Anda di halaman 1dari 6

TUGAS DISKUSI PSIKOLOGI INDUSTRI

BAB 11

KEPUASAN KERJA

Disusun Oleh :

DENNI GARCIA

ALMINDO VABIANO

M.YUSSUF ASSEGAF

NIM : 1162003029, 1162003022

Program Studi Teknik Industri

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

UNIVERSITAS BAKRIE

JAKARTA
Answer :

1. Motivasi dan Imbalan merupakan dua factor yang dapat menentukan


tingkat unjuk kerja karyawan. Dengan motivasi yang tinggi dan imbalan
yang dirasakan sesuai maka akan diikuti tingkat kerja karyawan yang tinggi
pula.
Unjuk Kerja juga bisa dikategorikan sebagai acuan karyawan untuk
memperlihatkan kemampuanya didepan atasan dan sebagai cerminan bahwa
karyawan tersebut bisa memenuhi etos kerja serta menunjukan bahwa dia
berprestasi.

2. Produktifitas atau Kinerja (Unjuk Kerja) Lawler dan Porter mengharapkan


produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja
hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan
ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan
diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak
mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan
unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan
kenaikan dalam kepuasan kerja.
Ketidakhadiran dan Turn Over Porter & Steers mengatakan bahwa
ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan jenis jawaban yang secara
kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat spontan sifatnya dan dengan
demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan kerja. dalam Asad
(2004, p.115). Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar dari
pekerjaan, lebihbesar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuaan
kerja. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau
karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya,
selain meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang,
mencuri barang milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab
pekerjaan mereka.

Empat cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, (p. 205) :


1. Keluar (Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan
meninggalkan pekerjaan. Termasuk mencari pekerjaan lain.
2. Menyuarakan (Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha
aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran
perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasannya.
3. Mengabaikan (Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap
membiarkan keadaan menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen
atau dating terlambat, upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
4. Kesetiaan (Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan
menunggu secara pasif sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk
membela perusahaan terhadap kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi
dan manajemen akan melakukan hal yang tepat untuk memperbaiki kondisi.
5. Kesehatan, meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan
kesehatan, hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan
kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri
merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan
mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat
meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai
akibat yang negatif.
3. Nilai Potensial Motivasi (Motivating Potential Score / MPS ) bisa dijadikan
sebagai kalkulasi beberapa pekerjaan yg aktual dengan menggunakan rumus
(1991:72) MPS. Formulasi motivating potential score dipakai mengukur
kemampuan individu mengembangkan potensi motivasi pada organisasi,
prestasi, etos kerja professional, independensi, hingga akhir menemukan
kepribadian Tangguh untuk mencapai kesuksesan organisasi.

4. Berikut adalah unsur-unsur yang menyebabkan bahwa keseluruhan


hubungan yang baik dapat meningkatkan kepuasan kerja:

1. Jaga Hubungan Baik Antara Atasan dan Bawahan


Atasan dan bawahan ibaratkan garis vertikal. Di mana atasan memiliki
wewenang yang lebih tinggi dan memiliki kuasa untuk memerintah apapun
kepada bawahannya. Namun jabatan bukanlah hal yang membatasi
hubungan baik seorang pimpinan dengan bawahan.

Agar karyawan menjadi nyaman, jadilah seorang bos yang ramah dan mau
membantu. Ketika karyawan mengalami kesulitan kerja, sebaiknya Anda
mengulurkan tangan untuk membantu mereka. Jadilah partner kerja yang
baik dengan karyawan. Jangan terlalu membangun jarak karena ini akan
membuat hubungan pimpinan dan bawahan menjadi renggang.

2. Berikan Penghargaan Bagi Mereka yang Berprestasi


Memberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi sudah wajib
hukumnya, terutama untuk karyawan. Jika mereka mampu bekerja secara
maksimal dan mencapai target, berilah penghargaan. Jenis penghargaannya
tidak perlu berlebihan. Misalnya, mengumumkan nama karyawan berprestasi
selama satu bulan.

Dengan adanya pengakuan di depan karyawan lainnya, karyawan tersebut


akan semakin bersemangat bekerja. Selain mendapat pujian dari pimpinan,
ia juga akan mendapat pujian dari rekan kerjanya.

3. Lakukan Promosi Kerja


Seorang karyawan yang memiliki prestasi lebih di perusahaan sudah
selayaknya mendapat promosi kerja. Misalnya, kenaikan jabatan. Promosi
kerja yang Anda lakukan sebagai bukti kalau Anda menghargai usaha yang
dilakukannya selama ini. Dengan demikian, ia akan semakin gigih bekerja
karena merasa kalau perjuangannya selama ini tidak sia-sia.
4. Naikan Insentif
Menaikan insentif kerja merupakan salah satu cara ampuh untuk membuat
karyawan lebih termotivasi. Pemberian insentif tentu saja hanya diberikan
pada mereka yang berprestasi. Jumlah insentif yang diberikan tidak perlu
terlalu besar. Mulailah dari insentif kecil-kecilan terlebih dahulu. Seiring
berjalannya waktu, Anda dapat menaikan insentif jika pekerjaan karyawan
tersebut semakin meningkat dari waktu ke waktu.

5. Ciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Inspirasional


Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan inspirasional bukanlah hal
yang terlalu sulit. Anda dapat memulainya dari cara yang paling sederhana.
Misalnya, membuat konsep atau tata letak peralatan kantor, dan pemilihan
warna terhadap dinding kantor. Konsep dan pilihan yang sesuai akan
menambah kenyamanan bekerja.
Lingkungan yang nyaman tak hanya berasal dari konsep dan warna dinding
saja, namun juga dari orang yang bekerja di kantor tersebut. Ciptakanlah
lingkungan yang asik dengan suasana yang aman dan tenteram. Jangan ragu
untuk menyediakan tempat diskusi dan makan siang bagi karyawan. Dengan
demikian, Anda dan karyawan dapat membangun komunikasi di sela-sela
bekerja.

6. Bersikap Adil dan Tidak Pilih Kasih


Seorang pimpinan harus bersikap adil terhadap semua karyawannya. Jika
seorang karyawan berprestasi, berikanlah sebuah penghargaan. Apabila
karyawan melanggar aturan perusahaan, berikanlah hukuman yang setimpal
agar karyawan tersebut jera dan tidak mengulang kesalahan yang sama.

Sebagai seorang bos, Anda tidak boleh mengistimewakan salah satu


karyawan. Jika hal ini diketahui oleh karyawan yang lain, mereka akan
cemburu. Sehingga etos kerjanya juga akan menurun. Untuk itu, bersikaplah
adil dan jadilah bos yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai