Disusun Oleh :
Tiara Astika
1335151624
PLB A 2015
Teori-Teori Belajar
1. Ivan Petrovich Pavlov
A. Biografi Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu
desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta.
Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov
lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada
tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada Institute of
Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi
pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang
Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian
sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya
adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes
(1927).Ia meninggal di Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936.
Sebenarnya ia bukan seorang sarjana psikologi dan ia pun tidak mau
disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal
yang fanatik.Cara berpikirnya adalah sepenuhnya cara berpikir ahli ilmu
faal, bahkan ia sangat anti terhadap psikologi karena dianggapnya kurang
ilmiah. Dalam penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha menghindari
konsep-konsep meupun istilah-istilah psikologi. Sekalipun demikian,
peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting, karena studinya
mengenai refleks-refleks akan merupakan dasar bagi perkembangan
aliran psikologi behaviorisme.
Pandangannya yang paling penting adalah bahwa aktivitas psikis
sebenarnya tidak lain daripada rangkaian-rangkaian refleks belaka.
Karena itu, untuk mempelajari aktivitas psikis (psikologi) kita cukup
mempelajari refleks-refleks saja. Pandangan yang sebenarnya bermula
dari seorang tokoh Rusia lain bernama I.M. Sechenov. I.M. yang banyak
mempengaruhi Pavlov ini, kemudian dijadikan dasar pandangan pula oleh
J.B. Watson di Amerika Serikat dalam aliran Behaviorismenya setelah
mendapat perubahan-perubahan seperlunya.
B. Teori Belajar dan Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik
terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini
yang dikenang darinya hingga kini. Classic conditioning (pengkondisian
atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui
percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral
dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan.
2. B.F Skinner
A. Biografi B.F Skinner
B.F. Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota kecil
bernama Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara
dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan
tahun-tahun awal kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan
yang stabil, di mana belajar sangat dihargai dan disiplin sangat kuat.
Skinner mendapat gelar BA-nya dalam sastra bahasa inggris pada tahun
1926 dari Presbyterian-founded Humilton College. Setelah wisuda, ia
menekuni dunia tulis menulis sebagai profesinya selama dua tahun.
Pada tahun 1928, ia melamar masuk program pasca sarjana psikologi
Universitas Harvard. Ia memperoleh MA pada tahun 1930 dan Ph.D pada
tahun 1931. Pada tahun 1945, dia menjadi kepala departemen psikologi
Universitas Indiana. Kemudian 3 tahun kemudian, tahun 1948, dia
diundang untuk datang lagi ke Universitas Harvard. Di Universitas
tersebut dia menghabiskan sisa karirnya. Skinner adalah seseorang yang
aktif dalam berbagai kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian,
membimbing ratusan calon doktor, dan menulis berbagai buku. Meski
tidak sukses sebagai penulis buku fiksi dan puisi, ia menjadi salah satu
penulis psikologi terbaik. Salah satu karyanya yang terkenal adalah
Walden II.Pada tanggal 18 Agustus 1980, Skinner meninggal dunia karena
penyakit Leukemia.
B. Sejarah Munculnya Teori Kondisioning Operan B.F Skinner
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an,
pada waktu keluarnya teori S-R. Waktu itu model kondisian klasik dari
Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuatpada pelaksanaan
penelitian. Istilah-istilah seperti cues (pengisyratan), purposive behavior
(tingkah laku purposive) dan drive stimuli (stimulus dorongan)
dikemukakan untuk menunjukkan daya suatu stimulus untuk
memunculkan atau memicu suatu respon tertentu.
Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex
bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak
mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya
perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana
organisme berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak
tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan
yang mempunyai pengaruh terhadap organisme dan dengan begitu
mengubah kemungkinan organisme itu merespon nanti.
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang
didirikan oleh John Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu
ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan fokus penelitian psikologi.
disebut
dengan
operant
conditioning.
Dinamakan teori Skinner karena penelitian pada teori ini dilakukan oleh
seorang ilmuan bernama lengkap Burhuss Frederic Skinner. Dia lahir
pada tanggal 20 Maret 1904 di sebuah kota kecil bernama Susquehanna,
Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga yang baik. Ia merefleksikan tahun-tahun awal
kehidupannya sebagai suatu masa dalam lingkungan yang stabil, dimana
belajar sangat dihargai dan disiplin sangat kuat. Sebelum membahas lebih
mendalam mengenai Teori Skinner ini, terlebih dahulu akan dibahas
mengenai Teori Conditioning.
Mula-mula teori Conditioning ini dipelopori oleh Ivan Pavlov (1927),
kemudian dikembangkan oleh Watson (1970). Percobaan yang dilakukan
Pavlov terhadap anjingnya menggambarkan bahwa belajar dilakukan
dengan mengasosiasikan suatu ganjaran (reward) dengan rangsangan
(stimulus) yang mendahului ganjaran itu. Perangsang bersyarat dan
perangsang tidak bersyarat merupakan pengkondisian (conditioning) di
dalam proses pembentukan perilaku. Watson mengembangkan teori ini
melalui percobaan tentang gejala takut pada anak, dengan menggunakan
tikus putih. Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses yang disebabkan
oleh adanya syarat tertentu yaitu berupa rangsangan. Pengkodisian
(conditioning) dalam bentuk rangsangan dan pembiasaan mereaksi
terhadap perangsang tertentu menimbulkan proses belajar.
Seperti Pavlov dan Watson, Skinner juga memikirkan tingkah laku
sebagai hubungan antara perangsang dan respons, tetapi berbeda
dengan kedua ilmuan yaitu Pavlov dan Watson. Skinner kurang setuju
dengan teori dari Pavlov. Skinner menyatakan bahwa teori Pavlov hanya
berlaku bagi interaksi antara stimulus dan respons yang sederhana saja.
lainnya,
respons
yang
dimunculkan,
dan
juga
berbagai
Jika
dalam
teori
Thorndike dikenal konsep reward, maka dalam teori Skinner menganggap
reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar. Reinforcement
(penguatan) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa
suatu perilaku akan terjadi. Dan Punishment (hukuman) adalah
konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Secara
umum reinforcement (penguatan) dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
a. Dari Segi Jenisnya, reinforcement dibagi menjadi dua kategori,
yaitu:
Reinforcemen primer yaitu reinforcemen yang berupa
kebutuhan dasar manusia seperti; makanan, air, keamanan,
dan kehangatan.
Reinforcemen sekunder yaitu reinforcemen yang diasosiasikan
dengan reinforcemen primer, seperti; uang mungkin tidak
mempunyai nilai bagi anak kecil sampai ia belajar bahwa uang
itu dapat digunakan untuk membeli kue kesukaannya.
b. Dari Segi Bentuknya, reinforcement dibagi menjadi dua, yaitu:
Penguatan Positifadalah penguatan berdasarkan prinsip
bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado,
Perilaku
Murid mengajukan
pertanyaan yang
bagus
Penguatan positif
Konsekuensi
Prilaku kedepan
Guru
menguji Murid mengajukan
murid
banyak pertanyaan
lebih
Penguatan negatif
Perilaku
Konsekuensi
Prilaku kedepan
Murid menyerahkan PR Guru berhenti
Murid
makin
sering
tepat waktu
menegur murid menyerahkan
PR
tepat
waktu
Hukuman
Perilaku
Konsekuensi
Prilaku kedepan
Murid menyela guru
Guru
mengajar Murid berhenti menyela
murid langsung guru
Penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk
itu,
konsekuensi
meningkatkan
prilaku.
Dalam
hukuman,
perilakunya berkurang.
Teori Skinner tidak hanya mencakup penjelasan terhadap proses
belajar sederhana, namun juga proses belajar yang kompleks, yang
dikenal dengan nama shaping (pembentukan). Proses shaping yang
dilakukan secara bertahap akan menghasilkan penguasaan terhadap
perilaku yang kompleks melalui perancangan (manipulasi) stimulus yang
diskriminatif dan penguatan. Menurut Skinner, proses shaping dapat
menghasilkan perilaku yang kompleks yang tidak memiliki kemungkinan
untuk diperoleh secara alamiah atau dengan sendirinya. Shaping yang
berkelanjutan yang dilakukan untuk memperoleh perilaku kompleks,
disebut dengan program oleh Skinner. Dari serangkaian percobaan yang
dilakukan oleh Skinner dapat disimpulkan bahwa :
a) Setiap langkah dalam proses belajar perlu dibuat pendek-pendek,
berdasarkan tingkah laku yang pernah dipelajari sebelumnya.
b) Untuk setiap langkah yang pendek tersebut disediakan penguatan yang
dikontrol dengan hati-hati.
beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah dalam waktu yang
berbeda-beda. Tugas guru berat, administrasi kompleks.
3. Edward L. Thorndike
A
Berdasarkan
eksperimen di atas,
Thorndike
berkesimpulan bahwa
belajar
adalah
hubungan
antara
stimulus dan respon.
Menurut
Thorndike,
belajar adalah proses
interaksi
antara
stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa
yang
merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah
reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.Jadi perubahan tingkah
laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat
diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran
behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat
menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat
diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan (Slavin, 2000).
.
Itulah sebabnya teori koneksionisme juga disebut S-R Bond Theory
dan S-R Psycology of learning selain itu, teori ini juga terkenal dengan
Trial and Error Learning. Istilah ini menunjuk pada panjangnya waktu
atau banyaknya jumlah kekeliruan dalam mencapai suatu tujuan. Apabila
kita perhatikan secara seksama dalam eksperimen Thorndike tadi akan
kita dapati 2 hal pokok yang mendorong timbulnya fenomena belajar
Eksperimen Eksperimen Thorndike
Pada mulanya, model eksperimen Thorndike yaitu dengan
mempergunakan kucing sebagai subjek dalam eksperimennya. Dengan
konstruksi pintu kurungan yang dibuat sedemikian rupa, sehingga kalau
kucing menyentuh tombol tertentu, maka pintu kurungan akan terbuka
dan akhirnya kucing dapat keluar dan mancapai makanan ( daging ) yang
ditempatkan di luar kurungan sebagai hadiah atau daya penarik bagi
kucing
yang
lapar
tersebut.
Thordike menafsirkan bahwa kucing itu sebenarnya tidak mengerti cara
membebaskan diri dari kurungan itu, tetapi dia belajar mencamkan
( mempertahankan ) respon respon yang benar dan menghilangkan atau
meninggalkan respon respon yang salah.Eksperimen Thorndike
tersebut mempengaruhi pikirannya mengenai belajar pada taraf insansi
( human ).
c
d
e
f
g
h
Daftar Pustaka :
Arie
Asnaldi,
2005.
Teori
http://asnaldi.multiply.com/journal/item/
Teori
B.F.
Skinner
and
radical
http://en.wikipedia.org/wiki/Behaviorism#column-one
belajar.
behaviorism,