Anda di halaman 1dari 43

Bimtek

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)


Dinas PUPR Kabupaten Maluku Tengah

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


HIRARKI KEBIJAKAN PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Definisi

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


RegulasiTerkait P3DN

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


INPRES 2/2022

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


PeraturanPemerintahNomor29 Tahun2018 TentangPemberdayaanIndustri

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


KewajibanPenggunaanProduksiDalamNegeri

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


PengawasandanSanksi

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


ContohTandaSahCapaianTKDN Barang

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


ContohTandaSahBobotManfaatPerusahaan

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


KETENTUAN UMUM
Untuk mendapatkan persepsi yang sama mengenai TKDN, maka beberapa
pengertian atau definisi dalam perencanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah pada tahap identifikasi kebutuhan harus dipahami sebagai
upaya mendalam dalam proses supply identification sebagai berikut;
1.Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah besaran kandungan
Tingkat Komponen dalam negeri pada barang, jasa serta gabungan barang dan jasa.
Dalam Negeri
(TKDN) 2.Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan yang
diberikan kepada perusahaan industri yang berinvestasi dan berproduksi
di Indonesia.
3.Preferensi Harga adalah Nilai penyesuaian harga terhadap harga
penawaan dalam proses evaluasi akhir dalam pengadaan barang/jasa.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENGADAAN
Dalam penyusunan spesifikasi teknis/KAK, PPK diwajibkan untuk
menggunakan produksi dalam negeri, produksi bersertifikat SNI dan
memaksimalkan penggunaan produk industri hijau sepanjang tersedia
dan tercukupi (Pasal 19 Perpres 16/2018).

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENGADAAN
Menunjuk pasal 66 Perpres 16 Tahun 2018 yang menegaskan bahwa :
1) Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah wajib menggunakan produk dalam negeri, termasuk
rancang bangun dan perekayasaan nasional.
2) Kewajiban penggunaan produk dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan jika
terdapat peserta yang menawarkan barang/jasa dengan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) ditambah nilai Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) paling rendah 40% (empat puluh
Tingkat Komponen
persen).
Dalam Negeri 3) Perhitungan TKDN dan BMP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan
(TKDN) ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dicantumkan dalam RUP, spesifikasi
teknis/KAK dan Dokumen Pemilihan.
5) Pengadaan barang impor dapat dilakukan, dalam hal:
1. barang tersebut dapat diproduksi di dalam negeri; atau
2. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan.
6) LKPP dan/atau Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah memperbanyak pencantuman produk
dalam negeri dalam katalog elektronik.
BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.
PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENGADAAN
Menunjuk pada pasal 67 menyatakan bahwa :
1) Preferensi harga merupakan insentif bagi produk dalam negeri pada pemilihan penyedia berupa kelebihan harga yang
dapat diterima.
2) Preferensi harga yang berlaku untuk pengadaan Barang/Jasa yang bernilai paling sedikit di atas Rp. 1.000.000.000,00
(datu miliar rupiah).
3) Preferensi harga diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki TKDN paling rendah 25% (dua puluh lima persen).
4) Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi 25% (dua puluh lima persen).
5) Preferensi harga untuk pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh badan usaha nasional paling tinggi 7,5% (tujuh koma
Tingkat Komponen lima persen) di atas harga penawaran terenah dari badan usaha asing.
Dalam Negeri 6) Preferensi harga diperhitngkan dalam evaluasi penawaran yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
(TKDN)
7) Penetapan pemenang berdasarkan urutan harga terendah Hasil Evaluasi Akhir (HEA).
8) HEA dihitung dengan rumus HEA = (1-KP) x HP
dimana;
• KP = TKDN x preferensi tertinggi.
• KP adalah Koefisien Preferensi.
• HP adalah Harga penawaran setelah koreksi aritmatik.
9) Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA terendah yang sama, penawaran dengan TKDN lebih besar
ditetapkan sebagai pemenang.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENGADAAN

Didalam Peraturan LKPP Nomor 9 Tahun 2018 dijelaskan bahwa PPK


melakukan reviu spesifikasi teknis/KAK yang telah disusun pada tahap
perencanaan pengadaan Barang/Jasa. Reviu dilakukan berdasarkan
data/informasi pasar terkini untuk mengetahui ketersediaan, harga dan
alternatif barang/jasa sejenis, ketersediaan Barang/Jasa yang memiliki
Tingkat Komponen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), memenuhi Standar Nasional
Dalam Negeri
(TKDN) Indonesia (SNI), dan memenuhi kriteria produk berkelanjutan.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


PENGELOMPOKAN BARANG/JASA
Sesuai peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02/M-IND/PER/I/2014 tentang pedoman
peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, maka pada saat perencanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah, Pengguna Anggaran mengelompokan barang dengan ketentuan
sebagai berikut :
BARANG DIWAJIBKAN; yaitu barang produksi dalam negeri yang wajib digunakan untuk
memenuhi persyaratan kebutuhan dan memiliki penjumlahan capaian TKDN dan capaian
Tingkat Komponen BPM lebih dari atau sama dengan 40% dan capaian TKDN lebih dari atau sama dengan
Dalam Negeri 25%.
(TKDN)
BARANG YANG DIMAKSIMALKAN; yaitu barang produksi dalam negeri yang wajib
digunakan untuk memenuhi persyaratan kebutuhan dan memiliki penjumlahan capaian
TKDN dan capaian BPM kurang dari 40% dan capaian TKDN lebih dari atau sama dengan
15%, dan
BARANG YANG DIBERDAYAKAN; yaitu barang produksi dalam negeri yang wajib
digunakan untuk memenuhi persyaratan kebutuhan dan memiliki capaian TKDN kurang
dari 15% dan lebih dari atau sama dengan 10%.
BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.
FORMAT PERHITUNGAN TKDN
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 dan Peraturan LKPP Nomor 9
Tahun 2018 tidak memberikan format baku perhitungan TKDN secara detil
sehingga harus merujuk kepada Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku sebagaimana dimaksud Perpres 16/2018 pasal 66 ayat 3, yakni
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian dimana diatur
Tingkat Komponen lebih lanjut di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang
Dalam Negeri
(TKDN)
Pemberdayaan industri.
Untuk mendapatkan pemahaman tentang tata cara perhitungan TKDN
maka Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/2011
tentang ketentuan dan tata cara perhitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri dapat dijadikan sebagai pedoman, sebagai berikut;

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
1 BARANG
1) TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan antara harga barang jadi dikurangi dengan harga komponen
luar negeri terhadap harga barang jadi.
2) Harga barang jadi merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi barang.
3) Biaya produksi meliputi;
a. biaya untuk bahan/material langsung;
Tingkat Komponen b. biaya tenaga kerja langsung, dan
Dalam Negeri
c. biaya tidak langsung pabrik (Factory Overhead).
(TKDN)
4) Tidak termasuk keuntungan, biaya tidak langsung perusahaan (company overhead) dan pajak keluaran.
5) Penentuan komponen dalam negeri barang berdasarkan kriteria;
a. untuk bahan/material langsung berdasarkan negara asal barang (country of Origin);
b. untuk alat kerja/fasiltas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara asal, dan
c. untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan.
6) Biaya bahan/material langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung pabrik dihitung sampai
di lokasi pengerjaan (pabrik/workshop) untuk produk barang yang bersangkutan.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
7) Penentuan komponen dalam negeri untuk alat kerja/fasilitas kerja dengan ketentuan;
1. alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia barang/jasa dalam negeri
dinilai 100% komponen dalam negeri;
2. alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia barang/jasa luar negeri
dinilai 75% komponen dalam negeri;
3. alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimliki oleh penyedia barang/jasa bekerjasama
Tingkat Komponen perusahaan dalam negeri dan perusahaan luar negeri dinilai komponen dalam negeri 75%
Dalam Negeri ditambah dengan 25% proporsional terhadap komposisi (perbandingan) saham perusahaan
(TKDN) dalam negeri;
4. alat kerja yang diproduksi di luar negeri dan dimiliki oleh penyedia barang/jasa dalam negeri
dinilai 75% komponen dalam negeri;
5. alat kerja yang diproduksi di luar negeri dan dimiliki oleh penyedia barang/jasa luar negeri
dinilai 0% komponen dalam negeri, dan
6. alat kerja yang diproduksi di luar negeri dan dimiliki oleh penyedia barang/jasa bekerjasama
perusahaan dalam negeri dan perusahaan luar negeri dinilai komponen dalam negeri secara
proporsional terhadap komposisi (perbandingan) saham perusahaan dalam negeri.
BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
8)Perhitungan TKDN barang ditelusuri sampai dengan barang tingkat dua yang
dihasilkan oleh produsen dalam negeri.
9)TKDN barang tingkat dua dinyatakan 100% apabila;
a.barang tingkat dua diproduksi di dalam negeri;
b.biaya barang tingkat dua dibawah 3% dari biaya produksi barang tingkat satu,
Tingkat Komponen dan
Dalam Negeri
(TKDN) c. akumulasi biaya seluruh barang tingkat dua maksimal 10% dari total biaya
barang tingkat satu.
10)Apabila dalam penelusuran terhadap barang tingkat dua terdapat
barang/komponen yang berasal dari barang tingkat tiga yang dibuat di dalam
negeri, TKDN barang/komponen dari barang tingkat tiga dimaksud dinyatakan
100%.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
2 JASA
1) TKDN Jasa dihitung berdasarkan perbandingan antara harga jasa keseluruhan dikurangi dengan harja jasa luar negeri
terhadap harga jasa secara keseluruhan.
2) Harga jasa keseluruan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan jasa yang dihitung sampai di lokasi pengerjaan
(On site)
3) Biaya yang dikeluarkan meliputi;
a. Biaya tenaga kerja,
Tingkat Komponen
b. Biaya alat kerja/fasilitas kerja, dan
Dalam Negeri
c. Biaya jasa umum.
(TKDN)
4) Tidak termasuk keuntungan, biaya tidak langsung perusahan (company over head) dan pajak keluaran.
5) Penentuan komponen dalam negeri jasa berdasarkan kriteria;
a. Untuk bahan/material langsung berdasarkan negara asal barang (country of Origin)
b. Untuk alat kerja/fasiltas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara asal, dan
c. Untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan.
6) Perhitungan TKDN jasa ditelusuri sampai dengan jasa tingkat dua yang dihasilkan oleh penyedia jasa dalam negeri.
7) Apabila dalam penelusuran terhadap jasa tingkat dua terdapat jasa yang berasal dari jasa tingkat tiga yang dibuat di dalam
negeri, TKDN jasa dari jasa tingkat tiga dimaksud dinyatakan 100%.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
3 GABUNGAN BARANG DAN JASA
1)TKDN gabungan barang dan Jasa dihitung berdasarkan perbandingan antara harga
gabungan barang dan jasa keseluruhan dikurangi dengan harga gabungan barang dan
jasa luar negeri terhadap harga gabungan barang dan jasa secara keseluruhan.
2)Keseluruan harga gabungan barang dan jasa merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
Tingkat Komponen menghasilkan gabungan barang dan jasa yang dihitung sampai di lokasi pengerjaan (On
Dalam Negeri
(TKDN)
site)
3)TKDN gabungan barang dan Jasa dihitung pada setiap kegiatan pekerjaan gabungan
barang dan jasa.
4)Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya produksi pada perhitungan TKDN barang dan
biaya produksi pada perhitungan TKDN jasa.
5)TKDN gabungan barang dan Jasa digunakan antara lain dalam perhitungan TKDN untuk
pekerjaan konstruksi dan untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN (BMP)
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/2011 tentang
ketentuan dan tata cara perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri juga
memberikan cara perhitungan BMP sebagai berikut;
1)BPM diberikan kepada perusahaan berdasarkan faktor penentu sebagai berikut;
a.Pemberdayaan usaha mikro dan kecil termasuk koperasi kecil kemitraan.
Tingkat Komponen b.Kepemilikan sertifikat kesehatan dan keselamatan kerja serta sertifikat
Dalam Negeri
(TKDN)
manajemen lingkungan.
c. Pemberdayaan lingkungan (community Development), dan
d.Ketersediaan fasilitas pelayanan purna jual.
2)BPM dihitung berdasarkan akumulasi bobot faktor penentu dikalikan dengan
bobot maksimum, dengan total nilai paling tinggi 15%.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


SANKSI FINANSIAL
Dalam pasal 15 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-
IND/PER/2011 tentang ketentuan dan tata cara perhitungan Tingkat
Komponen Dalam Negeri juga memberikan cara perhitungan sanksi
finansial sebagai berikut;
1)Penyedia barang/jasa yang dengan sengaja menyediakan barang/jasa
Tingkat Komponen
Dalam Negeri
dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan yang tidak sesuai dengan nilai
(TKDN) TKDN penwaran dikenakan sanksi finansial.
2)Sanksi finansial sebagaimana dimaksud pada ayat 1) dihitung
berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN penawaran dengan nilai TKDN
realisasi pelaksanaan dikalikan dengan harga penawaran, dengan
perbedaan nilai TKDN maksimal sebesar 15% (lima belas persen).

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


HASIL EVALUASI AKHIR (HEA)
Dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16/M-IND/PER/2011 tentang ketentuan dan tata
cara perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri, juga memberikan cara perhitungan HEA.
Perhitungan HEA dengan menggunaan preferensi harga barang dan jasa sesuai dengan rumus :

Keterangan :
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP Barang = Koefisien Preferensi Barang
Tingkat Komponen yang diperoleh dari TKDN Barang % dikali
Dalam Negeri preferensi tertinggi barang %.
(TKDN) HP Barang = Harga Penawaran Barang.
KP Jasa = Koefisien Preferensi Jasa yang
diperoleh dari TKDN Jasa % dikali
preferensi tertinggi jasa %.
HP Jasa = Harga Penawaran Jasa.
Pref = Preferensi bagi perusahaan
kontraktor nasional terhadap perusahaan
kontraktor asing.

Pada HEA yang nilainya sama, pemilik


BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif. TKDN terbesar menjadi pemenang.
HASIL EVALUASI AKHIR (HEA)

Pengadaan yang
dibiayai rupiah murni Max 15 % untuk
barang produksi
dengan nilai dalam negeri
> Rp 1 Milyar
PREFERENSI
HARGA
Tingkat Komponen merupakan
Dalam Negeri perhitungan ulang Berlaku pada TKDN 7.5% untuk pekerjaan
(TKDN) > 25% konstruksi
nilai penawaran
dengan
mempertimbangkan
TKDN Pengadaan yang
dibiayai Pinjaman Tidak mengubah
harga penawaran,
Luar Negeri melalui tetapi HEA dapat
Pelelangan merubah urutan
Internasional

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


POIN PENTING TKDN
Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

TKDN PPK : dihitung berdasarkan HPS/ AHSP (sebelum tender)


TKDN Kontraktor : dihitung berdasarkan RAB/BoQ/AHSP Kontraktor untuk tender
TKDN Final : capaian TKDN setelah proyek selesai 100% dan diverifikasi oleh Tim Verifikatur TKDN
dan/atau diputuskan oleh Tim P3DN (jika ada dispute), based on invoice
Tingkat Komponen
Dalam Negeri No Kondisi Penghitungan TKDN
(TKDN)
1 TKDN < 25% Tidak ada Preferensi

2 TKDN ≥ 25% Preferensi Harga Barang Maks 25%


Preferensi Harga Jasa Konstruksi Maks 7,5%
3 • TKDN ≥ 25% & TKDN + BMP ≥ 40% Barang/Jasa Impor/Luar Negeri/TKDN < 25% -> Gugur
• Memenuhi Pasal 57 PP No 29 Preferensi Harga Barang Maks 25%
Tahun 2018 Preferensi Harga Jasa Konstruksi Maks 7,5%

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


DASAR HUKUM PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI

Tingkat Komponen
Dalam Negeri
(TKDN)

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Konsep Perhitungan TKDN

Jenis Penghitungan TKDN:

1. Barang
2. Jasa
Penggunaan Produk
Dalam Negeri 3. Gabungan Barang dan
Jasa

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Konsep Perhitungan TKDN Barang

1. Berdasarkan Sertifikat. Dapat dilihat di Website http://tkdn.kemenperin.go.id/search.php

2. Berdasarkan Self Assesment dengan Cara sebagai berikut:

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Konsep Perhitungan TKDN Alat Kerja

Penggunaan Produk
Dalam Negeri
Sewa Alat Berat dari PT ABC dgn kepemilikan saham 100% DN Dalam memanufaktur Kabel Listrik, PT. XYZ status PMA dgn
memiliki 3 Alat Berat dengan Produsen DN dan LN, dgn rincian kepemilikan saham 70% DN dan 30% Asing memiliki 3 Mesin
sbb : Produksi, dgn rincian sbb :

Mesin Made in Nilai Depresiasi TKDN Mesin Made in Nilai Depresiasi TKDN

Alat Berat A China 500.000 75% Mesin A China 500.000 70%

Alat Berat B Jepang 100.000 75% Mesin B Jepang 100.000 70%

Alat Berat C Indonesia 200.000 100% Mesin C Indonesia 200.000 92,5%

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Konsep Perhitungan TKDN Jasa

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Konsep Perhitungan TKDN Gabungan Barang & Jasa

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Konsep Perhitungan TKDN Gabungan Barang & Jasa

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Preferensi Harga

Rumus Preferensi Harga

Penggunaan Produk Ilustrasi Evaluasi Penawaran


Dalam Negeri

Keterangan
HEA = Harga Evaluasi Akhir
KP = Koefesien Preferensi = TKDN (%) x Preferensi Harga (%)
HP = Harga Penawaran yang memenuhi persyaratan dan telah dievaluasi.

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)

Dapat dilihat di Website http://tkdn.kemenperin.go.id/search.php

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)
1. Memberdayakan UMKM 3. Pemberdayaan Lingkungan

Penggunaan Produk
Dalam Negeri
2. Kepemilikan Sertifikat SMK3 & Manajemen Lingkungan 4. Fasilitas Pelayanan Purna Jual

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Bobot Manfaat Perusahaan (BMP)
5. Rekapitulasi Perhitungan Nilai BMP

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


Sanksi Finansial (Pasal 15 Permen Perindustrian No 16 Tahun 2011)

Penggunaan Produk
Dalam Negeri

Contoh Tata Cara Perhitungan Sanksi Finansial

BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan Akuntabel Kompeten Harmonis Loyal Adaptif Kolaboratif.


TERIMAKASIH
By Ir. R.Pattiasina,MT

Anda mungkin juga menyukai