Pengaruh Kelompok : Fasilitasi Sosial, Kemalasan Sosial
& Deindividuasi
Oleh : Sartana
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas 2018 Pokok Bahasan • Pengantar • Pengertian tentang kelompok • Pengertian Fasilitasi Sosial • Faktor yang memengaruhi Fasilitasi Sosial • Pengertian Kemalasan Sosial • Faktor yang memengaruhi Kemalasan Sosial • Cara mengurangi kemalasan Sosial • Deindividuasi • Cara Mengurangi Deindividuasi Tujuan • Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kelompok • Mahasiswa mampu menjelaskan beberapa ciri kelompok • Mahasiswa mampu menjelaskan fasilitas Sosial. • Mahasiswa menjelaskan Kemalasan Sosial. • Mahasiswa mampu menjelaskan deindividuasi. Pengertian Kelompok • Sekumpulan orang yang merasa terikat dalam unit koheren pada beberapa tingkatan (Baron, Branscombe, & Byrne, 2008). • Dua orang atau lebih yang berbagi definisi dan evaluasi tentang diri merkea dan bersikap berdasarkan definisi tersebut (Vaughan & Hogg, 2005). • Dua atau lebih individu yang berinteraksi secara langsung, masing-masing peduli dengan hubungannya dalam satu grup, masing-masing peduli satu dengan yang lain yang menjadi anggota grup, dan masing-masing peduli degan ketergantungan positif mereka sehingga mereka dapat berusaha mencapai tujuan bersama”. Ciri Kelompok • Terdiri dari dua orang atau lebih • Mempersepsi dan dipersepsi sebagai satu kesatuan • Ada interaksi antar anggota • Ada ketergantungan satu sama lain • Memiliki tujuan bersama • Anggota kelompok merasa dirinya bagian dari kelompok Persyaratan demikian hanya berlaku untuk kelompok kecil atau kelompok yang berorientasi pada tugas tertentu, dan tidak berlaku untuk kelompok besar, seperti bangsa, etnas, partai politik dsb. Jenis-jenis Kelompok • Agregat : Pengelompokan orang-orang dalam kategori sosial tertentu, misal remaja, orang tua, dsb. Mereka umumnya tidak saling mengenal satu sama lain. • Audiens : Semua orang yang mendengarkan atau menonton media tertentu. Mereka tidak saling kenal dan tidak berinteraksi. • Kerumunan (crowd) : Sekelompok orang yang berada dalam kedekatan fisik dan bereksi terhadap stimulus atau situasi umum. Contoh : sekelompok orang yang sedang antri, atau kerumuman suportter sepak bola. • Tim : Sekelompok orang yang secara teratur berinteraksi dalam kaitannya dengan aktivitas atau tujuan tertentu, seperti tim olah raga, tim sukses, dsb. • Keluarga : Sekelompok orang yang diikat oleh hubungan kelahiran atau aturan hukum dan biasanya tinggal bersama. • Organisasi formal : Merupakan agregat yang lebih besar dari orang-orang yang sering bekerja bersama-sama dengan cara yang tersturktur jelas dalam usaha mencapai tujuan tertentu. Mengapa Mengkaji Kelompok? • Setiap kita hidup dalam kelompok • Kelompok menentukan diri kita • Kelompok memiliki pengaruh kuat terhadap individu Fasilitasi Sosial Pengertian Fasilitasi Sosial • Fasilitasi sosial berbeda dengan perilaku menular (contagious behavior). Perilaku menular adalah perilaku meniru (imitasi) dan menyangkut transformasi informasi. • Fasilitasi Sosial adalah peningkatan intensitas perilaku oleh kehadiran orang lain • Fasilitas sosial adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menampilkan tugas-tugas yang sederhana atau telah dipelajari dengan baik dan menampilkan secara lebih baik ketika orang lain berada di antara mereka. Fasilitasi Sosial Tidak Terjadi • Ketika orang tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaaan itu. • Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa beberapa tugas, keberadaan orang lain menghalangi performa. Keberadaan orang lain menghilangkan efisiensi dalam mempelajari suku kata yang tidak berarti, mencari jalan keluar dari teka teki, dan menyelesaikan soal perkalian kompleks (Dashiell, 1930; Pessin, 1993; Pessin & Husband, 1933). Faktor yang Memengaruhi Fasilitasi Sosial
• Kesadaran akan evaluasi.
