Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT ANAK

USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DENGAN MASALAH KEBERSIHAN


GIGI DAN MULUT DI SDN 68 KOTA BENGKULU
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II

Dosen Pembimbing : Ns. Shinta, S.Kep, M.Kep

Oleh :

1. Cici Dwi Maryanti


2. Cindi Nara Cinta
3. Oktariana
4. Wenni Puspita Sari
5. Yesi Triani
6. Yoga Kristianto
7. Yulita Ade Safela

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ( JU VI)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA

KOTA BENGKULU

2023
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT

ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

1. Pengkajian Keperawatan Komunitas

A. Data Demografi
Jumlah anak di kelas 3A SDN 68 Kota Bengkulu berjumlah 19 anak, yakni 10
laki-laki, 9 perempuan.

B. Daftar Anggota Kelas 3A

no Nama Umur Jenis Kelamin


1 Fabian Putra 9 tahun Laki laki
2 Rezza Saputra 9 tahun Laki laki
3 M. Galih 9 tahun Laki laki
4 Adit Al-habsy 9 tahun Laki laki
5 Aziz 9 tahun Laki laki
6 Exell Alvaro 9 tahun Laki laki
7 Dirzan 9 tahun Laki laki
8 Irvan Chiko 9 tahun Laki laki
9 Alim 9 tahun Laki laki
10 Zaki 9 tahun Laki laki
11 Alifa rivia 11 tahun Perempuan
12 Indah julifa 9 tahun Perempuan
13 Intan salsabina 9 tahun Perempuan
14 Nayla salsabila 9 tahun Perempuan
15 Marsya salsabila 9 tahun Perempuan
16 Desti apriyani 11 tahun Perempuan
17 Kaila keristi 9 tahun Perempuan
18 Zahira adelia 9 tahun Perempuan
19 Ghea ramadani 9 tahun Perempuan

Dari 19 siswa kelas 3A SDN 68 Kota Bengkulu kami melakukan pengkajian


pada 19 anak untuk mengetahui tingkat kebersihan gigi dan mulut pada agregat
anak di kelas 3A dengan data sebagai berikut:
1) Data Hasil Penelitian
Tabel 1 (jumlah anak yang terdapat karies gigi)
Permasalahan Frekuensi
Karies gigi 10 anak
Tidak ada karies 9 anak
Data Hasil Penelitian yang
Terdapat Karies gigi
terdapat karies gigi
tidak ada karies
47%
53%

Pada diagram diatas dapat diketahui, dari total 19 anak usia sekolah di kelas
3A SDN 68 Kota Bengkulu yang terdapat Karies gigi sebanyak 10 anak (53%). Hal
ini merupakan hal yang negatif pada anak usia sekolah karena akan
mengakibatkan kerusakan pada gigi.

Tabel 2 (jumlah anak yang terdapat gigi berlubang)

Permasalahan Frekuensi
Gigi berlubang 16 anak
Tidak berlubang 3 anak

Data Hasil Penelitian yang Ter-


dapat Gigi Berlubang

16% Terdapat gigi berlubang


gigi tidak berlubang

84%

Pada diagram diatas dapat diketahui, dari total 19 anak usia sekolah di kelas
3A SDN 68 Kota Bengkulu yang terdapat gigi berlubang sebanyak 16 anak (84%).
Saat dilakukan pengkajian anak dengan gigi berlubang sering makan makanan
manis seperti Permen dan kurangnya menjaga kebersihan gigi. Hal ini merupakan
hal yang negatif pada anak usia sekolah karena mengkibatkan kerusakan pada gigi
dan anak akan rentan mengalami sakit pada gigi yang berlubang.
Tabel 3 (jumlah anak yang menggosok gigi 2 kali sehari)

Permasalahan Frekuensi

Gosok gigi 2x sehari 14


Jarang gosok gigi 5

Data Hasil Penelitian seberapa sering


anak menggosok gigi

menggosok gigi 2x sehari


26%
jarang menggosok gigi

74%

Pada diagram diatas dapat diketahui, dari total 19 anak usia sekolah di kelas
3A SDN 68 Kota Bengkulu yang menggosok gigi 2x sehari sebanyak 14 anak (74%),
sedangkan yang jarang menggosok gigi 2x sehari ada sebanyak 5 anak (26% ). Ini
merupakan hal yang negatif bagi perilaku anak usia sekolah karena kebiasaan ini
harusnya ditanamkan sejak dini, selain itu apabila tidak menggosok gigi dapat
menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan gigi dan mulut.
C. Analisa Data
Data Masalah Diagnosa Keperawatan
o Dari data yang di Ketidakefektifan Defisit kebersihan diri
dapatkan saat pemeliharaan kesehatan. pada agregat anak usia
melakukan sekolah.
pengkajian terdapat
26% anak yang
jarang menggosok
gigi 2x sehari.
o Dari data yang di Jarang menggosok gigi Resiko terjadinya karies
dapatkan terdapat dan sering memakan gigi pada agregat anak
53% anak dengan makanan manis usia sekolah
karies gigi dan 84%
anak dengan gigi
berlubang.
o Anak usia sekolah
kelas 3A sering
makan makanan
manis seperti
permen.
o Dari data yang di Kurangnya pengetahuan Defisit pengetahuan
dapatkan anak usia tentang perawatan diri
sekolah di kelas 3A
masih banyak yang
belum mengetahui
tentang menjaga
kebersihan gigi dan
mulut.

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas


a) Defisit kebersihan diri berhubungan dengan ketidak efektifan pemeliharaan
kesehatan
b) Resiko terjadinya karies gigi berhubungan dengan jarangnya menggosok gigi
c) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
perawatan diri.

3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Sasaran Wakt Tempat
u
Resiko 1. Jangka 1. Lakukan pendekatan Anak 5 April SDN 68
terjadinya panjang: secara formal dengan usia 2023 Kota
karies gigi Terbentukmy kepala sekolah, guru dan sekolah Bengkulu
pada a kelompok siswa di kelas
agregat anak usia 2. Berikan penyuluhan 3A SDN
anak usia sekolah yang kesehatan tentang karies 68 kota
sekolah peduli gigi pada kelompok Bengkulu
terhadap anak usia sekolah
kesehatan 3. Demonstrasikan cara
gigi. menggosok gigi dengan
2. jangka baik dan benar pada
pendek: kelompok anak usia
Agregat anak sekolah
mendapatkan 4. Beri kesempatan pada
pengetahuan kelompok anak usia
yang cukup sekolah untuk bersama-
tentang sama mempraktikan cara
pencegahan menggosok gigi dengan
karies gigi. baik dan benar
5. Dokumentasikan hasil
penyuluhan.
4. Implementasi
Dx keperawatan Hari/tanggal Kegiatan
Risiko terjadinya Rabu/ 5 April 1) Melakukan pendekatan secara formal
kejadian karies gigi 2023 dengan kepala sekolah, guru, dan
pada agregat anak usia siswa.
sekolah Kepala sekolah, seluruh guru, dan
petugas UKS mendukung
diadakannya penyuluhan kesehatan
tentang karies gigi di SDN 68 Kota
Bengkulu.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan
tentang karies gigi pada kelompok
anak usia sekolah. Seluruh anak
antusias dan semangat untuk
mengikuti kegiatan penyuluhan
kesehatan.
3) Mendemonstrasikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar pada
kelompok anak usia sekolah.
4) Memberi kesempatan pada kelompok
anak usia sekolah untuk bersama-
sama mempraktikan cara menggosok
gigi dengan baik dan benar, Seluruh
anak antusias dan semangat untuk
bersama-sama mempraktikan cara
menggosok gigi dengan baik dan
benar.
5) Mendokumentasikan hasil penyuluhan
tentang kebersihan gigi dan mulut.
5. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses dari
pelaksanaan diagnosa keperawatan pertama di SDN 68 Kota Bengkulu adalah 100%
peserta hadir, 90% peserta terlibat aktif dalam diskusi dan pelaksanaan kegiatan
berjalan sesuai alokasi waktu. Evaluasi hasil yang dapat diketahui adalah melalui
peningkatan pengetahuan kelompok anak usia sekolah tentang cara menggosok gigi
dengan baik dan benar yang dapat dilihat dari antusias anak usia sekolah dalam
mempraktikan cara menggosok gigi dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai