Anda di halaman 1dari 2

Andreyana 1172003024

Dikdo Indro P. 11720030

BAB 6 – KELOMPOK DAN ORGANISASI KERJA

1. Pada saat dan kondisi apa kelompok informal dapat menunjang atau justru dapat menggangu
proses unjuk kerja dari kelompok formal?
2. Dalam keadaan apa konformisme dari para anggota kelompok diperlukan dan dapatkah
konformisme menghalangi efektifitas kerja dari kelompok formal ?
3. Apa saja yang harus dilakukan agar proses pengambilan keputusan oleh kelompok dapat
berjalan lancar dan menghasilkan keputusan yang bermutu?
4. Jika suatu pihak konflik tetap mempertahankan kepentingan kelompok sendiri, apa saja yang
dapat dilakukan oleh kelompoknya sendiri, apa saja yang dapat dilakukan oleh kelompok
‘lawannya’ agar tetap dapat memperoleh penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak
(Win-win situation) ?

Jawaban

1. Kelompok informal tidak diberi batasan oleh struktur organisasi dan terjadi secara spontan
antara sejumlah tenaga kerja, sebagai jawabanterhadap kebutuhan tertentu dari mereka. dalam
kelompok formal ada sebagian dari kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang dirasakan dapat
dipenuhi dengan melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dalam kelompok. Diluar kebutuhan
tersebut masih ada kebutuhan lain dari tenaga kerja yang menjurus ke timbulnya hubungan
yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan. Jika lingkungaan daerah kerja dan jadwal
waktu kerja mengixinkan maka hubungan-hubungan tersebut dapat berkembang kedalam
kelompok informal.
2. Kalau pimpinan kelompoknya terbuka dan dan kalau ada anggota lain yang menyetujui
pendapat anda, maka dapat terjadi dalam pembahasan selanjutnya gagasan anda diterima.
Dapat juga terjadi bahwa gagasan anda yang berbeda diterima, kalau anda memiliki kaitan yang
kuat dengan atasan anda.
3. Ada tiga
a. suatu kemungkinan ialah adanya tanggung jawab yang tersebar (diffusion of
responsibility) dengan keputusan kelompok para anggota merasa bahwa mereka tidak
dimintai pertangung jawaban secara keseluruhan.Tanggung jawab di tanggung
bersama,sehinga mereka berani untuk mengambil keputusan yang lebih tinggi
resikonya.
b. kemungkinan penjelasan yang lain ialah karena beroprasina proses pembanding social
(social comparison process).Di sini para angota kelompok memperlihatkan diri sebaik
mungkin.Tidak hanya menyokong nilai kebudayaan yang dominan,tetapi dengan
membandingkan pandangan mereka dengan pandangan anggota lain,berusaha
menunjang,paling tidak,sama dengan anggota lainya.keputusan kelompok yang diambil
memnjadi lebih ekstrem kearah sikap sosial yang pada saat itu mendominasi.Jika
keberanianuntuk berspekulasi dalam bidang perusahaan dinilai sebagaisesuatu yang
tinggi oleh masyarakat,maka akan ada kecenderungn untuk mengambil keputusan di
bidang perusahaan yang lebih tinggi resikonya.Sebaliknya jika misalnya nilai kreativitas
diangap rendah oleh pimpinan perusahaan,maka kelompok kerja akan mengambil
keputusan yan sangat konservatif.
c. kemungkinan yang lebih mutakhir yang menjelaskan gejala polarisasi kelompok ialah
bahwa pengambilan keputusan yang ekstrem sangat dipengaruhi oleh pertukaran
informasi dan argumentasi yang meyakinkan (persuasive) .dalam diskusi para anggota
kelompok akan memberikan dan dan menerima informasi lebih banyak dari para
anggota lainnya .disamping itu masing-masing mendengarkan argumentasi dari para
anggotanya sehingga menjadi lebih yakin akan kebenaran keputusan yang diambil oleh
kelompok.

4. Bekerjasama ialah pihak-pihak yang konflik masing-masing berhasrat untuk memuaskan


kepentingan pihaknya (assertiveness dan cooperativeness tinggi). Situasi ini dinamakan juga
situasi menang-menang (win-win)

Anda mungkin juga menyukai