• Sekedar keberadaan orang lain. • Di kendalikan oleh gangguan Kesadaran akan evaluasi • Kecemasan akan evaluasi adalah perhatian tentang bagaimana orang lain akan mengevaluasi kita. • Fasilitasi sosial dapat terjadi karena persepsi individu akan adanya penilaian (apprehension) dari orang lain. • Nikolas Cottrell menduga bahwa para pengamat membuat kita cemas karena kita bertanya-tanya bagaiman mereka mengevaluasi kita. • Kesadaran diri yang kita rasakan ketika dievaluasi juga dapat mencapuri perilaku sehingga otomatis kita akan menampilkan yang terbaik (Mullen & Baumeister, 1987). Dikendalikan oleh Gangguan • Kehadiran orang lain dapa merangsang timbulnya perhatian yang terpecah atau distraksi (distraction), antara tugas atau perilaku itu sendiri dan kehadiran orang lain (Sanders, Baron & Moore, 1978; Baron,1986). • Ketergugahan ini tidak hanya dari keberadaan orang lain, namun bisa juga dari gangguan yang bukan berasal dari manusia, misalnya sorotan lampu (Sanders, 1981a, 1981b). Sekadar Keberadaan • Zajonc percaya bahwa sekadar keberadaan orang lain menimbulkan ketergugahan (arousal), bahkan tanpa adanya kecemasan karena evaluasi atau gangguan yang bersifat menggugah. • Pada tingkat manusia, sebagian besar pelari akan terpacu ketika mereka lari bersama orang lain, bahkan bersama orang yang tidak bertanding atau sedang mengevaluasi mereka. • Keberadaan orang lain meningkatkan kecepatan seseorang dalam mengerjakan tugas sederhana seperti menyelesaikan perkalian sederhana dan menyusun kata-kata agar menjadi kalimat. Kemalasan Sosial Pengertian Kemalasan Sosial • Social Loafing dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dega Kemalasan Sosial. • Kemalasan sosial merupakan berkurangnya motivasi dan usaha individu ketika bekerja di dalam kelompok dibandingkan dengan ketika bekerja sendirian. • Social loafing adalah kecenderungan individu mengurasi usaha yang mereka lakukan terhadap sejumlah tugas ketika mereka bekerja bersama dengan orang lain (Reber & Reber, 2010). • Karau dan Williams (1993) mendefinisikan pemalasan sosial sebagai kurangnya motivasi dan usaha ketika individu bekerja bersama dalam sebuah kelompok dibanding saat mereka bekerja sendiri. Penyebab Kemalasan Sosial 1.Output equity. Pemalasan sosial terjadi karena anggota kelompok beranggapan bahwa anggota kelompok cenderung bermalas-malasan sehingga mereka mengira teman sekelompok mereka juga bermalas-malasan. Akibatnya, mereka pun bermalas-malasan supaya sama. 2.Evaluation apprehension. Pemalasan sosial terjadi karena identitas individu menjadi tersamar (anonim) ketika berada di dalam kelompok. Hasil kerja individu tidak tampak karena yang dilihat adalah hasil kelompok. Penyebab Kemalasan Sosial 3. Matching to standard. Pemalasan sosial terjadi karena tidak tersedia standar yang jelas untuk membandingkan performa individu . Hal ini karena hasil kerja yang diperhitungkan adalah hasil kerja kelompok. Penyebab Kemalasan Sosial • Rasa takut untuk menunjukkan bahwa mereka kurang memahami materi atau kurangnya asertivitas pada individu tersebut. • Kebutuhan berprestasi, yaitu semakin tinggi kebutuhan berprestasi yang dimiliki oleh seseorang maka semakin rendah intensinya untuk melakukan social loafing (Lengkong, 2008). • Apabila seseorang menganggap bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan yang baik untuk mengerjakan tugas yang diberikan padanya maka ia akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk menyerah ketika menemui tugas yang sulit (Stoltz, 2000). Penyebab Kemalasan Sosial Faktor lain kemalasan sosial: 1. Kohesivitas Kohesivitas sebagai derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap suatu kelompok. Semakin tinggi kohesivitas seseorang, maka semakin rendah kemalasan sosial. 2. Adversity Quotient Adversity quotient adalah kemampuan individu untuk bertahan dalam menghadapi dan mengatasi masalah, hambatan atau kesulitan. semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki oleh mahasiswa maka intensi social loafing pada tugas kelompok akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya. Penyebab Kemalasan Sosial 3. Matching to standard Pemalasan sosial terjadi karena tidak tersedia standar yang jelas untuk membandingkan performa individu . Hal ini karena hasil kerja yang diperhitungkan adalah hasil kerja kelompok. Penyebab Kemalasan Sosial • Social Loafing terjadi karena motivasi yang hilang akibat dari proses evaluasi dan eliminasi mengenai kontribusi anggota dalam kelompok • Social Loafing dapat terjadi karena bawaan asumsi yang keliru mengenai an • Identitas individu tersamar. Dampak Kemalasan Sosial 1. Bagi pelaku kemalasan sosial Tidak mendapatkan pengetahuan seperti anggota kelompok lain, dan pelaku kemalasan sosial juga akan kehilangan kesempatan untuk melatih keterampilan dan mengembangkan diri dalam kelompok. 2. Bagi korban kemalasan sosial Dapat menimbulkan rasa sedih atau bahkan iri karena dengan kinerja yang berbeda menghasilkan nilai yang sama. Hal ini berdampak pada hubungan sosial serta dapat membuat kehilangan motivasi bagi anggota lain (Teng & Luo, 2015). Cara Mengatasi Kemalasan Sosial 1.Membuat hasil kerja individu dapat segera dikenali. 2.Peningkatan komitmen anggota dapat menurunkan pemalasan sosial karena anggota kelompok termotivasi untuk berjuang ,mencapai tujuan kelompok. 3.Menegaskan nilai pentingnya tugas yang dikerjakan. Jika setiap anggota tahu bahwa apa yang ia kerjakan berpengaruh terhadap hasil kerja kelompok, maka anggota cenderung meningkatkan partisipasinya dalam kerja kelompok. 4.Membentuk pandangan bahwa yang dikerjakan setiap orang adalah unik, bukan sekadar ‘pengulangan’ atau hal uang serupa tapi dikerjakan oleh orang lain. Cara Mengatasi Kemalasan Sosial • Hasil penelitian Lam (2015) menyimpulkan bahwa peran komunikasi antar angota kelompok dan kohesi dapat mengurangi ke malasan sosial dengan sumbangan efektif sebesar 53%. • Kelompok juga berkurang kemalasannya jika anggota kelompok mereka saling bersahabat atau merasa mengenali atau memerlukan kelompok mereka. Free Rider Effect • Free ride effect merupakan mengambil untung dengan menggunakan fasilitas atau sumber daya milik umum, namun ia tidak mau berkontribusi merawatnya. Cara Meminimalkan Free Rider Effect Pengertian Deindividuasi • Deindividuasi adalah keadaan hilangnya kesadaran akan diri sendiri (self awareness ) dan pengertian evaluatif terhadap diri sendiri (evaluation apprehension) dalam situasi kelompok yang memungkinkan anominitas dan mengalihkan atau menjauhkan perhatian dari individu (Festinger, Pepilone, & newcomb, 1952). • Deindividuasi diartikan sebagai proses hilangnya kesadaran individu karena melebur dalam kelompok (Arishanti, 2005). • Deindividuasi adalah keadaan hilangnya kesadaran akan diri sendiri (self awareness) dan pengertian evaluatif terhadap diri sendiri (evaluation apprehension) dalam situasi kelompok yang memungkinkan anonimitas dan mengalihkan atau menjauhkan perhatian dari individu. Menurut Festinger (dalam Clayton, dkk., 1999), Seorang individu yang telah menjadi bagian dari kelompok tidak lagi menjadi individu, karena identitas individualnya hilang. Mullen (dalam Clayton, dkk., 1999)menyatakan bahwa deindividuasiini menghancurkan proses pengaturan diri (self-regulation) yang normal dan menyebabkan perilaku agresif Deindividuasi memungkinkan seseorang untuk mengatribusikan perilakunya pada orang luar/kolektif. Situasi Yang Menyebabkan Deindividuasi
1. Melakukan bersama hal yang tidak dapat dilakukan
sendiri 2. Kelompok – kelompok dapat menghasilkan suatu perasaan kegembiraan dan menjadi terjebak dalam sesuatu yang lebih besar dibandingkan dirinya sendiri. Lingkungan apa yang memunculkan kondisi psikologis ini: - Ukuran kelompok - Anonimitas fisik - Pembangkitan dan pengalihan aktifitas - Berkurangnya kesadaran diri Terima Kasih