Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan Produk Dalam Negeri

Dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

Disampaikan Oleh:
AZWANDI, S.E
KEPALA BIRO PENGADAAN BARANG DAN JASA SETDA
PROV KEPRI
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PRODUK DALAM NEGERI

“Kita enggak usah muluk-muluk ya, dibelokkan 40% saja, 40% persen saja, itu
bisa men-trigger growth economy kita, pertumbuhan ekonomi kita yang
pemerintah dan pemerintah daerah bisa 1,71 persen, yang BUMN 0,4 persen.
[Pemerintah] 1,5 – 1,7 persen, yang BUMN-nya 0,4 persen.

Ini kan 2 persen lebih enggak usah cari kemana-mana, tidak usah cari
investor. Kita diam saja. tapi kita konsisten membeli barang yang
diproduksi oleh pabrik-pabrik kita, industri-industri kita, UKM-
UKM kita. Kok enggak kita lakukan? Bodoh sekali kita kalau enggak
melakukan ini, malah beli barang-barang impor.”

Arahan Presiden RI Joko Widodo


Pada acara aksi afirmasi bangga buatan dalam negeri di Bali 25 Maret 2022
Ketentuan Penggunaan
Produk Dalam Negeri
Produk Dalam Negeri (PDN)
Barang dan Jasa, termasuk rancang
UU No 3/2014 tentang Perindustrian bangun dan perekayasaan, yang
Pasal 86 diproduksi atau dikerjakan oleh
Mewajibkan untuk menggunakan produk dalam negeri perusahaan yang berinvestasi dan
dalam setiap pengadaan barang/jasanya (K/L/Pemerintah berproduksi di Indonesia,
Daerah/ BUMN/ BUMD/ BU Swasta /mengusahakan menggunakan seluruh atau sebagian
sumber daya yang dikuasai negara tenaga kerja warga negara Indonesia,
dan prosesnya menggunakan Bahan
Baku atau komponen yang seluruh atau
PP 29/2018 tentang Pemberdayaan Industri sebagian berasal dari dalam negeri.
Pasal 61 :
Kewajiban menggunakan produk dalam negeri apabila
terdapat produk dalam negeri dengan nilai
penjumlahan TKDN dan BMP paling sedikit 40% Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

. adalah besaran kandungan dalam negeri


pada Barang, Jasa, atau Gabungan Barang
Perpres 16/2018 jo 12/2021 tentang dan Jasa.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pasal 66: Pengadaan barang/jasa wajib menggunakan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)
produk dalam negeri apabila terdapat produk dalam negeri Nilai penghargaan yang diberikan kepada
dengan nilai penjumlahan TKDN dan BMP paling sedikit Perusahaan Industri yang berinvestasi dan
40%. berproduksi di Indonesia.
Kapan?
Penggunaan Produk Dalam Negeri
Dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018 Pasal 58
kewajiban penggunaan produk dalam negeri dilakukan pada tahap
perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan atau
pemilihan penyedia.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021 Pasal 66


angka 3a
Kewajiban penggunaan produk dalam negeri dilakukan pada tahap
Perencanaan Pengadaan, Persiapan Pengadaan, atau
Pemilihan Penyedia. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3a) dicantumkan dalam RUP, spesifikasi teknis/KAK, dan
Dokurnen Pemilihan
STRATEGI PENCAPAIAN
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI
 PEMBENTUKAN  TAHAP PELAKSANAAN
TIM P3DN 1. Melakukan pembelanjaan produk dalam
negeri bersertifikat TKDN pada
pengadaan barang/jasa dan penerapan
 TAHAP PERENCANAAN preferensi harga.
2. Optimalisasi E-Katalog.
1. Mengidentifikasi
kebutuhan dan
potensi capaian TKDN
pada setiap rencana TKDN
pengadaan
barang/jasa, 40%
2. Mengidentifikasi produk lokal
yang potensial digunakan
dalam pengadaan
barang/jasa untuk diusulkan
dalam fasilitasi sertifikasi
TKDN  TAHAP EVALUASI
3. Melakukan Sounding Market
Melakukan pengawalan implementasi
P3DN bersama APIP.
STRATEGI P3DN DALAM LANGKAH
PELAKU PENGADAAN DALAM PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI

PERENCANAAN PENGADAAN

PA selaku penanggungjawab kegiatan dalam melakukan penyusunan RKA yang didalamnya terdapat
pengadaan barang/jasa telah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Identifikasi kebutuhan barang/jasa sesuai dengan Rencana Kerja;


2. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK sesuai kebutuhan;
3. Ketersediaan barang/jasa dan/atau penyedia di pasar;
PBJ

4. Ketersediaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam bentuk produk/jasa dalam negeri; dan
5. Penyusunan RAB sesuai spesifikasi teknis/KAK sebagai dasar pengusulan anggaran

 Kewajiban penggunaan produk dalam negeri, termasuk rancang bangun dan perekayasaan nasional,
apabila terdapat produk dalam negeri yang memiliki penjumlahan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling sedikit 40% (empat puluh persen).
 Nilai TKDN dan BMP mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri yang
diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
 Tkdn.kemenperin.go.id
STRATEGI P3DN DALAM
PERENCANAAN PENGADAAN

Dalam pelaksanaan Pengadaan Barang yang terdiri atas bagian atau komponen dalam negeri dan
bagian atau komponen yang berasal dari luar negeri (impor), dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Komponen berupa bahan dan/atau peralatan belum diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan yang diproduksi belum memenuhi persyaratan;
b. Pemilahan/pembagian bagian atau komponen yang telah dapat diproduksi di dalam negeri dan
PBJ

bagian atau komponen yang berasal dari luar negeri (impor);


c. Pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya sedapat mungkin dilakukan di
dalam negeri;
d. Semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa
asuransi, angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan; dan
e. Daftar barang yang berasal dari luar negeri (impor) wajib dilengkapi dengan spesifikasi teknis,
jumlah dan harga yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.
STRATEGI P3DN DALAM
PERENCANAAN PENGADAAN

Apa masih boleh beli barang Impor?


Dalam Pengadaan Barang Jasa Pemerintah
PBJ

Pengadaan barang yang berasal dari luar negeri (impor), dimungkinkan


dalam hal:
1. Barang tersebut belum dapat diproduksi/dihasilkan di dalam negeri; atau
2. Volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
STRATEGI P3DN DALAM PERSIAPAN PENGADAAN

Spesifikasi Teknis/KAK
PBJ
STRATEGI P3DN DALAM PEMILIHAN

Pokja Pemilihan/ Pejabat Pengadaan

Pemberian Penjelasan (Pekerjaan Konstruksi):

1. Nilai preferensi barang yang diberikan paling tinggi 25%;


2. Preferensi Harga diberikan pada tiap komponen barang yang memiliki nolai total paling sedikit di atas Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah);
3. Preferensi Harga diberikan terhadap Barang yang memiliki TKDN paling rendah 25%;
4. konstruksi yg dikerjakan Badan Usaha Nasional dapat preferensi maks 7,5% diatas penawaran Badan Usaha asing terendah
5. Nilai TKDN Komponen Barang berdasarkan daftar inventaris barang/jasa produksi dalam negeri yang diterbitkan oleh
PBJ

kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perindustrian;


6. Apabila peserta tidak menyampaikan Formulir Penyampaian TKDN maka peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
7. Rumus penghitungan harga evaluasi akhir untuk tiap komponen barang dengan rumus sebagai berikut:

HEA komponen barang = (1 − KP)x HP

HEA komponen barang = Harga Evaluasi Akhir tiap komponen barang.


KP = TKDN x Preferensi Tertinggi.
HP = Harga Penawaran.
8. Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran dan hanya digunakan oleh Pokja Pemilihan untuk
keperluan perhitungan HEA komponen barang.
9. Perhitungan HEA komponen barang dalam total penawaran digunakan untuk menetapkan peringkat pemenang.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai