www.stipram.ac.id
DEFINISI
• Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas
peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Suatu tingkat rasa puas individu
bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek
situasi pekerjaan dari organisasi tempat mereka bekerja. Jadi kepuasan kerja
menyangkut psikologis individu didalam organisasi, yang diakibatkan oleh keadaan
yang ia rasakan dari lingkungannya.
Meningkatkan
Memiliki gaji, benefit dan kesempatan promosi yang
adil, terdapat berbagai cara dimana organisasi secara Kepuasan Kerja
khusus mencoba memmbuat karyawan mereka puas
Kepuasan kerja bukan hanya tentang
Menyesuaikan orang dengan pekerjaan yang bagaimana mengurangi stress, tetapi juga
sesuai dengan minat dan kahlian dapat membantu meningkatkan kinerja,
mereka, memberikan pekerjaan yang sesuai merupakan mengurangai ketidakhadiran serta
hal yang paling penting untuk memuaskan karyawan, kemungkinan – kemungkinan lainya yang
tetapi sering diabaikan. Tentu saja, ini diasumsikan bahwa dapat memicu ketidak puasan kerja.
organisasi mengetahui minay dan keahlian seseorang. Berikut peningkataan kepuasan kerja
Perusahan dengan manajemen SDM yang baik
memberikan perhatian dalam menemukan minat dan
eahlian dari orang yang akan dipekerjakan dan karyawan
yang sudah ada, agar sesuai dengan pekerjaan mereka.
Faktor Internal
Umur
Jenis Kelamin
Kepribadian
Passion / Minat
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUASAN / KETIDAKPUASAN KERJA
Faktor Eksternal
Kondisi Kerja
Peraturan, Budaya serta karakteristik organisasi
Kompensasi
Efisiensi Kerja
Peluang Promosi
Rekan / partner kerja
Fasilitas
Keamanan kerja
Pengukuran kepuasan kerja
Bekerja sebenarnya bukan sekadar aktivitas mencari penghasilan saja. Lebih dari itu, bagi perempuan, bekerja bisa menjadi
sarana untuk mengaktualisasikan diri dan mendapat kepuasan pribadi. Menurut survei yang dilakukan Accenture "Defining Success Your
Way" tahun 2013, 53 persen perempuan yang bekerja sudah merasa puas dengan pekerjaan dan pencapaian mereka."Dibandingkan
survei tahun lalu (2012), di tahun 2013 ini kepuasan kerja perempuan ternyata meningkat sampai 10 persen. Karenanya, mereka tidak
berniat untuk mencari pekerjaan yang lain," ungkap Neneng Goenadi, Executive Director dan Country Lead Accenture Indonesia, di
Jakarta, beberapa waktu lalu.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa peningkatan kepuasan akan pekerjaan juga disebabkan oleh lingkungan kerja yang
lebih menyenangkan dan kondusif untuk peningkatan kinerja mereka. Melalui survei ini, Accenture juga mengungkapkan lingkungan yang
ideal dan paling diinginkan para pekerja untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam bekerja. Survei ini melaporkan bahwa 59 persen
responden mengaku bahwa lingkungan kerja yang baik dan bisa memberikan kepuasan kerja adalah yang tahu bagaimana cara
menghargai karyawannya dalam segala hal. "Adanya pengertian dan penghargaan dari bos atau perusahaan bisa meningkatkan
semangat pekerja untuk bisa lebih berprestasi, dan meningkatkan kinerja mereka dengan lebih baik".
Perusahaan yang bisa mengerti dan menghargai karyawannya akan memiliki hubungan yang lebih erat dengan karyawan.
Dengan demikian, pada akhirnya semua pihak mendapatkan keuntungan saat mereka berhasil merekrut dan mempertahankan karyawan
yang berkinerja baik. Selain itu, responden juga mengungkapkan kondisi lingkungan kerja yang bisa membuat mereka merasa puas
bekerja adalah: lingkungan yang fleksibel (50 persen), menyenangkan dan penuh tantangan (49 persen), dan menyenangkan (43 persen).
Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh kehadiran partner kerja yang jujur (54 persen), bisa diandalkan dan dipercaya (44 persen), dan
pandai (33 persen). Survei online dari Accenture ini dilakukan terhadap 4.100 eksekutif dari organisasi menengah sampai besar dari 33
negara di dunia. Masing-masing negara yang berpartisipasi dalam survei ini memberikan 100 responden, yang kemudian dikelompokkan
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jabatan.
PROFIL KEPUASAN KERJA INDIVIDU DALAM
ORGANISASI
Pegawai yang merasa puas dalam bekerja, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu datang tepat waktu, artinya pegawai tersebut menghargai pekerjaannya dan bertanggung jawab atas tugas yang harus
dikerjakannya.
2. Senang dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu pekerja dalam bekerja berusaha menyukai pekerjaan yang dikerjakannya.
3. Tidak mengeluh terhadap tugas dan pekerjaan yaitu selalu dapat menerima pekerjaan yang baru dan sulit dengan lapang
dada.
4. Selalu semangat dalam bekerja yaitu pegawai dalam bekerja mempunyai suatu energi yang penuh dalam bekerja.
5. Betah berada di tempat kerja yaitu karyawan merasa nyaman berada di tempat kerja.
6. Mempunyai hubungan harmonis dengan pegawai lain dan atasannya.
7. Selalu belajar untuk lebih baik sehubungan dengan pekerjaan yang dikerjakannya misalnya seorang guru sejarah yang selalu
belajar dan mengikuti perkembangan sejarah yang terjadi.
Bagaimana karyawan mengungkapkan ketidakpuasan?
Exit, perilaku yang mengarah untuk meninggalkan organisasi, mencakup pencarian suatu posisi baru
maupun meminta berhenti.
Suara (Voice), dengan aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki kondisi. Mencakup saran, perbaikan,
membahas problem-problem dengan atasan, dan beberapa bentuk kegiatan serikat buruh.
Kesetiaan (Loyality), pasif tetapi optimistis menunggu membaiknya kondisi. Mencakup berbicara membela
organisasi menghadapi kritik luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk “melakukan hal
yang tepat”.
Pengabaian (Neglect), secara pasif membiarkan kondisi memburuk, temasuk kemangkiran atau datang
terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat.
Hubungan Kepuasan Kerja
dengan Manajemen SDM
Jika dilihat dari penjelasan diatas dapat disumpulkan bahwa
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan dan prestasi kerja. Karyawan yang lebih suka menikmati
kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan
pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Oleh
karena itu hubungan kepuasan kerja dengan manajemen SDM yaitu
dengan adanya sikap kepuasan kerja/ tidak puas dengan pekerjaannya
maka manajemen SDM bisa mengatur karyawan yang memang tidak
puas dengan pekerjaannya, apa yang melatar belakangi karyawan
tersebut tidak puas dengan pekerjaannya. Hal tersebut bisa disebabkan
karena jenis pekerjaannya tidak disukai atau lainnya. Sehingga dengan
HUMAN adanya kepuasan kerja ini manajemen SDM bisa mengatur karyawan
RESOURCE sebaik mungkin yang bertujuan untuk produktivitas yang baik dalam
MANAGEMENT pekerjaannya.
KESIMPULAN
Kepuasan kerja merupakan sebentuk rasa senang terhadap apa yang telah
dikerjakan seseorang, namun kepuasan kerja bersifat subjektif. Kepuasan antara
individu satu dengan individu lainnya cenderung berbeda, karena setiap individu
mempunyai kriteria kepuasan tersendiri dalam mengukur tingkat kepuasan
hidupnya, namun kepuasan pegawai dalam bekerja dapat dilihat dari bagaimana
kinerja pegawai tersebut terhadap pekerjaanya. Tetapi hal tersebut tidak
menjamin pegawai merasa puas karena pada hakikatnya manusia tidak
mempunyai rasa puas.
Kepuasan kerja (job satisfaction) mengacu pada keseluruhan sikap yang akan
terjadi pada diri setiap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja di antaranya adalah kondisi
kerja/lingkungan kerja, peraturan atau budaya organisasi serta karakteristik
organisasi, kompensasi yang memuaskan, efisiensi kerja dan partner kerja.
Real Estate
Thank you
WE LOVE YOU EVEN MORE IF THERE’LL BE NO QUESTION