Anda di halaman 1dari 76

TEGANGAN & PENURUNAN

Dr. Aksan Kawanda

Transcona Grain Elevator


Leaning Tower of Pisa
Aksan KAWANDA
Geotechnical Engineer
Soil Mechanics

Foundation

Slope Stability

Soil Improvement

Geotechnical Instrumentation
Bio Lahir : Makasar, 13 Agustus 1979
Pendidikan : Doktor Geoteknik, Univ. Katolik Parahyangan
Magister Geoteknik, Univ. Katolik Parahyangan
Sarjana Teknik Sipil, Universitas Trisakti
Sertifikasi : Asesor Uji Kompetensi – BNSP – 2018
Ahli Geoteknik Utama – LPJK – HATTI – 2016
Ahli K3 Utama – LPJK – 2020
Certified International Pile Tester, Expert Level - 2014
Asosiasi : Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia
International Society of Soil Mechanics & Geotechnical Engineering
Akademis : Dosen KBK Geoteknik – Universitas Trisakti
Pekerjaan : Direktur Teknik – PT. Geotech Efathama
Terminologi:
Istilah Keterangan
Tegangan Rasio gaya yang bekerja per satuan luas

Tegangan Efektif Tegangan yang terjadi hanya pada bidang partikel tanah

Tegangan Total Tegangan yang terjadi pada bidang partikel tanah, udara dan air
dalam pori

Tekanan Air Pori Tekanan air yang terjadi dalam pori tanah

Regangan Rasio perubahan dimensi (misal: panjang) terhadap dimensi asalnya

Kedudukan Tegangan / Kumpulan vektor dari tegangan / regangan pada seluruh bidang
Regangan pada Suatu yang melewati suatu titik tertentu. Lingkaran Mohr umumnya
Titik digunakan untuk menggambarkan kedudukan (posisi) ini pada
bidang 2-dimensi

Isotropik Sifat material sama pada semua arah, termasuk pembebanan

Material Linear Elastik Sifat material yang kembali pada konfigurasi aslinya saat pelepasan
beban (unloading) dan mengikuti hukum Hooke
INGAT !!

JANGAN menghafalkan persamaan yang ada,

KECUALI yang MENDASAR saja


Tegangan & Regangan Normal
z
y
σz Pz

z

σx Px
x
z

σy Py
y
x
x

Regangan Volumetrik:
Tegangan & Regangan Geser
z z

F x Fτ
y

γzx
z z

x x
F τ
x
Δ
𝛾 = 𝑡𝑎𝑛
𝐹 𝑧
𝜏=
𝑥𝑧 Regangan kecil, maka: tan 𝛾 = 𝛾 , sehingga:
Δ
𝛾 =
𝑧
Respon Material Kondisi Normal Loading & Unloading (1/#)

P Perubahan tegangan akibat penambahan beban:


Δ𝑃
Δ𝜎 =
𝐴
z

Kondisi awal

H0 r Regangan vertikal & radial dinyatakan sebagai:


Kondisi
terdeformasi Δ𝑧
Δ𝜀 =
𝐻
r0 Δ𝑟
Δ𝜀 =
𝑟
Respon Material Kondisi Normal Loading & Unloading (1/#)

Elastik
linear
Slope Et, tangent
A elastic modulus
Slope E,
Tegangan (σz)

initial
B
tangent
elastic
modulus
Elastik non-linear

Slope Es, secant


elastic modulus

O
Regangan (εz)
Respon Material Kondisi Normal Loading & Unloading (1/#)

Slope E, initial tangent


elastic modulus
C
A
Tegangan (σz)

Respon elastik saat


unloading

O B D Regangan (εz)
Plastik Elastik
Respon Material Kondisi Normal Loading & Unloading (1/#)

Slope E, initial tangent


SHEAR modulus, Gi
tangent SHEAR modulus, Gt
Tegangan geser (τzx)

secant SHEAR modulus, G

Regangan geser (γzx)


σ1 σ1
Yield surface
(σ1)y A
Area
σ3
Area elastoplastik
elastik
B
(σ3)y σ3
Kondisi plane strain

Dinding penahan
tanah

σz

σx
σy , εy=0
Kondisi axial simmetric

Struktur
simetri

r
Respon Material Kondisi Normal Loading & Unloading (1/#)
M’

τmax θ
A (σz,τzx) ψ σ1
Kutub tegangan, P σ3 Bidang tegangan
σz
ψ utama
τzx Bidang tegangan utama
M τθ N’
σx 2ψ

θ σ3(minor) σθ O σ1(major)
τxz Tegangan normal (σ)
Tegangan geser (τ)

N
σθ M’
B (σx,τxz)

τθ θ

N’
Respon Material Kondisi Normal Loading & Unloading (1/#)
M’
Tegangan utama: σx, σz, τxz

τmax θ 𝜎 +𝜎 𝜎 −𝜎
Kutub tegangan, P A (σz,τzx) 𝜎 = + +𝜏
ψ
2 2
Bidang tegangan utama
τθ N’ 𝜎 +𝜎 𝜎 −𝜎
𝜎 = − +𝜏
2ψ 2 2
σ3(minor) σθ O σ1(major)
Sudut antara bidang tegangan utama dan horizontal (ψ)
Tegangan normal (σ)
Tegangan geser (τ)

𝜏
𝑡𝑎𝑛 𝜓 =
𝜎 −𝜎
B (σx,τxz)
Tegangan pada bidang yang berorientasi pada sudut θ dari bidang tegangan utama:
𝜎 +𝜎 𝜎 −𝜎 𝜎 −𝜎
𝜎 = + 𝑐𝑜𝑠 2𝜃 𝜏 = 𝑠𝑖𝑛 2𝜃
2 2 2
Tegangan pada bidang yang berorientasi pada sudut θ dari bidang horizontal:
Note: θ = + 𝜎 +𝜎 𝜎 −𝜎 𝜎 −𝜎
𝜎 = + 𝑐𝑜𝑠 2𝜃 + 𝜏 𝑠𝑖𝑛 2𝜃 𝜏 =𝜏 𝑐𝑜𝑠 𝜃 − 𝑠𝑖𝑛 2𝜃
2 2 2
Tegangan geser maksimum:
𝜎 −𝜎
𝜏 =
2
Tegangan Total & Efektif
=P/A
A Gaya eksternal, P /
tegangan total, σ
’ = N’ / A

P = N’ + uA
Tahanan internal
dari air / tekanan
air pori, u
P/A = N’/A + u
Bidang
Bidang dimana kontak  = ’ +u
tegangan efektif
dihitung Tahanan internal dari
butir tanah, N’ /
Butir tanah Air pori tegangan efektif, σ’
Reaksi Tegangan Efektif Akibat Perubahan Tegangan Total

Awal tanpa Pembebanan Pembebanan Pembebanan + waktu

permukaan tanah permukaan tanah mula-mula permukaan tanah mula-mula


beban / tegangan vertikal total beban / tegangan vertikal total

Tekanan air pori berlebihan Tekanan air pori berlebihan


(excess porewater pressure) (excess porewater pressure)

DISIPASI

tekanan air pori kondisi setimbang tekanan air pori kondisi setimbang tekanan air pori kondisi setimbang
(steady state porewater pressure)
TEGANGAN EFEKTIF AKIBAT EFEK GEOSTATIK

Permukaan tanah Muka air tanah Permukaan tanah

b zw
sat
z z

sat

v = sat . z v = .zw + sat (z - zw)

u = w . z u = w (z - zw)

’v = v – u = (sat - w ). z = ’. z ’v = v – u = .zw + sat (z - zw) - w (z - zw)

= .zw + ’ (z - zw)
Tegangan Efektif Akibat Efek Kapiler (Lanau & Pasir)

Permukaan tanah
Tekanan air pori akibat kapilaritas diasumsikan negatif (suction)

zc.γw Tekanan air pori pada area kapiler, zc adalah – zc .γw


-
zc Sehingga tegangan efektif pada area kapiler adalah

+
z
’v = v – u = v – (– zc .γw) = v + zc .γw
z.γw
Contoh Perhitungan Tegangan Vertikal Efektif :

Permukaan tanah
Teg. total, v = .zw + sat (z - zw)
= 15.2 + 18 (5-2)
b 3
= 84 kPa
Tek. air pori, u = w (z - zw)
sat 3
= 9,81 (5-2)
= 29,4 kPa
Teg. efektif, ’v = v – u
= 84 – 29,4
= 54,6 kPa
Contoh Perhitungan Tegangan Vertikal Efektif + Efek Kapiler:
Tegangan Vertikal (kPa)
Elevasi (m) -50 0 50 100 150 200 250 300 350 400
0 0
b = 21 kN/m3
2
3 σ
sat= 20 kN/m3

Kedalaman (m)
5 5 u
σ'
10
sat= 18 kN/m3

Pasir jenuh 15
(efek kapiler)
20
20

Kedalaman Tebal σz u σ′z = σz - u


(m) (m) (kPa) (kPa) (kPa)
0 0 0 0 0
2 2 21 x 2 = 42 -1 x 9.81 = -9,8 51,8
3 1 42 + 20 x 1 = 62 0 62
5 2 62 + 20 x 2 = 102 2 x 9.81 = 19,6 82,4
20 15 102 + 18 x 15 = 372 19,6 + 15 x 9.81 = 166,8 205,2
Tegangan akibat beban permukaan
TEORI BOUSSINESQ (1885)
Boussinesq (1885) memberi solusi distribusi untuk beban titik yang
terjadi di permukaan dengan asumsi sebagai berikut :
1. Tanah berupa material elastik, homogen, isotropis, dan semi tak
terhingga (semi-infinite)
2. Tanah tidak mempunyai berat
3. Hubungan tegangan regangan mengikuti hukum Hooke
4. Distribusi tegangan akibat beban tidak bergantung pada jenis tanah
5. Distribusi tegangan simetri terhadap sumbu vertikal (z)
6. Perubahan volume tanah diabaikan
7. Tanah tidak sedang mengalami tegangan sebelum beban
BEBAN TITIK

Q Q

z z = konstan 

Δz r=0
z = konstan 
A
r
Δ Δr 
z = konstan
5
𝑄3 1 2
𝜎𝑧 = 2
𝑧 2𝜋 1 + 𝑟⁄𝑧 2
𝑄 3𝑟 2 𝑧 1 − 2𝜇 5/2
𝜎𝑟 = − 3 1
2𝜋 𝑟 2 + 𝑧 2 5⁄2 𝑟 2 + 𝑧 2 + 𝑧 𝑟 2 + 𝑧 2 1⁄ 𝐼𝑝 =
2𝜋 1 + 𝑟/𝑧 2
𝑄 𝑧 1
𝜎𝜃 = − 1−𝜇 −
2𝜋 𝑟 2 + 𝑧 2 3⁄2 𝑟 2 + 𝑧 2 + 𝑧 𝑟 2 + 𝑧 2 1⁄2

3𝑄 𝑟𝑧 2
𝜏𝑟𝑧 =
2𝜋 𝑟 2 + 𝑧 2 5⁄2
BEBAN GARIS

Q/m’

z
Δz

A
Δx
x

2𝑄 𝑧 2𝑄
𝜎 = = 𝐼
𝜋 𝑥 +𝑧 𝑧
2𝑄 𝑥 𝑧
𝜎 =
𝜋 𝑥 +𝑧
2𝑄 𝑥𝑧 1
𝜏 = 𝐼=
𝜋 𝑥 +𝑧 𝜋[1 + 𝑥/𝑧 ]
B=1/2 lebar
BIDANG JALUR MEMIKUL TEKANAN MERATA

x x
B B
q q

R2
 R1 
 z  z
Δz Δz
Δx A Δx A

𝑞
Δ𝜎 = 𝛼 + 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑐𝑜𝑠 𝛼 + 2𝛽
𝜋
𝑞 𝑞 𝑥 1
Δ𝜎 = 𝛼 − 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑐𝑜𝑠 𝛼 + 2𝛽 Δ𝜎 = 𝛼 − 𝑠𝑖𝑛2𝛽
𝜋 𝜋 𝐵 2
𝑞
Δ𝜏 = 𝑠𝑖𝑛 𝛼 𝑠𝑖𝑛 𝛼 + 2𝛽 𝑞 𝑥 𝑧 𝑅 1
𝜋 Δ𝜎 = 𝛼 − 𝑙𝑛 + 𝑠𝑖𝑛2𝛽
𝜋 𝐵 𝐵 𝑅 2
𝑞 𝑧
Δ𝜏 = 1 + 𝑐𝑜𝑠2𝛽 − 2 𝛼
𝜋 𝐵
Q
BEBAN JALUR MEMANJANG BEBAN BUJUR SANGKAR

+2m

-0M
4m

0,17q
0,055q

-12m
Q 1. BEBAN JALUR MEMANJANG
Q = 1000 kN/m
A = B x L  L diambil untuk setiap 1 meter
+2m
= 4 x 1 = 4 m2
q = Q/A + Wf/A
= 1000/(4) + (4x1x1)x24/4
0m
4m
= 274 kN/m2 per m’
Dari grafik diperoleh nilai I sebesar 0,17q
 v = 0,17 x 274 = 46,6 kPa
v = 46,6 kPa

2. BEBAN BUJUR SANGKAR


Q = 1000 kN
A = B x L = 4 x 4 = 16 m2
q = Q/A + Wf/A
= 1000/16 + (4x4x1)x24/16
= 86 kPa
Dari grafik diperoleh nilai I sebesar 0,055q
 v = 0,055 x 86 = 4,8 kPa
v = 4,8 kPa
-12 m
BIDANG JALUR MEMIKUL TEKANAN EMBANKMENT

B1 B2


z

Δz

A ΔX
𝑞 𝐵 +𝐵 𝐵
𝛥𝜎 = 𝛼+𝛽 − 𝛽
𝜋 𝐵 𝐵
1 𝐵 +𝐵 𝐵
𝐼= 𝛼+𝛽 − 𝛽
𝜋 𝐵 𝐵
𝐵 +𝐵
𝛼 + 𝛽 = 𝑡𝑎𝑛
𝑧
𝐵
𝛽 = 𝑡𝑎𝑛
𝑧
CONTOH PENINGKATAN
TEGANGAN DI BAWAH TIMBUNAN

B1 B2
Iz = 0.404
q


z

Δz
𝑞 𝐵 +𝐵 𝐵
𝛥𝜎 = 𝛼+𝛽 − 𝛽
𝜋 𝐵 𝐵
A ΔX
𝛾 tanah = 18 kN/m
H =2m
q = 2 × 18 z = 0,404 x 36
= 36 kPa = 14,5 kPa
𝐵 =8m
𝐵 =4m
z = 10 m
B /z = 0.8
B /z = 0.4
BEBAN TERBAGI RATA BENTUK LINGKARAN

r0 q

Δz z

Δx
r

/
1 /
𝜎 =𝑞 1− 1
1 + 𝑟 ⁄𝑧 𝐼 =1−
1 + 𝑟 ⁄𝑧
𝜎 = 𝑞𝐼
𝑞 4 1+𝜈 1
𝜎 =𝜎 = 1 + 2𝜈 − ⁄
+ ⁄
2 1 + 𝑟 ⁄𝑧 1 + 𝑟 ⁄𝑧
Beban Terbagi Rata Bentuk Empat Persegi Panjang (Di Sudut)

B q

𝐿 𝐵
𝑚= ; 𝑛=
z 𝑧 𝑧
Z Δ𝜎 = 𝑞. 𝐼

m dan n dapat saling tergantikan

1 2𝑚𝑛 𝑚 + 𝑛 + 1 𝑚 + 𝑛 + 2 2𝑚𝑛 𝑚 + 𝑛 + 1
𝐼= + tan
4𝜋 𝑚 + 𝑛 + 𝑚 𝑛 + 1 𝑚 + 𝑛 + 1 𝑚 +𝑛 +1−𝑚 𝑛
TEGANGAN DI BAWAH
FONDASI PERSEGI
Contoh
Q
Q = 1000 kN
L=2m
B=2m
T=1m
z=5m
Wf = 2 x 2 x 1 x 24 = 96 kN
q q T
q = (Q+Mfp)/(B x L)

q q = (1096)/4 = 274 kPa


B

z
TEGANGAN DI BAWAH FONDASI PERSEGI

I = I1 + I2 + I3 + I4
I1 I2 1
I = Ii
2

I4 I3 1

1 1
2
q = 274 kPa
m = L/z = 1/5 = 0,2
n = B/z = 1/5 = 0,2

I = 0,019
4I = 4 X 0,018 = 0,072
Δσz = q 4I
= 274 x 0,072
I= 0,018
= 19,7 kPa
Contoh untuk distribusi tekanan PONDASI dengan
BEBAN TERBAGI RATA BENTUK LAIN
BEBAN TERBAGI RATA BENTUK TIDAK TERATUR

/
1
𝜎 =𝑞 1−
1 + 𝑅 ⁄𝑧
/
1
𝐼 = 1−
1 + 𝑅 ⁄𝑧
1
𝑟⁄𝑧 = −1
Δ𝜎
1− 𝑞
Nomor 𝜎 R lingkaran
r/z
lingkaran 𝑞 (AB) = 5
0 0 0 0
1 0,1 0,2698 1,3488
2 0,2 0,4005 2,0025
3 0,3 0,5181 2,5905
4 0,4 0,6370 3,1848
5 0,5 0,7664 3,8321
6 0,6 0,9176 4,5881
7 0,7 1,1097 5,5485
8 0,8 1,3871 6,9354 Ns = jumlah segmen
di dalam area beban
9 0,9 1,9083 9,5415 Skala kedalaman
10 1   Skala mewakili kedalaman untuk perhitungan penambahan teg. vertikal
1
BEBAN TERBAGI RATA BENTUK TIDAK TERATUR Δ𝑝 = 𝑞 1− /
𝐵
1 + 2𝑧

/ /
𝑅 Δ𝑝
= 1− −1
𝑧 𝑞
Newmark' s chart, 1942
 p  ( Iv )  N q 0 
1
Iv 
jumlah elemen dalam chart
N  jumlah elemen plat dalam chart
AB  kedalaman dari dasar pondasi, z

AB
B
z

AB
L
z
N = (4 X 20) + 32 + 16,8
= 126,8
Δ𝑝 = 0,005 × 126,8𝑞
PENAMBAHAN TEGANGAN DI BAWAH
FONDASI PERSEGI CARA 2V : 1H

Fondasi B x L

q0
𝑞. 𝐵. 𝐿
Δ𝜎 =
A0  B  L (𝐵 + 𝑧)(𝐿 + 𝑧)
B 1 horisontal

z 2 vertikal

Catatan: Metode 2V : 1V relatif akurat


σ dibandingkan dengan solusi
elastik Boussinesq saat z > B

B+z

𝐴 = 𝐵+𝑧 × 𝐿+𝑧
PENURUNAN
Terminologi:

Istilah Keterangan
Penurunan Elastik
Konsolidasi
Konsolidasi Primer
Tekanan Air Pori Ekses
Panjang Jalur Aliran (Hdr)
Tekanan Pra-Konsolidasi
Tanah Terkonsolidasi Normal
(NC)
Tanah Terkonsolidasi
Berlebih (OC)
OCR
Cc
Cr
mv
Penurunan Diferensial & Maksimum untuk Fondasi Lajur (Bjerrum, 1963)

Beda Penurunan Maksimum (mm)


Beda Penurunan Maksimum (mm)

Penurunan Maksimum (mm) Penurunan Maksimum (mm)

Tanah Lempung Tanah Pasir


42
Jenis Pergerakan Tipikal Struktur Penurunan Maksimum

Besaran Penurunan yang dapat Diterima


Penurunan Total Saluran 15-30 cm
Jalan akses 30-60 cm
Kemungkinan penurunan tidak seragam:
Struktur dinding bata 2,5 – 5 cm
Struktur rangka 5 – 10 cm
Silo, cerobong 7,5 – 30 cm

(Lambe & Whitman, 1969)


Kemiringan Stabilitas terhadap guling Tergantung pada tinggi dan lebar
Kemiringan cerobong, menara 0,004l
Penumpukan material 0,01l
Mesin getaran kecil 0,003l
Mesin dengan getaran 0,0002l
Jalur crane 0,003l
Pengaliran pada lantai 0,01 – 0,02l
Beda Penurunan Dinding bata tinggi menerus 0,0005 – 0,001l
Bangunan bata 1 lantai, potensi retak 0,001 – 0,002l
Retak plester 0,001l
Bangunan rangka – beton bertulang 0,0025 – 0,004l

Rangka baja menerus 0,002l

Rangka baja sederhana 0,005l

Catatan: `= jarak antar kolom atau 2 titik yang mengalami beda penurunan. Nilai yang
lebih besar untuk struktur yang lebih toleran, dan nilai yang rendah untuk
44 struktur yang kritis (Sowers, 1962)
Penyebab Terjadinya Penurunan
Penurunan pada Tanah Butir Kasar
Waktu Penurunan elastik pada
tanah butir kasar dengan beban persegi
Penurunan Elastik
𝑞. 𝐵(1 − ν )
𝑆 = 𝐼
𝐸′
Penurunan

Konsolidasi Primer 𝐼 ≈ 0,62 ln + 1,12 (pusat)

𝐼 ≈ 0,31 ln + 0,56 (sudut)

Konsolidasi Sekunder
Penurunan elastik pada
tanah butir kasar dengan beban lingkaran
𝑞. 𝐷(1 − ν )
𝑆 = 𝐼
𝐸′
𝐼 = 1(pusat)

𝐼 = (sisi)
Penurunan pada Tanah Butir Kasar
𝑞. 𝐵(1 − ν )
Q= 100 kN 𝑆 = 𝐼
𝐸′

𝐼 ≈ 0,62 ln + 1,12 (pusat) 𝐼 ≈ 0,31 ln + 0,56 (sudut)


+2m

1 1
𝐼 ≈ 0,62 ln + 1,12 ≈ 1,12 𝐼 ≈ 0,31 ln + 0,56 ≈ 0,56
1 1
0m
1m
100 100
( ). 1(1 − 0,35 ) (1𝑥1). 1(1 − 0,35 )
Sand 1𝑥1 𝑆 = 0,56
𝑆 = 1,12 40000
E’= 40 MPa 40000
ν’= 0,35 𝑆 = 1,23𝑥10 𝑚 = 1,23 mm
𝑆 = 2,46𝑥10 𝑚 = 2,46 mm
Uji Konsolidasi 1D

Katup Tertutup Katup Tertutup


Katup Terbuka

Katup Terbuka
Penurunan pada Tanah Butir Halus
Beban
Dial gauge

Ring
Klem
Sampel tanah Gasket

Batu pori

Fixed Ring Cell

Beban
Dial gauge

Ring Sampel tanah

Batu pori

Tipikal alat uji konsolidasi Floating Ring Cell


Penentuan tegangan pra-konsolidasi, σc
2,3

σv’ Strain, Angka pori, 2,2


(kPa) ε e
0 0 2,2 2,1

13 0,0056 2,182
2

Angka Pori, e
26 0,0110 2,165
52 0,0148 2,153 1,9

100 0,0235 2,125


1,8
208 0,0798 1,945
1,7
416 0,1760 1,637
1,6

1,5
10 100 1000
Tegangan vertikal efektif, σv (kPa)
Penentuan tegangan pra-konsolidasi, σc
2,3
Metode Casagrande
2,2
a
b
2,1 1. Tentukan titik a dengan kelengkungan maksimum

d 2. Gambar garis horisontal ab terhadap titik a


2
Angka Pori, e

3. Gambar garis singgung tangent ac


1,9 c 4. Gambar garis bagi ad antara ab-ac
1,8 5. Perpanjang porsi garis lurus e-log σ hingga
memotong garis ad
1,7
6. Titik potong adalah tegangan pra-konsolidasi, σc
1,6

σc = 160
1,5
10 100 1000
Tegangan vertikal efektif, σv (kPa)
Penentuan tegangan pra-konsolidasi, σc
2,3
Metode Brazil (Pacheco Silva, 1970)
e0 a b
2,2
c

2,1 e 1. Gambar garis horisontal ab dari posisi e0


d
2. Perpanjang porsi garis lurus e-log σ
2
hingga memotong garis ab di titik c
Angka Pori, e

1,9 3. Gambar garis vertikal cd memotong kurva e-log σ

4. Gambar garis horisontal de memotong


1,8
hasil dari langkah 2 diatas

1,7 5. Titik potong e adalah tegangan pra-konsolidasi, σc

1,6

σc = 165
1,5
10 100 1000
Tegangan vertikal efektif, σv (kPa)
Penentuan tegangan pra-konsolidasi, σc
Metode Strain Energy (Becker et al., 1987)
σv’ Strain, Angka pori,
(kPa) ε e 𝛥𝑊 = 𝑥 𝜀 − 𝜀
0 0 2,2 (kN.m per unit volume)

13 0,0056 2,182 1. Hitung penambahan untuk setiap beban


dengan persamaan di atas
26 0,0110 2,165
52 0,0148 2,153 2. Hitung kumulatif langkah 1 diatas

100 0,0235 2,125 3. Plot hasil kumulatif terhadap σv’


208 0,0798 1,945 4. Proyeksikan kedua garis utama yang ada
416 0,1760 1,637 hingga berpotongan

5. Titik potong dari Langkah 4 diatas adalah


tegangan pra-konsolidasi, σc
Penentuan tegangan pra-konsolidasi, σc
50

σv ’ Strain, σv ’ Selisih 𝛥𝑊 W
ε Strain, (3) x (4)
(kPa) (kPa) ε (kN m/m3) 40

0 0 0 0 0 0
13 0,0056 6,5 0,0056 0,0364 0,0364 30

W (kN m/m3)
26 0,0110 19,5 0,0054 0,1053 0,1417
52 0,0148 39,0 0,0038 0,1482 0,2899 20
100 0,0235 78,0 0,0087 0,6786 0,9685
208 0,0798 156,0 0,0563 8,7830 9,7512
10
416 0,1760 312,0 0,0962 30,014 39,766
σc = 155
0
0 100 200 300 400 500
Tegangan vertikal efektif, σv (kPa)
Sejarah Pembebanan
Rasio antara tegangan pra-konsolidasi, σc’ dan tekanan
vertikal efektif (tekanan overburden) σ0’ disebut
sebagai overconsolidation ratio, OCR
Angka pori, e

Tanah dengan OCR=1 disebut terkonsolidasi normal,


mengikuti pola ABE

Tanah dengan OCR>1 disebut terkonsolidasi berlebih,


mengikuti pola CDE; nilai OCR umumnya berkurang

Tegangan efektif vertikal terhadap kedalaman, hingga mencapai OCR=1


Indeks Kompresi, Cc, & Re-Kompresi, Cr
Kemiringan garis normal consolidation AB dinyatakan
sebagai indeks kompresi, Cc, dimana:

𝑒 −𝑒
𝐶 =−
𝑙𝑜𝑔 𝜎 /(𝜎 )
Angka pori, e

Kemiringan garis CD memberi nilai indeks


rekompresi, Cr, dimana:

𝑒 −𝑒
𝐶 =−
𝑙𝑜𝑔 𝜎 /(𝜎 )

Catatan: subscript 1 & 2 mewakili titik pada Normal Consolidation


Line, NCL, garis AB, dan subscript 3 & 4 mewakili titik
Tegangan efektif vertikal
pada Unloading/Reloading Line, URL, garis CD.
Indeks Kompresi, Cc
Koreksi pada nilai Cc akibat gangguan dari
pengambilan dan persiapan benda uji dilakukan
karena adanya potensi penurunan nilai Cc,
Cc terkoreksi
Schmertmann, 1953.
Angka pori, e

Cc tanpa koreksi Prosedur koreksi:

1. Buat titik A pada koordinat (σz’, e0) dan titik B


pada ordinat 0,42e0

2. Kemiringan garis AB adalah nilai Cc terkoreksi

Tegangan efektif vertikal


Indeks Kompresi Sekunder, C
Teoritis, konsolidasi primer berakhir saat Δu0=0,
respon penurunan yang masih terjadi kemudian
Konsolidasi primer disebut konsolidasi sekunder atau creep. Rate
Angka pori, e

penurunan sekunder sangat lambat jika


dibandingkan terhadap konsolidasi primer.
Konsolidasi sekunder

Indeks konsolidasi sekunder dapat dinyatakan


sebagai berikut:

𝑒 −𝑒 Δ𝑒
𝐶 =− = ,𝑡 > 𝑡
Waktu (skala log) 𝑡 𝑡
𝑙𝑜𝑔 𝑡 𝑙𝑜𝑔 𝑡
Modulus Perubahan Volume, mv

Modulus kompresibilitas volume, mv, dapat


ditentukan dengan menggambarkan regangan
Regangan vertikal, ε

vertikal terhadap tegangan efektif vertikal. Pada


uji konsolidasi 1-D, εz=ΔH/H0=Δe/(1+e0).

Modulus re-kompresibilitas volume, mvr, dapat dinyatakan :

𝜀 − 𝜀 𝑚
𝑚 =−
𝜎 − (𝜎 ) 𝑘𝑁

Tegangan vertikal efektif


Koefisien Konsolidasi, Cv
Tingkat konsolidasi untuk tanah sangat Tv disebut juga sebagai faktor waktu
tergantung pada permeabilitas (hydraulic (tanpa satuan) yang berhubungan
conductivity), ketebalan dan panjang aliran, dengan derajat konsolidasi rata-rata, U
Hdr. Pengukuran laju konsolidasi dilakukan (perbandingan tekanan air pori ekses
dengan menggunakan koefisien konsolidasi rata-rata yang terdisipasi terhadap
Cv (m2/tahun). Koefisien konsolidasi(dari tekanan air pori ekses awal)
teori konsolidasi 1D Terzaghi, 1925) dapat
dinyatakan dalam:
Koefisien Konsolidasi, Cv
𝜋 𝑈
𝑇 = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈 < 60%
4 100
Hubungan antara Tv dan U

𝑇 = 1,781 − 0,933 log 100 − 𝑈 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑈 ≥ 60%

Tekanan air pori ekses


segitiga

Tekanan air pori ekses


seragam
Panah menunjukkan arah aliran
Penentuan nilai Cv
Metode Akar Waktu
1. Plot pembacaan dial terhadap akar waktu

2. Tarik garis lurus yang fit terhadap kurva dan


Bacaan dial uji

memotong ordinat, O dan absis A


3. Tentukan titik B berjarak 1,15 𝑡
4. Hubungkan titik OB

5. Perpotongan garis OB dan kurva, titik C, memberi


nilai pembacaan pergerakan dial dan waktu
konsolidasi 90% (dalam satuan akar waktu). Dengan
U=90% dan Tv= 0,848, nilai Cv dapat ditentukan:
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh Cv dengan Metode Akar Waktu
Uji konsolidasi 1D dengan kenaikan σ’ = 20 kPa tanah lempung jenuh pada sampel diameter 75 mm
dan tebal 20 mm. Arah drainase: atas dan bawah

Waktu (menit) 0.25 1 2.25 4 9 16 25 36 64 144 24 jam

ΔH (cm) 0.0047 0.009 0.0133 0.0169 0.023 0.0268 0.0291 0.03 0.032 0.033 0.035

0 10 20 30 40 H −H 2.0 + 1.965
0 H = = = 0.991 cm
4 4
0,005
0,01 0.848 x 0.991
Penurunan (cm)

C = = 33.6 x 10 cm /min
0,015 25
0,02
0,025
0,03
0,035
0,04 A B
𝑡 =5
Penentuan nilai Cv
Metode Waktu Log
1. Plot pembacaan dial terhadap waktu (skala log)

2. Perpanjang garis lurus terbaik dari konsolidasi


primer & sekunder hingga berpotongan di A, titik
100% konsolidasi primer
Bacaan dial uji

3. Pilih waktu t1, titik B di sekitar awal kurva (U<60%)


dan titik C pada t2=4t1
4. Hitung selisih dial BC (Δd),plotkan garis sejajar
horisontal dari titik B
5. Hitung ordinat konsolidasi 50% dengan
d50=(d100+d0)/2. Tarik garis horisontal memotong
titik E, yang memberi nilai waktu konsolidasi 50%,
t50.

Waktu (skala log)


Contoh Cv dengan Metode Log Waktu
Uji konsolidasi 1D dengan kenaikan σ’ = 20 kPa tanah lempung jenuh pada sampel diameter 75 mm
dan tebal 20 mm. Arah drainase: atas dan bawah

Waktu (menit) 0.25 1 2.25 4 9 16 25 36 64 144 24 jam

ΔH (cm) 0.0047 0.009 0.0133 0.0169 0.023 0.0268 0.0291 0.03 0.032 0.033 0.035

0,000
d0=0,0027 H −H 2.0 + 1.965
0,005
H = = = 0.991 cm
4 4
0,010
Settlement (cm)

0,015 d50=0,017 0.197 x 0.991


C = = 48,4 x 10 cm /min
0,020 4
0,025

0,030 d100=0,0313
0,035
t50=4 menit
0,040
0,1 1 10 100 1000 10000

waktu
Parameter Konsolidasi DONE

NEXT

Penurunan Konsolidasi
Penurunan Konsolidasi Primer & Sekunder
Normally Consolidated, Overconsolidated, Overconsolidated,
OCR=1 Case 1 Case 2

𝐻 𝜎′ + ∆𝜎
𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 𝜎′

Konsolidasi SEKUNDER

𝐻 𝑡 skala log skala log


𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 𝑡

𝐻 𝜎′ + ∆𝜎 𝐻 𝜎 𝜎 + ∆𝜎
𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔 𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔 + 𝐶 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 𝜎′ 1+𝑒 𝜎 𝜎
Contoh Penurunan Konsolidasi Primer

Sebuah gedung akan dibangun diatas tanah Angka pori pasir 0,76 dan kadar air lempung 34%.
pasir dengan tebal 10m. Lapisan pasir Gedung akan memberi tambahan tegangan
tersebut berada diatas 1m tanah lempung vertikal 80 kPa di tengah lapisan lempung.
terkonsolidasi normal, yang diikuti oleh Tentukan penurunan konsolidasi primer dari tanah
tanah pasir kasar. Muka air tanah ditemukan lempung, dengan asumsi tanah diatas muka air
di kedalaman 3m dibawah muka tanah. jenuh, Cc= 0,3 dan Gs=2,7
Contoh Penurunan Konsolidasi Primer
1. Hitung 𝜎 dan eo di tengah lapisan lempung
eo (pasir)= 0,76 , ,
pasir: 𝛾 = 𝛾 = 9,81 = 19,3 𝑘𝑁/𝑚
,
w (lempung) = 34%
Ho = 1 m lempung: eo = wGs = 0,34 x 2,7 = 0,918
, ,
Δσz= 80 kPa 𝛾 = 𝛾 = ,
9,81 = 18,5 𝑘𝑁/𝑚

Cc= 0,3
Tekanan air pori di tengah lapisan lempung, uo = 7.5 x 9.81 = 73.6 kPa
Gs= 2,7
Tegangan vertikal efektif di tengah lapisan lempung:
σzo = (19,3 x 10) + (18,5 x 0,5) = 202,3 kPa
𝜎 = σzo - uo = 202.3 – 73.6 = 128.7 kPa

2. Hitung penurunan konsolidasi primer


,
𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔 = ,
𝑥 0,3 𝑙𝑜𝑔 ,
= 0,0328 𝑚 ≈ 33 𝑚
Contoh Penurunan Konsolidasi Primer
Bagaimana JIKA dianggap lempung OC
OCR = 2,5 1. Hitung 𝜎 dan eo di tengah lapisan lempung
, ,
w (lempung) = 38% pasir: 𝛾 = 𝛾 = 9,81 = 19,3 𝑘𝑁/𝑚
,

Cr= 0,05
lempung: eo = wGs = 0,38 x 2,7 = 1,03
, ,
𝛾 = 𝛾 = 9,81 = 18 𝑘𝑁/𝑚
,

Tekanan air pori di tengah lapisan lempung, uo = 7.5 x 9.81 = 73.6 kPa
Tegangan vertikal efektif di tengah lapisan lempung:
σzo = (19,3 x 10) + (18 x 0,5) = 202 kPa
𝜎 = σzo - uo = 202 – 73.6 = 128.4 kPa
Contoh Penurunan Konsolidasi Primer
2. Hitung tegangan prakonsolidasi
𝜎 =𝜎 x OCR = 128.4 x 2.5 = 321 kPa
3. Hitung 𝜎

𝜎 =𝜎 + Δσz = 128.4 + 80 = 208.4 kPa


4. Periksa kondisi 𝜎 kurang atau lebih dari 𝜎 .
(𝜎 = 208.4 kPa) < (𝜎 = 321 kPa)  case I

5. Hitung penurunan konsolidasi primer

𝐻 𝜎 1 208,4
𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔 = 𝑥 0,05 𝑙𝑜𝑔 = 0.00486 𝑚 = 5 𝑚𝑚
1+𝑒 𝜎 1 + 1,03 128,4
Case Tanki
Tanki pakan ternak diameter 4 m, dan tinggi 15 m yang
diletakkan diatas pelat beton lingkaran dengan diameter 5
m. Muka air tanah terletak diatas lapis lempung. Berat
total (tanki full + fondasi beton) = 3200 kN tertanam 1 m
di bawah muka tanah.
Hasil uji konsolidasi 1-D pada lempung memberi nilai Cc =
0,28, Cr = 0,06, Cv = 0.05 m2/hari dan OCR =8. Gs 2.7
dengan ν’ = 0,35. Efek penggalian tanah diabaikan.

Tentukan:
1. Estimasi penurunan total, abaikan penurunan tanah
pasir
2. Estimasi waktu konsolidasi 50% dan 100%
3. Jika tanki dikosongkan, berapa penurunan yang akan
kembali (abaikan penurunan akibat berat sendiri)
Case Tanki
1. Hitung 𝜎 dan eo di tengah lapisan lempung
lempung: eo = wGs = 0,184 x 2,7 = 0,5
, ,
𝛾 = 𝛾 = 9,81 = 20,9 𝑘𝑁/𝑚
,

Tekanan air pori di tengah lapisan lempung, uo = 1 x 9,81 = 9,81 kPa


Tegangan vertikal efektif di tengah lapisan lempung:
σzo = (15 x (1+1,2)) + (14,9 x 2) + (20,9 x 1) = 98,7 kPa
𝜎 = σzo - uo = 98,7 – 9,8  89 kPa

Determine the elastic settlement coarse-grained soils (SP-SM and SP)


SP-SM Layer
q = = = 255 kPa
/

Center of the circular area: Ici = 1,


𝑞 𝐷 1−𝑣 255 𝑥 4 𝑥 (1 − 0.35)
𝜌 = 𝐼 = 𝑥 1 = 44.5 𝑥 10 𝑚 = 45 𝑚𝑚
𝐸 20 𝑥 10
Case Tanki
2. Tentukan penurunan elastik lapisan pasir (SP-SM dan SP)
Lapis SP-SM
q = = = 255 kPa
/

Ici = 1, pusat dari area lingkaran


( , )
𝜌 = 𝐼 = 𝑥 1 = 44.5 𝑥 10 𝑚 = 45 𝑚𝑚

Lapis SP

∆𝜎 = 𝑞 𝐼 ; 𝐼 = 1 − = 1− = 0,62
/ / ,
Δσz = qsIc = 255 x 0,62 = 158 kPa

∆ ( , )
𝑆= 𝐼 = 𝑥 1 = 37 𝑥 10 𝑚 = 37 𝑚𝑚
Case Tanki
3. Tentukan penurunan lempung
jangka pendek

Under center: ∆𝜎 = 𝑞 𝐼 ; 𝐼 = 1 − = 1− = 0,42


/ / ,
Δσz = qsIc = 255 x 0,42 = 107 kPa

∆𝜎 𝐷 1 − 𝑣 107 𝑥 4 𝑥 (1 − 0.35 )
𝜌 = 𝐼 = 𝑥 1 = 9 𝑥 10 𝑚 = 9 𝑚𝑚
𝐸 40 𝑥10
jangka panjang
OCR = = 8; σ = 8 x 89 = 712 kPa

Under center: ∆𝜎 = 𝑞 𝐼 ; 𝐼 = 1 − = 1− = 0,39


/ / ,
Δσz = qsIc = 255 x 0,39 = 99,5 kPa ≈ 100 kPa
𝜎 = 𝜎 + Δσz = 89 + 100 = 189 kPa < 𝜎 (= 712 kPa)
𝐻 𝜎 2 189
𝑆= 𝐶 𝑙𝑜𝑔 = 𝑥 0,06 𝑙𝑜𝑔 = 0,026 𝑚 = 26 𝑚𝑚
1+𝑒 𝜎 1 + 0.5 89
Case Tanki
4. Hitung penurunan total
St = 45 + 37 + 9 + 26 = 117 mm

5. Hitung waktu penurunan dari kondisi 50% dan 100% konsolidasi


Cv = 0.05 m2/yr

catatan: tanah pasir diatas dan bawah lapis lempung, maka dianggap terjadi drainase 2 arah
untuk konsolidasi 50%, Tv = 0.197,
2
𝑇𝐻 0.197𝑥 2
𝑡= = = 3,94 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝐶 0.05
untuk konsolidasi 100%
𝐻 2
𝑡≈ = = 40 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
2𝐶 2𝑥0.05
6. Perkiraan penurunan dari lapisan pasir berdasarkan asumsi perilaku elastik,
demikian juga pada lapisan lempung, terjadi pada garis recompression – yang
berdasarkan asumsi – sehingga penurunan yang terjadi akan elastik. Maka,
penurunan 117 mm cukup untuk dianggap kembali saat terjadi pengosongan tanki
Aksan KAWANDA
0811.851.613 Art of Geotechnics aksan.geotech@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai