Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YUAN OEMAR SURINDANI

KELAS : 6A
NPM :19506038

MATA KULIAH : MANAJEMEN ORGANISASI

3. Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin tersebut melakukan dan
mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka
kemimpinan pendidikan dapat diklasifikasikan kedalam empat tipe, yaitu : tipe otoriter, tipe
laissez-faire, tipe demokratis dan tipe pseudo demokrasi

1.Tipe otoriter Tipe kepemimpinan otoriter disebut juga tipe kepemimpinan “authoritarian”.
Dalam kepemimpinan yang otoriter, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap
anggota-anggota kelompoknya. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi
atau menimbulkan sifat apatis, atau sifat-sifat pada anggota-anggota kelompok terhadap
pemimpinnya.

2. Tipe “Laissez-faire” Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak


memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya.
Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan
bawahannya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya
tanpa petunjuk atau saransaran dari pemimpin. Tingkat keberhasilan organisasi atau
lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota
kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Struktur organisasinya tidak jelas
dan kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

3. Tipe Demokratis Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya


bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota
kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha mestimulasi anggota-angotanya
agar bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-
usahanya ia selalu berpangkal pada kepentingaan dan kebutuhan kelompoknya, dan
memperimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya.
4. Tipe Pseudo-demokratis Tipe ini disebut juga demokratis semu atau manipulasi
diplomatik. Pemimpin yang bertipe pseudo demokratis hanya tampaknya saja bersikap
demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide,
pikiran, kosep-konsep yang ingin diterapkan di lembaga yang dipimpinnya, maka hal
tersebut didiskusikan dan dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan
diciptakan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima
ide/pikiran/konsep tersebut sebagai keputusan bersama.

4.Macam-Macam Gaya Kepemimpinan


1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang
oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN DARI EMPAT MACAM KEPRIBADIAN


Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian adalah :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin
dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan
peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang
kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa karena
ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta
pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan
janji.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak
orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari
sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini.
Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini
bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan
tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada
satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan
suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah –
langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini.
Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan
atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan
kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini.
Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat
tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
menyenangkan dan bersahabat.

5. Langkah 1: Identifikasi keputusan yang perlu diambil

Saat mengidentifikasi keputusan, ajukan beberapa pertanyaan kepada diri Anda:

Apa masalah yang perlu dipecahkan?

Apa gol yang ingin dicapai dengan menerapkan keputusan ini?

Bagaimana Anda akan mengukur kesuksesan?

Semua pertanyaan ini adalah teknik penetapan gol umum yang akhirnya akan membantu
Anda menemukan solusi tepat. Saat sudah ditentukan dengan jelas, Anda akan memiliki
lebih banyak informasi untuk menghasilkan keputusan terbaik guna memecahkan masalah.

Langkah 2: Kumpulkan informasi relevan

Mengumpulkan informasi terkait keputusan yang sedang diambil adalah langkah penting
untuk mengambil keputusan matang. Apa tim Anda memiliki data historis yang berkaitan
dengan masalah ini? Adakah yang pernah mencoba memecahkan masalah ini sebelumnya?

Mencari informasi di luar tim atau perusahaan Anda juga penting. Pengambilan keputusan
efektif memerlukan informasi dari banyak sumber berbeda. Temukan sumber daya
eksternal, baik dengan melakukan riset pasar, bekerja sama dengan konsultan, atau
berbincang dengan kolega di perusahaan lain yang memiliki pengalaman relevan.
Mengumpulkan informasi membantu tim menemukan solusi berbeda untuk masalah Anda.

Langkah 3: Cari solusi alternatif


Langkah ini mewajibkan Anda untuk mencari banyak solusi berbeda untuk masalah yang
dihadapi. Menemukan lebih dari satu alternatif sangat penting dalam pengambilan
keputusan bisnis karena pemangku kepentingan berbeda mungkin memiliki kebutuhan
berbeda, tergantung peran mereka. Contohnya, jika perusahaan mencari alat manajemen
kerja, tim desain mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda dengan tim pengembangan.
Memilih hanya satu solusi di awal mungkin bukan tindakan tepat.

Langkah 4: Pertimbangkan bukti

Inilah saat Anda mengambil semua solusi berbeda yang ditemukan dan menganalisis
caranya menangani masalah awal Anda. Tim mulai mengidentifikasi pro dan kontra setiap
opsi dan mengeliminasi alternatif dari pilihan-pilihan itu.

Langkah 5: Pilih dari sejumlah alternatif

Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan akhir. Pertimbangkan semua informasi


yang telah dikumpulkan dan pengaruh keputusan ini terhadap setiap pemangku
kepentingan.

Terkadang, keputusan yang tepat bukan salah satu dari alternatif, tapi gabungan beberapa
alternatif. Pengambilan keputusan efektif melibatkan pemecahan masalah dan berpikir
kreatif. Jadi, jangan batasi diri Anda dan tim pada opsi yang jelas.

Salah satu nilai utama di Asana adalah menolak pertukaran palsu. Hanya memilih satu
keputusan bisa berarti kehilangan manfaat pada yang lainnya. Jika bisa, coba dan temukan
opsi yang lebih baik dari alternatif yang ada.

Langkah 6: Ambil tindakan

Setelah pengambil keputusan akhir memberikan izin, inilah saatnya menerapkan solusi.
Gunakan waktu untuk membuat rencana implementasi sehingga tim satu pemikiran untuk
langkah selanjutnya. Kemudian, ini saatnya menerapkan rencana Anda dan memantau
progres untuk menentukan apakah ini keputusan yang baik.

Langkah 7: Tinjau keputusan Anda dan pengaruhnya (baik dan buruk)


Setelah mengambil keputusan, Anda dapat memantau metrik kesuksesan yang diuraikan di
langkah 1. Ini cara menentukan apakah solusi ini memenuhi kriteria kesuksesan tim.

Berikut beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan saat meninjau keputusan Anda:

Apa keputusan memecahkan masalah yang diidentifikasi tim di langkah 1?

Apa keputusan ini memengaruhi tim secara positif atau negatif?

Pemangku kepentingan mana yang menikmati manfaat dari keputusan ini? Pemangku
kepentingan mana yang terdampak secara negatif?

6. prinsip organisasi dari Hanry Fayol yang masih sesuai dengan keadaan saat ini yaitu:

- Kedisiplinan

Menganut gagasan bahwa disiplin adalah 'penghargaan terhadap perjanjian yang

diarahkan untuk mencapai kepatuhan, penerapan, energi, dan tanda-tanda penghargaan

luar', Fayol menyatakan bahwa disiplin membutuhkan atasan yang baik di semua

tingkatan, perjanjian yang jelas dan adil dan penerapan hukuman yang bijaksana.

- Kesatuan Komando

Ini adalah prinsip yang menyatakan bahwa karyawan harus menerima perintah dari satu
atasan saja.

- Semangat Kerjasama

Prinsip ini menyiratkan bahwa persatuan adalah kekuatan dan perluasan dari prinsip

kesatuan perintah. Fayol di sini menekankan perlunya kerja tim dan pentingnya

komunikasi untuk mendapatkannya.


7. Menurut saya, saya akan memilih dalam organisasi pembelajar karena konsep pembelajar
adalah dimana organisasi dianggap mampu untuk terus menerus melakukan proses
pembelajaran mandiri (self learning) sehingga organisasi tersebut memiliki ‘kecepatan
berpikir dan bertindak’ dalam merespon beragam perubahan yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai