Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yuda Aprilianto

NPM : 17310259

Kelas : KH BJM A

Jawaban.

1. Keputusan adalah proses penelusuran masalah yg berawal dari latar belakang


masalah, identifikasi masalah hingga terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi.
Rekomendasi itulah yg selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, begitu besarnya pengaruh yang akan
terjadi jika rekomendasi yg dihasilkan terdapat kekeliruan/kesalahan.
Incremental Changes Merupakan dampak perubahan keputusan yg dapat
diperkirakan/ditaksir berapa persen perubahan yg akan terjadi kedepannya
berdasarkan data yang terjadi masa lalu (historis). Contohnya saat harga BBM naik,
maka harga bahan baku industri juga akan naik, sedangkan Turbulence Changes
merupakan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan yg sulit untuk
diperkirakan. Contohnya bencana alam, kondisi politik , demontrasi buruh dll

2. Kualitas keputusan merupakan mutu yg dihasilkan dari hasil keputusan tsb yg telah
diaplikasikan atau telah diuji secara maksimal dan terlihat hasilnya secara maksimal
serta dinilai secara maksimal juga.

3. Ada beberapa solusi secara umum untuk menyelesaikan persoalan, yaitu :


a. Menerapkan konsep keputusan yg cenderung hati-hati dan memikirkan setiap
dampak yg akan timbul secara jangka pendek.
b. Menempatkan setiap keputusan berdasarkan alasan-alasan yang bersifat
representatif, artinya keputusan yg dibuat tidak dilandaskan karena keinginan satu
pihak saja, namun berdasarkan keinginan berbagai pihak, shg pertanggungjawaban
keputusan tsb bersifat perlibatan yg menyeluruh.
c. Menghindari pengambilan keputusan yg bersifat ambigu, artinya keputusan
bersifat tidak jelas dan tidak tegas, shg para karyawan atau yg lain sulit untuk
memahami maksud keputusan tsb.
d. Setiap keputusan yg dibuat oleh pimpinan berdasarkan pertimbangan 4 fungsi
manajemen, shg keputusan lebih seimbang (balance).

4. a. Kendala yang bersumber pada diri

Kendala yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada diri pengambil
keputusan yang berrsangkutan sendiri. Kedala yang paling sering menampakkan diri
adalah ketidak mampuan seseorang untuk bertindak tegas. Contohnya sering seorang
manajer membiarkan dirinya diliputi oleh keragu-raguan yang sedemikian menguasai
cara berfikir dan cara bertindaknya.

b. Kegagalan dimasa lalu

Kegagalan dimasa lalu membuat seseorang enggan dalam mengambil keputusan dan
cenderung untuk melewatkan kesempatan untuk menghindari risiko yang sebenarnya
dapat diatasi, contohnya seorang yang pernah gagal dalam investasi saham akan
enggan berinvestasi dalam skala besar.

c. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi

Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam pengambilan keputusan
dapat menjadi kendala yang harus disingkirkan. Informasi yang diberikan harus
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, terolah dengan baik, dan tersimpan dengan rapi.

d. Konsultasi yang Berlebihan

Para ahli telah menemukan tujuh cara untuk melibatkan orang lain dlam proses
pengambilan keputusan :

1. Konsultasi yang bersifat memberitahukan.

2. Konsultasi yang bersifat menjual.

3. Konsultasi yang memancing reaksi orang lain.

4. Konsultasi yang bersifat minta pertimbangan orang lain.

5. Konsulasi dengan partisisi aktif pihak lain.

6. Konsultasi dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain.

7. Konsultasi yang bersifat pendelegasian.

e. Faktor ketidakpastian

Ketidakpastian akan menjadi kendala karena :

a. Kurangnya keyakinan dalam diri seorang manajer yang bersangkutan tentang hasil
yang akan diperoleh

b. Prefensi pribadi manajer yang bersangkutan atas alternatif yang mungkin ditempuh,
yang bisa saja berbeda dari alternatif-alternatif yang dilakukan dengan pendekatan
ilmiah
c. Manajer yang bersangkutan meragukan apakah keputusan baru diperlukan

f. Keterlibatan kelompok

Kelemahan utama yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak orang dalam proses
pengambilan keputusan adalah :

a. Karena keinginan pihak-pihak yang terlibat, dan dengan itikad yang sesungguhnya
baik untuk berperan serta, proses pengambilan keputusan dapat menjadi sangat
lamban

b. Sering timbul polarisasi pandangan dikalangan mereka yang terlibat, yang pada
gilirannya mempersulit tercapainya mufakat tentang :

1) Berbagai langkah dalam pengambilan keputusan.

2) Hasil tindakan yang akan diambil.

3) Resiko yang mungkin timbul.

4) Beban yang harus dipikul oleh organisasi dalam benuk penggunaan sumberdaya dan
dana.

g. Ketidakjelasan peranan

Ketidakjelasan peranan dapat berakibat pada berbagai hal yang negatif seperti :

1. Kemungkinan seseorang bertindak melampaui batas-batas wewenang yang


sesungguhnya dimiliki

2. Kemungkinan keragu-raguan bertindak karena ketidakpastian apakah tindakan yang


hendak diambilnya masih dalam batasan wewenang yang dimilikinya

3. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan

4. Kemungkinan terjadinya duplikasi

5. Kenungkinan tidak lancarnya koordinasi

6. Laporan yang tidak ditangani sebagaimana mestinya

h. Kemalasan

Beberapa hal yandapat dilakukan untuk melawan kemalasan :

1. Berlatih untuk tidak membiarkan diri selalu diliputi oleh sikap ragu- ragu.

2. Berarti senang bersikap tegas dan bangga atas sikap tersebut.


3. Berlatih untuk secara cepat untuk mendeteksi keragu-raguan, dan mampu
mempertimbangkan secara cepat konsekuensi yang mungkin timbul karena sikap
keraguan tersebut.

4. Malatih dir dan memusatkan perhatian pada pemechan masalah dan kemampuan
mendefenisikan situasi problematis yang dihadapi secara tepat.

5. Apabila tahap bertindak untuk memutuskan telah dicapai dalam proses pengambilan
keputusan , melatih diri memusatkan perhatian pada waktu dan tenaga yang ada
padanya dan kurang berorientasi pada proses konsutasi yang melibatkan banyak pihak.

6. Melatih diri untuk mengikuti suatu prosedur tertentu baik untuk pemecahan masalah
maupun untuk pengamblan keputusan tanpa menutp pintu terhadap ide batu, atau
teknik baru.

7. Menggunakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengidentifikasikan dan


menilai kelebihan, serta kekurangan setiap alternatif yang dipertimbangkan untuk
ditempuh

8. Membiasakan diri untuk tidak memusatkan perhatian, waktu, dan tenaga pada hal-
hal yang tidak penting, atau diperkirakan tidak akan mempunyai dampak kuat secara
negatif terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran.

9. Melatih diri untuk berfiki secara sistematis dalam seluruh proses pengambilan
keputusan.

10. Melatih diri untuk bertindak dengan tingkat kecepatan yang tinggi, terutma dalam
memperhitungkan berbagai ramifikasi atua percabangan yang akan timbul dari suatu
keputusan yang akan diambil.

i. Kekurang mampuan mengelola waktu.

Penelitian dan pengalaman menunjukkan, bahwa kemampuan seseorang mengambil


keputusan yng efektif dan rasional banyak ditentukan oleh kemmpuan mengatur waktu
yang tersedia baginya dengan baik. Apabila seseorang merasa, bahwa ia tidak
mempunya cukup waktu untuk melakukan semua tugas yang dipercayan kepadanya,
dengan pengambilan keputusan sebagai salah satu tugas yang terpenting, sering
terbukti bhwa kekuranga waktu adalah akibat kekurang mampuannya untuk mengatur
diri sendiri.

5. A. Keputusan Terprogram
1. Keputusan secara rutin tanpa ada persoalan yg bersifat krusial, hanya berusaha
pekerjaan yg dikerjakan secara lebih baik
2. Biasanya diselesaikan ditingkat lini rendah tanpa hrs membutuhkan masukan
middle atau top manajer, jika dibutuhkan keterlibatan middle sifatnya pelurusan
beberapa bagian teknis

Contoh : pekerjaan berdasar SOP apalagi disertai buku panduan shg pekerjaan
dapat dikerjakan dg baik. Adapun persoalannya, jika ada karyawan belum mengerti
dg benar atau tidak terjelaskan pada buku panduan, maka diwaktu yg akan datang
perlu dilakukan revisi/penyempurnaan.

B. Keputusan Tidak Terprogram

1. Berbeda dg keputusan terprogram, keputusan tidak terprogram biasanya usaha


memecahkan masalah yg belum pernah dialami sebelumnya (tidak bersifat repetitif,
tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya.

2. Griffin mendefinisikan keputusan tidak terprogram adalah keputusan relatif tidak


terstruktur dan muncul lebih jarang dan kebanyakan keputusan lebih rumit dan
membutuhkan kompetensi khusus mnyelesaikannya, spt top manajer dan para
konsultan dg tingkat skill tinggi.

Contoh : kasus-kasus khusus, kajian strategis dan berbagai masalah yg membawa


dampak besar bagi organisasi.

Anda mungkin juga menyukai