Anda di halaman 1dari 5

Frequently Asked Question (FAQ)

PROGRAM PENINGKATAN
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)
1. Apa itu Program P3DN?
P3DN atau Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri merupakan
upaya Pemerintah untuk mendorong masyarakat agar lebih menggunakan
produk dalam negeri dibandingkan produk impor. (Rencana Strategis
P3DN Kementerian Perindustrian)
2. Apakah tujuan dilaksanakannya P3DN?
Sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana
Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN 2015-2035), kebijakan P3DN
bertujuan untuk:
a. meningkatkan penggunaan produk dalam negeri oleh pemerintah,
badan usaha, dan masyarakat;
b. memberdayakan industri dalam negeri melalui pengamanan pasar
domestik, mengurangi ketergantungan kepada produk impor, dan
meningkatkan nilai tambah di dalam negeri; dan
c. memperkuat struktur industri dengan meningkatkan penggunaan
barang modal, bahan baku, komponen, teknologi dan SDM dari dalam
negeri.
3. Bagaimana cara menghitung Tingkat Komponen Dalam Negeri?
Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 16 Tahun 2011 Pasal 2
ayat (1) - (6), perhitungan TKDN adalah sebagai berikut :

➢ Ayat (1): TKDN barang dihitung berdasarkan perbandingan antara


harga barang jadi dikurangi harga komponen luar negeri terhadap
harga barang jadi.

Gambar 1. Skema Perhitungan TKDN


➢ Ayat (2): Harga Barang jadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi
barang.
➢ Ayat (3): Biaya produksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi:
• Biaya untuk bahan (material langsung);
• Biaya tenaga kerja langsung; dan
• Biaya tidak langsung pabrik (factory overhead).
Tidak termasuk keuntungan, biaya tidak langsung
perusahaan (company overhead), dan Pajak Keluaran
➢ Ayat (4): Penentuan komponen dalam negeri barang berdasarkan
kriteria:
• Untuk bahan (material) langsung berdasarkan negara asal
barang (origin of country);
• Untuk alat kerja/fasilitas kerja berdasarkan kepemilikan dan negara
asal; dan
• Untuk tenaga kerja berdasarkan kewarganegaraan.
➢ Ayat (6): Penentuan komponen dalam negeri untuk alat kerja/fasilitas
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b, dengan ketentuan:
• alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa dalam negeri, dinilai 100% (seratus persen) komponen
dalam negeri;
• alat kerja yang diproduksi di dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa luar negeri, dinilai 75% (tujuh puluh lima persen)
komponen dalam negeri;
• alat kerja yang diproduksi dalam negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa kerjasama antara perusahaan dalam negeri dan
perusahaan luar negeri, dinilai komponen dalam negeri 75% (tujuh
puluh lima persen), ditambah dengan 25% (dua puluh lima persen)
proporsional terhadap komposisi (perbandingan) saham
perusahaan dalam negeri;
• alat kerja yang diproduksi di luar negeri dan dimiliki oleh penyedia
dalam negeri;
• alat kerja yang diproduksi luar negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa luar negeri negeri, dinilai 0% (nol persen) komponen
dalam negeri; dan
• alat kerja yang diproduksi luar negeri dan dimiliki oleh penyedia
barang/jasa kerjasama antara perusahaan dalam negeri dan
perusahaan luar negeri, dinilai komponen dalam negerinya secara
proporsional terhadap komposisi (perbandingan) saham
perusahaan dalam negeri.
4. Bagaimana alur penerbitan sertifikasi P3DN?
Berikut prosedur operasional standar proses penerbitan sertifikat Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan sertifikat Bobot Manfaat Perusahaan
(BMP) yang difasilitasi APBN. (Permenperin No. 16 Tahun 2011)

Gambar 2. Prosedur operasional standar proses penerbitan sertifikat


Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) yang difasilitasi APBN
Gambar 3. Prosedur operasional standar proses penerbitan sertifikat
TKDN dan sertifikat BMP Mandiri
5. Dokumen apa saja yang diperlukan untuk keperluan sertifikasi TKDN?
Di antaranya adalah Akta Pendirian Perusahaan, Tanda Daftar
Perusahaan, Laporan Hasil Produksi satu tahun terakhir, dll. Selengkapnya
dapat dilihat pada Daftar Dokumen untuk Keperluan Verifikasi TKDN
di http://tkdn.kemenperin.go.id

6. Apakah terdapat sanksi bagi Pejabat Pengadaan yang tidak menjalankan


kewajibannya dalam memenuhi TKDN?

Gambar 3. Sanksi Ketidakpatuhan terhadap P3DN

Anda mungkin juga menyukai