Anda di halaman 1dari 69

Penerapan Aturan P3DN pada PBJP

Oleh : DR. Indrani Dharmayanti

Kota Balikpapan, 5 November 2021


Biodata Pendidikan
Teknik Industri Pertanian – Pascasarjana IPB (2015)

Pengalaman Kerja
1998 – 2003 : PT Hafele Indotama
2006 – 2009 : Widyaiswara Balai Diklat Industri Jakarta
2009 – 2016 : Widyaiswara Pusdiklat Industri –
Kemenperin
2016 – skrg : Dosen Politeknik APP - Kemenperin
Pengalaman di Bidang Pengadaan Barang Jasa
2006 – 2009 : Panitia Lelang BDI Jakarta
2009 – 2016 : Pejabat Pengadaan & Tim Teknis
berbagai Pengadaan Barang Jasa
Pusdiklat Industri Jakarta
2013 – 2016 : Panitia Lelang SED TVET (Kemenperin,
INDRANI Kemenaker & Kemendikbud)
DHARMAYANTI 2010 – skrg : Instruktur PBJ LKPP
Pokok Bahasan
01 Latar Belakang, Dasar Hukum

02 TKDN pada Tiap Tahap Pengadaan B/J

03 Perhitungan TKDN Barang, Jasa & Gabungan

04 Perhitungan BMP

05 Perhitungan HEA

06 Perhitungan Sanksi

07 Sertifikasi TKDN
Latar Belakang
❑Program P3DN merupakan upaya Pemerintah untuk mendorong masyarakat agar lebih
menggunakan produk dalam negeri dibandingkan produk impor
❑ Penggunaan PDN dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah merupakan upaya untuk
: menggerakan pertumbuhan dan pemberdayaan industri yg ada di Indonesia,
meningkatkan nilai tambah, menyerap tenaga kerja, meningkatkan daya saing PDN,
mendukung dan meningkatkan inovasi dan teknologi PDN, serta meningkatkan
penggunaan PDN, melalui pemberian penghargaan bagi pengguna dan produsen
dalam negeri (pemberian preferensi harga)
Manfaat diterapkannya TKDN
• Penyerapan tenaga kerja lokal & terciptanya lapangan kerja baru.
• Sebagai supporting perusahaan atau industri dalam negeri, ada UKM, akan ikut
berkembang.
• Penambahan pemasukan pajak penghasilan (PPh) terhadap produk-produk
yang dibuat di Indonesia.
• Terciptanya supply-chain dengan ekosistem yang baik. Vendor komponen
terdorong membuka pabriknya di Indonesia untuk menyuplai ke pabrik perakitan
yang ada di Indonesia.
• Potensi Indonesia sebagai basis produksi dan negara ekspor untuk pasar Asia
Tenggara dan Asia Afrika. (tercapai bila ekosistem komponen&perakitan baik.
• Terciptanya kesetaraan antara pemain merek lokal dan merek luar dalam hal
produksi, karena adanya dorongan untuk transfer knowledge & teknologi.
Dasar Hukum
LANDASAN HUKUM KEBIJAKAN P3DN
Perpres 12/2021
HIERARKI KEBIJAKAN P3DN
• Produk Dalam Negeri (PDN): Barang & Jasa, termasuk rancang bangun &perekayasaan,
yang diproduksi/dikerjakan perusahaan yg berinvestasi dan berproduksi di Indonesia,
menggunakan seluruh /sebagian tenaga kerja WNI, dan prosesnya menggunakan Bahan
Baku /komponen yang seluruh /sebagian berasal dari DN.
PP 29 (2018) PDN ditentukan berdasar besaran komponen DN pd B/J yg ditunjukan dgn
nilai TKDN.
• Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) : indikator tingkat penggunaan komponen dalam
negeri pada barang, gabungan barang, jasa, gabungan jasa, serta gabungan barang dan
jasa.
• Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) : nilai penghargaan kepada perusahaan yang
berinvestasi di Indonesia karena memberdayakan usaha kecil/koperasi melalui kemitraan,
memelihara kesehatan, keselamatan kerja, dan Lingkungan (K3L), memiliki sertifikat sistem
manajemen mutu dan memberikan fasilitas pemeliharaan dan pelayanan purna jual

9
• Verifikasi : kegiatan yang dilakukan oleh Surveyor Independen untuk menghitung capaian
TKDN Barang/Jasa dan BMP dengan data yang diambil atau dikumpulkan dari kegiatan usaha
perusahaan industri atau penyedia barang/jasa
• Penandasahan TKDN : Pemberian Tanda Sah Capaian TKDN dari suatu produk oleh
Kemenperin, yg merupakan hasil verifikasi yg dilakukan oleh surveyor independen.
• Daftar Inventarisasi Barang/Jasa PDN : Daftar produk buatan dalam negeri, yang memuat
nama dan alamat produsen, jenis produk, spesifikasi, standard, kapasitas, capaian TKDN, dan
capaian BMP yang diterbitkan Menteri Perindustrian.
• Preferensi Harga: nilai penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga penawaran dalam
proses perhitungan harga evaluasi akhir (HEA) pada pengadaan barang/jasa. Dihitung saat
evaluasi harga penawaran
• Diberikan untuk barang dgn TKDN ≥ 25%. Diberlakukan untuk pengadaan ≥ 1 M.
• Preferensi untuk barang max 25% & untuk konstruksi yg dikerjakan BU Nasional mas 7,5%
diatas penawaran BU asing terendah
10
Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan

Pelaksanaan Serah terima


Perencanaa Persiapan Tender
Pekerjaan Penyedia
n
PA / KPA PPK Pokja/PP Penyedia • Menyerahkan pekerjaan
• Saat melakukan • Penyusunan Spek, HPS & • Evaluasi Dokumen • Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kontrak
identifikasi kebutuhan & Draft Kontrak Penawaran sesuai dengan penawaran
penetapan Barang/Jasa memperhatikan TKDN • Memeriksa data dukung (TKDN Barang & Komitmen PPK
sudah memperhatikan • Memastikan Nilai TKDN yg TKDN, cek Daftar TKDN Jasa)
inventaris B/J, cek • Menerima pekerjaan
TKDN (wajib/tdk PDN ?) menjadi target (cek Daftar
(Evaluasi Capaian TKDN
• Mencari informasi nilai Inventaris & perhitungan perhitungan TKDN PPK vs penawaran TKDN)
TKDN dari barang & jasa estimasi) Gabungan B&J, hitung
preferensi harga • Monitoring pelaksanaan • Menetapkan Sanksi jika
yg dibutuhkan (Barang → ada ketidaksesuaian/
pekerjaan (mencatat setiap
Daftar Inventaris B/J; Pokja/PP ketidaksesuaian pelanggaran
Jasa → perhitungan Penyedia pelaksanaan pekerjaan;
estimasi) • Mencantumkan
• Perlu menghitung target persyaratan TKDN dalam • Mengajukan Penawaran mengumpulkan bukti untuk APIP
TKDN Barang; Komitmen menghitung Capaian
TKDN yang akan Dokumen Pemilihan • Melakukan pengawasan
TKDN Jasa; Gabungan B/J TKDN)
ditentukan
Penerapan TKDN
Pada Tahapan
Perencanaan PBJP
PERENCANAAN PENGADAAN MELALUI PENYEDIA (2/10)

1 Penyusunan Spesifikasi Teknis/KAK (1/3)

1
Menggunakan Produk Dalam Negeri

2
Menggunakan Produk bersertifikat SNI Pemenuhan penggunaan

3 produk sesuai 4 (empat) hal


ini dilakukan sepanjang
UMK Menggunakan Produk Usaha Mikro dan Kecil tersedia
serta koperasi
4
Menggunakan produk ramah lingkungan hidup
5 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 19 ayat 1 & 3
PERENCANAAN PENGADAAN MELALUI PENYEDIA (7/10)

3 Pemaketan dan Konsolidasi PBJ (2/5)

Dalam melakukan pemaketan barang/jasa perlu mempertimbangkan:

1 Efisiensi penggunaan sumber daya (waktu, tenaga kerja)

2 Keberpihakan kepada produk dalam negeri dan penyedia


dalam negeri

3 Sisi komersial

PerLKPP No. 11 Tahun 2021 tentang Pedoman Perencanaan PBJP


PERENCANAAN (RUP)
Perpres 12/2021 pasal 66 (4) & PP 29 pasal 59
• Menentukan PDN saat pencarian pasar pasokan, ditemukan produk dgn TKDN
+ BMP ≥ 40% , TKDN ≥ 25% → Lihat Daftar Inventaris Barang PDN
(http://tkdn.kemenperin.go.id/search.php)
• Jika ditemukan minimal 1 produk yang mempunyai TKDN + BMP min 40%
(TKDN ≥ 25%) maka wajib produk dalam negeri, produk impor tdk boleh masuk
Permenperin 2 Tahun 2014 Pasal 6 – 9 → TKDN + BMP < 40% → dimaksimalkan
(TKDN ≥ 15%) & diberdayakan (TKDN ≥ 10%)

Note : Barang yang diwajibkan, dimaksimalkan dan yang diberdayakan DILARANG dimasukan
dalam satu paket; kecuali untuk kelompok barang yg merupakan satu kesatuan sistem yg
tidak dapat dipecah-pecah.
15
Pengecekan Daftar Inventaris Barang/Jasa
http://tkdn.kemenperin.go.id/

18
Perhitungan Estimasi Target TKDN
TKDN meliputi : TKDN pada barang; TKDN pada gabungan barang; TKDN pada
jasa; TKDN pada gabungan jasa; TKDN pada gabungan barang dan jasa.
• Capaian TKDN Barang : Cek Daftar Inventaris & lihat beberapa aturan terkait tentang
target capaian TKDN untuk bbrp bidang (ESDM, kelistrikan, telekomunikasi, dll) →
perhitungannya merujuk pada Daftar Inventaris Barang/Jasa
• TKDN Jasa : perhitungan estimasi (Management Proyek, Tenaga Kerja, Alat Kerja/Fas
Kerja, Konstruksi/Fabrikasi, Jasa Lainnya) → capaian TKDN Jasa didasarkan
Perhitungan capaian TKDN yang mengandung jasa. Perhitungannya merujuk hasil
perhitungan sendiri dan dihitung berdasar tahapan pekerjaan sesuai karakter
pekerjaan.
Capaian TKDN gabungan barang, gabungan jasa, gabungan barang dan jasa dihitung
setiap satu kegiatan tender oleh penyedia barang jasa
Bagaimana Perhitungan TKDN & BMP?
Harga Jual
100.000

Harga Pokok
Keuntungan Pajak
Penjualan
12.000 8.000 80.000

5.000 Biaya Komersial 75.000 Biaya Manufaktur

Beban MESIN & FACTORY


Beban Pemasaran BAHAN BAKU TENAGA KERJA
Administrasi OVERHEAD
50.000 10.000 15.000
TKDN BARANG
• TKDN Barang : Daftar Inventaris Barang/Jasa
• Dari mana nilai TKDN ini ???
DN Perhitungan persentase TKDN berdasarkan biaya
Bahan Baku
LN membuat produk (cost of goods). Tidak termasuk
DN keuntungan, biaya overhead Perusahaan & Pajak
Tenaga Bahan, mesin dilihat berdasar negara asal;
Kerja LN
Tenaga kerja berdasar kewarganegaraan
DN
Mesin
LN
DN
Overhead
pabrik LN
TKDN Gabungan Barang (menghitung estimasi)
• TKDN Barang : dapat dilihat pada Daftar Inventaris Barang/Jasa
• Untuk pengadaan bbrp barang, saat menghitung estimasi target TKDN
dapat mengikuti perhitungan berikut : (misal Pengadaan Pipa dan Pompa)
TKDN JASA
• TKDN Jasa : dihitung berdasar perhitungan sendiri
DN Tidak termasuk : Keuntungan, Pajak , Biaya tdk
Manj langsung perush (Pemasaran, biaya Adm, dll)
Proyek LN
DN Bahan, mesin dilihat berdasar negara asal;
Tenaga Tenaga kerja berdasar kewarganegaraan
Kerja LN
Biaya Total Jasa = Harga Jasa = seluruh biaya yg
DN
Alat Kerja dikeluarkan untuk menghasilkan Jasa (dihitung
LN sampai di lokasi pengerjaan)
DN
Fabrikasi
LN
DN
Jasa lainnya Komitmen TKDN ≥ 30 % Dapat Preferensi Harga
LN
REKAPITULASI PERHITUNGAN TKDN

NILAI GABUNGAN BARANG/JASA TKDN


Dalam Luar Total
Negeri Negeri (Rp.) %KDN Barang/Jasa Gabungan
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (%) (%)
URAIAN PEKERJAAN [ DN ] [ LN ]
x a b c d e f

I. BARANG
1). Material Langsung 199.318.804 209.057.082 408.375.886 48,81% 48,81% 34,12%
(bahan baku)

2). Peralatan Barang Jadi 0 0 - 0.00% 0.00%


jumlah 199.318.804 209.057.082 408.375.886 48,81% 48,81% 34,12%

II. JASA
3). Menejemen proyek 0 0 0 0.00% 0,00% 0.00%
dan perekayasaan
4). Alat kerja/ Fasilitas kerja 30.380.444 0 30.380.444 100,00% 17,28% 5,20%
5). Konstruksi dan fabrikasi 99.947.348 0 99.947.348 100,00% 56,85% 17,11%
6). Jasa umum 45.470.368 0 45.470.368 100,00% 25,87% 7,78%

Jumlah 175.798.160 - 175.798.160 100,00% 100% 30,09%

TOTAL BIAYA ( I + II ) 375.116.964 209.057.082 584.174.046 64,21% 64,21%


TKDN Produk Elektronika & Telematika (Permenperin 68 Tahun 2015)
Dasar perhitungan :
❑ Elektronika, Komponen IT : Kandungan Bahan Baku , alat kerja, tenaga kerja
❑ Software & Konten : Rancang bangun, pemasangan sistem, hakj cipta, tenaga kerja, sertifikasi kompetensi,
alat kerja, dan material terpakai.
❑ Gabungan Perangkat IT & Pengembangan → manufaktur 80% , pengembangan 20%
TKDN Infrastuktur Ketenagalistrikan (Pemenperin
TKDN Produk Telpon selular, Komputer Genggam, Komputer 05 Tahun 2017) : Gardu induk, pembangkit listrik, jar.
Tablet (Pemenperin 29 Tahun 2017) Trasmisi & distribusi listrik (Permenperin 16 / 2011)
Dasar perhitungan : PLTS (Permenperin 4 Th 2017)
1. Manufaktur : Bahan Baku, Mesin/alat, TK (70%) → ada 1. TKDN Barang (min 34-39%)
pembobotan lg berdasar material 2. TKDN Jasa (100%)
2. Pengembangan (20%) 3. TKDN Gab Barang/Jasa (40-45%)
3. Aplikasi (10%)
TKDN Produk Farmasi (Pemenperin 20 Tahun 2020)
Dasar perhitungan :
1. Kandungan Bahan Baku (50%)
2. Proses Litbang (30%) → litbang obat baru, uji klinik, formulasi, BA/BE
(bioavailability/bioequivalence)
3. Proses produksi (mesin, TK, Overhead cost, dll) (15%)
4. Proses pengemasan (5%)
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah :
Nilai penghargaan kepada perusahaan karena berinvestasi di
Indonesia dan memberikan manfaat terhadap perekonomian
nasional dengan melakukan kegiatan :
a.Pemberdayakan Usaha Mikro dan Kecil termasuk Koperasi
Kecil melalui kemitraan,
b. Pemelihara kesehatan, keselamatan kerja (SMK3) dan
lingkungan (OHSAS 18000/SMK3 dan ISO 14000),
c. Pemberdayakan masyarakat/lingkungan
d. Penyediaan fasilitas pelayanan purna jual.
Laporan
Self Assessment Sertifikat BMP
Verifikasi BMP

Menghitung Laporan verifikasi Sertifikat BMP


sendiri capaian BMP didukung data memuat nilai dari
BMP dan dokumen terkait Capaian BMP
Memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil termasuk
Koperasi melalui kemitraan
Max 30 % dari 15 %
500 Juta (5%)
Memelihara kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan (OHSAS 18000; ISO 14000), Max 20 % dari 15 %

Memberdayakan lingkungan
Max 30 % dari 15 %
(Community Development),
250 Juta (3%)

Memberikan fasilitas pelayanan purna jual Max 20 % dari 15 %


1 Milyar (5%)

Biaya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kepentingan penyediaan layanan purna jual,
Berdasarkan jumlah pengeluaran pada satu tahun fiskal sebelum
merupakan akumulasi sejak perusahaan perusahaan beridiri sampai dengan tahun fiskal terahir sebelum
diverifikasi
diverifikasi
15 %
Batas Bobot Nilai BMP
No Faktor Penentuan Bobot Perusahaan Kriteria Bobot
Maksimum (%)
- Min Rp. 500 juta 5%
Memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil
I termasuk Koperasi Kecil melalui 30% 4,50%
Kemitraan - Tiap Kelipatan Rp.500jt 5%

Kepemilikan Sertifikat : - Tidak Ada 0%


Kesehatan, Keselamatan Kerja
II (SMK3/OHSAS 18000) (30%); dan - Ada 6% 20% 3,00%
- Manajemen Lingkungan (ISO 14000) - Tidak Ada 0%
(70%) - Ada 14%
- Min Rp. 250 juta 3%
Pemberdayaan Lingkungan (Community
III 30% 4,50%
Development) tiap Kelipatan Rp250 juta 3%

- Investasi min Rp. 1 Milyar 5%


IV Fasilitas Pelayanan Purna Jual 20% 3,00%
- Setiap Kelipatan Rp 1 M 5%
100% 15,00%

Berlaku selama 3 tahun (Permenperin No. 02/M-IND/PER/1/2014) Pasal 28 ayat (2)


Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan

Pelaksanaan Serah terima


Perencanaa Persiapan Tender
Pekerjaan Penyedia
n
PA / KPA PPK Pokja/PP Penyedia • Menyerahkan pekerjaan
• Penyusunan Spek, HPS & • Evaluasi Dokumen • Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kontrak
• Saat melakukan
identifikasi kebutuhan & Draft Kontrak Penawaran sesuai dengan penawaran
penetapan Barang/Jasa memperhatikan TKDN • Memeriksa data dukung (TKDN Barang & PPK
sudah memperhatikan • Memastikan Nilai TKDN TKDN, cek Daftar Komitmen TKDN Jasa)
inventaris B/J, cek • Menerima pekerjaan
TKDN (wajib/tdk PDN ?) yg menjadi target (cek
(Evaluasi Capaian TKDN
• Mencari informasi nilai Daftar Inventaris & perhitungan TKDN PPK vs penawaran TKDN)
TKDN dari barang & jasa perhitungan estimasi) Gabungan B&J, hitung
preferensi harga • Monitoring pelaksanaan • Menetapkan Sanksi jika
yg dibutuhkan (Barang → ada ketidaksesuaian/
pekerjaan (mencatat
Daftar Inventaris B/J; Jasa Pokja/PP pelanggaran
setiap ketidaksesuaian
→ perhitungan estimasi) Penyedia pelaksanaan pekerjaan;
• Perlu menghitung target • Mencantumkan
TKDN yang akan persyaratan TKDN dalam • Mengajukan Penawaran mengumpulkan bukti APIP
TKDN Barang; Komitmen untuk menghitung
ditentukan Dokumen Pemilihan • Melakukan pengawasan
TKDN Jasa; Gabungan B/J Capaian TKDN)
Penerapan TKDN
Pada Tahapan
Persiapan PBJP
PERSIAPAN PEMILIHAN
• Saat perencanaan menentukan wajib/tidak PDN ?
• PPK menyusun spesifikasi/KAK dgn mempertimbangkan TKDN min,
• PPK menyusun HPS mempertimbangkan informasi ttg PDN
• PPK menyusun Draft Kontrak dengan memasukan aturan tentang TKDN
• POKJA → Ketentuan dan syarat penggunaan hasil PDN dimuat dalam
Dokumen Pemilihan dan dijelaskan kepada semua peserta;
• Pokja Pemilihan menuliskan persyaratan pada Pengumuman tender
• Contoh Pengumuman Tender yang menyebutkan Persyaratan TKDN :
https://eproc.esdm.go.id/eproc4/lelang/7150109/pengumumanlelang
Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan

Pelaksanaan Serah terima


Perencanaa Persiapan Tender
Pekerjaan Penyedia
n
PA / KPA PPK Pokja/PP Penyedia • Menyerahkan pekerjaan
• Penyusunan Spek, HPS & • Evaluasi Dokumen • Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kontrak
• Saat melakukan
identifikasi kebutuhan & Draft Kontrak Penawaran sesuai dengan penawaran
penetapan Barang/Jasa memperhatikan TKDN • Memeriksa data dukung (TKDN Barang & PPK
sudah memperhatikan • Memastikan Nilai TKDN TKDN, cek Daftar Komitmen TKDN Jasa)
inventaris B/J, cek • Menerima pekerjaan
TKDN (wajib/tdk PDN ?) yg menjadi target (cek
(Evaluasi Capaian TKDN
• Mencari informasi nilai Daftar Inventaris & perhitungan TKDN PPK vs penawaran TKDN)
TKDN dari barang & jasa perhitungan estimasi) Gabungan B&J, hitung
preferensi harga • Monitoring pelaksanaan • Menetapkan Sanksi jika
yg dibutuhkan (Barang → ada ketidaksesuaian/
pekerjaan (mencatat
Daftar Inventaris B/J; Jasa Pokja/PP pelanggaran
setiap ketidaksesuaian
→ perhitungan estimasi) Penyedia pelaksanaan pekerjaan;
• Perlu menghitung target • Mencantumkan
TKDN yang akan persyaratan TKDN dalam • Mengajukan Penawaran mengumpulkan bukti APIP
TKDN Barang; Komitmen untuk menghitung
ditentukan Dokumen Pemilihan • Melakukan pengawasan
TKDN Jasa; Gabungan B/J Capaian TKDN)
Penerapan TKDN
Pada Tahapan
Tender PBJP
• Dalam proses evaluasi Pengadaan Barang/Jasa harus diteliti sebaik-
baiknya agar benar-benar merupakan hasil produksi dalam negeri dan
bukan Barang/ Jasa impor yang dijual di dalam negeri ;
Max 25 % untuk
Pengadaan dengan barang produksi
nilai diatas 1 Milyar dalam negeri
Preferensi Harga

merupakan Diberikan pada perusahaan Tidak mengubah harga


dgn TKDN barang ≥25% & penawaran, tetapi HEA
perhitungan ulang dapat merubah urutan
nilai penawaran komitmen TKDN Jasa ≥30%
dengan
mempertimbangkan
TKDN Pengadaan yang dibiayai
Pinjaman Luar Negeri Max 7.5% untuk
melalui Pelelangan pekerjaan
Internasional konstruksi

42
Harga Evaluasi Akhir :
Penyesuaian atau normalisasi harga terhadap Harga penawaran dalam proses pengadaan
barang/jasa, dimana unsur Preferensi Harga telah diperhitungkan berdasarkan capaian
TKDN dan status perusahaan

Preferensi Harga :
adalah nilai penyesuaian atau normalisasi harga terhadap harga penawaran dalam proses
pengadaan barang/jasa.

*) Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah harga penawaran dan hanya


digunakan Panitia Lelang untuk keperluan perhitungan Harga Evaluasi Akhir (HEA).
Kriteria Perolehan Preferensi

Barang/jasa: max 25 %
TKDN Barang ≥ 25 % &
Komitmen TKDN Jasa ≥ 30
Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh badan
% usaha nasional paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima
persen) di atas harga penawaran terendah dari badan
usaha asing.
Kriteria Perolehan Preferensi

Dikerjakan sepenuhnya oleh perusahaan Jasa EPC Dalam Negeri


dan paling sedikit 50% dari harga penawaran dilaksanakan di wilayah 7,5%
Indonesia

Dikerjakan oleh konsorsium perusahaan jasa EPC dengan ketentuan:


1. Perusahaan jasa EPC Dalam Negeri bertindak sebagai pimpinan konsorsium
(lead firm)
2. Paling sedikit 50% dari harga penawaran dilakukan oleh perusahaan jasa EPC
5%
Dalam Negeri
3. Paling sedikit 50% dari harga penawaran dilaksanakan di wilayah Indonesia
HEA dihitung dengan rumus HEA = (1 − KP) × HP
• HEA = Harga Evaluasi Akhir.
• KP = Koefisien Preferensi (TKDN x Preferensi tertinggi)
• HP = Harga Penawaran (setelah koreksi aritmetik)
Pada HEA yang sama, pemilik TKDN terbesar menjadi pemenang

HEA gabungan barang & jasa = HEA Barang + HEA Jasa


HEA = HEA - (Pref. x HP )
Kontraktor Gabungan Kontraktor
nasional Brg & Jasa Asing terendah
1.050.000.000 - (7,5% * 1.000.000.000) = 975.000.000
46
Harga Penawaran = Rp. 1.000.000.000,-
Nilai TKDN = 50%
Preferensi barang= 25%

Koefisien Preferensi (KP) = % TKDN X Preferensi


= 50% X 25%
= 12,5%
HEA = ( 1 – KP ) X Harga Penawaran
HEA = ( 1 – KP) X Harga Penawaran terkoreksi

= - 0,125(1)– 0,125)
= (1 X 1.000.000.000
X Rp.1.000.000.000,-
= 875.000.000,-
= Rp. 875.000.000,-
Berikut ini adalah penawaran harga untuk pengadaan barang :
Persyaratan : TKDN min 20%
RUMUS : (1-KP)*HP → KP = (25% * TKDN)

Penawaran
Penyedia
Barang/Jasa Harga Penawaran Peringkat Peringkat
TKDN HEA (Rp)
(Rp) Penawaran Akhir
=(1- (25% * 60%))
A 1.050.000.000 4 60%
*1.050.000.000
=(1- (25% * 50%))
B 1.150.000.000 5 50%
*1.150.000.000
=(1- (25% * 25%))
C 1.025.000.000 3 25%
*1.025.000.000
D 1.010.000.000 2 20% 1.010.000.000
E 980.000.000 1 0% gugur
Penawaran
Penyedia
Barang/Jasa Harga Penawaran Peringkat Peringkat
TKDN HEA (Jutaan Rp)
(Rp) Penawaran Akhir
A 1.050.000.000 4 60% (1 - 0,15)*1.050 = 892,5 1
(1 – 0,125) * 1.150 =
B 1.150.000.000 5 50% 3
1.006,25
(1 – 0,0625)*1.025 =
C 1.025.000.000 3 25% 2
960,9375
D 1.010.000.000 2 20% 1.010 4
E 980.000.000 1 0% Tidak diperbolehkan ikut tender

HEA tidak merubah nilai kontrak


Nilai Kontrak mengacu pada harga penawaran
Penerapan TKDN Pada
Tahapan Pelasanaan
Pekerjaan sampai dengan
Serah Terima Barang/Jasa
dan Perhitungan Sanksi
Penerapan TKDN Pada Tiap Tahapan PBJ
Pengawasan

Pelaksanaan Serah terima


Perencanaa Persiapan Tender
Pekerjaan Penyedia
n
PA / KPA PPK Pokja/PP Penyedia • Menyerahkan pekerjaan
• Penyusunan Spek, HPS & • Evaluasi Dokumen • Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Kontrak
• Saat melakukan
identifikasi kebutuhan & Draft Kontrak Penawaran sesuai dengan penawaran
penetapan Barang/Jasa memperhatikan TKDN • Memeriksa data dukung (TKDN Barang & PPK
sudah memperhatikan • Memastikan Nilai TKDN TKDN, cek Daftar Komitmen TKDN Jasa)
inventaris B/J, cek • Menerima pekerjaan
TKDN (wajib/tdk PDN ?) yg menjadi target (cek
(Evaluasi Capaian TKDN
• Mencari informasi nilai Daftar Inventaris & perhitungan TKDN PPK vs penawaran TKDN)
TKDN dari barang & jasa perhitungan estimasi) Gabungan B&J, hitung
preferensi harga • Monitoring pelaksanaan • Menetapkan Sanksi jika
yg dibutuhkan (Barang → ada ketidaksesuaian/
pekerjaan (mencatat
Daftar Inventaris B/J; Jasa Pokja/PP pelanggaran
setiap ketidaksesuaian
→ perhitungan estimasi) Penyedia pelaksanaan pekerjaan;
• Perlu menghitung target • Mencantumkan
TKDN yang akan persyaratan TKDN dalam • Mengajukan Penawaran mengumpulkan bukti APIP
TKDN Barang; Komitmen untuk menghitung
ditentukan Dokumen Pemilihan • Melakukan pengawasan
TKDN Jasa; Gabungan B/J Capaian TKDN)
❖ Pada tahap pelaksanakan pekerjaan, PPK melakukan monitoring atas
pelaksanaan dan capaian penggunaan produk dalam negeri, dengan
meminta bukti penggunaan produk dalam negeri :
- Barang : menyerahkan copy sertifikat TKDN
- Jasa : bukti penggunaan penyedia jasa dalam negeri
❖ Pada tahap Serah Terima :
- PPK bersama tim ahli/teknis menghitung Capaian TKDN, dengan
memperhatikan bukti-bukti dukung (sertifikat TKDN,
- Untuk Pekerjaan konstruksi, Capaian dihitung setelah pekerjaan.
Project Owner (PA/KPA/PPK) dengan melibatkan lembaga verifikator
- Jika ada penyimpangan atau ketidaksesuaian maka dihitung Sanksi
Perhitungan Sanksi

Perlu Diingat !
Jika TKDN yg ditawarkan membuat suatu perusahaan
mendapat pekerjaan (kontrak), tetapi realisasinya TKDN
tdk tercapai, harusnya dia tidak menang...
Mungkin ada perusahaan lain yg lebih layak →
Sanksi harus diterapkan
PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018
Pasal 76 : Pengawasan dan Sanksi (Sanksi Administratif & Finansial)
Pasal 106 – 110 : Implementasi Sanksi (Surveyor, Pejabat PBJ & produsen/Penyedia)

Lembaga
Pasal 106
Verifikasi

Pejabat
Pasal 107
Pengadaan

SANKSI
Produsen
Barang
Pasal 109
dan/atau
Penyedia B/J
IMPLEMENTASI SANKSI
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018

Pasal 106
SANKSI TERHADAP
LEMBAGA VERIFIKASI
SANKSI
ADMINISTRASI

PERINGATAN PENCABUTAN PENUNJUKAN


TERTULIS SEBAGAI LEMBAGA VERIFIKASI

Sumber : Pusat P3DN


IMPLEMENTASI SANKSI
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018

SANKSI
ADMINISTRASI

Pasal 107
SANKSI TERHADAP
PEJABAT PENGADAAN PERINGATAN DENDA PEMBERHENTIAN PEJABAT
TERTULIS ADMINISTRATIF PENGADAAN BARANG/JASA

DISETOR KE
Pasal 108 DENDA
KAS NEGARA/DAERAH

JIKA TIDAK DILAKSANAKAN

Denda administratif sebesar 1% (satu persen) dari nilai kontrak pengadaan Barang/Jasa
dengan nilai paling tinggi Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). PEMBERHENTIAN

Sumber : Pusat P3DN


IMPLEMENTASI SANKSI
DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2018

PENCABUTAN SERTIFIKAT TKDN OLEH


PEJABAT YANG MENANDASAHKAN

PENCANTUMAN DALAM
DAFTAR HITAM
Pasal 109
SANKSI TERHADAP PENGURANGAN PEMBAYARAN SEBESAR
PRODUSEN BARANG SELISIH TKDN DENGAN NILAI TKDN
DAN/ATAU PENYEDIA PELAKSANAAN PALING TINGGI 15%
BARANG/JASA DENDA ADMINISTRATIF

3X NILAI BARANG YANG DIIMPOR

Pasal 110 DENDA

PNBP/PENERIMAAN DAERAH
DISETOR KE
KAS NEGARA/DAERAH
30 HARI KERJA

Sumber : Pusat P3DN


PASAL 75 - 76
BAGIAN KEENAM: PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Sumber : Pusat P3DN


PASAL 107 - 108
SANKSI TERHADAP PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA

Sumber : Pusat P3DN


PASAL 107 - 108
SANKSI TERHADAP PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA

Sumber : Pusat P3DN


PASAL 109 - 110
SANKSI TERHADAP PRODUSEN BARANG DAN/ATAU PENYEDIA BARANG/JASA

Sumber : Pusat P3DN


PASAL 109 - 110
SANKSI TERHADAP PRODUSEN BARANG DAN/ATAU PENYEDIA BARANG/JASA

Sumber : Pusat P3DN


• Penyedia Barang/Jasa yang dengan sengaja menyediakan
Barang/Jasa dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan nilai TKDN Penawaran dikenakan sanksi finansial.
• Sanksi finansial dihitung berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN
Penawaran dengan nilai TKDN realisasi pelaksanaan dikalikan
dengan Harga Penawaran, dengan perbedaan nilai TKDN maksimal
sebesar 15% (lima belas persen).

Link : Contoh Perhitungan Sanksi


63
Sertifikasi TKDN
Cara Sertifikasi TKDN
Kementerian Perindustrian telah menunjuk dua lembaga surveyor independen untuk keperluan
sertifikasi TKDN, yaitu:
• PT. Surveyor Indonesia
Unit Bisnis Industri dan Fasilitas
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 56, Lantai 7
Jakarta Selatan
Telp. 021 - 5265526 ext 863
Contact Person: Nasrul atau Erica
• PT. Sucofindo (Persero)
Unit Bisnis Strategi Pemerintahan, Bagian Verifikasi Keteknikan
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 34, Lantai 13
Jakarta Selatan
Telp. 021 - 7983666 ext 2424
Contact Person: Sugeng Priyanto atau Syamsuri
• Yang akan diverifikasi oleh surveyor : Proses produksi, mesin yang digunakan, tenaga kerja
(langsung dan tidak langsung), biaya tidak langsung pabrik (penggunaan listrik, gas, telepon),
dan lain-lain.
Alur Proses Sertifikasi TKDN
(Non Fasilitasi Kemenperin / Mandiri)

Tahap Verifikasi
&
Pelaporan
Alur Proses Sertifikasi TKDN
(lanjutan)

Tahap
Persiapan
CONTOH TANDA SAH CAPAIAN TKDN BARANG
Catatan :
• Sertifikat TKDN
Barang ditanda
sahkan oleh Pusat
P3DN Kementerian
Perindustrian.
• Satu sertifikat TKDN
dapat mewakili lebih
dari satu jenis produk.
• Jenis produk yang
dapat ditanda sahkan
sesuai dengan
komoditi Izin Usaha
Perusahaan.
• Sertifikat TKDN
Barang berlaku
selama 3 Tahun.

Anda mungkin juga menyukai