DOKUMEN PELELANGAN /
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
NOMOR : 125.RKS/DAN.01.06/WP2B/2015
Peserta pelelangan atau Calon Penyedia barang/jasa harus mempelajari seluruh isi Dokumen Pelelangan atau Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan seksama, untuk memahami dengan benar maksud dan isi dari RKS secara
keseluruhan maupun setiap bagian, agar tidak ada kesalahpahaman dalam pelaksanaan RKS ini.
BAB I
UMUM
Pasal 1
DEFINISI-DEFINISI
15. Direksi Pekerjaan adalah Pejabat yang akan ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa untuk mewakili pengguna
barang/jasa dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan serta memberikan petunjuk yang diperlukan untuk
kelancaran pekerjaan dan terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditetapkan.
16. Pengawas Pekerjaan adalah wakil pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan dalam pengawasan
pekerjaan;
17. Penyedia Barang/Jasa (Pelaksana Pekerjaan) adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan hukum publik lainnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), lembaga,
konsorsium, Joint Operation, Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV), persekutuan perdata
(Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau perorangan yang memiliki Surat Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh
instansi terkait di Indonesia dengan kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa dengan kualifikasi dan klasifikasi
yang sesuai.
18. Peserta Pengadaan, adalah Penyedia Barang/Jasa yang telah mendaftar melalui Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
19. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada Penyedia Barang/Jasa
atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi penawaran.
20. Kualifikasi adalah tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa.
21. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan antara Pejabat
Pelaksana Pengadaan dengan Penyedia Barang/Jasa.
22. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;
23. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu
lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran.
24. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukkan penawaran.
25. Pabrikan (manufacture) adalah perusahaan yang membuat peralatan secara mandiri, dimana perusahaan
tersebut memiliki peralatan untuk proses produksi dan pengendalian kualitas sendiri, termasuk Anak Perusahaan
dari Pabrikan tersebut yang menjadi perwakilan tunggal di Indonesia/negara lain;
26. Perjanjian/Kontrak adalah perikatan dalam bentuk tertulis antara Pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia
Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
27. Kontrak Harga Satuan (Unit Price) adalah Perjanjian/Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu dimana volume total pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara.
Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
28. Masa Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya Perjanjian/Kontrak sampai dengan
berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
29. Berita Acara Serah Terima Tahap Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah penyerahan hasil pekerjaan
dari Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa pertama kali.
30. Berita Acara Serah Terima Tahap Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa Garansi pekerjaan selesai.
31. Harga Perhitungan Engineering (HPE) adalah perhitungan estimasi biaya pokok produksi atau estimasi biaya
pokok pekerjaan yang dihitung secara profesional sebagai dasar penyusunan HPS;
32. Harga Perhitungan Sendiri (HPS) adalah harga barang/jasa yang ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa
berdasarkan data historis dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti eskalasi, pengiriman dan jasa
supervisi atau pemasangan dan jasa lainnya.
Pasal 2
PERATURAN
Pasal 3
KETENTUAN UMUM
Pasal 4
PERSYARATAN CALON PENYEDIA BARANG/JASA
Calon penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti pelelangan terbuka ini wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Administrasi
a. Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya sesuai peraturan perundang-undangan di Republik
Indonesia dan masih berlaku seperti :
1) Akta pendirian perusahaan dan perubahannya, yang sudah mendapatkan pengesahan Kehakiman.
2) SITU (Surat Ijin Tempat Usaha) dan atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan, sesuai dengan
kedudukan/lokasi perusahaan.
3) SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) dengan klasifikasi :
Kualifikasi : minimal Menengah (M) keatas
Bidang Usaha : Pengadaan barang/jasa
Sub Bidang Usaha : Mekanikal/elektrikal, insatalasi kelistrikan dan jasa kelistrikan lainnya
4) Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan dari KADIN atau ARDIN dengan klasifikasi :
Kualifikasi : minimal Menengah (M) keatas
Bidang Usaha : Pengadaan barang/jasa
Sub Bidang Usaha : Mekanikal/elektrikal, insatalasi kelistrikan dan jasa kelistrikan lainnya
5) Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
6) Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dari Dirjen Pajak.
7) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Untuk ijin usaha yang sedang dalam proses perpanjangan masa berlaku atau pembaharuan dapat
melampirkan Surat Keterangan dari instansi atau lembaga yang menerbitkan ijin usaha dimaksud dan
melampirkan ijin usaha terakhir.
b. Memiliki daftar susunan pemilikan modal dan susunan pengurus.
c. Memiliki tempat kedudukan yang jelas.
d. Mempunyai kapasitas menandatangani Perjanjian/Kontrak secara hukum.
e. Menandatangani Pakta Integritas dan Surat Pernyataan lainnya sesuai yang dipersyaratkan dalam RKS ini.
f. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut atau tidak dinyatakan pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, tidak dalam sengketa maupun menjalani sanksi di lingkungan PT PLN (Persero).
g. Direksi/Pengurus yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak masuk dalam daftar Penyedia
Barang/Jasa yang terkena daftar hitam (blacklist).
h. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda
terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat
Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
terakhir.
i. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa berbentuk persekutuan usaha (partnership), maka Penyedia Barang/Jasa
wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat representasi persekutuan dan pihak
yang mewakili persekutuan.
j. Khusus untuk perusahaan asing apabila ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk melengkapi
persyaratan perijinan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Persyaratan Teknis :
a. Memiliki kemampuan atau pengalaman pada kategori pekerjaan yang sejenis atau setara yang dibuktikan
dengan daftar pengalaman pekerjaan yang pernah dan atau sedang dilakukan minimal 3 tahun.
3. Persyaratan Keuangan :
a. Mempunyai kemampuan keuangan yang memadai yang didukung dengan laporan keuangan atau Neraca
Perusahaan terakhir tahun 2014 atau 2013 yang telah diaudit oleh lembaga akuntan publik atau dapat
berupa hasil rating atau pemeringkatan dari lembaga pemeringkat keuangan yang kredibel. Untuk neraca
yang sedang dalam proses audit dapat melampirkan surat keterangan dari auditor dan melampirkan neraca
tahun terakhir yang telah di audit.
b. Memiliki Surat Keterangan Dukungan Keuangan dari Bank.
c. Memiliki Surat Referensi dari Bank.
Pasal 5
HAL-HAL YANG DAPAT MENGGUGURKAN PENAWARAN
Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi diantaranya adalah :
1. Apabila ditemukan penipuan, pemalsuan atas data dan informasi yang disampaikan kepada Pelaksana Pengadaan
PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat maka yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi digugurkan
sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi daftar hitam (black list).
2. Apabila terjadi rekayasa antara pihak internal PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon
Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai serta
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut dan memasukkan
Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut ke dalam Daftar Hitam (Black List) PLN.
3. Hal-hal lain yang diatur pada pasal-pasal selanjutnya dalam RKS ini maupun hasil Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
Pasal 6
DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen Pelelangan adalah dokumen yang harus digunakan sebagai dasar penawaran maupun pelaksanaan pekerjaan
terdiri dari Rencana Kerja dan Syarat – syarat berikut Berita Acara Rapat Penjelasan.
BAB II
PROSES PENGADAAN
Pasal 7
METODE PENGADAAN
Pengadaan barang/jasa ini dilaksanakan dengan metode pengadaan “Pelelangan Terbatas” dengan bertempat di
Kantor PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan alamat Jl. Ahmad Yani no.18 Jayapura - Propinsi
Papua.
Pasal 8
TAHAPAN PENGADAAN
Adapun Tahapan Pengadaan dengan metode “Pelelangan Terbatas” adalah sebagai berikut :
1. Undangan,
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pelelangan/RKS,
3. Pemberian Penjelasan,
4. Pemasukan Dokumen Penawaran,
5. Pembukaan Dokumen Penawaran,
6. Evaluasi Dokumen Penawaran,
7. Klarifikasi dan Negosiasi,
8. Usulan penetapan pemenang,
9. Penetapan Pemenang,
10. Pengumuman Pemenang,
11. Sanggah,
12. Jawaban Sanggah (apabila ada),
13. Sanggah Banding (apabila ada),
14. Jawaban Sanggah Banding (apabila ada),
15. Penunjukan Pemenang,
16. Contract Discussed Agreement (CDA), bila diperlukan,
17. Penyerahan Jaminan Pelaksanaan,
18. Perjanjian/Kontrak.
Pasal 9
JADWAL TAHAPAN PENGADAAN
Pasal 10
PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PELELANGAN/RKS
1. Pendaftaran calon penyedia barang/jasa dan pengambilan Dokumen Pelelangan/RKS hanya dilakukan pada
tempat dan waktu yang telah ditetapkan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat yang telah disampaikan pada Undangan pelelangan.
2. Bagi calon penyedia barang/jasa yang mendaftar dan ingin mengambil Dokumen Pelelangan/RKS akan dikenakan
biaya pengambilan dokumen pelelangan/RKS sebesar Rp 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).
Biaya tersebut wajib disetorkan ke PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan nomor rekening 154-
0093001455 a.n. PLN WIL X PAPUA pada Bank Mandiri. Sebelum mengambil dokumen pelelangan/RKS wajib
memperlihatkan bukti setoran dimaksud kepada Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua
Barat.
Pasal 11
PEMBERIAN PENJELASAN PENGADAAN (AANWIJZING)
1. Sebelum memasukkan dokumen penawaran para peserta pelelangan atau calon penyedia barang/jasa yang telah
mendaftar dan mengambil dokumen pelelangan/RKS akan diberikan Penjelasan (aanwijzing) mengenai isi dari
Dokumen Pelelangan/RKS yang dilakukan di tempat dan waktu yang ditentukan sesuai jadwal yang diberikan.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa diharapkan hadir dalam rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) untuk memperoleh
keterangan tambahan maupun perubahan yang mungkin diadakan terhadap ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam RKS.
3. Yang berhak menghadiri rapat penjelasan pengadaan (aanwijzing) adalah Direktur/Pemimpin Perusahaan
Penyedia Barang/Jasa atau yang mewakili dibuktikan dengan Surat Kuasa asli bermaterai cukup.
4. Pertanyaan mengenai ketentuan-ketentuan yang ada dalam RKS disampaikan pada saat rapat penjelasan
pengadaan (aanwijzing).
5. Hasil penjelasan pengadaan (aanwijzing) akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pengadaan, yang
ditandatangani oleh Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dan minimal 1 (satu)
wakil dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir. Berita Acara Penjelasan Pengadaan tersebut merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan/RKS dan akan disampaikan secara tertulis kepada semua Calon
Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar dan mengambil Dokumen Pelelangan/RKS.
6. Calon Penyedia Barang/Jasa yang tidak hadir pada penjelasan pengadaan (Aanwijzing) dianggap mengetahui dan
menyetujui semua hasil yang telah ditetapkan dalam berita acara penjelasan pengadaan dan tidak dapat
menuntut terhadap pelaksanaan aanwijzing tersebut.
7. Ketidakhadiran Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat Penjelasan pengadaan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menggugurkan penawaran.
8. Apabila dipandang perlu dapat dilakukan peninjauan lapangan.
9. Semua perubahan dalam Dokumen Pelelangan/RKS sebagai hasil penjelasan dan atau jawaban atas pertanyaan
Calon Penyedia Barang/Jasa harus dituangkan dalam Addendum Dokumen Pelelangan/RKS dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Sebelum batas akhir pemasukan penawaran, PLN dapat melakukan perubahan atas Dokumen Pelelangan/RKS,
baik berdasarkan masukan/klarifikasi dari Calon Penyedia Barang/Jasa atau inisiatif PLN sendiri atau adanya
perubahan peraturan perundang-undangan.
2) Perubahan tersebut harus dituangkan dalam suatu Addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pelelangan/RKS dan harus disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
3) Perubahan tersebut dilakukan dengan memberi waktu yang cukup kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk
menyiapkan Dokumen Penawaran.
4) Addendum Dokumen Pelelangan/RKS akan disampaikan secara tertulis kepada semua Calon Penyedia
Barang/Jasa yang mendaftar dan mengambil Dokumen RKS.
10. Nilai total HPS tidak harus disampaikan kepada Calon Penyedia barang/jasa sebelum pemasukan penawaran.
Pasal 12
PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Dokumen Penawaran memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh Calon Penyedia Barang/Jasa dalam mengikuti
proses Pengadaan Barang/Jasa.
2. Pemasukan dokumen penawaran mengikuti jadwal dan tempat yang telah ditentukan atau sesuai hasil Rapat
Penjelasan.
3. Dokumen penawaran disampaikan sesuai metode penyampaian Dokumen Penawaran “Satu Tahap Satu Sampul”
dimana Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke dalam Satu Sampul tertutup.
(lihat petunjuk pada BAB III).
4. Semua biaya dalam dokumen penawaran harus dalam bentuk Rupiah dan menggunakan bahasa Indonesia.
5. Dokumen Penawaran beserta seluruh korespondensi tertulis menggunakan Bahasa Indonesia.
6. Dokumen penunjang dan literatur cetak lainnya yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
7. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran atas penawaran yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
asing, maka yang menjadi acuan adalah dokumen dalam Bahasa Indonesia.
8. Dokumen penawaran sudah memperhitungkan semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang harus
dikeluarkan oleh calon penyedia barang/jasa untuk pelaksanaan paket pekerjaan ini.
9. Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke
dalam tempat yang telah disediakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
10. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui PT POS atau jasa pengiriman, pada Sampul luarnya diberi catatan
tanggal dan jam penerimaan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
11. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan dokumen penawaran, tidak diikutsertakan dan
akan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk diambil kembali.
12. Perubahan penawaran dapat dilakukan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran.
13. Penarikan penawaran tidak dapat dilakukan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, apabila dilakukan
maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
14. Segala biaya dan/atau kerugian yang timbul akibat penyiapan dan penyampaian dokumen penawaran menjadi
tanggungjawab Calon Penyedia barang/jasa.
Pasal 13
PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN
1. Pembukaan Penawaran untuk metode penawaran Satu Tahap Satu Sampul adalah sebagai berikut :
a. Sesuai jadwal yang telah ditentukan, Pejabat Pelaksana Pengadaan menyatakan bahwa saat penyampaian
Dokumen Penawaran ditutup.
b. Pejabat Pelaksana Pengadaan PLN meneliti isi kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran dan menghitung
jumlah sampul penawaran yang masuk, kecuali surat pengunduran diri.
c. Pejabat Pelaksana Pengadaan membuka Sampul Dokumen Penawaran.
d. Pembukaan penawaran dilakukan di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir serta disaksikan minimal
2 (dua) orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa, untuk selanjutnya dibacakan serta dicatat dan
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran.
e. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Pejabat Pelaksana Pengadaan PLN dapat
menunjuk saksi diluar dari Pejabat Pelaksana Pengadaan.
f. Perubahan penawaran hanya dapat dilakukan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran.
g. Penarikan penawaran tidak dapat dilakukan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, apabila
dilakukan maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
h. Membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP), yang berisikan hal-hal dan data-data pokok yang
penting termasuk informasi yang diperoleh pada saat pembukaan penawaran.
i. Menandatangani BAPP bersama 2 (dua) orang saksi dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir atau yang
lainnya.
2. Penawaran dinyatakan Gugur apabila :
a. Disampaikan setelah melewati waktu yang telah ditentukan.
b. Tidak ditandatangani oleh pemimpin / direktur utama atau penerima kuasa dari pemimpin / direktur utama /
yang berhak mewakili kemitraan (pejabat dari perusahaan konsultan utama / lead firm);
c. Tidak diberi materai, cap dan tanggal pada surat penawaran;
d. Menyampaikan data dan dokumen yang palsu dan atau dipalsukan;
e. Tidak mengirimkan salah satu persyaratan administrasi dan/atau teknis yang telah ditetapkan;
f. Dokumen Penawaran yang disampaikan tidak sesuai dengan persyaratan administrasi dan/atau teknis yang
telah ditetapkan.
Pasal 14
EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN
1. Pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan terhadap semua
dokumen penawaran yang masuk, dan dapat dibantu oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun
eksternal PLN.
2. Evaluasi dokumen penawaran meliputi evaluasi administrasi, teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metode, dan
tatacara evaluasi yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
3. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi
yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat.
4. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat meliputi :
a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat substantif dan akan mempengaruhi
lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja/performance pekerjaan.
b. Adanya penawaran dari calon Penyedia Barang/Jasa dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan Dokumen
Pelelangan/RKS yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara Calon Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
5. Evaluasi Administrasi
Penawaran dinyatakan LULUS atau memenuhi persyaratan administrasi, apabila :
a. Syarat-syarat yang diminta berdasarkan Dokumen Pelelangan/RKS dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen
benar serta dapat dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang berwenang.
b. Jaminan penawaran memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Dokumen Pelelangan/RKS. Apabila ada hal-hal
yang kurang jelas dan/atau meragukan dalam jaminan penawaran perlu diklarifikasi dengan pihak yang terkait
tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran.
c. Apabila tidak memenuhi syarat administrasi (GUGUR), maka tidak dilakukan evaluasi harga dan evaluasi teknis.
6. Evaluasi Teknis
a. Pejabat Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi.
b. Penawaran teknis dinyatakan LULUS atau memenuhi persyaratan teknis, apabila spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Peserta Pelelangan yang LULUS dalam Evaluasi Administrasi dievaluasi lebih lanjut dokumen Penawaran
Teknisnya dengan Pembobotan Penilaian meliputi :
1) Proposal/ Metodologi Pelaksanaan 10 %
2) Kualifikasi Perusahaan 60 %
3) Pengalaman Perusahaan 30 %
Nilai Bobot Teknis 100 %
Dalam hal evaluasi teknis, Pejabat pelaksana pengadaan dapat melakukan verifikasi hal teknis kepada Calon
Pelaksana Pekerjaan
Penetapan Nilai Ambang Batas Kelulusan :
1) Nilai Ambang Batas Kelulusan untuk Bobot Teknis adalah 70;
2) Bagi penyedia jasa yang Nilai Bobot Teknisnya di bawah ambang batas kelulusan, maka dinyatakan
GUGUR;
3) Bagi penyedia jasa yang Nilai Bobot Teknisnya sama atau diatas nilai ambang batas kelulusan, maka
dinyatakan LULUS evaluasi Teknis dan dimasukkan dalam Peringkat Teknis;
7. Evaluasi Harga
a. Pejabat Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi harga terhadap semua penawaran yang LULUS atau
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
b. Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatik terhadap semua penawaran yang masuk.
Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut :
1) Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum
dalam dokumen pengadaan;
2) Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong;
4) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah terhadap penawaran semula.
c. Untuk Evaluasi Harga Penawaran dilakukan untuk mengetahui kewajaran harga yang ditawarkan.
Pasal 15
KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI
1. Klarifikasi Penawaran
a. Tujuan Klarifikasi penawaran adalah untuk mengetahui kewajaran harga yang ditawarkan oleh calon
penyedia barang/jasa.
b. Klarifikasi tidak mengubah substansi penawaran atau harga dan bersifat rahasia.
c. Jika diperlukan dapat dilakukan site visit atau inspeksi ke lokasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi
syarat.
2. Negosiasi Penawaran
a. Tujuan Negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan antara PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa dalam
hal meningkatkan kualitas teknis, waktu pelaksanaan dan harga terbaik.
b. Negosiasi harga dilakukan apabila penawaran terendah melewati HPS dan/atau pagu anggaran.
Pasal 16
USULAN PENETAPAN PEMENANG
1. Calon pemenang ditentukan atas dasar Nilai Akhir yang tertinggi dari penawaran yang telah dinyatakan lulus
persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud dalam dokumen ini.
2. Dalam hal dua peserta mempunyai Nilai Akhir atau Nilai Penawaran Harga yang sama, maka peserta yang
mempunyai Nilai Bobot Teknis lebih tinggi yang dinyatakan sebagai pemenang.
3. Hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan pemenang lelang;
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan menyusun laporan hasil evaluasi sebagai dasar untuk usulan penetapan pemenang.
5. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang lelang akan diumumkan oleh Pejabat Pelaksana
Pengadaan;
6. Penyedia Barang/Jasa yang ditetapkan sebagai pemenang akan dibuatkan Surat Penunjukan oleh Pengguna
Barang/Jasa.
Pasal 17
PENETAPAN PEMENANG
1. Pemenang pengadaan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa berdasarkan laporan evaluasi dari Pejabat Pelaksana
Pengadaan dan rekomendasi Value for Money Committee (bila diperlukan).
2. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang pengadaan adalah :
a. Dokumen Pelelangan/RKS beserta addendum (bila ada).
b. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP).
c. Berita Acara laporan hasil evaluasi.
Pasal 18
PENGUMUMAN PEMENANG
1. Pemenang pengadaan akan diumumkan dan diberitahukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada para Calon
Penyedia Barang/Jasa.
2. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan dapat meminta Calon Penyedia Barang/Jasa untuk memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal
Calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran setelah diminta oleh Pejabat
Pelaksana Pengadaan, maka Calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran
dikembalikan.
3. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah diumumkan sebagai Calon Pemenang tidak bersedia
memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan Perjanjian/Kontrak, maka Penyedia
Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
4. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku atau sampai
dengan Perjanjian/Kontrak ditandatangani, maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
5. Bagi Peserta Pelelangan yang tidak menang dapat mengambil Jaminan Penawarannya kembali.
Pasal 19
SANGGAHAN
1. Untuk menjamin adanya transparansi dan perlakuan yang sama (equal treatment) dalam setiap Pengadaan
Barang/Jasa, maka Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas pengumuman pemenang pengadaan
berhak untuk mengajukan sanggahan secara tertulis disertai bukti-bukti kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan
disertai Pakta Integritas dari penyanggah.
2. Sanggahan hanya yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan pengadaan dengan prosedur atau tata cara
pengadaan dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
3. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diumumkannya Pemenang Pengadaan.
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan jawaban atas sanggahan tersebut selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggahan.
5. Dalam hal sanggahan ditolak oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan, maka calon Penyedia barang/jasa dapat
mengajukan sanggah banding kepada Pengguna Barang/Jasa disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan
terhadap ketentuan-ketentuan pengadaan.
6. Sanggah Banding diajukan kepada Pengguna Barang/Jasa dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya jawaban sanggah.
7. Pengguna Barang/Jasa wajib menyampaikan jawaban atas sanggah banding tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggah banding.
8. Jawaban sanggah banding dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final dan mengikat.
9. Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Dokumen
Pelelangan/RKS, maka dilakukan pemasukan ulang penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang sama.
b. Apabila terjadi rekayasa antara pihak internal PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon
Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai serta
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut dan
memasukkan Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut ke dalam Daftar Hitam (Black List) PLN.
10. Sanggahan yang disampaikan pihak lain diluar Calon Penyedia Barang/Jasa tidak akan dijawab.
11. Calon Penyedia Barang/Jasa yang menggunakan pihak lain untuk menyampaikan sanggahan dan/atau
mempengaruhi pihak PLN, akan menjadi catatan itikad tidak baik atas Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut di DPT.
12. Sanggah dan Sanggah Banding tidak menghentikan Proses Pengadaan Barang/Jasa.
13. Sanggah banding yang dinyatakan tidak benar akan menjadi catatan tidak beritikad baik atas kinerja penyanggah
di DPT.
Pasal 20
PENUNJUKAN PEMENANG
1. Pengguna Barang/Jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), dengan ketentuan :
a. Tidak ada sanggahan atau sanggah banding dari Calon Penyedia Barang/Jasa.
b. Sanggahan yang diterima Pejabat Pelaksana Pengadaan dalam masa sanggah ternyata tidak benar.
c. Sanggah banding yang diterima Pengguna Barang/Jasa dalam masa sanggah banding ternyata tidak benar.
d. Sanggahan yang diterima melewati waktu masa sanggah; atau
e. Sanggah banding diterima melewati waktu masa sanggah banding.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa wajib menerima keputusan tersebut.
Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri maka jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan dicairkan dan menjadi milik PLN serta dimasukkan dalam Daftar Hitam (Black List) PLN, dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan pertama yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa mengundurkan
diri atau tidak dapat memenuhi persyaratan sesuai Dokumen Pelelangan/RKS, maka penunjukan Penyedia
Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa urutan kedua (apabila ada) sesuai dengan harga
penawarannya, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penetapan pemenang pengadaan urutan kedua tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa.
b. Masa berlaku penawaran dan Jaminan Penawaran Calon Pemenang Pengadaan urutan kedua masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya atau apabila sudah tidak berlaku terlebih dahulu memperpanjang
masa berlaku penawaran dan menyerahkan Jaminan Penawaran yang baru.
4. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan kedua mengundurkan diri atau tidak dapat memenuhi persyaratan
sesuai Dokumen Pelelangan/RKS, maka penunjukan Penyedia Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon
Pemenang urutan ketiga (apabila ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan :
a. Penetapan Pemenang Pengadaan urutan ketiga tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa.
b. Masa berlaku penawaran dan Jaminan Penawaran Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya atau apabila sudah tidak berlaku terlebih dahulu memperpanjang
masa berlaku penawaran dan menyerahkan Jaminan Penawaran yang baru.
c. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga mengundurkan diri, maka Pengadaan dinyatakan GAGAL.
5. SPPBJ dibuat setelah masa sanggah dilewati dan segera disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
6. Bagi Peserta Pelelangan yang tidak menang dapat mengambil Jaminan Penawarannya kembali.
Pasal 21
PENARIKAN DIRI PESERTA PELELANGAN
1. Penarikan diri sebagai peserta pelelangan hanya dapat dilakukan sebelum pemasukan dokumen penawaran.
2. Penarikan diri setelah pembukaan penawaran mengakibatkan Jaminan Penawaran yang telah diserahkan akan
dicairkan dan menjadi milik PT. PLN (Persero).
3. Peserta pelelangan yang dinyatakan sebagai pemenang wajib menerima penunjukan sebagai pelaksana pekerjaan
ini dan apabila mengundurkan diri maka Jaminan Penawaran yang telah diserahkan akan dicairkan dan menjadi
milik PT. PLN (Persero). Disamping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan kepada Kas
PLN, Penyedia Barang/Jasa tersebut didaftarkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut
serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kecuali alasan pengunduran diri
tersebut dapat diterima secara objektif oleh Pengguna Barang/Jasa.
Pasal 22
PENGADAAN GAGAL DAN PENGADAAN ULANG
1. Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan upaya agar pengadaan tidak gagal,
dengan melakukan langkah sesuai professional judgement, antara lain negosiasi langsung dengan Calon Penyedia
Barang/Jasa peserta pengadaan atau Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak Perusahaan
BUMN/Perusahaan Terafiliasi PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN.
2. Dalam hal langkah tersebut tidak dapat dilakukan, maka Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Wakil Pengguna
Barang/Jasa dapat mengajukan justifikasi kepada Pengguna Barang/Jasa melalui review dan rekomendasi Value for
Money Committee (bila diperlukan) untuk menyatakan Pengadaan Gagal.
3. Pengguna Barang/Jasa menyatakan Pengadaan Gagal, dalam hal :
a. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil mencapai kesepakatan.
b. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
c. Terjadi perubahan rencana kerja dan mengakibatkan perubahan kebutuhan barang/jasa.
d. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil menurunkan harga penawaran maksimal sama dengan HPS.
e. Adanya indikasi kuat terjadi persaingan usaha yang tidak sehat.
f. Adanya indikasi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
g. Sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa ternyata benar.
h. Berdasarkan rekomendasi dari Value for Money Committee atas usulan Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Pengawasan, atau Pejabat lain yang terkait.
i. Akibat adanya penetapan pengadilan.
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan pemberitahuan Pengadaan Gagal kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa.
5. Setelah ditetapkan Pengadaan Gagal, maka Pengguna Barang/Jasa menugaskan Pejabat Pelaksana Pengadaan
untuk melakukan pengadaan ulang, dengan atau tanpa revisi Dokumen Pelelangan/RKS untuk disesuaikan dengan
penyebab Pengadaan Gagal.
6. Dalam hal terjadi revisi Dokumen Pelelangan/RKS, maka revisi Dokumen Pelelangan/RKS dilakukan oleh Pejabat
Perencana Pengadaan.
7. Pengguna Barang/Jasa tidak memberikan ganti rugi kepada Calon Penyedia Barang/Jasa apabila penawarannya
ditolak atau pengadaan dinyatakan gagal.
8. Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal, Pejabat Pelaksana Pengadaan setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Barang/Jasa dapat melakukan :
a. Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak Perusahaan BUMN/Perusahaan Terafiliasi
PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN; atau
b. Melakukan Pengadaan Barang/Jasa ulang sesuai tahapan Pengadaan Barang/Jasa dengan atau tanpa
mengubah Dokumen Pelelangan/RKS.
c. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang masih tetap tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan,
maka Pengguna Barang/Jasa memutuskan proses Pengadaan Barang/Jasa dihentikan.
Pasal 23
CONTRACT DISCUSSED AGREEMENT (CDA)
1. Diskusi Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan dalam rangka membuat konsep Perjanjian/Kontrak yang mutakhir.
2. Kesepakatan diskusi kontrak dapat dilaksanakan sepanjang tidak berpengaruh terhadap hasil evaluasi yang
dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
3. Kesepakatan diskusi kontrak dilaksanakan setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan
sebelum ditandatanganinya kontrak antara Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
4. Diskusi Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan setelah rekomendasi dari Value for Money Committee (bila diperlukan)
untuk menunjuk pemenang dan sebelum dilakukan penandatanganan Perjanjian/Kontrak.
5. Kesepakatan diskusi kontrak bersifat final dan akan dituangkan di dalam Perjanjian/Kontrak.
6. Pejabat Pelaksana Pengadaan harus memastikan tidak ada konflik kepentingan.
7. Beberapa hal berikut dapat didiskusikan dan dinegosiasikan sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak antara
lain :
a. Aspek Teknis : garansi, after sale service, life cycle support maintenance agreements, quality output issues.
b. Syarat khusus : jenis jaminan, asuransi, jadwal pembayaran.
c. Manajemen informasi : frekuensi dan isi dari laporan; kriteria penerimaan suatu kemajuan (milestones).
d. Jadwal/Time frames : durasi Perjanjian/Kontrak, key milestones, delivery dates, response times.
e. Insentif kinerja : cost incentives, delivery incentives, quality incentives.
f. Personalia : key team members, focal points, subcontracting arrangements.
BAB III
DOKUMEN PENAWARAN
Pasal 24
PERSYARATAN DOKUMEN PENAWARAN
DOKUMEN PENAWARAN
Pekerjaan : ...................................
RKS No. : ...................................
Pengirim : PT/CV.........................
ASLI/ COPY Alamat : ...................................
Jaminan penawaran yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
2) Dokumen Penawaran Teknis :
a) Daftar pengalaman pekerjaan yang pernah dan atau sedang dilakukan minimal 3 (tiga) tahun pada
kategori pekerjaan yang sejenis atau setara yang ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan.
b) Proposal pelaksanaan pekerjaan berupa Metodologi pelaksanaan pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan setiap tahapan proses pekerjaan. Schedule atau Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; dengan
batas maksimal pelaksanaan pekerjaan selama 60 (Enam Puluh) hari kalender.
3) Dokumen Penawaran Harga :
a) Surat Penawaran;
1. Surat penawaran dibuat dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu) asli bermaterai Rp 6.000,- dan 1 (satu)
lainnya copyan (contoh pada lampiran 7).
2. Harga yang ditawarkan adalah loko PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah atau lokasi yang
ditetapkan.
3. Harga penawaran harus jelas dan yang tertera dalam angka harus sama dengan yang tertera dalam
huruf, jika tidak sama maka yang dipakai adalah yang sesuai dengan huruf.
4. Dalam hal terjadi perbedaan angka maupun huruf antara surat penawaran dan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) maka yang dipakai adalah RAB.
5. Surat penawaran harus diketik rapi diatas kertas surat berkop perusahaan yang bersangkutan,
bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan atau yang
dikuasakan dan dicap perusahaan.
6. Jika yang menandatangani bukan direktur, maka harus disertakan Surat Kuasa yang bermaterai
cukup, bertanggal, ditandatangani dan bercap perusahaan.
7. Masa berlakunya Surat Penawaran harga adalah minimum 30 (Tiga Puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal Pembukaan Surat Penawaran.
8. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini mengikat sampai dengan 60 (Enam Puluh) hari kalender
terhitung mulai sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian/Kontrak dan dapat diperpanjang atas
kesepakatan kedua belah pihak.
b) Rincian Anggaran dan Biaya (RAB);
a) Rincian Anggaran dan Biaya (RAB) dibuat dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu) asli bermaterai Rp 6.000,-
dan 1 (satu) lainnya copyan.
b) RAB mengacu pada Bill Of Quantity (lihat lampiran 8)
c) Harga yang ditawarkan adalah loko PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah atau lokasi yang
ditetapkan.
d) RAB harus jelas dan yang tertera dalam angka harus sama dengan yang tertera dalam huruf, jika
tidak sama maka yang dipakai adalah yang sesuai dengan huruf.
e) RAB harus diketik rapi diatas kertas surat berkop perusahaan yang bersangkutan, bermaterai cukup,
bertanggal, ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan atau yang dikuasakan dan dicap
perusahaan.
f) Jika yang menandatangani bukan direktur, maka harus disertakan Surat Kuasa yang bermaterai
cukup, bertanggal, ditandatangani dan bercap perusahaan.
4. Kelengkapan Dokumen
a. Meterai yang dibubuhkan adalah sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Penandatanganan dokumen penawaran dilakukan oleh pimpinan/direktur yang namanya tercantum dalam
akte pendirian atau perubahan terakhirnya, atau kepala cabang Perusahaan yang diangkat oleh Pimpinan
Perusahaan;
c. Ketidaklengkapan lampiran dokumen administrasi, penawaran harga dan kelengkapan dokumen (meterai, cap
perusahaan, tanda tangan) akan menggugurkan penawaran;
d. Ketidaklengkapan lampiran dokumen teknis tidak menggugurkan penawaran.
BAB IV
JAMINAN-JAMINAN
Pasal 25
KETENTUAN JAMINAN PENAWARAN
1. Khusus untuk jaminan penawaran, dapat diterbitkan oleh Bank Umum (kecuali Bank CIMB NIAGA), Lembaga
Pembiayaan Eksport Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond dan dinyatakan
lulus atau diakui oleh Direksi PT PLN (Persero).
Adapun Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond dan dinyatakan lulus atau diakui oleh Direksi
PT PLN (Persero) berdasarkan Surat PT PLN (Persero) Kantor Pusat nomor 2058/548/DIR/2014 tanggal 15 April
2014 diantaranya adalah :
BATASAN NILAI
KLASIFIKASI NAMA PERUSAHAAN
KONTRAK
I PT. ASURANSI KREDIT INDONESIA (ASKRINDO) Semua Nilai
PT. ASURANSI JASA TANIA, Tbk
PT. ASURANSI TUGU KRESNA PRATAMA
PT. ASURANSI UMUM VIDEI
PT. ASURANSI CENTRAL ASIA
PT. ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)
PT. ASURANSI MEGA PRATAMA
PT. ASURANSI JASA RAHARJA PUTERA
II PT. ASURANSI PAROLAMAS s/d Rp 200 Milyar
PT. ASURANSI WAHANA TATA
PT. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA, Tbk
PT. BOSOWA ASURANSI
PT. ASURANSI INTRA ASIA
PT. ASURANSI RAYA
III PT. ASURANSI BINAGRIYA UPAKARA s/d Rp 100 Milyar
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA, Tbk
2. Format bank garansi sesuai dengan format yang diterbitkan oleh PLN.
3. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimal sebesar 1 % (satu persen) dari nilai penawaran.
4. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
5. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
6. Masa berlaku jaminan penawaran sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa berlaku
penawaran atau minimum 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Pembukaan Surat Penawaran.
7. Jaminan penawaran yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
8. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), kecuali :
a. Untuk Pemenang Pengadaan ditukar dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada saat akan menandatangani
Perjanjian/Kontrak.
b. Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan seterusnya akan dikembalikan setelah Perjanjian/Kontrak
ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
9. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dapat meminta calon Penyedia Barang/Jasa untuk
memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang
Jaminan Penawaran setelah diminta oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran
dikembalikan.
10. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa yang telah diumumkan sebagai calon Pemenang tidak bersedia
memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan Perjanjian/Kontrak, maka calon Penyedia
Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku atau sampai
dengan Perjanjian/Kontrak ditandatangani, maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Jaminan Pelaksanaan harus diserahkan ke Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak, dan dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak
bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia
Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
13. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
14. Jaminan Penawaran tidak dipersyaratkan untuk Nilai Penawaran pekerjaan sampai dengan Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
Pasal 26
KETENTUAN JAMINAN PELAKSANAAN
1. Khusus untuk Jaminan Pelaksanaan atau Bank Garansi diterbitkan oleh Bank Umum yang telah dinyatakan lulus
oleh Direksi PLN kecuali Bank CIMB NIAGA (sesuai Surat Pemberitahuan dari PLN Pusat no.3333/041/DIR/2013
tanggal 13 Mei 2013).
2. Format bank garansi sesuai dengan format yang diterbitkan oleh PLN.
3. Jaminan Pelaksanaan pada prinsipnya untuk menjamin unjuk kerja (performance) dari Barang/Jasa yang
diperjanjikan.
4. Jaminan Pelaksanaan harus dicantumkan didalam Perjanjian/Kontrak.
5. Jaminan Pelaksanaan minimal sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian/Kontrak, yang dikenakan pada saat
penandatanganan Perjanjian/Kontrak dan diserahkan ke Pengguna barang/jasa PT PLN (Persero) Wilayah Papua
dan Papua Barat.
6. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
7. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
8. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Perjanjian/Kontrak
sampai dengan 60 (enam puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Perjanjian/Kontrak berakhir (Serah
Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi pekerjaan).
9. Jaminan pelaksanaan yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
10. Jaminan Pelaksanaan diserahkan minimal pada saat Perjanjian/Kontrak ditandatangani dan dapat dikembalikan
setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate (FAC) atau setelah melewati
masa garansi pekerjaan.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta
Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan maka jaminan penawaran yang
bersangkutan akan segera dikembalikan.
13. Jaminan Pelaksanaan bersifat tanpa syarat (unconditional) dan tidak dapat dialihkan (non-transferable).
14. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN apabila Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan
dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
15. Dalam hal terjadi perpanjangan waktu penyelesaian Pekerjaan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak yang
dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib memperpanjang masa
berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Amandemen/Adendum
Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Amandemen/Adendum Kontrak
berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi
pekerjaan).
16. Dalam hal terjadi pekerjaan tambah yang mengakibatkan perubahan nilai kontrak atas dasar kesepakatan kedua
belah pihak yang dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib
memperpanjang masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan
Amandemen/Adendum Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan
Amandemen/Adendum Kontrak berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau
setelah melewati masa garansi pekerjaan) begitu juga dengan nilai nominal jaminan pelaksanaan.
17. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pelaksanaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
menjadi milik PLN.
18. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak masih berlaku maka Jaminan
Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN.
19. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN dalam hal :
a. Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
b. Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak atau Amandemen/Adendum Kontrak
masih berlaku.
c. Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pelaksanaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri.
20. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
21. Jaminan Pelaksanaan tidak dipersyaratkan untuk Nilai Perjanjian/Kontrak pekerjaan sampai dengan Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB V
SYARAT TEKNIS
Pasal 27
BARANG DAN PERALATAN KERJA
1. Penyedia Barang/Jasa memiliki kemampuan menyediakan Barang, Peralatan Kerja dan Tenaga Kerja yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Peralatan kerja dan tenaga kerja yang dalam penilaian Direksi Pekerjaan perlu ditambah atau diganti harus segera
dipenuhi atas permintaan tertulis dari Direksi pekerjaan.
Pasal 28
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3), INSTALASI DAN UMUM
1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Keselamatan Instalasi dan Keselamatan Umum yang berlaku di lokasi pekerjaan milik PLN.
2. Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab atas segala kejadian kecelakaan kerja karyawannya dalam pelaksanaan
pekerjaan akibat kelalaian atau kesalahan pekerja tersebut. Kecelakaan yang terjadi harus dilaporkan kepada
Direksi Pekerjaan.
3. Penyedia Barang/Jasa wajib turut menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar lokasi pekerjaan.
4. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan membuat keonaran/kekacauan dan atau terlibat narkoba dan lain-lain, dan
yang tidak berhubungan dengan kontrak kerja.
5. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan melakukan kegiatan lain yang bukan menjadi bagian kontrak kerja dan
atau tanpa perintah pejabat yang berwenang.
6. Apabila Penyedia Barang/Jasa melihat hal-hal yang berbahaya dan atau berpotensi menimbulkan bahaya di lokasi
pekerjaan, diwajibkan melaporkan kepada pemberi tugas/direksi pekerjaan.
7. Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab untuk menjaga keselamatan pekerjanya dan apabila petugas atau
pekerjanya mengalami kecelakaan didalam melaksanakan pekerjaan, maka diwajibkan melapor ke instansi yang
berwenang dan tembusan kepada pemberi tugas/direksi pekerjaan.
8. Penyedia Barang/Jasa diharuskan menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja dan sekitarnya termasuk
peralatan/perabot.
Pasal 29
SPESIFIKASI TEKNIK
No Fungsi Persyaratan
1 Standar Industrial
Input supply AC
2 Tegangan 380 volt ( ±10%)
3 Frekuensi 50 Hz (±10%)
Output supply AC
6 Tegangan konfigurasi 380 volt (± 1%)
7 Frekuensi 50 Hz (± 10%)
Batere
8,10,15,20,30,60 menit, nilai lain
8 Waktu pengisian batere
tergantung pada permintaan
Kondisi lingkungan
9 Lingkungan penyimpanan -25° C sampai 45° C
0° C sampai 35° C (40° C pada periode
10 Daerah operasi
8 jam)
11 Noise level 60 dBA
Protokol
Protokol komunikasi untuk
12 Modbus
monitoring status UPS
Spesifikasi teknis tambahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
- Kapasitas daya : 20 kVA/16kW.
- Arus Input : 28,7/27,3/26,3 Ampere.
- Arus Output : 30/28,9/27/27,8 Ampere.
2. BATERE UNTUK UPS
Backup time batere untuk UPS adalah selama 4 jam:
Pasal 30
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI
BAB VI
SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
Pasal 31
JENIS SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
a) Jenis perjanjian/kontrak yang akan diberlakukan yaitu Perjanjian/Kontrak Harga Satuan (Unit Price).
b) Semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa.
c) Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
d) Sebelum penandatanganan Surat perjanjian/kontrak, penyedia barang/jasa diwajibkan menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan kontrak minimal sebesar 5% (lima per seratus) dari Nilai perjanjian/kontrak (sudah termasuk PPN
10%) yang diterbitkan oleh Bank Umum yang diakui oleh Pemerintah atau PLN.
e) Nilai dari perjanjian/kontrak pekerjaan ini adalah fixed unit price yang sudah disepakati dimana sudah termasuk
resiko, overhead, keuntungan, asuransi, serta sudah termasuk pajak maupun pembayaran wajib lainnya menurut
peraturan-peraturan yang berlaku.
f) Surat perjanjian/kontrak tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga), dimana 2 (dua) rangkap bermaterai cukup dan
dan 1 (satu) rangkap tanpa menggunakan materai, ditandatangani oleh Pengguna Barang/jasa PT PLN (Persero)
Wilayah Papua dan Papua Barat dan Penyedia Barang/Jasa yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
g) Perpanjangan masa berlaku Surat perjanjian/kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan PT PLN (Persero) Wilayah
Papua dan Papua Barat dan Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 32
SYARAT-SYARAT SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
Pasal 33
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 34
BAHASA DAN HUKUM
1. Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum yang digunakan dalam Perjanjian/Kontrak.
2. Bahasa Perjanjian/Kontrak harus dalam Bahasa Indonesia dan dalam hal Perjanjian/Kontrak melibatkan pihak
asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Inggris dengan terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Indonesia
dengan terjemahan Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran terhadap klausal di dalam
Perjanjian/Kontrak, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa yang disepakati para pihak.
3. Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia atau pilihan hukum yang disepakati para pihak.
Pasal 35
KORESPONDENSI
1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melaui pos, telex/kawat, internet.
3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan Perjanjian.
4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.
Pasal 36
HARGA BARANG/JASA
1. Harga barang/jasa adalah harga satuan barang/jasa yang tercantum dalam Surat Perjanjian/Kontrak dan berlaku
sampai dengan batas akhir Surat Perjanjian/Kontrak dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan para pihak.
2. Harga satuan barang/jasa telah memasukkan harga pengangkutan/transportasi sampai ke lokasi-lokasi yang dituju,
termasuk biaya asuransi.
3. Penyedia Barang/Jasa tidak berhak mengajukan klaim kepada Pengguna Barang/Jasa akibat Penyesuaian atau
kenaikan harga kontrak/Perjanjian, upah tenaga kerja, peralatan, bahan bakar dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini dan atau lain-lainnya.
4. Pelaksana pekerjaan dalam mengajukan penawaran dianggap telah memperhitungkan faktor - faktor seperti
kenaikan harga barang dan upah tenaga kerja yang terjadi sesudah Perjanjian ditandatangani sampai pekerjaan
selesai.
5. Klaim hanya dapat diajukan dalam hal ada ketentuan resmi dari Pemerintah.
Pasal 37
ASURANSI
1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengasuransikan Barang/Jasa Konstruksi yang nilai Perjanjian/Kontraknya lebih dari
Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) atau pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi untuk kepentingan
Pengguna Barang/Jasa dengan jenis asuransi antara lain Marine Cargo, Construction Assurance Risk
(CAR)/Erections Assurance Risk (EAR), Comprehensive Liability, Asuransi Tenaga Kerja sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat dan kondisi, obyek asuransi, harga pertanggungan,
dan ketentuan lainnya dapat diatur dalam Perjanjian/Kontrak.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta persetujuan tertulis kepada Pengguna
Barang/Jasa atas usulan Calon Penanggung (perusahaan asuransi) beserta konsep (draft) syarat-syarat dan kondisi
pertanggungan (asuransi) yang akan dituangkan dalam polis sesuai dengan ketentuan di dalam Perjanjian/Kontrak
dan Polis Asuransi wajib diserahkan kepada Pengguna Barang/Jasa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja
setelah diberikan Persetujuan.
Pasal 38
PERPAJAKAN
1. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan
tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam Dokumen Penawaran.
2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran harus
dilakukan penyesuaian.
3. Penyedia Barang/jasa tidak diperkenankan memasukkan perhitungan Pajak dalam Surat Penawaran, kecuali Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %.
4. Sesuai dengan Surat Deputy Direktur Perbendaharaan No.00232/547/DD.BDH/2004 berdasarkan KMK
No.563/KMK.03/2003, terhitung tanggal 13 Januari 2004, PT PLN (Persero) tidak lagi sebagai Wajib Pungut Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), kecuali pajak jasa.
5. Pajak-pajak lainnya sebagai akibat pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa, termasuk Asuransi
Barang.
6. Bea meterai yang timbul akibat dari seluruh pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa.
7. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan perijinan kepada instansi terkait, maka untuk mempercepat
proses pengurusan pajak-pajak / ijin-ijin kepada instansi yang berwenang tersebut akan dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa.
8. Pembayaran untuk pajak-pajak tersebut dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Pasal 39
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 40
PENANDATANGANAN SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
1. Pengguna dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep kontrak meliputi substansi, bahasa/redaksional,
angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak.
2. Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan.
3. Apabila Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan diri atau gagal untuk menandatangani
Perjanjian/Kontrak sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan yang dapat mempengaruhi jadwal pelaksanaan
pekerjaan, maka Pengguna Barang/Jasa membatalkan SPPBJ, jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas PLN, dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep Perjanjian/Kontrak meliputi substansi,
bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen
Perjanjian/Kontrak.
5. Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan segera setelah penetapan Pemenang Pengadaan, kecuali apabila
ada alasan yang dapat diterima oleh Pengguna Barang/Jasa.
6. Jumlah dokumen Perjanjian/Kontrak dibuat sesuai kebutuhan sekurang-kurangnya 3 (Tiga) rangkap
Perjanjian/Kontrak asli, Perjanjian/Kontrak asli pertama untuk Pengguna Barang/Jasa dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa, dan Perjanjian/Kontrak asli kedua untuk Penyedia
Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa. Rangkap kontrak asli
lainnya tanpa dibubuhi materai.
7. Dokumen Perjanjian/Kontrak dapat digandakan/diperbanyak sesuai kebutuhan para pihak.
8. Segala biaya yang timbul dalam penyusunan dan penggandaan dokumen perjanjian/kontrak menjadi beban
Penyedia Barang/jasa.
9. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh atau sebagian pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disub-kontrakkan kepada Penyedia
Barang/Jasa yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut dengan persetujuan Pengguna Barang/Jasa.
10. Setelah Perjanjian/Kontrak ditandatangani, dilakukan pemberitahuan kepada seluruh peserta pengadaan
mengenai penandatanganan Perjanjian/Kontrak dengan Pemenang Pengadaan. Pemberitahuan dapat dilakukan di
portal e_procurement PLN atau secara tertulis.
Pasal 41
ADENDUM/AMANDEMEN SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
a) Pekerjaan tambah;
b) Perubahan disain;
c) Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak Pengguna Barang/Jasa;
d) Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia Barang/Jasa;
e) Keadaan kahar (force majeur),
2) Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam Addendum/Amandemen
Perjanjian/Kontrak.
d. Adanya perubahan ketentuan /peraturan yang berlaku;
e. Adanya penyesuaian harga;
Penyesuaian harga adalah ketentuan mengenai perubahan harga Perjanjian/Kontrak akibat adanya perubahan
keadaan yang menimbulkan konsekuensi finansial yang sangat material dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian/Kontrak.
2) Dalam hal penyesuaian harga belum dicantumkan dalam Perjanjian/Kontrak, maka dapat dilakukan
kesepakatan penyesuaian harga yang hasilnya dituangkan dalam Addendum/Amandemen
Perjanjian/Kontrak, yang pelaksanaannya didasarkan pada justifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional.
3) Penyesuaian harga dapat diberlakukan bagi Perjanjian/Kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12
(dua belas) bulan.
4) Penyesuaian harga dapat diberlakukan untuk harga satuan dan/atau harga Perjanjian/Kontrak kecuali
komponen risiko, overhead dan keuntungan sebagaimana tercantum dalam penawaran.
5) Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
Perjanjian/Kontrak atau Addendum/Amandemen. Bagian Perjanjian/Kontrak atau pekerjaan yang
terlambat dilaksanakan karena kesalahan Penyedia Barang/jasa, penyesuaian harga satuan dan nilai
Perjanjian/Kontrak menggunakan indeks harga sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan pada
Perjanjian/Kontrak awal.
6) Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri dan dibayar dengan
valuta asing menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut.
7) Rumusan penyesuaian harga satuan dan nilai Perjanjian/kontrak berdasarkan Surat Edaran Direksi PT PLN
(Persero) nomor 0003.E/DIR/2014 tanggal 18 Juni 2014 beserta perubahannya.
6. Prosedur pembuatan Addendum/Amandemen/Memorandum Perjanjian/Kontrak dilakukan sebagai berikut :
a. Pengguna Barang/Jasa segera memberikan perintah tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan
perubahan Perjanjian/Kontrak, atau Penyedia Barang/Jasa mengusulkan perubahan Perjanjian/Kontrak ke
Pengguna Barang/Jasa;
b. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari Pengguna Barang/Jasa dan
mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
c. Pengguna Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan Perjanjian/Kontrak dari Penyedia
Barang/Jasa selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;
d. Atas usulan perubahan Perjanjian/Kontrak, dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita acara hasil
negosiasi;
e. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
Pasal 42
PENGAWASAN ATAU PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Pengawasan adalah ketentuan tentang kewenangan Pengguna Barang/Jasa melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak Penyedia
Barang/Jasa.
2. Apabila diperlukan oleh Pengguna Barang/Jasa karena Pengguna Barang/Jasa tidak dapat melakukan pemeriksaan
atau pengawasan, maka Pengguna Barang/Jasa dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan
pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa.
3. Hasil pemeriksaan pekerjaan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila hasil pemeriksaan pekerjaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Perjanjian/Kontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, kuantitas),
maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan Perjanjian/Kontrak yang ditindaklanjuti
dengan pembuatan Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.
4. Selanjutnya pemeriksaan pekerjaan bersama dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaan pekerjaan untuk
menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayarkan.
Pasal 43
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PENUTUPAN PERJANJIAN/KONTRAK
Pasal 44
PEMUTUSAN PERJANJIAN/KONTRAK
1. Pemutusan Perjanjian/Kontrak adalah ketentuan mengenai kapan Perjanjian/Kontrak dapat diputuskan, dibagi dua
yaitu :
a. Pemutusan Perjanjian/Kontrak oleh pihak Penyedia Barang/Jasa.
b. Pemutusan Perjanjian/Kontrak oleh pihak Pengguna Barang/Jasa.
2. Penghentian, Pemutusan dan Pengakhiran Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan apabila, mana yang terjadi lebih
dahulu :
a. Kesepakatan secara tertulis Para Pihak.
b. Pengakhiran secara sepihak oleh salah satu Pihak akibat adanya wanprestasi dari pihak lainnya.
c. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan yaitu pada saat selesainya masa pelaksanaan kontrak atau sampai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, termasuk telah diselesaikannya hak dan kewajiban para
pihak sesuai ketentuan dalam Perjanjian/Kontrak.
d. Adanya putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, yang menyatakan Perjanjian/Kontrak
berakhir.
e. Penghentian Perjanjian/Kontrak (suspension of contract) dalam hal terjadi peristiwa yang berada di luar
kekuasaan para pihak yang mengakibatkan para pihak tidak mungkin melaksanakan kewajiban yang ditentukan
dalam Perjanjian/Kontrak yang disebabkan oleh Keadaan Kahar (Force Majeure) atau keadaan yang ditetapkan
dalam Perjanjian/Kontrak.
f. Pemutusan Perjanjian/Kontrak (termination of contract) dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam Perjanjian/Kontrak.
g. Pengguna Barang/Jasa dapat memutuskan Perjanjian/Kontrak secara sepihak, apabila denda keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Penyedia Barang/Jasa sudah melampaui besarnya Jaminan
Pelaksanaan atau maksimum denda keterlambatan, setelah memberikan peringatan ketiga atas keterlambatan
pelaksanaan Perjanjian/Kontrak atau apabila Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang jaminan
pelaksanaan.
h. Pemutusan Perjanjian/Kontrak yang disebabkan oleh kesalahan Pengguna Barang/Jasa, dikenakan sanksi
berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa Penyedia Barang/Jasa sesuai yang ditetapkan dalam
Perjanjian/Kontrak dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Dalam hal terbukti adanya praktek persekongkolan, korupsi, kecurangan dan pemalsuan dalam proses
pengadaan/pelaksanaan Perjanjian/Kontrak, Pengguna Barang/Jasa wajib membatalkan proses pengadaan dan
memutuskan pelaksanaan Perjanjian/Kontrak.
Pasal 45
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Sanksi atau denda yang diberikan kepada pihak Penyedia Barang/Jasa jika terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan dari batas waktu yang telah ditentukan sesuai yang diatur dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
2. Denda Keterlambatan tersebut akan langsung dikurangi dari nilai tagihan Penyedia Barang/jasa.
3. Besarnya denda keterlambatan kepada Penyedia Barang/Jasa atas keterlambatan menyelesaikan pekerjaan adalah
1 ‰ (satu per seribu) dari harga Perjanjian/Kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan nilai maksimum 5%
(lima per seratus) dari harga Perjanjian/Kontrak atau sebesar nilai Jaminan Pelaksanaan dari harga
Perjanjian/Kontrak.
4. Apabila denda maksimum 5% (lima perseratus) telah tercapai dan sudah melampaui besarnya jaminan
pelaksanaan, Pemberi Tugas dapat memutuskan perjanjian setelah memberikan surat peringatan pertama sampai
dengan surat peringatan ketiga.
5. Apabila denda maksimum dan surat peringatan ketiga telah tercapai dan pelaksana pekerjaan belum dapat
menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka pemberi tugas dapat melakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak
dan mengalihkan tugas kepada pihak lain dan segala kerugian yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa serta Jaminan pelaksanaan di cairkan oleh Pengguna barang/jasa, dan dapat dikenakan sanksi daftar
hitam (Black list) yaitu berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di PLN selama 2 (dua)
tahun kalender.
6. Perhitungan sanksi atau denda keterlambatan tidak berlaku apabila akibat yang disebabkan oleh keadaan kahar
(force majeur).
Pasal 46
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Pengguna barang/jasa dan Penyedia Barang/Jasa sepakat bahwa setiap dan semua perselisihan yang timbul
sebagai akibat dari penafsiran dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini harus diberitahukan dan disampaikan secara
tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya tentang permasalahan perselisihan yang timbul.
2. Pemberitahuan dari pihak lainnya sebagaimana disebut ayat (1) pasal ini akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penerimaan pemberitahuan yang
disampaikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnnya.
3. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tercapai kesepakatan oleh Pengguna barang/jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, maka dibuatkan berita acaranya yang ditandatangani oleh Pengguna barang/jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, dan jika dianggap perlu oleh Pengguna barang/jasa dan Penyedia Barang/Jasa dilakukan
addendum Perjanjian ini.
4. Apabila penyelesaian perselisihan pendapat dengan cara musyawarah sebagaimana tersebut ayat (2) Pasal ini
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, maka Pengguna barang/jasa dan Penyedia
Barang/Jasa sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan pendapat tersebut kepada Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) sesuai dengan tatacara dan peraturan yang berlaku di BANI dan keputusannya bersifat
final dan mengikat.
5. Sebelum mendapat keputusan yang bersifat final dan mengikat dari BANI, Pengguna barang/jasa dan Penyedia
Barang/Jasa wajib melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan pengaturan dalam Kontrak Perjanjian.
BAB VII
PENUTUP
Bila terdapat keragu-keraguan dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam RKS, maka Peserta Pengadaan dapat
menanyakan kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan pada saat diadakan Rapat Penjelasan. Hasil dari Rapat penjelasan
pengadaan akan dicantumkan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan, dan hal-hal yang tidak ditanyakan pada saat rapat
penjelasan dianggap penyedia barang dan jasa telah mengetahui betul maksud serta tujuan yang terangkum dam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Hal-hal yang belum tercantum dalam dokumen pelelangan ini, akan dilaksanakan menurut kelaziman, normalisasi dan
ketentuan/peraturan yang berlaku dan akan diatur dalam suatu Addendum atau dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan yang akan merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari dokumen ini.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini di buat untuk dapat dipakai sebagai bahan pedoman bersama demi
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
Disusun Oleh ;
Disahkan Oleh :
Pengguna Barang/Jasa
PT PLN (Persero) Wilayah Papua & Papua Barat
ABDUL FARID
Manajer Perencanaan
LAMPIRAN
KOP PERUSAHAAN
PAKTA INTEGRITAS
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Upgrade UPS APC lokasi PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah, maka untuk mewujudkan Pengadaan Barang/Jasa di
PLN yang efisien, efektif, kompetitif, transparan, akuntabel, adil dan wajar maka saya yang bertanda tangan di bawah
ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero), dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa.
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama/saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung diantara Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan, Pejabat
Pelaksana Pengadaan, Value For Money Committee, pihak lain di internal PLN yang terkait dan para Calon
Penyedia Barang/Jasa lain untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
3. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.
4. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) para pihak yang terkait
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa, baik langsung maupun tidak langsung, yang merugikan kepentingan
Pengguna Barang/Jasa PT PLN (Persero).
5. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan.
6. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan
berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa.
7. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Direktur
Catatan :
Cantumkan tanda tangan dan nama wakil sah penyedia barang/jasa perseorangan. Jika kemitraan maka cantumkan
tandatangan dan nama setiap anggota kemitraan.
KOP PERUSAHAAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan dilaksanakan oleh PT PLN (Persero)
Wilayah Papua Dan Papua Barat Tahun Anggaran 2015, maka dengan ini saya menyatakan berminat untuk mengikuti
proses pengadaan Pekerjaan “Upgrade UPS APC lokasi PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah” sampai dengan selesai.
Demikianlah pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaraan dan rasa tanggung jawab.
… … ……, … … … … … .2015
PT/CV/Firma/Konsorsium … … … ...
Materai
Rp. 6.000,-
Tanggal
dan cap
perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
1) Pemimpin / Direktur Utama Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur Utama yang nama kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama
KOP PERUSAHAAN
1. Komisaris
No. Nama No. KTP Jabatan dalam perusahaan
1. ......................................... ................................. ....................................................
2. ......................................... ................................. ....................................................
3. ......................................... ................................. ....................................................
dst
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda
Tangan
Dan Cap
Perusahaa
n
(Nama Jelas)
Direktur
Catatan :
Cantumkan tanda tangan dan nama wakil sah penyedia barang/jasa perseorangan. Jika kemitraan maka cantumkan
tandatangan dan nama setiap anggota kemitraan.
KOP PERUSAHAAN
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Upgrade UPS APC lokasi PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah.
Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh data yang saya berikan dalam dokumen penawaran dan dokumen
pendukung lainnya adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.
Apabila dikemudian hari diketahui data atau dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya
bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan
ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 5 Contoh - Surat Pernyataan Tidak Keberatan Pelelangan Batal Atau Gagal
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
TIDAK KEBERATAN PELELANGAN BATAL ATAU GAGAL
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Upgrade UPS APC lokasi PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah.
Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Lampiran 6 Contoh - Surat Pernyataan Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut atau
tidak dinyatakan pailit
KOP PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Upgrade UPS APC lokasi PT PLN (Persero) WP2B Kantor Wilayah.
Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab. Apabila dikemudian hari
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi administrasi
yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa
di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
Di –
JAYAPURA
PT/CV/Firma...........................................
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan
(Nama Jelas)
Jabatan
BILL OF QUANTITY
A INVESTIGASI
1 UPS server investigation due to troubleshooting, upgrading system for 1 Lot - Penawaran Penawaran Penawaran
2 hours and preventing failure system for 2 hours
B MATERIAL
1 Battery Module for Symmetra PX,Smart-UPS VT or Galaxy 3500 10 String Penawaran - Penawaran - Penawaran
2 1 cubicle extendeed for 6 batteray module 1 String Penawaran - Penawaran - Penawaran
3 Modules and Start-Up 5X8, include accecssories, cable etc 1 Lot Penawaran Penawaran Penawaran
C JASA
1 Services and on site training, consist of : 1 Lot - Penawaran - Penawaran Penawaran
1. Erection new battery panel
2. Rack our 2 lines Existing battery and Instalation 4 new String Batteries
3. Jointing existing UPS panel to extended cubicle
4. Reprogram uninterruptible power supply to back up system for 2 hours
5. On site training for maintenance system for mitigtion failure condition
(Nama Jelas)
Jabatan