Anda di halaman 1dari 4

Hasil Telaah TKDN

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) adalah besarnya komponen dalam negeri
pada barang, gabungan barang, jasa, gabungan jasa, serta gabungan barang dan jasa.

Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) adalah nilai penghargaan kepada perusahaan


yang berinvestasi di Indonesia karena memberdayakan usaha mikro dan usaha kecil
serta koperasi melalui kemitraan, memelihara kesehatan, keselamatan kerja , dan
lingkungan (K3L), memiliki sertifikat sistem manajemen mutu, dan memberikan fasilitas
pemeliharaan dan pelayanan purnajual (Permenperin Nomor 02/M-IND/PER/1/2014,
Pasal 1 angka 7 dan 8).

Penggunaan TKDN (Permenperin Nomor 02/M-IND/PER/1/2014, pasal 6) :


1. Terdapat barang produksi dalam negeri yang memiliki jumlah TKDN+BMP
minimal 40% dengan TKDN minimal 25% maka penggunaan produk tersebut
diwajibkan.
2. Terdapat barang produksi dalam negeri yang memiliki jumlah TKDN+BMP
kurang dari 40% dengan TKDN minimal 15% maka penggunaan produk tersebut
dimaksimalkan.
3. Terdapat barang produksi dalam negeri yang memiliki jumlah TKDN mulai dari
10% sampai dengan kurang dari 15% maka penggunaan produk tersebut
diberdayakan.

Sanksi adminsitratif pada pengadaan barang/jasa yang tidak menggunakan produk


dalam negeri antara lain :

Bagi Pejabat Pengadaan (PP nomor 29 tahun 2018 pasal 107)

o Peringatan tertulis untuk pelanggaran pertama sampai ketiga,


o Denda Adminsitratif pelanggaran keempat, sebesar 1% dari nilai kontrak,
maksimal 500.000.000
o Pemberhentian sebagai pejabat pengadaan barang/jasa untuk pelanggaran
kelima
Bagi Penyedia (Permenperin no 02 tahun 2014 pasal 47)

(1) Penyedia barang/ jasa dapat dikenakan sanksi apabila :


a. Membuat dan/ atau menyampaikan dokumen dan/ atau keterangan lain yang
tidak benar terkait TKDN; dan/ atau
b. Berdasakan hasil pemeriksaan ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam
penggunaan barang/ jasa produksi dalam negeri.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. Sanksi administratif; dan
b. Sanksi finansial
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa :
a. Peringatan tertulis;
b. Penutupan sementara;
c. Pencatuman dalam daftar hitam;
d. Pembekuan izin usaha; dan/ atau
e. Pencabutan izin usaha.
(4) Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(5) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan oleh
PPK/ ULP/ Pejabat Pengadaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(6) Pemberian sanksi finansial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
dilakukan oleh Pengguna Anggaran.

Bagi Produsen Barang dan/atau penyedia Jasa (PP no 29 tahun 2018 pasal 109) :

Nilai TKDN yang diperhitungkan dalam pengadaan barang/jasa mengacu kepada


daftar inventarisasi Barang/Jasa produksi dalam negeri. Produsen Barang dan/atau
penyedia Jasa wajib menjamin Produk Dalam Negeri yang diserahkan dalam
pengadaan benar diproduksi di dalam negeri. Apabila ternyata tidak benar maka akan
mendapatkan sanksi administratif berupa :

a. pencabutan sertifikat TKDN oleh pejabat yang menandasahkan sertifikat TKDN


b. pencantuman dalam daftar hitam dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan
c. denda administratif berupa pengurangan pembayaran sebesar selisih antara nilai
TKDN penawaran dengan nilai TKDN pelaksanaan paling tinggi 15% (lima belas
persen) jika barang tidak sesuai daftar inventarisasi Barang/Jasa produksi dalam
negeri dan 3 (tiga) kali nilai Barang yang diimpor jika produsen menyerahkan
barang yang tidak diproduksi di dalam negeri.

Denda administratif dikenakan oleh :

a. pimpinan lembaga negara, kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian,


lembaga pemerintah lainnya, dan satuan kerja perangkat daerah untuk
pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan oleh lembaga negara, kementerian,
lembaga pemerintah non kementerian, lembaga pemerintah lainnya, dan satuan
kerja perangkat daerah;
b. pimpinan instansi pemerintah yang:
1) menyediakan pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara
atau anggaran pendapatan dan belanja daerah;
2) bertanggungiawab atas pekedaan yang dilakukan melalui pola kerja sama
antara Pemerintah hrsat dan/atau Pemerintah Daerah dengan badan usaha;
dan/atau
3) mengatur pengusahaan sumber daya yang dikuasai negara,
untuk pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan oleh badan usaha milik negara,
badan hukum lainnya yang dimiliki negara, badan usaha milik daerah, dan badan
usaha swasta.

Tim Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) adalah Tim yang
bertugas (Permenperin no 02 tahun pasal 33):

1. Mengevaluasi koordinasi, pengawasan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan


penggunaan produk dalam negeri di lingkungan masing masing instansi
2. Memberikan tafsiran final terhadap permasalahan mengenai kebenaran besaran
capaian TKDN antara Penyedia Barang/Jasa dan Tim Pengadaan Barang/Jasa
(Tim Lelang).
3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan penggunaan produk dalam negeri
yang diberikan oleh Gubernur /Bupati/ Walikota masing-masing.
Pembentukan Tim P3DN oleh K/L/D/I, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan,
Otoritas Jasa Keuangan, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan BUMN/BUMD,
untuk mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri pada masing-masing K/L/D/I,
Bank Imdonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Otoritas Jasa Keuangan, Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum, dan BUMN/BUMD (Permenperin no 02 tahun 2014 pasal
30).

Pelaksanaan P3DN di daerah (Permenperin no 02 tahun 2014 pasal 33) :

(1) Tim P3DN melaporkan hasil pelaksanaan tugas secara berkala setiap tahun
kepada Bupati dengan tembusan kepada Menteri Perindustrian selaku Ketua
Timnas P3DN.
(2) Bupati melaporkan realisasi penggunaan produk dalam negeri di instansi
masing-masing kepada Menteri Perindustrian selaku Ketua Timnas secara
berkala setiap tahun untuk selanjutnya disampaikan kepada Presiden.

Dasar Hukum Penggunaan Produk Dalam Negeri :

1. Undang Undang 3 tahun 2014 tentang Perindustrian


2. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018 Tentang Pemberdayaan Industri
3. Peraturan Presiden 12 tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
4. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 02/ M-IND/PER/I/2014, tentang Pedoman
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai