Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN AJB BUMIPUTERA

Achmad Fadhil
Yuniadi Mayowan
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: Boyalhameed@yahoo.com

АBSTRАCT

Еmployееs will hаvе job sаtisfаction ifthеy аrе аblе to hаvе thе motivаtion to work. This mеаns thаt Compаniеs
Should pаy аttеntion Nееd Lеvеl еmployееs. Thе High Pеrformаncе cаn bе crеаtеd if thе еmployее hаs thе
sаtisfаction, so fееl Glаd Аnd Comfortаblе. Thus Аrticlе Sеаrch Googlе еmployееs gеt АPА hаs аcquirеd Dаn
Yаng Yаng WITH High pеrformаncе, thе compаny is аblе to rеviеw Thеn gеt profit is dеsirаblе. Objеctivе
singеr BЕTWЕЕN liе, dеscribе thе аpplicаtion of work motivаtion, job sаtisfаction аnd еmployее boаrding
costs АJB Bumiputеrа; to аnаlyzе thе influеncе BЕTWЕЕN Motivаtion Аgаinst thе boаrding costs АJB
Bumiputеrа еmployееs; to аnаlyzе thе influеncе of work motivаtion аnd job sаtisfаction simultаnеously Opеrаtе
Аgаinst thе boаrding costs АJB Bumiputеrа еmployееs. Rеsеаrch shows thаt motivаtion significаntly аffеct
psotitif Аnd Opеrаtе Аgаinst pаrtiаl boаrding costs of еmployееs. It is sаid thаt thе singеr Motivаtion Аnd Thе
High Vаluе Vаluе boаrding costs thе еmployее will bе morе High. Job sаtisfаction аnd significаnt еffеct psotitif
pаrtiаl Opеrаtе Аgаinst thе boаrding costs of еmployееs. It is sаid thаt thе singеr Thе High Vаluе Аnd Thе Job
sаtisfаction High еmployее boаrding costs. Whilе working motivаtion аnd job sаtisfаction hаvе а significаnt
еffеct аgаinst еmployееs Opеrаting costs kos simultаnеous ON АJB Bumi Putеrа Mаlаng.

Kеywords: Work Motivаtion, Job Sаtisfаction, АJB Еmployее Pеrformаncе

ABSTRAK
Karyawan akan memiliki kepuasan kerja jika dengan bekerja mereka mampu memiliki motivasi kerja. Artinya
perusahaan harus memperhatikan tingkat kebutuhan karyawan. Kinerja yang tinggi dapat tercipta apabila
karyawan memiliki kepuasaan, sehingga merasa senang dan nyaman bekerja. Dengan demikian karyawan telah
mendapatkan apa yang diperolehnya dan dengan kinerjanya yang tinggi tersebut, maka perusahaan mampu
untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini antara lain, 1) Mendeskripsikan
penerapan motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan AJB Bumiputera; 2) Menganalisis pengaruh
antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera; 3) Menganalisis pengaruh kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera; 4) Menganalisis pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja
secara simultan terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera. Jenis penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif riset kausal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh psotitif dan
signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa semakin tinggi nilai motivasi
maka nilai kinerja karyawan akan semakin tinggi. kepuasan kerja berpengaruh psotitif dan signifikan secara
parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka semakin
tinggi kinerja karyawan. Sedangkan motivasi kerja dan kepuasaan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan secara simultan pada AJB Bumi Putera Kota Malang.

Kata Kunci: motivasi kerja,kepuasan kerja,kinerja karyawan AJB

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 40


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN dasarnya, kepuasan kerja tergantung kepada apa
Perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien yang diinginkan seseorang dari pekerjaannya dan
dan efektif dalam menghadapi persaingan di era apa yang mereka peroleh. Orang yang paling banyak
global. Persaingan yang ketat menyebabkan tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai
perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing keinginan yang paling banyak, namun mendapat
guna mempertahankan kelangsungan hidup yang sedikit, sedangkan yang paling merasa puas
perusahaan. Karyawan atau pegawai merupakan adalah orang yang menginginkan banyak dan
unsur terpenting dalam menentukan maju mendapatkannya.
mundurnya suatu perusahaan. Untuk mencapai Karyawan akan memiliki kepuasan kerja jika
tujuan perusahaan diperlukan karyawan yang sesuai dengan bekerja mereka mampu memiliki motivasi
dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga kerja. Artinya perusahaan harus memperhatikan
harus mampu menjalankan tugas-tugas yang telah tingkat kebutuhan karyawan. Kinerja yang tinggi
ditentukan perusahaan. Dalam meningkatkan dapat tercipta apabila karyawan memiliki kepuasaan,
kualitas karyawan, maka perusahaan dirasa perlu sehingga merasa senang dan nyaman bekerja.
untuk meningkatkan beberapa hal, diantaranya Dengan demikian karyawan telah mendapatkan apa
adalah motivasi kerja dan kepuasaan kerja yang diperolehnya dan dengan kinerjanya yang
karyawannya. tinggi tersebut, maka perusahaan mampu untuk
Motivasi kerja menurut Reksohadiprodjo dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan .
Handoko (2000) merupakan keadaan dalam pribadi Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk adalah untuk Mendeskripsikan penerapan motivasi
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan AJB
Hal tersebut diartikan bahwa motivasi kerja yang ada Bumiputera. Menganalisis pengaruh antara motivasi
pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku kerja terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera.
yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap
kepuasan. Jadi setiap kegiatan yang dilakukan kinerja karyawan AJB Bumiputera. Menganalisis
seseorang didorong oleh kekuatan dari dalam diri pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja secara
seseorang tersebut dan kekuatan pendorong inilah simultan terhadap kinerja karyawan AJB
yang disebut motivasi kerja. Oleh karena itu Bumiputera.
perhatian organisasi untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan karyawan yang menjadi motivasi kerja KAJIAN PUSTAKA
bekerja bagi para karyawan sangatlah penting. Motivasi Kerja
Selain motivasi kerja, perusahaan juga harus Motivasi kerja adalah kesediaan untuk
memperhatikan mengenai kepuasan kerja, karena mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk
karyawan yang bekerja tidak merasakan tujuan organisasi yang di kondisikan oleh
kenyamanan dan kurang dihargai, akan cenderung kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa
untuk tidak bisa mengembangkan segala potensi kebutuhan individual. Kebutuhan terjadi apabila
yang dimiliki, maka secara otomatis karyawan tidak tidak ada keseimbangan antara apa yang dimiliki dan
dapat fokus dan berkonsentrasi secara penuh apa yang diharapkan, dorongan merupakan kekuatan
terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja pegawai mental yang berorientasi terhadap pemenuhan
menurut Hariandja (2002) mendefinisikan jika harapan dan pencapaian tujuan dan tujuan adalah
pekerjaan tidak hanya sekedar melakukan pekerjaan, sasaran atau hal yang ingin dicapai oleh
tetapi terkait juga dengan aspek lain seperti seseorang/individu (Robbins, 2007).
melakukan interaksi dengan rekan kerja, atasan, Motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial
mengikuti aturan-aturan dan lingkungan kerja yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat di
tertentu yang seringkali tidak memadai atau kurang kembangkan oleh kekuatan luar yang pada intinya
disukai. berkisar sekitar imbalan moneter dan imbalan non
Kepuasaan kerja menurut Moorse dalam moneter yang dapat mempengaruhi hasil kinerja
Panggabean (2004: 128) dikatakan bahwa pada karyawannya secara positif atau secara negatif, hal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 41


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mana tergantung pada situasi dan kondisi yang kepuasan kerja karena ia bukan sumber kepuasan
dihadapi orang yang bersangkutan Winardi (2007). kerja (Wexley & Yukl, 2003)

Kepuasan Kerja Kinerja Karyawan


Luthans (2005) memberikan definisi Kinerja karyawan apabila dikaitkan dengan
komprehensif kepuasan kerja yang meliputi reaksi performance sebagai kata benda (noun), maka
atau sikap kognitif, afektif, dan evaluatif pengertian performance atau kinerja karyawan
menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau
emosi senang atau emosi positif yang berasal dari kelompok dalam suatu perusahaan sesuai dengan
penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja wewenang dan tanggung jawab dalam upaya
seseorang. Terdapat beberapa teori yang dapat pencapaian tujuan perusahaan secara ilegal, tidak
mengungkapkan kepuasan kerja para karyawan, melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan
salah satunya adalah Two Factor Theory, yaitu teori moral dan etika (Rivai & Basri dalam Harsuko,
yang beranggapan bahwa kepuasan kerja dan 2011).
ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang Menurut Sinambela dkk (2012)
berbeda. Sehingga dapat diartikan bahwa kepuasan mengemukakan bahwa kinerja karyawan para
kerja dan juga ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai
tidak merupakan suatu variabel yang kontinue. Teori di dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu.
ini pertama kali dikemukakan oleh Frederick (dalam Kinerja karyawan pegawai sangatlah perlu, sebab
Luthans, 2005). dengan kinerja karyawan ini akan diketahui seberapa
Satisfiers (motivator) ialah faktor atau situasi jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan
yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja tugas yang dibebankan. Untuk itu diperlukan
yang terdiri dari: pencapaian (achievement) yakni penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta
besar kecilnya tenaga kerja untuk mencapai prestasi ditetapkan secara bersamasama yang dijadikan
kerja yang tinggi; pengakuan (recognition) yakni sebagai acuan.
besar kecilnya pengakuan yang dirasakan dan
diberikan pada tenaga kerja; dan kemajuan Hubungan Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja Dan
(advancement) merupakan besar kecilnya Kinerja Karyawan
kemungkinan tenaga kerja yang dapat maju dalam Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja
pekerjaannya. Hadirnya faktor ini akan Karyawan
menimbulkan kepuasan kerja, tetapi tidak hadirnya Apabila motivasi kerja yang dimiliki oleh
faktor ini tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. seseorang itu tinggi akan mendorong kinerja
Dissatisfiers (hygiene faktor) ialah faktor-faktor karyawan yang ditunjukkan dari kualitas, kuantitas
yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang dan efektifitas kerjanya sehingga mencapai
terdiri dari: kebijakan perusahaan (companypolicy produktitas yang tinggi. Sehingga dari hubungan
and administration) yakni derajat kesesuaian yang tersebut diduga motivasi kerja memiliki pengaruh
dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
peraturan yang berlaku diperusahaan; penyeliaan Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Kinerja
(supervision technical) yakni derajat kewajaran Karyawan
penyeliaan yang dirasakan oleh tenaga kerja; gaji Pengaruh kepuasan kerjaterhadap kinerja
(salary) yakni derajat kewajaransuatu imbalan atas karyawan adalah tinggi rendahnya tingakat kepuasan
hasil kerjanya; hubungan antar pribadi kerja karyawan yang dirasakan akan mempengaruhi
(interpersonal relations) yakni derajat kesesuaian kinerja karyawan. Apabila kepuasan kerja tercapai
yang dapat dirasakan dalam berinteraksi dengan maka kinerja karyawan atas organisasi tinggi.
tenaga kerja lain, dan kondisi kerja Hubungan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
(workingcondition) yakni derajat kesesuaian kondisi Dengan Kinerja Karyawan
kerja dengan proses pelaksanaan kinerja karyawan. apabila motivasi kerja dan kepuasaan kerja akan
Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan ditingkatkan maka akan berpengaruh secara
mampu mengurangi ataupun menghilangkan signifikan pada kenaikan kinerja karyawan.
ketidakpuasan, akan tetapi tidak akan menimbulkan Sebaliknya jika motivasi kerja dan kepuasaan kerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 42


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
ini tidak dikelola dan diberikan dengan baik maka Populasi dan Sampel Penelitian
juga akan berpengaruh signifikan terhadap Menurut Notoatmojo (2010: 66) sampel
penurunan kualitas kinerja karyawan. penelitian untuk jenis kuatitatif minimal adalah 30,
Model Konsep, Model Hipotesis dan Hipotesis dan apabila populasi kurang atau sama dengan 100
Model Konsep maka disarankan diambil seluruhnya sebagai sampel
penelitian. Sehingga metode penarikan sampel
digunakan dengan cara sensus, yakni jumlah
keseluruhan populasi dan sebagai jumlah sampel
dalam penelitian ini, sehingga sampel ditentukan
sebesar 100 orang.

Identifikasi Variabel ddan Definisi Operasional


Model Hipotesis Variabel
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu
variabel independen (variabel bebas) dan variabel
dependen (variabel terikat). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah Motivasi kerja (X1),
Kepuasan Kerja (X2) dan Kinerja Karyawan (Y)

Tabel 1 Difinisi Operasional Variabel


No Variabel Indikator Item

(1) (2) (3) (4)


Hipotesis 1. Motivasi Fisiologis 1. Perusahaan
Hipotesis penelitian, yaitu : Kerja (X1.1) memberikan uang
(X1) transport
H1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan 2. Perusahaan
antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. memberikan bonus
H2 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan bagi karyawan
yang berprestasi
antara kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja 3. Perusahaan
karyawan. memberikan
H3 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan fasilitas mobil atau
rumah bagi
antara motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan karyawan yang
secara simultan terhadap kinerja karyawan. naik jabatannya
Keamanan 1. Perusahaan
(X1.2) memberikan
METODE PENELITIAN asuransi keamanan
Desain dan Jenis Penelitian dan keselamatan
Untuk membuktikan hubungan korelasi dan kerja
2. Perusahaan
hubungan kausal maka peneliti menggunakan memberikan
metode kuantitatif. Menurut (Ardianto, 2010). tunjangan
Metode kuantitatif adalah penelitian yang sarat kesehatan kepada
setiap karyawan
dengan nuansa angka-angka dalam teknik 3. Perushaan
pengumpulan data di lapangan. Dalam analisis data, memberikan
metode penelitian kuantitatif memerlukan bantuan perlengkapan
keselamatan kerja
perhitungan statistik, baik statistik deskriptif maupun Sosial 1. Karyawan diijinkan
inferensial (yang menggunakan rumus-rumus (X1.3) berinteraksi dengan
statistik parametrik). baik karyawan lain
2. Karyawan
diperbolehkan
melakukan
kerjasama dengan
divisi lain
3. Karyawan
dibebaskan dalam

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 43


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
No Variabel Indikator Item No Variabel Indikator Item

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)


menjalin hubungan Kejujuran 1. Karyawan
dengan siapa saja (X2.3) memilikki kejujuran
didalam perusahaan pada perusahaan
Penghargaan 1. Perusahaan 2. Karyawan
(X1.4) memberikan memilikki kejujuran
penghargaan pada diri sendiri
berupa bonus kerja dalam hal waktu
2. Perusahaan kerja
memberikan 3. Karyawan
penghargaan memilikki kejujuran
berupa liburan dalam mengerjakan
gratis jumlah tugas yang
3. Perusahaan diselesaikan
memberi Kreativitas 1. Karyawan
penghargaan (X2.4) memilikki
berupa kenaikan kreativitas yang
pangkat baik dalam bekerja
Aktualisasi diri 1. Perusahaan 2. Karyawan selalu
(X1.5) memfasilitasi ditunutu kreatf
karyawan dalam dalam setiap
meningkatkan menyelesaikan
pengetahuan masalah
mereka 3. Karyawan selalu
2. Perusahaan berusaha
memberikan mengasah
fasilitas diklat di kreatifitasnya
masing-masing Kepemimpinan 1. Karyawan
bidang (X2.5) mempunyai jiwa
3. Perusahaan kepemimpinan
menyelenggarakan 2. Karyawan
outbond agar memiliki
karyawan bisa kepribadian yang
berekspresi kuat, dihormati,
2. Kepuasan Kesetiaan 1. Karyawan memilkki dan berwibawa
Kerja (X2.1) keterikatan emosi 3. Karyawan dapat
(X2) dengan perusahaan saling memberi
2. Karyawan merasa motivasi kerja
perlu menjaga kepada rekan yang
rahasisa perusahaan lain agar dapat
3. Karyawan memiliki bekerja secara
kesetiaan untuk efektif
menjaga dan Tingkat Gaji 1. Karyawan
membela (X2.6) menerima gaji yang
perusahaan sesuai dengan
Kemampuan 1. Karyawan pekerjaannya
(X2.2) memilikki kualitas 2. Kepuasan
yang baik dalam karyawan dengan
bekerja jumlah gaji yang
2. Karyawan diberikan
memilikki perusahaan
kemampuan yang 3. Jumlah gaji yang
baik dalam diberikan sesuai
mengelola waktu dengan apa yang
untuk bekerja diberikan karyawan
3. Karyawan oleh perusahaan.
memilikki Kompensasi 1. Pemberian balas
kemampuan yang tidak langsung jasa yang sesuai
baik dalam (X2.7) dengan kontribusi
berkomunikasi karyawan terhadap
perusahaan
2. Karyawan
memberikan
kontribusi yang

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 44


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
No Variabel Indikator Item No Variabel Indikator Item

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)


selalu dihargai yang ada,
oleh perusahaan 2. Pekerjaan
3. Pemberian balas diselesaikan tanpa
jasa kepada melibatkan adanya
karyawan terhadap anggaran ekstra
prestasi yang uang,
diberikan untuk 3. Mampu
perusahaan mengoptimalkan
Lingkungan 1. Lingkungan kerja teknologi yang ada
kerja (X2.7) yang baik dalam
mempengaruhi menyelesaikan
cara kerja pekerjaan
karyawan 5. Kemandirian 1. Pekerjaan
2. Lingkungan kerja diselesaikan sesuai
yang bersih dan dengan tugas dan
rapi membuat tanggung jawab
karyawan merasa 2. Pekerjaan
nyaman dalam diselesaikan secara
bekerja mandiri dan
3. Lingkungan kerja profesional
yang baik 3. Menyelesaikan
membuat pekerjaan tanpa
karyawan merasa melibatkan bantuan
senang dalam orang lain
bekerja 4. Dapat bekerja
3 Kinerja 1. Kualitas 1. Persepsi karyawan dibawah tekanan
Karyawan terhadap kualitas Sumber: Data diolah 2016
Y yang dihasilkan
2. Kesempurnaan
tugas yang Sumber Data
diselesaikan oleh Sumber data yang digunakan dalam penelitian
karyawan
3. Kemampuan ini adalah :
karyawan dalam a. Data Primer, adalah data yang diperoleh dari
menyelesaikan tanggapan responden terhadap item pertanyaan
pekerjaan
2. Kuantitas 1. Hasil kerja sesuai
yang diajukan dalam kuesioner.
target atau jumlah b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
yang ditetapkan dokumen-dokumen dan arsip perusahaan yang
2. Siklus aktivitas
untuk
ada kaitannya dengan penelitian ini.
menyelesaikan Metode Pengumpulan Data
pekerjaan yang Untuk memperoleh data yang diperlukan
sesuai dengan target
3. Tidak terdapat
dalam hal melakukan analisis terhadap pembuktian
kesalahan yang fatal jawaban sementara ataupun hipotesis dari
terhadap pekerjaan permasalahan yang dikemukakan, maka metode
yang selesaikan
3. Ketepatan 1. Pekerjaan
pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah: 1)
waktu diseelsaikan sesuai Angket atau Kuesioner; 2) Metode Dokumentasi.
dengan batas Teknik Analisis Data
waktu yang
ditentukan
Pengujian hipotesis pada setiap variable
2. Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier
diselesaikan tidak berganda sedangkan untuk melihat tingkat
melibatkan waktu
lembur atau waktu
signifikansi baik secara parsial ataupun simultan
ekstra digunakan uji t dan juga uji f yaitu dengan
4. Efektivitas 1. Pekerjaan membandingkan t hitung dan f hitung dengan
diselesaikan sesuai
dengan dengan
signifikansi t table dan f table pada tingkat
maksimal oleh kepercayaan 95%.
sumber tenaga 1. Uji Validitas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 45


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Uji Reliabilitas dan signifikan terhadap kinerja. Variabel lain yang
3. Uji Regresi Linier Berganda dapat mempengaruhi kinerja pegawai menurut
4. Uji F Anoraga (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor
5. Uji Koefisien Determinasi (R2) yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
6. Uji t pegawai seperti: motivasi kerja, pendidikan, disiplin
7. Uji Asumsi Klasik kerja, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan juga
kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan
sistem kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi.
Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Kinerja
karyawan KESIMPULANDAN SARAN
Semakin tinggi motivasi kerja yang diberikan Kesimpulan
kepada karyawan maka semakin tinggi juga kinerja Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
karyawan yang ditunjukkan. Hal ini juga sesuai 1. Motivasi (X1) memiliki nilai signifikansi (Sig.)
dengan penelitian Fricilia Runtuwene (2013) bahwa 0.021 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α
motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan (derajat signifkansi) 0.05 artinya 0.021<0.05
terhadap kinerja karyawan pegawai di badan atau terdapat pengaruh yang signifikan dan uji t
kepegawaian daerah Kabupaten Minahasa Selatan. menunjukkan 2.344>t tabel (1,646). Artinya
Dari hasil penelitian jela bahwa untuk meningkatkan motivasi berpengaruh psotitif dan signifikan
kinerja karyawan perusahaan haru aktiv dan inten secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini
untuk memberikan motivasi kerja kepada karyawan. dikatakan bahwa semakin tinggi nilai motivasi
Pengaruh Kepuasan kerja Terhadap Kinerja maka nilai kinerja karyawan akan semakin
karyawan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 2. Kepuasan kerja (X2) memiliki nilai signifikansi
semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka tingkat (Sig.) 0.000 pada tabel Coefficientsa dengan
kinerja karyawan juga akan semakin tinggi. Hal ini nilai α (derajat signifkansi) 0.05 artinya
juga didukung dengan hasil penelitian Penelitian 0.000<0.05 atau terdapat pengaruh yang
Artadi (2015) juga menunjukkan hasil yang sama signifikan dan uji t menunjukkan 7.146 >t tabel
dimana terdapat pengaruh positif dan signifikan (1,646). Artinya kepuasan kerja berpengaruh
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. psotitif dan signifikan secara parsial terhadap
Merapi Agung Lestari. kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan semakin tinggi kinerja karyawan.
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat kepuasan 3. Berdasarkan uji hasil penelitian maka
kerja karyawan yang dirasakan akan mempengaruhi didapatkan hasil dari uji statistik f didapatkan
kinerja karyawan. Apabila kepuasan kerja tercapai nilai statistik hitung 406.616 dan nilai
maka kinerja karyawan atas organisasi tinggi. signifikasi 0,000 dimana hasil ini lebih besar
Pengaruh Motivasi kerja dan Kepuasan Kerja dari F tabel (2,14) pada n sebesar 100 sehingga
Terhadap Kinerja karyawan Ho ditolak yang mana dapat disimpulkan bahwa
Variabel independen motivasi kerja dan motivasi kerja dan kepuasaan kerja berpengaruh
kepuasan kerja memiliki pengaruh yang tinggi signifikan terhadap kinerja karyawan secara
terhadap variabel dependen kinerja karyawan simultan pada AJB Bumi Putera Kota Malang.
sebesar 89,3%. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil
perhitungan R Square sebesar 0.954. Hal tersebut Saran
sesuai dengan penelitian terdahulu I Wayan 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Juniantara (2015) dengan hasil penelitian yang variabel motivasi kerja dan kepuasaan kerja
menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif sama-sama berpengaruh secara signifikant
dan signifikan terhadap kinerja, motivasi terhadap kinerja karyawan AJB Bumi Putera
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kota Malang. Untuk itu seharusnya perusahaan
kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh positif AJB Bumi Putera Kota Malang harus terus

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 46


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
berusaha untuk meningkatkan motivasi dan
kepuasaan kerja karyawan, entah dengan ada
penambahan gaji, jaminan kesehatan dan
kesejahteraan pegawai, ataupun fasilitas-fasilitas
lainnya yang mejadi kebutuhan dan keinginan
karyawan AJB Bumi Putera Kota Malang.
2. Kepada peneliti berikutnya agar mencari faktor
lain yang mungkin memiliki pengaruh terhadap
kinerja karyawan seperti menambahkan
kemampuan masyarakat, sehingga dapat
memberi kontribusi khusus untuk pihak AJB
Bumi Putera Kota Malang.

DAFTAR PUSTAKA
Artadi, Febri Furqon. 2015. Pengaruh Kepuasan
Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Merapi Agung Lestari.
Yogyakarta: UNY
Hariandja, Marihot T.E. 2002. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Juniantara. I Wayan. 2015. Pengaruh Motivasi Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Koperasi Di Denpasar. Penelitian Terdahulu.
Denpasar: Universitas Udayana Denpasar.
Luthans, Fred. 2005. Perilaku Organisasi, (Alih
Bahasa V.A Yuwono, dkk),Edisi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: ANDI
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Panggabean, Mutiara, S. 2004, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Bogor: Ghalia Indonesia.
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Handoko, T. Hani,
2000, Organisasi Perusahaan Edisi Kedua,
Yogyakarta : BPFE.
Rivai, Veithzal, 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan: dari Teori Ke
Praktik, Edisi Pertama. Jakarta: Penerbit PT.
Raja Grafindo Persada.
Robbins SP, dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi.
Jakarta: Salemba Empat.
Sinambela, Lijan.P. 2012. Reformasi Pelayanan
Publik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No. 1 Januari 2018| 47


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai