Anda di halaman 1dari 50

SOSIALISASI KEPUTUSAN DIREKSI PT ANGKASA PURA 1

NOMOR : KEP.DU.041/PL.02/2022
TENTANG
PEDOMAN PENERAPAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
PADA PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA
PT ANGKASA PURA I

Jakarta, 1 Desember 2022


SISTEMATIKA KEP

1. DASAR HUKUM

2. DEFINISI

3. TUJUAN

4. PRINSIP PENGGUNAAN PDN

5. KEWAJIBAN PENGGUNAAN PDN

6. PARA PIHAK SERTA TUGAS &

TANGGUNG JAWAB

7. PENERAPAN PENGGUNAAN PDN

DALAM PROSES PENGADAAN B/J

8. PENGAWASAN INTERNAL

9. SANKSI DAN PENGHARGAAN

10. KETENTUAN LAIN-LAIN & PENUTUP


2
DASAR HUKUM

3
DASAR HUKUM PENERAPAN P3DN

 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.12 Tahun 2021


tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;

 Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2022


tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha
Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 2018


tentang Pemberdayaan Industri sebagaimana diubah sebagian oleh Peraturan Pemerintah
No. 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian;

 Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 3 Tahun 2014


tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Yang Tidak Dibiayai Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Negara/Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah;

 Peraturan Menteri Perindustrian No. 16/M-IND/PER/2/2011


tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri.
DEFINISI

5
DEFINISI
Dalam Keputusan Direksi ini, yang dimaksud dengan:
1. Produk Dalam Negeri (PDN) adalah Barang dan Jasa, termasuk rancang bangun dan perekayasaan,
yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia.
2. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah besaran kandungan dalam negeri pada Barang,
Jasa serta gabungan Barang dan Jasa.
3. Penyedia Jasa Dalam Negeri adalah Penyedia yang didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan kepemilikan saham lebih dari 50% (lima puluh persen) oleh BUMN, badan usaha
milik daerah, badan usaha yang dimiliki seluruhnya oleh warga negara Indonesia, dan/atau
perseorangan warga negara Indonesia.
DEFINISI
Dalam Keputusan Direksi ini, yang dimaksud dengan:

4. Hasil Evaluasi Akhir (HEA) adalah penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga
penawaran dalam proses pengadaan barang/jasa, dimana unsur Preferensi Harga telah
diperhitungkan berdasarkan capaian TKDN dan status perusahaan.
5. Preferensi Harga adalah nilai penyesuaian harga terhadap harga penawaran dalam proses harga
evaluasi akhir dalam pengadaan Barang dan/atau Jasa.

6. Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan yang diberikan kepada Perusahaan
Industri yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian.
7. Verifikasi adalah kegiatan menghitung nilai TKDN Barang dan/atau Jasa berdasarkan data
capaian selama pelaksanaan Kontrak sebelum serah terima pekerjaan.
TUJUAN

8
TUJUAN

Memenuhi ketentuan terkait penggunaan


Menjadi pedoman perencanaan,
PDN dalam rangka mendukung efektivitas
pelaksanaan, pengawasan, dan
pelaksanaan kebijakan penggunaan PDN
evaluasi capaian penerapan TKDN
di Perusahaan
di Perusahaan

Mendukung efektivitas pelaksanaan Meningkatkan peran serta usaha


kebijakan penggunaan PDN dalam mikro, usaha kecil, usaha
Pengadaan Barang dan/atau Jasa di menengah,
Perusahaan

Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun


dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi usaha
kecil sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat
dipertanggungjawabkan
KEWAJIBAN PENGGUNAAN PDN

10
KEWAJIBAN PENGGUNAAN PDN Barang

Penggunaan PDN untuk pengadaan Barang dan/atau Jasa terdiri atas: Jasa

Gabungan Barang dan Jasa

Pengadaan barang

Wajib menggunakan Produk Dalam Negeri, kecuali:


a. Barang tersebut belum diproduksi di dalam negeri; atau
b. Barang produksi dalam negeri tidak memenuhi persyaratan teknis sesuai kebutuhan; dan
c. Volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.

Pengadaan jasa

1. Wajib mengikutsertakan Penyedia Jasa Dalam Negeri.


2. Dalam hal Penyedia Jasa Dalam Negeri tidak ada yang ikut serta dalam proses pengadaan jasa,
maka harus mensyaratkan keikutsertaan dan keterlibatan Penyedia Jasa Dalam Negeri dalam
bentuk konsorsium atau Kerja Sama Operasi (KSO).
3. Mensyaratkan penggunaan tenaga kerja, peralatan, dan/atau fasilitas kerja di dalam negeri
sesuai dengan kemampuan Penyedia Jasa Dalam Negeri.
PIHAK SERTA TUGAS & TANGGUNG JAWAB

12
PEJABAT YANG BERWENANG UNIT TEKNIS
Pejabat Yang Berwenang Unit Teknis memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengesahkan nilai minimum TKDN yang telah ditetapkan oleh Unit Teknis;
b. Melakukan penetapan personel Unit Teknis yang memiliki kualifikasi untuk melakukan Verifikasi;
c. Mengusulkan Roadmap penggunaan PDN dan/atau produk usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi untuk
selanjutnya ditetapkan oleh Direksi;
d. Mengusulkan sanksi terkait pemenuhan TKDN pada akhir pekerjaan berupa suspend atau pencantuman Daftar
Hitam (Blacklist) untuk ditetapkan oleh Direktur yang membidangi Fungsi Pengadaan; dan
e. Menetapkan sanksi terkait pemenuhan TKDN pada akhir pekerjaan pada kategori kuning.

TIM PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)


Tim P3DN memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan Peningkatan Penggunaan PDN di Perusahaan.
b. Melakukan monitoring atas implementasi kepatuhan penggunaan PDN dan TKDN.
c. Melaporkan realisasi penggunaan PDN secara berkala kepada Direksi dan/atau kepada Instansi/Kementerian terkait
lainnya.
UNIT TEKNIS
PERENCANAAN
1. Melakukan penyusunan dan menerapkan Roadmap TKDN;
2. Memperhitungkan TKDN pada penyusunan RKAP;
3. Menyusun daftar barang wajib TKDN dan barang substitusi impor dalam RKAP;
4. Mengkategorikan program kerja dalam RKAP sesuai dengan jenis pengadaan yang terdiri atas pengadaan barang,
pengadaan jasa, pengadaan barang dan jasa;
5. Melakukan identifikasi kebutuhan barang dan/atau jasa sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan;
6. Melakukan penyusunan kebutuhan atas barang dan/atau jasa dengan memperhatikan produksi dalam negeri pada
daftar inventarisasi produksi dalam negeri yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian;
7. Menyusun dokumen teknis sebagai penjabaran dari kebutuhan barang dan/atau jasa.

PELAKSANAAN
KONTRAK
1. Melakukan pengawasan pelaksanaan Kontrak, termasuk pengawasan terhadap pencapaian nilai realisasi TKDN;
2. Melakukan Verifikasi terhadap self assessment yang diserahkan oleh Penyedia; dan
3. Melaporkan penerapan peningkatan penggunaan PDN dan data capaian TKDN kepada Tim P3DN Perusahaan secara
berkala sebelum serah terima pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
UNIT TEKNIS
PENGADAAN
LANGSUNG
1. Menyusun dokumen teknis dengan wajib mencantumkan persyaratan nilai TKDN;
2. Memberikan penjelasan atas dokumen teknis terkait persyaratan nilai TKDN kepada Peserta pada saat penjelasan
pekerjaan (aanwijzing);
3. Melakukan evaluasi penawaran nilai TKDN yang disampaikan oleh Peserta;
4. Melakukan klarifikasi terhadap pernyataan nilai TKDN yang disampaikan oleh Peserta.

FUNGSI PENGADAAN PURCHASING


a. Memastikan kelengkapan persyaratan nilai TKDN pada Dokumen Teknis pada rapat persiapan pengadaan barang dan/atau
jasa;
b. Menyusun dokumen pengadaan dengan wajib mencantumkan persyaratan nilai TKDN berdasarkan dokumen teknis;
c. Memberikan penjelasan atas Dokumen Pengadaan terkait persyaratan nilai TKDN kepada Peserta pada saat penjelasan
pekerjaan (aanwijzing) bersama-sama dengan Unit Teknis;
d. Melakukan evaluasi pernyataan nilai TKDN yang disampaikan oleh Peserta;
e. Melakukan klarifikasi terhadap pernyataan komitmen nilai TKDN yang disampaikan oleh Peserta dibantu oleh Unit Teknis;
dan
f. Memberikan Preferensi Harga kepada Peserta.

OWNER ESTIMATE
Menyusun HES mengacu kepada kewajaran harga PDN sesuai dengan spesifikasi teknis.
PENERAPAN PENGGUNAAN PDN

16
KETENTUAN TKDN
Kondisi Penyusunan Pengumum Pemasukkan Evaluasi Negosiasi Pelaksanaan Serah Terima
RKAP & an Lelang Dokumen Dokumen Pekerjaan Pekerjaan
dokumen Penawaran
teknis
Sebelum Tidak Tanpa Dokumen admin, Tidak Urutan Tidak ada Serah terima
Impleme melakukan persyaratan teknis, dan harga melakukan negosiasi komitmen nilai pekerjaan
ntasi identifikasi nilai minimum perhitungan berdasarkan TKDN, tidak ada dilakukan
TKDN nilai TKDN & TKDN preferensi penawaran monitoring dan setelah
penetapan harga serta harga verifikasi capaian pekerjaan
nilai minimum HEA terensah akhir TKDN selesai
TKDN dilakukan
Sesudah Melakukan Mempersya Dokumen admin, Melakukan Urutan Nilai Komitmen Serah terima
Impleme identifikasi ratkan nilai teknis, harga perhitungan negosiasi TKDN dimasukkan pekerjaan
ntasi nilai TKDN & minimum serta sertifikat HEA berdasarkan di dalam kontrak, dilakukan
TKDN penetapan TKDN TKDN (barang), perhitungan terdapat proses setelah
nilai minimum Surat pernyataan HEA monitoring dan verifikasi nilai
TKDN TKDN, dan self verifikasi akhir TKDN selesai
assessment capaian TKDN dilakukan
I. PERENCANAAN PENGGUNAAN PDN

18
PENYUSUNAN RKAP & DOKUMEN TEKNIS WAJIB MELAKUKAN:
 Identifikasi nilai TKDN; dan
 Penetapan nilai minimum TKDN

PENYUSUNAN DOKUMEN TEKNIS, SEKURANG-KURANGNYA MENCANTUMKAN


 Nilai minimum TKDN;
 Kewajiban Penyedia untuk menyampaikan pernyataan komitmen nilai TKDN;
 Kewajiban penggunaan Barang, alat kerja/fasilitas kerja, Jasa dan sumber daya
manusia dalam negeri yang memenuhi jumlah, kualitas, waktu penyerahan, dan
harga dalam melaksanakan setiap Pengadaan B/J;
 Kewajiban Penyedia untuk menyampaikan laporan realisasi TKDN secara berkala
sebelum serah terima pekerjaan;
 Kewajiban Penyedia untuk menyampaikan laporan realisasi TKDN pada akhir
pekerjaan;
 Laporan realisasi TKDN Penyedia dilengkapi dengan self assessment atau hasil
verifikasi oleh Surveyor Independen yang ditunjuk oleh Kementerian Perindustrian.

RAB/EE DISUSUN DENGAN:


 Mengacu harga kewajaran PDN;
 Memperhitungan biaya Surveyor Independen apabila diperlukan.
IDENTIFIKASI NILAI TKDN

Identifikasi nilai TKDN dilakukan dengan cara:


1. Melakukan identifikasi kebutuhan barang dan/atau jasa dengan memperhatikan spesifikasi teknis
pada penggunaan PDN, produk bersertifikat SNI, produk usaha mikro dan kecil, serta koperasi dari
hasil produksi dalam negeri, dan produk ramah lingkungan hidup;
2. Menyusun hasil identifikasi kebutuhan barang dan/atau jasa menjadi RKAP dan dokumen teknis; dan
3. Menyusun kebutuhan atas Barang dengan memperhatikan besaran nilai TKDN dan BMP pada daftar
inventarisasi produksi dalam negeri yang dikeluarkan oleh Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Perindustrian.
IDENTIFIKASI NILAI TKDN BARANG

Identifikasi nilai TKDN dilakukan dengan cara:


1. Melakukan identifikasi nilai TKDN terhadap Barang yang telah ditetapkan spesifikasi teknisnya;
2. Membandingkan spesifikasi teknis Barang yang dibutuhkan dengan spesifikasi teknis Barang yang
tersedia di daftar inventarisasi (website http://tkdn.kemenperin.go.id )
3. Melakukan pencatatan nama pabrikan beserta nilai TKDN Barang sesuai besaran nilai yang tercantum
di daftar inventarisasi (website http://tkdn.kemenperin.go.id )
4. Apabila barang yang dibutuhkan tidak tersedia di daftar inventarisasi (website
http://tkdn.kemenperin.go.id ) maka nilai TKDN 0%
5. Mengelompokkan kebutuhan barang menjadi:
a. Barang wajib = barang dengan capaian TKDN + BMP ≥ 40%, TKDN barang ≥ 25%,
b. Barang non-wajib = barang dengan nilai TKDN + BMP < 40%
IDENTIFIKASI NILAI TKDN JASA
Identifikasi nilai TKDN dilakukan dengan cara:
1. Melakukan identifikasi nilai TKDN terhadap Jasa yang telah ditetapkan spesifikasinya

2. Menentukan nilai TKDN Jasa berdasarkan: 3. Menentukan KDN Jasa berdasarkan kriteria :
a. Biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk
menghasilkan jasa yang dihitung sampai di
lokasi pengerjaan (on site), terdiri dari
IDENTIFIKASI NILAI TKDN GABUNGAN BARANG DAN JASA

1. Identifikasi nilai TKDN untuk masing-masing kebutuhan Barang dan jasa sebagaimana ketentuan pada
slide sebelumnya
2. Membandingkan antara keseluruhan harga Komponen Dalam Negeri (KDN) Barang ditambah
keseluruhan harga Komponen Dalam Negeri (KDN) Jasa terhadap keseluruhan harga Barang dan Jasa
LEMBAR IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BARANG
LEMBAR IDENTIFIKASI KEBUTUHAN JASA
LEMBAR IDENTIFIKASI KEBUTUHAN JASA
LEMBAR IDENTIFIKASI KEBUTUHAN GABUNGAN BARANG DAN JASA
PENETAPAN NILAI MINIMUM TKDN
KETENTUAN PENETAPAN NILAI MINIMUM TKDN
1. Berdasarkan hasil identifikasi nilai TKDN dan/atau Roadmap TKDN;
2. Apabila nilai minimum TKDN < Roadmap TKDN, perlu mendapatkan persetujuan Pejabat Yang Berwenang
Unit Teknis;

NILAI MINIMUM TKDN KATEGORI BARANG:


1. Kategori Barang Wajib memiliki nilai minimum TKDN 25% (dua puluh lima persen)
2. Kategori Barang non-wajib memiliki nilai TKDN dibawah 25% (dua puluh lima persen).

NILAI MINIMUM TKDN KATEGORI JASA:


1. Perhitungan estimasi biaya disertai penilaian TKDN untuk setiap komponen Jasa sesuai dengan ketentuan
penilaian TKDN perundang-undangan yang berlaku;
2. Data lampau (historical data) dari kegiatan pengadaan sebelumnya.

NILAI MINIMUM TKDN KATEGORI GABUNGAN BARANG DAN JASA


Akumulasi nilai minimum TKDN mengikuti ketentuan nilai minimum TKDN barang dan TKDN jasa
Berdasarkan
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2022

Pejabat Yang Berwenang


Unit Teknis
• Melakukan • Menetapkan
Penyusunan Roadmap TKDN
• Mengusulkan
Roadmap TKDN
Roadmap TKDN
Direksi

Unit Teknis

Unit Teknis

Penyusunan Roadmap dilakukan dengan ketentuan: Melakukan


Penerapan
1. Memperhatikan ketentuan terkait kewajiban penggunaan PDN yang diatur dalam
Roadmap TKDN
perundang-undangan yang berlaku serta mempertimbangkan rencana bisnis,
perkembangan teknologi, kompetisi pasar, dan kesiapan industri dalam negeri;
2. Berdasarkan pencapaian TKDN untuk belanja modal dan belanja operasional tahun
sebelumnya dengan kerja sama dari berbagai fungsi terkait yang ada di Perusahaan
PENETAPAN NILAI MINIMUM TKDN
II. PELAKSANAAN PENGADAAN B/J

31
SWAKELOLA
 Unit Teknis dalam pembuatan dokumen perencanaan swakelola wajib
mencantumkan persyaratan nilai TKDN berdasarkan dokumen teknis terdiri dari:
1. KAK/RKS
2. RAB
3. Gambar dan data lain (apabila ada)
 Unit Teknis melakukan pembuatan dokumen perencanaan mengikuti ketentuan
Pasal 13-Pasal 17.
METODE PENGADAAN MELALUI PENYEDIA

Proses penerapan TKDN pada Pengadaan Barang dan/atau Jasa

1. Pemeriksaan Pernyataan Komitmen TKDN


• Metode Penunjukan langsung dan Pengadaan
2. Evaluasi Pernyataan Komitmen TKDN Langsung -> Menggunakan kegiatan 1,2, dan 3
3. Klarifikasi Pernyataan Komitmen TKDN • Metode Pelelangan dan Pelelangan Terbatas
4. Penerapan Preferensi Harga
-> menggunakan kegiatan 1,2,3 dan 4

Pengadaan Jasa serta Pengadaan gabungan Barang dan Jasa


harus mengutamakan Penyedia Jasa Dalam Negeri yang dicantumkan sebagai salah satu persyaratan dalam
dokumen penawaran pada proses Pengadaan Barang dan/atau Jasa
PEMERIKSAAN PERNYATAAN KOMITMEN TKDN
 Peserta wajib menyampaikan pernyataan komitmen TKDN dalam dokumen
penawaran;
 Peserta pengadaan barang harus menyerahkan sertifikat TKDN yang diterbitkan oleh
Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian;
 Pernyataan komitmen nilai TKDN Barang, TKDN Jasa, dan TKDN gabungan Barang dan
Jasa harus ditandatangani oleh:
1. Pimpinan Perusahaan calon Penyedia; atau
2. Seluruh pimpinan anggota konsorsium, apabila Peserta berbentuk konsorsium;
 Peserta dinyatakan gugur apabila:
1. Tidak menyampaikan pernyataan komitmen TKDN; atau
2. Pernyataan komitmen TKDN Penyedia Jasa tidak ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan atau seluruh pimpinan anggota konsorsium.
CONTOH SURAT PENYAMPAIAN KOMITMEN TKDN
EVALUASI PERNYATAAN KOMITMEN TKDN
EVALUASI NILAI TKDN PENGADAAN BARANG
1. Nilai TKDN setiap jenis barang harus sama atau lebih besar dari nilai minimum TKDN yang dipersyartakan
2. Nilai TKDN Barang dalam pernyataan komitmen TKDN sesuai dengan nilai TKDN yang tercantum di dalam
sertifikat TKDN yang masih berlaku
3. Kesesuaian dan keabsahan sertifikat TKDN sesuai tercantum didalam Daftar Inventarisasi Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian
4. Nilai TKDN dianggap 0% apabila tidak dilengkapi dengan sertifikat TKDN

EVALUASI NILAI TKDN PENGADAAN JASA


1. Nilai TKDN Jasa harus sama atau lebih besar dari nilai minimum TKDN yang dipersyaratkan
2. Nilai TKDN Jasa dalam pernyataan komitmen TKDN sesuai dengan nilai TKDN yang tercantum di dalam
penilaian sendiri (self assessment) dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti KTP/Paspor, bukti
kepemilikan alat kerja/fasilitas kerja, dan foto/gambar layanan Jasa; dan
3. Perhitungan TKDN Jasa yang dilakukan oleh Peserta sesuai dengan ketentuan tata cara perhitungan TKDN
yang berlaku.

EVALUASI NILAI TKDN PENGADAAN GABUNGAN BARANG DAN JASA


1. Mengikuti ketentuan barang untuk pengadaan barang dan mengikuti ketentuan jasa untuk pengadaan jasa
2. Pernyataan TKDN harus disertai dengan rincian masing-masing nilai komponen biaya dan nilai TKDN
KLARIFIKASI PERNYATAAN TKDN

 Klarifikasi dilakukan apabila terdapat keraguan terhadap pernyataan nilai TKDN dari
Peserta
 Proses klarifikasi dapat dilakukan dengan kunjungan lapangan dan/atau memastikan
kebenaran nilai TKDN dan keabsahan sertifikat TKDN kepada Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian.
 Hasil klarifikasi pernyataan komitmen TKDN menjadi nilai TKDN komitmen baru dan
akan dicantumkan dalam dokumen Kontrak apabila Peserta ditunjuk sebagai Pemenag
 Berdasarkan hasil pemeriksaan, evaluasi dan/atau klarifikasi pernyataan komitmen
TKDN, peserta dinyatakan gugur apabila:
1. TKDN hasil evaluasi lebih rendah dari nilai minimum TKDN;
2. Hasil kalrifikasi tidak dapat diterima.
KETENTUAN PREFERENSI HARGA
Preferensi Harga berlaku untuk nilai pagu anggaran Pengadaan minimum Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah)

Preferensi Harga diberikan sesuai dengan capaian TKDN masing-masing tanpa memperhitungkan BMP

Preferensi Harga diberikan terhadap pengadaan Barang dengan ketentuan:


1. Diberikan terhadap Barang yang memiliki nilai TKDN paling rendah 25%;
2. Diberikan sebesar 25% (dua puluh lima persen);
3. Diperhitungkan dalam evaluasi harga penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis;
4. Penetapan pemenang berdasarkan urutan harga terendah HEA;
5. Preferensi Harga dan HEA dihitung sesuai dengan rumus, yaitu:
HEA = (1- KP) X HP
Keterangan:
KP = TKDN x Preferensi Harga
KP = koefisien Preferensi
HP = harga penawaran setelah koreksi aritmatik
6. Dalam hal terdapat 2 atau lebih penawaran dengan HEA terendah yang sama, Peserta dengan TKDN lebih
besar ditetapkan sebagai pemenang.
7. Pekerjaan konstruksi pada metode pemilihan pelelangan internasional, preferensi harga diberikan
sebesar 7,5% kepada badan usaha nasional atas harga penawaran terendah dari badan usaha asing.
Perhitungan Preferensi Harga dan HEA

Nilai Preferensi
TKDN Preferensi
No Peserta Harga Penawaran Barang (TKDN Barang x HEA
Barang Harga
Preferensi harga)

1 A 10.200.000.000 50% 25% 11,25% 8.925.000.000

2 B 10.000.000.000 40% 25% 10,50% 9.000.000.000

3 C 9.500.000.000 24% 25% 0% 9.500.000.000

Nilai Preferensi
TKDN Preferensi
No Peserta Harga Penawaran Jasa (TKDN Jasa x HEA
Jasa Harga
Preferensi harga)

1 A 4.725.000.000 95% 0% 0% 4.725.000.000

2 B 4.700.000.000 89% 0% 0% 4.700.000.000

3 C 4.800.000.000 89% 0% 0% 4.800.000.000


Perhitungan Preferensi Harga dan HEA

Penawaran
Nama TKDN Preferensi
( dalam Rupiah )
Perusahaan
Barang (*HPB) Jasa (*HPJ) Total Barang Jasa Gabungan Barang Jasa
A 10.200.000.000 4.725.000.000 14.925.000.000 50,00% 95,00% 64,25% 25% 0%

B 10.000.000.000 4.700.000.000 14.700.000.000 40,00% 89,00% 55,67% 25% 0%

C 9.500.000.000 4.800.000.000 14.300.000.000 24,00% 89,00% 45,82% 25% 0%

Evaluasi Barang Evaluasi Jasa


Koefisien Preferensi Koefisien Preferensi
Nama HE TKDN Barang HE TKDN Jasa
Barang (KPb) Jasa (KPj) HEA TKDN Gabungan Peringkat
Perusahaan
(TKDN Barang x (TKDN Jasa x
(1-KPb) x HPB (1-KPj) x HPJ
Preferensi Barang) Preferensi Jasa)
A 12,50% 8.925.000.000 0,00% 4.725.000.000 13.650.000.000 I

B 10,00% 9.000.000.000 0,00% 4.700.000.000 13.700.000.000 II

C 0,00% 9.500.000.000 0,00% 4.800.000.000 14.300.000.000 III


METODE HARGA TERENDAH
1. Penetapan pemenang dilakukan terhadap Peserta yang memenuhi persyartan administrasi, teknis, dan HEA
terendah
2. Dalam memperhitungkan komponen TKDN maka dilakukan perhitungan HEA
3. Penerapan Preferensi Harga

METODE NILAI (merit point) dan METODE NILAI (merit point system)
1. Penerapan Prefrensi Harga;
2. Bobot penilaian penawaran harga sebesar 30% memiliki kriteria:
Skor HEA = 100 – [(HEA yang bersangkutan – HEA terendah)/HEA tertinggi x 100];
3. Calon pemenang ditentukan berdasarkan urutan Penyedia dengan skor tertinggi yang dihitung berdasarkan
akumulasi/ penggabungan antara skor harga dan skor teknis dengan bobot masing-masing 70% dan 30% dengan
rumus skor akhir:
skor Penilaian = (0,3 x skor HEA) + (0,7 x skor teknis);

METODE KUALITAS
Metode kualitas tidak memperhitungkan evaluasi harga sehingga tidak memperhitungkan HEA

NEGOSIASI
a. Hasil negosiasi harga tidak dapat mengurangi komitmen persentese TKDN setiap item yang ditawarkan; dan
b. Hasil negosiasi harga tidak dapat mengubah lingkup kerja, syarat, ketentuan, dan spesifkasi penawaran teknis.
III. PELAKSANAAN KONTRAK

42
Pada saat pelaksanaan Kontrak terdapat perubahan volume pekerjaan akibat adanya kondisi perbedaan
kondisi isi kebutuhan pelaksanaan pekerjaan maka:
a. Tidak dapat mengubah nilai komitmen TKDN
b. Dapat mengubah nilai komitmen TKDN berdasarkan permintaan Pejabat Yang Berwenang Unit Teknis

Penyedia WAJIB melaporkan realisasi TKDN secara berkala sebelum serah terima pekerjaan

Ketentuan Verifikasi terhadap pengadaan barang:


berdasarkan nilai TKDN yang tercantum pada sertifikat TKDN yang dikeluarkan oleh Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Perindustrian

Ketentuan Verifikasi terhadap pengadaan jasa dan gabungan barang dan jasa:

1. Nilai bukti perikatan > Rp 50.000.000.000,00 & nilai TKDN yang Surveyor Independen
dicapai ≥ 30% atau proyek strategis pemerintah.

2. Nilai bukti perikatan > Rp 5.000.000.000,00) - Rp 50.000.000.000,00 Surveyor Independen atau Unit
& nilai TKDN yang dicapai ≥ 30% Teknis yang memiliki kualifikasi

3. Nilai bukti perikatan < Rp 5.000.000.000,00 Self assessment oleh Penyedia


VERIFIKASI TKDN OLEH PENYEDIA
Penyedia melakukan penilaian sendiri (self assessment) TKDN
• secara berkala sebelum serah terima pekerjaan atau periode waktu yang telah ditetapkan dalam
Kontrak
• pada akhir pekerjaan

Diserahkan kepada Unit Teknis

Hasil verifikasi TKDN pada akhir pekerjaan diserahkan kepada tim P3DN Perusahaan dengan ketentuan:
1. Hasil verifikasi akhir pekerjaan ≥ nilai komitmen TKDN -> Penyedia memenuhi komitmen TKDN
2. Hasil verifikasi akhir pekerjaan < nilai komitmen TKDN -> Penyedia tidak memenuhi komitmen TKDN
BERITA ACARA HASIL AKHIR CAPAIAN TKDN
PENGAWASAN INTERNAL

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan peningkatan penggunaan


PDN dilakukan oleh Internal Audit

2. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui pemenuhan dan


kepatuhan terhadap pelaksanaan peningkatan penggunaan
PDN

3. Pengawasan dan pemantauan (monitoring) terhadap


penerapan PDN dilakukan melalui pelaksanaan audit
operasional sesuai Program Kerja Pemeriksaan tahunan
(PKPT)
SANKSI & PENGHARGAAN

47
Ketentuan Sanksi kepada Penyedia:

Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain


yang tidak benar terkait dengan pernyataan komitmen TKDN

Pencantuman dalam Daftar Hitam (Blacklist) Perusahaan selama 2


tahun

Diusulkan oleh Pejabat Yang Berwenang Unit Teknis


Ditetapkan oleh Direktur yang membidangi Fungsi Pengadaan

Berdasarkan hasil Verifikasi Penyedia tidak memenuhi nilai TKDN komitmen.

Kategori Sanksi:
• Kategori Kuning, realisasi TKDN > 95% maka mendapat teguran tertulis
(oleh Pejabat Yang Berwenang Unit Teknis)
• Kategori Merah, realisasi TKDN 85%-95% maka mendapatkan suspend selama 1 Tahun
(diusulkan oleh Unit Teknis, ditetapkan oleh Direktur yang membidangi Fungsi Pengadaan)
• Kategori Hitam, realisasi TKDN <85% maka akan masuk kedalam pencantuman Daftar Hitam (Blacklist) Perusahaan selama 2
(dua) tahun.
(diusulkan oleh Unit Teknis, ditetapkan oleh Direktur yang membidangi Fungsi Pengadaan)
Ketentuan Sanksi kepada Internal Perusahaan

Pengenaan sanksi bagi para pihak yang berwenang dalam penerapan penggunaan PDN
berpedoman pada ketentuan internal mengenai pedoman etika perusahaan (code of
conduct) dan pedoman pengadaan barang dan/atau jasa.

Pemberian Penghargaan

 Pemberian penghargaan dapat diberikan kepada Penyedia yang melakukan capaian


TKDN realisasi yang lebih tinggi dibandingkan nilai TKDN Komitmen.
 Pemberian penghargaan kepada Penyedia dalam bentuk piagam perhargaan atau
bentuk lain yang diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
KETENTUAN LAIN-LAIN
Apabila terdapat ketentuan yang mengatur hal yang sama dalam Keputusan Direksi ini
dengan ketentuan internal mengenai pedoman pengadaan barang dan/atau jasa,
maka khusus untuk Pengadaan Barang dan/atau Jasa yang menggunakan PDN
berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam Keputusan Direksi ini.

KETENTUAN PENUTUP

Keputusan Direksi ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai