Anda di halaman 1dari 51

PT PLN (PERSERO)

WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

DOKUMEN PELELANGAN /
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

NOMOR : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015

Peserta pelelangan atau Calon Penyedia barang/jasa harus mempelajari seluruh isi Dokumen Pelelangan atau Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dengan seksama, untuk memahami dengan benar maksud dan isi dari RKS secara
keseluruhan maupun setiap bagian, agar tidak ada kesalahpahaman dalam pelaksanaan RKS ini.

BAB I
UMUM

Pasal 1
DEFINISI-DEFINISI

Dalam RKS ini yang dimaksud dengan :


1. PLN adalah Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan Akta Notaris
Sutjipto, SH Nomor 169 Tahun 1994 beserta perubahannya.
2. PLN WP2B adalah PT. PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat, Jl. Ahmad Yani No.18 – Jayapura.
3. Barang adalah benda dalam berbagai bentuk dan uraian meliputi antara lain bahan baku, barang setengah jadi,
barang jadi/peralatan, yang spesifikasinya ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa dan disuplai pada lokasi yang
telah ditentukan oleh Pengguna barang/jasa.
4. Jasa adalah layanan jasa Konstruksi.
5. Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan pengadaan barang, pengadaan jasa konstruksi termasuk pengadaan
barang dan pemasangan (supply & erect), pengadaan jasa konsultansi, pengadaan khusus dan pengadaan jasa
lainnya di PLN yang dibiayai dengan APLN atau yang dibiayai dengan sumber dana dari pinjaman/hibah luar negeri
dan/atau pinjaman dalam negeri (Non APLN), sepanjang tidak diatur dalam naskah pemberi pinjaman (guide
lines).
6. APLN adalah Anggaran PLN yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan telah
disahkan oleh RUPS, termasuk anggaran untuk pekerjaan mendesak atau keadaan darurat (emergency) yang
belum ditetapkan di dalam RKAP;
7. Dokumen Pengadaan adalah dokumen terkait dengan proses Pengadaan Barang/Jasa meliputi antara lain
Dokumen Kualifikasi, Dokumen Aplikasi Kualifikasi, Dokumen Pelelangan/RKS, Pengumuman, Berita Acara-Berita
Acara, Dokumen Penawaran, Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), Jaminan-jaminan, Contract
Discussion Agreement (CDA), Perjanjian/Kontrak;
8. Dokumen Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Pejabat Perencana Pengadaan sebagai pedoman
dalam Pelaksanaan dan Penilaian Kualifikasi.
9. Dokumen Aplikasi Kualifikasi adalah dokumen yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa berdasarkan Dokumen
Persyaratan Kualifikasi sebagai pedoman dalam Penilaian Kualifikasi.
10. Dokumen Pelelangan atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) adalah pedoman dasar dan persyaratan
mengenai keseluruhan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Kontrak/Perjanjian;
11. Dokumen Penawaran adalah Surat Penawaran beserta seluruh dokumen lampirannya yang disiapkan oleh
penyedia barang/jasa.
12. Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana
Pengadaan, Pejabat Pelaksana Pengadaan, Tim Evaluasi, Value for Money Committee, Penyedia Barang/Jasa yang
berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan persekongkolan baik vertikal, horizontal maupun
penyelewengan hukum lainnya dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;
13. Pengguna Barang/Jasa adalah Manajer Teknik PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat..
14. Wakil Pengguna Barang/Jasa adalah pejabat struktural yang ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa untuk mewakili
Pengguna Barang/Jasa dalam hal Pengadaan Barang/Jasa.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 1


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

15. Direksi Pekerjaan adalah Pejabat yang akan ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa untuk mewakili pengguna
barang/jasa dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan serta memberikan petunjuk yang diperlukan untuk
kelancaran pekerjaan dan terpenuhinya syarat-syarat yang telah ditetapkan.
16. Pengawas Pekerjaan adalah wakil pengguna Barang/Jasa untuk membantu Direksi Pekerjaan dalam pengawasan
pekerjaan;
17. Penyedia Barang/Jasa (Pelaksana Pekerjaan) adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan hukum publik lainnya, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), lembaga,
konsorsium, Joint Operation, Koperasi, Firma, Commanditaire Vennotschap (CV), persekutuan perdata
(Maatschap), badan usaha luar negeri dan/atau perorangan yang memiliki Surat Ijin Usaha yang dikeluarkan oleh
instansi terkait di Indonesia dengan kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa dengan kualifikasi dan klasifikasi
yang sesuai.
18. Peserta Pengadaan, adalah Penyedia Barang/Jasa yang telah mendaftar melalui Pejabat Pengadaan Barang/Jasa;
19. Klarifikasi adalah kegiatan meminta penjelasan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada Penyedia Barang/Jasa
atas substansi penawaran yang kurang jelas dalam rangka evaluasi penawaran.
20. Kualifikasi adalah tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa.
21. Negosiasi adalah kegiatan untuk pembahasan aspek teknis, harga dan waktu pelaksanaan antara Pejabat
Pelaksana Pengadaan dengan Penyedia Barang/Jasa.
22. Penilaian Kualifikasi adalah kegiatan untuk menilai kompetensi dan kemampuan usaha Penyedia Barang/Jasa;
23. Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu
lainnya dari Penyedia Barang/Jasa sebelum memasukkan penawaran.
24. Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan
tertentu lainnya dari Penyedia Barang/Jasa setelah memasukkan penawaran.
25. Pabrikan (manufacture) adalah perusahaan yang membuat peralatan secara mandiri, dimana perusahaan
tersebut memiliki peralatan untuk proses produksi dan pengendalian kualitas sendiri, termasuk Anak Perusahaan
dari Pabrikan tersebut yang menjadi perwakilan tunggal di Indonesia/negara lain;
26. Perjanjian/Kontrak adalah perikatan dalam bentuk tertulis antara Pengguna Barang/Jasa dengan Penyedia
Barang/Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
27. Kontrak Harga Satuan (Unit Price) adalah Perjanjian/Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu dimana volume total pekerjaan masih bersifat perkiraan sementara.
Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
28. Masa Pelaksanaan Perjanjian/Kontrak adalah masa sejak ditandatanganinya Perjanjian/Kontrak sampai dengan
berakhirnya jangka waktu yang ditentukan dalam Perjanjian/Kontrak.
29. Berita Acara Serah Terima Tahap Pertama adalah berita acara yang dibuat setelah penyerahan hasil pekerjaan
dari Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa pertama kali.
30. Berita Acara Serah Terima Tahap Kedua adalah berita acara yang dibuat setelah masa Garansi pekerjaan selesai.
31. Harga Perhitungan Engineering (HPE) adalah perhitungan estimasi biaya pokok produksi atau estimasi biaya
pokok pekerjaan yang dihitung secara profesional sebagai dasar penyusunan HPS;
32. Harga Perhitungan Sendiri (HPS) adalah harga barang/jasa yang ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa
berdasarkan data historis dengan memperhitungkan berbagai faktor seperti eskalasi, pengiriman dan jasa
supervisi atau pemasangan dan jasa lainnya.

Pasal 2
PERATURAN

1. Peraturan yang berlaku dalam proses pengadaan barang/jasa ini adalah :


a. Edaran Direksi PT PLN (Persero) no.0003.E/DIR/2014 tanggal 18 Juni 2014 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan
Barang/Jasa PT PLN (Persero) beserta perubahannya.
b. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) no.0620.K/DIR/2013 tanggal 03 Oktober 2013 tentang Pedoman Umum
Pengadaan Barang/Jasa PT PLN (Persero) beserta perubahannya.
2. Metoda Pengadaan Barang / Jasa Pekerjaan ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
a. Metoda Pengadaan : Pelelangan terbatas
b. Proses Kualifikasi Perusahaan : Pascakualifikasi

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 2


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

c. Penyampaian Dokumen Penawaran : Satu Tahap Satu Sampul


d. Sistem Evaluasi Penawaran : Sistem Nilai

Pasal 3
KETENTUAN UMUM

1. Nama paket pekerjaan :


Pembangunan Jaringan Interkoneksi PowerGen-Aimas
2. Lokasi Pekerjaan :
PT PLN (Persero) Area Sorong
3. Maksud dan Tujuan :
a. Meningkatkan keandalan pasokan kelistrikan pada sistem Sorong.
b. Meningkatkan pelayanan kelistrikan pada pelanggan di lingkungan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua
Barat khususnya di PLN Area Sorong.
c. Menciptakan tata kelola perusahaan yang baik.
4. Ruang Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan ini adalah Pembangunan Jaringan Interkoneksi PowerGen-Aimas sistem Sorong yang berlokasi
di PT PLN (Persero) Area Sorong - PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yang merupakan salahsatu
kegiatan peningkatan sistem keandalan Jaringan kelistrikan pada sistem kelistrikan PT PLN (Persero) Wilayah
Papua dan Papua Barat.
5. Sumber dana :
Sumber Dana yang dipergunakan dalam pengadaan barang/jasa ini adalah APLN Tahun 2015 melalui Surat Kuasa
Kerja Operasi (SKKO) no.15/SKKI/WIL/I/2015/M tanggal 21 April 2015.
6. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Periode pelaksanaan pekerjaan adalah 3 (tiga) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian;

Pasal 4
PERSYARATAN CALON PENYEDIA BARANG/JASA

Calon penyedia barang/jasa yang dapat mengikuti pelelangan terbuka ini wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Administrasi
a. Memiliki ijin usaha sesuai dengan bidang usahanya sesuai peraturan perundang-undangan di Republik
Indonesia dan masih berlaku seperti :
1) Akta pendirian perusahaan dan perubahannya, yang sudah mendapatkan pengesahan Kehakiman.
2) SITU (Surat Ijin Tempat Usaha) dan atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan, sesuai dengan
kedudukan/lokasi perusahaan.
3) SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) dengan klasifikasi :
Kualifikasi : minimal Menengah (M) keatas
Bidang Usaha : Pengadaan barang/jasa
Sub Bidang Usaha : Mekanikal dan elektrikal
4) Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan dari KADIN atau ARDIN dengan klasifikasi :
Kualifikasi : minimal Menengah (M) keatas
Bidang Usaha : Pengadaan barang/jasa
Sub Bidang Usaha : Mekanikal dan elektrikal
5) SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) khususnya di bidang Konstruksi Jaringan Kelistrikan.
6) Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
7) Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dari Dirjen Pajak.
8) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Untuk ijin usaha yang sedang dalam proses perpanjangan masa berlaku atau pembaharuan dapat
melampirkan Surat Keterangan dari instansi atau lembaga yang menerbitkan ijin usaha dimaksud dan
melampirkan ijin usaha terakhir.
b. Memiliki daftar susunan pemilikan modal dan susunan pengurus.
c. Memiliki tempat kedudukan yang jelas.
d. Mempunyai kapasitas menandatangani Perjanjian/Kontrak secara hukum.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 3


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

e. Menandatangani Pakta Integritas dan Surat Pernyataan lainnya sesuai yang dipersyaratkan dalam RKS ini.
f. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut atau tidak dinyatakan pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, tidak dalam sengketa maupun menjalani sanksi di lingkungan PT PLN (Persero).
g. Direksi/Pengurus yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak masuk dalam daftar Penyedia
Barang/Jasa yang terkena daftar hitam (blacklist).
h. Telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda
terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokopi Surat
Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
terakhir.
i. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa berbentuk persekutuan usaha (partnership), maka Penyedia Barang/Jasa
wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat representasi persekutuan dan pihak
yang mewakili persekutuan.
j. Khusus untuk perusahaan asing apabila ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk melengkapi
persyaratan perijinan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Persyaratan Teknis :
a. Memiliki kemampuan atau pengalaman pada kategori pekerjaan yang sejenis atau setara yang dibuktikan
dengan daftar pengalaman pekerjaan yang pernah dan atau sedang dilakukan minimal 3 tahun.
3. Persyaratan Keuangan :
a. Mempunyai kemampuan keuangan yang memadai yang didukung dengan laporan keuangan atau Neraca
Perusahaan terakhir tahun 2014 atau 2013 yang telah diaudit oleh lembaga akuntan publik atau dapat
berupa hasil rating atau pemeringkatan dari lembaga pemeringkat keuangan yang kredibel. Untuk neraca
yang sedang dalam proses audit dapat melampirkan surat keterangan dari auditor dan melampirkan neraca
tahun terakhir yang telah di audit.
b. Memiliki Surat Keterangan Dukungan Keuangan dari Bank.
c. Memiliki Surat Referensi dari Bank.

Pasal 5
HAL-HAL YANG DAPAT MENGGUGURKAN PENAWARAN

Hal-hal yang dapat menggugurkan penawaran pada saat evaluasi administrasi diantaranya adalah :
1. Apabila ditemukan penipuan, pemalsuan atas data dan informasi yang disampaikan kepada Pelaksana Pengadaan
PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat maka yang bersangkutan bersedia dikenakan sanksi digugurkan
sebagai Calon Penyedia Barang/Jasa dan sanksi daftar hitam (black list).
2. Apabila terjadi rekayasa antara pihak internal PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon
Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai serta
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut dan memasukkan
Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut ke dalam Daftar Hitam (Black List) PLN.
3. Hal-hal lain yang diatur pada pasal-pasal selanjutnya dalam RKS ini maupun hasil Rapat Penjelasan (Aanwijzing).

Pasal 6
DOKUMEN PELELANGAN

Dokumen Pelelangan adalah dokumen yang harus digunakan sebagai dasar penawaran maupun pelaksanaan pekerjaan
terdiri dari Rencana Kerja dan Syarat – syarat berikut Berita Acara Rapat Penjelasan.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 4


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

BAB II
PROSES PENGADAAN

Pasal 7
METODE PENGADAAN

Pengadaan barang/jasa ini dilaksanakan dengan metode pengadaan “Pelelangan Terbatas” dengan bertempat di
Kantor PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan alamat Jl. Ahmad Yani no.18 Jayapura - Propinsi
Papua.

Pasal 8
TAHAPAN PENGADAAN

Adapun Tahapan Pengadaan dengan metode “Pelelangan Terbatas” adalah sebagai berikut :
1. Undangan,
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pelelangan/RKS,
3. Pemberian Penjelasan,
4. Pemasukan Dokumen Penawaran,
5. Pembukaan Dokumen Penawaran,
6. Evaluasi Dokumen Penawaran,
7. Klarifikasi dan Negosiasi,
8. Usulan penetapan pemenang,
9. Penetapan Pemenang,
10. Pengumuman Pemenang,
11. Sanggah,
12. Jawaban Sanggah (apabila ada),
13. Sanggah Banding (apabila ada),
14. Jawaban Sanggah Banding (apabila ada),
15. Penunjukan Pemenang,
16. Contract Discussed Agreement (CDA), bila diperlukan,
17. Penyerahan Jaminan Pelaksanaan,
18. Perjanjian/Kontrak.

Pasal 9
JADWAL TAHAPAN PENGADAAN

Adapun jadwal tahapan pengadaan akan disampaikan pada saat Undangan.

Pasal 10
PENDAFTARAN DAN PENGAMBILAN DOKUMEN PELELANGAN/RKS

1. Pendaftaran calon penyedia barang/jasa dan pengambilan Dokumen Pelelangan/RKS hanya dilakukan pada
tempat dan waktu yang telah ditetapkan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat yang telah disampaikan pada Undangan pelelangan.
2. Bagi calon penyedia barang/jasa yang mendaftar dan ingin mengambil Dokumen Pelelangan/RKS akan dikenakan
biaya pengambilan dokumen pelelangan/RKS sebesar Rp 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah).
Biaya tersebut wajib disetorkan ke PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan nomor rekening 154-
0093001455 a.n. PLN WIL X PAPUA pada Bank Mandiri. Sebelum mengambil dokumen pelelangan/RKS wajib
memperlihatkan bukti setoran dimaksud kepada Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua
Barat.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 5


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Pasal 11
PEMBERIAN PENJELASAN PENGADAAN (AANWIJZING)

1. Sebelum memasukkan dokumen penawaran para peserta pelelangan atau calon penyedia barang/jasa yang telah
mendaftar dan mengambil dokumen pelelangan/RKS akan diberikan Penjelasan (aanwijzing) mengenai isi dari
Dokumen Pelelangan/RKS yang dilakukan di tempat dan waktu yang ditentukan sesuai jadwal yang diberikan.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa diharapkan hadir dalam rapat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) untuk memperoleh
keterangan tambahan maupun perubahan yang mungkin diadakan terhadap ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam RKS.
3. Yang berhak menghadiri rapat penjelasan pengadaan (aanwijzing) adalah Direktur/Pemimpin Perusahaan
Penyedia Barang/Jasa atau yang mewakili dibuktikan dengan Surat Kuasa asli bermaterai cukup.
4. Pertanyaan mengenai ketentuan-ketentuan yang ada dalam RKS disampaikan pada saat rapat penjelasan
pengadaan (aanwijzing).
5. Hasil penjelasan pengadaan (aanwijzing) akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pengadaan, yang
ditandatangani oleh Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dan minimal 1 (satu)
wakil dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir. Berita Acara Penjelasan Pengadaan tersebut merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan/RKS dan akan disampaikan secara tertulis kepada semua Calon
Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar dan mengambil Dokumen Pelelangan/RKS.
6. Calon Penyedia Barang/Jasa yang tidak hadir pada penjelasan pengadaan (Aanwijzing) dianggap mengetahui dan
menyetujui semua hasil yang telah ditetapkan dalam berita acara penjelasan pengadaan dan tidak dapat
menuntut terhadap pelaksanaan aanwijzing tersebut.
7. Ketidakhadiran Calon Penyedia Barang/Jasa pada saat Penjelasan pengadaan tidak dapat dijadikan dasar untuk
menggugurkan penawaran.
8. Apabila dipandang perlu dapat dilakukan peninjauan lapangan.
9. Semua perubahan dalam Dokumen Pelelangan/RKS sebagai hasil penjelasan dan atau jawaban atas pertanyaan
Calon Penyedia Barang/Jasa harus dituangkan dalam Addendum Dokumen Pelelangan/RKS dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Sebelum batas akhir pemasukan penawaran, PLN dapat melakukan perubahan atas Dokumen Pelelangan/RKS,
baik berdasarkan masukan/klarifikasi dari Calon Penyedia Barang/Jasa atau inisiatif PLN sendiri atau adanya
perubahan peraturan perundang-undangan.
2) Perubahan tersebut harus dituangkan dalam suatu Addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pelelangan/RKS dan harus disahkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
3) Perubahan tersebut dilakukan dengan memberi waktu yang cukup kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk
menyiapkan Dokumen Penawaran.
4) Addendum Dokumen Pelelangan/RKS akan disampaikan secara tertulis kepada semua Calon Penyedia
Barang/Jasa yang mendaftar dan mengambil Dokumen RKS.
10. Nilai total HPS tidak harus disampaikan kepada Calon Penyedia barang/jasa sebelum pemasukan penawaran.

Pasal 12
PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN

1. Dokumen Penawaran memuat persyaratan yang harus dipenuhi oleh Calon Penyedia Barang/Jasa dalam mengikuti
proses Pengadaan Barang/Jasa.
2. Pemasukan dokumen penawaran mengikuti jadwal dan tempat yang telah ditentukan atau sesuai hasil Rapat
Penjelasan.
3. Dokumen penawaran disampaikan sesuai metode penyampaian Dokumen Penawaran “Satu Tahap Satu Sampul”
dimana Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan penawaran yang dimasukkan ke dalam Satu Sampul tertutup.
(lihat petunjuk pada BAB III).
4. Semua biaya dalam dokumen penawaran harus dalam bentuk Rupiah dan menggunakan bahasa Indonesia.
5. Dokumen Penawaran beserta seluruh korespondensi tertulis menggunakan Bahasa Indonesia.
6. Dokumen penunjang dan literatur cetak lainnya yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
7. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran atas penawaran yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan bahasa
asing, maka yang menjadi acuan adalah dokumen dalam Bahasa Indonesia.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 6


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

8. Dokumen penawaran sudah memperhitungkan semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang harus
dikeluarkan oleh calon penyedia barang/jasa untuk pelaksanaan paket pekerjaan ini.
9. Dokumen Penawaran bersifat rahasia dan dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke
dalam tempat yang telah disediakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
10. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui PT POS atau jasa pengiriman, pada Sampul luarnya diberi catatan
tanggal dan jam penerimaan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
11. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan dokumen penawaran, tidak diikutsertakan dan
akan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk diambil kembali.
12. Perubahan penawaran dapat dilakukan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran.
13. Penarikan penawaran tidak dapat dilakukan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, apabila dilakukan
maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
14. Segala biaya dan/atau kerugian yang timbul akibat penyiapan dan penyampaian dokumen penawaran menjadi
tanggungjawab Calon Penyedia barang/jasa.

Pasal 13
PEMBUKAAN DOKUMEN PENAWARAN

1. Pembukaan Penawaran untuk metode penawaran Satu Tahap Satu Sampul adalah sebagai berikut :
a. Sesuai jadwal yang telah ditentukan, Pejabat Pelaksana Pengadaan menyatakan bahwa saat penyampaian
Dokumen Penawaran ditutup.
b. Pejabat Pelaksana Pengadaan PLN meneliti isi kotak/tempat pemasukan Dokumen Penawaran dan menghitung
jumlah sampul penawaran yang masuk, kecuali surat pengunduran diri.
c. Pejabat Pelaksana Pengadaan membuka Sampul Dokumen Penawaran.
d. Pembukaan penawaran dilakukan di hadapan Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir serta disaksikan minimal
2 (dua) orang saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa, untuk selanjutnya dibacakan serta dicatat dan
dijadikan lampiran Berita Acara Pembukaan Penawaran.
e. Dalam hal saksi dari wakil Calon Penyedia Barang/Jasa tidak ada, Pejabat Pelaksana Pengadaan PLN dapat
menunjuk saksi diluar dari Pejabat Pelaksana Pengadaan.
f. Perubahan penawaran hanya dapat dilakukan sebelum batas akhir waktu pemasukan penawaran.
g. Penarikan penawaran tidak dapat dilakukan setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran, apabila
dilakukan maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
h. Membuat Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP), yang berisikan hal-hal dan data-data pokok yang
penting termasuk informasi yang diperoleh pada saat pembukaan penawaran.
i. Menandatangani BAPP bersama 2 (dua) orang saksi dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang hadir atau yang
lainnya.
2. Penawaran dinyatakan Gugur apabila :
a. Disampaikan setelah melewati waktu yang telah ditentukan.
b. Tidak ditandatangani oleh pemimpin / direktur utama atau penerima kuasa dari pemimpin / direktur utama /
yang berhak mewakili kemitraan (pejabat dari perusahaan konsultan utama / lead firm);
c. Tidak diberi materai, cap dan tanggal pada surat penawaran;
d. Menyampaikan data dan dokumen yang palsu dan atau dipalsukan;
e. Tidak mengirimkan salah satu persyaratan administrasi dan/atau teknis yang telah ditetapkan;
f. Dokumen Penawaran yang disampaikan tidak sesuai dengan persyaratan administrasi dan/atau teknis yang
telah ditetapkan.

Pasal 14
EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN

1. Pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan terhadap semua
dokumen penawaran yang masuk, dan dapat dibantu oleh pihak lain sesuai keahlian baik internal maupun
eksternal PLN.
2. Evaluasi dokumen penawaran meliputi evaluasi administrasi, teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metode, dan
tatacara evaluasi yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 7


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

3. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi
yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS, tanpa ada penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau
penawaran bersyarat.
4. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran bersyarat meliputi :
a. Jenis penyimpangan yang berpengaruh terhadap hal-hal yang sangat substantif dan akan mempengaruhi
lingkup, kualitas, dan hasil/kinerja/performance pekerjaan.
b. Adanya penawaran dari calon Penyedia Barang/Jasa dengan persyaratan tambahan di luar ketentuan Dokumen
Pelelangan/RKS yang akan menimbulkan persaingan tidak sehat dan/atau tidak adil di antara Calon Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi syarat.
5. Evaluasi Administrasi
Penawaran dinyatakan LULUS atau memenuhi persyaratan administrasi, apabila :
a. Syarat-syarat yang diminta berdasarkan Dokumen Pelelangan/RKS dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen
benar serta dapat dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang berwenang.
b. Jaminan penawaran memenuhi persyaratan sesuai ketentuan Dokumen Pelelangan/RKS. Apabila ada hal-hal
yang kurang jelas dan/atau meragukan dalam jaminan penawaran perlu diklarifikasi dengan pihak yang terkait
tanpa mengubah substansi dari jaminan penawaran.
c. Apabila tidak memenuhi syarat administrasi (GUGUR), maka tidak dilakukan evaluasi harga dan evaluasi teknis.
6. Evaluasi Teknis
a. Pejabat Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi teknis terhadap semua penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi.
b. Penawaran teknis dinyatakan LULUS atau memenuhi persyaratan teknis, apabila spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pelelangan/RKS dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Peserta Pelelangan yang LULUS dalam Evaluasi Administrasi dievaluasi lebih lanjut dokumen Penawaran
Teknisnya dengan Pembobotan Penilaian meliputi :
1) Proposal/ Metodologi Pelaksanaan 10 %
2) Kualifikasi Perusahaan 60 %
3) Pengalaman Perusahaan 30 %
Nilai Bobot Teknis 100 %
Dalam hal evaluasi teknis, Pejabat pelaksana pengadaan dapat melakukan verifikasi hal teknis kepada Calon
Pelaksana Pekerjaan
Penetapan Nilai Ambang Batas Kelulusan :
1) Nilai Ambang Batas Kelulusan untuk Bobot Teknis adalah 70;
2) Bagi penyedia jasa yang Nilai Bobot Teknisnya di bawah ambang batas kelulusan, maka dinyatakan
GUGUR;
3) Bagi penyedia jasa yang Nilai Bobot Teknisnya sama atau diatas nilai ambang batas kelulusan, maka
dinyatakan LULUS evaluasi Teknis dan dimasukkan dalam Peringkat Teknis;
7. Evaluasi Harga
a. Pejabat Pelaksana Pengadaan melakukan evaluasi harga terhadap semua penawaran yang LULUS atau
memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
b. Pejabat Pelaksana Pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatik terhadap semua penawaran yang masuk.
Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut :
1) Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum
dalam dokumen pengadaan;
2) Apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan, maka dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
3) Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan
yang lain, dan harga satuan pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong;
4) Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah terhadap penawaran semula.
c. Untuk Evaluasi Harga Penawaran dilakukan untuk mengetahui kewajaran harga yang ditawarkan.
8. Negosiasi teknis dan harga :

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 8


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

a. Tujuan Negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan antara PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa dalam
hal meningkatkan kualitas teknis, waktu pelaksanaan dan harga terbaik.
b. Proses Negosiasi teknis dan harga dilakukan apabila hanya terdapat 3 (tiga) atau kurang jumlah calon penyedia
barang/jasa yang LULUS evaluasi administrasi, teknis dan harga (baik semua penawaran di atas ataupun
dibawah HPS), maka proses pengadaan barang/jasa dilanjutkan dengan melakukan negosiasi teknis dan harga
kepada semua calon penyedia barang/jasa tersebut sesuai urutan/rangking mulai dari penawar terendah untuk
mendapatkan harga Perjanjian/Kontrak di bawah HPS, dengan tetap memperhatikan aspek Good Corporate
Governance (GCG).
c. Apabila proses negosiasi kepada penawar terendah urutan pertama tidak mencapai kesepakatan, maka
dilanjutkan dengan melakukan negosiasi kepada penawar terendah urutan berikutnya.
d. Hasil negosiasi dituangkan kedalam Berita Acara Negosiasi Harga (BANH) yang ditandatangani oleh Pejabat
Pelaksana Pengadaan PLN dan calon penyedia barang/jasa.
9. Laporan Evaluasi
Pejabat Pelaksana Pengadaan menyusun laporan hasil evaluasi sebagai dasar untuk usulan penetapan pemenang.

Pasal 15
KLARIFIKASI DAN NEGOSIASI

1. Klarifikasi Penawaran
a. Tujuan Klarifikasi penawaran adalah untuk mengetahui kewajaran harga yang ditawarkan oleh calon
penyedia barang/jasa.
b. Klarifikasi tidak mengubah substansi penawaran atau harga dan bersifat rahasia.
c. Jika diperlukan dapat dilakukan site visit atau inspeksi ke lokasi Calon Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi
syarat.
2. Negosiasi Penawaran
a. Tujuan Negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan antara PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa dalam
hal meningkatkan kualitas teknis, waktu pelaksanaan dan harga terbaik.
b. Negosiasi harga dilakukan apabila penawaran terendah melewati HPS dan/atau pagu anggaran.

Pasal 16
USULAN PENETAPAN PEMENANG

1. Calon pemenang ditentukan atas dasar Nilai Akhir yang tertinggi dari penawaran yang telah dinyatakan lulus
persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud dalam dokumen ini.
2. Dalam hal dua peserta mempunyai Nilai Akhir atau Nilai Penawaran Harga yang sama, maka peserta yang
mempunyai Nilai Bobot Teknis lebih tinggi yang dinyatakan sebagai pemenang.
3. Hasil evaluasi tersebut akan dilaporkan kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan pemenang lelang;
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan menyusun laporan hasil evaluasi sebagai dasar untuk usulan penetapan pemenang.
5. Keputusan pejabat yang berwenang tentang penetapan pemenang lelang akan diumumkan oleh Pejabat Pelaksana
Pengadaan;
6. Penyedia Barang/Jasa yang ditetapkan sebagai pemenang akan dibuatkan Surat Penunjukan oleh Pengguna
Barang/Jasa.

Pasal 17
PENETAPAN PEMENANG

1. Pemenang pengadaan ditetapkan oleh Pengguna Barang/Jasa berdasarkan laporan evaluasi dari Pejabat Pelaksana
Pengadaan dan rekomendasi Value for Money Committee (bila diperlukan).
2. Data pendukung yang diperlukan untuk menetapkan pemenang pengadaan adalah :
a. Dokumen Pelelangan/RKS beserta addendum (bila ada).
b. Berita Acara Pembukaan Penawaran (BAPP).
c. Berita Acara laporan hasil evaluasi.
d. Berita Acara Negosiasi Harga.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 9


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

e. Dokumen penawaran dari calon pemenang pengadaan dan cadangan calon pemenang.
f. Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang pengadaan dan mengakibatkan
penawaran/jaminan penawaran habis masa berlakunya, maka diminta kepada seluruh Calon Penyedia
Barang/Jasa pengadaan untuk memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran.

Pasal 18
PENGUMUMAN PEMENANG

1. Pemenang pengadaan akan diumumkan dan diberitahukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan kepada para Calon
Penyedia Barang/Jasa.
2. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan dapat meminta Calon Penyedia Barang/Jasa untuk memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal
Calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Penawaran setelah diminta oleh Pejabat
Pelaksana Pengadaan, maka Calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran
dikembalikan.
3. Dalam hal Calon Penyedia Barang/Jasa yang telah diumumkan sebagai Calon Pemenang tidak bersedia
memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan Perjanjian/Kontrak, maka Penyedia
Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
4. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku atau sampai
dengan Perjanjian/Kontrak ditandatangani, maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
5. Bagi Peserta Pelelangan yang tidak menang dapat mengambil Jaminan Penawarannya kembali.

Pasal 19
SANGGAHAN

1. Untuk menjamin adanya transparansi dan perlakuan yang sama (equal treatment) dalam setiap Pengadaan
Barang/Jasa, maka Calon Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas pengumuman pemenang pengadaan
berhak untuk mengajukan sanggahan secara tertulis disertai bukti-bukti kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan
disertai Pakta Integritas dari penyanggah.
2. Sanggahan hanya yang berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan pengadaan dengan prosedur atau tata cara
pengadaan dalam Dokumen Pelelangan/RKS.
3. Sanggahan dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diumumkannya Pemenang Pengadaan.
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan jawaban atas sanggahan tersebut selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggahan.
5. Dalam hal sanggahan ditolak oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan, maka calon Penyedia barang/jasa dapat
mengajukan sanggah banding kepada Pengguna Barang/Jasa disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan
terhadap ketentuan-ketentuan pengadaan.
6. Sanggah Banding diajukan kepada Pengguna Barang/Jasa dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya jawaban sanggah.
7. Pengguna Barang/Jasa wajib menyampaikan jawaban atas sanggah banding tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggah banding.
8. Jawaban sanggah banding dari Pengguna Barang/Jasa bersifat final dan mengikat.
9. Sanggahan dapat diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Apabila pelaksanaan pengadaan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Dokumen
Pelelangan/RKS, maka dilakukan pemasukan ulang penawaran dari Calon Penyedia Barang/Jasa yang sama.
b. Apabila terjadi rekayasa antara pihak internal PLN dengan Calon Penyedia Barang/Jasa yang merugikan Calon
Penyedia Barang/Jasa lainnya, maka diambil tindakan sesuai dengan Peraturan Disiplin Pegawai serta
menggugurkan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang terlibat dalam rekayasa tersebut dan
memasukkan Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut ke dalam Daftar Hitam (Black List) PLN.
10. Sanggahan yang disampaikan pihak lain diluar Calon Penyedia Barang/Jasa tidak akan dijawab.
11. Calon Penyedia Barang/Jasa yang menggunakan pihak lain untuk menyampaikan sanggahan dan/atau
mempengaruhi pihak PLN, akan menjadi catatan itikad tidak baik atas Calon Penyedia Barang/Jasa tersebut di DPT.
12. Sanggah dan Sanggah Banding tidak menghentikan Proses Pengadaan Barang/Jasa.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 10


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

13. Sanggah banding yang dinyatakan tidak benar akan menjadi catatan tidak beritikad baik atas kinerja penyanggah
di DPT.

Pasal 20
PENUNJUKAN PEMENANG

1. Pengguna Barang/Jasa mengeluarkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), dengan ketentuan :
a. Tidak ada sanggahan atau sanggah banding dari Calon Penyedia Barang/Jasa.
b. Sanggahan yang diterima Pejabat Pelaksana Pengadaan dalam masa sanggah ternyata tidak benar.
c. Sanggah banding yang diterima Pengguna Barang/Jasa dalam masa sanggah banding ternyata tidak benar.
d. Sanggahan yang diterima melewati waktu masa sanggah; atau
e. Sanggah banding diterima melewati waktu masa sanggah banding.
2. Calon Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa wajib menerima keputusan tersebut.
Apabila yang bersangkutan mengundurkan diri maka jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa yang
bersangkutan dicairkan dan menjadi milik PLN serta dimasukkan dalam Daftar Hitam (Black List) PLN, dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan pertama yang ditunjuk sebagai Penyedia Barang/Jasa mengundurkan
diri atau tidak dapat memenuhi persyaratan sesuai Dokumen Pelelangan/RKS, maka penunjukan Penyedia
Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa urutan kedua (apabila ada) sesuai dengan harga
penawarannya, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Penetapan pemenang pengadaan urutan kedua tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa.
b. Masa berlaku penawaran dan Jaminan Penawaran Calon Pemenang Pengadaan urutan kedua masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya atau apabila sudah tidak berlaku terlebih dahulu memperpanjang
masa berlaku penawaran dan menyerahkan Jaminan Penawaran yang baru.
4. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan kedua mengundurkan diri atau tidak dapat memenuhi persyaratan
sesuai Dokumen Pelelangan/RKS, maka penunjukan Penyedia Barang/Jasa dapat dilakukan kepada Calon
Pemenang urutan ketiga (apabila ada) sesuai dengan harga penawarannya, dengan ketentuan :
a. Penetapan Pemenang Pengadaan urutan ketiga tersebut harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan/penetapan dari Pengguna Barang/Jasa.
b. Masa berlaku penawaran dan Jaminan Penawaran Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga masih berlaku
atau sudah diperpanjang masa berlakunya atau apabila sudah tidak berlaku terlebih dahulu memperpanjang
masa berlaku penawaran dan menyerahkan Jaminan Penawaran yang baru.
c. Apabila Calon Pemenang Pengadaan urutan ketiga mengundurkan diri, maka Pengadaan dinyatakan GAGAL.
5. SPPBJ dibuat setelah masa sanggah dilewati dan segera disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
6. Bagi Peserta Pelelangan yang tidak menang dapat mengambil Jaminan Penawarannya kembali.

Pasal 21
PENARIKAN DIRI PESERTA PELELANGAN

1. Penarikan diri sebagai peserta pelelangan hanya dapat dilakukan sebelum pemasukan dokumen penawaran.
2. Penarikan diri setelah pembukaan penawaran mengakibatkan Jaminan Penawaran yang telah diserahkan akan
dicairkan dan menjadi milik PT. PLN (Persero).
3. Peserta pelelangan yang dinyatakan sebagai pemenang wajib menerima penunjukan sebagai pelaksana pekerjaan
ini dan apabila mengundurkan diri maka Jaminan Penawaran yang telah diserahkan akan dicairkan dan menjadi
milik PT. PLN (Persero). Disamping jaminan penawaran yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan kepada Kas
PLN, Penyedia Barang/Jasa tersebut didaftarkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut
serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun kecuali alasan pengunduran diri
tersebut dapat diterima secara objektif oleh Pengguna Barang/Jasa.

Pasal 22
PENGADAAN GAGAL DAN PENGADAAN ULANG

1. Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Wakil Pengguna Barang/Jasa melakukan upaya agar pengadaan tidak gagal,
dengan melakukan langkah sesuai professional judgement, antara lain negosiasi langsung dengan Calon Penyedia

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 11


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Barang/Jasa peserta pengadaan atau Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak Perusahaan
BUMN/Perusahaan Terafiliasi PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN.
2. Dalam hal langkah tersebut tidak dapat dilakukan, maka Pejabat Pelaksana Pengadaan dan Wakil Pengguna
Barang/Jasa dapat mengajukan justifikasi kepada Pengguna Barang/Jasa melalui review dan rekomendasi Value for
Money Committee (bila diperlukan) untuk menyatakan Pengadaan Gagal.
3. Pengguna Barang/Jasa menyatakan Pengadaan Gagal, dalam hal :
a. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil mencapai kesepakatan.
b. Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
c. Terjadi perubahan rencana kerja dan mengakibatkan perubahan kebutuhan barang/jasa.
d. Negosiasi yang dilakukan tidak berhasil menurunkan harga penawaran maksimal sama dengan HPS.
e. Adanya indikasi kuat terjadi persaingan usaha yang tidak sehat.
f. Adanya indikasi terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
g. Sanggahan dari Calon Penyedia Barang/Jasa ternyata benar.
h. Berdasarkan rekomendasi dari Value for Money Committee atas usulan Pejabat Pelaksana Pengadaan,
Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Pengawasan, atau Pejabat lain yang terkait.
i. Akibat adanya penetapan pengadilan.
4. Pejabat Pelaksana Pengadaan wajib menyampaikan pemberitahuan Pengadaan Gagal kepada Calon Penyedia
Barang/Jasa.
5. Setelah ditetapkan Pengadaan Gagal, maka Pengguna Barang/Jasa menugaskan Pejabat Pelaksana Pengadaan
untuk melakukan pengadaan ulang, dengan atau tanpa revisi Dokumen Pelelangan/RKS untuk disesuaikan dengan
penyebab Pengadaan Gagal.
6. Dalam hal terjadi revisi Dokumen Pelelangan/RKS, maka revisi Dokumen Pelelangan/RKS dilakukan oleh Pejabat
Perencana Pengadaan.
7. Pengguna Barang/Jasa tidak memberikan ganti rugi kepada Calon Penyedia Barang/Jasa apabila penawarannya
ditolak atau pengadaan dinyatakan gagal.
8. Apabila Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal, Pejabat Pelaksana Pengadaan setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Barang/Jasa dapat melakukan :
a. Penunjukan Langsung ke BUMN/Anak Perusahaan PLN/Anak Perusahaan BUMN/Perusahaan Terafiliasi
PLN/Perusahaan Terafiliasi BUMN; atau
b. Melakukan Pengadaan Barang/Jasa ulang sesuai tahapan Pengadaan Barang/Jasa dengan atau tanpa
mengubah Dokumen Pelelangan/RKS.
c. Dalam hal setelah dilakukan pengadaan ulang masih tetap tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan,
maka Pengguna Barang/Jasa memutuskan proses Pengadaan Barang/Jasa dihentikan.

Pasal 23
CONTRACT DISCUSSED AGREEMENT (CDA)

1. Diskusi Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan dalam rangka membuat konsep Perjanjian/Kontrak yang mutakhir.
2. Kesepakatan diskusi kontrak dapat dilaksanakan sepanjang tidak berpengaruh terhadap hasil evaluasi yang
dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
3. Kesepakatan diskusi kontrak dilaksanakan setelah diterbitkannya Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan
sebelum ditandatanganinya kontrak antara Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa.
4. Diskusi Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan setelah rekomendasi dari Value for Money Committee (bila diperlukan)
untuk menunjuk pemenang dan sebelum dilakukan penandatanganan Perjanjian/Kontrak.
5. Kesepakatan diskusi kontrak bersifat final dan akan dituangkan di dalam Perjanjian/Kontrak.
6. Pejabat Pelaksana Pengadaan harus memastikan tidak ada konflik kepentingan.
7. Beberapa hal berikut dapat didiskusikan dan dinegosiasikan sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak antara
lain :
a. Aspek Teknis : garansi, after sale service, life cycle support maintenance agreements, quality output issues.
b. Syarat khusus : jenis jaminan, asuransi, jadwal pembayaran.
c. Manajemen informasi : frekuensi dan isi dari laporan; kriteria penerimaan suatu kemajuan (milestones).
d. Jadwal/Time frames : durasi Perjanjian/Kontrak, key milestones, delivery dates, response times.
e. Insentif kinerja : cost incentives, delivery incentives, quality incentives.
f. Personalia : key team members, focal points, subcontracting arrangements.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 12


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

BAB III
DOKUMEN PENAWARAN

Pasal 24
PERSYARATAN DOKUMEN PENAWARAN

1. Penyampaian Dokumen Penawaran


a. Metode penyampaian Dokumen Penawaran yaitu dengan sistem Satu Tahap Satu Sampul.
b. Calon Penyedia Barang/Jasa mengajukan dokumen penawaran (administrasi, teknis dan harga) yang
dimasukkan ke dalam Satu Sampul tertutup dan bersifat rahasia.
c. Dokumen penawaran yang diajukan oleh penyedia jasa masing-masing sebanyak 2 (dua) rangkap, terdiri dari 1
(satu) rangkap dokumen asli dan 1 (satu) rangkap dokumen kopi;
d. Harga penawaran dalam Dokumen Penawaran dicantumkan dengan jelas dalam angka dan huruf;
e. Semua biaya dalam dokumen penawaran harus dalam bentuk Rupiah dan menggunakan bahasa Indonesia.
f. Dokumen Penawaran beserta seluruh korespondensi tertulis menggunakan Bahasa Indonesia.
g. Dokumen penunjang dan literatur cetak lainnya yang terkait dengan Dokumen Penawaran dapat menggunakan
Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran atas penawaran yang
disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan bahasa asing, maka yang menjadi acuan adalah dokumen dalam
Bahasa Indonesia.
h. Dokumen penawaran sudah memperhitungkan semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang harus
dikeluarkan oleh calon penyedia barang/jasa untuk pelaksanaan paket pekerjaan ini.
i. Dokumen Penawaran disusun, diberi penyekat pembatas, dibundel rapi dan pada sampul tersebut ditulis
“DOKUMEN PENAWARAN” dengan mencantumkan jenis pekerjaan dan nama serta alamat penyedia jasa;
j. Penawaran bersifat rahasia dan dimasukkan oleh Calon Penyedia Barang/Jasa yang bersangkutan ke dalam
tempat yang telah disediakan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
k. Dokumen Penawaran wajib disampaikan pada waktu yang telah ditentukan.
l. Dalam hal Dokumen Penawaran diterima melalui PT POS atau jasa pengiriman, pada Sampul luarnya diberi
catatan tanggal dan jam penerimaan oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan.
m. Dokumen Penawaran yang diterima setelah batas akhir pemasukan dokumen penawaran, tidak diikutsertakan
dan akan diberitahukan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa untuk diambil kembali.
2. Sampul Dokumen Penawaran
a. Sampul dokumen penawaran ditutup, dilem rapat dan tidak tembus pandang.
b. Contoh penulisan pada Sampul sebagai berikut dengan bertuliskan sesuai contoh dibawah ini dilengkapi
nama dan alamat pengirim, tertutup/dilem dan tidak tembus baca.
Contoh Sampul :

DOKUMEN PENAWARAN
Pekerjaan : ...................................
RKS No. : ...................................

Pengirim : PT/CV.........................
ASLI/ COPY Alamat : ...................................

BAGIAN MUKA KEPADA YTH :


PT. PLN (PERSERO) WIL PAPUA & PAPUA BARAT
JL. AHMAD YANI No.18, JAYAPURA
Up. Pejabat Pelaksana Pengadaan Barang/jasa

SAMPUL HARUS DITUTUP DAN


BAGIAN BELAKANG DILEM RAPAT

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 13


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

3. Isi Sampul Dokumen Penawaran


Berkas Sampul berisi 2 bendel berkas Administrasi dan Teknik yang masing-masing terdiri dari 1 (satu) bendel
“Asli” dan 1 (satu) bendel “Kopi”.
a. Kelengkapan dokumen penawaran antara lain terdiri dari data administrasi, teknis dan penawaran harga :
1) Dokumen Penawaran Administrasi
Lampiran-lampiran yang harus disertakan dalam Dokumen Penawaran Administrasi dan disusun sesuai
urutan sebagai berikut :
a) Fotocopy - Akta Pendirian Perusahaan dan perubahannya yang terakhir, yang sudah mendapatkan
pengesahan Kehakiman.
b) Fotocopy - Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) dan atau Surat Keterangan Domisili Perusahaan, sesuai
dengan kedudukan/lokasi perusahaan.
c) Fotocopy - Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
d) Fotocopy - Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).
e) Fotocopy - Sertifikat Kompetensi dan Kualifikasi Perusahaan dari KADIN atau ARDIN.
f) Fotocopy - Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
g) Fotocopy - Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dari Dirjen Pajak.
h) Fotocopy - Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
i) Fotocopy - Bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun
terakhir.
j) Fotocopy - Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29 atau Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir.
k) Fotocopy - Perjanjian kerjasama operasi/kemitraan yang memuat representasi persekutuan dan pihak
yang mewakili persekutuan (dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa berbentuk persekutuan usaha atau
partnership).
l) Fotocopy - Surat Perjanjian Konsorsium jika penawaran harga melakukan konsorsium.
m) Surat Pakta Integritas; bermeterai, tanda tangan dan cap perusahaan (contoh pada lampiran 1)
n) Surat Pernyataan Minat, bermeterai, tanda tangan dan cap perusahaan (contoh pada lampiran 2).
o) Daftar susunan pemilikan modal dan susunan pengurus perusahaan; bermeterai, tanda tangan dan cap
perusahaan (contoh pada lampiran 3).
p) Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen; bermeterai, tanda tangan dan cap perusahaan (contoh pada
lampiran 4).
q) Surat Pernyataan Tidak Keberatan Pelelangan Batal; bermeterai, tanda tangan dan cap perusahaan
(contoh pada lampiran 5).
r) Surat Pernyataan Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut atau tidak dinyatakan pailit,
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, tidak dalam sengketa maupun menjalani
sanksi di lingkungan PT PLN (Persero) dan tidak masuk dalam daftar Penyedia Barang/Jasa yang terkena
daftar hitam (blacklist); bermeterai, tanda tangan dan cap perusahaan (contoh pada lampiran 6).
s) Surat Kuasa bermaterai cukup dari penanggung jawab/direktur/pimpinan perusahaan kepada yang
dikuasakan dalam hal surat penawaran ditandatangani oleh penerima kuasa bertanggal, bermaterai Rp.
6.000,- dan cap perusahaan.
t) Fotocopy - Neraca Perusahaan terakhir tahun 2013-2014 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik. Untuk
neraca yang sedang dalam proses audit dapat melampirkan surat keterangan dari auditor (Asli) dan
melampirkan copy neraca tahun terakhir yang telah di audit.
u) Surat Keterangan Dukungan Keuangan dari Bank bahwa pekerjaan ini sehingga dapat dibiayai 100% dari
nilai penawaran, terdiri dari kemampuan keuangan perusahaan dan dukungan dari bank.
v) Surat Referensi dari Bank.
w) Jaminan Penawaran dari Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau bank asing yang
beroperasi di Indonesia/ mempunyai perwakilan di Indonesia atau Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang telah dinyatakan lulus oleh Direksi sebagai perusahaan
asuransi yang memiliki Program Surety Bond atas nama Perusahaan yang menawarkan, ditujukan
kepada PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat, Jl. Ahmad Yani No.18 Jayapura, sekurang-
kurangnya 1% (satu perseratus) dari nilai penawaran; dan masa berlaku jaminan penawaran sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa berlaku penawaran atau minimum 60 (enam
puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Pembukaan Surat Penawaran.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 14


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Jaminan penawaran yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
2) Dokumen Penawaran Teknis :
a) Daftar pengalaman pekerjaan yang pernah dan atau sedang dilakukan minimal 3 (tiga) tahun pada
kategori pekerjaan yang sejenis atau setara yang ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan.
b) Proposal pelaksanaan pekerjaan berupa Metodologi pelaksanaan pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan setiap tahapan proses pekerjaan. Schedule atau Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; dengan
batas maksimal pelaksanaan pekerjaan selama 90 (Sembilan Puluh) hari kalender.
3) Dokumen Penawaran Harga :
a) Surat Penawaran;
1. Surat penawaran dibuat dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu) asli bermaterai Rp 6.000,- dan 1 (satu)
lainnya copyan (contoh pada lampiran 7).
2. Harga yang ditawarkan adalah loko PT PLN (Persero) Area Sorong atau lokasi yang ditetapkan.
3. Harga penawaran harus jelas dan yang tertera dalam angka harus sama dengan yang tertera dalam
huruf, jika tidak sama maka yang dipakai adalah yang sesuai dengan huruf.
4. Dalam hal terjadi perbedaan angka maupun huruf antara surat penawaran dan Rincian Anggaran
Biaya (RAB) maka yang dipakai adalah RAB.
5. Surat penawaran harus diketik rapi diatas kertas surat berkop perusahaan yang bersangkutan,
bermaterai cukup, bertanggal, ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan atau yang
dikuasakan dan dicap perusahaan.
6. Jika yang menandatangani bukan direktur, maka harus disertakan Surat Kuasa yang bermaterai
cukup, bertanggal, ditandatangani dan bercap perusahaan.
7. Masa berlakunya Surat Penawaran harga adalah minimum 30 (Tiga Puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal Pembukaan Surat Penawaran.
8. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini mengikat sampai dengan 90 (Sembilan Puluh) hari kalender
terhitung mulai sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian/Kontrak dan dapat diperpanjang atas
kesepakatan kedua belah pihak.
b) Rincian Anggaran dan Biaya (RAB);
a) Rincian Anggaran dan Biaya (RAB) dibuat dalam rangkap 2 (dua), 1 (satu) asli bermaterai Rp 6.000,-
dan 1 (satu) lainnya copyan.
b) RAB mengacu pada Bill Of Quantity (lihat lampiran 8)
c) Harga yang ditawarkan adalah loko PT PLN (Persero) Area Sorong atau lokasi yang ditetapkan.
d) RAB harus jelas dan yang tertera dalam angka harus sama dengan yang tertera dalam huruf, jika
tidak sama maka yang dipakai adalah yang sesuai dengan huruf.
e) RAB harus diketik rapi diatas kertas surat berkop perusahaan yang bersangkutan, bermaterai cukup,
bertanggal, ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan Perusahaan atau yang dikuasakan dan dicap
perusahaan.
f) Jika yang menandatangani bukan direktur, maka harus disertakan Surat Kuasa yang bermaterai
cukup, bertanggal, ditandatangani dan bercap perusahaan.
4. Kelengkapan Dokumen
a. Meterai yang dibubuhkan adalah sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Penandatanganan dokumen penawaran dilakukan oleh pimpinan/direktur yang namanya tercantum dalam
akte pendirian atau perubahan terakhirnya, atau kepala cabang Perusahaan yang diangkat oleh Pimpinan
Perusahaan;
c. Ketidaklengkapan lampiran dokumen administrasi, penawaran harga dan kelengkapan dokumen (meterai, cap
perusahaan, tanda tangan) akan menggugurkan penawaran;
d. Ketidaklengkapan lampiran dokumen teknis tidak menggugurkan penawaran.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 15


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

BAB IV
JAMINAN-JAMINAN

Pasal 25
KETENTUAN JAMINAN PENAWARAN

1. Khusus untuk jaminan penawaran, dapat diterbitkan oleh Bank Umum (kecuali Bank CIMB NIAGA), Lembaga
Pembiayaan Eksport Indonesia atau Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond dan dinyatakan
lulus atau diakui oleh Direksi PT PLN (Persero).
Adapun Perusahaan Asuransi yang mempunyai program Surety Bond dan dinyatakan lulus atau diakui oleh Direksi
PT PLN (Persero) berdasarkan Surat PT PLN (Persero) Kantor Pusat nomor 2058/548/DIR/2014 tanggal 15 April
2014 diantaranya adalah :

BATASAN NILAI
KLASIFIKASI NAMA PERUSAHAAN
KONTRAK
I PT. ASURANSI KREDIT INDONESIA (ASKRINDO) Semua Nilai
PT. ASURANSI JASA TANIA, Tbk
PT. ASURANSI TUGU KRESNA PRATAMA
PT. ASURANSI UMUM VIDEI
PT. ASURANSI CENTRAL ASIA
PT. ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)
PT. ASURANSI MEGA PRATAMA
PT. ASURANSI JASA RAHARJA PUTERA
II PT. ASURANSI PAROLAMAS s/d Rp 200 Milyar
PT. ASURANSI WAHANA TATA
PT. ASURANSI MULTI ARTHA GUNA, Tbk
PT. BOSOWA ASURANSI
PT. ASURANSI INTRA ASIA
PT. ASURANSI RAYA
III PT. ASURANSI BINAGRIYA UPAKARA s/d Rp 100 Milyar
PT. ASURANSI HARTA AMAN PRATAMA, Tbk

2. Format bank garansi sesuai dengan format yang diterbitkan oleh PLN.
3. Nilai Jaminan Penawaran ditetapkan nominal minimal sebesar 1 % (satu persen) dari nilai penawaran.
4. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
5. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
6. Masa berlaku jaminan penawaran sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa berlaku
penawaran atau minimum 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Pembukaan Surat Penawaran.
7. Jaminan penawaran yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
8. Jaminan Penawaran akan dikembalikan kepada Calon Penyedia Barang/Jasa setelah dikeluarkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ), kecuali :
a. Untuk Pemenang Pengadaan ditukar dengan Surat Jaminan Pelaksanaan pada saat akan menandatangani
Perjanjian/Kontrak.
b. Untuk Calon Pemenang urutan kedua dan seterusnya akan dikembalikan setelah Perjanjian/Kontrak
ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk.
9. Dalam hal masa berlaku Jaminan Penawaran diperkirakan berakhir sebelum Pengumuman Pemenang, maka paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa berlaku Jaminan Penawaran tersebut, Pejabat Pelaksana
Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dapat meminta calon Penyedia Barang/Jasa untuk
memperpanjang Jaminan Penawaran. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang
Jaminan Penawaran setelah diminta oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran
dikembalikan.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 16


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

10. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa yang telah diumumkan sebagai calon Pemenang tidak bersedia
memperpanjang Jaminan Penawaran sampai dengan penandatanganan Perjanjian/Kontrak, maka calon Penyedia
Barang/Jasa tersebut dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa penawarannya masih berlaku atau sampai
dengan Perjanjian/Kontrak ditandatangani, maka Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Jaminan Pelaksanaan harus diserahkan ke Pejabat Pelaksana Pengadaan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan
Papua Barat sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak, dan dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak
bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia
Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
13. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
14. Jaminan Penawaran tidak dipersyaratkan untuk Nilai Penawaran pekerjaan sampai dengan Rp 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

Pasal 26
KETENTUAN JAMINAN PELAKSANAAN

1. Khusus untuk Jaminan Pelaksanaan atau Bank Garansi diterbitkan oleh Bank Umum yang telah dinyatakan lulus
oleh Direksi PLN kecuali Bank CIMB NIAGA (sesuai Surat Pemberitahuan dari PLN Pusat no.3333/041/DIR/2013
tanggal 13 Mei 2013).
2. Format bank garansi sesuai dengan format yang diterbitkan oleh PLN.
3. Jaminan Pelaksanaan pada prinsipnya untuk menjamin unjuk kerja (performance) dari Barang/Jasa yang
diperjanjikan.
4. Jaminan Pelaksanaan harus dicantumkan didalam Perjanjian/Kontrak.
5. Jaminan Pelaksanaan minimal sebesar 5% (lima persen) dari Nilai Perjanjian/Kontrak, yang dikenakan pada saat
penandatanganan Perjanjian/Kontrak dan diserahkan ke Pengguna barang/jasa PT PLN (Persero) Wilayah Papua
dan Papua Barat.
6. Besarnya nilai jaminan dicantumkan dalam angka dan huruf.
7. Tercantum nama Pengguna Barang/Jasa yang menerima jaminan.
8. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Perjanjian/Kontrak
sampai dengan 60 (enam puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Perjanjian/Kontrak berakhir (Serah
Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi pekerjaan).
9. Jaminan pelaksanaan yang disampaikan harus disertai Surat Keterangan Klarifikasi Penjaminan dari Pihak
Penjamin.
10. Jaminan Pelaksanaan diserahkan minimal pada saat Perjanjian/Kontrak ditandatangani dan dapat dikembalikan
setelah Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate (FAC) atau setelah melewati
masa garansi pekerjaan.
11. Dalam hal calon Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan Perjanjian/Kontrak maka calon Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri serta
Jaminan Penawaran dicairkan dan menjadi milik PLN.
12. Pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan maka jaminan penawaran yang
bersangkutan akan segera dikembalikan.
13. Jaminan Pelaksanaan bersifat tanpa syarat (unconditional) dan tidak dapat dialihkan (non-transferable).
14. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN apabila Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan
dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
15. Dalam hal terjadi perpanjangan waktu penyelesaian Pekerjaan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak yang
dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib memperpanjang masa
berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan Amandemen/Adendum
Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan Amandemen/Adendum Kontrak
berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau setelah melewati masa garansi
pekerjaan).
16. Dalam hal terjadi pekerjaan tambah yang mengakibatkan perubahan nilai kontrak atas dasar kesepakatan kedua
belah pihak yang dituangkan dalam Amandemen/Adendum Kontrak maka Penyedia Barang/Jasa wajib
memperpanjang masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan
Amandemen/Adendum Kontrak sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender setelah masa pelaksanaan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 17


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Amandemen/Adendum Kontrak berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final Acceptance Certificate atau
setelah melewati masa garansi pekerjaan) begitu juga dengan nilai nominal jaminan pelaksanaan.
17. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pelaksanaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri dan Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
menjadi milik PLN.
18. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak masih berlaku maka Jaminan
Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN.
19. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan menjadi milik PLN dalam hal :
a. Penyedia Barang/Jasa melakukan wanprestasi dan dilakukan pemutusan Perjanjian/Kontrak.
b. Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri pada masa Perjanjian/Kontrak atau Amandemen/Adendum Kontrak
masih berlaku.
c. Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang Jaminan Pelaksanaan setelah diminta oleh PT PLN
(Persero) maka Penyedia Barang/Jasa dianggap mengundurkan diri.
20. Persyaratan klaim jaminan, sesuai dengan yang tercantum didalam surat jaminan.
21. Jaminan Pelaksanaan tidak dipersyaratkan untuk Nilai Perjanjian/Kontrak pekerjaan sampai dengan Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 18


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

BAB V
SYARAT TEKNIS

Pasal 27
BARANG DAN PERALATAN KERJA

1. Penyedia Barang/Jasa memiliki kemampuan menyediakan Barang, Peralatan Kerja dan Tenaga Kerja yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
2. Peralatan kerja dan tenaga kerja yang dalam penilaian Direksi Pekerjaan perlu ditambah atau diganti harus segera
dipenuhi atas permintaan tertulis dari Direksi pekerjaan.

Pasal 28
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3), INSTALASI DAN UMUM

1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
Keselamatan Instalasi dan Keselamatan Umum yang berlaku di lokasi pekerjaan milik PLN.
2. Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab atas segala kejadian kecelakaan kerja karyawannya dalam pelaksanaan
pekerjaan akibat kelalaian atau kesalahan pekerja tersebut. Kecelakaan yang terjadi harus dilaporkan kepada
Direksi Pekerjaan.
3. Penyedia Barang/Jasa wajib turut menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar lokasi pekerjaan.
4. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan membuat keonaran/kekacauan dan atau terlibat narkoba dan lain-lain, dan
yang tidak berhubungan dengan kontrak kerja.
5. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan melakukan kegiatan lain yang bukan menjadi bagian kontrak kerja dan
atau tanpa perintah pejabat yang berwenang.
6. Apabila Penyedia Barang/Jasa melihat hal-hal yang berbahaya dan atau berpotensi menimbulkan bahaya di lokasi
pekerjaan, diwajibkan melaporkan kepada pemberi tugas/direksi pekerjaan.
7. Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab untuk menjaga keselamatan pekerjanya dan apabila petugas atau
pekerjanya mengalami kecelakaan didalam melaksanakan pekerjaan, maka diwajibkan melapor ke instansi yang
berwenang dan tembusan kepada pemberi tugas/direksi pekerjaan.
8. Penyedia Barang/Jasa diharuskan menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja dan sekitarnya termasuk
peralatan/perabot.

Pasal 29
SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JARINGAN INTERKONEKSI POWERGEN – AIMAS


LOKASI: PT. PLN (PERSERO) AREA SORONG

Material yang akan diadakan mempunyai spesifikasi keaslian barang, 100% baru dan bebas dari cacat baik yang tampak
maupun tersembunyi serta Surat Jaminan mutu barang dan hasil uji tes LMK dari Jasa Sertifikasi.

1. SPESIFIKASI TEKNIS LIGHTNING ARRESTER


Spesifikasi teknis Lightning Arrester yang digunakan dalam pekerjaan ini harus mengacu pada SPLN D5.006: 2013
dengan penetapan spesifikasi arrester sebagai berikut:

- Arrester terdiri MOV, selubung, terminal fase dan terminal pembumian.

- Untuk sistem distribusi (20 kV) ditetapkan spesifikasi sesuai tabel 1.

- Spesifikasi kelas arrester untuk sistem distribusi (20 kV) ditetapkan sesuai dengan tabel 2.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 19


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Tabel 1
Penetapan Spesifikasi Arrester Jaringan Distribusi 20 kV

Sistem Pembumian Titik Netral


Pembumian Pembumian
Pembumian dengan dengan
No Spesifikasi Satuan
langsung (Solid resistansi resistansi
/ effective) rendah (non - tinggi (non -
effective ) effective )
1 Lama arus gangguan detik ≤1 ≤ 10 ≤ 7200
2 Tegangan pengenal (Ur )** kV ≥ 21 ≥ 24 ≥ 27
3 Tegangan operasi kontinu (Uc )** kV ≥ 16.8 ≥ 19.2 ≥ 21.6
Polimer (Molded Case ) / Keramik untuk pemasangan
outdoor / indoor
4 Tipe isolator
(Pilihan Keramik hanya untuk pemasangan di GI, GH
dan pembangkit)
5 Bahan terminal fase / pembumian Stainless Steel
6 Frekuensi Pengenal (Fr ) Hz 50
Tegangan Tertinggi untuk
7 kV 24
Peralatan (Um )
Arus pelepasan nominal pengenal
8
(8/20 µs ) (In )
Untuk area dengan jumlah hari
8.1 guruh < 91 hari (IKL (Isokeraunic kA 10
Level ) < 25% )*
Untuk area dengan jumlah hari
8.2 guruh > 91 hari (IKL (Isokeraunic
Level ) > 25% )*
Pada GI, GH dan
pembangkit atau kabel keluar
- (outgoing ) GI, GH kA 20
pembangkit dan ujung
penyulang
Pada proteksi tegangan lebih
- Transformator Distribusi dan kA 10
Kabel Distribusi TM

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 20


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Sistem Pembumian Titik Netral


Pembumian Pembumian
Pembumian dengan dengan
No Spesifikasi Satuan
langsung (Solid resistansi resistansi
/ effective) rendah (non - tinggi (non -
effective ) effective )
9 Kelas
Untuk area dengan jumlah hari
9.1 guruh < 91 hari (IKL (Isokeraunic
Level ) < 25% )*
Pada GI, GH dan
pembangkit atau kabel keluar
- (outgoing ) GI, GH 3
pembangkit dan ujung
penyulang
Pada proteksi tegangan lebih
- Transformator Distribusi dan 2
Kabel Distribusi TM
Untuk area dengan jumlah hari
9.2 guruh > 91 hari (IKL (Isokeraunic
Level ) > 25% )*
Pada GI, GH dan
pembangkit atau kabel keluar
- (outgoing ) GI, GH 4
pembangkit dan ujung
penyulang
Pada proteksi tegangan lebih
- Transformator Distribusi dan 2
Kabel Distribusi TM
Kemampuan Hubung Singkat
10 kA rms ≥ 20
Selubung untuk 0,2 detik
11 Tegangan Residual Maksimum
Dengan arus impuls petir
- kVp < 58 < 67 < 74
(gelombang 8/20 µs)
Dengan impuls switsing
- (30/60 µs) 1000 A untuk 10 kVp < 52 < 60 < 66
kA dan 2000 A untuk 20 kA
12 Kekuatan Elektrik Selubung
Tegangan ketahanan impuls
- kVp ≥ 125
(gelombang 1,2/50 µs)
Tegangan ketahanan AC
- kV ≥ 50
(1 min)
Jarak rambat insulator fase ke
13
bumi
mm/Kv
- Polusi berat*** 25
(Um)
mm/Kv
- Polusi sangat berat**** 31
(Um)
Gaya mekanis sesaat yang Ditetapkan dan dicantumkan dalam spesifikasi oleh
14
dispesisifikasikan pabrikan
15 Disconnector Ada
16 Bracket Ada

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 21


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Tabel 2
Kelas Arrester

Kemampuan Menyerap Energi


Kelas Maksimum berdasarkan IEC Operating
Sesuai IEC Duty Test dengan 2 x Long duration
60099-4: 2009 current impulse
kJ/kV (Uc) kJ/kV (Ur)
2 ≥5 ≥4
3 ≥ 8.75 ≥7
4 ≥ 12.5 ≥ 10

Penandaan terdiri dari:


 Tegangan pengenal (Ur) : 27 kV
 Arus pelepasan nominal (In) : 10 kA
 Tegangan operasi kontinu (Uc) : 21.6 kV
 Tipe isolator : Polimer / Molded Case
 Kelas :4
 Tahun produksi : 2015

2. SPESIFIKASI TEKNIS KAWAT BC 50 mm²


Spesifikasi teknis kawat BC 50 mm² yang digunakan dalam pekerjaanini harus sesuai dengan SPLN 41-5: 1981.
Jenis kawat BC 50 mm² berdasarkan konstruksi kabelnya tercantumdi tabel dibawah ini.
TABEL 3 KONSTRUKSI DAN DIMENSI

Luas penampang Konstruksi hantaran Dimensi Tahanan Berat hantaran


Jumlah mini- Jumlah la- Diameter Diameter Langkah hantaran
Nominal Sebenarnya Minimum Maximum
mum kawat pis pilinan kawat hantaran pilinan pada 20 °C
max.
(mm²) (mm²) (mm) (mm) (kg/km) (kg/km)
(Ω/km)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 6,16 1 - 2,8 2,8 2,8994 54 56
10 9,62 1 - 3,5 3,5 1,8565 - -
10 10,02 7 1 1,35 4,05 1,8181 84 99
16 15,89 7 1 1,7 5,1 1,1465 136 155
25 24,25 7 1 2,1 6,3 0,7512 208 236
33 34,36 7 1 2,5 7,5 0,5302 298 332
LIHAT TABEL 12

50 48,36 19 2 1,8 9,0 0,3785 416 472


70 65,82 19 2 2,1 10,5 0,2781 566 643
95 93,27 19 2 2,5 12,5 0,1963 809 903
120 117,0 19 2 2,8 14,0 0,1565 1021 1128
150 147,1 37 3 2,25 15,7 0,1244 1270 1434
185 181,6 37 3 2,5 17,5 0,1008 1577 1761
240 242,5 61 4 2,25 20,2 0,0755 2085 2365
300 299,4 61 4 2,5 22,5 0,0611 2600 2904
400 400,1 61 4 2,89 26,0 0,0458 - -
500 499,1 61 4 3,23 29,1 0,0367 - -

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 22


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

TABEL 4 – LANGKAH PILINAN P

Langkah pilinan P
Jumlah kawat Lapis pilinan Lapis pilinan Lapis pilinan Lapis pilinan
dalam hantaran 6 kawat 12 kawat 18 kawat 24 kawat
min max min max min max min max
7 10 D 14 D - - - - - -
19 10 D 16 D 10 D 14 D - - - -
37 10 D 17 D 10 D 16 D 10 D 14 D - -
61 10 D 17 D 10 D 16 D 10 D 15 D 10 D 14 D
D – Diameter dari lapis pilinan yang bersangkutan.

TABEL 5 – SIFAT-SIFAT MEKANIS

Hantaran jenis keras


Diameter Sebelum dipilin Sesudah dipilin
kawat : Kuat tarik Pemuluran Kuat tarik Pemuluran
Toleransi
minimum minimum minimum minimum
mm N/mm² % N/mm² %
1.35 ± 0.05 449 0,56 415 0,56
1.7 ± 0.05 449 0,65 415 0,65
1.8 ± 0.05 443 0,67 410 0,67
2.1 ± 0.06 443 0,74 410 0,74
2.25 ± 0.06 443 0,78 410 0,78
2.5 ± 0.06 438 0,84 405 0,84
2.8 ± 0.06 438 0,91 405 0,91
2.89 ± 0.06 438 0,93 405 0,93
3.23 ± 0.06 432 1,02 400 1,02
3.50 ± 0.06 428 1,02 396 1,02
*) Kuat tarik kawat sesudah dipilin dapat diturunkan sampai 92,5 % dari harga kuat tarik
sebelum dipilin tetapi harga kuat tarik rata-rata tidak boleh kurang dari harga minimum
kuat tarik sebelum dipilin.

3. KETENTUAN TEKNIS ACCESSORIES JTM

 Cross Arm / Travers Galvanize


SUTM pada tarikan normal / menerus menggunakan Cross Arm /travers dari UNP. 10 dengan panjang
200 cm, sedangkan pada Section Pool (SP) digunakan dari UNP 10 dengan panjang 220 cm dan untuk
Gardu trafo tiang ganda digunakan travers UNP 10 panjang 250 cm. ketebalan Cross Arm /traves 5
mm tinggi 100 mm lebar wide flange 50 mm.
Semua Corss Arm/travers dilobangi terlebih dahulu sesuai gambar dan semua kotoran harus
dibersihkan dengan diampelas sampai bersih dan selanjutnya dilakukan galvanized dengan cara

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 23


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

galvanize Hot Dip sampai merata termasuk bekas lobang bor. Ketebalan galvanize minimum 70
micron.

50 mm

5 mm

5 mm
100 mm
BESI UNP 10

5 mm

 Arm Tie Galvanize


Arm Tie dibuat dari besi siku, dengan ketebalan arm tie 5 mm dengan ukuran 50 x 50 x 5 -96 cm
Ketebalan arm tie 5 mm diberi lobang sesuai gambar dibersihkan dengan diampelas sampai bersih
dan selanjutnya dilakukan galvanized dengan cara galvanize Hot Dip sampai merata termasuk bekas
lobang bor. Ketebalan galvanize arm tie minimum 70 micron.

50 mm

5 mm

50 mm

5 mm

 Klem Arm Tie, Klem traves & Mur Baut/Ring Galvanize


Klem Arm Tie, dengan ketebalan 5 mm, Lebar 50 mm, bentuk klem disesuaikan dengan tiangnya.
Mur Baut serta Ring ukuran 19 untuk Cross arm/ traves dan ukuran 17 untuk arm tie dan klem,
panjang Baut disesuaikan.
Klem Arm Tie, Klem traves & Mur Baut/Ring dibersihkan dengan diampelas sampai bersih dan
selanjutnya dilakukan galvanized dengan cara galvanize Hot Dip sampai merata termasuk bekas
lobang bor. Ketebalan galvanize Klem Arm Tie, Klem traves & Mur Baut/Ring minimum 70 micron.

 Pengikat Isolator Tumpu


Pengikat Isolator yang digunakan adalah All Bending Wire dengan ukuran diameter 35 mm dan
panjang 100 cm untuk satu isolator tumpu.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 24


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

 Treckschoor dan kontramas dibuat seperti standar konstruksi yang berlaku.

 Klem Beugel
Klem Arm tie dibuat dari strip plate dengan ukuran tebal 0,5 cm dan lebar 5 cm diberi lobang sesuai
gambar dibersihkan dengan diampelas dan digalvanize Hot Dip sampai merata.

 Mur dan baut Ring


Mur baut Ring terbuat dari baja Galvanize dengan ukuran 3/8” (17) (M-12) dan 5/8” (19) (M-16).

 Arde/Pentanahan
Grounding rod 5,5 meter atau 2,75 meter dibuat dari pipa galvanized dengan diameter 1 ½” dengan Al
50 mm² dan dibuat sesuai standar konstruksi yang berlaku

 Penghalang Panjat
Penghalang Panjat dibuat dari besi beton ukuran diameter (4-8) mm, plat baja lebar 30 mm dan tebal
5 mm dilas dan dibentuk dan dibuat sesuai standar konstruksi yang berlaku.

 Pondasi Beton
Pondasi Beton Tiang Cor beton campuran 1:3:5 ,rangka besi 10 mm². lebar atas 40x40 cm, tinggi 65
cm, lebar bawah 65x65 cm, untuk tiang ganda lebar atas 40x40 cm x 2, tinggi 65 cm dan 50 cm, lebar
bawah 65x200 cm.
Pemondasian JTM dilakukan pada :
 Tiang-tiang awal dan akhir (permulaan/akhir kawat penghantar).
 Tiang sudut (arah penghantar membelok).
 Tiang penegang (gaya tarik kawat bekerja terhadap tiang dari 2 arah yang berlawanan).
 Tiang-tiang pada tanah berawa, sawah, lembek dan sejenisnya.
 Tiang-tiang pada tanah yang sangat keras.
 Plat tanda bahaya
Plat tanda bahaya dibuat dari plat baja atau aluminium untuk ukuran besar (595 mm X 580 mm X 1,2
mm ) untuk ukuran kecil (200 mm X 300 mm X 1,2 mm) dengan ukuran dan warna sesuai standar
konstuksi yang berlaku.

4. PEMASANGAN JARINGAN

a. MENGGALI LOBANG DAN MENDIRIKAN TIANG


1) Penggalian lobang dapat dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan bortanah atau alat penggali tanah
lainnya.
2) Bentuk dan ukuran lobang disesuaikan dengan ukuran tiang yang dipasang sehingga tiang dapat masuk
dan tertanam dengan mudah.
3) Kedalaman lobang pada tanah normal (tidak berbatu) adalah 1/6 panjang tiang yang akan dipasang
dilobang tersebut (1,5 meter untuk tiang 9 meter, dan 2 meter untuk tiang 12 meter).
4) Pengukuran dalamnya lobang pada tanah yang miring dihitung dari sisi lobang yang rendah.
5) Dalam hal khusus seperti pada tanah yang keras (cadas, karang, batu padat) kedalaman lobang dapat
kurang dari 1/6 panjang tiang, ketentuan dalamnya lobang harus ditentukan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
6) Pada keadaan yang sangat khusus seperti tanah sangat lunak atau sangat keras sehingga penggalian dan
pembuatan lobang sukar memenuhi syarat dapat dipasang plate, bogsoes atau khusus pada lokasi
tersebut.
7) Penyedia barang / jasa agar segera melaporkan kepada Direksi pekerjaan mengenai lokasi tersebut dan
juga pondasi apa yang semestinya digunakan untuk mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
8) Tanah bekas galian lobang dan air (bila ada) harus diatur dijaga tidak merusak tanaman, mengganggu,
menutupi / menghalangi lalu lintas, saluran air dan bangunan disekitar tempat pekerjaan.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 25


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

9) Lobang yang sedang atau sudah selesai digali tetapi belum dipasang tiang, harus diamankan agar tidak
membahayakan masyarakat disekitarnya. Lobang tidak boleh ditinggalkan tanpa alat / tanda pengamanan
yang memenuhi syarat.
10) Mendirikan tiang dilakukan dengan menggunakan crane, tripot atau peralatan lain yang memadai dan
harus aman. Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab penuh atas kesalamatan karyawannya,
masyarakat, bangunan dan lain-lain sarana yang ada (antara lain kawat listrik / telepon yang sudah
terpasang) sebagai akibat dari adanya pekerjaan tersebut.
11) Pemasangan tiang harus tegak (vertical). Pemeriksaan ketegakan tiang dapat dilakukan dengan alat yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
12) Tiang – tiang yang terpasang pada jalur lurus harus benar-benar lurus, tidak boleh ada yang diluar jalur
(out line) dalam hal ada kesalahan penggalian lobang dijalur ini sesuai patok yang ditentukan, maka
lobang harus digeser searah dengan jalur kawat (in line)
13) Penanaman tiang hanya boleh setelah tiang diperiksa dandisetujui oleh Direksi Pekerjaan.
14) Tiang harus didirikan tegak lurus, kecuali tiang yang sudut yang boleh didirikan agak miring kearah yang
berlawanan dengan beban sehingga setelah dipasang kawat akan lurus. Kemiringan tiang yang diijinkan
tidak lebih dari 2 %.
15) Penyedia barang / jasa harus segera mengganti dan memperbaiki tiang rusak yang sudah ditanam bila
ternyata tiang tidak memenuhi syarat.
16) Pengurugan / penutupan lobang setelah dipasang tiang harus segera dilaksanakan. Pengurugan harus
memenuhi syarat sehingga tiang – tiang tersebut benar – benar tertanam dengan kuat didalam tanah,
tidak mudah miring dan tidak berobah posisi.
17) Bila dipandang perlu, maka ukuran tiang disuatu atau beberapa titik dapat mengalami perubahan dari
ketentuan semula pada gambar kontrak. Perubahan ini akan ditentukan Direksi Pekerjaan dan penyedia
barang / jasa wajib memenuhi perubahan tersebut dalam waktu secepatnya sehingga tidak menghambat
pekerjaan konstruksi selanjutnya.

b. PEMASANGAN CROSS ARM/TRAVERS DAN ARM TIE


1) Pemasangan travers dan arm tie dilakukan setelah tiang berdiri. Pemasangan dilakukan dengan bolt end
nut sesuai dengan kebutuhan dan dikencangkan sehingga Cross Arm/travers maupun arm tie tidak
bergerak.
2) Cross Arm/Travers dipasang dengan posisi 2 lobang isolator mengarah ke jalan, kecuali pada belokan akan
ditentukan kemudian (sesuai kondisi lapangan)
3) Cross Arm/Travers dipasang dengan jarak minimum 20 cm dari ujung tiang ke as
4) Posisi travers harus tegak lurus terhadap arah / jalur jaringan.

c. PEMASANGAN ISOLATOR
1) Pada saat menaikan isolator (dengan tali atau alat lainnya) harus dilakukan dengan hati – hati, tidak boleh
terjadi benturan untuk menjaga isolator tetap utuh / tidak cacat.
2) Pemasangan isolator harus tegak lurus terhadap travers dengan mengencangkan mur bautnya.
3) Lobang isolator harus terpasang searah dengan jalur jaringan.
4) Untuk isolator tarik pemasangan strain clem pada SP disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan
memperhatikan clearance / batas jarak bebas.
5) Pemasangan isolator tumpu pada setiap SP (Section Pole) menggunakan 3 buah isolator (kecuali
ditentukan lain) untuk phasa S, phasa R dan phasa T disambung langsung dari atas travers, untuk SP pada
belokan 900menggunakan 3 buah isolator.

d. PEMASANGAN TREKSCHOOR, DRUKSCHOOR DAN KONTRAMAST


1) Trekschoor dipasang pada akhir jaringan dan pada belokan 450 kearah dalam, sedangkan kearah luar
belokan dipasang drukschoor atau kontramast

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 26


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

2) Pemasangan posisi trekschoor, drukschoor dan kontramast harus dipasang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar dan harus dipasang sebelum konduktor ditarik.
3) Material untuk semua peralatan trekschoor, drukschoor dan kontramast (pole band, kausen, guy wire,
anchor rood, turn buckle dan lain sebagainya) dan pemasangannya harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku (standart) sehingga diperoleh hasil yang cukup kuat.
4) Pemasangan dan penarikan guy wire (khusus untuk trekschoor dan kontramast) pada tiang diijinkan
sedikit lebih kencang sehingga tiang agak miring kearah tarikkan guy wire.
5) Setelah penarikan konduktor harus diperiksa lagi kekencangan trekcshoor maupun kontramast.
6) Penanaman tiang kontramast mengikuti aturan yang berlaku.
7) Untuk penahanan guy wire dalam tanah pada konstruksi kontramast dan trekschoor yang biasa dari
anchor blok, untuk daerah rawa dapat diganti kayu ulin ukuran 10x10x400 cm atau sesuai kondisi
lapangan, sedangkan untuk daerah dengan tanah biasa dapat digunakan screw anchor dengan ukuran
seperti pada gambar.

e. PENEBANGAN / PEMOTONGAN POHON


1) Sebelum kawat konduktor jaringan / dipasang, segala pohon / tanaman yang ada antara dua tiang
bersebelahan yang menghalangi atau dapat menyentuh kawat harus dirempel / dipotong atau bilamana
perlu ditebang sehingga dapat diperoleh jarak bebas bagi kawat bertegangan listrik.
2) Pohon-pohon disekitar jalur jaringan dipangkas dan dipotong sehingga jarak dari kawat Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) terluar minimum 2,5 meter.
3) Penebangan / pemotongan pohon harus dilaksanakan oleh Penyedia Barang / Jasa dengan cara yang baik
dan aman, seluruh prosedur yang ada, sopan santun dan maupun izin yang diperlukan harus diusahakan /
dipenuhi / dilaksanakan Penyedia Barang / Jasa dengan baik sehingga terhindar dari terjadinya
perselisihan dengan pemilik pohon / tanaman.
4) Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas keselamatan masyarakat, lalu lintas, bangunan dan lain-
lain milik orang lain dari ancaman bahaya akibat peralatan / pemotongan / penebangan pohon /
tanaman. Setelah selesai Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan tersebut.
5) Segala resiko yang ada akibat penebangan pohon menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Barang /
Jasa sepenuhnya.

f. PEMASANGAN KONDUKTOR
1) System distribusi SUTM adalah menggunakan system 3 kawat yang disusun secara horizontal.
Urut-urutan pemasangan dan penyambungan phasa jaringan udara atau feeder maupun untuk
percabangan baru diatur sedemikian rupa sehingga urut-urutan phasa R,S,T atau phasa merah, kuning,
biru harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Konduktor telanjang dan kabel udara (overhead insulated cable) harus ditarik dengan cara-cara menarik
konduktor / kabel sesuai dengan ketentuannya.
Ketelitian harus diperhatikan untuk menghindari jangan sampai konduktor menjadi berbelit, terpuntir
ataupun lecet karena sesuatu hal. Konduktor tidak boleh ditarik sehigga menggesek batu atau benda
keras lainnya yang diatas roller atau stringing block yang dipasang pada cross arm atau tiang.
3) Pada waktu penarikan kabel (stringing), konduktor / kabel pada setiap haspal (reel) harus diperiksa
apakah ada yang putus, cacat, berbelit ataupun lain-lain kerusakan. Bila ada kerusakan atau putus maka
konduktor / kabel tersebut harus dipotong dan dalam hal ini harus dilaporkan lebih dahulu kepada Direksi
/ Pengawas.
4) Waktu antara stringing dan saging, tidak lebih dari 3 x 24 jam 3 (tiga) hari terkecuali atas persetujuan
Direksi Pekerjaan.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 27


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

5) Kawat telanjang harus diletakan dan diikat pada top grove insulator pin pada tiang-tiang yang lurus,
sedangkan pada tiang-tiang sudut harus diikat disamping insulator (side grove menjauhi arah tarikan
kawat).
6) Sambungan kawat tidak boleh lebih dari satu jumlahnya pada satu SP dan sambungan ini letaknya harus
dari 3 (tiga) meter dari insulator penyangga. Sebelum disambung kawat harus dibersihkan lebih dahulu
dengan sikat kawat.
Pada pemasangan connector / clamp / sleeve / splice dan lain-lain maka permukaan kawat harus betul-
betul bersih. Penyambungan cable udara harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada.
7) Bila melakukan penyambungan kawat (jointing) pencabangan (tapping) tension termination dan
sebagainya yang menggunakan connector type compression/tension joins sleve maka Penyedia Barang /
Jasa harus menggunakan alat kompres (compression tools) dengan dies yang sesuai / tepat sehingga
dapat dihasilkan sambungan yang baik mutunya dalam kekuatan mekanis dan kontak listriknya.
8) Saging (lendutan) harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang akan diberikan langsung dilapangan
oleh Direksi / Pengawas.
9) Penyedia Barang / jasa harus mempunyai peralatan-peralatan yang cukup untuk penarikan kawat ini
misalnya compression tols, tackle, Roll untuk drum koonduktor dan stringing block serta peralatan lain-
lain yang diperlukan, sesuai dengan ukuran kawat dan accsessoriesnya yang dipasang.
10) Bilamana penarikan konduktor / kabel melintasi jaringan lainnya termasuk juga jaringan telepon, maka
dilakukan cara-cara pengamanannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada.
11) Jarak aman (clearance) minimum diizinkan :
a. Terhadap Permukaan jalan raya ≥ 6,00meter
b. Balkon rumah ≥ 2,50meter
c. Atap rumah ≥ 2,00meter
d. Dinding bangunan ≥ 2,50meter
e. Antena TV/Radio,menara ≥ 2,50meter
f. Pohon ≥ 2,50meter
g. Under Build TM – TM ≥ 1,00meter
h. Under Build TM – TR ≥ 1,00 meter

5. INSTALASI TERMINAL KABEL


Dalam pemasangan terminasi harus dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati mulai dari pembukaan kabel sampai
kepada pemasangan bagian terakhir terminasi.
Tujuan instalasi terminasi adalah :
a. Mencegah terjadinya konsentrasi stress ada ujung screen kabel.
b. Mencegah terjadinya jejak konduktif (track) pada bahan isolasi terminasi, meskipun dalam keadaan polusi
yang kurang baik.
c. Penyekatan (sealing) yang mempunyai keandalan terhadap air, kelembaban dalam keadaan lingkungan
sekitarnya.
d. Kontak yang baik antara sepatu kabel dengan penghantarnya.

Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pemasangan ;


a. Pada saat pembukaan lapisan semikonduktor yang terdapat pada kabel, jangan sampai melukai lapisan
tersebut.
b. Gunakan sepatu kabel yang sesuai dengan kabelnya, kalau penghantarnya aluminium. Selain sejenis bahannya,
ukurannya juga harus sama .
c. Kontrol tegangan (stress Control)
d. Pada instalasi utama terminal kabel 20 kV, titik terpenting instalasi adalah pada bukaan selubung pentanahan
terhadap isolasi. Di titik ini perlu diamankan tegangan “stress” yang terjadi. Harus dipasang pengendali stress
menyelubungi isolasi kabel untuk mencegah adanya loncatan-loncatan listrik (korona) yang terjadi pada
isoalasi kabel, sehingga tidak akan terjadi kerusakan isolasi kabel pada saat pengoperasian.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 28


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Pasal 30
PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI

1. Pengertian Produksi Dalam Negeri :


a. Barang yang bahan baku dan pembuatannya di Indonesia, diantaranya terdiri dari barang jadi, barang
setengah jadi, peralatan suku cadang, komponen utama, dan komponen pembantu, bahan baku bahan
pelengkap, dan bahan pembantu.
b. Jasa yang dilaksanakan di Indonesia oleh tenaga Indonesia meliputi jasa konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa
lainnya.
2. Ketentuan Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri :
a. Dalam Dokumen Pelelangan Barang/Jasa dimuat secara jelas ketentuan dan syarat penggunaan hasil
produksi dalam negeri.
b. Penyedia barang/jasa yang ditunjuk sebagai pemenang pelelangan pekerjaan ini wajib menggunakan
barang/jasa dalam negeri selama barang/jasa dimaksud diproduksi dalam negeri dan mutu barang/jasa dapat
dipertanggungjawabkan.
c. Calon Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti Pengadaan Barang/Jasa ini agar membuat pernyataan
bermaterai cukup, tentang besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan (self assessment).
d. Para Penyedia Barang/Jasa harus dapat membuktikan kebenaran pernyataan besarnya komponen dalam
negeri barang/jasa dan melampirkan rincian dan nilai bahan baku, baik dari dalam negeri maupun impor, nilai
barang jadi keseluruhan serta daftar nama pemasok.
e. Besarnya komponen dalam negeri barang/jasa yang ditawarkan oleh Penyedia Barang/Jasa dapat diklarifikasi
oleh Pejabat Pelaksana Pengadaan pada saat evaluasi.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 29


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

BAB VI
SURAT PERJANJIAN/KONTRAK

Pasal 31
JENIS SURAT PERJANJIAN/KONTRAK

a) Jenis perjanjian/kontrak yang akan diberlakukan yaitu Perjanjian/Kontrak Harga Satuan (Unit Price).
b) Semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa.
c) Pembayaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
d) Sebelum penandatanganan Surat perjanjian/kontrak, penyedia barang/jasa diwajibkan menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan kontrak minimal sebesar 5% (lima per seratus) dari Nilai perjanjian/kontrak (sudah termasuk PPN
10%) yang diterbitkan oleh Bank Umum yang diakui oleh Pemerintah atau PLN.
e) Nilai dari perjanjian/kontrak pekerjaan ini adalah fixed unit price yang sudah disepakati dimana sudah termasuk
resiko, overhead, keuntungan, asuransi, serta sudah termasuk pajak maupun pembayaran wajib lainnya menurut
peraturan-peraturan yang berlaku.
f) Surat perjanjian/kontrak tersebut dibuat dalam rangkap 3 (tiga), dimana 2 (dua) rangkap bermaterai cukup dan
dan 1 (satu) rangkap tanpa menggunakan materai, ditandatangani oleh Pengguna Barang/jasa PT PLN (Persero)
Wilayah Papua dan Papua Barat dan Penyedia Barang/Jasa yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum
yang sama.
g) Perpanjangan masa berlaku Surat perjanjian/kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan PT PLN (Persero) Wilayah
Papua dan Papua Barat dan Penyedia Barang/Jasa.

Pasal 32
SYARAT-SYARAT SURAT PERJANJIAN/KONTRAK

1. Perjanjian/Kontrak dibuat berdasarkan kesepakatan para pihak.


2. Pembuatan Perjanjian/Kontrak harus memperhatikan hasil yang telah disepakati dalam Contract Discussion
Agreement (CDA).
3. Jangka waktu Perjanjian/Kontrak yaitu sesuai hasil kesepakatan para pihak atau maksimal selama 90 (sembilan
puluh) hari kalender terhitung sejak ditandatangani dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
4. Urutan kekuatan hukum Dokumen Perjanjian/Kontrak :
a. Perjanjian/Kontrak.
b. Kesepakatan Diskusi Perjanjian/Kontrak (Contract Discussion Agreement)
c. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
d. Surat Penawaran.
e. Addendum/Amandemen Dokumen Pelelangan (apabila ada).
f. Syarat-syarat Khusus Perjanjian/Kontrak.
g. Syarat-syarat Umum Perjanjian/Kontrak.
h. Spesifikasi Teknis.
i. Gambar-gambar (apabila ada)
j. Daftar kuantitas dan harga.
5. Ketentuan Umum yang dapat dituangkan dalam Surat Perjanjian/Kontrak diantaranya namun tidak terbatas pada :
a. Definisi/Istilah
b. Aturan Penerapan
c. Asal Barang/Jasa
d. Penggunaan Dokumen-Dokumen Perjanjian/Kontrak dan Informasi terkait
e. Hak Paten, Hak Cipta, dan Merek
f. Jaminan yang wajib diserahkan
g. Direksi Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan, dan Wakil Penyedia Barang/Jasa
h. Hak dan Kewajiban Para Pihak
i. Asuransi
j. Perpajakan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 30


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

k. Tata Cara Pembayaran


l. Harga
m. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
n. Pengawasan/Pemeriksaan Pekerjaan
o. Sanksi/Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
p. Keadaan kahar (force majeur)
q. Itikad Baik (Good Faith)
r. Pemutusan Perjanjian/Kontrak
s. Penyelesaian Perselisihan
t. Bahasa dan Hukum
u. Perpajakan
v. Korespondensi
w. Garansi Pekerjaan
x. Klaim
6. Ketentuan khusus yang dapat dituangkan dalam Surat Perjanjian/Kontrak diantaranya namun tidak terbatas pada :
a. Standar Barang/Jasa sesuai spesifikasi teknis
b. Pengepakan (Packaging)
c. Pengiriman
d. Transportasi
e. Pemeriksaan dan Pengujian
f. Layanan Tambahan (After Sales Service)

Pasal 33
HAK DAN KEWAJIBAN

1. Hak Dan Kewajiban Pengguna Barang/Jasa


a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan penyedia barang/jasa;
b. Mengetahui semua informasi mengenai pelaksanaan pekerjaan atau informasi lain sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan;
c. PLN memiliki hak kepemilikan penuh atas semua yang telah diserahterimakan oleh pihak penyedia barang/jasa
kepada pihak PLN;
d. Membayar pekerjaan kepada penyedia barang/jasa sesuai dengan harga Perjanjian yang telah ditetapkan dan
disepakati bersama;
e. Melakukan perubahan Perjanjian, jika ada alasan yang sah dan disepakati oleh para pihak;
f. Memberikan peringatan atas keterlambatan pekerjaan;
g. Mengenakan denda keterlambatan;
h. Membuat Berita Acara Serah Terima pekerjaan;
i. Memberikan instruksi sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian.
2. Hak Dan Kewajiban Penyedia Barang/Jasa
a. Menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan dalam lingkup pekerjaan dan sesuai
dengan jadual pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian;
b. Mentaati semua ketentuan dan peraturan yang berlaku di PLN.
c. Menjaga kerahasiaan hasil pekerjaan berupa data/informasi dalam bentuk apapun yang terkait dalam
pekerjaan yang diberikan;
d. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan pengguna barang/jasa;
e. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang ditetapkan dalam Perjanjian.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 31


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Pasal 34
BAHASA DAN HUKUM

1. Bahasa dan hukum adalah ketentuan mengenai bahasa dan hukum yang digunakan dalam Perjanjian/Kontrak.
2. Bahasa Perjanjian/Kontrak harus dalam Bahasa Indonesia dan dalam hal Perjanjian/Kontrak melibatkan pihak
asing, maka dapat dibuat dalam Bahasa Inggris dengan terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Indonesia
dengan terjemahan Bahasa Inggris. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran terhadap klausal di dalam
Perjanjian/Kontrak, maka bahasa yang dipakai adalah bahasa yang disepakati para pihak.
3. Hukum yang digunakan adalah hukum yang berlaku di Indonesia atau pilihan hukum yang disepakati para pihak.

Pasal 35
KORESPONDENSI

1. Komunikasi antara para pihak hanya berlaku bila dibuat secara tertulis.
2. Korespondensi dapat dikirim langsung, atau melaui pos, telex/kawat, internet.
3. Alamat para pihak ditetapkan sebelum tanda tangan Perjanjian.
4. Korespondensi harus menggunakan bahasa Indonesia.

Pasal 36
HARGA BARANG/JASA

1. Harga barang/jasa adalah harga satuan barang/jasa yang tercantum dalam Surat Perjanjian/Kontrak dan berlaku
sampai dengan batas akhir Surat Perjanjian/Kontrak dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan para pihak.
2. Harga satuan barang/jasa telah memasukkan harga pengangkutan/transportasi sampai ke lokasi-lokasi yang dituju,
termasuk biaya asuransi.
3. Penyedia Barang/Jasa tidak berhak mengajukan klaim kepada Pengguna Barang/Jasa akibat Penyesuaian atau
kenaikan harga kontrak/Perjanjian, upah tenaga kerja, peralatan, bahan bakar dan bahan-bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini dan atau lain-lainnya.
4. Pelaksana pekerjaan dalam mengajukan penawaran dianggap telah memperhitungkan faktor - faktor seperti
kenaikan harga barang dan upah tenaga kerja yang terjadi sesudah Perjanjian ditandatangani sampai pekerjaan
selesai.
5. Klaim hanya dapat diajukan dalam hal ada ketentuan resmi dari Pemerintah.

Pasal 37
ASURANSI

1. Penyedia Barang/Jasa wajib mengasuransikan Barang/Jasa Konstruksi yang nilai Perjanjian/Kontraknya lebih dari
Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) atau pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi untuk kepentingan
Pengguna Barang/Jasa dengan jenis asuransi antara lain Marine Cargo, Construction Assurance Risk
(CAR)/Erections Assurance Risk (EAR), Comprehensive Liability, Asuransi Tenaga Kerja sesuai dengan kebutuhan
dan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Ketentuan mengenai masa berlaku, nama tertanggung, syarat dan kondisi, obyek asuransi, harga pertanggungan,
dan ketentuan lainnya dapat diatur dalam Perjanjian/Kontrak.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa wajib meminta persetujuan tertulis kepada Pengguna
Barang/Jasa atas usulan Calon Penanggung (perusahaan asuransi) beserta konsep (draft) syarat-syarat dan kondisi
pertanggungan (asuransi) yang akan dituangkan dalam polis sesuai dengan ketentuan di dalam Perjanjian/Kontrak
dan Polis Asuransi wajib diserahkan kepada Pengguna Barang/Jasa selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja
setelah diberikan Persetujuan.

Pasal 38
PERPAJAKAN

1. Penyedia Barang/Jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap semua peraturan perundang-undangan
tentang pajak yang berlaku di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam Dokumen Penawaran.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 32


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang terjadi setelah pembukaan penawaran harus
dilakukan penyesuaian.
3. Penyedia Barang/jasa tidak diperkenankan memasukkan perhitungan Pajak dalam Surat Penawaran, kecuali Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 %.
4. Sesuai dengan Surat Deputy Direktur Perbendaharaan No.00232/547/DD.BDH/2004 berdasarkan KMK
No.563/KMK.03/2003, terhitung tanggal 13 Januari 2004, PT PLN (Persero) tidak lagi sebagai Wajib Pungut Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), kecuali pajak jasa.
5. Pajak-pajak lainnya sebagai akibat pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa, termasuk Asuransi
Barang.
6. Bea meterai yang timbul akibat dari seluruh pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/jasa.
7. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan perijinan kepada instansi terkait, maka untuk mempercepat
proses pengurusan pajak-pajak / ijin-ijin kepada instansi yang berwenang tersebut akan dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa.
8. Pembayaran untuk pajak-pajak tersebut dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Pasal 39
TATA CARA PEMBAYARAN

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tidak diberikan uang muka.


2. Setiap pembayaran harus dipotong denda (bila ada), pajak dan pungutan Pemerintah yang berlaku.
3. Untuk Perjanjian/Kontrak yang mempunyai subkontraktor, permintaan pembayaran kepada Pengguna
Barang/Jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh subkontraktor sesuai dengan kemajuan pekerjaan.
4. Pembayaran akan dilakukan dalam mata uang Rupiah dan di transfer ke Rekening Bank Penyedia Barang/jasa
(Bilyed Giro) yang telah ditentukan dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
5. Pembayaran dilakukan per tahap pekerjaan sesuai dengan progress pekerjaan.
6. Pembayaran dilakukan setelah Penyedia Barang/jasa mengajukan Surat Permohonan Permintaan Pembayaran
kepada PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat dengan dilampiri dokumen sebagai berikut :
a. Kwitansi rangkap 3 (tiga), 1 (satu) asli bermaterai 6.000,- dan 2 (dua) copy.
b. Faktur Pajak rangkap 3 (tiga), 1 (satu) asli dan 2 (dua) copy.
c. Surat Setoran Pajak (SSP) dan fotocopy PKP.
d. Copy surat perjanjian.
e. Copy Jaminan Pelaksanaan (bila dipersyaratkan dalam Kontrak).
f. Copy Inspection Quality Control (IQC) atau Berita Acara Hasil Pengujian atau Laporan Pengujian dari PT PLN
(Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan.
g. Copy Sertifikat Sistem Pengawasan Mutu atau Surat Rekomendasi Mutu dari PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi.
h. Surat Jaminan Barang sesuai masa garansi.
i. Berita Acara Comisioning Test yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
j. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak..
k. Berita Acara perhitungan dan pemotongan denda (bila ada) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
l. Laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilengkapi dengan dokumentasi.
7. Pengguna Barang/jasa PLN WP2B dapat menahan atau membatalkan sebagian atau keseluruhan pembayaran,
dalam hal Kegagalan Penyedia Barang/jasa memenuhi persyaratan-persyaratan dalam Surat Perjanjian/Kontrak.

Pasal 40
PENANDATANGANAN SURAT PERJANJIAN/KONTRAK

1. Pengguna dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep kontrak meliputi substansi, bahasa/redaksional,
angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen kontrak.
2. Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan.
3. Apabila Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk menolak/mengundurkan diri atau gagal untuk menandatangani
Perjanjian/Kontrak sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan yang dapat mempengaruhi jadwal pelaksanaan
pekerjaan, maka Pengguna Barang/Jasa membatalkan SPPBJ, jaminan penawaran Calon Penyedia Barang/Jasa
yang bersangkutan dicairkan dan disetorkan ke Kas PLN, dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 33


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

4. Pengguna Barang/Jasa dan Penyedia Barang/Jasa wajib memeriksa konsep Perjanjian/Kontrak meliputi substansi,
bahasa/redaksional, angka, dan huruf serta membubuhkan paraf pada lembar demi lembar dokumen
Perjanjian/Kontrak.
5. Penandatanganan Perjanjian/Kontrak dilakukan segera setelah penetapan Pemenang Pengadaan, kecuali apabila
ada alasan yang dapat diterima oleh Pengguna Barang/Jasa.
6. Jumlah dokumen Perjanjian/Kontrak dibuat sesuai kebutuhan sekurang-kurangnya 3 (Tiga) rangkap
Perjanjian/Kontrak asli, Perjanjian/Kontrak asli pertama untuk Pengguna Barang/Jasa dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa, dan Perjanjian/Kontrak asli kedua untuk Penyedia
Barang/Jasa dibubuhi materai pada bagian yang ditandatangani oleh Pengguna Barang/Jasa. Rangkap kontrak asli
lainnya tanpa dibubuhi materai.
7. Dokumen Perjanjian/Kontrak dapat digandakan/diperbanyak sesuai kebutuhan para pihak.
8. Segala biaya yang timbul dalam penyusunan dan penggandaan dokumen perjanjian/kontrak menjadi beban
Penyedia Barang/jasa.
9. Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh atau sebagian pekerjaan utama dengan
mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disub-kontrakkan kepada Penyedia
Barang/Jasa yang memiliki kompetensi dalam bidang tersebut dengan persetujuan Pengguna Barang/Jasa.
10. Setelah Perjanjian/Kontrak ditandatangani, dilakukan pemberitahuan kepada seluruh peserta pengadaan
mengenai penandatanganan Perjanjian/Kontrak dengan Pemenang Pengadaan. Pemberitahuan dapat dilakukan di
portal e_procurement PLN atau secara tertulis.

Pasal 41
ADENDUM/AMANDEMEN SURAT PERJANJIAN/KONTRAK

1. Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan Perjanjian/Kontrak.


2. Perubahan Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan atas kesepakatan bersama antara Pengguna Barang/Jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, namun tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang telah diatur dalam SK DIR PT PLN
(Persero) No.620.K/DIR/2013 beserta perubahannya.
3. Perubahan Perjanjian/Kontrak, bila dianggap perlu dapat dilakukan melalui persetujuan Value for Money
Committee.
4. Semua perubahan Perjanjian/Kontrak dituangkan dalam Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian/Kontrak.
5. Perubahan Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan meliputi :
a. Menambah dan/atau mengurangi volume/jenis pekerjaan yang tercantum dalam Perjanjian/Kontrak;
1) Apabila terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan pekerjaan dengan spesifikasi
teknis dan gambar yang ditetapkan dalam dokumen Perjanjian/Kontrak, maka Penyedia Barang/Jasa dan
Pengguna Barang/Jasa dapat melakukan perubahan (Addendum/Amandemen) Perjanjian/Kontrak yang
meliputi antara lain :
a) Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Perjanjian/Kontrak.
b) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
c) Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
2) Pekerjaan Tambah yang tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan, dengan ketentuan
nilainya tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam Perjanjian/Kontrak awal
maka pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional oleh Direksi Pekerjaan.
3) Dalam hal pekerjaan tambah melebihi 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
Perjanjian/Kontrak awal maka pekerjaan tambah tersebut harus didasarkan pada justifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional oleh Direksi Pekerjaan dan wajib mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Pengguna Barang/Jasa sebelum pelaksanaannya.
4) Perintah perubahan pekerjaan harus dibuat secara tertulis oleh Pengguna Barang/Jasa kepada Penyedia
Barang/Jasa, ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan
yang tercantum dalam dokumen Perjanjian/Kontrak.
b. Mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan;
c. Mengubah jadwal pelaksanaan (perpanjangan waktu pelaksanaan);
1) Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pengguna barang/jasa atas pertimbangan yang
layak dan wajar seperti :

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 34


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

a) Pekerjaan tambah;
b) Perubahan disain;
c) Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak Pengguna Barang/Jasa;
d) Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia Barang/Jasa;
e) Keadaan kahar (force majeur),
2) Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam Addendum/Amandemen
Perjanjian/Kontrak.
d. Adanya perubahan ketentuan /peraturan yang berlaku;
e. Adanya penyesuaian harga;
Penyesuaian harga adalah ketentuan mengenai perubahan harga Perjanjian/Kontrak akibat adanya perubahan
keadaan yang menimbulkan konsekuensi finansial yang sangat material dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian/Kontrak.
2) Dalam hal penyesuaian harga belum dicantumkan dalam Perjanjian/Kontrak, maka dapat dilakukan
kesepakatan penyesuaian harga yang hasilnya dituangkan dalam Addendum/Amandemen
Perjanjian/Kontrak, yang pelaksanaannya didasarkan pada justifikasi dan dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional.
3) Penyesuaian harga dapat diberlakukan bagi Perjanjian/Kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12
(dua belas) bulan.
4) Penyesuaian harga dapat diberlakukan untuk harga satuan dan/atau harga Perjanjian/Kontrak kecuali
komponen risiko, overhead dan keuntungan sebagaimana tercantum dalam penawaran.
5) Penyesuaian harga satuan diberlakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang tercantum dalam
Perjanjian/Kontrak atau Addendum/Amandemen. Bagian Perjanjian/Kontrak atau pekerjaan yang
terlambat dilaksanakan karena kesalahan Penyedia Barang/jasa, penyesuaian harga satuan dan nilai
Perjanjian/Kontrak menggunakan indeks harga sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan pada
Perjanjian/Kontrak awal.
6) Penyesuaian harga satuan bagi komponen pekerjaan yang berasal dari luar negeri dan dibayar dengan
valuta asing menggunakan indeks penyesuaian harga dari negara asal barang tersebut.
7) Rumusan penyesuaian harga satuan dan nilai Perjanjian/kontrak berdasarkan Surat Edaran Direksi PT PLN
(Persero) nomor 0003.E/DIR/2014 tanggal 18 Juni 2014 beserta perubahannya.
6. Prosedur pembuatan Addendum/Amandemen/Memorandum Perjanjian/Kontrak dilakukan sebagai berikut :
a. Pengguna Barang/Jasa segera memberikan perintah tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan
perubahan Perjanjian/Kontrak, atau Penyedia Barang/Jasa mengusulkan perubahan Perjanjian/Kontrak ke
Pengguna Barang/Jasa;
b. Penyedia Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari Pengguna Barang/Jasa dan
mengusulkan perubahan harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
c. Pengguna Barang/Jasa harus memberikan tanggapan atas usulan perubahan Perjanjian/Kontrak dari Penyedia
Barang/Jasa selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari;
d. Atas usulan perubahan Perjanjian/Kontrak, dilakukan negosiasi teknis dan harga dan dibuat berita acara hasil
negosiasi;
e. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.

Pasal 42
PENGAWASAN ATAU PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Pengawasan adalah ketentuan tentang kewenangan Pengguna Barang/Jasa melakukan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak Penyedia
Barang/Jasa.
2. Apabila diperlukan oleh Pengguna Barang/Jasa karena Pengguna Barang/Jasa tidak dapat melakukan pemeriksaan
atau pengawasan, maka Pengguna Barang/Jasa dapat memerintahkan kepada pihak ketiga untuk melakukan
pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang dilaksanakan oleh
Penyedia Barang/Jasa.
3. Hasil pemeriksaan pekerjaan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila hasil pemeriksaan pekerjaan
bersama mengakibatkan perubahan isi Perjanjian/Kontrak (spesifikasi teknis, gambar, jenis pekerjaan, kuantitas),
maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam perintah perubahan Perjanjian/Kontrak yang ditindaklanjuti
dengan pembuatan Addendum/Amandemen Perjanjian/Kontrak.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 35


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

4. Selanjutnya pemeriksaan pekerjaan bersama dilaksanakan selama periode waktu pelaksanaan pekerjaan untuk
menetapkan kuantitas hasil pekerjaan yang akan dibayarkan.

Pasal 43
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PENUTUPAN PERJANJIAN/KONTRAK

1. Serah Terima Pekerjaan :


a. Barang/jasa harus diserahkan lengkap sesuai lokasi yang ditentukan dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
b. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dengan hasil Comissioning Test baik dan aman, maka Penyedia
Barang/Jasa dapat mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pengguna Barang/jasa untuk penyerahan
pekerjaan.
c. Pengguna Barang/Jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia
Barang/Jasa. Bilamana terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa
wajib memperbaiki/menyelesaikannya.
d. Jaminan pelaksanaan berlaku sejak Surat Perjanjian/Kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak sampai
dengan 30 hari setelah masa pelaksanaan Perjanjian/Kontrak berakhir (Serah Terima Pekerjaan Akhir atau Final
Acceptance Certificate (FAC)).
2. Penutupan Perjanjian/Kontrak :
a. Pengguna barang/jasa mengkaji dan mengkonfirmasi kegiatan berdasarkan checklist penutupan
Perjanjian/Kontrak atau mengisi formulir penilaian kinerja Penyedia Barang/Jasa.
b. Mempersiapkan laporan kinerja Perjanjian/Kontrak final, yang dilakukan Wakil Pengguna dan Pejabat
Perencana Pengadaan, termasuk lessons learned. Laporan ini, jika dipandang perlu, dapat diberikan kepada
Penyedia Barang/Jasa untuk pembelajaran.
c. Melakukan penyelesaian keuangan.
d. PLN mengembalikan jaminan pelaksanaan kepada Penyedia Barang/jasa.
e. Mencatat dan menyelesaikan kewajiban para pihak yang masih tersisa.
f. Sebelum Perjanjian/Kontrak ditutup, segala macam barang dan peralatan PLN yang dipergunakan oleh
Penyedia Barang/Jasa harus dikembalikan kepada PLN. Pengembalian barang dan peralatan PLN harus
dibuatkan Berita Acara Penyerahan.

Pasal 44
PEMUTUSAN PERJANJIAN/KONTRAK

1. Pemutusan Perjanjian/Kontrak adalah ketentuan mengenai kapan Perjanjian/Kontrak dapat diputuskan, dibagi dua
yaitu :
a. Pemutusan Perjanjian/Kontrak oleh pihak Penyedia Barang/Jasa.
b. Pemutusan Perjanjian/Kontrak oleh pihak Pengguna Barang/Jasa.
2. Penghentian, Pemutusan dan Pengakhiran Perjanjian/Kontrak dapat dilakukan apabila, mana yang terjadi lebih
dahulu :
a. Kesepakatan secara tertulis Para Pihak.
b. Pengakhiran secara sepihak oleh salah satu Pihak akibat adanya wanprestasi dari pihak lainnya.
c. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan yaitu pada saat selesainya masa pelaksanaan kontrak atau sampai dengan
jangka waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, termasuk telah diselesaikannya hak dan kewajiban para
pihak sesuai ketentuan dalam Perjanjian/Kontrak.
d. Adanya putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, yang menyatakan Perjanjian/Kontrak
berakhir.
e. Penghentian Perjanjian/Kontrak (suspension of contract) dalam hal terjadi peristiwa yang berada di luar
kekuasaan para pihak yang mengakibatkan para pihak tidak mungkin melaksanakan kewajiban yang ditentukan
dalam Perjanjian/Kontrak yang disebabkan oleh Keadaan Kahar (Force Majeure) atau keadaan yang ditetapkan
dalam Perjanjian/Kontrak.
f. Pemutusan Perjanjian/Kontrak (termination of contract) dalam hal para pihak tidak memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam Perjanjian/Kontrak.
g. Pengguna Barang/Jasa dapat memutuskan Perjanjian/Kontrak secara sepihak, apabila denda keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan akibat kesalahan Penyedia Barang/Jasa sudah melampaui besarnya Jaminan
Pelaksanaan atau maksimum denda keterlambatan, setelah memberikan peringatan ketiga atas keterlambatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 36


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

pelaksanaan Perjanjian/Kontrak atau apabila Penyedia Barang/Jasa tidak bersedia memperpanjang jaminan
pelaksanaan.
h. Pemutusan Perjanjian/Kontrak yang disebabkan oleh kesalahan Pengguna Barang/Jasa, dikenakan sanksi
berupa kewajiban mengganti kerugian yang menimpa Penyedia Barang/Jasa sesuai yang ditetapkan dalam
Perjanjian/Kontrak dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
i. Dalam hal terbukti adanya praktek persekongkolan, korupsi, kecurangan dan pemalsuan dalam proses
pengadaan/pelaksanaan Perjanjian/Kontrak, Pengguna Barang/Jasa wajib membatalkan proses pengadaan dan
memutuskan pelaksanaan Perjanjian/Kontrak.

Pasal 45
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Sanksi atau denda yang diberikan kepada pihak Penyedia Barang/Jasa jika terjadi keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan dari batas waktu yang telah ditentukan sesuai yang diatur dalam Surat Perjanjian/Kontrak.
2. Denda Keterlambatan tersebut akan langsung dikurangi dari nilai tagihan Penyedia Barang/jasa.
3. Besarnya denda keterlambatan kepada Penyedia Barang/Jasa atas keterlambatan menyelesaikan pekerjaan adalah
1 ‰ (satu per seribu) dari harga Perjanjian/Kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan nilai maksimum 5%
(lima per seratus) dari harga Perjanjian/Kontrak atau sebesar nilai Jaminan Pelaksanaan dari harga
Perjanjian/Kontrak.
4. Apabila denda maksimum 5% (lima perseratus) telah tercapai dan sudah melampaui besarnya jaminan
pelaksanaan, Pemberi Tugas dapat memutuskan perjanjian setelah memberikan surat peringatan pertama sampai
dengan surat peringatan ketiga.
5. Apabila denda maksimum dan surat peringatan ketiga telah tercapai dan pelaksana pekerjaan belum dapat
menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka pemberi tugas dapat melakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak
dan mengalihkan tugas kepada pihak lain dan segala kerugian yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa serta Jaminan pelaksanaan di cairkan oleh Pengguna barang/jasa, dan dapat dikenakan sanksi daftar
hitam (Black list) yaitu berupa larangan untuk mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa di PLN selama 2 (dua)
tahun kalender.
6. Perhitungan sanksi atau denda keterlambatan tidak berlaku apabila akibat yang disebabkan oleh keadaan kahar
(force majeur).

Pasal 46
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Pengguna barang/jasa dan Penyedia Barang/Jasa sepakat bahwa setiap dan semua perselisihan yang timbul
sebagai akibat dari penafsiran dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini harus diberitahukan dan disampaikan secara
tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya tentang permasalahan perselisihan yang timbul.
2. Pemberitahuan dari pihak lainnya sebagaimana disebut ayat (1) pasal ini akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penerimaan pemberitahuan yang
disampaikan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnnya.
3. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tercapai kesepakatan oleh Pengguna barang/jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, maka dibuatkan berita acaranya yang ditandatangani oleh Pengguna barang/jasa dan
Penyedia Barang/Jasa, dan jika dianggap perlu oleh Pengguna barang/jasa dan Penyedia Barang/Jasa dilakukan
addendum Perjanjian ini.
4. Apabila penyelesaian perselisihan pendapat dengan cara musyawarah sebagaimana tersebut ayat (2) Pasal ini
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat, maka Pengguna barang/jasa dan Penyedia
Barang/Jasa sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan pendapat tersebut kepada Badan Arbitrase
Nasional Indonesia (BANI) sesuai dengan tatacara dan peraturan yang berlaku di BANI dan keputusannya bersifat
final dan mengikat.
5. Sebelum mendapat keputusan yang bersifat final dan mengikat dari BANI, Pengguna barang/jasa dan Penyedia
Barang/Jasa wajib melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan pengaturan dalam Kontrak Perjanjian.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 37


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

BAB VII
PENUTUP

Bila terdapat keragu-keraguan dalam ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam RKS, maka Peserta Pengadaan dapat
menanyakan kepada Pejabat Pelaksana Pengadaan pada saat diadakan Rapat Penjelasan. Hasil dari Rapat penjelasan
pengadaan akan dicantumkan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan, dan hal-hal yang tidak ditanyakan pada saat rapat
penjelasan dianggap penyedia barang dan jasa telah mengetahui betul maksud serta tujuan yang terangkum dam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Hal-hal yang belum tercantum dalam dokumen pelelangan ini, akan dilaksanakan menurut kelaziman, normalisasi dan
ketentuan/peraturan yang berlaku dan akan diatur dalam suatu Addendum atau dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan yang akan merupakan bagian yang mengikat dan tidak terpisahkan dari dokumen ini.
Demikian Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini di buat untuk dapat dipakai sebagai bahan pedoman bersama demi
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

Jayapura, 26 Juni 2015

Disusun Oleh ;

Wakil Pengguna Barang/Jasa Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa


PT PLN (Persero) Wilayah Papua & Papua Barat PT PLN (Persero) Wilayah Papua & Papua Barat

JONNIUS SITANGGANG RACHMAT NUR


Deputi Manajer Operasi dan Pemeliharaan Distribusi Plt. Pejabat Perencana Pengadaan

Disahkan Oleh :

Pengguna Barang/Jasa
PT PLN (Persero) Wilayah Papua & Papua Barat

EDYSON RAJAGUKGUK
Manajer Teknik

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 38


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

LAMPIRAN

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 39


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 1 Contoh - PAKTA INTEGRITAS untuk Calon Penyedia Barang/Jasa

KOP PERUSAHAAN

PAKTA INTEGRITAS

Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pembangunan Jaringan Interkoneksi Powergen-GH Aimas lokasi PT PLN (Persero) Area Sorong, maka untuk
mewujudkan Pengadaan Barang/Jasa di PLN yang efisien, efektif, kompetitif, transparan, akuntabel, adil dan wajar
maka saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya :
1. Akan mentaati peraturan tentang Pedoman Umum Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan PT PLN (Persero), dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengadaan barang/jasa.
2. Tidak akan melakukan persekongkolan/pengaturan/kerjasama/saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak
langsung diantara Pengguna Barang/Jasa, Wakil Pengguna Barang/Jasa, Pejabat Perencana Pengadaan, Pejabat
Pelaksana Pengadaan, Value For Money Committee, pihak lain di internal PLN yang terkait dan para Calon
Penyedia Barang/Jasa lain untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat.
3. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak.
4. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan (conflict of interest) para pihak yang terkait
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa, baik langsung maupun tidak langsung, yang merugikan kepentingan
Pengguna Barang/Jasa PT PLN (Persero).
5. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan
pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan.
6. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan
berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan
Barang/Jasa.
7. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

..................., …………………………………… 20.....


PT/CV/Firma/Konsorsium …………………………………….

Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Direktur

Catatan :
Cantumkan tanda tangan dan nama wakil sah penyedia barang/jasa perseorangan. Jika kemitraan maka cantumkan
tandatangan dan nama setiap anggota kemitraan.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 40


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 2 Contoh - Surat Penyataan Minat

KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN MINAT


UNTUK MENGIKUTI PENGADAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN JARINGAN INTERKONEKSI POWERGEN – GH AIMAS


LOKASI
PT PLN (PERSERO) WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT
AREA SORONG

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : … … … … … … … … … … … … ... ... … … … … …
Jabatan : … … … … … … … … … … … … ... ... … … … … 1)
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/Konsorsium … … … … … … … … … ...
dan atas nama
Alamat : … … … … … … … … … … … … … … … … … ... ...
No. Telpon/Fax : … … … … … … … … … … … … … … … … … ... ...
Email : … … … … … … … … … … … … … … … … … ... ...

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa setelah mengetahui pengadaan yang akan dilaksanakan oleh PT PLN (Persero)
Wilayah Papua Dan Papua Barat Tahun Anggaran 2015, maka dengan ini saya menyatakan berminat untuk mengikuti
proses pengadaan Pekerjaan “Pembangunan Jaringan Interkoneksi Powergen-GH Aimas lokasi PT PLN (Persero) Area
Sorong” sampai dengan selesai.
Demikianlah pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaraan dan rasa tanggung jawab.

… … ……, … … … … … .2015
PT/CV/Firma/Konsorsium … … … ...
Materai
Rp. 6.000,-
Tanggal
dan cap
perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

1) Pemimpin / Direktur Utama Perusahaan atau penerima kuasa dari Direktur Utama yang nama kuasanya tercantum
dalam akta pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang
dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 41


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 3 Contoh - Daftar susunan pemilikan modal dan susunan pengurus

KOP PERUSAHAAN

DAFTAR SUSUNAN KEPEMILIKAN MODAL/SAHAM

No. Nama No. KTP Alamat Prosentase


1. ......................................... ................................. ........................ %
2. ......................................... ................................. ........................ %
3. ......................................... ................................. ........................ %
Dst

DAFTAR SUSUNAN PENGURUS

1. Komisaris
No. Nama No. KTP Jabatan dalam perusahaan
1. ......................................... ................................. ....................................................
2. ......................................... ................................. ....................................................
3. ......................................... ................................. ....................................................
dst

2. Direksi/Penanggungjawab/Pengurus Perusahaan/Penerima Kuasa


No. Nama No. KTP Jabatan dalam perusahaan
1. ......................................... ................................. ....................................................
2. ......................................... ................................. ....................................................
3. ......................................... ................................. ....................................................
Dst

..................., …………………………………… 20.....


PT/CV/Firma/Konsorsium …………………………………….

Materai
Rp. 6.000,-
Tanda
Tangan
Dan Cap
Perusahaa
n
(Nama Jelas)
Direktur

Catatan :
Cantumkan tanda tangan dan nama wakil sah penyedia barang/jasa perseorangan. Jika kemitraan maka cantumkan
tandatangan dan nama setiap anggota kemitraan.

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 42


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 4 Contoh - Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen

KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN KEBENARAN DOKUMEN

Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pembangunan Jaringan Interkoneksi Powergen-GH Aimas lokasi PT PLN (Persero) Area Sorong.

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh data yang saya berikan dalam dokumen penawaran dan dokumen
pendukung lainnya adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.
Apabila dikemudian hari diketahui data atau dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya
bersedia dikenakan sanksi administrasi yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan
ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab.

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma/Koperasi/......

Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 43


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 5 Contoh - Surat Pernyataan Tidak Keberatan Pelelangan Batal Atau Gagal

KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN
TIDAK KEBERATAN PELELANGAN BATAL ATAU GAGAL

Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pembangunan Jaringan Interkoneksi Powergen-GH Aimas lokasi PT PLN (Persero) Area Sorong.

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


1. Saya/Perusahaan saya bersedia menerima semua hasil keputusan PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua
Barat atas proses pelelangan ini.
2. Saya/Perusahaan saya tidak akan menuntut secara hukum apabila pelelangan ini dinyatakan BATAL atau GAGAL
oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab.

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma/Koperasi/......

Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 44


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 6 Contoh - Surat Pernyataan Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut atau
tidak dinyatakan pailit

KOP PERUSAHAAN

SURAT PERNYATAAN

Dalam rangka proses pelelangan yang dilaksanakan oleh PT PLN (Persero) Wilayah Papua dan Papua Barat yaitu
Pembangunan Jaringan Interkoneksi Powergen-GH Aimas lokasi PT PLN (Persero) Area Sorong.

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
Bertindak untuk dan atas nama : PT/CV/Firma/Koperasi/Perorangan.........................................
Alamat : .................................................................................................
No. Telepon/Fax : .................................................................................................
Email : .................................................................................................

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


1. Saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak berdasarkan surat ....................
(sesuai akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas Nomor Akta
Pendirian/perubahan/surat kuasa dan tanggalnya);
2. Saya/Perusahaan saya tidak sedang dinyatakan pailit atau atau kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan atau
tidak sedang menjalani sanksi pidana atau sedang dalam pengawasan pengadilan;
3. Saya tidak pernah dihukum berdasarkan putusan pengadilan atas tindakan yang berkaitan dengan kondite
profesional saya;
4. Data-data saya/perusahaan saya adalah terlampir.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa tanggungjawab. Apabila dikemudian hari
data/dokumen yang disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya bersedia dikenakan sanksi administrasi
yaitu dimasukkan dalam Daftar Hitam (black list) PLN dan tidak diperkenankan ikut serta dalam Pengadaan Barang/Jasa
di PLN dalam jangka waktu 2 (dua) tahun serta sanksi perdata dan pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma/Koperasi/......

Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 45


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 7 Contoh - Surat Penawaran Harga


KOP PERUSAHAAN

Nomor : .............., .................... 2015


Lampiran : 1 (Satu) Set Kepada Yth.
Perihal : Penawaran Harga
PEJABAT PELAKSANA PENGADAAN
PT. PLN (PERSERO) WIL. PAPUA DAN PAPUA BARAT

Di –
JAYAPURA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ...........................................................
Jabatan : ...........................................................
Bertindak untuk : PT/CV/Firma ......................................
Dan atas nama
Alamat : ...........................................................
No. Telepon/Fax : ...........................................................
Email : ...........................................................

Dengan ini menyatakan :


1. Tunduk pada ketentuan–ketentuan pengadaan barang/jasa yang termuat dalam :
- Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 620.K/DIR/2013 tanggal 03 Oktober 2013 beserta
perubahannya,
- Edaran Direksi PT PLN (Persero) No.0003.E/DIR/2014 tanggal 18 Juni 2014 beserta
perubahannya,
- Dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2. Bersedia dan sanggup melaksanakan pekerjaan “Pembangunan Jaringan Interkoneksi
Powergen-GH Aimas lokasi PT PLN (Persero) Area Sorong” sesuai dengan syarat – syarat
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan (RKS) Nomor 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015
tanggal 26 Juni 2015.
Dengan total harga penawaran sebesar : Rp. ...................................................,-
Terbilang ( ......................................................................................................................)
Rincian penawaran harga tersebut diatas sudah termasuk PPN 10% seperti yang terlampir
pada surat penawaran ini.
3. Penawaran tersebut mengikat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal pembukaan surat penawaran.
4. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 90 (Sembilan Puluh) hari kalender terhitung sejak
tanggal perjanjian ditandatangani oleh Penyedia Barang/jasa dan Pengguna Barang/jasa.

Terlampir kami sampaikan data kelengkapan dokumen penawaran.

PT/CV/Firma...........................................
Materai
Rp. 6.000,-
Tanda Tangan
Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 46


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Lampiran 8 Bill Of Quantity

BILL OF QUANTITY

Nama Pekerjaan : Pembangunan Jaringan Interkoneksi Powergen-GH Aimas


Lokasi : PT. PLN (Persero) Area Sorong

Jumlah Harga
No. Uraian Material Volume Stn Total Harga
Material Jasa

1 Pemasangan MVTIC Interkoneksi Powergen-GH Aimas 4,42 Kms Penawaran Penawaran Penawaran

2 Pemasangan Underbuild SUTM AAACS Interkoneksi Powergen-GH Aimas 7,8 Kms Penawaran Penawaran Penawaran

3 Jasa Pengiriman Material MVTIC 150 mm2 PLN Area Sorong (Jayapura-Sorong) 4641 Meter Penawaran Penawaran Penawaran

4 Pemasangan SKTM dan Kubikel Interkoneksi Powergen-GH Aimas 0,12 Kms Penawaran Penawaran Penawaran

Terbilang : Jumlah Penawaran Penawaran Penawaran


PPN 10 % Penawaran Penawaran Penawaran
...................................................................... Jumlah Total Penawaran Penawaran Penawaran
Pembulatan Penawaran Penawaran Penawaran

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 47


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Nama Pekerjaan 1 : Pemasangan MVTIC Interkoneksi Powergen-GH Aimas


Lokasi : PT. PLN (Persero) Area Sorong

Harga Satuan Jumlah Harga


No. Uraian Material Volume Stn Total Harga
Material Jasa Material Jasa

I Pekerjaan Pemasangan
A Material Utama / MDU
1 Kabel MVTIC 3 x 150 mm2 4641 mtr PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
2 Tiang Besi 12 mtr 200 daN 30 btg PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
3 Tiang Besi 13 mtr 350 daN 4 btg PLN ( Ex ) Penawaran PLN ( Ex ) Penawaran Penawaran
4 Isolator Tumpu 20 kV 36 unit PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
5 Lightning Arrester 20 kV - 10 kA 12 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran

B Material Pelengkap / Non MDU


1 Konstruksi Tiang Gantung (CTM 1) 76 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
2 Konstruksi Tiang Tarikan (CTM 4) 9 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
3 Konstruksi Tiang Ujung (CTM 5) 4 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
4 Konstruksi Sambungan
- Terminating Out Door 3x1 core 150-240 mm2 12 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Traves 2 mtr - UNP 8/10-5 mm 12 btg Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
5 Pentanahan LA
- Kawat BC 50 mm2 24 mtr Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Stainless steel strip + stoping buckle 4 mtr Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Pipa Galvanise ( pelindung ) 1/4" 2 btg Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Elektroda batang 1,5 mtr 3/4" 2 btg Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
6 Joint Sleeve 36 bh Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
7 Pondasi Tiang 34 ttk Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
8 Pembersihan lokasi / Perampalan 4,5 kms - Penawaran - Penawaran Penawaran

II Transportasi
1 Pengangkutan Material dari Gudang ke 5 ls - Penawaran - Penawaran Penawaran
Lokasi

Terbilang : Jumlah Penawaran Penawaran Penawaran


PPN 10 % Penawaran Penawaran Penawaran
............................................................. Jumlah Total Penawaran Penawaran Penawaran
Pembulatan Penawaran Penawaran Penawaran

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma...........................................
Materai Rp. 6.000,-
Tanda Tangan Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 48


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Nama Pekerjaan 2 : Pemasangan Underbuild SUTM AAACS Interkoneksi Powergen-GH Aimas


Lokasi : PT. PLN (Persero) Area Sorong

Harga Satuan Jumlah Harga


No. Uraian Material Volume Stn Total Harga
Material Jasa Material Jasa

I Pekerjaan Pemasangan
A Material Utama / MDU
1 Tiang Besi 13 Meter 350 daN 5 btg PLN ( Ex ) Penawaran PLN ( Ex ) Penawaran Penawaran
2 Tiang Besi 12 Meter 200 daN 1 btg PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
3 Underbuild konstruksi M14 1 set *) - *) - -
4 Underbuild konstruksi M5 133 set *) - *) - -
5 Underbuild konstruksi M6 3 set *) - *) - -
6 Underbuild konstruksi M7 19 set *) - *) - -
7 Underbuild konstruksi M8 1 set *) - *) - -
8 Underbuild konstruksi M16 2 set *) - *) - -
9 Kawat AAACS 150 mm² 24570 mtr PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
10 Isolator tumpu 20 KV 451 bh PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
11 Isolator tarik 20 kV 150 bh PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran

B Material Pelengkap / Non MDU


1 Cros arm clevis+baut u/isolator tarik 20 kV 150 bh Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
2 Al bending wire 451 mtr Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
3 Joint Sleeve 72 bh Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
4 Travers 2,0 mtr UNP 8-5 mm 201 btg Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- U Bolt 133 bh Penawaran - Penawaran - Penawaran
- Double arm bolt M15-350 mm 125 bh Penawaran - Penawaran - Penawaran
- Arm band type I 135 bh Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Arm band type II 24 bh Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Brace besi L 50x50x5x1000 mm2+ bolt M16-50mm183 btg Penawaran - Penawaran - Penawaran
5 Pentanahan LA
- Kawat BC 50 mm2 24 mtr Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Stainless steel strip + stoping buckle 4 mtr Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Pipa Galvanise ( pelindung ) 1/4" 2 btg Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
- Elektroda batang 1,5 mtr 3/4" 2 btg Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
6 Tanda kilat kecil 20 kV 6 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
7 Penghalang Panjat 6 ttk Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
8 Pembersihan lokasi / Perampalan 7,8 kms - Penawaran - Penawaran Penawaran
9 Pondasi Tiang 162 ttk Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran

II Transportasi
1 Pengangkutan Material 10 Ls - Penawaran - Penawaran Penawaran

Terbilang : Jumlah Penawaran Penawaran Penawaran


PPN 10 % Penawaran Penawaran Penawaran
............................................................. Jumlah Total Penawaran Penawaran Penawaran
Pembulatan Penawaran Penawaran Penawaran

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma...........................................
Materai Rp. 6.000,-
Tanda Tangan Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 49


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Nama Pekerjaan 3 : Jasa Pengiriman Material MVTIC 150 mm2 PLN Area Sorong (Jayapura-Sorong)
Lokasi : PT. PLN (Persero) Area Sorong

Harga Satuan Jumlah Harga


No. Uraian Material Volume Stn Total Harga
Material Jasa Material Jasa

I Pengepakan
Pembuatan peti
1 Balok kayu besi 5/10 200 Btg 4 m3 Penawaran - Penawaran - Penawaran
2 Balok kayu Matoa 5/10 100 Btg 2 m4 Penawaran - Penawaran - Penawaran
3 Papan kayu besi 2,5/20 100 Lembar 1 m5 Penawaran - Penawaran - Penawaran
4 Mur Baut Ring 15 - 17 " 15 cm 256 Bh Penawaran - Penawaran - Penawaran
5 Paku campur 30 Kg Penawaran - Penawaran - Penawaran
6 Ongkos tukang 16 Peti - Penawaran - Penawaran Penawaran

II Transportasi/Ekspedisi
1 PLTD Waena - Pelabuhan Jayapura 16 Peti - Penawaran - Penawaran Penawaran
2 Pelabuhan Jayapura - Pelabuhan Sorong 16 Peti - Penawaran - Penawaran Penawaran
3 Pelabuhan Sorong - Gudang Sorong 16 Peti - Penawaran - Penawaran Penawaran

Terbilang : Jumlah Penawaran Penawaran Penawaran


PPN 10 % Penawaran Penawaran Penawaran
............................................................. Jumlah Total Penawaran Penawaran Penawaran
Pembulatan Penawaran Penawaran Penawaran

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma...........................................
Materai Rp. 6.000,-
Tanda Tangan Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 50


Tanggal : 26 Juni 2015
PT PLN (PERSERO)
WILAYAH PAPUA DAN PAPUA BARAT

Nama Pekerjaan 4 : Pemasangan SKTM dan Kubikel Interkoneksi Powergen-GH Aimas


Lokasi : PT. PLN (Persero) Area Sorong

Harga Satuan Jumlah Harga


No. Uraian Material Volume Stn Total Harga
Material Jasa Material Jasa

I Pekerjaan Pemasangan
A Material Utama / MDU
1 Kabel tanah NA2XSY 20 kV 1 x 240 mm2 360 mtr PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
2 Terminating indoor 240 mm2 1 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
3 Terminating indoor 240 mm2 type AB (GH Aimas) 1 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
4 Terminating Outdoor 240 mm2 2 set Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran Penawaran
5 Kubikel CB Outgoing 16 kA, 630A, 24 kV, 125 kV 1 Cell PLN Penawaran PLN Penawaran Penawaran
Operating Mechanisme Motorized 110 V dc,
- Relay Over Current, Ground fault dan Thermal (Digital)
- Earthing Switch
- CT 200-400 / 5-5 A
- Fully insulated
Power meter digital kl.0.5 / 5P10

II Transportasi
1 Pengangkutan Material 5 ls - Penawaran - Penawaran Penawaran

Terbilang : Jumlah Penawaran Penawaran Penawaran


PPN 10 % Penawaran Penawaran Penawaran
Jumlah Total Penawaran Penawaran Penawaran
Pembulatan Penawaran Penawaran Penawaran

................., ............................... 20......


PT/CV/Firma...........................................
Materai Rp. 6.000,-
Tanda Tangan Dan Cap
Perusahaan

(Nama Jelas)
Jabatan

RKS Nomor : 045.RKS/DAN.01.03/WP2B/2015 51


Tanggal : 26 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai