Kewajiban Setiap diri yang ingin mengenal Allah dengan baik, hendaknya dia mengenal
beberapa penghalang mengenal Allah. Allah sebagai pemberi anugerah, rahmat dan magfiroh
sangat menyayangi semua makhluknya. Karena itu Allah selalu memberikan yang terbaik pada
hamba-hambanya. Namun Rahman dan Rahimnya Allah kepada makhluk ciptaannya ini tidak
disukai oleh makhluk yang terbuat dari api yang terpancar. Makhluk inilah yang selalu berupaya
menjadi penghalang atau yang menghalangi taqarubnya makhluk kepada khaliq disamping hawa
nafsu manusia itu sendiri yang ada di dalam dirinya. Untuk lebih berma’rifat kepada Allah
dengan sebaik-baiknya hendaklah manusia mengenali hal-hal yang akan menjadi penghalangnya.
ABSTRACT
Obligations Every person who wants to know God well must be aware of some obstacles
to knowing God. God as the giver of grace, grace and magfiroh is very fond of all his creatures.
Therefore Allah always gives the best to His servants. But Rahman and his Mother God to this
creature of creation are not favored by creatures made from flames. It is this creature that always
strives to hinder or hinder the taqarub of its being to the khaliq as well as the lust of man within
himself. In order to better understand God, one must know the things that will hinder him.
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................................................1
ABSTRACT.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “AL-MAWANI 'FII MA'RIFATULLAH (Penghalang Mengenal Allah)” ini bisa
diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini diajukan untuk memenuhi
tugas dari bapak Yamin Kamaludin s.pdi.,mm. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kepada Rasulullah SAW beserta keluarga.
Di dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan dalam
menyelesaikannya. Namun berkat bantuan yang Maha Kuasa dan dari semua pihak serta dengan
usaha yang semaksimal mungkin, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari isi maupun dari tata cara penulisan. Untuk itu kami masih mengharapakan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga
bermanfaat bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengaruh Internal, Kewajiban Setiap diri yang ingin mengenal Allah dengan baik,
hendaknya dia mengenal beberapa penghalang mengenal Allah. Allah sebagai pemberi anugerah,
rahmat dan magfiroh sangat menyayangi semua makhluknya. Karena itu Allah selalu
memberikan yang terbaik pada hamba-hambanya. Namun Rahman dan Rahimnya Allah kepada
makhluk ciptaannya ini tidak disukai oleh makhluk yang terbuat dari api yang terpancar.
Makhluk inilah yang selalu berupaya menjadi penghalang atau yang menghalangi taqarubnya
makhluk kepada khaliq disamping hawa nafsu manusia itu sendiri yang ada di dalam dirinya.
Untuk lebih berma’rifat kepada Allah dengan sebaik-baiknya hendaklah manusia mengenali hal-
hal yang akan menjadi penghalangnya. Pengaruh eksternal Penyakit lain yang akan dapat
menghalangi seseorang dari mengenal Allah lebih dekat adalah adanya faktor luar. Faktor luar
adalah hal-hal atau unsur-unsur yang mempengaruhi hati dan pikiran seseorang untuk mengenal
Allah SWT lebih dekat. Faktor luar ini bisa berupa pengaruh manusia ataupun bentuk materi
lainnya. Besarnya pengaruh luar ini sangat tergantung dari kekuatan luar itu sendiri. Jika
kekuatannya lebih besar dari kekuatan hati seorang manusia. Maka seseorang akan sangat
terpengaruh dengan itu. Tetapi sekalipun kekautan itu besar namun kekautan ahti seseorang jauh
lebih besar, maka kekautan luar itu tidak akan mempengaruhinya. Bahkan semakin menekan
akan semakin kuat kekuatan hatinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Internal
Kewajiban Setiap diri yang ingin mengenal Allah dengan baik, hendaknya dia mengenal
beberapa penghalang mengenal Allah. Allah sebagai pemberi anugerah, rahmat dan magfiroh
sangat menyayangi semua makhluknya. Karena itu Allah selalu memberikan yang terbaik pada
hamba-hambanya. Namun Rahman dan Rahimnya Allah kepada makhluk ciptaannya ini tidak
disukai oleh makhluk yang terbuat dari api yang terpancar. Makhluk inilah yang selalu berupaya
menjadi penghalang atau yang menghalangi taqarubnya makhluk kepada khaliq disamping hawa
nafsu manusia itu sendiri yang ada di dalam dirinya. Untuk lebih berma’rifat kepada Allah
dengan sebaik-baiknya hendaklah manusia mengenali hal-hal yang akan menjadi penghalangnya.
Ada dua hal yang kan menjadi penghalang mengenal Allah SWT yaitu: Sebagaimana diketahui
oleh kita bersama bahwa manusia terdiri dari dua unsur yaitu unsur ruhani dan jasmani. Di dalam
unusr ruhani sebagai lokomatif manusia yang mengendalikan jasmani terdapat dua unsur juga
yaitu unsur nafsu mutmainah dan unsur nafsu lawwamah. Nafsu mutmainah adalah unsur yang
menggerakkan manusia kepada kebaikan dan kebenaran, sedangkan unsur lawwah adalah nafsu
yang menggerakkan manusia melakukan keburukan dan kesalahan.
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh
hawa nafsu mereka dan Sesungguhnya Telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan
mereka.” (QS An-Najm: 23).
Keinginan yang dimaksud di dalam ayat tersebut adalah sebuah keinginan yang buruk
atau keinginan yang berdasarkan hawa nafsu bukan keinginan yang sesuai dengankeinginan
Allah (wahyu). Yang pada akhirnya akan menyebabkan manusia terpelanting ke neraka jahanam.
Ibnu Abbas mengatakan “Dinamakan dengan hawa karena menjatuhkan pelakunya kepada
neraka”. Adapun nafs maknanya adalah jiwa atau ruh. Jamak dari nafs adalah nufus atau anfus
Namun kata nafs ini telah menjadi kalimat yang berkonotasi negative, yaitu yang bermakna
selalu mengajak kepada keburukan. Begitu juga dengan hawa. Hal ini juga sebagaimana telah
disinyalir dalam Al Quran surat, yang mana memang pada asalnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada keburukan, “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (QS Yusuf: 53).
Ibnu Katsir berkata: “Yaitu (nafsu itu selalu menyuruh kepada keburukan) kecuali nafsu
yang Allah menjaganya (dari keburukan )”.
“Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (QS Yusuf: 53) Jadi yang dimaksud
penghalang yang akan dapat menyebabkan manusia tidak bisa berma’rifat kepada Allah SWT
adalah hal-hal yang muncul dari hawa nafsu manusia dalam. Bentuk Penghalang Pengaruh
Internal dari Hawa nafsu
Dalam kamus Al Munawir edisi kedua fasiq diartikan “ keluar dari jalan yang haq serta
kesalihan ). Orang fasik adalah orang yang mengetahui sesuatu kebenaran dan kesalihan namun
dia tidak melaksanakan apa yang diketahuinya bahkan meninggalkannya. Dengan kata lain orang
fasik adalah orang yang membuat kerusakan dimuka bumi Allah SWT. Mereka adalah orang-
orang yang meningalkan petunjuk Allah dan Rasulallah. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti hawa nafsunya. Orang seperti inilah yang tidak akan dapat mendekati Allah dan tidak
akan dapat melihat Allah sekalipun Allah nampak dihadapannya. Adapun ciri-ciri mereka adalah
seperti firman Allah SWT sebagai berikut:
- Melanggar janji
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu
benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah
menjadikan Ini untuk perumpamaan?” dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak
ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS Al-Baqarah: 26)
“(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan
membuat kerusakan di muka bumi. mereka Itulah orang- orang yang rugi.” (QS Al-Baqarah: 27)
“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang
ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.” (QS Al-Baqarah: 99)
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan
mereka selalu berbuat fasik.” (QS Al -An'am: 49)
“Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak
diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang lalim itu siksa
dari langit, karena mereka berbuat fasik.” (QS Al-Baqarah: 59)
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang
Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang
membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya
dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku
terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau
begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” “Bagaimana
bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang- orang musyrikin), padahal jika
mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan
kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan
hatimu dengan mulutnya sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik (tidak menepati perjanjian).” (QS At-Taubah: 8)
“Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesungguhnya Kami
mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.” (QS Al-A'raf: 102)
"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika
menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.
Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu;
dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang
musyrik." (QS Al-An'aam: 121)
- Lebih Mencintai Keluarga, harta, pangkat dan jabatan dari pada Allah
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah
sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melaran berbuat yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (QS At-Taubah: 67)
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali
dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah
orang-orang yang fasik.” (QSAn-Nuur: 4) Itulah beberapa ayat berkaitan dengan ciri fasik yang
dapt menyebabkan kita terhalang berma’rifat kepada Allah SWT. Adapun hukuman bagi orang
fasik ialah mendapatkan azab dan diakhirat kelak dimasukan kedalam neraka serta tidak diberi
petunjuk oleh Allah.
“Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS Al-Maidah: 108)
“(Orang-orang munafik itu) sama sahaja engkau meminta ampun untuk mereka atau engkau
tidak meminta ampun bagi mereka. Jika engkau (wahai Muhammad) meminta ampun bagi
mereka tujuh puluh kali (sekalipun) maka Allah tidak sekali-kali mengampunkan mereka; yang
demikian itu, kerana mereka telah kufur kepada Allah dan RasulNya; dan Allah tidak akan
memberi petunjuk hidayah kepada kaum yang fasiq.” (QS At-Taubah: 80). Allah memerintahkan
kepada kita agar berhati-hati terhadap orang yang fasik: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika
datang kepada kamu seorang fasiq membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk
menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang
tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menjadikan kamu
menyesali apa yang kamu telah lakukan.” (QS Al-Hujurat: 6)
b. Takabur/Sombong (QS An-Nahl: 22), (QS Al-Mu’minun: 35, 56), (QS Al-Araf: 12)
- Pengertian Takabur
Menurut kamus Al Bisri Takabbur artinya sombong, congkak atau membanggakan diri,
memandang dirinya lebih besar. Orang yang takabbur selalu merasa dirinya lebih baik dan
memandang remeh pada yang lainnya, dia lupa bahwa kelebihan yang dimilikinya bukanlah dari
yang diusahakannya, melainkan pemberian dari Allah, sehingga lupa bahwa semua yang
dimilikinya hanyalah karena karunia Allah SWT semata. Sedangkan menurut istilah takabur
adalah sikap merasa dirinya lebih baik,lebih mulia, lebih kuat, lebih hebat daripada orang lain
dan memandang rendah orang lain. Orang yang takabur enggan untuk mengakui kehebatan orang
lain, kekautan orang lain dan kemuliaan serta lkelebihan orang lain. Jangankan kepada manusia,
orang yang takabur itu bahkjan merasa lebih tinggi dari Allah dan mereka tidak mau taat, tunduk,
patuh kepada Allah SWT serta aturanNya. Penyebab sikap takabur ini bisa berupa Harta,
Pangkat, Jabatan, kedudukaan, ilmu & keturunan. Yang pertama memiliki sifat takabur dari
makhluk Allah adalah makhluk yang terbuat dari Api ( kelompok Jin) seperti yang di gambarkan
dalam surat Al Baqoroh ayat 32 dan surat Kahfi ayat 50. Ketika itu Allah memerintahkan kepada
para makhluq yang terbuat dari Nur dan Nar bersujud kepada Adam tetapi mereka menolak (QS
Al-Baqarah: 34) yang menolak itu dari kelompok Jin (QS Al-Kahf: 50), kenapa kelompok jin
menolak? Berdasarkan surat (QS Al-Baqarah: 34) mereka menolak disebabkan sifat takabur
mereka. Bahkan dijelaskan dalam surat Al-A’raf ayat 12, bahwa ketidakmauan mereka
disebabkan merasa lebih baik dari adam. Itulah penyakit pertama makhluk kepada khaliknya
yang menyebabkan seorang makhluk bila memiliki sifat yang demikian, maka akan
menyebabkan dia menjauh dari ridho Allah. Sifat takabbur hampir sama dengan sifat ujub.
Dimana sifat ujub adalah menganggap kelebihan yang ada pada dirinya adalah atas usahanya
sendiri. Sedangkan sifat takbbur mengganggap dirinya lebih mampu dan meremehkan orang lain.
Sebagaimana firman Allah swt berikut:
”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18) “Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.”
(QS Luqman: 19)
- Pembagian Takabur
Kalau dilihat dari perilaku seseorang yang takabur, maka dapat kita bagikan menjadi dua macam
perilaku sebagai berikut: Pertama perilaku takabur kepada Khaliq. Perilaku takabur kepada
khalik dilakukan oleh dua macam yaitu yang dilakukan oleh perorangan dan banyak orang
seperti berikut: Perilaku takabur yang ditujukan kepada khaliq atau kepada Allah SWT sebagai
pencipta langit dan bumi bisa dilakukan oleh perorangan ataupun oleh banyak. Perilaku yang
dilakukan oleh perorangan seperti ini di dalam alqur’an banyak diceritakan terutama berkaitan
dengan perilaku sebagaimana yang dilakukan oleh Raja Namrud (QS Al- Baqarah: 258), Raja
Fir’aun (QS Yunus: 83) dan Abu Lahab (QS Al-Lahab: 1-5). Mereka mensejajarkan dirinya
sekelas dengan”Allah SWT” mereka adalah orang-orang yang melampaui batas, tidak tahu diri,
dan sangat dibenci oleh Allah SWT. Sedangkan perilaku takabur yang ditujukan kepada Allah
SWT sebagai pencipta langit dan bumi oleh banyak orang, seperti yang di ceritakan dalam
qur’an tentang kaum ‘Ad (QS Al-Araf: 64-72), kaum Tsamud (QS Al-Araf: 73-79), kaum Nabi
Luth (7:80-84), Penduduk Madyan (7:85-93) Kedua perilaku takabur kepada sesama makhluk.
Perilaku takabur kepada sesame makhluk terbagi menjadi dua macam yaitu. Takabur kepada
utusan Allah atau kepada pemimpin umat dan takabur kepada sesama manusia seperti
berikut:Takabbur kepada Rasulullah atau kepada pemimpin umat terjadi ketika seorang Rasul
membawa perintah atau larangan dan anjuran dari Allah untuk disampaikan kepada umat, namun
mereka tidak mengerjakannya sehingga jauh dari taat kepada ajaran dan perilaku Rasulullah.
Hampir semua utusan Allah mendapatkan ujian yang berat dari kaumnya. Tidak sedikit dari
mereka mengalami cercaan, hinaan, ejekan bahkan tindakan fisik dengan menganiyaya sampai
pembunuhan banyak dilakukan oleh umatnya. (QS Al-Baqarah: 88) Takabur kepada sesama
makhluk dilakukan oleh seseorang kepada seseorang yang lainnya disebabkan karena merasa diri
lebih tinggi kedudukannya karena memiliki harta yang lebih banyak, lebih mulia tingkatannya
karena derajat nasab atau karena keturunan bangsawan, lebih kuat keadaannya karena pangkat
dan jabatan yang dimilikinya. Padahal perasaan yang demikian sama halnya dengan memandang
rendah dan merendahkan orang lain sebagaimana sabda Rasulallah: “Kesombongan adalah
menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. (HR. Muslim)
Perilaku takabbur seseorang dapat dilihat dari apa yang diucapkan oleh mulutnya ataupun oleh
tingkah lakunya seperti berikut: Seseorang dapat dikatakan takabbur jika dia memiliki perilaku
suka memuji diri sendiri dihadapan orang lain tentang kelebihan dirinya tanpa menyadari bahwa
kelebihan yang diberikan itu bukanlah karena usaha diri sendiri melainkan ada peran dari orang
lain, bahkan sebenarnya kelebihan itu adalah pemberian dari Allah SWT, Sikap ini muncul
karena merasa dirinya memiliki pangkat dan jabatan yang tinggi, kelebihan harta, ilmu
pengetahuan, dan keturunan atau nasab. Oleh karena itu ia merasa lebih hebat disbanding orang
lain. Padahal sebenarnya di atas langit masih ada langit dan diatas langit paling tinggi disitulah
Allah. Seseorang dapat dikatakan takabur jika dia memiliki perilaku suka memandang orang lain
dengan sinis, martabatnya direndahkan dan tidak mau memuliakan orang lain sehingga
senantiasa meremehkannya, Perilaku ini akan terlihat ketika bertemu dengan seseorang dia tidak
mau menjadi yang pertama memberi salam, dia tidak mau duduk diantara jajaran yang lebih
rendah derajatnya, inginnya selalu paling tinggi atau diantara orang-orang yang dianggap tinggi.
Dia selalu inginnya dilayani bukan melayani. Merasa terhina apabila orang tidak
menghormatinya. Seseorang dapat dikatakan takabur, sombong atau congkak apabila senantiasa
menghina atau pamer kekayaan dan kekuasan sehingga mencela orang-orang yang mempunyai
keterbatasan fisik,ilmu atau harta. Apabila seseorang berbuat kesalahan dia membesar-
besarkannya dengan senantiasa menceritakan kesalahan orang itu kepada yang lain, sementara
kalau dirinya salah dia diam saja dan tidak mau orang lain menegurnya atau menasehatinya.
Perilaku Orang yang takabbur selalu mengira dan meyakini bahwa dirinyalah yang paling benar
dalam segala hal, paling baik dalam segala sikap, dan paling mulia dalam segala tingkaatan, serta
merasa mampu mengerjakan segala sesuatu dan dianggapnya itu semua hasil usaha dan
pikirannya. Sedangkan orang lain dianggap tidak memiliki kemampuan, mereka rendah, mereka
kecil ,mereka hina dan tak mampu berbuat sesuatu. Bahkan orang lain dimatanya selalu berbuat
salah. Seseorang dikatakan takabur apabila dia merasa bahwa sesuatu tidak akan terjadi kecuali
atas peran dirinya. Apabila seorang boss menganggap bahwa pegawainya tidak akan punya
pekerjaan atau uang kalau bukan karena pekerjaan yang dia berikan.Apabila seorang guru
mengatakan kepada muridnya bahwa kamu tidak akan pernah tahu sesuatumkalau tidak
diberitahu aku. Kalau seorang yang kaya mengatkan kepada si miskin bahwa
kamu tidak akan bisa makan kalau tidak dibantu aku. Maka itu semua adalah ketakaburan.
Menyadari sepenuhnya bahwa pujian itu milik Allah, tidak layaklah seorang manusia ingin
dipuji oleh manusia yang lainnya, sadar-sesadar sadarnya bahwa kesempurnaan milik Allah dan
menghinakan diri dihadapan Allah akan menyebabkan diangkatnya derajat oleh Allah SWT.
Belajar untuk menerima kelebihan orang lain dan menyadari kekurangan diri dan siap belajar
dari orang lain untuk memperbaiki diri. Dengan demikian kita akan sellau menghargai kelebihan
orang lain dan belajar menyempurnakan diri dengan melihat kekurangan diri sendiri. Mengakui
kepada diri sendiri bahwa apa yang dimilikinya berkaitan dengan iman,ilmu dan amal bukanlah
atas keberhasilan oleh dirinya tetapi ada peran orang lain yang menyebabkan dirinya terangkat.
Tidak serta merta menyalahkan orang lain dari setiap kegagalan dan tidak mengakui keberhasilan
yang diperoleh karena atas usahanya sendiri. Dia mengakui bahwa kegagalan yang didapat
akibat kesalahan dirinya sendiri dan kebeerhasilan akiabt peran dari orang lain. Karenanya setiap
dari kesalahan senantiasa istigfar dan dari setiap keberhasilan senantiasa bersyukur kepada Allah
swt. Senantiasa mengevaluasi diri dengan tafakur, tadzakur, tadabur dan tasyakur serta istigfar.
Malam-malamnya diisi dengan mentafakuri setiap yang telah dilakukannya. Jam-jamnya
senantiasa diisi dengan dzikir kepada Allah, menit-menitnya diisi dengan mentadaburi setiap
kejadian yang terjadi dihadapnnya dan meminta kepada Allah agar mampu mengambil
hikmanya. Dan detik-detiknya diisi dengan tasyakur kepada Allah dari setiap nikmat yang di
dapatnya sehingga seluruh kegiatan kehidupan dalam kesehariannya bermakna ibadah. “Dan
Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk ke neraka Jahannam
dalam keadaan hina dina”. (QS Al-Mukmin: 60)
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada saya supaya kalian bertawadluk hingga tidak
ada seorang pun yang menganiaya orang lain dan tidak ada seorangpun yang menyombongkan
diri atas orang lain”. (HR. Muslim) Menurut Imam Al- Ghazali ada tujuh kenikmatan yang
menyebabkan seseorang memiliki sifat takabbur yaitu:
- Ilmu pengetahuan, orang yang berilmu tinggi atau berpendidikan tinggi merasa dirinya orang
yang paling pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu atau berpendidikan.
- Amal ibadah yang tidak jelas dapat menyebabkan sifat takabbur apalagi bila mendapat
perhatian dari orang lain.
- Kecantikan dan ketampanan wajah, menjadikan orang merendahkan orang lain dan berperilaku
sombong.
- Harta dan kekayaan, dapat menjadikan orang meremehkan orang miskin.
- Kekuatan dan kekuasaan, dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya ia dapat berbuat
sewenang-wenang terhadap orang lain tanpa melihat statusnya.
- Banyak pengikut, teman sejati, karib kerabat yang mempunyai kedudukan dan pejabat-pejabat
tinggi. Dan orang-orang yang sombong adalah para penduduk neraka Jahannam, berdasarkan
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya penduduk neraka adalah semua orang yang kasar lagi keras, orang yang bergaya
sombong di dalam jalannya, orang yang bersombong, orang yang banyak mengumpulkan harta,
orang yang sangat bakhil. Adapun penduduk sorga adalah orang-orang yang lemah dan
terkalahkan”. (Hadits Shahih. Riwayat Ahmad, 2/114; Al-Hakim,2/499) Mereka akan merasakan
berbagai macam siksaan di dalam Jahannam, akan diliputi kehinaan dari berbagai tempat, dan
akan diminumi nanah penduduk neraka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pada hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti semut
kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan
digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang
sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu
thinatul khabal (lumpur kebinasaan)”. (Hadits Hasan. Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul
Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179; dan Nu’aim bin Hammad di dalam
Zawaid.) Demikianlah takabur sangat membahayakan bagi para pengidap penyakit ini. Siapa saja
yang mempunyai penyakit ini baik para tua, muda, lelaki, wanita, penguasa, hartawan, ilmuwan,
rohniawan, olahragawan, bangsawan, aristokrat, konglomerat maka mereka akan mengalami
hambatan untuk dapat bertaqorub pada Allah SWT kecuali mereka bertobat dengan taubatan
nasuha.
- Pengertian Dzalim
Menurut kamus Al Bisri dan juga Al Munawwir kata dzolim bermakan gelap: “Makna asalnya
adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.” Kata zalim berasal dari bahasa Arab, dengan
huruf “dho la ma” ( ( م ل ظyang bermaksud gelap. Di dalam al-Qur’an sering menggunakan kata
zhulm selain itu juga digunakan kata baghy, yang artinya juga sama dengan zalim yaitu
melanggar hak orang lain. Akan tetapi pengertian zalim lebih luas maknanya ketimbang baghyu,
tergantung kalimat yang disandarkannya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia zalim diartikan
bengis, tidak menaruh belas kasihan,tidak adil atau kejam. Zalim (Arab: ظلم,Dholim) menurut
para ulama adalah meletakkan sesuatu urusan,permasalahan,perkara bukan pada tempatnya.
Contoh sekalipun harga sebuah peci lebih murah dibandingkan dengan harga sepatu, namun pada
penempatannya tetaplah peci dipakai dikepala dan sepatu di kaki. Ketika peci dipasang di kaki
karena punya anggapan lebih murah, dan sepatu dipasang di kepala karena punya anggapan lebih
mahal dibanding dengan sepatu, maka itu adalah sebuah kedzoliman. Karena meletakkan sesuatu
bukan pada tempatnya. Lawan kata dari zalim adalah adil. Artinya menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Sebagaimana karakter gelap, dia menutupi cahaya, menghalangi sinar yang akan
masuk ke dalam hati yang bersih. Disanalah suburnya keburukan. Ditempat itulah bibit kejahatan
ditanamkan.maka tidak heran kalau zalim adalah salah satu hal yang dapat menghalangi
taqarubnya seorang manusia kepada Allah, menghalangi mendekatnya makhluk kepada khaliq.
Ada seorang tokoh kafir quraisy yang sangat dihormati para pembesar quraisy lainnya. Namun
sayang karena memiliki sifat zolim pada dirinya dia tidak mampu menrima cahaya Allah orang
itu adalah AL walid bin Mughiroh. Suatu saat dia menemui Rasulallah dan meminta dibacakan
kalam Allah. Setelah dibacakan namapk raut mukanya menampakkan penghayatan yang
mendalam. Belaiua adalah seorang ahli syair tersohor di kaumnya.dia lah yang paling
ahli.setelah mendengar kalam Allah. Dia mengatkan kepada kaumnya dan memuji keindahan
qur’an baik dari segi bahasa, isi, suunan dan segalanya. Pujian ini mendapat kecaman dari
pembesar quraisy yang lain. Karena kalau al walid megatkan begitu pasti akan banyak orang
quraisy yang mengikutinya. Kemudin pembesar itu mendesak al walid untuk tidak memuji-muji
al qur’an. Karena Al Walidpun takut ditinggalkan para pemesar kaumnya maka diapun berbalik
bukan memuji tapi malah menghasut bahakan mengatkan bahwa al qur’an adalah sihir yang
dapat mebius manusia yang mendengarnya seperti dikatakn dalam al mudastir Ayat 11-31.
Kemusyrikan
“Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)
Kemusrikan adalah dosa yang paling besar karenanya Allah SWT tidak akan mengampuni dosa
tersebut selama pelakunya tidak bertobat dengan tobatannasuha. Kemusrikan adalah kesetiaan
ganda dan penyelewengan dari ketaatan dan kepatuhan. Dia adalah perselingkuhan aqidah dalam
ibadah. Mereka suka pada kehidupan yang gelap. Jangankan Allah, manusia saja tidak mau
dikhianati. Seorang suami atau seorang isteri akan murka ketika mengetahui pasangannya
melakukan perselingkuhan. Karena itu kemusrikan akan menutup hati seseorang dan menutup
hati yang lainnya yang pada akhirnya menutup kepada kebenaran. Pelakunya tidak akan dapat
mencapai kebenaran yang hakiki sehingga dia akan hidup dalam kegelapan di tengah-tengah
cahaya yang terang benderang.
“Dan kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu
dekati pohon ini , yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”. (QS Al-Baqarah:
35) Sifat lalai adalah perilaku iblis yang menjelam pada manusia. Hakekatnya mereka adalah
tidak suka pada yang baik dan benar. Sehingga setiap mendengar yang baik dan benar hatinya
berat untuk melakukan. Sifat lalai adalah jalan lain iblis menggoda manusia untuk tidak patuh
dan tidak taat kepada Allah SWT. Jika iblis tidak mampu menggoda manusia untuk
meninggalkan kebaikan dan kebenaran. Iblis tidak akn berhennti menggoda, dia akan mencari
jalan lain yaitu dengan meniupkan ke dalam diri manusia dengan merasa berat melakukan
kebaikan dan kebenaran tersebut. Digantunginya mata manusia, ditindihnya badan manusia.
Ditariknya punggung manusia, ditahannya kaki dan tangan manusia melakukan segala kebaikan
dengan cara menghembus-hembuskan dan meniup-niupkan malas. Melalaikan untuk bersegera
melakukannya dengan membisikan, nanti sajalah, kamukan baru selesai dari pekerjaan yang
berat, kamukan lelah istirahlah dulu, tenanglah kan waktunya masih panjang, sabarlah dulu
orang lain juga belum ada, dan sederet alasan lain yang pada intinya manusia agar lalai. Lalai itu
membahayakan dan akan merusak diri seseorang. Lalai adalah tipuan iblis dan setan yang paling
ampuh. Tapi barang siapa terperangkap ke dalamnya, sebenarnya dia telah menceburkan ke
dalam neraka jahanam. Kaena itu lalai dapat menjauhkan dari cahaya Allah masuk kedalam jiwa
yang bersih.
Mengganti atau merubah perintah Allah “Lalu orang-orang yang zalim mengganti
perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. sebab itu kami
timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, Karena mereka berbuat fasik.” (QS Al-
Baqarah: 59) Penyakit manusia yang tertutup hatinya adalah kegemarannya merubah-rubah
perintah Allah. Perlu diketahui bahwa sebenarnya perbautan itu adalah perbuatan iblis
sebagaimana janjinya pada Allah:
“Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah
berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka,”(QS An-Nisa: 117)
“Yang dilaknati Allah dan syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari
hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya),”(QS An-Nisa: 118)
“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong
pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatangternak), lalu mereka
benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-
benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain
Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS An-Nisa: 119)
“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan- angan kosong
pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.”
(QS An-Nisa: 220)
“Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari daripadanya.” (QS
An-Nisa: 221)
buruk dan bohong, sifat buruk tangan mengambil yang bukan hak, sifat buruk ahti dengan
su’udzonnya, sifat buruk kaki melangkah ke tempat maksiat. Jika itu terjadi maka kita akan
- Kekafiran:
Penyakit lain yang akan dapat menghalangi orang untuk dapat berma’rifat kepada
yang lari dari kebenaran mereka adalah fir’aun-fir’aun yang bergentayangan di muka bumi
ini. Mengapa mereka disebut fir’aun ? kalau kita kiratakan ( dikira-kira tapi nyata) fir’aun
itu dua kata bahasa arab fir artinya lari ‘aun artinya pertolongan. Jadi fir’aun adalah orang-
orang yang lari dari pertolongan Allah SWT. Mereka tidak mau diselamatkan Allah,
bahkan mereka adalah orang-orang yang menentang kebenaran dari Allah. Setiap
penolakan yang dilakukan oleh manusia kepada aturan-aturan Allah adalah bentuk
penolakan atau bentuk kekafiran. Sehingga mereka akan hidup dalam kegelapan dan
kehancuran.
- Kemaksiatan
“Lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka
ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.”
diri sendiri”:
“Yaitu orang yang meremeh kan dari melakukan sebagian kewajiban dan melakukan
yang terobsesi dengan kesenangan dunia yang penuh dengan permainan tipuan. Siapa saja
yang menceburkan diri di dalamnya pasti akan mengalami kerugian dunia dan akhirat.
bodoh yang menjadi sok pemberani.padahal keberanian yang dimiliknya akan menjadi
penyebab dari segala kerugian yang akan dialaminya kelakj di akhirat, bahkan mungkin
“Berkata kepada kami Abu Daud, berkata kepada kami Ar Rabi’, dari Yazid, dari Anas,
katanya bersabda Rasulullah صلى هللا عليه وسلم:Kezaliman ada tiga;1. Kezaliman yang tidak akan
Allah
biarkan.2. Kezaliman yang akan diampuni.3. Kezaliman yang tidak akan diampuni.Ada
pun kezaliman yang tidak akan diampuni adalah kesyirikan, Allah tidak akan
mengampuninya. Lalu kezaliman yang diampuni adalah kezaliman seorang hamba jika dia
yang tidak akan Allah biarkan adalah kezaliman sesama manusia (maksudnya Allah Ta’ala
akan memberikan balasan setimpal bagi pelakunya, pen).” (HR. Ath Thayalisi No. 2109,
2223)
Karena itu kita dilarang untuk melakuklan kezaliman kepada siapapun termasuk
kezaliman kepada diri sendiri. Bahkan tidak dibenarkan berbuat zalim kepada makhluk
apapun sekalipun dia lebih kecil, lebih lemah, lebih buruk, lebih kurang atau lebih segala-
Dari Abu Dzar Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi صلى هللا عليه وسلمbersabda tentang apa yang Beliau
riwayatkan dari Allah جل جاللهbahwa Dia berfirman: Wahai hamba Ku Aku haramkan zalim
atas diri-Ku.Dan kujadikan ia larangan bagimu, maka janganlah saling menzalimi. (HR.
Karena itu setiap perilaku kezaliman hendaknya dijauhi dan ditinggalkan jangan
sampai ketika ada yang berbuat zalim kita membiarkanny atau bahkan kita ikut-ikutan
berbuat zalim. Allah telah menyuruh kita agar menjauhi orang-orang yang suka berbuat
“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan
kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun
selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (QS Huud: 113)
Bahkan seharusnya setiap diri dari kita yang ingin menjadi seorang khalifah fil ardh
yang tulen, ketika melihat kezaliman harus berani mencegahnya sebagaimana sabda
Rasulallah SAW:
“Hendaknya seseorang menolong saudaranya yang zalim atau yang dizalimi. Jika dia
pelaku kezaliman maka hendaknya mencegahnya, maka itu adalah pertolongan baginya.
Jika dia yang dizalimi, maka tolonglah dia.” (HR. Muslim No. 2584)
padahal tidak melakukan sesuatu. Mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan yang
sebenarnya. Mengakui perbuatan yang tidak pernah dikerjakan. Setiap perbuatan dusta
adalah dosa kecuali dusta dikarenakan untuk menyelamatkan aqidah dan dusta untuk
Firman Allah swt. dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 60 yang berbunyi:
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap
Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi
Dusta itu perbuatan menumpuk-numpuk dosa yang jika terus dikerjakan maka akan
menutupi hati yang bersih menjadi kelam. Jika hati sudah hitam kelam maka sukar
kebenaran akan masuk ke dalamnya. Dusta adalah perbuatan yang seakan-akan bagi
meninggalkan hidangan-hidangan yang besar dan lengkap serta sempurna yang akan
“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaknya dia menyiapkan
ingin mengejer keuntungan yang kecil, ketenaran yang kecil, ingin disukai, ingin dikenal
dan lain sebagainya. Hendaknya kita sellau mecintai dan membiasakan kebenaran dalam
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran
apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi
Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta
Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan
Sering orang ingin merasa terhormat dia rela melakukan dusta. Padahal
kebohongan itu tidak akan abadi. Cepat lambat kebohongan akan terungkap yang akhirnya
kehinaanlah yang didapat. Perbuatan dusta sangat dibenci oleh siapapun. Jangankan orang
beriman. Orang kafirpun tidak ingin di dustai sekalipun dia pelaku dusta yang sebenarnya.
- Banyak Dosa
“Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan setiap orang yang
Satu hal lagi yang akan menutupi hati kita dari cahaya Allah dan bisa berma’rifat
kepada Allah dengan benar adalah perbuatan dosa. Kebenaran adalah cahaya Allah dan
siapapun yang menjadi pelakunya maka dia termasuk orang yang mendapat karunia besar
dari Allah. Sedangkan dosa adalah tirai pekat yang akan menutup hati, siapapun pelakunya
dia akan mendapat kehinaan dan azab yagn pedih dari Allah SWT. Rasul bersabda tentang
Dari an-Nawwâs bin Sam’ân Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Aku bertanya kepada
Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebajikan dan dosa, maka beliau
menjawab, “Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa yang membuat
bimbang (ragu) hatimu dan engkau tidak suka dilihat (diketahui) oleh manusia.” (HR.
Muslim)
Pelaku dosa adalah mereka yang gemar membuat istana di neraka yang lantainya
adalah suluh neraka dan hidangannya adalah darah dan nanah serta pelayannya adalah
malaikat-malaikat yang keras dan kasar. Tidak ada dosa besar kalau kita selalu bertobat
dengan tobat yang benar pasti Allah akan mengampuni.juga tidak ada dosa kecil kalau
seandainya kita gemar melakukan dosa dan tidak pernah mau bertobat, maka pintu surga
Selama penyakit ini hadir dalam diri kita, maka selama itu pulalah cahaya ma’rifat akan
sukar tembus ke dalam hati. Kekerasan dan kekotoran hati akibat unsur-unsur kotor
tersebut di atas harus dibersihkan sebagaimana diterangkan dalam buku mensucikan jiwa
karangan Said Hawa yang merupakan intisari dari buku karya Imam Al Ghazali yaitu Ihya’
Ulumuddin beliau menyebutkan bahwa penyalit tersebut harus dibersihkan dengan cara
diri), mu’aqabah (menhukum diri bila tidak bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri
- Jahil
Kata jahil berasal dari bahasa arab Jahala, Yajhalu, Jahlan wa jahaalatan yang
artinya itu tidak tahu, pandir atau bodoh. Dalam beberapa ayat yang berkaitan dengan jahil
ini ada dalam surat (QS Al-Baqarah: 67, 273), (QS An-Nisa: 17), (QS Al-Maidah: 50), (QS
Kalau dilihat dari ayat-ayat di atas, maka sebutan jahil diatas bukanlah karena
mereka bodoh dalam artian tidak bisa menulis dan membaca tetapi bodoh karena tidak bisa
mau memahami ayat-ayat Allah SWT, mereka tidak bisa memahami kehendak Allah SWT.
kehendak Allah SWT. Sehingga mereka disebut bodoh disebabkan tidak bisa melihat
keuntungan yang besar yang ada dihadapannya. Yang Allah berikan itu yang akan
menguntungkan manusia bukan yang akan merugikan. Yang akan menyelamatkan mereka
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?” (QS As-Shaff: 10)
Para pembesar kaum terdahulu mereka bukanlah orang yang tidak menguasai
hukum-hukum yang berlaku diantara mereka, mereka sebenarnya adalah para bangsawan
diantara kaumnya. Mereka adalah orang-orang yang terdidik menurut kebiasaan kaumnya.
Namun ternyata ketinggian derajat ilmu dan harta yang dimilikinya itu tidak mampu
menerima cahaya Allah sehingga Allah menyebutnya mereka adalah kaum jahiliyah.
karena kejahiliannya, mereka tidak mampu menerima cahaya Al-Qur’an.
Beda sekali dengan bilal yang menurut ukuran saat itu adalah budak yang tidak
sama kadarnya dengan para pembesar kaumnya. Namun karena kecerdasannya mampu
menerima cahaya qur’an. Jadi kejahilan tidak identik dengan rendahnya derajat ilmu dan
harta yuang berlaku diantara mereka. Bisa jadi tinggi derajat harta ilmu dan amal diantara
kaumnya tetapi rendah deratnya dihadapan Allah. jadi kejahilan yang dimaksud diatas
adalah kejahilan menurut qur’an. Siapa saja yang mereka tidak mau menerima cahaya
- Ragu-ragu
Yang tidak kalah penting penyakit yang ada dalam diri manusia yang dapat
menghalangi cahaya Allah menembus qolbu adalah sifat ragu-ragu. Ragu-ragu adalah
peluang besar terjadinya musibah bagi para pemiliknya. Ragu-ragu adalah penghalang
terbesar melangkah kepada kebenaran. Ragu-ragu adalah musuh besar manusia dalam
segala hal. Ragu-ragu adalah penyakit menular yang harus di berantas. Keberadaanya akan
bawah ini:
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah
(HR Bukhari)
Keraguan adalah ketidak pastian, kehilangan arah dan pegangan. Keraguan adalah
ketidakyakinan dan kekalutan serta kegoncangan jiwa dalam diri manusia. Mau jualan
ragu-ragu takut tidak laku. Mau silaturahmi ragu-ragu takut tidak ada orangnya. Mau
melamar kerja ragu-ragu takut tidak diterima. Mau mengerjakan kebaikan ragu-ragu takut
tidak dilihat orang....ya itulah ragu-ragu. Keraguan adalah sumber kegagalan dan
Pangkal dari keraguan adalah keterbatasan ilmu atau kurangnya ilmu. Sedangkan
kokohnya keyakinan dikarenakan dasar ilmu yang benar dan kuat. Pengetahuan berawal
dari sangkaan yang nilainya belum pasti benarnya. sedangkan ilmu adalah pengetahuan
yang sudah dibuktikan dalam kebenaran. Allah melarang manusia mengikuti persangkaan
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS Yunus: 36)
“Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. Mereka tidak lain
Karena itu jika kita dihadapkan dengan sebuah keraguan hendaklah kita berhenti
dipersimpangan pilihan itu (keraguan itu) kemudian berfikirlah dengan cermat minta
pertolongan kepada Allah agar diberikan kemudahan dan keyakinan yang kuat dalam
tidak sesuai dengan yang diinginkan ingatlah bahwa semuanya sudah ada dalam
genggaman Allah segala urusan di dunia ini dengan selalu muhasabah diri dan
memperbanyak istigfar.
- Menyimpang
norma atau kaidah yang berlaku atau diberlakukan. Allah SWT sebagai khaliq telah
membuat sebuah aturan yang tertera dalam wahyu yang disampaikan kepada para
Rasulnya. Dan setiap rasul mempunyai kewajiban untuk menyampaikan semua itu.
Seorang rasul tidak diperkenankan menyimpang dari perintah Allah SWT sekalipun
menuntut resiko yang besar akibat dari perintah itu. Makanya tidak sedikit para Nabi dan
rasul serta orang yang menjalankan kehendak Allah di muka bumi ini bertemu dengan
kematian.
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam
Aturan adalah sebuah kesepakatan yang telah disepakati oleh seluruh orang-orang
yang ada pada sebuah tempat baik dibatasi oleh teritorial maupun oleh sebuah
kelembagaan. Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan
(norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh
misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan
devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak
interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
petunjuk kepada manusia agar tidak tersesat dalam perjalanan di dunia menuju tempat yang
Mahqoman mahmudah. Bahkan dikirimnya juga seorang Rasul (utusan) sebagai penjelas
dari petunjuk yang diberikan agar manusia tidak tersesat di dunia ini. Agar manusia tidak
tertipu dan terpedaya oleh indahnya kehidupan dunia yang ditiupkan oleh sang pendusta
pasangan hidup.
Tidak sedikit manusia yang asalnya berorentasi hanya mengabdi kepada Allah
berubah seketika ketika melihat kesempatan untuk mendapatkan kesenangan hidup. Dia
menjadi menyimpang dari rel yang sebenarnya. Banyak orang yang berjatuhan di jalan
da’wah hanya urusan ini, padahal rasul telah memberitahukan bahwa indah dan lezatnya
dunia itu ibarat setitik air yang keluar dari telunjuk seseorang setelah telunjuk itu
manusia banyak yang terpeleset di muka bumi ini sekalipun setiap zaman dan masa telah
keterpaksaan tuntutan hidup dan pemaksaan kehendak oleh orang lain, yang kalau
dirangkum itu semua karena lemahnya iman dan ilmu serta amal yang kurang dibimbing
wahyu. Bagi yang kuat iman dan luasnya ilmu serta amalnya terbimbing dengan wahyu
maka kekuasaan akan menajdi bermanfaat bukan hanya bagi dirinya tapi juga orang lain
jangankan jadi presiden jadi ketua Rtpun warganya akan hidup rukun damai tentram.
Tetapi kalau tipis iman sempit ilmu dan amalnya digandeng dengan nafsu maka semakin
besar kekuasaan akan semakin banyak roang menderita. Lihatlah Raja Nabi Sulaiman yang
kekuasaannya sangat luas, kemudian bandingkan dengan Raja Fir’aun. Para Khalifah yang
empat Sayyidina Abu Bakar dengan gelarnya Assidiq, Sayyidina Umar Ibn Khatab dengan
gelarnya Al Faruq , Sayyidina Utsman Bin Affan dengan gelarnya Dzunur’ain dan
Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan gelarnya karomallahu wajhah. Bandingkan dengan
para pembesar tirani, tengoklah Al fatih dan lainnya. Mereka beda, sangat beda sekali.
Begitupula kalau kuat iman luas ilmu dan terbimbing wahyu amalnya, maka
walaupun begitu berat dan besarnya beban hidup dan goncangannya tidak akan pernah
digadaikan selamanya sekalipun dia harus menahan lapar atau bahkan lapar membawa
kepada kematiannya. Pemaksaan kehendak dari luar apakah dengan siksaan, ancaman,
fitnahan, ejekan, dan embargopun tidak akan melemahkan dirinya untuk senantiasa berada
dalam shirotol mustaqiim, Sedangkan kalau kulit imannya setipis kulit ari, sempit ilmunya
sebesar lubang jarum dan amalnya dikontrak dengan nafsu maka jangankan berat hidupnya
yang diiringi dengan guntur menggelegar kilat menyambar, cukup dengan angin sepoy
kesempitan hidup saja, maka dia akan terpelanting dengan penyelewengan. Lihatlah Bilal,
Khadijah sampai habis hartanya, Mus’ab Bin Umair putra bangsawan yang disiksa oleh
orang tuanya sendiri, mereka tidak mengeluh dan menukar akherat dengan dunia.
Semoga kita dijauhkan dari hati yang cenderung kepada penyelewengan dan
kemaksiatan. Karena setiap penyelewengan dan kemaksiatan akan menjauhkan dari rel
- Lalai
Lalai adalah sifat manusia yang yang mempunyai arti kurang hati-hati; tidak
mengindahkan (kewajiban, pekerjaan, dsb) atau lengah kurang konsentrasi. Sikap tersebut
adalah sikap yang akan dapat membahayakan baik dirinya sendiri atupun orang lain.
disebabkan oleh faktor manusia yang bernama lalai. Kelalaian itu berupa. Malas mengecek
sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan SOP, lupa karena tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dilakukan atau kurang hati-hati ketika mengerjakan sesuatu yang
mengakibatkan masalah besar. Bisa juga disebabkan tidak mengindahkan kewajiban dlam
Pada setiap profesi yang dikerjakan oleh manusia menuntut totalitas dan
pengerjaan yang sungguh-sungguh dan dikerjakan dengan tulus hati dan punya tanggung
jawab yang tinggi pada profesi tersebut. Jika semua profesi yang ada dimuka bumi ini
dikerjakan seperti diatas. Maka masalah besar yang datang dari unsur manusia berupa
“Human Errors” tidak akan terjadi. Karenanya dituntut semua orang fokus, ikhlas, sabar,
Jika urusan dunia saja harus bersungguh-sungguh, fokus dan ikhlas. Apalagi untuk
urusan akhirat. Karena itu Allah dalam surat al’maun menyebutkan bahwa para penduta
Salah satu ciri rang yang lalai terhadap sholatnya adalah orang yang lalai pada saat
panggilan sholat datang dia malah tidak bersegera mengerjakan sholat, Padahal, sifat malas
untuk solat dan mengulur-ulur waktunya adalah sifat orang-orang munafik. Allah
berfirman:
“Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang Menipu
mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat mereka lakukan dengan malas. Mereka
bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah
Masalah mengulur waktu ternyata menjadi perilaku manusia yang sulit dihindari
terutama dalam mengerjakan perintah Allah. Padahal dengan menunda atau melailaikan
menandakan kita kurang patuh kepadaa Allah. Seorang Bos atau direktur tidak akan suka
jika para bawahannya atau stafnya menunda pekerjaan yang sudah menjadi
tanggungjawabnya. Apalagi Allah yang tidak pernah ingkar janji dan tidak akan pernah
bangkrut psti tidak suka melihat hamba-hambanya malas melaksanakan perintah Allah.
Setan tidak akan tinggal diam dan berusaha membuat solat menjadi beban yang begitu
berat. Tapi kita harus selalu sadar bahwa menunda waktu solat sama saja mengundang
celaka. Imam Ali bin Abi tholib pernah berpesan,
“Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah melebihi solat. Maka janganlah kalian
disibukkan dengan urusan dunia sehingga melalaikan waktunya. Karena Allah mencela
suatu kaum dalam firman-Nya (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya yaitu
Lalai dalam wudhu, saat dia wudhu tapi tidak memperhatikan kualitas wudhunya
dengan baik, lalai memperhatikan kualitas airnya,kualitas kafiatnya, atau lalai dalam
memperhatikan kualitas kebersihan bajunya, atau lalai dalam hal gerakan sholatnya. Tiba-
tiba begitu takbir selesai teringat hutang seseorang yang belum dibayar, mengingat-ingat
brang yang lupa menyimpannya, teringat rencana ingin pergi keluar kota dan berbagai
masalah tiba-tiba memenuhi pikiran. Bahkan sering kita lupa jumlah rokaat karena
memikirkan hal lain diluar solat.lalai dalam bacaan sholatnya ataupun lalai dalam
Semua pengaruh internal dalam diri manusia yang menjadi penghalang seseorang
untuk mengenal Allah lebih dekat seperti yang disebut di atas yaitu fasiq, takabur, dzalim,
dusta, banyak dosa, jahil, ragu-ragu, menyimpang dan lalai harus lah segera diobati. Sebab
penyakit hati tersebut dapat menular dan menyebabkan komplikasi kekafiran dan
kemusyrikan. Membiarkannya dapat merusak organ ruhani dan kematian keimanan kepada
Allah.
Obat yang paling mujarab untuk mengobati penyakit diatas adalah memperbanyak
tazkiyatunnafs seperti yang disebutkan oleh Sa’id Hawa dalam bukunya Tazkiyatunnafs
karya ulama besar Al ghazali. Adapun sarana tazkiyatunnafs itu adalah dengan
A. Sholat
Hendaknya sholat kita mulai diperbaiki dengan dimulai dari memperbaiki wudhu
kita berdasarkan ilmu yang telah kita pelajari dari buku atau bertanya kepada yang
akhlinya, bukan dari yang kita lihat semata. perhatikanlah syarat dan rukunnya bahkan
kaifiatnya juga termasuk pemaknaan dari doa yang dibaca ketika wudhu. Setelah itu
nikmati dan resapi setiap tetesan air membasuh setiap anggota badan kita. Kita berharap
kelak Allah mensucikan diri kita dari setiap penyakit yang timbul dari diri kita berupa
fasiq, takabur, dzalim,dusta, Banyak dosa, jahil, ragu-ragu, menyimpang dan lalai yang
Setelah itu kita perbaiki juga sholat kita dari mulai niatnya, gerakannya, bacaannya,
kafiaatnya, sudah sesuai dengan syarat dan rukun serta ketentuan sunah? kalau sudah
kemudian kita tingkatkan sudah kita mengetahui bacaan dan pemahamannya terhadap
semua bacaan dan gerakan tersebut? bagaimana juga dengan pemkanaan dari simbol
silmbol seperti takbiratul ihrom, ruku, ‘itidal, duduk diantara dua sujud, tahiyah, salam
sudah kita ketahui dan rasakan? tidak kalah penting adalah dengan pengamalan kita dalam
seharian. Karena pada dasarnya shoalt adalah miniatur kehidupan. Yang pada akhirnya
bisa tidak sholat kita mencegah dari kemungkaran, fasiq, takabur, dzalim,dusta, banyak
dosa, jahil, ragu-ragu, menyimpang dan lalai yang sering dilakukan oleh kita?
khusyu’, semakin sholat kita berkualitas semakin bersih dan sehat ruhani kita. Semakin
Kebersihan hati juga sangat dipengaruhi oleh kebiasaan kita untuk mengeluarkan
zakat infaq dan shodaqoh. Tidak sedikit orang yang mengakui beragama islam bahkan suka
mengerjakan sholat tetapi dia meninggalkan zakat infaq dan shodaqoh atau mungkin
melalaikan kewajiban tersebut. Padahal dari setia rezeqi yang didapatkan dari Allah
mereka diharuskan mengeluarkan zakat dan infaq serta shodaqohnya. Sebagaimana firman
Allah
Ketika seseorang mengeluarkan zakat infaq dan shodaqoh berarti dia telah menjaga
kebersihan dan kesucian harta yang dimakan dan dimilikinya. Bagi orang yang
mengeluarkan infaq itu sendiri, Rasulullah SAW pernah bersabda melalui Sayyidina Ali
ra, bahwa harta yang di-infaq-kan itu sebelum sampai kepada yang menerimanya akan
banyak)
- Kuntu shaghiratan fa kabbartani (dulu aku kecil, sekarang kau jadikan aku
besar)
- Kuntu aduwwan fa ahbabtani (dulu aku musuh, sekarang kau jadikan aku yang
dicintai)
- Kuntu faniya fa abqaitani (dulu aku fana, sekarang aku kau kekalkan)
- Kuntu makhrus fal’an sirtu haritsan (dulu aku yang dijaga, sekarang aku yang
akan menjagamu).
Adapaun yang dimakan akan mempengaruhi hatinya. Ketika yang dimakan ada
kekotoran, maka hatinya akan ada kotor ketika kotor hatinya maka akan kotor segalanya.
Sabda nabi.
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya
orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah
(ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah
adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal
daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.” ( H.R Bukhori dan
Muslim).
Karena itu jika ingin hati bersih dan semua penghalang ruhani untuk mengenal
Allah hilang, hendaknya kita sesering mungkin membiasakan kewajiban zakat dan infaq
apalagi disertai dengan kebioasaan shodaqoh insya Allah hati akn bersih ruhani akan suci
sehingga kita akan dapat mudah mengenal Allah dan Allah pasti akan mengenal kita
dengan baik.
C. Shaum
Ibadah shaum juga dapat mempengaruhi kebersihan hati dan kesucian ruhani yang
pada akhirnya akan membawa jiwa yang tenang ini berkenalan dengan Allah. Dengan
kebiasaan shaum yang kita jalani akan dapat melembutkan hati. Karena orang yang suka
menjalani shaum mereka adalah orang yang berusaha mengendalikan dirinya dengan
keinginan Allah. Dia akan berusaha seoptimal mungkin melaksanakan perintah Allah
dengan sebaik-baiknya. Apa saja yang akan mengotori ibadah shaum apoalagi
membatalkan maka akan dia akan menjauhinya. Maka tidak heran orang yang suka shaum
dia akan lebih dekat muroqobahnya dengan Allah. Allah berjanji akan memberikan berkah
kepada orang yang berpuasa. Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu'aim: "Berpuasalah maka kamu akan sehat."
Maka orang yang shaum dia akan sehat jasmani dan ruhaninya. Artinya dia akan
mudah mengenal Allah bahkan bukan hanya mengenal Allah, diapun akan dapat
memahami kehendak Allah karena dia melihat dengan mata hati bukan mata dzohir.
D. Shaum
Ibadah haji adalah ibadah fisik dan ruhani. Siapapun yang menegrjakannya mereka
adalah orang-orang yang trelah mempunyai kesiapan fisk dan ruhani yang kuat. Haji
adalah perjalanan menuju rumah Allah (Baitullah) yang suci untuk melaksanakan ritual
ibadah yang terdiri dari perbuatan dan perkataan yang telah dicontohkan oleh Rasulullahs,
seperti ihram, thawaf di Baitullah Al-Haram sebanyak tujuh kali, Sa’i tujuh kali antara
bukit Shafa dan Marwa, wukuf di Arafah, dan melempar jumrah di Mina, serta ritual-ritual
lainnya.
Di dalam ritual haji, banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh seorang hamba, di
antaranya ketika dia berniat haji dengan memakai pakaian ihram mengandung arti bahwa
dirinya telah mendeklarasikan tauhid kepada Allah, pakaian ihram menggambarkan niat
yang bersih dan suci,hati yang bersih dan suci,pikiran yang bersih dan suci, sebagaimana
pakaian adalah sesautu yang membungkus badan manusia di dalam rangka meminta
ampunan yang besar dari Allah bagi yang melaksanakan haji. Kesempurnaan itu harus
dimulai dari kebersihan dan kesempurnaan serta kesucian niat dan pakain yang dipakai.
persegi dengan 3 putaran berlari kecil dan 4 putaran berjalan dengan melawan arah jarum
jam.
7 lapis langit dan 7 lapis bumi. Bahwa kerja keras dan jihad menjadi motivasi bagi setiap
diri kaum muslimin kalau perlu melawan arus sekalipun. Sa’I dengan lari-lari kecil dari
bukit shafa ke marwah. Shafa artinya suci marwah artinya mulia. Hal ini menggambarkan
bahwa untuk mencapai derajat kemuliaan harus diawali dengan kesucian dan dengan
kesiapan lari untuk berjihad. Wukuf di arafah adalah sebuah fenomena berkumpulnya
dan meikul smeua beban diantara sesam muslim. Melempar jumrah adalah sebuh sikap
kebencian yang ditujukan kepada semua langkah-langkah setan laknatullah.
Semua hal diatas merupakan ritual yang akan dapat menghilangkan penyakit diri
dari seorang hamba Allah. Haji akan menghapuskan kesalahaan dan dosa-dosa. Dari Abu
“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat
E. Tilawah qur’an
Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang
Dari ayat di atas dapatlah disimpulkan bahwa orang yang suka bertilawah qur’an
adalah orang yang mempunyai keimanan yang tinggi sedangkan yang meningalkannya
adalah orang-orang yang akan merugi. Membaca dengan tilawah qur’an akan dapat
“Banyak diantara saudara2 kita kaum muslimin, dia tidak membaca Al-Qur'an kecuali
setiap kali seseorang membaca Al-Qur'an dengan niat tertentu maka akan mengalir
Al-Qur'an adalah pedoman hidup, dan niat adalah transaksinya orang berilmu.
Dengan landasan dan titik tolak ini, saya ingin mengingatka diri sendiri dan
saudar2ku dengan berbagai niat yg dapat dihadirkan ketika kita membaca Al-
Qur'an, diantaranya:
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan mendapatkan hidayah dari Allah SWT.
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan mengobati penyakit2 lahir dan batin dengan Al-
Qur'an.
Saya membaca Al-Qur'an tujuan agar Allah SWT mengeluarkanku dari kegelapan
menuju cahaya.
Saya membaca Al-Qur'an karena ia adalah pengobatan bagi hati yg keras. Dalam
membacanya terdapat ketenangan hati, hidupnya hati dan kokohnya bangunan hati.
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan karena Al-Qur'an merupakan jamuan Allah
SWT.
Saya membaca Al-Qur'an sehingga saya tidak tercatat sebagai orang-orang yg lalai dan
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan menambah iman dan keyakinan kepada Allah
SWT.
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan memenuhi perintah Allah dengan tertib.
Saya membaca Al-Qur'an untuk mendapatkan pahala sehingga saya bisa meraih 10
kebaikan dari setiap huruf dan Allah akan melipatgandakannya kepada siapa saja yg Ia
kehendaki.
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya mendapatkan syafa'at Al-Qur'anul Karim di hari
kiamat kelak.
Saya membaca Al-Qur'an hingga Allah meninggikan derajat saya dan dengannya
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya naik -layak- mendapat derajat surga dan saya
memakai mahkota dan memakaikan pakaian kebesaran kepada kedua orang tua saya
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan taqarrub mepada Allah melalui kalam-
Nya.
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya menjadi ahlulloh wa khossotihi (keluarga Allah
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan bahwa orang yang mahir membaca Al-Qur'an
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan agar selamat dari api neraka dan adzab Allah.
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya berada dalam maiyyatulloh (kebersamaan dengan
Allah).
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya tidak menjadi orang yg hina sehina-hinanya.
menuntut/mencelakakan saya.
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan bahwa memandang mushaf adalah ibadah.
Saya membaca Al-Qur'an hingga turun kepada saya ketenangan dan saya diliputi
Saya membaca Al-Qur'an dengan tujuan mendapatkan kebaikan dan keutamaan disisi
Allah SWT.
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya tidak tersesat di dunia dan tidak sengsara di akhirat.
Saya membaca Al-Qur'an agar dia menjadi teman dekat saya di dalam kubur dan cahaya
bagi saya diatas jalan kehidupan, menjadi petunjuk bagi saya di dunia dan penuntun
menuju surga.
Saya membaca Al-Qur'an agar Allah mendidik saya, menta'dib dengan akhlak yang
Saya membaca Al-Qur'an agar jiwa saya sibuk dengan kebenaran sehingga kebatilan
Saya membaca Al-Qur'an untuk menempa diri, melawan setan dan hawa nafsu.
Saya membaca Al-Qur'an agar Allah menjadikan penghalang sebagai penutup antara
Saya membaca Al-Qur'an agar saya berdakwah kepada umat untuk mengamalkan isi dan
hokum-hukum-Nya.
Saya membaca Al-Qur'an hingga saya merasa bahwa Allah sedang berbicara kepada
saya. Saya membaca Al-Qur'an agar saya tahu darinya kondisi umat-umat terdahulu.
Marilah kita menjadi ahlul Qur'an. Dan ini adalah bisnis kita dengan Allah yang
F. Dzikir
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir
Kenapa dengan berdzikir hati menjadi tenang ? lisan merupakan pancaran amalan
pikiran dan hati. Jika seseorang menyimpan sesuatu yang dicintai dan dirindukan dalam
hati dan pikirannya, maka dengan reflek lisan akan menyebut-nyebut nama yang
dicintainya. Dzikir adalah amalan lisan. Seseorang berdzikir menyebut nama Allah
dikarenakan ada sebuah kecintaan dan kebutuhan akan hadirnya yang dicintai. Orang yang
tidak menyukai sesuatu maka tidak akan pernah menghadirkan sesuatu tersebut dalam
Kerinduan dam kecintaan yang mendalam akan membawa suasana kedamaian bila
kita menyebutnya. Kenapa kita mencintai sesuatu. Seseorang mencintai sesuatu karena
yang dicintainya dianggap akan dapat memberikan sesuatu yang lebih kepada dirinya.
Apakah perasaan merasa aman, merasa terlindungi, merasa terjaga atau sesuatu tersebut
dapat memberikan yang dibutuhkan oleh orang tersebut. Sabda nabi : seseoranh akan
Allah yang Maha segala tahu, Maha segala punya, Maha segala kuasa, Maha segala
galanya adalah zat yang dapat memenuhi kebutuhan semua manusia yang mencintainya.
Ketika kita bergantung hanya kepada Allah maka kepuasan dan ketenangan akan
peliharlah sholat qooimun dan daaimun. Sholat qooimun adalah sholat yang lima waktu.
Shalat daaimun adalah sholat yang gambaran hidup selama 24 jam kita melewatinya
kehidupan kita selalu dalam kehendak dan perintah Allah. Maka jika kita hidup selalu
dalam kehendak dan diatas perintah Allah pasti ketenangan akan menjadi milik kita dan
kita akan terhindar dari penghalang diri kita unutk mengenal dan mencintai Allah SWT.
G. Tafakur
Tafakur adalah sebuiah proses pengerahan pikiran kita dalam merenungi sesuatu
yang terjadi di dalam kehidupan kita. Proses perenungan ini adalah di dalam rangka
mencari kebenaran hakiki. Tafakur bisa dilakukan dalam keadaan berdiri,duduk ataupun
berbaring. Hsil dari tafakur ini akan samapai pada sbeuah kesimpulan bahwa tidak ada
sesautu yang batil dalam segala penciptaan Allah di seluruh jagat raya ini.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali-Imran: 190)
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali-Imran: 191)
Dalam salah satu tafsir diceritakan bahwa Nabi Muhamad SAW pada suatu hari ia
keluar menuju suatu kaum. Mereka sedang bertafakur. Maka Nabi SAW bertanya, “Apa
yang kamu sedang kerjakan sehingga kamu tidak berbicara?” Mereka menjawab, “Kami
sedang memikirkan ciptaan Allah SWT.” Selanjutnya Nabi SAW bersabda, “Kalau begitu,
maka lakukanlah. Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tetapi janganlah kamu memikirkan
tentang-Nya. Sesungguhnya di barat ini ada bumi yang putih cahayanya perjalanan
matahari empat puluh hari. Di dalamnya terdapat makhluk dari makhluk-makhluk Allah.
Mereka tidak pernah mendurhakai Allah sekejap mata pun. Mereka bertanya, “Wahai
Rasulullah, lalu dimana setan terhadap mereka? Beliau bersabda, “Mereka tidak tahu setan
diciptakan atau tidak.” Mereka berkata, “Bagaimana dengan anak Adam?” Beliau
Dari ‘Atha’: “Pada suatu hari aku dan ‘Ubaid bin ‘Umair pergi kepada ‘Aisyah ra.
Di antara kami dan ia dipisahkan hijab. “Aisyah bertanya, ‘Wahai ‘Ubaid, apa yang
“Berkunjunglah, Tetapi jangan terlalu sering, niscaya hal itu akan menambah kepadamu
kecintaan.”
Selanjutnya Ibn ‘Umair berkata, “Ceritakanlah kepada kami hal yang paling
menakjubkanmu yang engkau lihat dari Rasulullah SAW.” Maka ‘Aisyah menangis, lalu
sehingga kulitnya menyentuh kulitku. Beliau berkata, ‘Biarkan aku shalat kepada
Tuhanku.’ Maka beliau pergi ketempat air, lalu berwudhu. Kemudian beliau shalat. Maka
beliau menangis sehingga basah janggutnya. Kemudian beliau sujud sehingga air matanya
membasahi tanah. Selanjutnya beliau berbaring pada salah satu sisinya hingga datang Bilal
menyeru shalat subuh. Maka Bilal bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkanmu
menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan
datang.’ Beliau menjawab, ‘Bagaimana kamu ini, wahai Bilal, apa yang mencegahku untuk
menangis. Sesungguhnya pada malam ini Allah SWT telah menurunkan wahyu,
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
Semakin banyuak kita bertafakur akan semakin bersih pikiran dan hilangnya semua
penghambat diri yang mengotori pikiran dan hati manusia.bertafakur lebih baik dari
sebuah amal soleh yang dikerjakan dalam seharian. Karena bertafakur adalah pondasinya
sebuah keinginan panjang yang tak bertepi.adalah setan yang selalu berusaha
memanjangkan angan-angan dan larut dalam lamunan, sehingga lupa melakukannya. Dia
hidup di alam langit sementara kakiknya tidak bertumpu di bumi. Orang-orang yang
panjang angan-angan adalah mereka yang menyangka hidupnya akan kekal dan melupakan
maut yang selalu mengintainya.
“Jika kamu sedang berada pada pagi hari, janganlah kamu berbicara kepada dirimu
sendiri tentang petang hari nanti. Jika kamu sedang berada pada petang hari, janganlah
kamu berbicara pada dirimu sendiri tentang pagi hari. Jadikan hidupmu sebagai modal
untuk menghadapi kematianmu, dan jadikan sehatmu sebagai modal untuk menghadapi
sakitmu. Sesungguhnya kamu, wahai Abdullah, besok sudah tidak tahu siapa namamu.”
bersabda:
“Ada dua hal yang paling aku takuti menimpa kalian, yaitu: menuruti hawa nafsu dan
banyak angan-angan. Sesungguhnya menuruti hawa nafsu itu dapat menghalangi dari
“Sesungguhnya Allaah Ta’ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai maupun
yang dibenci-Nya. Jika mencintai seorang hamba, Allaah memberinya iman. Ingat,
sesungguhya agama itu mempunyai anak. Jadilah kamu termasuk anak-anak agama, dan
janganlah kamu menjadi anak-anak dunia. Ingat, sesungguhnya dunia itu bergerak
pergi. Ingat, sesungguhnya akhirat itu bergerak maju (datang). Ingat, sesungguhnya
kalian berada pada zaman untuk beramal, bukan zaman untuk dihisab. Dan ingat,
sesungguhnya kalian hampir tiba pada zaman untuk dihisab yang sudah tidak berlaku
Karenanya untuk dapat kita mengenal Allah lebih dekat kita banyak mengingat
kematian dan pendek angan-angan. Ingatlah kehidupan dunia seolah-olah akan hidup
kekal tapi ingatlah akhirat seolah akan mati esok..yakini bahwa, kita hampir tiba pada
Penyakit lain yang akan dapat menghalangi seseorang dari mengenal Allah lebih
dekat adalah adanya faktor luar. Faktor luar adalah hal-hal atau unsur-unsur yang
mempengaruhi hati dan pikiran seseorang untuk mengenal Allah SWT lebih dekat. Faktor
luar ini bisa berupa pengaruh manusia ataupun bentuk materi lainnya.
Besarnya pengaruh luar ini sangat tergantung dari kekuatan luar itu sendiri. Jika
kekuatannya lebih besar dari kekuatan hati seorang manusia. Maka seseorang akan sangat
terpengaruh dengan itu. Tetapi sekalipun kekautan itu besar namun kekautan ahti
seseorang jauh lebih besar, maka kekautan luar itu tidak akan mempengaruhinya. Bahkan
A. Kekuatan manusia
Sejarah menunjukan bahwa orang-orang yang ingin mengenal dan mendekat Allah
serta berkomitment untuk menjalankan kehendak Allah dimuka bumi selalu berhadapan
manusia, manusia hanya punya hak guna pakai bukan hak milik. Namun anehnya manusia
merasa memiliki, sehingga dengan sombongnya setiap tanah yang ditempatinya dianggap
Allah sebagai pemilik yang hak dan mempunyai otoritas tinggi dari setiap
kekuasaan serta kehendaknya, ingin semua tanah yang ada di bumi Allah ini diatur dengan
aturan Allah. Sebagaimana kita mempunyai rumah sendiri tentu kita juga tidak ingin rumah
kita diatur oleh orang lain. Namun ketika ada sebagian orang yang ingin menegakkannya
ِآياا ِت
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para
nabi yang memang tidak dibenarkan, serta membunuh orang-orang yang menyuruh
manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu siksa yang
pedih. Mereka itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya di dunia dan di akhirat,
dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.” (QS Ali Imran: 20-21)
takut kepada kekuatan kekuasaan manusia yang lain. Karena ancaman kekuatan mereka
Hal lain yang dapat mempengaruhi jauhnya manusia untuk mengenal Allah adalah
kekuatan indahnya kehidupan dunia. Dunia dan segala isinya adalah ibarat permata yang
Semakin dikejar semakin jauh bayangan tersebut. Seharusnya jika kita menginginkan
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali Imran: 14)
Sadarilah bahwa kehidupan akhirat lebih indah dari pada kehidupan dunia. Maka
berjuang keraslah untuk menghindari tarikan dunia yang akan menyebabkan jauhnya dari
Allah. Ingatlah bahwa kita penduduk langit bukan penduduk bumi. Rumah abadi kita di
Keluarga bisa menjadi penyebab jauh kita dari keinginan untuk mengenal Allah.
Karena itu Allah mengancam kepada mereka yang lebih mencintai keturunan atau nasab
saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan
dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah
dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
Adalah sahabat nabi Mus’ab bin Umair yang dengan rela beliau meninggalkan
kelaurga dan segala kekayaannya hanya untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Allah
dan Rasulallah sekalipun ancaman bahkan siksaa datang dari keluarganya sendiri.
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”
mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati
dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga),
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
Hal lain yang dapat menjauhkan manusia dari menghenal Allah adalah dengan
moyangnya.padahal apa yang dilakukan oleh orang dahulu belum tentu kebenarannya.
Boleh saja kita melakukan kebiasaan nenek moyang kita, selama apa yang dilakukan oleh
nenek moyang kita itu berasal dari Allah SWT. Tidak sedikit di dalam islam syari’at yang
dijalankan berasal dari nenek moyang kita seperti ibadah haji, shaum,khitan dan ibadah
lainnya.
Kebiasaan yang tidak ada hujjahnya hendaknya dijauhi karena akan dapat
mengotori hubungan kita dengan Allah.firman Allah:
“Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang
telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka: "Ini
untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan
bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang
diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat
membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya. Dan kalau
Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggallah mereka dan
Semua penghalang cahaya yang masuk ke dalam qolbu seorang muslim baik
Karena itu hendaknya semua orang harus menghancurkan semua penghalang yang akan
dapat mengahlangi cahaya Allah masuk kedalam pikiran,jiwa dan qolbu manusia. Adapun obat
nya sebagai berikut:
“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) agama itu
yang harus bekerja mengerahkan kekuatan dan kekuasaan. Karena hakekatnya aturan bisa
tegak apabila didukung oleh kekuatan kekuasaan. Apalagi kekautan kejahatannya sudah
tersistem pula. Kebenaran yang tidak terkoordinir akan kalah oleh kejahatan yang
terkoordinir. Karena itu kekuatan jama’ah harus mampu mewujudkan gelombang tsunami
Salah satu kenapa manusia susah menghancurkan pikiran dan perasaan terhadap
Selama manusia tidak bisa melihat pandangannya menembus batas kehidupan akhirat
selama itupula pemikirannya akan terhalang oleh kehidupan dunia. Jika begitu, maka
manusia akan susah memahami mendalam arti dari, balasan, berkah,pahala, Ridho,
Magfiroh.
akan punya sifat mawas diri, hati-hati dan tanggungjawab. Tidak akan mudah terpikat
dengan sesuatu yang menarik hatinya,jika yang menarik aitu akan membahayakan dirinya.
Kemampuan menghindari dari ajakan dan bisikan setan akan semakin ditingkatkan karena
dia menyadari bahwa setan adalah penipu dan penggoda serta penipu ulung. Berapa banyak
“Dan (ingatlah) pada hari ketika Dia (Allah) mengumpulkan mereka semua (dan Dia
berfirman), "Wahai golongan jin! Kamu telah banyak menyesatkan manusia." Dan
kawan-kawan meraka dari golongan manusia berkata, "Ya Tuhan Kami, sebagian kami
telah saling mendapatkan kesenangan dari sebagian (yang lain) dan sekarang waktu
yang telah Engkau tentukan datang ." Allah berfirman, "Nerakalah tempat kamu selama-
lamanya, kecuali jika Allah menghendaki lain ” Sungguh, Tuhanmu Mahabijaksana lagi
Yang indah itu bukan megah dan banyaknya rumah atau gedung, banyak dan
deposito di bank, tinggi harkat pangkat,gelar dan jabatan serta strata sosial kita dihadapan
manusia. Yang indah itu adalah ketika kita berada dalam naungan rahmat dan magfiroh
Allah karena kita istiqomah di jalan Allah. Yang indah itu adalah ketika semua harta yang
kita miliki habis di jalan Allah seperti khadijah isteri nabi. yang istimewa itu adalah ketika
semua tenaga dan pikiran ini tercurah dan tertumpah ruah habis dipakai untuk
Manusia suka membagus-baguskan rumah yang akan kita tinggalkan didunia dan
melupakan rumah yang akan kita tempati di akherat. Hancurnya penghalang indahnya
dunia hanya akan mampu kita hancurkan ketika kita mampu membayangkan bahwa
sebesar apapun keindahan dunia tidak lebih dari air yang keluar dari telunjuk setelah
telunjuk itu dicelupkan kedalam samudra diiringi dengan kesiapan jihad amwal wa anfus
Tiada cinta tanpa perjuangan, tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Perjuangan dan
pengorbanan adalah dua sisi mata uang yang mutlak harus ada dalam cinta. Seseorang yang
akan ditempuh sekalipun harus keluar keringat air ataupun banjir darah. Bohonglah orang
yang mengatakan cinta tanpa bukti perjuangan dan pengorbanan. Bohonglah orang yang
mencintai tetapi tidak mau mengikuti apa yang menjadi keinginan yang dicintainya.
Keluarga adalah salah satu cobaan yang harus dihadapi dalam da’wah. Bisa jadi
keluarga menjadi salah satu tumpuan dalam da’wah. Bisa pula terjadi justru kelaurga
menjadi salah satu penyebab da’wah jadi tidak lancar. Nabi Muhamad da’wahnya
mendapat dukungan penuh dari keluarga nasabnya, tapi mendapat halangan dari keluarga
Hanya dengan kekuatan cinta kepada Allah dan rasulnyalah penghalang nasab itu
akan hancur, kekautan cinta kepada Allah dan rasullah yang akan menjadi obat penawar
dari racun yang ditebar keluarga untuk menjauh dari Allah SWT.Dalam sebuah hadits
“Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada Ku dengan sesuatu yang lebih
Aku cintai dari pada kewajiban yang Aku wajibkan kepadanya dan senantiasalah
mencintainya. Maka bila Aku mencintainya, Aku jadi pendengarannya yang dia
meminta kepada Ku, pasti Aku memberinya, dan jika ia meminta perlindungan kepada
Ku pasti Aku melindunginya. Aku belum pernah ragu-ragu menghadapi jiwa hamba-Ku
yang beriman seperti Aku menghadapi hamba-Ku yang beriman yang tidak suka mati
kebiasaan tetapi harus tunduk kepada kemestian. Ibadah yang benar bukan bagaimana
biasanya tetapi harus bagaimana mestinya. Jika ibadah didasarkan kepada kebiasaan maka
yang terjadi adalah hanya taklid buta. Tetapi jika ibadah didasarkan kepada kemestian
mereka menjawab, "(Tidak), Kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari
nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui suatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?
“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan
agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
bahwa semestinya ibadah yang dikerjakan oleh setiap muslim yang taat harus didasarkan
kepada ketentuan yang benar. Bukan didasarkan kepada kebiasaan-kebiasaan yang tidak
didukung dengan dalil yang kuat. Ketika semua ibadah dilakukan dengan sesuai sunah nabi,
maka ibadah itu akan berefek baik kepada kebersihan hati dan pikiran. Setiap ibadah yang dapat
menghidupkan hati dan akal akan dapat menambah kecintaan kepada Allah SWT. Setiap rasa
cinta bertambah akan bertambah pula kesiapan berjuang dan berkorban hingga kalau harta dan
nyawapun habis tidak peduli yang penting sang kekasih hati dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA