Anda di halaman 1dari 29

Psikologi Sosial II

Polarisasi Kelompok, Groupthink


& Pengaruh Minoritas

Oleh : Sartana

Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas
2018
Tujuan
• Dapat memahami pengertian polarisasi
kelompok, group think, dan pengaruh
minoritas.
• Dapat menjelaskan faktor yang memengaruhi
dan dinamika terjadinya polarisasi kelompok.
• Dapat menjelaskan pengertian group think
• Dapat menjelaskan beberapa group think
Pokok Bahasan
• Pengertian Polarisasi Kelompok
• Riset Terkait Polarisasi Kelompok
• Penyebab polarisasi
• Dinamika Terjadinya Polarisasi Kelompok
• Pengertian grup think
• Gejala group think
• Pengertian Pengaruh Minoritas
• Faktor penentu Pengaruh Minoritas
Polarisasi Kelompok
Pengertian Polarisasi Kelompok
• Polarisasi kelompok adalah gejala mengumpulnya pendapat
kelompok pada satu pandangan tertentu.
• Polarisasi kelompok merupakan kecenderungan dalam kelompok
untuk membuat keputusan yang lebih ekstrim dibanding ketika
keputusan dibuat secara individual. Dalam hal ini, kelompok
mengambil keputusan dengan menguatkan pada kecenderuang
rata-rata anggota.
• Polarisasi Kelompok adalah kecenderungan kelompok untuk
membangambil keputusan, ke arah yang lebih hati-hati atau
mengandung resiko.
• Polariasasi Kelompok terjadi ketika kelompok
menghasilkan keterikatan pada sejumlah kecenderungan
anggota, sebuah penguatan kepada kecenderungan rata-
rata anggota, bukan dalam pemisahan dalam kelompok.
• Ketika sebelum diskusi rata-rata anggota memiliki
pranggapan atau pandangan tertentu, maka setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung
pandangan itu. Sebaliknya, ketika sebelum diskusi
anggota kelompok menentang pendapat tertentu,
setelah diskusi mereka akan semakin bertentangan.
Contoh
• Ketika orang-orang yang tidak puas dengan kepemimpinan
ketua BEM, ketika orang-orang itu bertemu dan berdiskusi,
ketidakpuasan mereka akan semakin menguat.
• Dalam perdebatan-perdebatan di acara Indonesia Lawyer
Club (ILC) yang disiarkan oleh sebuah televisi swasta,
kelompok-kelompok yang berdebat cenderung akan
menguat pada dua kelompok. Tidak akan terjadi kelompok
yang lebih cair pasca debat meskipun mereka sudah saling
membagikan argumennya. Karena, dalam acara tersebut,
yang terjadi sebenarnya orang-orang hanya melakukan
pembenaran diri, bukan mencari kebenaran.
Riset Tentang Polarisasi Kelompok
• Riset Myers dan Bishop (1970) menemukan bahwa
dalam diskusi kelompok anggota cenderung
memperkuat persamaan pendapat antara yang
sepaham, tetapi mempertajam perbedaan antara
yang berbeda paham.
• Penelitian Abrams, dkk. (1990) menemukan bahwa
jika perbedaan antara dua kelompok dipertajam
maka polarisasi semakin kuat dan pertemuan
pendapat antara dua kelompok semakin sulit.
Penyebab Polarisasi Kelompok
• Pengaruh informasional
• Pengaruh Normatif
Pengaruh Informasional
• Pergeseraan informasi dapat memengaruhi polarisasi kelompok.
• Pengaruh informasional terjadi ketika orang-orang mempelajari informasi
baru dan mendengar argumen baru dan mendengar argumen baru yang
relevan dengan keputusan yang sedang dibahas.
• Misalnya, ketika beberapa orang yang tidak puas dengan ketua BEM, ketika
mereka berdiskusi dan mereka sudah mengarah pada penjelasan
ketidapuasan tersebut, maka akan semakin banyak argumen atau
pandangan yang akan mendukung ketidapuasan tersebut. Pada kondisi ini,
anggota kelompok cenderung untuk mendukung satu posisi yang awalnya
mereka dukung, dan membahas berulangkali pandangan yang sudah mereka
diskusikan.
• Dalam hal ini, diskusi akan mengalami bias ke arah pandangan yang
didukung semenjak awal oleh kelompok, dan kelompok akan terpolarisasi
karena semakin banyak anggota yang yakin.
Pengaruh Normatif
• Pengaruh Normatif merupakan pengaruh yang didasarkan pada
hasrat seseorang untuk diterima atau dikagumi oleh orang lain.
• Pengaruh demikian terjadi ketika individu membandingkan
pandangan-pandangan diri dengan pandangan-pandangan
kelompok.
• Hal ini sesuai dengan teori perbandingan sosial, dimana
seseorang cenderung mengevaluasi dirinya dengan cara
membandingkan dirinya dengan orang lain baik dari segi opini,
kemampuan dan lain sebagainya. Agar mereka mendapatkan
pandangan positif dari orang-orang sekitarnya, maka mereka
cenderung untuk mengemukakan pandangan-pandangan yang
sama, atau malah lebih ekstrem.
Pengaruh Negatif Polarisasi Kelompok

• Kecenderungan ke arah ekstremisme


menyebabkan peserta komunikasi menjadi
lebih jauh dari dunia nyata.
• Polarisasi akan mendorong ekstrimisme dalam
kelompok gerakan sosial atau politik.
Group Think/
Pemikiran Kelompok
Pengertian GrupThink
• Groupthink merupakan keadaan ketika sebuah kelompok membuat
keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak anggapan/ opini publik yang
sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral. Keputusan kelompok ini
datang dari beberapa individu berpengaruh dalam kelompok yang irrasional
tapi berhasil mempengaruhi kelompok menjadi keputusan kelompok.
• Groupthink adalah proses pengambilan keputusan yang terjadi pada
kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota –anggota berusaha
mempertahankan konsensus 3 kelompok sehingga kemampuan kritisnya
menjadi tidak efektif lagi (Rakhmat, 2005).
• Janis (1972) menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan suatu
mode berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu), ketika
usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk
mencapai kata mufakat (kebulatan suara) telah mengesampingkan
motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis.
Gejala-Gejala Group Think
Ada Tujuh gejala yang mengindikasikan telah
terjadi groupthink dalam sebuah kelompok :
1. Penilaian berlebihan terhadap kelompok,
2. Ketertutupan pikiran anggota kelompok,
3. Pencarian kesepakatan terlalu dini.
Gejala-Gejala Group Think
1. An illusion invulnerability (ilusi kekebalan).
Kelompok memiliki keoptimisan yang berlebihan.
Mereka menyakini semua pendapat-pendapat dari
kelompoknya diperkirakan akan benar atau
“kemungkinan” besar akan kebenarannya.
2. Unquestioned belief in the group’s morality (keyakinan
yang tidak dipertanyakan dalam moralitas kelompok)
Anggota kelompok menerima moralitas yang
melekat pada kelompok dan isu perihal moral dan
etika.
Gejala-Gejala Group Think
3. Collective Rationalization (Rasionalisasi Kolektif )
Kelompok melalaikan tantangan-tantangannya, secara kolektif
justru menjustifikasi keputusan-keputusan mereka.
4. Stereotyped view of opponent (Stereotipe mengenai
kelompok luar)
Peserta dalam groupthink ini memikirkan bahwa musuh
mereka terlalu kejam untuk diajak bernegosiasi atau justru
terlalu lemah dan tidak memiilki intelegensi untuk
mempertahankan kelompok mereka sendiri melawan inisiatif
yang telah direncanakan.
• Tekanan mencapai keseragaman anggota kelompok
Gejala-Gejala Group Think
5. Conformity pressure (tekanan konformitas)
Tekanan langsung pada para penentang. Anggota dalam suatu kelompok
akan menolak dengan keras anggota yang memiliki keraguan tentang
asumsi-asumsi dan rencana kelompok. Penolakan itu bukan lewat
argumen-argumen melainkan karena emosi pribadi.
6. Self-censorship (penyensoran diri)
Penyaringan dari keraguan dan opini yang bertentangan. Anggota
sepakat jika ada salah satu anggota yang tidak setuju maka lebih baik
tidak ikut kelompok tersebut.
7. Mindguards
Beberapa anggota melindungi kelompoknya dari informasi yang akan
mungkin mempertanyakan keefektifan atau moralitas dari keputusan
yang diambil.
Contoh Groupthink
• Dalam ketika rapat BEM, beberapa orang
memilih diam, tidak memiliki pemikirian kritis
dan memberikan pandangan-pandangannya,
namun langsung mendukung atau
mensepakati gagasan yang mengemuka di
kelompok.
Penyebab Groupthink
1.Homogenitas anggota dari latar belakang sosial dan
ideologi.
2.Kelompok yang sangat kompak.
3.Isolasi kelompok dari pengaruh luar.
4.Pemimpin yang bersifat mengarahkan
5.Kurangnya prosedur yang menjamin adanya
pertimbangan-pertimbangan yang cermat mengenai
baik buruknya tindakan-tindakan alternatif.
6.Tekanan berat dari luar dengan harapan tipis untuk
mendapatkan pemecahan yang lebih baik.
Pencegahan Groupthink
1.Bertindak netral, tidak mendukung kelompok mana pun.
2.Mendorong evaluasi kritis, menilai sesuatu “advokasi yang
dilakukan setan” masih lebih baik, menyambut masukan
pertentangan yang autentik yang bahkan lebih banyak untuk
menstimulus pikiran orisinal.
3.Kadang-kadang membagi kelompok, kemudian menyatukan
kembali pada keadaan yang berbeda.
4.Terbuka terhadap kritik dari para ahli di luar dan kolega,
menerima kritikan dari para ahli dan kolega.
5.Sebelum mengimplementasikan rencana, membuka forum
untuk menampung masukan dan keraguan dari anggota.
Pengaruh Minoritas
Faktor Penentu Pengaruh Minoritas
1. Konsistensi
Moscovici dan rekannya menyatakan apabila kelompok
minoritas cenderung konsisten & tetap dalam
pendiriannya maka biasanya kelompok mayoritas akan
menyetujui pendapat minoritas. Dimana ketika peserta
minoritas secara konsisten mengatakan slide biru sebagai
warna hijau, maka kelompok mayoritas akan
menyetujuinya, tetapi ketika peserta minoritas
mengatakan biru dari 1/3 slide biru dan mengatakan hijau
selebihnya, maka kelompok mayoritas tidak akan setuju.
2. Percaya Diri
Sesuatu yang dilakukan oleh peserta minoritas yang menuntun ke
arah percaya diri akan mampu meningkatkan keraguan bagi
mayoritas sehingga mereka akan mempertimbangkan kembali
peserta minoritas tersebut. Seperti mengambil tempat duduk di
depan, memiliki sifat tabah dan keras.
3. Pembelotan dari Mayoritas
Ketika minoritas secara konsisten meragukan kearifan mayoritas,
anggota mayoritas yang telah memperlihatkan keraguan diri
mereka sendiri mungkin akan merasa lebih bebas untuk
mengekspresikannya dan bahkan mungkin beralih ke posisi
minoritas(G.Myers, Social Psychology, 1993).
Minoritas Memengaruhi Mayotitas

• Konsistensi minoritas.
• Percaya diri. Memunculkan keraguan
kelompok mayoritas.
• Pembelotan mayoritas.
Terima Kasih
• Tegar : 85
• Clarima : 84+1 (moderator).
• Qurata Aini : 84
• Nada : 79 (kurang paham dengan materi presentasi,
misalnya pengertian pengaruh minoritas)
• Makalah : 69 (Bukan pemikiran kelompok, namun
kumpulan kutipan, rujukan tidak jelas sumbernya,
tidak mengikuti kaidah APA dan EBI, rujukan hanya
dua sumber, banyak sitasi tidak ada dalam referensi).
• M. Fauzi. 84
• Andam S. 83
• Annisa P. 82
• Fakhrul. 84+2
• Deindividuasi dan Group think, bagaimana
bedanya?
• Pengaruh Minoritas di Suriah?
• Group think, bisa dihilangkan?

Anda mungkin juga menyukai