TKDN menjadi salah satu preferensi dalam menentukan pemenang dalam proses
pengadaan barang/jasa di beberapa instansi pemerintahan dan BUMN. Pemerintah
akan memberikan insentif terhadap TKDN tertentu yang dimasukkan dalam proses
produksi pada pelbagai jenis industri
Kewajiban ini dinyatakan secara tegas di dalam Pasal 66 Peraturan Presiden Republik
Indonesia nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bagi
setiap instansi pemerintah (Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah), dan di dalam
Pasal 7 Peraturan Menteri BUMN nomor PER-08/MBU/12/2019 tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN bagi setiap BUMN, anak
perusahaan BUMN dan perusahaan terafiliasi BUMN.
Bahkan bagi BUMN diwajibkan untuk melakukan monitoring penggunaan produk dalam
negeri dan membentuk Tim Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) guna memonitor
dan memastikan penggunaan komponen dalam negeri dalam Pengadaan Barang dan
Jasa, sebagaimana dimaksudkan di dalam Pasal 8 Peraturan Menteri BUMN nomor
PER-08/MBU/12/2019 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan
Jasa BUMN.
Meskipun telah diwajibkan oleh kedua peraturan tersebut, namun masih banyak
ditemukan insan pengadaan di lingkungan instansi pemerintah dan BUMN yang belum
memahami cara melakukan perhitungan TKDN tersebut, termasuk mempraktekkannya
di dalam setiap proses pengadaan barang/jasa.
Permen Perindustrian No. 16 Tahun 2011 tentang Ketentuan dan Tata Cara
Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri
Permen Perindustrian No. 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam
Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Permenprin No. 54 Tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri
Dalam Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan sebagaimana telah diubah dengan
Permenprin No. 5 Tahun 2017.