DAFTAR ISI
BAB I
INSTRUKSI KEPADA CALON PENYEDIA BARANG/JASA
BAB I
INSTRUKSI KEPADA CALON PENYEDIA BARANG/JASA
PENGGUNA BARANG/JASA :
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah
Jl. Mistar Cokrokusumo KM.39 Banjarbaru 70733
PERENCANA :
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah
Jl. Mistar Cokrokusumo KM.39 Banjarbaru 70733
DIREKSI PEKERJAAN :
Manajer Unit Pelaksana Proyek Pembangkit dan Jaringan Kalimantan Bagian Tengah 1
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah
LINGKUP PEKERJAAN :
Pekerjaan Pembangunan Gardu Induk 150 kV Mintin (PLTU Pulang Pisau) Uprating Town Feeder
Transformer 30 MVA dengan ruang lingkup seperti yang tercantum pada BAB II Syarat Umum Pasal 2.4
Ruang Lingkup Kontrak.
LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan pelelangan pengadaan barang/jasa untuk pekerjaan ini dilakukan sesuai tata cara menurut :
1. Keputusan Direksi PT PLN (PERSERO) No. 620.K/DIR/2013 tanggal 03 Oktober 2013 tentang
Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)
2. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) No. 0527.K/DIR/2014 tanggal 31 oktober 2014 tentang perubahan
atas Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 620.K/DIR/2013 tentang pedoman umum pengadaan
barang/jasa PT PLN (Persero)
3. Edaran Direksi PT PLN (PERSERO) No. 0003.E/DIR/2013 tanggal 18 Juni 2013 tentang Petunjuk
Tenis Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero)
4. Edaran Direksi No. 0010.E/DIR/2016 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Barang/Jasa PT. PLN
(Persero).
Penyedia Barang/Jasa harus secara khusus dan dengan usahanya sendiri mencari keterangan tentang isi,
maksud dan implikasi KEPUTUSAN DAN SURAT EDARAN DIREKSI dimaksud, karena ketetapan ini
akan menjadi pedoman utama dalam proses pelelangan dan untuk mengatasi perselisihan yang mungkin
timbul serta menjadi petunjuk dalam penyiapan Surat Penawaran/Dokumen Kontrak.
Penyedia Barang/Jasa harus memahami dan mematuhi semua Ketetapan/Peraturan dalam KEPUTUSAN
DAN SURAT EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) sebagaimana tersebut di atas, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Apabila Penyedia Barang/Jasa tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut, maka Penyedia
Barang/Jasa tidak dapat mengajukan tuntutan dalam bentuk apapun.
TATA CARA PELELANGAN
Proses pemilihan penyedia barang/jasa dilaksanakan melalui Pelelangan Terbatas dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Website untuk pengumuman dan proses pengadaan barang/jasa ini adalah portal e-Procurement PT PLN
(Persero) atau disebut e-Proc PLN dengan alamat http://eproc.pln.co.id dan papan pengumuman di PT
PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah.
b. Petunjuk waktu (hari/tanggal/jam) yang digunakan adalah sesuai petunjuk waktu di wilayah Kalimantan
Selatan.
c. Dalam proses pengadaan barang/jasa ini Dokumen Penawaran dalam bentuk Hard Copy (Asli) dan Soft
Copy dalam bentuk format PDF (Flashdisk) harus tetap disampaikan kepada Pejabat Pelaksana
Pengadaan Barang/Jasa. Calon Penyedia Barang/Jasa juga wajib mengunggah Dokumen Penawaran
berisi kelengkapan administrasi, teknis, keuangan dan harga sebelum batas waktu yang ditetapkan
melalui http://eproc.pln.co.id.
d. Data yang disampaikan calon penyedia barang/jasa dalam bentuk soft copy harus sama dengan dokumen
asli (hard copy) berikut format dan susunannya. Begitu juga dengan dokumen penawaran yang diunggah
di e-Proc PLN harus sama dengan dokumen hard copy dan soft copy. Apabila terdapat perbedaan
diantaranya, maka yang dianggap adalah dokumen penawaran pada hard copy.
e. Peserta dalam menyusun dokumen hard copy dan soft copy harus disesuaikan dengan Petunjuk
Pengisian Kelengkapan Penawaran pada lampiran, Pejabat Pelaksana Pengadaan tidak bertanggung
jawab dan Peserta tidak berhak menuntut dalam bentuk apapun jika terdapat ketidaksesuaian
penyusunan yang mengakibatkan data yang diperlukan Pejabat Pelaksana Pengadaan tidak ditemukan
dan menyebabkan peserta tersebut TIDAK MEMENUHI atau GUGUR.
A. Memiliki Surat Ijin Usaha (IUJPTL dengan kualifikasi usaha besar, SIUP, TDP, IUJK) yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dan sesuai bidangnya, yang masih berlaku.
B. Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (SBUJPTL) dengan kualifikasi usaha
besar yang dikeluarkan oleh Kementrian ESDM dan SBUJK dari LPJKN yang masih berlaku.
C. Secara hukum mempunyai kapasitas melakukan ikatan kontrak pengadaan barang/jasa.
D. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan
atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang menjalani sanksi pidana.
E. Direksi/ Pengurus yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak masuk dalam daftar Penyedia
Barang/Jasa yang terkena daftar hitam (blacklist).
F. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa akan melakukan Kemitraan, Penyedia Barang/Jasa wajib mempunyai
perjanjian kemitraan yang dibuat di depan Notaris yang memuat :
1. Persentase kemitraan dan lingkup tanggung jawab masing-masing anggota konsorsium ;
2. Persentase kemitraan untuk LEADER lebih besar dari anggota atau dengan persentase untuk Leader
minimal 40 % (empat puluh persen);
3. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan yang mengakibatkan pekerjaan ini terhenti atau mengalami
hambatan sampai dengan berakhirnya pekerjaan (Final Acceptance Certificate), maka LEADER
dari Konsorsium tersebut harus bertanggung jawab penuh atas penyelesaian pekerjaan ini secara
keseluruhan.
G. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti
tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan
fotokopi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekurang –
kurangnya 1 (satu) bulan terakhir, kecuali untuk perusahaan yang baru yang belum berkewajiban untuk
melapor.
H. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di PT PLN (Persero); atau
Memiliki kinerja baik dan tidak terbukti tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang tertuang
dalam kontrak di lingkungan PT PLN (Persero); atau
Sedang/telah melaksanakan pekerjaan di PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan
Bagian Tengah dengan performa kerja yang BAIK.
I. Yang bisa menjadi Ketua Kemitraan (Lead Firm) dalam pengadaan ini adalah Penyedia yang terdaftar
dalam Daftar Penyedia Terseleksi (DPT) Gardu Induk 150 kV Konvensional (AIS) PT PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah.
J. Ketua Kemitraan (Lead Firm) dalam memilih Anggota Kemitraan diperbolehkan dari Daftar Penyedia
Terseleksi (DPT) atau diluar daftar DPT dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Memiliki Surat Ijin Usaha (SIUJPTL dengan kualifikasi usaha besar, SIUP, TDP, IUJK) yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang dan sesuai bidangnya.
2. Memiliki Sertifikat Badan Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik (SBUJPTL) yang sejenis dan
masih berlaku dengan syarat kualifikasi:
o JENIS USAHA PEMBANGUNAN PEMASANGAN INSTALASI PENYEDIAAN TENAGA
LISTRIK, KLASIFIKASI BIDANG TRANSMISI TENAGA LISTRIK, SUBBIDANG
GARDU INDUK, Kualifikasi : Usaha Besar (B)
3. Memiliki SBUJK dari LPJKN yang masih berlaku.
4. Memiliki pengalaman melaksanakan pekerjaan :
Pondasi peralatan Gardu Induk (AIS) / GIS/ GITET;
Pengadaan dan pemasangan material Gardu Induk (AIS) / GIS/ GITET;
Komisioning Gardu Induk (AIS) / GIS/ GITET;
Pekerjaan diatas minimal untuk GI 150 kV dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir
dibuktikan dengan Surat Perjanjian/Kontrak, BA Serah Terima Tahap I dan BOQ.
5. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang menjalani sanksi
pidana.
6. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang
dimilikinya.
7.Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta untuk mengikuti
pengadaan Barang/Jasa.
K. Peserta harus memiliki Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 atau setara atau lebih tinggi dan
peserta harus menyampaikan dokumen yang menunjukan pemenuhan terhadap persyaratan di atas.
L. Memiliki Sertifikat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan atau OHSAS
18001 yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh instansi/badan yang berwenang. Dalam hal
kemitraan/KSO, yang wajib mempunyai Sertifikat adalah perusahaan yang menjadi Leader
kemitraan/KSO.
M. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
N. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang
dimilikinya.
O. Menyampaikan daftar pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
P. Menyampaikan daftar tenaga ahli yang berpengalaman untuk pelaksanaan pekerjaan;
Q. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Keahlian (SKA) diterbitkan oleh Asosiasi Profesional
terkait yang telah diakreditasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN).
R. Menyampaikan daftar pengalaman pekerjaan yang sejenis dan setara sesuai pengalaman pekerjaan yang
pernah dilakukan.
S. Peserta pelelangan harus menyerahkan jaminan penawaran ASLI pada saat pembukaan dokumen
penawaran sampul I di PT PLN (Persero) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN
BAGIAN TENGAH, Jl. Mistar Cokrokusumo KM 39. Banjarbaru 70733, Kalimantan Selatan.
Jaminan penawaran asli diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat)/ Bank
Asing yang beroperasi di Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia yang dinyatakan lulus
oleh Direksi PT PLN (Persero) yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) dan
dukungan reasuransi sebagaimana persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan (sesuai Bab II
Pasal 2.67) dengan nilai nominal minimal sebesar Rp. ……………,- (disampaikan pada saat
aanwijzing dan dituangkan dalam berita acara aanwijzing). Jaminan penawaran tersebut akan
dikembalikan apabila yang bersangkutan tidak menjadi pemenang pelelangan, segera setelah
tandatangan kontrak/SPPBJ. Jaminan Penawaran menjadi milik PT. PLN (Persero) apabila peserta
mengundurkan diri setelah memasukkan dokumen penawarannya dalam kotak pelelangan.
T. Setiap calon Penyedia Barang/Jasa wajib melampirkan D&B Rating terbaru yang dikeluarkan oleh PT.
D&B Indonesia minimal 4A2 dan memperbarui semua dokumen kualifiksi DPT.
U. Peserta lelang/Calon Penyedia Barang/Jasa wajib menyerahkan surat penilaian kinerja Penyedia
Barang/Jasa yang diterbitkan setelah bulan Juni 2019.
V. Peserta lelang/Calon Penyedia Barang/Jasa wajib menyerahkan Surat Keterangan Fasilitas Credit Line
atau rekening koran. Surat Keterangan Asli ditujukan kepada PT PLN (Persero) UNIT INDUK
PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TENGAH, Jl. Mistar Cokrokusumo KM 39.
Banjarbaru 70733, Kalimantan Selatan atau kepada Calon Penyedia Barang/Jasa.
W. Surat perijinan yang masih dalam masa perpanjangan/penerbitan dapat digantikan sementara dengan
surat keterangan (asli) dari instansi/lembaga penerbit dan surat perijinan yang asli harus sudah ada
sebelum penandatanganan kontrak bila terpilih sebagai pemenang.
Penyedia Barang/Jasa ini, dapat mengajukan pertanyaan tertulis kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan
Barang/Jasa, dan akan dijawab secara tertulis pula yang akan menjadi lampiran pada Berita Acara
Penjelasan Pengadaan Barang/Jasa (Aanwijzing).
Pertanyaan menyangkut Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus diserahkan secara tertulis dan di
alamatkan kepada:
PEJABAT PELAKSANA PENGADAAN BARANG DAN JASA
PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TENGAH
JL. MISTAR COKROKUSUMO KM.39 BANJARBARU 70733
Telp. (0511) 4777571, Fax. (0511) 6749900
Email : pelaksana.pbj.uipkalteng@gmail.com
Penjelasan lelang bisa dilakukan lebih dari satu kali pada hari yang berturut-turut ataupun tidak. Peserta
lelang harus mengirim wakilnya yang kompeten pada rapat penjelasan lelang dan harus dilengkapi dengan
surat kuasa dari Pemimpin Perusahaan.
Bagi Calon Penyedia Barang/Jasa yang tidak hadir/tidak mengikuti Penjelasan Dokumen Pelelangan
Barang/Jasa dianggap telah menyetujui hasil penjelasan dan telah mengetahui keadaan/data-data lapangan
yang diperlukan untuk penawaran dan tetap diperbolehkan memasukan penawaran (tidak menggugurkan).
Apabila diperlukan perubahan atau ada ketentuan baru pada Dokumen Pelelangan Barang/Jasa setelah
diadakannya Penjelasan Dokumen Pelelangan Barang/Jasa maka perubahan dan ketentuan baru tersebut
akan dimasukkan dalam Berita Acara Penjelasan dan dituangkan dalam Addendum Dokumen Pelelangan
Barang/Jasa yang akan disampaikan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa.
Pejabat Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa tidak bertanggung jawab atas uraian atau penafsiran yang lain dari
yang dimaksud dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa ini.
Berita Acara Penjelasan Lelang harus ditanda-tangani oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan dan minimum 1
(satu) orang wakil dari calon peserta yang hadir, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Calon Penyedia Barang/Jasa wajib mengetahui kondisi lapangan beserta lingkungannya dan harus
memahami benar kondisi lapangan sebelum mengajukan penawarannya.
Calon Penyedia Barang/Jasa wajib mengetahui keadaan alam, lokasi lingkup pekerjaan, peralatan/bahan-
bahan penting bagi pelaksanaan pekerjaan, dan akses masuk ke lokasi, angkutan yang dibutuhkan dan secara
umum harus mendapatkan informasi penting yang menyangkut resiko, biaya-biaya tak terduga dan keadaan
sekitar lainnya yang dapat mempengaruhi penawarannya.
Calon Penyedia Barang/Jasa wajib meneliti berbagai hal yang mempengaruhi penawarannya secara
menyeluruh, termasuk membuat perencanaan yang tepat bagi penyediaan akomodasi yang layak di luar
lapangan bagi tenaga kerjanya sesuai dengan peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah yang berlaku.
Kondisi tersebut diatas sudah harus benar-benar diperhitungkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa dalam
penawaran harga.
1.7 ADDENDUM/AMANDEMEN
Hal-hal/ketentuan baru atau perubahan penting dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang ada
sebelum tanggal penutupan pemasukan dokumen penawaran, disampaikan dalam bentuk
"Addendum/Amandemen" oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada para peserta lelang, dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
Sebelum batas waktu penyampaian penawaran berakhir, Pejabat Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa dapat
mengubah ketentuan Dokumen Pelelangan Barang/Jasa dengan menerbitkan Addendum Dokumen
Pelelangan Barang/Jasa.
Setiap addendum yang diterbitkan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan
Barang/Jasa dan harus disampaikan secara tertulis dalam waktu bersamaan kepada semua Calon Penyedia
Barang/Jasa.
Apabila addendum diterbitkan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa tidak memberikan waktu yang
cukup untuk Calon Penyedia Barang/Jasa dalam penyiapan dokumen penawaran maka untuk memberi waktu
yang cukup kepada Calon Penyedia Barang/Jasa dalam menyiapkan penawaran, Pejabat Pelaksana
Pengadaan Barang/Jasa akan mengundurkan batas akhir pemasukan penawaran dengan waktu yang cukup.
Dalam kondisi tertentu diperlukan perbaikan perubahan Dokumen Pelelangan/RKS setelah dilakukan
pembukaan penawaran teknis, Pengguna Barang/Jasa dapat melakukan perubahan tersebut dan dituangkan
dalam suatu Addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan/RKS dan harus
disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa. Addendum sebagaimana dimaksud dapat dilakukan sebelum dilakukan
pembukaan penawaran harga dan harus disampaikan secara tertulis kepada semua Calon Penyedia
Barang/Jasa yang memasukkan penawaran dan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa diberikan hak untuk
menyampaikan tambahan penawaran (supplementary bid proposal).
Dokumen aplikasi penawaran yang disusun tidak sesuai dengan petunjuk pada pasal ini, akan dinyatakan
tidak memenuhi/tidak dibuka/tidak diterima oleh Pelaksana Pengadaan.
a. Ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaan atau penerima kuasa dari direktur utama yang
nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau pejabat yang
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut
perjanjian kerja sama/kemitraan adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerjasama.
b. Jangka waktu berlakunya surat penawaran minimal 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
pengajuan surat penawaran.
c. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
d. Bertanggal serta dibubuhi cap perusahaan.
berlaku penawaran, lamanya waktu penyelesaian pekerjaan, kesanggupan memenuhi persyaratan yang
ditentukan, dilampiri dengan daftar volume dan harga, ditandatangani dan bertanggal.
Harga penawaran tersebut sudah termasuk PPN (pajak pertambahan nilai) sebesar 10%, pajak-
pajak, biaya-biaya, biaya pabean, Bea masuk dan pajak barang impor.
Bila penawaran diajukan oleh dua atau lebih penyedia barang/jasa dalam sebuah kerja sama/kemitraan,
surat penawaran dibuat di atas kertas kop kemitraan, ditandatangani pimpinan perusahaan yang
bertindak selaku ketua (leader) kemitraan dan dibubuhi cap perusahaan.
Para Penyedia Barang/Jasa harus melampirkan dalam surat penawarannya suatu Jaminan Penawaran (asli
dan copy) yang diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau Bank Asing
yang beroperasi di Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia yang dinyatakan lulus oleh
Direksi yang mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan (sesuai Bab II Pasal 2.67) dengan nilai nominal minimal sebesar Rp. ……………,-
(disampaikan pada saat aanwijzing dan dituangkan dalam beriata acara aanwijzing).
Jaminan penawaran tersebut, harus berlaku minimal 120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal
pengajuan surat dan penawar bersedia memperpanjang masa berlakunya.
Bentuk surat jaminan penawaran memuat nama dan alamat pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa
(apabila penyedia barang/jasa berbentuk KSO, maka jaminan penawaran atas nama KSO), dan pihak
penjamin, nama paket pekerjaan yang dilelangkan, besar jumlah jaminan penawaran dalam angka dan huruf,
pernyataan pihak penjamin bahwa jaminan penawaran dapat dicairkan dengan segera sesuai ketentuan dalam
jaminan penawaran, masa berlaku surat jaminan penawaran, batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan
surat jaminan penawaran oleh pengguna barang/jasa kepada pihak penjamin, mengacu kepada Kitab Undang
Undang Hukum Perdata (khususnya Pasal 1831 dan 1832), dan tanda tangan penjamin.
Jaminan penawaran milik Penyedia Barang/Jasa tersebut segera dikembalikan apabila yang bersangkutan
tidak menjadi pemenang pelelangan ataupun dapat diambil langsung setelah penetapan penyedia barang/jasa
atau jika pelelangan dinyatakan gagal.
Jaminan penawaran akan dicairkan dan menjadi milik PT PLN (Persero) apabila peserta pelelangan
mengundurkan diri setelah ditunjuk dan diumumkan sebagai pemenang.
Sumber dana untuk paket pekerjaan ini adalah dari APLN. Apabila terjadi pemotongan atau pengurangan
anggaran atau pengurangan waktu pelaksanaan maupun pembatalan paket pekerjaan ini, maka pihak
pengguna jasa tidak akan memberikan ganti rugi dan calon penyedia barang/jasa tidak akan meminta ganti
rugi terhadap semua biaya dan dokumen-dokumen lainnya yang telah dikeluarkan dalam proses pelelangan
paket pekerjaan ini.
Semua pembayaran akan dilakukan dalam mata uang Rupiah.
keadaan dan faktor-faktor yang akan berpengaruh pada pelaksanaan dan penyelesaian proyek, termasuk dan
tidak terbatas pada pengadaan serta pembayaran tenaga kerja, peraturan perundangan yang berlaku dan
prasarana angkutan yang bisa digunakan, fasilitas bongkar muat serta pergudangan barang dan peralatannya.
Faktor-faktor tersebut harus sudah diselidiki, dianalisa dan dipertimbangkan dengan seksama dalam
persiapan penawaran yang akan diajukan peserta pelelangan.
Pengguna Barang/Jasa tidak akan menanggapi tuntutan (klaim) penyesuaian harga atau perpanjangan waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak yang sudah ditetapkan bagi pekerjaan ini seperti tersebut dalam
spesifikasi dan dokumen-dokumen, sebagai akibat kekurangan informasi yang dibutuhkan pada waktu
pengajuan penawaran.
Penawaran yang masuk, tidak ada dokumen penawaran yang memenuhi persyaratan Administrasi & Teknis
(Sampul I), maka Pejabat Pelaksana melakukan Pengadaan Ulang dengan atau tanpa mengubah dokumen
Pengadaan/ RKS dan bilamana perlu Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat mengundang calon peserta
pengadaan yang baru.
DOKUMEN
No. PERSYARATAN
PENAWARAN
1. Dokumen Penawaran - Syarat–syarat yang diminta menurut Dokumen Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa dipenuhi / dilengkapi dan sesuai
dengan format lampiran dokumen lelang.
- Isi setiap dokumen lengkap & benar.
- Dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang
berwenang.
2 Surat Jaminan a. Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank
Penawaran. perkreditan rakyat) atau Bank Asing yang beroperasi di
Surat Jaminan Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia yang
Penawaran ditujukan dinyatakan lulus oleh Direksi PT PLN (Persero) dan
kepada PT PLN mempunyai program asuransi kerugian (surety bond) yang
(PERSERO) UNIT mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana persyaratan
INDUK yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan (sesuai Bab II Pasal
PEMBANGUNAN 2.67).
KALIMANTAN b. Masa berlakunya tidak kurang dari jangka waktu yang
BAGIAN TENGAH. tercantum dalam Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
c. Memuat nama dan alamat pengguna barang/jasa, penyedia
barang/jasa, dan pihak penjamin.
d. Nama peserta lelang sama dengan nama yang tercantum
dalam surat jaminan penawaran.
e. Besar jaminan tidak kurang dari nilai nominal yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa.
6 Pakta Integritas a. Isi Pakta Integritas sesuai dengan lampiran dalam Dokumen
Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa (format sesuai lampiran).
Dalam tahap ini dilakukan penilaian terhadap pengalaman perusahaan dengan memberikan pembobotan
sebagai berikut :
FAKTOR UNSUR
% PENILAIAN % BOBOT PENILAIAN
BOBOT
100 Pengalaman 100 1. Pernah menangani pekerjaan pembangunan GI 150 kV
Perusahaan sebanyak 3 (tiga) atau lebih paket pekerjaan dalam
Melaksanakan kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir.
Pekerjaan 70 2. Pernah menangani pekerjaan pembangunan GI 150 kV
Pembangunan sebanyak kurang dari 3 (tiga) paket pekerjaan dalam
Gardu Induk kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir.
40 3. Menyajikan pengalaman menangani pekerjaan
pembangunan GI 150 kV dalam kurun waktu lebih
dari 4 (empat) tahun terakhir.
Perolehan nilai pada penilaian Tahap Penilaian Teknik dan Tahap Penilaian Pengalaman Perusahaan
dijumlahkan. Terhadap penawaran-penawaran yang memperoleh total nilai < 75 (lebih kecil dari tujuh
puluh lima) dinyatakan TIDAK MEMENUHI / GUGUR dan tidak dievaluasi lebih lanjut, sedangkan
penawaran-penawaran yang memperoleh total nilai ≥ 75 (sama dengan atau lebih besar dari tujuh puluh
lima) dinyatakan MEMENUHI / LULUS pada penilaian tahap ini dan akan dievaluasi lebih lanjut.
1. Surat Penawaran harus tertanggal dan ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaan atau
penerima kuasa dari direktur utama, serta dibubuhi cap perusahaan.
2. Besarnya harga penawaran yang tertulis dengan angka harus sama dengan yang tertulis dengan huruf
dan juga sama dengan harga penawaran melalui portal eproc PLN, apabila tidak sama maka harga
penawaran yang tertulis dengan huruf dalam surat penawaran yang dinyatakan berlaku.
3. Harga Perkiraan Sendiri (HPS) merupakan alat untuk melihat kewajaran harga penawaran. Negosiasi
dilakukan untuk semua penawaran harga, termasuk penawaran yang melampaui/lebih rendah dari Nilai
Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dimulai dengan Harga Penawaran terendah untuk mendapatkan
Harga Kontrak di bawah Harga Perkiraan Sendiri atau maksimal sama dengan Nilai HPS. Apabila
proses Negosiasi kepada Penawar Terendah tidak mencapai kesepakatan harga, maka dilanjutkan
dengan melakukan Negosiasi Penawar Terendah urutan berikutnya sampai penawar terendah ketiga.
Jika tidak ada kesepakatan harga, maka Pelelangan dinyatakan GAGAL.
4. Koreksi Aritmatik
5. Memperhitungkan preferensi harga atas Penggunaan Produksi Dalam Negeri (TKDN) dan Harga
Evaluasi Akhir (HEA)
1). Besarnya harga penawaran yang tertulis dengan angka harus sama dengan yang tertulis dengan huruf,
apabila tidak sama maka harga penawaran tertulis dengan huruf dalam surat penawaran yang
dinyatakan berlaku.
2). Dalam hal terjadi perbedaan antara harga penawaran yang tercantum dalam Surat Penawaran dengan
Rincian Penawaran maka yang berlaku adalah rincian penawaran dan total penawaran disesuaikan.
3). Koreksi Aritmatik dilakukan terhadap Harga Penawaran.
Koreksi Aritmatik dilakukan sebagai berikut :
a) Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang
tercantum dalam dokumen pengadaan;
b) Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah;
c) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong. Pekerjaan
tersebut harus tetap dikerjakan sesuai dengan volume yang tercantum dalam Dokumen
Pelelangan.;
d) Untuk jenis perjanjian/ kontrak harga satuan, hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau
urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap penawaran semula.
e) Jika Calon Penyedia Barang/Jasa yang menyampaikan harga dengan nilai terendah tidak
menerima koreksi aritmatik setelah evaluasi, maka penawarannya ditolak dan dinyatakan tidak
responsive (gugur).
4). Penilaian Preferensi Harga Dan Harga Evaluasi Akhir (HEA)
Preferensi Harga dapat diberikan kepada barang/jasa dalam negeri dengan TKDN lebih besar atau sama
dengan 25% (dua puluh lima persen).
Barang produksi dalam negeri sebagaimana dimaksud diatas, tercantum dalam Daftar Barang Produksi
Dalam Negeri yang dikeluarkan oleh Menteri yang membidangi urusan perindustrian.
Preferensi Harga untuk barang produksi dalam negeri paling tinggi 15% (lima belas persen).
Preferensi Harga untuk pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh kontraktor nasional adalah 7,5% (tujuh
koma lima persen) diatas harga penawaran terendah dari Calon Penyedia Barang/Jasa asing.
Pemberian Preferensi Harga tidak mengubah harga penawaran dan hanya digunakan untuk keperluan
perhitungan HEA (Harga Evaluasi Akhir) yang akan menentukan urutan penawaran.
Perhitungan Harga Evaluasi Akhir dilakukan hanya terhadap peserta pengadaan yang lulus dalam evaluasi
administrasi, teknik dan pengalaman.
1
HEA = x HP
1 + KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir Barang / Jasa
KP = Koefisien Preferensi (TKDN (%) dikali Preferensi (%))
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
Untuk pengadaan gabungan antara barang dan jasa, perhitungan Preferensi harga masing masing
komponen mengikuti ketentuan klausul diatas, dengan persentase masing TKDN unsur barang dan jasa
dihitung dari perbandingan antara :
a. Nilai barang dalam negeri dengan total nilai barang.
b. Nilai jasa dalam negeri dengan total nilai jasa .
Apabila dalam penawaran terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan Harga Evaluasi Akhir yang
sama, maka pemenang diberikan kepada penawar dengan capaian TKDN terbesar.
Calon Penyedia Barang/Jasa harus memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri untuk barang-
barang yang telah tersedia dan dibuat di dalam negeri.
Besarnya nilai TKDN didasarkan dari pernyataan peserta pengadaan barang/jasa pada Formulir
Perhitungan TKDN & dilampiri Sertifikat TKDN dari KEMENPERIN yang masih berlaku. Besarnya
Preferensi harga ditetapkan untuk pengadaan barang/jasa sesuai keterangan dalam klausul diatas.
Sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 54/M-IND/PER/3/2012, tanggal 21
Maret 2012 bahwa besaran nilai TKDN gabungan barang dan jasa untuk penyaluran tenaga listrik,
pekerjaan Pembangunan Gardu Induk Tegangan Tinggi 150 kV, minimum 64,39 % (Enam Puluh Empat
koma Tiga Puluh Sembilan Persen). Bagi peserta lelang dengan Nilai Capaian TKDN kurang dari
64,39 % (Enam Puluh Empat koma Tiga Puluh Sembilan Persen) dinyatakan TIDAK
MEMENUHI / GUGUR.
Dalam proses pekerjaan jasa pemborongan produksi dalam negeri yang masih memerlukan sebagian
komponen berupa bahan baku, rancang bangun dan perekayasaan, tenaga ahli, dan perangkat lunak yang
berasal dari luar negeri (impor), harus sesuai dengan ketentuan:
a. Pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar mencerminkan bagian atau komponen yang
telah dapat diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang masih harus diimpor;
b. Komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam negeri dan atau spesifikasi teknis bahan
baku yang diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk mencukupi kebutuhan jenis keahlian
yang belum dapat diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang nyata, dan diusahakan
secara terencana untuk semaksimal mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada di dalam negeri, seperti jasa asuransi,
angkutan, ekspedisi, perbankan, dan pemeliharaan.
Jika penawaran TKDN terlalu tinggi dibandingkan dengan perkiraan Pelaksana Pengadaan, maka
Pelaksana Pengadaan dapat meminta klarifikasi dari peserta pengadaan barang/jasa. Atas permintaan
klarifikasi, peserta pengadaan barang/jasa harus dapat membuktikan kebenaran pernyataan besarnya
TKDN dan menyertakan formulir-formulir isian capaian TKDN serta dilampiri dengan keterangan dan
atau dokumen penunjang yang sah sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia
Nomor : 54/M-IND/PER/3/2012 dan beserta petunjuk pelaksanaannya tentang Pedoman Penggunaan
Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Apabila penyedia barang/jasa tidak menyampaikan daftar komponen kandungan lokal atau
menyampaikan tidak sesuai format yang disyaratkan dan tidak disertai perinciannya dan tidak dilampiri
Sertifikat TKDN dari KEMENPERIN yang masih berlaku, maka terhadap material-material yang
ditawarkan dianggap 100% material impor, dan dijadikan dasar untuk menghitung preferensi.
Sanksi
Penyedia barang/jasa pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dapat dikenakan sanksi apabila :
a. Nilai TKDN pada akhir proyek yang diverifikasi tidak mencapai besaran TKDN yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri ini;
b. Tidak memberikan/membuka data pendukung atas hasil perhitungan sendiri (Self Assesment) dan
atau tidak bersedia diverifikasi;
c. Dengan sengaja memalsukan data komponen dalam negeri sehingga akan berpengaruh terhadap
Konfirmasi silang dengan perusahaan dan atau lembaga dan atau organisasi profesi dan atau organisasi
lainnya yang mengetahui kualifikasi dan dokumen yanghendak diteliti.
Negosiasi Penawaran dilaksanakan untuk mencapai kesepakatan antara PLN dengan Calon Penyedia
Barang/ Jasa dalam hal meningkatkan kualitas teknis, waktu pelaksanaan dan harga terbaik.
Negosiasi teknis dan harga dilakukan untuk semua metode pengadaan, termasuk penawaran yang
melampaui/lebih rendah dari HPS.
Untuk melakukan negosiasi dimulai dari penawaran terendah pertama, bila tidak tercapai kesepakatan dapat
dilanjutkan kepada penawaran terendah kedua dan bila tidak tercapai kesepakatan juga dapat dilanjutkan
kepada penawaran terendah ketiga. Apabila sampai dengan penawaran terendah ketiga tidak dicapai
kesepakatan maka proses pengadaan dapat diusulkan gagal.
Terhadap 3 (tiga) penawar dengan total penawaran Harga Evaluasi Akhir (HEA) yang telah dinyatakan
MEMENUHI / LULUS Penilaian Sampul I dan Sampul II selanjutnya akan diusulkan sebagai calon
pemenang urutan I, urutan II dan urutan III.
Calon pemenang urutan I, urutan II dan urutan III, disusun berturut-turut dimulai dari total penawaran Harga
Evaluasi Akhir (HEA).
Apabila pemenang urutan pertama (1) harga penawaran terkoreksi dinilai terlalu rendah (lebih kecil dari
80% nilai total HPS), tetapi ternyata peserta lelang tersebut menyatakan mampu melaksanakan pekerjaan
tersebut, maka jaminan pelaksanaan dinaikkan menjadi : sebesar 5 % (lima persen) dari nilai TOTAL HPS.
Dalam hal peserta lelang bersangkutan tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaannya, maka
penawarannya dapat digugurkan dan jaminan penawaran disita untuk PT. PLN (Persero) UNIT INDUK
PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TENGAH, sedangkan penyedia barang/jasa itu sendiri di
blacklist selama 2 (dua) tahun dan tidak diperkenankan ikut serta dalam pengadaan barang/jasa pada PT
PLN (Persero). Selanjutnya ditunjuk pemenang urutan selanjutnya (2 – 3) dengan persyaratan yang sama
apabila harga penawaran < 80%.
Penawaran yang dipilih tersebut adalah merupakan Penawar yang penawarannya dinyatakan paling
menguntungkan bagi PT. PLN (Persero) dalam arti bahwa :
a. Penawaran secara administratif dan teknik dapat dipertanggungjawabkan;
b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan;
c. Penawaran tersebut adalah yang memiliki total harga penawaran terendah diantara penawaran-
penawaran yang memenuhi syarat pada butir a dan b diatas;
d. Lulus penilaian kualifikasi perusahaan.
Hasil Penilaian akan diusulkan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada General Manager PT PLN
(Persero) UNIT INDUK PEMBANGUNAN KALIMANTAN BAGIAN TENGAH sesuai dengan
kewenangan yang diberikan Direksi PT PLN (Persero).
Keputusan penetapan Pemenang Pelelangan akan diumumkan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan
Barang/Jasa kepada para Peserta Pelelangan.
Perusahaan yang ditunjuk sebelum menandatangani Kontrak diwajibkan memberikan Jaminan Pelaksanaan
berupa Surat jaminan dari Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau Bank Asing yang
beroperasi di Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia (sesuai Bab II Pasal 2.67) dengan nilai
nominal minimal sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Kontrak. Pada saat Jaminan Pelaksanaan diterima
oleh Pengguna Barang/Jasa, Jaminan Penawaran yang bersangkutan dapat dikembalikan.
Pejabat Pelaksana Pengadaan dan atau Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan upaya agar pengadaan tidak
gagal, termasuk apabila hanya ada 1 (satu) Calon Penyedia barang/jasa yang menyampaikan penawaran,
dengan melakukan langkah sesuai professional judgement, antara lain negosiasi langsung dengan Calon
Penyedia Barang/Jasa peserta pengadaan yang ada atau Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak Perusahaan
PLN/Anak Perusahaan BUMN/Perusahaan Terafiliasi PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN.
Dalam hal langkah tersebut tidak dapat dilakukan, maka Pejabat Pelaksana Pengadaan dan atau Wakil
Pengguna Barang/Jasa dapat mengajukan justifikasi kepada Pengguna Barang/Jasa untuk dievaluasi oleh
Value for Money Committee untuk menyatakan Pengadaan Gagal.
Pelelangan ulang dapat dilaksanakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan Barang/Jasa atas permintaan
Pengguna Barang/Jasa, apabila Pelelangan dinyatakan gagal.
Pelelangan dinyatakan gagal apabila salah satu dari hal-hal tersebut di bawah ini terjadi :
A. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil mencapai kesepakatan; dan atau
B. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi & teknis; dan atau
C. Terjadi perubahan rencana kerja dan mengakibatkan perubahan kebutuhan barang/jasa; dan atau
D. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil menurunkan harga penawaran maksimal sama dengan Harga
Perkiraan Sendiri (HPS); atau
E. Adanya indikasi kuat terjadi persaingan usaha yang tidak sehat
F. Adanya indikasi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
G. Sanggahan dari calon Penyedia Barang/Jasa ternyata benar
H. Berdasarkan rekomendasi dari Value for Money Committee atas usulan Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Pengguna Barang/ Jasa, Pejabat Pengawasan, atau Pejabat yang terkait.
I. Akibat adanya penetapan pengadilan.
Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan pemberitahuan Pengadaan Gagal kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa.
Setelah ditetapkan Pengadaan Gagal, maka Pengguna Barang/Jasa menugaskan Pejabat Pelaksana
Pengadaan untuk melakukan pengadaan ulang, dengan atau tanpa revisi Dokumen Pelelangan/RKS dan atau
HPS untuk disesuaikan dengan penyebab Pengadaan Gagal.
Dalam hal terjadi revisi Dokumen Pelelangan, maka revisi Dokumen Pelelangan dilakukan oleh Pejabat
Perencana Pengadaan.
Pengguna Barang/Jasa tidak memberikan ganti rugi kepada Calon Penyedia Barang/Jasa apabila
penawarannya ditolak atau pengadaan dinyatakan gagal.
Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang masih tetap tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan,
maka Pengguna Barang/Jasa memutuskan proses Pengadaan Barang/Jasa dihentikan.
Penandatanganan Surat Perjanjian/Kontrak akan dilaksanakan setelah SKI diterbitkan, dan apabila SKI tidak
terbit, maka Calon Penyedia Barang/Jasa tidak berhak mengajukan keberatan/tuntutan terhadap Pengguna
Barang/Jasa.
Penanda-tanganan Surat Perjanjian/Kontrak akan dilaksanakan setelah dilaksanakan Kesepakatan Diskusi
Kontrak (Contract Discussion Agreement).
Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) atau Letter of Intent (LoI) atau Letter of Award (LoA) atau Notification of Award (NoA) dan
Penyedia Barang/Jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan sesuai ketentuan mengenai jaminan pelaksanaan
dalam Edaran ini, kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Pengguna Barang/Jasa.
Apabila Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan diri atau gagal untuk menandatangani
Perjanjian/Kontrak sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan yang dapat mempengaruhi jadwal pelaksanaan
pekerjaan, maka Pengguna Barang/Jasa membatalkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ),
jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas PLN,
dimasukkan dalam Daftar Hitam (Black list) PLN dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep Perjanjian/Kontrak meliputi
substansi, bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar
dokumen Perjanjian/Kontrak.
Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain.
Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagian pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disub-kontrakkan kepada
Penyedia Barang/Jasa yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut, dengan persetujuan Pengguna
Barang/Jasa.