Anda di halaman 1dari 10

Teori Etologi

A. Latar Belakang Teori Etologi Yang meletakkan ide dasar dari teori etologis ini ialah sang penemu teori Evolusi terkenal, Charles Darwin. Teori Etologis ini bila dilihat secara historisnya, bersumber daripada konsep evolusi biologis yang nantinya akan diaplikasikan dalam perkembangan perilaku manusia. Awalnya, Teori Etologi merupakan sebuah studi yang mengenai tingkah laku lebih khususnya tingkah laku hewan. Etologi menekankan pada landasan biologis, dan evolusioner perkembangan. Penamaan (imprinting) dan periode penting (critical period) merupakan konsep kunci. Teori ini ditegakkan berdasarkan penelitian yang cermat terhadap perilaku binatang dalam keadaan nyata. Pendirinya adalah Carl Von Frisch soerang pecinta binatang. Bertahun-tahun ia memelihara berbagai macam binatang dan mengamati perilakunya. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sekelompok itik dengan anak-anaknya. Ia memisahkan dua kelompok anak angsa, satu kelompok diasuh induknya dan satu kelompok lagi ia asuh sendiri. Setelah beberapa bulan kelompok anak angsa yang diasuhnya mengidentifikasi Carl Von Frisch sebagai induknya. Kemanapun Carl Von Frisch pergi mereka selalu mengikuti. Suatu saat dipertemukan kelompok asuhnya dengan induk aslinya ternyata kelompok yang diasuh ini menolak induk aslinya. Peristiwa inilah yang disebut dengan imprinting. Garis besar teori ini mengatakan pada dasarnya sumber dari semua perilaku sosial ada dalam gen. Ada instink dalam makhluk untuk mengembangkan perilakunya. Analogi yang dikemukakan dalam teori ini ialah genes setting the stage, and society writing the play. Teori ini memberikan dasar bagi pemahaman periode kritis perkembangan dan perilaku melekat pada anak segera setelah dilahirkan. Etologi lahir sebagai pandangan penting karena pekerjaan para pakar ilmu hewan eropa, khususnya Konrad Lorenz (1903-1989). Etologi menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi terkait dengan evolusi, dan ditandai oleh periode yang penting atau peka. Melalui penelitian yang sebagian besar dilakukan dengan angsa abu-abu, Lorenz (1965) mempelajari suatu pola perilaku yang dianggap diprogramkan di dalam gen burung. Seekor anak angsa yang baru ditetaskan tampaknya dilahirkan dengan naluri untuk mengikuti induknya. Pengamatan memperlihatkan bahwa anak angsa mampu berperilaku demikian segera setelah 1

ditetaskan. Lorenz membuktikan bahwa tidak benar anggapan bahwa perilaku semacam itu diprogramkan terhadap binatang. B. Definisi Teori Etologi Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah konsep yang tersusun secara integrative yang berfungsi sebagai acuan saat harus menyebut/ mendeskripsikan saat membuat prediksi dan saat menjelaskan sebuah fenomena atau sebuah perilaku yang muncul. Ada dua macam fungsi teori, yang pertama sebagai kerangka berfikir dan yang kedua adalah memberikan dasar dan alasan ketika melakukan invensi dan tindakan yang nyata. Etologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti kebiasaan dan logos yang berarti ilmu atau pengetahuan. Ethos bisa pula berarti etis atau etika dan juga dapat berarti karakter. Jadi secara etimologi etologi berarti ilmu yang mempelajari tentang kebiasaan atau karakter. Namun etologi lebih dahulu dikenalkan sebagai ilmu perilaku hewan. Etologi adalah suatu cabang ilmu zoology yang mempelajari prilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. (www.wikipedia.com) Charles Darwin (1809-1882) telah mengemukakan teori evolusi didalam buku yang ditulisnya dengan judul The Origin of Species (1859). Teori Darwin membuktikan pertalian atau hubungan antara manusia dengan binatang dan itu memberikan kemungkinan menggunakan binatang yang lebih rendah peringkatnya, seperti monyet dan tikus sebagai alat untuk memahami tingkah laku manusia. Pemikiran ini mulai mempenaruhi orang untuk memandang etologi sebagai pola prilaku tipikal dari spesies binatang tertentu, termasuk manusia. (Atang Bin Long,1978) Sebagai kumpulan spesies, semua anggota dari hewan spesies tertentu akan berprilaku berbeda dalam situasi yang tertentu. Sehingga tingkah laku yang khas dari suatu spesies sesungguhnya muncul dari warisan genetik dari spesies yang berkembang tersebut. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku bersifat alamiah. (Haris,2009) Ilmu yang mempelajari perilaku atau karakter hewan tersebut digunakan di dalam pendekatan ilmu psikologi perkembangan. Teori ini mencoba menjelaskan perilaku manusia. Sehingga di dalam ilmu psikologi, etologi berarti ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam setting alami. Semua perilaku manusia adalah bentuk reaksi dari apa yang terjadi di lingkungan alaminya. Teori Etologi memahami bahwa perilaku manusia mempunyai relevansi 2

dengan perilaku binatang. Sifat-sifat yang menonjol deri setiap binatang diantaranya adalah sifat mempertahankan teritori atau wilayahnya, agresif, dan perasaan ingin menguasai sesuartu. Sifatsifat ini ditemukan pula pada diri manusia. Karena hal tersebut maka para Etolog memandang bahwa insting, yang merupakan sifat dasar hewan, adalah aspek yang penting dalam memahami perilaku manusia. C. Tokoh- tokoh dalam Teori Etologi 1. Karl Ritter von Frisch (20 November 1886 12 Juni 1982) Seorang etnolog Austria yang menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 untuk prestasinya dalam fisiologi perilaku komparatif dan merintis karya dalam komunikasi antara serangga, bersama dengan Niko Tinbergen dan Konrad Lorenz. Ia belajar zoologi dengan Richard von Hertwig dan menggantikannya sebagai profesor zoologi di Munich, Jerman. Ia mempelajari indera lebah, mengenali mekanisme komunikasi mereka dan menunjukkan sensitivitas mereka pada cahaya ultraviolet dan polarisasi. Di antara karyanya adalah studi persepsi sensorik lebah madu dan merupakan salah satu tokoh pertama yang menerjemahkan arti tarian lebah. Teori ini dipertentangkan oleh ilmuwan lain dan disambut dengan sikap skeptis saat itu. Hanya sekarang karyanya terbukti sebagai analisis teoretis yang akurat. 2. Clinton Richard Dawkins (26 Maret 1941; umur 68 tahun) Dawkins adalah seorang penulis, ahli etologi, biologi evolusioner, ilmu pengetahuan umum Britania Raya. Ia adalah seorang ateis yang banyak menulis tentang etologi, biologi evolusioner dan ilmu pengetahuan umum. Ia juga seorang kritikus kreasionisme dan perancangan cerdas yang terkemuka. Pada tahun 1986, dalam bukunya yang berjudul The Blind Watchmaker, dia memperdebatkan analogi sang pembuat jam (argumen yang menyatakan bahwa terdapat seorang pencipta yang adikodrati yang didasari oleh kompleksnya makhluk hidup yang ada di dunia ini). Dia mendeskripsikan proses evolusi sebagai sesuatu yang analog dengan sang pembuat jam yang buta. Sejak saat itu, dia telah menulis beberapa buku sains populer dan beberapa kali muncul di televisi dan radio, biasanya mendiskusikan topik-topik tersebut.

3. Konrad Zacharias Lorenz ( 7 November 1903 27 Februari 1989 ) Seorang psikologi, zoologi, dan ornitologi berkebangsaan Austria. Dia memenangkan hadiah penghargaan Nobel dalam bidang Kedokteran pada tahun 1973 bersama Nikolas Tinbergen dan Karl von Frisch. Pada musim gugur tahun 1936, Lorenz menghadiri sebuah simposium yang diprakarsai Prof. Van der Klaauw di Kota Leiden, Belanda. Dalam simposium ini, Lorenz bertemu dengan Nikolaas Tinbergen yang juga seorang ahli tingkah laku hewan (ethologist). Pertemuan ini nampaknya menjadi pertemuan bersejarah bagi kedua ilmuwan tersebut. Mereka berdiskusi tentang hubungan antara respon penyesuaian tempat dengan mekanisme pelepasan yang dapat menjelaskan timbulnya tingkah laku berdasarkan insting. Pemikiran mereka merupakan cikal bakal lahirnya ethologi. Konrad Lorenz adalah salah seorang pengembang penting teori etologi. Etologi menekankan landasan biologis dan evolusioner perkembangan. Penanaman (imprinting) dan periode penting (critical periods) merupakan konsep kunci. 4. Nikolas Niko Tinbergen (Den Haag, 15 April 1907 21 Desember 1988) Seorang etolog dan ornitolog Belanda yang berbagi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1973 bersama Karl von Frisch dan Konrad Lorenz atas penemuan mereka di bidang biologi. Tinbergen terkenal untuk 4 pertanyaan yang dipercayainya harus ditanyakan berkenaan dengan berbagai perilaku binatang. Selain itu, dengan metodenya ia menerapkannya untuk menangani gejala autisme pada anak. Nikolas memiliki dua orang saudara. Saudaranya Jan Tinbergen, adalah seorang ekonom yang dianugerahi Penghargaan Bank Swedia dalam Ilmu Ekonomi untuk mengenang Alfred Nobel. Adiknya Luuk Tinergen juga berprofesi sama seperti dirinya. Kolaborator Lorenz, Niko Tinbergen, mengemukakan bahwa etologi selalu perlu memperhatikan 4 jenis penjelasan tiap hal perilaku: Fungsi: bagaimana perilaku berpengaruh kuat pada kesempatan hewan untuk kelangsungan hidup dan reproduksi? Yang menyebabkan: apakah stimuli yang mendapatkan tanggapan itu, dan bagaimana telah diubah oleh pembelajaran terkini? Pengembangan: bagaimana perilaku berubah dengan umur, dan apakah pengalaman awal yang perlu untuk perilaku untuk diperlihatkan? 4

Sejarah evolusioner: bagaimana perilaku dibandingkan dengan perilaku bersama dalam spesies terkait, dan bagaimana mungkin telah timbul melalui proses filogeni? Langkah penting, dihubungkan dengan nama Konrad Lorenz walau kemungkinan pada gurunya, Heinroth, ialah pengenalan pola aksi tertentu. Lorenz membuatnya terkenal sebagai tanggapan naluriah yang akan terjadi yang dapat dipercaya dalam kehadiran stimuli yang dapat dikenali (disebut stimuli tanda atau stimuli pembebasan). Pola aksi tertentu ini kemudian dapat dibandingkan melintasi spesies, serta persamaan dan perbedaan antara perilaku yang dibandingkan dengan persamaan dan perbedaan dalam morfologi yang mana taksonomi berdasar. Studi dari Anatidae (bebek dan angsa) yang penting dan banyak dikutip oleh Heinroth menggunakan teknik ini. Para etolog mencatat bahwa stimuli yang membebaskan pola aksi tertentu umumnya menonjolkan kemunculan atau perilaku anggota lain spesies mereka sendiri, dan mereka dapat menunjukkan bagaimana bentuk penting komunikasi hewan dapat ditengahi dengan pola aksi tertentu yang sedikit sederhana. Pengamatan yang paling berpengalaman dalam bidang ini ialah studi oleh Karl von Frisch dari yang disebut bahasa tarian mendasari komunikasi lebah. Lorenz mengembangkan teori menarik dari evolusi komunikasi binatang berdasarkan pada pengamatannya terhadap alam pola aksi tertentu dan keadaan yang mana hewan memancarkannya. D. Aplikasi Teori Etologis Contoh penerapan teori etologi dapat kita lihat dalam perkembangan emosi dan sosial. Secara genetis bayi sudah terprogram untuk mengikat ibunya dan memotifasi ibu untuk memberikan perhatian yang memadai, contohnya: dengan cara menangis dan merangkak. Selain itu ada juga teori kelekatan. Menurut teori Etologi (Berndt, 1992) tingkah laku lekat pada anak manusia diprogram secara evolusioner dan instinktif. Sebetulnya tingkah laku lekat tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu. Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Pada bayi, teori etologi ini menerangkan bahwa ada beberapa fase kelekatan yang akan dialami oleh bayi. Fase-fase kelekatan : 1. Merespon tak terpilah kepada manusia. Fase ini akan terjadi pada bayi lahir sampai berusia 3 bulan.

2. Fokus hanya terhadap orang-orang yang dikenalnya. Fase ini terjadi pada bayi berusia 3 sampai 6 bulan. Hal ini terjadi karena adanya intensitas aktivitas antara bayi dan orang-orang yang sering berinteraksi dengannya Sehingga bayi muli dapat membedakan antara orang yang dikenal dan yang tidak. 3. Kemelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif terhadap orang-orang sekitarnya. Fase ini terjadi saat bayi berusia 6 bulan sampai 3 tahun. 4. Menunjukkan tingkah laku persahabatan. Pada fase ini, anak mulai menunjukkan sikap kelekatan dan ketertarikan terhadap teman sebayanya dan orang-orang yang baru ditemuinya. Fase ini terjadi pada usia 3 tahun sampai akhir masa kanak-kanak. E. Kritik terhadap Teori Etologis Kepekaan terhadap jenis pengalaman yang berbeda berubah sepanjang siklus kehidupan. Adanya atau tidak adanya pengalaman-pengalaman tertentu pada waktu tertentu selama masa hidup mempengaruhi individu dengan baik di luar waktu pengalaman-pengalaman itu pertama kali terjadi. Para etologi yakin bahwa kebanyakan pakar psikologi meremehkan pentingnya kerangka waktu khusus ini pada awal perkembangan dan peran yang kuat yang dimainkan evolusi dan landasan biologis dalam perkembangan.

Teori Sosiobiologis
Sosiobiologi didefinisikan sebagai studi ilmiah atau sistematis tentang dasar biologis dari segala bentuk perilaku sosial, dalam semua jenis atau organisme termasuk manusia, dan menggabungkan pengetahuan dari etologi, ekologi, dan genetika, dalam rangka memberikan arahan prinsip-prinsip umum

tentang sifat-sifat biologis seluruh masyarakat. Teori sosiobiologis banyak dipengaruhi oleh

pemikiran Charles Darwin, yang dikenal karena teori evolusi yang dicetuskannya. Edward Osborne Wilson, seorang entimologis asal Amerika, adalah orang pertama yang mencetuskan bahwa perilaku sosial dapat dijelaskan dengan teori evolusi, lalu ia menyebut teori ini dengan istilah sosiobiologis. Insting Insting dapat ditemukan dengan mudah pada perilaku hewan. Contohnya pada lebah, mereka dapat membangun sendiri sarang mereka dengan bentuk heksagonal, padahal tidak seorang pun yang menginstruksikan mereka untuk membangun tempat tinggal yang sisinya berjumlah 6 buah agar mereka mendapatkan tempat yang luasnya maksimal untuk menyimpan madu, yang jumlahnya selalu melebihi kebutuhan mereka.
Evolusi

Dasar dari teori evolusi sangat sederhana. Awalnya, suatu populasi hewan meledak dan akhirnya mereka kehabisan makanan, sehingga jumlah yang tersisa kembali seimbang. Selain itu, dalam satu spesies terdapat berbagai variasi. Tidak setiap variasi spesies dibekali dengan kemampuan bertahan yang sama. Terkadang mereka harus bersaing dengan varietas lain dari spesies sejenis. Bila kalah bersaing, maka varietas lemah tersebut akan punah, sehingga gen yang diwariskan ke generasi selanjutnya hanyalah gen-gen milik varietas yang baik saja. Ketertarikan Diawali dengan ketertarikan, dua individu dengan jenis kelamin yang berbeda dapat meneruskan hubungan mereka hingga menghasilkan keturunan baru. Biasanya, individu tertarik secara seksual dengan individu lain yang memiliki kemungkinan dapat menghasilkan keturunan terbaik bagi diri mereka. Fenomena ini disebut dengan sexual selection. Sexual selection dapat terjadi baik pada manusia maupun hewan. Menurut penelitian, pria cenderung menyukai wanita yang tidak lebih tinggi dari mereka dan tubuhnya berlekuk, sedangkan wanita lebih cenderung menyukai pria dengan bahu lebar, rahang tegas, dan lebih tinggi dari mereka. Pada hewan, fenomena ini dapat dilihat dari kecendrungan burung betina yang lebih menyukai burung jantan dengan warna-warna yang meriahmungkin hal ini disebabkan oleh sifat mereka yang butuh

dilindungi, dan burung jantan dengan warna cerah cenderung bisa menyamarkan diri dari para pemangsa. Anak-anak Menurut para sosiobiologis, setiap orang dewasa pasti memiliki suatu ketertarikan terhadap anak-anak mereka. Pada bayi biasanya terjadi imprinting, yaitu kondisi dimana bayi cenderung bergerak sesuai dengan gerakan ibu mereka. Mereka cenderung merespon tatapan mata, suara, dan sentuhan yang diberikan oleh sang ibu. Ibu juga dinilai lebih peduli terhadap anak mereka daripada para ayah, dan ibu yang lebih tua dianggap lebih peduli daripada ibu yang lebih muda. Sikap menolong Perilaku menolong terjadi antara orangtua dengan anak, anak dengan orangtua, individu kepada pasangannya, juga kepada orang-orang lainnya. Menurut para sosiobiologis, perilaku tolong-menolong menurunkan kesenjangan sosial. Salah satu jenis dari perilaku altruistic adalah herd behavior, yaitu naluri berkelompok pada hewan untuk menjaga kawanan mereka dari serangan predator. Kemudian ada lagi reciprocal altruism, yaitu naluri untuk memperingatkan datangnya ancaman kepada kawanan mereka. Herd behavior dan reciprocal altruism bekerja dengan cara yang sama seperti inclusive fitness, yaitu sikap mereduksi keselamatan diri sendiri demi keselamatan orang-orang terdekat. Faktanya, terkadang ditemukan juga individu yang sikapnya menyimpang dari reciprocal altruism dalam suatu populasi. Sociopathy adalah sebutan bagi mereka yang melanggar norma-norma dalam masyarakat.

Agresi Agresi memiliki banyak definisi. Sebagian orang menerjemahkan agresi sebagai dorongan yang baik, sementara itu sebagian orang lain memandang agresi adalah suatu gejala dari penyakit mental. Bila memandang sikap agresi pada hewan, yang cenderung berakhir dengan peristiwa berdarah, agresi adalah suatu hal yang wajar, karena tanpa agresi mustahil

suatu hewan mampu mendapatkan makanannya. Biasanya perilaku agresi ini muncul dalam kompetisi, karena dalam kompetisi, yang terbaiklah yang menang. Kebanyakan agresi pada laki-laki dipengaruhi oleh hormon testosterone. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa perilaku agresi cenderung meningkat pada tikus betina yang disuntik dengan hormon testosterone, lalu perilaku agresi cenderung menurun pada tikus jantan yang hormon testosterone-nya dihilangkan. Beberapa jenis hewan memang memiliki kecendrungan agresi pada jenis kelamin betinanya, terutama bila anak mereka terancam bahaya, Agresi pada manusia Mengapa banyak terjadi agresi pada manusia? Salah satu alasan yang masuk akal mungkin adalah lemahnya kontrol biologis pada manusia. Manusia mengembangkan teknologi, termasuk teknologi penghancuran, dan teknologi inilah yang mempengaruhi percepatan evolusi biologis untuk menunjukkan kita bagaimana cara mengontrol agresi. Pengalaman mengatakan bahwa pistol lebih berbahaya daripada pisau, walaupun keduanya sama-sama dapat digunakan untuk membunuh karena pistol lebih cepat dan memberikan waktu yang sangat sempit bagi manusia melarikan diri. Permasalahan lainnya adalah kondisi dimana manusia tidak hanya hidup dalam dunia nyata, namun juga dalam dunia simbolis. Mereka seringkali menjadi agresif atas apa yang mereka pikir akan terjadi di masa mendatang, atau hal-hal yang diberitahukan akan terjadi di kemudian hari. Manusia juga mudah terpancing agresinya bila hal-hal yang berkaitan dengan dirinya diganggu. Misalnya, seseorang marah saat bendera negaranya dibakar dan diinjak oleh bangsa lain. Kesimpulan Sosiobiologi menggunakan prinsip-prinsip evolusi untuk menjelaskan perilaku hewan dan kemudian untuk memahami perilaku sosial dari manusia, sehingga didirikan sosiobiologi sebagai bidang ilmiah yang baru. Teori ini berpendapat bahwa semua perilaku hewan dan manusia, adalah produk dari keturunan, stimulus lingkungan, dan pengalaman masa lalu. Secara tidak langsung, teori ini membentuk argumen ilmiah untuk menolak doktrin umum tabula rasa, yang menyatakan bahwa manusia lahir tanpa isi mental bawaan dan budaya yang berfungsi

untuk meningkatkan pengetahuan manusia dan membantu dalam kelangsungan hidup dan keberhasilan. Kritik 1. Penggunaan instink dalam sosiobiologis kurang tepat diterapkan dalam perkembangan manusia. Hal ini dikarenakan manusia memiliki struktrur yang lebih kompleks daripada hewan. 2. Pada awalnya, teori ini hanya memperhatikan aspek-aspek biologis pada manusia yang membuatnya berbeda dari hewan, namun pada akhirnya sosiobiologis justru mengarah pada persamaan perkembangan yang dimiliki hewan dan manusia. 3. Sosiobiologis mereduksi manusia menjadi semata-mata hewan yang bergerak secara otomatis.

10

Anda mungkin juga menyukai