Anda di halaman 1dari 3

Dalam dunia kerja, kekompakan seringkali dikatakan

sebagai faktor yang sangat penting. Pengertian kompak bagi


banyak pihak seringkali dianggap sebagai keadaan di mana
seluruh anggota kelompok selalu se-iya dan se-kata dalam
mencapai visi dalam menjalankan berbagai kegiatan sehari-
hari. Jika ada salah satu anggota kelompok yang “berbeda”,
maka ia akan ditekan untuk menyamakan persepsinya.
Namun ada satu hal yang sering dilupakan orang adalah
bahwa kesamaan pandang dari anggota kelompok secara
ekstrim justru seringkali merugikan.

Gejala anggota kelompok yang selalu memiliki pendapat


yang sama terhadap sebuah isu atau permasalahan,
biasanya karena para anggota kelompok menganggap
bahwa pemimpin mereka adalah orang yang paling tahu dan
selalu benar. Gejala ini disebut sebagai group think. Pada
keadaan group think, maka para anggota tidak berpikir kritis
lagi dan cenderung beranggapan bahwa usul dari pemimpin
mereka atau tokoh yang dianggap kredibel dalam kelompok
adalah selalu benar dan terbaik.

Ciri-ciri dari group think:


1. Percaya Diri
Para anggota kelompok merasa terlalu percaya diri, terlalu
optimis sehingga tidak dapat melihat kemungkinan bahaya
atau kelemahan dari pengambilan keputusan.

2. Rasionalis
Para anggota kelompok akan mengingkari informasi yang
bertentangan atau kemungkinan bahaya yang akan terjadi.
Mereka akan membuat alasan-alasan yang merupakan
pembenaran dari keputusan mereka.

3. Moralitas untuk tidak mempertanyakan keputusan


kelompok
Cara berpikir ini membuat mereka tidak mempertimbangkan
konsekuensi etis dari keputusan mereka. Kadang hal ini
terlihat justru dengan tidak adanya komentar terhadap
informasi dari pihak di luar kelompok, yang
mempertanyakan keputusan mereka.

4. Stereotype negatif
Para anggota kelompok yang menjadi korban group think
akan memiliki sikap dan praduga sangat buruk terhadap
para pimpinan kelompok lain yang menjadi “musuh” atau
target intervensi mereka. Akibatnya mereka sering
membesar-besarkan isu atau justru merendahkan
kemampuan pimpinan dan kelompok tersebut.

5. Tekanan terhadap anggota kelompok yang berbeda


Jika ada anggota kelompok yang mengajukan keraguan atau
perbedaan pendapat, maka anggota tersebut akan ditekan
dengan berbagai cara sehingga anggota lain akan enggan
untuk berbeda pendapat.

6. Self-censorship
Para anggota kelompok yang mengalami group think, akan
menghindari pandangan yang berbeda dengan konsensus
kelompok. Biasanya mereka akan cenderung diam dan
menganggap bahwa keraguannya tidak terlalu penting.

7. Mufakat
Dalam kelompok yang mengalami group think, “diamnya”
para anggota kelompok diartikan bahwa semua pihak telah
setuju dengan keputusan yang diambil dan tidak ada usaha
untuk menggali atau mempertanyakan pandangan-
pandangan yang berbeda.

Dalam dunia kerja, gejala group think akan menghambat


kreativitas maupun pemilihan jalan keluar dari sebuah
permasalahan. Ketika para anggota kelompok tidak lagi mau
berpikir kritis tentang berbagai kemungkinan karena
mengandalkan pada usulan orang-orang tertentu yang
dianggap lebih kompeten, maka mungkin saja ada alternatif-
alternatif yang lebih baik terlewatkan. Bahkan ada juga
kemungkinan bahwa keputusan yang diambil menyebabkan
dampak-dampak negatif yang tidak diinginkan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin kelompok justru perlu waspada
ketika kelompok yang dipimpinnya selalu kompak dalam
pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai