PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilegal Fishing di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi tidak ada
tindakan tegas yang dilakukan oleh Pemerintah, Sehingga membuat kapal asing yang
mencuri ikan di perairan Indonesia semakin marak. Hal ini jelas melanggar
kedaulatan Indonesia yang berkaitan dengan hukum teritorial yang berbunyi: Dalam
melaksanakan Lintas Damai melalui Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan, kapal
asing tidak boleh melakukan kegiatan perikanan (Peraturan Pemerintah RI No 36
Tahun 2002 Bab II pasal 5B).
Pada era pemerintahan sekarang, yaitu kabinet kerja Jokowi memiliki Menteri
Kelautan yang sangat tegas bernama Ibu Susi Pudjiastuti. Walaupun latar belakang
pendidikan beliau hanya tamatan SMP, tetapi kinerja beliau dalam menegakkan
hukum kelautan di Indonesia sangatlah tegas. Terbukti dengan banyaknya kapal asing
yang tertangkap sedang melakukan Ilegal Fishing di perairan Indonesia dengan
jangka waktu kurang dari seratus hari dari Kabinet Kerja Jokowi.
Dalam makalah ini, kelompok kami membahas tentang studi kasus teritorial
terhadap kedaulatan Negara Indonesia yang dianalisa berdasarkan teori-teori dalam
psikologi sosial. Di mana dalam menguragi dan membrantas ilegal fishing yang
terjadi di Indonesia, menteri kelautan dan staff jajarannya melakukan tindakantindakan untuk membrantas ilegal fishing yang diimplementasikan dengan hukuman
penengelaman dan penyitaan kapal-kapal yang mencoba melakukan ilegal fishing.
Maka dari hasil hukuman tersebut dapat diambil dan dianalisa melalui teori psikologi
sosial, yaitu memberikan reinforcement negatif untuk mengurangi perilaku yang
negatif agar tidak terulang.
BAB II
PEMBAHASAN
Mente
ri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) menyimak pemaparan petugas saat
meninjau tempat penyimpanan kapal sitaan di Stasiun Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya,
Kalimantan Barat, Sabtu (15/11). Susi Pudjiastuti menyatakan bahwa Ia
menginginkan proses hukum terhadap kapal motor nelayan asing yang tertangkap
mencuri ikan di perairan Indonesia dipercepat dan tidak lagi bertele-tele agar tidak
semakin merugikan negara. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
mengatakan TNI Angkatan Laut (AL) akan banyak menenggelamkan kapal asing
pelaku pencurian ikan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Susi menyebut setidaknya ada tiga hari di Desember 2014, TNI AL akan
mengeksekusi hukuman bagi pelanggar wilayah perairan tersebut. Hari ini di
perairan Pulau Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, TNI AL
akan menenggelamkan kapal asal Thailan, tegas Susi di Jakarta, Jumat (5/12).
Sayangnya Susi tidak menyebutkan identitas kapal yang dimaksud dan berapa jumlah
3
kapal yang ditenggelamkan. Dia hanya menyebut, TNI AL akan menembak lambung
kapal
tersebut
untuk
menenggelamkannya
tidak
dengan
cara
dibakar.
penenggelaman
kapal
pada
14
Desember
2014.
"Ada tanggal 14 Desember nanti, kita lihat saja," ujar Susi tanpa menyebut lokasi
yang dimaksud.
Bukan Perang
Susi menjelaskan, kampanye Pemerintah Indonesia dalam memerangi kejahatan
illegal fishing pengusaha kapal asing bukan bermaksud untuk mengajak perang
negara lain.
"Ini bukan deklarasi perang, ini tentang pencuri ikan. Pencuri ikan itu bukan negara,
mereka pebisnis," ujar Susi.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy
Purdijatno juga mengaku telah menerima instruksi dari Presiden Jokowi untuk
menenggelamkan kapal asing pencuri ikan yang telah diproses secara hukum.
Berbeda dengan Susi, Tedjo menyebut penenggelaman tiga kapal asing akan
dilakukan hari Sabtu (6/12) di perairan Pulau Matak, Kabupaten Kepulauan
Anambas, Riau tidak jauh dari lokasi penenggelaman kapal yang Susi sebutkan.
Itu merupakan tindakan hukum tegas atas pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh
kapal-kapal itu, kata Tedjo, kemarin
Pemerintah menurutnya telah menyediakan area di Kepulauan Anambas itu sebagai
lokasi penenggelaman kapal pencuri ikan yang berhasil ditangkap. Area tersebut
nantinya bisa menjadi area rumpon ikan yang hidup dibawahnya, kata Tedjo. (gen)
Menurut isinya, juga ada dua macam teori (Kaplan, 1964) sebagai berikut:
a. Teori Molar, yaitu teori tentang individu sebagai keseluruhan, misalnya teori
tentang tingkah laku individu dalam proses kelompok.
b. Teori Molekular, yaitu teori tentang fungsi-fungsi syaraf dalam tubuh suatu
organisme.
Watson memusatkan dirinya untuk mempelajari hubungan rangsang dan
tingkah laku balasannya. Ia mendapatkan bahwa setiap tingkah laku pada hakikatnya
a. Penguatan positif
Ini berarti ada pemberian tanggapan positif ketika seorang individu menunjukkan
perilaku positif yang dibutuhkan. Misalnya memuji karyawan untuk datang lebih
7
awal. Ini akan meningkatkan kemungkinan perilaku yang akan terjadi lagi.
Reward adalah positif untuk memperkuat, tapi belum tentu demikian, jika dan
hanya jika perilaku karyawan membaik, hadiah dapat dikatakan sebagai dorongan
yang positif. Penguatan positif merangsang terjadinya perilaku.
b. Penguatan negatif
Ini berarti menghargai karyawan dengan menghapus konsekuensi negatif/tidak
diinginkan. Baik penguatan positif dan negatif dapat digunakan untuk
meningkatkan
perilaku
yang
diinginkan/diperlukan.
Contoh
pemberian
Kepunahan
Kepunahan berarti menurunkan kemungkinan perilaku yang tidak diinginkan
dengan menghilangkan hadiah untuk perilaku seperti itu.
B. Teritorialitas
Teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau
tempat tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan ciri
pemilikannyadan pertahanan dari serangan orang lain. Contoh: Sebuah kamar tidur
adalah teritori penghuninya. Bila ada orang lain masuk tanpa ijin penghuninya, maka
si penghuni akan merasa risih karena daerah teritorialnya terganggu. Seseorang
menaruh barang-barangnya pada kursi tertentu dalam suatu ruang. Saat ia
meninggalkan ruangan tersebut, barang-barang tersebut adalah identitas teritorialnya.
10
Ditinjau dari teori psikologi sosial tentang teori teritorial bahwa pelaku ilegal
fishing di Indonesia sudah keterlaluan. Hal ini jelas Ibu Susi sebagai menteri kelautan
sangat marah, karena privasi kelautan indonesia dilirik dan dicuri seenak-enaknya.
Seharusnya secara teritorial kelautan Indonesia mutlak privasi untuk negara
Indonesia. Akan tetapi para pelaku ilegal fishing telah mengusik privasi dan daerah
teritorial kelautan negara Indonesia. Wajarlah Ibu Susi memberikan suatu peringatan
di media-media telekomunikasi Indonesia untuk penenggelaman dan penyitaan bagi
siapa saja yang melakukan ilegal fishing. Dari peringatan tersebut tidak digubris oleh
pelaku ilegal fishing, maka Ibu Susi memberikan penguat negatif (reinforcement
negative) agar pelaku ilegal fishing jera dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sebagai warga Negara Indonesia, perlu adanya tingkat kesadaran yang tinggi
untuk membangun kedaulatan yang kokoh demi tegaknya hokum NKRI. Seperti
contoh Ibu Susi Pudjiastuti yang menjadi menteri Kelautan Periode 2014-2015.
Beliau tidak segan memberikan punishment terhadap pelaku illegal fishing dari baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Kebanyakan kasus yang tertangkap adalah
berasal dari luar negeri yang banyak sekali tertangkap melakukan illegal fishing.
Faktanya dalam pemerintahan teori-teori psikologi sosial banyak dipakai.
Contohnya dalam kasus ini, teori psikologi sosial sangat diperlukan untuk
membrantas ilegal fishing di Indonesia. Di mana dalam pembrantasan ini, Ibu Susi
memberikan penguat negatif (reinforcement negative) terhadap pelaku ilegal fishing
yang diimplementasikan dengan hukuman penenggelaman & penyitaan kapal agar
perbuatan itu tidak diulangi.
Khususnya sebagai mahasiswa/i, kita harus mendukung kebijakan-kebijakan
pemerintah pro rakyat yang dilakukan oleh ibu Susi. Sebab sebagai pelajar kita harus
sadar akan pentingnya kedaulatan Negara Indonesia.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan. 2010. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Psikologi, Sya. 2011. Teritorialitas, (Online), (http://syemol.blogspot.com/
2011/03/ teritorialitas.html, diakses, 6 Mei 2015).
Roen, Ferry. 2012. Teori Penguatan, (Online), (http://perilakuorganisasi.com/
teori-penguatan.html, diakses, 6 Mei 2015).
Wirawan Sarwono, Sarlito. 2014. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
13