atas dasar kesepakatan kedua
belah pihak yang dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib
memperpanjang masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan
Amandemen/Adendum Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan
Amandemen/Adendum Kontrak berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau
setelah melewati masa garansi pekerjaan) begitu juga dengan nilai nominal jaminan pelaksanaan.
17. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pelaksanaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
menjadi milik PLN.
18. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak masih berlaku maka Jaminan
Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN.
19. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN dalam hal :
a. Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
b. Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak atau Amandemen/Adendum Kontrak
masih berlaku.
c. Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pelaksanaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri.
20. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
21. Jaminan Pelaksanaan tidak dipersyaratkan untuk Nilai Perjanjian/Kontrak pekerjaan sampai dengan Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 27
KETENTUAN JAMINAN PEMELIHARAAN
1. Jaminan Pemeliharaan (maintenence bond) atau Bank Garansi diterbitkan oleh Bank Umum / Bank Asing yang
beroperasi di indonesia kecuali bank perkrediatan rakyat dan perusahaan asuransi
2. Jaminan pemeliharaan yang disampaikan harus sesuai format Garansi Bank Jaminan Pemeliharaan (lampiran 12).
3. Jaminan Pemeliharaan pada prinsipnya memuat kesanggupan penyedia barang dan jasa untuk membayar
sejumlah uang kepada pengguna barang/jasa apabila penyedia barang/jasa tidak sanggup memperbaiki
kerusakan-kerusakan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai sesuai yang diperjanjikan dalam kontrak.
4. Jaminan Pemeliharaan harus dicantumkan didalam Perjanjian/Kontrak.
5. Jaminan Pemeliharaan minimal sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian/Kontrak, yang dikenakan pada
saat penandatanganan Perjanjian/Kontrak dan diserahkan ke Pengguna barang/jasa PT PLN (Persero) Wilayah
Papua dan Papua Barat.
6. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
7. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
8. Jaminan Pemeliharaan berlaku sejak ditanda tangani Berita Acara Serah Terima Perkerjaan Pertama sampai
dengan pada saat masa pemeliharaan selesai.
9. Jangka waktu jaminan pemeliharaan akan ditentukan oleh Pengguna Barang/Jasa sesuai kualifikasi dan spesifikasi
suatu pekerjaan.
10. Jaminan Pemeliharaan diserahkan minimal sebelum batas waktu jaminan pelaksanaan Perjanjian/Kontrak berakhir
dan dapat dikembalikan setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate (FAC)
atau setelah melewati masa garansi pekerjaan.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebelum
penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta
Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Pada saat jaminan pemeliharaan diterima oleh Pengguna Barang/jasa maka jaminan pelaksanaan yang
bersangkutan akan dikembalikan setelah pekerjaan dinyatakan selesai dan dikembalikan oleh Pengguna
Barang/jasa.
13. Jaminan Pemeliharaan bersifat tanpa syarat (unconditional) dan tidak dapat dialihkan (non-transferable).
14. Jaminan Pemeliharaan dicairkan dan menjadi milik PLN apabila Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan
dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
15. Dalam hal terjadi perpanjangan waktu penyelesaian Pekerjaan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak yang
dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib memperpanjang masa
berlaku jaminan pemeliharaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Amandemen/Adendum
Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Amandemen/Adendum Kontrak
berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi
pekerjaan).
16. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pemeliharaan setelah diminta oleh
Pengguana Barang/jasa maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Pelaksanaan
dicairkan dan menjadi milik PLN.
17. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak masih berlaku maka Jaminan
Pemeliharaan dicairkan dan menjadi milik PLN.
18. Jaminan Pemeliharaan dicairkan dan menjadi milik PLN dalam hal :
a. Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
b. Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak atau Amandemen/Adendum Kontrak
masih berlaku.
c. Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pemeliharaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri.
19. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
20. Jaminan Pemeliharaan tidak dipersyaratkan untuk Nilai Perjanjian/Kontrak pekerjaan sampai dengan Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB V
SYARAT TEKNIS
Pasal 28
BARANG DAN PERALATAN KERJA
1. Penyedia Barang/Jasa memiliki kemampuan menyediakan Barang, Peralatan Kerja dan Tenaga Kerja yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Peralatan kerja dan tenaga kerja yang dalam penilaian Direksi Pekerjaan perlu ditambah atau diganti harus segera
dipenuhi atas permintaan tertulis dari Direksi pekerjaan.
Pasal 29
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2) DAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
3. Sanksi
a. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian Mitra Kerja dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, maka Mitra Kerja bertanggung jawab secara penuh untuk menyelesaikan segala
permasalahan yang ditimbulkan akibat kecelakaan tersebut.
b. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian Pelaksana Pekerjaan dari Mitra Kerja, maka Pelaksana
Pekerjaan tersebut bertanggung jawab secara penuh atas akibat kecelakaan tersebut.
c. Apabila terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian Mitra Kerja dalam penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka PT PLN (Persero) berhak mengevaluasi, memutus perjanjian
barang dan jasa yang sedang berlangsung secara sepihak serta memasukkan Mitra Kerja tersebut pada Daftar
Hitam (black list) perusahaan
Pasal 30
SPESIFIKASI TEKNIK
Material yang akan diadakan mempunyai spesifikasi keaslian barang, 100% baru dan bebas dari cacat baik yang tampak
maupun tersembunyi serta Surat Jaminan mutu barang dan hasil uji tes LMK dari Jasa Sertifikasi.
I. RECLOSER
1. Standarisasi
Recloser harus dibuat dan ditest sesuai dengan standar IEC 62271-111 Overhead ,pad mounted, dry vault, and
submersible automatic circuit reclosers and fault interrupting for alternating current systems up to 38 kV.
2. Standar Tambahan
ANSI C37.60 Automatic Circuit Reclosers and Fault Interrupters. Harus melampirkan sertifikasi dari LMK dan sebagai
tambahan sertifikasi dari laboratorium independen seperti (Powertech, XIHARI, EETI).
3. Referensi Pekerjaan
Peralatan harus sudah terpasang dilingkungan PT .PLN (Persero) minimal di tiga (3) wilayah yang berbeda yang
dibuktikan dengan surat referensi pekerjaan ataupun kontrak/ SPK terkait.
4. Quality
Sertifikasi ISO 9001.
5. Iklim
Peralatan inI direncanakan dan dibuat untuk dapat dipergunakan sesuai dengan iklim di Indonesia.
Geografis : daerah katulistiwa
Ketinggian : kurang dari 3000 meter dari permukaan laut
Kelembaban : 80 % s/d 100 %
0 0
Suhu : 16 C – 40 C
0
Suhu rata – rata : 30 C
Tegangan nominal : 24 kV
Basic Insulation Level (BIL) : 125 kV
Frekuensi : 50 Hz
Power freq. withstand : 50 kV
Radio Noise Limit : 100 µV @ 16.4 kV
Arus nominal : 630 A
Arus interrupting, rms sym : 12.5 kA
Arus pemasukan, asym peak : 31.5 kA
Media Interrupter : Vacuum
Temperatur kerja : -30 ... +50 C
Kelembaban : 98 %
Mechanical life (min. operasi) : 10.000 kali
Operating Duty : Open Max 0.3 sec Close 3 min CO
Tegangan Kontrol : 24 V/48 V DC
Back Up Control : 24 V/48 V DC (minimal 10 jam)
Supply PT Outdoor : 20.000/220 V ± 5%, 500 VA
CT : 1000/1 A
Berat : maksimum 200 kg
Konstruksi : 1 Tiang
1. Standarisasi
Kontrol recloser harus didisain dan ditest untuk memenuhi standarisasi seperti tersebut di bawah ini :
- ANSI/IEEE C37.60-1981.
- C37.61-1973 (ANSI) 321-1973 (IEEE).
- ANSI/IEEE C37.90.1-1989.
- IEC-68-2-30.
- ANSI C37.90.2.
- NSTA Standard ASTM D-999.
2. Fitur
- Kontrol harus terhubung dengan kabel ke Recloser dan dapat ditempatkan secara remote dari Recloser. Kontrol
harus terlindungi oleh kabinet yang terbuat sedemikian rupa sehingga tidak dapat dimasuki air, debu, minyak,
binatang.
- Temperatur operasi berkisar antara -40C hingga +65C, ambient.
- Kontrol beroperasi dengan sumber tegangan external 220 ± 5% VAC, 50 Hz. Battery dengan tegangan 24 V/48 V
DC, minimal harus mampu 10 jam tersedia sebagai back up operasi control jika sumber tegangan hilang.
- Kontrol harus mampu memantau kondisi charge dan discharge battery tersebut dan memperlihatkan
dipanel control.
- Jika sumber tegangan belum ada juga hingga batas waktu discharge battery yang diizinkan terlewati, maka
kontrol harus mati secara otomatis (hibernasi).
- Kontrol harus dilengkapi dengan indikasi hilangnya sumber tegangan external.
- Kontrol harus dapat dipasang pada tiang dan dapat diakses dari dua sisi cabinet kontrol, yaitu dari sisi depan dan
belakang.
- Operasi manual trip dan lockout serta manual close dari recloser dilakukan dengan tombol push button yang ada
pada bagian depan panel control.
- Bagian depan panel kontrol harus dilengkapi dengan tombol-tombol untuk mengontrol dan memonitor akses
langsung seperti tersebut di bawah ini :
Besaran Metering.
Setting.
Alarm Kejadian.
Rekaman Kejadian (Event).
Reset.
Counter.
- Kontrol harus memiliki tombol-tombol fungsi yang terletak di bagian depan panel untuk mengontrol status-
status seperti berikut :
Fungsi Ground Trip Normal/Block.
Fungsi Normal/Non-Reclose.
Fungsi Supervisory ON/OFF.
Fungsi Alternate untuk memilih metode operasi recloser, dengan memiliki kapasitas setidaknya 4 metode
operasi.
Fungsi tambahan optional yang dapat digunakan untuk aplikasi tambahan recloser.
- Kontrol harus memiliki lampu indikator yang terletak pada bagian depan panel untuk menampilkan indikasi lokal
dari fungsi berikut :
Status Kontrol.
Status Power Supply.
Status Lockout.
Recloser Open.
Recloser Closed.
Fault Targets tiap fasa, ground, dan sensitive ground fault.
Alarm.
Indikasi untuk aplikasi tambahan control recloser.
Indikasi tegangan tiap fasa untuk sisi sumber maupun sisi beban (bila diperlukan).
Frequency Trip.
Voltage Trip.
- Kontrol harus dapat diprogram dengan tombol (keypad programmable) dengan menggunakan password proteksi
dan juga dari PC dengan menggunakan software.
- Kontrol harus memiliki empat profile proteksi dimana masing-masing profile harus menyediakan fasilitas-fasilitas
seperti tersebut di bawah ini :
kWh.
PF untuk tiap phasa dan total.
Jika digunakan 1 buah PT, maka control harus mampu melakukan pengukuran semu, dimana 1 PT dianggap
mewakili 3 buah PT.
- Software kontrol harus dilengkapi dengan event recorder minimum 75 event kejadian terakhir yang
menginformasikan jam dan tanggal untuk 25 jenis kejadian berikut dengan besarnya arus untuk semua phasa
maupun ground, dengan resolusi 1 milidetik.
- Kontrol harus mempunyai switch pengaman (Hot Line Tag) yang mematikan fungsi menutup recloser (recloser
close) baik secara remote maupun local dengan komunikasi digital, kecuali manual setempat.
- Kontrol recloser harus dilengkapi software yang dapat dipergunakan untuk membuat fungsi logis (logical
function) yang juga dapat bekerja untuk fungsi recloser itu sendiri serta untuk mengkonfigurasi I/O dan indicator
LED. Logical function yang digunakan diantaranya gerbang OR, AND, NOR, serta fungsi – fungsi logic lainnya.
- Fungsi Logic harus ditunjukkan pada saat pembuktian teknis secara langsung pada peralatannya.
- Kontrol mempunyai I/O yang bisa diprogram pemakaiannya melalui software terpadu.
- Kontrol mempunyai indikator LED yang bisa diprogram pemakaiannya melalui software terpadu.
- Kontrol harus dapat ditest dengan alat test portable (dummy) dengan atau tanpa terhubung dengan recloser.
- Kontrol harus dapat diprogram sehingga recloser dapat difungsikan dengan sistem loop (loop scheme) baik
sebagai recloser feeder maupun recloser open-tie.
- Kontrol harus sudah pernah diimplementasikan secara langsung untuk system loop scheme, yang dibuktikan
dengan copy PO/SPK atau surat keterangan dari Unit PLN.
- Kontrol mempunyai 3 tempat penyimpanan setting (3 Setting bank).
- Maitenance Kontrol dapat dilakukan dari PC/Laptop melalui Serial Komunikasi Port RS232 dan dengan Interface
Software.
- Kontrol harus dilengkapi dengan protocol DNP-3.0, MODBUS, IEC60870-5-101 sehingga siap untuk
diintegrasikan dengan system SCADA.
- Kontrol juga dapat diintegrasi dengan SCADA melalui Radio Data.
Pasal 31
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
a. Dalam Dokumen Pelelangan Barang/Jasa dimuat secara jelas ketentuan dan syarat penggunaan hasil
produksi dalam negeri.
b. Penyedia barang/jasa yang ditunjuk sebagai pemenang pelelangan pekerjaan ini wajib menggunakan
barang/jasa dalam negeri selama barang/jasa dimaksud diproduksi dalam negeri dan mutu barang/jasa dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Calon Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti Pengadaan Barang/Jasa ini agar membuat pernyataan
bermaterai cukup, tentang besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan (self assessment).
d. Para Penyedia Barang/Jasa harus dapat membuktikan kebenaran pernyataan besarnya komponen dalam
negeri barang/jasa dan melampirkan rincian dan nilai bahan baku, baik dari dalam negeri maupun impor, nilai
barang jadi keseluruhan serta daftar nama pemasok.
e. Besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan oleh Penyedia Barang/Jasa dapat diklarifikasi
oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan pada saat evaluasi.
BAB VI
SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
Pasal 32
JENIS SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
a) Jenis perjanjian/kontrak yang akan diberlakukan yaitu Perjanjian/Kontrak Harga Satuan (Unit Price).
b) Semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa.
c) Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
d) Sebelum penandatanganan Surat perjanjian/kontrak, penyedia barang/jasa diwajibkan menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan kontrak minimal sebesar 5% (lima per seratus) dari Nilai perjanjian/kontrak (sudah termasuk PPN
10%) yang diterbitkan oleh Bank Umum yang diakui oleh Pemerintah atau PLN.
e) Nilai dari perjanjian/kontrak pekerjaan ini adalah fixed unit price yang sudah disepakati dimana sudah termasuk
resiko, overhead, keuntungan, asuransi, serta sudah termasuk pajak maupun pembayaran wajib lainnya menurut
peraturan-peraturan yang berlaku.
f) Surat perjanjian/kontrak tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga), dimana 2 (dua) rangkap bermaterai cukup dan
dan 1 (satu) rangkap tanpa menggunakan materai, ditandatangani oleh Pengguna Barang/jasa PT PLN (Persero)
Wilayah Papua dan Papua Barat dan Penyedia Barang/Jasa yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
g) Perpanjangan masa berlaku Surat perjanjian/kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan PT PLN (Persero) Wilayah
Papua dan Papua Barat dan Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 33
SYARAT-SYARAT SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
Pasal 34
HAK DAN KEWAJIBAN
f. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang ditetapkan dalam Perjanjian.
Pasal 35
BAHASA DAN HUKUM
1. Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum yang digunakan dalam Perjanjian/Kontrak.
2. Bahasa Perjanjian/Kontrak harus dalam Bahasa Indonesia dan dalam hal Perjanjian/Kontrak melibatkan pihak
asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Inggris dengan terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Indonesia
dengan terjemahan Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran terhadap klausal di dalam
Perjanjian/Kontrak, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa yang disepakati para pihak.
3. Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia atau pilihan hukum yang disepakati para pihak.
Pasal 36
KORESPONDENSI
1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melaui pos, telex/kawat, internet.
3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan Perjanjian.
4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
Pasal 37
HARGA BARANG/JASA
1. Harga barang/jasa adalah harga satuan barang/jasa yang tercantum dalam Surat Perjanjian/Kontrak dan berlaku
sampai dengan batas akhir Surat Perjanjian/Kontrak dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan para pihak.
2. Harga satuan barang/jasa telah memasukkan harga pengangkutan/transportasi sampai ke lokasi-lokasi yang dituju,
termasuk biaya asuransi.
3. Penyedia Barang/Jasa tidak berhak mengajukan klaim kepada Pengguna Barang/Jasa akibat Penyesuaian atau
kenaikan harga kontrak/Perjanjian, upah tenaga kerja, peralatan, bahan bakar dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini dan atau lain-lainnya.
4. Pelaksana pekerjaan dalam mengajukan penawaran dianggap telah memperhitungkan faktor - faktor seperti
kenaikan harga barang dan upah tenaga kerja yang terjadi sesudah Perjanjian ditandatangani sampai pekerjaan
selesai.
5. Klaim hanya dapat diajukan dalam hal ada ketentuan resmi dari Pemerintah.
Pasal 38
ASURANSI
1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengasuransikan Barang/Jasa Konstruksi yang nilai Perjanjian/Kontraknya lebih dari
Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) atau pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi untuk kepentingan
Pengguna Barang/Jasa dengan jenis asuransi antara lain Marine Cargo, Construction Assurance Risk
(CAR)/Erections Assurance Risk (EAR), Comprehensive Liability, Asuransi Tenaga Kerja sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat dan kondisi, obyek asuransi, harga pertanggungan,
dan ketentuan lainnya dapat diatur dalam Perjanjian/Kontrak.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta persetujuan tertulis kepada Pengguna
Barang/Jasa atas usulan Calon Penanggung (perusahaan asuransi) beserta konsep (draft) syarat-syarat dan kondisi
pertanggungan (asuransi) yang akan dituangkan dalam polis sesuai dengan ketentuan di dalam Perjanjian/Kontrak
dan Polis Asuransi wajib diserahkan kepada Pengguna Barang/Jasa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja
setelah diberikan Persetujuan.
Pasal 39
PERPAJAKAN DAN BEA MATERAI
1. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan
tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam Dokumen Penawaran.
2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran harus
dilakukan penyesuaian.
3. Penyedia Barang/jasa tidak diperkenankan memasukkan perhitungan Pajak dalam Surat Penawaran, kecuali Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %.
4. Sesuai dengan Surat Deputy Direktur Perbendaharaan No.00232/547/DD.BDH/2004 berdasarkan KMK
No.563/KMK.03/2003, terhitung tanggal 13 Januari 2004, PT PLN (Persero) tidak lagi sebagai Wajib Pungut Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), kecuali pajak jasa.
5. Pajak-pajak lainnya sebagai akibat pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa, termasuk Asuransi
Barang.
6. Bea meterai yang timbul akibat dari seluruh pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa.
7. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan perijinan kepada instansi terkait, maka untuk mempercepat
proses pengurusan pajak-pajak / ijin-ijin kepada instansi yang berwenang tersebut akan dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa.
8. Pembayaran untuk pajak-pajak tersebut dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 40
TATA CARA PEMBAYARAN
b. Tahap II (Kedua) yaitu sebesar 5 % dari nilai Perjanjian/kontrak setelah melewati masa pemeliharaan/garansi
pekerjaan, dengan melengkapi persyaratan pembayaran sebagai berikut :
1) Surat Permohonan Permintaan Pembayaran Tahap II.
2) Kwitansi rangkap 3 (tiga), 1 (satu) asli bermaterai 6.000,- dan 2 (dua) copy.
3) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ke-II (kedua).
4) Laporan hasil pelaksanaan Masa Pemeliharaan/Garansi pekerjaan dilengkapi dengan dokumentasi.
7. Pengguna Barang/jasa PLN WP2B dapat menahan atau membatalkan sebagian atau keseluruhan pembayaran,
dalam hal Kegagalan Penyedia Barang/jasa memenuhi persyaratan-persyaratan dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
Pasal 41
PENANDATANGANAN SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
1. Pengguna dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep kontrak meliputi substansi, bahasa/redaksional,
angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak.
2. Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan.
3. Apabila Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan diri atau gagal untuk menandatangani
Perjanjian/Kontrak sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan yang dapat mempengaruhi jadwal pelaksanaan
pekerjaan, maka Pengguna Barang/Jasa membatalkan SPPBJ, jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas PLN, dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep Perjanjian/Kontrak meliputi substansi,
bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen
Perjanjian/Kontrak.
5. Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan segera setelah penetapan Pemenang Pengadaan, kecuali apabila
ada alasan yang dapat diterima oleh Pengguna Barang/Jasa.
6. Jumlah dokumen Perjanjian/Kontrak dibuat sesuai kebutuhan sekurang-kurangnya 3 (Tiga) rangkap
Perjanjian/Kontrak asli, Perjanjian/Kontrak asli pertama untuk Pengguna Barang/Jasa dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa, dan Perjanjian/Kontrak asli kedua untuk Penyedia
Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa. Rangkap kontrak asli
lainnya tanpa dibubuhi materai.
7. Dokumen Perjanjian/Kontrak dapat digandakan/diperbanyak sesuai kebutuhan para pihak.
8. Segala biaya yang timbul dalam penyusunan dan penggandaan dokumen perjanjian/kontrak menjadi beban
Penyedia Barang/jasa.
9. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh atau sebagian pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disub-kontrakkan kepada Penyedia
Barang/Jasa yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut dengan persetujuan Pengguna Barang/Jasa.
10. Setelah Perjanjian/Kontrak ditandatangani, dilakukan pemberitahuan kepada seluruh peserta pengadaan
mengenai penandatanganan Perjanjian/Kontrak dengan Pemenang Pengadaan. Pemberitahuan dapat dilakukan di
portal e_procurement PLN atau secara tertulis.
Pasal 42
ADENDUM/AMANDEMEN SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
c. Pengguna Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan Perjanjian/Kontrak dari Penyedia
Barang/Jasa selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;
d. Atas usulan perubahan Perjanjian/Kontrak, dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita acara hasil
negosiasi;
e. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
Pasal 43
PENGAWASAN ATAU PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Pengawasan adalah ketentuan tentang kewenangan Pengguna Barang/Jasa melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak Penyedia
Barang/Jasa.
2. Apabila diperlukan oleh Pengguna Barang/Jasa karena Pengguna Barang/Jasa tidak dapat melakukan pemeriksaan
atau pengawasan, maka Pengguna Barang/Jasa dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan
pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa.
3. Hasil pemeriksaan pekerjaan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila hasil pemeriksaan pekerjaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Perjanjian/Kontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, kuantitas),
maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan Perjanjian/Kontrak yang ditindaklanjuti
dengan pembuatan Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
4. Selanjutnya pemeriksaan pekerjaan bersama dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaan pekerjaan untuk
menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayarkan.
Pasal 44
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PENUTUPAN PERJANJIAN/KONTRAK
Pasal 45
PEMUTUSAN PERJANJIAN/KONTRAK
1. Pemutusan Perjanjian/Kontrak adalah ketentuan mengenai kapan Perjanjian/Kontrak dapat diputuskan, dibagi dua
yaitu :
a. Pemutusan Perjanjian/Kontrak oleh pihak Penyedia Barang/Jasa.
b. Pemutusan Perjanjian/Kontrak oleh pihak Pengguna Barang/Jasa.
2. Penghentian, Pemutusan dan Pengakhiran Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan apabila, mana yang terjadi lebih
dahulu :
a. Kesepakatan secara tertulis Para Pihak.
b. Pengakhiran secara sepihak oleh salah satu Pihak akibat adanya wanprestasi dari pihak lainnya.
c. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan yaitu pada saat selesainya masa pelaksanaan kontrak atau sampai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, termasuk telah diselesaikannya hak dan kewajiban para
pihak sesuai ketentuan dalam Perjanjian/Kontrak.
d. Adanya putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, yang menyatakan Perjanjian/Kontrak
berakhir.
e. Penghentian Perjanjian/Kontrak (suspension of contract) dalam hal terjadi peristiwa yang berada di luar
kekuasaan para pihak yang mengakibatkan para pihak tidak mungkin melaksanakan kewajiban yang ditentukan
dalam Perjanjian/Kontrak yang disebabkan oleh Keadaan Kahar (Force Majeure) atau keadaan yang ditetapkan
dalam Perjanjian/Kontrak.
f. Pemutusan Perjanjian/Kontrak (termination of contract) dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam Perjanjian/Kontrak.
g. Pengguna Barang/Jasa dapat memutuskan Perjanjian/Kontrak secara sepihak, apabila denda keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Penyedia Barang/Jasa sudah melampaui besarnya Jaminan
Pelaksanaan atau maksimum denda keterlambatan, setelah memberikan peringatan ketiga atas keterlambatan
pelaksanaan Perjanjian/Kontrak atau apabila Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang jaminan
pelaksanaan.
h. Pemutusan Perjanjian/Kontrak yang disebabkan oleh kesalahan Pengguna Barang/Jasa, dikenakan sanksi
berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa Penyedia Barang/Jasa sesuai yang ditetapkan dalam
Perjanjian/Kontrak dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Dalam hal terbukti adanya praktek persekongkolan, korupsi, kecurangan dan pemalsuan dalam proses
pengadaan/pelaksanaan Perjanjian/Kontrak, Pengguna Barang/Jasa wajib membatalkan proses pengadaan dan
memutuskan pelaksanaan Perjanjian/Kontrak.
Pasal 46
SANKSI DAN DENDA KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Sanksi atau denda yang diberikan kepada pihak Penyedia Barang/Jasa jika terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan dari batas waktu yang telah ditentukan sesuai yang diatur dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
2. Denda Keterlambatan tersebut akan langsung dikurangi dari nilai tagihan Penyedia Barang/jasa.
3. Besarnya denda keterlambatan kepada Penyedia Barang/Jasa atas keterlambatan menyelesaikan pekerjaan adalah
1 ‰ (satu per seribu) dari harga Perjanjian/Kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan nilai maksimum 5%
(lima per seratus) dari harga Perjanjian/Kontrak atau sebesar nilai Jaminan Pelaksanaan dari harga
Perjanjian/Kontrak.
4. Apabila denda maksimum 5% (lima perseratus) telah tercapai dan sudah melampaui besarnya jaminan
pelaksanaan, Pemberi Tugas dapat memutuskan perjanjian setelah memberikan surat peringatan pertama sampai
dengan surat peringatan ketiga.
5. Apabila denda maksimum dan surat peringatan ketiga telah tercapai dan pelaksana pekerjaan belum dapat
menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka pemberi tugas dapat melakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak
dan mengalihkan tugas kepada pihak lain dan segala kerugian yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa serta Jaminan pelaksanaan di cairkan oleh Pengguna barang/jasa, dan dapat dikenakan sanksi daftar
hitam (Black list) yaitu berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di PLN selama 2 (dua)
tahun kalender.
6. Perhitungan sanksi atau denda keterlambatan tidak berlaku apabila akibat yang disebabkan oleh keadaan kahar
(force majeur).
7. Apabila penyedia barang/jasa melakukan ketidakjujuran, manipulasi data, kesalahan, kelalaian, dalam
melaksanakan pekerjaan ini, maka terhadap Penyedia Barang/Jasa akan dikenakan sanksi berupa :
a. Teguran tertulis.
b. Pemutusan hubungan kerja.
c. Tidak diberikan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang sama pada periode berikut.
d. Tidak diberikan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lain di PLN sesuai keputusan PLN.
Pasal 47
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Pengguna barang/jasa dan Penyedia Barang/Jasa sepakat bahwa setiap dan semua perselisihan yang timbul
sebagai akibat dari penafsiran dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini harus diberitahukan dan disampaikan secara
tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya tentang permasalahan perselisihan yang timbul.
2. Pemberitahuan dari pihak lainnya sebagaimana disebut ayat (1) pasal ini akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penerimaan pemberitahuan yang
disampaikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnnya.
3. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tercapai kesepakatan oleh Pengguna barang/jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, maka dibuatkan berita acaranya yang ditandatangani oleh Pengguna barang/jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, dan jika dianggap perlu oleh Pengguna barang/jasa dan Penyedia Barang/Jasa dilakukan
addendum Perjanjian ini.
4. Apabila penyelesaian perselisihan pendapat dengan cara musyawarah sebagaimana tersebut ayat (2) Pasal ini
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, maka Pengguna barang/jasa dan Penyedia
Barang/Jasa sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan pendapat tersebut kepada Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) sesuai dengan tatacara dan peraturan yang berlaku di BANI dan keputusannya bersifat
final dan mengikat.
5. Sebelum mendapat keputusan yang bersifat final dan mengikat dari BANI, Pengguna barang/jasa dan Penyedia
Barang/Jasa wajib melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan pengaturan dalam Kontrak Perjanjian.
Pasal 48
PEMBEBASAN DARI TUNTUTAN
1. Penyedia barang/jasa menjamin bahwa pekerjaan yang dilaksanakan tidak bertentangan dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
2. Apabila dikemudian hari PLN mendapat tuntutan/gugatan dari pihak lain yang menyatakan mempunyai hak
terlebih dahulu atau mempunyai hak atas pekerjaan yang diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa atau mempunyai
hak-hak lain atas pekerjaan dimaksud, maka semua kerugian yang dialami oleh PLN sebagai akibat dari
tuntutan/gugatan dimaksud menjadi beban dan tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 49
MANAJEMEN KINERJA PENYEDIA BARANG/JASA
1. Pejabat Perencana Pengadaan dan Wakil Pengguna Barang/Jasa bertanggung jawab memantau kinerja Penyedia
Barang/Jasa dan menyiapkan Laporan Kinerja Penyedia Barang/Jasa untuk dimutakhirkan pada DPT.
2. Pengenaan Sanksi / Black List kepada Penyedia Barang/Jasa dilaksanakan berdasarkan ketentuan Sanksi/Black List
yang berlaku di PLN.
BAB VII
PENUTUP
Bila terdapat keragu-keraguan dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam RKS, maka Peserta Pengadaan dapat
menanyakan kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan pada saat diadakan Rapat Penjelasan. Hasil dari Rapat penjelasan
pengadaan akan dicantumkan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan, dan hal-hal yang tidak ditanyakan pada saat rapat
penjelasan dianggap penyedia barang dan jasa telah mengetahui betul maksud serta tujuan yang terangkum dam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Hal-hal yang belum tercantum dalam dokumen pelelangan ini, akan dilaksanakan menurut kelaziman, normalisasi dan
ketentuan/peraturan yang berlaku dan akan diatur dalam suatu Addendum atau dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan yang akan merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari dokumen ini.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini di buat untuk dapat dipakai sebagai bahan pedoman bersama demi
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Disusun Oleh ;
Disahkan Oleh :
Pengguna Barang/Jasa
PT PLN (Persero) Wilayah Papua & Papua Barat
YOHANES SUKRISLISMONO
General Manager
LAMPIRAN
KOP PERUSAHAAN
PAKTA INTEGRITAS
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pengadaan dan Pemasangan Recloser lokasi PT PLN (Persero) Area Jayapura, Area Biak, Area Manokwari dan Area
Timika, maka untuk mewujudkan Pengadaan Barang/Jasa di PLN yang efisien, efektif, kompetitif, transparan, akuntabel,
adil dan wajar maka saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero), dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa.
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama/saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung diantara Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan, Pejabat
Pelaksana Pengadaan, Value For Money Committee, pihak lain di internal PLN yang terkait dan para Calon
Penyedia Barang/Jasa lain untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
3. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.
4. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) para pihak yang terkait
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa, baik langsung maupun tidak langsung, yang merugikan kepentingan
Pengguna Barang/Jasa PT PLN (Persero).
5. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan.
6. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan
berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa.
7. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Direktur
Catatan :
Cantumkan tanda tangan dan nama wakil sah penyedia barang/jasa perseorangan. Jika kemitraan maka cantumkan
tandatangan dan nama setiap anggota kemitraan.
KOP PERUSAHAAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan dilaksanakan oleh PT PLN (Persero)
Wilayah Papua Dan Papua Barat Tahun Anggaran 2015, maka dengan ini saya menyatakan berminat untuk mengikuti
proses pengadaan Pekerjaan “Pengadaan dan Pemasangan Recloser lokasi PT PLN (Persero) Area Jayapura, Area Biak,
Area Manokwari dan Area Timika” sampai dengan selesai.
Demikianlah pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaraan dan rasa tanggung jawab.
… … ……, … … … … … .20…
PT/CV/Firma/Konsorsium … … … ...
Materai
Rp. 6.000,-
Tanggal
dan cap
perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
1) Pemimpin / Direktur Utama Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur Utama yang nama kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama
KOP PERUSAHAAN
1. Komisaris
No. Nama No. KTP Jabatan dalam perusahaan
1. ......................................... ................................. ....................................................
2. ......................................... ................................. ....................................................
3. ......................................... ................................. ....................................................
dst
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda
Tangan
Dan Cap
Perusahaa
n
(Nama Jelas)
Direktur
Catatan :
Cantumkan tanda tangan dan nama wakil sah penyedia barang/jasa perseorangan. Jika kemitraan maka cantumkan
tandatangan dan nama setiap anggota kemitraan.
KOP PERUSAHAAN
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pengadaan dan Pemasangan Recloser lokasi PT PLN (Persero) Area Jayapura, Area Biak, Area Manokwari dan Area
Timika.
Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh data yang saya berikan dalam dokumen penawaran dan dokumen
pendukung lainnya adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.
Apabila dikemudian hari diketahui data atau dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya
bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan
ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 5 Contoh - Surat Pernyataan Tidak Keberatan Pelelangan Batal Atau Gagal
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
TIDAK KEBERATAN PELELANGAN BATAL ATAU GAGAL
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pengadaan dan Pemasangan Recloser lokasi PT PLN (Persero) Area Jayapura, Area Biak, Area Manokwari dan Area
Timika.
Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 6 Contoh - Surat Pernyataan Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut atau
tidak dinyatakan pailit
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pengadaan dan Pemasangan Recloser lokasi PT PLN (Persero) Area Jayapura, Area Biak, Area Manokwari dan Area
Timika.
Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab. Apabila dikemudian hari
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi administrasi
yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa
di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab. Apabila dikemudian hari
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi administrasi
yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa
di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
a. Data Administrasi
1. NAMA (PT/CV/Firma/Koperasi/ : ................................................................
Perorangan)
b. Ijin Usaha
No. SIUP/SIUJK/SIUI* : ................................ Tanggal....................
Masa berlaku Ijin Usaha : s/d tanggal................................................
Bidang Usaha & Sub Bidang Usaha : ..................................................................
Kualifikasi Grade : ..................................................................
Instansi Pemberi Ijin Usaha : ..................................................................
*) Pilih yang sesuai dan sebutkan semua izin usaha yang dimiliki
d. Pengurus
1. Komisaris (untuk PT)
No. Nama No. KTP Jabatan dalam perusahaan
1. ......................................... ................................. ....................................................
2. ......................................... ................................. ....................................................
3. ......................................... ................................. ....................................................
dst
e. Data Keuangan
2. Pajak
f. Data Personalia
g. Data Peralatan/Perlengkapan
Catatan : Bila diperlukan dapat dibuat rincian tersendiri untuk setiap jenis dan bukti-bukti surat kepemilikan
Harus dapat ditunjukkan pada waktu diperlukan.
Pemberi Tugas /
Kontrak Progres terakhir
Pengguna Barang/Jasa
Bidang Sub Bidang
No Lokasi Nomor Prestasi
Pekerjaan Pekerjaan Alamat dan
Nama & Nilai Tanggal Kerja
Telepon
Tanggal (%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.
2.
3.
dst
a. Data Account :
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Di –
JAYAPURA
PT/CV/Firma...........................................
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
BILL OF QUANTITY
Jumlah Harga
No. Uraian Kegiatan/Material Material Jasa Total Harga
(Rp) (Rp)
I Material Utama
1 Recloser 27 kV, 630 A, 12,5 kA, 150 kV BIL 4 - 4 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
Peredam SF6, standarisasi IEC/ANSI
- Komunikasi DNP3, Modbus
- 1 Buah PT Power Supplay
- Lengkap dengan Bracket
- F6 Controller / RTU
2 Lightning Arrester 20 kV - 5 kV 18 18 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
3 Fuse Cut Out 20 kV 100 A 6 6 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
II Material Pelengkap
1 Dudukan Recloser 3 3 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
2 Travers dudukan FCO & LA Komplit 3 3 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
3 Accessories + Pentanahan 3 3 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
(Nama Jelas)
Jabatan
I Material Utama
1 Recloser 27 kV, 630 A, 12,5 kA, 150 kV BIL 3 - 3 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
Peredam SF6, standarisasi IEC/ANSI
- Komunikasi DNP3, Modbus
- 1 Buah PT Power Supplay
- Lengkap dengan Bracket
- F6 Controller / RTU
2 Lightning Arrester 20 kV - 5 kV 18 18 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
3 Fuse Cut Out 20 kV 100 A 6 6 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
Penwaran Penwaran
II Material Pelengkap
1 Dudukan Recloser 3 3 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
2 Travers dudukan FCO & LA Komplit 3 3 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
3 Accessories + Pentanahan 3 3 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
(Nama Jelas)
Jabatan
I Material Utama
1 Recloser 27 kV, 630 A, 12,5 kA, 150 kV BIL 2 - 2 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
Peredam SF6, standarisasi IEC/ANSI
- Komunikasi DNP3, Modbus
- 1 Buah PT Power Supplay
- Lengkap dengan Bracket
- F6 Controller / RTU
2 Lightning Arrester 20 kV - 5 kV 12 12 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
3 Fuse Cut Out 20 kV 100 A 4 4 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
II Material Pelengkap
1 Dudukan Recloser 2 2 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
2 Travers dudukan FCO & LA Komplit 2 2 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
3 Accessories + Pentanahan 2 2 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
(Nama Jelas)
Jabatan
I Material Utama
1 Recloser 27 kV, 630 A, 12,5 kA, 150 kV BIL 1 - 1 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
Peredam SF6, standarisasi IEC/ANSI
- Komunikasi DNP3, Modbus
- 1 Buah PT Power Supplay
- Lengkap dengan Bracket
- F6 Controller / RTU
2 Lightning Arrester 20 kV - 5 kV 12 12 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
3 Fuse Cut Out 20 kV 100 A 4 4 Buah PLN Penwaran PLN Penwaran Penwaran
II Material Pelengkap
1 Dudukan Recloser 2 2 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
2 Travers dudukan FCO & LA Komplit 2 2 Set Penwaran - Penwaran - Penwaran
3 Accessories + Pentanahan 2 2 Set Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran Penwaran
(Nama Jelas)
Jabatan
BANK GARANSI
JAMINAN PENAWARAN
___________ [Nomor]
________________ [tempat & tanggal]
Kepada :
PT PLN (Persero)
______________[alamat]
PT Bank ____________ [Nama Bank] berkedudukan di ________________ [alamat], (untuk selanjutnya disebut
“Bank”), dengan ini menjamin tanpa dapat ditarik kembali _________________ [nama calon penyedia barang/jasa]
beralamat di __________________________ (untuk selanjutnya disebut “Terjamin”) terhadap PT PLN (Persero)
beralamat di _____________________ (untuk selanjutnya disebut sebagai “Penerima Jaminan”), untuk membayar
sejumlah uang sebesar _______________ (terbilang: ____________________________________ ), apabila berdasarkan
pendapat/opini Penerima Jaminan, Terjamin melakukan tindakan dan/atau gagal untuk melakukan tindakan termasuk
apabila Terjamin tidak mengikuti proses pengadaan dan/atau tidak menandatangani/memasuki kontrak/perjanjian atau
memenuhi ketentuan lainnya sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaan sehubungan dengan proses
pengadaan ______________ [nama proyek].
Demikian Bank Garansi ini diterbitkan oleh yang berwenang pada tanggal ___________ untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan oleh yang berkepentingan.
BANK GUARANTEE
BID BOND
______________ [number]
___________________ [dated and places]
To :
PT PLN (Persero)
______________[address]
Whereas PT Bank ___________ [name of bank] having a registered office located at ___________ [address]
(hereinafter called the “Bank“), hereby irrevocably guarantee ___________ [name of applicant] having a registered
address at ___________ [address] (hereinafter refer as the “Principal“) for the favour of PT PLN (Persero) having a
registered office at ___________ (hereinafter refer as the “Beneficiary” to make a payment of maximum amount up to
___________ (say: ___________ ), if in the opinion of Beneficiary, the Principal has failed and/or neglected to perform
its obligation or abide by the terms of the Bid Document including to follow the procurement process and/or signed the
contract/agreement, in connection with the procurement process _______________ [name of Project]
This Bank Guarantee is issued by duly authorized officers on the date _____________ and to be used by properly
interested party.
BANK GARANSI
JAMINAN PELAKSANAAN
______________ [Nomor]
____________ [tempat &tanggal]
Kepada :
PT PLN (Persero)
______________ [alamat]
PT Bank ____________ [Nama Bank] berkedudukan di ________________ [alamat], (untuk selanjutnya disebut
“Bank”), dengan ini menjamin tanpa dapat ditarik kembali _________________ [nama penyedia barang/jasa]
beralamat di __________________________ (untuk selanjutnya disebut “Terjamin”) terhadap PT PLN (Persero)
beralamat di _____________________ (untuk selanjutnya disebut sebagai “Penerima Jaminan”), untuk membayar
sejumlah uang sebesar _______________ (terbilang: ____________________________________ ) apabila berdasarkan
opini/pendapat dari Penerima Jaminan, Terjamin melakukan wanprestasi dan/atau gagal untuk memenuhi
kewajibannya sebagaimana dinyatakan dalam ______________________ [Kontrak] untuk __________________ [nama
proyek] atas dasar Surat Penunjukan / Letter of Intent _______________ [tanggal]. Bank Garansi ini dikeluarkan dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Bank Garansi ini berlaku efektif sejak tanggal ______________ dan akan berakhir pada tanggal_____________
[tanggal jatuh tempo]
2. Pembayaran atas Bank Garansi ini dilakukan setelah adanya surat permintaan pencairan Bank Garansi dari Penerima
Jaminan kepada Bank yang menyatakan (i) jumlah yang harus dibayarkan kepada Penerima Jaminan, dan (ii) bahwa
Terjamin tidak memenuhi kewajibannya atau telah melakukan wanprestasi atas ____________________________
[kontrak & nama proyek]
3. Batas waktu pengajuan dan penerimaan tuntutan penagihan/klaim atas Bank Garansi ini adalah selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender1 sejak tanggal jatuh tempo Bank Garansi ini, dengan ketentuan apabila
tanggal tersebut jatuh pada hari libur atau di luar hari kerja Bank, maka pengajuan dilakukan selambat-lambatnya
pada satu hari kerja Bank setelahnya dengan melampirkan asli Bank Garansi ini;
4. Bank akan membayar kepada Penerima Jaminan untuk jumlah tersebut di atas selambat-lambatnya 15 (lima belas)
hari kalender setelah diterimanya surat permintaan pencairan Bank Garansi dari Penerima Jaminan kepada Bank;
5. Pembayaran atas klaim/tuntutan pencairan adalah mutlak dan tanpa syarat (unconditional) meskipun ada tuntutan,
permintaan atau keberatan dari Terjamin atau pihak manapun;
6. Pembayaran atas klaim/tuntutan pencairan Bank Garansi akan dilakukan ke rekening bank yang ditunjuk oleh
Penerima Jaminan, bebas dan bersih serta tanpa pengurangan dengan alasan apapun, baik yang berlaku pada saat
ini atau kemudian, dari semua pajak, pungutan, biaya atau pemotongan apapun, yang dibebankan atau dipotong
sehubungan dengan hal-hal tersebut;
7. Bank Garansi ini tidak dapat dipindahtangankan dan/atau dijaminkan kepada pihak lain (non-transferable);
8. Bank Garansi ini diatur oleh dan ditafsirkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia;
9. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Bank dengan ini melepaskan
hakhak istimewanya yang diberikan oleh undang-undang untuk menuntut supaya benda-benda milik Terjamin
dan/atau yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Terjamin;
10. Untuk tujuan Bank Garansi ini dan segala akibat hukumnya, Bank memilih domisili yang tetap di Kantor Panitera
Pengadilan Negeri di __________ [domisili pengadilan]
Demikian Bank Garansi ini diterbitkan oleh yang berwenang pada tanggal ___________ untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan oleh yang berkepentingan.
BANK GUARANTEE
PERFORMANCE BOND
______________ [number]
___________________ [dated & places]
To :
PT PLN (Persero)
______________[address]
Whereas PT Bank ___________ [name of bank] having a registered office located at ___________ [address]
(hereinafter called the “Bank“), hereby irrevocably guarantee ___________ [name of applicant] having a registered
address at ___________ [address] (hereinafter refer as the “Principal“) for the favour of PT PLN (Persero) having a
registered office at ___________ (hereinafter refer as the “Beneficiary” to make a payment of maximum amount up to
___________ (say: ___________ ) if in the opinion of Beneficiary the Principal has failed to fulfill its obligations in
accordance with the condition stated in the _______________ [contract] for the Project of ____________________
[name of Project]
This Bank Guarantee is issued by duly authorized officers on the date _____________ and to be used by properly
interested party.
BANK GARANSI
JAMINAN PEMELIHARAAN
______________ [Nomor]
____________ [tempat & tanggal]
Kepada :
PT PLN (Persero)
______________ [alamat]
PT Bank ____________ [Nama Bank] berkedudukan di ________________ [alamat], (untuk selanjutnya disebut
“Bank”), dengan ini menjamin tanpa dapat ditarik kembali _________________ [nama penyedia barang/jasa]
beralamat di __________________________ (untuk selanjutnya disebut “Terjamin”) terhadap PT PLN (Persero)
beralamat di _____________________ (untuk selanjutnya disebut sebagai “Penerima Jaminan”), untuk membayar
sejumlah uang sebesar _______________ (terbilang: ____________________________________ ) apabila berdasarkan
opini/tanggapan Penerima Jaminan, Terjamin melakukan wanprestasi dan/atau gagal untuk memenuhi kewajibannya
terkait garansi pemeliharaan termasuk untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai sebagaimana dinyatakan dalam _____________________ [kontrak] untuk __________________
[nama proyek].
Demikian Bank Garansi ini diterbitkan oleh yang berwenang pada tanggal ___________ untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan oleh yang berkepentingan.
BANK GUARANTEE
MAINTENANCE BOND
______________ [number]
___________________ [dated & places]
To :
PT PLN (Persero)
______________[address]
Whereas PT Bank ___________ [name of bank] having a registered office located at ___________ [address] (hereinafter
called the “Bank“), hereby irrevocably guarantee ___________ [name of applicant] having a registered address at
___________ [address] (hereinafter refer as the “Principal“) for the favour of PT PLN (Persero) having a registered
office at ___________ (hereinafter refer as the “Beneficiary” to make a payment of maximum amount up to
___________ (say: ___________ ) if in the opinion of Beneficiary, the Principal has failed to fulfill its obligations of
maintenance warranty including to repair the damage after the execution of work is completed in accordance with the
condition stated in the _______________ [ contract] for the Project of ____________________ [name of Project].
This Bank Guarantee is issued by duly authorized officers on the date _____________ and to be used by properly
interested party.