Anda di halaman 1dari 42

INSTRUKSI DAN KETENTUAN PELAKSANAAN PEMILIHAN (IKPP)

PT PERTAMINA LUBRICANTS

PEKERJAAN:

PENGADAAN PERBAIKAN SARFAS DAN PENGGANTIAN ATAP DRUM


SHELTER DI DSP BELAWAN

Nomor : IKPP – 054 /PL3100/2021-S7


Tanggal : 12 November 2021

Menyetujui
Pjs. Vice President General Affairs

Reni Kartika

FUNGSI PROCUREMENT (PENGADAAN)


PT PERTAMINA LUBRICANTS
JAKARTA
INSTRUKSI DAN KETENTUAN PELAKSANAAN PEMILIHAN
PENGADAAN BARANG/JASA

Kata Pengantar

Fungsi Distribution PT Pertamina Lubricants sebagai Fungsi Peminta Pengadaan (FPP) merencanakan
kebutuhan Pengadaan Perbaikan Sarfas dan Penggantian Atap Drum Shelter di DSP Belawan dan
memberi kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa yang mempunyai kualifikasi dan klasifikasi yang
sesuai syarat-syarat dan spesifikasi yang tercantum dalam Dokumen Tender Barang/Jasa untuk turut
serta dalam Pekerjaan ini.

Bertindak sebagai Penanggung Jawab Kontrak Pengadaan Barang/Jasa ini adalah Vice President
Distribution.

BAB I
PENJELASAN ADMINISTRASI

Pasal – 1
Dasar Pelaksanaan

Proses Pengadaan Barang/Jasa ini dilaksanakan mengacu kepada buku:


1. Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa PT Pertamina Lubricants No. A-001/PL3100/2018-S0 Rev. 0
tanggal 01 Agustus 2018.
2. Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa PT Pertamina (Persero) No. A5-001/I00100/2019-S9 Rev. 0
tanggal 01 Agustus 2019.

Pasal – 2
Definisi-definisi

Dalam Dokumen Instruksi dan Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa ini yang
dimaksud dengan:
1. Anak Perusahaan Pertamina adalah Perusahaan yang :
a. Lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh PT Pertamina (Persero); atau
b. Lebih dari 50% suara dalam RUPS-nya dikuasai oleh PT Pertamina
c. Jalannya Perusahaan, pengangkatan, pemberhentian Direksi dan Komisaris dikendalikan
oleh PT Pertamina (Persero)
2. Bidder List adalah daftar Calon Peserta Pemilihan yang mendaftar mengikuti proses Pemilihan
Penyedia.
3. Contractor Safety Management System (CSMS) adalah sebagaimana definisi dalam STK
terkait Contractor Safety Management System (CSMS) di lingkungan Pertamina.
4. Dokumen Tender adalah Dokumen yang terdiri dari Dokumen Instruksi dan Ketentuan
Pelaksanaan Pemilihan (IKPP) serta Rancangan Kontrak (yang antara lain berisi Lingkup Kerja).
5. Fungsi Procurement (Pengadaan) adalah fungsi di lingkungan Organisasi Pertamina yang bertugas
melaksanakan perencanaan kebutuhan material stock dan/atau Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
serta penerimaan Barang dalam Kontrak pengadaan Barang.
6. Instruksi dan Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan (IKPP) adalah bagian dari Dokumen Tender yang
antara lain berisi ketentuan penyampaian dokumen penawaran, persyaratan lain di luar persyaratan
kualifikasi khusus dan persyaratan lain di luar yang telah ditetapkan oleh Fungsi Peminta Pengadaan
(FPP), dll.
7. Metode Evaluasi Harga adalah evaluasi berdasarkan Penawaran Harga terendah dari Penyedia
Barang/Jasa yang memenuhi Penilaian Teknis minimal (passing grade) yang dipersyaratkan
dalam Pengadaan Barang/Jasa.

Halaman 2
8. Pelaksana Kontrak adalah Penyedia Barang/Jasa yang telah ditunjuk oleh Perusahaan sebagai
Pelaksana Pekerjaan dan telah menandatangani Kontrak untuk melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diatur dalam Kontrak.
9. Pemberi Tugas Pekerjaan adalah PT Pertamina Lubricants yang berkedudukan di Jakarta dengan
alamat Jl. MH Thamrin Kav. 55 Gedung Oil Center Jakarta Pusat.
10. Pemenang adalah Penyedia Barang/Jasa Pengadaan Barang/Jasa yang secara tertulis
dinyatakan memenangkan pengadaan ini oleh Fungsi Procurement (Pengadaan).
11. Pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang untuk selanjutnya disebut Pemilihan Penyedia adalah bagian
dari kegiatan Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan dalam rangka memilih Pelaksana Kontrak.
12. Penyedia Barang/Jasa adalah Orang Perorangan atau Badan Usaha yang berbentuk
Perusahaan Dalam Negeri/Perusahaan Nasional/Perusahaan Asing yang kegiatan usahanya
menyediakan Barang/Jasa dan telah memiliki perizinan yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan usahanya tersebut.
13. Perusahaan adalah PT Pertamina Lubricants yang merupakan salah satu Anak Perusahaan PT
Pertamina (Persero).
14. Post bidding adalah tindakan mengubah, menambah, dan mengurangi dokumen penawaran
oleh Peserta Pemilihan.
15. Prakualifikasi adalah proses penilaian kualifikasi yang dilakukan sebelum pemasukkan
penawaran.
16. Surat Keterangan Teregistrasi (SKT) adalah surat keterangan yang diberikan kepada Penyedia
Barang/Jasa apabila lulus tahapan Registrasi.
17. Surat Penawaran Administrasi adalah surat berisikan persyaratan administrasi sesuai dengan
yang disyaratkan dalam Dokumen Tender ini, yang ditujukan kepada Fungsi Procurement
(Pengadaan).
18. Surat Penawaran Teknis adalah surat berisikan persyaratan teknis sesuai dengan yang
disyaratkan dalam Dokumen Tender ini, yang ditujukan kepada Fungsi Procurement
(Pengadaan).
19. Surat Penawaran Komersial adalah surat berisikan jumlah penawaran harga berikut rinciannya
sesuai dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Tender ini, yang ditujukan kepada Fungsi
Procurement (Pengadaan).

Pasal – 3
Persyaratan Penyedia Barang/Jasa

1. Penyedia Barang/Jasa yang dapat diikutsertakan adalah Penyedia Barang/Jasa terdaftar


dalam daftar penyedia teregistrasi (DPT) yang memiliki SKT PT Pertamina (Persero), yaitu
Perusahaan Joint Venture, Konsorsium, Joint Operation, Anak Perusahaan/Perusahaan
Terafiliasi Pertamina dan/atau BUMN/Anak Perusahaan BUMN/Perusahaan Terafiliasi BUMN
yang sesuai dengan bidangnya, Pabrik, Bengkel, Agen Tunggal/Agen/Distributor, Ahli Khusus,
UKM, Koperasi, Usaha Perorangan, Lembaga Ilmiah/Pendidikan/Penelitian Negeri/Swasta dan
Lembaga/Badan Pemerintah sejenisnya, Lembaga Nirlaba/Non Profit serta Lembaga lainnya
yang ditetapkan Pemerintah.
2. Dilarang ikut serta sebagai Penyedia Barang/Jasa pengadaan untuk :
1. Pegawai Negeri, pegawai Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan pegawai bank milik
Pemerintah/Daerah;
2. Penyedia Barang/Jasa yang keikutsertaannya akan bertentangan dengan tugasnya sesuai
dengan peraturan Perusahaan yang berlaku (conflict of interest);
3. Penentuan Penyedia Barang/Jasa yang termasuk daftar Kelompok Merah dan Kelompok
Hitamsesuai peraturan Perusahaan, PT Pertamina (Persero), atau Grup Pertamina;
4. Penyedia Barang/Jasa Jasa Konstruksi yang dari hasil prakualifikasi CSMS tidak mampu
mengelola klasifikasi risiko HSE rendah.
3. Penyedia Barang/Jasa yang mengikuti proses Pengadaan Barang/Jasa tidak diperkenankan
menggunakan/berpartner (mensub-kontrakkan) dengan Penyedia Barang/Jasa lain yang masuk
dalam daftar Kelompok Merah dan Hitam sesuai dengan ketentuan yang diatur.

Halaman 3
4. Khusus untuk Penyedia Jasa Tenaga Kerja Jasa Penunjang (TKJP) harus berbentuk Badan
Hukum Perseroan Terbatas (PT).
5. Khusus untuk Penyedia Barang/Jasa dari Luar Negeri, pada proses prakualifikasi, semua
dokumen hukum yang diterbitkan oleh Pemerintah di negara tempat dokumen tersebut diterbitkan
harus dilegalisasi oleh Kementerian Kehakiman dan/atau Kementerian Luar Negeri/Kementerian
atau Badan atau Otoritas di Negara dimaksud dan Perwakilan Republik Indonesia di negara
tersebut. Apabila dokumen tersebut tidak dalam Bahasa Inggris maka wajib dilengkapi dengan
terjemahan dari penerjemah tersumpah.
Dokumen tersebut antara lain:
1) Copy Akta Pendirian/Deed of Company Establishment;
2) Copy Surat Keterangan Domisili/Certificate of Domicile;
3) Copy NPWP/Tax Identification Number;
4) Copy Bukti Pembayaran Pajak/Tax Payment Evidence of the Previous Year;
5) Copy SIUP/Company Business Licenses;
6) Copy TDP/Certificate of Company Registration;
7) Copy Kartu Tanda Pengenal atau Paspor untuk pengurus/Copy of ID Card or Passport for
authorized signatories;
8) Copy Referensi Bank/Bank Refrence Letter;
6. Penyedia Jasa Konstruksi dari Luar Negeri, diatur sebagai berikut :
1) Membentuk kerjasama operasi/konsorsium dengan satu atau lebih penyedia jasa konstruksi
Dalam Negeri dengan kepemilikan saham 100% (seratus perseratus) oleh Negara/Warga
Negara/Badan Usaha Indonesia. Dalam hal kepemilikan saham mitra kerjasama
operasi/konsorsium kurang dari 100% (seratus perseratus) maka diperlukan surat persetujuan
dari Kementerian Pekerjaan Umum;
2) Untuk pekerjaan Jasa Pelaksana Konstruksi dibatasi hanya dapat mengerjakan pekerjaan
konstruksi bersifat kompleks dan berbiaya tinggi dengan nilai sama dengan dan di atas Rp
100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah);
3) Untuk pekerjaan Jasa Konsultansi perencanaan Pekerjaan Konstruksi dan/atau Jasa
Konsultansi pengawasan Pekerjaan Konstruksi dibatasi hanya dapat mengerjakan pekerjaan
dengan nilai sama dengan dan di atas Rp 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah).

Persyaratan Penyedia Barang/Jasa tersebut diatas disampaikan kepada Fungsi Procurement


(Pengadaan)saat Penyedia Barang/Jasa diundang untuk proses prakualifikasi.

Pasal – 4
Pemahaman Atas Dokumen Tender

Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan dan dianggap telah melakukan penelitian dan pengkajian
yang seksama, sehingga benar-benar telah memahami sepenuhnya isi dan makna Dokumen Tender
ini serta semua hal yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan.

Apabila ditemukan sesuatu yang meragukan/kontradiksi dalam Dokumen Tender, Penyedia


Barang/Jasa wajib menanyakan kepada Fungsi Procurement (Pengadaan) pada waktu Rapat
Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting). Kegagalan Penyedia Barang/Jasa dalam memahami hal-hal
tersebut diatas yang dapat mengakibatkan penawaran menjadi tidak sah, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

Pasal – 5
Tahapan Proses Pengadaan Barang/Jasa

Adapun proses Pengadaan Barang/Jasa ini akan diselenggarakan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Fungsi Peminta Pengadaan (FPP) mengajukan permintaan kepada Fungsi Procurement
(Pengadaan) disertai dengan Dokumen Pendukung Pelaksana Pemilihan (DP3).
2. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat bidder list (memiliki SKT dan CSMS PT Pertamina
(Persero)/Perusahaan).

Halaman 4
3. Pengiriman Undangan dan Dokumen Tender melalui e-mail atau media elektronik resmi
Perusahaan.
4. Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) melalui media conference call.
5. Pemasukan Penawaran Administrasi, Teknis, dan Komersial melalui e-mail atau media elektronik
resmi Perusahaan.
6. Pembukaan Sampul Penawaran Administrasi dan hanya yang lulus Evaluasi Unsur Administrasi
dilanjutkan dengan Evaluasi Unsur Teknis.
7. Pengumuman Hasil Evaluasi Unsur Teknis melalui e-mail atau media elektronik resmi
Perusahaan dimana selanjutnya hanya yang lulus Evaluasi Unsur Teknis yang dapat mengikuti
Pembukaan Sampul Penawaran Komersial.
8. Masa Sanggah Hasil Evaluasi Teknis
9. Pembukaan Sampul Penawaran Komersial untuk Evaluasi Unsur Penawaran Harga.
10. Negosiasi melalui media conference call dan e-mail atau media elektronik resmi Perusahaan.
11. Penetapan Pemenang.
12. Pengumuman Pemenang.
13. Masa Sanggah.
14. Penunjukan Pemenang.
15. Surat Kesanggupan untuk melaksanakan pekerjaan.
16. Pembuatan dan penandatangan PO/Kontrak.

Pasal – 6
Undangan Tender

Dilakukan dengan cara :


1. Mengundang sekurang-kurangnya 2 (dua) calon Penyedia Barang/Jasa terdaftar dalam
sistem/aplikasi bidder list (memiliki SKT dan SKL CSMS) PT Pertamina (Persero)/Perusahaan
dan/atau sesuai dengan persyaratan kualifikasi, klasifikasi, dan persyaratan CSMS yang telah
ditentukan, serta dilengkapi dengan justifikasi yang berisikan informasi mengenai reputasi/kinerja
sebelumnya yang diketahui.
2. Pemilihan Langsung dapat tetap dilaksanakan apabila diyakini/diketahui secara luas bahwa
hanya ada 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa.
3. Bila memungkinkan diupayakan mengundang sebanyak-banyaknya jumlah Penyedia
Barang/Jasa. Surat Undangan dapat dilakukan secara langsung atau melalui media elektronik
(fax, e-mail).

Pasal – 7
Prakualifikasi/Registrasi SKT dan CSMS Penyedia Barang/Jasa

Pelaksanaan Prakualifikasi/Registrasi SKT dan CSMS terhadap Penyedia Barang/Jasa sebagai


berikut:
1. Penyedia Barang/Jasa menyiapkan persyaratan dokumen termasuk dokumen CSMS yang
diperlukan dan melakukan pendaftaran.
2. Panitia Registrasi melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap dokumen persyaratan registrasi
bagi Penyedia Barang/Jasa non-SKT.
3. Fungsi Procurement (Pengadaan) melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap dokumen
prakualifikasi (bila ada dokumen tambahan lainnya).
4. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat Berita Acara Hasil Prakualifikasi setelah proses
registrasi dan/atau prakualifikasi selesai yang ditandatangani oleh Fungsi Procurement
(Pengadaan).
5. Bagi Penyedia Barang/Jasa Non SKT yang dinyatakan lulus proses registrasi dan/atau
prakualifikasi:
a. Panitia Registrasi menerbitkan SKT, dan Fungsi HSSE menerbitkan SKL CSMS.
b. Fungsi Procurement (Pengadaan) menyampaikan SKT dan/atau SKL CSMS ke Penyedia
Barang/Jasa.

Halaman 5
6. Fungsi Procurement (Pengadaan) mengumumkan dan/atau mengirimkan pemberitahuan tertulis
kepada seluruh Penyedia Barang/Jasa Pemilihan Langsung tentang hasil prakualifikasi.
7. Apabila diminta, Panitia Registrasi atau Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat mengembalikan
berkas kepada Penyedia Barang/Jasa yang dinyatakan tidak lulus registrasi dan/atau
prakualifikasi.

Persyaratan registrasi yang harus dipenuhi oleh calon Penyedia Barang/Jasa terdiri dari :
1. Surat permohonan dilengkapi dengan alamat Perusahaan dan kode pos serta harus
mencantumkan nomor telepon, fax dan alamat e-mail.
2. Copy Surat Ijin Tempat Usaha/Copy Surat Keterangan Domisili Perusahaan dari instansi yang
berwenang.
3. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4. Copy Bukti pembayaran pajak tahun terakhir untuk Wajib Pajak Dalam Negeri/BUT (Badan Usaha
Tetap) berupa Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP) pasal 25 dan
29.
5. Copy Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP).
6. Copy Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
7. Copy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Persetujuan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (SP BKPM).
8. Asli Referensi Bank.
9. Copy Neraca Perusahaan untuk :
a. Kualifikasi Menengah dan Besar, melampirkan neraca 1 (satu) tahun terakhir yang sudah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik serta ada opini auditor.
b. Kualifikasi Kecil, melampirkan neraca 3 (tiga) tahun terakhir.
10. Copy Akte Pendirian/Anggaran Dasar Perusahaan beserta perubahannya yang telah
mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman untuk PT, dari Pengadilan Negeri untuk
CV, dan dari Departemen Koperasi untuk Koperasi.
11. Copy Kartu Tanda Pengenal Pengurus.
12. Copy Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK), khusus untuk jasa konstruksi.
13. Copy Izin Perwakilan, khusus untuk Penyedia Jasa Konstruksi dari Luar Negeri.
14. Copy Surat Ijin Operasional dari DISNAKER, khusus untuk jasa tenaga kerja.
15. Copy Surat Ijin Industri dari DEPERINDAG, khusus untuk percetakan dan penjilidan.
16. Copy Surat Ijin/Registrasi Khusus sesuai permohonan bidang dan sub-bidang
17. Copy Surat Keagenan Tunggal/Pabrikan/Agen/Distributor (bagi Penyedia Barang/Jasa yang
berstatus keagenan).
18. Daftar pengalaman kerja 2 (dua) tahun terakhir sesuai permohonan bidang dan sub-bidang yang
diajukan dengan dilengkapi informasi antara lain mengenai pemberi kerja, lokasi, waktu dan nilai
pekerjaan.
19. Asli surat pernyataan di atas meterai bahwa semua informasi yang disampaikan adalah benar,
apabila ditemukan ketidaksesuaian atas informasi yang disampaikan, dikenakan sanksi
administrasi pencabutan/pembatalan SKT.
20. Asli Pakta Integritas (letter of undertaking) yang ditandatangani di atas materai oleh Penyedia
Barang/Jasa.
21. Copy Surat Keterangan Lulus CSMS yang menyatakan mampu mengelola kategori risiko HSE
tinggi/menengah berdasarkan isian formulir prakualifikasi CSMS dan lampiran bukti penerapan
CSMS dari Penyedia Barang/Jasa.

Proses penentuan tingkat Kesehatan Keuangan diatur lebih lanjut berdasarkan peraturan yang
berlaku di Perusahaan.

Khusus Tenaga Ahli yang akan ditugaskan dalam melaksanakan Pekerjaan Konsultansi atau bila
sebagai Konsultan Perseorangan maka diperlukan persyaratan sebagai berikut antara lain namun
tidak terbatas pada :
a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Halaman 6
b. Lulus perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah lulus ujian negara atau
yang telah diakreditasi, atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dibuktikan
dengan copy ijazah dan/atau memiliki registrasi keahlian dari badan yang berkompeten.
c. Mempunyai pengalaman dibidangnya yang dituangkan dalam daftar riwayat hidup (curriculum
vitae) yang harus ditulis dengan teliti dan benar, ditandatangani oleh yang bersangkutan,
diketahui oleh pimpinan Perusahaan Penyedia Barang/Jasa, kecuali Konsultan Perseorangan.
d. Pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan tidak memerlukan kerja kelompok (team work) untuk
penyelesaiannya.
e. Jasa konsultansi tersebut dapat merupakan proyek/kegiatan secara utuh yang berdiri sendiri.
f. Pekerjaan hanya dapat dilakukan oleh seorang yang sangat ahli dibidangnya.
g. Jasa Konsultansi tersebut harus bersifat tugas khusus Perusahaan dalam memberikan
masukan/nasehat dalam pelaksanaan proyek/kegiatan.
h. Konsultan Perseorangan yang ditunjuk diyakini mampu menyelesaikan penugasannya ditinjau
dari segi teknis, waktu, dan harga.
i. Tenaga Ahli Asing harus mengikuti ketentuan perundangan yang berlaku dibidang
ketenagakerjaan dan keimigrasian.

Khusus untuk Penyedia Barang/Jasa Luar Negeri atau dari manufacture/pabrikan/


produser/agen/distributor Dalam Negeri maupun Luar Negeri, atau PT Pertamina (Persero) dan
Grup Pertamina tidak berlaku ketentuan kualifikasi dan batasan nilai pengadaan.

Pasal – 8
Pengambilan/Pengiriman Undangan dan Dokumen Tender

1. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat bidder list Penyedia Barang/Jasa dari hasil
prakualifikasi dan yang mempunyai SKT untuk disetujui oleh Vice President General Affairs
Direktorat Finance and Bussiness Support.
2. Berdasarkan bidder list yang telah disetujui, Fungsi Procurement (Pengadaan) mengundang
Penyedia Barang/Jasa untuk mengikuti proses Pengadaan Barang/Jasa.
3. Fungsi Procurement (Pengadaan) mengirim Dokumen Tender menggunakan e-mail atau media
elektronik resmi Perusahaan ke Penyedia Barang/Jasa.
4. Para Penyedia Barang/Jasa yang menerima Undangan Tender yang tidak mengajukan penawaran
diharuskan memberitahukan secara tertulis dengan surat/e-mail dan menyatakan alasannya serta
dikirim ke Fungsi Procurement (Pengadaan) sesuai waktu yang telah ditetapkan untuk
penyampaian penawaran. Apabila tidak memenuhi ketetapan tersebut di atas, maka pada
kesempatan selanjutnya tidak akan diundang untuk mengikuti Proses Pengadaan Barang/Jasa di
Perusahaan.

Pasal – 9
Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting)

1. Pada proses Pengadaan Barang/jasa wajib bagi Penyedia Barang/Jasa menghadiri acara Rapat
Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting).
2. Fungsi Procurement (Pengadaan) akan memberikan penjelasan kepada para Penyedia Barang/Jasa
mengenai Persyaratan Administrasi, Teknis, dan Harga.
3. Pada waktu Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting), ada kemungkinan dilakukan juga
perubahan-perubahan Syarat Administrasi dan/atau Teknis, baik perubahan tersebut berupa
penambahan, perbaikan dan/atau pengurangan, semuanya akan ditegaskan secara tertulis dalam
Risalah Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting). Dan apabila dipandang perlu Fungsi
Procurement (Pengadaan) dapat memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan
peninjauan lokasi pelaksanaan pekerjaan kemudian dibuat Risalah Rapat Peninjauan Lokasi.
4. Risalah Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) tersebut ditandatangani oleh Fungsi
Procurement (Pengadaan) , Fungsi Peminta Pengadaan (FPP) dan sekurang-kurangnya 1 (satu)
wakil dari para Penyedia Barang/Jasa yang hadir (kecuali untuk rapat penjelasan tender (Pre-bid
Meeting) Penyedia Barang/Jasa tidak wajib hadir).

Halaman 7
5. Risalah Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) akan diberikan kepada semua Penyedia
Barang/Jasa (sesuai ketentuan kehadiran yang diatur dalam Dokumen Tender) dengan
menggunakan surat elektronik.
6. Bagi Penyedia Barang/Jasa yang tidak hadir pada saat Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting)
dianggap telah memahami dan menyetujui isi Risalah Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid
Meeting) dan dianggap setuju atas semua keputusan yang diambil pada saat Rapat Penjelasan
Tender (Pre-bid Meeting).
7. Untuk Peninjauan Lokasi, yang dihadiri Penyedia Barang/Jasa.
a. Semua biaya-biaya untuk acara penjelasan dan Peninjauan Lokasi ini, ditanggung oleh
masing-masing Penyedia Barang/Jasa.
b. Tiap Penyedia Barang/Jasa dibenarkan mengirimkan wakilnya maksimum 3 (tiga) orang pada
hari dan jam yang telah ditentukan dan melaporkan kehadirannya pada Fungsi Procurement
(Pengadaan) dan Fungsi Peminta Pengadaan (FPP) di alamat/lokasi Pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa.
c. Daftar hadir akan diedarkan oleh Fungsi Procurement (Pengadaan) dan diisi oleh para wakil
Penyedia Barang/Jasa yang hadir sebagai tanda bukti mengikuti Peninjauan Lokasi
Pengadaan Barang/Jasa ini.
d. Dengan alasan apapun saat Peninjauan Lokasi sebagai yang telah ditetapkan Fungsi
Procurement (Pengadaan), Perusahaan tidak berkewajiban melayani adanya permintaan
penundaan pelaksanaan Peninjauan Lokasi oleh salah satu Penyedia Barang/Jasa.
8. Untuk Pekerjaan yang mewajibkan Penyedia Barang/Jasa untuk hadir di Peninjauan
Lokasi, maka Penyedia Barang/Jasa yang tidak hadir tidak diperkenankan mengikuti
proses Pengadaan Barang/Jasa selanjutnya.
9. Apabila dalam Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting), Penyedia Barang/Jasa yang hadir
bukan Direktur, maka kepada wakilnya harus dilengkapi dengan Surat Kuasa di atas meterai yang
ditandatangani oleh Direktur yang tertera dalam Akte Perusahaan. Surat Kuasa tersebut
dikirimkan terlebih dahulu maksimal sebelum Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) dimulai.
10. Apabila menjadi pemenang, maka Penyedia Barang/Jasa yang hadir maupun tidak hadir pada
saat pelaksanaan Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) akan menyelesaikan pekerjaan
sesuai Dokumen Tender dengan baik tanpa ada tambahan biaya.

Pasal – 10
HSSE Plan

Fungsi HSSE membuat HSSE Plan sesuai dengan kategori resiko pekerjaan yang akan dilakukan
Pengadaan Barang/Jasa ini. Perusahaan (Fungsi HSSE) akan memberikan HSSE Plan kepada
Penyedia Barang/Jasa setelah ditetapkan sebagai Pemenang.

Penyedia Barang/Jasa wajib menyampaikan Surat Pernyataan untuk melaksanakan pekerjaan yang
sesuai dengan HSE Plan Perusahaan bersamaan dengan Surat Penawaran Administrasi dan Teknik
pada Sampul I.

Pasal – 11
Jaminan Penawaran

1. Jaminan Penawaran diberlakukan untuk pekerjaan dengan Klasifikasi Besar yang


menggunakan Metode Pelelangan/Pemilihan Langsung;
2. Jaminan Penawaran diberikan oleh Penyedia Barang/Jasa pada saat memasukkan Penawaran.
3. Besarannya Jaminan Penawaran sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah);
4. Jika nilai Jaminan Penawaran yang disampaikan lebih kecil dari nilai Jaminan Penawaran yang
sudah ditentukan di dalam Dokumen Pengadaan, maka Penawarannya dianggap tidak
sah/gugur.
5. Jaminan Penawaran dikembalikan kepada Penyedia Barang/Jasa setelah Penyedia Barang/Jasa
(peserta) dinyatakan gugur/kalah atau Kontrak ditandatangani Penyedia Barang/Jasa yang
ditetapkan sebagai pemenang.

Halaman 8
6. Jaminan Penawaran dikeluarkan oleh Bank Umum dengan masa berlaku selama 90 (sembilan
puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal Pemasukkan Penawaran.

Pasal – 12
Persyaratan Dokumen Penawaran

1. Surat Penawaran
a. Harus dibuat di atas kertas beridentitas perusahaan, bermeterai cukup (kecuali Penyedia
Barang/Jasa Luar Negeri), bertanggal dan ditandatangani oleh Pimpinan/Direktur
Utama/Direktur/penerima kuasa dari pimpinan/Direktur Utama yang namanya tercantum
dalam Akte Pendirian dan perubahannya atau Struktur Organisasi Lembaga (khusus untuk
lembaga pemerintah), atau Kepala Cabang Penyedia Barang/Jasa yang diangkat oleh
Kantor Pusat atau pejabat yang menurut Perjanjian Kerjasama (association agreement)
adalah yang berhak mewakili asosiasi (pejabat dari Penyedia Barang/Jasa utama/lead firm),
dan disampaikan dalam sampul tertutup;
b. Harus mencantumkan masa berlakunya penawaran sesuai yang diminta dalam Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa;
c. Harus disampaikan paling lambat pada waktu (hari, tanggal dan jam) yang telah ditentukan;
d. Harus disampaikan kepada Fungsi Procurement (Pengadaan), tidak boleh disampaikan
melalui Anggota Fungsi Procurement (Pengadaan) atau melalui Pejabat Berwenang;
e. Harus melampirkan data pendukung apabila terdapat perbedaan dengan yang tercantum
dalam proses registrasi;
f. Harus mencantumkan daftar kuantitas/volume/spesifikasi teknis/lingkup pekerjaan, harga
dan waktu pengiriman/penyelesaian pekerjaan.
2. Harga Penawaran
a. Harus ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf. Jumlah yang tertera dalam angka harus
sesuai dengan jumlah yang tertera dalam huruf.
b. Apabila terdapat perbedaan antara angka dan huruf, maka harga penawaran yang dipakai
adalah harga dalam angka atau huruf yang sama dengan perincian penawaran.
c. Apabila terdapat perbedaan antara angka dan huruf, namun tidak ada perincian penawaran
maka harga penawaran yang dipakai adalah harga dalam huruf.
d. Apabila angka dan huruf sama namun perincian berbeda, maka harga penawaran yang
dipakai adalah harga dalam angka dan huruf.
e. Apabila penawaran dalam angka, huruf dan perincian ketiga-tiganya berbeda, maka
penawaran dinyatakan gugur.
f. Penawaran harga yang diajukan oleh Penyedia Barang/Jasa harus sudah mencakup semua
biaya untuk penyelesaian pekerjaan tidak termasuk PPN 10%, dengan jangka waktu
penawaran (validasi) mengikat 90 (sembilan puluh) hari kalender kecuali ditentukan lain.
g. Pengajuan penawaran harga tidak boleh lebih dari satu harga penawaran (tidak boleh ada
alternatif harga).
h. Semua dokumen yang dilampirkan pada Penawaran Komersial harus ditandatangani oleh
Direksi atau Kuasanya yang berhak mewakili Penyedia Barang/Jasa dan diberi Cap
Perusahaan, sedangkan penanda tanganan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini
dianggap tidak sah (gugur).
3. Penyedia Barang/Jasa dilarang mencantumkan persyaratan tambahan yang tidak termasuk
dalam persyaratan Dokumen Tender yang telah ditetapkan oleh Fungsi Procurement
(Pengadaan).

Pasal – 13
Penyampaian Dokumen penawaran Metode 2 (dua) Sampul

Penawaran disampaikan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan yang diadakan dalam Sampul
Penawaran secara lengkap yang berisikan Data Administrasi, Teknis, dan Komersial berikut
lampiran-lampirannya masing-masing dan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan sebagai
berikut:

Halaman 9
1. Penyedia Barang/Jasa menyerahkan Dokumen penawaran melalui e-mail dan melakukan
konfirmasi pengiriman dokumen tersebut kepada Fungsi Procurement (Pengadaan).
2. Penawaran dari Penyedia Barang/Jasa dinyatakan tidak sah apabila Dokumen Penawaran
berisi keterangan yang tidak benar, tidak jelas, tidak lengkap, ataupun sudah kadaluwarsa, dan
menjadi sepenuhnya tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
3. Dokumen penawaran harus disampaikan paling lambat pada waktu (hari, tanggal, dan jam) yang
telah ditentukan Fungsi Procurement (Pengadaan). Dokumen penawaran yang diterima setelah
waktu penutupan pemasukan penawaran tidak diikutsertakan dan dikembalikan kepada
Penyedia Barang/Jasa.
4. Sistem Penawaran adalah Metode 2 (dua) Sampul.
a. Sampul I (Pertama)
Peserta mengirimkan e-mail yang berisikan penawaran Sampul I.
Sampul I merupakan Penawaran Administrasi dan Teknis yang berisikan:
1) Surat Penawaran Administrasi:
1) Di atas Kop Surat Perusahaan;
2) Bermaterai (Rp. 10.000, -);
3) Harus ditandatangani oleh Direksi atau Kuasanya yang berhak mewakili Penyedia
Barang/Jasa.
4) Diberi Cap Perusahaan.
5) Judul pekerjaan.
6) Masa berlaku (validasi) penawaran.
7) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, atau tanggal penyerahan pekerjaan.
2) Surat Kuasa dari Direksi Penyedia Barang/Jasa (Apabila Dokumen penawaran tidak
ditandatangani Direksi).
3) Surat Pernyataan Pakta Integritas.
4) Foto copy SKT dan SKL CSMS PT Pertamina (Persero) atau PT Pertamina Lubricants yang
masih berlaku.
5) Rekening Koran bulan terakhir.
6) Surat referensi Bank perihal nomor rekening.
7) Fotokopi akta pendirian perusahaan beserta perubahannya.
8) Surat Pernyataan bersedia dikenakan Sanksi, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak
dalam sengketa, dll) sesuai yang diatur dalam Pedoman Pengadaan Barang/Jasa, yang
ditandatangani di atas Kop Perusahaan, Cap Perusahaan, dan materai (Rp. 10.000,-).
9) Surat Pernyataan untuk melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan HSSE Plan
Perusahaan.
10) Surat Penawaran Teknis berisikan:
1) Di atas Kop Surat Perusahaan;
2) Bermaterai (Rp. 10.000, -);
3) Harus ditandatangani oleh Direksi atau Kuasanya yang berhak mewakili Penyedia
Barang/Jasa.
4) Diberi Cap Perusahaan.
5) Judul pekerjaan;
6) Masa berlaku (validasi) penawaran.
7) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, atau tanggal penyerahan pekerjaan.
11) Dokumen Teknik pekerjaan yang akan dilaksanakan berisikan antara lain: Lingkup
Pekerjaan, Volume Pekerjaan, Spesifikasi Teknis Material, Metode Pekerjaan, Sumber
Daya untuk pekerjaan (personil, pembiayaan), Schedule/time frame pelaksanaan
pekerjaan, dan Brosur-brosur material.

Apabila Penyedia Barang/Jasa yang belum mempunyai SKT dan SKL CSMS PT Pertamina
(Persero) atau Perusahaan namun sudah mengikuti tahap prakualifikasi dan dinyatakan lulus,
maka dokumen–dokumen yang sudah diajukan pada tahap prakualifikasi tidak perlu diajukan
kembali.

Halaman 10
b. Sampul II (kedua)
Peserta mengirimkan e-mail yang berisikan penawaran Sampul II.
Sampul.II merupakan Penawaran Harga yang berisikan :
1) Surat Penawaran Harga:
a) Di atas Kop Surat Perusahaan.
b) Bermaterai (Rp. 10.000, -).
c) Harus ditandatangani oleh Direksi atau Kuasanya yang berhak mewakili Penyedia
Barang/Jasa.
d) Diberi Cap Perusahaan.
e) Judul pekerjaan.
f) Nilai penawaran harga atas pekerjaan, diluar PPn 10%.
g) Masa berlaku (validasi) penawaran.
h) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, atau tanggal penyerahan pekerjaan.
2) Perincian Biaya, berikut jumlah kumulatifnya.
a) Di atas Kop Surat Perusahaan.
b) Harus ditandatangani oleh Direksi atau Kuasanya yang berhak mewakili Penyedia
Barang/Jasa.
c) Diberi Cap Perusahaan (tidak diberi materai).

Untuk Penyedia Barang/Jasa Luar Negeri tidak memerlukan pembubuhan materai pada
Dokumen penawaran (Administrasi, Teknis, dan Komersial).

5. Sampul I dan Sampul II masing-masing diberikan password oleh Penyedia Barang/Jasa.


Password Sampul I diberikan setelah penyampaian Dokumen penawaran ditutup oleh Fungsi
Procurement (Pengadaan). Password Sampul II diberikan saat Pembukaan Sampul II. Password
dikirimkan melalui e-mail yang ditujukan hanya kepada Fungsi Procurement (Pengadaan) dengan
alamat e-mail Procurement.ptpl2@pertamina.com.
6. Penyedia Barang/Jasa dapat mengubah, menambah dan/atau mengganti Dokumen penawaran
sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
7. Pada saat penyampaian Dokumen penawaran ditutup, tidak dapat lagi diterima Dokumen
penawaran, Surat Keterangan, dan sebagainya dari Penyedia Barang/Jasa.
8. Seluruh Dokumen penawaran dalam bentuk softcopy (dokumen asli yang di scan) dan dikirimkan
melalui e-mail yang ditujukan hanya kepada Fungsi Procurement (Pengadaan) dengan alamat e-
mail Procurement.ptpl2@pertamina.com (kapasitas maksimal e-mail yang dapat kami terima
adalah 18 MB, apabila file lebih dari 18 MB maka dikirim secara parsial) dan ke Fungsi
Procurement (Pengadaan).

Pasal – 14
Pembukaan Dokumen Penawaran

1. Pada waktu yang telah ditentukan, Fungsi Procurement (Pengadaan) menyatakan bahwa saat
penyampaian dokumen penawaran telah ditutup.
2. Setelah penyampaian dokumen penawaran ditutup,dokumen penawaran tidak dapat lagi
diterima, surat keterangan dan sebagainya dari para Penyedia Barang/Jasa. Perubahan
penjelasan secara lisan atau tertulis atas dokumen penawaran yang telah disampaikan tidak
dapat diterima.
3. Pembukaan dokumen penawaran dapat dilakukan apabila terdapat sekurang-kurangnya 2 (dua)
Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran (tidak termasuk surat pengunduran diri).
4. Pembukaan dokumen penawaran dilakukan oleh Fungsi Procurement (Pengadaan).
5. Khusus untuk pembukaan dokumen penawaran Komersial, nilai penawaran oleh satu Penyedia
Barang/Jasa tidak disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa lainnya.
6. Pembukaan dokumen penawaran adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuka dokumen penawaran yang berisi Sampul.I.

Halaman 11
b. Sampul I yang berisi Unsur Administrasi dan Teknis dibuka. Unsur Administrasi dievaluasi
oleh Fungsi Procurement (Pengadaan) dan Unsur Teknis dievaluasi oleh Fungsi Peminta
Pengadaan (FPP).
c. Sampul II Penyedia Barang/Jasa baru dibuka apabila penawarannya dinyatakan lulus
Evaluasi Administrasidan Teknis, kemudian Data Harga.
7. Fungsi Procurement (Pengadaan) menyatakan penawaran yang lengkap dan penawaran yang
tidak lengkap, termasuk kelainan dan kekurangan yang dijumpai dalam pembukaan penawaran
Sampul I, Sampul II, dan keterangan lainnya, dicantumkan dalam Berita Acara Pembukaan
Penawaran dan disampaikan melalui e-mail ke Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan
penawaran untuk ditandatangani.
8. Setelah Pembukaan Penawaran sampai dengan pengumuman hasil evaluasi, Fungsi
Procurement (Pengadaan) berhak untuk tidak menanggapi surat keberatan/ usulan/dan lain-lain
dari Penyedia Barang/Jasa kecuali saat Masa Sanggah dan/atau diminta oleh Fungsi
Procurement (Pengadaan) dalam rangka klarifikasi.
9. Penawaran dinyatakan gugur pada saat pembukaan sampul penawaran, apabila syarat-syarat
yang sudah ditentukan tidak dipenuhi seperti yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan
Barang/Jasa.
10. Berita Acara Pembukaan Penawaran dibuat pa da hari yang sama dengan acara
Pembukaan Penawaran dan ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa yang
memasukkan penawaran. Dalam hal Berita Acara Pembukaan Penawaran tidak ditandatangani
oleh Penyedia Barang/Jasa, seluruh Penyedia Barang/Jasa dianggap menyetujui Hasil
Pembukaan Penawaran.
11. Dalam mengevaluasi penawaran, Fungsi Procurement (Pengadaan) tidak diperkenankan
mengubah, menambah, dan mengurangi kriteria dan tata cara evaluasi tersebut dengan alasan
apapun dan/atau melakukan tindakan lain yang bersifat post bidding.
12. Mengacu kepada hasil proses Evaluasi Unsur Administrasi, Teknis, Harga, Negosiasi pada
Pasal.15 sampai dengan Pasal.18, maka Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat
Ringkasan Proses dan hasil Pengadaan Barang/Jasa.

Pasal – 15
Evaluasi Unsur Administrasi

Evaluasi Unsur Administrasi bertujuan untuk meyakinkan bahwa persyaratan administrasi peserta
Penyedia Barang/Jasa dan persyaratan administrasi lainnya yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan Barang/Jasa dan atau penjelasan umum sudah dipenuhi.
1. Surat Penawaran Administrasi.
a. Surat Penawaran Administrasi harus dibuat di atas kertas dengan KopPerusahaan,
bermeterai cukup (Rp. 10.000, - kecuali Penyedia Barang/Jasa Luar Negeri), bertanggal,
ditandatangani oleh Direksi, dan diberi Cap Perusahaan, atau Kuasanya yang berhak
mewakili Penyedia Barang/Jasa atau Struktur Organisasi Lembaga (khusus untuk lembaga
pemerintah), atau Kepala Cabang Penyedia Barang/Jasa yang diangkat oleh Kantor Pusat.
b. Surat Penawaran Administrasi, berisikan antara lain: masa berlaku (validasi) penawaran, dan
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
2. Adanya afiliasi antar Penyedia Barang/Jasa, yang menyebabkan Pemilihan Langsung tidak
kompetitif, maka semua penawaran dari Penyedia Barang/Jasa yang mempunyai afiliasi tersebut
dinyatakan gugur.
3. Penilaian terhadap kelengkapan administrasi hanya dilakukan pada hal-hal yang tidak/belum
dilakukan penilaian pada saat registrasi/prakualifikasi;
4. Fungsi Procurement (Pengadaan) memeriksa kelengkapan Dokumen penawaran yang terdiri
dari:
a. Surat Penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran;
b. Surat pernyataan kesediaan dikenakan sanksi sesuai yang diatur dalam Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa bilamana mengundurkan diri sebelum berakhirnya batas waktu

Halaman 12
penawaran, yang ditandatangani di atas meterai (Rp. 10.000, - kecuali Penyedia Barang/Jasa
Luar Negeri), dan diberi Cap Perusahaan.
5. Penawaran dinyatakan tidak lulus bila salah satu persyaratan Aspek Administrasi yang diminta
dalam Pasal.13 Dokumen Pengadaan Barang/Jasa tidak dipenuhi atau tidak memenuhi syarat;
6. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat Checklist Dokumen penawaran Administrasi dan
disampaikan melalui e-mail ke Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran untuk
ditandatangani.
7. Penawaran yang lulus Aspek Administrasi dilanjutkan dengan Evaluasi Unsur Teknis.

Pasal – 16
Evaluasi Unsur Teknis

Evaluasi Penawaran Unsur Teknis dilakukan oleh Perusahaan untuk melihat kesesuaian Penawaran
Teknis terhadap Syarat-syarat/Spesifikasi Teknis yang telah ditetapkan dalam Dokumen Instruksi dan
Ketentuan Pelaksanaan Pemilihan (IKPP).

1. Metode Evaluasi Scoring (Tata cara Evaluasi Unsur Teknik terlampir).


Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan memberikan nilai/angka
pembobotan terhadap unsur-unsur/faktor-faktor yang dinilai, sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Barang/Jasa.
a. Aspek utama yang dinilai antara lain:
1) Lingkup pekerjaan.
2) Volume pekerjaan.
3) Jenis, jumlah dan spesifikasi material/peralatan dominan.
4) Tenaga kerja.
5) Pengalaman kerja di bidang usahanya.
6) Jadwal pelaksanaan.
7) Presentasi teknis.
8) Aspek lainnya yang ditentukan oleh Fungsi Peminta Pengadaan (FPP).
b. Dilakukan evaluasi penilaian kualitas Penawaran Teknis untuk setiap Aspek Utama yang
dinilai.
c. Nilai lulus (passing grade) untuk penilaian ditetapkan sekurang-kurangnya 75 (tujuh puluh
lima) dari skala 100 (seratus).
d. Penawaran dinyatakan tidak lulus apabila nilai Penawaran Teknis tidak memenuhi passing
grade.
2. Klarifikasi Teknik.
Apabila dalam Evaluasi Teknis terhadap Dokumen penawaran Teknis terdapat hal-hal yang
kurang jelas atau meragukan, Fungsi Procurement (Pengadaan) melakukan klarifikasi dengan
Penyedia Barang/Jasa (penawar). Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat melakukan
Klarifikasi Teknis sepanjang tidak mengubah subtansi. Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat
melakukan klarifikasi teknis antara lain:
a. Klarifikasi dilakukan untuk memperoleh kejelasan teknis.
b. Aspek-aspek teknis yang perlu diklarifikasi antara lain namun tidak terbatas pada:
1) Lingkup dan sarana;
2) Cara penanganan pekerjaan dan rencana kerja;
3) Kualifikasi tenaga ahli;
4) Organisasi pelaksanaan;
5) Program alih pengetahuan;
6) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
7) Jadwal penugasan personil;
8) Fasilitas penunjang.
c. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat Berita Acara Hasil Klarifikasi pada hari yang
sama dengan Acara Klarifikasi Teknis yang ditandatangani oleh Penyedia Barang/Jasa
terkait, dilampiri persyaratan tentang telah/tidak tercapainya kesepakatan dan melaporkan
kepada Pejabat Berwenang.

Halaman 13
3. Terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan Teknis dilanjutkan dengan evaluasi kewajaran
harga, sedangkan terhadap penawaran yang tidak memenuhi persyaratan Teknis dinyatakan
tidak lulus.
4. Fungsi Pengadaan membuat Checklist Dokumen penawaran (Administrasi) Teknis dan
disampaikan melalui e-mail ke Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran untuk
ditandatangani.
5. Selanjutnya pemberitahuan hasil Evaluasi disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa oleh
Fungsi Procurement (Pengadaan). Hasil evaluasi Sampul I (Unsur Administrasi dan Teknis)
disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa melalui e-mail.
6. Masa sanggah untuk hasil evaluasi teknis dapat diterima apabila diajukan dalam waktu selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja sejak diumumkannya hasil evaluasi penawaran teknis dan disertai
bukti otentik yang mendukung.
7. Data Administrasi dan Teknis yang tidak memenuhi syarat, dan Sampul II tidak dikembalikan
kepada Penyedia Barang/Jasa.

Pasal – 17
Evaluasi Unsur Harga

Evaluasi menggunakan Metode Evaluasi Unsur Harga, maka Fungsi Procurement (Pengadaan)
membuka Sampul II dari seluruh Penyedia Barang/Jasa yang lulus Evaluasi Unsur
Administrasi dan Teknis, dengan mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Penyedia Barang/Jasa mengisi daftar hadir melalui kolom conversation pada media conference
call.
2. Setelah Sampul II dibuka akan dilakukan evaluasi harga, kemudian dibuat Berita Acara
Pembukaan Sampul Harga dan disampaikan melalui e-mail ke Penyedia Barang/Jasa yang lulus ke
tahap pembukaan harga untuk ditandatangani.
3. Penyedia Barang/Jasa yang tidak menghadiri acara pembukaan Sampul.II dianggap telah
menyetujui Berita Acara Pembukaan Sampul II.
4. Pada prinsipnya evaluasi harga dilihat secara lumpsum, namun bilamana dianggap perlu evaluasi
item demi item (itemized) dapat dilaksanakan sepanjang masing-masing item bersifat tidak saling
tergantung dan tidak harus diserahkan pada saat yang bersamaan.
5. Kontrak Harga Satuan (Unit Price Contract) yang harga satuannya ditulis dalam angka dan huruf,
apabila terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran
yang diakui adalah sesuai ketentuan berikut:
a. Harga penawaran yang dipakai adalah harga dalam angka atau huruf yang sesuai dalam
perincian penawaran.
b. Apabila tidak ada perincian penawaran, maka yang dipakai adalah nilai dalam tulisan huruf
yang tercantum dalam Surat Penawaran.
c. Apabila penawaran dalam angka, huruf dan perincian ketiganya berbeda, maka
penawaran dinyatakan tidak lulus/gugur.
6. Apabila terdapat perbedaan volume pekerjaan antara Penawaran Teknis dengan Penawaran
Harga, maka dilakukan klarifikasi dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan
tidak boleh diubah.
Untuk pekerjaan jasa konstruksi, yang menggunakan perhitungan lumpsum, dalam hal terjadi
pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik,
maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan hanya boleh dilakukan pada volume
pekerjaan atau harga satuan, dan semua resiko akibat adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung
jawab sepenuhnya Penyedia Barang/Jasa.
7. Koreksi aritmatik dilakukan sebagai berikut:
a. Apabila terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuanpekerjaan, atau
apabilaterjadi kesalahan penjumlahan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga
satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah;
b. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga

Halaman 14
satuan pekerjaan lain, dan harga satuan pada saat Surat Penawaran tetap dibiarkan kosong.
8. Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau
lebih rendah terhadap urutan penawaran semula. Apabila koreksi aritmatik tersebut mengubah
nilai total penawaran harga dan Penyedia Barang/Jasa tidak menerima perubahan nilai
penawaran dan/atau perubahan urutan penawaran tersebut, maka penawarannya
digugurkan.
9. Ketentuan koreksi aritmatik pada butir.7 dan butir.8 tidak berlaku untuk pekerjaan konstruksi
yang menggunakan perhitungan lumpsum.
10. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat Checklist Dokumen penawaran Harga dan
disampaikan melalui e-mail ke Penyedia Barang/Jasa yang lulus ke tahap pembukaan harga untuk
ditandatangani.
11. Penyedia Barang/Jasa tidak diperbolehkan menambah atau mengurangi atau mengubah
penawarannya setelah penawarannya dibuka, kecuali apabila diminta oleh Fungsi Procurement
(Pengadaan) untuk memberikan jawaban atas adanya kesalahan penjumlahan dan perkalian,
atau karena adanya hasil klarifikasi yang merubah harga penawaran sebelumnya.

Pasal – 18
Negosiasi Harga Penawaran

Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat melakukan negosiasi kepada Penyedia Barang/Jasa.


Negosiasi dapat dilakukan dalam beberapa kali putaran (best effort). Negosiasi harga dapat dilakukan
secara manual yang hasilnya dituangkan dalam e-mail Negosiasi dengan dilampiri persyaratan
tentang telah/tidak tercapainya kesepakatan dan melaporkannya kepada Pejabat Berwenang.

Negosiasi dilakukan terhadap Penyedia Barang/Jasa, antara lain:


1. Apabila didapat hanya 1 (satu) penawaran harga yang sama atau di bawah OE, maka negosiasi
akan dilakukan ke semua Penyedia Barang/Jasa
2. Apabila didapat lebih dari 1 (satu) penawaran harga sama dengan atau lebih kecil dari OE, maka
negosiasi dilakukan kepada semua Penyedia Barang/Jasa dengan harga penawaran sama
dengan atau lebih kecil dari OE.
3. Fungsi/Panitia Pengadaan wajib melakukan negosiasi kepada semua Penyedia Barang/Jasa
apabila semua harga penawarannya di atas OE.

Kondisi negosiasi di atas dapat digambarkan seperti di bawah ini:


SISTEM NEGOSIASI

I II III IV

C D C D A

A B A B B

OE

E C D A B

E C D

Keterangan Kondisi Negosiasi


I : Jika semua Penyedia Barang/Jasa menawarkan harga yang masih lebih tinggi dari OE, maka
dilakukan negosiasi (manual auction) minimal 5 (lima) putaran secara bersama dalam waktu
dan tempat yang sama kepada semua Penyedia Barang/Jasa

Halaman 15
II : Jika hanya 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa menawarkan harga di bawah OE, maka dilakukan
negosiasi (manual auction) minimal 5 (lima) putaran secara bersama dalam waktu dan tempat
yang sama kepada semua Penyedia Barang/Jasa
III : Jika ada 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa atau lebih menawarkan harga di bawah OE, maka
dilakukan negosiasi (manual auction) minimal 5 (lima) putaran secara bersama dalam waktu
dan tempat yang sama kepada semua Penyedia Barang/Jasa dengan penawaran harga di
bawah OE
IV : Jika semua Penyedia Barang/Jasa menawarkan harga di bawah dari OE, maka dilakukan
negosiasi (manual auction) minimal 5 (lima) putaran secara bersama dalam waktu dan tempat
yang sama kepada semua Penyedia Barang/Jasa

Berdasarkan hasil negosiasi maka:


1. Apabila telah didapatkan 1 (satu) penawaran harga yang terbaik dan di bawah OE atau sama
dengan OE, maka Penyedia Barang/Jasa dimaksud diusulkan sebagai calon pemenang.
2. Apabila tidak ada penawaran yang sama dengan atau di bawah OE, maka dapat dilakukan
peninjauan dan penyesuaian OE setelah mendapat persetujuan dari Pejabat Berwenang sesuai
otorisasi.
3. Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat melakukan negosiasi lanjutan pada Proses Pengadaan
Barang/Jasa tersebut.
4. Apabila berdasarkan OE yang telah disesuaikan:
a. Terdapat 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa terendah yang sama atau di bawah OE yang telah
disesuaikan, maka penawar dimaksud diusulkan sebagai calon pemenang.
b. Terdapat lebih dari 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa terendah dengan harga yang sama serta
sudah dibawah OE yang telah disesuaikan, maka dilakukan negosiasi ulang kepada Penyedia
Barang/Jasa seperti Kondisi I, II, III, atau IV di atas, sampai didapatkan 1 (satu) harga
penawaran terendah.
c. Tidak ada penawaran yang sama atau di bawah OE yang telah disesuaikan, maka proses
Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal.

Pasal –19
Pengusulan Calon Pemenang

1. Fungsi Procurement (Pengadaan) mengusulkan 1 (satu) calon Pemenang yang telah


memasukkan penawaran terbaik bagi Perusahaan.
2. Dalam usulan penetapan calon pemenang, Fungsi Procurement (Pengadaan) menyertakan 2
(dua) urutan penawaran terbaik berikutnya (jika ada) sebagai cadangan apabila calon
pemenang mengundurkan diri.
3. Fungsi Procurement (Pengadaan) membuat laporan kepada Pejabat Berwenang dalam rangka
pengambilan keputusan penetapan pemenang yang dilengkapi dengan Berita Acara Usulan
Penetapan Pemenang yang memuat hasil pelaksanaan Pemilihan Langsung antara lain
sebagai berikut:
a) Nama usulan calon Pemenang;
b) Nama semua peserta Pemilihan Langsung dan jumlah harga penawaran akhir dan/atau harga
penawaran terkoreksi dari masing-masing peserta;
c) Metode evaluasi yang digunakan;
d) Unsur-unsur yang dievaluasi;
e) Rumus yang dipergunakan;
f) Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu mengenai hal-hal pelaksanaan Pemilihan
Langsung;
g) Tanggal dibuatnya berita acara serta jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap
tahapan evaluasi, diurutkan berdasarkan kronologis proses Pengadaan Barang/Jasa.

Berita Acara Usulan Penetapan Pemenang Pemilihan Langsung ditandatangani oleh Fungsi
Procurement (Pengadaan). Laporan tersebut disertai usul serta penjelasan tambahan dan
keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Halaman 16
Pasal – 20
Keputusan Penetapan Pemenang

1. Berdasarkan usulan Fungsi Procurement (Pengadaan) , Pejabat Berwenang sesuai pelimpahan


otorisasi yang berlaku segera menetapkan Pemenang Pengadaan.
2. Data pendukung yang diperlukan untuk Penetapan Pemenang adalah sebagai berikut:
a. OE yang telah disahkan;
b. Risalah Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) (bila ada);
c. Berita Acara Pembukaan Sampul I (Administrasi, Teknis, Surat Pernyataan HSE Plan);
d. Berita Acara Evaluasi Penawaran Teknis;
e. Berita Acara Pembukaan Sampul II (Harga);
f. Berita Acara Evaluasi Penawaran Harga;
g. Berita Acara Negosiasi;
h. Ringkasan proses dan hasil Pengadaan Barang/Jasa;
i. Analisis secara tertulis terhadap penawaran (apabila terdapat perbedaan harga penawaran
yang dipilih, dibawah 80% OE).
j. Dokumen penawaran dari Calon Pemenang yang diusulkan oleh Fungsi Procurement
(Pengadaan).
3. Apabila Pejabat Berwenang menetapkan Pemenang tidak sependapat dengan Calon
Pemenang yang diusulkan oleh Fungsi Procurement (Pengadaan), maka pejabat tersebut
membahas perbedaan pendapat dengan Fungsi Procurement (Pengadaan) yang hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara untuk mengambil keputusan akhir yang bentuknya adalah:
a. Menyetujui usulan Fungsi Procurement (Pengadaan) atau;
b. Meminta Fungsi Procurement (Pengadaan) untuk melakukan evaluasi atau Pengadaan
Barang/Jasa ulang yang berdasarkan ketentuan dalam Dokumen Tender atau;
c. Menetapkan Pemenang yang berbeda dengan usulan Fungsi Procurement (Pengadaan)
berdasarkan kewenangannya disertai justifikasi tertulis Pejabat Berwenang tersebut dan
merupakan Dokumen Tender.

Pasal – 21
Pengumuman Pemenang

1. Setelah ada Penetapan Pemenang dari Pejabat Berwenang, maka dengan resmi akan diumumkan
kepada seluruh Penyedia Barang/Jasa secara tertulis (surat/e-mail) atau melalui Papan
Pengumuman oleh Fungsi Procurement (Pengadaan).
2. Jika ternyata Proses Pengadaan dinyatakan gagal, Fungsi Procurement (Pengadaan) akan
menyampaikan secara tertulis (surat/e-mail) tentang kegagalan tersebut kepada Penyedia
Barang/Jasa.

Pasal – 22
Sanggahan Penyedia Barang/Jasa

1. Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan sanggahan pada saat Masa Sanggah (1 hari kerja),
kesepakatan Fungsi Procurement (Pengadaan) dengan Penyedia Barang/Jasa dan dicantumkan
di Risalah Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting).
2. Nilai Jaminan Sanggah:
a. Jaminan Sanggahan merupakan jaminan yang diberikan oleh Penyedia Barang/Jasa
(peserta) pengadaan pada saat mengajukan sanggahan, dimana jaminan ini dikeluarkan oleh
Bank Umum dengan nilai maksimum Rp. 50.000.000, - (lima puluh juta rupiah) atau US$
5.000, - (lima ribu dolar Amerika Serikat).
b. Untuk Pengadaan Barang/Jasa berisiko tinggi dan/atau bersifat kompleks maka nilai Jaminan
Sanggahan dapat ditetapkan didalam Dokumen Tender dengan nilai sebesar 0,2% (nol koma
dua perseratus) dari Harga Penawaran Penyedia Barang/Jasa yang menyanggah.
3. Disertai bukti otentik yang mendukung.

Halaman 17
4. Keputusan atas sanggahan tersebut akan disampaikan oleh Fungsi Procurement (Pengadaan)
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja dari tanggal diterimanya pengajuan sanggahan.
5. Jawaban atas sanggahan yang disampaikan Fungsi Procurement (Pengadaan) bersifat final.
6. Proses Pengadaan Barang/Jasa dapat dilanjutkan setelah sanggahan dinyatakan tidak benar
tanpa menunggu reaksi terhadap tanggapan.
7. Apabila sanggahan ternyata benar, maka Fungsi Procurement (Pengadaan) melakukan
evaluasi ulang untuk menganulir keputusan yang ada atau proses Pengadaan Barang/Jasa
dinyatakan batal, dan Jaminan Sanggahan dikembalikan kepada penyanggah.
8. Apabila sanggahan ternyata tidak benar secara hukum, maka jaminan sanggahan dicairkan
dan Penyedia Barang/Jasa tersebut akan dikenakan sanksi sesuai peraturan Perusahaan
yang berlaku.

Pasal – 23
Penunjukan Pemenang

1. Penunjukan Pemenang dilakukan oleh Fungsi Procurement (Pengadaan) melalui Surat


Penunjukan Pemenang.
2. Penunjukan Pemenang dapat dilakukan apabila tidak ada sanggahan atau ternyata sanggahan
tidak benar berdasarkan surat jawaban sanggahan atau sanggahan diterima melewati waktu
masa sanggah atau sanggahan tidak disampaikan kepada Pejabat Berwenang seperti tercantum
dalam Dokumen Tender.
3. Peserta yang ditunjuk sebagai pemenang wajib menerima penunjukan tersebut dan apabila
mengundurkan diri, maka dikenakan sanksi sesuai peraturan Perusahaan yang berlaku.
4. Dalam hal pemenang Pemilihan Langsung yang ditunjuk mengundurkan diri atau karena
sesuatu hal tidak dapat ditunjuk, maka penetapan Penyedia Barang/Jasa dapat dilakukan
kepada urutan berikutnya dengan ketentuan:
a. Dilakukan upaya negosiasi.
b. Penetapan Pemenang berdasarkan urutan berikutnya tersebut harus mendapat
persetujuan/penetapan dari Pejabat Berwenang yang menetapkan Pemenang;
c. Masa penawaran calon Pemenang urutan berikutnya masih berlaku atau sudah diperpanjang
masa berlakunya;
d. Apabila Pemenang urutan berikutnya telah ditetapkan sesuai dengan harga penawarannya
atau hasil negosiasi lanjutannya namun kemudian mengundurkan diri, maka akan dikenakan
sanksi sesuai peraturan Perusahaan yang berlaku.

Pasal – 24
Pengadaan Dinyatakan Gagal

Pejabat Berwenang dapat menyatakan proses Pengadaan Barang/Jasa gagal, apabila:


1. Tidak terdapat calon Penyedia Barang/Jasa yang mendaftar atau Penyedia Barang/Jasa (calon
peserta) yang mendaftar kurang dari 2 (dua), termasuk setelah perpanjangan masa pendaftaran;
atau
2. Penawaran yang masuk kurang dari 2 (dua); atau
3. Penawaran yang masuk tidak ada satu pun yang sah; atau
4. Setelah dilakukan negosiasi, harga yang ditawarkan masih tetap lebih besar dari OE atau OE
yang telah disesuaikan; atau
5. Pelaksanaan proses Pengadaan Barang/Jasa tidak sesuai dengan ketentuan Dokumen Tender
atau prosedur yang berlaku; atau
6. Calon pemenang yang diusulkan tidak ada yang bersedia ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan;
atau
7. Sanggahan dari peserta terhadap kesesuaian dengan prosedur pengadaan ternyata benar.

Halaman 18
Pasal – 25
Proses Ulang Pengadaan

1. Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat mengadakan 1 (satu) kali proses ulang Pengadaan
Barang/Jasa;
2. Proses ulang Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh peserta lama maupun yang baru;
3. Bilamana proses ulang Pengadaan Barang/Jasa juga gagal, maka proses pengadaan dapat
dilanjutkan dengan cara Pemilihan Langsung atau Penunjukan Langsung sesuai kebutuhan.

Pasal – 26
Pengadaan Dinyatakan Batal

1. Pembatalan proses Pengadaan Barang/Jasa hanya dapat dilakukan apabila salah satu kondisi
berikut terpenuhi:
a. Terjadi perubahan rencana kerja dan mengakibatkan perubahan kebutuhan Barang/Jasa;
b. Anggaran tidak tersedia/tidak mencukupi.
c. Akibat adanya penetapan pengadilan.
d. Terbukti adanya indikasi kuat telah terjadi tindak KKN.
e. Terjadi keadaan kahar.
2. Pembatalan proses Pengadaan Barang/Jasa ini ditetapkan oleh Pejabat Berwenang.

Pasal – 27
Penundaan Proses Pengadaan

Fungsi Procurement (Pengadaan) dapat melakukan penundaan proses Pengadaan Barang/Jasa


apabila terdapat indikasi adanya penyimpangan dan/atau kecurangan dalam proses
Pengadaan Barang/Jasa sesuai yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya dilaporkan ke Pejabat Berwenang untuk ditetapkan sebagai pengadaan dinyatakan batal
atau pengadaan tetap dilanjutkan.

Indikasi/bukti terjadi persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antar Penyedia Barang/Jasa dengan tujuan untuk memenangkan salah satu
perserta, maka:
1. Evaluasi Dokumen penawaran dilanjutkan terhadap Penyedia Barang/Jasa yang tidak terlibat
(bila ada); dan
2. Apabila tidak ada Penyedia Barang/Jasa lain sebagaimana dimaksud pada angka.1 di atas,
Proses Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan gagal.

Indikasi persekongkolan antar Penyedia Barang/Jasa harus depenuhi sekurang-kurangnya 2 (dua)


indikasi di bawah ini:
a. Terdapat kesamaan Dokumen Teknis, antara lain: metode kerja, bahan, alat, analisa pendekatan
teknis, harga satuan, dan/atau spesifikasi barang yang ditawarkan (merek/tipe/jenis) dan/atau
dukungan teknis.
b. Seluruh penawaran dari Penyedia Barang/Jasa mendekati OE.
c. Adanya keikutan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang berada dalam 1 (satu) kendali.
d. Adanya kesamaan/kesalahan isi Dokumen penawaran, antara lain kesamaan/kesalahan
pengetikan, susunan, dan format penulisan.
e. Jaminan Penawaran dikeluarkan dari Penjamin yang sama, dengan nomor seri yang berurutan.

Pasal – 28
Surat Jaminan Pelaksanaan

Jaminan Pelaksanaan adalah jaminan yang diberikan untuk memitigasi risiko pelaksanaan
pekerjaan, ditentukan berdasarkan kajian risiko pelaksanaan pekerjaan oleh Fungsi

Halaman 19
Perencana/Pengguna. Jika diperlukan dapat dikonsultasikan oleh Fungsi Corporate Development
(Risk & Performance Management).

Jaminan Pelaksanaan diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa dengan nilai di atas Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Ketentuan tersebut diatas, dikecualikan untuk:
1) Pemenuhan kebutuhan Barang/Jasa melalui metode Sinergi Pertamina Incorporated; atau
2) Penunjukan langsung kepada Sole Source; atau
3) Pengadaan Jasa Konsultansi Non-Konstruksi.

Ketentuan Surat Jaminan Pelaksanaan:


1. Pelaksana Penyedia Barang/Jasa wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan tersebut sebelum
penandatanganan Kontrak.
2. Nilai jaminan Surat Jaminan Pelaksanaan:
Pekerjaan yang bersifat Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya, minimum sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak. Jaminan Pelaksanaan yang dapat diterima adalah yang dikeluarkan
oleh Bank Umum atau berupa Surety Bond yang diterbitkan oleh Perusahaan Penjamin berbentuk
Perusahaan Asuransi yang merupakan Anak Perusahaan Pertamina/Perusahaan Terafiliasi
Pertamina.
3. Jika peserta berkedudukan di Luar Negeri, surat jaminan pelaksanaan diterbitkan oleh bank
devisa di Indonesia atau bank di Luar Negeri. Jaminan Pelaksanaan dari bank di Luar Negeri,
harus dari bank-bank di Luar Negeri yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia (BI).
4. Apabila dipandang perlu untuk kegiatan/pekerjaan berisiko tinggi, dapat dikenakan jaminan
pelaksanaan lebih dari 5% (lima perseratus) dan setinggi-tingginya 20% (dua puluh perseratus).
5. Bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah (lebih kecil dari 80% (delapan puluh persaratus) dari
OE), besarnya Jaminan Pelaksanaan dapat dinaikkan menjadi maksimal 20% (dua puluh
perseratus) dari OE (sesuai ketentuan dalam Dokumen Tender).
6. Jaminan Pelaksanaan dapat dicairkan dan menjadi milik Perusahaan dengan pernyataan sepihak
dari Perusahaan kepada pihak penjamin, tanpa persetujuan pihak Penyedia Barang/Jasa
(tertuang dalam Surat Jaminan), apabila:
a. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa dalam waktu yang telah ditetapkan tidak melaksanakan
pekerjaan.
b. Dalam hal Penyedia Barang/Jasa mengundurkan diri setelah menandatangani Kontrak.
c. Pemenang setelah menanda-tangani kontrak tetapi tidak/belum melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan kontrak.
d. Atau hal-hal lainnya yang diatur didalam Kontrak.
7. Surat Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia Barang/Jasa setelah pelaksanaan
pekerjaan seluruhnya selesai sesuai dengan Kontrak;
8. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sampai dengan selesainya masa Kontrak.
9. Apabila Jaminan Pelaksanaan ditentukan hanya berlaku sampai pada masa pelaksanaan
pekerjaan, sedangkan masih terdapat masa pemeliharaan, maka retensi diperhitungkan di akhir
termin pembayaran yang besaran nilainya sesuai yang diatur dalam Kontrak.
10. Mata uang Jaminan Pelaksanaan harus sama dengan mata uang yang tercantum dalam
dokumen Kontrak.
11. Batas akhir waktu pengajuan tuntutan pencairan Surat Jaminan Pelaksanaan oleh pengguna jasa
kepada pihak penjamin, mengacu kepada KUH Perdata Pasal 1831 dan 1832.
12. Untuk Kontrak Pengadaan Barang/Konstruksi/Jasa Lainnya yang berjangka waktu lebih dari satu
tahun (multi years) Jaminan Pelaksanaan dapat disesuaikan dengan nilai pekerjaan per-tahun
maupun jangka waktu proporsional pekerjaan (dapat diperbarui setiap tahun).
Perhitungan/pembayaran nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan didasarkan atas hasil
penelitian dan penilaian hasil pekerjaan tersebut, serta kegunaan bagi Perusahaan.
13. Untuk Kontrak yang berjangka waktu kurang dari satu tahun (short terms) dengan sistem
penyerahan pekerjaan bertahap, jaminan pelaksanaan dapat disesuaikan dengan nilai maupun
jangka waktu sisa pekerjaan (dapat diperbarui setiap 4 (empat) bulan). Perhitungan/pembayaran

Halaman 20
nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan didasarkan atas hasil penelitian dan penilaian hasil
pekerjaan tersebut, serta kegunaan bagi Perusahaan.
14. Untuk Adendum Kontrak, nilai Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar persentase yang
disesuaikan dengan kajian risiko pelaksanaan pekerjaan. Jangka waktu Jaminan Pelaksanaan
harus diperpanjang apabila terjadi perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan
aslinya harus diserahkan ke Fungsi Procurement (Pengadaan) .
15. Nama Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai pemenang harus tercantum dalam Surat
Jaminan Pelaksanaan.
16. Surat Jaminan Pelaksanaan mencantumkan nilai jaminan dalam angka dan huruf.
17. Pernyataan pihak penjamin bahwa Jaminan Pelaksanaan dapat dicairkan segera sesuai dengan
ketentuan dalam Jaminan Pelaksanaan.

Pasal – 29
Pelaksanan Pekerjaan Mendahului Kontrak

1. Pelaksanaan pekerjaan mendahului Kontrak dapat dilakukan berdasarkan Surat Perintah


Pelaksanaan Pekerjaan Mendahului Kontrak (SP3MK);
2. Pada prinsipnya penerbitan SP3MK dapat dilaksanakan berdasarkan justifikasi dari Pejabat
Berwenang Fungsi Peminta Pengadaan (FPP), antara lain dengan mempertimbangkan hal
sebagai berikut :
a. Untuk menanggulangi Keadaan Darurat (Emergency) berdasarkan Emergency Declare,
dan telah dilakukan penetapan pemenang Pemilihan Penyedia, dengan menunjuk calon
pemenang proses Pemilihan, berdasarkan persetujuan tertulis Pejabat Berwenang; atau
b. Untuk menanggulangi Keadaan Mendesak (Urgent)
3. Dalam hal tertentu dimana diperlukan penerbitan SP3MK setelah tahapan Penetapan
Pemenang maka diperlukan ijin prinsip dari pejabat setingkat diatas pejabat berwenang Fungsi
Peminta Pengadaan (FPP).
4. Pelaksanaan pekerjaan mendahului Kontrak harus segera diikuti dengan penandatanganan
Kontrak;
5. SP3MK tidak dapat digunakan sebagai dasar penagihan oleh Pelaksana Kontrak.
Ketentuan-ketentuan yang mengikat Para Pihak adalah ketentuan ketentuan dan/atau
persyaratan-persyaratan sesuai konsep Kontrak dan kesepakatan dalam proses Pemilihan
Penyedia

Pasal – 30
Warranty

Penyedia Barang/Jasa yang ditunjuk sebagai pemenang Pekerjaan Barang/Jasa harus dapat
menyampaikan Warranty atau Garansi adalah surat keterangan atas suatu produk bahwa pihak
produsen/penjual menjamin produk tersebut bebas dari kesalahan pekerja dan kegagalan bahan
dalam jangka waktu tertentu. Garansi juga dapat berupa garansi purna jual yang berupa
surat/kartu/dokumen yang menyatakan adanya jaminan ketersediaan suku cadang serta fasilitas dan
pelayanan purna jual suatu produk.

Pasal – 31
Force Majeure

1. Apabila terjadi force majeure, maka segala akibat yang timbul akan segera diselesaikan bersama
antara kedua belah pihak atas dasar musyawarah sesuai dengan peraturan pemerintah yang
berlaku.
2. Keadaan force majeure adalah peristiwa yang terjadi karena sesuatu hal diluar dugaan dan atau
kekuasaan kedua belah pihak, yang langsung mengenai sasaran pekerjaan seperti:
a. Bencana alam (gempa bumi, banjir besar, badai/topan, gunung meletus, hujan lebat terus
menerus).

Halaman 21
b. Huru-hara, pembajakan, pemogokan, perang, blokade, pemberontakan, epidemi yang langsung
menimbulkan kerugian pada pekerjaan, yang bukan kesalahan rekanan.
c. Peraturan-peraturan Pemerintah/Perusahaanyang mengatur kemungkinan klaim kepada
rekanan/pelaksana.
3. Hal-hal/peristiwa lain yang tidak disebutkan dalam ayat.2 ini tidak dapat dikategorikan sebagai
force majeure.
Pasal – 32
Kontrak

Kontrak Pekerjaan ini adalah Kontrak Harga Lumpsum (Lumpsum Contract)


Kontrak Harga Lumpsum adalah Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan sesuai gambar, spesifikasi, standar, dan ketentuan lain yang dipersyaratkan dalam kontrak
dalam waktu tertentu dengan jumlah harga pasti.
Semua konsekuensi yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian Pekerjaan tersebut, sepanjang
sesuai gambar, spesifikasi, standar, dan ketentuan lain yang dipersyaratkan dalam Kontrak,
sepenuhnya ditanggung oleh Pelaksana Kontrak.
Tahapan pembayarannya didasarkan pada pencapaian penyelesaian tahapan/fisik pekerjaan, baik
secara penuh atau bertahap.

Bentuk Kontrak.
1. Dokumen: Kontrak.
2. Kontrak ditandatangani oleh Para Pihak dan bermaterai cukup.
Draft Kontrak akan dikirim menggunakan e-mail atau dapat diambil bersamaan dengan pengiriman
Undangan Rapat Penjelasan Tender (Pre-bid Meeting) dan Dokumen Tender.

Pasal – 33
Jaminan Pemeliharaan

1. Jaminan Pemeliharaan wajib diberikan oleh Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya setelah
pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus).
2. Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari Nilai Kontrak untuk menjamin
pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang telah diserahkan.
3. Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 (empat belas) hari kerja setelah masa
pemeliharaan selesai.
4. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dapat memilih untuk memberikan Jaminan
Pemeliharaan atau meberi retensi.
5. Jaminan Pemeliharaan atau retensi besarnya 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak.
6. Jaminan Pemeliharaan diterbitkan oleh Bank Umum.

Pasal – 34
Ketentuan Lain

Hal-hal yang belum tercantum dalam Dokumen Tender akan diatur dalam Addendum Dokumen
Tender yang akan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Tender ini.

---------------------------ooo0ooo------------------------

Halaman 22
BAB II
TERM OF REFERENCE

A. PENDAHULUAN

1. Judul Pekerjaan
Perbaikan Sarfas dan Penggantian atap drum shelter di DSP Belawan

2. Maksud dan Tujuan


1. Untuk menunjang kegiatan operational di DSP Belawan
2. Standarisasi DSP PT Pertamina Lubricants
3. Penggantian atap drum shelter yang sudah berkarat
4. Pengecatan ulang struktur drum shelter untuk menghindari karat
5. Menghilangkan genangan air di jalan masuk
6. Perbaikan ACP penutup kolom gapura pintu masuk

3. Ruang Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan persiapan
1. Pekerjaan sewa container 20 feet untuk Direksi Keet termasuk: MCK, listrik, furniture,
white board, AC, dll dan Gudang Material sementara,
2. Mobilisasi dan demobilisasi pekerja, peralatan kerja dan material kerja,
3. Administrasi, perijinan, dokumentasi, Fit to Work sertifikat hyperkes, Rapid Test Non
Reaktif Covid-19 per pekerja 2 mgg 1x, Safety Man, APD, pemindahan drum,
4. Sewa schafolding type pipa, termasuk operator dan inspector bersertifikat
5. Surat dukungan dan sertifikat dari pabrikan / agen material: atap galvalum dan cat

b. Pekerjaan penggantian atap drum shelter dan perbaikan sarfas


1. Re-ripet + sealing kolom ACP existing dan Pasangan Keramik untuk kolom gapura
masuk
2. Penggantian kaca kantor tebal 8mm di area kantor
3. Saluran Floor drain sepanjang taman ke arah saluran pembuangan dengan scope:
a) Floor drain stainless 2 inch termasuk mess / pelindung
b) Pipa Galvanish 2" termasuk aksesories (elbow, tee, dll) di tanam di plat lantai
c) Bobokan plat lantai jalan dan pengecoran kembali K 300
4. Pembuatan Canopy 3m x 5m
a) Rangka hollow galvanish
b) Atap galvalum dan sky light
c) Talang horizontal galvalum dan talang vertical PVC
d) Finshing cat, 1 lapis cat dasar 2 lapis cat finishing
e) Pekerjaan marka jalan themoplastic
5. Penggantian atap drum shelter eksisting dengan scope:
a) Penggantian Atap eksisting dengan atap galvalum TCT min 0.55mm
b) Sistem clip-lock, Roll dan tidak ada sambungan
c) Bongkar atap eksisting dan pembuangan bongkaran
6. Pengecatan struktur (Kolom, rafter, over stack, purlin, hans, stiffner, ikatan angin,
sagrod, dll): epoxy primer, polyurethane top coat, Total DFT 200 Micron, dengan
scope:
a) Mengupas cat eksisting dengan menggunakan alat
b) Epoxy Primer DFT 150 µ incl thinner
c) Polyurathane DFT 50 µ incl thinner

Halaman 23
c. Pekerjaan Finishing: pembersihan area pekerjaan, commissioning dengan melampirkan
hasil pengukuran thickness

4. Resiko Pekerjaan
Risiko dari pekerjaan ini adalah TINGGI.
Dasar penilaian dan penetapan risiko pekerjaan dapat dilihat pada lampiran.

5. Kualifikasi Kontraktor
Memiliki kualifikasi risiko TINGGI sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
atau dapat memenuhi persyaratan pada saat prakualifikasi sesuai tingkat risiko
pekerjaannya

6. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan ini di PT Pertamina Lubricants DSP Belawan

7. Jangka Waktu Pekerjaan


Jangka waktu pengadaan berikut pemasangan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender

8. Masa Pemeliharaan//Garansi Pekerjaan


Kontraktor memberikan jaminan atas kualitas pekerjaan didalam masa pelaksanaan
pekerjaan selama 120 (seratus dua puluh hari) hari kalender.

B. RINCIAN PEKERJAAN

1. Rincian Pekerjaan

a. Penyusunan Rencana Kerja


Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja (hk) setelah menerima Surat
Penunjukan Pemenang, Pemborong sudah harus menyusun dan menyampaikan rincian
rencana kerja serta mempersiapkan segala keperluan teknis dan administrasi yang
diperlukan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain:
1) Membuat rincian jadwal pelaksanaan pekerjaan dan rincian tahapan pelaksanaan
pekerjaan yang mencakup antara lain: pekerjaan persiapan, termasuk administrasi,
HSSE plan dan quality plan, sampai dengan penyampaian Manufacturing Data
Record (MDR) pasca pekerjaan sehingga pekerjaan dimaksud dapat memenuhi
Time Compliance, Health Safety Security Environment (HSSE) Compliance, Quality
Compliance dan Budget Compliance. Time schedule tersebut harus dibuat dalam
bentuk Kurva “S” Microsoft excel
Schedule pelaksanaan pekerjaan wajib disampaikan kepada PT Pertamina
Lubricants untuk diketahui sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
2) Menyusun struktur organisasi dan manpower planning yang akan terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas.
3) Dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, Pemborong wajib melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan dan segala sesuatu
potensi penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan adanya
perubahan terhadap rencana kerja semula yang sifatnya tidak dapat
dihindari/terelakan wajib dibuatkan Berita Acara/justifikasi yang ditandatangani oleh
Pemborong dan Direksi Pekerjaan yang kemudian digunakan sebagai kelengkapan
administrasi penutupan kontrak
4) Setiap potensi keterlambatan dan atau perubahan biaya yang diakibatkan adanya
perubahan terhadap rencana kerja yang telah ditetapkan tanpa disertai adanya
lampiran Berita Acara/justifikasi yang ditandatangani oleh Pemborong dan Direksi
Pekerjaan, maka segala biaya yang timbul tersebut adalah menjadi beban dan
tanggung jawab Pemborong.
Halaman 24
5) Persetujuan Direksi Pekerjaan terhadap rencana kerja, tidak berarti bahwa
Pemborong lepas dari tanggung jawabnya seperti tercantum dalam isi Surat
Perjanjian dari semua persyaratan yang ada.
6) Kelalaian Pemborong akan hal-hal tersebut diatas yang dapat menyebabkan
potensi keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya menjadi
beban dan tanggung jawab Pemborong.

b. Pekerjaan Persiapan
1) Mempersiapkan syarat-syarat administrasi untuk memulai pekerjaan ini sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Pertamina Lubricants dan atau di Pemborong.
2) Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu akan dilaksanakan Kick off Meeting
yang membahasa antara lain:

No. Uraian Lingkup


PTPL Pemborong
1 HSSE plan beserta JSA X X
2 Quality plan X
3 Schedule X
4 Jam kerja di lingkungan Pertamina X
5 Organisasi Project X
6 Mobilisasi/demobilisasi X
7 Prosedur & metode pekerjaan X
8 Deliverable terhadap hasil pekerjaan X
termasuk penyampaian MDR/As Built
Document
9 Mitigasi potensi keterlambatan terhadap X
penyelesaian pekerjaan dan ketentuan
sanksi yang berlaku
10 Masa pemeliharaan X

Kick off Meeting akan dilaksanakan paling lambat 7 (tujuh) hk setelah diterimanya
Surat Penunjukan Pemenang oleh Pemborong.

c. Pekerjaan Perekayasaan (Engineering)


Melaksanakan pekerjaan perekayasaan/ engineering berdasarkan Scope of Work/lingkup
kerja, sebagai berikut :
1) Data informasi dokumen ini merupakan Scope of Work/lingkup kerja yang
dikehendaki oleh PERTAMINA LUBRICANTS dan harus menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pekerjaan perekayasaan rinci (Detail Engineering).
2) Pemborong harus membuat desain rinci (Detail Design), yang antara lain meliputi
pembuatan perhitungan-perhitungan, spesifikasi dan gambar konstruksi (Shop
Drawing).
3) Pemborong harus membuat prosedur-prosedur yang berkaitan dengan pekerjaan
untuk di evaluasi selama pelaksanaan pekerjaan.
4) Pemborong harus membuat inspection & test plan mengacu pada standar internal
PERTAMINA LUBRICANTS.
5) Pemborong harus menyelidiki dengan cermat hal-hal yang berkaitan dengan lokasi
pekerjaan, masalah yang mungkin timbul dalam pengadaan barang/material,
pelaksanaan konstruksi, pengaruh cuaca/musim, keadaan tanah, peraturan-
peraturan/undang-undang/hukum yang berlaku di Indonesia.
6) Walaupun pekerjaan perekayasaan yang akan dilakukan oleh Pemborong
didasarkan atas Scope of Work/lingkup kerja yang disusun oleh PERTAMINA
LUBRICANTS, tetapi dalam membuat desain, Pemborong harus memperhatikan hal-
hal yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi, peraturan-peraturan

Halaman 25
keselamatan dan lindungan lingkungan, perawatan dan perbaikan sarana, prosedur
operasi, keadaan darurat, perluasan dan sebagainya.
7) Pemborong berkewajiban memberitahu PERTAMINA LUBRICANTS seandainya
dijumpai hal-hal yang tidak sesuai/benar atau kontradiksi dalam Scope of
Work/lingkup kerja. Jika Pemborong lalai melakukan kewajiban diatas maka semua
biaya yang timbul oleh karenanya menjadi tanggung jawab Pemborong.
8) Sebelum pelaksanaan pekerjaan perekayasaan dan konstruksi semua dokumen
teknis harus mendapat persetujuan dari PERTAMINA LUBRICANTS. PERTAMINA
LUBRICANTS berhak untuk memeriksa dan memberi persetujuan terhadap setiap
pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi, syarat-syarat kontrak, peraturan-peraturan
Pemerintah dan syarat-syarat keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.
Termasuk dalam dokumen teknis ini adalah, gambar teknis dasar dan detail (basic
and detail engineering drawing), daftar peralatan utama (equipment list), lembar
perhitungan, spesifikasi peralatan dan spesifikasi konstruksi. Pemborong tidak boleh
merubah ketentuan dalam dokumen teknis ini tanpa persetujuan PERTAMINA
LUBRICANTS.

Detail Split Scope of Work Pekerjaan Perekayasaan (Engineering) Antara Pertamina


Lubricants Dan Pemborong:
Lingkup
No. Uraian
PTPL Pemborong
1 Lembar perhitungan (Engineering calculation) R X
2 Gambar konstruksi (Shop Drawing) R X
Spesifikasi material utama dan peralatan (Data
3 R X
Sheet)

d. Pelaporan Terhadap Hasil Penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan


Pada dasarnya setiap kegiatan atau kejadian harus dicatat dan dilaporkan secara berkala.
Pelaporan dibuat dalam bentuk :
1. Laporan harian: berisi tentang kegiatan proyek termasuk foto / dokumentasi (ada
kegiatan atau libur), material / peralatan yang masuk, kendala, kunjungan pengawas
atau direksi pekerjaan dll. Laporan ini dibuat setiap hari dan dilaporkan ke pengawas
lapangan (Spv DSP Belawan)
2. Laporan bulanan : berisi rekapitulasi dari laporan harian yang disampaikan kepada
direksi pekerjaan setiap bulan per tanggal 25, berisi tentang laporan progress
pekerjaan (behind, ahead), kendala dan penyebabnya, solusi penyelesaian kendala
tersebut, dokumentasi / foto kegiatan
3. Laporan akhir
Setelah pekerjaan dinyatakan selesai (completion of the work) 100% physic oleh
Direksi Pekerjaan, Pemborong wajib menyampaikan As Built Document sesuai
dengan apa yang telah dilaksanakan dan disupply. As Built Document disusun
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dipasang kembali dengan sampul keras
(hard cover) dan kemudian disampaikan ke Pertamina Lubricants, masing-masing
dalam rangkap 2 (dua) dan 1 (satu) asli (dapat dicetak ulang). Pembuatan gambar
(jika ada) harus dengan CAD dalam format PDF dan file komputer wajib disampaikan
kepada Pertamina Lubricants dalam bentuk CD maupun flash disc.
Penyampaian as built document dimaksud oleh Pemborong pelaksana pekerjaan
merupakan salah satu syarat diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
(BASTP) atau TNK.09 oleh Direksi pekerjaan yang merupakan dasar penerbitan
invoice Pemborong sebagai upaya realisasi pembayaran atas total nilai harga kontrak
sesuai ketentuan yang diatur dalam Surat Perjanjian Borongan.
Dalam melaksanakan perhitungan/gambar design, ukuran yang dipakai adalah
metrik, kecuali untuk ukuran pipa, fittings dan sejenisnya dalam inchi.

Halaman 26
Untuk alat ukur dipakai pembacaan sistem metrik, kecuali jika disebut lain dalam
dalam spesifikasi atau data sheet.
Ukuran kertas yang dipakai untuk dokumen-dokumen adalah A3 dan A4, sedangkan
gambar ukuran AO, A1, A2, A3 dan A4 serta
Skala gambar yang dipakai adalah : 1/1, 1/2, 1/5, 1/10, 1/20, 1/25, 1/50, 1/100,
1/200, 1/250, 1/500, 1/1000, 1/2000, 1/2500, 1/5000, 1/10000.

e. Pekerjaan Pengadaan Material


1) Pemborong wajib mendatangkan material dan peralatan sesuai yang disyaratkan
dalam Bill of Quantity (BQ) dan apabila bersifat import Pemborong melampirkan
packing list/bill of lading beserta material test certificate.
2) Semua material/peralatan yang dibawa masuk ke area PERTAMINA LUBRICANTS
harus dilengkapi dengan surat pengantar material/peralatan yang berisikan
keterangan mengenai jumlah/volume dan jenis material/peralatan tersebut, yang
akan diperiksa oleh petugas Security pada pos pintu masuk dan pengawas
pekerjaan. Surat pengantar material/peralatan ini akan dipergunakan sebagai salah
satu dokumen pendukung untuk syarat realisasi pembayaran terhadap kontrak
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
3) Bilamana terjadi ketidaksuaian terhadap material/peralatan baik jumlah maupun
spesifikasi maka Pemborong wajib menggantinya dengan material/peralatan yang
dikehendaki dan setiap keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal dimaksud
maka menjadi tanggung jawab Pemborong.
4) Material/peralatan yang dalam lingkup pekerjaan disediakan oleh PERTAMINA
LUBRICANTS untuk pengambilannya harus melalui dan mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari pengawas PERTAMINA LUBRICANTS.
5) Semua material/peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini
disediakan oleh Pemborong, tidak terbatas yang disebutkan didalam BQ, kecuali
secara tegas disebutkan menjadi lingkup PERTAMINA LUBRICANTS.

f. Pekerjaan Akhir
Commissioning dan Pembersihan Area Kerja Akibat Pekerjaan
 Approved Brand List
Produk Merk
Cat Jotun, Hempel, International, Sigma Utama
ACP Type PVDF Alcopla, Aluwel, Alustar, Aluclad, Seven
Atap Galvalum SNI
Pipa PVC AW SNI

Pekerjaan ini harus memenuhi salah satu persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
standard/code/peraturan-peraturan edisi terakhir yang tersebut di bawah ini, namun tidak
terbatas pada:

No Standard
1. SNI Standard Nasional Indonesia
2. SII Standar Industri Indonesia
3. ASTM American Society for Testing Material
4. JIS Japan Industrial Standard
5. PUBI Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
6. PKKI Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
7. Peraturan yang berlaku di lingkungan Pertamina Lubricants
Peraturan Perundang undangan yang berlaku dan terkait dengan pekerjaan
8.
ini

Halaman 27
Apabila terjadi perbedaan/pertentangan antar peraturan-peraturan tersebut diatas, maka
keputusan terakhir ada pada Pertamina Lubricants

g. Pekerjaan Finishing
1) Setelah semua pekerjaan diselesaikan dan diperiksa oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan yang ditunjuk, kondisi lokasi pekerjaan harus
dikembalikan seperti semula (Good House Keeping) kecuali disebutkan lain oleh
Direksi Pekerjaan yang dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Kedua
Belah Pihak.
2) Semua peralatan harus dibongkar/direlokasi, dimulai dari lifting equipment dan lain
sebagainya. Bersihkan area kerja dari sisa pekerjaan, sisa material dari Pemborong
yang masih bisa dipakai menjadi milik Pertamina Lubricants dan sisa material yang
tidak terpakai dibuang ke scrap yard atau ketempat yang ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan Pertamina Lubricants.

2. Penyediaan Peralatan Kerja


a. Penyediaan alat kerja utama pekerjaan merupakan scope Pemborong.
b. Pemborong menyediakan semua peralatan penunjang yang dibutuhkan termasuk
mobilisasi dan demobilisasi menjadi tanggung jawab Pemborong.
c. Apabila Direksi Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan menilai peralatan yang digunakan tidak
cukup dan berpotensi mengganggu jadwal pelaksanaan (melalui evaluasi), maka
Pemborong wajib untuk segera mendatangkan alat kerja tambahan yang dibutuhkan.
Apabila Pemborong tidak mengindahkan perintah ini maka Direksi Pekerjaan/Pengawas
Pekerjaan berhak untuk mendatangkan alat kerja tambahan dimaksud dari selain
Pemborong yang sedang melaksanakan pekerjaan dan semua biaya yang timbul yang
dikarenakan hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Bahwa kerusakan peralatan kerja milik Pemborong yang dikarenakan
mobilisasi/demobilisasi dan atau penggunaan selama penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan milik Pertamina Lubricants adalah menjadi lingkup/tanggung jawab
Pemborong.
e. Pemborong wajib mengganti peralatan kerja yang rusak sesuai dengan spesifikasinya
(sebanding) apabila perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam durasi waktu 1 x 24 jam
setelah diterimanya notifikasi kerusakan dari Direksi Pekerjaan, maka Pemborong wajib
menggantinya sesuai dengan spesifikasi yang rusak dan biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Pemborong.
f. Bahwa kerusakan peralatan kerja milik Pertamina Lubricants yang dipinjam oleh
Pemborong yang dikarenakan penggunaan selama penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
di area Pertamina Lubricants adalah menjadi lingkup/tanggung jawab Pemborong.

3. Penyediaan Tenaga Kerja


a. Tenaga kerja nasional/lokal, peralatan kerja dan alat-alat keselamatan kerja disediakan
oleh dan atas beban Pemborong. Penyediaan tersebut minimal harus sesuai dengan
jumlah & klasifikasi yang tersebut pada BQ.
b. Pemborong wajib menyediakan pekerja terampil untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut di
mana yang bersangkutan mempunyai pengalaman pekerjaan sejenis minimal 2 (dua)
tahun terakhir.
c. Para Pekerja utama (skilled labour) harus dilengkapi dengan curriculum vitae dan
Pertamina Lubricants berhak memeriksa dan meminta pengganti jika yang bersangkutan
tidak sesuai dengan kualifikasinya.
d. Para pekerja yang berkualifikasi khusus harus dilengkapi dengan sertifikat kualifikasi yang
masih berlaku pada saat pekerjaan berlangsung.
e. Semua pekerja yang dipekerjakan dalam pekerjaan ini harus terampil dan dibekali dengan
peralatan kerja yang cukup dan memadai untuk tugas pekerjaannya.

Halaman 28
f. Pemborong wajib menjaga ketentraman kerja bagi para pekerjanya dengan memenuhi
tugas dan tanggung jawabnya, sehingga tidak menimbulkan keresahaan/keributan
diantara mereka.
g. Pemborong tidak dibenarkan mengadakan perjanjian-perjanjian tersendiri dengan para
pekerjanya yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
pekerjaan borongan di Indonesia (ketentuan Kemenakertrans).
h. Kelalaian pemborong akan hal-hal dimaksud diatas, maka Direksi Pekerjaan/Pengawas
Pekerjaan berhak untuk mengadakan tindakan-tindakan seperlunya dan semua akibat
yang timbul menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
i. Apabila Direksi Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan menilai jumlah tenaga kerja yang
digunakan tidak cukup dan berpotensi mengganggu jadwal pelaksanaan (melalui
evaluasi), maka Pemborong wajib untuk segera mendatangkan pekerja tambahan yang
dibutuhkan. Apabila Pemborong tidak mengindahkan perintah ini maka Direksi
Pekerjaan/Pengawas Pekerjaan berhak untuk mendatangkan pekerja tambahan
dimaksud dari selain Pemborong yang sedang melaksanakan pekerjaan dan semua biaya
yang timbul yang dikarenakan hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

4. Quality Assurance
a. Hasil pekerjaan ini harus dapat berfungsi sesuai dengan design awal yang ditetapkan
dengan tetap memenuhi :
1) Tepat safety & environmental
2) Tepat mutu
3) Tepat biaya
4) Tepat waktu
b. Tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan adalah 1 hari setelah tanggal saat kick off meeting.

5. Perincian Pekerjaan
Survey
 Umum  Kontraktor harus melaksanakan sendiri survey ke tempat pekerjaan
untuk menyakinkan tentang jenis tanah, keadaan lapisan, volume,
lokasi dan kemungkinan-kemungkinan lain untuk dapat memenuhi
persyaratan spesifikasi

a. Pekerjaan Sipil
Pekerjaan Tanah
 Pembersihan  Pekerjaan pembersihan dan pengupasan terdiri dari
Lapangan pembersihan segala macam tumbuhan, pohon, semak,
tanaman lain, sampah-sampah dan bahan-bahan lain yang
menggangu, termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa
konstruksi dan sisa-sisa material dari pekerjaan pembersihan.
 Semua tunggul-tunggul kayu dan akar-akar pohon harus
dibersihkan sampai kedalaman tidak kurang dari 50 cm di
bawah permukaan tanah.
 Hasil pembersihan tersebut harus ditumpuk pada lokasi
tertentu dan jelas sesuai persetujuan PERTAMINA
LUBRICANTS sebelum diangkut keluar proyek
 Galian Tanah  Semua pekerjaan galian harus dikerjakan mengikuti
ketentuan-ketentuan letak, elevasi dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana atau petunjuk
PERTAMINA LUBRICANTS
 Permukaan tanah dasar (grade level), setelah dipadatkan,
harus sesuai gambar rencana dengan variasi penyimpangan
tidak melebihi 2 cm
 Urugan Tanah  Ruang galian harus bebas dari bahan cetakan dan kotoran-
kotoran lainnya sebelum dilaksanakan pengurugan

Halaman 29
 Pemborong harus mengirim sample tanah dan hasil uji
laboratorium sample tanah tersebut kepada PERTAMINA
LUBRICANTS paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan
konstruksi urugan dimulai
 Tanah untuk urugan yang digunakan adalah tanah urugan
dalam klasifikasi tanah menurut American Association of State
Highway and Transportation Offiacials (AASHTO) dengan
klasifikasi golongan A-2 dengan kekuatan umum Baik Sekali
Sampai Baik
 Urugan harus tanah berbutir yang memiliki sifat tertentu yang
paling sedikit mempunyai nilai CBR 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum menurut ASTM D-155
 Material urugan harus dihampar dalam lapis-lapis horizontal
maksimum setebal 20 cm pada keadaan lepas
 Material urugan yang karena letaknya pada konstruksi tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat besar,
harus dihamparkan dalam lapis-lapis horizontal pada keadaan
lepas setebal maksimum 10 cm dan dipadatkan dengan mesin
stamper
 Permukaan akhir urugan harus rata, tidak bergelombang dan
mempunyai kelandaian yang cukup sehingga dapat menjamin
air permukaan dapat mengalir dengan bebas
 Toleransi elevasi permukaan setelah pemadatan harus tidak
lebih tinggi atau lebih rendah dari 2 cm dari ketentuan
 Bila terjadi penurunan, Pemborong diharuskan menambah
lapisan urugan padat sampai mencapai elevasi yang
ditetapkan. Bagian atas dari permukaan tanah harus digaruk
terlebih dahulu sebelum lapis tambahan dihampar dan
dipadatkan
Pekerjaan Beton
 Mutu Beton  Mutu beton yang digunakan terdiri dari mutu beton K100 K300
K350 yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam PBI
1971
 Mutu beton K100 dipakai untuk lantai kerja dan jalan inspeksi
keliling tanki
 Mutu beton Bila terdapat bagian struktur yang mutu betonnya
tidak disebut dengan nyata dalam gambar atau dalam
spesifikasi ini, maka mutu beton disesuaikan dengan kondisi
struktur tersebut
 Kontrol dan  Cara-cara pengujian untuk memeriksa kekuatan beton harus
Pemeriksaan Mutu mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam PBI-
Beton 1971 atau menurut petunjuk PERTAMINA LUBRICANTS
 Pengujian Mutu Beton Pemborong harus membuat benda uji untuk masing-masing mutu
beton dengan ketentuan sbb:
 Pengujian kekuatan tekan beton harus dilakukan pada setiap
set pengujian yang terdiri dari 3 buah benda uji. Benda uji
untuk setiap set harus diambil pada batch yang sama,
sesudah sekitar setengah bagian di tuangkan dalam cetakan
 Minimal harus dibuat 1 set benda uji untuk setiap 15 m 3 beton,
disamping itu pada setiap bagian struktur yang berbeda
minimal harus dibuat 1 set benda uji
 Tambahan benda uji harus diambil bila hasil test menunjukkan
ketidak sesuaian dengan spesifikasi. Pengambilan benda uji
tambahan harus sesuai dengan petunjuk PERTAMINA
LUBRICANTS

Halaman 30
 Setiap benda uji harus diberi tanggal dan nomor dan pada
setiap set diberi tanda A, B dan C
 Pengujian setiap set benda uji harus dilakukan sbb :
 Benda uji A di test pada umur 7 hari. Hasil test tidak boleh
kurang 60% dari kekuatan tekan beton yang disyaratkan
 Benda uji B dan C ditest pada umur 28 hari
 Nilai rata-rata dari benda uji B dan C ditetapkan sebagai
hasil kekuatan tekan dan setiap set pengujian
 Apabila sudah terkumpul 20 set pengujian dilakukan
evaluasi kekuatan tekan beton sesuai dengan cara-cara
statistik yang tercantum dalam PBI 1971
 Pembuatan dan perlindungan untuk benda-benda uji harus
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam
PBI 1971
 Benda uji dapat berbentuk kubus 15 cm atau silinder diameter
15 cm, tinggi 30 cm. Korelasi antara kekuatan benda uji kubus
dengan benda uji silinder adalah 1 : 0.83
 Dalam hal perawatan (curing) dan atau penambahan bahan-
bahan khusus (additives) terhadap konstruksi beton maka
benda uji juga harus mendapat perlakuan yang sama,
sehingga benda uji tersebut benar-benar mempunyai sifat-
sifat dan kekuatan yang sama dengan konstruksi beton yang
diwakilinya
 Acceptance  Pekerjaan beton dapat diterima setelah berumur 28 hari,
Criteria Beton apabila sudah memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
spesifikasi, gambar dan petunjuk PERTAMINA LUBRICANTS
 Apabila syarat-syarat kekuatan benda-benda uji menunjukkan
nilai dibawah persyaratan, maka PERTAMINA LUBRICANTS
berhak untuk tidak menerima hasil pekerjaan tersebut atau
melakukan tindakan-tindakan lain sesuai ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam PBI 71
 Semua konstruksi beton yang telah selesai harus sesuai
dengan gambar baik bentuk, elevasi dan kerapihan
permukaan dan mutu betonnya
 Penyimpangan dari gambar atau diluar petunjuk PERTAMINA
LUBRICANTS, dapat menyebabkan pekerjaan tersebut
dibongkar dan Pemborong harus memperbaharui kembali
sesuai ketentuan-ketentuan spesifikasi atau petunjuk
PERTAMINA LUBRICANTS
 Material Beton  Ready Mix K100 slump 12±2 Non Fly Ash
 Ready Mix K300 slump 12±2 Non Fly Ash
 Ready Mix K350 slump 12±2 Non Fly Ash
 Bekisting/Cetakan  Untuk beton yang tidak berhubungan dengan tanah harus
Beton tebuat dari bahan multifleks 18 mm dengan balok penguat
 Sebelum pembuatan bekisting, Pemborong harus
mengajukan gambar rencana secara detail mengenai
konstruksi bekisting untuk mendapat persetujuan dari
PERTAMINA LUBRICANTS
 Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga
pada waktu pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan
pada beton atau perancah
 Bekisting harus kuat menahan beban dan getaran alat
vibrator. Lendutan diantara dua penyangga tidak boleh lebih
dari sepertigaratus bentang atau dalam keadaan apapun tidak
boleh melebihi 3 mm

Halaman 31
 Bagian dalam bekisting harus diberi minyak bekisting dari
bahan yang disetujui PERTAMINA LUBRICANTS agar
bekisting mudah dilepas bila beton telah mengeras
 Bahan-bahan tersebut harus terdiri dari bahan yang tidak
mempengaruhi mutu beton dan tidak menyebabkan warna
yang berbeda-beda dan permukaan beton jadi. Pengolesan
bahan tersebut harus dilakukan sebelum penempatan
pembesian
 Pengecoran  Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum bekisting dan
pekerjaan persiapan lainnya telah sempurna dikerjakan dan
disetujui PERTAMINA LUBRICANTS
 Sebelum pengecoran dimulai, semua alat-alat, material dan
pekerja-pekerja harus sudah berada di tempat pengecoran
dan alat-alat sudah harus dalam keadaan bersih dan siap
pakai
 Permukaan sebelah dalam dari bekisting harus sudah
dibersihkan dari bahan lepas, kotoran maupun potongan
kawat/besi.
 Semua pembesian baik dari ukuran, penempatan dan ganjal
penutup beton yang akan dicor sudah harus disetujui
sebelumnya oleh PERTAMINA LUBRICANTS
 Pemakaian bahan-bahan pembantu dengan maksud
memudahkan pelepasan bekisting setelah beton mengeras,
telah betul-betul diperiksa sehingga tidak mengganggu
peletakan antara besi dan beton
 Pengecoran hanya boleh dilaksanakan pada siang hari.
Pengecoran malam hari hanya boleh dilaksanakan dengan
persetujuan PERTAMINA LUBRICANTS
 Pengecoran dilakukan segera setelah selesai pengadukan
dan sebelum beton mulai mengeras. Penundaan pengecoran
dalam hal ini masih diizinkan dalam batas-batas dimana beton
masih dapat dikerjakan tanpa penambahan air
 Tinggi jatuh adukan beton tidak boleh melebihi 1.50 meter dan
tidak diperkenankan menimbun beton dalam jumlah banyak di
suatu tempat dengan maksud untuk kemudian meratakannya
sepanjang bekisting
 Konsistensi  Pengujian slump harus selalu diadakan selama pelaksanaan
Slump Test pembetonan, untuk menjamin agar nilai air semen tetap
 Pemadatan  Selama pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat
pemadat mekanis (internal atau external vibrators)
 Ketelitian pemadatan perlu diperhatikan agar semua sudut-
sudut dan celah terisi, tanpa menyebabkan pergeseran posisi
pembesian, sehingga menghasilkan permukaan akhir yang
halus dan rata tanpa gelembung-gelembung udara dan
rongga
 Tenaga yang mengerjakan pemadatan harus benar-benar ahli
dan berpengalaman dalam penggunaan vibrator
 External Vibrator, alat pemadat mekanis yang digunakan
harus mampu memberikan getaran paling tidak 5.000 putaran
per menit dengan berat efektif sebesar 0,25 kg
 External vibrator harus diletakkan sedemikian rupa pada
bekisting sehingga menghasilkan getaran-getaran mendatar.
Bila lebih dari satu alat yang digunakan, jaraknya harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan peredaman
getaran oleh alat lainnya. Pengunaan external vibrator untuk
lantai/pelat-pelat beton harus seijin PERTAMINA
LUBRICANTS

Halaman 32
 Internal Vibrator digunakan dengan cara memasukkan alat-
alat pulsator atau penggetar mekanis kedalam adukan beton.
Alat tersebut harus paling tidak memberikan 5.000 getaran per
menit dengan radius pengaruh tidak kurang dari 45 cm,
dimasukan kedalam adukan beton dalam arah memanjang
konstruksi dengan jarak alat 30 cm – 40 cm dan dibiarkan
pada tempat tertentu selama 10 sampai 20 detik
 Pada waktu dikeluarkan dari adukan harus dicegah
terbenturnya vibrator pada pembesian
 Pemborong harus menyediakan peralatan internal vibrator
yang cukup, sehingga bila kerusakan, pekerjaan pengecoran
tidak tertunda
 Permukaan Beton Jadi  Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton harus rata, lurus,
tidak nampak bagian-bagian yang keropos, melendut atau
bagian-bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-
ujung atau sudut-sudut harus terbentuk penuh dan tajam.
Segera sesudah pembokaran bekisting, bagian-bagian yang
rapuh, kasar lubang-lubang dan bagian-bagian tidak
memenuhi syarat harus segera diperbaiki dengan cara
memahat dan mengisinya kembali dengan adukan semen
yang sesuai dengan kekuatan yang ditetapkan
 Pekerjaan perbaikan permukaan beton harus dikerjakan
secepat mungkin dan tidak boleh lebih lama dari 2 hari setelah
pembokaran bekisting
 Tidak dibenarkan penggunaan plesteran pada permukaan
beton jadi untuk maksud memperbaiki ketidaksempurnaan
pekerjaan
 Perawatan Beton  Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan
dan panas matahari serta kerusakan lainnya yang disebabkan
oleh benturan sebelum beton mengeras dengan sempurna
 Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan
lembab, dengan cara menutupi dengan karung-karung basah,
pasir basah, atau mengenanginya dengan air sampai selama
waktu perawatan (minimal 7 hari)
 Pembongkaran  Bekisting tidak diperbolehkan untuk dibuka tanpa persetujuan
Bekisting PERTAMINA LUBRICANTS Secara umum, bekisting dapat
dibongkar setelah beton berumur 3 minggu
 Dalam hal dimana pembongkaran bekisting akan dilakukan
secepatnya maka cara-cara dan syarat-syarat pembongkaran
harus dengan terlebih dahulu disetujui PERTAMINA
LUBRICANTS
Pekerjaan Baja Tulangan
 Material  Material yang digunakan harus memenuhi SII 0136-84
 Jenis dan mutu baja tulangan tercantum dalam gambar. Baja
tulangan yang digunakan harus yang dihasilkan oleh pabrik-
pabrik baja yang terkenal yang disetujui PERTAMINA
LUBRICANTS, dianjurkan untuk menggunakan baja tulangan
produksi dalam negeri
 Baja tulangan harus benar-benar baru (bukan stok lama) dan
mempunyai label yang mencantumkam mutu serta keterangan
produksi tulangan tersebut dengan jelas. Pencabutan label
harus sepengetahuan PERTAMINA LUBRICANTS
 Kawat Pengikat  Baja tulangan harus diikat dengan teliti dengan kawat pengikat
beton yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum
1.6 mm
 Pelaksanaan  Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar ukuran
dan daftar bengkokan (bar bending schedule) sudah harus

Halaman 33
disiapkan oleh Pemborong dan disetujui PERTAMINA
LUBRICANTS
 Baja tulangan harus bersih, bebas dari karat, kotoran, bahan
lepas, gemuk, minyak, cat, lumpur dan bahan lainnya yang
tidak diinginkan
 Baja tulangan harus disimpan pada tempat terlindung dan
ditumpu agar tidak menyentuh tanah dan dijaga agar tidak
berkarat atau rusak karena cuaca
 Baja tulangan harus dipotong dengan ukuran yang benar dan
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Baja tulangan tidak
diperbolehkan untuk dibengkokkkan kedua kalinya terutama
pada baja tulangan dengan sifat yang getas (Hard Grade)
 Bila radius pembengkokkan tidak disebutkan dengan nyata
pada gambar, maka radius bengkokkan harus diambil paling
sedikit 4 kali diameter untuk baja lunak dan 6 kali diameter
untuk baja keras
 Baja tulangan harus ditempatkan sesuai dengan gambar dan
saling diikat dengan kuat sehingga posisinya tidak berubah,
didudukkan pada landasan beton yang mempunyai mutu
yang sama dengan beton yang akan di cor
 Dalam hal apapun tulangan tidak boleh didudukan pada bahan
metal, atau menempel pada cetakan atau kayu partikel
agregat/kerikil yang dapat menyebabkan tulangan
berhubungan dengan udara luar atau air laut.
 Tidak dibenarkan adanya tulangan atau logam lainnya
menonjol di luar beton yang selesai dicor untuk maksud
pengangkatan atau maksud-maksud lainnya
 Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus memberikan
waktu yang cukup kepada PERTAMINA LUBRICANTS untuk
mengadakan pemeriksaan agar PERTAMINA LUBRICANTS
yakin bahwa tulangan yang terpasang, baik jumlah, ukuran
dan penempatan sudah sesuai persyaratan
 Penyambungan  Penempatan sambungan tulangan harus mengikuti ketentuan
dalam gambar. Sedapat mungkin dihindari penyambungan
tulangan pada tempat-tempat dengan tegangan maksimum.
Sambungan diselang-seling sehingga tidak terjadi
penumpukan pada suatu tempat
 Tempat-tempat penyambungan tulangan, harus diberi
sengkang ekstra dengan ukuran dan jarak yang sesuai
dengan ketentuan dalam AC 318M-83
 Bila tidak ditentukan dalam gambar, maka panjang
sambungan overlap minimum 40 kali diameter tulangan yang
bersangkutan
Pekerjaan Baja Struktur
 Material  Material yang dipakai harus benar-benar baru dan tidak cacat
 Baja lembaran dan baja profil produksi dalam negeri yang
memenuhi standar ASTM A-36 atau ekivalen yang disetujui
PERTAMINA dengan tegangan leleh minimum (minimum
yield strength) 2500 kg/cm2 dan kekuatan tarik minimum
(minimum tensile strength) 4100 kg/cm2
 Perubahan ukuran baja dalam gambar sehubungan dengan
kesulitan untuk memperoleh jenis ukuran tersebut di pasaran
dapat dilakukan sejauh ada persetujuan PERTAMINA
LUBRICANTS
 Baut dan Mur biasa (regular) harus memenuhi standar ASTM
A-307 Grade A (Regular) – hot dip galvanized.

Halaman 34
 Baut dan Mur Kekuatan Tinggi (High Strength Bolt) harus
memenuhi standar ASTM A 325 - hot dip galvanized
 Pengelasan baja struktur harus sesuai dengan desain. Kawat
electrode las harus memenuhi standar ASTM A 233, E 60XX
atau ekivalen yang disetujui PERTAMINA LUBRICANTS. Juru
las dalam pekerjaan ini harus mempunyai sertifikat dari badan
yang di akui oleh PERTAMINA LUBRICANTS. Hasil
pengelasan bila diragukan akan dilakukan tes destruktif dan
non-destruktif
 Pemasangan  Material baja struktur harus disimpan pada tempat
penyimpanan yang memenuhi syarat dan ditempatkan dengan
benar sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
terjadinya kerusakan seperti pelipatan, bengkok, dan
kerusakan lainnya yang tidak diinginkan
 Pemborong harus membuat gambar fabrikasi secara detail
dan disetujui PERTAMINA LUBRICANTS sebelum
pelaksanaan konstruksi baja dimulai
 Semua titik-titik hubungan, baik yang dilakukan dengan
pengelasan maupun dengan baut harus dibuat gambar
fabrikasi secara detail dan diajukan kepada PERTAMINA
LUBRICANTS untuk disetujui
 Prosedur, cara-cara dan pelaksanaan konstruksi baja struktur
harus mengikuti ketentuan-ketentuan dalam “Spesification for
the design, fabrication and erection of structural steel for
buildings“, AISC 1980
 Prosedur dan cara-cara hubungan struktur baja dengan
pengelasan baik symbol, persyaratan bentuk permukaan yang
akan di las, kualifikasi juru las dan lain-lain yang berhubungan
dengan pengelasan harus mengikuti ketentuan-ketentuan
dalam AWS D1.1-80
 Prosedur dan cara-cara hubungan baja dengan baut kekuatan
tinggi harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam “Spesification for structural joints using ASTM A325 or
A 490 Bolts“ AISC 1980
 Permukaan baja struktur harus diberi pelindung permukaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
spesifikasi pengecatan
 Pemborong harus sepenuhnya bertanggung jawab atas
seluruh pekerjaan setting out, ketetapan posisi dan elevasi
dari seluruh pekerjaan struktur baja
 Pemborong harus menyetel dan memasang struktur rangka
baja dengan tepat. Dan apabila diperlukan perbaikan atau
modifikasi untuk penyesuaian dengan kondisi lapangan yang
ada dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan PERTAMINA LUBRICANTS

Deviasi Terhadap
No. Acceptance Criteria Kewajiban Pemborong
Acceptance Criteria
1 Seluruh item pekerjaan Melaksanakan sesuai Pertamina Lubricants berhak
yang dipasang dalam dengan design yang untuk tidak membayar hasil
pekerjaan harus berfungsi ditetapkan. pekerjaan tersebut yang
sehingga dapat memenuhi dikarenakan
kebutuhan operasional ketidaksempurnaan hasil
pekerjaan dari Pemborong.
2 Penyampaian: Sebelum dimulainya Secara sepihak Pertamina
a. JSA pekerjaan, Pemborong Lubricants berhak untuk
b. Quality Plan menolak memulai

Halaman 35
Deviasi Terhadap
No. Acceptance Criteria Kewajiban Pemborong
Acceptance Criteria
c. Schedule/jadwal wajib menyampaikan pelaksanaan pekerjaan
pelaksanaan pekerjaan berupa: apabila Pemborong tidak
menggunakan Ms. a. JSA (secara rinci setiap menyampaikan seperti yang
Project, mulai dari pekerjaan) sebagai diminta pada butir No. 2 pada
tahapan pengadaan syarat dikeluarkan kolom kewajiban Pemborong.
material sampai dengan Surat Ijin Kerja Aman Keterlambatan akibat hal
tahapan masa (SIKA) tersebut merupakan
pemeliharaan b. Quality Plan tanggung jawab Pemborong,
d. Struktur organisasi c. Schedule/jadwal dimana Pemborong akan
project beserta man pelaksanaan pekerjaan, dikenakan denda
power planning mulai dari tahapan keterlambatan sebesar 1 per
e. Prosedur & metode pengadaan material mil per hari keterlambatan
pekerjaan sampai dengan tahapan dari total nilai harga kontrak
f. Prosedur & metode masa pemeliharaan secara keseluruhan dan
function test d. Struktur organisasi setinggi-tingginya sebesar
project beserta man 5% (lima persen) dari total
power planning nilai harga kontrak.
e. Prosedur & metode
pekerjaan
f. Prosedur & metode
function test
3 As built document/MDR Pasca penyelesaian Secara sepihak Pertamina
sebagai salah satu syarat pekerjaan Pemborong Lubricants berhak untuk
terbayarnya pembayaran wajib menyampaikan as menunda pembayaran termin
termijn terakhir sebesar built document/MDR yang terakhir sebesar 100% dari
100% dari total nilai harga merupakan salah satu total nilai harga kontrak
kontrak syarat diterbitkannya selama Pemborong belum
BASTP atau TNK.09 oleh menyampaikan as built
Direksi Pekerjaan yang document/MDR kepada
sebagai dasar penerbitan Direksi Pekerjaan. Dan
invoice oleh Pemborong. Pertamina Lubricants
terbebas dari pengenaan
denda keterlambatan dan
atau cost of money yang
diakibatkan dari kelalaian
Pemborong terhadap hal
tersebut.
4 Penggantian terhadap Bilamana terjadi Keterlambatan yang
ketidaksuaian ketidaksesuaian terhadap dikarenakan penggantian
material/peralatan seperti material/peralatan baik terhadap ketidaksesuaian
yang disyaratkan dalam jumlah maupun spesifikasi material/peralatan
BQ maka Pemborong wajib merupakan tanggung jawab
menggantinya dengan Pemborong, dimana
material/peralatan yang Pemborong akan dikenakan
disyaratkan dan setiap denda keterlambatan sebesar
hari keterlambatan 1 per mil per hari
pekerjaan yang keterlambatan dari total nilai
diakibatkan oleh hal harga kontrak secara
dimaksud maka menjadi keseluruhan dan setinggi-
tanggung jawab tingginya sebesar 5% (lima
Pemborong. persen) dari total nilai harga
kontrak.
5 Peralatan kerja yang Pemborong wajib Pemborong wajib mengganti
digunakan harus dalam menyediakan peralatan peralatan kerja yang rusak
kondisi prima & handal. kerja dengan kondisi sesuai dengan spesifikasinya
prima & handal. (sebanding) apabila
perbaikan tidak dapat
diselesaikan dalam durasi

Halaman 36
Deviasi Terhadap
No. Acceptance Criteria Kewajiban Pemborong
Acceptance Criteria
waktu 1 x 24 jam, maka
Pemborong wajib
menggantinya sesuai dengan
spesifikasi yang rusak dan
biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab pemborong.
Keterlambatan akibat hal
tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong,
dimana Pemborong akan
dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 per
mil per hari keterlambatan
dari total nilai harga kontrak
secara keseluruhan dan
setinggi-tingginya sebesar
5% (lima persen) dari total
nilai harga kontrak.
6 Pekerja Pemborong yang Pemborong wajib Secara sepihak Pertamina
melaksanakan pekerjaan menyediakan pekerja Lubricants berhak untuk
wajib mempunyai terampil untuk memverifikasi curriculum
pengalaman pekerjaan pelaksanaan pekerjaan vitae dan apabila tidak sesuai
sejenis minimal 2 tahun tersebut di mana yang dengan pengalaman serta
terakhir. bersangkutan mempunyai kualifikasinya, maka
pengalaman pekerjaan Pemborong wajib mengganti
sejenis minimal 2 tahun pekerja yang bersangkutan
terakhir. sesuai dengan pekerja yang
Para Pekerja utama (skill mempunyai pengalaman dan
labour) harus dilengkapi kualifikasi yang disyaratkan
dengan curriculum vitae maksimal 1 x 24 jam.
dan Pertamina Lubricants Keterlambatan akibat hal
berhak memeriksa dan tersebut merupakan
meminta pengganti jika tanggung jawab Pemborong,
yang bersangkutan tidak dimana Pemborong akan
sesuai dengan dikenakan denda
kualifikasinya. keterlambatan sebesar 1 per
mil per hari keterlambatan
dari total nilai harga kontrak
secara keseluruhan dan
setinggi-tingginya sebesar
5% (lima persen) dari total
nilai harga kontrak.
7 Pembuatan Berita Acara Pemborong dan Direksi Secara sepihak Pertamina
untuk antara lain: Pekerjaan wajib membuat Lubricants berhak untuk
a. Pada saat akan Berita Acara, antara lain: menunda pembayaran
memulai pelaksanaan a. Pada saat akan termijn pembayaran sebesar
pekerjaan memulai pelaksanaan 95% dari kemajuan pekerjaan
b. Pada saat pekerjaan pekerjaan nyata selama Pemborong
berakhir b. Pada saat pekerjaan belum menyampaikan Berita
c. Setiap terjadi berakhir Acara seperti yang diminta
penyimpangan pada c. Setiap terjadi pada butir No. 7 pada kolom
Lingkup penyimpangan pada kewajiban Pemborong.
Pekerjaan/RKS/SoW Lingkup Keterlambatan akibat hal
yang tidak dapat Pekerjaan/RKS/SoW tersebut merupakan
dihindari yang tidak dapat tanggung jawab Pemborong,
dihindari dimana Pemborong akan
dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 per

Halaman 37
Deviasi Terhadap
No. Acceptance Criteria Kewajiban Pemborong
Acceptance Criteria
mil per hari keterlambatan
dari total nilai harga kontrak
secara keseluruhan dan
setinggi-tingginya sebesar
5% (lima persen) dari total
nilai harga kontrak.
8 Jangka waktu Pemborong wajib Apabila terjadi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan menyelesaikan pekerjaan penyelesaian pekerjaan yang
adalah selama 90 hari ini selama 90 hari dikarenakan lingkup
kalender (hkal) kalender (hkal) Pemborong (berdasarkan
verifikasi & klarifikasi), maka
Pemborong yang
bersangkutan akan
dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 per
mil per hari keterlambatan
dari total nilai harga kontrak
secara keseluruhan dan
setinggi-tingginya sebesar
5% (lima persen) dari total
nilai harga kontrak.
9 Pasca dilakukan Uji coba pasca pekerjaan Secara sepihak Pertamina
pekerjaan, Pemborong sesuai Prosedur Uji Coba Lubricants berhak untuk
harus melaksanakan uji yang terlebih dahulu menunda pembayaran
coba seluruh sarana yang disusun oleh Pemborong termijn pembayaran sebesar
dibangun sebagai suatu dan mendapat 95% dari kemajuan pekerjaan
sistem sesuai Prosedur persetujuan dari PT. nyata selama Pemborong
Uji Coba yang terlebih PERTAMINA belum melaksanakan
dahulu disusun oleh LUBRICANTS pekerjaan seperti yang
Pemborong dan diminta pada butir No. 9 pada
mendapat persetujuan kolom kewajiban Pemborong.
dari PT. PERTAMINA Keterlambatan akibat hal
LUBRICANTS. tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong,
dimana Pemborong akan
dikenakan denda
keterlambatan sebesar 1 per
mil per hari keterlambatan
dari total nilai harga kontrak
secara keseluruhan dan
setinggi-tingginya sebesar
5% (lima persen) dari total
nilai harga kontrak.
10 Durasi waktu masa Pemborong wajib Secara sepihak Pertamina
pemeliharaan adalah menyelesaikan masa Lubricants berhak untuk
selama 120 (seratus dua pemeliharaan selama 120 menahan Surat Jaminan
puluh) hari kalender (hkal) (seratus dua puluh) hari Pelaksanaan Pekerjaan
sejak BASTP/TNK.09 kalender (hkal) sejak sebesar 10% dari total nilai
BASTP/TNK.09 harga kontrak selama
Pemborong belum
menyelesaikan masa
pemeliharaan. Dan
Pertamina terbebas dari
pengenaan cost of money
yang diakibatkan dari
kelalaian Pemborong
tersebut.

Halaman 38
Deviasi Terhadap
No. Acceptance Criteria Kewajiban Pemborong
Acceptance Criteria
11 Kecelakaan kerja dan Pemborong wajib Penyimpangan terhadap
atau kerusakan equipment mencegah potensi kecelakaan kerja dan atau
(property damage) yang terjadinya kecelakaan property damage yang
diakibatkan oleh kerja dan atau property dilakukan oleh Pemborong
Pemborong damage selama dan merugikan Pertamina
pekerjaan berlangsung. yang sesuai pada kolom
uraian jenis
pelanggaran/kejadian, maka
Pemborong akan dikenakan
sanksi sesuai dengan
ketentuan

b. Detail Split Scope of Work Antara Pertamina dan Pemborong


No Pekerjaan Pertamina Pemborong
1 Pembuatan JSA dan HSE Plan X,R X
Pembuatan rincian schedule pelaksanaan pekerjaan
2 sebagai pengendalian terhadap jangka waktu R X
pelaksanaan
Pembuatan struktur organisasi project beserta man
3 R X
power planning
4 Prosedur & metode pekerjaan R X
5 Prosedur & metode function test R X
Pengadaan peralatan kerja, tenaga kerja, material
7 serta mob/demob minimal sesuai dengan Bill of R X
Quantity
8 Pelaksanaan Pekerjaan W X
9 Masa pemeliharaan W X
Keterangan :
X : bertanggung jawab, menyampaikan & melaksanakan
R : review
W : witness

C. MANAJEMEN PROYEK

1. Pengurusan Perijinan
Sebelum pekerjaan dimulai KONTRAKTOR harus menghubungi Pengawas Pekerjaan untuk
meminta data dan saran-saran seperlunya guna melakukan identifikasi terhadap kondisi
infrastruktur yang ada di PERTAMINA LUBRICANTS serta mengurus perijinan pelaksanaan
pekerjaan yang berlaku di PT Pertamina Lubricants meliputi :
a) Ijin masuk lokasi untuk material dan pekerja
b) Surat Ijin Kerja Aman (SIKA) / Safe Work Permit diterbitkan setelah memenuhi 100%
pada pre job activity.

2. Test dan Commisioning


Acceptance dan Functional Test
 Pekerjaan ini dilakukan setelah seluruh pekerjaan fisik telah diselesaikan dan telah dilakukan uji
coba dengan hasil sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan.
 KONTRAKTOR wajib membuat laporan berupa dokumentasi dan implementasi system yang
digunakan dapat berjalan dengan baik
 Berita Acara Physical Check dinyatakan 100% bila pekerjaan dapat lulus uji dan dioperasikan
dengan baik.

Halaman 39
D. KESELAMATAN KERJA
Selama Proyek berlangsung KONTRAKTOR wajib memperhatikan Keselamatan Kerja
Karyawannya dan lingkungan serta menghindari pencemaran lingkungan. Perlengkapan
Keselamatan Kerja Perorangan maupun Perlindungan Lingkungan harus disediakan.
Dalam rangka mengurangi bahaya kecelakaan kerja dan bahaya kebakaran, ledakan dan
pencemaran lingkungan, pihak KONTRAKTOR harus memenuhi persyaratan/peraturan
perundangan yang berlaku, antara lain :
1. Kontraktor membuat surat pernyataan perihal kesanggupan memenuhi aspek HSSE / K3LL
yang ditandatangan pimpinan tertinggi perusahaan dengan materai.
2. Kontraktor wajib mematuhi semua persyaratan peraturan perundangan yang berlaku serta
prosedur PT.Pertamina Lubricants. Jika ditemukan ketidaksesuaian / ketidakpatuhan maka
pihak PT.Pertamina Lubricants berhak melakukan penghentian pekerjaan sampai semua
persyaratan dipenuhi.
3. Semua pekerja dilengkapi dengan surat keterangan sehat dari tenaga medis bersertifikat
hyperkes.
4. Pengawas Keselamatan
KONTRAKTOR menyediakan pegawas lapangan yang paham/ahli terhadap aspek
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) yang dibuktikan dengan
sertifikat pelatihan atau pengalaman kerja terkait dengan K3LL atau Safety Man.
5. Untuk tenaga skill seperti pengelasan, dilengkapi dengan sertifikasi juru las yang masih
berlaku
6. Dilengkapi dengan prosedur (TKO/TKI) :
7. Alat Pelindung Diri
KONTRAKTOR harus melengkapi tenaga kerjanya dengan alat pelindung diri sesuai
pekerjaan yang dilakukan, seperti :
 Untuk seluruh pekerja kontraktor menggunakan APD min safety helmet warna biru
dengan chinstrap (tali), WEARPACK scotlight, safety shoes, dan sarung tangan
 Pengelasan menggunakan tambahan APD seperti topeng las,sarung tangan, sepatu
dan helm keselamatan
 Bekerja di ketinggian menggunakan tambahan APD yaitu sabuk keselamatan (full
body hardness) dengan double lanyard yang dilengkapi dengan absorber.
8. Ijin Kerja (work permit) telah disetujui oleh pihak yang berwenang dari PT.Pertamina
Lubricants dengan dilampirkan JSA (Job Safety Analysis) dari pekerjaan yang akan
dilakukan selama masa berlaku work permit tersebut.
9. Penandatangan ijin kerja aman (safe work permit) serta validasi ijin kerja aman adalah
 Ahli Teknik / Performing Authority : Spv. DSP Belawan
 GSI/Wewenang Penerbit/Issuing Authority : Spv Distribusi Sumbagut
 Safety Inspector : Safety Man Vendor
10. Melakukan safety talk secara periodik (sebelum mulai bekerja) yang dilengkapi dengan
dokumentasi dan absensi. Materi safety talk harus sesuai dengan tema JSA per 2 minggu
yang disiapkan oleh kontraktor sesuai dengan ijin kerja yang diterbitkan oleh perusahaan.
11. Area kerja di dalam kawasan PT.Pertamina Lubricants di lengkapi dengan rambu-rambu
dan slogan-slogan keselamatan kerja.
12. Membersihkan bekas-bekas pekerjaan serta sampah yang berasal dari pekerjaan menjadi
tanggung jawab kontraktor untuk dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
13. Pemasangan safety line di sepanjang area pekerjaan agar pihak-pihak yang tidak
berkepentingan di larang masuk ke area kerja.
14. Peralatan-perlatan penunjang kerja sudah dilakukan inspeksi oleh HSE / Pemilik area
setempat dan layak untuk digunakan dengan diberikan SAFETY TAG
15. Kontraktor wajib melaporkan kepada otorisasi setempat (mengacu kepada otorisasi di ijin
kerja) setiap ada insiden atau accident di tempat kerja maksimal 1x24 jam.
16. Selama masa proyek berjalan, kontraktor diwajibkan melakukan 1 kali simulasi keadaan
darurat yang disertakan skenario dan dokumentasi pelaksanaan. Contoh simulasi
diantaranya :

Halaman 40
 Simulasi kebakaran di tempat kerja ATAU
 Simulasi pertolongan pada kecelakaan kerja
 Dan sebagainya
17. Jika terdapat perubahan atau penambahan pekerja, maka pekerja yang baru juga
diberlakukan persyaratan surat keterangan sehat dari dokter serta dilaporkan secara
tertulis ke issuing authority perihal penambahan / perubahan pekerja tersebut.
18. Perancah scaffolding untuk bekerja di ketinggian harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
 Jenis perancah adalah pipa yang disambung dengan fitting dan coupling standar
dengan ketebalan min 3.2 mm (bukan merupakan jenis trestle/steger)
 Menggunakan platform selama bekerja di ketinggian dengan lebar min 22.5 cm.
 Dilengkapi akses tangga untuk naik.
 Pemasangan scaffolding harus orang yang berpengalaman.
19. Untuk pekerjaan dengan ketinggian 2 – 3 meter yang bisa dikerjakan dengan
menggunakan satu tangan dapat menggunakan tangga yang terbuat dari bahan kuat dan
telah dilakukan inspeksi sebelum digunakan diantaranya kualitas tangga, posisi dudukan,
pegangan, dan sebagainya. (jika pekerjaan harus menggunakan 2 tangan maka
diberlakukan ketentuan penggunaan scaffolding).

E. LAIN – LAIN

1. Direksi Pekerjaan
Susunan Direksi Pekerjaan akan ditentukan kemudian. Direksi Pekerjaan berhak
menegur/memberikan saran mengenai pekerjaan secara langsung, lisan maupun tertulis
kepada pihak pelaksana pekerjaan apabila terjadi ketidak tepatan/penyimpangan yang
dilaksanakanatas segala pekerjaan yang telah disetujui berdasarkan informasi dana tau
laporan tertulis dari Pengawas Pekerjaan.

2. Alamat Korespondensi
Setiap surat menyurat, komunikasi atau korespondensi dalam paelaksanaan pekerjaan akan
diberitahukan atau disampaikan pada alamat sebagaimana tercantum dibawah ini :
PT PERTAMINA LUBRICANTS
DIREKTORAT OPERASI
U.p. VP Distribution
Gedung Oil Center Lt. 5
Jl. MH. Thamrin Kav 55, Jakarta Pusat

3. Hal-hal yang belum diatur diatas


Bila kemudian terdapat hal-hal lain yang belum dana tau cukup diatur dalam TOR ini, atau
suatu perubahan atau penambahan TOR akan dibicarakan pada saat penjelasan teknis
(aanwijzing) dan Kick of Meeting dan merupakan bagian tak terpisahkan dari TOR ini.

Halaman 41
Halaman 42

Anda mungkin juga menyukai