Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEPESERTAAN WORKSHOP / SEMINAR

PELATIHAN TEKNIS PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)


29 AGUSTUS 2022
PT ANGKASA PURA I

1. Nama Peserta : Wira Sakti Pranata


2. NIP : 1487199-W
3. Jabatan / Kelas Jabatan : Owner Estimate Officer / 12
4. Unit Kerja : Owner Estimate Department / Procurement Group
5. Institusi Tempat Belajar : Online
6. Surat Perintah Nomor : PRIN.DP.238/DL.06.04/2022
7. Ijazah/Sertifikat Nomor : DP.7116/DL.06.04/2022

8. Materi Yang Diberikan, Jelaskan :


Materi disampaikan oleh PT Surveyor Indonesia, yaitu :
a. DASAR HUKUM & TUJUAN
 Peraturan yang mendasari Pelatihan TKDN adalah Peraturan Pemerinta
Nomor 29 Tahun 2018
 Definisi dari TKDN adalah Besaran kandungan dalam negeri pada Barang,
Jasa, serta gabungan Barang & Jasa
 Tujuan Penggunaan Produksi Dalam Negeri, adalah
1. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri
2. Meningkatkan utilisasi nasional yang pada akhirnya meningkatkan
efisiensi industry sehingga mampu bersaing di pasar dunia
3. Mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri melalui
pengoptimalan belanja pemerintah
4. Meningkatkan kesempatan kerja
5. Penghematan devisa negara

b. REGULASI
Regulasi ketentuan dan tata cara perhitungan TKDN harus dilakukan sesuai
dengan peraturan, antara lain:
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16 Tahun 2011 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 04 Tahun 2017 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Untuk
pembangkit Listrik Tenaga Surya
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 29 Tahun 2017 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk
Telepon Seluler, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16 Tahun 2020 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk
Farmasi
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 22 Tahun 2020 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk
Elektronika dan Telematika
 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi,
Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen
Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle)
 Konsep Perhitungan TKDN dihitung terhadap Produk Dalam Negeri antara
lain :
 TKDN Barang
 TKDN Gabungan Barang
 TKDN Jasa
 TKDN Gabungan Barang & Jasa
 Syarat Perusahaan / Produknya bias dihitung TKDN adalah:
 Berinvestasi di Indonesia
 Berlokasi di Indonesia
 Berproduksi di Indonesia
 Identifikasi Produk bisa diasumsikan seperti pada gambar berikut:

 Sedangkan Klasifikasi Barang / Jasa dilakukan perhitungan sesaui dengan


ketentuan pada gambar berikut:

 Perhitungan TKDN berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16


Tahun 2011, maka bisa dilakukan perhitungan antara lain:
 TKDN Barang yang Dihitung berdasarkan perbandingan antara harga
barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri terhadap harga barang
jadi
 TKDN Jasa yang Dihitung berdasarkan perbandingan antara harga jasa
keseluruhan dikurangi harga jasa luar negeri terhadap harga jasa
keseluruhan
 TKDN Gabungan Barang & Jasa yang Dihitung dengan perbandingan
antara keseluruhan harga komponen dalam negeri barang ditambah
keseluruhan harga komponen dalam negeri jasa terhadap keseluruhan
harga barang dan jasa

 Sedangkan Konsep Perhitungan TKDN dapat dijelasakan dengan gambar


berikut:
c. BOBOT MANFAAT PERUSAHAAN (BMP)
BMP adalah Nilai penghargaan yang diberikan Perusahaan Industri yang
berinvestasi dan berproduksi di Indonesia.

 Batasan Waktu Pengambilan Data-data Perhitungan BMP:


 Untuk Memberdayakan Usaha Mikro dan Kecil termasuk Koperasi Kecil
melalui kemitraan, serta pemberdayaan masyarakat / lingkungan adalah
satu tahun fiskal terakhir sebelum diverifikasi.
 Untuk kepemilikan sertifikat kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan
sertifikat pemeliharaan lingkungan adalah pada saat diverifikasi sertifikat
tersebut masih berlaku.
 Fasilitas Pelayanan Purna Jual adalah dari mulai melakukan investasi
sampai dengan tahun fiskal terakhir sebelum diverifikasi.
 Rekap Nilai Capaian Tkdn Yang Masih Berlaku adalah sebagai berikut:
d. TATA CARA PERHITUNGAN TKDN BARANG
TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan biaya Komponen Dalam Negeri
Pada Barang terhadap keseluruhan biaya barang jadi

 Definisi dari rumus tersebut di atas, adalah:


 Komponen Dalam Negeri Pada Barang adalah penggunaan bahan baku,
rancang bangun dan perekayasaan yang mengandung unsur manufaktur,
pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaan yang berasal dari
dan dilaksanakan di dalam negeri.
 Biaya Tidak Langsung Pabrik (Factory overhead) adalah biaya-biaya dari
tenaga kerja tidak langsung, mesin/alat kerja/ fasilitas kerja dan semua
biaya pabrikasi lainnya utk menghasilkan satu satuan produk yang biayanya
tidak dapat dibebankan langsung kepada produk tertentu
 Perhitungan TKDN Barang terbagi menjadi 2 (dua) cara, antara lain:
 Jenis Barang
- Perhitungan TKDN barang dilakukan terhadap setiap jenis barang
- Jenis barang merupakan barang yang diproduksi berdasarkan proses
produksi dan bahan baku (material) yang sama
 Layer
- Perhitungan TKDN barang ditelusuri sampai dengan barang tingkat
dua yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri
- Barang tingkat dua adalah barang yang merupakan bahan
baku/material barang tingkat satu
- TKDN barang tingkat dua dinyatakan 100% (seratus persen), apabila:
 Barang tingkat dua diproduksi di dalam negeri
 Biaya barang tingkat dua di bawah 3% (tiga persen) dari biaya
produksi barang tingkat satu
 akumulasi biaya seluruh barang tingkat dua sebagaimana dimaksud
pada huruf b maksimal 10% (sepuluh persen) dari total biaya
barang tingkat satu
- Apabila dalam penelusuran terhadap barang tingkat dua terdapat
barang/ komponen yang berasal dari barang tingkat tiga yang dibuat di
dalam negeri, TKDN barang/komponen dari barang tingkat tiga
dimaksud dinyatakan 100% (seratus persen)

- Biaya-biaya yang terkait:


 Pengadaan material/bahan baku sampai di pabrik, spt: handling,
transportasi, asuransi, BM, PDRI, dsb.
 Tenaga kerja, spt : Asuransi dsb
 Pengoperasian alat kerja/mesin,spt: Biaya Maintenance, sparepart
dsb termasuk dalam perhitungan TKDN

e. TATA CARA PERHITUNGAN TKDN GABUNGAN BARANG


Penghitungan TKDN untuk gabungan lebih dari satu jenis barang jadi (TKDN
gabungan beberapa barang/multi product) dilakukan berdasarkan perbandingan
antara akumulasi dari hasil perkalian TKDN dengan harga pembelian masing-
masing barang terhadap harga pembelian gabungan

 Pengadaan paket gabungan barang terdiri dari beberapa jenis produk, jenis
produk yang diikutsertakan bisa berupa gabungan:
 Produk Lokal (Dalam Negeri)
 Produk Impor (Luar Negeri)
 Produk Lokal dan Produk Impor

f. TATA CARA PERHITUNGAN TKDN JASA


TKDN jasa dihitung berdasarkan perbandingan antara biaya jasa Komponen
Dalam Negeri Pada Jasa terhadap keseluruhan biaya jasa
 Komponen Dalam Negeri Pada Jasa adalah penggunaan jasa sampai dengan
penyerahan akhir dengan memanfaatkan tenaga kerja, termasuk tenaga ahli,
alat kerja termasuk perangkat lunak dan sarana pendukung yang berasal dari
dan dilaksanakan di dalam negeri, sehingga keseluruhan biaya jasa dihitung
sampai di lokasi pengerjaan (on site)
 Biaya Jasa antara lain meliputi:
 Material terpakai
 Tenaga Kerja & Konsultan
 Alat Kerja / Fasilitas Kerja
 Jasa Umum
 Perhitungan TKDN berdasarkan layer:
 TKDN jasa dihitung pada setiap kegiatan penyediaan jasa
 Perhitungan TKDN jasa ditelusuri sampai dengan jasa tingkat 2 (dua) yang
dihasilkan oleh penyedia jasa dalam negeri
 Apabila dalam penelusuran terhadap jasa tingkat 2 (dua) terdapat
komponen yang berasal dari jasa tingkat 3 (tiga) yang dilaksanakan oleh
penyedia jasa dalam negeri, TKDN komponen dari jasa tingkat tiga
dimaksud dinyatakan 100% (seratus persen)

g. TATA CARA PERHITUNGAN TKDN GABUNGAN BARANG & JASA


TKDN gabungan barang dan jasa merupakan perbandingan keseluruhan biaya
Komponen Dalam Negeri Pada Gabungan Barang dan Jasa terhadap keseluruhan
gabungan biaya barang dan jasa, dengan penjelasan antara lain:
 Komponen Dalam Negeri Pada Gabungan Barang dan Jasa adalah
penggunaan bahan baku, rancang bangun dan perekayasaan yang
mengandung unsur manufaktur, pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir
pekerjaan serta penggunaan jasa dengan memanfaatkan tenaga kerja,
termasuk tenaga ahli, alat kerja termasuk perangkat lunak dan sarana
pendukung sampai dengan penyerahan akhir yang berasal dari dan
dilaksanakan di dalam negeri.
 Keseluruhan gabungan biaya barang dan jasa merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan gabungan barang dan jasa yang dihitung
sampai di lokasi pengerjaan (on site).
 TKDN gabungan barang dan jasa dihitung pada setiap kegiatan pekerjaan
gabungan barang dan jasa.
 Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya produksi pada perhitungan TKDN
Barang dan biaya jasa pada penghitungan TKDN jasa

 Ketentuan TKDN Gabungan Barang dan Jasa dapat disampaikan dengan


gambar antara lain sebagai berikut

h. PROSEDUR VERIFIKASI TKDN


Verifikasi TKDN adalah kegiatan yang dilakukan oleh Verifikator TKDN untuk
menghitung capaian TKDN Barang/Jasa dan BMP dengan data yang diambil atau
dikumpulkan dari kegiatan usaha perusahaan industri atau Penyedia Barang/Jasa

 Sedangkan Ruang Lingkup Verifikasi TKDN adalah sebagai berikut:

 Ketentuan dalam Verifikasi TKDN ada beberapa poin, yaitu:


 Verifikator tidak melakukan penilaian terhadap kewajaran biaya,kuantitas
barang, dan durasi kerja
 Verifikasi klasifikasi biaya dan jumlah didasarkan pada dokumen pendukung
yang diserahkan oleh penyedia barang dan/ atau jasa yang sesuai dengan
yang tercantum dalam kontrak
 Keabsahan dan kelengkapan dokumen pendukung menjadi tanggung jawab
penyedia barang dan jasa
 Pada Saat Pelaksanaan Verifikasi TKDN diperlukan dokumen pendukung
diantaranya adalah:
- Penilaian Sendiri/Self Assessment (Rekapitulasi dan Lampirannya)
Capaian TKDN untuk produk yang bersangkutan
- Fakta-fakta berupa invoice/penawaran untuk mendukung data-data yang
ada pada Penilaian Sendiri /Self Assessment (Dokumen Pendukung)
 Dokumen Pendukung Material antara lain faktur pajak,invoice, PIB,
pembelian dan Mill Certificate/Certificate of Origin dan bukti transaksi
lainnya yang dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya
 Dokumen Pendukung Tenaga Kerja antara lain salinan slip gaji/surat
pernyataan gaji dengan tanda tangan pejabat berwenang dan salinan
KTP/Paspor
 Dokumen Pendukung Alat Kerja dibagi menjadi 3 macam, antara lain:
- Daftar alat kerja/fasilitas kerja yang digunakan selama pelaksanaan
pekerjaan jasa,
- Faktur pembelian alat kerja/fasilitas kerja tersebut,
- Daftar aset perusahaan (beserta perhitungan penyusutannya, termasuk
alat kerja/fasilitas kerja yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan
jasa) dan akte pendirian perusahaan dari pemilik alat kerja/fasilitas kerja,
- Akte kepemilikan alat kerja/fasilitas kerja,dan bukti transaksi lainnya
yang dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya
 Dokumen Pendukung Jasa Umum antara lain daftar seluruh layanan jasa
pihak ketiga yang digunakan selama periode pelaksanaan pekerjaan jasa,
dan setiap transaksinya dibuktikan dengan faktur pajak, faktur pembayaran,
bukti setor pajak, Pemberitahuan Impor Barang (PIB), akte pendirian
perusahaan, dan bukti transaksi lainnya yang dapat dipertanggung-
jawabkan keabsahannya
 Dokumen Pendukung Lainnya antara lain bukti serah terima pelaksanaan
pekerjaan yang sudah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan dan Dokumen
transaksi dari layer 1 ke layer 2 atau dari layer 2 ke layer 3, dan seterusnya
 Metode Self Assessment dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:
 Mengidentifikasi Produk (Barang, Jasa, Gabungan Barang dan Jasa)
 Menyiapkan Data Pendukung (DED, BOQ, Cost Estimate, Rencana Vendor,
Nilai TKDN (bila diketahui nilai TKDNnya)
 Melakukan Perhitungan dengan cara mengisi Formulir TKDN sesuai
ketentuan yang berlaku terhadap data pendukung yang telah disiapkan.
 Melakukan Pengecekan terhadap hasil perhitungan untuk meminimalisir
kekeliruan
 Komponen biaya pada Self Assessment TKDN yang tidak dilengkapi
dokumen pendukung, maka dinyatakan sebagai “Komponen Luar Negeri
(KLN)”

i. PEDOMAN PENERAPAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI PADA


PENGADAAN BARANG DAN/ATAU JASA PT ANGKASA PURA I
 Dasar Hukum dan Regulasi yang digunakan sebagai berikut:
 Undang Undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
 Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri
 Instruksi Presiden Republik Indonesia No.2 Tahun 2022 tentang Percepatan
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dan Produk Usaha Mikro,
Usaha Kecil, Dan Koperasi Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan
Nasional Bangga Buatan Indonesia Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang
dan/atau Jasa Pemerintah
 Peraturan Menteri BUMN Republik Indonesia No.8 Tahun 2019 tentang
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa BUMN
 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No.3 Tahun 2014
tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Yang Tidak Dibiayai Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah
 Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesai No.16 Tahun 2011
tentang Ketentuan Dan Tata Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri
 Tahapan Penerapan Penggunaan Produk Dalam Negeri Pada Pengadaan
Barang dan/atau Jasa:

 Tahapan Perencanaan Pengadaan terdiri dari:

 Tahapan Dalam Penyusunan Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan (RKAP)


dan dokumen teknis wajib melakukan:
 Proses Identifikasi Nilai TKDN mengikuti ketentuan:

 Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilakukan


oleh Unit Procurement sebagai berikut:

 Tahapan Evaluasi Pernyataan nilai TKDN terdiri dari:

 Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia yang dilakukan


oleh Unit Teknis pada proses Pengadaan Langsung

 Tahapan Proses Pelaksanaan Kontrak terdiri dari:


 Ketentuan Sanksi kepada Penyedia :

 Para Pihak Serta Tugas Dan Tanggung Jawab


9. Relevansi Diklat Dengan Pekerjaan Saudara, Jelaskan:
Pekerjaan saat ini berada di Owner Estimate Department dimana pada Unit tersebut
bertanggung jawab untuk mengelola kegiatan penyediaan Harga Estimasi Sendiri
(HES) yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan pengadaan yang cepat,
transparan, efisien, dan memberikan nilai tambah bagi Perusahaan.
Relevansi pelatihan dengan Owner Estimate Department adalah bisa memberikan
referensi peralatan, material, dan kebutuhan Unit Teknis dengan Komponen Dalam
Negeri (KDN) serta sumber harga yang dapat dipertanggung jawabkan. Hal tersebut
akan membawa dampak positif terhadap Unit Teknis dan Perusahaan melaksanakan
kegiatan Pengadaan Barang dan/atau Jasa dalam menentukan sumber harga serta
mendapatkan harga yang sesuai. Di sisi lain, tujuan pelatihan ini adalah juga dapat
melaksanakan tujuan Perusahaan untuk ikut andil dalam kesuksesan kemajuan
penggunaan Produksi Dalam Negeri.
10. Kendala Yang Saudara Alami Untuk Menyerap Dan Menguasai Materi Diklat,
Jelaskan:
Keterbatasan waktu diklat dengan jumlah materi yang sangat banyak sehingga
beberapa materi disampaikan dengan cepat dan kurang mendetail sehingga
pemahaman yang saya alami tidak begitu optimal.

11. Saran – Saran Saudara, Jelaskan:


Dibuat kelas diklat atau workshop yang lebih intensif dan komprehensif dengan
estimasi waktu yang lebih panjang sehingga peserta diklat bisa lebih fokus dengan
waktu yang cukup baik materi, istirahat serta evaluasi agar peserta diklat dapat
mengimplementasi dan mengintegrasi proses bisnis unit yang dipelajari dengan unit
kerja dimana tempat peserta bertugas.

12. Jelaskan prakarsa yang saudara rencanakan untuk mengatasi permasalahan di


lingkup unit kerja perusahaan, terkait dengan diklat yang diikuti dalam 1 lembar
A4 (Arial Narrow 12, Spasi 1,5 batas kiri 4 cm, batas kanan, atas, dan bawah 3
cm).
Pada halaman selanjutnya.
PEMANFAATAN INTEGRASI DATA
UNTUK MEMAKSIMALKAN PROSES TKDN
DI PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

Pelatihan Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) merupakan pelatihan untuk
mengenalkan pemahaman dan memberikan bagaimana melaksanakan proses Pengadaan Barang
dan/atau Jasa dengan memperhitungkan Komponen Dalam Negeri yang menjadi tujuan Kementrian
BUMN dalam mengangkat dan mensejahterakan barang dan jasa lokal. Tujuan tersebut
dimaksudkan untuk pelaku produksi dalam negeri atau lokal dapat meningkatkan kualitas barang
produksi dan dapat disetarakan dengan kualitas barang produksi dari luar negeri, serta
mensejahterakan pelaku UMKM di Indonesia.

Sebagai upaya kolaboratif mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, pemanfaatan Sumber


Daya Nasional melalui TKDN dalam peningkatan investasi perusahaan maka PT Angkasa Pura I
menggandeng PT Surveyor Indonesia untuk dapat melakukan kegiatan verifikasi TKDN bagi mitra
PT Angkasa Pura I. Dalam hal ini, diharapkan PT Surveyor Indonesia dapat menjembatani
kebutuhan PT Angkasa Pura I terhadap kebutuhan data mitra yang telah tersertifikasi TKDN.

Selain hal tersebut di atas, perlunya teknologi yang mengintegrasikan data antara Kementrian
Perindustrian dan PT Angkasa Pura I sangat dibutuhkan dikarenakan dalam pelaksanaan
perencanaan pekerjaan dan harga diharapkan dapat memudahkan Unit Teknis dan Unit HES untuk
mengkompilasi Rencana Anggaran Biaya dan Harga Estimasi Sendiri baik dalam pelaksanaan
pelelangan maupun pengadaan langsung. Pemanfaatan integrasi data dan didukung oleh teknologi
yang sesuai dapat memberikan keberhasilan suatu proses bisnis yang menentukan arah
perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan kerjasama antar instansi sehingga proses sinergitas tetap
terjaga untuk membangun bisnis yang kuat dan mampu beradaptasi dengan segala perubahan di
masa mendatang.

Yang membuat laporan, Mengetahui,


Peserta Diklat Atasan Langsung

Wira Sakti Pranata Ronny Aldriandi


NIP. 1487199-W NIP. 0679089-R

Anda mungkin juga menyukai