Anda di halaman 1dari 3

Soal Diskusi Psikologi Industri

BAB 11 Stres dan Keselamatan Kerja


Kelompok 11 :
1. Andi Putra Gucci/1172003025
2. Keke Wahyu S.P/ 1172003032

Soal :
1. Mengapa peristiwa-peristiwa kehidupan yang mengakibatkan timbulnya perubahan-
perubahan yang drastis, merupakan peristiwa yang menimbulkan stres tertentu ?
2. Mengapa stres orang dapat memilih fight atau flight. Apa kebaikan dan kelemahan dari
kedua reaksi tersebut ?
3. Jenis pembangkit stres mana yang sama dan mana yang berbeda yang dapat dialami oleh
seorang pekerja di pabrik dan seorang tenaga kerja yang bekerja di kantor ?
4. Apa saja yang dapat dilakukan oleh atasan sewaktu menyaksikan adanya operator
menderita stres?
5. Apa saja yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ambang stres dan daya tahan stres
di tempat kerja kita ?
Jawab :
1. Seperti yang dapat kita ketahui bahwa setiap peristiwa-peristiwa kehidupan yang dapat
menimbulkan kesedihan, kegelisahan atau bahkan kemarahan akan berdampak pada
tingkat sres manusa. Didalam buku Psikologi Industri dan Organisasipun kita dapat
melihat daftar peristiwa serta skala yang telah ditulis oleh Dr. Thomas H. Holmes tentang
adanya keterkaitan antara peristiwa kehidupan dengan tingkat stres manusia. Dengan
adanya suatu peristiwa yang menimbulkan kesan/perasaan tertentu pada seseorang, hal
itu akan memacu tingkat stres yang terjadi
2. Fight or flight adalah mekanisme tubuh saat menghadapi ancaman dan bahaya yang
membuat kita ingin melawan (fight) atau berlari dan pergi (flee/flight). Fight or flight
menjadi jenis respons stres yang membantu kita untuk mengenali ancaman - di mana
semua sistem tubuh akan bekerja agar kita bisa bertahan hidup. Perubahan fisiologis yang
kita alami dapat beragam, termasuk detak jantung menjadi cepat, meningkatnya aliran
darah ke otot utama, atau kemampuan pendengaran yang meningkat. Persepsi tubuh
terhadap rasa sakit pun bisa berkurang saat menghadapi ancaman tertentu.
Selain fight or flight, adakalanya kita berdiam diri saat stres dan ancaman datang.
Kondisi ini disebut dengan freeze atau imobilitas reaktif (imobilitas atentif). Kondisi
freeze juga melibatkan beragam perubahan fisiologis. Hanya saja, kita cenderung akan
diam sambil memikirkan strategi selanjutnya. Fight or flight maupun freeze cenderung
menjadi reaksi yang otomatis terjadi. Keputusan tersebut seringkali tidak kita sadari
sehingga kita tak mampu mengontrolnya. Fight or flight dimulai di amigdala, bagian otak
yang berperan dalam mengenali rasa takut. Saat adanya bahaya, amigdala akan
meresponsnya dengan mengirim sinyal ke hipotalamus. Hipotalamus kemudian akan
merangsang sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatis
dan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis bertugas dalam respons fight or
flight. Sementara itu, sistem saraf parasimpatis bertugas dalam pengendalian respons
freeze. Hasil reaksi yang keluar nantinya akan bergantung pada sistem mana yang
mendominasi saat adanya bahaya. Saat adanya rangsangan terhadap sistem saraf otonom,
tubuh akan melepas hormon kortisol dan hormon adrenalin. Pelepasan hormon tersebut
akan menimbulkan perubahan fisiologis saat kita dihadapkan dengan bahaya. Perubahan
tersebut, misalnya:
Perubahan denyut jantung. Jantung akan berdetak lebih cepat untuk membawa oksigen ke
otot utama tubuh. Dalam kondisi freeze, detak jantung dapat meningkat maupun
melambat.
Laju pernapasan. Pernapasan menjadi meningkat untuk mengirimkan lebih banyak
oksigen ke darah. Dalam respons freeze, kita cenderung akan menahan napas atau
membatasi pernapasan.
Penglihatan. Penglihatan perifer akan meningkat sehingga kita dapat memerhatikan
benda-benda di sekeliling. Pupil juga akan membesar dan membiarkan cahaya lebih
banyak masuk - sehingga membantu kita melihat lebih jelas. Pendengaran. Kemampuan
pendengaran akan meningkat.
Darah. Darah akan mengental dan meningkatkan elemen tubuh yang berperan dalam
pembekuan. Kondisi ini mempersiapkan tubuh apabila terjadi cedera.
Kulit. Kulit akan mengeluarkan lebih banyak keringat atau mungkin menjadi dingin. Kita
juga mungkin akan terlihat pucat atau merinding.
Tangan dan kaki. Saat aliran darah meningkat ke otot utama, tangan dan kaki akan
menjadi dingin.
Persepsi nyeri. Fight or flight membuat tubuh mengurangi persepsi terhadap rasa sakit.
3. Stres yang dapat dialami baik untuk pekerja pabrik dan pekerja yang ada dikantor adalah
jenis stres paparan terhadap resiko dan bahaya, yaitu resiko dan bahaya digandengkan
dengan jabatan tertentu yang merupakan sumber dari stres, jadi baik pekerja yang pekerja
di pabrik ataupun karyawan yang ada dikantor sama sama memiliki stres yang
digandengkan dengan jabatan yang diperolehnya.
Namun ada stres yang khusu yang hanya digandengkan dengan pekerja pabrik, yaitu stres
terhadap tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Didalam stres tuntutan fisik ini pekerja pabrik
dapat mengalami stres akibat dari kebisingan, paparan, vibrasi serta hygiene,
Sedangkan stres yang digandengkan denfan karyawan akntor adalah tuntutan tugas,
terkadang tugas yang diberikan oleh atasan tidak sesuai dengan kemampuan, baik dalam
segi jumlah maupun pengetahuan.
4. Jika atasan mengetahui adanya opeator yang menderita stres, atasan harus melakukan
pendekatan kepada operator dan menganalisa penyebab stres yang dialami oleh operator,
ketika sudah mendapat penyebab-penyebab stres yang ada, atasan dapat melakukan
rekayasa organisasi baik yang dapat mengantisipasi stres tersebut dapat terjadi, serta
menurunkan kadar stres yang dialami oleh operator
5. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dan mencapai jiwa yang sehat
antara lain menyeimbangkan hidup dalam lingkungan sosial dan pekerjaan, bicarakan
keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya, lakukan kegiatan sesuai dengan minat
dan kemampuan, jagalah kesehatan dengan olahraga/aktivitas fisik secara teratur, tidur
cukup, makan bergizi seimbang, terapkan perilaku hidup bersih dan sehat, kembangkan
hobi yang bermanfaat, meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan, berpikir
positif dan tenangkan pikiran dengan relaksasi. Teknik relaksasi untuk mengatasi stress
dapat dilakukan dengan duduk dengan posisi santai dan nyaman sambil membayangkan
hal yang menyenangkan dengan mata terpejam, kemudian tarik nafas dari hidung, lalu
hembuskan nafas dari mulut dengan membayangkan seolah beban pikiran dilepaskan
yang diulangi sebanyak 3 kali sembari mensyukuri nikmat Tuhan YME. Mari bersama
kita kelola stres mulai dari sekarang guna meningkatkan produktivitas kerja

Anda mungkin juga menyukai