Anda di halaman 1dari 18

MENINGKATKAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Dosen Pengampu:
Dr. Putu Yudi Setiawan,S.T.,M.M.

Oleh:
Kelompok 5

Anggota Kelompok:
Ida Ayu Vika Aprilia (07 / 1807531046)
Putu Diah Septa Kristya Astagina (08 / 1807531052)
Sang Ayu Putu Wilang Ica Swari (12 / 1807531065)
Dinda Prasetia Dewi (13 / 1807531066)
Ni Gusti Ayu Gayatri (18 / 1807531083)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
APRIL 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...………………………………………………………….. ii


BAB I PEMBAHASAN..………………………………………………... 1
1.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM INFORMASI.…... 1
Nilai Bisnis yang Meningkatkan Pengambilan Keputusan.................. 1
Jenis-Jenis Keputusan………….……………………………………. 2
Proses Pengambilan Keputusan……………………………………... 3
Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata…………. 4
Pengambilan Keputusan secara Otomatis yang Berkecepatan Tinggi. 5
1.2 INTELIJEN BISNIS DALAM PERUSAHAAN..…………………... 6
Apakah yang dimaksud dengan Intelijen Bisnis?......……………...... 6
Lingkungan Intelijen Bisnis……..……….………………………….. 7
Kecerdasan Bisnis dan Kapabilitas Analitis…….…………………... 9
Strategi Manajemen untuk Mengembangkan Kapabilitas BI dan BA. 11
1.3 PEMILIHAN DALAM INTELIJEN BISNIS.………………………. 11
Dukungan Keputusan bagi Manajemen Operasi dan Manajemen
Menengah…………………….…………………………………... 11
Dukungan bagi Keputusan Semi Terstruktur………………………... 12
Dukungan Keputusan bagi Manajemen Senior: Balanced Scorecard
dan Model Manajemen Kinerja Perusahaan…..…………………. 12
Sistem Dukungan Keputusan Kelompok (GDSS)…………………... 13
BAB II SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 15
2.1 Simpulan…………………………………………………………….. 15
2.2 Saran………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA...………………………………………………..... 16

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM INFORMASI


Pengambilan keputusan dalam bisnis biasanya terbatas pada manajemen.
Saat ini, para karyawan tingkat terendah juga bertanggung jawab atas
beberapa pengambilan keputusan tersebut, sebagaimana sistem informasi
akan membuat informasi menjadi tersedia bagi para karyawan yang
tingkatnya lebih rendah di dalam bisnis.
Nilai Bisnis yang Meningkatkan Pengambilan Keputusan
Tabel berikut menyediakan estimasi nilai tahunan yang dipilih (dalam
bentuk penghematan biaya atau pendapatan yang meningkat) dari
meningkatkan pengambilan keputusan dalam area bisnis yang dipilih.

Dapat dilihat, bahwa keputusan-keputusan yang diambil pada semua


level dalam perusahaan dan bahwa beberapa dari keputusan-keputusan
tersebut sifatnya umum, rutin, dan sangat banyak jumlahnya. Meski nilai dari
meningkatkan keputusan tunggal kecil, tetapi bila keputusan-keputusan yang
kecil meningkat ratusan kali maka akan bertambah menjadi suatu nilai
tahunan yang besar bagi perusahaan.

1
Jenis-Jenis Keputusan
Keputusan-keputusan diklasifikasikan menjadi keputusan terstruktur,
semi terstruktur, dan tidak terstruktur. Keputusan tidak terstruktur adalah
keputusan yang pengambil keputusan harus memberikan pertimbangan,
evaluasi, dan wawasan untuk memecahkan permasalahan. Setiap keputusan
tersebut adalah baru, penting, dan tidak rutin, serta tidak ada prosedur yang
dipahami dengan baik dan setujui untuk membuatnya. Keputusan ini biasanya
dihadapi oleh manajemen senior. Contoh keputusan tidak terstruktur yang
mungkin dihadapi manajemen dapat memutuskan apakah perusahaan harus
memasuki pasar baru atau akankah lebih menguntungkan bagi perusahaan
untuk tetap berada di pasar mereka saat ini.
Keputusan semi terstruktur merupakan keputusan yang memiliki dua
elemen dari keputusan terstruktur dan tidak terstruktur. Hanya sebagian dari
masalah yang memiliki jawaban jelas yang disediakan oleh prosedur yang
diterima, sebagian sisanya masih memerlukan penilaian dari manusia.
Manajemen menengah menghadapi lebih banyak skenario keputusan semi
terstruktur. Berupa “mengapa laporan pemenuhan pesanan menunjukkan
penurunan selama enam bulan terakhir di pusat distribusi di Minneapolis?".
Manajer menengah dapat memperoleh laporan dari sistem perusahaan atau
sistem manajemen distribusi perusahaan mengenai aktivitas pemesanan dan
efisiensi operasional di pusat distribusi Minneapolis. Ini adalah bagian
terstruktur dari keputusan. Tetapi sebelum sampai pada jawaban, manajer
menengah harus mewawancarai karyawan dan mengumpulkan lebih banyak
informasi yang tidak terstruktur dari sumber eksternal tentang kondisi
ekonomi lokal atau tren penjualan.
Keputusan terstruktur sebalikya bersifat berulang dan rutin, serta
melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak
diperlakukan seakan masih baru. Manajer operasional dan para karyawan
cenderung lebih banyak untuk mengambil keputusan terstruktur. Contohnya,
seorang supervisor pada lini perakitan harus memutuskan apakah karyawan
yang dibayar per jam berhak mendapat gaji lembur atau tidak.

2
Proses Pengambilan Keputusan
Simon (1960) menggambarkan empat langkah berbeda dalam
mengambil keputusan, yaitu: kecerdasan, rancangan, pilihan, dan
implementasi. Kecerdasan (intelligence) terdiri dari menemukan,
mengidentifikasi, dan memahami masalah yang terjadi pada organisasi.
Rancangan (design) melibatkan identifikasi dan pencarian berbagai solusi
dari masalah yang ada. Pilihan (choice) adalah tentang memilih alternatif dari
solusi yang ada. Implementasi (implementation) adalah tentang membuat
alternatif yang dipilih dapat bekerja dan tetap mengawasi seberapa baik kerja
solusi tersebut.

Manajer Dan Pengambilan Keputusan Di Dunia Nyata


Peran Manajerial
Para manajer memainkan peran penting dalam organisasi. Kita dapat
memahami fungsi manajer dan perannya dengan lebih baik dengan cara
mengkaji perilaku manajer gaya klasik dan kontemporer.
a. Model Manajemen Klasik (Classical Model of Management), yang
menggambarkan apakah yang dilakukan oleh para manajer. Henri Fayil
dan para tokoh pada masa awal lainnya yang pertama kali
menggambarkan 5 fungsi klasik dari para manajer, yaitu merencanakan,
mengatur, mengordinasi, memutuskan, dan mengendalikan. Gambaran
mengenai aktivitas manajemen tersebut mendominasi pemikiran
manajemen dalam waktu yang lama, dan masih terkenal hingga saat ini.
b. Model Manajemen Kontemporer atau Model Perilaku
Model perilaku menyatakan bahwa perilaku aktual dari manajer
tampaknya kurang sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih
reaktif, dan kurang terorganisasi dengan baik dari model klasik akan kita
percaya. Pertama, para manajer melakukan banyak pekerjaan dengan
kecepatan yang tiada henti. Kedua, aktivitas manajerial terfragmentasi
terpecah-pecah. Ketiga, manajer lebih memilih informasi terkini,
spesifik, dan ad hoc (informasi cetakan sering kali terlalu lama).
Keempat, mereka lebih memilih bentuk komunikasi lisan. Kelima, para
manajer memberikan prioritas tinggi untuk memelihara jaringan kontak

3
yang beragam dan kompleks yang bertindak sebagai sistem informasi
informal dan membantu mereka melaksanakan agenda pribadi dan tujuan
jangka pendek dan jangka panjang mereka.
Peran manajerial (managerial roles) merupakan ekspektasi dari aktivitas
yang harus dikerjakan oleh manajer di dalam suatu organisasi. Minzberg
mendapati bahwa peran manajerial ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
antarpribadi, informasi, dan pengambilan keputusan.
1. Peran Antarpribadi. Dalam peran antarpribadi (interpersonal role),
para manajer bertindak sebagai figur utama dalam organisasi ketika
mereka mewakili perusahaan mereka kepada dunia luar dan melakukan
tugas-tugas simbolik, seperti memberikan penghargaan kepada
karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin, memberikan motivasi,
nasihat, dan mendukung bawahannya. Manajer juga bertindak sebagai
penghubung antara berbagai tingkatan dalam organisasi. Pada setiap
tingkatan tersebut, manajer bekerja sebagai penghubung antaranggota
tim manajemen.
2. Peran Informasi. Dalam peran informasi (informational role), manajer
bertindak sebagai pusat saraf dari organisasi, menerima informasi terkini
yang paling konkret dan mendistribusikannya kembali kepada mereka
yang memerlukannya, manajer adalah penyebar informasi dan juru
bicara dalam organisasinya.
3. Peran Pengambilan Keputusan. Dalam peran pengambil keputusan
(decisional role), mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam
mengusulkan jenis-jenis aktivitas baru, menangani gangguan-gangguan
yang muncul dalam organisasi, mengalokasikan sumber daya kepada
para staf yang membutuhkan, dan menegosiasikan konflik dan menjadi
penengah antara kelompok-kelompok yang bertikai.

Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata


Kini kita dapat melihat bahwa sistem informasi tidak dapat membantu
semua peran manajerial. Dan dalam peran manajerial di mana sistem
informasi dapat membantu mengambil keputusan, investasi dalam teknologi

4
informasi tidak selalu menghasilkan hasil yang positif. Ada tiga alasan utama
yaitu kualitas informasi, penyaringan manajemen, dan budaya organisasi.
1. Kualitas Informasi. Keputusan yang berkualitas tinggi memerlukan
informasi yang berkualitas tinggi. Apabila keluaran data (output) dari
sistem informasi tidak memenuhi kriteria kualitas ini, maka proses
pengambilan keputusan akan sulit dilakukan.
2. Penyaring Manajemen. Walaupun dengan informasi yang tepat waktu
dan akurat, tetapi beberapa manajer mengambil keputusan yang buruk.
Para manajer (seperti halnya semua manusia) menyerap informasi
melalui serangkaian penyaringan untuk memahami dunia di sekitar
mereka. Para manajer memiliki perhatian yang selektif, menitikberatkan
pada jenis permasalahan dan pemecahan tertentu, dan memiliki bias-bias
yang bervariasi yang menolak informasi yang tidak sesuai dengan
konsepsi mereka sebelumnya.
3. Politik dan Inersia Organisasional. Organisasi adalah birokrasi degan
kemampuan dan kompetensi terbatas untuk melakukan tindakan-
tindakan yang bersifat menentukan. Ketika lingkungan berubah dan
perusahaan perlu mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan,
kekuatan yang besar dalam organisasi menolak pengambilan keputusan
untuk perubahan besar. Keputusan yang diambil perusahaan sering
menunjukkan penyeimbangan dari kelompok-kelompok yang berbeda
dalam perusahaan dan bukan solusi yang terbaik atas masalah yang
dihadapi.

Pengambilan Keputusan Otomatis Yang Berkecepatan Tinggi


Saat ini, banyak keputusan yang diambil oleh organisasi tidak dibuat oleh
para manajer, atau beberapa manusia. Sebagai contoh, ketika Anda
memasukkan suatu kueri ke mesin ke telusur Google, Google harus
memutuskan URL mana yang akan ditampilkan rata-rata sekitar stengah detik
(500 milidetik). Apa yang membuat pengambilan keputusan berkecepatan
tinggi otomatis ini mungkin adalah algoritme komputer yang secara tepat
menentukan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
keputusan, basis data yang sangat besar, prosesor berkecepatan tinggi, dan

5
perangkat lunak yang dioptimalkan untuk tugas tersebut. Dalam situasi ini,
manusia (termasuk manajer) dieliminasi dari rantai keputusan karena terlalu
lamban. Ini juga berarti organisasi di daerah ini membuat keputusan lebih
cepat daripada yang dapat dipantau atau dikendalikan oleh manajer.

1.2 INTELIJEN BISNIS DALAM PERUSAHAAN


Intelijen Bisnis (BI) merupakan suatu istilah yang digunakan oleh para
pemasok perangkat keras dan perangkat lunak serta para konsultan teknologi
informasi untuk menggambarkan infrastruktur bagi pergudangan,
mengintegrasikan, melaporkan, dan menganalisis data yang berasal dari
lingkungan bisnis termasuk data yang besar. Infrastuktur yang besar ini
mengumpulkan, menyimpan, membersihkan, dan membuat informasi yang
relevan tersedia bagi para manajer. Selain itu Analitis Bisnis (BA) juga
merupakan istilah yang didefinisikan oleh para pemasok yang lebih
menitikberatkan pada alat bantu dan teknik untuk menganalisis dan
memahami data.
Jadi, intelijen bisnis dan analitis bisnis merupakan pengintegrasian
semua aliran informasi yang dihasilkan suatu perusahaan menjadi satu bagian
tunggal, serangkaian data keseluruhan perusahaan yang berkaitan secara
logis, dan kemudian menggunakan permodelan, alat bantu analitis statistik,
dan alat bantu penelusuran data untuk memahami logika dari semua data
tersebut sehingga para manajer dapat mengambil keputusan dna rencana yang
lebih baik, atau sedikitnya mengetahui dengan cepat ketika perusahaan gagal
dalam memenuhi target-target yang telah direncanakan.
Salah satu perusahaan yang menggunakan intelijen bisnis adalah
Hallmark Cards. Perusahaan menggunakan perangkat lunak SAS Analytis
untuk meningkatkan pemahamannya mengenai pola pembelian yang dapat
mengarahkan kepada penjualan yang meningkat lebih dari 3.000 gerai
Hallmark Gold Crown di Amerika Serikat. Hallmark ingin memperkuat
hubungannya dengan para pembeli langganan. Dengan menggunakan
penelusuran data dan permodelan prediktif maka perusahaan dapat
menentukan bagaimana memasarkan pada berbagai macam segmen

6
konsumen selama musim liburan dan peristiwa-peristiwa khusus maupun
menyesuaikan promosi.
• Pemasok Intelijen Bisnis
Intelijen bisnis terdiri dari perangkat keras dan lunak yang terjual dengan
baik terutama oleh para pemasok sistem yang besar kepada perusahaan
Fortune 500 yang sangat besar. Lima pemasok terbesar dari produk-
produk tersebut yaitu Oracle, SAP, IBM, Microsoft, dan SAS. Produk-
produk Microsoft ditujukan pada perusahaan yang berukurang kecil
hingga menengah, dan mereka didasarkan pada alat bantu desktop yang
akrab bagi karyawan, alat bantu kolaborasi Microsoft Sharepoint, dan
perangkat lunak database Microoft SQL Server.

Lingkungan Intelijen Bisnis


Terdapat enam elemen dalam lingkungan intelijen bisnis yaitu;
1. Data dari lingkungan bisnis
Bisnis-bisnis akan berhadapan dengan data terstruktur maupun tidak dari
banyak sumber berbeda, termasuk data yang besar. Data perlu
diintegrasikan dan diorganisasi sehingga mereka dapat dianalisis dan
digunakan oleh para pengambil keputusan.
2. Infrastruktur intelijen bisnis
Dasar yang mendasari intelijen bisnis adalah suatu sistem database yang
luar biasa menangkap semua data yang relevan untuk
mengoperasionalkan bisnis. Data akan disimpan dalam database
transaksional atau digabungkan atau diintegrasikan ke dalam gudang
data perusahaan atau serangkaian data mart yang saling berkaitan.
3. Seperangkat alat bantu analitis bisnis
Seperangkat alat bantu perangkat lunak yang digunakan untuk
menganalisis data dan menghasilkan laporan, memberikan tanggapan
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada manajer, dan
menelusuri perkembangan dari bisnis dengan menggunakan indikator-
indikator kunci dari kinerja.

7
4. Metode dan pengguna manajerial
Perangkat keras intelijen bisnis dan perangkat lunak hanya sama
cerdasnya dengan manusia yang memanfaatkannya. Para manajer
memaksakan perintah pada analitis data dengan menggunakan
bermacam-macam metode manajerial yang mendefinisikan tujuan bisnis
yang strategis dan menentukan bagaimana perkembangan akan diukur.
Hal ini meliputi manajemen kinerja bisnis dan pendekatan balance
scorecard yang menitikberatkan pada indikator-indikator kunci bagi
kinerja dan analisis strategi industri yang menitikberaktkan pada
perubahan pada lingkungan bisnis yang umum, dengan perhatian khusus
pada pesaing. Tanpa pengawasan yang kuat dari manajer senior, maka
analisis bisnis dapat menghasilkan sejumlah besar informasi, laporan dan
layar online yang memusatkan perhatian pada persoalan yang salah dan
mengalihkan perhatian pada permasalahan yang sebenarnya.
5. Platform pengiriman
Hasil dari intelijen bisnis dan analitis bisnis yang dikirimkan pada para
manajer dan para karyawan dalam berbagai cara, bergantung pada apa
yang mereka mau tahu untuk melaksanakan pekerjaan mereka. SIM,
DSS, dan ESS akan mengirimkan informasi dan pengetahuan kepada
orang-orang dengan level yang berbeda di dalam perusahaan. Sistem-
sistem ini tidak akan membagikan data dan dioperasionalkan sebagai
sistem yang berdiri sendiri. Salah satu perangkat dari alat bantu
perangkat keras dan lunak dalam bentuk intelijen bisnis dan paket analitis
dapat mengintegrasikan semua informasi dan menyampaikan ke desktop
para manajer atau platform mobile.
6. Antar muka pengguna
Pelaku bisnis tidak lagi terikat dengan meja kantor dan desktop mereka.
Serangkaian perangkat lunak analitis bisnis saat ini menekankan pada
teknik-teknik visual misalnya dashboard dan scorecard. Pelaku bisnis
juga dapat mengirimkan laporan dari perangkat genggam mobile ataupun
portal web perusahaan. Perangkat lunak BA menambahkan kapabilitas
untuk memposting informasi pada Twtiter, Facebook, atau media sosial

8
internal untuk mendukung pengambilan keputusan dalam pengaturan
kelompok secara online daripada dalam rapat pertemuan saling
bertatapan muka.

Kecerdasan Bisnis dan Kapabilitas Analitis


a. Fungsionalitas Analitis
Intelijen bisnis dan analitis bisnis menjanjikan untuk mengirimkan
informasi dengantepat, hampir mendekati real-time kepada para
pengambil keputusan, dan alat bantuan analitis membantu mereka
dengan cepat memahami informasi dan mengambil tindakan. Terdapat 6
fungsionalitas analitis yang sistem BI kirimkan untuk mencapai hasil
akhir tersebut, yaitu:
• Laporan produksi
Laporan produksi merupakan laporan yang telah didefinisikan
sebelumnya berdasarkan kebutuhan spesifik dari industri.
• Laporan yang memiliki parameter
Pengguna memasuki beberapa parameter seperti pada tabel pivot
untuk menyaring data dan mengisolasi dampak dari parameter.
• Dashboard atau scorecard
Dashboard atau scorecard merupakan alat bantu visual untuk
menyajikan data kinerja yang didefinisikan oleh pengguna.
• Ad hoc queri / pencarian / penciptaan laporan
Memungkinkan pengguna untuk menciptakan laporan mereka
sendiri berdasarkanp ada queri dan pencarian.
• Penelusuran
Penelusuran merupakan kemampuan untuk berpindah dari tingkat
ringkasan yang tinggi ke pandanganyang lebih terperinci.
• Peramalan, Skenario, Model
Kemampuan untuk melaksanakan peramalan linear, analisis
skenario bagaimana-jika, dan menganalisis data menggunakan alat
bantu statistik yang standar.

9
b. Pengguna Intelijen Bisnis dan Analitis Bisnis
Lebih dari 80% audience BI terdiri atas para pengguna santai yang
sangatmengandalkan pada laporan produksi. Para eksekutif senior
menggunakan BI untuk memonitor aktivitas-aktivitas perusahaan dengan
menggunakan antarmuka visual seperti dashboard dan kartu nilai
(scorecard). Para manajer menengah danpara analis cenderung untuk
tenggelam dalam data dan perangkat lunak. Para karyawan operasional,
pelanggan, dan pemasok sebagian besar mencari laporan-laporan yang
telah dikemas
• Laporan Produksi
Laporan produksi merupakan output yang paling banyak digunakan
dari alat bantu BI.
• Analitis Prediktif
Analitis prediktif menggunakan analisis statistik, teknik penelusuran
data, data historis, dan asumsi mengenai kondisi pada masa
mendatang untuk memprediksi kecenderungan masa yang akan
datang dan pola perilaku.
• Analisis Data Besar
Saat ini, beberapa peritel online telah memulai untuk menganalisis
jumlah pelanggan online dan dalam gerai yang sangat besar yang
telah mereka kumpulkan seiring dengan data pada media sosial
untuk membuat rekomendasi produk menjadi lebih individual.
• Visualisasi Data, Analitis Visual, dan Sistem Informasi Geografis
Visualisasi data dan alat bantu analitis visual dapat membantu para
pengguna untuk melihat pola dan hubungan dalam sejumlah besar
data yang sulit untuk dipahami jika data disajikan dalam bentuk
grafik, diagram, dashboard, dan peta.
Sedangkan, sistem informasi geografis adalah suatu kategori khusus
dari alat bantu untuk membantu para pengambil keputusan
memvisualisasikan permasalahan yang memerlukan pengetahuan.

10
Strategi Manajemen untuk Mengembangkan Kapabilitas BI dan BA
Terdapat dua strategi untuk mengadopsi kapabilitas BI dan BA dan juga
kemampuan untuk organisasi. Solusi pertama yaitu integrasi secara
menyeluruh, membawa risiko bahwa suatu pemasok tunggal yang
menyediakan total hardware dan software kepada perusahaan, akan membuat
perusahaan bergantung pada wewenang penetapan harganya.
Keuntungannya, akibat dari kerja sama akan dapat memberikan dampak
positif pada skala global.
Solusi kedua yaitu berbagai macam solusi yang disediakan oleh para
pemasok. Solusi ini menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dan juga dapat
memberikan kebebasan, tapi dengan risiko kesulitan untuk mengintegrasikan
platform perangkat lunak ke platform perangkat keras, maupun perangkat
lunak lainnya.
Terlepas dari strategi yang diterapkan oleh perusahaan, semua sistem BI
dan BA akan mengunci perusahaan ke dalam serangkaian pemasok dan untuk
menggantinya biaya yang akan dikeluarkan sangat mahal. Ketika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan suatu sistem, maka pada dasarnya akan
menutup peluang penggunaan suatu sistem lain.

1.3 PEMILIHAN DALAM INTELIJEN BISNIS


Dukungan Keputusan Bagi Manajemen Operasional Dan Manajemen
Menengah
Manajemen operasional dan manajemen menengah umumnya
ditugaskan memonitor kinerja dari aspek-aspek penting dalam bisnis, berkisar
penghentian mesin dari divisi pabrik, penjualan pada gerai makanan
franchise, hingga kegiatan harian pada situs web perusahaan. Sistem
informasi manajemen (SIM) biasanya digunakan oleh para manajer
menengah untuk mendukung tipe dari pengambilan keputusan, dan output
utama mereka adalah serangkaian laporan produksi rutin yang berdasarkan
data dari sistem pemrosesan transaksi (transaction processing systems—TPS)
yang mendasar. Para manajer menengah akan menerima laporan-laporan
tersebut secara online pada portal perusahaan, dan dapat melakukan queri

11
data secara interaktif untuk mencari tahu mengapa peristiwa-peristiwa dapat
terjadi.

Dukungan bagi Keputusan Semi Terstruktur


Beberapa manajer "merupakan pengguna yang super" dan para analis
bisnis yang tajam ingin menciptakan laporan-laporan mereka sendiri, dan
menggunakan analitis dan model yang lebih canggih untuk mencari pola
dalam data, merancang model alternatif skenario bisnis, atau menguji
hipotesis-hipotesis tertentu. Sistem pendukung keputusan (decision-support
systems—DSS) merupakan platform pengiriman BI untuk kategori para
pengguna tersebut, dengan kemampuan untuk mendukung pengambilan
keputusan yang semi terstruktur.

Dukungan Keputusan Bagi Manajemen Senior: Balanced Scorecard dan


Metode Manajemen Kinerja Perusahaan
Balanced scorecard merupakan suatu kerangka kerja untuk
mengoperasionalkan rencana strategis dari perusahaan dengan
menitikberatkan pada hasil yang dapat diukur pada 4 dimensi kinerja
perusahaan, keuangan, proses bisnis, pelanggan, serta pembelajaran dan
pertumbuhan.
Kinerja pada tiap-tiap dimensi akan diukur dengan menggunakan
indikator kinerja utama (key performance indicators—KPIs) mengukur
usulan manajemen senior untuk memahami seberapa baikkah perusahaan
dalam bekerja seiring dengan dimensi tertentu yang ditetapkan. Sebagai
contoh, salah satu indikator kunci atas seberapa baikkah perusahaan ritel
secara online dalam memenuhi tujuan kinerja pelanggannya adalah rata-rata
lamanya waktu yang diperlukan untuk mengirimkan paket kepada pelanggan.

Kerangka kerja balanced scorecard dinyatakan menjadi "berimbang"


ketika para manajer menitikberatkan pada lebih dari sekadar kinerja
keuangan—melainkan pada hal-hal yang mereka dapat pengaruhi saat ini
seperti misalnya efsiensi proses bisnis, kepuasan pelanggan, dan pelatihan
karyawan. Ketika scorecard telah dikembangkan oleh para konsultan dan
para eksekutif senior, maka berikutnya adalah mengotomatisasikan aliran

12
informasi kepada para eksekutif dan para manajer lainnya untuk tiap-tiap
indikator-indikator utama atas kinerja. Ketika sistem-sistem
diimplementasikan, maka mereka akan diarahkan sebagai ESS.
ESS adalah sistem penyedia akses kepada layanan berita, database pasar
keuangan, informasi perekonomian, dan data eksternal lainnya yang
diperlukan oleh para eksekutif senior. ESS juga memiliki kapabilitas
penelusuran (drill-down) yang signifkan jika para manajer perlu untuk
melihat data yang lebih terperinci sehingga meningkatkan jangkauan kontrol
manajemen senior, memungkinkan mereka untuk memantau lebih banyak
orang dengan sumber daya yang lebih sedikit.
Metodologi manajemen terkenal yang sangat erat terkait lainnya adalah
manajemen kinerja bisnis (business performance management—BPM). BPM
berupaya untuk secara sistematis menerjemahkan strategi perusahaan
(misalnya, diferensiasi, produsen yang berbiaya rendah, pertumbuhan dalam
pangsa pasar, dan cakupan operasi) ke dalam target-target operasional. Ketika
strategi-strategi dan target-target telah teridentifikasi, maka serangkaian KPI
kemudian diukur dengan informasi yang ditarik dari sistem database bisnis
perusahaan. BPM menggunakan gagasan yang sama seperti balanced
scorecard, tetapi dengan beragam strategi yang lebih kuat (BPM Working
Group, 2004).

Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (GDSS)


GDSS merupakan sistem berbasis komputer yang interaktif untuk
memfasilitasi solusi dari permasalahan-permasalahan yang tidak terstruktur
oleh serangkaian para pengambil keputusan yang bekerja bersama-sama
sebagai sebuah kelompok di dalam lokasi yang sama atau berbeda. GDSS
menyediakan alat bantu dan teknologi yang diarahkan secara eksplisit pada
pengambilan keputusan dalam kelompok. Komponen piranti lunak GDSS
mencakup kuesioner elektronik, perangkat brainstorming elektronik,
perangkat kuesioner, perangkat pemungutan suara atau prioritas, perangkat
indentifikasi dan analisis pihak berkepentingan, perangkat pembentukan
kebijakan, dan kamus kelompok.

13
Dalam sebuah rapat elektronik GDSS, setiap peserta dilengkapi dengan
workstation. Workstation tersebut terhubung ke jaringan, ke workstation
fasilitator, dan ke server file untuk rapat. Semua data yang diberikan para
peserta dari workstation mereka kepada kelompok dikumpulkan dan
disimpan dalam server file.
GDSS memungkinkan untuk meningkatkan besaran pertemuan
sementara itu pada saat yang sama meningkatkan produktivitas karena para
individual memberikan kontribusi secara serentak dan bukannya pada suatu
waktu. Alat bantu perangkat lunak GDSS mengikuti metode yang terstruktur
untuk mengorganisasi dan mengevaluasi gagasan-gagasan serta untuk
melindungi hasil dari pertemuan, memungkinkan bagi bukan para hadirin
untuk menempatkan informasi yang diperlukan setelah pertemuan.
Keefektifan dari GDSS bergantung pada keadaan alamiah dari permasalahan
dan kelompok serta seberapa baik pertemuan direncanakan dan dilaksanakan.

14
BAB II
SIMPULAN DAN SARAN

2.1 Simpulan
Pengambilan keputusan kini telah menjangkau setiap tingkat dalam
bisnis karena sistem informasi yang telah tersedia. Terdapat tiga jenis
keputusan yaitu terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan
proses pengambilan yang dilakukan melalui empat tahap yaitu kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi.
Di dunia nyata, fungsi dan peran manajer dalam organisasi sangat
penting khususnya sebagai pengambil keputusan. Oleh karena itu, manajer
harus mempertimbangkan tiap kualitas informasi, penyaringan manajemen,
dan budaya organisasinya.
Dikenal intelijen bisnis (BI) dan analitis bisnis (BA) yang berguna bagi
para manajer untuk pengambilan keputusan. Serta kehadiran sistem-sistem
pendukung tiap jenis dan tingkat keputusan berbeda, antara lain sistem
informasi manajemen (SIM), sistem pendukung keputusan (DSS), balanced
scorecard, sistem pendukung eksekutif (ESS), manajemen kinerja bisnis
(BPM) dan sistem pendukung keputusan kelompok (GDSS).

2.2 Saran
Seluruh tahapan serta sistem yang telah hadir untuk mempermudah
pengambilan keputusan hendaknya dipahami dengan baik sehingga dapat
mengetahui bagaimana sistem-sistem tersebut dapat meningkatan bisnis dan
menentukan apakah pengeluaran yang dilakukan untuk pengambilan
keputusan tersebut memberikan manfaat atau tidak pada bisnis yang
dijalankan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Laudon, Kenneth C dan Jane P Laudon. 2017. Sistem Informasi Manajemen:


Mengelola Perusahaan Digital, Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat

16

Anda mungkin juga menyukai